PEKERJAAN
PEK. BIAYA PERENCANAAN (DED) PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR DPMPTSP ACEH
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018
DAFTAR ISI
67
Nama Pekerjaan :
PEK. BIAYA PERENCANAAN (DED) PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR DPMPTSP ACEH
Lokasi :
Banda Aceh
Tahun Anggaran :
2018
12. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang
diberikan kepada Kontraktor Pelaksana karena alasan-alasan seperti
yang disebutkan pada point 6, point 7 dan point 8 adalah menurut
keputusan Konsultan Supervisdan Owner.
1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana di bayar berdasarkan metode Progress
Payment. Artinya Tagihan Kontraktor Pelaksana dibayar berdasarkan
Progress Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan dilapangan.
10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan
Supervisi, jika terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis dan Bill of Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang
ditentukan seperti berikut :
a) Kontrak Kerja;
b) Bill of Quantity;
c) Gambar Bestek dan Gambar Revisi; dan
d) Spesifikasi Teknis.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai
selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa
papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal
12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
4. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu
dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
11. Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Direksi Keet tidak
boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang
sedang dikerjakan.
8. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
10. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran
air, bak tampungan air, dan saluran pembuangan air kotor. Kamar
Mandi dan WC juga harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran
resapan.
11. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara
Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor
9. Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.
10. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.
3. Mushalla dan Tempat Whuduk tidak boleh dibuat dari material hasil
bongkaran bangunan lama.
7. Atap Mushalla dan Tempat Whuduk dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
9. Tempat Wudhuk harus dilengkapi dengan kran air minimal 3 unit dan
1 unit saluran pembuangan air kotor.
10. Posisi dan letak Mushalla dan Tempat Whuduk ditentukan bersama
antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak
Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan
posisi bangunan yang sedang dikerjakan.
5. Hasil pekerjaan Setting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-
alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan teknis
yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Supervisi.
3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
10. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi
harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk
kembali kedalam lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan
konstruksi pondasi.
11. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak
berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai
dikerjakan.
3. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil
galian pondasi maka tanah tersebut harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai
material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui
oleh Konsultan Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium
Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi , hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
1. Pondasi Sumuran
1.5 Pembayaran
a. Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak
yang ditawarkan oleh Kontraktor.
b. Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan sesuai dengan standard.
Segala akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor sehingga
mengakibatkan penambahan volume dan biaya pekerjaan tidak
diperhitungkan sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali Kegiatan.
2. PONDASI TAPAK
1. Persyaratan Bahan
2.1.1 Semen
1. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahin 1972).
2. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
3. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
2.1.3 Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SK SNI T-15.1919.03.
2.1.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
2. Pedoman Pelaksanaan
2.2.1 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03
2.2.2 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
2.2.4 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi 1,5 m.
3. Pembayaran
2.3.2 Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala
akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor sehingga
mengakibatkan penambahan volumen dan biaya pekerjaan tidak
dipehitungkan sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali
Kegiatan.
1. Persyaratan Bahan
3.1.1 Semen
1. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahin 1972).
2. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
3. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
3.1.3 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
2. Pedoman Pelaksanaan
3.2.1 Pondasi batu gunung dipasang dengan cara diprofilkan sesuai Gambar
Bestek dengan perekat spesi campuran 1 pc : 4 Ps.
3.2.2 Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
3.2.3 Pasangan Pondasi dilakukan lapis demi lapis, Antara batu dengan
batu harus diberi spesi (antara batu dengan batu tidak boleh
bersentuhan langsung tanpa spesi), dan rongga-rongga diisi dengan
batu yang sesuai dengan besarnya serta spesi secukupnya.
3.2.4 Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali/Batu Gunung harus rata
(Water Pass), diberi spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada
tempat-tempat yang akan dipasang kolom praktis harus diberi stick
besi beton.
3. Pembayaran
3.3.2 Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala
akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor sehingga
mengakibatkan penambahan volumen dan biaya pekerjaan tidak
dipehitungkan sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali
Kegiatan.
3. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat
merusak beton.
9. Jika Dalam Job Mix Disain disebutkan bahwa Pasir Beton harus
dicuci untuk menghilangkan kadar lumpur maka Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan Metode Pencucian yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi atau mengikuti Metode Pencucian yang
disarankan oleh Konsultan Perencana.
2. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.
9. Jika Dalam Job Mix Disain disebutkan bahwa Kerikil harus dicuci
untuk menghilangkan kadar lumpur maka Kontraktor Pelaksana
harus mengajukan Metode Pencucian yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi atau mengikuti Metode Pencucian yang disarankan oleh
Konsultan Perencana.
12. Persyaratan yang berlaku pada kerikil beton juga berlaku pada
material batu pecah.
13. Jumlah batuan pipih dalam setiap meter kubik batu pecah tidak boleh
lebih dari 5%.
14. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.
Pasal 5 : Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
3. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Air
setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan
dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
1. Pemakaian zat aditif pada campuran beton untuk segala alasan yang
berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
6. Air yang dipakai untuk campuran beton bahkan bisa dikurangi sampai
15 – 20%
4. Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis BJTD 30 dengan Kuat
Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300 MPa.
5. Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat Tarik
minimal 3000 kg/cm2 atau 300 Mpa dan hanya dipakai untuk Begel
atau Sengkang dengan diameter minimal 8 mm dan maksimal 8 mm.
Balok > ØD 16 :
50 mm
Kolom > ØD 16 :
50 mm
4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium
Beton yang diakui oleh Pemerintah.
5. Material Pasir dan Kerikil Beton yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup
dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.
9. Job Mix Disain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan.
10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi harus diikuti dan dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain
terutama dari segi komposisi material beton.
8. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak
langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari
hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.
9. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik
oleh sengkang dengan alat ikat kawat beton.
8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3
hari dalam bekisting.
10. Sambungan tulangan kolom harus dilakukan pada posisi diluar Sendi
Plastis atau pada posisi tengah bentang kolom, balok serta plat
lantai. Penyambungan pada posisi selain pada posisi tersebut
dengan alasan apapun tidak dibenarkan.
8. Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu adalah
2 x 4 x 5 cm dan dipasang minimal 5 buah setiap jarak 1 m2 plat
lantai atau plat dack.
8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
11. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28
hari terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi karena alasan penggunaan zat additive yang
dapat mempercepat proses pengerasan beton atau alasan-alasan
teknis yang dapat dipertanggung jawabkan .
8. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau
bak tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super
Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam
wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi.
10. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.
11. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak
boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saat bekisting dibuka.
a. Slump Test
2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang berbeda.
3. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.
4. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji
, dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan
luntur.
7. Kuat tekan beton yang kurang dari 95% dari kuat tekan beton
rencana dianggap gagal dan beton yang telah selesai dikerjakan
dilapangan harus dibongkar kecuali diputuskan lain oleh Konsultan
Perencana dengan disertakan Rekomendasi Ahli beton.
10. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada
laboratorium beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
11. Laporan hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
1. Jika pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan cara Uji Tekan Kubus
Beton hasilnya meragukan dan tidak disetujui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi atau Owner, maka cara pemeriksaan
mutu beton dengan uji langsung pada konstruksi beton harus
dilakukan.
6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan
pada konstruksi beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor
Pelaksana untk memperoleh Kuat Tekan karakteristik Beton (mutu
beton).
1. Instalsi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya tidak
ditanam atau diletakan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain
dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan Supervisi.
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada
posisi 80 cm dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung
pada posisi tumpuan kedua (lantai 2).
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus
dibuat sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan
menumpu pada beton lama.
5. Hasil pekerjaan lapisan pasir alas harus benar-benar rata dan elevasi
hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
1. Beton cor bawah lantai Keramik/ dibuat dari campuran beton mutu K-
125 dengan ketebalan minimal 7 cm atau sesuai dengan Gambar
Bestek.
3. Granit lantai Toilet dan Kamar Mandi dipasang langsung diatas beton
cor bawah lantai dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps
setebal minimal 2,5 cm.
6. Warna Granit Toilet dan Kamar Mandi dapat diganti oleh Konsultan
Perencana dalam tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang
telah ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit
didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.
7. Warna granit lantai Toilet dan Kamar Mandi harus seragam untuk
setiap jenis warna yang sama.
9. Bentuk dan dimensi granit lantai Toilet dan Kamar Mandi harus
benar-benar siku dan standar untuk semua ukuran yang sama.
13. Elevasi hasil pemasangan granit lantai Toilet dan Kamar Mandi harus
lebih rendah dari lantai ruang lain kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek.
8. Warna Granit lantai harus seragam untuk setiap jenis warna yang
sama.
7. Bentuk dan dimensi Granit lantai harus benar-benar siku dan standar
untuk semua ukuran yang sama.
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai
Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku.
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik
batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur
ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
5. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.
6. Untuk dinding kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu
bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps minimal 180 cm.
8. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.
6. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
3. Granit pada dinding Toilet dan Kamar Mandi langsung pada dinding
pasangan bata atau tembok yang belum diplaster atau dihaluskan
permukaannya dengan perekat spesi beton 1 Pc : 2 Ps setebal
minimal 1 cm.
6. Warna Granit Dinding Toilet dan Kamar Mandi dapat diganti oleh
Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan dengan alasan
warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of
Quantity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.
7. Warna granit Dinding Toilet dan Kamar Mandi harus seragam untuk
setiap jenis warna yang sama.
9. Bentuk dan dimensi granit dinding Toilet dan Kamar Mandi harus
benar-benar siku dan standar untuk semua ukuran yang sama.
1. Untuk partisi antar ruang belajar dalam dipakai Kenari Partisi KP 320
– PP..
Pasal 1 : Referensi
9. Khusus untuk handle pintu yang tipe multi point lock, jika akan
mengunci pintu, handle pintu harus diangkat keatas ketika sedang
memutar kuncinya.
11. Pemasangan kosen, pintu harus baik tegak lurus, siku-siku diambil
ukuran atas dan bawah sama, setelah dipasang pintu/jendela harus
dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
12. Semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba.
14. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah,
sedangkan engsel ketiga dipasang di tengah-tengah.
15. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu dipasang setinggi 90 cm dari lantal atau sesuai gambar.
1. Plafond PVC adalah jenis plafond yang terbuat dari bahan PVC atau
Polivynil chlorida.
2. Secara umum bahan yang diperlukan antara lain rangka plafon, plafon
PVC , paku (jika menggunakan rangka kayu), paku beton, sekrup (jika
menggunakan rangka hollow) dan lainnya.
5. Pasang lis telebih dahulu pada salah satu dinding. Gunakan gerinda
atau gergaji untuk memotong bagian sudut lis.
14. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan
pekerjaan instalasi listrik dan instalsi AC sehingga plafond yang telah
dipasang tidak dibongkar kembali.
Pasal 1 : Referensi
1. Kecuali dinyatakan lain dalam syarat - syarat teknis ini, maka seluruh
persyaratan
pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan - ketentuan yang
tercantum dalam
standart dan peraturan dibawah ini :
1. PUBI - 1982
2. JIS
3. AISC
4. AWS, ASTM, SSPC, dll.
5. PPBBI - 1983 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia)
6. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (NI - 18) 1981.
7. Syarat dan petunjuk dari pabrik/produsen pembuat.
8. Persyaratan Teknis.
3. Gambar kerja
a. Gambar kerja (shop drawing) sebanyak 3 (tiga) set harus diserahkan
kepada Konsultan Supervisi dan harus secara jelas menunjukan :
Dimensi, layout dalam satuam metrik (mm)
Type dan lokasi sambungan
Daftar baut, las secara terinci
Dimensi bagian - bagian konstruksi, detail, bentuk konstruksi dan
berat unit dan berat keseluruhan.
Metoda atau cara pemasangannya
Hal - hal lain yang dianggap penting
b. Walaupun semua gambar telah disetujui oleh Konsultan Supervisi,
hal ini tidak berarti bahwa tanggung jawab Pemborong menjadi
berkurang apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian dengan
keadaan lapangan atau gambar rencana. Tanggung jawab atas
ketepatan ukuran - ukuran selama fabrikasi dan erection tetap berada
pada Pemborong.
c. Pengukuran dalam skala gambar rencana tidak diperkenankan.
3. Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng yang masih
disegel, tidak pecah dan bocor serta mendapat persetujuan konsultan
Supervisi. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan sikat baja
untuk menghilangkan karat, sisa - sisa serpihan las sebelum dimulai
pengecatan.
3. Memiliki ukuran yang panjang serta sistem tumpangan sisi kedap air,
dapat dipakai untuk atap dengan sudut kemiringan s/d 2.50 untuk
bentang atap max. 15 m.
6. Apabila dalam 1 (satu) hari span terdapat 2 (dua) lembar atap atau
lebih tata peletakan/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai
dari pemasangan pada lajur bawah sehingga selesai baru dilanjutkan
ke lajur atas.
8. Pemasangan Hexagon Head (self Drilling Crew) atau paku ulir pada
atap harus selalu pada puncak gelombangnya untuk dikunci/dipaku
hingga puncak gelembung tersebut tidak dapat bergerak dan tidak
peot.
Pasal 1 : Referensi
1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari
kualitas terbaik.
2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk
dagang, spesifikasi, dan aturan pakai.
3. Cat yang dipakai adalah dari Merk Joton Standar ICI atau merk lain
yang setara dengannya dengan standar yang sama.
5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi
bangunan kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan
Owner dalam masa pelaksanaan atau dalam Gambar Bestek adalah
seperti dalam tabel berikut ini :
6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
11. Cat merupakan produksi dari pabrik terkenal dan bermutu baik.
12. Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng yang masih
disegel, tidak pecah dan bocor serta mendapat persetujuan konsultan
Supervisi. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan sikat baja
untuk menghilangkan karat, sisa - sisa serpihan las sebelum dimulai
pengecatan.
Pasal 3 : Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit
dan lantai telah selesai dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui
oleh Manager Konstruksi
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena
masih basah dan lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
2. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang
biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian
dengan lap sampai benar-benar bersih.
Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan
rembesan air harus diberi lapisan wall sealer
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan
diamplas halus setelah kering
Pengecatan kayu
Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran
diberi dasar meni
Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian
diplamur bila. terdapat retak, celah atau lobang. Kemudian
permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
Permukaan kayu yang kecII harus diberi 2 lapisan plamur yang
tIpIs
Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan
semprot untuk bidang luas
Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 : Umum
Pasal 2 : Gambar-Gambar
Pasal 3 : Koordinasi
1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor
Pelaksana menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali
apabila ditunjuk lain oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnyatercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsulatan
Supervisi . Persetujuan oleh Konsultan Supervisi akan diberikan atas
dasar di atas.
Pasal 8 : Contoh
Pasal 9 : Pengetesan
Pasal 10 : Pengetesan
Pasal 12 : Laporan
b. Laporan Harian
1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan Supervisi yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.
c. Laporan Pengetesan
Pasal 1 : Umum
Pasal 2 : Koordinasi
1. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana
untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari
peralatan-peralatan, dan sambungan-sambungannya. Kontraktor
Pelaksana harus melengkapi dan memasang selumh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan.
2. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum
tentang posisi dari peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan
lain-lain. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan perubahan-
perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-
kondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan biaya.
3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak
ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan
dipasang.
Pasal 3 : Standar-Standar
Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang
berlaku :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat
Penyambungan Listrik (SPL).
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional
Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard
penerangan buatan.
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan
bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC,
VDE, DIN, NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.
b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor
Pelaksana wajib mengisi daftar material yang menyebutkan :
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi.
MG.
c. Trafo Arus : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,
SEG, MG.
d. Peralatan Meter :
- Volmeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Ampermeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- CosQ-meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Frekwensi Meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Relay-relay pengaman : Telemecanique, Omron,
Siemens, AEG, SEG.
e. Timer switch dilengkapi back-up power battery atau spring
kapasitas min. 72 hours : Legrand, Siemens, Theben.
f. Peralatan Accessories : Ex Eropa, Japan.
g. Surge arrester/Lightning Arrester : OBO Better-man,
Dehn.
5. Komponen Lampu :
a. Tube lamp : Phillips, General Electric (GE), Osram,
National.
b. Lampu Taman : Phillips, General Electric (GE),
Osram, National.
c. Lampu Mercury : Phillips, General Electric (GE),
Osram, National
d. Capacitor : Phillips, Notocon, National,
Siemens, Bosch.
e. Ballast Type Low Loss : Phillips, ATCO (Low Loss).
f. Fitting : Phillips, BJB, Vosloh.
g. Starter : Phillips, BJB, Vosloh.
6. Stop Kontak/Switch : MK,Clipsal, Legrand, ABB, Berker,
National.
7. Saklar : Nasional
8. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal.
9. Armature Lampu TL : Phillips, Artolite, Spectra,
Siemens, Lucolite.
10. Armature Lampu Down Light : Artolite, Lucolite, Siemens,
Spectra.
11. Lampu Exit Battery : Menvier, PNE, Maxspid.
12. Lampu Emergency + Battery : Menvier, PNE, Maxspid.
13. Rak Kabel : Nobi, Dhemar, Three stars,
Interack, Metosu.
14. Grounding System : Cadweld, Poly Phase, Term
oweld, Ex-Local dengan
conductivity Cu > 99,9.
15. Fire Resistance kabel : Radox, Eicuflamex, Wilson,
Fuji, Pirelli.
Pasal 1 : Umum
1. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-
macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana
(NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
b. "Splice" / Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara
"Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression
atau soldered.
3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada
konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.
4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite
ataupun PVC, yang diametemya disesuaikan dengan diameter
kabel.
c. Bahan Isolasi
1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion
dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan,
lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai
cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan
atau Manufacturer.
2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan
lain-lain). Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur -
brosur mengenai cara- cara penyambungan yang dinyatakan oleh
pabrik kepada Perencana.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau
nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Supervisi.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan
timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dan
2. Site Test
1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel
ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan
kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation
test.
2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus
jelas dan tidak dapat dihapus.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar
tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven
wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass
insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia
serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau
Surface Mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7
mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu fluorescent).
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis
"High-Frequency Electronic light regulating ballast", yang
dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast (satu elektronik
ballast untuk satu lampu fluorescent).
k. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor
dan lain-lain. Dengan jenis wama lampu 54 cool day light,
sedangkan untuk area kolam ikan dengan jenis wama lampu
33
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan hrrus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari
moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau
satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus
tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang
dengan lampu HPL-N 250 W maupun PL-9 W/SL-18 W.
n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa
nylon untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser
terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar
rencana dan desain Arsitek.
4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm/80 cm di atas
lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.
F. SISTEM PEMBUMIAN
A. PEKERJAAN PLUMBING
Pasal 1 : Umum
a. Lingkup Pekerjaan
b. Koordinasi
c. Kualifikasi Pekerjaan
d. Pengajuan -Pengajuan
e. Review
Pasal 2 : System
a. Air Bersih
1. Air bersih yang didapatkan dari PDAM, Sumur Bor atau Sumur
Dangkal disedot dengan Pompa Air dan ditampung pada suatu
Resevoir Atas dari bahan Fiber Glass Kapsitas 1000 – 2000 Liter
pada Water Tower.
1. Pada dasarnya air buangan yang bersal dari toilet seperti floor
drain, lavatory (air bekas) dipisah dengan air kotor yang berasal
dari WC dan Urinoir (air kotor). Untuk keperluan ini digunakan 2
(dua) pipa datar dan 2 (dua) untuk air. Air buangan dialirkan ke
saluran luar, air kotor padat dialirkan ke Septictank.
1. Air untuk Fire Hydrant berasal dari Resevoir Bawah yang dialirkan
dengan memakai Tenaga Jet Pump atau pompa khusus
pemadam kebakaran ke Instalasi pipa Fire Hydrant dari pipa besi
galvanis ukuran diameter 3”.
2. Fire Hydrant sendiri adalah dari jenis Hydrandt Box dari merk
Fujica atau yang setara dengannya dan disertai brosur dan
spesifikasi teknis yang dikeluarkan pabrik.
e. Air Hujan
Pasal 3 : Garansi
Pasal 4 : Training
B. PERKERJAAN PEMIPAAN
Pasal 1 : Umum
a. Ruang Lingkup
1. Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain
adalah :
- ASTM : American Society of Testing Material.
- ANSI : American National Standard Institute.
- BS : Birmingham Standard.
- JIS : Japan Industrial Standard.
- SII : Standard Industri Indonesia.
5. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat
maupun tidak, harus diberi lapisan finishing cat dengan warna .
b. Pipa PVC
Pasal 4 : Pengujian/Pengetesan
C. POMPA AIR
2. Pompa adalah dari Merk India Mark II atau merk lain yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.
E. SUMUR DANGKAL
Pasal 2 : Persyaratan
3. Cincin sumur dibuat dari coran mortal beton dengan mutu beton K-
250 beton. Cincin sumur dangkal adalah hasil pabrikasi dan tidak
dikerjakan langsung (pengecoran) didalam galian sumur.
5. Posisi galian sumur harus sesuai dengan Lay Out Instalasi Air Bersih
yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain dalam masa
pelaksanaan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner.
7. Jika pengalian pada dua titik yang berbeda tetap tidak ditemukaan
sumber air maka keputusan akan pekerjaan galian sumur adalah
berdasarkan kesepakatan baru antara Kontraktor Pelaksana dengan
Owner. Artinya Owner harus menyediakan biaya tambahan jika
Kontraktor Pelaksana melakukan pekerjaan galian sumur lebih dari
tiga titik galian dengan syarat pekerjaan tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas.
9. Pemanfaatan dan perbaikan sumur lama atau yang telah ada dilokasi
pekerjaan menjadi sumur baru tidak dibenarkan dan bukan pekerjaan
yang diakui dalam Bill of Quantity kecuali ditentukan lain oleh Owner.
Pasal 2 : Persyaratan
1. Kedalam Sumur Bor adalah sampai ditemukan air yang layak untuk
dikosumsi sebagai air bersih kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Bestek dan Bill of Quantity.
4. Pipa yang dipakai untuk chasing adalah pipa PVC Merk AWE
UNITED atau merk lain yang setara dengannya.
7. Posisi galian sumur harus sesuai dengan Lay Out Instalasi Air Bersih
yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain dalam masa
pelaksanaan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner.
9. Jika pengalian pada dua titik yang berbeda tetap tidak ditemukaan
sumber air maka keputusan akan pekerjaan galian sumur adalah
berdasarkan kesepakatan baru antara Kontraktor Pelaksana dengan
Owner. Artinya Owner harus menyediakan biaya tambahan jika
Kontraktor Pelaksana melakukan pekerjaan galian sumur lebih dari
3. Pemanfaatan dan perbaikan sumur lama atau yang telah ada dilokasi
pekerjaan menjadi sumur baru tidak dibenarkan dan bukan pekerjaan
yang diakui dalam Bill of Quantity kecuali ditentukan lain oleh Owner.
G. GROUND RESEVOIR
Pasal 2 : Persyaratan
H. RESEVOIR ATAS
Pasal 2 : Persyaratan
I. WATER TOWER
Pasal 2 : Persyaratan
7. Bahan penutup atap adalah dari Baja Lapis Aluminium Seng Merk
PRIMADEX dari Type CLEAN COLORBOND dari jenis BJTTASW.D-
35 dan Model SPAN RIB Produksi PT. BHP STEEL INDONESIA.
13. Posisi water tower harus sesuai dengan Gambar Lay Out Instalasi air
Bersih kecuali ditentukan lain dalam masa pelaksanaan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.
14. Tinggi water tower dari muka tanah untuk alasan apapun tidak boleh
berbeda dengan ketinggian yang ditentukan dalam Gambar Bestek.
15. Jika perubahan dan perlakuan berbeda dengan Gambar Bestek pada
pekerjaan pondasi umpak dilapangan harus dilakukan dengan alasan
kondisi tanah maka perubahan-perubahan tersebut tetap tidak boleh
menurunkan ketinggian water tower dari muka tanah.
J. SEPTICTANK
Pasal 2 : Persyaratan
5. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-200 dengan ketebalan
minimal 20 cm.
6. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 1 lapis
tulangan diameter 10 mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal
100 mm.
12. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan
bahwa ada kebocoran pada bangunan tersebut dan Kontraktor
Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban untuk
memperbaikinya.
K. SUMUR RESAPAN
Pasal 2 : Persyaratan
5. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air
melebihi kapasitas tampungannya dan selama 24 jam diamati apakah
volume air yang tidak tertampung dalam septictank dapat diserap
oleh saluran resapan atau tidak.
6. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air
tidak dapat mengalir dengan sempurna dalam kloset jongkok maka
dipastikan saluran resapan tidak bekerja dengan baik (tidak dapat
menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri
berkewajiban untuk memperbaikinya.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Direksi Pengawas.
Dalam pekerjaan ini meliputi dinding partisi yang dipasang tegak lurus dari
lantai sampai dengan setinggi plafond (rapat dengan plafond), yang
termasuk pekerjaan ini adalah :
Kenari partisi, untuk ruang-ruang kelas
2. Alucubond harus dari pabrik dengan warna dan tebal seperti yang
disebutkan di Gambar atau BoQ atau dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.
NI - 3 - 1970
SH - 0161 - 77
SIl - 0193 - 78
BS - 1387 - Steel tubes
Pasal 3 : Bahan-bahan
1. Sampel
Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Direksi Pengawas.
Material harus disimpan di tempat tersendiri dan jauh dari lokasi kerja,
dimana ruang simpan harus memiliki tingkat kelembaban udara yang
tidak menyebabkan korosi.
Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Perencana bersama Konsultan Supervisdalam
masa pelaksanaan konstruksi dengan persetujuan Owner dan menjadi
suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut harus didasarkan
pada Kontrak Kerja.
Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam
Gambar Bestek, Bill of Quantity dan Spesifikasi Teknis maka penjelasan
teknis terhadap item pekerjaan tersebut adalah berdasarkan keputusan
Konsultan Supervisdengan persetujuan Konsultan Perencana dan
Owner.
Pasal 3 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis ini adalah
menurut penjelasan Konsultan Supervisdengan persetujuan Konsultan
Perencana dan Owner.
( SAFARLI,ST )
Direktur