Oleh :
Vera Fariska
24020121140145
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER, 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
berjudul “Penggunaan Teknik Sampling dan Metode Ekstraksi DNA dari Sedimen
untuk Environmental DNA”. Laporan kerja praktik ini disusun untuk memenuhi
syarat mata kuliah Kerja Praktik di Departemen Biologi, Fakultas Sains dan
penyusunan laporan kerja praktik ini. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun agar menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan kerja
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
I. PENDAHULUAN
membatasi kemampuan kita untuk mengukur deteksi skala luas. Para ahli
dengan teknik menjanjikan yang dapat memperluas skala studi ekologi dalam
mengukur distribusi makhluk hidup. eDNA saat ini telah banyak digunakan
karena lebih hemat biaya dibandingkan teknik lain. Hal ini dilakukan untuk
jejak seperti kotoran, kelupasan kulit, lender atau bagian tubuh yang terlepas.
air atau udara untuk dilakukan deteksi material genetik (DNA). DNA yang
diketahui melalui metode ini yang nantinya dapat berguna untuk kajian
1
2
dan ketelitian yang tinggi. Hal ini karena eDNA rentan terhadap kontaminasi
yang berdampak pada hasil DNA spesies yang terdeteksi. Sehingga penelitian
ini dilakukan untuk mempelajari metode pengerjaan eDNA secara lebih detail
berikut :
penelitian eDNA?
1.4.2 Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang
2.1 Sedimen
Sedimen berasal dari bahasa Latin yaitu sedere yang memiliki arti duduk
suatu material mengendap hasil dari dekomposisi lapisan batuan oleh atmosfer.
Sedimen yang terjadi pada lapisan batuan diubah oleh atmosfer secara kimia
dan kemudian dibawa oleh udara, air, atau lainnya ke tempat lain. Sedimen
molekulnya tetap saling berinteraksi satu sama lain dan lingkungannya. Para
permukaan bumi. Kandungan sedimen yaitu seluruh simpanan air tanah dan
bahan bakar fosil. Hal ini dapat dijadikan bukti sejarah bumi untuk membaca
4
5
mitokondria atau inti yang dikeluarkan melalui tinja, urin, sel kulit, atau
yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. eDNA dapat terlindung dari aktivitas
terkandung dalam sedimen, seperti tanah liat. eDNA yang berada di lingkungan
perairan didistribusikan oleh arus air dan beberapa proses hidrologi lainnya.
pengendapan atau degradasi akibat faktor fisik dan kimia, seperti arus, suhu,
wilayah bawah. Sampel eDNA biasanya berupa fragmen pendek dan dapat
bertahan lama dalam kondisi kering, dingin, basa, tanpa adanya cahaya (Aziz
et al., 2020).
6
dasar dan organisme target. Pengambilan sampel eDNA sedimen jauh lebih
Sampel sedimen dasar laut dalam yang diambil akan memerlukan waktu lama
sampel air yang dapat diambil dengan cepat (Bellisario et al., 2021). Pada
sampling sedimen, jumlah ulangan dan ukuran sampel disesuaikan pada jenis
menargetkan keadaan DNA yang berbeda juga. Hal ini dikarenakan terdapat
sifat kimianya dimana DNA yang terikat partikel dilepaskan ke dalam larutan
mikroorganisme dengan dinding sel yang tidak dapat dilisiskan secara kimiawi
2.5 NanoDrop
cahaya UV pada 260 nm karena DNA mengandung basa purin dan pirimidin
disebabkan karena spesifisitas alat tersebut tidak terlalu tinggi. Hal ini
dikarenakan pada panjang gelombang 260 nm tidak hanya double strain DNA
(dsDNA) yang dapat menyerap panjang gelombang 260 nm namun juga jenis
asam nukleat lain seperti single strain DNA (ssDNA) dan RNA. Kemurnian
DNA dapat diukur dengan rasio absorbansi terhadap panjang gelombang 260
nm dan 280 nm, kemurnian DNA yang baik adalah 1,8 - 2,0. Terdapat beberapa
adalah proses pemipetan atau transfer sampel isolasi dari mini tube ke pcr tube
fragmen DNA. Teknik PCR ini dapat mengamplifikasi segmen DNA dalam
beberapa jam dan menghasilkan segmen DNA dengan jumlah jutaan kali. PCR
harus melewati beberapa tahapan untuk analisis sampel dan reagen. Tahapan
pertama yaitu denaturasi template yang dijalankan pada kisaran suhu 94℃ -
95℃. Tahapan kedua yaitu annealing atau penempelan pasangan primer untai
ganda DNA target dengan suhu 50℃ - 60℃. Tahapan terakhir yaitu elongasi
atau pemanjangan yang berlangsung pada suhu 72℃. PCR memiliki sekitar 35
siklus. Hasil dan keberhasilan PCR dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
buffer. Hasil dari PCR nantinya dapat dilakukan elektroforesis (Setyawati &
Zubaidah, 2021).
9
2.7 Elektroforesis
massa dan ukuran, maka partikel yang kecil akan bergerak relatif lebih cepat
deteksi DNA yaitu elektroforesis gel agarose. Namun, masih terdapat beberapa
medan listrik. Migrasi partikel bermuatan dapat terjadi ketika suatu zat
dimasukkan ke dalam larutan air. DNA memiliki muatan negatif sehingga akan
migrasi pada saat proses elektroforesis. DNA hasil elektroforesis gel agarose
hari Sabtu, 23 September 2023 pukul 14.00 WIB – selesai. Ekstraksi eDNA
cryotube, coolbox, spatula steril, dan latex. Alat yang digunakan untuk
Bahan yang digunakan pada pengambilan sampel yaitu etanol 96% dan
sampel sedimen. Bahan yang digunakan untuk pengerjaan sampel yaitu dd𝐻2 O
10
11
Universitas Diponegoro.
pukul 14.00 WIB – selesai. Sampel yang diambil berupa sedimen perairan
mudan dan efisiensi waktu. Selain itu, pada sedimen memiliki kemungkinan
bertahun-tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Geraldi et al. (2020) bahwa
mendeteksi organisme di ekosistem saat ini dan di masa lalu. Azis dkk. (2020)
dapat bertahan lebih lama dibandingkan molekul eDNA yang larut dalam air.
Sampel sedimen tidak terpengaruh langsung oleh arus air atau radiasi UV, dan
12
13
Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel antara lain 2
ml cryotube yang digunakan untuk tempat sedimen, cool box untuk menyimpan
sedimen, latex untuk menjaga dari kontaminan, etanol 96% digunakan dalam
sterilisasi alat dan merendam sedimen, serta sampel sedimen yang akan
kemudian disimpan dalam cool box. Menurut Mejia et al. (2021) pengambilan
sampel sedimen dikumpulkan untuk sebagian besar lokasi dengan tiga ulangan
14
biologis dalam cryotube 2,0 ml. Di lokasi tanpa air, sampel tanah diambil
dengan DNA sehingga mampu membuat DNA dalam sedimen bertahan lama.
untuk pendekatan eDNA. Sesuai dengan pernyataan Aziz dkk. (2020) bahwa
Selain itu, asam humat cenderung tahan terhadap degradasi dan mampu
bertahan lebih lama. Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah tidak
pengambilan sampel. Metode eDNA ini dapat menjadi alat standar untuk
amplifikasinya. Hal ini diperjelas oleh Buxton dkk. (2017) yang menyatakan
DNA. Larutan DNA yang diekstraksi juga dapat mengandung inhibitor PCR,
seperti zat humat yang terdapat dalam lumpur dan tanah liat, yang telah terbukti
ekstraksi pada pasir tetapi tidak pada tanah liat. Sehingga dapat disimpulkan
memisahkan DNA dari kontaminan dan komponen sel lainnya. Ekstraksi DNA
dapat dilakukan secara tradisional, kit komersial, dan robotik. Sesuai dengan
reagen kimia. Secara kit komersial didasarkan pada presipitasi garam dan
robotik didasarkan pada prinsip adhesi asam nukleat pada membran silika dan
pengikatan DNA, pencucian dan elusi. Sesuai dengan pernyataan Rahmi et al.
merupakan kit komersial yang digunakan untuk ekstraksi DNA. Ada beberapa
tahapan dalam proses ekstraksi yaitu lysis, DNA binding, washing dan elution.
yang diberikan, antara lain Lysis Buffer, Binding Buffer, Wash Buffer 1, Wash
sampel disesuaikan dengan protokol yang ada yaitu 250 mg sehingga alasan
pada saat pengambilan sampel sedimen diambil 10 gram karena pada saat
penyimpanan pada suhu ruang dalam waktu yang lama. Selain itu, DNA/RNA
Shield memiliki kompatibel yang baik dengan sebagian besar metode ekstraksi
Spin™ III-F Filter didalam collection tube yang sudah disediakan pada kit
untuk pengikatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Uda et al. (2019) bahwa
Genomic Lysis Buffer digunakan untuk mengisolasi protein dari sel molekuler.
Genomic Lysis Buffer di mix dengan sampel untuk memecah jaringan ikat
zat biologis dari DNA sampel. Selain itu juga dapat digunakan untuk
dan disentrifugasi 10.000 rpm selama 1 menit. Collection tube dibuang dan
kemungkinan masih ada sampel biologis yang masih tersisa dan belum lisis
IICR Column ke dalam collection tube yang baru dan disentrifugasi 10.000
garam dan kontaminan lainnya sebelum elusi DNA. Penambahan ini dilakukan
kontaminan protein dan garam-garam lain yang masih terikat pada DNA. Wash
agar terjadi dehidrasi DNA sehingga terjadi presipitasi. Etanol berfungsi agar
DNA terpisah dari zat lainnya namun tidak akan menghancurkan DNA
100 mikroliter DNA Elution Buffer lalu disentrifugasi 10.000 rpm selama 30
detik. Penambahan DNA Elution Buffer berfungsi untuk mengikat DNA dan
pengotor yang ada pada sampel DNA sehingga DNA terpisah sempurna dari
pengotor.
4.3 NanoDrop
yang menyatakan bahwa cara paling mudah untuk menentukan konsentrasi dan
untuk menentukan kemurnian DNA dan ada tidaknya kontaminan yaitu dengan
23
pada spektrum 260/230 nm dan 260/280 nm. Hal ini karena nukleotida, yaitu
RNA dan DNA, akan menyerap pada 260 nm dan kontaminan umum akan
1.18, 1.42, dan 1.06 yang artinya menunjukkan nilai kurang dari 1.7 - 2.0. Hal
ini menunjukkan bahwa kemurnian sampel DNA masih bernilai rendah dan
al. (2021) untuk pengukuran pada panjang gelombang 260/280 nm, DNA murni
memiliki rasio 1.8. Nilai rasio 1.7 – 2.0 untuk kemurnian DNA masih dapat
diterima. Apabila nilai yang ditunjukkan lebih rendah dapat disebabkan oleh
24
kontaminasi protein atau fenol. Apabila rasio yang ditunjukkan lebih tinggi,
kemungkinan masih terdapat RNA (atau ssDNA) dalam sampel. Selaras juga
dengan Ahlberg et al. (2021) pada A260/280, nilai rasio kurang dari 1,8 ng/µl
menunjukkan adanya kontaminasi dari protein dan fenol, sedangkan nilai yang
2044.1, dan 2044.2 berturut-turut menunjukkan angka 0.1, 0.13, 0.12, dan 0.14
yang artinya menunjukkan nilai kurang dari 1.5. Hal ini menunjukkan sampel
260/230 nm, nilai lebih dari 1.5 menunjukkan sampel DNA berkualitas baik.
Sedangkan menurut Ahlberg et al. (2021) rasio 260/230 untuk asam nukleat
'murni' umumnya berada pada kisaran 2.0 - 2.2. Jika rasio yang ditunjukkan
lebih rendah, hal ini mungkin menunjukkan adanya kontaminan yang diserap
oleh panjang gelombang 230 nm. Aditif atau residu yang umum digunakan
fenol. Pada spektrum 260/230 nm, nilai rasio kurang dari 2.0 ng/µl
teliti dan kurang steril ketika melakukan ekstraksi DNA. Sehingga, hal ini dapat
selalu ada risiko kontak langsung antara ujung pipet dan substrat, yang dapat
25
dipastikan dilakukan dengan baik dan steril. Kemudian, media dipastikan tidak
5.1 Kesimpulan
memiliki nilai kurang dari 1.7 - 2.0 dan pada 260/230 nm memiliki
5.2 Saran
DNA yang kurang steril atau dibutuhkan penjernihan lagi pada saat ekstraksi
26
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Y. & Sianturi, S. 2019. Ekstraksi DNA Total dari Sumber Jaringan Hewan
(Ikan Kerapu) Menggunakan Metode Kit for Animal Tissue. Journal of
Science and Applicative Technology 3(1): 40-45.
Azis, M., Andayani, N. & Maryanto, A. E. 2020. Using Environmental DNA from
Sediment Samples to Detect Invasive Alligator Gar (Atractosteus
spatula) in An Artificial Pond. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science 481(1): 1-5.
Bellisario, B., Fais, M., Duarte, S., Vieira, P.E., Canchaya, C. & Costa, F.O. 2021.
The Network Structure of Intertidal Meiofaunal Communities from
Environmental DNA Metabarcoding Surveys in Northwest Iberia. Aquat.
Sci. 83(71): 1-14.
27
28
Dewanata, P. A. & Mushlih, M. 2021. Differences in DNA Purity Test Using UV-
Vis Spectrophotometer and Nanodrop Spectrophotometer in Type 2
Diabetes mellitus Patients. Indonesian Journal of Innovation Studies 15:
10-21070.
Kazantseva, J., Malv, E., Kaleda, A., Kallastu, A. & Meikas, A. 2021. Optimisation
of Sample Storage and DNA Extraction for Human Gut Microbiota
Studies. BMC Microbiology 21(1): 1-13.
Mejia, P. M., Curd, E., Edalati, K., Renshaw, M. A., Dunn, R., Potter, D., ... &
Parker, S. S. 2021. The Utility of Environmental DNA from Sediment
and Water Samples for Recovery of Observed Plant and Animal Species
from Four Mojave Desert Springs. Environmental DNA 3(1): 214-230.
Minhas-Khan, A., Ghafar-Zadeh, M., Shaffaf, T., Forouhi, S., Scime, A.,
Magierowski, S. & Ghafar-Zadeh, E. 2021. UV-Vis Spectrophotometric
Analysis of DNA Retrieval for DNA Storage Applications. In Actuators
10(10): p. 246. MDPI.
Pearman, J.K., Keeley, N.B., Wood, S.A., Laroche, O., Zaiko, A., Thomson-Laing,
G., Biessy, L., Atalah, J. & Pochon, X. 2020. Comparing Sediment DNA
Extraction Methods for Assessing Organic Enrichment Associated with
Marine Aquaculture. PeerJ 8: e10231.
29
Roesma, D. I., Tjong, D. H., Janra, M. N. & Aidil, D. R. 2021. Fish Diversity
Monitoring in Maninjau Lake, West Sumatra Using The eDNA with The
Next Generation Sequencing (NGS) Technique. In IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science 819(1): p. 012045. IOP
Publishing.
Sjafaraenan, S., Lolodatu, H., Johannes, E., Agus, R. & Sabran, A. 2018. Profil
DNA Gen Follicle Stimulating Hormone Reseptor (FSHR) pada Wanita
Akne dengan Teknik PCR dan Sekuensing DNA. BIOMA: Jurnal Biologi
Makassar 3(1): 1-11.
Teng, F., Darveekaran Nair, S.S., Zhu, P., Li, S., Huang, S., Li, X., Xu, J. & Yang,
F. 2018. Impact of DNA Extraction Method and Targeted 16S-rRNA
Hypervariable Region on Oral Microbiota Profiling. Sci. Rep. 8(1):
16321.
Triani, N. 2020. Isolasi DNA Tanaman Jeruk dengan Menggunakan Metode CTAB
(Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide). G-Tech: Jurnal Teknologi
Terapan 3(2): 221-226.
Uda, M. A., Parmin, N. A., Jambek, A. B., Hashim, U., Uda, M. N. A. &
Shaharuddin, S. N. A. 2020. Evaluation and Optimization of Genomic
DNA Extraction from Food Sample for Microfluidic Purpose. In IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering 743(1): 1-7. IOP
Publishing.
30
Xie, Y., Wang, J., Yang, J., Giesy, J.P., Yu, H. & Zhang, X. 2017. Environmental
DNA Metabarcoding Reveals Primary Chemical Contaminants in
Freshwater Sediments from Different Land-Use Types. Chemosphere
172: 201–209.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
Praktik yang berjudul “Penggunaan Teknik Sampling dan Metode Ekstraksi DNA
dari Sedimen untuk Environmental DNA”. Selama pelaksanaan kerja praktik ini
penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Ni Kadek Dita Cahyani, S.Si, M.Si, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik.
2. Mbak Nining, Mbak Nenik, dan Kak Melvie selaku Asisten Pembimbing
3. Orang tua dan keluarga di rumah yang selalu memberi semangat untuk
5. Serta pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Praktik ini, sehingga terbuka dengan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata,
semoga penulisan ini dapat bermanfaat sebagai pustaka penelitian baik bagi penulis,
31
LAMPIRAN
32
33
Lampiran 3. PCR
Lampiran 4. Elektroforesis
34
Lampiran 5. NanoDrop
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 24020121140145
Agama : Islam
Telp/HP : 085878362517
Email : verafrsk2101@gmail.com
Sri Lestari
Telp/HP : 081548339904
RIWAYAT PENDIDIKAN
35
36
PENGALAMAN ORGANISASI
PRAKTIKUM TAHUN
Vera Fariska