Anda di halaman 1dari 125

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN
PEK. BIAYA PERENCANAAN (DED) PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR DPMPTSP ACEH
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB I DATA PROYEK........................................................................... 1

BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN.................................. 2

BAB III PEKERJAAN PERSIAPAN......................................................... 18

BAB IV PEKERJAAN AWAL................................................................... 25

BAB V PEKERJAAN QUALITY KONTROL......................................... 28

BAB VI PEKERJAAN TANAH & PASIR................................................ 29

BAB VII PEKERJAAN PONDASI.............................................................. 33

BAB VIII PEKERJAAN BETON.................................................................. 39

BAB IX PEKERJAAN LANTAI................................................................ 57

BAB X PEKERJAAN DINDING & PASANGAN................................... 62

BAB XI PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

67

BAB XII PEKERJAAN PLAFOND ............................................................ 69

BAB XIII PEKERJAAN ATAP..................................................................... 72

BAB XIV PEKERJAAN CAT....................................................................... 75

BAB XV PEKERJAAN LISTRIK................................................................ 78

BAB XVI PEKERJAAN MEKANIKAL....................................................... 99

BAB XVII PEKERJAAN SANITARY.......................................................... 116

BAB XVIII PEKERJAAN PARTISI................................................................ 118

BAB XIX PEKERJAAN ALLUCUBOND .................................................. 120

BAB XX PEKERJAAN METAL................................................................. 121

BAB XXI ATURAN KHUSUS..................................................................... 123

CV. Civilization Consultant Page i


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB I DATA PROYEK

Nama Pekerjaan :
PEK. BIAYA PERENCANAAN (DED) PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR DPMPTSP ACEH

Lokasi :
Banda Aceh

Tahun Anggaran :
2018

CV. Maulana Consultant Page 1


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1 : Penanggung Jawab Pelaksanaan ( Kontraktor Pelaksana )

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia


Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek
seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan
seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Fisik.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara


seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen
Kontrak.

3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang


disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Umum Nomor :
45/TRT/M/2007 Tentang pedoman teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Pemerintah

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi


pelaksana lapangan proyek kepada Owner yang didalamnya
tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana dengan posisi
minimal seperti berikut atau sesuai yang diajukan:
1. Project manager
2. Site Manager
3. Tenaga Ahli Arsitektur
4. Quality Engineer
5. Quantity Engineer
6. Supervisor Lapangan
7. Surveyor
8. Drafman
9. Administrasi Proyek

5. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai


dengan bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan
Supervis dan Owner.

6. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur


organisasi lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.

7. Pengantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses


pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Supervis.

8. Project Manager harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan


diketahui oleh Konsultan Supervis serta tim Teknis jika hendak
meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.

9. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner untuk


pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada dilokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

CV. Maulana Consultant Page 2


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

10. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor


Pelaksana harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis
dan administratif di lokasi pekerjaan.

Pasal 2 : Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub Kontraktor

1. Penunjukan Sub Pelaksana pekerjaan / Sub Kontraktor hanyalah


dapat dilakukan dengan sepengatahuan dan rekomendasi tertulis dari
Konsultan Supervis serta mendapat persetujuan dari Owner.

2. Apabila hasil pekerjaan Sub Pelaksana tidak memenuhi semua


persyaratan di dalam kontrak Kerja ataupun tidak memenuhi target
prestasi yang harus dicapai pada suatu tahap pekerjaan, maka
Konsultan Supervisi berhak menginstruksikan kepada Kontraktor
Pelaksana untuk menganti Sub Pelaksana pekerjaan tersebut
dengan yang lain, dan yang disetujui oleh Konsultan Supervis dan
Kontraktor Pelaksana harus menjalankan instruksi tersebut.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan untuk meninggalkan


kewajibannya dengan cara menyerahkan Kontrak Kerja sebagian
atau seluruhnya kepada pihak lain (Sub Pelaksana Pekerjaan) tanpa
seijin atau persetujuan Owner.

4. Apabila tidak disebutkan dalam Kontrak Kerja, maka Kontraktor


Pelaksana tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan
yang menjadi kewajibanya tanpa persetujuan Owner dan Konsultan
Supervisi.

5. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Owner dan Konsultan


Supervisi, maka Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab
penuh atas segala kelalaian dan kesalahan-kesalahan yang dibuat
oleh Sub Kontraktor, sehingga kesalahan dan kelalaian tersebut
merupakan kesalahan dan kelalaian Kontraktor Pelaksana sendiri.

6. Sub Kontraktor adalah pihak-pihak yang mempunyai Kontrak Kerja


langsung dengan Kontraktor Pelaksana, yaitu dalam menyediakan
dan mengerjakan bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai dengan
keahliannya.

7. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas


hasil pekerjaan Sub Kontraktor.

Pasal 3 : Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar


Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang Gambar
Detailnya tidak dijelaskan dalam Gambar Bestek.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan


oleh Konsultan Supervisi dalam masa konstruksi.

CV. Maulana Consultant Page 3


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan


sebelum Shop Drawing yang menjadi kewajibannya di setujui oleh
Konsultan Supervisi.

4. Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi Gambar Bestek kecuali


atas persetujuan Konsultan Perencana.

5. Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil


kuantitas maupun kualitas pekerjaan.

Pasal 4 : Gambar Lapangan Dan Dokumen Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar Bestek


/Gambar Revisi dalam format kertas A2, kertas A3 (sementara), satu
set Shop Drawing, satu set Spesifikasi Teknis dan satu set Bill of
Quantity dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan.

2. Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis,


dan Bill of Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam
kedaan yang rapi.

Pasal 5 : Buku Instruksi Dan Buku Tamu

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi


dan Buku Tamu dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan
ditempatkan pada tempat yang baik.

2. Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi dilokasi pekerjaan yang


dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi dan Owner untuk dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.

3. Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu


instruksi, nama dan jabatan yang memberi instruksi, dan tanda
tangan yang memberi instruksi.

4. Instruksi Konsultan Supervisi dan Owner yang berada dalam Buku


Instruksi harus diketahui dan ditanda tangani oleh Kontraktor
Pelaksana minimal Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.

5. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan buku tamu di kantor


lapangan yang diletakan pada tempat yang baik. Semua tamu yang
berkunjung ke lokasi pekerjaan harus terdata dan mengisi buku tamu
ang telah disediakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Pasal 4 : Gambar Hasil Pelaksanaan ( Asbuilt Drawing )

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil


Pelaksanaan (Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil

CV. Maulana Consultant Page 4


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

pelaksanaan pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap


pertama dilakukan.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan As Built Drawing adalah


pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Site Plan, Landscaping dan
pekerjaan –pekerjaan lain yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

3. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.
4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing
yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Owner dan
Konsultan Perencana kepada Owner.

5. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di


tempat yang baik pada bangunan oleh Owner atau pengguna
bangunan.

Pasal 5 : Rencana Waktu Pelaksanaan

1. Jangka waktu pelaksanaan selama 3 ( Tiga ) bulan dengan sistim


kerja disarankan dibuat 3 ship, dengan tenaga kerja yang berbeda
dan dengan waktu kerja masing-masing ship selama 8 jam.

2. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan (time schedule) keseluruhan kepada
Konsultan Supervisi dan Owner sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

3. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan


rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisdan Owner kepada Konsultan Supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan
pekerjaan kepada Konsultan Supervisdan diketahui oleh Konsultan
Supervisi.

6. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana


penyelesaian pekerjaan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

7. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan


pekerjaan karena kesalahan dalam menyusun waktu penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 5


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

8. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan


pekerjaan karena factor cuaca seperti hujan yang lebih dari 1 hari
kerja dan dibuktikan dengan catatan cuaca dalam Laporan Harian
yang disetujui oleh Konsultan Supervisi harus diperhitungkan untuk
penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

9. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan


pekerjaan karena factor-factor non teknis yang lebih dari 3 hari kerja
dan diketahui oleh Konsultan Supervisi seperti permasalahan dengan
tanah/lahan pekerjaan sehingga Kontraktor pelaksanan tidak bisa
memasuki dan memulai pekerjaan, ganguan keamanan dari
masyarakat setempat harus diperhitungkan untuk penambahan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

10. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan


pekerjaan karena permasalahan yang berhubungan dengan
Spesifikasi Teknis, Gambar Disain, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja
dimana tidak ada keputusan yang pasti dari Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner
lebih dari 3 hari kerja harus diperhitungkan untuk penambahan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

11. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan


pekerjaan yang disebabkan oleh hal-hal selain seperti yang
disebutkan dalam point 6, point 7 dan point 8 tidak boleh
diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja dengan persetujuan Konsultan
Manajemen dan Owner.

12. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang
diberikan kepada Kontraktor Pelaksana karena alasan-alasan seperti
yang disebutkan pada point 6, point 7 dan point 8 adalah menurut
keputusan Konsultan Supervisdan Owner.

Pasal 6 : Request Material Dan Request Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan


semua material bangunan (request material) sebelum material
bangunan tersebut dipakai dan dimasukan kelokasi pekerjaan.

2. Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai


dengan contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Owner.

3. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor


Pelaksana dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh
Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set


contoh material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 6


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

5. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi,


Konsultan Perencana, dan Owner tidak boleh dipakai sebagai
material bangunan dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request


pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.

7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa


Request Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

9. Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan


oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Metode Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan


terhadap pekerjaan Pembesian Plat Lantai, Pengecoran Plat Lantai,
Eriction Konstruksi Baja dan Eriction Konstruksi Kuda-Kuda serta
pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukanya.

2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika


Metode Pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

4. Item-item pekerjaan yang memerlukan Metode Pelaksanaan


ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 8 : Rencana Material Dan Peralatan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan


peralatan mingguan yang akan digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan


peralatan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
berada dilokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material


dan peralatan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis.

CV. Maulana Consultant Page 7


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 9 : Rencana Tenaga Kerja

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga


kerja mingguan untuk masing-masing ship yang akan digunakan
untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan
Supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan tenaga kerja yang


berbeda untuk setiap ship kerja.

3. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan


yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi
pekerjaan.

4. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana


penggunaan tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 10 : Pekerjaan Diluar Jam Kerja

1. Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh


Kontraktor Pelaksana dengan alasan mempercepat proses
penyelesaian pekerjaan harus diketahui oleh Konsultan Supervisi.

2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi


untuk pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas


pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam
hari.

Pasal 11 : Laporan Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan


mingguan, dan laporan bulanan kepada Konsultan Supervis dan
diketahui serta diperiksa oleh Konsultan Supervisi tentang kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.

2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang


dibuat oleh Kontraktor pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung


kelapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian,
laporan minnguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.

4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat


dalam rangkap 4 (empat). Salah satu tembusan laporan harian,

CV. Maulana Consultant Page 8


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada pada lokasi


pekerjaan. Masing-masing Laporan harian, laporan mingguan dan
bulanan harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi,
Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 12 : Surat Menyurat Dan Komunikasi

1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana


yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya
administratif harus melalui dan ditujukan kepada Konsultan Supervis
juga diketahui oleh Konsultan Supervisi serta Owner.

2. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana


yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya
teknis harus melalui dan ditujukan kepada Konsultan Supervisi juga
diketahui oleh Konsultan Supervisserta Owner.

3. Surat menyurat atau perizinan yang berhubungan dengan Instansi


lain di luar proyek tidak perlu melalui dan diketahui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Kontraktor Pelaksana tetap wajib
memberikan informasi tentang hal tersebut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Pasal 13 : Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)

1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali


setiap minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan


diwakili minimal oleh Site Manager atau Supervisor Lapangan.

3. Kosumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Kontraktor


Pelaksana kecuali ditentukan lain oleh Owner.

4. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya


1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan
supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat lapangan dengan


diwakili minimal oleh Supervisor lapangan.

6. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor


Pelaksana kecuali ditentukan lain oleh Owner.

Pasal 14 : Wewenang Owner (Pemberi Tugas) Memasuki Lokasi Pekerjaan

1. Owner (Pemberi Tugas) dan para wakilnya mempunyai wewenang


untuk memasuki lokasi pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-
tempat lain dimana Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan
untuk Kontrak.

CV. Maulana Consultant Page 9


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Jika pekerjaan dilakukan pada tempat-tempat lain yang dilakukan


oleh Sub Kontraktor Pelaksana menurut ketentuan dalam Sub
Pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus memberikan
jaminan agar supaya Owner dan para wakilnya mempunyai
wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat-tempat lain
kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan.

3. Owner atau Staf Ahli ( Engineer ) berhak memberikan instruksi


langsung dilapangan kepada Kontraktor Pelaksana dan Konsultan
Supervisi untuk suatu perbaikan atau perubahan jika dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak
Kerja.

4. Owner atau Staf Ahli ( Engineer ) berhak memerintahkan Konsultan


Supervisi secara tertulis untuk menghentikan proses pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sementara
waktu jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar
Bestek, Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja.

5. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bertangung jawab penuh


akan keselamatan Owner dan para wakilnya selama berada dilokasi
pekerjaan.

Pasal 15 : Progress Payment

1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana di bayar berdasarkan metode Progress
Payment. Artinya Tagihan Kontraktor Pelaksana dibayar berdasarkan
Progress Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan dilapangan.

2. Progress Payment Kontraktor Pelaksana diajukan kepada Konsultan


Supervis dan diperiksa kebenaran realisasi pekerjaan dilapangannya
oleh Konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervis dapat menunda atau membatalkan Progress


Payment Kontraktor Pelaksana jika berdasarkan pengamatan sendiri
atau laporan/rekomendasi Konsultan Supervisi tentang adanya
pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis dan Bill of Quantity.

4. Progress Payment Kontraktor Pelaksana baru dapat dibayar oleh


Owner jika telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 16 : Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat

1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri


semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan baik pada tahap
pelaksanaan maupun pada saat sebelum Serah Terima Tahap
Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan selesai 100%.

CV. Maulana Consultant Page 10


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan adalah hasil pemeriksaan


bersama antara Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan
Owner sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan
dinyatakan selesai 100%.

3. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan dari hasil pemeriksaan


oleh Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner dicantumkan dalam
sebuah Daftar Pekerjaan Cacat yang ditandatangani oleh ketiga
pihak tersebut.

4. Konsultan Manajemen atau Owner harus membuat Berita Acara Hasil


Pemeriksaan Pekerjaan untuk ditandatangani oleh Kontraktor
Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner.

5. Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam


Daftar Pekerjaan Cacat menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana memperbaikinya dengan biaya sendiri.

6. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh


Kontraktor Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan
kurangnya kontrol terhadap pekerja sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya
sendiri.

7. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana karena lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan
Supervisi dan bukan atas dasar perintah tertulis dari Konsultan
Supervisi tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaikinya.

8. Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-


sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat dibuktikan
dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

9. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor


Pelaksana untuk memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan
cacat pada masa pelaksanaan.

10. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat


harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 17 : Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan ( Operation Hand-Book )

1. Kontraktor Pelaksana bersama dengan Konsultan Perencana harus


membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau system operasi
(Operation Hand-Biook) sebelum masa Serah Terima Pertama untuk
semua peralatan yang ada dalam bangunan seperti :
a. Instalasi Listrik;
b. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor; dan
c. Instalasi Pemadam Kebakaran (jika ada).

CV. Maulana Consultant Page 11


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan


pengguna bangunan dengan memberikan penjelasan yang
diperlukan.

3. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik dalam bangunan


pada tempat yang ditentukan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 18 : Petunjuk Bangunan Dan Nama Ruangan

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan


Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi, Owner dan Pemilik
Bangunan/Pengguna Bangunan harus membuat petunjuk dan Nama
semua ruangan berdasarkan fungsinya masing-masing sebelum
masa Serah Terima Pertama (PHO).

2. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan


Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner juga harus
membuat Petunjuk Pintu Masuk Utama dan Pintu Keluar Utama
untuk semua bangunan dari material yang dapat dilihat dengan
mudah pada siang hari maupun malam hari.

3. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan


Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner harus
membuat Duplikat Denah Bangunan ukuran 40 x 50 cm untuk
masing-masing lantai dan ditempatkan pada daerah sekitar tangga
atau ruang tunggu.

Pasal 19 : Penyelesaian Dan Serah Terima Pekerjaan

1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100% berdasarkan Progress


100% yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dan telah disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan Supervisi dan
Owner , maka pihak Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-sama
menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama ( PHO ) kecuali
ditentukan lain oleh Owner.

2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani


berdasarkan klaim progress 100% yang diajukan Kontraktor
Pelaksana, maka Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan
Owner bersama-sama melakukan Pemeriksaan Lapangan.

3. Pekerjaan-pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas


maupun kuantitas terutama dari segi fungsi bangunan yang
ditemukan dalam Pemeriksaan Lapangan adalah menjadi kewajiban
Kontraktor Pelaksana memperbaikinya sebelum Serah Terima
Pertama ditandatangani dan hal ini harus dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dalam bentuk Daftar Pekerjaan Cacat.

4. Kontraktor pelaksana juga harus menyerahkan Asbuilt Drawing dan


Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan (Hand Book) yang telah

CV. Maulana Consultant Page 12


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner


sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani.

5. Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis akan


realisasi perbaikan dari semua item dalam Daftar Pekerjaan Cacat
dan Asbuilt Drawing yang telah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana untuk keperluan penandatanganan Berita Acara Serah
Terima Pertama (PHO).

6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua


perbaikan-perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Supervisi
akan mengeluarkan rekomendasi tertulis mengenai selesainya
pekerjaan dan perbaikan yang berarti Serah Terima Kedua ( FHO )
kedua dari pihak Kontraktor Pelaksana kepada Owner.

Pasal 20 : Pemanfaatan Bangunan Oleh Pemilik/Pengguna Bangunan


1. Pemanfaatan dan penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan
hanya boleh dilakukan setelah Berita Acara Serah Terima antara
Owner (Pemberi Tugas) dengan Pemilik/Bangunan ditanda tangani.

2. Pemilik Bangunan tidak boleh menempati, menggunakan bangunan


dan memanfaatkan semua fasilitas yang ada dalam bangunan
selama bangunan masih dalam proses Serah Terima antara
Kontraktor Pelaksana dengan Owner.

3. Pemanfaatan bangunan oleh siapapun sebelum Serah Terima antara


Owner dan Pemilik Bangunan ditandatangani harus dengan
persetujuan Owner dan Kontraktor Pelaksana.

4. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap perbaikan


dengan biaya sendiri semua cacat dan kerusakan yang timbul akibat
penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan yang telah
disetujuinya bersama dengan Owner.

Pasal 21 : Penanggung Jawab Pengawasan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia


Jasa Konsultasi, maka Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.

2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang


disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana
Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002
Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam
Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi


pengawasan lapangan proyek kepada Konsultan Supervisdan Owner
dimana didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan

CV. Maulana Consultant Page 13


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Supervisi dengan posisi minimal seperti berikut atau seperti yang


diajukan :
1. Site Enggineer/Leader;
2. Tenaga Ahli Struktur
3. Tenaga Ahli Arsitektur
4. Tenaga Ahli ME
5. Inspector;
6. Tenaga Administrasi; dan
7. Operator Computer.

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur


organisasi pengawasan lapangan proyek yang diajukan oleh
Konsultan Supervisi harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama
jam kerja.

5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi


pengawasan lapangan proyek yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisdan Owner kepada Kontraktor Pelaksana.

6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses


pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Supervisdan Owner.

7. Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui


oleh Konsultan Supervisjika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan
dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.

8. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Konsultan


Supervisdan Owner untuk pengantian tenaga ahli Konsultan
Supervisi yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut
dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan
tugasnya dengan baik.

9. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan


Supervisi harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis
di lokasi pekerjaan.

10. Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan


bulanan kepada Konsultan Supervisdan diketahui oleh Owner atas
segala hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor
pelaksana.

11. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Supervisi adalah


berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan Konsultan
Supervisdan Owner.

Pasal 22 : Instruksi Konsultan Supervisi

1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua


instruksi atau perintah yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

CV. Maulana Consultant Page 14


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus


dalam bentuk tulisan.

3. Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan


harus diikuti oleh Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-
alasan yang jelas dan sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
4. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti
disebutkan dibawah ini :

a) Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga


membahayakan bagi konstruksi, atau pekerjaan finishing yang
kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari Spesifikasi
Teknis dan Gambar Bestek.

b) Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang


tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis.

c) Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor


Pelaksana yang dianggap kurang mampu.

d) Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan


alasan untuk mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan.

e) Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode


pelaksanaan Kontraktor Pelaksana yang dianggap tidak tepat
sehingga dapat mengurangi kualitas dan memperlambat proses
penyelesaian pekerjaan.

Pasal 23 : Perubahan-Perubahan Disain Dan Perbedaan-Perbedaan

1. Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan


Konsultan Supervis serta Owner berhak mengadakan perubahan-
perubahan pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of
Quantity yang wajib dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

2. Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan


perubahan pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of
Quantity tanpa persetujuan Konsultan Supervisi atau Konsultan
Perencana.

3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis


harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana
untuk dilaksanakan.

4. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis


yang dilakukan oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan
Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi
tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

5. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis


tidak boleh menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara

CV. Maulana Consultant Page 15


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja


kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Owner.

6. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan


Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Konsultan
Perencana diketahui oleh Konsultan Supervisi dan disetujui oleh
Owner.

7. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan


kuantitas/volume pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana.

8. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian


antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity
Konsultan Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara
sepihak tetapi harus melaporkannya kepada Konsultan Supervisi
untuk tindakan selanjutnya.

9. Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan


Owner berhak menentukan acuan mana yang harus dipegang bila
terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill
of Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan
Supervisi, jika terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis dan Bill of Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang
ditentukan seperti berikut :
a) Kontrak Kerja;
b) Bill of Quantity;
c) Gambar Bestek dan Gambar Revisi; dan
d) Spesifikasi Teknis.

Pasal 24 : Struktur Organisasi Proyek

1. Struktur Organisasi Proyek dibuat oleh Konsultan Supervisi dengan


persetujuan Owner.

2. Struktur Organisasi Proyek harus dapat menjelaskan secara umum


hubungan antara semua pihak yang terlibat dalam proyek.

3. Struktur Organisasi Proyek adalah pedoman administratif yang harus


diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.

4. Perubahan-perubahan pada Struktur Organisasi Proyek harus segera


diberitahukan secara tertulis kepada semua pihak yang terlibat dalam
proyek.

5. Struktur Organisai Proyek dibuat dalam format kertas A3 dan


diletakan pada posisi yang mudah dilihat dan dibaca pada Direksi
Keet ( Kantor Konsultan Supervisi ) dan Kantor Kontraktor Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 16


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 25 : Ketentuan Lain

1. Spesifikasi Teknis ini adalah ketentuan yang mengikat bagi


Kontraktor Pelaksana dan merupakan bagian dari Kontrak Kerja yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan.

2. Semua aturan dan persyaratan yang terdapat dalam Spesifikasi


Teknis harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana
walaupun hal tersebut tidak disebutkan dalam Gambar Bestek dan
Bill of Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh
Konsultan Supervisi dengan Persetujuan Owner.

3. Jika terjadi perbedaan antara aturan yang terdapat dalam Spesifikasi


Teknis dan aturan dalam Kontrak Kerja maka aturan yang menjadi
acuan adalah aturan yang terdapat dalam Kontrak Kerja.

4. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini akan


ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi bersama dengan
Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner dalam proses
pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang mengikat
serta wajib diikuti oleh Kontraktor Pelaksana.

5. Hal-hal yang ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi tersebut


harus tetap mengacu pada Kontrak Kerja yang telah ada.

6. Konsultan Supervisi bersama Konsultan Perencana dengan


persetujuan Owner dapat mengubah sebagian besar atau sebagian
kecil aturan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis dan Kontraktor
Pelaksana wajib mengikuti aturan perubahan tersebut.

CV. Maulana Consultant Page 17


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB III PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1 : Papan Nama Proyek

1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek


yang memuat tentang identitas proyek dan memasangnya di awal
pelaksanaan proyek.

2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm


kecuali ditentukan lain oleh Owner.

3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai
selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa
papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal
12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.

4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna


hitam, kecuali untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang
bervariasi.

5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang


Dana, Instansi Pemilik Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana dan Konsultan Supervisi.

6. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan


proyek, waktu mulai proyek, dan waktu penyelesaian proyek.

Pasal 2 : Kantor Lapangan Konsultan Supervisi ( Direksi Keet )

1. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan RAB dalam kontrak harus


menyediakan kantor konsultan Supervisi (Direksi Keet) untuk
keperluan operasional supervisi.

2. Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 16 m2.

3. Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

4. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu
dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

5. Lantai Direksi Keet minimal dari perkerasan beton dengan campuran


1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus
dengan acian beton.

6. Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung


maka lantai Direksi Keet harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm
dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari
kayu dengan kelas II.

CV. Maulana Consultant Page 18


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

7. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka


dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga
dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.

8. Atap Direksi Keet dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Direksi Keet harus dilengkapi minimal dengan :


a. Meja Kerja : 3 Buah
b. Kursi Kerja : 6 buah
c. Papan Tulis : 1 Buah
d. Rak Arsip : 1 Buah
e. Meja Rapat : 1 Buah
f. Kursi Rapat : 6 Buah
g. Air Minum

11. Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Direksi Keet tidak
boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang
sedang dikerjakan.

Pasal 3 : Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kantor


Lapangan untuk keperluan operasional pelaksanaan pekerjaan.

2. Kantor Lapangan mempunyai ukuran minimal 16 m2.

3. Kantor Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

4. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit


pintu dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

5. Lantai Kantor Lapangan minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

6. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan


panggung maka lantai Kantor Lapangan harus dibuat dari papan
ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm
minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

7. Dinding Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20 cm dengan


rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

8. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 19


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

10. Kantor Lapangan harus dilengkapi minimal dengan :


a. Meja Kerja : 3 Buah
b. Kursi Kerja : 6 buah
c. Papan Tulis : 1 Buah
d. Rak Arsip : 1 Buah
e. Meja Rapat : 1 Buah
f. Kursi Rapat : 6 Buah
g. Air Minum

11. Posisi dan letak Kantor Lapangan ditentukan bersama antara


Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor
Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi
bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 4 : Toilet / WC Dan Kamar Mandi Lapangan


1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kamar
Mandi dan WC untuk keperluan Staf Kontraktor Pelaksana, Staf
Konsultan Supervisi, dan para pekerjan dan buruh.

2. Pemanfaatan Bangunan Lama atau Kamar Mandi dan WC lama yang


telah ada dilokasi pekerjaan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan Owner.

3. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2.

4. Toilet/WC staf Kontraktor Pelaksana dan staf Konsultan Supervisi


harus dibuat terpisah dengan Toilet/WC serta Kamar Mandi pekerja.

5. Kamar Mandi dan WC tidak boleh dibuat dari material hasil


bongkaran bangunan lama.

6. Lantai Kamar Mandi dan WC minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

7. Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai dibuat dari


pasangan batu bata dan diplaster sedangkan bagia atasnya boleh
dibuat dari dinding papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding
kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

8. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran
air, bak tampungan air, dan saluran pembuangan air kotor. Kamar
Mandi dan WC juga harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran
resapan.

11. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara
Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor

CV. Maulana Consultant Page 20


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi


bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 5 : Gudang Penyimpanan Material

1. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan biaya kontrak harus


menyediakan Gudang penyimpanan material untuk melindungi
material yang tidak segera dipakai.

2. Pemanfaatan bangunan lama dilokasi pekerjaan untuk keperluan


Gudang Penyimpanan Material harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Owner.

3. Gudang Penyimpanan Material mempunyai ukuran minimal 32 m2.

4. Gudang Penyimpanan Material tidak boleh dibuat dari material hasil


bongkaran bangunan lama.

5. Lantai Gudang Penyimpanan Material minimal dari perkerasan beton


dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata
dan diperhalus dengan acian beton.

6. Untuk tempat penyimpanan material semen lantainya harus dibuat


benar-benar terlindung dari rembesan air.

7. Jika Gudang Penyimpanan Material harus dibuat dalam bentuk


bangunan panggung maka lantai Gudang Penyimpanan Material
dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai
ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

8. Dinding Gudang Penyimpanan Material minimal papan ukuran 2/20


cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.
Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.

9. Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

11. Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama


antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak
Gudang Penyimpanan Material tidak boleh berada terlalu dengan
dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

12. Gudang Penyimpanan Material sebaiknya tidak diletakkan didalam


lokasi pekerjaan kecuali dalam keadaan memaksa dan sulit mencari
lokasi lain.

CV. Maulana Consultant Page 21


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 6 : Barak Pekerja

1. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan biaya proyek harus


menyediakan Barak Pekerja untuk keperluan pekerja yang menginap
dilokasi pekerjaan.

2. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang


menginap dilokasi pekerjaan atau minimal berukuran 32 m2.

3. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan


konsumsi sehari-hari para pekerja.

4. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

5. Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

6. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung


maka lantai Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran
2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50
cm dari kayu dengan kelas II.

7. Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan


rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat
juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.

8. Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.

11. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan.

Pasal 7 : Bengkel Kerja / Pabrikasi

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Bengkel


Kerja atau tempat Pabrikasi terutama untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan kayu dan baja profil dan baja tulangan.

2. Pemanfaatan bangunan lama yang telah ada dilokasi pekerjaan


untuk keperluan Bengkel Kerja harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Owner.

3. Ukuran minimal Bengkel Kerja pekerjaan untuk masing-masing


pekerjaan pabrikasi adalah 40 m2.

4. Bengkel Kerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

CV. Maulana Consultant Page 22


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

5. Bangunan Bengkel Kerja dapat dibuat dari konstruksi kayu.

6. Atap Bengkel Kerja dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

7. Bengkel Kerja tidak boleh ditempatkan dalam lokasi pekerjaan


kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 8 : Mushalla Dan Tempat Whuduk Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Mushalla dan Tempat Whuduk


untuk keperluan Staf Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi,
dan para pekerjan dan buruh.

2. Mushalla dan Tempat Whuduk mempunyai ukuran minimal 16 m2.

3. Mushalla dan Tempat Whuduk tidak boleh dibuat dari material hasil
bongkaran bangunan lama.

4. Mushalla harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung dengan


lantai papan ukuran 2,5/25 cm yang diperkuat dengan balok lantai
kayu ukuran 5/10 dengan jarak minimal 50 cm dari kayu kelas II.

5. Dinding Mushalla dari papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding


kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

6. Lantai Mushalla dan Tempat Whuduk dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

7. Atap Mushalla dan Tempat Whuduk dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

8. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

9. Tempat Wudhuk harus dilengkapi dengan kran air minimal 3 unit dan
1 unit saluran pembuangan air kotor.

10. Posisi dan letak Mushalla dan Tempat Whuduk ditentukan bersama
antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak
Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan
posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 9 : Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Instalasi air bersih dan


Instalasi listrik sementara selama berlangsungnya masa pelaksanaan
pekerjaan untuk keperluan operasional dan keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi.

CV. Maulana Consultant Page 23


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan Instalsi Listrik dan Instalsi


Air Bersih dan Sumber Air Bersih yang telah ada dilokasi pekerjaan
tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 10 : Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan keamanan


kerja untuk semua pekerja yang berada dalam lokasi pekerjaan dan
tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan.

2. Perlengkapan keamanan kerja dapat berupa alat-alat seperti berikut


ini :
1. Helm Pelindung Kepala;
2. Sepatu untuk melindungi kaki;
3. Jaring Pengaman
4. Sabuk pengaman
5. Pemadam Kebakaran; dan
6. Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.

3. Jika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan yang berhubungan


dengan pelaksanaan pekerjaan maka Kontraktor Pelaksana
diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban.

4. Semua biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pengobatan


korban kecelakaan dilokasi pekerjaan menjadi tanggungan Kontraktor
Pelaksana.

5. Yang dimaksud dengan korban dilokasi pekerjaan yang menjadi


tanggung jawab Kontraktor pelaksana adalah :
a. Personil atau semua tenaga kerja Kontraktor Pelaksana;
b. Personil Konsultan Manajemen Konstruksi;
c. Personil Konsultan Perencana;
d. Personil Konsultan Supervisi.;
e. Owner dan para wakilnya;
f. Tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan; dan
g. Orang yang berada dalam lokasi pekerjaan dengan ijin dan
sepengetahuan Kontraktor Pelaksana.

Pasal 11 : Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan


tempat/pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan beserta minimal 2
orang penjaga keamanan yang bekerja selama 24 jam.

2. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan bentuk dan


dimensinya ditentukan oleh Kontraktor Pelaksana.

3. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan tidak boleh


berada di dalam lokasi pekerjaan.

CV. Maulana Consultant Page 24


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB IV PEKERJAAN AWAL

Pasal 1 : Pembersihan Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari


segala sesuatu yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan
seperti bangunan lama, hasil bongkaran bangunan lama, pepohonan,
semak belukar, dan tanah humus.

2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengupasan terhadap tanah


humus setebal minimal 30 cm sebelum dilakukan pekerjaan
konstruksi.

3. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Bestek


adalah muka tanah yang telah bersih dari pepohonan, semak
belukar, dan lapisan tanah humus atau muka tanah timbun yang telah
dipadatkan kecuali diitentukan lain dalam Gambar Bestek.

4. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak


boleh dipakai sebagai material timbunan atau diolah kembali untuk
dipakai sebagai material bangunan.

7. Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan lama dan


pengupasan lapisan humus harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ketempat
yang tidak menggangu lingkungan hidup.

8. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengelupasan lapisan humus


tidak boleh berada dilokasi pekerjaan lebih dari 3 (tiga) hari.

Pasal 2 : Pembongkaran Konstruksi Bangunan Lama

1. Kontraktor Pelaksana harus membongkar Konstruksi Bangunan


Lama atau sisa bangunan lama sesuai dengan Gambar Bestek atau
Bill of Quantity seperti dinding , lantai, atap, plafond, perkerasan lama
dan pondasi yang ada didalam lokasi pekerjaan.

2. Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran Kontraktor Pelaksana


harus membuat permohonan tertulis kepada Konsultan Supervis dan
diketahui Konsultan Supervisi serta Owner.

3. Dalam melakukan pembongkaran bangunan lama Kontraktor


Pelaksana harus menjamin untuk tidak merusak bangunan disekitar
lokasi pekerjaan dan bangunan-bangunan yang oleh Owner tidak
diijinkan untuk dibongkar.

4. Kerusakan-kerusakan bangunan lama dan bangunan disekitar lokasi


pekerjaan akibat aktifitas pembongkaran bangunan oleh Kontraktor
Pelaksana menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana apabila
ada tuntutan ganti rugi oleh pemilik bangunan.

CV. Maulana Consultant Page 25


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

5. Hasil Bongkaran bangunan lama adalah milik Owner atau pemilik


bangunan. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap
keamanan, kehilangan dan Pemanfaatan hasil bongkaran bangunan
lama oleh pihak-pihak ketiga tanpa seizin Owner atau pemilik
bangunan.

6. Hasil bongkaran bangunan lama tidak boleh dimanfaatkan kembali


oleh Kontraktor Pelaksana untuk material bangunan didalam lokasi
maupun diluar lokasi proyek tanpa seizin Konsultan Supervisi dan
Owner.

Pasal 3 : Penentuan Letak Bangunan ( Setting Out )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Setting Out atau pengukuran


kembali akan kebenaran posisi bangunan yang akan dibangun
seperti yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada Gambar
Bestek.

2. Pekerjaan Setting Out yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana


harus diketahui dan didampingi oleh Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana, Owner dan Pemilik Bangunan.

3. Pekerjaan Setting Out tidak boleh dilakukan secara manual tetapi


harus menggunakan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpas.

4. Hasil pekerjaan Setting Out harus menghasilkan satu ketetapan


bersama yang pasti akan elevasi tanah, elevasi bangunan, posisi
penempatan bangunan dan batas-batas lahan kerja. Ketetapan akan
elevasi dan posisi bangunan harus direalisasikan dilapangan dengan
memasang patok-patok sementara dari kayu ukuran 5/7 cm yang
ditanam minimal 30 cm dalam tanah dan ujungnya ditandai dengan
cat minyak.

5. Hasil pekerjaan Setting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-
alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan teknis
yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Supervisi.

6. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan


lahan atau berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh
Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner.

7. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Setting


Out dan disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner.

Pasal 4 : Pagar Pelindungan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama


berlangsungnya pekerjaan konstruksi dari ganguan luar.

CV. Maulana Consultant Page 26


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Bentuk perlindungan tersebut dapat berupa Pagar Seng BJLS 0,20


mm dengan rangka kayu setinggi 2 meter dari muka tanah dan dicat
dengan rapi.

3. Pagar Pelindung lokasi pekerjaan harus segera dibuat setelah hasil


pekerjaan Setting Out disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana dan Owner.

Pasal 5 : Pemasangan Bouwplank

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank


sebagai acuan tetap pada semua bangunan yang akan dikerjakan
termasuk septictank dan Ground Resevoir.

2. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang


akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.

3. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam


dalam tanah minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang
adalah 2 meter. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu
2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm yang dipaku pada tiang-tiang
kayu 5/7 cm.

4. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap


bangunan yang akan dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan
elevasinya sebelum struktur bangunan yang paling rendah seperti
pondasi dan sloof selesai dikerjakan.

5. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan


Setting Out.

6. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 27


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB V PEKERJAAN QUALITY KONTROL

Pasal 1 : Ruang Lingkup

1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua


percobaan-percobaan dan pengujian-pengujian terhadap material
bangunan serta pemeriksaan-pemeriksaan terhadap hasil kerja
Kontraktor Pelaksana.

2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan


Kualitas dalam Proyek ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini :
a. Pemeriksaan dan Pembuatan Job Mix Disain Beton;
b. Pemeriksaan Kualitas Material Beton;
c. Pemeriksaan Mutu Beton;
d. Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan;
e. Pemeriksaan Kualitas Material Baja Profil;
f. Pemeriksaan Kuat Tarik/Tekan Sambungan Las Listrik;
h. Pemeriksaan Kuat Tarik/Tekan Sambungan Baut;
j. Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Material Timbunan; dan
k. Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta
oleh Konsultan Perencana, Kosultan Supervisi dan Owner.

3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya


dengan biaya sendiri oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara
yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana harus diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi, Konsultan Perencana serta Owner.

Pasal 2 : Biaya Quality Kontrol

1. Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan Quality Kontrol


seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 adalah menjadi tanggungan
dan dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana walaupun tidak
disebutkan dalam Bill of Quantity.

2. Biaya Penginapan, Transportasi dan Kosumsi Konsultan Supervisi,


Konsultan Perencana dan Owner yang turut hadir dalam Pekerjaan
Quality Kontrol menjadi tanggungan dan dibebankan kepada
Kontraktor Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 28


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB VI PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Pasal 1 : Tanah Timbun

1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan tanah atau perbaikan tanah


Kontraktor Pelaksana harus memastikan pekerjaan galian tanah
pondasi telah selesai 100% dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak


berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan
hasil bongkaran bangunan lama, bukan pasir laut, bukan pasir urug
dan bukan pasir beton.

3. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.

4. Material Timbunan harus melalui proses pemeriksaan di


Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

5. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Request Material timbunan


tanah kepada Konsultan Supervisi sebelum material tersebut
didatangkan ke lokasi pekerjaan.

6. Material timbunan tanah harus dipadatkan lapisan demi lapisan


dengan Alat Stamper. Tebal minimal tiap lapisan adalah 30 cm.

7. Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah harus mencapai 95%


dari standar proctor laboratorium pada kadar air optimum dengan
pemeriksaan kepadatan standar.

8. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

9. Tidak dibenarkan mengerjakan pekerjaan lain diatas permukaan


tanah timbunan sebelum pekerjaan timbunan dan pemadatan tanah
selesai 100% serta disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 2 : Pasir Urug

1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan bawah lantai


bangunan, timbunan, pasir alas pondasi batu gunung serta alas
pekerjaan lantai kerja beton ( Line Concrete ) Pondasi Plat, Lantai
Beton.

2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural


dan beton non struktural.

3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.

4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.

5. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.

CV. Maulana Consultant Page 29


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Pasir urug harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper hingga


mencapai kepadatan yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atau
jenuh air sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya.

7. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Galian Pondasi

1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana


harus memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan,
semak belukar, dan tanah humus.

2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan


bangunan menurut hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian
pondasi yang ada dalam Gambar Bestek.

3. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah disekitar


galian pondasi.

4. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar


Bestek.

5. Pengalian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk


membangun maupun memindahkan rangka/beskiting yang diperlukan
dan juga untuk mengadakan pembersihan.

6. Jika diperlukan Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing


untuk pekerjaan galian pondasi ini untuk kemudahan pekerjaan
dilapangan.

7. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari


kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus
diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

8. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali


dengan alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup
menurut Konsultan Supervisi.

9. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau


puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus
diangkat serta diurug kembali denga pasir urug hingga mencapai
elevasi kedalaman yang diperlukan.

10. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi
harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk
kembali kedalam lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan
konstruksi pondasi.

11. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak
berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai
dikerjakan.

CV. Maulana Consultant Page 30


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

12. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah


sementara jika tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan
mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian.

13. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

Pasal 4 : Urugan Galian Pondasi

1. Urugan galian pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi


pondasi selesai dikerjakan 100%.

2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi


atau material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.

3. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil
galian pondasi maka tanah tersebut harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai
material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui
oleh Konsultan Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium
Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.

4. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan setebal 30 cm


dari muka tanah dasar tidak boleh digunakan sebagai urugan
pondasi.

5. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat


Stemper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.

6. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap


lapisanya adalah 30 cm.

7. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

Pasal 5 : Lapisan Pasir Alas Bawah Pondasi.

1. Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan pekerjaan lapisan pasir alas


bawah lantai setebal minimal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek.

2. Pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu,


serta sampah lainnya.

3. Lapisan pasir alas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan


yang diinginkan dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain.
Tidak dibenarkan melakukan pemadatan secara manual.

CV. Maulana Consultant Page 31


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 15 : Lantai Kerja Beton bawah pondasi

1. Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan


tanah atau pasir urug, pada lapisan dasarnya harus memakai Lantai
Kerja Beton ( Line Concrete ) dengan tebal minimal 7 cm.

2. Lantai Kerja Beton dibuat dari Campuran 1 Semen Portland : 3 Pasir


Beton : 6 Kerikil Beton.

3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi , hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

CV. Maulana Consultant Page 32


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB VII PEKERJAAN PONDASI

1. Pondasi Sumuran

1.1 Lingkup Pekerjaan :

Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan


dengan pekerjaan Pondasi Sumuran, sesuai dengan gambar-gambar denah,
gambar-gambar potongan dan gambar detail.

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang


dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak.

1.2 Bahan yang digunakan


Beton Cor Dinding Sumuran T = 10 Cm Mutu beton K250.
Besi Tulangan Sumuran Polos Ø 12
Bekisting Dinding Sumuran
Beton Isian Sumuran T = 50 Cm X 2 ( K-250 )
Beton Siklop, Isian Sumuran T - 100 Cm

1.3 Persyaratan Bahan


a. Digunakan bahan yang memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam
pasal beton bertulang dan dalam pasal beton.
b. Cetakan untuk dinding sumuran yang dicor ditempat harus memenuhi
garis dan elevasi yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling
sedikit 3 hari setelah pengecoran.
c. Beton harus dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi.
d. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan aman, teliti, memenuhi
undang-undang.

1.4 Pedoman Pelaksanaan


a. Pemasangan pondasi sumuran diawali dengan pembersihan pelaksanaan
pondasi.
b. Gali tanah sedalam 30-50 cm, masukkan cincin beton pertama, letakkan
dengan benar (jangan miring agar tidak terjadi penjepitan.
c. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah
dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan
kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding
sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
d. Penurunan sumuran dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di
bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertikal
untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan
dengan demikian sumuran dapat turun akibat beratnya sendiri.
e. Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat
penurunan dinding sumuran maka disarankan untuk melakukan upaya
untuk mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di
sekelilingnya.
f. Bila tepi atas cincin beton telah rata dengan tanah, tumpangi dengan
cincin beton perlahan-lahan melesak masuk dan pertahankan tetap dalam
keadaan vertikal.

CV. Maulana Consultant Page 33


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

g. Bila tanah berair, air dibuang keluar (dipompa).


h. Dalam pembuatan sumbat dasar sumuran, Pengecoran beton dalam air
umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremies atau pompa beton
setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi muka air sumuran.
i. Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran
beton untuk sumbat dasar sumuran.
j. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan
menggunakan campuran beton cyclopen (siklop) dan Beton cor Isian
Sumuran T = 50 Cm X 2 ( K-250 ) dan batu kali.
k. Pengisian sumuran dengan beton siklop sampai elevasi satu meter
dibawah pondasi telapak, sisa satu meter harus diisi dengan beton K 250,
atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar.
l. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof diberi pembesian untuk
mengikat sloof.

1.5 Pembayaran
a. Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak
yang ditawarkan oleh Kontraktor.
b. Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan sesuai dengan standard.
Segala akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor sehingga
mengakibatkan penambahan volume dan biaya pekerjaan tidak
diperhitungkan sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali Kegiatan.

2. PONDASI TAPAK

1. Persyaratan Bahan
2.1.1 Semen
1. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahin 1972).
2. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
3. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.

2.1.2 Pasir Beton


Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi. Butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam SK SNI T-15.1919.30.

2.1.3 Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SK SNI T-15.1919.03.

CV. Maulana Consultant Page 34


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua


jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.

2.1.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.

2.1.5 Besi Beton


Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis BJTD 40 dengan Kuat
Tarik minimal 4000 kg/cm2 atau 400 Mpa, Baja Tulangan Polos
adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat Tarik minimal 3000 kg/cm2
atau 300 Mpa dan hanya dipakai untuk Begel atau Sengkang dengan
diameter minimal 8 mm dan maksimal 10 mm, kecuali ditentukan lain
dalam gambar bestek.
Baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

2.1.6 Cetakan dan Acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam SK SNI T-15.1919.03.

2. Pedoman Pelaksanaan
2.2.1 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03

2.2.2 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.

2.2.3 Adukan beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
yaitu :

CV. Maulana Consultant Page 35


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan


 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk
berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03.

2.2.4 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi 1,5 m.

2.2.5 Perawatan Beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan lembaban
paling sedikit selama 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

3. Pembayaran

2.3.1 Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak


yang ditawarkan oleh Kontraktor.

2.3.2 Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala
akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor sehingga
mengakibatkan penambahan volumen dan biaya pekerjaan tidak
dipehitungkan sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali
Kegiatan.

CV. Maulana Consultant Page 36


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

3. PONDASI BATU GUNUNG

1. Persyaratan Bahan
3.1.1 Semen
1. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahin 1972).
2. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
3. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.

3.1.2 Pasir Pasang / Pasir Halus


1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran
halus dan tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika
hendak digunakan.
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang dipakai untuk
keperluan Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata,
Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari
berat kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur
lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam
dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas
matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai
dan bukan Pasir yang berasal dari laut.
7. Jika untuk menghilangkan kadar lumpur pasir harus dicuci maka
Kontraktor Pelaksana harus megajukan Metode Pencucian yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi atau mengikuti Metode
Pencucian yang disarankan oleh Konsultan Perencana.

3.1.3 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.

3.1.4 Batu Gunung / Batu Kali


1. Batu Gunung/Batu Kali yang dipergunakan harus berkualitas baik
dari jenis yang keras, tidak berlubang dan forius.
2. Batu Gunung/Batu Kali harus bersih dan tidak boleh mengadung
atau menempel tanah dan lumut pada permukaannya.
3. Tidak dibenarkan mengunakan batu karang sebagai pasangan
batu kosong, pasangan pondasi dan pasangan dinding saluran air
kotor.

CV. Maulana Consultant Page 37


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

4. Untuk keperluan pondasi ukuran maksimal batu gunung/batu kali


adalah 25 cm.
5. Untuk keperluan pasangan Aanstamping/Batu Kosong ukuran
maksimal batu gunung/batu kali adalah 7 cm.
6. Untuk keperluan pasangan dinding saluran air kotor ukuran
maksimal Batu Gunung/Batu kali adalah 7 cm.
7. Penggunaan material lain selain batu gunung untuk keperluan
pondasi, pasangan batu kosong dan saluran air kotor harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

2. Pedoman Pelaksanaan

3.2.1 Pondasi batu gunung dipasang dengan cara diprofilkan sesuai Gambar
Bestek dengan perekat spesi campuran 1 pc : 4 Ps.
3.2.2 Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
3.2.3 Pasangan Pondasi dilakukan lapis demi lapis, Antara batu dengan
batu harus diberi spesi (antara batu dengan batu tidak boleh
bersentuhan langsung tanpa spesi), dan rongga-rongga diisi dengan
batu yang sesuai dengan besarnya serta spesi secukupnya.
3.2.4 Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali/Batu Gunung harus rata
(Water Pass), diberi spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada
tempat-tempat yang akan dipasang kolom praktis harus diberi stick
besi beton.

3. Pembayaran

3.3.1 Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak


yang ditawarkan oleh Kontraktor.

3.3.2 Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala
akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor sehingga
mengakibatkan penambahan volumen dan biaya pekerjaan tidak
dipehitungkan sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali
Kegiatan.

CV. Maulana Consultant Page 38


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB VIII PEKERJAAN BETON

Pasal 1 : Pasir Beton

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,


apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.

3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan


dengan penelitian di Laboratorium Beton.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas


matahari.

3. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.

4. Ukuran maksimal pasir beton adalah 6 mm dan ukuran minimal pasir


beton adalah butiran yang tertahan pada saringan nomor 100.

7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat
merusak beton.

8. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui


proses penyelidikan di Laboratorium Beton.

9. Jika Dalam Job Mix Disain disebutkan bahwa Pasir Beton harus
dicuci untuk menghilangkan kadar lumpur maka Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan Metode Pencucian yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi atau mengikuti Metode Pencucian yang
disarankan oleh Konsultan Perencana.

10. Metode Pencucian Pasir Beton yang diajukan oleh Kontraktor


Pelaksana harus menjamin bahwa kadar lumpur dalam Pasir Beton
akan berkurang setelah pencucian sampai dibawah toleransi yang
diijinkan.

4. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton


dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.

Pasal 2 : Kerikil Beton

1. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta


mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SK SNI T-15.1919.03.

2. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.

CV. Maulana Consultant Page 39


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering,


apabila lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.

3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan


dengan penelitian di Laboratorium Beton.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas


matahari.

5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.

6. Ukuran maksimal kerikil beton adalah 31 mm dan ukuran minimal


pasir beton adalah 6 mm.

7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.

8. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui


proses penyelidikan di Laboratorium Beton.

9. Jika Dalam Job Mix Disain disebutkan bahwa Kerikil harus dicuci
untuk menghilangkan kadar lumpur maka Kontraktor Pelaksana
harus mengajukan Metode Pencucian yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi atau mengikuti Metode Pencucian yang disarankan oleh
Konsultan Perencana.

10. Metode Pencucian Kerikil yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana


harus menjamin bahwa kadar lumpur dalam Kerikil akan berkurang
setelah pencucian sampai dibawah toleransi yang diijinkan.

11. Pengunaan batu pecah sebagai penganti kerikil beton diperbolehkan


dengan syarat ukuran butiran batu pecah adalah antara 30 mm
sampai 10 mm.

12. Persyaratan yang berlaku pada kerikil beton juga berlaku pada
material batu pecah.

13. Jumlah batuan pipih dalam setiap meter kubik batu pecah tidak boleh
lebih dari 5%.

14. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.

Pasal 4 : Semen Portland

1. Terdaftar dalam merk dagang.

2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua


pekerjaan beton structural maupun beton non struktural.

CV. Maulana Consultant Page 40


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.

4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.

5. Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah


Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S
– 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahin 1972)..

6. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia


untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

7. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam


satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.

8. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat


yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.

Pasal 5 : Air

1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.

2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.

3. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Air
setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan
dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi sebelum digunakan.

Pasal 6 : Zat Aditif

1. Pemakaian zat aditif pada campuran beton untuk segala alasan yang
berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Penggunaan zat aditif dalam campuran beton harus melalui proses


penelitian dan percobaan di laboratorium beton dengan biaya sendiri
dari Kontraktor Pelaksana.

3. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive


yang dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 41


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

4. Zat aditif untuk mempercepat proses pengerasan dan pengeringan


beton dapat dipakai Sikamen LN, produk dari SIKA.

5. Cairan Sikamen LN yang dicampurkan langsung di molen ketika


mencampur beton. Aditif ini dicampurkan terakhir kali, ketika beton
akan dikeluarkan dari molen. Warnanya merah gelap seperti darah
yang mengering.

6. Air yang dipakai untuk campuran beton bahkan bisa dikurangi sampai
15 – 20%

7. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat


yang berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.

8. Kesalahan yang terjadi adalah menuangkan volume aditif yang tidak


sesuai takaran yang mengakibatkan beton lebih dulu mengeras
sebelum dituang.

Pasal 7 : Tulangan Beton

1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan


ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

2. Baja tulangan diatas diameter 8 mm adalah Baja Ulir.

3. Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah


baja polos.

4. Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis BJTD 30 dengan Kuat
Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300 MPa.

5. Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat Tarik
minimal 3000 kg/cm2 atau 300 Mpa dan hanya dipakai untuk Begel
atau Sengkang dengan diameter minimal 8 mm dan maksimal 8 mm.

6. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan harus dibuktikan


dengan percobaan Uji Tarik pada Laboratorium Beton dengan
minimal 3 sampel tulangan untuk masing-masing diameter.

7. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai


dengan yang dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.

8. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan


lagi dalam arah yang berlawanan.

9. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung


dari hubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan.

10. Semua peraturan tentang baja tulangan di Indonesia untuk bangunan


gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

CV. Maulana Consultant Page 42


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 8 : Selimut Beton

1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of


Quantiti dan Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton
adalah seperti berikut ini :

Beton yang Tidak


Beton yang
Komponen Langsung Berhubungan
Berhubungan Dengan
Struktur Dengan Tanah Atau
Tanah Atau Cuaca
Cuaca

Lantai ØD 36 Dan Lebih Kecil : ØD 16 Dan Lebih Kecil :


20 mm 40 mm

Lantai > ØD 36 : > ØD 36 :


40 mm 50

Dinding ØD 36 Dan Lebih Kecil : ØD 16 Dan Lebih Kecil :


20 mm 40 mm

Dinding > ØD 36 : > ØD 36 :


40 mm 50

Balok Seluruh Diameter : ØD 16 Dan Lebih Kecil :


40 mm 40 mm

Balok > ØD 16 :
50 mm

Kolom Seluruh Diameter : ØD 16 Dan Lebih Kecil :


40 mm 40 mm

Kolom > ØD 16 :
50 mm

2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan


selalu berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton
minimal yang umum sebesar 70 mm.

CV. Maulana Consultant Page 43


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 9 : Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural


dengan mutu K-200 sampai mutu K-250 dan lainya sebagaimana
disyaratkan Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan
Campuran Beton (Job Mix Disain).

2. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik


yang diperoleh dari pengujian benda uji kubus umur 28 hari minimal
dengan 20 benda uji.

3. Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur kecuali


ditentukan lain dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity adalah
seperti berikut :
1. Lantai Kerja Pondasi K -125
2. Tapak / Poor Pondasi K-250
3. Beton Cor Dinding Sumuran K-250
4. Kolom Pedenstal K-250
5. Sloof K-250
6. Kolom Praktis K-200
7. Plat Sun Wearing K-200
8. Balok Latai K-200
9. Kolom K-250
10. Balok / Balok Lantai K-250
11. Ring Balk K-250
12. Plat Lantai / Dack K-250
13. Plat Dack Teras Beton K-250
14. Plat Listplank Beton K-250
15. Plat Tangga K-250

4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium
Beton yang diakui oleh Pemerintah.

5. Material Pasir dan Kerikil Beton yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup
dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.

6. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan


Job Mix Disain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak
dibenarkan.

7. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan


Job Mix Disain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton
mengharuskan Kontraktor Pelaksana untuk membuat Job Mix Disain
baru.

8. Laporan Job Mix Disain untuk masing-masing mutu beton minimal


harus mencantumkan :
1. Laporan hasil penelitian Pasir Beton;
2. Laporan hasil penelitian Kerikil Beton;

CV. Maulana Consultant Page 44


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

3. Komposisi Pasir Beton;


4. Komposisi Kerikil Beton;.
5. Komposisi Air Beton;
6. Komposisi Zat Additive jika digunakan;
7. Nilai Slump Rencana; dan
8. Nilai Faktor Air semen.

9. Job Mix Disain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan.

10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi harus diikuti dan dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10 : Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula)

1. Berdasarkan Job Mix Disain yang telah disetujui oleh Konsultan


Supervisi, Kontraktor Pelaksana membuat Rencana Campuran
Lapangan (Job Mix Formula) beton struktural dengan mutu K-200
sampai mutu K-250 dan seterusnya.

2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain
terutama dari segi komposisi material beton.

3. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak


dari kayu atau timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar
komposisi material berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.

5. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak


standar dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda
dengan komposisi material beton yang ada dalam Job Mix Disain.

6. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena


kesalahan dalam perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

7. Pada pelaksanaan proyek ini untuk pengecoran di atas 1M3 harus


menggunakan Beton Ready-mix

Pasal 11 : Perakitan Tulangan

1. Perakitan tulangan balok dan kolom dapat dilakukan di bengkel kerja


oleh Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi.

2. Khusus untuk Pondasi, Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus


dilakukan langsung lokasi konstruksi.

CV. Maulana Consultant Page 45


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

3. Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan


harus sesuai dengan Gambar Bestek dan Shop Drawing atau standar
yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI).

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar


bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran tulangan pada
bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.

8. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak
langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari
hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.

9. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.

7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik
oleh sengkang dengan alat ikat kawat beton.

8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.

9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3
hari dalam bekisting.

Pasal 12 : Sambungan Antar Tulangan

1. Sambungan antar tulangan, penjangkaran tulangan dan panjang


penyaluran tulangan pada kondisi pembeban lentur, beban tarik,
beban tekan, jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek maka
harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan
Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

2. Titik-titik sambungan tulangan lewatan pada plat lantai tidak boleh


dibuat pada posisi satu garis lurus. Sambungan harus dibuat selang-
seling atau zig-zag antara batang yang disambung dengan batang
yang tidak disambung.

3. Panjang sambungan lewatan jika tidak ditentukan lain dalam Gambar


Bestek, Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03
harus diambil minimal 40 kali diameter batang yang disambung.

4. Sambungan-sambungan harus dibuat antara sesama tulangan


utama. Tidak dibenarkan dengan alasan apapun menggunakan
tulangan extra (tulangan tambahan) untuk menyambung tulangan
utama dengan tulangan utama lain kecuali ditentukan lain dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

5. Penjangkaran tulangan atau kait-kait pada posisi pemutusan tulangan


jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek maka harus sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

CV. Maulana Consultant Page 46


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Sambungan-sambungan pada kondisi pembeban tarik dan lentur


pada komponen balok, plat lantai dan plat dack ujung-ujung
sambungan harus dibuat kait (hook) kecuali ditentukan lain dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.

10. Sambungan tulangan kolom harus dilakukan pada posisi diluar Sendi
Plastis atau pada posisi tengah bentang kolom, balok serta plat
lantai. Penyambungan pada posisi selain pada posisi tersebut
dengan alasan apapun tidak dibenarkan.

11. Sambungan-sambungan lewatan tidak boleh berada pada daerah


Sendi Plastis atau pada daerah 2 kali tinggi efektif balok dari muka
kolom untuk balok serta pada daerah 2 kali tinggi efektif kolom dari
muka sloof/plat lantai.

12. Semua sambungan lewatan harus diperhitungkan menerima beban


tarik sehingga ujung-ujungnya harus diberi kait (hook).

Pasal 13 : Support Dan Beton Tahu

1. Untuk keperluan dan menjaga dan mempertahankan jarak dalam


arah vertikal antara jaring atas dan jaring bawah pada pembesian plat
lantai dan plat dack hingga sesuai dengan Gambar Bestek maka
pada setiap 1 m2 luas plat lantai harus diberikan support/dukungan
dari besi tulangan ulir dengan diameter 13 mm atau minimal sebesar
diameter tulangan plat lantai /plat dack.

2. Jumlah support/dukungan dalam 1 m2 luas diameter luas plat lantai


atau plat dack adalah 5 buah.

3. Bentuk support/dukungan harus sesuai dengan Gambar Bestek atau


Shop Drawing yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Bentuk support/dukungan harus sedemikian rupa sehingga dapat


mempertahankan jarak vertikal antara lapis tulangan ketika dibebani
oleh beban pekerja perakitan tulangan atau pekerja pengecoran.

5. Untuk menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton agar sesuai


dengan yang disyaratkan maka harus diberi penyangga dari beton
atau Beton Tahu antara tulangan dengan bekisting.

6. Ketebalan beton tahu harus disesuaikan dengan jarak atau ketebalan


selimut beton pada masing-masing komponen struktur.

7. Untuk Komponen kolom dan balok ukuran beton tahu adalah 4 x 4 x


4 cm dan dipasang minimal 2 buah setiap jarak 50 cm panjang balok
dan tinggi kolom.

8. Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu adalah
2 x 4 x 5 cm dan dipasang minimal 5 buah setiap jarak 1 m2 plat
lantai atau plat dack.

CV. Maulana Consultant Page 47


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 14 : Acuan / Bekisting

1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh


balok-balok kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III.

2. Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun


tidak diperbolehkan.

3. Pengantian material bekisting dengan material selain yang


disebutkan pada point 1 harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi.

4. Kontraktor pelaksana harus mengajukan Shop Drawing untuk bentuk


konstruksi bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta
konstruksi lain yang dianggap perlu oleh Konsultan supervisi.

5. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

6. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan


Residu atau cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel
pada bekisting waktu akan dibuka sehingga dapat menghasilkan
permukaan beton yang rapi.

7. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai


rencana.

8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.

9. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran


elevasi ,kelurusannya terhadap arah vertikal oleh Kontraktor
Pelaksana dengan alat Theodolit dan Waterpass. Pemeriksaan
secara manual tidak dibenarkan.

10. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan Supervisi


sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.

11. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28
hari terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi karena alasan penggunaan zat additive yang
dapat mempercepat proses pengerasan beton atau alasan-alasan
teknis yang dapat dipertanggung jawabkan .

12. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton


jika hal ini terjadi Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya
dengan pekerjaan acian beton.

13. Perbaikan permukaan beton yang rusak akibat kesalahan


pembukaan bekisting atau sebab lain harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 48


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 15 : Lantai Kerja Beton ( Line Concrete )

1. Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan


tanah atau pasir urug, pada lapisan dasarnya harus memakai Lantai
Kerja Beton ( Line Concrete ) dengan tebal minimal 7 cm.

2. Lantai Kerja Beton dibuat dari Campuran 1 Semen Portland : 3 Pasir


Beton : 6 Kerikil Beton.
3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi , hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 16 : Pengecoran Beton ( Casting Concrete )

1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus


memastikan Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi.

2. Pengecoran beton structural mutu K-200 sampai K-250 hanya boleh


dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana jika Job Mix Disain, Job Mix
Formula, Perakitan Tulangan, Bekisting, Request Pekerjaan dan hal-
hal lain yang diperlukan dan berhubungan dengan pekerjaan
pengecoran sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap


bagian konstruksi sehingga dapat menghindari sambungan-
sambungan beton.

4. Pengecoran dalam kondisi cuaca hujan tidak dibenarkan kecuali


Kontraktor Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil
pengecoran tidak berhubungan langsung dengan air hujan.

5. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Beton Ready-Mix dan


tidak diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara
pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah
K-125 atau nonstruktural.

6. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan Kerikil Beton, Pasir


Beton, Semen, Air, dan Zat Additive (jika ada). Urutan ini bisa dirubah
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

7. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta


dorong oleh pekerja kelokasi bekisting untuk dituang.

8. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau
bak tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super
Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam
wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi.

9. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan


Concrete Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.

CV. Maulana Consultant Page 49


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

10. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.

11. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak
boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saat bekisting dibuka.

12. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki


bagian itu dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusu
untuk sambungan (joint) seperti Produk SIKA dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

13. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah


Kontraktor Pelaksana harus membuat lantai kerja dari campuran 1
Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen tidak meresap dalam tanah dan
bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan.

14. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk


konstruksi yang sama tidak boleh lebih dari 1 hari.

15. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi


tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 17 : Pemadatan Beton

1. Beton Segar yang telah berada dalam Acuan/Bekisting harus


dipadatkan dengan cara mekanik menggunkan alat Concrete
Vibrator.

2. Pemadatan harus dilakukan dengan sehati-hati mungkin sehingga


ujung Conctere Vibrator tidak bersentuhan dengan besi tulangan dan
acuan/bekisting.

3. Pemadatanharus dilakukan secara merata untuk semua beton segar


yang ada dalam acuan/bekisting sampai mencapai kepadatan
optimum.

4. Cukup tidaknya dan lamanya pemadatan dengan Concrete Voibrator


adalah bedasarkan petunjuk Konsultan Supervisi.

5. Pemadatan tidak boleh dilakukan secara berlebihan karena akan


berakibat terjadinya Bleeding (pendarahan) dimana air semen akan
naik kepermukaan beton.

Pasal 18 : Perawatan Beton ( Curing )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan


terhadap beton yang telah selesai dituang dalam bekisting.

2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung


goni kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton

CV. Maulana Consultant Page 50


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

sampai beton berumur 28 hari. Penggunaan metode lain untuk


perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 19 : Quality Control

a. Slump Test

1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap


beton dituangkan dari Concrete Mixer atau Beton ready Mix minimal
setiap 3 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu beton.

2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test


dimana nilai slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump
rencana yang ada pada Job Mix Disain.

b. Benda Uji Beton

1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk


kubus dan slinder standar. Ukuran kubus adalah 15 x 15 cm dan
ukuran silinder tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.

2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang berbeda.

3. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.

4. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji
, dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan
luntur.

c. Kuat Tekan Beton

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat


tekan beton yang telah selesai mereka kerjakan minimal sebelum
pekerjaan pengecoran melebihi 50% dari total pekerjaan pengecoran.

2. Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Beton


dengan minimal 20 benda uji kubus atau silinder untuk setiap mutu
beton.

3. Pemeriksaan kuat tekan beton pada Laboratorium Beton oleh


Kontraktor Pelaksana harus didampingi oleh Konsultan Supervisi.
Pemeriksaan kuat tekan beton tanpa didampingi oleh Konsultan
Supervisi hasilnya dianggap tidak sah.

4. Semua biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pemeriksaan kuat


tekan beton ini dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.

5. Hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus menghasilkan kuat tekan


beton karakteristik yang sesuai dengan yang direncanakan dalam
Job Mix Disain.

CV. Maulana Consultant Page 51


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

7. Kuat tekan beton yang kurang dari 95% dari kuat tekan beton
rencana dianggap gagal dan beton yang telah selesai dikerjakan
dilapangan harus dibongkar kecuali diputuskan lain oleh Konsultan
Perencana dengan disertakan Rekomendasi Ahli beton.

8. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan


pengecoran beton jika hasil pemeriksaan kuat tekan beton
menghasilkan kuat tekan yang berbeda dengan kuat tekan beton
rencana.

9. Perencanaan ulang untuk Job Mix Disain harus dilakukan oleh


Kontraktor Pelaksana untuk beton yang gagal dalam uji kuat tekan
jika dalam pemeriksaan oleh Konsultan Supervisi bersama dengan
Kontraktor Pelaksana kegagalan kuat tekan disebabkan oleh
kesalahan dalam perencanaan campuran dan bukan karena
kesalahan pada tahap pelaksanaan.

10. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada
laboratorium beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

11. Laporan hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

d. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Dengan Cara Lain

1. Jika pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan cara Uji Tekan Kubus
Beton hasilnya meragukan dan tidak disetujui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi atau Owner, maka cara pemeriksaan
mutu beton dengan uji langsung pada konstruksi beton harus
dilakukan.

2. Pemeriksaan mutu beton dengan uji langsung ke konstruksi beton


jika tidak ditentukan khusus oleh Konsultan Perencana maka harus
dilakukan dengan salah satu metode seperti dibawah ini :
a. Metode Core Drill.
b. Metode Hammer Test.

3. Konsultan Perencana berhak menentukan metode mana yang akan


dipakai untuk pemeriksaan kuat tekan beton langsung ke konstruksi
beton.

4. Posisi dan lokasi pengujian untuk masing-masing komponen struktur


ditentukan oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Supervisi.

5. Jumlah titik pengujian jika tidak ditentukan oleh Konsultan


Perencana, maka harus diambil minimal 10 titk untuk masing-masing
komponen struktur dan masing-masing mutu beton.

6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan
pada konstruksi beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor
Pelaksana untk memperoleh Kuat Tekan karakteristik Beton (mutu
beton).

CV. Maulana Consultant Page 52


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

7. Kuat Tekan Beton Karakteristik yang diperoleh dari uji langsung ke


konstruksi beto adalah hasil final yang harus diakui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Owner.

Pasal 20 : Instalasi Dalam Konstruksi Beton

1. Instalsi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya tidak
ditanam atau diletakan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain
dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan Supervisi.

2. Pipa-pipa instalasi dari bahan aluminium tidak boleh ditanam dalam


konstruksi beton untuk alasan apapun.

3. Pipa-pipa PVC atau besi yang ditanam dalam kolom beton


diameternya tidak boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari dimensi terkecil
kolom.

4. Pipa-pipa PVC atau besi dengan diameter berapapun tidak boleh


ditanam dalam komponen balok beton.

5. Pembongkaran sebagian kecil atau sebagian besar konstruksi beton


untuk keperluan instalasi air bersih, instalasi air kotor, dan instalasi
listrik harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

6. Pembongkaran konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom


serta pada posisi tumpuan balok untuk keperluan instalasi air dan
instalasi listrik tidak diperbolehkan untuk alasan apapun kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi
dengan disertakan Rekomendasi Ahli Beton.

Pasal 21 : Sambungan Antar Beton

1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton


baru sebaiknya dihindari pada konstruksi beton kecuali sambungan
antar kolom tiap lantai.

2. Jika penyambungan terpasak dilakukan permukaan beton lama harus


dibersihkan dan dikasarkan sebelum disambung dengan beton baru.

3. Penyambungan pada posisi tengah kolom dan tengah bentang balok


tidak diperbolehkan.

4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada
posisi 80 cm dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung
pada posisi tumpuan kedua (lantai 2).

5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus
dibuat sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan
menumpu pada beton lama.

CV. Maulana Consultant Page 53


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih


dari 3 hari harus dilakukan dengan Bonding Agent dan hal ini harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi.

7. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus


dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

Pasal 22 : Plat Lantai Beton Dan Finishing Permukaan Beton

1. Hasil pekerjaan Plat Lantai Beton bagian atas harus benar-benar


elevasi dan hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

2. Pada posisi-posisi selasar permukaan Plat Lantai Beton harus


dimiringkan sebesar 1 % dari lebar terkecil selasar.

3. Permukaan samping Plat Lantai Beton harus benar-benar rata dan


hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

4. Permukaan atas Plat Lantai Beton harus diperhalus/finishing dengan


alat Trowel sebelum mortal beton hasil pengecoran mengeras.

5. Permukaan samping Plat lantai Beton yang tidak rata harus


diperhalus/finishing dengan pekerjaan acian beton.

6. Permukaan-permukaan komponen beton lain yang rusak akibat


pembongkaran bekisting juga harus diperbaiki dengan pekerjaan
acian beton.

Pasal 23 : Bongkaran Konstruksi Beton Bertulang Lama

1. Pembongkaran konstruksi beton lama tidak boleh menggangu atau


merusak konstruksi beton lain yang berhubungan atau bersambung
secara monolit dengannya.

2. Kontraktor Pelaksana harus memastikan secara teknis bahwa


pekerjaan pembongkaran yang dilakukan tidak akan merusak dan
menyebabkan kegagalan struktur secara keseluruhan.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kegagalan


struktur konstruksi secara sebagian atau secara keseluruhan yang
diakibatkan pembongkaran konstruksi beton lama.

4. Pekerjaan pembongkaran konstruksi beton lama tidak boleh


dilakukan bersamaan dengan pekerjaan konstruksi lain.

5. Pembongkaran beton lama tidak boleh dilakukan langsung didaerah


sekitar joint antara balok dan kolom tetapi harus dimulai didaerah
tengah-tengah bentang konstruksi.

6. Hasil pembongkaran tidak boleh menghilangkan penjangkaran-


penjangkaran tulangan balok dan kolom.

CV. Maulana Consultant Page 54


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

7. Penggunaan perancah kerja pembongkaran sebagai perkuatan pada


bagian joint dan tumpuan balok dan kolom diharuskan untuk
keamanan pekerjaan pembongkaran.

8. Penggunaan perancah kerja pembongkaran dan peralatan


pembongkaran harus disetujui oleh Konsultan Supervisi baik dari segi
material dan struktur konstruksinya.

9. Penggunaan zat-zat kimia untuk tujuan memperlemah struktur yang


akan dibongkar harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

10. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus merapikan cacat-


cacat pada permukaan beton yang diakibatkan oleh pekerjaan
pembongkaran.

Pasal 24 : Perbaikan Dan Perkuatan Konstruksi Beton Lama

1. Perbaikan kerusakan dan perkuatan konstruksi beton lama harus


menngunakan teknologi dan cara perbaikan yang sudah lazim dan
sering dilakukan pada konstruksi beton dan harus disetujui oleh
Konsultan Perencana.

2. Perbaikan kerusakan dan perkuatan konstruksi beton harus


menggunakan produk-produk, zat-zat additive dan cara perbaikan
yang dikeluarkan oleh SIKA atau produk perusahaan Kimia
Konstruksi lain yang setara denganya.

3. Pelaksanaan perbaikan kerusakan dan perkuatan konstruksi yang


menggunkanan zat additive harus dilaksanakan oleh Perusahaan
atau Jasa Konstruksi yang mempunyai lisensi dari Perusahaan Kimia
Konstruksi SIKA atau Perusahaan Kimia Konstruksi lain yang setara
denganya.

4. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh akan hasil


pekerjaan perbaikan dan perkuatan konstruksi beton yang
dilaksanakan oleh Perusahaan atau Jasa Konstruksi lain yang
dipergunakannya dalam penyelesaian pekerjaan perbaikan dan
perkuatan konstruksi beton.

5. Kontraktor Pelaksana dan Jasa Konstruksi yang melaksanakan


perbaikan beton harus memberikan jaminan teknis dan garansi
bahwa hasil pekerjaan tersebut dapat mengembalikan kekuatan
konstruksi seperti semula atau mnimal 95% dari kekuatan awalnya
sebelum mengalami kerusakan.

Pasal 25 : Lain - Lain

1. Persyaratan pekerjaan beton dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 25


berlaku untuk semua item pekerjaan beton yang ada dalam Proyek
ini.

CV. Maulana Consultant Page 55


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Hal-hal yang belum ditentukan dan diperlukan penjelasannya dalam


proses pelaksanaan pekerjaan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana bersama dengan Konsultan Supervisi dalam proses
pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan Owner.

3. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut menjadi satu ketentuan


yang mengikat dan wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 56


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB IX PEKERJAAN LANTAI

Pasal 1 : Pasir Alas Bawah Lantai.

1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam


ruangan harus sudah selesai 100%.

2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir alas setebal


minimal 15 cm kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

3. Pasir alas yang dipakai harus benar-benar mempunyai susunan


butiran yang seragam.

4. Lapisan pasir alas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan


yang diinginkan dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain.
Tidak dibenarkan melakukan pemadatan secara manual.

5. Hasil pekerjaan lapisan pasir alas harus benar-benar rata dan elevasi
hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 2 : Pasir Pasang / Pasir Halus

1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus


dan tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak
digunakan.

2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang dipakai untuk keperluan


Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik,
dan Plasteran Dinding.

3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari


berat kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur
lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.

4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan


keras.

5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari

6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.

Pasal 2 : Beton Cor Bawah Lantai

1. Beton cor bawah lantai Keramik/ dibuat dari campuran beton mutu K-
125 dengan ketebalan minimal 7 cm atau sesuai dengan Gambar
Bestek.

CV. Maulana Consultant Page 57


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar elevasi


dan hal ini harus dibuktikan dengan pekjerjaan Waterpassing.

3. Hasil pekerjaan pengecoran beton bawah lantai harus disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Lantai Granit Toilet Dan Kamar Mandi

1. Lantai Toilet dan Kamar Mandi dipakai granit ukuran 60 x 60 cm


dengan permukaan kasar /unpolished dari Merk Roman atau merk
lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas.

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif,


ukuran dan Brosur granit untuk minimal dua merk yang berbeda
kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.

3. Granit lantai Toilet dan Kamar Mandi dipasang langsung diatas beton
cor bawah lantai dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps
setebal minimal 2,5 cm.

4. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

5. Pemasangan granit harus mengikuti Gambar Pola Lantai yang ada


dalam Gambar Bestek.

6. Warna Granit Toilet dan Kamar Mandi dapat diganti oleh Konsultan
Perencana dalam tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang
telah ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit
didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.

7. Warna granit lantai Toilet dan Kamar Mandi harus seragam untuk
setiap jenis warna yang sama.

8. Granit lantai harus mempunyai tebal minimal 5 mm.

9. Bentuk dan dimensi granit lantai Toilet dan Kamar Mandi harus
benar-benar siku dan standar untuk semua ukuran yang sama.

10. Potongan-potongan granit yang terpaksa dilakukan karena mengikuti


pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang
memerlukan potongan. Potongan-potongan tersebut harus sama
dengan dimensi pada gambar pola lantai.

11. Celah-celah/Nat yang terbentuk antar granit akibat pemasangan


granit dan sebagai tempat isian perekat antar granit dalam bidang
tebalnya adalah maksimal 3 mm.

12. Pemasangan lantai granit harus memperhatikan elevasi lantai antar


ruang dan harus mengikuti elevasi lantai pada Gambar Bestek.

13. Elevasi hasil pemasangan granit lantai Toilet dan Kamar Mandi harus
lebih rendah dari lantai ruang lain kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek.

CV. Maulana Consultant Page 58


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

14. Hasil pemasangan granit lantai harus benar-benar rata, tidak


bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik
hasil pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan
waterpassing.

Pasal 4 : Granit Lantai Ruangan

1. Granit lantai ruangan adalah ukuran 60 x 60 cm untuk lantai


Basement dengan permukaan motif polished dari Merk Roman atau
merk lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas.

2. Granit lantai ruangan adalah ukuran 60 x 60 cm untuk lantai 1 s/d


lantai 3 dengan permukaan motif Unpolished sesuai dengan gambar
bestek, Granit dari Merk Roman atau merk lain yang setara
dengannya dari segi harga dan kualitas.

3. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif,


ukuran dan Brosur Granit untuk minimal dua merk yang berbeda
kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.

4. Granit lantai dipasang langsung diatas beton cor bawah lantai


dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.

5. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

6. Pemasangan Granit Lantai harus mengikuti Gambar Pola Lantai yang


ada dalam Gambar Bestek.

7. Warna Granit lantai dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam


tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan
dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit didapatkan dan tidak
dikeluarkan lagi oleh pabrik.

8. Warna Granit lantai harus seragam untuk setiap jenis warna yang
sama.

9. Granit lantai harus mempunyai tebal minimal 5 mm.

10. Bentuk dan dimensi Granit lantai


harus benar-benar siku dan standar untuk semua ukuran yang sama.

11. Potongan-potongan Granit yang


terpasak dilakukan karena mengikuti pola lantai harus sama
dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan potongan.
Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada
gambar pola lantai.

12. Celah-celah/Nat yang terbentuk


antar Granit akibat pemasangan granit dan sebagai tempat isian
perekat antar granit dalam bidang tebalnya adalah maksimal 3 mm.

CV. Maulana Consultant Page 59


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

13. Pemasangan lantai Granit harus


memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus mengikuti
elevasi lantai pada Gambar Bestek.
14. Hasil pemasangan Granit lantai
harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung
keatas. Elevasi lantai Granit hasil pemasangan harus diperiksa
kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.

Pasal 5 : Lantai Bordes, Injakan dan Tanjakan Tangga

1. Lantai Bordes, Injakan dan Tanjakan Tangga menggunakan Granit


ukuran 60 x 60 cm dengan permukaan motif polished/halus dari Merk
Roman atau merk lain yang setara dengannya dari segi harga dan
kualitas.

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif,


ukuran dan Brosur Granit untuk minimal dua merk yang berbeda
kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.

3. Granit lantai dipasang langsung diatas beton cor bawah lantai


dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.

4. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

5. Pemasangan Granit Lantai harus mengikuti Gambar Pola Lantai


tangga yang ada dalam Gambar Bestek.

6. Warna Granit lantai dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam


tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan
dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit didapatkan dan tidak
dikeluarkan lagi oleh pabrik.

7. Bentuk dan dimensi Granit lantai harus benar-benar siku dan standar
untuk semua ukuran yang sama.

8. Potongan-potongan Granit yang terpasak dilakukan karena mengikuti


pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang
memerlukan potongan. Potongan-potongan tersebut harus sama
dengan dimensi pada gambar pola lantai.

9. Celah-celah/Nat yang terbentuk antar Granit akibat pemasangan


granit dan sebagai tempat isian perekat antar granit dalam bidang
tebalnya adalah maksimal 3 mm.

10. Hasil pemasangan Granit lantai


harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung
keatas. Elevasi lantai Granit hasil pemasangan harus diperiksa
kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.

Pasal 6 : Meja Wastafel

CV. Maulana Consultant Page 60


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

1. Lantai meja Wastafel dipakai granit ukuran 60 x 60 cm dengan


permukaan halus /polished dari Merk Roman atau merk lain yang
setara dengannya dari segi harga dan kualitas.

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif,


ukuran dan Brosur granit untuk minimal dua merk yang berbeda
kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.

3. Granit pada meja wastafel dipasang diatas beton cor dengan


memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.

4. Pemasangan granit harus mengikuti Gambar Pola dinding yang ada


dalam Gambar Bestek.

5. Warna Granit meja wastafel dapat diganti oleh Konsultan Perencana


dalam tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang telah
ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit
didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.

6. Hasil pemasangan granit meja wastafel harus benar-benar rata, tidak


bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi granit hasil
pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan
waterpassing.

CV. Maulana Consultant Page 61


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

Pasal 1 : Batu Bata

1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai
Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku.

2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 5 cm, panjang


20 cm, dan tebal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan
Bangunan.

3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik
batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur
ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.

4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan


permukaanya benar-benar rata untuk semua sisinya.

5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2.

6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena


mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu
harus disetujui oleh Konsultan supervise.

7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk


kualitas.

Pasal 2 : Pasir Pasang / Pasir Halus

1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus


dan tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak
digunakan.

2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan


Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik,
dan Plasteran Dinding.

2. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari


berat kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur
lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.

3. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan


keras.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari

5. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.

CV. Maulana Consultant Page 62


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 3 : Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 3 Ps

1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 3 Ps dikerjakan hanya


pada dinding-dinding yang langsung berhubungan dengan air seperti
dinding Toilet dan Kamar Mandi serta bak air.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 3 Ps


dengan ketebalan maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.

3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum


dipasang.

5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.

6. Untuk dinding selain kamar mandi dan tempat whuduk tinggi


pasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps minimal 40
cm.

6. Untuk dinding kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu
bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps minimal 180 cm.

7. Pasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps harus


kedap air (trasram).

8. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.

9. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-


benang untuk ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.

10. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps


harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada


semua dinding kecuali dinding-dinding yang langsung berhubungan
dengan air.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps


dengan ketebalan maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.

3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

5. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum


dipasang.

5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.

CV. Maulana Consultant Page 63


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.

7. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-


benang untuk ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.

8. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps


harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 5 : Plesteran Campuran 1 Pc : 3 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil


pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 3 Ps .

3. Pasir yang dipakai adalah pasir Pasang/Pasir Halus.

4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.

5. Plesteran campuran 1 Pc : 3 Ps dilakukan pada pasangan dinding


bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps.

6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua


bidang dinding yang diplester.

7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara


plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata.

8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya


sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan
bekas.

10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pasal 6 : Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil


pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps .

3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.

5. Plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding


bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.

CV. Maulana Consultant Page 64


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua


bidang dinding yang diplester.

7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara


plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata.

8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

8. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya


sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan
bekas.

9. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Dinding Granit Toilet Dan Kamar Mandi

1. Dinding Toilet dan Kamar Mandi dipakai granit ukuran 60 x 60 cm


dengan permukaan kasar /unpolished dari Merk Roman atau merk
lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas.

2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif,


ukuran dan Brosur granit untuk minimal dua merk yang berbeda
kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.

3. Granit pada dinding Toilet dan Kamar Mandi langsung pada dinding
pasangan bata atau tembok yang belum diplaster atau dihaluskan
permukaannya dengan perekat spesi beton 1 Pc : 2 Ps setebal
minimal 1 cm.

4. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.

5. Pemasangan granit harus mengikuti Gambar Pola dinding yang ada


dalam Gambar Bestek.

6. Warna Granit Dinding Toilet dan Kamar Mandi dapat diganti oleh
Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan dengan alasan
warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of
Quantity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.

7. Warna granit Dinding Toilet dan Kamar Mandi harus seragam untuk
setiap jenis warna yang sama.

8. Granit dinding harus mempunyai tebal minimal 5 mm.

9. Bentuk dan dimensi granit dinding Toilet dan Kamar Mandi harus
benar-benar siku dan standar untuk semua ukuran yang sama.

10. Potongan-potongan granit yang terpaksa dilakukan karena mengikuti


pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang dinding yang
memerlukan potongan.

CV. Maulana Consultant Page 65


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

11. Celah-celah/Nat yang terbentuk antar granit akibat pemasangan


granit dan sebagai tempat isian perekat antar granit dalam bidang
tebalnya adalah maksimal 3 mm.

12. Hasil pemasangan granit dinding harus benar-benar rata, tidak


bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi granit hasil
pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan
waterpassing.

Pasal 8 : Dinding Partisi Board

1. Untuk partisi antar ruang belajar dalam dipakai Kenari Partisi KP 320
– PP..

2. Material partisi dinding antar ruang belajar adalah material buatan


pabrik, mempunyai merk dagang harus dicantumkan ukuran/dimensi
serta ketebalan lapisan.

3. Material Kenari Partisi yang didatangkan kelapangan harus dalam


keadaan baik, tidak cacat, tidak melengkung dan tidak rusak
permukaannya.

4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh material Kenari


Partisi dan Brosur kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.

5. Alat sambung/perekat yang dipakai untuk merekatkan lembaran


Kenari Partisi ke rangka dinding haruslah alat sambung yang
dianjurkan pabrik serta tidak mudah berkarat atau tergalvanisasi.

7. Teknik dan cara pemasangan Kenari Partisi harus mengikuti


petunjuk-petunjuk pemasangan yang dikeluarkan pabrik.

8. Hasil pemasangan Kenari Partisi harus benar-benar rata


permukaannya dan tidak bergelombang.

9. Pemasangan Kenari Partisi harus sesuai dengan Pola Pemasangan


seperti yang dianjurkan dalam Gambar Bestek.

10. Perubahan-perubahan pada pola pemasangan seperti dalam Gambar


bestek harus dengan persetujuan Konsultan Perencana.

CV. Maulana Consultant Page 66


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XI PEKERJAAN KUZEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

Pasal 1 : Referensi

1. Seluruh pekerjaan menggunakan Kuzen, Pintu, Jendela dan Ventilasi


UPVC sesuai denga Gambar Bestek dan Bill Of Quantity.

2. Konstruksi terbuat dari bahan U-PVC sehingga daya tahannya dan


tidak berpengaruh terhadap cuaca yang ekstrim, kedap akan suara
bising, daya kuat atau kokoh materialnya, bebas rayap tidak mudah
bocor karena di lapisi dengan karet yang bagus, lebih hemat karena
perawatan yang mudah, serta lebih aman karena memiliki multi lock
system, serta desain yang bervariatif.

3. Kunci dan pegantung pintu, jendela dan ventilasi pada pemasangan


Pintu, Jendela dan Ventilasi UPVC termasuk dalam item pekerjaan
Kuzen, Pintu, Jendela dan Ventilasi UPVC.

Pasal 2 : Persyaratan Material

1. Peraturan yang dipedomani adalah standard pabrik dan peraturan


umum yang berlaku

2. Bahan-bahan tersebut diatas dipesan pada tempat penjualan khusus


Kuzen, Pintu, Jendela dan Ventilasi UPVC dengan bentuk sesuai
gambar.

3. Kosen UPVC dipasang pada pasangan batu bata dengan


menggunakan Mor/Fiser

4. Kuzen, Pintu, Jendela dan Ventilasi UPVC semua yang dirakit


sedemikian rupa sesuai gambar rencana dan tata letak dengan
ukuran disesuaikan pada posisi yang akan di pasangi.

5. Ukuran Kuzen, Pintu, Jendela dan Ventilasi UPVC adalah sesuai


gambar bestek dan tata letaknya.

Pasal 3 : Cara Pemasangan

1. Tentukan posisi letak kusen, misalnya pasang di As dinding atau 2


cm dari tepi luar dinding. Lepaskan penjepit kaca dengan alat pahat
kayu 2 cm dan lepas kacanya dari kusen untuk jendela
mati,sedangkan untuk jendela hidup jungkit atau swing lepas daun
dari kusennya dengan cara melepas screw pada engsel kupu-kupu
atau casement yangmenempel ke kusen dengan mesin bor.

2. Tegakkan posisi kusen dan timbang dengan memperhatikan celah


untuk sealep atau celah samping kanan dan kiri harus sama. Khusus
kusen untuk jendela maupun pintu sliding, posisi kusen yang ada
aluminium trck (rel sliding) dipasang di bawah dan untuk kusen pintu
ditanam di lantai (lakukan pembobokan lantai sebelum

CV. Maulana Consultant Page 67


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

memasangkusen sesuai dengan lebar kusen sebasar 6 cm dengan


kedalama 5 cm.

3. Lakukan pengeboran dinding pada lubang yang tersedia pada


kusen.

4. Masukkan screw fisher dengan mesin bor , perhatikan keelotan sisi


dalam tepi kusen.

5. Tutup lubang screw fisher pada kusen dengan pu Wei (penutup


lubang)

6. Cara memasang daun pintu/jendela jungkit atau swing yaitu dengan


menscrew kembali engsel atau casement pada daun sesuai lubang
screw yang sebelunnya terpasang pada kusen.

7. Cara memasang daun sliding yaitu dengan memasukkan sisi atas


daun (tidak ada roda) ke kusen atas terlebih dahulu kemudian
tegakkan dengan sisi bawah daun yang ada rodanya ke sisi bawah
kusen. Posisi daun sliding masuk ke kusen +1cm di pertemuan
antara daun dengan kusen dan pertemuan antar daun harus dalam
satu garis lurus vertikal.

8. Memasang aksesoris : aksesoris yang dipasang dilapangan yaitu


memasang handle pintu/ jendela sesuai dengan lubang transmisi
handlenya yaitu dengan menscrew ke lubang yang telah tersedia.

9. Khusus untuk handle pintu yang tipe multi point lock, jika akan
mengunci pintu, handle pintu harus diangkat keatas ketika sedang
memutar kuncinya.

10. Finishing : pelepasan stiker profil, pembersihan bekas lem stiker.


Dilakukan dengan cara memberrika krim atau minyak pembersih
seperti compound, thinner dan sejenisnya, kemudian digosok
dengan lap bersih.

11. Pemasangan kosen, pintu harus baik tegak lurus, siku-siku diambil
ukuran atas dan bawah sama, setelah dipasang pintu/jendela harus
dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

12. Semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba.

13. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan


memukul sekrup, cara. pengokohan hanya diputar sampai ujung.
Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan
diganti.

14. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah,
sedangkan engsel ketiga dipasang di tengah-tengah.

15. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu dipasang setinggi 90 cm dari lantal atau sesuai gambar.

CV. Maulana Consultant Page 68


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XII PEKERJAAN PLAFOND

Pasal 1 : Material Plafond

1. Material plafond adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik


dan harus mempunyai Merk Dagang.

1. Plafond PVC adalah jenis plafond yang terbuat dari bahan PVC atau
Polivynil chlorida.

2. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui


oleh Konsultan Supervisi.

3. Material plafond yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam


keadaan cacat dan rusak. Material yang dinyatakan cacat/rusak oleh
Konsultan Supervisi dalam waktu 24 jam harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

Pasal 2 : Bahan dan Peralatan

1. Peralatan yang diperlukan cukup sederhana antara lain cutter, impact


drill (bor) ukuran 10 mm, mata bor untuk sekrup, angel grinder, siku,
meteran ukur, palu, kabel daya dan stop kontak..

2. Secara umum bahan yang diperlukan antara lain rangka plafon, plafon
PVC , paku (jika menggunakan rangka kayu), paku beton, sekrup (jika
menggunakan rangka hollow) dan lainnya.

3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk


disetujui oleh Konsultan Supervisi

Pasal 3 : Pengantung Rangka Plafond

1. Penggantung rangka plafond adalah dari rangka Furring dengan


ketebalan minimum 0.35 mm.

2. Pengantung rangka plafond adalah dari rangka furring juga.

3. Pegantung rangka plafond dijangkarkan lansung pada rangka plafond


dengan tumpuan pegantung adalah balok-balok bint kuda-kudadan Plat
Lantai. Alat sambung adalah paku skrup.

4. Pegantung rangka plafond dijangkarkan lansung pada plat lantai


dengan perkuatan paku ramset.

5. Setiap 1 m2 luas rangka plafond harus terdapat minimal 4 buah


pengantung plafond atau dalam setiap 1 m’ panjang balok bint kuda-
kuda harus ditempatkan minimal 2 pengantung plafond.

CV. Maulana Consultant Page 69


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Pengantung plafond harus menjamin kebenaran akan elevasi/kedataran


permukaan rangka plafond.

Pasal 4 : Pemasangan Plafond

1. Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan


shunda plafon. Peralatan yang diperlukan cukup sederhana antara lain
cutter, impact drill (bor) ukuran 10 mm, mata bor untuk sekrup, angel
grinder, siku, meteran ukur, palu, kabel daya dan stop kontak.

2. Menyiapkan bahan. Secara umum bahan yang diperlukan antara lain


rangka plafon (bisa menggunakan kayu atau besi hollow), shunda
plafon, paku (jika menggunakan rangka kayu), paku beton, sekrup (jika
menggunakan rangka hollow) dan lainnya.

3. Ukur rencana tinggi plafon. Sebaiknya tidak melebihi ring balok.


Gunakan selang air untuk mengatur ketinggian agar sama tinggi
(waterpas).

4. Pasang rangka hollow atau rangka kayu, sesuaikan dengan ukuran


ruangan. Jika ruangan kecil, sebaiknya rangka tidak bertingkat. Namun
jika ruangan cukup besar dan tinggi lebih dari 3 meter, maka rangka
plafon boleh bertingkat.

5. Pasang lis telebih dahulu pada salah satu dinding. Gunakan gerinda
atau gergaji untuk memotong bagian sudut lis.

6. Pasang lis menggunakan sekrup dan bor, dengan jarak 50 cm.

7. Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong,


gunakan cutter untuk memotongnya dan gunakan siku agar hasil
potongan bersudut 90 derajat.

8. Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir. Teknis


pemasangannya hampir sama dengan cara memasang lantai parkit
kayu.

9. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis dan finishing, yaitu


melakukan pemeriksaan dan perapian pada setiap bagian plafon yang
masih terlihat belum rapi.

10. Pemasangan Plafond baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangka


plafond sudah mencapai 100 %.

11. Pemasangan Plafond PVC dilakukan dengan cara knockdown


sehingga memudahkan untuk bongkar pasang dan dapat didesain
sesuai dengan keinginan.

12. Pemasangan plafon sesuai urutan. Cara pemasangan harus mengikuti


denah plafond yang ada dalam Gambar Bestek.

13. Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang


rata dan tidak melendut.

CV. Maulana Consultant Page 70


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

14. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan
pekerjaan instalasi listrik dan instalsi AC sehingga plafond yang telah
dipasang tidak dibongkar kembali.

15. Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik dan Instalasi AC,


setelah pekerjaan pemasangan plafond selesai kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 71


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XIII PEKERJAAN ATAP

Pasal 1 : Referensi

1. Kecuali dinyatakan lain dalam syarat - syarat teknis ini, maka seluruh
persyaratan
pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan - ketentuan yang
tercantum dalam
standart dan peraturan dibawah ini :
1. PUBI - 1982
2. JIS
3. AISC
4. AWS, ASTM, SSPC, dll.
5. PPBBI - 1983 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia)
6. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (NI - 18) 1981.
7. Syarat dan petunjuk dari pabrik/produsen pembuat.
8. Persyaratan Teknis.

Pasal 2 : Persyaratan Material

1. Rangka atap yang dipergunakan memakai rangka baja dengan


spesifikasi sebagai berikut :
a. Material rangka utama berupa baja dengan mutu fy 400 MPa
b. Sambungan atau pembautan menggunakan baja dengan mutu
minimal sama dengan mutu rangka utama

2. Struktur atap dengan bahan baja harus diuji kelayakannya di


laboratorium instansi pemerintah. Biaya untuk pengujian bahan tersebut
ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.

3. Gambar kerja
a. Gambar kerja (shop drawing) sebanyak 3 (tiga) set harus diserahkan
kepada Konsultan Supervisi dan harus secara jelas menunjukan :
 Dimensi, layout dalam satuam metrik (mm)
 Type dan lokasi sambungan
 Daftar baut, las secara terinci
 Dimensi bagian - bagian konstruksi, detail, bentuk konstruksi dan
berat unit dan berat keseluruhan.
 Metoda atau cara pemasangannya
 Hal - hal lain yang dianggap penting
b. Walaupun semua gambar telah disetujui oleh Konsultan Supervisi,
hal ini tidak berarti bahwa tanggung jawab Pemborong menjadi
berkurang apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian dengan
keadaan lapangan atau gambar rencana. Tanggung jawab atas
ketepatan ukuran - ukuran selama fabrikasi dan erection tetap berada
pada Pemborong.
c. Pengukuran dalam skala gambar rencana tidak diperkenankan.

CV. Maulana Consultant Page 72


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 3 : Pekerjaan Pemotongan, penyambungan dan pemasangan

1. Pemotongan Profil Baja, Pemotongan material baja harus


menggunakan mesin potong atau dengan las potong yang cukup
memadai. Ujung dari potongan harus digerinda halus, sehingga
mendapatkan permukaan yang rata.

2. Pembuatan Lubang - lubang atau penyambungan atau Baut Angker.


a. Sebelum pekerja las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa
bidang – bidang yang akan disambung dengan sambungan las
tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
b. Bagian - bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar,
dan bila ada yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus
dimulai dari bawah kemudian kearah atas.
c. Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan
bahwa sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk
itu sebaiknya dipakai batang – batang penyambungan pada
bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat
dilaksanakan dengan penuh.
d. Sebelum pekerjaan las dimulai, Kontraktor wajib menyerahkan
prosedur kerja cara - cara pengelasan yang akan dikerjakan
dilapangan. Usulan ini harus diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi sebelum pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.
e. Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan
batang las harus dari bahan yang sama campurannya dengan
bahan yang akan dilas.
f. Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga - tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan tinggi. Pemborong wajib
menyerahkan sertifikat keahlian dari masing – masing tukang
lasnya sesuai dengan peraturan.
g. Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat – tempat yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat -
syarat ini. Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah
ukuran - ukuran efektif.
h. Setelah pengelasan selesai, maka sisa - sisa kerak las harus
dibersihkandengan baik.

Pasal 4 : Pengecatan rangka

1. Pengecatan seluruh pekerjaan sesuai dengan NI 3 dan NI 4 atau


sesuai dengan spesifikasi dan anjuran dari pabrik.

2. Cat merupakan produksi dari pabrik terkenal dan bermutu baik.

3. Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng yang masih
disegel, tidak pecah dan bocor serta mendapat persetujuan konsultan
Supervisi. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan sikat baja
untuk menghilangkan karat, sisa - sisa serpihan las sebelum dimulai
pengecatan.

CV. Maulana Consultant Page 73


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 5 : Penutup Atap

1. Material Penutup Atap adalah berupa atap Seng Spandek Zinc


Aluminium tanpa sambung 0,4 dan rabung seng spandek.

2. Material Penutup Atap terbuat dari baja berkekuatan tinggi Zinc


Aluminium (High Tensile Steel) yang dilapisi Aluminium 55%,
sehingga sangat tahan karat, mudah ditekuk, dan sangat kuat..

3. Memiliki ukuran yang panjang serta sistem tumpangan sisi kedap air,
dapat dipakai untuk atap dengan sudut kemiringan s/d 2.50 untuk
bentang atap max. 15 m.

4. Kontraktor Pelaksana harus memberikan contoh material untuk


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

5. Peletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang berlawanan


dengan arah angin dalam arti kata gelombang yang mempunyai kaki
atap harus dipasang berlawanan arah angin, baru ditimpa dengan
tepi gelombang yang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh
lembaran-lembaran berikutnya.

6. Apabila dalam 1 (satu) hari span terdapat 2 (dua) lembar atap atau
lebih tata peletakan/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai
dari pemasangan pada lajur bawah sehingga selesai baru dilanjutkan
ke lajur atas.

7. Pelubangan atap untuk penguncian hexagon Head (self Drilling


Crew) atau paku ulir, harus dibor dengan bor listrik atau bor tangan
dan tidak diperkenankan menggunakan drip atau sejenisnya.

8. Pemasangan Hexagon Head (self Drilling Crew) atau paku ulir pada
atap harus selalu pada puncak gelombangnya untuk dikunci/dipaku
hingga puncak gelembung tersebut tidak dapat bergerak dan tidak
peot.

9. Sewaktu pemasangan atap, dianjurkan agar tukang yang sedang


bekerja harus beralaskan papan yang dibuat seperti tangga,
diletakkan diatas gording untuk menghindari atap diinjak langsung
yang dapat mengakibatkan atap tersebut peot-peot/rusak.

CV. Maulana Consultant Page 74


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XIV PEKERJAAN CAT

Pasal 1 : Referensi

1. Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard


sebagai berikut :
a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. NI-4

Pasal 2 : Persyaratan Material

1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari
kualitas terbaik.

2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk
dagang, spesifikasi, dan aturan pakai.

3. Cat yang dipakai adalah dari Merk Joton Standar ICI atau merk lain
yang setara dengannya dengan standar yang sama.

4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat


minimal dari dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan
Perencana.

5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi
bangunan kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan
Owner dalam masa pelaksanaan atau dalam Gambar Bestek adalah
seperti dalam tabel berikut ini :

6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.

7. Jika terjadi perbedaan antara pemakaian warna dan spesifikasi cat


yang ada dalam Spesifikasi Teknis (tabel point 5) dengan yang ada
dalam Gambar Bestek maka acuan yang dipakai adalah menurut
keputusan Konsultan Perencana.

8. Perubahan-perubahan warna cat dari seperti yang telah ditentukan


dalam tabel point 5 yang dilakukan oleh Owner harus disertai
keterangan tertulis dan diketahui oleh Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.

9. Perubahan-perubahan warna cat yang tidak disertai keterangan


tertulis adalah kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya
sendiri Kontraktor Pelaksana harus mengantinya dengan warna cat
seperti yang telah ditentukan dalam tabel point 5, termasuk biaya
yang harus dikeluarkan untuk pengelupasan dan pembersihan
apabila pekerjaan pengecatan telah terlanjur selesai dikerjakan.

CV. Maulana Consultant Page 75


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

10. Pengecatan seluruh pekerjaan sesuai dengan NI 3 dan NI 4 atau


sesuai dengan spesifikasi dan anjuran dari pabrik.

11. Cat merupakan produksi dari pabrik terkenal dan bermutu baik.

12. Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng yang masih
disegel, tidak pecah dan bocor serta mendapat persetujuan konsultan
Supervisi. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan sikat baja
untuk menghilangkan karat, sisa - sisa serpihan las sebelum dimulai
pengecatan.

Pasal 3 : Pelaksanaan

1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit
dan lantai telah selesai dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui
oleh Manager Konstruksi
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena
masih basah dan lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.

Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik


pembuat cat tersebut.

2. Pekerjaan Pengecatan
 Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
 Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang
biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian
dengan lap sampai benar-benar bersih.
 Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
 Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan
rembesan air harus diberi lapisan wall sealer
 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
 Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
 Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan
diamplas halus setelah kering

 Pengecatan logam dan baja


 Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan
white spirit atau solvent
 Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360
sebelum diprimer

CV. Maulana Consultant Page 76


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

 Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer Chromate A540 -49020


produksi Vinilex atau setaraf
 Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu
dan kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan cat dasar A543
-101 produksi Vinilex atau setaraf
 Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan
cat akhir A 365 produksl Vinilex atau setaraf
 Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau
beton tidak diijinkan untuk dimeni.

 Pengecatan kayu
 Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran
diberi dasar meni
 Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian
diplamur bila. terdapat retak, celah atau lobang. Kemudian
permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
 Permukaan kayu yang kecII harus diberi 2 lapisan plamur yang
tIpIs
 Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan
semprot untuk bidang luas
 Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya

CV. Maulana Consultant Page 77


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XV PEKERJAAN LISTRIK

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 : Umum

1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila


ada klausul lain dari persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul yang ada atau
menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu


kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau
bagia pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor Pelaksana harus tetap melaksanakannya sesuai dengan
standard teknis yang berlaku.

Pasal 2 : Gambar-Gambar

1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan


semua accessories dan fixture secara terpirinci. Semua baguian
diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana sehingga
sistem dapat bekerja dengan baik.

2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan instalalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan denan
memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur dan
struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk Kontraktor
Pelaksana dan detail ”finishing” dari proyek.

3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan


gambar-gambar kerja dan detail (Shop drawing) yang harus diajukan
kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap
shop drawing yang diajukan Kontraktor Pelaksana untuk disetujui
Konsultan Supervisi dianggap bahwa Kontraktor Pelaksana telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat


dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap
gambar (kalkir) dan lima set lengkap blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings
harus diserahkan kepada Konsulatan Supervisi segera setelah
pekerjaan selesai 100 %.

CV. Maulana Consultant Page 78


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 3 : Koordinasi

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan


pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Kontraktor Pelaksana
bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan


yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

Pasal 4 : Daftar Bahan Dan Contoh

1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor
Pelaksana menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali
apabila ditunjuk lain oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnyatercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsulatan
Supervisi . Persetujuan oleh Konsultan Supervisi akan diberikan atas
dasar di atas.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang


akan dipasang kepada Konsultan Supervisi . Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana .

3. Bahan-bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud


di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan barn.
Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dibidangnya masing-masing.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas


segala ukuran/ kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.
Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor Pelaksana , harus segera
menghubungi Konsultan Supervisi untuk berkonsultasi.

5. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang


sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Supervisi ,
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana . Untuk itu pemeliharaan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Konsulian Supervisi .

Pasal 5 : Commision Dan Testing

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua


testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
persyaratan yang berlaku.

CV. Maulana Consultant Page 79


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam


kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga
harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana .

Pasal 6 : Peralatan yang disebut Dengan Merk Dan Penggantinya

1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain


yang disebut dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan
ini, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas.

2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-


ketentuan dari Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Perlindungan Pemilik

1. Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh


Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun
tuntutan yuridis lainnya.

Pasal 8 : Contoh

1. Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari


bahan-bahan/material yang akan dipasang disini untuk dimintakan
persetujuan Konsultan Supervisi . Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 9 : Pengetesan

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pengetesan seperti


yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari
segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Supervisi. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut, merupakan tanggungjawab Kontraktor Pelaksana .

Pasal 10 : Pengetesan

1. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini


sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan
pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika
sudah ditest dan temyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan
berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 80


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 11 : Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan

1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun


terhitung dari penyerahan kedua.

2. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini


diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada
instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.

3. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan


instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan
yang dapat dihubungi setiap saat.

4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah


dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi,
dengan pemyataan baik yang ditandata- ngani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan
Supervisi lapangan serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah
disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.

5. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan


instalasi tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran
atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi,
maka Konsultan Supervisi lapangan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari
Kontraktor Pelaksana yang melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut.

6. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor Pelaksana


harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode
tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan
yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

7. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap


dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair manual books,
sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan dan
melaksanakan pemeliharaan.

Pasal 12 : Laporan

b. Laporan Harian

Kontraktor Pelaksana wajib membuat "Laporan Harian" dan


"Laporan Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:

1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan Supervisi yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja

CV. Maulana Consultant Page 81


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana


laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas
pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Konsultan Supervisi untuk diketahui/disetujui.

c. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi


dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian


tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus


disaksikan oleh Konsultan Supervisi pekerjaan ini.

Pasal 13 : Penanggung Jawab Pelaksana

1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor


Pelaksana harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari
Kontraktor Pelaksana dan mempunyai kemampuan memberikan
keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi-instmksi dari Konsultan Supervisi.

2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan


selama jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan,
atau pada pada saat yang dikehendaki ohh Konsultan Supervisi
petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus
disampaikan langsung kepada pihak Pembomg melalui
penanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 14 : Perubahan , Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan

1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar


rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Supervisi.

2. Dalam merubah gambar rencana lersebut, Kontraktor Pelaksana


harus menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Konsultan
Supervisi pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.

3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain


sebagainya, harus diajukan oleh Kontraktor Pelaksana kepada
Konsultan Supervisi secara tertulis. Perubahan-perubahan

CV. Maulana Consultant Page 82


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan


tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 15 : Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1. Kontraktor Pelaksana tembok, lantai, dinding dan sebagainya


yang dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor Pelaksana instalasi ini.

2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin


tertulis dari Konsultan Supervisi.

3. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstmksi


bangunan hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh
izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

Pasal 16 : Pekerjaan Listrik

1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah


seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat
bekerja dengan sempuma dan aman.

2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat


penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi
pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

Pasal 17 : Pemeriksaan Routines

1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan


pemeliharaan dan pemeriksaan routine.

2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus


dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL

Pasal 1 : Umum

1. Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan,


peralatan dan tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan
selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik
dan benar.

CV. Maulana Consultant Page 83


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 2 : Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :

1. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi


kabel utama dari panel distribusi menuju ke ruang panel
disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk
armature, saklar dan stop kontak.

2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type


dan ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar
rencana.

3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel


tegangan rendah dan panel kapasitor sesuai dengan gambar
rencana.

4. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi:


a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur
lampu dan jenis lampu sesuai gambar rencana.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak
biasa, stop kontak daya dan stop kontak khusus.
c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid
switch dan saklar tukar.
d. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable
tray dan cable trunking.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa
instalasi pelindung kabel serta berbagai accessories
lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction
box, fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel
instalasi penerangan dan stop kontak.

5. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)


a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar
lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan accessories
lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan
tiang, pondasi, armature dan accessories lainnya.
c. Pengadaan dan penerangan lampu facade lengkap
dengan tiang armature dan accessories lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar
lengkap dengan conduit, pelindung kabel dan accessories
lainnya.

6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem


pentanahan lengkap dengan box kontrol, elektroda
pentanahan dan accessories lainnya.

7. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem


penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya.

8. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang


sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti

CV. Maulana Consultant Page 84


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan


accessories lainnya.

Pasal 2 : Koordinasi
1. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana
untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari
peralatan-peralatan, dan sambungan-sambungannya. Kontraktor
Pelaksana harus melengkapi dan memasang selumh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan.
2. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum
tentang posisi dari peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan
lain-lain. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan perubahan-
perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-
kondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan biaya.
3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak
ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan
dipasang.

Pasal 3 : Standar-Standar
Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang
berlaku :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat
Penyambungan Listrik (SPL).
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional
Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard
penerangan buatan.
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan
bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC,
VDE, DIN, NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.

Pasal 4 : Pekerjaan Terkait


Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini
adalah :
a. Penerangan dan stop kontak
b. Sistem Pembumian
c. Daftar merk/produk material

Pasal 5 : Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi


a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di
pasang hal-hal sebagai berikut :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara
detail tentang pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan
serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi
elevasi, pengkabelan serta detail-detail pemasangan

CV. Maulana Consultant Page 85


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

peralatan pada posisinya atau pada mangannya.


3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat
peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran
peralatan (mesin-mesin) berat, cara-cara pemasangan dan
persyaratannya, serta wiring diagram dari peralatan-peralatan
utama.
b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja
pada bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan
oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 6 : Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi


1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan
gambar- gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah
disetujui Konsultan Supervisi, kepada Pemberi tugas sebanyak 3
set yang terdiri dari 1 set transparent dan 2 set cetak bim. Bila
pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender
setelah serah terima pertama.

2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang


berisi petunjuk operasi dan perawatan dari selumh instalasi, dan
peralatan kepada Pemberi tugas paling lambat 30 hari kalender
setelah serah terima pertama.
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik
operator yang ditunjuk Pemberi tugas, sampai yang bersangkutan
terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem
dengan baik.

Pasal 7 : Masa Pemeliharaan Dan Garansi


1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier harus
memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang dipasang
serta mengadakan service / pemeliharaan selama masa yang
ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.
2. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :
a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan
pekerjaan.
b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara
berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas,
sehingga petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan
merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

Pasal 8 : Pendidikan Dan Latihan


1. Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang
operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copy
operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya
atas biaya Kontraktor Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 86


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 9 : Persyaratan Bahan Dan Material


a. Umum
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor
Pelaksana harus baru dan material tersebut harus cocok
untuk dipasang di daerah tropis.
2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik
dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material yang
disebut dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan
menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter dan
kontaktor serta relay protection.
b. Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast, dan
kapasitor.
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box,
dan lain-lain.
d. Kabel.

b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor
Pelaksana wajib mengisi daftar material yang menyebutkan :
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi.

c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik


1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality
performance) dari material atau komponen tertentu terutama
untuk material-material Listrik utama, maka Kontraktor
Pelaksana wajib melakukan didalam penawarannya material
yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material
yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan
oleh Kontraktor Pelaksana, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Owner, Konsultan
Supervisi dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian
merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor
Pelaksana.

d. Daftar Merk/Produk Material


1. Panel TR : EGA, TSA, Simetri, Sier, Guna Era, Altrak.
2. -Kabel TR : Kabel indo, Kabel Metal, Supreme, IKI
Sumindo.
-Kabel TR-FRC : Radox, Kabel Metal Eicuflamex, Pyrotenax,
Sumitomo, Fuji, Nelson, Pirelli.

3. Capasitor Bank : Nokia, Merlin Gerin, ABB, Siemens, AEG,


Lifasa.
4. Komponen Panel Tegangan Rendah :
a. ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, Merlin Gerin, AEG,
itsubishi.
b. Diazed Fuse : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,

CV. Maulana Consultant Page 87


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

MG.
c. Trafo Arus : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,
SEG, MG.
d. Peralatan Meter :
- Volmeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Ampermeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- CosQ-meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Frekwensi Meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Relay-relay pengaman : Telemecanique, Omron,
Siemens, AEG, SEG.
e. Timer switch dilengkapi back-up power battery atau spring
kapasitas min. 72 hours : Legrand, Siemens, Theben.
f. Peralatan Accessories : Ex Eropa, Japan.
g. Surge arrester/Lightning Arrester : OBO Better-man,
Dehn.
5. Komponen Lampu :
a. Tube lamp : Phillips, General Electric (GE), Osram,
National.
b. Lampu Taman : Phillips, General Electric (GE),
Osram, National.
c. Lampu Mercury : Phillips, General Electric (GE),
Osram, National
d. Capacitor : Phillips, Notocon, National,
Siemens, Bosch.
e. Ballast Type Low Loss : Phillips, ATCO (Low Loss).
f. Fitting : Phillips, BJB, Vosloh.
g. Starter : Phillips, BJB, Vosloh.
6. Stop Kontak/Switch : MK,Clipsal, Legrand, ABB, Berker,
National.
7. Saklar : Nasional
8. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal.
9. Armature Lampu TL : Phillips, Artolite, Spectra,
Siemens, Lucolite.
10. Armature Lampu Down Light : Artolite, Lucolite, Siemens,
Spectra.
11. Lampu Exit Battery : Menvier, PNE, Maxspid.
12. Lampu Emergency + Battery : Menvier, PNE, Maxspid.
13. Rak Kabel : Nobi, Dhemar, Three stars,
Interack, Metosu.
14. Grounding System : Cadweld, Poly Phase, Term
oweld, Ex-Local dengan
conductivity Cu > 99,9.
15. Fire Resistance kabel : Radox, Eicuflamex, Wilson,
Fuji, Pirelli.

CV. Maulana Consultant Page 88


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

C. PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Persyaratan Bahan Dan Material


1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
2. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di
dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-
tambahan lainnya.

Pasal 2 : Persyaratan Bahan Dan Material


1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua
komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan
harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.
2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal
enclosed), free standing untuk pasangan dalam (indoor use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel Genset
b. LVMDP
c. LV-SDP
3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal
enclosed). Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel-panel pencahayaan dan stop kontak
b. Panel-panel daya plumbing
c. Panel-panel daya air conditioning
d. Panel-panel lain.
4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal
enclosed} untuk pasangan luar (Outdoor Use) lengkap dengan
semua komponen-komponen yang ada :
a. LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).
5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis
ini, tetapi tercantum dalam mgambar rencana.

Pasal 3 : Karakteristik Panel

a. Tegangan kerja : 400 volt


b. Tegangan uji : 3.000 volt
c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
d. Frekwensi : 50 Hz

Pasal 4 : Konstruksi Panel


1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan
aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian sakelar daya
(MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali indikator-
indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan
sebagainya.

CV. Maulana Consultant Page 89


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang


digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau
penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat
dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut
telah off /mati.
3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem
pengamanan/interiock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan
operasi yang dibuat oleh petugas.
4. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00
mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran
standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan
mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat
pemisah.
5. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
a. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup
yang dapat dilepaskan dengan baut setelah switchgear
dimatikan.
b. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka,
yang dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan
sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian
dalam ruangan tersebut telah off/mati.
c. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus
disesuaikan ketinggiannya.
6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
b. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted
setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi
terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven
wama abu-abu atau wama lain yang disetujui Direksi.
7. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini
Circuit Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 8 -10
KA simetris.
8. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits
Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan
yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
9. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneous magnetic unit.Main CB dari setiap
panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan kabel
control harus tahan api.
10. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman
terhadap kesalahan hubungan ketanah (Earth/GroundFoult
Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over Current
Relay, Over Voltage Relay dan lain-lain)seperti terdapat pada
gambar.
11. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian
bawah/atas dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu
minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame main pemutus dayanya.
12. Busbars dari bahan tembaga mumi dengan minimum
konduktivitas 99,99 .

CV. Maulana Consultant Page 90


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;


a. Phasa : Merah, kuning, hitam
b. Netral : Biru
c. Ground : Hijau - Kuning.
13. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun
dengan kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220
Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10 tegangan lebih
dan harus pula dapat menutup dengan sempuma pada 85
tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari Telemekanik
dan yang setaraf.
14. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal
berikut:
a. Fungsi peralatan dalam panel
b. Posisi terbuka atau tertutup
c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
15. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan
sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK):
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
e. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang
dimaksud
f. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

D. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Umum
1. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-
macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana
(NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

Pasal 2 : Instalasi Dan Pemasangan Kabel


a. Bahan
1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus
baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintalannya.
2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat
secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian
remote control.
3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type
:

CV. Maulana Consultant Page 91


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit


Hight Impact PCV.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan
taman dengan menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP
menggunakan kabel jenis NYY.
d. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel
hydrant, pressurization fan, panel lift menggunakan kabel
jenis FRC.
e. Untuk FRC digunakan merk : Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji,
Pirelli.Pyrotenax.
4. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok,
jalan, beton, ail) harus berada di dalam conduit Galvanis yang
disesuaikan dengan ukurannya.

b. "Splice" / Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara
"Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression
atau soldered.
3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada
konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.
4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite
ataupun PVC, yang diametemya disesuaikan dengan diameter
kabel.

c. Bahan Isolasi
1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion
dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan,
lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai
cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan
atau Manufacturer.
2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan
lain-lain). Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur -
brosur mengenai cara- cara penyambungan yang dinyatakan oleh
pabrik kepada Perencana.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau
nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Supervisi.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan
timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dan

CV. Maulana Consultant Page 92


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

ukuran yang sesuai.


5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila periu untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti,
misal temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-
lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka
harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm ..... minimal
2,5 mm.

d. Saluran Penghantar dalam Bangunan


1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling
gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling
gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray
dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan
saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan
pipa galvanized dengan diameter sesuai standansasi. Saluran
beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit
minimum 5/8" diametemya. Setiap pencabangan ataupun
pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa,
tutup blank plate stainless steel, type "star point".
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel
yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m
harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke
bangunan pada setiap jarak 50 cm.

e. Pemasangan Kabel dalam Tanah


1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi
dengan batas merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam
80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi
pipa Galvanized.
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan
pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC
type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa
gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah
harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel,
seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas
galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm.
Kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya
ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara

CV. Maulana Consultant Page 93


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk


penyambungan kabel dalam tanah.
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking
yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar
memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

Pasal 3 : Pengujian Testing


1. Factory Test
a. Pengetesan Individuil
Pengetesan mi dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri
dari pengetesan sebagai berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
b. Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang
akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai
berikut:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam
temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)

2. Site Test
1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel
ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan
kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation
test.
2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus
jelas dan tidak dapat dihapus.

E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK

Pasal 1 : Lampu Dan Armaturenya


1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar
elektrikal.
a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya
harus dikompensasi dengan "power factor correction
capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan
beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai
bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang
sangat tinggi.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal
block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa

CV. Maulana Consultant Page 94


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu


kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu
sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-
kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klemn
tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau
kapasitor.

f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar
tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven
wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass
insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia
serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau
Surface Mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7
mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu fluorescent).
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis
"High-Frequency Electronic light regulating ballast", yang
dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast (satu elektronik
ballast untuk satu lampu fluorescent).
k. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor
dan lain-lain. Dengan jenis wama lampu 54 cool day light,
sedangkan untuk area kolam ikan dengan jenis wama lampu
33
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan hrrus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari
moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau
satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus
tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang
dengan lampu HPL-N 250 W maupun PL-9 W/SL-18 W.
n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa
nylon untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser
terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar
rencana dan desain Arsitek.

Pasal 2 : Kotak Kontak Biasa

1. Kotak kontak dinding yangdipakai adalah Kotak kontak satu


phasa, Rating 250 Volt, 13 Ampere, untuk pemasangan di
dinding.
2. Kotak kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot
lamp untuk pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250
volt, 13 Ampere.
3. Bahan dari Cover Plate.

CV. Maulana Consultant Page 95


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm/80 cm di atas
lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.

Pasal 3 : Kotak Kontak Khusus

1. Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga


phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A yang
dilengkapi MCB dan switch.

Pasal 4 : Saklar Dinding


1. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker,
dengan rating 250 Volt 10 ampere dari tipe single gang, double gangs
atau multiple gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau
double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan
lain.

Pasal 5 : Isolating Switches

1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi


dengan indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi
dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya. Rating
tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.
2. Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.

Pasal 6 : Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak

1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan


kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar
atau Kotak kontak dinding terpasang pada box harus
menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

Pasal 7 : Kabel Instalasi

1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak


kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (NYA, NYM, NYY).
2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode
wama insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000
sebagai berikut:
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijau/kuning

CV. Maulana Consultant Page 96


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 8 : Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa


PVC kelas AW atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp
dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya,
yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung Qunction box) dan armature lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak
dengan pipa PVC khusus untuk power high impact conduit-heavy
gange, minimum diameter 19 - 25 mm.
d. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer
bar saddle, adaptor female and male thread, male and female
bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.
e. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof,
Class IP - 65.

Pasal 9 : Rak Kabel

1. Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan


jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel dengan
finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zink Eromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Pasal 10 : Testing / Pengujian

1. Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan


yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.

F. SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 : Power House Building


1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan
secara baik, dengan cara menghubungkannya kepada rel/copper
plate pembumian yang telah tersedia di power house yaitu semua
frame besi, pintu besi, tangki minyak, panel-panel, housing
generator, housing transfbrmator, housing dari peralatan metal
lainnya.
2. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-
pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel, yang harus
dilindungi dari gangguan mekanis.
3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus
dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Electroda
pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan
pembumian maksimal 2 Ohm.

CV. Maulana Consultant Page 97


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 2 : Gedung – Gedung Lainya


1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-
panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-
tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).
2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1"
dan harus ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai
tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.
3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat
dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti
standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai
berikut:

Penampang Konduktor Penampang Konduktor


daya yang digunakan pembumian
(mm2) (mm2)

< = 10 mm2 6 mm2


16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2 70 mm2
> = 150 mm2 95 mm2

CV. Maulana Consultant Page 98


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XVI PEKERJAAN MEKANIKAL

A. PEKERJAAN PLUMBING

Pasal 1 : Umum

a. Lingkup Pekerjaan

1. Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan


pekerjaan , sebagaimana yang ditunjukan pad Gambar Bestek
yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :

2. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.

3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air


kotor, limbah kimia, dan air bekas sesuai Gambar Bestek dan
spesifikasi, termasuk penyambungan pipa PDAM dari meter air ke
Ground Water Resevoir.

4. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi


seluruh peralatan Plumbing.

5. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang


terpasang kecuali sanitary.

6. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan


oleh Owner.

7. Pembuatan Shop Drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan


pembuatan As Built Drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

b. Koordinasi

1. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana


untuk menunjukan secara detail berbagai item pekerjaan dari
peralatan-peralatan dan penyambungan-penyambungan.

1. Gambar-gambar rencana menunjukan tata letak secara umum


dari peralatan, pemipaan cabinet dan lain-lain.

3. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi tata letak tersebut


sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-
pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana pekerjaan
Arsitek dari peralatanp-peralatan tersebut. Modifikasi yang dibuat
oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

4. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak


ditunjukan dalam Gambar Bestek atau sebaliknya, harus
dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang disebut oleh
spesifikasi teknis dan ditunjukan dalam Gambar Bestek.

CV. Maulana Consultant Page 99


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

c. Kualifikasi Pekerjaan

1. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus


dilakukan oleh pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan
berpengalaman.

2. Konsultan Supervisi dapat menolak atau menunda pelaksanaan


suatu pekerjaan, bila dinilai bahwa Kontraktor Pelaksana tersebut
tidak trampil/tidak berpengalaman.

d. Pengajuan -Pengajuan

Pada saat pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus


mengajukan :

1. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.

2. Shop Drawing yang menunjukan secara detail pekerjaan-


pekerjaan/pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan
dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang
sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi
yang diusulkan terhadap Gambar Bestek.

3. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada)


dari peralatan-peralatan yang akan dipasang.

4. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan


yang besar) dari material/peralatan yang akan dipasang.

e. Review

1. Konsultan supervisi akan memeriksa (mereview) pengajuan-


pengajuan dari pemborong dan memberi komentar atas hal itu.

2. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi/merevisi pengajuan


sesuai dengan komentar, sampai didapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi.

f. Standard dan Code

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek, maka pada pekerjaan


ini berlaku peraturan-peraturan sebagaio berikut :

1. Peraturan pemadam kebakaran.

2. Ketentuan Pencegahan dan Penangulangan kebakaran pada


Bangunan Gedung Departemen PU.

3. National Fire Protection association (NFPA) 13 dan 14

4. Pedoman Plumbing Indonesia.

CV. Maulana Consultant Page 100


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

h. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi

1. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah


terima pertama Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan
gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan
1 set transparent, serta 1 set CD.

2. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk


operasi dan maintenance dari system yang dipasang dalam
bentuk buku dan CD.

i. Bagian Yang berhubungan

Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah Pemipaan.

Pasal 2 : System

a. Air Bersih

1. Air bersih yang didapatkan dari PDAM, Sumur Bor atau Sumur
Dangkal disedot dengan Pompa Air dan ditampung pada suatu
Resevoir Atas dari bahan Fiber Glass Kapsitas 1000 – 2000 Liter
pada Water Tower.

2. Dari Resevoir Atas, air bersih ini dengan menggunakan gaya


Gravitasi didistribusikan langsung ke Kran dan Bak Tampungan
Air yang ada di Toilet dan kamar mandi.

b. Air Bekas/Air Kotor

1. Pada dasarnya air buangan yang bersal dari toilet seperti floor
drain, lavatory (air bekas) dipisah dengan air kotor yang berasal
dari WC dan Urinoir (air kotor). Untuk keperluan ini digunakan 2
(dua) pipa datar dan 2 (dua) untuk air. Air buangan dialirkan ke
saluran luar, air kotor padat dialirkan ke Septictank.

d. Air Untuk Fire Hydrant (Jika Ada)

1. Air untuk Fire Hydrant berasal dari Resevoir Bawah yang dialirkan
dengan memakai Tenaga Jet Pump atau pompa khusus
pemadam kebakaran ke Instalasi pipa Fire Hydrant dari pipa besi
galvanis ukuran diameter 3”.

2. Fire Hydrant sendiri adalah dari jenis Hydrandt Box dari merk
Fujica atau yang setara dengannya dan disertai brosur dan
spesifikasi teknis yang dikeluarkan pabrik.

CV. Maulana Consultant Page 101


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

e. Air Hujan

1. Air hujan yang berasal dari talang-talang gantung disalurkan


dengan pipa-pipa PVC diameter 3” ke Ground Resevoir . Air
hujan yang ke saluran sekeliling bangunan disalurankan
kesaluran-saluran utama yang berada pada pinggir Site atau jalan
raya.

Pasal 3 : Garansi

1. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas pencegahan


bahan/peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.
Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
pemborong tanpa biaya tambahan.

2. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli


dalam bidangnya (skill Labour) agar dapat memberikan hasil kerja
terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-
langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan wakilnya yang ditunjuk.

3. Kontraktor Pelaksana harus memnberikan garansi tertulis kepada


Konsultan supervisi, bahwa seluruh instalasi penyedian dan distribusi
air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi buangan air kotor
dan instalasi limbah kimia akan bekerja dengan memuaskan, dan
bahwa Kontraktor Pelaksana akan menaggung semua biaya atas
kerusakan-kerusakan/pengantian yang perlu selama Jangka Waktu
1 Tahun.

4. Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan


peralatan lain, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh
barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosurya untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Training

1. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan dan menyelenggarakan


latihan bagi calon operator yang akan mengoperasikan dan
memelihara system air bersih, aitr kotor dan air hujan. Latihan dapat
dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk
dan persetujuan Konsultan Supervisi.

Pasal 5 : Buku Petunjuk

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan menyerahkan buku


petunjuk (manual), yang meliputi cara pengeoperasian maupun cara
pemeliharaan. Sistem manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku + 1
CD.

CV. Maulana Consultant Page 102


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 6 : Test Commissioning

1. Seluruh sistem plumbing yang telah terpasang harus dilakukan test


commissioning sebagaimana mestinya supaya sistem berjalan
sempurna dengan yang diharapkan.

2. Biaya test commissioning oleh Kontraktor Pelaksana.

B. PERKERJAAN PEMIPAAN

Pasal 1 : Umum

a. Ruang Lingkup

1. Spesifikasi ini meruapakan persyaratan minimal untuk seluruh


pekerjaan pemipaan pada pekerjaan mekanikal.

b. Standard dan Code

1. Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain
adalah :
- ASTM : American Society of Testing Material.
- ANSI : American National Standard Institute.
- BS : Birmingham Standard.
- JIS : Japan Industrial Standard.
- SII : Standard Industri Indonesia.

Pasal 2 : Persyaratan Material

a. Galvanized Iron Pipe (GIP)

1. Pipa yang dilapisi seng besi ini digunakan untuk :


a. Pipa supply air bersih dan buangan limbah kimia pada
pekerjaan Plumbing

2. Standard ranting yang digunakan adalah :


a. BS 1387 tahun 1967 kelas medium.

b. Poly Vinyl Chloride (PVC)

1. Pipa ini digunakan untuk :


a. Pipa air kotor dari WC dan Urinoir.
b. Pipa air buangan floor drain, lavatory.
c. Pipa drain dari system tata udara.
d. Pipa vent pada plumbing system.
e. Pipa air hujan.

2. standard Ranting yang digunakan.


a. PVC ASTM D2665 kelas 10 kg.

CV. Maulana Consultant Page 103


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 3 : Persyaratan pemasangan


a. Pipa GIP
1. Untuk pipa diameter 50 mm (2”) kebawah digunakan sambungan
ulir, sedang pipa dengan diameter 65 mm (2.1/2”) ke atas
digunakan sambungan las atau flauge.

2. Pada penyambungan pipa dengan menngunakan flens perlu


dilengkapi dengan ring type gasket untuk manjamin kekuatan
sambungan dan terhadap kebocoran.

3. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan


diberi lapisan pelindung cat menie. Pipa yang ditanam ditanah
diharuskan dilapisi lagi dengan Bituminuos sheet 2 mm.

4. Khusus untuk pipa yang ditanam dalam tanah perlu


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada


sambungan pipa diberi dudukan dari beton untuk
menghindari lendutan bila terkena beban mekanis.
b. Disekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan
15 cm kemudian diurug dengan tanah & dipadatkan.

5. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat
maupun tidak, harus diberi lapisan finishing cat dengan warna .

6. Pipa-pipa diharuskan di test terhadap kebocoran. Pengetesan


wajib diketahui dan disetujui Konsultan Supervisi.

7. Pengetesan yang gagal harus diulang dan biaya pengetesan


serta peralatan yang diperlukan di tanggung Kontraktor
Pelaksana.

8. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan pengantung pipa, support


dengan jarak tertentu dan memenuhi syarat, sebagaimana yang
ditunjukan dalam Gambar Bestek.

9. Kedalaman pipa yang ditanam didalam tanah harus


diperhitungkan terhdap jalur yang memotong jalan. Pipa yang
memotong jalan harus ditanam sampai suatu kedalaman minimla
1,20 m dari permukaan jalan.

b. Pipa PVC

1. System sambungan yang dipakai adalah :


a. Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3”) ke bawah.
b. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan
ring dari karet).
c. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman,
kemiringan dan elevasi yang tepat.
d. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.

CV. Maulana Consultant Page 104


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

e. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir


kurang lebih 10 cm disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug
yang bebas dari batu.
f. Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus
menutup (Dop) setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah
masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
g. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor
(sanitair) harus dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk
air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal 1% dan
maksimal 2%.
h. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan
kesaluran utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction
box) dari beton.
i. Sleeves untuk mempunyai ukuran yang cukup dengan
ketebalan minimal 0,2 cm dan memberikan kelonggaran kira-
kira 1 cm masing-masing sisi diluar pipa atau joint.
j. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
k. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada
pengantung atau angker yang dipergunakan harus cukup kokoh
(rigid).
l. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak
berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan
temperatur.
m. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang
dapat diatur (adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3
meter.
n. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari
pengantung untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated
strip tidak boleh digunakan.
o. Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat)
pada konstruksi bangunan dengan insert yang dipasang pada
waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan baut
tembok (Ramset Bolt).
p. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-
Bolt.
q. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam
lainnya yang akan tertutup oeh tembok atau bagian bangunan
lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat
penahan karat.

Pasal 4 : Pengujian/Pengetesan

a. Pengujian Pipa GIP


1. Pipa GIP diuji dengan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja dan
dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 jam tanpa
mengalami penurunan tekanan. Segala kerusakan akibat
pengetesan ini menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

CV. Maulana Consultant Page 105


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

b. Pengujian Pipa PVC


1. Seluruh system pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh system tersebut dapat
diisi dengan air sampai lubang “vent” tertinggi.

2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti


tersebut diatas, minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air
selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.

3. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan


pengujian lain disamping pengujian diatas, Kontraktor Pelaksana
harus melakukan dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

c. Pipa Copper (tembaga)


1. Pipa tembaga harus di uji dengan gas Nitrogen dengan tekanan
1.1/2 kali tekanan kerja selama 2 jam dan selama itu tidak
diperkenankan terjadi kebocoran.

Pasal 5 : Merk Yang Digunakan

1. GIP & Black Steel : Bakrie, Teso, PPI


2. PVC : Pralon, Rucika, Polyunggul, Vinilon/Sinar
Lucky, Awe

C. POMPA AIR

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi pompa di sini adalah merupakan persyaratan minimal bagi


pompa-pompa yang digunakan dlam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Pasal 2 : Standard Dan Code

Standard yang berlaku bagi pekerjaan ini adalah :


a. ASTM : American of Society of Testing Material
b. NFPA : Nasional Fire Protection Association

Pasal 3 : Bagian Yang Berhubungan

Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang


terkait yaitu :
a. Bagian : Plumbing
b. Bagian : Pemadam Kebakaran
c. Bagian : Tata Udara Dan Ventilasi

CV. Maulana Consultant Page 106


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 4 : Persyaratan Peralatan

a. Pompa Air Bersih


Jika tidak ditentukan lain dalam Bill of Quantity dan Gambar Bestek
maka pompa air pompa air yang dipakai adalah seperti yang
ditentukan dalam syarat-syarat dibawah ini :

1. Pompa yang dimaksud, untuk system penyedian air bersih, harus


dari jenis centrifugal atau Jet Pump (multi stage) dimana motor-
motor pengerak harus dikopel langsung dengan poros pompa
dengan menggunakan kopling flexible yang dipasang secara baik
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

2. Pompa-pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan


pada satu alas (single bed plate) dan dipasang sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik.

3. Setiap pompa (group pompa) harus dilengkapi dengan :


a. Katup satu arah/non return valve/check valve
b. Gate valve
c. Stariner
d. Sambungan-sambungan flexible
e. Peredam Getaran
f. Sambungan untuk priming
g. Pengukuran tekanan (pressure gauge) untuk sisi
hisap/suction dan discharge
h. Perlengkapan satandar lain

4. Semua pompa harus difinish/dicat secara khusus dan


dilaksanakan/dilakukan oleh pabrik pembuatnya.

5. Pompa harus mempunyai :


a. Poros dari stainless stell
b. Impeller dari kuningan (brass)
c. Body dari cat iron
d. Mechanical seal

6. Motor pompa mempunyai putaran yang sama dengan pompanya,


dengan daya nominal tidak kurang dari 125% daya poros
nominal. Motor adalah dari jenis Squarel Cage, TEFC dan khusus
untuk penggunaan diluar, dan dipasang lengkap dengan elastic
coupling. Motor harus bekerja pada tegangan 380 volt, 3 phase
dan Star Delta Starter.

7. Motor dan Pompa harus dilengkapi dengan peredam getar type


pegas.

8. Kapasitas dan performance dari pompa yang digunakan harus


sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Bestek.

9. Kontraktor harus mengajukan contoh brosur dan spesifikasi


pompa minimal untuk dua merk berbeda untuk disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

CV. Maulana Consultant Page 107


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

b. Pompa Pemadam Kebakaran ( jika ada )

1. Pompa Hydrant/Sprinker electric dari jenis centrifugal atau Jet


Pump dengan performance curve yang landai sehingga pada
65% head nominal , tidak kurang dari 150% terjadi penambahan
debit, dan shut-off head adalah tidak lebih dari 140% Rated Head.

2. Motor listrik mempunyai putaran yang sama dengan putaran


pompa (directdriver) dengan gaya poros minimal, tidak berkurang
dari 125% daya poros yang dibutuhkan pompa. Pompa harus
lengkap dengan base plate, inersia block dan peredam getaran.

3. Jockey Pump dari jenis self priming dengan kapasitas nominal


sebagaimana ditunjukan oleh gambar. Pompa harus disupply
lengakap dengan base plate dan inersia block.

4. Kelengkapan pompa adalah sebagai berikut :


b. Panel Kontrol
c. Pressure Gauge
d. Pressure Switch
e. Anti Water Hanmer Check Valve
f. Flexible Joint (Standard Pressure Rating 250 psi)
g. Gate Valve
h. Foot Valve
i. Strainer
j. Dan kelengkapan lain yang diperlukan sesuai dengan system
yang digunakan.

5. Kapasitas dan performance dari pompa yang digunakan harus


sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Bestek.

c. Pompa Tangan (manual) Sumur Dangkal

1. Pompa Tangan (manual) sumur dangkal adalah dari bahan


galvanisasi pabrik.

2. Pompa adalah dari Merk India Mark II atau merk lain yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

2. Model, dimensi dan ukuran pompa harus sesuai dengan Gambar


Bestek atau menurut petunjuk Konsultan Supervisi dan Owner.

E. SUMUR DANGKAL

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi sumur dangkal ini adalah merupakan persyaratan minimal


bagi sumur yang digunakan dlam pekerjaan mekanikal proyek ini.

CV. Maulana Consultant Page 108


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Pasal 2 : Persyaratan

1. Kedalam Sumur dangkal adalah minimal delapan cicin sumur ukuran


tinggi 50 cm, tebal 10 cm, sedalam 4 meter dari muka tanah atau
sampai ditemukan air yang layak untuk dikosumsi sebagai air bersih
kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity.

2. Air hasil galian sumur dangkal harus mempunyai syarat-syarat seperti


berikut ini :

a. Jernih dan tidak berwarna.


b. Tidak berbau.
c. Tidak mengandung lumpur.
d. Tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
e. Tidak berasa (tawar).

3. Cincin sumur dibuat dari coran mortal beton dengan mutu beton K-
250 beton. Cincin sumur dangkal adalah hasil pabrikasi dan tidak
dikerjakan langsung (pengecoran) didalam galian sumur.

4. Ukuran, dimensi dan pengunaan material pelindung pada sumur lapis


demi lapisnya harus sesuai dengan Gambar Bestek

5. Posisi galian sumur harus sesuai dengan Lay Out Instalasi Air Bersih
yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain dalam masa
pelaksanaan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner.

6. Jika dalam pengalian sumur tidak ditemukan sumber air Kontraktor


Pelaksana harus melakukan pengalian kembali pada minimal dua titik
lain yang berbeda sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana,
Konsultan Supervisi dan Owner.

7. Jika pengalian pada dua titik yang berbeda tetap tidak ditemukaan
sumber air maka keputusan akan pekerjaan galian sumur adalah
berdasarkan kesepakatan baru antara Kontraktor Pelaksana dengan
Owner. Artinya Owner harus menyediakan biaya tambahan jika
Kontraktor Pelaksana melakukan pekerjaan galian sumur lebih dari
tiga titik galian dengan syarat pekerjaan tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas.

8. Kontarktor Pelaksana harus membuat gambar Shop Drawing akan


Lay Out Instalasi Air Bersih jika pengalian sumur mengharuskan
Kontraktor Pelaksana bekerja lebih dari satu titik galian atau jika titik
sumur galian dengan alasan-alasan tertentu dipindahkan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.

9. Pemanfaatan dan perbaikan sumur lama atau yang telah ada dilokasi
pekerjaan menjadi sumur baru tidak dibenarkan dan bukan pekerjaan
yang diakui dalam Bill of Quantity kecuali ditentukan lain oleh Owner.

CV. Maulana Consultant Page 109


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

F. SUMUR BOR ( Jika Ada )

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi sumur bor ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi


sumur yang digunakan dlam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Pasal 2 : Persyaratan

1. Kedalam Sumur Bor adalah sampai ditemukan air yang layak untuk
dikosumsi sebagai air bersih kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Bestek dan Bill of Quantity.

2. Air hasil galian sumur bor harus mempunyai syarat-syarat seperti


berikut ini :

a. Jernih dan tidak berwarna.


b. Tidak berbau.
c. Tidak mengandung lumpur.
d. Tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
e. Tidak berasa (tawar).

3. Ukuran Pipa cashing pertama adalah diameter 100 mm dengan


kedalam pemasangan minimal 10 m sedangkan ukuran pipa cashing
kedua adalah diameter 50 mm sampai kepermukaan tanah.

4. Pipa yang dipakai untuk chasing adalah pipa PVC Merk AWE
UNITED atau merk lain yang setara dengannya.

5. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengeboran sampai


ditemukan jenis air seperti disebutkan pada point 1 dengan kapasitas
yang cukup dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

6. Sumur bor harus dapat mengeluarkan air secara kontinyu dengan


kapasitas yang sama seperti awal dilakukan pengeboran selama
minimal 1 tahun terhitung sejak awal ditemukan air bersih.

7. Posisi galian sumur harus sesuai dengan Lay Out Instalasi Air Bersih
yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain dalam masa
pelaksanaan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner.

8. Jika dalam pengalian sumur bor tidak ditemukan sumber air


Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengalian kembali pada
minimal dua titik lain yang berbeda sesuai dengan petunjuk
Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner.

9. Jika pengalian pada dua titik yang berbeda tetap tidak ditemukaan
sumber air maka keputusan akan pekerjaan galian sumur adalah
berdasarkan kesepakatan baru antara Kontraktor Pelaksana dengan
Owner. Artinya Owner harus menyediakan biaya tambahan jika
Kontraktor Pelaksana melakukan pekerjaan galian sumur lebih dari

CV. Maulana Consultant Page 110


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

tiga titik galian dengan syarat pekerjaan tersebut dilakukan


berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas.

2. Kontarktor Pelaksana harus membuat gambar Shop Drawing akan


Lay Out Instalasi Air Bersih jika pengalian sumur mengharuskan
Kontraktor Pelaksana bekerja lebih dari satu titik galian atau jika titik
sumur galian dengan alasan-alasan tertentu dipindahkan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.

3. Pemanfaatan dan perbaikan sumur lama atau yang telah ada dilokasi
pekerjaan menjadi sumur baru tidak dibenarkan dan bukan pekerjaan
yang diakui dalam Bill of Quantity kecuali ditentukan lain oleh Owner.

G. GROUND RESEVOIR

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi Ground Resevoir ini adalah merupakan persyaratan minimal


bagi Ground Resevoir yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal
proyek ini.

Pasal 2 : Persyaratan

1. Ground Resevoir atau bak tampungan air bawah hanya diperuntukan


untuk menapung air bersih yang bersal dari sumur bor, PDAM, sumur
Dangkal dan Air Hujan.

2. Konstruksi utama Ground Resevoir adalah beton bertulang dengan


mutu K-200.

3. Kedalaman, dimensi dan posisi Ground Resevoir sesuai dengan


Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.

4. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas


Ground Resevoir tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.

5. Pemasangan pipa untuk keperluan pengisian dan penarikan air dari


Ground Resevoir harus dilakukan pada saat pengecoran dan tidak
dibolehkan melakukan pembongkaran sebagian kecil atau sebagian
besar bangunan Ground Resevoir untuk keperluan instalasi pipa atau
instalasi lain setelah bangunan tersebut selesai dikerjakan kecuali
atas persetujuan Konsultan Supervisi.

6. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan Ground


Resevoir benar-benar kedap air dan hal ini harus dibuktikan dengan
Test Rendam Air selama 24 jam.

CV. Maulana Consultant Page 111


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

7. Jika air dalam Ground Resevoir berkurang setelah 24 jam maka


dipastikan bahwa ada kebocoran pada bangunan tersebut dan
Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban untuk
memperbaikinya.

H. RESEVOIR ATAS

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi Resevoir Atas ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi


Resevoir Atas yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Pasal 2 : Persyaratan

1. Resevoir Atas dibuat dari material Fiber Glass dengan kapasitas


tampungan air dalam masing-masing Resevoir minimal 3000 Liter
atau sesuai Bill of Quantity dan Gambar Bestek.

2. Resevoir Atas adalah hasil produksi pabrik dan mempunyai masa


garansi produk dari pelapukan material serta kebocoran minimal 10
tahun pemakaian atau sesuai surat rekomendasi/garansi pabrik yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Warna material Resevoir Atas adalah BIRU atau sesuai petunjuk


Owner.

I. WATER TOWER

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi Water Tower adalah merupakan persyaratan minimal bagi


Water Tower yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Pasal 2 : Persyaratan

1. Water Tower dibuat dari konstruksi rangka baja tergalvanisasi.

2. Dimensi, ukuran dan ketinggian water tower sesuai dengan Gambar


Bestek.

3. Water Tower didirikan diatas pondasi umpak setempat beton cor


mutu K-250 dengan perkuatan sloof beton bertulang mutu K-250.
Dimensi dan ukuran pondasi umpak setempat serta sloof sesuai
dengan Gambar Bestek.

4. Semua tulangan beton yang dipakai pada pekerjaan pondasi umpak


dan sloof adalah dari baja ulir dan sengkang (begel) dipakai baja
polos kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

CV. Maulana Consultant Page 112


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

5. Sambungan-sambungan rangka water tower dilakukan dengan alat


sambung baut dan las listrik atau sesuai dengan Gambar Bestek.

6. Bagian atas water tower dilengkapi dengan sandaran dan rangka


atap serta atap.

7. Bahan penutup atap adalah dari Baja Lapis Aluminium Seng Merk
PRIMADEX dari Type CLEAN COLORBOND dari jenis BJTTASW.D-
35 dan Model SPAN RIB Produksi PT. BHP STEEL INDONESIA.

8. Ketebalan material atap Baja Lapis Aluminium Seng Merk


PRIMADEX, Type CLEAN COLORBOND DAN Model SPAN RIB
adalah 0,35 mm.

9. Material Rabung/Bubungan atap adalah dari Baja Lapis Aluminium


Seng Merk PRIMADEX dari Type CLEAN COLORBOND dari jenis
BJTTASW.D-40 Produksi PT. BHP STEEL INDONESIA.

10. Ketebalan material rabung/bubungan atap Baja Lapis Aluminium


Seng Merk PRIMADEX Type CLEAN COLORBOND adalah 0,40 mm.

11. Pada setiap lembar material rabung/bubungan dan penutup atap


harus dicantumkan Merk Dagang, Type Produksi, Jenis Produksi dan
Ketebalan Material.
12. Alat sambung adalah paku sekrup tergalvanisasi dengan panjang
minimal paku adalah 2” (inchi).

13. Posisi water tower harus sesuai dengan Gambar Lay Out Instalasi air
Bersih kecuali ditentukan lain dalam masa pelaksanaan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.

14. Tinggi water tower dari muka tanah untuk alasan apapun tidak boleh
berbeda dengan ketinggian yang ditentukan dalam Gambar Bestek.

15. Jika perubahan dan perlakuan berbeda dengan Gambar Bestek pada
pekerjaan pondasi umpak dilapangan harus dilakukan dengan alasan
kondisi tanah maka perubahan-perubahan tersebut tetap tidak boleh
menurunkan ketinggian water tower dari muka tanah.

J. SEPTICTANK

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi


Septictank yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Pasal 2 : Persyaratan

1. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang


berasal dari Kloset Jongkok pada bangunan KM/WC.

CV. Maulana Consultant Page 113


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2. Dipakai septictank dalam pekerjaan ini Penempatan septictank


sesuai dengan Lay Out Instalasi Air Kotor.

3. Konstruksi utama Septictank adalah pasangan batu bata 1 bata


campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding utama dan pasangan batu
bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding pembagi ruangan.
Sudut-sudut dinding harus diperkuat dengan kolom paraktis ukuran
23/23 cm dari beton mutu K-200.

4. Dinding pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai


pembagi ruangan septictank dipasang diatas balok ring ukuran 23/23
cm dari mutu beto K-200 yang bertumpu pada dinding pasangan batu
bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps.

5. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-200 dengan ketebalan
minimal 20 cm.

6. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 1 lapis
tulangan diameter 10 mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal
100 mm.

7. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control


ukuran 30 x 30 cm untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa
pelepas hawa dari besi diameter 2” yang dicat dengan baik agar tidak
berkarat.

8. Posisi permukaan septictank harus sejajar dengan posisi permukaan


plat lantai beton bertulang pada lantai 1 kecuali lubang control dan
pipa hawa yang harus muncul kepermukaan dan disembunyikan
sedemikian rupa dibawah plat meja jualan sehingga tidak menggangu
mobilitas pedagang dan pembeli.

9. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan


Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.

10. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas


Ground Resevoir tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.

11. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank


benar-benar kedap air dan hal ini harus dibuktikan dengan Test
Rendam Air selama 24 jam.

12. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan
bahwa ada kebocoran pada bangunan tersebut dan Kontraktor
Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban untuk
memperbaikinya.

CV. Maulana Consultant Page 114


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

K. SUMUR RESAPAN

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal


bagi Saluran Resapan yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal
proyek ini.

Pasal 2 : Persyaratan

1. Bangunan sumur resapan dipergunakan sebagai media serapan air


kotor cair yang berasal dari septictank.

2. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan


Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.

3. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas


saluran resapan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.

4. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran


resapan dapat bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat
meresap dengan sempurna kedalam tanah.

5. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air
melebihi kapasitas tampungannya dan selama 24 jam diamati apakah
volume air yang tidak tertampung dalam septictank dapat diserap
oleh saluran resapan atau tidak.

6. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air
tidak dapat mengalir dengan sempurna dalam kloset jongkok maka
dipastikan saluran resapan tidak bekerja dengan baik (tidak dapat
menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri
berkewajiban untuk memperbaikinya.

7. Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian


lain yang dapat dipercaya secara teknis untuk membuktikan bahwa
Saluran Resapan bekerja dengan baik.

CV. Maulana Consultant Page 115


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XVII PEKERJAAN SANITARY

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu lainnya uyang diperlukan dalam pelaksanaan,
hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan sanitary ini dipasang pada ruang toilet / kamar mandi / WC
serta seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

Pasal 2 : Persyaratan Bahan

1. Material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara denganya :


a. Wastafel : Toto LW 535 J Lengkap
b. Closet Jongkok : CE9 Lengkap
c. Kran Air : Stainless Steel T 23BQ13N Lengkap
d. Floor Drain : Stainless Steel TX 1 BN Lengkap
e. Urinoir : UW 447 JNM Lengkap Merk TOTO
f. Partisi Urinoir : A 100 Lengkap

2. Warna akan ditentukan kemudian dan pemasangan harus dengan


persetujuan Direksi Pengawas

3. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah


didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.

4. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala


perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.

5. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan


dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

6. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal


dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Syarat – Syarat Pelaksanaan

1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi


Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.

2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan


pengganti harus disetujui Direksi Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Kontraktor.

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-


gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

CV. Maulana Consultant Page 116


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Direksi Pengawas.

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan


untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.

7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.

8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang


sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya/air tidak macet.

CV. Maulana Consultant Page 117


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XVIII PEKERJAAN PARTISI

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

Dalam pekerjaan ini meliputi dinding partisi yang dipasang tegak lurus dari
lantai sampai dengan setinggi plafond (rapat dengan plafond), yang
termasuk pekerjaan ini adalah :
 Kenari partisi, untuk ruang-ruang kelas

Pemasangan partisi harus sesuai dengan spesifikasi dan gambar


yang telah direkomendasikan /dikeluarkan perencana.

Pasal 2 : Material dan Spek material partisi

1. Material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara denganya :


 Rel dan Roda Caborn 3-20/2-245
 Surface Material Particle Board 9 MM
 Bingkai Panel Aluminium Natural Anodized
 Pengisi Panel Glasswool + Paper Roli Core
 Stacking Method Centre Stacking

2. Spek Partisi Material adalah sebagai berikut:


 Tebal Panel 65 MM
 Lebar Bentang 7,40 Meter
 Tinggi Bentang 3,75 Meter
 Lebar Panel 7,40 Meter di Bagi 8 Panel + Pintu Kecil Terpasang

3. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal


dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Cara pemasangan

1. Cara pemasangan partisi senantiasa harus selalu memperhatikan /


mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai
dengan petunjuk cara pemasangan yang dikeluarkan dari pabrik
produksi Kenari Partisi kecuali dalam keadaan tertentu yang
menghendaki lain, yang sudah mendapat petunjuk atau persetujuan
perencana dan pengawas.

2. Pada umumnya pemasangan dinding partisti akan berhenti pada


batas tertentu yang berupa dinding.

a. Tentukan modul dan tinggi partisi;


b. Waterpaskan ketegakan partisi tersebut pada pasangan dinding;
c. Pasang rangka dinding sesuai dengan yang dibutuhkan.
d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok sesuai
bingkai panel.
e. Selanjutnya pasang tulangan pembagi, yang terbuat dari
aluminium dengan jarak sesual grid pada gambar rencana;

CV. Maulana Consultant Page 118


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

f. Rangka partisi yang sudah silap ditutup dengan particle board;


g. Particle board yang sudah terpasang dicompon supaya
mendapatkan permukaan yang rata
h. Dinding partisi yang sudah rata dan kokoh, dicat warna yang
disetujui oleh direksi.

CV. Maulana Consultant Page 119


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XIX PEKERJAAN ALLUCUBOND

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan Allucubond sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna

2. Pekerjaan alucubond meliputi pekerjaan Finising Dinding/Kolom atau


sesuai dengan ada di gambar bestek

Pasal 2 : Persyaratan Bahan /Material

1. Material Rangka yang digunakan mengikuti seperti yang


tersebutkan di gambar bestek.

2. Alucubond harus dari pabrik dengan warna dan tebal seperti yang
disebutkan di Gambar atau BoQ atau dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pemasangan dan Pelaksanaan


alucubond harus mengikuti petunjuk dari pabrik/brosur tersebut.

4. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur untuk


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Cara pemasangan

Cara pemasangan alucubond senantiasa harus selalu memperhatikan /


mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai
dengan petunjuk cara pemasangan yang dikeluarkan dari pabrik produksi
alucubond kecuali dalam keadaan tertentu yang menghendaki lain, yang
sudah mendapat petunjuk atau persetujuan perencana dan pengawas.

CV. Maulana Consultant Page 120


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XX PEKERJAAN METAL

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

1. Pada bagian ini meliputi pengadaan dan. pemasangan bahan dan


logam-logam arsitektur seperti yang dijelaskan dalam gambar dan
atas petunjuk Direksi

Pasal 2 : Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan ini harus mengikuti dan sesuai dengan standar


sebagai berikut :

 NI - 3 - 1970
 SH - 0161 - 77
 SIl - 0193 - 78
 BS - 1387 - Steel tubes

Pasal 3 : Bahan-bahan

Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan


digunakan, untuk mendapat persetujuan dari Direksi.

Pasal 4 : Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sampel
Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.

2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan


pengganti harus disetujui Direksi Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Kontraktor.

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-


gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Direksi Pengawas.

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

CV. Maulana Consultant Page 121


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan


untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.

7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.

8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang


sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya/air tidak macet.

Pasal 5 : Syarat-syarat Penyimpanan

Material harus disimpan di tempat tersendiri dan jauh dari lokasi kerja,
dimana ruang simpan harus memiliki tingkat kelembaban udara yang
tidak menyebabkan korosi.

CV. Maulana Consultant Page 122


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB XXI ATURAN KHUSUS

Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Perencana bersama Konsultan Supervisdalam
masa pelaksanaan konstruksi dengan persetujuan Owner dan menjadi
suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut harus didasarkan
pada Kontrak Kerja.

Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam
Gambar Bestek, Bill of Quantity dan Spesifikasi Teknis maka penjelasan
teknis terhadap item pekerjaan tersebut adalah berdasarkan keputusan
Konsultan Supervisdengan persetujuan Konsultan Perencana dan
Owner.

Pasal 3 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis ini adalah
menurut penjelasan Konsultan Supervisdengan persetujuan Konsultan
Perencana dan Owner.

Banda Aceh, Agustus 2018


Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. Maulana Konsultan

( SAFARLI,ST )
Direktur

CV. Maulana Consultant Page 123

Anda mungkin juga menyukai