Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA-TANDA PERSALINAN

Oleh :
KELOMPOK 3 :
ASMA
EVA APRIANTY
HALIMATUSSA’DIAH
LENI WATI
RISNAWATI NUR
REGINA TRIDARA
ZAINAB ALAWIYAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TANDA-TANDA PERSALINAN

Topik : Asuhan kebidanan intranatal


Sub Topik : Tanda-Tanda Bahaya Persalinan
Sasaran : Ibu Hamil Trimester 3
Hari/ tanggal : minggu, 22 Oktober 2023
Tempat : RSIA Aisyiah Samarinda
Jam / waktu : 30 Menit

A. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan, di harapkan ibu hamil trimester 3 terutama
ibu primigravida mengerti tentang tanda- tanda bahaya persalinan.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
1. Mengetahui Pengertian Persalinan
2. Mengetahui tanda – tanda bahaya persalinan kala 1
3. Mengetahui cara mencegah bahaya persalinan
4. Mengetahui tujuan dari informasi mengenai tanda-tanda bahaya persalinan

C. Materi
1. Pengertian persalinan
2. Tanda – tanda bahaya persalinan
3. Cara mencegah bahaya persalinan
4. Tujuan mengetahui informasi dari tanda-tanda bahaya persalinan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media danAlat
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
3. Lembar Balik

F. StrategiPelaksanaan
No Waktu Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1 3 menit Pembukaav Mengucapkan salam Menjawabsalam
n v Memperkenalkan diri Memperhatikan
v Menyapa peserta Memperhatikan
v Membuat kontrak waktu Memperhatikan
2 20 menit Isi v Menjelaskan tentang Pengertian Memperhatikan
persalinan
v Menjelaskan tentang Tanda – Memperhatikan
Tanda Bahaya Persalinan
v Menjelaskan tentang Cara Memperhatikan
Mencegah bahaya persalinan
v Menjelaskan tentang Tujuan
Mengetahui Tanda-Tanda bahaya Memperhatikan
Persalinan

3 7 menit Penutup v Memberikan kesempatan kepada Menjawab


ibu untuk bertanya pertanyaan
v Memberikanreinformconsentpositif
v Menutup acara penyuluhan Menjawab
v Salam penutup pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Jelaskan Pengertian persalinan!
2. Sebutkan Tanda – Tanda Bahaya Persalinan?
3. Bagaimana Cara Mencegah Bahya Persalinan!
4. Jelaskan Tujuan Mengetahui Tanda-Tanda Bahaya Persalinan!
MATERI
TANDA-TANDA BAHAYA PERSALINAN
.
A. Pengertian persalinan
1. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalianan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
(APN, 2010)
2. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 - 42 Minggu), lahir spontan dengan prsentasi
belakang kepala yang berlangsungdalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Sarwono 2011).
3. Persalinan Normal adalahasuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca persalinan, hipotermi,dan asfiksia bayi baru lahir (Sarwono, 2011).
Jadi persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang sudah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, disusun
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari dalam tubuh ibu .

B. Tanda – Tanda Bahaya Persalinan


Melahirkan atau persalinan tentunya menjadi hal yang paling ditunggu bagi
wanita yang sedang hamil, khususnya hamil anak pertama. Untuk usia kehamilan,
maka seorang wanita akan melahirkan anak saat usia kandungan sudah memasuki 9
Bulan. Perasaan pun campur aduk, antara bahagia dan khawatir apakah nantinya
persalinan dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu ada beberapa tanda bahwa proses
kelahiran terbilang berbahaya.
1. Ibu Tidak Kuat Mengejan
Proses kelahiran akan sangat aman jika Ibu bisa mengejan dengan baik.
Namun dalam beberapa kasus yang sering ditemui adalah ibu yang tidak kuat
mengejan dan menyebabkan bayi terlalu lama berada di pinggul. Hal ini
membahayakan janin karena bayi yang lahir nantinya akan lemas dan terlihat tidak
bugar. Bahkan biasanya bayi tidak akan menangis saat lahir. Proses mengejan
yang lemah seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, Usia ibu yang
melahirkan diatas 35 Tahun sehingga terlalu lemah untuk mengejan. Faktor
lainnya adalah kurangnya gizi selama masa kehamilan. Untuk itu memperhatikan
gizi ibu hamil sangatlah penting.

2. Bayi Terlilit Tali Pusat


Hal ini seringkali menjadi masalah dalam proses persalinan. Walaupun
tidak membahayakan sang ibu, tapi ini akan membahayakan sang janin, khususnya
pada janin yang beratnya lebih kecil. Satu-satunya cara untuk menjauhkan janin
dari tali pusar adalah dengan memasukkan tangan Dokter kedalam vagina dan
mendorong janin menjauhi tali pusar. Ini akan membantu janin bertahan, tapi
disamping itu juga harus selalu mengecek denyut jantung bayi agar dapat dengan
cepat melakukan pertolongan saat terjadi hal yang tidak diinginkan.

3. Bayi Tidak Segera Lahir Setelah 12 Jam


Bagi wanita, melahirkan adalah pertarungan antara hidup dan mati.
Beberapa wanita akan lebih mudah melahirkan sehingga tidak terlalu lama
mengejan, namun sebagian wanita akan sulit mengeluarkan janin walaupun sudah
terasa mulas, bahkan lebih dari 12 jam. Lamanya janin yang tidak kunjung keluar
bisa disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah ukuran pinggul sang ibu yang
kecil ataupun berat bayi yang besar didalam kandungan. Saat hal ini terjadi,
biasanya para medis akan melakukan pertolongan pertama dengan alat penyedot
atau alat pacu untuk merangsang bayi agar lebih mudah keluar. Ini dilakukan
untuk keselamatan bayi dan sang ibu agar tidak terlalu lama merasakan sakit yang
akan berakibat fatal.

4. Air Ketuban Berwarna Keruh dan Bau


Air ketuban umumnya bening dan tidak berbau. Munculnya bau seringkali
disebabkan karena bakteri jahat yang terdapat pada vagina. Air ketuban yang
keruh biasanya ditandai dengan beberapa gejala, antara lain, demam pada masa
kehamilan, suhu vagina yang berubah / hangat ketika disentuh, meningkatnya
tekanan sel darah putih dan nyeri pada uterus. Untuk mengantisipasi ini sebaiknya
para ibu selalu menjaga kebersihan dan kesehatan saat sedang hamil. Ini meliputi
daerah kewanitaan karena sangat rawan, apalagi saat sedang hamil. Jadi harus
dijaga agar selalu bersih dan terhindar dari bakteri jahat.

5. Ketuban Pecah dini


Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu (Manuaba, 2009).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum persalinan mulai pada
tahapan kehamilan manapun (Arma, dkk 2015). Sedangkan menurut (Sagita, 2017)
ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Cairan keluar melalui selaput ketuban
yang mengalami robekan, muncul setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu dan
setidaknya satu jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya. Dalam keadaan
normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami KPD.
Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Ketuban pecah dini dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan disebut
periode laten atau dengan sebutan Lag Period. Ada beberapa perhitungan yang
mengukur Lag Period, diantaranya 1 jam atau 6 jam sebelum intrapartum, dan
diatas 6 jam setelah ketuban pecah. Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban
sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi pada ibu dan juga bayi (Fujiyarti, 2016)
Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini merurut (Manuaba, 2007)
yaitu sebagai berikut:
a. Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)
Tanda dan Gejala Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban
merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau
amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus
diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala
janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat”
kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak,
nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi
yang terjadi (Sunarti, 2017).

6. Ibu Mengalami Asma Atau Gangguan Pernafasan


Seorang ibu yang akan melahirkan tentunya sudah harus dipersiapkan
kesehatan fisik maupun mental. Terlebih jika seorang ibu memiliki penyakit asma.
Bagi seorang Ibu yang menderita penyakit asma dan ingin melahirkan secara
normal, ini bisa saja dilakukan dengan cara proses kelahiran yang singkat.
Pertolongan yang mungkin dilakukan saat proses kelahiran bagi Ibu yang memiliki
penyakit asma adalah dengan memakai alat pacu seperti vacum khusus untuk
menyedot bayi. Tapi adapun cara lain untuk mengatasinya, yaitu dengan cara
proses kelahiran secara caesar agar lebih aman untuk kesehatan Ibu dan Bayinya.
(Baca juga: Bahaya Penyakit Asma Pada Ibu Hamil , Penyebab Dada Sesak Saat
Hamil )

7. Ibu Mengalami Kejang


Beberapa ibu yang akan melahirkan pastinya akan mengalami semacam
trauma, khususnya saat melahirkan anak pertama atau baru pertama kali
melahirkan. Terjadinya kejang pada ibu saat proses kelahiran berlangsung harus
segera ditangani karena ini berbahaya untuk Ibu dan janinnya. Segera bawa ke
ruang UGD untyk ditindak lanjuti agar kelahiran dapat berjalan dengan lancar.

8. Keluar Darah Sebelum Melahirkan


Beberapa wanita akan mengalami hal ini karena mengalami kelelahan saat
sedang hamil. Darah yang keluar sebelum muncul tanda-tanda akan melahirkan
adalah hal yang buruk. Pasalnya, keluarnya bercak darah yang terjadi sebelum
waktu persalinan dapat menjadi tanda keguguran ataupun hamil anggur. Hamil
anggur akan berdampak buruk bagi janin, yaitu akan mengalami cacat. Maka
untuk mengantisipasi bayi lahir cacat, hamil anggur harus digugurkan.

9. Ari-Ari Tidak Kunjung Keluar Setelah Proses Melahirkan


Ari-ari biasanya akan ikut keluar setelah beberapa menit bayi lahir. Ari-ari
atau plasenta paling lambat akan muncul setengah jam setelah lahir. Jika tidak
kunjung keluar maka akan dilakukan secara manual. Plasenta yang tidak keluar
akan berbahaya untuk kesehatan rahim sang ibu pada suatu hari nanti. Untuk itu
pengambilan plasenta yang dilakukan secara manual harus dengan teknik
kedokteran yang hygienis agar terjaga kesehatannya.

10. Ibu Terlalu Gelisah dan Mengalami Rasa Sakit Yang Parah
Melahirkan harus dengan cara mental yang santai agar prosesnya berjalan
dengan lancar. Bagi beberapa ibu yang mengalami trauma biasanya akan
mengalami gelisah yang berlebih sehingga tersugesti dengan rasa sakit.
Melahirkan memang sakit, terutama pada bagian vagina, tapi ini dapat diatasi jika
seorang ibu memiliki perasaan yang santai dan tenang. Sebaiknya seorang ibu
melakukan meditasi agar lebih santai saat melahirkan. Hal ini sekaligus untuk
mengantisipasi rasa nyeri berlebih saat melahirkan.

11. Ibu Mengalami Pendarahan Yang Luar Biasa


Pendarahan merupakan hal yang paling berbahaya setelah melahirkan. Ini
juga menjadi penyebab utama seorang ibu meninggal setelah melahirkan. Jika
mengalami hal ini sebaiknya harus dilakukan perawatan secara serius agar
kesehatan Ibu segera membaik dan melakukan istirahat yang cukup.
Bagi ibu hamil sebaiknya harus waspada dengan hal-hal seperti diatas. Ini
hanya sekedar untuk mengantisipasi terjadinya hal buruk setelah melahirkan.
Persalinan yang lancar tentunya merupakan harapan bagi setiap wanita, untuk itu,
diharapkan bagi para ibu harus selalu tenang saat akan melahirkan, agar prosesnya
lebih mudah dan bayi lahir dengan selamat.

C. Cara Mencegah Bahaya Persalinan


1. Persiapkan Fisik Dan Mental Ibu
Setelah ibu memutuskan untuk melahirkan secara normal maka persiapan
secara fisik dan mental harus dilakukan ibu sejak dini. Ibu harus membuat tubuh
ibu menjadi siap untuk melahirkan normal. Persiapan ini harus dilakukan sejak
trimester pertama. Melakukan persiapan melahirkan normal anak pertama harus
dilakukan dengan cara yang tepat. Ibu bisa mencoba untuk mengikuti kursus
persalinan normal yang banyak dilakukan di rumah sakit atau fasilitas klinik
bersalin.
2. Menjaga Kebugaran Tubuh
Salah satu penyebab pendarahan saat persalinan normal adalah ketika ibu
harus melakukan persalinan forceps yang tidak hanya menyakitkan tapi juga
menyebabkan trauma. Persalinan ini dilakukan dengan memasukkan alat
forceps ke vagina dan dokter biasanya membuat robekan pada perineum. Luka
trauma bisa memicu pendarahan yang berat. Untuk mengatasi agar tidak
menerima persalinan ini maka lakukan olahraga. Ibu bisa mencoba melakukan
senam hamil, yoga untuk khusus kehamilan dan senam kegel. Tujuannya adalah
membuat vagina dan perineum menjadi elastis sehingga tidak perlu menerima
indikasi episiotomi dan ibu bisa melahirkan nyaman.
3.Penuhi Kebutuhan Nutrisi
Untuk bisa melakukan cara agar persalinan normal tidak sakit maka
sebaiknya ibu juga harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tubuh ibu dan
janin. Berbagai nutrisi juga sangat penting untuk membantu otot ibu menjadi
lebih elastis dan kuat, juga kulit yang sehat dan elastis. Efeknya juga terjadi
pada area perineum sehingga ibu bisa melahirkan normal dengan cepat dan
lancar. Berbagai jenis makanan yang mengandung asam lemak omega 3,
protein, seng, vitamin C dan kalsium sangat dibutuhkan selama sejak awal
kehamilan.
4. Melakukan Terapi Pijat Perineum
Agar persalinan normal menjadi lebih mudah dan tidak menyakitkan maka
ibu bisa melakukan pijat perineum. Bagian ini memang sangat rentan sobek saat
melahirkan normal dan pendarahan bisa berat jika sobek sampai ke area anus.
Untuk mencegah robek akibat tidak sengaja saat mengejan atau dokter melakukan
episiotomi maka sebaiknya pijat perineum aktif dilakukan saat sudah trimester
ketiga. Cara ini bisa membantu area bisa menjadi mudah untuk meregang secara
alami dan ibu lebih percaya pada tubuh.
5. Pilih Posisi Melahirkan Yang Sesuai
Saat ibu akan melahirkan maka ibu sebaiknya bisa memilih posisi
melahirkan yang paling tepat dan nyaman. Posisi berbaring dianggap hal yang
sangat normal namun ternyata posisi ini bisa membuat robek vagina menjadi lebih
lebar dan memicu pendarahan yang berat. Penyebabnya adalah karena tekanan
pada bagian tulang ekor dan perineum saat melahirkan. Karena itu ibu bisa
memilih posisi lain seperti dengan duduk di kursi, menelungkup atau jongkok.
Bicarakan posisi melahirkan ini dengan dokter yang merawat persalinan Anda.
6. Atur Pernafasan Dengan Baik
Pernafasan menjadi hal yang sangat penting dalam melahirkan secara
normal. Pernafasan bisa membuat proses persalinan menjadi lebih nyaman
sehingga ibu tidak perlu mengalami episiotomi. Kunci untuk bisa melakukan
pernafasan dengan benar adalah mengikuti perintah dokter atau bidan. Jika dokter
meminta untuk mengejan maka ibu harus mengejan jika tidak maka ibu harus
menahan, mesipun sudah tidak tahan untuk mengejan.
7. Kompres Pada Area Vagina Dengan Handuk Hangat
Saat bayi sudah turun panggul dan siap untuk dilahirkan secara normal
maka ibu bisa menerapkan kompres hangat pada area vagina. Ini akan membantu
area perineum menjadi lebih nyaman dan bisa elastis sehingga tidak terjadi
masalah vagina robek yang menyebabkan pendarahan. Bahkan cara ini bisa
membuat otot-otot pada area perinemum menjadi lebih lentur dan mengurangi
rasa sakit.
DAFTAR PUSTAKA

APN, 2010.JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal. Edisi 4. Jakarta


Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung.20`10.Obsteri Fisiologi.Bandung:Eleman.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008 Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta : Depkes RI
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. MemahamiIlmu Kebidanan. Jakarta :
ARCAN
Neil, Wendi Rose.2012.Panduan Lengkap : Perawatan Kehamilan.Jakarta:
Dian Rakyat
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Rohmah, Nikmatur.2009.Pendidikan Prenatal : Upaya Promosi Kesehatan
bagi Ibu Hamil.Jakarta. Gramata Publishing.
Wiknjosastro,Gulardi H.2008. Asuhan Persalinan Normal Dini. JNPK-KR/POGI:
Jakarta
https://hamil.co.id/persalinan/tanda-bahaya-persalinan (Diakses 25 Desember
2020)
https://hamil.co.id/persalinan/melahirkan-normal/cara-mencegah-agar-tidak-
pendarahan-saat-melahirkan (Diakses 25 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai