Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ESSAY

“ACUTE APPENDICITIS”

BLOK DIGESTIVE II

NAMA : Iffah Putri Andini


NIM : 018.06.0002
KELAS :B
DOSEN : dr. I Made Naris Pujawan, M.Biomed., Sp.PA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

TAHUN 2021
ACUTE APPENDICITIS

Apendisitis akut adalah suatu kondisi inflamasi pada apendiks yang menyebabkan
timbulnya nyeri abdomen terutama pada bagian kanan bawah akibat tersumbatnya lumen
karena fekalit, hiperplasia jaringan limfoid dan cacing usus. Obstruksi lumen merupakan
penyebab utama apendisitis. Obstruksi tersebut dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi
bakteri yang dapat memicu terjadinya respon inflamasi. Angka kejadian apendisitis baik di
luar negeri maupun di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apendisitis dapat
dijumpai pada semua usia, namun yang paling sering adalah pada rentan usia antara 20
sampai 30 tahun. Gejala yang umumnya timbul pada apendisitis akut adalah awalnya nyeri
daerah epigastrik atau bagian bawah umbilikus disertai dengan demam. Nyeri didahului mual
dan muntah yang kemudian menjalar hingga perut kanan bawah disertai timbulnya anoreksia.
yang ditandai dengan nyeri abdomen periumbilikal, mual, muntah, lokalisasi nyeri ke fosa
iliaka kanan,

Diagnosis apendisitis akut dapat dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik


serta pemeriksaan penunjang, yaitu berupa pemeriksaan laboratorium, pencitraan dan
histopatologis. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, sebagian besar pasien akan
mengeluhkan gejala berupa gejala klasik yaitu terjadi referral pain dari epigastrik ke lateral
dan menetap pada iliaca dextra. Selain itu juga, nyeri tekan Mc Burney merupakan tanda
positif secara universal pada apendisitis akut. Gambaran histopatologinya harus ditemukan
neutrophil. Pada pemeriksaan laboratorium, jumlah leukosit umumnya meningkat pada
apendisitis akut yakni sekitar 10.000-18.000 sel/mm. Peningkatan jumlah neurtofil (shift to
the left) dengan jumlah normal leukosit menunjang diagnosis klinis apendisitis. Pemeriksaan
pencitraan yang dapat dilakukan adalah USG, CT-scan, dan MRI. Pemeriksaan pencitraan
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis apendisitis akut dengan manifestasi klinis
yang tidak khas.

Adapun penatalaksanaan pada kasus ini dapat dengan non operatif dan operatif. Pada
tatalaksana non operatif, pasien yang telah didiagnosis mengalami apendisitis akut harus
dipuasakan terlebih dahulu dan diberikan analgetik serta antiemetik jika diperlukan untuk
mengurangi gejala. Kemudian dapat diberikan antibiotik yaitu kombinasi sefalosporin dan
tinidazol atau penisilin spektrum luas yang dikombinasikan dengan penghambat betalaktam
sedang. Namun apabila kondisi pasien memburuk atau pengobatan dengan antibiotik tidak
berhasil, maka harus segera dilakukan operasi apendisitis (apendektomi). Apendektomi
dilakukan dengan open surgery atau laparoskopi. Kedua prosedur ini memiliki risiko yang
sangat rendah, morbiditas dan mortalitas tergantung dari tingkat keparahan apendisitis.

REFERENSI

Wibowo, W.J., dkk. 2020. Hubungan Onset Keluhan Nyeri Perut dan Jumlah Leukosit
dengan Tingkat Keparahan Apendisitis Akut pada Anak. Health & Medical Journal,
Volume 2 (2).

Sani, N., dkk. 2020. Karateristik Pasien Apendisitis Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Malahayati Nursing Journal, Volume 2 (3).

Fransisca, C., dkk. 2019. Karakteristik Pasien dengan Gambaran Histopatologi Apendisitis
di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015-2017. Jurnal Medika Udayana, Volume 8 (7).

Erianto, M., dkk. 2020. Perforasi pada Penderita Apendisitis di RSUD DR.H.Abdul Moeloek
Lampung. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Volume 11 (1).

Baresti, S.W., dkk. 2017. Sistem Skoring Baru untuk Mendiagnosis Apendisistis Akut. Jurnal
Majority, Volume 6 (3).

Putra, H.A., dkk. 2015. Hubungan Mulai Nyeri Perut dengan Tingkat Keparahan Apendisitis
Akut Anak Berdasarkan Klasifikasi Cloud di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
JOM FK, Volume 1 (2).

Sakti, B.T., dkk. 2016. Gambaran Klinis Pasien Apendisitis Akut dengan Menggunakan
Penilaian Tzanakis Skor dan Alvarado Skor di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2014. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Volume 3 (2).

Khairiyyah, S.F., dkk. 2020. Analisis Jumlah Leukosit, Lama Gejala dan Suhu Tubuh
Sebagai Prediktor Lamanya Operasi pada Kasus Apendisitis Akut. Tarumanagara
Medical Journal, Volume 2 (2).

Yuandi, N., dkk. 2021. Manifestasi Klinis Apendisitis Akut pada Anak di Rumah
Sakit Islam Banjarnegara. Jurnal Health Sains, Volume 2 (5).

Alnaz, A.R.M., dkk. 2020. Matriks Metalloproteinase (MMP) Sebagai Biomarker Terjadinya
Perforasi pada Apendisitis Akut. JIMKI, Volume 8 (2).

Finansah, Y.W., dkk. 2021. Tatalaksana Appendisitis Akut di Era Pandemi COVID-19.
Surabaya: UMSurabaya Publishing.
Susanto, S. 2021. Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-Scan untuk Diagnosis Apendisitis
Akut pada Anak. Jurnal Kedokteran Meditek, Volume 27 (1).

Anda mungkin juga menyukai