Anda di halaman 1dari 27

Perusahaan besar tidak pernah luput dari sumber daya manusia yang disiplin, handal

dan terampil, majunya suatu perusahaan selalu berkaitan erat dengan meningkatnya
kemampuan dari sumber daya manusia yang berada di dalam Lingkungan Perusahaan
tersebut, namun dibalik semua kemajuan perusahaan selalu ada ketentuan dan tata aturan
yang mengikat kedua belah pihak baik Pengusaha maupun Karyawan;

Ketentuan dan Tata Aturan yang benar melahirkan suatu budaya pekerjaan yang
baik, etos kerja yang tinggi serta tingkat kedisiplinan yang efektif sehingga tercipta suatu
lingkungan pekerjaan yang tentram, nyaman dan kondusif, kesadaran akan hak dan
kewajiban merupakan benih dasar majunya suatu perusahaan dan majunya suatu
perusahaan berdampak langsung terhadap majunya kesejahteraan dari seluruh perangkat di
dalam Lingkungan Perusahaan tersebut khususnya terhadap Karyawan dari perusahaan itu
sendiri;

Demi terciptanya suatu Perusahaan yang dicita-citakan Perusahaan bersama ini


menyusun suatu pedoman mengenai peraturan dan tata tertib kerja, pengupahan,
jaminan / bantuan sosial, hubungan kekaryawanan, dan syarat - syarat kerja yang dimuat
dalam suatu Peraturan Perusahaan sehingga segala bentuk tindakan Karyawan pada
Perusahaan baik tindakan positif maupun tindakan negatif masing-masing dari tindakan
tersebut memiliki akibat tersendiri

Adapun Peraturan Perusahaan ini dibuat selaras dengan ketentuan yang berlaku
positif dengan mengedepankan jiwa Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 serta
seluruh ketentuan terkait Hubungan Industrial maupun ketentuan lain yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut.

1
PENGANTAR HALAMAN 1
BAB I UMUM HALAMAN 3
PASAL 1 Pengertian dan Istilah HALAMAN 3 - HALAMAN 5
PASAL 2 Pihak Pihak yang Berkepentingan HALAMAN 6
PASAL 3 Ruang Lingkup Peraturan HALAMAN 6 – HALAMAN 7
PASAL 4 Tujuan HALAMAN 7
PASAL 5 Isi Peraturan Perusahaan HALAMAN 7
PASAL 6 Hak dan Kewajiban PerusahaanDan Karyawan HALAMAN 7 – HALAMAN 8
PASAL 7 Rahasia Perusahaan HALAMAN 8
BAB II HUBUNGAN KERJA HALAMAN 9
PASAL 8 Penerimaan Karyawan HALAMAN 9
PASAL 9 Perjanjian Kerja HALAMAN 9
PASAL 10 Penempatan dan Penetapan Jabatan HALAMAN 9 – HALAMAN 10
PASAL 11 Mutasi, Promosi, Demosi dan Prosedurnya HALAMAN 10
PASAL 12 Bantuan Perpindahan Lokasi Kerja / Mutasi HALAMAN 10 - HALAMAN 11
BAB III WAKTU KERJA HALAMAN 11
PASAL 13 Hari Kerja dan Jam Kerja HALAMAN 11
PASAL 14 Kerja Lembur HALAMAN 11 – HALAMAN 12
PASAL 15 Istirahat HALAMAN 12 – HALAMAN 13
BAB IV SISTEM PENGUPAHAN HALAMAN 13
PASAL 16 Dasar Pengupahan HALAMAN 13
PASAL 17 Pengaturan Upah HALAMAN 13
PASAL 18 Komponen Upah HALAMAN 13
PASAL 19 Komisi / Insentif HALAMAN 14
PASAL 20 Tunjangan Hari Raya HALAMAN 14
BAB V PERLINDUNGAN TENAGA KERJA HALAMAN 14
PASAL 21 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan HALAMAN 14 – HALAMAN 15
PASAL 22 BPJS dan Bantuan Sosial HALAMAN 15
BAB VI LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN HALAMAN 15
PASAL 23 Cuti Tahunan HALAMAN 15 – HALAMAN 16
PASAL 24 Cuti Melahirkan/Gugur Kandungan HALAMAN 16 – HALAMAN 17
PASAL 25 Cuti Sakit HALAMAN 17
PASAL 26 Ijin Meninggalkan Pekerjaan HALAMAN 17 - HALAMAN 18
BAB VII KESELAMATAN, KESEHATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA HALAMAN 18
PASAL 27 Keselamatan dan Kesehatan Kerja HALAMAN 18 – HALAMAN 19
PASAL 28 Perlengkapan Kerja HALAMAN 19
BAB VIII TATA TERTIB DAN SANKSI – SAKSI HALAMAN 19
Pasal 29 Tata Tertib dan Disiplin Kerja Umum HALAMAN 19 – HALAMAN 20
Pasal 30 Pelanggaran dan Sanksi – Sanksi HALAMAN 20 - HALAMAN 21
BAB IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA HALAMAN 21
PASAL 31 Pengaturan Umum HALAMAN 21
PASAL 32 PHK karena Pelanggaran Peraturan HALAMAN 22 - HALAMAN 23
PASAL 33 PHK karena Pertimbangan Perusahaan HALAMAN 23 – HALAMAN 24
PASAL 34 Pemutusan Hubungan Kerja atas Permintaan Sendiri HALAMAN 24
PASAL 35 Ganti Rugi HALAMAN 24
PASAL 36 Hutang Piutang Karyawan HALAMAN 24
BAB X PENANGANAN DAN CARA PENYELESAIAN PENGADUAN ATAU KELUHAN HALAMAN 25
PASAL 37 Tata Cara Penyampaian Keluh Kesah Karyawan HALAMAN 25
BAB XI PELAKSANAAN HALAMAN 25
PASAL 38 Hak Penafsiran Sepenuhnya Oleh Perusahaan HALAMAN 25
PASAL 39 Berlakunya Peraturan Perusahaan HALAMAN 25
BAB XII PENUTUP HALAMAN 26

Page 2
PASAL 40 Ketentuan Penutup HALAMAN 26
BAB I
UMUM

PASAL 1
PENGERTIAN DAN ISTILAH

Setiap istilah yang didefinsikan di bawah ini memiliki arti khusus yang berkaitan dengan
kepentingan Perusahaan dan Karyawan PERUSAHAAN dan akan disebutkan dalam ketentuan-
ketentuan Peraturan Perusahaan ini dengan menggunakan huruf kapital serta memiliki arti yang
sama seperti yang telah didefinisikan. Dalam peraturan perusahaan ini, yang dimaksud dengan:

1. PERUSAHAAN
Adalah PERUSAHAANyang didirikan dan tunduk kepada Hukum Indonesia berdasarkan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 4 tertanggal 3 Maret 2020 yang dibuat di hadapan
Mike Mardiana Puspitasari, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bandung, yang telah disahkan
berdasarkan Keputusan Meteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-0013430.AH.01.01.TAHUN 2020 tertanggal 4 Maret 2020 dan mencari keuntungan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Adalah area atau lingkungan dimana Perusahaan berikut cabang Perusahaan melakukan
aktivitas atau kegiatan usahanya, termasuk pula area atau lingkungan di sekitarnya yang
masih merupakan kesatuan dari area lingkungan tersebutbeserta area atau lingkungan yang
saat ini belum dimiliki dan/atau digunakan oleh Perusahaan namun dikemudian hari akan
digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan aktivitas atau kegiatan usahanya.

3. TEMPAT KERJA
Adalah setiap lokasi baik tertutup atau terbuka yang ditentukan oleh Perusahaan sebagai
lokasi untuk melakukan aktivitas pekerjaan, baik tetap maupun sementara.

4. PENGUSAHA
Adalah orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu Perusahaan.

5. KARYAWAN
Adalah mereka yang diterima sebagai pekerja menurut dalam Peraturan Perusahaan ini baik
tetap maupun tidak tetap dan tidak tetap yang terikat dan mengikatkan diri secara resmi
dengan Perusahaan melalui perjanjian kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat 2
Peraturan Perusahaan ini.

6. KELUARGA KARYAWAN
Adalah 1 (satu) orang istri atau suami sah beserta maksimum 3 (tiga) orang anak yang sah
menurut peraturan perundang-undangan dari Karyawan sampai sampai batas usia 21 (dua
puluh satu) tahun dan terdaftar dalam administrasi Perusahaan dengan ketentuan belum
bekerja atau belum menikah dan masih menjadi tanggungan Karyawan.

Page 3
7. AHLI WARIS
Adalah keluarga atau orang yang ditunjuk atau yang dikuasakan oleh Karyawan maupun
secara hukum untuk menerima segala bentuk pembayaran dalam kaitannya dengan
terbukanya kewarisan dan sesuai dengan ketentuan hukum kewarisan yang berlaku.

8. ORANG DEWASA
Adalah orang laki-laki maupun perempuan yang berusia 18 (delapan belas) tahun ke atas.

9. HARI KERJA
Adalah hari – hari di mana Karyawan wajib melakukan pekerjaan sebagaimana ditetapkan
Perusahaan dan tidak ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan sebagai Hari Libur.

10. HARI LIBUR


Adalah:
a. Hari – hari istirahat yang diberikan kepada Karyawan Karena telah bekerja paling banyak
5 (lima) hari atau 6 (enam) hari berturut – turut.
b. Hari Libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dan atau Perusahaan.

11. HARI
Adalah waktu 1 (satu) hari selama 24 (dua puluh empat) jam.
A. Siang hari
Adalah waktu antara waktu 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
B. Malam hari
Adalah waktu antara pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00.

12. 1 (SATU) MINGGU atau SEMINGGU


Adalah waktu selama 7 (tujuh) Hari.

13. UPAH
Adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari Perusahaan kepada Karyawan dengan
komponen sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18 Peraturan Perusahaan dan telah
disepakati oleh pihak Perusahaan dan Karyawan dalam perjanjian kerja untuk suatu
Pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan menurut suatu tujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas
dasar suatu perjanjian kerja antara Perusahaan dan Karyawan.

14. UPAH POKOK


Adalah imbalan jasa dalam bentuk uang yang bersifat tetap dalam periode tertentu.

15. TUNJANGAN TETAP


Adalah tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang yang bersifat tetap dalam periode
tertentu.

16. TUNJANGAN JABATAN


Adalah yang diberikan kepada Karyawan sehubungan dengan kedudukan/posisi tertentu di
dalam Perusahaan, yang nilai dan sistemnya diatur tersendiri melalui keputusan direksi.

17. KOMISI / INSENTIF


Adalah imbalan jasa dalam bentuk uang yang diberikan kepada Karyawan bagian tertentu
yang bersifat tidak tetap, tergantung dari ukuran hasil kerja dari Karyawan yang

Page 4
bersangkutan dalam periode tertentu maupun ukuran lainnya yang ditentukan oleh
Perusahaan selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

18. JAM KERJA NORMAL


Adalah waktu dimana Karyawan melakukan suatu pekerjaan menurut jadwal yang
ditentukan oleh Perusahaan.

19. JAM KERJA LEMBUR


Adalah waktu kegiatan kerja yang dilakukan di luar Jam Kerja Normal sesuai dengan perintah
lisan dan atau Surat Perintah Lembur (SPL) dari Atasan yang berwenang.

20. JAM ISTIRAHAT


Adalah waktu dimana Karyawan tidak melakukan kegiatan pekerjaan paling lama 1 (satu)
jam setelah bekerja 4 (empat) jam berturut-turut dan kemudian kembali melanjutkan
pekerjaan sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditentukan oleh Perusahaan.

21. JABATAN
Adalah kedudukan yang menunjukan tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang
Karyawan sesuai dengan struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan.

22. MUTASI
Adalah pemindahan seorang Karyawan dari suatu bagian kebagian lain dan/atau dari satu
area kerja ke area kerja lainnya yang tingkat Jabatannya dinilai sama atau setaraf dengan
tidak mengurangi hak Karyawan.

23. PROMOSI
Adalah Kenaikan tingkat (promosi) yaitu pemindahan seorang Karyawan dari suatu bagian
kebagian lain atau suatu bagian dengan tingkat Jabatan yang lebih tinggi.

24. DEMOSI
Penurunan tingkat (demosi) yaitu pemindahan seorang Karyawan dari satu bagian kebagian
lain yang tingkat Jabatannya lebih rendah dikarenakan suatu masalah atau pelanggaran yang
dilakukan oleh Karyawan, dengan tidak berkurangnya Upah kecuali Tunjangan Jabatan atau
pencabutan fasilitas lainnya.

25. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Adalah pengakhiran hubungan kerja Karena hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya
hak dan kewajiban antara Perusahaandan Karyawan.

26. PERATURAN PERUSAHAAN


Adalah peraturan Perusahaan ini yang dibuat pada tanggal [#] yang didalamnya memuat
seluruh ketentuan mengenai hak dan kewajiban, tata tertib, tugas dan tanggung jawab bagi
Perusahaan dan Karyawan.

27. SKORSING
Adalah menonaktifkan aktivitas Karyawan dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai
Karyawan yang sedang bermasalah selama jangka waktu tertentu.

Page 5
PASAL 2
PIHAK – PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

Peraturan Perusahaan ini melibatkan dua pihak yaitu:

1. PENGUSAHA PERUSAHAAN

Adalah PERUSAHAAN adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan tunduk kepada
Hukum Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 4 tertanggal 3
Maret 2020 yang dibuat di hadapan Mike Mardiana Puspitasari, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Bandung, yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Meteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia No. AHU-0013430.AH.01.01.TAHUN 2020 tertanggal 4 Maret 2020.

2. KARYAWAN

a. Karyawan Dalam Masa Percobaan


1. Masa percobaan ditetapkan untuk paling lama 3 (tiga) bulan.
2. Karyawan yang menjalani masa percobaaan wajib diberitahukan secara tertulis
kapan mulai dan berakhirnya masa percobaan tersebut.
3. Pengawasan dan penilaian pada masa percobaan dilakukan oleh atasan langsung.
4. Dalam masa percobaan, baik Perusahaan maupun karyawan dapat melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak dengan pemberitahuan 1 x 24 jam,
tanpa ada tuntutan ganti rugi dalam bentuk apapun.
5. Perusahaan tidak wajib memberikan Surat Keterangan Kerja dalam masa
percobaan.

b. Karyawan Tetap adalah karyawan yang terikat hubungan kerja untuk waktu tidak
tertentu dengan Perusahaan dan telah melewati hubungan kerja waktu tertentu serta
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan termasuk telah melewati
masa percobaan selama 3 (bulan).

c. Karyawan Waktu Tertentu adalah karyawan yang terikat hubungan kerja dengan
Perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Karyawan Waktu Tertentu dibagi menjadi:
 Karyawan Harian adalah karyawan yang melakukan pekerjaan tertentu dan dapat
berubah-ubah dalam hal waktu maupun volume pekerjaan, dengan menerima Upah
berdasarkan upah harian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 Karyawan Kontrak adalah karyawan yang terikat hubungan kerja waktu tertentu
dengan Perusahaan dan memenuhi persyaratan penerimaan karyawan yang telah
ditetapkan dan mendapatkan Upah setiap bulannya.

PASAL 3
RUANG LINGKUP PERATURAN

1. Peraturan Perusahaan ini memuat syarat-syarat kerja, tata tertib Perusahaan serta memuat
hak dan kewajiban Perusahaan dan Karyawan.

2. Pengusaha dan Karyawan mempunyai hak – hak dan kewajiban – kewajiban lainnya yang
diatur dalam perundang – undangan Republik Indonesia.

Page 6
3. Peraturan ini berlaku untuk seluruh Karyawan dan semua golongan serta tingkat yang ada di
Perusahaan.

4. Hal – hal yang belum dijalankan secara terperinci dalam Peraturan Perusahaan ini, akan
diatur dan ditetapkan melalui keputusan Direksi yang dilampirkan dengan Peraturan
Perusahaan ini dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 4
TUJUAN

1. Tujuan dari peraturan ini untuk membina hubungan kerja yang sehat, memelihara,
meningkatkan ketenangan, kepuasan kerja dan keserasian dalam usaha sebagai syarat
utama untuk tercapainya tujuan timbal balik.

2. Juga dimaksudkan untuk menjelaskan hak – hak dan kewajiban – kewajiban Perusahaan dan
Karyawan, untuk mengatur cara penyelesaian perbedaan pendapat sehingga dapat
menghindari gangguan terhadap jalannya pekerjaan, serta untuk memelihara dan
meluaskan kerjasama dan hubungan yang serasi di antara Perusahaan dan Karyawan.

PASAL 5
ISI PERATURAN PERUSAHAAN

1. Peraturan Perusahaan ini memuat syarat – syarat kerja dan tata tertib bagi seluruh
Karyawan.

2. Masing-masing pihak bertanggung jawab untuk menyebarluaskan Peraturan Perusahaan ini,


kepada seluruh Karyawan agar dapat diketahui dan dilaksanakan Peraturan Perusahaan ini.

3. Masing -masing pihak berkewajiban untuk mentaati isi Peraturan Perusahaan ini dan
menertibkan para Karyawan serta para pihak dapat saling mengingatkan apabila tidak
mengindahkan isi Peraturan Perusahaan ini.

PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAANDAN KARYAWAN

1. HAK PERUSAHAAN
a. Bahwa Perusahaan mempunyai wewenang penuh dalam mengatur dan mengelola
jalannya kegiatan usahaPerusahaan.
b. Bahwa Perusahaan berhak serta berwenang penuh untuk menerima, mengangkat dan /
atau memindahkan seorang Karyawan untuk, dari atau suatu Jabatan / pekerjaan dan /
atau tempat tertentu sesuai kemampuan / keterampilan yang bersangkutan serta
memupuk daya guna kerja dan menuntun tanggung jawab kerja dari seorang Karyawan.
c. Memberikan sanksi terhadap Karyawan dalam hal Karyawan melanggar Peraturan
Perusahaan, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Perusahaan dan peraturan
perundang-undangan.

Page 7
2. KEWAJIBANPERUSAHAAN
Memberikan Upah, tunjangan dan fasilitas kesejahteraan atas pikiran, jasa dan karya
Karyawan dengan selalu memperhatikan kemampuan Perusahaan danperaturan perundang
– undangan yang berlaku.

3. HAK KARYAWAN
a. Memperoleh imbalan jasa dengan memperhatikan Peraturan Perusahaan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Memperoleh tunjangan dan fasilitas kesejahteraan bagi Karyawan sesuai dengan
Peraturan Perusahan yang berlaku.
c. Memperoleh kesempatan untuk maju dan mengembangkan diri sesuai dengan potensi
dan prestasinya.
d. Menyampaikan saran, keluhan atau perselisihan kepada atasan / Perusahaan dan
penyelesaian yang baik, memadai dan memuaskan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

4. KEWAJIBAN KARYAWAN
a. Bersedia ditugaskan di seluruh wilayah kerja Perusahaan.
b. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan berusaha semaksimal
mungkin meningkatkan serta mengembangkan kemampuan kerja untuk mendukung
kemajuan Perusahaan.
c. Menjaga dan merawat aset Perusahaan serta kelangsungan proses kerja dan
melaporkan kepada Perusahaan setiap kehilangan atau kerusakan barang Perusahaan.
d. Mematuhi Peraturan Perusahan dan ketentuan-ketentuan Perusahaan lainnya serta
perintah dari atasan yang relevan dengan tugasnya dan tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai diri sendiri maupun pekerjaannya
dan pekerjaan sesamaKaryawan kepada atasan dan Perusahaan apabila hal tersebut
diminta.
f. Memegang teguh dan menyimpan segala keterangan atau data yang dianggap sebagai
rahasia Perusahaan.

PASAL 7
RAHASIA PERUSAHAAN

Seluruh Karyawan yang karena pekerjaan /Jabatannya memperoleh informasi mengenai rahasia
Perusahaan, wajib menjaga dan tidak boleh dibicarakan kepada orang lain yang tidak berhak
termasuk suami / istri, orang tua, saudara, Karyawan lainnya.

Page 8
BAB II
HUBUNGAN KERJA

PASAL 8
PENERIMAAN KARYAWAN

1. Perusahaan dalam menerima karyawan disesuaikan dengan kebutuhannya dan didasarkan


atas persyaratan-persyaratan umum dan persyaratan Jabatan yang ditetapkan oleh
Perusahaan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah :


a. Warga Negara Indonesia(WNI);
b. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk;
c. Berkelakuan Baik berdasarkan keterangan dari instansi yang berwenang;
d. Tidak terikat pada instansi lainnya;
e. Minimal berusia 18(delapan belas)tahun(dibuktikan denganakte kelahiran / surat kenal
lahir);
f. Membuktikan salinan-salinan ijazah dengan memperlihatkan aslinya kepada bagian legal
dan atau personalia ataupun pimpinan Perusahaan yang ditetapkan berwenang dalam
hal sebagaimana dimaksud; dan
g. Lolos tahapan seleksi yang dilakukan olehPerusahaan.

3. Persyaratan Jabatan yang harus dipenuhi, disesuaikan dengan tuntutan padapekerjaan yang
akan dipegang dan ditetapkan dalam peraturan tersendiri.

4. Proses seleksi pelamar oleh bagian HRD / personalia /pejabat Perusahaan Yang Berwenang
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Seleksi administrasi;
b. Seleksi keadaan jasmani;
c. Psikotes, tes keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan bidang pekerjaannya; dan
d. Wawancara dengan HRD dan calon atasan.

PASAL 9
PERJANJIAN KERJA

1. Karyawan yang telah lulus seleksi dan diterima di Perusahaan akan terikat perjanjian kerja
antara Karyawan dan Perusahaan.
2. Sebelum hubungan kerja dengan Perusahaan disahkan, setiap Karyawan wajib membaca dan
memahami buku Peraturan Perusahaan dan suatu perjanjian kerja yang menguraikan secara
khusus syarat-syarat mengenai hubungan kerjanya.

PASAL 10
PENEMPATAN DAN PENETAPAN JABATAN

1. Dengan memperhatikan bakat, pendidikan, kecakapan, pengalaman, prestasi dan dedikasi


Karyawan serta persyaratan Jabatan bagi Karyawan yang bersangkutan.

Page 9
2. Apabila menurut keadaan dibutuhkan seseorang untuk mengisi suatu Jabatan, maka
Perusahaan akan mendahulukan Karyawan yang telah ada, sepanjang syarat-syarat tersebut
pada ayat 1 pasal ini dipenuhi.
3. Adapun pengaturan tentang jenjang Jabatan dan pengesahannya diatur tersendiri melalui
keputusan Direksi.

PASAL 11
MUTASI, PROMOSI, DEMOSI, DAN PROSEDURNYA

1. Atas dasar penilian terhadap kemampuan dan prestasi kerja Karyawan, maka Perusahaan
dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemindahan (mutasi) yaitu pemindahan seorang Karyawan dari suatu bagian kebagian
lain dan/atau dari satu area ke area kerja lainnya yang tingkat Jabatannya dipihak
samaatau setaraf dengan tidak mengurangi hak Karyawan;
b. Kenaikan tingkat (promosi)yaitu pemindahan seorang Karyawan dari suatu bagian
kebagian lain atau suatu bagian dengan tingkat Jabatan yang lebih tinggi; dan/atau
c. Penurunan tingkat (demosi) yaitu pemindahan seorang Karyawan dari satu bagian
kebagian lain yang tingkat Jabatannya lebih rendah dikarenakan suatu masalah atau
pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan, dengan tidak berkurangnya Upah kecuali
Tunjangan Jabatan atau pencabutan fasilitas lainnya.

2. Pada dasarnya pelaksanaan Mutasi, Promosi dan Demosi Jabatan, bersifat mendidik dan
membimbing bagi perkembangan karir Karyawan serta memperhatikan efisiensi dan
produktivitas Perusahaan.

3. Khusus mengenai pemindahan Karyawan antar perusahaan afililasi dilakukan atas dasar
kesepakatan dengan Karyawan bersangkutan.

PASAL 12
BANTUAN PERPINDAHAN LOKASI KERJA / MUTASI

1. Perusahaan dengan dasar pertimbangan kepentingan Perusahaan secara keseluruhan,


kemampuan dan prestasi kerja berhak untuk melakukan Mutasi / pemindahan Karyawan
baik mutasi / pemindahan antar bagian maupun lokasi kerja.

2. Karyawan tidak dapat menolak dilakukan Mutasi/ dipidahkan semata-mata atas dasar alasan
pribadinya dan dalam hal Karyawan melanggar hal tersebut, pelanggaran tersebut dianggap
sebagai pelanggaran disiplin kerja yang merugikan Perusahaan dan dapat dikenakan sanksi
sebagaimana diatur pada pasal 36 ayat 3 Peraturan Perusahaan ini.

3. Karyawan dengan levelmanajer yang dipindahkan / dilakukan Mutasioleh Perusahaan dari


lokasi / kota awal masuk kerja ke lokasi / kota lain demi kepentingan Perusahaan dapat
dipertimbangkan oleh direksi untuk memperoleh bantuan berupa:
a. Perumahan, berupa mess perusahaan atau kontrak rumah selama penempatan, yang
jumlah dan jangka waktunya akan ditetapkan secara terpisah melalui keputusan direksi.
b. Bantuan biaya tranportasi Karyawan.

Page 10
c. Bantuan biaya tranportasi pulang pergi ke kota asal untuk Karyawan.

4. Besarnya bantuan biaya perpindahan ditetapkan secara terpisah melalui keputusan direksi
dengan memperhatikan tingkat golongan pekerja Karyawan dan lokasi / kota tujuan.

5. Bantuan pada ayat 1 di atas hanya dapat diambil pada masa waktu yang telah ditentukan
oleh direksi.

BAB III
WAKTU KERJA

PASAL 13
HARI KERJA DAN JAM KERJA

1. Hari Kerja memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta kebutuhan


Perusahaan, waktu kerja diatur sebagai berikut:
a. 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) Hari atau 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) Minggu
untuk 5 (Lima) Hari Kerja dalam 1 (satu) Minggu untuk Karyawan.
b. Waktu istirahat selama 1 (satu) jam setiap Hari Kerja tidak diperhitungkan sebagai waktu
kerja.

2. Untuk kepentingan jalannya Perusahaan, setiap waktu Perusahaan berhak untuk merubah
waktu kerja tersebut dengan tetap memperhatikan ketentuan ayat 1 butir a dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Karyawan wajib menaati waktu kerja yang telah ditetapkan Perusahaan sebagaimana
tersebut diatas.

Peraturan jam kerja dan waktu istirahat yang berlaku adalah sebagai berikut:

HARI JENIS KARYAWAN ISTIRAHAT JAM KERJA


Senin - Jumat Manajerial dan 12.00 – 13.00 08.00 – 12.00
Operasional 13.00 – 17.00

PASAL 14
KERJA LEMBUR

1. Pada prinsipnya Perusahaan tidak menghendaki adanya kerja lembur (kerja yang melampaui
waktu yang tercantum dalam pasal 14 ayat 2 diatas), karenanya setiap Karyawan tidak boleh
menunda-nunda Pekerjaan dan wajib melaksanakan setiap Pekerjaan yang sedianya dapat
dikerjakan saat itu juga.

2. Apabila Perusahaan memerlukan dan atas petujuk Perusahaan, Karyawan berkewajiban


untuk bekerja lembur termasuk pada Hari Libur, antara lain dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Banyaknya / volume / target pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pada waktu kerja
normal Karyawan.

Page 11
b. Terdapat pekerjaan mendesak yang harus diselesaikan dengan segera, untuk
menghindari timbulnya kerugian Perusahaan atau membahayakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
c. Dalam keadaan darurat seperti misalnya kebanjiran, kebakaran termasuk panggilan
untuk mengatasi masalah.

3. Menyelesaikan tugas yang melebihi batas waktu, bisa dikategorikan kerja lembur kecuali
bagi Karyawan yang jenis pekerjaannya mempunyai hari dan jam kerja sendiri.

4. Perusahaan dapat menetapkan pembatasan maksimum jumlah Jam Kerja Lembur pada 1
(satu) bulan.

5. Hal-hal yang tidak termasuk kategori kerja lembur:


a. Pelatihan, pendidikan dan kegiatan kerohanian.
b. Rapat-rapat dan pengarahan dari pihak manejemen.
c. Jam perjalanan dinas.
d. Keterlambatan perjalanan yang terjadi karena kesalahan atau kesengajaan Karyawan.
e. Kegiatan yang bertujuan untuk kesejahteraan Karyawan.
f. Kegiatan tertentu yang ada hubungannya dengan usaha pembebasan keamanan
Perusahaan/Negara serta peringatan-peringatan hari nasional dan hari ulang tahun
Perusahaan.

6. Upah lembur hanya diberikan kepada Karyawan golongan (grade) supervisor ke bawah
(Kepmenaker No.102/Men/VI/2004) dan tidak berlaku bagi Karyawan yang termasuk
golongan Jabatan tertentu yang memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana,
pelaksana, dan pengendali jalannya Perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat dibatasi
menurut waktu kerja yang telah ditetapkan Perusahaan seperti Direktur, General Manager,
Manager, Supervisor, dan Jabatan lain yang dipertimbangkan oleh Perusahaan untuk tidak
mendapatkan upah lembur karena sudah dikomposisikan ke dalam Upah.

7. Pembayaran upah lembur bagi staf diberikan dengan kondisi kelebihan jam kerja di Hari
Libur dengan memperhatikan kepentingan operasional Perusahaan dan peraturan
perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.

PASAL 15
ISTIRAHAT

1. Istirahat pada waktu kerja adalah pada jam atau Hari Kerja seperti diatur dalam BAB III
Peraturan Perusahaan ini.

2. Istirahat mingguan adalah istirahat yang diberikan kepada Karyawan setelah dalam
Seminggu bekerja maksimum selama 40 (empat puluh) jam. Adapun pengaturannya seperti
tertera dalam BAB III Peraturan Perusahaan ini dan khususnya untuk seksi – seksi tertentu
diatur sendiri sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dengan berpedoman pada peraturan
perundangan yang berlaku.

Page 12
3. Istirahat sakit adalah istirahat yang diberikan kepada Karyawan yang tidak masuk kerja
karena sakit dengan mendapat Upah dan harus ada surat keterangan dokter yang disetujui
oleh pejabat yang ditunjuk Direksi.

BAB IV
SISTEM PENGUPAHAN

PASAL 16
DASAR PENGUPAHAN

1. Upah diberikan atas dasar pikiran, jasa dan karya Karyawan dengan selalu memperhatikan
kemampuan Perusahaan, perkembangan tingkat hidup, peraturan perundang-undangan dan
peraturan pemerintah yang berlaku.

2. Bentuk dan macam kompenen Upah disusun berdasarkan ketetapan direksi yang bertujuan
agar cukup mampu menarik, mempertahankan dan memelihara kemantapan dan motivasi
kerja Karyawan yang mempertimbangkan:
a. Kemampuan Perusahaan;
b. Produktifitas dan kinerja Karyawan;
c. Sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan.

3. Upah Karyawan pada hakekatnya adalah bersifat rahasia / pribadi dan bukan untuk
diketahui atau dibicarakan dengan pihak yang tidak berkepentingan.

PASAL 17
PENGATURAN UPAH

1. Struktur dan skala Upah disusun Perusahaan dengan memperhatikan pangkat / golongan,
Jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi Karyawan.

2. Pembayaran Upah dilakukan pada setiap akhir bulan untuk Karyawan.

3. Kenaikan Upah dilakukan dengan memperhatikan tingkat biaya hidup setiap tahun dan tidak
lebih rendah dari upah minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang berada
dalam satu region Lingkungan Perusahaan.

4. Dalam hal mana Upah Karyawan diambil oleh Pihak Ketiga lainnya, maka Pihak tersebut
wajib membawa surat kuasa yang ditandatangani diatas materai oleh Karyawan
bersangkutan disertai dengan melampirkan fotocopy KTP penerima kuasa serta ID
CardKaryawan dan surat kuasa hanya berlaku untuk 1 (satu) kali pengambilan Upah.

PASAL 18
KOMPONEN UPAH

Komponen Upah terdiri dari Upah Pokok ditambah dengan Tunjangan Tetap dan Komisi /
Insentif bagi Karyawan yang berhak atas Upah tersebut.

Page 13
PASAL 19
KOMISI / INSENTIF

Perhitungan dan tata cara pelaksanaan pembayaran Komisi / Insentif ditetapkan terpisah melalui
keputusan Direksi dengan mempertimbangkan:

a. Tingkat kesulitan usaha.


b. Kebijakan Perusahaan dalam hal pemasaran yang berlaku di masing masing daerah.
c. Penerimaan pembayaran yang diperoleh sehubungan usaha menjual dalam periode
tertentu.

PASAL 20
TUNJANGAN HARI RAYA

1. Perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan kepada seluruh Karyawan sesuai
Permenaker No. 06 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Karyawan di
Perusahaan.

2. Tunjangan hari raya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan 1 (satu) kali dalam
setahun yaitu pada Hari Raya Keagamaan.

3. Berdasarkan Tunjangan Hari Raya dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan sebagai berikut :

a. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus
atau lebih, diberikan Tunjangan Hari Raya sebesar 1 (satu) bulan Upah.
b. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja minimal 1 (satu) bulan atau lebih tetapi
kurang dari 1 (satu) tahun, akan diberikan Tunjangan Hari Raya secara proporsional
sesuai dengan bulan masa kerja pada saat pemberian Tunjangan Hari Raya. Rumus
perhitungan sbb:
THR = Masa Kerja (Bulan) x 1 (satu) bulan Upah
12

BAB V
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

PASAL 21
JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

1. Pada dasarnya Perusahaan membantu menciptakan Keluarga Karyawan yang sehat dan
sejahtera bagi setiap Karyawan melalui Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan dan/ atau asuransi kesehatan.

2. Jaminan pemeliharaan kesehatan diperuntukkan bagi :

a. Karyawan beserta keluarganya yaitu 1 (satu) istri atau suami yang sah dan 3 (tiga) anak
(pertama, kedua dan ketiga yang belum bekerja dan menikah) untuk biaya rawat jalan
maupun rawat inap.
b. Bantuan biaya melahirkan dari istri yang sah hanya sampai dengan anak ke 3 (tiga).

Page 14
c. Khusus bagi Karyawan wanita apabila suaminya bekerja maka jaminan pemeliharaan
kesehatan hanya berlaku bagi dirinya sendiri kecuali janda atau tempat dimana
suaminya bekerja tidak menyediakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarganya
dengan dilengkapi surat keterangan dari Perusahaan suami.

PASAL 22
BPJS DAN BANTUAN SOSIAL

1. Semua karyawan yang bekerja di Perusahaan diikutsertakan dalam program BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan yang mencakup asuransi kecelakaan kerja, kematian dan
tabungan hari tua yang diselenggarakan oleh pemerintah, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 44, 45, 46 tahun 2015 dan Perpres III, tahun 2013.

2. Pembayaran iuran premi untuk program tabungan hari tua pada ayat 1 diatas ditanggung
bersama oleh Perusahaan dan Karyawan yang besarnya ditetapkan oleh direksi secara
terpisah dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 44, 45, 46 tahun 2015 dan
Perpres III, tahun 2013.

3. Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja akan menerima tunjangan kecelakaan kerja /
ganti rugi yang diberikan penyelenggara program melalui Perusahaan sesuai dengan
ketentuan perundang – undangan yang berlaku.

4. Tunjangan kematian dan tabungan hari tua dibayarkan oleh penyelenggara program melalui
Perusahaan kepada ahi waris Karyawan yang telah berhenti bekerja sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 44 tahun 2015.

5. Apabila Karyawan meninggal dunia karena kecelakaan kerja maupun bukan karena
kecelakaan kerja maka kepada Ahli Waris yang bersangkutan akan diberikan:
a. Upah penuh pada bulan berjalan.
b. Uang duka cita yang besarnya berpedoman pada ketentuan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
c. Hak – hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

6. Apabila anggota Keluarga Karyawan (istri/suami/anak) meninggal dunia maka Perusahaan


akan memberikan bantuan duka cita yang besar dan bentuknya diatur tersendiri oleh
pimpinan Perusahaan.

BAB VI
LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

PASAL 23
CUTI TAHUNAN

1. Cuti tahunan dimaksudkan untuk menjaga kesegaran jasmani dan rohani Karyawan.
2. Perusahaanmenentukan tahun takwim absensi yang dimulai tanggal efektifnya Karyawan
bekerja di Perusahaan, hingga tepat 1 (satu) tahun kemudian.

Page 15
3. Demi tertibnya administrasi Personalia, permohonan untuk istirahat tahunan harus diajukan
secara tertulis dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan oleh bagian
HRD/Personalia, dan dengan memperhatikan tata acara sebagai berikut :
a. Pengajuan cuti tahunan harus diajukan 2 (dua) Minggu sebelumnya. Hal ini untuk
menghindari agar tidak terjadi hambatan pekerjaan Karyawan yang bersangkutan.
b. Bagian HRD/Personalia meniliti permohonan tersebut dan selanjutnya mencantumkan
sisa cuti tahunan dari Karyawan yang bersangkutan.
c. Cuti tahunan belum dapat dilaksanakan sebelum formulir permohonan dimaksud
disahkan oleh bagian HRD/Personalia.
d. Permohonan cuti tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari atasan langsung.
e. Kepentingan/kelancaran jalannya aktivitas Perusahaan harus menjadi dasar
pertimbangan dalam pengambilan cuti tahunan.
4. Hak cuti Karyawan akan gugur dengan sendirinya apabila dalam waktu 12 (dua belas) bulan
terhitung sejak timbulnya hak cuti tersebut, Karyawan tidak menggunakannya bukan karena
alasan-alasan dari Perusahaan.
5. Pelaksanaan cuti tahunan dapat diatur oleh Perusahaan secara bergilir dan dapat dibagi
menjadi beberapa bagian dengan tetap berpedoman dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Pada prinsipnya Perusahaan mendorong Karyawan untuk menggunakan hak cuti tahunannya
sebagai waktu istirahat. Apabila karena kepentingan dan alasan-alasan dari Perusahaan hak
cuti tahunan seorang Karyawan ditangguhkan, maka kepada Karyawan yang bersangkutan
dapat diberikan kompensasi berupa uang sebagai pengganti hak cuti tahunan tersebut, yang
perhitungannya adalah :

Kompensasi cuti tahunan = K X Upah

30

Dengan K : jumlah hari kompensasi cuti tahunan

30 : rata-rata Jumlah hari dalam 1(satu) bulan

7. Dalam hal sangat mendesak atau Force Majeur, Perusahaan dapat memanggil kembali
Karyawan yang sedang menjalani cuti tahunan untuk bekerja kembali dalam hal demikian
sisa cuti tahunannya akan diatur kembali dengan sebaik-baiknya oleh Perusahaan.

PASAL 24
CUTI MELAHIRKAN/GUGUR KANDUNGAN

1. Kepada Karyawan wanita diberikan istirahat melahirkan yaitu 1 1/2 (satu setengah) bulan
sebelum dan 1 1/2 (satu setengah) bulan setelah melampirkan surat keterangan dokter atau
bidan yang merawatnya serta surat nikah, Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk suami
istri.
2. Kepada Karyawan wanita yang mengalami keguguran kandungan karena alasan medis yang
dibuktikan surat keterangan dokter, surat nikah, Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk
suami istri, diberikan istirahat berdasarkan sertifikat / surat keterangan dokter yang

Page 16
dilegalisir oleh pejabat yang ditunjuk oleh Direksi, selama 1 1/2 (satu setengah) bulan dengan
mendapat Upah penuh.

PASAL 25
CUTI SAKIT

1. Perusahaan hanya mengakui surat keterangan sakit dari dokter yang mempunyai ijin praktik
dari departemen kesehatan.

2. Pembayaran Upah selama sakit berkepanjangan :


Karyawan yang tidak kerja terus menerus yang disebabkan dalam keadaan sakit yang
sungguh – sungguh atau dalam perawatan di rumah sakit sesuai dengan perintah dokter
yang sah, dapat memperoleh Upah yang dibayarkan menurut ketentuan sebagai berikut :
a. Sakit terus menerus selama 4 (empat) bulan pertama : Upah dibayarkan penuh 100%
b. Sakit terus menerus selama 4 (empat) bulan kedua : Upah dibayarkan 75%
c. Sakit terus menerus selama 4 (empat) bulan ketiga : Upah dibayarkan 50%
d. Sebelum dilakukan proses PHK oleh Perusahaan diberikan 25% gaji Karyawan yang
bersangkutan.

3. Apabila terus menerus tidak dapat bekerja selama lebih dari 12 (dua belas) bulan karena
dalam keadaan sakit, baik dirawat di rumah atau di rumah sakit atau Karyawan diakibatkan
sakitnya dalam kondisi (keadaan) fisik dan mental yang tidak tepat lagi untuk bekerja,
Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dengan Karyawan yang bersangkutan
dengan hormat dan diberikan hak-haknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.

PASAL 26
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

1. Pada dasarnya Upah tidak dibayarkan bila Karyawan tidak melakukan pekerjaan.

2. Ijin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapatkan Upah, dengan melampirkan bukti
yang sah dalam hal:
a. Perkawinan Karyawan sendiri : 3 (tiga) Hari berturut-turut.
Untuk pernikahan yang kedua dan seterusnyaPerusahaan memberikan ijin selama cuti,
Upah Karyawan yang bersangkutan tidak dibayarkan.
b. Menikahkan anak yang sah : 2 (dua) Hari berturut-turut.
c. Istri sah Karyawan (yang terdaftar di Perusahaan) melahirkan atau keguguran kandungan
: 2 (dua) hari berturut-turut.
d. Suami/istri, orangtua/mertua, anak/menantu, adik kandung/kakak kandung, meninggal
dunia : 2 (dua) hari berturut-turut.
e. Mengkhitankan anak Karyawan yang sah : 2 (dua) Hari berturut-turut.
f. Membaptiskan anak Karyawan yang sah : 2 (dua) Hari berturut-turut.
g. Anggota Keluarga Karyawan dalam satu rumah meninggal dunia : 1 (satu) Hari.

Page 17
3. Penambahan ijin meninggalkan pekerjaan di atas dapat diberikan dengan cara mengajukan
cuti dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada atasan, dan diketahui oleh
HRD/Personalia maksimum 3 (tiga) hari.
4. Hari yang dimaksud dalam ayat 2 ini adalah Hari Kerja, dan Karyawan tidak mendapatkan
kompensasi atau penggantian apapun jika ijin tidak digunakan secara penuh.
5. Karyawan yang sakit terus-menerus akan mendapatkan ijin meninggalkan pekerjaan
dariPerusahaan atas dasar rujukan dokter dan Karyawan tersebut tetap mendapatkan Upah
yang besarnya dan jangka waktunya ditentukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Perusahaan dapat memberikan ijin dan Upah kepada Karyawan yang menjalankan tugas
negara dengan ketentuan selama menjalankan tugas negara itu Karyawan mendapatkan
upah dari negara, makan ketentuan mengenai Upah dari Perusahaan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Perusahaan memberikan ijin dan Upah kepada Karyawan yang tidak dapat menjalankan
pekerjaannya karena memenuhi kewajiban ibadah haji dengan waktu paling lama 40 (empat
puluh) Hari, dan ijin hanya diberikan untuk sekali selama bekerja di Perusahaan, kecuali
ditentukan lain oleh Perusahaan.
8. Perusahaan dapat memberikan ijin meninggalkan pekerjaan tanpa Upah kepada Karyawan
dengan mempertimbangkan setiap kejadian atau pengajuan dari Karyawan, misalnya :
a. Karyawan yang belum berhak atas cuti atau melebihi hari yang diijinkan pada
pelaksanaan cuti, selama tidak lebih dari 12 (dua belas) Hari Kerja dalam 1 (satu) tahun.
b. Cuti diluar tanggungan Perusahaan.

9. Karyawan yang tidak hadir bekerja karena alasan-alasan seperti disebutkan dalam pasal 30
ayat 8 diatas dikenakan potongan Upah sebesar = 1/30 X Upah, dan dikenakan pada bulan
berikutnya.

BAB VII
KESELAMATAN, KESEHATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA

PASAL 27
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja serta mencapai produktivitas kerja yang
optimal, Perusahaan bersama Karyawan berusaha :
a. Menciptakan, memelihara dan meningkatkan kebersihan di Tempat Kerja dan sekitarnya
serta kesehatan Karyawan.
b. Menciptakan, memelihara dan meningkatkan ketertiban di Tempat Kerja serta
keamanan kerja.
c. Menetapkan teknik kerja yang tepat dan penyempurnaannya.

2. Perusahaan dan Karyawan bersama-sama merealisasikan ketiga usaha tersebut di atas


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku serta
pelaksanaannya, dilakukan secara konsekuen dengan tujuan untuk mencegah gangguan
keselamatan dan kesehatan kerja denga cara :

Page 18
a. Menaati sepenuhnya peraturan kebersihan, kesehatan, ketertiban dan keamanan.
b. Melakukan langkah – langkah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya gangguan
keselamatan dan kesehatan serta produktivitas kerja.
c. Mengatasi keadaan yang dapat mengganggu usaha – usaha tersebut di atas.

PASAL 28
PERLENGKAPAN KERJA

1. Perlengkapan kerja mencakup :


a. Pakaian seragam kerja yang dilengkapi dengan tanda pengenal dari Perusahaan.
b. Alat pelindung kerja di samping pakaian seragam untuk melindungi Karyawan dalam
melakukan pekerjaan tertentu.

2. Perusahaan memberikan perlengkapan kerja sesuai dengan peraturan dan kemampuan


Perusahaan.

3. Jenis pekerjaan yang menggunakan pakaian seragam ditetapkan oleh manajemen yaitu :
a. Manager dan Supervisor
b. Karyawan Staff
c. Karyawan Toko
d. Satpam

4. Alat pelindung, peralatan dan kelengkapan kerja lainnya disediakan oleh Perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

5. Karyawan wajib menyimpan, memelihara dan menggunakan sebaik – baiknya pakaian,


peralatan dan perlengkapan kerja yang merupakan Inventaris Perusahaan.

6. Sebagai langkah pengamanan maka setiap penggantian perlengkapan kerja oleh Perusahaan,
Karyawan berkewajiban mengembalikan perlengkapan kerja yang lama kepada Perusahaan
dalam kondisi apapun.

7. Pimpinan kerja dan semua aparat Perusahaan yang berwenang berkewajiban untuk
melaksnakan dan mengawasi ketentuan pakaian, peralatan dan perlengkapan kerja yang
telah disediakan serta mengadakan administrasi yang baik untuk hal tersebut di atas.

8. Perusahaan dapat membebankan kepada Karyawan apabila perlengkapan pekerjaan yang


menjadi Inventaris Perusahaan hilang maupun rusak yang diakibatkan oleh kelalaian
Karyawan.

BAB VIII
TATA TERTIB DAN SANKSI – SAKSI

PASAL 29
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA UMUM

Setiap Karyawan diwajibkan:


1. Mendaftarkan kehadiran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 19
2. Berada di Tempat Kerja dimana Karyawan yang bersangkutan ditempatkan 10 (sepuluh)
menit sebelum dimulainya jam kerja.
3. Melaksanakan tugas dan kewajiban masing – masing sesuai dengan ketentuan serta
mengindahkan petunjuk dan Instruksi dari pimpinan atau atasannya.

PASAL 30
PELANGGARAN DAN SANKSI – SANKSI

Setiap Karyawan yang sudah atau yang baru mulai bekerja di Perusahaan wajib membaca,
memahami, dan menghayati isi Peraturan Perusahaan ini. Karyawan yang tidak mematuhi
Peraturan Perusahaan ini dapat diberikan sanksi yang terdiri dari :

1. Teguran Lisan
Peneguran lisan dapat dilakukan oleh atasan langsung jika pelanggaran dilakukan tidak
secara sengaja atau bersifat pelanggaran ringan dan baru pertama kali dilakukan, misalnya:
a. Meja kerja atau lingkungan kerja berantakan saat pulang kerja.
b. Mengabaikan kesehatan dan kerapihan penampilan diri.
c. Duduk di meja kerja.
d. Dan lain sebagainya sesuai yang diatur di dalam tata tertib kerja.

2. Pelanggaran yang mendapatkan Surat Peringatan I (pertama) adalah:


Diberikan kepada Karyawan dalam hal antara lain:
a. Masih melakukan pelanggaran walaupun sudah diberikan teguran lisan.
b. Tidak mengenakan seragam atau mengenakan seragam yang tidak sesuai.
c. Datang terlambat sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan, dengan alasan yang tidak
dapat diterima oleh Perusahaan. Keterlambatan mana tidak melebihi 5 (lima) menit jam
masuk kerja.
d. Tidak masuk kerja selama 1 (satu) Hari tanpa keterangan yang jelas (mangkir) dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh Perusahaan.
e. Tidak bekerja pada jam kerja tanpa seijin atasan atau HRD/Personalia.
f. Menggunakan komputer untuk program permainan di dalam jam kerja.
g. Tidak mengenakan ID Card pada saat jam kerja.
h. Tidak absen pada saat datang dan pulang kerja sebanyak 1 (satu) kali.
i. Karyawan yang menolak untuk menandatangani surat peringatan dalam batas waktu 1
(satu) Hari atau 24 (dua puluh empat) jam setelah surat peringatan dibuat akan langsung
diberikan sanksi surat peringatan yang lebih tinggi, sampai pada Pemutusan Hubungan
Kerja.

Peringatan ini berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan dan dilaksanakan oleh pejabat
yang ditunjuk manajemen.

3. Pelanggaran yang mendapatkan Surat Peringatan II (kedua) adalah:


Diberikan Karyawan dalam hal antara lain:
a. Mangkir 2 (dua) Hari berturut-turut dalam 1 (satu) bulan.
b. Terlambat masuk kerja salama 4 (empat) kali dalam 1 (satu) bulan dengan alasan yang
tidak dapat diterima oleh Perusahaan. Keterlamabatan mana tidak melebihi dari 5 (lima)
menit dari jam kerja masuk.

Page 20
c. Tidak mengikuti pelatihan atau pertemuan yang diwajibkan oleh Perusahaan tanpa
alasan yang dapat diterima oleh Perusahaan.
d. Tanpa sengaja merusak atau menghilangkan barang-barang atau aset Perusahaan.
e. Tetap melakukan pelanggaran walaupun sudah diberikan Surat Peringatan I (kesatu)
yang masih berlaku.

Peringatan ini berlaku untuk jangka waktu 8 (delapan) bulan dan dilaksanakan oleh pejabat
yang ditunjuk manajemen.

4. Pelanggaran yang mendapatkan Surat Peringatan III (ketiga) adalah:


Diberikan Karyawan dalam hal antara lain:
a. Mangkir Selama 3 (tiga) Hari berturut-turut dalam 1 (satu) bulan.
b. Terlambat masuk kerja selama 5 (lima) kali dalam 1 (satu) bulan dengan alasan yang
tidak dapat diterima oleh Perusahaan. Keterlamabatan yang dimaksud tidak lebih dari 5
(lima) menit setelahjam kerja masuk.
c. Menolak untuk melakukan pekerjaan dan penugasan yang wajar dari Perusahaan
ataupun atasan, walaupun telah diperingatkan secara lisan sebelumnya.
d. Tidak cakap dalam melakukan tugas sehari-hari walaupun sudah diberikan kesempatan
untuk memperbaiki kinerjanya.
e. Meninggalkan pekerjaan sebelum pada waktunya tanpa seijin atasan atau pejabat yang
berwenang,
f. Ceroboh dalam mejalankan tugas sehingga menyebabkan dirinya atau Karyawan lainnya
tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
g. Menggunakan barang-barang milik Perusahaan untuk keperluan pribadi.
h. Menjalankan atau menggunakan peralatan kerja yang bukan kewenangannya dan/atau
tanpa sepengetahuan dan seijin atasan dan/atau pihak yang berwenang.
i. Tidak bersedia diperiksa lockernya, tas, termasuk pemeriksaan “body check” : pakaian
dan barang-barang/accessories yang sedang digunakan Karyawan dengan pertimbangan
keamanan.
j. Tetap melakukan pelanggaran walaupun sudah diberikan Surat Peringatan II (kedua)
yang masih berlaku.

Peringatan ini berlaku untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan dilakukan oleh pejabat
yang ditunjuk manajemen Perusahaan.

BAB IX
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 31
PENGATURAN UMUM

1. Pada dasarnya diusahakan semaksimal mungkin untuk tidak melakukan Pemutusan


Hubungan Kerja.
2. Bila terpaksa dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja berpedoman pada undang-undang yang
berlaku (Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan);

Page 21
PASAL 32
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PELANGGARAN PERATURAN

Pelanggaran – pelanggaran yang dengan alasan mendesak dikenakan sanksi Pemutusan


Hubungan Kerja dan berpedoman pada peraturan perundang – undangan yang berlaku yaitu
sebagai berikut:

1. Memberikan informasi/dokumen yang tidak benar atau sengaja dibuat tanpa fakta dan data
yang sesungguhnya sehingga merugikan Perusahaan, termasuk didalamnya adalah membuat
dokumen yang terkait dengan Perusahaan tanpa persetujuan Perusahaan atau pejabat yang
berrwenang, menandatangani dokumen Perusahaan yang bukan wewenangnya atau tanpa
persetujuan pejabat yang berwenang.
2. Melakukan kegiatan yang terkait dengan Narkotika dan obat-obatan terlarang atau mabuk
minuman keras baik di Lingkungan Perusahaan maupun diluar Perusahaan pada saat jam
kerja.
3. Menolak Mutasi berdasarkan perintah Perusahaan.
4. Melakukan perbuatan asusila di Tempat Kerja.
5. Melakukan tindak kejahatan yang diancam pidana penjara, atau perbuatan yang tidak
menyenangkan yang diatur oleh hukum di Indonesia seperti, pencurian, penipuan,
penggelapan barang atau uang milik Perusahaan , tindakan menyerang, mengintimidasi
Pengusaha maupun sesama Karyawan lainnya termasuk berkelahi di Lingkungan
Perusahaan.
6. Melakukan kelalaian atau kesengajaan sehingga menyebabkan diri sendiri, Karyawan lain,
Pengusaha dan/atau aset Perusahaan dalam keadaan kritis atau terancam di Lingkungan
Kerja.
7. Membongkar rahasia Perusahaan atau mencemarkan nama baik pimpinan Perusahaan dan
keluarganya yang seharusnya dirahasiakan sehingga merugikan Perusahaan.
8. Meminta/menerima hadiah, Komisi, imbalan, dan/atau kompensasi lainnya dari pihak ketiga
yang mempunyai kepentingan terhadap Perusahaan untuk kepentingan pribadi.
9. Karyawan yang dinyatakan terbukti bersalah oleh Pengadilan Negeri baik karena tuduhan
Perusahaan maupun pihak lain.
10. Melakukan tindak pidana, setelah diadakan pemeriksaan oleh Perusahaan ternyata tindakan
tersebut terbukti memenuhi unsur tindak pidana atau perdata yang berkaitan dengan
Perusahaan tetapi belum diatur dalam pasal ini.
11. Melakukan pemindahan, penyimpanan, pengeluaran barang atau aset milik Perusahaan baik
fisik maupun administratif tanpa melalui tahapan yang ditentukan oleh Perusahaan.
12. Melakukan kegiatan dan/atau permainan dalam bentuk apapun pada jam kerja, termasuk
namun tidak terbatas pada perjudian, permainan dalam handphone, dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang mengganggu jam kerja.
13. Tidur pada saat jam kerja.
14. Bersikap tidak sopan terhadap atasan, Karyawan laindan/atau tamu Perusahaan.
15. Merokok di tempat yang mudah terkena bahaya kebakaran atau ditempat yang bertanda
dilarang merokok.
16. Bekerja di Institut/lembaga lain dengan menggunakan waktu kerjanya di Perusahaan dan
atau menggunakan sumber daya lainnya milik Perusahaan dan berpotensi merugikan
Perusahaan.

Page 22
17. Mengorganisir/mengikuti pertemuan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari
pada jam kerja.
18. Melakukan dan/atau mengajak teman sekerja atau Pengusaha untuk melakukan perbuatan
yang melanggar peraturan perundang-undangan.
19. Menyebarkan selebaran/dokumen atau pengumuman di luar konteks pekerjaan tanpa seijin
dari pihak yang berwenang atau HRD/Personalia.
20. Merobek, mencoret-coret pengumuman resmi yang dikeluarkan Perusahaan.
21. Merusak, membuka, mengkonsumsi produk milik Perusahaan.
22. Tidak masuk kerja tanpa ijin atasan selama 5 (lima) Hari berturut-turut dan sudah dipanggil
secara patut dan tertulis oleh pihak Perusahaan sebanyak 2 (dua) kali.
23. Membawa senjata tajam atau senjata api yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
24. Tetap melakukan pelanggaran yang dapat terkena sanksi surat peringatan walaupun sudah
diberi Surat Peringatan III (ketiga) yang masih berlaku.

PASAL 33
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PERTIMBANGAN PERUSAHAAN

1. Pemutusan hubungan kerja atas dasar pertimbangan Perusahaan terjadi apabila :


a. Karyawan tidak mampu menunjukan kinerja yang ditetapkan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya selama dalam masa percobaan setelah melalui proses penilaian
tanpa mendapat kompensasi apapun dari Perusahaan.
b. Karyawan melakukan pelanggaran serius seperti telah disebut dalam pasal pelanggaran
dan sanksi, dan pelanggaran terhadap disiplin kerja atau peraturan lainnya dari
perusahaan, dengan merujuk kepada ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Karyawan melakukan kembali pelanggaran yang dapat berakibat terkena Surat
Peringatan pada saat:
1) Karyawan telah menerima surat peringatan III (ketiga) yang masih berlaku.
2) Karyawan menerima surat pembebasan tugas sementara, tetapi Karyawan tersebut
tetap tidak dapat menunjukan suatu perubahan positif mengenai tingkah lakunya.
d. Karyawan ditahan pihak yang berwajib atas tindak pidana yang diduga dilakukannya dan
telah melebihi waktu 6 (enam) bulan takwim sejak ditahan atau telah divonis bersalah
oleh pengadilan.

2. Pemberhentian Karyawan dengan hormat dilakukan untuk sanksi sebagai berikut :


a. Karyawan telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun.
b. Karyawan meninggal dunia.
c. Penyusutan Karyawan yang disebabkan Perusahaan mengalami kemunduran usaha,
sehingga demi menyelamatkan kelangsungan usaha, Perusahaan terpaksa mengambil
tindakan Pemutusan Hubungan Kerja dengan merujuk kepada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Ketidakmampuan bekerja akibat sakit yang berkepanjangan ataupun penyakit yang
dikategorikan sebagai penyakit yang akut secara fisik maupun mental dan penyakit yang
dianggap berbahaya ataupun menular, dan hal ini dibuktikan dengan surat keterangan
dari dokter.

Page 23
3. Dalam hal terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja, Perusahaan memberikan hak-hak
Karyawan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

PASAL 34
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS PERMINTAAN SENDIRI

1. Pemutusan hubungan kerja atas permintaan sendiri (mengundurkan diri secara baik) pada
dasarnya dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis sekurang-
kurangnya 2 (dua) bulan sebelumnya.

2. Perusahaan tidak berkewajiban untuk memberikan uang pesangon dan untuk penghargaan
masa kerja tetapi memperoleh uang pisah. Besarnya uang pisah adalah sebagai berikut:
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun sampai 6 (enam) tahun = 50% x Upah
b. Masa kerja 6 (enam) tahun sampai 9 (sembilan) tahun = 75% x Upah
c. Masa kerja 9(sembilan) tahun ke atas mendapatkan 1 (satu) bulan gaji pokok.

Uang pisah yang dikualifikasikan Perusahaan sebagai pengunduran diri dan akibat kesalahan
berat :
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun sampai dengan 9 (sembilan) tahun = 50% x Upah
b. Masa kerja 9 (sembilan) tahun keatas = 75% x Upah

PASAL 35
GANTI RUGI

1. Perusahaan berhak mengajukan ganti rugi kepada Karyawan bilamana Karyawan secara
sengaja atau tidak disengaja melakukan pelanggaran sebagai berikut:
a. Menghilangkan dokumen Perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan.
b. Mengakibatkan kerusakan, tidak berfungsinya secara baik dan/atau hilangnya asset milik
Perusahaan.
c. Melakukan kesalahan pelaksanaan prosedur yang mengakibatkan kerugian Perusahaan.

2. Besarnya ganti rugi yang diajukan oleh Perusahaan akan ditentukan tersendiri berdasarkan
kebijakan dan ketentuan manajemen.

PASAL 36
HUTANG PIUTANG KARYAWAN

1. Sehubungan dengan terputusnya hubungan kerja antara Karyawan dan Perusahaan, maka
hutang piutang dan/atau ganti rugi kepada Perusahaan dengan bukti yang sah
diperhitungkan sekaligus dari Upah dan uang pesangon atas nama Karyawan.

2. Bila hutang dan/atau ganti rugi itu tidak mencukupi dapat diperhitungkan dengan sumber-
sumber lainnya milik Karyawan, Pemutusan Hubungan Kerja ini tidak secara otomatis
membebaskan Karyawan dari sisa hutang-piutang kepada Perusahaan.

Page 24
BAB X
PENANGANAN DAN CARA PENYELESAIAN PENGADUAN ATAU KELUHAN

PASAL 37
TATA CARA PENYAMPAIAN KELUH KESAH KARYAWAN

1. Karyawan dianjurkan untuk menyampaikan keluh-kesahnya kepada atasan Perusahaan


langsung secara lisan atau tulisan.
2. Apabila persoalan yang diajukan tidak dapat diselesaikan antara Karyawan dengan atasan
yang bersangkutan maka persoalan tersebut dapat diajukan kepada HRD/Personalia.
3. Bila belum didapatkan penyelesaian, dapat diteruskan ketingkat pimpinan Perusahaan atau
yang diwakilkan.
4. Dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja pimpinan Perusahaan akan mengeluarkan keputusan/
ketentuan yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
5. Apabila dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah dikeluarkan ketentuan pimpinan Perusahaan,
Karyawan yang bersangkutan tidak mengajukan keberatan atas ketentuan pimpinan
Perusahaan tersebut, maka dianggap telah menyetujui ketentuan dan permasalahan
tersebut dianggap selesai.
6. Selama proses penyelesaian permasalahan berlangsung, masing-masing pihak baik itu
Perusahaan maupun Karyawan wajib menjaga hubungan baik satu sama lainnya, serta
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melaksanakan tugas pekerjan seperti biasa.

BAB XI
PELAKSANAAN

PASAL 38
HAK PENAFSIRAN SEPENUHNYA OLEH PERUSAHAAN

1. Menjadi tugas dan hak Perusahaan dalam pemahaman terhadap Peraturan Perusahaan ini,
maka bila terdapat kekurangjelasan dalam pemahaman terhadap Peraturan Perusahaan ini
akandituangkan dalam peraturan pelaksanaan maupun penjelasan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan disusun kembali dan ditetapkan secara
tertulis dalam Surat Keputusn Direksi.
3. Ketentuan-ketentuan di atas merupakan aturan yang harus dilaksanakan dengan konsekuen.
4. Semua keputusan berlaku sejak surat keputusan ditandatangani.

PASAL 39
BERLAKUNYA PERATURAN PERUSAHAAN

Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal disahkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi untuk masa waktu 2 (dua) tahun.Peraturan Perusahaan ini digunakan dan berlaku
bagi seluruh cabang PERUSAHAAN.

Page 25
BAB XII
PENUTUP

PASAL 40
KETENTUAN PENUTUP

1. Pengusaha bersama-sama seluruh pimpinan berkewajiban memberikan pengarahan dan


sosialisasi mengenai isi Peraturan Perusahaan ini.
2. Selama belum mempunyai Peraturan Perusahaan yang baru, maka ketentuan didalam
peraturan ini tetap berlaku.
3. Dalam hal terdapat perubahan peraturan perundang-undangan dalam tingkat manapun
yang berkaitan dan mempengaruhi ketentuan dalam Peraturan Perusahaan, maka pihak
Perusahaan akan menyesuaikan Peraturan Perusahaan ini dengan perubahan peraturan
perundang-undangan tersebut.
4. Peraturan dan ketentuan yang sudah ada dan bersifat lokal sepanjang tidak bertentangan
dengan pasal-pasal yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini tetap berlaku.

Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak disahkan.

Sudah dikonsultasikan dengan karyawan :

1.

2.

3.

4.

5.

Ditetapkan di : Bandung

Pada Tanggal : __________

_______________
DIREKTUR

Page 26
TANDA TERIMA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap :

Jabatan :

NIK :

Departemen / Divisi :

Cabang / Store :

Dengan ini menyatakan telah menerima buku Peraturan Perusahaan (PP) PERUSAHAAN.

_________, __ _________ _____

Ttd Karyawan

(______________)

*Catatan: setelah diisi dan ditandatangani, lembar ini agar diserahkan ke HRD/Personalia
PERUSAHAAN

Page 27

Anda mungkin juga menyukai