Anda di halaman 1dari 190

ANALISIS MISKONSEPSI SUB MATERI SISTEM SARAF

PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 CANDIMULYO


MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE
INDEX (CRI)

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh

Icha Pamira
1810305018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN 2022
ii
iii
iv
MOTTO

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt
akan memudahkan baginya jalan menuju surga”

(HR. Muslim)

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian
sendiri”

(QS. Al-Isra:7)

“Cukup jadi diri sendiri tidak perlu iri dengan yang lain, sesungguhnya Allah

telah menetapkan takdir terbaik untuk setiap hamba-Nya”

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang berharga dalam hidup
saya yang telah berperan penting dalam proses penyelesaian studi ini hingga
selesai pada waktu yang tepat.

1. Kedua orang tua saya, Bapak Subakir dan Ibu Utaminingsih yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus dan selalu mendoakan,
mendidik, memberikan semangat dan dukungan di setiap langkah saya.

2. Kakak kandung dan kakak ipar saya, Alvian Utoyo dan Siti Laili Zumrotin
yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dan semangat.

3. Ibu Ika Sukmawati, M.Pd. dan Ibu Karunia Galih Permadani, M.Sc., selaku
dosen pembimbing saya yang telah rela meluangkan waktunya untuk
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Keluarga besar saya yang tidak dapat saya sebut satu persatu, yang selalu
memberikan dorongan dan semangat untuk saya.

5. Sahabat terbaik saya, Ditaul Safitri yang telah memberikan semangat dan
dukungan, yang selalu menemani saya dalam suka maupun duka dan menjadi
saksi perjalanan studi saya dari awal sampai selesai.

6. Sahabat-sahabat saya, Hagni Sukma A.B dan Vika Taniya R yang telah
membantu saya selama masa kuliah, selalu memberikan motivasi dan
dukungan.

7. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2018 atas kebersamaannya selama


kuliah di Universitas Tidar.

8. Keluarga Mahasiswa Blora (KAMABA) yang telah menerima saya sebagai


keluarga selama tinggal di Magelang. Terima kasih atas dukungan, semangat
dan kebersamaan yang hangat.

vi
ABSTRAK

Pamira, Icha. 2022. “Analisis Miskonsepsi Sub Materi Sistem Saraf pada Siswa
Kelas XI MIPA SMAN 1 Candimulyo Menggunakan Metode Certainty
of Response Index (CRI)”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Tidar. Pembimbing
I Ika Sukmawati, M.Pd., Pembimbing II Karunia Galih Permadani, M.Sc.

Skripsi berjudul “Analisis Miskonsepsi Sub Materi Sistem Saraf pada Siswa
Kelas XI MIPA SMAN 1 Candimulyo Menggunakan Metode Certainty of
Response Index (CRI)” dilatarbelakangi oleh fenomena di sekolah yaitu siswa
yang kesulitan memahami konsep yang ada pada materi pelajaran biologi
khususnya sub materi sistem saraf.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi
pada sub materi sistem saraf berdasarkan metode CRI. (2) mengetahui besaran
persentase miskonsepsi yang terjadi pada sub materi sistem saraf berdasarkan
metode CRI. (3) menganalisis faktor penyebab miskonsepsi siswa pada sub materi
sistem saraf.
Penelitian kualitatif ini dengan populasi yaitu siswa kelas XI MIPA SMAN
1 Candimulyo, sampel penelitian yaitu kelas XI MIPA 4 berjumlah 36 siswa.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.Penelitian
ini menggunakan instrumen berupa tes objektif dan wawancara pendalaman. Data
yang terkumpul dianalisis untuk mengetahui dan membedakan siswa yang paham
konsep (P), miskonsepsi (M), tidak yakin (TY), dan tidak paham konsep (TP).
Wawancara dilakukan untuk mengetahui faktor miskonsepsi sub materi sistem
saraf yang terjadi pada siswa.
Hasil penelitian ini yaitu, (1) terdapat miskonsepsi pada siswa kelas XI
MIPA SMAN 1 Candimulyo pada sub materi sistem saraf. (2) persentase siswa
dengan kategori Paham Konsep (PK) sebesar 22,78%, kategori Miskonsepsi (M)
sebesar 33.75%, kategori Tidak Yakin (TY) sebesar 21,88%, kategori Tidak
Paham (TP) sebesar 32.91%. Dari 20 butir soal, terdapat 7 butir soal miskonsepsi
diantaranya konsep gerak impuls saraf 33,33%, gerak sadar dan gerak tak sadar
63,89%, mekanisme penghantaran impuls 44,44%, bagian-bagian sistem saraf
pusat 55,55%, sistem saraf tepi 47,22%, cara kerja saraf otonom 33,33%,
gangguan sistem saraf 55,55%. (3) hasil wawancara kepada siswa dan guru
biologi terdapat faktor-faktor penyebab miskonsepsi sub materi sistem saraf yaitu
materi yang abstrak, minat belajar siswa, pembelajaran daring, metode
pembelajaran, dan media pembelajaran.

Kata kunci: miskonsepsi, sub materi sistem saraf, Certainty of Response Index
(CRI)

vii
ABSTRACT

Pamira, Icha. 2022. “Analysis of the Misconceptions of the Nervous System Sub-
Material in Class XI MIPA SMAN 1 Candimulyo Students Using the
Certainty of Response Index (CRI) Method”. Thesis. Biology Education
Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Tidar
University. Advisor I Ika Sukmawati, M.Pd., Advisor II Karunia Galih
Permadani, M.Sc.

The thesis entitled "Analysis of the Misconceptions of the Nervous System


Sub-Material in Class XI MIPA SMAN 1 Candimulyo Students Using the
Certainty of Response Index (CRI) Method" is motivated by a phenomenon at
school, namely students who have been difficulty understanding the concepts in
biology subject matter, especially the system sub-material. nerve.
This study aims to (1) identify the misconceptions that occur in the sub-
material of the nervous system based on the CRI method. (2) determine the
percentage of misconceptions that occur in the sub-material of the nervous system
based on the CRI method. (3) analyze the factors that cause students'
misconceptions about the nervous system sub-material.
This qualitative research with a population that is class XI MIPA SMAN 1
Candimulyo, the research sample is class XI MIPA 4 totaling 36 students. The
sampling technique used was the purposive sampling technique. This study used
instruments in the form of objective tests and in-depth interviews. The data
collected was analyzed to identify and distinguish students who understand the
concept (P), misconception (M), are not sure (TY), and do not understand the
concept (TP). Interviews were conducted to determine the factors of
misconceptions of the nervous system sub-material that occur in students.
The results of this study are, (1) there are misconceptions among class XI
MIPA students of SMAN 1 Candimulyo in the nervous system sub-material. (2)
the percentage of students in the Concept Understanding (PK) category is 22.78%,
the Misconception category (M) is 33.75%, the Uncertain category (TY) is
21.88%, and the Do Not Understand (TP) category is 32.91%. Of the 20
questions, there are 7 items of misconceptions including the concept of nerve
impulse motion 33.33%, conscious and unconscious motion 63.89%, impulse
delivery mechanism 44.44%, parts of the central nervous system 55.55%,
peripheral nervous system 47.22%, how the autonomic nervous system works
33.33%, nervous system disorders 55.55%. (3) the results of interviews with
students and biology teachers found factors causing the misconceptions of the
nervous system sub-material, namely abstract material, student interest in
learning, online learning, learning methods, and learning media.

Keywords: misconception, nervous system sub-material, Certainty of Response


Index (CRI)

viii
PRAKATA

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya. Berkat Karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Miskonsepsi Sub Materi Sistem Saraf Pada Siswa Kelas XI MIPA
SMAN 1 Candimulyo Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI)”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyempaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:
Ibu Ika Sukmawati, M.Pd. (Pembimbing I) dan Ibu Karunia Galih Permadani,
M.Sc. (Pembimbing II).

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tidar, yang telah memberikan kesempatan serta arahan
selama pendidikan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.
2. Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar yang telah
memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, yang telah memberikan banyak
bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.
4. SMAN 1 Candimulyo yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk
peneliti melakukan penelitian.
5. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa dan dukungan.

ix
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat
kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga
penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.

Magelang, 01 Juli 2022

Icha Pamira

x
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................................v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
PRAKATA ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 9
1.3 Batasan Masalah............................................................................................ 9
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR .......................12
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 12
2.1.1 Konsep ................................................................................................. 12
2.1.2 Miskonsepsi ......................................................................................... 14
2.1.3 Miskonsepsi dalam Pembelajaran Biologi ........................................... 17
2.1.4 Sub Materi Sistem Saraf ...................................................................... 19
2.1.5 Certainty of Response Index (CRI) ...................................................... 20
2.1.6 Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 22
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................29
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 29
3.2 Subjek Penelitian......................................................................................... 29

xi
3.3 Data dan Sumber Data ................................................................................ 30
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................43
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 43
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 45
4.2.1 Analisis Hasil Tes Diagnostik .............................................................. 45
4.2.2 Faktor Penyebab Miskonsepsi ............................................................. 75
BAB V PENUTUP ................................................................................................81
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 81
5.2 Implikasi ...................................................................................................... 81
5.3 Saran ............................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................84

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi pada Siswa ....................................................... 17
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian CRI........................................................................... 21
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Dengan Teknik CRI ................................................. 22
Tabel 3.1 Kategori Jawaban Tes Tiga Tingkat ..................................................... 31
Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ............................... 33
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas ............................................................... 33
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Instrumen ........................................................ 34
Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal ...................................................... 35
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen ................................................... 36
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran .................................................. 37
Tabel 3. 8 Kisi-Kisi Wawancara Guru Pengampu ................................................ 39
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Wawancara Terhadap Siswa ................................................. 39
Tabel 4.1 Persentase Hasil Tes Diagnostik ........................................................... 43

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 28
Gambar 4.1 Persentase Hasil Tes Sub Materi Sistem Saraf.................................. 45
Gambar 4.2 Butir Soal Nomor 6 ........................................................................... 47
Gambar 4.3 Butir Soal Nomor 5 ........................................................................... 49
Gambar 4.4 Butir Soal Nomor 8 ........................................................................... 50
Gambar 4.5 Butir Soal Nomor 14 ......................................................................... 51
Gambar 4.6 Butir Soal Nomor 17 ......................................................................... 53
Gambar 4.7 Butir Soal Nomor 18 ......................................................................... 54
Gambar 4.8 Butir Soal Nomor 20 ......................................................................... 56
Gambar 4.9 Butir Soal Nomor 1 ........................................................................... 58
Gambar 4.10 Butir Soal Nomor 3 ......................................................................... 59
Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 12 ....................................................................... 60
Gambar 4.12 Butir Soal Nomor 19 ....................................................................... 62
Gambar 4.13 Butir Soal Nomor 2 ......................................................................... 63
Gambar 4.14 Butir Soal Nomor 4 ......................................................................... 65
Gambar 4.15 Butir Soal Nomor 7 ......................................................................... 66
Gambar 4.16 Butir Soal Nomor 9 ......................................................................... 67
Gambar 4.17 Butir Soal Nomor 10 ....................................................................... 69
Gambar 4.18 Butir Soal Nomor 11 ....................................................................... 71
Gambar 4.19 Butir Soal Nomor 13 ....................................................................... 72
Gambar 4.20 Butir Soal Nomor 15 ....................................................................... 73
Gambar 4.21 Butir Soal Nomor 16 ....................................................................... 74

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Diagnostik .......................................... 90
Lampiran 2. Lembar Soal Tes ............................................................................... 92
Lampiran 3. Kunci Jawaban Soal Tes ................................................................. 121
Lampiran 4. Lembar Wawancara Siswa ............................................................. 122
Lampiran 5. Lembar Wawancara Guru Pengampu Mata Pelajaran Biologi ....... 123
Lampiran 6. Lembar Validasi Instrumen Soal Tes Diagostik ............................. 124
Lampiran 7. Hasil Validasi Soal Tes Diagnostik ................................................ 127
Lampiran 8. Data Hasil Uji Coba Soal Tes ......................................................... 130
Lampiran 9. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas .................................................. 131
Lampiran 10. Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes ........................................... 132
Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal .................................. 134
Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Tes Setelah Uji Coba ............................................ 136
Lampiran 13. Soal Tes Diagnostik ...................................................................... 137
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik ............................................ 147
Lampiran 15. Hasil Pekerjaan Tes Diagnostik Salah Satu Siswa ....................... 148
Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Tes Diagnostik ............................................... 152
Lampiran 17. Persentase Butir Soal Tes Diagnostik ........................................... 153
Lampiran 18. Hasil Wawancara Siswa ............................................................... 154
Lampiran 19. Hasil Wawancara Guru Biologi .................................................... 163
Lampiran 20. Daftar Presensi Siswa Kelas Xi Mipa 2 (Kelas Uji Coba) ........... 165
Lampiran 21. Daftar Presensi Siswa Kelas Xi Mipa 4 (Subjek Penelitian) ........ 166
Lampiran 22. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ................................................ 167
Lampiran 23. Data Nilai Ulangan Harian Kelas XI SMAN 1 Candimulyo........ 169
Lampiran 24. Data Nilai Ulangan SMAN 5 Magelang....................................... 173
Lampiran 25. Data Nilai Ulangan MAN Kota Magelang ................................... 174
Lampiran 26. Surat Izin Penelitian...................................................................... 175

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat krusial bagi setiap manusia, setiap orang

berhak mendapat dan mengharap untuk berkembang baik dalam pendidikan.

Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan hal yang mutlak yang harus

dipenuhi sepanjang hidup untuk memenuhi cita-cita dan meningkatkan kualitas

hidupnya. Memahami dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

merupakan tujuan yang harus dicapai seorang guru bagi siswanya. Hernawati &

Amin (2017) menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran merupakan

cerminan keberhasilan guru yang mampu memotivasi dan menciptakan kondisi

pembelajaran yang serasi, mendukung, menyenangkan dan mampu mendorong

siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Pendidikan diartikan sebagai proses dalam kehidupan untuk

mengembangkan diri dalam setiap individu agar dapat melangsungkan kehidupan.

Adanya pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup manusia dan

memberikan pengetahuan yang luas (Listiani, 2017). Perkembangan dalam ilmu

pendidikan sangatlah pesat sehingga manusia dituntut untuk selalu belajar dan

mempelajari hal-hal yang baru. Salah satu bagian dari ilmu pengetahuan sains

yaitu biologi. Pada pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Atas (SMA)

memuat banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa. Konsep dalam diri

seseorang lebih banyak dibangun oleh pengalaman.

1
2

Tentunya setiap orang memiliki pandangan atau tafsiran berbeda-beda

dalam memaknai banyak konsep. Penguasaan konsep adalah capaian hasil belajar

siswa mengenai suatu materi yang telah dipelajari. Siswa dikatakan telah

mengetahui konsep jika siswa dapat mendeskripsikan dan mengartikan suatu

bahan ajar atau materi pembelajaran dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

Meskipun pendefinisian atau penjelasan siswa tidak sama dengan kata-kata yang

ada dalam konsep namun sebenarnya memiliki maksud atau arti yang sama.

Penguasaan konsep dalam diri siswa dapat dinilai dari bagaimana siswa

menyelesaikan berbagai permasalahan baik yang terkait dengan konsep ataupun

yang terkait dengan hal-hal baru. Hasil belajar siswa akan memberikan gambaran

seberapa dalam siswa tersebut memaknai konsep sebelum dan sesudah proses

pembelajaran.

Pemahaman konsep biologi adalah salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran biologi, yaitu memberikan deskripsi bahwa konsep-konsep yang

diajarkan kepada siswa tidak hanya sekedar hafalan, tetapi harus dipahami dengan

baik. Selain itu, pemahaman konsep biologi juga merupakan aspek penting yang

harus disampaikan oleh guru, karena guru memiliki peranan untuk membimbing

siswa selama pembelajaran guna mencapai suatu konsep yang diharapkan

(Sunandar, 2011).

Penguasaan konsep sangat penting untuk dimiliki oleh setiap siswa karena

dalam materi biologi terdapat banyak konsep. Banyaknya konsep yang harus

dipahami memunculkan berbagai masalah yang terjadi, salah satunya yaitu

kesalahan dalam pemahaman konsep (miskonsepsi). Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa terdapat siswa yang mengalami kurangnya pemahaman


3

konsep biologi, seperti yang dijelaskan Aydin & Balim (2009) bahwa ada siswa

yang kurang memahami konsep biologi sejak sekolah dasar. Kaltakci-Gurel,

Eryilmaz, & McDermott (2017) menjelaskan bahwa konsep siswa yang

bertentangan dengan para ahli sering disebut miskonsepsi.

Kesalahan konsep (miskonsepsi) merupakan suatu konsepsi seseorang yang

tidak tepat/ tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang diakui oleh para ahli

(Suparno, 2013). Miskonsepsi inilah yang dapat menghalangi siswa untuk

mendalami materi dengan baik. Miskonsepsi dapat muncul dalam diri seseorang

akibat dari pengalaman yang didapat berbeda dengan konsep-konsep yang diakui

para ahli.

Pengalaman awal dari siswa bisa jadi berbeda dengan pengalaman yang

diperoleh sewaktu pembelajaran, hal itu yang menyebabkan ketidaksesuaian

konsep (NSTA, 2013). Oleh karena itu, miskonsepsi pada siswa harus diperbaiki.

Dengan adanya miskonsepsi akan sangat menghambat proses penerimaan dan

pemahaman pengetahuan-pengetahuan baru dalam diri siswa ketika akan

melanjutkan proses belajar. Hal itu merupakan masalah besar dalam proses

pembelajaran biologi yang harus dihentikan.

Selain dari diri siswa, faktor penyebab miskonsepsi bisa juga berasal dari

guru (Suparno, 2013). Guru yang kurang memahami betul konsep yang diajarkan

akan berakibat pada kesalahan pemahaman pada siswa yang dapat menimbulkan

masalah pada pembelajaran berikutnya. Selama ini pendidik kurang

memperhatikan kesalahan pemahaman yang dialami siswa. Maka dari itu setiap

akhir pembelajaran guru harus menanyakan seberapa paham siswa terhadap


4

materi yang disampaikan pada saat itu. Disisi lain, miskonsepsi yang terjadi pada

siswa akan memberikan dampak berupa rendahnya kompetensi lulusan.

Pembelajaran biologi banyak mengalami kesulitan tidak terkecuali di

Sekolah Menengah Atas. Salah satu yang menjadi penyebab yaitu karakteristik

materi pembelajaran tersebut. Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan

untuk memahami materi biologi terutama dalam memahami konsep-konsep

fisiologis yang bersifat abstrak (Lazarowitz, 1992). Menurut Michael (2007)

terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab materi fisiologis dianggap sulit,

yaitu karakteristik materi biologi yang akan dipelajari, metode penyampaian

materi pembelajaran, dan pengetahuan awal siswa ketika akan mempelajari

sebuah konsep.

Pada mata pelajaran biologi SMA terdapat materi yang memiliki

karakteristik abstrak dan sulit dipahami oleh siswa yaitu pada sub materi sistem

saraf (Rahayu, 2016). Sub materi sistem saraf mempunyai karakteristik materi

yang abstrak dan rumit yaitu karena berhubungan dengan mekanisme fisika dan

kimiawi yang komplek. Berdasarkan prinsip-prinsip penting fisiologis, sub materi

sistem saraf mempunyai empat prinsip penting yaitu: hubungan antara struktur

dan fungsi, mekanisme sebab akibat, aliran informasi dan homeostasis.

Sub materi sistem saraf dianggap sulit karena sifat materinya yang abstrak

(Kurniati, 2001; Ibayati, 2002). Mekanisme sebab akibat yang menjadi salah satu

prinsip pada sub materi sistem saraf yang menjadi penyebab kesulitan dalam

memahami materi sistem saraf. Erat hubungannya dengan mekanisme fisiologis

pembentukan dan penghantaran impuls saraf. Sistem saraf adalah salah satu sub
5

materi penting untuk dapat memahami konsep-konsep selanjutnya, seperti konsep

pada sub materi sistem hormon maupun sistem indera.

Apabila miskonsepsi terjadi pada siswa dan guru tidak memperhatikannya,

maka akan berdampak pada bertambahnya materi yang tidak mampu dipahami

dengan tuntas (Saputri, dkk, 2016). Dari hal tersebut dapat berakibat pada

kurangnya kemampuan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru

dan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Di era pandemi seperti

saat ini yang mengharuskan siswa belajar di rumah dengan konsep yang mereka

miliki sangat menyulitkan untuk benar-benar memahami konsep yang tepat sesuai

dengan konsep ilmiah.

Pandemi COVID-19 yang masih mewabah di seluruh wilayah Indonesia

bahkan dunia merambah ke berbagai sektor termasuk sektor pendidikan.

Kemendikbud mengeluarkan larangan bagi seluruh sektor pendidikan untuk tidak

melakukan pembelajaran secara tatap muka (Christiano, 2020; Andriani, dkk.,

2021). Tidak terkecuali pada SMAN 1 Candimulyo yang juga melakukan

pembelajaran secara daring. Mereka melakukan pembelajaran dengan

menggunakan E-learning sekolah dan Google Meet. Ketika pandemi kegiatan

belajar mengajar menjadi tidak efektif, siswa mengalami kesulitan dalam

penerimaan materi yang diajarkan oleh guru. Penerimaan konsep siswa juga tidak

maksimal, bahkan mereka akan mengalami kesalahan konsep. Kesulitan-kesulitan

tersebut akan memunculkan masalah dalam pembelajaran seperti halnya Learning

Loss (Kaffenberger, 2021; Andriani, dkk., 2021).

Learning Loss merupakan salah satu konsep dalam pembelajaran dengan

tidak maksimalnya proses pembelajaran di sekolah. ketika proses pembelajaran


6

tidak didapat dengan maksimal, hasil belajar siswa juga menjadi tidak maksimal.

Dengan demikian, Learning Loss memiliki dampak yang besar terhadap kualitas

sumber daya manusia pada masa pandemi (Li, dkk., 2020; Andriani, dkk., 2021).

Jika dihubungkan dengan pembelajaran di kelas maka akan banyak kesalahan-

kesalahan yang akan terjadi misalnya kesalahan siswa dalam menerima konsep

yang diberikan oleh guru.

Usaha untuk mengidentifikasi miskonsepsi telah banyak dilakukan. Tetapi

dari banyaknya penelitian tentang miskonsepsi belum ditemukan penelitian ini

pada SMA N 1 Candimulyo. Hasil wawancara dari guru biologi kelas XI SMA N

1 Candimulyo, didapat hasil bahwa siswa kelas XI masih kesulitan dalam

memahami sub materi sistem saraf. Hal ini dikarenakan struktur materi yang rumit

dan banyak istilah asing yang harus diingat. Minat belajar siswa terhadap sub

materi sistem saraf cukup rendah. Selain itu, guru juga menyebutkan bahwa

penerimaan siswa mengenai konsep sub materi sistem saraf masih tergolong sulit

terutama pada sub topik mekanisme jalannya impuls saraf. Hal ini dibuktikan

dengan masih rendahnya nilai ulangan harian siswa pada bab sistem saraf.

Sehingga saat ini masih sulit untuk membedakan siswa yang mengalami

miskonsepsi dan yang tidak tahu konsep. Ditambah dengan adanya pandemi yang

mengharuskan siswa melakukan pembelajaran daring, sehingga tidak menutup

kemungkinan bahwa konsep-konsep yang mereka bangun pada sub materi sistem

saraf mengalami kesalahan.

Selain di SMAN 1 Candimulyo, dilakukan observasi juga di sekolah

menengah lainnya yaitu SMAN 5 Magelang dan MAN kota Magelang. Pada

SMAN 5 Magelang dilakukan observasi kepada guru pengampu mata pelajaran,


7

dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI MIPA

SMAN 5 Magelang memiliki antusias yang baik ketika pembelajaran di kelas

khususnya pada sub materi sistem saraf. Siswa cukup aktif dalam pembelajaran

dan guru mampu menerjemahkan suatu konsep dengan baik. Nilai ulangan harian

pada sub materi sistem saraf cukup baik dan banyak yang tuntas melebihi KKM di

sekolah tersebut yaitu 70. Kesalahan konsep atau miskonsepsi juga terjadi pada

beberapa siswa tetapi dengan seiring berjalannya waktu ketika pembelajaran guru

pengampu menjelaskan dengan gaya mengajarnya yang dikaitkan dengan kondisi

nyata lama kelamaan siswa paham dengan konsep tersebut. Metode pembelajaran

yang digunakan yaitu diskusi kelompok.

Pada sekolah lain, MAN kota Magelang guru pengampu mata pelajaran

biologi kelas XI MIPA juga memberikan penjelasan bahwa memang pada sub

materi sistem saraf memiliki karakteristik yang abstrak. Siswa diminta untuk

mencari konsep sendiri sebelum pembelajaran dikelas dengan membuat PPT

kemudian didiskusikan dikelas. Ketika ada konsep yang keliru disitulah guru

membenarkan konsep yang salah tersebut. Dapat dilihat pula dari nilai ulangan

harian pada siswa kelas XI MIPA sudah lumayan memenuhi KKM yang

ditetapkan. Siswa juga cukup antusias pada sub materi sistem saraf. Metode yang

digunakan dalam pembelajaran diskusi kelompok dan diklarifikasi oleh guru.

Miskonsepsi (kesalahan konsep) yang terjadi pada siswa harus diidentifikasi

dan diperbaiki agar tujuan dari pembelajaran dapat terpenuhi. Guru menyebut

bahwa miskonsepsi pada siswa perlu ditindak lanjuti agar miskonsepsi dapat

diatasi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menganalisis

miskonsepsi siswa adalah teknik “Certainty of Response Index” (CRI). CRI


8

adalah ukuran tingkat kepastian atau keyakinan seseorang dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan. Penggunaan CRI biasanya didasarkan pada rentang

skala 0-5 pada setiap butir pertanyaan yang telah dijawab oleh siswa sesuai

dengan tingkat keyakinan atas jawaban tersebut (Tayubi, 2005). Siswa dalam

menjawab pertanyaan dibedakan menjadi empat yaitu siswa paham konsep, siswa

miskonsepsi, siswa tidak yakin, dan siswa tidak tahu konsep.

Kelebihan dari metode CRI yakni bersifat sederhana dan dapat digunakan

pada berbagai jenjang pendidikan (sekolah menengah hingga perguruan tinggi).

Metode CRI dikembangkan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi pada

siswa sekaligus untuk mendeteksi kelompok siswa yang tidak paham konsep.

Pada beberapa penelitian mengenai identifikasi miskonsepsi dengan menunjukkan

metode CRI menunjukkan bahwa penggunaan metode tersebut cukup efektif

untuk membedakan siswa yang mengalami miskonsepsi ataupun siswa yang tidak

tahu konsep (Murni, 2013). Pada penelitian ini dengan menggunakan metode CRI

dapat didukung dengan menggunakan wawancara mendalam terhadap faktor

internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari siswa sedangkan faktor

eksternal dapat berasal dari guru pengampu mata pelajaran . Sehingga dalam

penelitian ini dapat diperoleh informasi secara objektif.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis miskonsepsi pada sub

materi sistem saraf pada kelas XI MIPA SMAN 1 Candimulyo. Selanjutnya

dengan adanya penelitian ini nantinya akan didapat informasi yang berguna untuk

guru agar dapat memaksimalkan pembelajaran pada sub materi sistem saraf.

Misalnya, dengan membenahi metode belajar yang sebelumnya dengan metode

yang menarik supaya siswa dapat memahami konsep yang diberikan dengan baik.
9

Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Sub

Materi Sistem Saraf Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Candimulyo Menggunakan

Metode Certainty Of Response Index (CRI)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi permasalahan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Siswa memiliki motivasi yang rendah untuk membentuk konsep yang tepat.

2. Sub materi sistem saraf merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh

siswa.

3. Guru belum pernah menerapkan identifikasi miskonsepsi pada sub materi

sistem saraf.

4. Masih adanya kesulitan untuk membedakan siswa yang tidak paham konsep

dan siswa yang miskonsepsi.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan dengan tujuan untuk membatasi penelitian

agar lebih fokus dan terarah dari masalah yang telah diidentifikasi. Berdasarkan

identifikasi masalah, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Materi yang dijadikan topik penelitian adalah sub materi sistem saraf yang

terdapat pada KD 3.10 dan 4.10.

2. Kesalahan konsep sub materi sistem saraf pada siswa kelas XI SMAN 1

Candimulyo.
10

3. Metode yang digunakan untuk menganalisis miskonsepsi adalah Certainty of

Response Index (CRI).

4. Menggunakan metode CRI dengan rentang skala keyakinan 0-5.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut.

1. Adakah miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas Xl SMA N 1 Candimulyo

pada sub materi sistem saraf berdasarkan metode CRI?

2. Berapa persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas Xl SMA N 1

Candimulyo pada sub materi sistem saraf berdasarkan metode CRI?

3. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa kelas Xl

SMA N 1 Candimulyo pada sub materi sistem saraf?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas Xl SMA N

1 Candimulyo pada sub materi sistem saraf berdasarkan metode CRI.

2. Untuk mengetahui besaran persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa

kelas Xl SMA N 1 Candimulyo pada sub materi sistem saraf berdasarkan

metode CRI.

3. Untuk menganalisis faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa

kelas Xl SMA N 1 Candimulyo pada sub materi sistem saraf.


11

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa

pihak terkait.

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

baru yang berkaitan dengan analisis miskonsepsi siswa sehingga dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan kompetensi guru dalam

pembelajaran biologi dan dapat memperkaya kepustakaan ilmiah. Selain itu,

hasil penelitian ini juga diharapkan dapat ditindak lanjuti dalam pengubahan

miskonsepsi seluruh siswa SMA N 1 Candimulyo.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

dan bahan acuan bagi:

a. Bagi peneliti, menjadi pengalaman bagi peneliti dan menambah wawasan

mengenai penelitian dengan metode Certainty of Response Index (CRI) serta

menambah masukan dalam menganalisis miskonsepsi yang dialami oleh

siswa.

b. Bagi guru, menjadi informasi dalam mengetahui perkembangan siswa antara

siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep dan dapat

digunakan untuk pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran yang

tepat agar miskonsepsi pada siswa tidak terulang kembali.

c. Bagi siswa, dapat menunjukkan kesalahan pemahaman siswa sehingga

siswa dapat membenarkan kesalahan konsep yang di dapat selama ini

melalui identifikasi ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep

Menurut KBBI, konsep memiliki dua arti. Arti yang pertama artinya rancangan

atau buram surat dan yang kedua artinya ide atau pengertian yang diabstrakkan

dari peristiwa konkret (Sugono, 2008). Menurut Dahar (2011) konsep merupakan

kategori yang diberikan pada stimulus yang ada di lingkungan. Konsep

menyediakan skema terorganisasi untuk mengasimilasikan stimulus baru dan

menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Hal ini agar

seseorang dapat membedakan konsep yang terdapat di sekitarnya. Menurut

Slameto (2013) konsep merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri

sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang

dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya orang

tua, guru, dan teman-teman. Dengan demikian konsep dapat diartikan sebagai

suatu kepercayaan atau ide awal yang dimiliki seseorang yang timbul dari diri

sendiri maupun lingkungan sekitar.

Konsep sangat diperlukan dalam mempelajari cabang ilmu sains, oleh

karena itu dalam mempelajari biologi konsep merupakan hal dasar yang harus

ditanamkan kepada siswa agar siswa mampu mengaitkan antara konsep yang telah

dipelajarinya dengan materi yang sedang dipelajarinya. Belajar konsep merupakan

hasil utama pendidikan. Konsep merupakan batu-batu pembangun (building

block) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang

12
13

lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi.

Dalam memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan aturan yang

relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya.

Pemahaman akan suatu konsep sangatlah penting bagi siswa, karena pemahaman

konsep merupakan tujuan akhir dari proses pembelajaran siswa atau hasil utama

dari proses belajar siswa.

Konsep berperan penting dalam kehidupan seseorang. Namun, konsep di

dalam kehidupan sehari-hari itu mempunyai jenis yang berbeda-beda. Menurut

Hamalik (2005) ketiga jenis konsep itu adalah: (1) Konsep konjungtif, merupakan

konsep yang memberikan dua/lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai

contoh dari konsep. Didalam konsep ini, akan menyajikan dua atau lebih sifat

sehingga dapat memenuhi syarat dari konsep misalnya, serangga adalah hama

serta penyerbukan bunga tanaman tersebut, (2) Konsep disjungtif, yaitu konsep

yang memberikan satu dari dua atau lebih sifat-sifat yang ada. Dalam hal ini,

konsep yang ditampilkan hanya satu dari dua atau lebih sifat-sifat yang harus ada

berbeda halnya dengan konsep konjungtif. Misalnya, hama tanaman itu adalah

sejenis serangga, (3) Konsep hubungan, yaitu suatu konsep yang mempunyai

hubungan-hubungan khusus antar atribut. Dari ketiga jenis konsep di atas masing-

masing memiliki keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tafsiran tiap orang terhadap banyak konsep pasti berbeda-beda. Tafsiran

konsep dari seseorang bisa disebut dengan konsepsi (Tayubi, 2005). Meskipun

dalam kajian ilmu alam terutama biologi kebanyakan konsep telah memiliki arti

yang jelas dan ilmiah dan sudah disepakati oleh para ahli, kenyataannya konsepsi

tiap orang masih berbeda-beda. Tetapi, jelas jika konsepsi siswa tidak selalu
14

sesuai dengan konsepsi para ahli, mengingat konsepsi para ahli lebih kompleks

dan lebih rumit, dan banyak melibatkan hubungan antar konsep yang berkaitan.

2.1.2 Miskonsepsi

Menurut Suparno (2013), miskonsepsi adalah suatu konsepsi seseorang

yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang diakui oleh para ahli. Suparno

menyatakan miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,

penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan

konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarki konsep-konsep yang tidak

benar. Miskonsepsi dipandang sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan

pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Bentuk dari miskonsepsi sendiri dapat

berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep,

gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Dengan demikian miskonsepsi dapat

diartikan sebagai suatu pemahaman yang salah tetapi dipercayai sebagai suatu

kebenaran bagi suatu individu sehingga dapat tercermin kesalahan konsep ketika

menjabarkan dalam bahasanya sendiri.

Miskonsepsi adalah pemahaman yang salah yang dimiliki oleh siswa pada

setiap domain pengetahuan yang sering kali berasal dari proses belajar hafalan

(Mintzes, 2005). Miskonsepsi yang terjadi pada siswa secara terus-menerus akan

mengakibatkan prestasi belajar menurun (Nabilah, 2014). Miskonsepsi juga

merupakan penghalang untuk meningkatkan belajar yang bermakna. Munculnya

miskonsepsi yang paling banyak adalah bukan selama proses belajar mengajar

melainkan sebelum proses belajar mengajar dimulai, yaitu pada konsep awal yang

telah dibawa oleh siswa sebelum ia memasuki proses tersebut atau yang disebut

sebagai prakonsepi (Handoko, 2016).


15

Menurut Suparno (2013), penyebab miskonsepsi pada siswa berasal dari

siswa itu sendiri, guru/pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Tahap

perkembangan kognitif siswa yang masih belum matang sehingga menyebabkan

kemampuan siswa akan penguasaan dan pemahaman konsep menjadi berkurang

dan belum bisa sepenuhnya untuk memaknai suatu materi yang dipelajari.

Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh guru yang tidak

menguasai bahan ajar/materi yang diajarkan/tidak kompeten, guru tersebut bukan

lulusan dan ahli di bidangnya sehingga bahan ajar ataupun ilmu yang diajarkan

kepada siswa tidak sesuai dengan ilmu yang didapatkannya selama kuliah. Siswa

juga berpatokan pada buku teks yang dapat menunjang proses pembelajaran

tersebut dan dapat membantu untuk mencari pengetahuan tersebut secara mandiri.

Akan tetapi apabila isi dari buku teks tersebut penjelasannya keliru dan terdapat

kesalahan dalam penulisannya, maka dapat mengakibatkan siswa menjadi

terjerumus akan konsep-konsep yang keliru dan salah sehingga menciptakan

pemahaman sendiri bagi siswa yang fatalnya yang dipercaya kebenarannya.

Ketika seorang guru dalam menjelaskan konsep yang hanya dengan menggunakan

metode ceramah secara terus menerus tanpa melakukan interaksi atau tanya jawab

kepada siswanya, hal ini tentu tidak dapat meremediasi miskonsepsi.

Langkah yang dapat diambil guru untuk mencari penyebab atau asal dari

miskonsepsi yang dialami siswa. Untuk menemukan penyebab ataupun asal dari

miskonsepsi di atas, guru dapat melakukan wawancara lebih lanjut bagaimana

siswa sampai mempunyai miskonsepsi tersebut. Langkah yang biasanya dapat

digunakan untuk menggali sebab miskonsepsi, antara lain: (1) Guru melakukan

wawancara pribadi maupun umum di kelas, bagaimana siswa sampai mempunyai


16

gagasan yang tidak tepat tersebut. (2) Melalui pertanyaan tertulis yang diberikan

kepada siswa, ada baiknya disatukan dengan miskonsepsi siswa. Langkah terakhir

adalah mencari jalan, bagaimana membantu memperbaiki miskonsepsi pada

siswa. Pemilihan langkah terakhir ini sangat dipengaruhi oleh penyebab dan

situasi siswa sendiri (Dahar, 2013).

Miskonsepsi dapat memberikan dampak buruk kepada siswa karena dapat

menghambat proses pembelajaran. Beberapa penelitian mengidentifikasi dan

mengungkapkan ciri-ciri miskonsepsi yang telah terjadi bahwa miskonsepsi

cenderung stabil dan sulit untuk diubah hanya dengan metode atau strategi

pembelajaran yang tradisional dan cenderung bertahan pada tingkat universitas

bahkan sampai dewasa (Tekkaya, 2012). Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, maka

miskonsepsi yang dialami siswa akan terus mempengaruhi proses pembelajaran

bahkan hingga ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Miskonsepsi bukanlah hal yang sederhana dan mudah diabaikan. Setiap

siswa bisa memiliki miskonsepsi yang berbeda. Miskonsepsi akan menimbulkan

masalah jika tidak diberikan solusinya. Cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat pemahaman konseptual dan kesalahpahaman siswa dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan pilihan ganda beralasan, peta

konsep, analogi dalam mengajar, dan gambar (Henno, 2008). Miskonsepsi terjadi

tidak semata-mata terjadi tanpa adanya sebab. Penyebab miskonsepsi pada siswa

disajikan pada tabel berikut, diantaranya:


17

Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi pada Siswa


Sebab Utama Sebab Khusus

 Prakonsepsi
 Pemikiran asosiatif
 Pemikiran humanistik
Siswa  Alasan yang kurang lengkap/salah
 Intuisi yang salah
 Tahap perkembangan kognitif siswa
 Minat belajar siswa
 kemampuan siswa
 Tidak menguasai bahan, tidak kompeten
 Bukan lulusan dari bidang ilmunya
Pengajar/guru
 Tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya
 Relasi guru-siswa tidak baik
 Penjelasan keliru
 Salah tulis
 Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa
Buku ajar
 Siswa tidak pernah membaca buku
 Buku fiksi sains terkadang konsepnya menyimpang demi
menarik minat pembaca
 Gambar yang tidak jelas sering membuat miskonsepsi
 Pengalaman siswa
 Bahasa sehari-hari yang digunakan tidak sama
 Teman diskusi yang salah
Konteks  Keyakinan dan agama
 Penjelasan orang tua atau orang lain yang keliru
 Konteks hidup siswa (TV, radio, film) yang keliru
 Perasaan senang/tidak senang, bebas/tertekan
 Hanya berisi ceramah dan menulis
 Tidak mengoreksi pekerjaan rumah yang salah
Cara mengajar  Model pembelajaran yang digunakan monoton
 Teacher center
 Model diskusi yang digunakan
 Model demonstrasi yang sempit
 Pandemi COVID-19
 Pembelajaran jarak jauh (PJJ)
Learning Loss  Sulit konsentrasi dan fokus pada pembelajaran
 Tidak bisa memahami materi dengan baik
 Kurangnya minat untuk belajar
Sumber: Suparno (2013); Sovayunanto (2022)

2.1.3 Miskonsepsi dalam Pembelajaran Biologi

Materi biologi memiliki banyak konsep yang harus dipahami, sehingga

penguasaan konsep sangat penting untuk dimiliki oleh setiap siswa. Penguasaan

konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran serta


18

pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari (Astuti, 2017). Banyaknya konsep

pada materi biologi dan cara penyampaian materi yang berbeda oleh masing-

masing penulis buku merupakan faktor-faktor yang memicu munculnya

miskonsepsi. Miskonsepsi atau salah konsep merujuk pada suatu konsep yang

tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya yang dikemukakan oleh para ahli di

bidangnya. Miskonsepsi akan menghalangi siswa dalam memahami suatu materi.

Miskonsepsi merupakan konsep yang tidak relevan dengan pendapat para

pakar di bidangnya (Ramadhan, 2016), dan merupakan suatu kendala yang cukup

rumit serta tidak boleh diabaikan begitu saja. Hal ini dilakukan agar proses

penerimaan pengetahuan pada siswa tidak terhambat (Siswana dkk., 2017).

Miskonsepsi akan mempersulit siswa memahami materi baru yang akan diajarkan

oleh gurunya di kelas (Ramadhani, 2016). Faktanya, kebanyakan tenaga pengajar

tidak menganalisis bahkan tidak mengetahui miskonsepsi buku yang akan

digunakan sebagai acuan belajar di kelas, sehingga akan berimbas pada

pembelajaran dan pemahaman materi pada suatu konsep (Duda, 2020).

Miskonsepsi dalam pembelajaran biologi yang dialami siswa terjadi pada

beberapa materi seperti yang sudah disebutkan dan diteliti oleh beberapa peneliti.

Misalnya, miskonsepsi yang dialami siswa dalam memahami berbagai konsep

biologi seperti pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan (Mustaqim, dkk.,

2015; Setiawati, 2019), konsep materi archaebacteria dan eubacteria (Dwijayanti

dkk., 2016; Kurniasih & Haka, 2017), dan konsep genetika (Murni, 2013;

Mustika, Hala, & Arsal, 2014). Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa

miskonsepsi bisa juga terjadi pada sub materi sistem saraf.


19

2.1.4 Sub Materi Sistem Saraf

Dalam kurikulum 2013 sub materi sistem saraf dipelajari berdasarkan KD

3.10 dan 4.10. Secara rinci KD yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

koordinasi (saraf, hormon dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme

koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem

koordinasi manusia.

4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada

struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem

saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

Materi sistem koordinasi mencakup penjelasan tentang sistem saraf, sistem

hormon dan sistem indra. Sistem saraf adalah sistem yang dapat menyebabkan

kita bisa berbicara, tertawa, berlari, duduk, bekerja, dan melakukan serangkaian

kegiatan lainnya yang berlangsung secara harmonis. Pada sub materi sistem saraf

ada beberapa sub topik yang dibahas yaitu struktur sistem saraf, jenis sistem saraf,

mekanisme penghantaran impuls, dan gangguan pada sistem saraf. Struktur sistem

saraf secara keseluruhan terdiri atas dendrit, membran sel, badan sel, akson,

selubung myelin, nodus ranvier, neuroglia. dan akson terminal. Sistem saraf

terbagi menjadi 2 jenis yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf

pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi

terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (Kusuma, 2020).

Pada sistem saraf terdapat mekanisme penghantaran impuls yaitu dari

neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran untuk bekerja

mengirim impuls, dalam keadaan istirahat disebut polarisasi membran. Adanya


20

impuls menyebabkan membran sel saraf terdepolarisasi, akibatnya ada perbedaan

muatan sel saraf. perbedaan muatan sel saraf menyebabkan impuls merambat ke

sepanjang akson menuju sinapsis. Sistem saraf yang tidak normal dapat

menyebabkan beberapa gangguan misalnya meningitis, epilepsi, stroke, amnesia,

neuritis (Kusuma, 2020).

Sub materi sistem saraf mempunyai karakteristik materi yang abstrak dan

rumit salah satunya karena berhubungan dengan mekanisme fisika dan kimiawi

yang komplek. Sub materi sistem saraf dianggap sulit karena sifat materinya yang

abstrak (Kurniati, 2001; Ibayati, 2002). Mekanisme sebab akibat yang menjadi

salah satu prinsip pada sub materi sistem saraf yang menyebabkan kesulitan dalam

memahami sub materi sistem saraf karena erat kaitannya dengan mekanisme

fisiologis pembentukan dan penghantaran impuls saraf. Terdapat miskonsepsi

pada sub materi sistem saraf seperti yang sudah diteliti oleh beberapa peneliti.

Pada sub materi sistem saraf manusia kebanyakan miskonsepsi terjadi pada sub

topik mekanisme perjalanan impuls, neuron, sistem saraf tepi, dan gangguan yang

terjadi pada sistem saraf (Rahayu, 2016).

2.1.5 Certainty of Response Index (CRI)

Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi, serta dapat

membedakan antara siswa yang tahu dan tidak tahu konsep adalah dengan

menggunakan CRI (Certainty of Response Index). CRI biasanya didasarkan pada

suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. Tingkat

kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI yang diberikan. Seorang responden

mengalami miskonsepsi atau tidak tahu konsep dapat dibedakan secara sederhana
21

dengan cara membandingkan benar atau tidaknya jawaban pada soal (Hasan,

1999).

Metode CRI meminta responden untuk menjawab pertanyaan disertai

dengan pemberian derajat atau tingkat keyakinan responden dalam menjawab

pertanyaan. Dalam hal ini metode CRI dilakukan dengan menerapkan tes pilihan

ganda yang disertai dengan alasan terbuka yang memiliki keunggulan dalam

mengidentifikasi miskonsepsi siswa karena guru dapat menentukan tipe kesalahan

siswa, dalam suatu konsep berdasarkan jawaban yang telah ditentukan siswa serta

dapat mengurangi resiko siswa menebak jawaban (Depdiknas, 2007).

CRI sangat mudah digunakan untuk mengungkap miskonsepsi karena

terdapat skala tingkat keyakinan dari responden dalam menjawab soal pertanyaan

yang diberikan. Skala pada CRI memiliki nilai yang berbeda sesuai kriterianya

masing-masing. Dari kriteria tersebut maka bisa dikelompokkan siswa yang

paham konsep, miskonsepsi, tidak ada keyakinan dan tidak paham konsep.

Adapun kriteria penilaian untuk CRI dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian CRI


Kriteria Skor
Jawaban menebak 0
Jawaban hampir menebak 1
Jawaban tidak yakin 2
Jawaban yakin 3
Jawaban yang dipilih hampir benar 4
Jawaban pasti benar 5
(sumber:Tayubi, 2005)

Berdasarkan tabel 2.2, skala CRI ada 6 (0-5) dimana 0 berarti tidak paham

konsep dan 5 adalah yakin benar akan konsep yang responden jawab. Jika derajat

keyakinan rendah (nilai CRI 0-2) menyatakan bahwa responden menjawabnya

dengan cara menebak, terlepas dari jawabannya benar atau salah. Hal ini
22

menunjukkan bahwa responden tidak paham konsep. Jika nilai CRI tinggi, dan

jawaban benar, maka menunjukkan bahwa responden paham konsep (jawabannya

beralasan) jika nilai CRI tinggi, jawaban salah maka menunjukkan miskonsepsi.

CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep pada diri responden dalam

menjawab suatu pertanyaan, dalam hal ini jawaban biasanya ditentukan atas dasar

tebakan semata. Sebaliknya CRI yang tinggi mencerminkan keyakinan dan

kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam menjawab pertanyaan,

dalam hal ini unsur tebakan sangat kecil. Kriteria penilaian menggunakan teknik

CRI dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Dengan Teknik CRI


Kriteria CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)
Jawaban
Jawaban benar Jawaban benar tetapi CRI Jawaban benar dan CRI
rendah berarti tidak tahu tinggi berarti menguasai
konsep (Lucky guess) konsep dengan baik.
Jawaban benar Jawaban salah dan CRI Jawaban salah tetapi CRI
rendah berarti tidak tahu tinggi berarti terjadi
konsep miskonsepsi
Sumber: (Ulfah, 2017)

2.1.6 Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang secara teoritis dan metodologis berdekatan dengan

penelitian ini, yaitu skripsi yang ditulis oleh Listiani (2017), Mustaqim (2014),

Jannah (2017) dan artikel yang ditulis oleh Rahayu (2016), Saputri,dkk (2016).

Berikut uraian mengenai pustaka terdahulu untuk mendukung penelitian ini.

Penelitian Listiani (2017), tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan

mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami siswa kelas X di SMA Negeri 12

Bandar Lampung pada materi dunia hewan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode campuran (Mixed Methods), dengan subjek penelitian
23

siswa kelas X SMA Negeri 12 Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes objektif pilihan ganda yang

dilengkapi dengan metode CRI, wawancara pendalaman dan observasi kegiatan

pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan bahwa miskonsepsi masih ditemukan

pada siswa yakni pada sub materi invertebrata dengan persentase 40% untuk soal

klasifikasi porifera dan 39% untuk soal daur hidup cacing Fasciola hepatica,

sedangkan pada sub materi vertebrata dengan persentase 50% untuk soal

perbedaan kelas pisces. Berdasarkan hasil wawancara pada siswa, miskonsepsi

disebabkan karena siswa tersebut tidak menguasai konsep secara utuh. Selain itu,

siswa yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain dengan pemahaman

parsial sehingga siswa membuat kesimpulan yang salah.

Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian tersebut

adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi dalam pembelajaran.

Perbedaannya adalah pada sumber data yang diambil. Sumber data yang penulis

gunakan yaitu pada siswa kelas XI SMAN 1 Candimulyo, sedangkan sumber data

yang digunakan oleh Listiyani (2017) yaitu SMA Negeri 12 Bandar Lampung.

Mustaqim (2014) dalam penelitiannya memiliki tujuan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada materi fotosintesis dan respirasi

tumbuhan di SMA se-kota Tangerang Selatan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian Mustaqim menggunakan tes tertulis. Hasil dari

penelitian tersebut adalah persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada

materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan sebesar 37,99% dan lebih kecil

daripada persentase siswa yang tidak tahu konsep. Persentase miskonsepsi

tersebut termasuk dalam kategori tinggi.


24

Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang

dilakukan Mustaqim (2014) adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi dan

permasalahan yang dikaji juga serupa. Perbedaannya terletak pada subjek

penelitian. Sumber data penelitian tersebut adalah SMAN se-kota Tangerang

Selatan sedangkan penelitian yang penulis lakukan menggunakan SMAN 1

Candimulyo sebagai sumber data.

Jannah (2017) menulis skripsi dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan

mengetahui miskonsepsi pada materi Evolusi yang dialami siswa kelas XII IPA

Madrasah Aliyah Kubu Raya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian tersebut yaitu teknik pengujian dan wawancara. Hasil dari penelitian

tersebut adalah penelitian yang telah dilakukan di kelas XII IPA MAN 1 Kubu

Raya dan MA Al-Mustaqim, persentase siswa yang paham konsep di kedua

sekolah tersebut miskonsepsi>40%.

Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian tersebut

adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi. Perbedaannya, sumber data yang

digunakan dalam penelitian. Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah

SMAN 1 Candimulyo sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian

Jannah yaitu Madrasah Aliyah Kubu Raya.

Rahayu (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengidentifikasi

adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMA kelas XI untuk materi sistem

saraf. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen soal tes CRI dengan

bentuk pilihan ganda yang diberikan sebagai pre test dan post test sebanyak 30

soal. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan

persentase berdasarkan penghitungan nilai CRI yang didapat. Hasil dari penelitian
25

ini di dapat, terjadi miskonsepsi pada beberapa sub materi sistem saraf yang

menjadi fokus pembelajaran dan fokus materi belajar. Hasil penelitian

menunjukkan adanya miskonsepsi pada fungsi dan struktur sel saraf sebesar

4,85%, mekanisme impuls saraf sebesar 4,37%, sistem saraf pusat sebesar 2,93%,

mekanisme gerak refleks sebesar 4,10%, sistem saraf tepi sebesar 7, 21% dan

gangguan serta kelainan pada sistem saraf sebesar 9,21%.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi dan mengkaji tentang kesalahan

pemahaman konsep yang dialami oleh siswa. Perbedaan dari penelitian tersebut

dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu terletak tempat penelitian dan subjek

penelitian.

Saputri, dkk (2016) dalam penelitiannya memiliki tujuan untuk untuk

menganalisis miskonsepsi siswa pada sub materi sistem saraf. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 1 Selimbau tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 29

orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa pengembangan tes

dengan teknik Certainty of Response Index dan wawancara. Hasil analisis data

dengan CRI menunjukkan dari 29 orang siswa, 24,71%termasuk ke dalam

kategori tahu konsep, 38,39% mengalami miskonsepsi, dan 36,9% tidak tahu

konsep.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang miskonsepsi. Perbedaannya, sumber data yang penulis gunakan

adalah SMAN 1 Candimulyo sedangkan sumber data dalam artikel tersebut adalah

siswa SMAN 1 Selimbau.


26

Berdasarkan paparan pustaka terdahulu, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pustaka terdahulu yang secara teoritis dan metodologis berdekatan dengan

penelitian ini. Akan tetapi, penelitian ini memiliki kebaruan. Letak kebaruannya

adalah pada data penelitian. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian

mengenai miskonsepsi di SMA Negeri 1 Candimulyo.

2.2 Kerangka Berpikir

Manusia memiliki akal untuk menerjemahkan suatu kejadian di sekitarnya

dan pada tubuhnya. Kemampuan alamiah ini yang dapat memuncul berbagai

konsep dasar yang ditemukan manusia. Dengan hal tersebut memunculkan

berbagai pengalaman belajar.

Siswa merupakan manusia yang mengalami banyak pengalaman belajar.

Melalui pengalaman belajar inilah siswa dapat memperoleh pengalaman-

pengalaman baru yang bermanfaat untuk dirinya. Konsep dasar yang diperoleh

siswa sebelumnya sangat beragam. Konsep yang berbeda dengan konsep yang

dikemukakan oleh para ahli dapat memunculkan terjadinya kesalahan pemahaman

pada siswa.

Miskonsepsi yang melekat pada diri siswa dapat menyesatkan pada

pembelajaran. hal ini akan berdampak negatif pada kelangsungan pembentukan

pengetahuan bagi siswa berikutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha

identifikasi miskonsepsi atau diagnosis tingkat pemahaman siswa sehingga dapat

diketahui bagian konsep mana yang mengalami kesalahan dalam pemahaman.

Sub materi sistem saraf adalah materi yang membahas tentang sistem organ

pada hewan maupun manusia yang terdiri dari serabut saraf yang terdiri atas sel-

sel saraf yang saling terhubung. Sistem saraf berhubungan dengan otak dan
27

sumsum tulang belakang. Sistem saraf bertugas untuk menghantarkan impuls

listrik yang terbentuk akibat adanya suatu rangsangan. Sistem saraf memiliki sel

yang bekerja secara fungsional yang disebut neuron atau sel saraf.

Tes pilihan ganda digunakan untuk instrumen tes diagnostik karena bisa

mengukur pemahaman siswa mengenai suatu konsep secara objektif dan praktis.

Tes pilihan ganda adalah suatu tes objektif yang dapat digunakan karena di

dalamnya memuat berbagai soal dengan bagian (opsi) kemungkinan alternatif

jawaban. Tes identifikasi yang telah dikembangkan yaitu pilihan ganda beralasan

tertutup yang disertai dengan CRI (Certainty of response Index) yang terdapat

pada lampiran 2. Dalam metode CRI terdapat pengkategorian tingkat pemahaman

siswa. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kepastian jawaban dari

tiap butir soal. Dengan menggunakan tes ini dapat diketahui siswa yang

mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep, dan paham konsep. Selain dengan tes

objektif juga didukung dengan kegiatan wawancara baik itu dengan siswa maupun

dengan guru pengampu seperti yang terdapat pada lampiran 4 dan 5. Sehingga

dengan begitu akan dihasilkan data yang relevan. Untuk mengetahui alur berpikir

secara umum, dapat dilihat pada Gambar. 2.1 bagan kerangka berpikir berikut ini.
28

Sub materi sistem Siswa memiliki motivasi belajar Siswa kesulitan dalam
saraf yang dan tingkat pemahaman konsep memahami sub materi
kompleks dan yang rendah sistem saraf
bersifat abstrak.

Berpotensi menimbulkan miskonsepsi


pada siswa

Siswa mengalami ketidakpahaman konsep,


penurunan hasil belajar, dan dapat mempengaruhi
konsep-konsep selanjutnya.

Analisis miskonsepsi penting dilakukan Miskonsepsi dapat diketahui dan


untuk mengetahui seberapa dalam dicegah sebelum berlanjut pada konsep-
miskonsepsi yang dialami siswa konsep selanjutnya yang akan
dipelajari.

Kelebihan metode CRI:


Analisis miskonsepsi dapat
Metode identifikasi miskonsepsi, bersifat
dilakukan dengan metode CRI
sederhana dan dapat digunakan pada
berbagai jenjang pendidikan, efektif untuk
membedakan siswa miskonsepsi dan tidak
tahu konsep

Analisis faktor penyebab miskonsepsi:


motivasi atau minat belajar yang rendah,
media pembelajaran, metode belajar, model
pembelajaran, sumber bahan ajar yang
digunakan, cara penyampaikan guru.

Siswa paham Siswa Siswa tidak ada Siswa tidak


konsep Miskonsepsi keyakinan diri paham konsep

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dan hasil penelitian

lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2015). Penelitian

kualitatif merupakan penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (natural setting) untuk menemukan fenomena yang dialami

sumber data penelitian. Fenomena alamiah dalam konteks penelitian ini adalah

miskonsepsi materi sistem saraf yang terdapat pada siswa kelas Xl SMA Negeri 1

Candimulyo.

3.2 Subjek Penelitian

Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA

Negeri 1 Candimulyo. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas

XI MIPA 4. Sampel yang digunakan berjumlah 36 siswa. Pengambilan sampel

diambil dengan teknik Purposive sampling. Dengan pertimbangan yang telah

dilakukan oleh peneliti yaitu siswa kelas XI MIPA 4 memiliki tingkat motivasi

belajar yang rendah dibanding kelas lainnya. Motivasi belajar yang rendah akan

mempengaruhi minat siswa untuk belajar sehingga pembentukan konsep yang

benar akan sangat minim. Selain siswa, guru pengampu mata pelajaran biologi

juga dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan hasil penelitian yang

kompleks untuk mendukung hasil penelitian yang berasal dari siswa tersebut.

29
30

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu miskonsepsi yang terjadi

pada siswa kelas Xl MIPA SMA Negeri Candimulyo. Sumber data dalam

penelitian ini ada 2 yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

data primer diambil dari data hasil pengerjaan soal pada tes objektif siswa kelas

XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Candimulyo. Sedangkan sumber data sekunder diambil

dari hasil wawancara terhadap guru pengampu mata pelajaran dan juga siswa

kelas kelas XI MIPA 4 sebagai subjek penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini digunakan

beberapa instrumen penelitian serta wawancara yang dilakukan terhadap siswa

sebagai data penunjang. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. Tes diagnostik

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik. Djiwandono

(2008) berpendapat bahwa tes diagnostik digunakan untuk memastikan kesulitan

belajar yang dialami siswa. Hasil dari tes diagnostik ini dapat memberikan

informasi mengenai konsep-konsep yang sudah dipahami siswa maupun konsep

yang belum dipahami. Tes diagnostik yang digunakan berupa tes diagnostik tiga

tingkat yang terdapat pada lampiran 2. Tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat

adalah salah satu instrumen tes yang berfungsi sebagai diagnosa. Tingkat pertama

berbentuk pilihan ganda biasa dengan lima opsi jawaban yang berfungsi untuk

menilai pengetahuan atau pemahaman konsep siswa, tingkat kedua berbentuk

alasan terhadap pilihan jawaban pada soal tingkat pertama yang berfungsi untuk

menilai pola pikir siswa, sementara tingkat ketiga berbentuk derajat keyakinan
31

yang disesuaikan dengan kriteria CRI (Rusli dkk, 2016). Pada ketiga tingkatan,

responden memilih tingkat kepercayaan diri pada jawaban yang dipilih pada

tingkat pertama dan kedua (Kaltakci & Didis, 2007). Dengan tiga tingkat pilihan

ganda akan menyajikan delapan kemungkinan kombinasi jawaban responden,

yang dapat diklasifikasikan dalam tabel berikut.

Tabel 3. 1 Kategori Jawaban Tes Tiga Tingkat


Tingkat pertama Tingkat kedua Tingkat ketiga Kategori
Tingkat keyakinan tinggi
Benar Benar Pengetahuan ilmiah
(CRI>2,5)
Tingkat keyakinan tinggi
Benar Salah Miskonsepsi
(CRI>2,5)
Tingkat keyakinan tinggi
Salah Benar Miskonsepsi
(CRI>2,5)
Tingkat keyakinan tinggi
Salah Salah Miskonsepsi
(CRI>2,5)
Tingkat keyakinan rendah
Benar Benar Tidak yakin
(CRI<2,5)
Tingkat keyakinan rendah
Benar Salah Tidak paham konsep
(CRI<2,5)
Tingkat keyakinan rendah
Salah Benar Tidak paham konsep
(CRI<2,5)
Tingkat keyakinan rendah
Salah Salah Tidak paham konsep
(CRI<2,5)

Instrumen penelitian ini melalui tahap validasi oleh validator ahli sehingga

nanti diperoleh kevalidan dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

Selain itu, instrumen ini juga melalui uji coba kepada siswa sebelum digunakan

untuk mengambil data penelitian. Setelah melakukan uji coba nantinya juga akan

dilakukan uji reliabilitas dengan bantuan aplikasi SPSS versi 26, daya pembeda

dan tingkat kesukaran dengan berbantuan Microsoft Excel. Dengan perhitungan

menggunakan rumus berikut:

Data uji coba tes diagnostik diperoleh dari tes pada sub materi sistem saraf

kepada siswa yang telah mendapatkan materi tersebut pada pembelajaran di kelas.

Tes dilakukan secara langsung dengan jumlah soal 40 soal pilihan ganda tingkat 1
32

dan pilihan ganda tingkat 2 yang berupa alasan disertai tingkat keyakinan dari

masing-masing soal tersebut. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI MIPA 2

SMA N 1 Candimulyo yang berjumlah 34 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11

dan 23 siswa perempuan. Uji coba dilakukan pada hari Rabu tanggal 6 April 2022.

a. Validitas Isi Soal Tes Diagnostik Miskonsepsi

Validitas isi soal tes diagnostik miskonsepsi pada sub materi sistem saraf

dilakukan oleh validator ahli yaitu Ibu Dian Fajarwati Susilaningrum, M.Sc. yang

merupakan dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Tidar. Hasil

validasi oleh validator ahli dengan skala penilaian 1-5 dan 13 butir indikator

diperoleh skor 56. Hasil validasi soal tersebut ada beberapa saran perbaikan soal

yang harus diperbaiki agar menjadi soal yang baik. Adapun soal yang harus

diperbaiki yaitu soal nomor 1, 13, 16, 20, dan 38. Soal nomor 1 dan 13 harus

diperbaiki dalam pembuatan pernyataan pada soal dan soal nomor 16, 20, dan 38

harus diperbaiki kata-kata dalam pertanyaan agar tidak mengandung jawaban bagi

soal lainnya. Secara umum hasil penilaian oleh validator terhadap instrumen soal

tes diagnostik layak digunakan dengan sedikit revisi yang telah diberikan. Setelah

dilakukan revisi maka instrumen soal tes tersebut layak digunakan dan dapat diuji

cobakan kepada siswa. Hasil validasi instrumen tes diagnostik miskonsepsi pada

sub materi sistem saraf dapat dilihat pada lampiran 7.

b. Uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach (Lestari & Yudhanegara, 2017), yaitu:


33

keterangan:

r = koefisien reliabilitas

n = banyaknya butir soal

Si 2 = variansi skor butir soal ke-i

St 2 = variansi skor total

Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan kriteria menurut

Guilford (Lestari & Yudhanegara, 2017) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen


Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ r≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik
0,70 ≤ r< 0,90 Tinggi Tepat/baik
0,40 ≤ r< 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup baik
0,20 ≤ r< 0,40 Rendah Tidak tepat/buruk
r< 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk

Instrumen dikatakan reliabel dan dapat digunakan apabila hasil perhitungan

r berada dalam kategori minimal sedang (Lestari & Yudhanegara, 2017).

Setelah dilakukan uji coba selanjutnya akan dilakukan perhitungan

reliabilitasnya dengan menggunakan analisis Alpha Cronbach berbantuan SPSS

versi 26.

Tabel 3. 3 Hasil Perhitungan Reliabilitas


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.626 40

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh hasil reliabilitasnya yaitu 0.626.

Hasil tersebut dapat diinterpretasikan kedalam kategori sedang (Guilford, 1956;


34

Lestari & Yudhanegara, 2017). Hasil perhitungan uji reliabilitas soal tes

diagnostik dapat dilihat pada lampiran 9.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal untuk

membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda instrumen (Lestari &

Yudhanegara, 2017) yaitu:

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda butir soal

nA= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

nB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

NA = banyaknya siswa kelompok atas

NB = banyaknya siswa kelompok bawah

Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut (Lestari & Yudhanegara, 2017).

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Instrumen


Nilai Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
DP ≤ 0,00 Sangat buruk

Instrumen dapat digunakan apabila hasil perhitungan DP minimal berada

dalam kategori sedang (Lestari & Yudhanegara, 2017).


35

Hasil uji coba daya beda butir soal soal dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal


Nomor butir soal Besar daya pembeda Kategori
1 0,47 Baik
2 0,06 Buruk
3 0 Sangat Buruk
4 0 Sangat Buruk
5 0,47 Baik
6 0,23 Cukup
7 0,06 Buruk
8 0,12 Buruk
9 0,53 Baik
10 0,41 Baik
11 0,41 Baik
12 0,18 Buruk
13 0,30 Cukup
14 0,12 Buruk
15 0,06 Buruk
16 0,35 Cukup
17 0,30 Cukup
18 0,41 Baik
19 0,41 Baik
20 -0,18 Sangat Buruk
21 0,47 Baik
22 0,30 Cukup
23 0,30 Cukup
24 0,06 Buruk
25 -0,12 Sangat Buruk
26 0,06 Buruk
27 0,47 Baik
28 0,30 Cukup
29 0,30 Cukup
30 0,06 Buruk
31 0,30 Cukup
32 -0,35 Sangat Buruk
33 0,3 Cukup
34 0,18 Buruk
35 -0,06 Sangat Buruk
36 0 Sangat Buruk
37 0,30 Cukup
38 0,53 Baik
39 0,30 Cukup
40 -0,11 Sangat Buruk

Diperoleh hasil perhitungan daya beda yaitu 10 soal dengan kategori baik

dengan besaran daya beda lebih dari atau sama dengan 0,40 yaitu soal nomor 1, 5,

9, 10, 11, 18, 19, 21, 27, 38. Diperoleh 12 soal dengan kategori cukup dengan

besaran DP antara 0,20 sampai 0,40 yaitu soal nomor 6, 13, 16, 17, 22, 23, 28, 29,
36

31, 33, 37, 39. Selanjutnya, diperoleh 18 soal dengan kategori sangat buruk dan

buruk dengan besaran daya beda antara 0 sampai 0,20 yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7,

8, 12, 14, 15, 20, 24, 25, 26, 30, 32, 34, 35, 36, 40. Dari perhitungan daya

pembeda diperoleh 22 dengan kategori baik dan cukup yang sudah mewakili

setiap indikator soal, sehingga ke 18 soal tidak digunakan tidak akan

mempengaruhi indikator yang digunakan. Hasil daya pembeda dapat dilihat pada

lampiran 10.

d. Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran

suatu butir soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran

instrumen tes (Lestari & Yudhanegara, 2017) sebagai berikut.

Keterangan:

IK = indeks kesukaran

nA= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

nB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

NA = banyaknya siswa kelompok atas

NB = banyaknya siswa kelompok bawah

Indeks kesukaran suatu butir soal dapat diinterpretasikan dalam kriteria

menurut Lestari & Yudhanegara (2017) sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen


IK Interpretasi Indeks Kesukaran
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
37

Instrumen dapat digunakan apabila hasil perhitungan IK berada dalam

kategori sedang (Lestari & Yudhanegara, 2017).

Berdasarkan kategori tingkat kesukaran soal yaitu mudah, sedang, dan

sukar, hasil analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran


Nomor Butir Soal Perhitungan Indeks Interpretasi Indeks
Kesukaran Kesukaran
1 0,71 Mudah
2 0,09 Sukar
3 0,06 Sukar
4 0.06 Sukar
5 0,71 Mudah
6 0,59 Sedang
7 0,91 Mudah
8 0,53 Sedang
9 0,32 Sedang
10 0,44 Sedang
11 0,62 Sedang
12 0,68 Sedang
13 0,62 Sedang
14 0,82 Mudah
15 0,03 Sukar
16 0,53 Sedang
17 0,41 Sedang
18 0,68 Sedang
19 0,23 Sukar
20 0,35 Sedang
21 0,65 Sedang
22 0,44 Sedang
23 0,50 Sedang
24 0,03 Sukar
25 0,18 Sukar
26 0,62 Sedang
27 0,53 Sedang
28 0,68 Sedang
29 0,80 Mudah
30 0,44 Sedang
31 0,39 Sedang
32 0,65 Sedang
33 0,56 Sedang
34 0,21 Sukar
35 0,80 Mudah
36 0,18 Sukar
37 0,56 Sedang
38 0,32 Sedang
39 0,21 Sukar
40 0,12 Sukar
38

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal diperoleh 6 soal

dengan kriteria mudah, 23 soal dengan kriteria sedang, dan 11 soal dengan kriteria

sukar. Menurut Suherman (2003) dalam (Lestari & Yudhanegara, 2017), indeks

kesukaran butir soal yang dapat digunakan sebagai instrumen tes yaitu yang

memiliki interval antara 0,20 sampai 0,80. Selanjutnya hasil perhitungan tingkat

kesukaran butir soal dapat dilihat pada lampiran 11.

e. Hasil kesimpulan uji coba tes diagnostik miskonsepsi

Berdasarkan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran

butir soal didapatkan butir soal yang layak diujikan kepada subjek penelitian yaitu

butir soal nomor 1, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 31, 33 termasuk dalam indikator struktur

sistem saraf, butir soal nomor 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 37, 38 termasuk dalam

indikator jenis-jenis sitem saraf dan butir soal nomor 27, 28 dengan indikator

gangguan-gangguan pada sistem saraf. Total keseluruhan soal yang dapat

digunakan untuk uji/tes diagnostik siswa berjumlah 20 soal. Butir soal tersebut

dapat dilihat pada lampiran 13.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai upaya untuk menggali

informasi tentang faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Wawancara

merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka,

pertanyaan diberikan secara lisan begitupun dengan jawabannya. Pemakaian data

wawancara untuk mengumpulkan informasi dilakukan secara asumsi bahwa

wawancara mempunyai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator. Wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan terhadap siswa dan juga guru yang

terdapat pada lampiran ke 4 dan 5.


39

Pertanyaan yang diajukan pada guru untuk mengetahui bagaimana hasil

belajar siswa mengenai materi sistem saraf. Pertanyaan tersebut dapat berupa

materi sistem saraf yang diajarkan, media yang digunakan, bahan ajar yang

digunakan, metode belajar yang digunakan dan keadaan miskonsepsi yang dialami

oleh siswa pada materi sistem saraf. Selain itu, juga dilakukan wawancara

pendalaman pada siswa yang dilakukan setelah pelaksanaan tes objektif.

Wawancara pada siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana siswa tersebut

dalam mengikuti pembelajaran dan penerimaan konsep. Adapun dengan

menanyakan beberapa pertanyaan mengenai minat dalam mengikuti pembelajaran

dan kesulitan dalam penerimaan materi tersebut. Wawancara dilakukan kepada

guru dan siswa dengan kisi-kisi yang terdapat pada tabel 3.8 dan 3.9 sebagai

berikut.

Tabel 3. 8 Kisi-Kisi Wawancara Guru Pengampu


Aspek Indikator
Materi sistem saraf Respon siswa terhadap pembelajaran materi sistem saraf.
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran materi sistem saraf.
Sumber bahan ajar yang diguanakan dalam pembelajaran materi
sistem saraf.
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran materi
sistem saraf.
Metode belajar efektif yang digunakan dalam pembelajaran
sistem saraf.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sistem
saraf.
Sub Materi yang kesulitannya paling banyak dalam materi sistem
saraf.
Keadaan miskonsepsi yang Kegiatan dalam mendiagnosis miskonsepsi pada siswa.
dialami siswa dalam materi Faktor penyebab miskonsepsi pada siswa.
sistem saraf Upaya guru dalam mengatasi miskonsepsi pada siswa.
(diadaptasi dari: Listiani, 2017)

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Wawancara Terhadap Siswa


Aspek Kategori
Materi sistem saraf Pandangan mengenai materi sistem saraf
Sub materi yang dianggap sulit oleh siswa
Kesulitan dalam memahami materi sistem saraf
Minat Belajar Minat siswa dalam mempelajari materi sistem saraf
40

Metode belajar yang digunakan siswa dalam mempelajari sub


materi sistem saraf.
(diadaptasi dari: Listiani, 2017)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu tahapan yang perlu dilakukan

dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, baik dengan

menggunakan instrumen tes maupun non tes. Teknik pengumpulan data yang

akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa teknik tes tertulis. Menggunakan

item tes pilihan ganda yang merupakan tes yang paling banyak digunakan oleh

guru karena dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang

bervariasi (Sukardi, 2008). Tes tertulis berupa pilihan ganda beralasan tertutup

yang dilengkapi dengan kolom tingkat keyakinan/ CRI (Certainty of Response

Index). Selain dengan teknik tes tersebut, teknik pengumpulan data akan

dilakukan dengan wawancara mendalam dan juga observasi secara langsung.

Wawancara mendalam dilakukan pada siswa yang telah teridentifikasi mengalami

miskonsepsi, dengan beberapa butir soal untuk memperjelas miskonsepsi yang

dialami siswa tersebut. Observasi langsung dilakukan dengan mengamati siswa

ketika pembelajaran dan memperhatikan jawaban siswa ketika ditanya oleh guru

maupun ketika menjawab soal.

3.6 Teknik Analisis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Data Kualitatif diperoleh

dari hasil persentase pemahaman konsep dan wawancara pada siswa kelas XI

MIPA 1 SMA Negeri 1 Candimulyo. Data yang telah terkumpul dianalisis untuk

mengetahui dan membedakan siswa yang paham konsep (P), miskonsepsi (M),
41

tidak ada keyakinan (TY), dan tidak paham konsep (TP). Hasil analisis data akan

memberi gambaran mengenai miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep sub

materi sistem saraf. Tahapan teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi hasil tes siswa dengan melihat jawaban dan tingkat

keyakinan.

2. Menentukan kategori pemahaman siswa antara siswa yang paham konsep,

miskonsepsi, tidak yakin dan tidak paham konsep.

3. Menghitung persentase jawaban berdasarkan kategori tingkat pemahaman

siswa, dengan rumus sebagai berikut: (Sudijono, 2008)

Keterangan:

P : angka persentase kelompok

f : jumlah siswa tiap kelompok

N : jumlah individu (seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian)

4. Membuat rekapitulasi persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa,

5. Menganalisis letak miskonsepsi pada butir soal dengan persentase miskonsepsi

tertinggi.

6. Reduksi data hasil wawancara dengan siswa yang mengalami miskonsepsi dan

guru.

7. Penyajian data hasil wawancara dari guru dan siswa yang mengalami

miskonsepsi dalam bentuk naratif .

8. Menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara.

Kesimpulan berupa persentase siswa yang paham konsep (P), miskonsepsi (M),
42

tidak ada keyakinan (TY), dan tidak paham konsep (TP). Gambaran

miskonsepsi siswa pada materi sistem saraf, serta faktor-faktor yang

menyebabkan miskonsepsi yang dialami siswa pada sub materi sistem saraf.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil tes diagnostik siswa pada soal pilihan ganda beralasan tertutup disertai

dengan tingkat keyakinan siswa (CRI) disajikan dalam bentuk tabel. Tabel yang

disajikan berisikan persentase kategori tingkat keyakinan siswa yang digolongkan

dalam 4 kategori yaitu paham konsep (PK), miskonsepsi (M), tidak yakin (TY),

dan tidak paham (TP). Hasil perhitungan persentase kategori tingkat keyakinan

siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 1 Persentase Hasil Tes Diagnostik


Nomor Indikator Soal PK M TY TP
Soal
1 Sistem organ dalam sistem 50% 22.22% 16.67% 11.11%
regulasi.
2 27.78% 25% 5.56% 41.67%
3 Jenis neuron asosiasi 38.89% 19.44% 5.56% 36.11%
berdasarkan letaknya.
4 19.44% 22.22% 16.67% 36.11%
5 Gerakan impuls saraf 30.56% 33.33% 11.11% 25%
Gerak sadar dan gerak tak
6 sadar 5.56% 63.89% 2.78% 27.78%
7 Penghatantaran impuls 0% 38.89% 5.56% 55.56%
saraf
8 30.56% 44.44% 2.78% 22.22%
Neuron dalam perjalanan
9 impuls 2.78% 36.11% 8.33% 47.22%
10 Struktur/fungsi sistem 33.33% 13.89% 16.67% 36.11%
saraf pusat dan sistem
11 saraf tepi 19.44% 22.22% 16.67% 41.67%
12 Bagian-bagian sistem 33.33% 33.33% 5.56% 27.78%
saraf pusat
13 25% 22.22% 11.11% 41.67%
14 8.33% 55.55% 2.78% 33.33%
15 Saraf tepi 11.11% 33.33% 11.11% 44.44%
16 Bagian sistem saraf tepi 22.22% 25% 19.44% 33.33%
berdasarkan asalnya
17 8.33% 47.22% 2.78% 41.67%
18 Cara kerja saraf otonom 25% 33.33% 11.11% 30.56%
19 Gangguan sistem saraf 44.44% 27.78% 19.44% 8.33%
20 19.44% 55.55% 8.33% 16.67%
Rata-Rata 22.78% 33.75% 10% 32.91%

43
44

Keterangan:

PK : Paham Konsep

M : Miskonsepsi

TY : Tidak Yakin

TP : Tidak Paham Konsep

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, persentase tingkat pemahaman siswa pada sub

materi sistem saraf termasuk dalam kategori “Miskonsepsi” dengan rata-rata

persentase tertinggi sebesar 33,75%. Rata-rata persentase tingkat pemahaman

siswa terendah yaitu 10% dengan kategori “Tidak Yakin”. Sedangkan rata-rata

persentase tingkat pemahaman siswa “Paham Konsep” dan “Tidak Paham” yaitu

sebesar 22,78% dan 32,91%. Kategori miskonsepsi pada siswa dibedakan menjadi

3 yaitu miskonsepsi tinggi, sedang, dan rendah. Tingkatan miskonsepsi mengacu

pada kategori menurut Suwarna (2013) yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Kategori Tingkatan Miskonsepsi


Persentase Kategori
0% - 30% Rendah
31% - 60% Sedang
61% - 100% Tinggi

Butir soal yang memiliki rata-rata persentase tingkat pemahaman siswa

tertinggi yakni dalam kategori “Miskonsepsi” berjumlah 7 soal. Ketujuh butir soal

tersebut adalah butir soal yang memiliki persentase miskonsepsi tertinggi. Butir

soal tersebut terletak pada soal nomor 5, 6, 8, 14, 17, 18, dan 20. Perhitungan

persentase tingkat pemahaman siswa pada sub materi sistem saraf dapat dilihat

lebih lanjut pada lampiran 16. Terdapat 1 soal dengan kategori miskonsepsi tinggi

yaitu butir soal nomor 6, untuk butir soal nomor 5, 8, 14, 17, 18, dan 20 termasuk

dalam kategori miskonsepsi sedang. Jika ditampilkan dalam bentuk grafik, sub
45

materi sistem saraf yang memicu miskonsepsi pada siswa dapat dilihat pada

gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Persentase Hasil Tes Sub Materi Sistem Saraf

Berdasarkan hasil tersebut, dari 20 butir soal yang digunakan terdapat 7 soal

yang memiliki kriteria miskonsepsi tinggi. Setelah diketahui hasilnya dapat pula

diketahui siswa yang mengalami miskonsepsi setelah mengerjakan tes diagnostik

tersebut. Adapun siswa yang mengalami miskonsepsi berjumlah 18 dari 36 siswa

dalam kelas. Dari siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut kemudian

dilakukan wawancara pendalaman. Wawancara dilakukan kepada 50% siswa yang

mengalami miskonsepsi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Hasil Tes Diagnostik

Berdasarkan data hasil penelitian dengan menggunakan metode CRI

(Certainty of Response Index) menunjukkan bahwa efektif untuk menganalisis

siswa yang mengalami miskonsepsi didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Murni (2013). Pelaksanaan penelitian pengambilan data melalui tes diagnostik


46

miskonsepsi tiga tingkat yang terdiri dari pilihan ganda tingkat 1, pilihan ganda

tingkat 2 (berisikan alasan atas jawaban pilgan 1), dan tingkat 3 berisi keyakinan

siswa dalam memilih jawaban tersebut. Adapun tingkat pemahaman siswa

dikategorikan dalam 4 kategori yaitu siswa paham konsep (PK), miskonsepsi (M),

tidak yakin (TY), dan tidak paham konsep (TP). Siswa yang mengalami

miskonsepsi atau bukan dapat dilihat dari jawaban mereka ketika menjawab soal

pilihan ganda tingkat 1 dan 2, kemudian juga dilihat dari indeks kepastian

jawaban (CRI) yang diberikan. Sehingga dari pemilihan jawaban tersebut dapat

diketahui siswa miskonsepsi atau bukan dan dapat diketahui persentasenya dari

keseluruhan soal seperti yang terdapat pada tabel 4.1.

Hasil tes diagnostik yang telah dianalisis dapat diketahui siswa yang masuk

dalam 4 kategori tingkat pemahaman siswa. Hasil analisis tersebut dapat

digunakan untuk melakukan wawancara pendalaman penguasaan konsep siswa.

Rata-rata persentase yang didapat dari perhitungan semua soal didapat rata-rata

paling tinggi yaitu 33,75% dengan kategori miskonsepsi. Sedangkan kategori

paham konsep, tidak yakin, dan tidak paham konsep masing-masing memiliki

persentase yaitu 22.78%, 10%, dan 32, 91%. Berdasarkan hasil tersebut dapat

diketahui pula butir-butir soal dengan miskonsepsi (M). Dari 20 butir soal yang

digunakan terdapat 7 soal dengan miskonsepsi. Miskonsepsi tinggi pada butir soal

nomor 6 dan miskonsepsi sedang pada butir soal nomor 5, 8, 14, 17, 18, dan 20.

Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing soal dengan kategori

miskonsepsi.
47

1. Miskonsepsi

a. Miskonsepsi Tinggi

Butir soal nomor 6

Pada butir soal nomor 6 konsep yang diujikan yaitu konsep gerak sadar dan

gerak tak sadar, dengan pertanyaan yang diujikan sebagai berikut:

6. Impuls – reseptor – saraf sensorik - ..…. – saraf motorik – efektor


Gerak impuls saraf di atas merupakan gerak reflek (tak sadar). Bagian yang kosong
dilengkapi oleh…
A. Otak
B. Otot
C. Sumsum tulang belakang
D. Indra
E. Rangsangan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Gerak tak sadar akibat dari adanya gerak impuls yang disengaja
B. Perjalanan gerak reflek dimulai dari adanya impuls – reseptor – saraf sensorik – otak
– saraf motorik – efektor.
C. Gerak tak sadar merupakan gerak yang terjadi akibat dari ketidaksengajaan yang
berjalan dari impuls- reseptor- saraf motorik- sumsum tulang belakang- saraf
sensorik- efektor
D. Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disengaja yang berhubungan dengan
sumsum tulang belakang.
E. Gerak refleks terjadi akibat adanya ketidaksengajaan yang berhubungan dengan otot.

Gambar 4.2 Butir Soal Nomor 6


Butir soal nomor 6 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi tinggi

dengan tingkatan soal C3. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor 6 yaitu

63,89%. Berdasarkan hasil jawaban tersebut, terdapat 23 siswa memberikan

jawaban yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 dan 2 salah, namun tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi

(>2,5). Rata-rata siswa menjawab bagian yang kosong tersebut yaitu otak.

Jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut yaitu sumsum tulang belakang.

Siswa mengalami miskonsepsi paling tinggi di bagian ini, mereka kurang

mempelajarinya sehingga sulit membedakan antara urutan gerak sadar dan gerak

tak sadar. Proses/urutan terjadinya gerak sadar dan tak sadar memiliki urutan yang
48

hampir mirip sehingga siswa sering salah dalam menyebutkan urutan yang tepat.

Selain itu, kegiatan pembelajaran pada materi ini yang dilakukan dengan

praktikum setelah adanya pandemi ini jadi tidak dilaksanakan. Sehingga siswa

kurang dapat membentuk konsep yang tepat pada materi ini.

Impuls saraf menyebabkan terjadinya gerakan yang timbul akibat dari

adanya rangsangan (Hanum, 2009) yang berupa gerak sadar dan gerak tak sadar.

Gerak sadar merupakan gerak yang disadari atau disengaja dan gerak tak sadar

merupakan gerak yang tak sengaja terjadi. Gerak impuls memiliki urutan-urutan

tersendiri baik gerak sadar maupun tak sadar. Urutan gerak tak sadar yaitu impuls-

reseptor- saraf sensorik- sumsum tulang belakang- saraf motorik- efektor

sedangkan urutan gerak sadar yaitu impuls- reseptor- saraf sensorik- otak- saraf

motorik- efektor. Sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak tak sadar

(refleks), yang menyampaikan impuls motorik dari otak ke berbagai efektor

(Saptati, 2012).

b. Miskonsepsi Sedang

Butir soal nomor 5

Pada butir soal nomor 5 konsep yang diujikan yaitu konsep gerak impuls

saraf. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal sebagai berikut:
49

5. Impuls saraf merupakan penyebab terjadinya gerakan. Gerakan yang dihasilkan oleh
adanya impuls yaitu…
A. Gerak sadar dan gerak lurus
B. Gerak lurus dan gerak tak sadar
C. Gerak tak sadar dan gerak otot
D. Gerak sadar dan gerak otot
E. Gerak sadar dan gerak tak sadar
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Impuls saraf menghasilkan gerakan berupa gerak mempengaruhi sistem kerja otak.
B. Impuls saraf dapat menyebabkan suatu gerakan yang berupa gerak sadar dan gerak
tak sadar
C. Impuls saraf akan menyebabkan gerakan yang berasal dari dalam sistem saraf
D. Gerakan yang terjadi dalam impuls saraf merupakan gerakan yang akan
mempengaruhi kerja otot
E. Gerakan yang disebabkan oleh impuls saraf merupakan gerak sadar yang
mempengaruhi otot.
Gambar 4.3 Butir Soal Nomor 5
Butir soal nomor 5 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi

sedang dengan tingkatan soal C1. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor 5

yaitu 33,33%. Berdasarkan hasil jawaban soal no 5, terdapat 12 siswa

memberikan jawaban yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada

soal tingkat 1 benar dan tingkat 2 salah namun tingkat keyakinan yang mereka

berikan tinggi (>2,5). Rata-rata siswa menjawab gerak sadar dan gerak tak sadar.

Tetapi alasan yang diberikan siswa pada tingkat ke-2 yaitu gerakan yang terjadi

pada impuls saraf merupakan gerakan yang mempengaruhi kerja otot. Hal tersebut

yang memberikan tanda bahwa mereka kurang memahami konsep materi dengan

baik.

Impuls saraf merupakan rangsangan dari lingkungan luar yang diterima

reseptor dan kemudian dibawa oleh neuron yang menjalar ke serabut saraf

sehingga menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Gerak impuls saraf dibagi

menjadi 2 yaitu gerak sadar (disengaja) dan gerak tak sadar (tidak disengaja)

Rachmawati, Urifah, & Wijayati (2009); Kusuma (2020).


50

Butir soal nomor 8

Pada butir soal nomor 8 konsep yang diujikan yaitu konsep mekanisme

penghantaran impuls saraf. Pertanyaan yang diujikan yaitu:

8. Dalam mekanisme penghantaran impuls. Tahap neuron dalam keadaan istirahat dikenal
dengan istilah….
A. Polarisasi
B. Depolarisasi
C. Repolarisasi
D. Kontraksi
E. Reaksi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Polarisasi merupakan tahapan neuron dalam keadaan berjalan menghantarkan
impuls.
B. Repolarisasi merupakan tahap neuron dalam keadaan istirahat.
C. Tahap neuron berada dalam keadaan istirahat biasa dikenal dengan istilah
polarisasi.
D. Tahap ketika neuron berada dalam fase istirahat disebut dengan istilah
depolarisasi.
E. Kontraksi merupakan neuron pada fase istirahat.

Gambar 4.4 Butir Soal Nomor 8

Butir soal nomor 8 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi

sedang dengan tingkatan soal C2. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor 8

yaitu 44,44%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 16 siswa memberikan jawaban

yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat 1

dan 2 salah, namun tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi (>2,5). Rata-

rata siswa menjawab fase istirahat pada proses penghantaran impuls yaitu

repolarisasi. Sedangkan jawaban yang tepat untuk soal tersebut yaitu polarisasi.

Alasan yang mereka berikan yaitu repolarisasi dianggap sebagai fase istirahat

pada neuron ketikan penghantaran impuls. Siswa mengalami miskonsepsi pada

soal nomor 8 ini karena mereka belum begitu memahami konsep penghantaran

impuls saraf, apalagi dengan kata-kata asing seperti pada soal. Mereka kurang

mempelajari bahkan tidak mengerti istilah-istilah asing tersebut.


51

Mekanisme penghantaran impuls saraf dimulai ketika ada stimulus yang

diterima oleh reseptor, penghantaran impuls dilakukan oleh neuron. Neuron

memiliki aliran impuls yang dimulai dari dendrit ke badan sel lalu ke akson

dengan tiga peristiwa yaitu polarisasi, depolarisasi, dan repolarisasi (Pujiyanto,

2008). Neuron dalam keadaan istirahat disebut juga dengan polarisasi membran,

memiliki energi potensial membran untuk mengirimkan impuls. Adanya impuls

tersebut menyebabkan membran terdepolarisasi, akibatnya ada perbedaan muatan

sel saraf perbedaan tersebut mengakibatkan impuls merambat ke sepanjang akson

menuju sinaps. Ketika impuls telah lewat (repolarisasi) maka membran sel neuron

akan kembali seperti semula (Susilowarno & Hartono, 2007)

Butir soal nomor 14

Pada butir soal nomor 14 mengujikan konsep bagian-bagian sistem saraf

pusat Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal yaitu sebagai

berikut:

14. Bagian dari sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai penghubung impuls dari
dan ke otak adalah…
A. sumsum tulang belakang
B. sumsum lanjutan
C. otak besar
D. otak kecil
E. otak depan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. sumsum lanjutan merupakan sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai
penghubung impuls dari dan ke otak.
B. Sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai penghubung impuls dari dan ke otak
yaitu sumsum tulang belakang.
C. Sumsum tulang belakang merupakan penghubung impuls dari otak ke otot,
D. Otak depan merupakan sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai penghubung
impuls dari dan ke otak
E. Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otot ke otak melalui sebuah impuls.

Gambar 4.5 Butir Soal Nomor 14

Butir soal nomor 14 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi

sedang dengan tingkatan soal C2. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor
52

14 yaitu 55,55%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 20 siswa memberikan

jawaban yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 dan 2 salah, namun tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi

(>2,5). Rata-rata siswa menjawab sumsum lanjutan, sedangkan jawaban yang

tepat untuk soal tersebut yaitu sumsum tulang belakang. Alasan yang diberikan

yaitu mereka menganggap bahwa sumsum lanjutan merupakan bagian dari sistem

saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai penghubung impuls dari dan ke otak.

Mereka kurang memahami materi tersebut sehingga mengakibatkan kesalahan

konsep. Pada topik ini siswa mengalami miskonsepsi sedang, mereka belum bisa

membedakan antara sumsum tulang belakang dan sumsum lanjutan pada sistem

saraf.

Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis) terdapat di rongga tulang

belakang sedangkan sumsum lanjutan (Medulla Oblongata) disebut juga batang

otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang (Suwarno,

2009). Fungsi dari sumsum tulang belakang yaitu sebagai penghubung impuls dari

dan ke otak dan memberikan kemungkinan terjadinya gerak refleks. Sedangkan

fungsi dari sumsum lanjutan yaitu untuk mengatur denyut jantung, pelebaran dan

penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, dan

muntah (Kusuma, 2020).

Butir soal nomor 17

Butir soal nomor 17 mengujikan konsep bagian saraf tepi berdasarkan

asalnya. Pertanyaan pada butir soal sesuai dengan indikatornya yaitu sebagai

berikut:
53

17. Bagian dari saraf tepi yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor disebut
saraf…
A. Kranial
B. Somatis
C. Otonom
D. Spinal
E. Pusat
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor adalah saraf somatis.
B. Sistem saraf somatis (saraf sadar) yaitu saraf yang rangsangannya tidak
disampaikan ke otak.
C. Saraf kranial adalah saraf yang memiliki rangsangan yang disampaikan ke pusat
reseptor.
D. Saraf spinal merupakan saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor.
E. Sistem saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor adalah sistem saraf
saraf otonom.
Gambar 4.6 Butir Soal Nomor 17

Butir soal nomor 17 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi

sedang dengan tingkatan soal C3. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor

17 yaitu 47,22%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 17 siswa memberikan

jawaban yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 dan 2 salah, namun tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi

(>2,5). Rata-rata siswa menjawab saraf kranial, sedangkan jawaban yang tepat

untuk soal tersebut yaitu saraf somatis. Alasan yang diberikan pada pilihan ganda

tingkat 2 yaitu mereka menganggap bahwa saraf kranial yang memiliki

rangsangan yang disampaikan ke reseptor. siswa mengalami miskonsepsi pada

topik ini dikarenakan banyak jenis-jenis sistem saraf yang harus mereka pahami

sehingga mereka kesulitan untuk memahami setiap jenis yang berbeda-beda

tersebut. selain itu, dari semua jenis yang berbeda tersebut juga berbeda

pengertian dan fungsinya hal itulah yang membuat mereka kadang terbalik

memahami jenis/fungsinya.

Saraf somatis (sistem saraf sadar) merupakan bagian dari sistem saraf tepi.

Saraf somatis merupakan saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor


54

yaitu ke pusat motoris pada serebrum. Sistem saraf somatis mempengaruhi kulit,

otot rangka, dan tendon. Sistem saraf somatis memiliki aksi yang meliputi gerak

sadar dan gerak tak sadar Saptati (2012); Campbell (2008).

Butir soal nomor 18

Butir soal nomor 18 mengujikan konsep cara kerja saraf otonom. Adapun

pertanyaan yang diberikan sesuai dengan indikator soal tersebut, sebagai berikut:

18. Sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ-organ dalam disebut…
A. Saraf somatis
B. Saraf otonom
C. Saraf kranial
D. Saraf spinal
E. Saraf tepi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf somatis merupakan sistem saraf yang bekerja untuk mengontrol
kegiatan organ-organ dalam.
B. Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan
organ luar.
C. Sistem saraf yang dapat bekerja untuk mengontrol kegiatan organ dalam yaitu
sistem saraf spinal.
D. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ-
organ dalam tubuh.
E. Sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ dalam tubuh adalah sistem
saraf kranial.

Gambar 4.7 Butir Soal Nomor 18

Butir soal nomor 18 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi

sedang dengan tingkatan soal C2. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor

18 yaitu 33,33%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 12 siswa memberikan

jawaban yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 benar dan pilihan ganda tingkat 2 salah, namun tingkat keyakinan yang

mereka berikan tinggi (>2,5). Rata-rata siswa menjawab saraf otonom. Alasan

yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu mereka menganggap bahwa

saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ

luar.
55

Siswa mengalami miskonsepsi pada topik ini dikarenakan banyak jenis-jenis

sistem saraf yang harus mereka pahami sehingga mereka kesulitan untuk

memahami setiap jenis yang berbeda-beda tersebut. selain itu, dari semua jenis

yang berbeda tersebut juga berbeda pengertian dan fungsinya hal itulah yang

membuat mereka kadang terbalik memahami jenis/fungsi dari berbagai macam

sistem saraf tersebut.

Sistem saraf otonom merupakan saraf yang rangsangannya tidak

disampaikan ke otak, saraf otonom merupakan sistem saraf yang mengatur

kegiatan organ-organ dalam tubuh (Kusuma, 2020). Sistem saraf otonom disusun

oleh kinerja saraf-saraf motorik yang terdapat pada sumsum tulang belakang dan

beberapa saraf kranial yang mengatur gerakan-gerakan dalam tubuh, misalnya

gerak otot jantung, gerak otot saluran pencernaan, sekresi hormon dan enzim oleh

kelenjar (Hanum, 2009). Kontrol yang dilakukan oleh saraf otonom umumnya

berlangsung secara tidak sadar (Campbell, 2008).

Butir soal nomor 20

Butir soal nomor 20 mengujikan konsep gangguan-gangguan yang terjadi

pada sistem saraf. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal

diantaranya sebagai berikut:


56

20. Penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga
otak menjadi pecah disebut…
A. Stroke
B. Amnesia
C. Gegar otak
D. Meningitis
E. Epilepsi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga
otak menjadi pecah yaitu gegar otak.
B. Stroke merupakan penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak tersumbat
atau pecah sehingga otak menjadi pecah
C. Epilepsi merupakan penyakit yang timbul akibat dari pembuluh darah yang
meningkat di otak.
D. Stroke merupakan radang selaput otak karena infeksi virus atau bakteri.
E. Amnesia merupakan kelainan pada sistem saraf yang timbul akibat adanya
penyumbatan darah di otak.

Gambar 4.8 Butir Soal Nomor 20

Butir soal nomor 20 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi

sedang dengan tingkatan soal C2. Persentase miskonsepsi pada butir soal nomor

20 yaitu 55,55%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 20 siswa memberikan

jawaban yang berbeda dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 dan 2 salah, namun tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi

(>2,5). Rata-rata siswa menjawab gegar otak, sedangkan jawaban yang tepat

untuk soal tersebut yaitu stroke. Alasan yang diberikan pada pilihan ganda tingkat

2 yaitu mereka menganggap bahwa penyakit gegar otak merupakan penyakit yang

timbul akibat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi

pecah.

Siswa mengalami miskonsepsi pada soal tersebut rata-rata karena menurut

pemahaman yang mereka miliki penyakit gegar otak terjadi karena pecahnya

pembuluh darah di otak sehingga otak bisa pecah. Mereka kurang mempelajari

dengan baik konsep yang benar sesuai dengan konsep ilmiah yang ada pada

sumber belajar yang mereka miliki. Mereka juga enggan untuk membaca
57

buku/sumber belajar lainnya yang mereka punya sehingga minim pengetahuan

atau bahkan terjadi miskonsepsi.

Sistem saraf yang abnormal akan mengakibatkan terjadinya gangguan-

gangguan pada sistem saraf. Salah satu gangguan/penyakit pada sistem saraf

manusia yaitu stroke. Strokeadalah penyakit yang timbul karena pembuluh darah

di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi rusak. Penyebab

penyumbatan di otak tersebutadalah adanya penyempitan pembuluh darah

(arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli.

Ciri yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris

Rachmawati, Urifah, & Wijayati (2009); Hanum (2009).

2. Paham Konsep

Berdasarkan hasil tes dapat pula diketahui butir-butir soal dengan kategori

paham konsep (PK) tinggi. Dari 20 butir soal yang digunakan terdapat 4 soal

dengan kategori paham konsep yaitu butir soal nomor 1, 3, 12, 19.

Butir soal nomor 1

Pada butir soal nomor 1 mengenai konsep cakupan sistem regulasi manusia

yang terdapat pada indikator stuktur dan fungsi sistem saraf. Adapun pertanyaan

yang diajukan sesuai dengan indikator yakni:


58

1. Perhatikan beberapa sistem organ berikut ini!


1) Sistem saraf
2) Sistem peredaran darah
3) Sistem indera
4) Sistem hormon
Yang merupakan bagian sistem regulasi ditunjukkan oleh nomor…..
A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 4
C. 2, 3, 4
D. 1, 3, 4
E. 2, 3
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem regulasi merupakan sistem yang mengatur sebuah kegiatan di dalam tubuh
yang terbagi menjadi tiga subtopik yaitu sistem saraf, sistem indera, dan sistem
hormon.
B. Pada sistem regulasi merupakan sistem yang ada didalam tubuh manusia yang terdiri
dari sistem saraf, sistem hormon, dan sistem peredaran darah.
C. Sistem regulasi terdiri atas sistem peredaran darah yang mengatur seluruh sirkulasi
darah pada tubuh dan sistem indera yang berperan dalam proses informasi indera.
D. Sistem regulasi merupakan sistem koordinasi tubuh manusia
E. Sistem regulasi mempelajari segala sesuatu bentuk koordinasi dalam tubuh yang
terbagi atas sistem peredaran darah, sistem hormon, dan sistem indera .

Gambar 4.9 Butir Soal Nomor 1

Butir soal nomor 1 merupakan butir soal dengan kategori paham konsep

(PK) dengan tingkatan soal C1. Persentase paham konsep pada butir soal nomor

20 yaitu 50%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 18 siswa memberikan jawaban

yang benar sesuai dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 dan 2 benar dan tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi (>2,5).

Rata-rata siswa menjawab D yaitu sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon.

Alasan yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 sudah tepat bahwa sistem

regulasi didalamnya mencakup sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon

(Kusuma, 2020).

Rata- rata siswa sudah paham dengan konsep tersebut. Mereka sudah

mengetahui dengan baik konsep sistem organ yang ada pada sistem regulasi,

karena menurut mereka konsep ini cukup mudah dipahami. Bahwasannya dalam

sistem regulasi manusia terdapat 3 cakupan sistem organ yaitu sistem saraf, sistem
59

indera, dan sistem hormon (Hanum, 2009). Ketiga sistem organ tersebut saling

berkaitan dan harus dikuasai siswa dalam mempelajari sistem regulasi manusia.

Sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon saling berkaitan pada proses

kinerja mengatur tubuh manusia (Suwarno, 2009).

Butir soal nomor 3

Pada butir soal nomor 3 konsep mengenai jenis neuron asosiasi yang

termasuk dalam indikator pencapaian struktur dan fungsi sistem saraf. Pertanyaan

yang diajukan sesuai dengan indikator soal sebagai berikut:

3. Neuron yang merupakan penghubung antara neuron satu dengan lainnya disebut
neuron…
A. Sensorik
B. Motorik
C. Asosiasi
D. Konektor
E. Adjustor
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Neuron yang menghubungkan neuron satu dengan lainnya disebut neuron adjustor
B. Neuron asosiasi merupakan neuron yang menghubungkan neuron motorik dengan
neuron lainnya.
C. Yang merupakan penghubung antara neuron satu dengan lainnya yaitu neuron
motorik.
D. Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls yang
juga berperan sebagai penghubung antara neuron satu dengan lainnya.
E. Neuron konektor merupakan neuron penghubung antara neuron satu dengan lainnya.

Gambar 4.10 Butir Soal Nomor 3

Butir soal nomor 3 merupakan butir soal dengan kategori paham konsep

(PK) dengan tingkatan soal C4. Persentase paham konsep pada butir soal nomor 3

yaitu 38.89%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 14 siswa memberikan jawaban

yang benar sesuai dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan ganda

tingkat 1 dan 2 benar dan tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi (>2,5).

Rata-rata siswa menjawab neuron konektor. Alasan yang diberikan pada pilihan

ganda tingkat 2 sudah tepat bahwa neuron konektor merupakan penghubung

antara neuron satu dengan neuron lainnya. Rata-rata siswa sudah memahami
60

konsep pada topik ini, pemahaman konsep mereka cukup baik sehingga pada soal

ini tergolong dalam kategori paham konsep.

Neuron disebut juga dengan sel saraf, terdapat beberapa jenis neuron dalam

sistem saraf. salah satunya yaitu neuron asosiasi yang merupakan penghunung

antara neuron motorik dan sensorik. Neuron asosiasi sendiri dibedakan menjadi

dua berdasarkan tempatnya yaitu neuron konektor dan neuron ajustor. Neuron

konektor merupakan neuron yang menjadi penghubung antara neuron satu dengan

neuron lainnya (Susilowarno & Hartono, 2007; Suwarno, 2009).

Butir soal nomor 12

Pada butir soal nomor 12 mengenai konsep bagian sistem saraf pusat yang

termasuk dalam indikator pencapaian jenis-jenis sistem saraf. Adapun pertanyaan

yan diajukan sesuai dengan indikatornya yaitu:

12. Perhatikan bagian sistem saraf pusat berikut ini!


a) Otak besar
b) Otak kecil
c) Sumsum lanjutan
d) Otak depan
e) Sumsum tulang belakang
Dari uraian diatas, yang termasuk dalam bagian otak ditunjukanoleh..
A. Semuanya benar
B. a, b, d, e
C. a, b, c, e
D. a, b, c, d
E. b, c, e, d
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. sistem saraf pusat merupakan sistem yang mengkoordinasi sebagian fungsi saraf
saja didalamnya terdapat otak.
B. Sistem saraf adalah sistem koordinasi semua fungsi saraf yang tersusun dari otak
yang memiliki bagian yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah, otak depan dan
sumsum lanjutan.
C. Sistem saraf merupakan sistem yang mengkoordinasi semua fungsi saraf yang
tersusun dari sumsum tulang belakang.
D. Bagian dari saraf pusat salah satunya yaitu otak yang merupakan pusat pengendali
tubuh yang tersusun atas otak besar, otak kecil, otak depan, otak tengah dan
sumsum tulang belakang.
E. Otak merupakan pengendali tubuh bagian kanan saja yang tersusun atas otak besar,
otak kecil, otak depan, otak belakang dan sumsum lanjutan.

Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 12


61

Butir soal nomor 12 merupakan butir soal dengan kategori paham konsep

(PK) dengan tingkatan soal C2. Persentase paham konsep pada butir soal nomor

20 yaitu 33,33%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 12 siswa memberikan

jawaban yang benar sesuai dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan

ganda tingkat 1 dan 2 benar dan tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi

(>2,5). Rata-rata siswa menjawab D. a, b, c, d yaitu otak besar, otak kecil,

sumsum lanjutan, dan otak depan. Alasan yang diberikan pada pilihan ganda

tingkat 2 sudah tepat bahwa bagian dari otak manusia yaitu otak besar, otak kecil,

otak depan, dan sumsum lanjutan (Kusuma, 2020). Rata-rata siswa sudah

memahami konsep pada topik ini, pemahaman konsep mereka cukup baik

sehingga pada soal ini tergolong dalam kategori paham konsep.

Sistem saraf manusia terdiri dari dua jenis yaitu sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi. Otak termasuk dalam sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai

pengatur seluruh aktivitas tubuh. Otak manusia terdiri dari otak besar, otak kecil,

otak tengah, otak depan, otak belakang, dan sumsum lanjutan (medulla

oblongata). Otak belakang memiliki sifat peka terhadap perubahan suhu, tekanan

maupun sentuhan pada kulit. Otak belakang terdiri atas serebelum dan medulla

oblongata (Hanum, 2009; Campbell, 2008).

Butir soal nomor 19

Pada butir soal nomor 19 mengenai konsep gangguan-gangguan yang terjadi

pada sistem saraf manusia. Adapun pertanyaan yang diajukan sesuai dengan

indikator soal yaitu:


62

19. Berikut ini yang bukan termasuk gangguan sistem saraf yaitu…
A. Epilepsi
B. Alzheimer
C. Meningitis
D. Stroke
E. Bronkitis
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Epilepsi (ayan) merupakan penyakit serangan mendadak karena trauma kepala,
tumor otak, kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
B. Alzheimer merupakan sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
C. Meningitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
D. Bronkitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
E. Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pernapasan bukan
pada sistem saraf.

Gambar 4.12 Butir Soal Nomor 19

Butir soal nomor 19 merupakan butir soal dengan kategori paham konsep

(PK) dengan tingkatan soal C2. Persentase paham konsep pada butir soal nomor

20 yaitu 44,44%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 16 siswa memberikan

jawaban yang benar sesuai dengan konsep ilmiah. Jawaban siswa pada pilihan

ganda tingkat 1 dan 2 benar dan tingkat keyakinan yang mereka berikan tinggi

(>2,5). Rata-rata siswa menjawab Bronkitis. Alasan yang diberikan pada pilihan

ganda tingkat 2 sudah tepat bahwa bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan

oleh infeksi virus pada sistem pernapasan buka pada sistem saraf. Siswa sudah

mengetahui bahwasanya bronkitis bukan termasuk gangguan dari sistem saraf

manusia melaikan gangguan dari sistem pernapasan manusia.

Penyakit pada sistem saraf meliputi amnesia, gegar otak, stroke, epilepsi,

gangguan jiwa, meningitis, dll (Kusuma, 2020; Hanum 2009). Rata-rata siswa

sudah memahami konsep pada topik ini, pemahaman konsep mereka cukup baik

sehingga pada soal ini tergolong dalam kategori paham konsep. Mereka bisa

membedakan yang temasuk penyakit/gangguan pada sistem saraf dan yang bukan.
63

3. Tidak Paham Konsep

Berdasarkan hasil tes diagnostik dapat pula diketahui butir-butir soal dengan

kategori tidak paham konsep (TP). Dari 20 butir soal yang digunakan terdapat 9

soal dengan kategori tidak paham konsep yaitu pada butir soal nomor 2, 4, 7, 9,

10, 11, 13, 15, 16.

Butir soal nomor 2

Pada butir soal nomor 2 membahas mengenai konsep sistem-sistem yang

termasuk dalam sistem regulasi. Adapun soal yang diajukan sesuai dengan

indikator yaitu sebagai berikut:

2. Ketika kita haus kaki kita bergerak mendekati tempat minum. Kegiatan tersebut tidak
lepas dari adanya sinyal/rangsangan listrik yang diberikan oleh salah satu bagian dari
sistem regulasi yang mengatur dalam tubuh kita yang disebut dengan sistem …
A. Sistem saraf
B. Sistem respirasi
C. Sistem indera
D. Sistem ekskresi
E. Sistem hormon
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem regulasi terdiri dari 3 bahasan yaitu sistem saraf, sistem hormon, sistem
indera. Sistem indera merupakan sistem yang mengatur tubuh melalui rangsangan
listrik.
B. Sistem saraf termasuk dalam sistem regulasi yang berperan sebagai penerima sinyal
atau reseptor.
C. Sistem eksresi berhubungan dengan pengaturan tubuh dalam pemberian rangsangan
listrik agar terdapat gerakan cepat.
D. Sistem saraf merupakan bagian dari sistem regulasi yang bekerja dengan
memberikan rangsangan listrik agar terjadi sebuah gerakan cepat.
E. Sistem respirasi merupakan bagian dari sistem regulasi manusia yang berperan
dalam tubuh manusia dalam penerimaan sinyal.

Gambar 4.13 Butir Soal Nomor 2

Butir soal nomor 2 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C1. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 2 yaitu 41,67%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 15 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 benar, tetapi pada pilihan ganda tingkat 2 salah dan tingkat keyakinan yang
64

mereka berikan rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab sistem saraf. Alasan

yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa sistem saraf merupakan

bagian dari sistem regulasi yang berperan dalam penerimaan sinyal/reseptor.

Siswa salah mengartikan peran sistem saraf dalam tubuh manusia. Mereka tidak

mengetahui dengan baik peranan sistem saraf manusia secara tepat, karena mereka

tidak mempelajarinya ketika akan mengerjakan tes dan tidak dapat mengingat

dengan baik. Selain itu, dari hasil wawancara mereka juga tidak memiliki

keyakinan atas jawaban yang dipilihnya.

Sistem saraf manusia merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh manusia

(Suwarno, 2009). Pada tubuh manusia sistem saraf bekerja berdasarkan impuls

elektrokimia yang memiliki tugas untuk melayani seluruh kegiatan yang terjadi

dalam tubuh manusia dengan berbagai caranya. Sistem saraf memiliki fungsi

sebagai peninjau bagi tubuh dan pengumpul informasi tentang dunia diluar

maupun didalam tubuh manusia. Segala gerak yang terjadi baik sadar maupun tak

sadar semua diatur oleh saraf manusia (Rachmawati, Urifah, & Wijayati., 2009).

Butir soal nomor 4

Pada butir soal nomor 4 yakni mengenai konsep jenis neuron yang termasuk

pada indikator pencapaian soal struktur dan fungsi sistem saraf. Pertanyaan yang

diajukan yakni sebagai berikut:


65

4. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan menjadi 2 yaitu…


A. Neuron konektor dan neuron motorik
B. Neuron konektor dan neuron ajustor
C. Neuron ajustor dan neuron efektor
D. Neuron konektor dan neuron sensorik
E. Neuron ajustor dan neuron aferen
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Dalam neuron asosiasi yang dibedakan berdasarkan tempatnya terdapat 2 jenis
neuron yaitu neuron konektor dan neuronsensorik.
B. Neuron asosiasi yang dibedakan berdasarkan tempatnya terdapat 2 jenis neuron
yaitu neuron konektor dan neuron ajustor.
C. Neuron asosiasi dapat dibedakan menjadi neuron ajustor dan neuron aferen.
D. Dalam neuron asosiasi hanya terdapat satu jenis neuron saja yaitu neuron konektor.
E. Neuron konektor dan neuron motorik merupakan bagian dari neuron asosiasi
berdasarkan letaknya.

Gambar 4.14 Butir Soal Nomor 4

Butir soal nomor 4 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C4. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 4 yaitu 36,11%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 13 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab neuron konektor dan neuron sensorik.

Alasan yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa neuron asosiasi

berdasarkan letaknya dibagi menjadi dua yaitu neuron konektor dan neuron

sensorik. Siswa mengalami kesalahan konsep karena mereka tidak tahu apa saja

jenis neuron asosiasi berdasarkan letaknya tersebut. Dari hasil wawancara, mereka

tidak mengerti dan tidak memperlajari topik tersebut ketika akan melaksanakan

tes.

Neuron asosiasi merupakan penghubung antara neuron motorik dan neuron

sensorik. Pada neuron asosiasi dibedakan menjadi 2 jenis neuron berdasarkan

letaknya yaitu neuron konektor dan neuron ajustor (Kusuma, 2020). Neuron

konektor merupakan neuron yang berfungsi sebagai penghubung antara neuron


66

satu dengan neuron lainnya dan neuron ajustor merupakan neuron yang

menghubungkan antara neuron motorik dan neuron sensorik yang terdapat pada

otak dan sumsum tulang belakang (Campbell, 2008).

Butir soal nomor 7

Pada butir soal nomor 7 mengenai konsep mekanisme perjalanan impuls

saraf. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal diantaranya yaitu:

7. Terdapat tiga tahapan mekanisme penghantaran impuls yaitu…


A. Konsentrasi, polarisasi, depolarisasi
B. Polarisasi, reaksi, repolarisasi
C. Polarisasi, depolarisasi, repolarisasi
D. Polarisasi, konsentrasi, repolarisasi
E. Polarisasi, depolarisasi, reaksi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Proses penghantaran impuls pada sistem saraf terjadi dengan suatu tahapan yang
dilalui mulai dari tahap istirahat (polarisasi), depolarisasi sampai dengan
depolarisasi.
B. Mekanisme penghantaran impuls saraf terjadi karena adanya reaksi yang terjadi
pada tubuh
C. Mekanisme penghantaran saraf terjadi akibat dari tubuh terlalu aktif.
D. Penghantaran impuls saraf berjalan mulai dari polarisasi ke konsentrasi dan
berujung dengan depolarisasi.
E. Mekanisme penghantaran impuls terjadi melalui beberapa proses yaitu reaksi
menuju polarisasi dan repolarisasi.

Gambar 4.15 Butir Soal Nomor 7

Butir soal nomor 7 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C2. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 7 yaitu 55,56%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 20 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab konsentrasi, polarisasi dan depolarisasi.

Alasan yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa mekanisme

penghantaran impuls terjadi melalui beberapa proses yaitu reaksi dan berujung ke
67

depolarisasi. Siswa kurang memahami konsep perjalanan impuls saraf, sehingga

mereka kurang mengetahui istilah asing.

Mekanisme penghantaran impuls saraf dimulai ketika ada stimulus yang

diterima oleh reseptor, penghantaran impuls dilakukan oleh neuron. Neuron

memiliki aliran impuls yang dimulai dari dendrit ke badan sel lalu ke akson

dengan tiga peristiwa yaitu polarisasi, depolarisasi, dan repolarisasi (Pujiyanto,

2008). Neuron dalam keadaan istirahat disebut juga dengan polarisasi membran,

memiliki energi potensial membran untuk mengirimkan impuls. Adanya

impulstersebut menyebabkan membran terdepolarisasi, akibatnya ada perbedaan

muatan sel saraf perbedaan tersebut mengakibatkan impuls merambat ke

sepanjang akson menuju sinaps. Ketika impuls telah lewat (repolarisasi) maka

membran sel neuron akan kembali seperti semula (Hanum, 2009).

Butir soal nomor 9

Pada butir soal nomor 9 mengenai konsep peran neuron dalam perjalanan

impuls. Butir soal yang diajukan sesuai dengan indikator sebagai berikut:

9. Berikut merupakan pernyataan yang benar terkait hubungan antara dua neuron yang
berperan dalam perjalanan impuls, kecuali…
A. Impuls dijalarkan dari neuron prasinaps menuju neuron pascasinaps
B. Penjalaran impuls berlangsung bolak-balik
C. Impuls yang datang dapat diteruskan atau dijalarkan
D. Antara dua neuron terdapat celah sinaps
E. Penjalaran impuls memerlukan zat penghantar yang disebut neurotransmitter.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Perjalanan impuls berlangsung dengan bolak-balik dari dendrit dan bermula di
dendrit lagi.
B. Antara dua neuron terdapat hubungan tidak langsung melainkan terdapat celah di
sinaps.
C. Impuls berjalan dengan dijalarkan dari neuron satu ke neuron lainnya.
D. Perjalanan impuls hanya berjalan satu arah tanpa adanya bolak-balik, jalannya
rangsangan dimulai dari rangsangan- reseprot- dendrit- badan sel- akson- sinaps-
dendrit dst.
E. Perjalanan impuls tidak memerlukan zat penghantar.

Gambar 4.16 Butir Soal Nomor 9


68

Butir soal nomor 9 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C4. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 9 yaitu 47,22%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 17 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab antara dua neuron terdapat celah sinaps.

Alasan yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa antara dua

neuron tidak terdapat hubungan langsung melainkan terdapat celah sinaps. Siswa

kurang memahami pertanyaan dengan baik, dalam soal terdapat kata “kecuali”

yang artinya yang bukan merupakan hubungan antara dua neuron dalam

perjalanan impuls. Siswa tidak memahami konsep tersebut dengan baik, kurang

belajar mengenai konsep yang benar. Jawaban tersebut diikuti dengan tingkat

keyakinan yang rendah sehingga mereka mengalami tidak paham konsep.

Neuron dalam sistem saraf berperan menyampaikan sinyal-sinyal/impuls

dari jarak jauh maupun jarak dekat. Penyampaian impuls jarak jauh

memanfaatkan sinyal listrik sedangkan jarak dekat menggunakan sinyal kimiawi.

Perjalanan impuls dari neuron satu ke neuron lainnya berjalan terus-menerus

bukan bolak-balik (Campbell, 2008). Antara dua neuron terdapat celah sinaps.

Impuls yang datang dapat diteruskan atau dijabarkan ke neuron lainnya. Dalam

perjalanan impuls dipelukan zat penghantar yang disebut dengan neurotransmitter

(Kusuma, 2020).
69

Butir soal nomor 10

Pada soal nomor 10 mengenai konsep perbedaan saraf pusat dan saraf tepi,

yang termasuk dalam indikator pencapaian jenis-jenis sistem saraf. Adapun soal

yang diajukan sesuai dengan indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

10. Perbedaan antara sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi adalah…
A. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem
saraf tepi terdiri dari saraf somatis dan otonom.
B. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan saraf otonom, sedangkan sistem saraf tepi
terdiri dari saraf somatis dan sumsum tulang belakang.
C. Sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatis dan sumsum tulang belakang, sedangkan
sistem saraf tepi terdiri dari otak dan saraf otonom.
D. Sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatic dan otonom, sedangkan sistem saraf tepi
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
E. Sistem saraf pusat terdiri dari sumsum tulang belakang dan saraf otonom, sedangkan
sistem saraf tepi terdiri dari otak dan saraf somatis.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu saraf pusat yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang, saraf tepi terdiri dari saraf somatis dan otonom.
B. Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian yaitu saraf pusat yang terdiri dari saraf
somatis dan saraf otonom dan saraf tepi terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang.
C. Sistem saraf tersusun dari sistem saraf pusat saja.
D. Sistem saraf pusat memiliki bagian yaitu sistem saraf pusat yang terdiri dari saraf
otonom dan otak dan saraf tepi terdiri dari sumsum tulang dan saraf somatis.
E. Sistem saraf pusat dan saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf yang tebagi
menjadi sistem saraf pusat (otak dan saraf otonom) dan saraf tepi (sumsum tulang
belakang dan saraf somatis).

Gambar 4.17 Butir Soal Nomor 10

Butir soal nomor 10 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C2. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 10 yaitu 36,11%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 13 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab sistem saraf pusat terdiri dari saraf

somatis dan otonom, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari otak dan sumsum

tulang belakang. Alasan yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa

sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi,
70

sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatis dan saraf otonom. Siswa kurang

memahami konsep materi ini sehingga terjadi kesalahan konsep. Mereka

memberikan jawaban terbalik antara sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Jawaban yang salah tersebut diikuti dengan tingkat keyakinan yang rendah

sehingga dikategorikan dalam kategori tidak paham konsep.

Sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf

tepi, sistem saraf pusat sendiri dibagi menjadi dua yaitu otak dan sumsum tulang

belakang sedangkan sistem saraf tepi terbagi menjadi dua yaitu saraf somatis dan

saraf otonom (Hanum, 2009). Sistem saraf pusat merupakan pusat komunikasi dan

regulasi seluruh aktivitas pada tubuh baik gerak maupun suatu reaksi kimia dalam

tubuh. Sistem saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang merupakan alat untuk

menyampaikan rangsangan tubuh ke pusat saraf untuk direspons (Susilowarno &

Hartono, 2007).

Butir soal nomor 11

Pada butir soal nomor 11 mengenai konsep saraf pusat dan saraf tepi.

Adapun soal yang diajukan sesuai dengan indikator antara lain sebagai berikut:
71

11. Perhatikan gambar berikut ini!

(Sumber: Barret dkk., 1986)


Berdasarkan gambar struktur otak manusia diatas, serebellum dan medulla oblongata
termasuk otak bagian…
A. Depan
B. Tengah
C. Kanan
D. Belakang
E. Kiri
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Otak manusia bagian belakang terdiri atas serebellum dan medulla oblongata.
B. Otak manusia bagian depan terdiri dari serebellum dan medulla oblongata.
C. Serebellum dan medulla oblongata terletak pada otak bagian kanan.
D. Serebellum dan medulla oblongata merupakan otak manusia yang terletak dibagian
tengah.
E. Otak bagian kiri terdiri dari serebellum dan medulla oblongata.

Gambar 4.18 Butir Soal Nomor 11

Butir soal nomor 11 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C2. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 11 yaitu 41,67%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 15 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab otak depan, alasan yang diberikan pada

pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa otak manusia bagian belakang terdiri dari

serebellum dan medulla oblongata. Siswa tidak paham mengenai bagian-bagian

otak manusia, meskipun dengan adanya gambar mereka masih saja tidak paham.

Gambar yang disajikan sudah jelas tentang gambar otak dan sudah ada keterangan

yang cukup jelas.

Sistem saraf manusia terdiri dari dua jenis yaitu sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi. Otak termasuk dalam sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai
72

pengatur seluruh aktivitas tubuh (Campbell, 2008). Otak manusia terdiri dari otak

besar, otak kecil, otak tengah, otak depan, otak belakang, dan sumsum lanjutan

(medulla oblongata). Otak belakang memiliki sifat peka terhadap perubahan suhu,

tekanan maupun sentuhan pada kulit. Otak belakang terdiri atas serebelum dan

medulla oblongata (Suwarno, 2009).

Butir soal nomor 13

Pada butir soal nomor 13 mengenai konsep bagian sistem saraf pusat yang

termasuk dalam indikator pencapaian jenis-jenis sistem saraf. Adapun soal yang

diajukan sesuai dengan indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

13. Bagian otak yang merupakan pusat keseimbangan gerak dan koordinasi gerak otot serta
posisi tubuh adalah…
A. otak besar
B. otak kecil
C. otak depan
D. otak tengah
E. sumsum lanjutan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Otak yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan gerak dan koordinasi gerak otot
yaitu otak besar
B. Otak kecil merupakan penerima rangsang dari semua reseptor.
C. Otak depan merupakan pusat keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh.
D. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan gerak dan koordinasi gerak otot serta
posisi tubuh.
E. Sumsum lanjutan merupakan suatu sistem yang merupakan pusat gerak dan
koordinasi gerak tubuh.

Gambar 4.19 Butir Soal Nomor 13

Butir soal nomor 13 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C2. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 13 yaitu 41,67%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 15 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab otak besar,alasan yang diberikan pada

pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa otak besar berfungsi sebagai pusat
73

keseimbangan gerak dan koordinasi otot. Siswa tidak paham mengenai bagian-

bagian otak manusia, sehingga mereka sering terbalik antara fungsi dari jenis-jenis

otak.

Otak manusia terdiri dari beberapa jenis yang memiliki fungsi atau peran

masing-masing tetapi saling berkaitan. Otak yang merupakan pusat keseimbangan

gerak dan koordinasi otot serta posisi tubuh adalah otak kecil. Otak kecil

mengkoordinasi banyak respon motoris (Kusuma, 2020; Campbell, 2008).

Butir soal nomor 15

Pada butir soal nomor 15 mengenai konsep pengertian dari saraf. Pertanyaan

yang diajukan sesuai dengan indikator soal antara lain sebagai berikut:

15. Saraf tepi adalah sel-sel saraf yang terletak diluar saraf pusat. Sistem saraf tepi terletak
di…
A. Sumsum tulang belakang
B. Otak
C. Otot
D. Tulang
E. Seluruh tubuh
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang terdapat diseluruh tubuh manusia seperti
otot, tulang bahkan sel-sel tubuh.
B. Saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang terdapat di sumsum tulang belakang.
C. Saraf tepi manusia terletak berdekatan dengan saraf pusat tepatnya terletak pada
otak.
D. Saraf tepi manusia terletak pada otot saja.
E. Saraf tepi manusia terletak pada bagian tertentu saja misalnya tulang

Gambar 4. 20 Butir Soal Nomor 15

Butir soal nomor 15 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C2. Persentase tidak paham konsep pada butir

soal nomor 15 yaitu 44,44%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 16 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab otot, alasan yang diberikan pada pilihan
74

ganda tingkat 2 yaitu bahwa menurut mereka sistem saraf tepi terletak pada otot

saja. Siswa tidak memahami dengan baik mengenai sistem saraf tepi. Mereka

kurang mempelajari sumber-sumber yang relevan sehingga terjadi ketidak

pahaman konsep.

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang bertugas mengantarkan

informasi dari dan ke pusat saraf dan memiliki peran besar dalam meregulasi

gerakan. Sistem saraf tepi terdapat di seluruh tubuh baik otot, tulang, kelenjar dan

bahkan sel-sel dalam tubuh. Saraf tepi merupakan percabangan atau perluasan dari

otak dan sumsum tulang belakang (Hanum, 2009; Rachmawati, Urifah, &

Wijayati., 2009).

Butir soal nomor 16

Pada butir soal nomor 16 mengenai konsep bagian-bagian dari sistem saraf

tepi dengan indikator pencapaian jenis-jenis sistem saraf. Adapun pertanyaan

yang diajukan sesuai dengan indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

16. Sistem saraf tepi merupakan sistem yang terdiri dari dua jenis yaitu…
A. saraf pusat dan sistem tepi
B. saraf otonom dan saraf pusat
C. saraf sensorik dan saraf kranial
D. saraf kranial dan saraf spinal
E. saraf somatis dan saraf otonom
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke saraf pusat yang
terbagi menjadi saraf somatis dan saraf otonom
B. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke otak yang
terbagi menjadi saraf somatis dan saraf pusat
C. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke saraf pusat yang
terbagi menjadi saraf kranial dan spinal
D. saraf kranial dan saraf spinal merupakan bagian dari saraf tepi.
E. Saraf sensoris merupakan salah satu saraf tepi yang berperan membawa impuls ke
otak

Gambar 4.21 Butir Soal Nomor 16

Butir soal nomor 16 merupakan butir soal dengan kategori tidak paham

konsep (TP) dengan tingkatan soal C3. Persentase tidak paham konsep pada butir
75

soal nomor 16 yaitu 44,44%. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 12 siswa

memberikan jawaban yang tidak tepat. Jawaban siswa pada pilihan ganda tingkat

1 dan pilihan ganda tingkat 2 salah serta tingkat keyakinan yang mereka berikan

rendah (<2,5). Rata-rata siswa menjawab saraf sensorik dan saraf kranial, alasan

yang diberikan pada pilihan ganda tingkat 2 yaitu bahwa saraf sensorik

merupakan salah satu saraf tepi yang berperan membawa impuls ke otak. Siswa

tidak memahami dengan baik mengenai sistem saraf tepi. Mereka kurang

mempelajari sumber-sumber yang relevan sehingga terjadi ketidak pahaman

konsep.

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang bertugas mengantarkan

informasi dari dan ke pusat saraf dan memiliki peran besar dalam meregulasi

gerakan (Campbell, 2008). Saraf tepi terdiri dari sistem sadar (somatis) dan sistem

tak sadar (otonom). Saraf somatis merupakan saraf yang memiliki rangsangan

yang disampaikan ke pusat reseptor. saraf otonom merupakan saraf yang

rangsangannya tidak disampaikan ke otak, bertugas mengontrol kegiatan organ-

organ dalam (Kusuma, 2020).

4.2.2 Faktor Penyebab Miskonsepsi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa

dilakukan dengan wawancara pendalaman. Wawancara dilakukan kepada siswa

yang mengalami miskonsepsi (untuk mengetahui faktor internal) dan kepada guru

biologi (untuk mengetahui faktor eksternal). Dengan aspek pertanyaan kepada

siswa yakni pandangan mereka terhadap sub materi sistem saraf, fokus

pembelajaran, cara belajarnya, dan minat mereka terhadap pembelajaran sub


76

materi sistem saraf. Kemudian, aspek yang ditanyakan kepada guru yakni sumber

belajar yang digunakan, model dan metode pembelajaran, media pembelajaran,

sub topik yang kesulitannya paling banyak pada sub materi sistem saraf.

Miskonsepsi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor berikut.

1. Sub Materi Sistem Saraf yang Abstrak dan Rumit.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada siswa yang

mengalami miskonsepsi, diperoleh informasi bahwa pandangan mereka mengenai

sub materi sistem saraf cukup kompleks dan rumit. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2001); Ibayati (2002) yang menyatakan

bahwa sub materi sistem saraf dianggap sulit karena sifat materinya yang abstrak.

Siswa memiliki pandangan awal yang buruk mengenai sub materi sistem saraf

tersebut, sehingga ketika mereka mempelajarinya mereka kesulitan karena

pandangan awalnya tersebut.

Pada sub materi sistem saraf kebanyakan siswa berpendapat bahwa sub

topik yang mereka anggap sulit yaitu ketika mereka mempelajari saraf di otak,

struktur sistem saraf, saraf pusat dan saraf tepi, fungsi dari berbagai jenis sistem

saraf dan juga perjalanan impuls seperti pada penelitian yang dilakukan oleh

Saputri, 2016. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil tes diagnostik yang telah

dikerjakan oleh siswa dan didukung dari hasil wawancara yang telah dilakukan

kepada siswa yang mengalami miskonsepsi.

2. Minat Belajar Yang Rendah

Miskonsepsi pada siswa juga disebabkan oleh kurangnya minat belajar pada

siswa. dari hasil wawancara, rata-rata minat siswa untuk mempelajari sub materi

sistem saraf kurang dari 50%. Hal ini terjadi karena siswa kurang menyukai
77

pelajaran biologi khususnya pada sub materi sistem saraf, apalagi sub materi

sistem saraf yang mereka anggap abstrak dan susah dipahami. Hal ini

menyebabkan siswa malas untuk belajar. Selain itu, siswa juga tidak tertarik untuk

membenarkan konsep yang salah. Akibatnya banyak siswa yang tertinggal dalam

memahami materi yang diajarkan sehingga terjadi miskonsepsi. Hal ini juga

sejalan dengan pendapat Suparno (2015) yang menyatakan bahwa siswa yang

tidak tertarik pada suatu pelajaran biasanya kurang berminat untuk belajar dan

siswa yang tertarik pada suatu materi, jika salah memahami suatu konsep

seringkali tidak segera mengubahnya konsep yang salah tersebut.

3. Pembelajaran Daring

Pandemi COVID-19 mengharuskan sekolah melakukan pembelajaran secara

daring. Siswa cukup kesulitan dalam menerima konsep dalam sub materi sistem

saraf. Guru juga menyebutkan terdapat kesulitan penyampaian materi ketika

pembelajaran daring. Materi hanya disampaikan dengan memberikan PPT melalui

platform E-Learning sekolah dan hanya memberikan tugas melalui platform

tersebut. Tidak dipungkiri bahwa tidak semua materi dapat dilakukan dengan

pembelajaran daring (Pilkington, 2018; Cerelia, dkk., 2021). Termasuk dalam sub

materi sistem saraf yang harus melakukan praktik dalam pembelajarannya,

misalnya praktik gerak reflek. Pada kenyataannya siswa lebih antusias ketika

melakukan praktik secara langsung, sehingga mereka dapat memahami materi

yang diajarkan dengan baik. Ketika pembelajaran daring maka kegiatan praktikum

juga ditiadakan. Ketika pembelajaran daring siswa enggan untuk belajar menggali

konsep-konsep yang benar. Sehingga pada pembelajaran daring dengan waktu

singkat terdapat kendala pemahaman konsep.


78

Pembelajaran daring akan berakibat/memunculkan celah yang dapat

menyebabkan terjadinya ketidak efektifan pembelajaran. Dari pembelajaran yang

kurang efektif akan menyebabkan terjadinya Learning Loss, dimana hal tersebut

merupakan suatu fenomena yang terjadi pada siswa yaitu siswa kehilangan

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang akademik karena kondisi tertentu

misalnya kesenjangan pada pembelajaran The Education Development Forum

(2020); Cerelia, dkk (2021). Banyak tantangan yang terjadi pada pembelajaran

jarak jauh, salah satunya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran

online. Guru harus pandai menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dan

mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran yang diberikan. Learning

loss akan menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia terutama siswa

yang mengikuti pembelajaran di masa pandemi (Andrini, Subandowo, Karyono,

& Gunawan, 2021).

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, diskusi dan juga

praktik, tetapi selama pandemi berlangsung kegiatan praktik tidak dilaksanakan.

Dengan metode pembelajaran yang terbatas tersebut tentunya kurang menarik

siswa untuk belajar sub materi sistem saraf tersebut. Guru menyebut bahwa

metode yang paling efektif digunakan pada sub materi sistem saraf yakni dengan

praktik. Tetapi selama pandemi kegiatan praktikum ditiadakan sehingga siswa

sama sekali tidak melakukan praktik. Sehingga kurang memudahkan siswa untuk

memahami dengan baik konsep yang diajarkan. Apabila dengan praktik siswa

lebih mudah menerima konsep pada sub materi ini dan kemudian praktik tidak

dilaksanakan sama sekali maka pemahaman siswa juga akan berkurang.


79

Metode yang sering digunakan ketika mengajar yaitu ceramah, metode

tersebut merupakan metode yang umum digunakan dari generasi ke generasi

berikutnya. Ketika pembelajaran menggunakan metode ceramah maka

pembelajaran di kelas hanya berpusat pada guru. Hal tersebut tidaklah buruk, akan

tetapi interaksi antara guru dan siswa akan jarang terjadi (Ali, 2010; Sumitra,

dkk., 2018). Selain dengan metode ceramah, digunakan pula metode diskusi.

Metode diskusi hanya dilakukan ketika membahas soal-soal yang berkaitan

dengan materi yang sedang diajarkan. Tidak mencakup studi kasus yang

mengharuskan siswa memecahkan masalah yang disajikan.

5. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yaitu PPT (Power

Point), video animasi dan juga gambar. Dengan adanya bantuan media tersebut

memudahkan guru untuk mengajarkan sub materi sistem saraf. Meskipun

demikian masih terdapat kesulitan ketika menjelaskan topik perjalanan impuls.

Belum adanya media yang bersifat nyata seperti alat peraga, sehingga belum

memaksimalkan pembelajaran. Menurut guru perlu penekanan lebih ketika

menjelaskan perjalanan impuls pada siswa. Penekanan yang berulang akan

memakan waktu banyak sehingga konsep-konsep yang akan diajarkan berikutnya

juga kurang maksimal. Ketika penjelasan guru kurang jelas dan siswa kurang

dalam menangkap materi bisa saja menimbulkan miskonsepsi pada materi yang

dipelajari tersebut. Media pembelajaran cukup memiliki peran penting dalam

pembelajaran di kelas. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan dari suatu materi dalam pembelajaran.


80

selain itu, dengan menggunakan media pembelajaran dapat pula mengatasi

kebosanan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Tafanao, 2018).


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Terdapat miskonsepsi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Candimulyo pada

sub materi sistem saraf.

2. Persentase siswa Paham Konsep (PK) memiliki rata-rata 22,78%, kategori

Miskonsepsi (M) sebesar 33.75%, kategori Tidak Yakin (TY) sebesar 21,88%,

kategori Tidak Paham (TP) sebesar 32.91%. Dari 20 butir soal yang digunakan

terdapat 7 butir soal dengan miskonsepsi tinggi yaitu mengenai konsep gerak

impuls saraf 33,33%, gerak sadar dan gerak tak sadar 63,89%, mekanisme

penghantaran impuls 44,44%, bagian-bagian sistem saraf pusat 55,55%, sistem

saraf tepi 47,22%, cara kerja saraf otonom 33,33%, gangguan sistem saraf

55,55%.

3. Hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru biologi terdapat

faktor-faktor yang menyebabkan miskonsepsi sub materi sistem saraf pada

siswa yaitu sub materi yang abstrak, minat belajar siswa yang rendah,

pembelajaran daring, metode pembelajaran, dan media pembelajaran.

5.2 Implikasi

Dari hasil penelitian mengenai Analisis Miskonsepsi Sub Materi Sistem

Saraf pada Siswa Kelas XI MIPA SMAN 1 Candimulyo dapat diketahui implikasi

sebagai berikut:

81
82

1. Bagi Siswa, dapat diketahui miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa yang

dipengaruhi oleh dirinya sendiri maupun faktor luar dari dirinya. Dari

penelitian ini siswa dapat mengetahui kesalahan konsep yang terjadi pada sub

materi sistem saraf yang telah mereka pelajari. Siswa dapat memperbaiki

konsep yang salah tersebut sehingga akan dapat mengetahui konsep yang benar

sesuai dengan konsep ilmiah.

2. Bagi guru, dapat mengetahui miskonsepsi pada sub materi sistem saraf yang

dialami siswa. Dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat diketahui pula apa

penyebabnya. Setelah mengetahui penyebab tersebut guru dapat memperbaiki

kesalahan atau meminimalisir kesalahan konsep siswa. Dengan memperbaiki

metode pembelajaran agar siswa dapat memahami konsep dengan baik ketika

diajarkan materi sub sistem saraf. selain itu, ketika mengajar dapat

menggunakan media yang cocok supaya mempermudah pemahaman konsep

siswa.

3. Bagi peneliti, dapat mengetahui miskonsepsi pada sub materi sistem saraf yang

terjadi pada siswa kelas XI Mipa di SMAN 1 Candimulyo. Dengan metode

yang digunakan dalam penelitian (CRI) tepat untuk menganalisis miskonsepsi.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas,

maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa, sekiranya siswa dapat meningkatkan minat belajarnya agar dapat

memahami konsep yang diajarkan gurunya dengan baik. Dengan pemahaman

konsep baik diharapkan tidak terjadi kesalahan konsep dalam pembelajaran.


83

b. Bagi guru, hendaknya guru dapat melakukan apersepsi yang tepat dan

menyiapkan siswanya untuk mengikuti pembelajarannya dengan baik.

Selanjutnya, dalam pembelajaran guru harus menggunakan metode dan media

pembelajaran yang sesuai agar dapat memudahkan siswa untuk memahami

konsep secara utuh mengenai materi yang diajarkan. Guru juga perlu

melakukan analisis miskonsepsi kepada siswanya agar dapat mengetahui

seberapa dalam miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Apabila terjadi

miskonsepsi pada siswa guru juga harus segera membenahi konsep yang salah

tersebut dengan cara memberikan penjelasan yang mudah dipahami mengenai

konsep yang benar.

c. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dasar penelitian

remidiasi untuk penanggulangan miskonsepsi. Perlu adanya penelitian lanjutan

agar penyebab miskonsepsi dapat diketahui dan menjadi bahan refleksi bagi

guru.
DAFTAR PUSTAKA

Andiani, W., Subandowo, M., Karyono, H., & Gunawan, W. (2021). Learning
Loss Dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Corona. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Universitas Negeri
Malang.

Astuti, L.S. (2017). Penguasaan Konsep IPA Ditinjau dari Konsep Diri dan Minat
Belajar Siswa. Jurnal Formatif, 7(1), 40-48.

Aydin, G., & Balim, A. G. (2009). Students ’ Misconceptions About The Subjects
in The Unit “ The Systems in Our Body .” Procedia (Social and
Behavioral Science), 2258–2263.

Campbell, N. A & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3.


Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga

Cerelia, J.J, dkk. (2021). Learning Loss Akibat Pembelajaran Jarak Jauh Selama
Pandemi COVID-19 di Indonesia. Seminar Nasional Statistika X.
Universitas Padjadjaran.

Dahar, R. W. (2013). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.


Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Djiwandono, S. E. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Duda, H.J., Wahyuni, R.E., & Setyawan A.E. (2020). Mengidentifikasi


Miskonsepsi Mahasiswa Pendidikan Biologi pada Konsep Bioteknologi
Hewan. Bioeduscience, 4(1), 97- 105.

Dwijayanti, A., Muniyatie, S., & Rakhmawati, A. (2016). Analisis miskonsepsi


archaebacteria dan eubacteria dalam buku biologi sma kelas x di
kabupaten sleman. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(8), 32–42.

Handoko, R & Sipahutar, H. (2016). Analisis Miskonsepsi Pada Buku Teks


Biologi SMA Kelas X Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2006 dan Kurikulum 2013 di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Pelita
Pendidikan. 4(1): 039-047

84
85

Hanum, E, L., Purwaningsih, W., Atikah, T., Herlina, I., Yani, R., & Peniasiani,
D. (2009). Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E, L. (1999). Misconception and The
Certainty of Response Index (CRI). Physics Education 34(5).

Henno, Imbi. (2008). Using Concept Mapping as Assessment Tool in School


Biology, dalam A. J Canas, Concept Mapping: Connecting Educators,
Proc. Of the Third Int. Conference Mapping. Finlandia : Tallinn,
Estonia & Helsinki.

Hernawati, D., Amin, M., Indriwati, S. E., & Omar, N. (2018). The Effectiveness
of Scientific Approach Using Encyclopedia as Learning Materials in
Improving Students ’ Science Process Skills. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. 7(3). 266–272.

Ibayati, Y. (2002). Analisis Strategi Mengajar pada Topik Sistem Saraf di SMU.
Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung.

Jannah, Utin, D.A,. (2017). Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi
Kelas XII IPA di Madrasah Aliyah Kubu Raya. Skripsi. Pontianak:
Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Kaltakçi, D., & Didiş, N. (2007). Identification of pre‐service physics teachers’


misconceptions on gravity concept: a study with a 3‐tier misconception
test. In AIP Conference Proceedings (Vol. 899, No. 1, pp. 499-500).
American Institute of Physics.

Kaltakci-gurel, D., Eryilmaz, A., & Mcdermott, L. C. (2017). Development and


application of a four-tier test to assess pre-service physics teachers ’
misconceptions about geometrical optics. Research in Science &
Technological Education. 5143. 1–23.

Kurniasih, N., & Haka, N. B. (2017). Penggunaan Tes Diagnostik Two-Tier


Multiple Choice Untuk Menganalisis Miskonsepsi Siswa Kelas X Pada
Materi Archaebacteria Dan Eubacteria. Biosfer: Jurnal Tadris Biologi,
8(1), 114–127.

Kurniati, T. (2001). Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Program
Pascasarjana UPI Bandung.
86

Kusuma, Nur Rismawati. (2020). Modul Pembelajaran SMA kelas XI: Biologi.
Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

Lestari, K.E & Yudhanegara, M.R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.


Bandung: PT. Refika Aditama.

Listiani, Hanida. (2017). “Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Menggunakan


Certainty of Response Index (CRI) pada Materi Dunia Hewan di SMA
Negeri 12 Bandar Lampung”. Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan.

Mintzes, J., Wandersee, J., & Novak, J. (2005). Assessing Science Understanding.
California: Elsevier Academic Press

Murni, D. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi


Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI).
ProsidingSemirata FMIPA Universitas Lampung. 205–212.

Mustaqim, Tri Ade. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan


Metode Certainty of Response Index (CRI) pada Konsep Fotosintesis
dan Respirasi Hewan. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Mustaqim, Ade, T & Zulfiani, Y. H. (2015). Identifikasi Miskonsepsi Siswa


Dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) Pada
Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Edusains, 6(2), 145–
152.

Mustika, A. A., Hala, Y., & Arsal, A. F. (2014). Negeri Makassar pada Konsep
Genetika dengan Metode CRI Identification of Misconception of
Biology Students at State University of Makassar on Genetic Concept
by Applying CRI Method. Jurnal Sainsmat, III(2), 122–129.

Nabilah, N., Andayani, Y., & Laksmiwati, D. (2014). Analisis Tingkat


Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Mataram
Menggunakan One Tier dan Two Tier Test Materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan. Jurnal Pijar MIPA. VIII(2) :64-69.

National Science Teachers Association. (2013). Buku Pedoman Guru Biologi


Edisi ke-4. Jakarta Barat: PT.Indeks.

Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: PT. Tiga Serangkai


Pustaka Mandiri
87

Rachmawati, F., Urifah, M., & Wijayati, A. (2009). Biologi untuk SMA/MA kelas
XI Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan

Rahayu, Budi. (2016). Analisis Deskriptif Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi
Sistem Saraf Manusia dengan Menggunakan Teknik Certainty of
Response Index.Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek. ISSN:
2557-533X

Ramadhan, N.A. (2016). Identifikasi Miskonsepsi Sistem Saraf Manusia dalam


Buku Teks Biologi SMA di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Biolog., 5 (6). 37-45.

Ramadhani, R., Hasanuddin, M.D & Asiah. (2016). Identifikasi Miskonsepsi


Siswa pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA SMA
Unggul Ali Hasjmy Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Biologi. 1(1). 1-9.

Rusli, Wirawan & Haris, Abdul. (2016). Studi Miskonsepsi Siswa Kelas IX SMP
Negeri 1 Makassar Pada Pokok Bahasan Gerak dan Gaya. Jurnal Sains
dan Pendidikan Fisika. hal 192-199.

Saptati, S.H. (2012). Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Lendeh Kulon Progo Pada Pokok Bahasan Sistem
Koordinasi Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
JIGSAW. Skripsi. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Saputri, L, A., Muldayanti, N, D., & Setiadi, A, E. (2016). Analisis Miskonsepsi


Siswa Dengan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Materi
Subsistem Saraf Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Selimbau. Jurnal
Biologi Education, Vol.3

Setiawati, G. A. D. (2019). Kajian Miskonsepsi dalam Materi Fotosintesis dan


Respirasi Tumbuhan Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi
Universitas Pendidikan Ganesha Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal
Biologi Konstektual (JBK), 1(2 SE-Articles).

Slameto. (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudijono, anas. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta
88

Sugono, Dendy. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara

Sumitra, D., Krisnawati, Y., & Malasari, N. (2018). Pengaruh Model Guided Note
Taking Terhadap Hasil Biologi Siswa. BIOEDUSAINS: Jurnal
Pendidikan Biologi dan Sains. e-ISSN: 2598-7453

Sunandar, A. (2011). Analisis Penggunaan Peta Konsep sebagai Assessment


Formatif pada Pembelajaran ekosistem Siswa SMA Kelas X Semester
2. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi Program Sarjana UPI. Bandung.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan


Fisika. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Susilowarno, R.G. & Hartono, R.S. (2007). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Grasindo.

Suwarna, I. W. (2013). Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Materi


Pelajaran Fisika melalui CRI (Certainty of Response Index)
Termodifikasi. UIN Syarif Hidayatullah.

Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta:


Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Tafanao, Talizaro. (2018). Peran Media Pembelajaran Dalam Maningkatkan


Minat Belajar Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan. E-ISSN:
2549-4163

Tayubi, Y. R. 2005. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika


Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Jurnal Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. Vol (3):5.

Tekkaya, C. (2002). Misconceptions as barrier to understanding biology. Journal


of Education, (23): 259-266

Ulfah, Siti & Fitriyani, Harlina. (2017). Certainty of Response Index (CRI)
Miskonsepsi Siswa SMP Pada Materi Pecahan. seminar nasional
pendidikan, sains dan teknologi. ISBN : 978- 602-61599-6-0
LAMPIRAN

89
90

Lampiran 1. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Diagnostik

Indikator Indikator Soal Tingkatan Nomor


Pencapaian Kognitif Soal
Mengidentifikasi Siswa dapat menyebutkan C1 1, 31
struktur sistem sarafsistem organ yang termasuk
dalam sistem regulasi.
Siswa dapat membedakan C2 2, 3
macam-macam sel saraf
berdasarkan fungsinya.
Siswa dapat menjelaskan jenis C2 4, 32
neuron yang menghubungkan
antara neuron motorik dan
sensorik
Siswa dapat menganalisis C4 5, 33
jenis neuron asosiasi
berdasarkan letaknya
Siswa dapat menyebutkan C1 6, 7
gerakan yang terjadi akibat
impuls saraf
Siswa dapat mengurutkan C3 8, 9
gerak sadar maupun gerak tak
sadar
Siswa dapat menjelaskan C2 10,11,12,
mekanisme penghantaran 40
impuls
Siswa dapat menghubungkan C4 13, 34
peran neuron dalam perjalanan
impuls
Mengidentifikasi Siswa dapat menyebutkan C1 14, 35
proses/fungsi sistem jenis sistem saraf
saraf Siswa dapat menjelaskan C2 15, 36
fungsi dari sistem saraf.
Siswa dapat membedakan C3 16, 37
struktur/fungsi sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi
Siswa dapat mengidentifikasi C2 17, 18, 19
bagian-bagian sistem saraf
pusat
Siswa dapat menjelaskan C2 20, 38
pengertian dari saraf tepi
Siswa dapat mengidentifikasi C3 21, 22
bagian-bagian saraf tepi
berdasarkan asalnya
Siswa dapat menjelaskan cara C2 23, 39
kerja saraf tak sadar (otonom)
91

Siswa dapat menganalisis sifat C4 24, 25


kerja saraf simpatik dan saraf
parasimpatik
Mengidentifikasi Siswa dapat mengidentifikasi C2 26, 27, 28
gangguan pada gangguan-gangguan yang
sistem saraf terjadi pada sistem saraf
Siswa dapat membandingkan C3 29,30
gangguan-gangguan sistem
saraf yang berasal dari dalam
maupun dari luar tubuh
92

Lampiran 2. Lembar Soal Tes

SOAL TES ANALISIS MISKONSEPSI


Sub Materi Sistem Saraf

Petunjuk Umum
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan tes ini
2. Tulislah identitas anda pada kolom dibawah ini
3. Pilihlah jawaban yang anda yakini dan tulislah alasan anda menjawab dari
masing-masing soal
4. Tingkat keyakinan wajib diisi (dengan cara melingkari) sesuai dengan
keyakinan dan kejujuran dalam menjawab soal
Tingkat keyakinan
0 Menebak
1 Hampir menebak
2 Tidak yakin
3 Yakin
4 Hampir benar
5 Pasti benar
5. Waktu mengerjakan 90 menit.

Nama :………………………………………………..
No. presensi :………………………………………………..
Kelas :……………………………………………......
Hari, tanggal : …………………………………………….....

SELAMAT MENGERJAKAN!

1. Perhatikan beberapa sistem organ berikut ini!


1) Sistem saraf
2) Sistem peredaran darah
3) Sistem indera
4) Sistem hormon
Yang dalam bagian sistem regulasi ditunjukkan oleh nomor…..
93

A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 4
C. 2, 3, 4
D. 1, 3, 4
E. 2, 3
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem regulasi merupakan sistem yang mengatur sebuah kegiatan di dalam
tubuh yang terbagi menjadi tiga subtopik yaitu sistem saraf, sistem indera,
dan sistem hormon.
B. Pada sistem regulasi merupakan sistem yang ada didalam tubuh manusia
yang terdiri dari sistem saraf, sistem hormon, dan sistem peredaran darah.
C. Sistem regulasi terdiri atas sistem peredaran darah yang mengatur seluruh
sirkulasi darah pada tubuh dan sistem indera yang berperan dalam proses
informasi indera.
D. Sistem regulasi merupakan sistem koordinasi tubuh manusia
E. Sistem regulasi mempelajari segala sesuatu bentuk koordinasi dalam tubuh
yang terbagi atas sistem peredaran darah, sistem hormon, dan sistem
indera.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

2. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi tiga yaitu…


A. Neuron sensorik, neuron motorik, neuron asosiasi
B. Neuron sensorik, neuron motorik, neuron konektor
C. Neuron motorik, neuron sensorik, neuron adjustor
D. Neuron sensorik, neuron konektor, neuron adjustor
E. Neuron konektor, neuron adjustor, neuron motorik
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Di dalam sistem saraf terdapat neuron yang merupakan satuan kerja
sampingan yang terbagi menjadi tiga yaitu neuron sensorik, motorik, dan
konektor.
94

B. Neuron dalam sistem saraf memiliki fungsi untuk mengatur rangsangan


tubuh secara cepat. Terdapat tiga jenis sel saraf yaitu neuron sensorik,
motorik, dan asosiasi.
C. Sistem saraf tersusun atas beberapa bagian salah satunya neuron yang
merupakan bagian penting untuk mengatur segala aktivitas dalam sistem
saraf.
D. Sistem saraf memiliki sel yang disebut sel saraf (neuron) yang terdiri yang
terdiri atas neuron motorik, asosiasi, dan adjustor.
E. Sel saraf merupakan satuan kerja utama dalam sistem saraf manusia.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

3. Sel neuron yang termasuk dalam sistem saraf yang berfungsi sebagai penerima
sinyal/impuls adalah..
A. Badan sel
B. Akson
C. Selubung myelin
D. Dendrit
E. Sel schwan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Badan sel merupakan bagian utama neuron yang berperan sebagai
penerima sinyal dari luar.
B. Dendrit merupakan penjuluran ke arah luar badan sel yang berperan
sebagai penerima sinyal.
C. Selubung mielin terdiri atas sel-sel schwann yang berfungsi untuk
menerima impuls.
D. Dendrit merupakan bagian terluar yang berfungsi sebagai untuk
mengirimkan sinyal.
E. Akson merupakan penjuluran badan sel yang berfungsi sebagai penerima
sinyal/impuls.
Tingkatan keyakinan :
0 1 2 3 4 5
95

4. Neuron yang memiliki fungsi sebagai penghubung antar neuron motorik dan
neuron sensorik yaitu…
A. Neuron sensorik
B. Neuron asosiasi
C. Neuron motorik
D. Neuron konektor
E. Neuron adjustor
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Penghubung antara neuron motorik dan neuron sensorik yaitu neuron
konektor
B. Yang menghubungkan antara neuron motorik dan sensorik adalah neuron
adjustor
C. Neuron asosiasi merupakan neuron yang menghubungkan antara neuron
motorik dengan neuron sensorik.
D. Neuron sensorik adalah neuron yang dendritnya berhubungan dengan
reseptor yang juga menghubungkan antara neuron motorik dengan
sensorik.
E. Sel saraf (neuron) yang menghubungkan antara neuron motorik dengan
neuron sensorik adalah neuron motorik.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

5. Neuron yang merupakan penghubung antara neuron satu dengan lainnya


disebut neuron…
A. Sensorik
B. Motorik
C. Asosiasi
D. Konektor
E. Adjustor
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Neuron yang menghubungkan neuron satu dengan lainnya disebut neuron
adjustor
96

B. Neuron asosiasi merupakan neuron yang menghubungkan neuron motorik


dengan neuron lainnya.
C. Yang merupakan penghubung antara neuron satu dengan lainnya yaitu
neuron motorik.
D. Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls yang juga berperan sebagai penghubung antara neuron satu dengan
lainnya.
E. Neuron konektor merupakan neuron penghubung antara neuron satu
dengan lainnya.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

6. Impuls saraf merupakan penyebab terjadinya gerakan. Gerakan yang dihasilkan


oleh adanya impuls yaitu…
A. Gerak sadar dan gerak lurus
B. Gerak lurus dan gerak tak sadar
C. Gerak tak sadar dan gerak otot
D. Gerak sadar dan gerak otot
E. Gerak sadar dan gerak tak sadar
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Impuls saraf menghasilkan gerakan berupa gerak mempengaruhi sistem
kerja otak.
B. Impuls saraf dapat menyebabkan suatu gerakan yang berupa gerak sadar
dan gerak tak sadar
C. Impuls saraf akan menyebabkan gerakan yang berasal dari dalam sistem
saraf
D. Gerakan yang terjadi dalam impuls saraf merupakan gerakan yang akan
mempengaruhi kerja otot
E. Gerakan yang disebabkan oleh impuls saraf merupakan gerak sadar yang
mempengaruhi otot.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
97

7. Gerak sadar merupakan gerak…


A. Gerak yang terjadi karena dorongan
B. Gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari
C. Gerak yang terjadi karena ketidaksengajaan
D. Gerak yang terjadi karena tarikan
E. Gerak yang terjadi karena refleks
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Gerak yang terjadi akibat dari kesengajaan atau dengan kesadaran
merupakan gerak sadar.
B. Gerak sadar merupakan gerak yang terjadi karena ketidaksengajaan
C. Gerak yang disebabkan oleh refleks yang terjadi merupakan gerak sadar
D. Gerak reflek merupakan gerak yang terjadi karena suatu kesengajaan
E. Gerak sadar merupakan gerakan yang terjadi akibat pengaruh alam bawah
sadar
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

8. Reseptor – otak – impuls – saraf sensorik – efektor – saraf motorik.


Urutan yang benar terjadinya gerak sadar akibat adanya impuls yaitu…
A. Impuls – reseptor – saraf sensorik – otak – saraf motorik – efektor
B. Impuls – reseptor – saraf motorik – otak – saraf sensorik – efektor
C. Impuls – saraf sensorik – reseptor – otak – saraf motorik – efektor
D. Reseptor – impuls – saraf sensorik – otak – saraf motorik – efektor
E. Impuls – reseptor – saraf sensorik – efektor – saraf motorik – otak
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Gerak sadar merupakan gerak yang terjadi karena disengaja dengan urutan
gerak dari impuls – reseptor – saraf sensorik – otak – saraf motorik –
efektor.
B. Gerak sadar merupakan gerak yang terjadi karena tidak disengaja dengan
urutan gerak dari impuls – reseptor – saraf sensorik – otak – saraf motorik
– efektor.
98

C. Gerak sadar merupakan gerak yang terjadi karena disengaja dengan urutan
gerak dari impuls – reseptor – saraf motorik – otak – saraf sensorik –
efektor.
D. Perjalanan impuls gerak sadar yaitu dari impuls – reseptor – saraf sensorik
– efektor – saraf motorik – otak.
E. Gerak sadar akibat adanya impuls akan menyebabkan suatu gerakan yang
tidak disengaja atau disebut refleks.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

9. Impuls – reseptor – saraf sensorik - ..…. – saraf motorik – efektor


Gerak impuls saraf di atas merupakan gerak reflek (tak sadar). Bagian yang
kosong dilengkapi oleh…
A. Otak
B. Otot
C. Sumsum tulang belakang
D. Indra
E. Rangsangan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Gerak tak sadar akibat dari adanya gerak impuls yang disengaja
B. Perjalanan gerak reflek dimulai dari adanya impuls – reseptor – saraf
sensorik – otak – saraf motorik – efektor.
C. Gerak tak sadar merupakan gerak yang terjadi akibat dari ketidaksengajaan
yang berjalan dari impuls- reseptor- saraf motorik- sumsum tulang
belakang- saraf sensorik- efektor
D. Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disengaja yang berhubungan
dengan sumsum tulang belakang.
E. Gerak refleks terjadi akibat adanya ketidaksengajaan yang berhubungan
dengan otot.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
99

10. Terdapat tiga tahapan mekanisme penghantaran impuls yaitu…


A. Konsentrasi, polarisasi, depolarisasi
B. Polarisasi, reaksi, repolarisasi
C. Polarisasi, depolarisasi, repolarisasi
D. Polarisasi, konsentrasi, repolarisasi
E. Polarisasi, depolarisasi, reaksi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Proses penghantaran impuls pada sistem saraf terjadi dengan suatu tahapan
yang dilalui mulai dari tahap istirahat (polarisasi), depolarisasi sampai
dengan depolarisasi.
B. Mekanisme penghantaran impuls saraf terjadi karena adanya reaksi yang
terjadi pada tubuh
C. Mekanisme penghantaran saraf terjadi akibat dari tubuh terlalu aktif.
D. Penghantaran impuls saraf berjalan mulai dari polarisasi ke konsentrasi
dan berujung dengan repolarisasi.
E. Mekanisme penghantaran impuls terjadi melalui beberapa proses yaitu
reaksi menuju polarisasi dan repolarisasi.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

11. Dalam mekanisme penghantaran impuls. Tahap neuron dalam keadaan


istirahat dikenal dengan istilah….
A. Polarisasi
B. Depolarisasi
C. Repolarisasi
D. Kontraksi
E. Reaksi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Polarisasi merupakan tahapan neuron dalam keadaan berjalan
menghantarkan impuls.
B. Repolarisasi merupakan tahap neuron dalam keadaan istirahat.
100

C. Tahap neuron berada dalam keadaan istirahat biasa dikenal dengan istilah
polarisasi.
D. Tahap ketika neuron berada dalam fase istirahat disebut dengan istilah
depolarisasi.
E. Kontraksi merupakan neuron pada fase istirahat.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

12. Mekanisme penghantaran impuls yang benar yaitu….


A. Depolarisasi – polarisasi – repolarisasi
B. Polarisasi – depolarisasi – repolarisasi
C. Polarisasi – repolarisasi – depolarisasi
D. Depolarisasi – repolarisasi – polarisasi
E. Repolarisasi – depolarisasi – polarisasi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Mekanisme penghantaran impuls melalui tiga proses penting yaitu
depolarisasi- polarisasi- repolarisasi
B. Mekanisme penghantaran impuls saraf melalui tiga tahapan yang saling
berkesinambungan dan berurutan yaitu polarisasi- depolarisasi-
repolarisasi.
C. Tahapan dalam mekanisme penghantaran impuls melalui beberapa tahapan
yang tidak saling berkesinambungan satu sama lain.
D. Mekanisme penghantaran berkesinambungan mulai dari depolarisasi-
repolarisasi- polarisasi.
E. Repolarisasi- depolarisasi- polarisasi merupakan tahapan mekanisme
penghantaran impuls yang benar dan saling berhubungan.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
101

13. Antara dua neuron terdapat hubungan antara neuron yang berperan dalam
perjalanan impuls. Berikut merupakan pernyataan yang benar terkait
hubungan tersebut, kecuali…
A. Impuls dijalarkan dari neuron prasinaps menuju neuron pascasinaps
B. Penjalaran impuls berlangsung bolak-balik
C. Impuls yang datang dapat diteruskan atau dijalarkan
D. Antara dua neuron terdapat celah sinaps
E. Penjalaran impuls memerlukan zat penghantar yang disebut
neurotransmitter
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Perjalanan impuls berlangsung dengan bolak-balik dari dendrit dan
bermula di dendrit lagi.
B. Antara dua neuron terdapat hubungan tidak langsung melainkan terdapat
celah di sinaps.
C. Impuls berjalan dengan dijalarkan dari neuron satu ke neuron lainnya.
D. Perjalanan impuls hanya berjalan satu arah tanpa adanya bolak-balik,
jalannya rangsangan dimulai dari rangsangan- reseptor- dendrit- badan sel-
akson- sinaps- dendrit dst.
E. Perjalanan impuls tidak memerlukan zat penghantar.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

14. Dalam sistem saraf terdapat dua jenis sistem saraf yaitu…
A. Saraf pusat dan saraf tepi
B. Saraf pusat dan saraf tengah
C. Saraf tepi dan saraf parasimpatik
D. Saraf pusat dan saraf simpatik
E. Saraf pusat dan saraf parasimpatik
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls saraf yang tersusun dari saraf
simpatik dan parasimpatik.
102

B. Sistem saraf merupakan sistem komunikasi umum dalam tubuh yang


mempengaruhi seluruh kerja sistem dalam tubuh.
C. Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian penting yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf simpatik yang saling berhubungan.
D. Sistem saraf merupakan sistem yang bekerja berdasarkan impuls
elektromagnetik.
E. Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia yang terbagi
menjadi dua jenis yaitu saraf pusat dan saraf tepi.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

15. Sistem saraf memiliki fungsi secara umum yaitu sebagai…


A. Mengkoordinasi semua fungsi saraf
B. Menerima rangsangan dari luar maupun dalam tubuh
C. Pusat komunikasi secara umum
D. Mengendalikan tubuh bagian kiri
E. Mengendalikan tubuh bagian kanan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi tubuh yang memiliki fungsi
untuk mengkoordinasi semua fungsi saraf.
B. Sistem saraf berfungsi sebagai peninjau bagi tubuh dan mengumpulkan
informasi mengenai dunia luar serta berfungsi sebagai pusat komunikasi
umum.
C. Sistem saraf memiliki fungsi umum yaitu sebagai pengendali otot pada
tubuh
D. Sistem saraf berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar maupun
dalam tubuh
E. Sistem saraf yaitu sistem koordinasi tubuh yang berfungsi untuk
mengendalikan bagian tubuh tertentu saja.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
103

16. Sistem saraf memiliki dua jenis yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi,
keduanya sistem ini bekerjaan sama untuk mengendalikan seluruh aktivitas di
dalam tubuh. Apa yang menjadi perbandingan pembeda antara sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi…
A. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf somatis dan otonom.
B. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan saraf otonom, sedangkan sistem
saraf tepi terdiri dari saraf somatis dan sumsum tulang belakang.
C. Sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatis dan sumsum tulang belakang,
sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari otak dan saraf otonom.
D. Sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatis dan otonom, sedangkan sistem
saraf tepi terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
E. Sistem saraf pusat terdiri dari sumsum tulang belakang dan saraf otonom,
sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari otak dan saraf somatis.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu saraf pusat yang terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang, saraf tepi terdiri dari saraf somatis dan
otonom.
B. Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian yaitu saraf pusat yang terdiri dari
saraf somatis dan saraf otonom dan saraf tepi terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.
C. Sistem saraf tersusun dari sistem saraf pusat saja.
D. Sistem saraf pusat memiliki bagian yaitu sistem saraf pusat yang terdiri
dari saraf otonom dan otak dan saraf tepi terdiri dari sumsum tulang dan
saraf somatis.
E. Sistem saraf pusat dan saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf yang
tebagi menjadi sistem saraf pusat (otak dan saraf otonom) dan saraf tepi
(sumsum tulang belakang dan saraf somatis).
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
104

17. Perhatikan bagian sistem saraf pusat berikut ini!


a) Otak besar
b) Otak kecil
c) Sumsum lanjutan
d) Otak depan
e) Sumsum tulang belakang
Dari uraian diatas, yang termasuk dalam bagian otak ditunjukan oleh…
A. Semuanya benar
B. a, b, d, e
C. a, b, c, e
D. a, b, c, d
E. b, c, e, d
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. sistem saraf pusat merupakan sistem yang mengkoordinasi sebagian fungsi
saraf saja didalamnya terdapat otak.
B. Sistem saraf adalah sistem koordinasi semua fungsi saraf yang tersusun
dari otak yang memiliki bagian yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah,
otak depan dan sumsum lanjutan.
C. Sistem saraf merupakan sistem yang mengkoordinasi semua fungsi saraf
yang tersusun dari sumsum tulang belakang.
D. Bagian dari saraf pusat salah satunya yaitu otak yang merupakan pusat
pengendali tubuh yang tersusun atas otak besar, otak kecil, otak depan,
otak tengah dan sumsum tulang belakang.
E. Otak merupakan pengendali tubuh bagian kanan saja yang tersusun atas
otak besar, otak kecil, otak depan, otak belakang dan sumsum lanjutan.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

18. Bagian otak yang merupakan pusat keseimbangan gerak dan koordinasi gerak
otot serta posisi tubuh adalah…
A. otak besar
B. otak kecil
105

C. otak depan
D. otak tengah
E. sumsum lanjutan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Otak yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan gerak dan koordinasi
gerak otot yaitu otak besar
B. Otak kecil merupakan penerima rangsang dari semua reseptor.
C. Otak depan merupakan pusat keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh.
D. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan gerak dan koordinasi gerak otot
serta posisi tubuh.
E. Sumsum lanjutan merupakan suatu sistem yang merupakan pusat gerak
dan koordinasi gerak tubuh.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

19. Bagian dari sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai penghubung
impuls dari dan ke otak adalah…
A. sumsum tulang belakang
B. sumsum lanjutan
C. otak besar
D. otak kecil
E. otak depan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. sumsum lanjutan merupakan sistem saraf pusat yang memiliki fungsi
sebagai penghubung impuls dari dan ke otak.
B. Sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai penghubung impuls dari
dan ke otak yaitu sumsum tulang belakang.
C. Sumsum tulang belakang merupakan penghubung impuls dari otak ke otot,
D. Otak depan merupakan sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai
penghubung impuls dari dan ke otak
E. Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otot ke otak melalui
sebuah impuls.
106

Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

20. Sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Yang dimaksud dengan sistem saraf tepi adalah…
A. lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks pada mata
B. saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke saraf pusat
C. saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor
D. pusat keseimbangan gerak dan koordinasi tubuh
E. pengendali gerak otot
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. sistem saraf tepi adalah pusat keseimbangan gerak dan koordinasi tubuh.
B. Sistem saraf tepi memiliki fungsi sebagai pengendali otot.
C. Sistem saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke
saraf pusat.
D. Saraf pusat memiliki tugas atau peran sebagai penghantar rangsangan ke
pusat reseptor.
E. Sistem saraf tepi merupakan lobus optikus yang berhubungan dengan
indera penglihatan.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

21. Sistem saraf tepi merupakan sistem yang terdiri dari dua jenis yaitu…
A. saraf pusat dan sistem tepi
B. saraf otonom dan saraf pusat
C. saraf sensorik dan saraf kranial
D. saraf kranial dan saraf spinal
E. saraf somatis dan saraf otonom
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke saraf
pusat yang terbagi menjadi saraf somatis dan saraf otonom
107

B. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke otak
yang terbagi menjadi saraf somatis dan saraf pusat
C. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke saraf
pusat yang terbagi menjadi saraf kranial dan spinal
D. saraf kranial dan saraf spinal merupakan bagian dari saraf tepi.
E. Saraf sensoris merupakan salah satu saraf tepi yang berperan membawa
impuls ke otak
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

22. Bagian dari saraf tepi yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor
disebut saraf…
A. Kranial
B. Somatis
C. Otonom
D. Spinal
E. Pusat
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor adalah saraf
somatis.
B. Sistem saraf somatis (saraf sadar) yaitu saraf yang rangsangannya tidak
disampaikan ke otak.
C. Saraf kranial adalah saraf yang memiliki rangsangan yang disampaikan ke
pusat reseptor.
D. Saraf spinal merupakan saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat
reseptor.
E. Sistem saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor adalah
sistem saraf saraf otonom.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
108

23. Sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ-organ dalam disebut…
A. Saraf somatis
B. Saraf otonom
C. Saraf kranial
D. Saraf spinal
E. Saraf tepi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf somatis merupakan sistem saraf yang bekerja untuk
mengontrol kegiatan organ-organ dalam.
B. Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja mengontrol
kegiatan organ luar.
C. Sistem saraf yang dapat bekerja untuk mengontrol kegiatan organ dalam
yaitu sistem saraf spinal.
D. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan
organ-organ dalam tubuh.
E. Sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ dalam tubuh adalah
sistem saraf kranial.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

24. Perhatikan susunan gerak dibawah ini!


1) Melebarkan pupil
2) Menyempitkan pupil
3) Meningkatkan kerja jantung
4) Menyempitkan bronkus
5) Mengurangi produksi empedu
Dari uraian diatas, yang termasuk dalam sistem kerja saraf simpatik adalah…
A. 1, 2, 3
B. 1, 3,4
C. 1, 3, 5
D. 2, 3, 4
E. 2, 3, 5
109

Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:


A. Sistem saraf simpatik merupakan sistem saraf yang bekerja dengan
kesadaran.
B. Sistem saraf simpatik merupakan sistem saraf yang mengatur kerja otot
lurik pada tubuh.
C. Sistem saraf yang bekerja didalam kesadaran yang mengatur kerja otot
polos pada bronkus yang bekerja secara mengurangi proses tubuh.
D. Sistem saraf simpatik dapat bekerja diluar kesadaran dengan sistem kerja
yang meningkatkan suatu reaksi tubuh.
E. Sistem saraf yang bekerja diluar kesadaran dengan mengatur kerja otot
polos pada bronkus dengan bekerja mengurangi atau menyempitkan suatu
organ tubuh merupakan sistem saraf simpatik.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

25. Perhatikan gambar berikut ini!

(sumber: kusuma, 2020)


Dari gambar diatas tertera sistem kerja dari suatu sistem saraf, sistem saraf
yang dimaksud adalah…
A. Saraf spinal
B. Saraf kranial
C. Saraf simpatik
110

D. Saraf parasimpatik
E. Saraf somatis
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf kranial merupakan sistem saraf yang mengatur proses rest
and digest, yaitu mengontrol berbagai aktivitas tubuh saat sedang istirahat
serta mengaktifkan pencernaan dan metabolisme
B. Sistem saraf yang mengatur berbagai aktivitas tubuh saat sedang istirahat
merupakan sistem saraf spinal.
C. Sistem saraf parasimpatik merupakan sistem saraf yang mengontrol
berbagai aktivitas tubuh saat sedang istirahat serta dapat mengaktifkan
pencernaan dan metabolisme tubuh.
D. Sistem saraf yang bekerja mengontrol aktivitas tubuh saat bereaksi dan
menghentikan pencernaan dalam tubuh merupakan sistem saraf
parasimpatik.
E. Sistem saraf yang membantu tubuh menjadi lebih rileks merupakan sistem
saraf simpatik.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

26. Sistem saraf yang tidak normal akan menimbulkan gangguan. Gangguan
sistem saraf berasal dari…
A. Lingkungan
B. Dalam tubuh
C. Luar dan dalam tubuh
D. Luar tubuh
E. Orang lain
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf yang tidak normal akan mengalami gangguan yang berasal
dari luar (lingkungan) dan dalam tubuh.
B. Sistem saraf yang tidak normal akan mengakibatkan gangguan kerja yang
disebabkan oleh faktor dalam tubuh saja.
111

C. Sistem saraf yang normal akan mengakibatkan beberapa gangguan yang


dapat disebabkan oleh faktor luar dan dalam tubuh.
D. Sistem saraf yang tidak normal merupakan sistem saraf dengan gangguan
di dalamnya yang disebabkan oleh faktor luar tubuh.
E. Sistem saraf yang mengalami kelainan dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan sekitar.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

27. Berikut ini yang bukan termasuk gangguan sistem saraf yaitu…
A. Epilepsi
B. Alzheimer
C. Meningitis
D. Stroke
E. Bronkitis
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Epilepsi (ayan) merupakan penyakit serangan mendadak karena trauma
kepala, tumor otak, kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
B. Alzheimer merupakan sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
C. Meningitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri atau
virus.
D. Bronkitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
E. Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
pernapasan bukan pada sistem saraf.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

28. Penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah
sehingga otak menjadi pecah disebut..
A. Stroke
B. Amnesia
C. Gegar otak
112

D. Meningitis
E. Epilepsi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah
sehingga otak menjadi pecah yaitu gegar otak.
B. Stroke merupakan penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak
tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi pecah
C. Epilepsi merupakan penyakit yang timbul akibat dari pembuluh darah
yang meningkat di otak.
D. Stroke merupakan radang selaput otak karena infeksi virus atau bakteri.
E. Amnesia merupakan kelainan pada sistem saraf yang timbul akibat adanya
penyumbatan darah di otak.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

29. Dalam sistem saraf yang tidak normal akan mengakibatkan kelainan atau
penyakit salah satunya amnesia, amnesia merupakan..
A. Penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak, kerusakan
otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
B. Bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan
fungsi mental atau kesadaran.
C. penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah
sehingga otak menjadi rusak.
D. Gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
E. Hilangnya kemampuan seseorang untuk mengenali atau mengingat
kejadian masa lampau dalam kurun waktu.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Amnesia merupakan kelainan dengan hilangnya kemampuan seseorang
untuk mengenali atau mengingat suatu kejadian di masa lampau.
B. kelainan dengan hilangnya kemampuan seseorang untuk mengenali atau
mengingat suatu kejadian di masa lampau disebut neuritis
113

C. Amnesia merupakan suatu keadaan, bukan suatu penyakit, serangan


muncul jika otak, atau bagian dari otak tiba-tiba berhenti bekerja
sebagaimana mestinya selama beberapa saat.
D. Kelainan dengan hilangnya kemampuan seseorang untuk mengenali atau
mengingat suatu kejadian di masa depan disebut dengan amnesia.
E. Amnesia merupakan penyakit pada sistem saraf yang diakibatkan oleh
infeksi bakteri atau virus.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

30. Gangguan sistem saraf yang diakibatkan oleh kondisi luar tubuh misalnya
alkohol yaitu penyakit…
A. Alzheimer
B. Epilepsi (ayan)
C. Poliomyelitis
D. Amnesia
E. Meningitis
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Epilepsi (ayan) merupakan penyakit serangan mendadak karena trauma
kepala, tumor otak, kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
B. Penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak, kerusakan
otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol disebut meningitis.
C. Epilepsi merupakan sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
D. Alzheimer merupakan penyakit serangan mendadak karena trauma kepala,
tumor otak, kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
E. Amnesia penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak,
kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5
114

31. Ketika kita haus kaki kita bergerak mendekati tempat minum. Kegiatan
tersebut tidak lepas dari adanya sinyal/rangsangan listrik yang diberikan oleh
salah satu bagian dari sistem regulasi yang mengatur dalam tubuh kita yang
disebut dengan sistem …
A. Sistem saraf
B. Sistem respirasi
C. Sistem indera
D. Sistem ekskresi
E. Sistem hormon
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem regulasi terdiri dari 3 bahasan yaitu sistem saraf, sistem hormon,
sistem indera. Sistem indera merupakan sistem yang mengatur tubuh
melalui rangsangan listrik.
B. Sistem saraf termasuk dalam sistem regulasi yang berperan sebagai
penerima sinyal atau reseptor.
C. Sistem eksresi berhubungan dengan pengaturan tubuh dalam pemberian
rangsangan listrik agar terdapat gerakan cepat.
D. Sistem saraf merupakan bagian dari sistem regulasi yang bekerja dengan
memberikan rangsangan listrik agar terjadi sebuah gerakan cepat.
E. Sistem respirasi merupakan bagian dari sistem regulasi manusia yang
berperan dalam tubuh manusia dalam penerimaan sinyal.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

32. Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh manusia memerlukan 3


komponen penting yaitu…
A. Reseptor, sistem hormon, efektor
B. Reseptor, sistem saraf, efektor
C. Reseptor, sistem indera, efektor
D. Reseptor, konektor, efektor
E. Reseptor, neuron, efektor
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
115

A. Dalam tubuh manusia agar dapat bereaksi terhadap suatu rangsangan


memerlukan 3 komponen yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
B. Sistem saraf tidak termasuk dalam komponen penting penerimaan
rangsangan pada tubuh.
C. Dalam tubuh ketika bereaksi terhadap penerimaan rangsangan
memerlukan komponen yaitu reseptor, sistem indera dan efektor.
D. Sistem indera merupakan komponen penting yang juga diperlukan tubuh
ketikan tubuh bereaksi terhadap rangsangan.
E. Konektor adalah suatu komponen penting yang diperlukan ketika tubuh
bereaksi dalam penerimaan rangsangan.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

33. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan menjadi 2 yaitu..


A. Neuron konektor dan neuron motorik
B. Neuron konektor dan neuron ajustor
C. Neuron ajustor dan neuron efektor
D. Neuron konektor dan neuron sensorik
E. Neuron ajustor dan neuron aferen
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Dalam neuron asosiasi yang dibedakan berdasarkan tempatnya terdapat 2
jenis neuron yaitu neuron konektor dan neuron ajustor.
B. Neuron asosiasi yang dibedakan berdasarkan tempatnya terdapat 2 jenis
neuron yaitu neuron konektor dan neuron ajustor.
C. Neuron asosiasi dapat dibedakan menjadi neuron ajustor dan neuron
aferen.
D. Dalam neuron asosiasi hanya terdapat satu jenis neuron saja yaitu neuron
konektor.
E. Neuron konektor dan neuron motorik merupakan bagian dari neuron
asosiasi berdasarkan letaknya.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5
116

34. Molekul atau zat kimia pembawa pesan dalam tubuh yang mengirimkan
sinyal atau pesan antar neuron dari sel saraf ke sel target disebut dengan…
A. Neuron sensorik
B. Impuls
C. Neuron motorik
D. Reseptor
E. Neurotransmiter
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Impuls merupakan zat kimia pembawa pesan dalam tubuh yang
mengirimkan sinyal atau pesan antar neuron dari sel saraf ke sel target.
B. Zat kimia pembawa pesan dalam tubuh yang mengirimkan sinyal atau
pesan antar neuron dari sel saraf ke sel target disebut reseptor.
C. Neurotransmitter merupkanzat kimia pembawa pesan dalam tubuh yang
mengirimkan sinyal atau pesan antar neuron dari sel saraf ke sel target.
D. Zat kimia pembawa pesan dalam tubuh yang menerima sinyal atau pesan
antar neuron dari sel saraf ke sel target disebut neurotransmitter.
E. Neuron sensorik merupakan reseptor pembawa sinyal dari neuron satu ke
neuron lainnya.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

35. Di dalam sistem saraf manusia terdapat 2 jenis sistem saraf yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Bagian sistem saraf yang mengkoordinasi semua
fungsi saraf yaitu…
A. Sistem saraf tepi
B. Sistem saraf kranial
C. Sistem saraf pusat
D. Sistem saraf somatik
E. Sistem saraf otonom
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf yang berperan untuk mengkoordinasi semua fungsi saraf
yaitu sistem saraf tepi.
117

B. Sistem saraf pusat merupakan bagian dari sistem saraf yang


mengkoordinasi semua fungsi saraf.
C. Sistem saraf kranial merupakan bagian dari sistem saraf yang
mengkoordinasi semua fungsi saraf.
D. sistem saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari dan ke saraf
pusat yaitu sistem saraf pusat.
E. Sistem saraf somatic merupakan sistem saraf yang mengkoordinasi seluruh
fungsi saraf.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

36. Sistem saraf berfungsi sebagai peninjau bagi tubuh dan pengumpul informasi
tentang dunia luar maupun dalam tubuh. Sistem saraf bekerja berdasarkan
impuls…
A. Magnetik
B. Elektrokimia
C. Elektromagnetik
D. Kimia
E. Getar
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf bekerja pada tubuh manusia berdasarkan impuls yang disebut
dengan impuls elektrokimia.
B. Sistem saraf bekerja pada tubuh manusia berdasarkan impuls yang disebut
dengan impuls magnetik.
C. Impuls elektrokimia merupakan impuls yang digunakan oleh sistem saraf
ketika istirahat.
D. Impuls elektromagnetik merupakan impuls yang digunakan ketika sistem
saraf bekerja.
E. Sistem saraf bekerja pada tubuh manusia berdasarkan impuls yang disebut
dengan impuls kimia.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5
118

37. Perhatikan gambar berikut ini!

(Sumber: Barret dkk., 1986)


Berdasarkan gambar struktur otak manusia diatas, serebellum dan medulla
oblongata termasuk otak bagian…
A. Depan
B. Tengah
C. Kanan
D. Belakang
E. Kiri
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Otak manusia bagian belakang terdiri atas serebellum dan medulla
oblongata.
B. Otak manusia bagian depan terdiri dari serebellum dan medulla oblongata.
C. Serebellum dan medulla oblongata terletak pada otak bagian kanan.
D. Serebellum dan medulla oblongata merupakan otak manusia yang terletak
dibagian tengah.
E. Otak bagian kiri terdiri dari serebellum dan medulla oblongata.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

38. Saraf tepi adalah sel-sel saraf yang terletak diluar saraf pusat. Dimanakah
letak saraf tepi yang tepat…
A. Sumsum tulang belakang
B. Otak
C. Otot
D. Tulang
E. Seluruh tubuh
119

Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:


A. Saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang terdapat diseluruh tubuh manusia
seperti otot, tulang bahkan sel-sel tubuh.
B. Saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang terdapat di sumsum tulang
belakang.
C. Saraf tepi manusia terletak berdekatan dengan saraf pusat tepatnya terletak
pada otak.
D. Saraf tepi manusia terletak pada otot saja.
E. Saraf tepi manusia terletak pada bagian tertentu saja misalnya tulang
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

39. Terdapat 2 macam sistem saraf otonom pada manusia, kedua sistem saraf
tersebut bekerja secara…
A. Bersamaan
B. Antagonis
C. Protagonis
D. Berlawanan
E. Bergantian
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sistem saraf otonom terdiri atas dua macam yang bekerjasama dalam
pengendalian tubuh manusia.
B. Sistem saraf otonom terdiri atas 2 macam yaitu simpatik dan parasimpatik
yang bekerja secara protagonis dalam tubuh manusia.
C. Ada 2 macam sistem saraf otonom yaitu simpatik dan parasimpatik yang
bekerja secara bergantian dalam tubuh manusia.
D. Sistem saraf otonom terdiri atas 2 macam yaitu saraf simpatik dan
parasimpati yang bekerja secara antagonis.
E. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi yang
bekerja dalam tubuh manusia secara antagonis.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5
120

40. Perhatikan gambar berikut!

(sumber: Barret dkk., 1986)


Bagian yang dilingkari pada gambar merupakan hubungan antar dua sel saraf
yang disebut dengan…
A. Neurotransmitter
B. Akson
C. Neurit
D. Sinaps
E. Impuls
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sel-sel saraf bekerja secara bersamaan ketika impuls datang, hubungan
antar dua sel saraf biasa disebut dengan neurit.
B. Sinaps merupakan hubungan antar dua sel saraf.
C. Hubungan antar dua sel saraf yang saling bekerja sama disebut dengan
akson.
D. Sinaps adalah zat yang digunakan dalam penghubungan antara dua sel
saraf.
E. Neurotransmitter merupakan hubungan antara dua sel saraf pada tubuh
manusia.
Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5
121

Lampiran 3. Kunci Jawaban Soal Tes

No. Kunci Jawaban


Soal Alasan
1. D A
2. A B
3. D D
4. B C
5. D E
6. E B
7. B A
8. A A
9. C D
10. C A
11. A C
12. B B
13. B D
14. A E
15. C B
16. A A
17. D B
18. B D
19. A B
20. B C
21. E A
22. B A
23. B D
24. C D
25. D D
26. C A
27. E E
28. A B
29. E A
30. B A
31. A D
32. B A
33. B B
34. E C
35. C B
36. B A
37. D A
38. E A
39. B D
40. D B
122

Lampiran 4. Lembar Wawancara Siswa

Lembar Wawancara Siswa Terkait Sub Materi Sistem saraf

A. Identitas

Nama :
No. Induk :
Kelas :
Hari, tanggal :

B. Petunjuk!

1. Jawablah pertanyaan wawancara dibawah ini dengan jujur!


2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi nyata yang dialami.
3. Jika tidak paham mengenai pertanyaan yang diajukan, silakan ditanyakan
pada peneliti.
No Pertanyaan Jawaban
1.
Bagaimana pandangan mengenai materi
sistem saraf?
2. Sub topik apa yang dianggap sulit ketika
mempelajari sub materi sistem saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar?
5. Seberapa besar minat anda untuk
mempelajari materi sistem saraf?
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, apakah
anda fokus mendengarkan atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang digunakan
ketika mempelajari materi sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum mengerjakan
tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal?
10. Mengapa memilih jawaban tersebut?
Diadaptasi dari: (Farihah, 2016)
123

Lampiran 5. Lembar Wawancara Guru Pengampu Mata Pelajaran Biologi

Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran Biologi

A. Identitas

Nama :
NIP :
Nama Instansi :
Hari, tanggal :

B. Pertanyaan wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana respon siswa terhadap


pembelajaran sub materi sistem saraf?
2. Apa saja kesulitan yang dialami dalam
pembelajaran sub sistem saraf?
3. Apa saja sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran sub sistem saraf?
4. Model pembelajaran apa yang sering
digunakan dalam pembelajaran sub materi
sistem saraf?
5. Metode pembelajaran apa yang dianggap
paling efektif dalam pembelajaran sub sistem
saraf?
6. Media pembelajaran apa saja yang selama ini
digunakan dalam pembelajaran sub materi
sistem saraf?
7. Sub topik materi apa yang kesulitannya paling
banyak dialami oleh siswa dalam sub materi
sistem saraf?
8. Apakah pernah dilakukan diagnosis
miskonsepsi pada siswa?
9. Apa saja faktor penyebab miskonsepsi yang
terjadi pada siswa?
10. Apa upaya yang sudah dilakukan dalam
mengatasi miskonsepsi pada siswa?
Diadaptasi dari: (Listiani, 2017)
124

Lampiran 6. Lembar Validasi Instrumen Soal Tes Diagostik

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN SOAL TES

Nama Validator :
NIP :
Jabatan :
Instansi :
Tanggal pengisian :

PENDAHULUAN
Instrumen soal tes diagnostik berisi soal pilihan ganda tiga tingkat, tingkat
pertama berupa soal pilihan ganda 1, tingkat kedua berisi alasan atas pilihan pada
pilihan ganda 1, serta tingkat ketiga berisi tingkat keyakinan (CRI). Penelitian ini
berjudul “Analisis Miskonsepsi Materi Sistem Saraf pada Siswa Kelas XI MIPA
SMAN 1 Candimulyo Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase miskonsepsi
yang dialami oleh siswa kelas XI Mipa 4 SMA N 1 Candimulyo.

PETUNJUK
Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian berupa skor pada setiap butir pernyataan
dengan cara memberikan tanda (✓) pada kolom dengan skala penilaian sebagai
berikut:
5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup baik
2 = kurang baik
1 = tidak baik
Bapak/Ibu diharapkan dapat memberikan kritik dan saran pada kolom yang telah
disediakan.
Bapak/Ibu dapat memberikan kesimpulan diakhir apakah instrumen layak
digunakan atau tidak.
125

PENILAIAN
Aspek Indikator Skala Penilaian Komentar
1 2 3 4 5
Kejelasan Kejelasan judul lembar
lembar soal soal tes.
Kejelasan petunjuk
pengerjaan soal.
Materi Soal sesuai dengan
indikator.
Materi yang
ditanyakan sesuai
dengan KD dan
indikator
Hanya ada satu kunci
jawaban.
Kontruksi Pokok soal dirumuskan
dengan jelas, singkat
dan padat.
Soal tidak memberikan
rumusan kunci
jawaban.
Pilihan jawaban
homogen dan logis
sesuai dengan materi.
Panjang pilihan
jawaban relatif sama.
Gambar disajikan
dengan jelas.
Penggunaan Menggunakan bahasa
bahasa yang sesuai yaitu
bahasa Indonesia.
Bahasa yang
126

digunakan mudah
dipahami
(komunikatif).
Bahasa yang
digunakan tidak
mengandung makna
ganda (ambigu)
Diadaptasi dari (Janah, NM., 2019)

KRITIK DAN SARAN


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
KESIMPULAN
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, instrumen soal tes diagnostik untuk
siswa dinyatakan:
1. Tanpa revisi
2. Sedikit revisi
3. Tidak layak
Bapak/Ibu dapat memberikan kesimpulan sesuai dengan ketentuan di atas dengan
cara melingkari salah satu nomor.

Magelang, 31 Maret 2022


Validator,

(Dian Fajarwati Susilaningrum, M.Pd.)


NIP. -
127

Lampiran 7. Hasil Validasi Soal Tes Diagnostik


128
129
130

Lampiran 8. Data Hasil Uji Coba Soal Tes


Respondensoal_1 soal_2 soal_3 soal_4 soal_5 soal_6 soal_7 soal_8 soal_9 soal_10 soal_11 soal_12 soal_13 soal_14 soal_15 soal_16 soal_17 soal_18 soal_19 soal_20 soal_21 soal_22 soal_23 soal_24 soal_25 soal_26 soal_27 soal_28 soal_29 soal_30 soal_31 soal_32 soal_33 soal_34 soal_35 soal_36 soal_37 soal_38 soal_39 soal_40
1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
3 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
6 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
7 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
8 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
10 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
11 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
12 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
13 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
14 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
15 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
16 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
17 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
18 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
19 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
21 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0
23 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
24 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
26 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
27 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
28 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
29 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
30 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
31 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
32 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
33 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0
34 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
131

Lampiran 9. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Perhitungan uji reliabitas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS.

Dengan hasil sebagai berikut:

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 34 85.0
Excludeda 6 15.0
Total 40 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.626 40
132

Lampiran 10. Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes


22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
29 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
15 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
23 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
11 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
27 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
30 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0
5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0
12 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0
26 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
33 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
16 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
32 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
kel. Atas 0.941176 0.117647 0.058824 0.058824 0.941176 0.705882 0.941176 0.588235 0.588235 0.647059 0.823529 0.764706 0.764706 0.882353 0.058824 0.705882 0.588235 0.882353 0.470588 0.294118
16 2 1 1 16 12 16 10 10 11 14 13 13 15 1 12 10 15 8 5

21 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
31 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0
9 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0
14 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
17 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
18 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
19 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
24 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
28 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
8 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
25 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
7 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
kel.bawah 0.470588 0.058824 0.058824 0.058824 0.470588 0.470588 0.882353 0.470588 0.058824 0.235294 0.411765 0.588235 0.470588 0.764706 0 0.352941 0.294118 0.470588 0.058824 0.470588
8 1 1 1 8 8 15 8 1 4 7 10 8 13 0 6 5 8 1 8
rata-rata 0.470588 0.058824 0 0 0.470588 0.235294 0.058824 0.117647 0.529412 0.411765 0.411765 0.176471 0.294118 0.117647 0.058824 0.352941 0.294118 0.411765 0.411765 -0.17647
no. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
133

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 27
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 26
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 24
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 24
1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 23
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 23
0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 22
1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 22
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 21
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 22
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 21
1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 21
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 22
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 21
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20
1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 21
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 21
0.882353 0.588235 0.647059 0.058824 0.117647 0.647059 0.764706 0.823529 0.941176 0.470588 0.529412 0.470588 0.705882 0.294118 0.764706 0.176471 0.705882 0.588235 0.352941 0.058824
15 10 11 1 2 11 13 14 16 8 9 8 12 5 13 3 12 10 6 1

1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 18
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 18
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 16
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 17
1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 17
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 16
0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 15
0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 15
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 15
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 14
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 14
1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 12
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 11
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7
0.411765 0.294118 0.352941 0 0.235294 0.588235 0.294118 0.529412 0.647059 0.411765 0.235294 0.823529 0.411765 0.117647 0.823529 0.176471 0.411765 0.058824 0.058824 0.176471
7 5 6 0 4 10 5 9 11 7 4 14 7 2 14 3 7 1 1 3
0.470588 0.294118 0.294118 0.058824 -0.11765 0.058824 0.470588 0.294118 0.294118 0.058824 0.294118 -0.35294 0.294118 0.176471 -0.05882 0 0.294118 0.529412 0.294118 -0.11765
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
134

Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal


1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0
4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0
6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
7 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
8 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
9 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0
10 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
11 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
12 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
14 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
15 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
16 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
17 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
18 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
19 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
21 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
23 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
24 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
25 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
27 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
28 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
29 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
30 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0
31 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
32 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
33 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
34 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
24 3 2 2 24 20 31 18 11 15 21 23 21 28 1 18 14 23 10 12
0.705882 0.088235 0.058824 0.058824 0.705882 0.588235 0.911765 0.529412 0.323529 0.441176 0.617647 0.676471 0.617647 0.823529 0.029412 0.529412 0.411765 0.676471 0.294118 0.352941
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
135

0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
22 15 17 1 6 21 18 23 27 15 13 22 19 7 27 6 19 11 7 4
0.647059 0.441176 0.5 0.029412 0.176471 0.617647 0.529412 0.676471 0.794118 0.441176 0.382353 0.647059 0.558824 0.205882 0.794118 0.176471 0.558824 0.323529 0.205882 0.117647
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
136

Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Tes Setelah Uji Coba

Indikator Indikator Soal Tingkatan Nomor


Pencapaian Kognitif Soal
Mengidentifikasi Siswa dapat menyebutkan C1 1, 2
struktur sistem sistem organ yang termasuk
saraf dalam sistem regulasi.
Siswa dapat menganalisis jenis C4 3, 4
neuron asosiasi berdasarkan
letaknya
Siswa dapat menyebutkan C1 5
gerakan yang terjadi akibat
impuls saraf
Siswa dapat mengurutkan C3 6
gerak sadar maupun gerak tak
sadar
Siswa dapat menjelaskan C2 7, 8
mekanisme penghantaran
impuls
Siswa dapat menghubungkan C4 9
peran neuron dalam perjalanan
impuls
Mengidentifikasi Siswa dapat membedakan C2 10, 11
proses/fungsi struktur/fungsi sistem saraf
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
Siswa dapat mengidentifikasi C2 12, 13, 14
bagian-bagian sistem saraf
pusat
Siswa dapat menjelaskan C2 15
pengertian dari saraf tepi
Siswa dapat mengidentifikasi C3 16, 17
bagian-bagian saraf tepi
berdasarkan asalnya
Siswa dapat menjelaskan cara C2 18
kerja saraf tak sadar (otonom)
Mengidentifikasi Siswa dapat mengidentifikasi C2 19, 20
gangguan pada gangguan-gangguan yang
sistem saraf terjadi pada sistem saraf
137

Lampiran 13. Soal Tes Diagnostik 1. Perhatikan beberapa sistem organ berikut ini!
1) Sistem saraf
SOAL TES ANALISIS MISKONSEPSI 2) Sistem peredaran darah
Sub Materi Sistem Saraf 3) Sistem indera
4) Sistem hormon
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL Yang merupakan bagian sistem regulasi ditunjukkan oleh
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan tes ini nomor…..
2. Tulislah identitas anda pada kolom dibawah ini A. 1, 2, 3
3. Pilihlah jawaban yang anda yakini dan pilih alasan anda dalam B. 1, 2, 4
menjawab dari masing-masing soal yang tersedia. C. 2, 3, 4
4. Tingkat keyakinan wajib diisi (dengan cara melingkari) sesuai D. 1, 3, 4
dengan keyakinan dan kejujuran dalam menjawab soal E. 2, 3
Tingkat keyakinan Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
0 Menebak A. Sistem regulasi merupakan sistem yang mengatur sebuah
1 Hampir menebak kegiatan di dalam tubuh yang terbagi menjadi tiga subtopik
2 Tidak yakin yaitu sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon.
3 Yakin B. Pada sistem regulasi merupakan sistem yang ada didalam
4 Hampir benar tubuh manusia yang terdiri dari sistem saraf, sistem
hormon, dan sistem peredaran darah.
5 Pasti benar
C. Sistem regulasi terdiri atas sistem peredaran darah yang
5. Waktu mengerjakan 60 menit. mengatur seluruh sirkulasi darah pada tubuh dan sistem
6. Kerjakan dengan jujur dan jangan membuka buku atau indera yang berperan dalam proses informasi indera.
searching/browsing di Internet. D. Sistem regulasi merupakan sistem koordinasi tubuh
Nama :……………………………………… manusia
E. Sistem regulasi mempelajari segala sesuatu bentuk
No. presensi :……………………………………… koordinasi dalam tubuh yang terbagi atas sistem peredaran
darah, sistem hormon, dan sistem indera.
Kelas :………………………………………
Hari, tanggal : ………………………………………
138

Tingkat keyakinan : Tingkat Keyakinan:


0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5

2. Ketika kita haus kaki kita bergerak mendekati tempat minum. 3. Neuron yang merupakan penghubung antara neuron satu
Kegiatan tersebut tidak lepas dari adanya sinyal/rangsangan dengan lainnya disebut neuron…
listrik yang diberikan oleh salah satu bagian dari sistem A. Sensorik
regulasi yang mengatur dalam tubuh kita yang disebut B. Motorik
dengan sistem … C. Asosiasi
A. Sistem saraf D. Konektor
B. Sistem respirasi E. Adjustor
C. Sistem indera Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
D. Sistem ekskresi A. Neuron yang menghubungkan neuron satu dengan lainnya
E. Sistem hormon disebut neuron adjustor
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: B. Neuron asosiasi merupakan neuron yang menghubungkan
A. Sistem regulasi terdiri dari 3 bahasan yaitu sistem saraf, neuron motorik dengan neuron lainnya.
sistem hormon, sistem indera. Sistem indera merupakan C. Yang merupakan penghubung antara neuron satu dengan
sistem yang mengatur tubuh melalui rangsangan listrik. lainnya yaitu neuron motorik.
B. Sistem saraf termasuk dalam sistem regulasi yang D. Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi untuk
berperan sebagai penerima sinyal atau reseptor. menghantarkan impuls yang juga berperan sebagai
C. Sistem eksresi berhubungan dengan pengaturan tubuh penghubung antara neuron satu dengan lainnya.
dalam pemberian rangsangan listrik agar terdapat gerakan E. Neuron konektor merupakan neuron penghubung antara
cepat. neuron satu dengan lainnya.
D. Sistem saraf merupakan bagian dari sistem regulasi yang Tingkat keyakinan :
bekerja dengan memberikan rangsangan listrik agar 0 1 2 3 4 5
terjadi sebuah gerakan cepat.
E. Sistem respirasi merupakan bagian dari sistem regulasi 4. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan menjadi 2
manusia yang berperan dalam tubuh manusia dalam yaitu…
penerimaan sinyal. A. Neuron konektor dan neuron motorik
139

B. Neuron konektor dan neuron ajustor A. Impuls saraf menghasilkan gerakan berupa gerak
C. Neuron ajustor dan neuron efektor mempengaruhi sistem kerja otak.
D. Neuron konektor dan neuron sensorik B. Impuls saraf dapat menyebabkan suatu gerakan yang
E. Neuron ajustor dan neuron aferen berupa gerak sadar dan gerak tak sadar
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: C. Impuls saraf akan menyebabkan gerakan yang berasal dari
A. Dalam neuron asosiasi yang dibedakan berdasarkan dalam sistem saraf
tempatnya terdapat 2 jenis neuron yaitu neuron konektor D. Gerakan yang terjadi dalam impuls saraf merupakan
dan neuron ajustor. gerakan yang akan mempengaruhi kerja otot
B. Neuron asosiasi yang dibedakan berdasarkan tempatnya E. Gerakan yang disebabkan oleh impuls saraf merupakan
terdapat 2 jenis neuron yaitu neuron konektor dan neuron gerak sadar yang mempengaruhi otot.
ajustor. Tingkat keyakinan :
C. Neuron asosiasi dapat dibedakan menjadi neuron ajustor 0 1 2 3 4 5
dan neuron aferen.
D. Dalam neuron asosiasi hanya terdapat satu jenis neuron 6. Impuls – reseptor – saraf sensorik - ..…. – saraf motorik –
saja yaitu neuron konektor. efektor
E. Neuron konektor dan neuron motorik merupakan bagian Gerak impuls saraf di atas merupakan gerak reflek (tak sadar).
dari neuron asosiasi berdasarkan letaknya. Bagian yang kosong dilengkapi oleh…
Tingkat Keyakinan: A. Otak
0 1 2 3 4 5 B. Otot
C. Sumsum tulang belakang
5. Impuls saraf merupakan penyebab terjadinya gerakan. Gerakan D. Indra
yang dihasilkan oleh adanya impuls yaitu… E. Rangsangan
A. Gerak sadar dan gerak lurus Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
B. Gerak lurus dan gerak tak sadar A. Gerak tak sadar akibat dari adanya gerak impuls yang
C. Gerak tak sadar dan gerak otot disengaja
D. Gerak sadar dan gerak otot B. Perjalanan gerak reflek dimulai dari adanya impuls –
E. Gerak sadar dan gerak tak sadar reseptor – saraf sensorik – otak – saraf motorik – efektor.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
140

C. Gerak tak sadar merupakan gerak yang terjadi akibat dari E. Mekanisme penghantaran impuls terjadi melalui beberapa
ketidaksengajaan yang berjalan dari impuls- reseptor- saraf proses yaitu reaksi menuju polarisasi dan repolarisasi.
motorik- sumsum tulang belakang- saraf sensorik- efektor Tingkat keyakinan :
D. Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disengaja yang 0 1 2 3 4 5
berhubungan dengan sumsum tulang belakang.
E. Gerak refleks terjadi akibat adanya ketidaksengajaan yang 8. Dalam mekanisme penghantaran impuls. Tahap neuron
berhubungan dengan otot. dalam keadaan istirahat dikenal dengan istilah….
Tingkat keyakinan : A. Polarisasi
0 1 2 3 4 5 B. Depolarisasi
C. Repolarisasi
7. Terdapat tiga tahapan mekanisme penghantaran impuls D. Kontraksi
yaitu… E. Reaksi
A. Konsentrasi, polarisasi, depolarisasi Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
B. Polarisasi, reaksi, repolarisasi A. Polarisasi merupakan tahapan neuron dalam keadaan
C. Polarisasi, depolarisasi, repolarisasi berjalan menghantarkan impuls.
D. Polarisasi, konsentrasi, repolarisasi B. Repolarisasi merupakan tahap neuron dalam keadaan
E. Polarisasi, depolarisasi, reaksi istirahat.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: C. Tahap neuron berada dalam keadaan istirahat biasa
A. Proses penghantaran impuls pada sistem saraf terjadi dikenal dengan istilah polarisasi.
dengan suatu tahapan yang dilalui mulai dari tahap D. Tahap ketika neuron berada dalam fase istirahat disebut
istirahat (polarisasi), depolarisasi sampai dengan dengan istilah depolarisasi.
depolarisasi. E. Kontraksi merupakan neuron pada fase istirahat.
B. Mekanisme penghantaran impuls saraf terjadi karena Tingkat keyakinan :
adanya reaksi yang terjadi pada tubuh 0 1 2 3 4 5
C. Mekanisme penghantaran saraf terjadi akibat dari tubuh
terlalu aktif.
D. Penghantaran impuls saraf berjalan mulai dari polarisasi
ke konsentrasi dan berujung dengan depolarisasi.
141

9. Berikut merupakan pernyataan yang benar terkait hubungan 10. Perbedaan antara sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
antara dua neuron yang berperan dalam perjalanan impuls, adalah…
kecuali… A. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
A. Impuls dijalarkan dari neuron prasinaps menuju neuron belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf
pascasinaps somatis dan otonom.
B. Penjalaran impuls berlangsung bolak-balik B. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan saraf otonom,
C. Impuls yang datang dapat diteruskan atau dijalarkan sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf somatis dan
D. Antara dua neuron terdapat celah sinaps sumsum tulang belakang.
E. Penjalaran impuls memerlukan zat penghantar yang C. Sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatis dan sumsum
disebut neurotransmitter tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: otak dan saraf otonom.
A. Perjalanan impuls berlangsung dengan bolak-balik dari D. Sistem saraf pusat terdiri dari saraf somatic dan otonom,
dendrit dan bermula di dendrit lagi. sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari otak dan sumsum
B. Antara dua neuron terdapat hubungan tidak langsung tulang belakang.
melainkan terdapat celah di sinaps. E. Sistem saraf pusat terdiri dari sumsum tulang belakang
C. Impuls berjalan dengan dijalarkan dari neuron satu ke dan saraf otonom, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari
neuron lainnya. otak dan saraf somatis.
D. Perjalanan impuls hanya berjalan satu arah tanpa adanya Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
bolak-balik, jalannya rangsangan dimulai dari rangsangan- A. Sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu saraf pusat yang
reseptor- dendrit- badan sel- akson- sinaps- dendrit dst. terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, saraf tepi
E. Perjalanan impuls tidak memerlukan zat penghantar. terdiri dari saraf somatis dan otonom.
Tingkat keyakinan : B. Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian yaitu saraf pusat
0 1 2 3 4 5 yang terdiri dari saraf somatis dan saraf otonom dan saraf
tepi terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
C. Sistem saraf tersusun dari sistem saraf pusat saja.
D. Sistem saraf pusat memiliki bagian yaitu sistem saraf
pusat yang terdiri dari saraf otonom dan otak dan saraf
tepi terdiri dari sumsum tulang dan saraf somatis.
142

E. Sistem saraf pusat dan saraf tepi merupakan bagian dari B. Otak manusia bagian depan terdiri dari serebellum dan
sistem saraf yang tebagi menjadi sistem saraf pusat (otak medulla oblongata.
dan saraf otonom) dan saraf tepi (sumsum tulang belakang C. Serebellum dan medulla oblongata terletak pada otak
dan saraf somatis). bagian kanan.
Tingkat keyakinan : D. Serebellum dan medulla oblongata merupakan otak
0 1 2 3 4 5 manusia yang terletak dibagian tengah.
E. Otak bagian kiri terdiri dari serebellum dan medulla
11. Perhatikan gambar berikut ini! oblongata.

Tingkat Keyakinan:
0 1 2 3 4 5

12. Perhatikan bagian sistem saraf pusat berikut ini!


a) Otak besar
b) Otak kecil
(Sumber: Barret dkk., 1986) c) Sumsum lanjutan
Berdasarkan gambar struktur otak manusia diatas, serebellum d) Otak depan
dan medulla oblongata termasuk otak bagian… e) Sumsum tulang belakang
A. Depan Dari uraian diatas, yang termasuk dalam bagian otak
B. Tengah ditunjukan oleh..
C. Kanan A. Semuanya benar
D. Belakang B. a, b, d, e
E. Kiri C. a, b, c, e
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: D. a, b, c, d
A. Otak manusia bagian belakang terdiri atas serebellum dan E. b, c, e, d
medulla oblongata.
143

Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. sistem saraf pusat merupakan sistem yang A. Otak yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan gerak
mengkoordinasi sebagian fungsi saraf saja didalamnya dan koordinasi gerak otot yaitu otak besar
terdapat otak. B. Otak kecil merupakan penerima rangsang dari semua
B. Sistem saraf adalah sistem koordinasi semua fungsi saraf reseptor.
yang tersusun dari otak yang memiliki bagian yaitu otak C. Otak depan merupakan pusat keseimbangan dan
besar, otak kecil, otak tengah, otak depan dan sumsum koordinasi gerak tubuh.
lanjutan. D. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan gerak dan
C. Sistem saraf merupakan sistem yang mengkoordinasi koordinasi gerak otot serta posisi tubuh.
semua fungsi saraf yang tersusun dari sumsum tulang E. Sumsum lanjutan merupakan suatu sistem yang
belakang. merupakan pusat gerak dan koordinasi gerak tubuh.
D. Bagian dari saraf pusat salah satunya yaitu otak yang Tingkat keyakinan :
merupakan pusat pengendali tubuh yang tersusun atas otak 0 1 2 3 4 5
besar, otak kecil, otak depan, otak tengah dan sumsum
tulang belakang. 14. Bagian dari sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai
E. Otak merupakan pengendali tubuh bagian kanan saja yang penghubung impuls dari dan ke otak adalah…
tersusun atas otak besar, otak kecil, otak depan, otak A. sumsum tulang belakang
belakang dan sumsum lanjutan. B. sumsum lanjutan
Tingkat keyakinan : C. otak besar
0 1 2 3 4 5 D. otak kecil
E. otak depan
13. Bagian otak yang merupakan pusat keseimbangan gerak dan Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
koordinasi gerak otot serta posisi tubuh adalah… A. sumsum lanjutan merupakan sistem saraf pusat yang
A. otak besar memiliki fungsi sebagai penghubung impuls dari dan ke
B. otak kecil otak.
C. otak depan B. Sistem saraf pusat yang memiliki fungsi sebagai
D. otak tengah penghubung impuls dari dan ke otak yaitu sumsum tulang
E. sumsum lanjutan belakang.
144

C. Sumsum tulang belakang merupakan penghubung impuls Tingkat Keyakinan:


dari otak ke otot, 0 1 2 3 4 5
D. Otak depan merupakan sistem saraf pusat yang memiliki
fungsi sebagai penghubung impuls dari dan ke otak 16. Sistem saraf tepi merupakan sistem yang terdiri dari dua jenis
E. Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otot ke yaitu…
otak melalui sebuah impuls. A. saraf pusat dan sistem tepi
Tingkat keyakinan : B. saraf otonom dan saraf pusat
0 1 2 3 4 5 C. saraf sensorik dan saraf kranial
D. saraf kranial dan saraf spinal
15. Saraf tepi adalah sel-sel saraf yang terletak diluar saraf pusat. E. saraf somatis dan saraf otonom
Sistem saraf tepi terletak di… Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Sumsum tulang belakang A. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls
B. Otak dari dan ke saraf pusat yang terbagi menjadi saraf somatis
C. Otot dan saraf otonom
D. Tulang B. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls
E. Seluruh tubuh dari dan ke otak yang terbagi menjadi saraf somatis dan
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: saraf pusat
A. Saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang terdapat C. saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls
diseluruh tubuh manusia seperti otot, tulang bahkan sel- dari dan ke saraf pusat yang terbagi menjadi saraf kranial
sel tubuh. dan spinal
B. Saraf tepi terletak diluar saraf pusat yang terdapat di D. saraf kranial dan saraf spinal merupakan bagian dari saraf
sumsum tulang belakang. tepi.
C. Saraf tepi manusia terletak berdekatan dengan saraf pusat E. Saraf sensoris merupakan salah satu saraf tepi yang
tepatnya terletak pada otak. berperan membawa impuls ke otak
D. Saraf tepi manusia terletak pada otot saja. Tingkat keyakinan :
E. Saraf tepi manusia terletak pada bagian tertentu saja 0 1 2 3 4 5
misalnya tulang
145

17. Bagian dari saraf tepi yang rangsangannya disampaikan ke Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
pusat reseptor disebut saraf… A. Sistem saraf somatis merupakan sistem saraf yang bekerja
A. Kranial untuk mengontrol kegiatan organ-organ dalam.
B. Somatis B. Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja
C. Otonom mengontrol kegiatan organ luar.
D. Spinal C. Sistem saraf yang dapat bekerja untuk mengontrol
E. Pusat kegiatan organ dalam yaitu sistem saraf spinal.
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu: D. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja
A. Saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor mengontrol kegiatan organ-organ dalam tubuh.
adalah saraf somatis. E. Sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ
B. Sistem saraf somatis (saraf sadar) yaitu saraf yang dalam tubuh adalah sistem saraf kranial.
rangsangannya tidak disampaikan ke otak. Tingkat keyakinan :
C. Saraf kranial adalah saraf yang memiliki rangsangan yang 0 1 2 3 4 5
disampaikan ke pusat reseptor.
D. Saraf spinal merupakan saraf yang rangsangannya 19. Berikut ini yang bukan termasuk gangguan sistem saraf
disampaikan ke pusat reseptor. yaitu…
E. Sistem saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat A. Epilepsi
reseptor adalah sistem saraf saraf otonom. B. Alzheimer
Tingkat keyakinan : C. Meningitis
0 1 2 3 4 5 D. Stroke
E. Bronkitis
18. Sistem saraf yang bekerja mengontrol kegiatan organ-organ Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
dalam disebut… A. Epilepsi (ayan) merupakan penyakit serangan mendadak
A. Saraf somatis karena trauma kepala, tumor otak, kerusakan otak saat
B. Saraf otonom kelahiran, stroke, dan alkohol.
C. Saraf kranial B. Alzheimer merupakan sindrom kematian sel otak secara
D. Saraf spinal bersamaan.
E. Saraf tepi
146

C. Meningitis merupakan radang selaput otak karena infeksi E. Amnesia merupakan kelainan pada sistem saraf yang
bakteri atau virus. timbul akibat adanya penyumbatan darah di otak.
D. Bronkitis merupakan radang selaput otak karena infeksi Tingkat keyakinan :
bakteri atau virus. 0 1 2 3 4 5
E. Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus pernapasan bukan pada sistem saraf.
Tingkat keyakinan :
0 1 2 3 4 5

20. Penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak


tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi pecah disebut…
A. Stroke
B. Amnesia
C. Gegar otak
D. Meningitis
E. Epilepsi
Untuk mendukung jawaban diatas, alasan yang tepat yaitu:
A. Penyakit yang timbul akibat pembuluh darah di otak
tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi pecah yaitu
gegar otak.
B. Stroke merupakan penyakit yang timbul akibat pembuluh
darah di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi
pecah
C. Epilepsi merupakan penyakit yang timbul akibat dari
pembuluh darah yang meningkat di otak.
D. Stroke merupakan radang selaput otak karena infeksi virus
atau bakteri.
147

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik

No. Kunci Jawaban


Soal Alasan
1. D A
2. A D
3. D E
4. B B
5. E B
6. C D
7. C A
8. A C
9. B D
10. A A
11. D A
12. D B
13. B D
14. A B
15. E A
16. E A
17. B A
18. B D
19. E E
20. A B
148

Lampiran 15. Hasil Pekerjaan Tes Diagnostik Salah Satu Siswa


149
150
151
152

Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Tes Diagnostik


Nomor Soal
Siswa Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
S1 PK PK PK PK M M TY M TP TP TP PK TP M TY TP M M PK M Miskonsepsi
S2 M M TP M TP TP TP M M M TP PK TP M PK M M TY PK M Miskonsepsi
S3 TP M M M PK TP TP TY TY TY TY PK TY M TY TY TP M PK TP Tidak Yakin
S4 PK TP PK TP M PK M TP TP PK TP TY TP M M PK PK TP PK PK Paham Konsep
S5 PK PK M TY TY M M TP TY M M M M M M TY M TP TY M Miskonsepsi
S6 PK PK PK TP PK M M M M PK M M TP PK PK PK M M M M Miskonsepsi
S7 PK PK PK M M TP M M TP PK M M TP M PK PK M M M TP Miskonsepsi
S8 PK M TP TP M TP TP PK M PK PK TP TP TP TP PK M TP PK PK Tidak Paham
S9 PK TP PK PK M M M M TP PK PK M M PK M M M M PK M Miskonsepsi
S10 M M M M M M M M M PK M PK PK M M M M M PK TP Miskonsepsi
S11 PK PK PK PK M M TP M TP PK TP M PK PK M TP TP PK PK M Paham Konsep
S12 M TP TY PK TP M TP M TP TY PK PK PK M M TY M M PK M Miskonsepsi
S13 PK PK PK M PK M M PK M M M PK PK M M M M PK M M Miskonsepsi
S14 M M TP TY PK TP TP M M TY M M M M TY M M M M M Miskonsepsi
S15 PK PK PK TP PK M M PK TP TP TY PK PK M TP TY TY PK PK M Paham Konsep
S16 TY TY TY TY TY TY TY TP TP TY TP TP TP TY TP TY M TP TY TP Tidak Yakin
S17 TP TP TP TP PK TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP Tidak Paham
S18 TY TP TP TP M TP TP TP M TP TP TP TP M TP TP TP TP M M Tidak Paham
S19 TP TP TP PK PK M M TP M PK M PK M M M M M M PK M Miskonsepsi
S20 PK PK PK M TY TP M PK TP PK TY M TY M M TP M M M PK Miskonsepsi
S21 M TP TP TY M M TP M M TP TP PK M TP TP M M TY PK M Miskonsepsi
S22 PK M M TY TP M TP PK M M M M M TP TP TP M PK TY TP Miskonsepsi
S23 TY TY M TY TP M TP M TP TP TY TY TP TP TP TP TP TP TP TY Tidak Paham
S24 M M TP M M M TP TP M TP PK M M M TP PK TP TY M M Miskonsepsi
S25 M TP TP TP M M M M TP TP TP M TP M M M TP PK TY M Miskonsepsi
S26 PK PK PK M M PK M PK M M PK PK PK M M M M PK M M Miskonsepsi
S27 TY TP TP TP PK TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M Tidak Paham
S28 TY TP TP TP TP TP TP PK TP TY TP TP TY TP TY TY TP TY TY TY Tidak Paham
S29 PK TP M TY PK M TP PK M PK PK M PK TP TP PK TP PK TY PK Paham Konsep
S30 TP TP TP M PK M TP M M TP M TP TP TP TP TP TP M PK M Tidak Paham
S31 TY TP TP TP TP M TP TP TY TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP Tidak Paham
S32 PK TP TP PK TY M TP PK TP TY TY TP TY TP TP TY TP PK TY TY Tidak Paham
S33 PK PK PK M TP M M PK TP PK TP M TP M M PK TP M M PK Miskonsepsi
S34 M M PK TP TP M TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP PK PK Tidak Paham
S35 PK M PK PK PK M M M PK PK PK PK PK M PK PK PK PK PK PK Paham Konsep
S36 PK TP PK TP TP M TP PK TP TP TP PK PK TP TP TP PK TP PK M Tidak Paham
P. PK 50 27.777778 38.888889 19.444444 30.555556 5.5555556 0 30.555556 2.7777778 33.333333 19.444444 33.333333 25 8.3333333 11.111111 22.222222 8.3333333 25 44.444444 19.444444
P. M 22.222222 25 16.666667 22.222222 33.333333 63.888889 38.888889 44.444444 33.333333 13.888889 22.222222 33.333333 19.444444 52.777778 33.333333 25 47.222222 33.333333 27.777778 52.777778
P. TY 16.666667 5.5555556 5.5555556 16.666667 11.111111 2.7777778 5.5555556 2.7777778 8.3333333 16.666667 16.666667 5.5555556 11.111111 2.7777778 11.111111 19.444444 2.7777778 11.111111 19.444444 8.3333333
P. TP 11.111111 41.666667 38.888889 36.111111 25 27.777778 55.555556 22.222222 50 36.111111 41.666667 27.777778 44.444444 36.111111 44.444444 33.333333 41.666667 30.555556 8.3333333 19.444444
153

Lampiran 17. Persentase Butir Soal Tes Diagnostik

Nomor
Soal PK M TY TP
1 50% 22.22% 16.67% 11.11%
2 27.78% 25% 5.56% 41.67%
3 38.89% 19.44% 5.56% 36.11%
4 19.44% 22.22% 16.67% 36.11%
5 30.56% 33.33% 11.11% 25%
6 5.56% 63.89% 2.78% 27.78%
7 0% 38.89% 5.56% 55.56%
8 30.56% 44.44% 2.78% 22.22%
9 2.78% 36.11% 8.33% 47.22%
10 33.33% 13.89% 16.67% 36.11%
11 19.44% 22.22% 16.67% 41.67%
12 33.33% 33.33% 5.56% 27.78%
13 25% 22.22% 11.11% 41.67%
14 8.33% 55.55% 2.78% 33.33%
15 11.11% 33.33% 11.11% 44.44%
16 22.22% 25% 19.44% 33.33%
17 8.33% 47.22% 2.78% 41.67%
18 25% 33.33% 11.11% 30.56%
19 44.44% 27.78% 19.44% 8.33%
20 19.44% 55.55% 8.33% 16.67%
Rata-Rata 22.78% 33.75% 10% 32.91%
154

Lampiran 18. Hasil Wawancara Siswa

Lembar Wawancara Siswa Terkait Sub Materi Sistem saraf

Identitas (narasumber 1)

Nama : Giffari Lovita Soares


No. Induk : 14
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai Menurut saya sistem saraf ini
materi sistem saraf? lumayan susah untuk dipelajari
karena banyak yang perlu dihafalkan
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Semua topik sulit
ketika mempelajari sub materi sistem
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Hanya kadang-kadang saja sesuai
sebelum pembelajaran dimulai? dengan keinginan
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca dan menonton video
sesuai dengan sub topik materi
5. Seberapa besar minat anda untuk Kurang berminat karena susah
mempelajari materi sistem saraf?
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Terkadang fokus terkadang juga
apakah anda fokus mendengarkan tidak fokus karena teman-teman
atau tidak? saya juga tidak fokus
7. sumber belajar apa saja yang Buku paket dan LKS
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Tidak belajar
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.8 Saya merasa tahap neuron dalam
dan mengapa memilih jawaban keadaan istirahat disebut
tersebut ? depolarisasi dan saya memilih
jawaban tersebut karena saya rasa
jawaban tersebut sudah tepat.
10. Apa yang diketahui dari soal no.18 Saya tidak tahu tetapi menurut saya
dan mengapa memilih jawaban jawaban yang saya pilih tersebut
tersebut? sudah tepat.
155

Identitas (narasumber 2)

Nama : Ahmad SyaifulKhamim


No. Induk : 02
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya sistem saraf
materi sistem saraf? merupakan jaringan yang kompleks
yang memiliki peran penting untuk
mengatur setiap kegiatan dalam
tubuh. Sistem saraf lumayan rumit
menurut saya
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Sistem saraf pusat dan sistem saraf
ketika mempelajari sub materi sistem tepi
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Iya
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Memahami sistem saraf yang ada
pada manusia
5. Seberapa besar minat anda untuk Kurang begitu berminat antara 50%
mempelajari materi sistem saraf? saja
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Biasanya sedikit tidak fokus ketika
apakah anda fokus mendengarkan pembelajaran
atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang Buku paket dan LKS
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Iya
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.8 Karena tahap repolarisasi terjadi
dan mengapa memilih jawaban ketika neuron sudah dilalui impuls,
tersebut ? hal ini berakibat tertutupnya saluran
Na+ dan terbukanya saluran K+
10. Apa yang diketahui dari soal no.18 Menurut saya sumsum lanjutan
dan mengapa memilih jawaban merupakan perpanjangan dari
tersebut? sumsum tulang belakang. Saya
memilih jawaban tersebut karena
menurut saya benar
156

Identitas (narasumber 3)

Nama : FentriRistia
No. Induk : 13
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya sistem saraf lumayan
materi sistem saraf? sulit untuk dipelajari
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Yang saya anggap sulit ketika
ketika mempelajari sub materi sistem mempelajari tentang otak
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Belajar sebentar
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Cuma membaca sebagian materi
5. Seberapa besar minat anda untuk Kurang begitu berminat apalagi kalo
mempelajari materi sistem saraf? materinya sulit dipelajari
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Lumayan fokus mendengarkan
apakah anda fokus mendengarkan karena saya suka dengan gurunya
atau tidak? yang tidak pernah marah-marah.
7. sumber belajar apa saja yang Buku paket, LKS, dll.
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Belajar Cuma sedikit
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.14 Yang saya ketahui bagian dari
dan mengapa memilih jawaban sistem saraf yang memiliki fungsi
tersebut ? sebagai penghubung impuls, saya
memilih jawaban tersebut karena
menurut saya sumsum lanjutan
merupakan sistem saraf pusat yang
memiliki fungsi sebagai penghubung
impuls.
10. Apa yang diketahui dari soal no.17 Menurut saya jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban sudah benar dengan alasan saraf
tersebut? spinal merupakan saraf yang
rangsangannya disampaikan ke
pusat reseptor.
157

Identitas (narasumber 4)

Nama : Ayu Arwinda


No. Induk : 05
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya ketika mempelajari
materi sistem saraf? sistem saraf ada yang sulit tetapi
juga ada yang mudah
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Sistem saraf pada otak
ketika mempelajari sub materi sistem
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Kadang-kadang saja
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca LKS pada materi yang
akan diajarkan
5. Seberapa besar minat anda untuk Tidak terlalu berminat untuk
mempelajari materi sistem saraf? mempelajari sistem saraf
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Kadang-kadang.
apakah anda fokus mendengarkan
atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang LKS dan buku paket
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Iya, belajar sedikit
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.6 Pernah baca di buku tapi lupa
dan mengapa memilih jawaban jawaban yang benar jadi saya
tersebut ? memilih jawaban tersebut dengan
alasan seadanya karena saya masih
belum begitu yakin.
10. Apa yang diketahui dari soal no.20 Karena saya tidak terlalu paham
dan mengapa memilih jawaban materinya saya memilih hanya
tersebut? karena saya merasa jawaban tersebut
sudah tepat
158

Identitas (narasumber 5)

Nama : Reni Dyah Husna


No. Induk : 26
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya ketika mempelajari
materi sistem saraf? sistem saraf cukup sulit untuk
dipahami
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Struktur dan fungsi
ketika mempelajari sub materi sistem
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Belajar Cuma kadang-kadang
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca
5. Seberapa besar minat anda untuk Sedikit berminat kira-kira 50%
mempelajari materi sistem saraf?
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Fokus
apakah anda fokus mendengarkan
atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang LKS dan buku paket
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Belajar
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.5 Yang saya ketahui sesuai dengan
dan mengapa memilih jawaban jawaban saya
tersebut ?
10. Apa yang diketahui dari soal no.20 Menurut saya jawaban yang saya
dan mengapa memilih jawaban pilih sudah tepat sesuai dengan
tersebut? alasan yang sudah dituliskan
tersebut
159

Identitas (narasumber 6)

Nama : Fauza Dwi Aditya


No. Induk : 12
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut pandangan saya materi
materi sistem saraf? sistem saraf agak sulit untuk
dipelajari
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Bagian-bagian sistem saraf ada
ketika mempelajari sub materi sistem banyak yang sulit dimengerti
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Belajar sedikit
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca materi yang akan
diajarkan
5. Seberapa besar minat anda untuk Lumayan pada topik yang saya
mempelajari materi sistem saraf? pahami saja
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Fokus mendengarkan
apakah anda fokus mendengarkan
atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang LKS dan buku paket
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Belajar sedikit
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.6 Saya memilih jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban karena saya hanya mengarang saja
tersebut ? karena saya kurang belajar jadi lupa
10. Apa yang diketahui dari soal no.8 Saya memilih jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban karena menurut saya benar.
tersebut?
160

Identitas (narasumber 7)
Nama : Nessa Nelasari
No. Induk : 22
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya sistem saraf cukup
materi sistem saraf? kompleks untuk dipelajari.
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Bagian otak
ketika mempelajari sub materi sistem
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Kadang-kadang
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca materi dan browsing di
internet
5. Seberapa besar minat anda untuk Minat saya mempelajari materi
mempelajari materi sistem saraf? sistem saraf hanya 50%
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Terkadang fokus terkadang juga
apakah anda fokus mendengarkan tidak
atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang Buku dan internet
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Belajar sedikit
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.6 Menurut saya urutan yang benar
dan mengapa memilih jawaban yaitu impuls-reseptor-saraf sensorik-
tersebut ? otak-saraf motorik-efektor dan
memilih alasan yang mendukung
jawaban saya
10. Apa yang diketahui dari soal no.17 Saya memilih jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban karena menurut saya benar.
tersebut?
161

Identitas (narasumber 8)

Nama : Eva Ervayati


No. Induk : 09
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya materi sistem saraf
sub materi sistem saraf? cukup rumit untuk dipelajari
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Bagian struktur dan penghantaran
ketika mempelajari sub materi sistem impuls
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Belajar sedikit
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca materi yang akan
diajarkan
5. Seberapa besar minat anda untuk Lumayan berminat untuk
mempelajari materi sistem saraf? mempelajari sistem saraf
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Fokus mendengarkan
apakah anda fokus mendengarkan
atau tidak?
7. sumber belajar apa saja yang LKS dan buku paket
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Belajar sedikit
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.8 Saya memilih jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban karena menurut saya benar. Neuron
tersebut ? dalam keadaan istirahat disebut
repolarisasi dan saya memilih alasan
yang mendukung jawaban saya di
pilgan
10. Apa yang diketahui dari soal no.14 Saya memilih jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban karena menurut saya benar.
tersebut?
162

Identitas (narasumber 9)

Nama : Dimas Bayu Saputra


No. Induk : 07
Kelas : XI MIPA 4
Hari, tanggal : Selasa, 19 April 2022

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan mengenai sub Menurut saya materi sistem saraf
sub materi sistem saraf? cukup sulit, banyak kata-kata asing
di dalamnya
2. Sub topik apa yang dianggap sulit Bagian struktur dan fungsi
ketika mempelajari sub materi sistem
saraf?
3. Apakah anda belajar terlebih dahulu Tidak
sebelum pembelajaran dimulai?
4. Bagaimana cara anda belajar? Membaca
5. Seberapa besar minat anda untuk Kurang berminat untuk
mempelajari materi sistem saraf? mempelajari materi sistem saraf
6. Pada saat pembelajaran berlangsung, Kurang fokus mendengarkan
apakah anda fokus mendengarkan atau
tidak?
7. sumber belajar apa saja yang LKS dan buku paket
digunakan ketika mempelajari materi
sistem saraf?
8. Apakah anda belajar sebelum Belajar sedikit
mengerjakan tes ini?
9. Apa yang diketahui dari soal no.5 dan Saya memilih jawaban tersebut
mengapa memilih jawaban tersebut ? karena menurut saya benar, saya
kurang mempelajari di topik
impuls jadi setahu saya ya itu
10. Apa yang diketahui dari soal no.17 Saya memilih jawaban tersebut
dan mengapa memilih jawaban karena saya kurang memahami
tersebut? dengan baik soalnya jadi saya
menjawab sebisa saya.
163

Lampiran 19. Hasil Wawancara Guru Biologi

Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran Biologi

A. Identitas

Nama : Drs. Supono


NIP : 19670202 200012 1 001
Nama Instansi : SMA Negeri 1 Candimulyo
Hari, tanggal : Senin, 18 April 2022

B. Pertanyaan wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana respon siswa terhadap Respon siswa lumayan bagus


pembelajaran sub materi sistem saraf? ketika pembelajaran sub
materi sistem saraf
2. Apa saja kesulitan yang dialami dalam Kesulitan terletak pada media
pembelajaran sub sistem saraf? pembelajaran, tidak adanya
alat peraga
3. Apa saja sumber belajar yang digunakan Buku paket, LKS, Internet
dalam pembelajaran sub sistem saraf?
4. Model pembelajaran apa yang sering Menggunakan model
digunakan dalam pembelajaran sub ceramah, diskusi informasi
materi sistem saraf? dan praktik, tetapi selama
pandemi kegiatan praktik
tidak dilaksanakan.
5. Metode pembelajaran apa yang dianggap Metode yang dianggap paling
paling efektif dalam pembelajaran sub efektif yaitu praktik secara
sistem saraf? langsung agar siswa
memahami materi dengan
baik setelah melalui praktik
tersebut
6. Media pembelajaran apa saja yang Media yang digunakan
selama ini digunakan dalam berupa PPT, video animasi
pembelajaran sub materi sistem saraf? dan gambar.
7. Sub topik materi apa yang kesulitannya Sub topik yang paling banyak
paling banyak dialami oleh siswa dalam mengalami kesulitan yaitu
sub materi sistem saraf? perjalanan impuls, perlu
penekanan lebih agar dapat
memahaminya
8. Apakah pernah dilakukan diagnosis Belum pernah melakukan
miskonsepsi pada siswa? diagnosis miskonsepsi pada
siswa selama mengajar
164

9. Apa saja faktor penyebab miskonsepsi Belum mengetahui faktor


yang terjadi pada siswa? penyebabnya karena belum
pernah melakukan diagnosis
tersebut
10. Apa upaya yang sudah dilakukan dalam Belum ada upaya yang pasti
mengatasi miskonsepsi pada siswa? karena belum pernah
melakukan diagnosis secara
langsung.
165

Lampiran 20. Daftar Presensi Siswa Kelas Xi Mipa 2 (Kelas Uji Coba)

NO. NO.INDUK NAMA


1 3923 Abdul Hanif
2 3924 Achmad Chavin Yusuf
3 3925 Ahmad Fadzil
4 3926 Ahmad Iffad Izzudin
5 3927 Ani Astuti
6 3928 Anifatul Dwi Annissa
7 3929 Anindita Sukma Safirena
8 3930 Annisa Dwi Puspita
9 3931 Ayu Rahmadani
10 3932 Berliana Axzana Dewi
11 3933 Chalisa Putri
12 3934 Dewi Ayu Puspita
13 3935 Dian Anggia Pramesti
14 3936 Fakhri Sugud Purwoko
15 3937 Faridatus Solikah
16 3938 Friska Bunga Lestari
17 3939 Galuh Wido Arum
18 3940 Habib Anindia
19 3941 Hendrik Setiawan
20 3942 Hidayatul Khoir
21 3944 Laila Nur Aslah
22 3945 Lia Dian Safira
23 3946 Lina Sariana
24 3947 Marlinda Saputri
25 3948 Nindia Aulia Putri
26 3949 Nur Safangat
27 3950 Rahma Eta Wardhani
28 3951 Rifka Faiz Kharissa
29 3952 Ririt Rengganis
30 3953 Rizki Setia Adi
31 3954 Septian Kusuma Aji
32 3955 Theo Reksa Sadewa
33 3956 Triana Zahranika
34 3957 Vania Amelia Setya Wijaya
166

Lampiran 21. Daftar Presensi Siswa Kelas Xi Mipa 4 (Subjek Penelitian)


NO. NO. INDUK NAMA
1 3995 Ahmad Saiful Khamim
2 3996 Akla Faridatun Tamala
3 3997 Aprillia Diva Dwi Utari
4 3998 Arisa Meiliana Hudaya
5 3999 Ayu Arwinda
6 4000 Danang Agung Bintoro
7 4001 Dimas Bayu Saputra
8 4002 Esti Agustina Damayanti
9 4003 Eva Ervayati
10 4004 Fajar Widianto
11 4005 Farah Firdaus Kasolinda
12 4006 Fauza Dwi Aditya
13 4007 Fentri Ristiani
14 4008 Giffari Lovita Soares
15 4009 Habibi Khoirul Huda
16 4010 Hamim Khanifah
17 4011 Laila Lutfiyatul Faizah
18 4012 Linda Oktavia Ningrum
19 4013 Masyrurozi
20 4014 Melisa Rahayu
21 4015 Muhamad Feri Irawan
22 4016 Nessa Nelasari
23 4017 Rahcmad Hidayad
24 4018 Rahmawati
25 4019 Rapeni Dina Marini
26 4020 Reni Dyah Husna
27 4021 Renita Zumnia Rahmawati
28 4022 Rita Dwi Aryanti
29 4023 Rizky Dwi Mia Pramudita
30 4024 Rizqiana Rahmasari
31 4025 Sintiya Ayu Wulansari
32 4026 Sofi Maratul Lutfiana
33 4027 Vina Indriyani
34 4028 Yeni Windarti
35 4029 Ziendik Pancar Mudra Wirawan
36 4030 Zulfian Syifaulinnas
167

Lampiran 22. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Observasi awal
Observasi awal

Uji coba soal tes


Uji coba soal tes

Tes pengambilan data Tes pengambilan data

Wawancara guru biologi Wawancara guru biologi


168

Wawancara siswa Wawancara siswa


169

Lampiran 23. Data Nilai Ulangan Harian Kelas XI SMAN 1 Candimulyo

KELAS XI MIPA 4

NO NIS NAMA Kd 3.9 SISTEM REGULASI


1 3995 Afi Luviana 55
2 3996 Ahmad Saiful Khamim 43
3 3997 Akla Faridatun Tamala 53
4 3998 Arisa MeilianaHudaya 45
5 3999 Ayu Arwinda 23
6 4000 Danang Agung Bintoro 80
7 4001 Dimas Bayu Saputra 38
8 4002 Esti Agustina Damayanti 78
9 4003 Eva Ervayati 88
10 4004 Fajar Widianto 50
11 4005 Farah Firdaus Kasolinda 78
12 4006 Fauza Dwi Aditya 33
13 4007 Fentri Ristiani 25
14 4008 GiffariLovita Soares 28
15 4009 Habibi Khoirul Huda 60
16 4010 Hamim Khanifah 70
17 4011 Laila Lutfiyatul Faizah 53
18 4012 Linda OktaviaNingrum 70
19 4013 Masyrurozi 30
20 4014 Melisa Rahayu 85
21 4015 Muhamad Feri Irawan 38
22 4016 Nessa Nelasari 48
23 4017 Rahcmad Hidayad 25
24 4018 Rahmawati 13
25 4019 Rapeni Dina Marini 63
26 4020 Reni Dyah Husna 63
27 4021 Renita ZumniaRahmawati 58
28 4022 Rita Dwi Aryanti 75
29 4023 Rizky Dwi Mia Pramudita 85
30 4024 Rizqiana Rahmasari 58
31 4025 Sintiya Ayu Wulansari 45
32 4026 Sofi MaratulLutfiana 68
33 4027 Vina Indriyani 85
34 4028 Yeni Windarti 58
35 4029 Ziendik Pancar Mudra W. 75
36 4030 Zulfian Syifaulinnas 72
170

KELAS XI MIPA 3

NO. NIS NAMA Kd 3.9 SISTEM REGULASI


1 3959 Alvina Putri Choirunnisa 60
2 3960 Ariana Zamalia 73
3 3961 Atha Naufal Pratama 90
4 3962 Catur Wulan Sari 95
5 3963 Danang Agil Hadiansyah 45
6 3964 Destiana Dwi Tifani 35
7 3965 Dhaneswara Faiz Dibyandi 63
8 3966 Dias Sulistiani 70
9 3967 Dimas Pramudya Aji Pratama 33
10 3968 Dina Ayu Kalista 73
11 3969 Eka Fitri Novianti 75
12 3970 Elfira Vaulina Putri Anugrah 73
13 3971 Fatma Rahayu Wijayanti 55
14 3973 Frisca Choirunisa Gunawan 43
15 3974 Gading Rangga Putra W. 70
16 3975 Galuh Putri Anggraeni 43
17 3976 Gilang Yudan Saputra 53
18 3977 Harlin Aulia 80
19 3978 Indah CahyaRamadhani 80
20 3979 Irma Susanti 95
Miftakhul Wahyu Ragil
21 3980 Praditya 68
Muchammad Farchan
22 3981 Febriyanto 50
23 3982 Muhammad Khoirul Anam 80
24 3983 Oktavia 65
25 3984 Putri Salsa Anggraini 33
26 3985 Reksa Indra Permana 48
27 3986 Reza 15
28 3987 Ridwan Dwi Cahyo 35
29 3988 Sabrina IffahMawarani 85
30 3989 Shefta Eka Praswati 73
31 3990 Syafira Nurul 'Aini 88
32 3991 Uswatun Chasanah 48
33 3992 Vina Mei Tsaniaturrahma 35
34 3993 Widi Astuti 43
35 3994 Winih Rahayu 80
171

KELAS XI MIPA 2

NO. NIS NAMA Kd 3.9 SISTEM REGULASI

1 3923 Abdul Hanif 80


2 3924 Achmad Chavin Yusuf 68
3 3925 Ahmad Abdul Rohman 60
4 3926 Ahmad Fadzil 88
5 3927 Ahmad IffadIzzudin 85
6 3928 Ani Astuti 60
7 3929 Anifatul Dwi Annissa 48
8 3930 Anindita Sukma Safirena 63
9 3931 Annisa Dwi Puspita 93
10 3932 Ayu Rahmadani 65
11 3933 Berliana Axzana Dewi 50
12 3934 Chalisa Putri 83
13 3935 Dewi Ayu Puspita 75
14 3936 Dian Anggia Pramesti 83
15 3937 Fakhri Sugud Purwoko 80
16 3938 Faridatus Solikah 85
17 3939 Friska Bunga Lestari 75
18 3940 Galuh Wido Arum 78
19 3941 Hendrik Setiawan 53
20 3942 Hidayatul Khoir 85
21 3943 Intan Nur Rahma 70
22 3944 Laila Nur Aslah 75
23 3945 Lia Dian Safira 85
24 3946 Lina Sariana 80
25 3947 Marlinda Saputri 100
26 3948 Nindia Aulia Putri 73
27 3949 Nur Safangat 50
28 3950 Rahma Eta Wardhani 68
29 3951 Rifka Faiz Kharissa 93
30 3952 Ririt Rengganis 65
31 3953 Rizki Setia Adi 60
32 3954 Septian Kusuma Aji 70
33 3955 Theo Reksa Sadewa 65
34 3956 Triana Zahranika 70
35 3957 Vania Amelia Setya W. 73
36 3958 Yusuf Rahma Mas Huda 70
172

KELAS XI MIPA 1

NO. NIS NAMA Kd 3.9 SISTEM REGULASI

1 3887 Alfan Nur Baihaqi 28


2 3888 Amalia Salwa Al Hayaa 73
3 3889 Anezidnika Ilmaya Dewi 40
4 3890 Aprodite Nabila Nike Wahyudi 70
5 3891 Bagus Muhammad Ridwan 68
6 3892 Berlian Ramadhani 83
7 3893 Bino Putra Dian Almadani 88
8 3894 Diah Ayu Marsellia 58
9 3895 Duwi Siti Zubaidah 93
10 3896 Endri Ade Putra 68
11 3897 Farhan Dwi Ardianto 88
12 3898 Fawwaaz Luqman Ardiansyah 53
13 3899 Havivah Elsa Alyana 40
14 3900 Ifia Pramestika 95
15 3901 Iis AzzahroWardaningrum 68
16 3902 Ika Monika 78
17 3903 Ilyasa Zacky Leimena 78
18 3904 Indah Nur Fiana 83
19 3905 Meylani Dwi Purnamasari 88
20 3906 Michelle Haidar Sabilla 80
21 3907 Miolita Putri Cahyani 70
22 3908 Muhammad Ardi Nugroho 65
23 3909 Muhammad Asyam Fadhiilah 50
24 3910 Nanda Nisa Huwaida 83
25 3911 Nova Aryani 75
26 3912 Noven Aurelya Ismayanti 33
27 3913 Prizca Yogi Noviana 75
28 3914 Resti Nabila 73
29 3915 Rizky Adi Pratama 55
30 3916 Rizky Nur Hayati 95
31 3917 Rossita Nur Arizata 85
32 3918 Samuel Andrea Agil P. 68
33 3919 Sekar Kyla Az Zahra W. 78
34 3920 Sherlyta Ratna Sari Dewi 90
35 3921 Wulan Suci Aryani 78
36 3922 Yessi Rahmadani 85
173

Lampiran 24. Data Nilai Ulangan SMAN 5 Magelang


NO. NIS NAMA JK AGAMA KELAS NILAI
1 16829 ADINDA PUTRI AZZAHRA P ISLAM X MIPA 1 68.00
2 16830 AMALIA KHUSNA P ISLAM X MIPA 1 70.00
3 16831 ANINDYA NASYWA PUTRI ZAHARANI P ISLAM X MIPA 1 84.00
4 16832 ANNISA SALSABILA P ISLAM X MIPA 1 78.00
5 16833 APRILIA MAHARANI P ISLAM X MIPA 1 76.00
6 16834 ARDHITA FEBIANIE NOVIAR P ISLAM X MIPA 1 64.00
7 16835 ARUM NINGTYAS SARASWATI P ISLAM X MIPA 1 78.00
8 16836 ATHALLA NAUFAL LAZUARDI L ISLAM X MIPA 1 64.00
9 16837 CARISA ADINDA PUSPITASARI P ISLAM X MIPA 1 80.00
10 16838 CHANDRA PUSPA PITALOKA P ISLAM X MIPA 1 84.00
11 16839 DAFFA ANENDRA PUTRA L ISLAM X MIPA 1 66.00
12 16840 DENNY ARIFIAN L ISLAM X MIPA 1 68.00
13 16841 DEVITA ARMIA PURASANI P ISLAM X MIPA 1 78.00
14 16842 DIANDRA ATISHA DWIHAPSARI P ISLAM X MIPA 1 66.00
15 16843 DIMAS APTA ADIYATMA L ISLAM X MIPA 1 88.00
16 16844 EFRYSKA AGILEA YUSUF P ISLAM X MIPA 1 68.00
17 16845 ERIDIA ADRISTI NASYWA PUTRI P ISLAM X MIPA 1 68.00
18 16846 FALAH NUR CHUSNIATI P ISLAM X MIPA 1 88.00
19 16847 FATHIN HAMID L ISLAM X MIPA 1 66.00
20 16848 FATHMA NUR AZIZAH P ISLAM X MIPA 1 90.00
21 16849 HANA HANIFATUN NISA P ISLAM X MIPA 1 68.00
22 16850 KEISHA BILQIIS ALIIFA P ISLAM X MIPA 1 84.00
23 16851 MUHAMMAD LUTHFI HAKIM L ISLAM X MIPA 1 82.00
24 16852 MUHAMMAD RAFI GANENDRA L ISLAM X MIPA 1 54.00
25 16853 MUHAMMAD TRISTAN ATH THAARIQ L ISLAM X MIPA 1 80.00
26 16854 MUHAMMAD YAFI' OKTA WIBOWO L ISLAM X MIPA 1 70.00
27 16855 NARISSA ALMAASSALSABIIL AJIPUTRI P ISLAM X MIPA 1 74.00
28 16856 NASRUL NANDITO AJI L ISLAM X MIPA 1 76.00
29 16857 RAFI HARITS ARDYANSYAH L ISLAM X MIPA 1 50.00
30 16858 RAYVANDA SEPTYA ARIANTI P ISLAM X MIPA 1 82.00
31 16859 RIAN HENDRIYANA DWI IMANTA L ISLAM X MIPA 1 82.00
32 16860 RIZAL DWI ANGGORO L ISLAM X MIPA 1 72.00
33 16861 SYAHRUL RAMADHAN AMIRUALLAH L ISLAM X MIPA 1 82.00
34 16862 TSABITA AMARA TSANI P ISLAM X MIPA 1 80.00
35 16863 ZAHRA KHALIDA HARIYADI P ISLAM X MIPA 1 72.00
36 16864 ZAHWA BINTA FITRIA P ISLAM X MIPA 1 92.00
174

Lampiran 25. Data Nilai Ulangan MAN Kota Magelang

NO. NO.INDUK NAMA NILAI


1 7974 Ahya Nabil Al Makarim 83
2 7976 Aini Zahra Rahmadhani 86
3 7992 Amin Budi Raharjo 86
4 8001 Anisa Yuni Purnamasari 83
5 8012 Armando Firlian IhzaYulianto 80
6 8032 Birliya Nadia Fawa Iza 80
7 8048 Dian ArindaDepriyanti 83
8 8063 Elya Farhata Dina 76
9 8129 Iqbal Sholana 80
10 8137 Izzatul Mahya 86
11 8148 Khasanah Nur Mauliya 83
12 8153 Lahma Nur Adzilah 83
13 8159 Latifah Elfina Alwi 83
14 8163 Lisa Halimah 92
15 8171 Maulidah Dina NailisSa'adah 83
16 8216 Muhamad Ilham 83
17 8237 Muhtadin 83
18 8247 Nailil Asna 80
19 8248 Nailil Mawalih 80
20 8264 Nida Azkiyatul A'yuni M. 83
21 8273 Nurjanah 76
22 8279 Petricia Nova Ramadani 80
23 8286 Putri Roslisna Puspita 83
24 8291 Rahma Zahrotul 83
25 8297 Restu Adi 80
26 8302 Ririn Muflikhatul Choir 83
27 8320 Rizkyafa Dwi Fatimah 86
28 8325 Rosamina Ayu 83
29 8335 Sevilla Aisshafa 80
30 8345 Siti Puji Lestari 83
31 8349 Siti Zulaikah 83
32 8362 Tasnim Qiy 80
33 8364 Tesya Amelia Wulandari 76
34 8365 Thoif Pujiwati 80
35 8375 Umayatul Faiyah 83
36 8397 Yunita Putri Aifat A. 80
175

Lampiran 26. Surat Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai