TRANSFORMASI
SOSIAL MASYARAKAT DUSUN SUKA MULYA DESA PERMATA
JAYA
KABUPATEN KUBU RAYA: TINJAUAN KUALITATIF
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Disusun oleh:
Muhammad Soleh
(12105067)
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I........................................................................................................................................
PENDAHULUAN ...................................................................................................................
BAB II ......................................................................................................................................
BAB III.....................................................................................................................................
PENDAHULUAN
Maka dengan paradigma konstrutiviksme penelitian semacam ini sangat cocok dan
memudahkan penulis untuk memfokuskan data-data dan arah dari penelitian tersebut.
Penulis akan memastikan juga kerangka teoritis yang akan digunakan dalam
penelitian ini dapat mencakup teori teori yang terkait dengan konstruktivisme. Teori
komunikasi serta kerangka konseptual yang akan membantu penulis dalam menganalisis
dampak digitalisasi komunikasi secara lebih mendalam.
Selain itu penulis yang merupakan penduduk asli di dusun suka Mulya akan lebih
mudah untuk berinteraksi dengan masyarakat di dusun suka mu ya dengan hormat dan
memperoleh izin serta persetujuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam penelitian penulis.
Hal ini akan membantu dalam mengumpulkan data kualitatif yang berkualitas dan
memastikan etika penelitian yang tepat.
1.1 Latar Belakang
Kerangka konseptual dasar penelitian ini mencakup ide-ide yang disajikan oleh
berbagai pakar terkait teknologi yang mendalami diskusi khalayak tertentu, yaitu partisipan
dan pengguna media baru. Harold A. Innis (1951, 2007) mengartikulasikan hubungan antara
teknologi, media, dan perubahan sosial, menjelaskan bagaimana media membentuk evolusi
kesadaran dan kesadaran masyarakat. Innis menelusuri perkembangan komunikasi manusia
dari tradisi budaya lisan yang bercirikan non-literasi hingga era media elektronik yang
mencakup bias spasial, pertimbangan temporal, dan monopoli pengetahuan. Selain itu, Innis
menguraikan interaksi antara media dan kapasitasnya untuk melakukan kontrol.
Memasuki Era digital ini kemajuan teknologi telah mengubah lanskap komunikasi
dan interaksi sosial secara dramatis. Digitalisasi komunikasi yang didorong oleh
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Telah menjadi kekuatan penting
dalam membentuk bagaimana masyarakat berkomunikasi, mengakses informasi dan
berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan sosial ekonomi dan politik.Di tengah
perubahan global ini Sukamulya di desa permata aja ya Kabupaten Kubu Raya tidak luput
dari dampak Transformasi sosial yang disebabkan oleh digitalisasi komunikasi.
“Dalam ranah adat istiadat budaya, membina hubungan yang harmonis antar individu
dari latar belakang agama yang berbeda merupakan hasil dari proses konstruksi masyarakat
yang terjalin dengan siklus hidup produksi dan reproduksi selanjutnya. Keberlanjutan suatu
budaya di berbagai zaman bergantung pada kemampuan penganutnya untuk melanggengkan
dan menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang tidak bisa dihindari (Abdullah, 2006).
Sejumlah penelitian menyoroti migrasi penduduk dan industrialisasi sebagai katalis penting
dalam mendorong transformasi sosial (Kim, 2007; McGibbon, 2004).
Proses industrialisasi terlihat dari meningkatnya tren warga yang menjual tanahnya
untuk membiayai pendidikan perguruan tinggi anaknya. generasi muda, setelah lulus,
memasuki dunia kerja di kantor-kantor perusahaan dan pemerintahan, sehingga menyebabkan
pergeseran gaya hidup agraris ke perkotaan. Transisi ini menyebabkan sektor pertanian
tertinggal, sementara masyarakat perkotaan mempunyai ritme hidup yang berbeda.
Akibatnya, tradisi budaya dan agama, yang secara tradisional ditopang oleh budaya agraris
yang kuat, menghadapi penurunan dukungan (Kim, 2007)."
Integrasi teknologi komunikasi dan informasi telah membawa perubahan besar dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini telah menjadi bagian integral dari proses pengembangan
budaya yang dilakukan oleh manusia, sebuah fenomena yang diidentifikasi oleh Jenkins
(2006) sebagai konvergensi budaya. Domain ini berfungsi sebagai titik fokus di mana media
tradisional dan modern, media akar rumput, dan perusahaan media saling bersinggungan,
sehingga menciptakan interaksi dinamis di mana pengaruh produser media dan kekuatan
konsumen media berinteraksi dengan cara yang tidak dapat diprediksi. Jenkins memandang
hal ini sebagai zona konvergensi untuk tiga konsep utama: konvergensi media, budaya
partisipatif, dan kecerdasan kolektif.
Pada dusun suka Mulia sendiri adalah contoh perubahan nyata yang signifikan dalam
masyarakat pedesaan akibat digitalisasi komunikasi. Teknologi tersebut telah memungkinkan
akses lebih cepat dan mudah terhadap informasi, peluang pendidikan, pekerjaan, hiburan,
serta interaksi dengan individu di luar desa. Transformasi sosial yang dihasilkan oleh
digitalisasi komunikasi menjadi isu yang menarik untuk diteliti mengingat dampaknya yang
luas pada aspek aspek kehidupan masyarakat Termasuk budaya, ekonomi, politik, dan relasi
sosial
Kemajuan digitalisasi memegang posisi krusial dalam kemajuan suatu bangsa. Hal ini
memicu transformasi signifikan di seluruh negara, industri, dan organisasi, serta mengalami
perkembangan pesat dan positif dalam peralihan global menuju transformasi digital. Menurut
Sukmana sebagaimana dikutip dalam Erwin (2020), digitalisasi melibatkan konversi konten
dari format cetak, audio, atau video ke dalam bentuk digital, yang berfungsi sebagai sarana
untuk menghubungkan masyarakat dan komunitas, meningkatkan standar hidup, dan
mendorong peluang pembangunan bagi negara (Latif , dkk., 2018).
Hasil Konribusi
No Penelitian/Tahun Judul Uraian Metode
Penelitian
Kajian ini berkaitan dengan
aktivitas perdagangan dalam
Beberapa hasil
Digitalisasi konteks saat ini. Suatu proses
kontribusi yang
Jual mengubah aktivitas jual beli
dapatdari penelitian
Beli Di modal tradisional atau
tersebut termasuk:
konvensional menjadi digital.
Masyarakat: Perubahan Struktur
1 Karena pesatnya Kualitatif
2021 Prespektif Ekonomi,Transformasi
perkembangan teknologi
Teori inilah yang akhirnya merubah Pola Konsumsi,
Perubahan eksistensi jual beli yang Dan Perubahan Sosial
Sosial awalnya hanya transaksi
Budaya
langsung antara penjual dan
pembeli, kini
Teori modernisasi menjelaskan tentang proses transformasi dari masyarakat tradisional atau
terbelakang ke masyarakat modern. Modernisasi merupakan proses perubahan terhadap
sistem ekonomi, sosial dan politik yang berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari
abad ke-17 sampai ke-19 yang kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya.
Bert. F. Hoselit Menurut Bert dalam teori modernisasi adalah bahwa kehidupan
manusia berlandaskan pada pedoman hidup. Selain itu kesadaran terhadap faktor ekonomi
dan non ekonomi menjadi senjata dalam perkembangan manusia secara utuh. Dengan
demikian dapat menjadi harapan dalam pertumbuhan taraf hidup.
Teori ini berkaitan dengan penyebaran inovasi atau teknologi baru di masyarakat.
Dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana digitalisasi komunikasi diterima dan
disebarkan.Teori difusi inovasi merupakan teori yang membahas tentang bagaimana ide atau
gagasan baru dan teknologi tersebar dalam suatu kebudayaan. Teori difusi inovasi merupakan
perpaduan dari kata difusi dan inovasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata difusi memiliki arti berupa penyebaran
atau perembesan sesuatu berupa kebudayaan, teknologi, atau ide dari suatu pihak ke pihak
lain, sedangkan inovasi memiliki arti sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru,
yakni sebuah pembaruan.Teori difusi inovasi dipopulerkan pada tahun 1964 oleh Everett
Rogers. Dalam buku ciptaannya yang berjudul “Difussion of Innovations” ia menjelaskan
bahwa difusi merupakan proses ketika sebuah inovasi dikomunikasikan melalui beberapa
saluran dengan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Teori yang dikemukakan Rogers tersebut yakin bahwa inovasi yang terdifusi ke
seluruh masyarakat dengan pola yang dapat diprediksi. Rogers juga mendefinisikan difusi
inovasi sebagai sebuah proses yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru yang
dipandang secara subjektif. Makna inovasi demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui
sebuah proses konstruksi sosial.Sementara itu, difusi telah diperkenalkan lebih dulu oleh
seorang sosiolog Prancis, Gabriel Tarde pada tahun 1903. Dalam bukunya “The Laws of
Imitation” ia memperkenalkan pada publik Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion
Curve). Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa difusi inovasi merupakan proses sosial
dalam mengkomunikasikan informasi mengenai ide-ide baru yang awalnya dipandang secara
subjektif, namun perlahan-lahan mulai dikembangkan melalui proses konstruksi sosial
sehingga dapat dipandang secara objektif.
Teori ekologi adalah studi tentang bagaimana media, teknologi dan proses
komunikasi memengaruhi lingkungan manusia. Teori ekologi media berpusat pada prinsip
bahwa masyarakat tidak bisa terlepas dari pengaruh teknologi dan bahwa teknologi akan
tetap menjadi fokus bagi sebagian besar masyarakat. Konsep dasar teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Marshall McLuhan pada tahun 1964.
McLuhan terkenal sebagai pencetus frasa, "media adalah pesan" (medium is the
message), yang merupakan frasa diyakini berarti bahwa media yang dipilih untuk
menyampaikan pesan adalah sama pentingnya (jika tidak lebih penting) dari pesan itu
sendiri.[2] Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh mentornya, ekonom berkebangsaan
Canada, Harold Adams Innis (1951)
Dalam perspektif teori ini, pesan bukanlah hal yang mempengaruhi kesadaran kita,
melainkan media. Medialah yang lebih banyak memengaruhi alam bawah sadar kita. Media
yang membentuk pesan, bukan sebaliknya. Ini berarti media elektronik telah mengubah
masyarakat secara radikal. Masyarakat sangat bergantung pada teknologi yang menggunakan
media dan bahwa ketertiban sosial suatu masyarakat didasarkan pada kemampuannya untuk
menghadapi teknologi tersebut.
Teori ini dapat digunakan untuk memahami hubungan kompleks antara masyarakat
dan teknologi komunikasi digital. Ini melibatkan analisis lingkungan komunikasi yang
melibatkan berbagai elemen. Aspek-aspek seperti aksesibilitas teknologi, interaksi
antarindividu, dan perubahan dalam pola komunikasi dapat dieksplorasi dengan
menggunakan teori ini.
Jenkins menekankan bahwa konvergensi media bukan hanya sekedar proses teknologi
yang mampu menggabungkan beberapa fungsi media kedalam satu device. Konvergensi
media menurut Jenkins lebih mewakili perubahan kultural dimana para konsumen media
semakin terdorong untuk mencari informasi baru dan berusaha menghubungkan konten-
konten media yang sebelumnya tersebar.
(pendengar/khalayak).
Penelitian dapat melibatkan analisis terhadap bagaimana media tradisional dan media
digital berinteraksi dan berubah dalam konteks masyarakat Dusun Suka Mulya.
Proses perubahan itu ada yang berjalan sedemikian rupa sehingga tidak terasa oleh
mayarakat pendukungnya. Gerak perubahan yang sedemikian itu disebut evolusi. Sosiologi
mempunyai gambaran adanya perubahan evolusi masyarakat dari masyarakat sederhana ke
dalam masyarakat modern.
Proses gerak perubahan tersebut ada dalam satu rentang tujuan ke dalam masyarakat
modern. Berangkat dari pemikiran teori evolusi Comte tentang perubahan sosial. Titik tolak
pemikiran Comte adalah pandangannya tentang masyarakat dengan memanfaatkan konsep-
konsep biologi, yang dapat diringkas (Martindale dalam Sihabudin, 2011, 17-18) yakni.
Pertama, masyarakat berkembang secara linier (searah), yakni dari primitif ke arah
masyarakat yang lebih maju. Kedua, proses evolusi yang dialami masyarakat mengakibatkan
perubahan-perubahan yang berdampak terhadap perubahan nilai-nilai dan berbagai anggapan
yang dianut masyarakat. Ketiga pandangan subjektif tentang nilai dibaurkan dengan tujuan
akhir perubahan sosial.
Hal ini terjadi karena masyarakat modern merupakan bentuk masyarakat yang dicita-
citakan memiliki label yang baik dan lebih sempurna, seperti kemajuan, kemanusiaan, dan
sivilisasi. Keempat,perubahan sosial yang terjadi dari masyarakat sederhana ke arah
masyarakat modern berlangsung lambat, tanpa menghancurkan fondasi yang membangun
masyarakat, sehingga memerlukan, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Berkaitan tersebut, bahwa perubahan sosial sudah diperkenalkan oleh beberapa ahli
teoritisi sosiologi klasik diantaranya, Karl Marx, Max Weber, Emile Durkhein, dan George
Simmel. Keempatnya membahas masalah kemunculan dari pengaruh modernitas. Menurut
Marx, bahwa modernitas ditentukan oleh ekonomi kapitalis, ia mengakui kemajuan yang
ditimbulkan oleh transisi masyarakat sebelumnya ke masyarakat kaptalisme. Namun dalam
karya-karyanya, sebagian besar perhatiannnya ditujukan untuk mengkritik sistem ekonomi
kapitalis dan kecacatannya berkaitan alienasi
dan eksploitasi.
C. Interpretasi data
Data yang diperoleh diteliti untuk menghasilkan prediksi masa depan dengan
memanfaatkan informasi dari periode masa lalu. Analisis ini memberikan wawasan mengenai
realitas perubahan di masa lalu, masa kini, dan antisipasi perubahan di masa depan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif melibatkan penyelidikan suatu masalah dengan
menggunakan isu-isu yang ada sebagai landasan pengumpulan data. Peneliti kemudian
mengidentifikasi variabel dan mengukurnya untuk dianalisis menggunakan prosedur statistik
yang relevan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menarik kesimpulan dan
menggeneralisasi teori (Smith & Hasan, 2020). Penelitian survei, yang dilakukan pada
populasi besar atau kecil, melibatkan studi data yang dikumpulkan dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Survei biasanya dilakukan untuk membuat generalisasi dari
pengamatan yang mungkin tidak mendalam. Kekuatan generalisasi bergantung pada
keterwakilan sampel.
Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini berupaya untuk menjelaskan peristiwa
atau kejadian terkait dengan kondisi efektivitas transformasi digital saat ini terhadap perilaku
remaja, khususnya masyarakat Dusun Suka Mulya Desa Permata Jaya Kabupaten Kubu
Raya. Tujuannya adalah untuk memahami nilai-nilai variabel independen atau dependen.
terkait dengan hadirnya transformasi digital dalam perilaku masyarakat Dusun Suka Mulya
Desa Permata Jaya Kabupaten Kubu Raya. dengan menjalin hubungan antar berbagai
variabel. Metode penelitian survei ini mencakup pengumpulan informasi yang beragam dan
relevan terkait dengan permasalahan yang diangkat penulis, termasuk data yang bersumber
dari laporan dan literatur.
Di Dusun Suka Mulya Desa Permata Jaya Kabupaten Kubu Raya, perempuan saat
ini lebih cenderung menggunakan gadget. Namun, keseimbangan gender diperkirakan akan
berubah seiring berjalannya waktu, sehingga penggunaan gadget menjadi lebih adil. Terlepas
dari gender atau status perkawinan, penting bagi setiap individu untuk menilai kembali
pendekatan mereka terhadap penggunaan gadget, mengingat dampaknya terhadap dinamika
keluarga. Penggunaan gadget yang bertanggung jawab berpotensi mencegah terjadinya
masalah seperti kecemburuan dan perselisihan rumah tangga. Memahami penggunaan gadget
yang benar semakin penting seiring kemajuan teknologi.
2. Kemampuan:
Kemahiran dalam penggunaan gadget berbeda-beda antar anggota masyarakat, ada
yang memperoleh keterampilan secara mandiri dan ada pula yang belajar dari anak atau
orang tuanya. Terkait dengan ciri-ciri biografi, penggunaan gadget di masa depan
diperkirakan akan meluas dan penting bagi semua orang. Kemahiran gadget dipandang
penting untuk komunikasi, hiburan, dan pencarian informasi yang efektif. Ibu rumah tangga,
misalnya, memanfaatkan teknologi untuk bisnis dan penghasilan tambahan, sementara ada
pula yang menggunakan gadget hanya untuk hiburan. Pegawai, termasuk PNS, wajib
menggunakan gadget untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan, sehingga gadget menjadi alat
yang sangat diperlukan. Selain itu, gadget membantu siswa dalam hal-hal praktis, seperti
menyelesaikan tugas dan mengakses materi pendidikan.
Penulis menekankan pentingnya memahami dan menguasai teknologi gadget untuk
mengimbangi perkembangannya. Seiring dengan kemajuan teknologi, perkembangan
masyarakat memerlukan pemahaman luas tentang penggunaan gadget agar tidak ketinggalan
informasi dan peluang.
Pandemi COVID-19 telah mempercepat penerapan gaya hidup digital, menekankan
efisiensi dan efektivitas biaya dalam bekerja melalui penggunaan alat-alat digital. Namun,
tantangan muncul karena beberapa individu, terutama anak-anak, menyalahgunakan
teknologi. Penelitian seperti yang dilakukan Eni Haryati pada tahun 2016 mengeksplorasi
perubahan perilaku masyarakat yang beralih dari pertanian ke industri. Memahami dan
beradaptasi terhadap perubahan perilaku ini sangat penting dalam menavigasi lanskap digital
yang terus berkembang.
Individu mempunyai kapasitas dan kemampuan yang disebut dengan kapabilitas
intelektual. Dalam konteks masyarakat saat ini, masyarakat sudah mempunyai kemampuan
memanfaatkan gadget untuk berbagai kebutuhan. Kemajuan teknologi ini tidak hanya terjadi
pada kelompok tertentu, bahkan ibu-ibu rumah tangga pun kini ikut berjualan gadget.
Teknologi ini memberikan peluang bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas fisik
dan lansia, untuk mendapatkan manfaat dan menghasilkan pendapatan tambahan melalui
penjualan online.
3. Pembelajaran.
Di era digital, penggunaan gadget banyak dianut oleh komunitas Dusun Suka Mulya
Desa Permata Jaya Kabupaten Kubu Raya. Penerimaan tersebut ditunjukkan dengan
pemahaman masyarakat dan pemanfaatan gadget secara efektif. Pembelajaran merupakan
bagian integral dalam penggunaan teknologi, dan individu, terutama orang tua, tidak serta
merta memerlukan pelatihan formal untuk menggunakan gadget. Hal ini memfasilitasi proses
pembelajaran bagi anak-anak dan orang-orang terdekatnya, sehingga integrasi teknologi ke
dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah diakses.
Dampak teknologi di era digital bisa positif atau negatif, tergantung penggunaan
individu. Jika digunakan secara positif, gadget berkontribusi terhadap profitabilitas bisnis,
menyederhanakan tugas kerja, membantu pendidikan, dan menyediakan akses terhadap
berita. Namun penggunaan gadget dalam waktu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan
seperti paparan radiasi dan gangguan mata.
Pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan gadget mempunyai dampak negatif
yang minimal terhadap ibu rumah tangga, dan hanya berdampak kecil terhadap dinamika
rumah tangga. Ibu rumah tangga terkadang terlalu asyik menggunakan gadget sehingga
mengalihkan perhatian dari pengawasan anak. Penting bagi pengguna gadget, terutama orang
lanjut usia dan anak-anak, untuk menetapkan batasan waktu penggunaan untuk menghindari
akibat yang tidak diharapkan.
3.2.1 Lokasi
Dalam melaksanakan penelitian ini, Penulis memaksimalkan pencariaan data
melalui literatur terpercaya yang sudah teruji kebenarannya mealului buku maupun artikel
ilmiah. Lokasi penelitian Dusun Suka Mulya Desa Permata Jaya Kabupaten Kubu Raya
3.2.1 Waktu
Waktu penelitian selama peneliti melaksanakan pengumpulan data dan pembuatan
proposal dimulai sejak bulan September 2023 hingga sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2006). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Belajar.
Creswell J. W. (2016). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
campuran. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Duncan, C. R. (2016). Coexistence not Reconciliation: From Communal Violence to
Non-Violence in North Maluku, Eastern Indonesia. The Asia Pacific Journal of
Anthropology, 17(5), 460–474.
Eni Haryati (2016) Perubahan Perilaku Masyarakat Di Lingkungan Kawasan
Industry Studi Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fukuyama, F. (2000). Social Capital and Civil Society. International Monetary Fund.
Griswold, W. (2013). Cultures and Societies in a Changing World. SAGE
Publications, Inc.
Hanggraeni Dewi.(2012).Manajemen Sumber Daya Manusia,Lembaga Penerbit FE
UI.Jakarta
Huntington, S. P. (1976). No Easy Choice: Political Participation. Harvard
Innis, H. A., & Watson, A. J. (1950, 2007). Empire and communications. University of
Toronto: Dundurn Press Ltd.
Jenkins, H. (2006). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New
York & London: New York University Press.
Kellner, Douglas. 2006. Media and Culture Studuies. Victoria: Blackwell
Kim, H.-J. (2007). Reformist Muslims in a Yogyakarta Village:The Islamic
Transformation of Contem- porary Socio-Religious Life.
Martindale: The Complete Drug Reference. 36th ed. London: Pharmaceutical Press
McLuhan, M. (1964). The Extensions Of Man. In Understanding Media.
Owen, B. M. (1999). The internet challenge to television. Harvard Univ. Press.
Poster, M. (1995). The second media age. John Wiley & Sons.
Publishing.
Putnam, R. D. (2000). Bowling alone: The collapse and revival of American
community. Simon & Schuster.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
University Press.
Varshney, A. (2002). Ethnic Conflict and Civic Life: Hindus and Muslims in India.
Yale University Press
Yilmaz, I., & Barton, G. (2021). Populism, Violence, and Vigilantism in Indonesia:
Rizieq Shihab and His Far-Right Islamist Populism. European Center for Populism Studies
(ECPS).