Anda di halaman 1dari 70

MODUL AJAR

JUDUL : TEKNIK PENDINGIN

Fase :F

Penulis :

Gita Yulianti, S.Pd (SMK Negeri 5 Batam)

Fasilitator :

1. Dr.Ir. Widi Agustin (Konsultan Kurikulum Cianjur)


2. Arina Hasanah, S.Si (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
3. Sri Kurniati Pooroe, Ed.M, MA. (Konsultan Kurikulum Jakarta)
4. Dr.IIP Ichsaudin, S.S. M.A (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)

Reviewer :

Ir. Sugianto, MM (PT DOK KOJA BAHARI JAKARTA)


MODUL AJAR
TEKNIK PENDINGIN

A. IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM


Nama Sekolah : SMK NEGERI 5 BATAM
Bidang Keahlian : Energi dan Pertambangan
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Konsentrasi Keahlian : Teknik Kelistrikan Kapal
Kelas / Semester : X/1
Alokasi Waktu : 36 JP X 45 Menit
Fase : F
Elemen : Teknik Pendingin
Capaian Pembelajaran Elemen Teknik Pendingin:
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan teknik pendinginan mulai dari perencanaan,
pemasangan,pengoperasian, dan pemeliharaan teknik pendinginan.

Profil Pelajar Pancasila :


Penguasaan kemampuan peserta didik bernalar kritis dalam menghadapi permasalahan, bekerja
mandiri, bergotong royong, inovatif dalam menemukan solusi permasalahan kehidupan serta
menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia dan peduli terhadap lingkungannya.

Sarana dan Prasarana:


Trainer AC dan perlengkapannya, Alat ukur, Laptop, OHP, Job sheet, Video Pembelajaran.

Target Peserta Didik:


Peserta didik mampu menerapkan teknik pendinginan mulai dari perencanaan, pemasangan,
pengoperasian dan pemeliharaan teknik pendinginan.

B. KOMPONEN INTI
Alokasi Waktu : 10 JP x 45 menit (Tatap Muka)
Jumlah Pertemuan : 4 TM
Tujuan Pembelajaran : 3.1 Membuat perencanaan, dan pengoperasian instalasi
kelistrikan pendingin (Air Conditioning, Refrigerator and
Freezer).
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu melakukan perencanaan yang meliputi pengidentifikasian peralatan
pemasangan instalasi kelistrikan pendingin (Air Conditioning, Refrigeration and
Freezer).
2. Siswa mampu merangkai sistem pemipaaan sederhana.
3. Siswa mampu menerapkan perencanaan instalasi kelistrikan pendingin.
4. Siswa mampu melakukan pengoperasian instalasi kelistrikan pendingin (Air
Conditioning, Refrigeration and Freezer).
C. ASESMEN AWAL
Pertanyaan pemantik:
1. Bagaimana cara nelayan untuk mempertahankan kesegaran hasil tangkap agar tetap
awet sampai di darat?
2. Sebutkan teknologi pendingin disekitar yang kamu ketahui!

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke – 1
Kegiatan Awal :
1. Guru memberikan salam dan peserta didik menjawab, berdoa dan mengkondisikan
peserta didik diri siap belajar, dan absensi. (Religius)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran, teknis kegiatan praktek, lingkup materi dan
teknik penilaian yang akan digunakan.
3. Guru memberikan pertanyaan pemantik:

Pertanyaan Pemantik:

 Bagaimana cara nelayan untuk mempertahankan kesegaran hasil tangkap agar


tetap awet sampai di darat?
 Sebutkan teknologi pendingin yang kamu ketahui!
Pengelompokan peserta didik

Belum siap Siap Menguasai

Peserta didik belum Peserta didik sudah Peserta didik sudah


menguasai diperlukan untuk menguasai prasyarat yang menguasai topik
mempelajari topik diperlukan untuk
mempelajari topik.

Kegiatan Inti :
1. Mengorganisir peserta didik dalam kelompok untuk menjalankan proyek pembelajaran.

Proyek Pembelajaran

Kelompok belum siap Kelompok siap Kelompok menguasai

Diberi pembelajaran materi Pembelajaran sesuai Peserta didik yang sudah menguasai
atau penguatan materi topik rencana dapat diberi tugas:
yang akan diajarkan.
● Menjadi tutor sebaya, atau

● Mengerjakan tugas pengayaan

2. Memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menganalisis perencanaan


pemasangan AC berdasarkan persyaratan yang telah dipelajari.
3. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan eksplorasi untuk
mengumpulkan informasi tentang bahan, alat, dan teknik yang relevan dengan
pemasangan AC.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan saat peserta didik.

5. Mendorong peserta didik untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan melakukan eksperimen
mereka.

6. Meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan desain mereka kepada kelas atau
panel penilai.

7. Memfasilitasi sesi tanya jawab dan diskusi tentang desain dan proses perancangan
pemasangan AC.

Kegiatan Penutup :
1. Guru menggunakan rubrik penilaian untuk menilai desain, kreativitas, fungsionalitas,
dan pemahaman siswa tentang AC.

2. Melibatkan siswa dalam refleksi individu atau kelompok tentang proses pembelajaran
mereka, kesulitan yang dihadapi, dan pengetahuan baru yang diperoleh.

3. Mengakhiri kegiatan dengan melaksanakan clean up di sekotar area kerja dan


memberikan umpan balik positif kepada siswa.

4. Guru memberikan penjelasan tentang agenda di pertemuan berikutnya.

5. Guru bersama peserta didik menutup kegiatan dengan doa dan salam penutup.

Refleksi : Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan pembelajaran pada materi ini
tentang kendala yang dihadapi.
Lampiran Asesmen Formatif:
No Indikator Ketercapaian
.
1 Mengidentifikasi langkah-langkah utama dalam alur proses pengerjaan
AC.

● Menggambarkan secara berurutan langkah-langkah dalam alur


proses perencanaan pemasangan AC.

● Menjelaskan tujuan dari setiap langkah dalam alur proses


perencanaan pemasangan AC.

● Menyebutkan alat-alat atau bahan yang dibutuhkan pada setiap


langkah alur perencanaan pemasangan AC.
2 Memahami fungsi dan kegunaan komponen-komponen dalam AC.

● Mengidentifikasi komponen-komponen utama dalam AC.

● Menjelaskan fungsi masing-masing komponen dalam AC.

● Menghubungkan antara komponen-komponen dalam AC dengan


kegunaannya dalam proses pengerjaan.
Keterangan Kriteria Ketercapaian :
Persentase Ketercapaian
0 – 70 % Tidak (tindakan perlu
pendampingan/penugasan)
71 – 100 % Ya (dapat melanjutkan materi)
Pertemuan ke - 2
Kegiatan Awal :
1. Guru memberikan salam dan peserta didik menjawab, berdoa dan mengkondisikan
peserta
didik diri siap belajar, dan absensi. (Religius)
2. Guru memberikan apersepsi dan memberikan asesmen awal.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran, teknis kegiatan praktek, lingkup materi dan


teknik penilain yang akan digunakan.
4. Guru memberikan pertanyaan pemantik:

a. Bagaimana proses pengesetan alat bantu perakitan dan pengelasan AC dapat


meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam proses pemeliharaan AC?
Pengelompokan peserta didik

Belum siap Siap Menguasai

Peserta didik belum Peserta didik sudah Peserta didik sudah


menguasai prasyarat yang menguasai prasyarat yang menguasai topik
diperlukan untuk diperlukan untuk
mempelajari topik mempelajari topik

Kegiatan Inti :
1. Mengorganisir peserta didik dalam kelompok untuk menjalankan proyek pembelajaran.

Proyek Pembelajaran

Kelompok belum siap Kelompok siap Kelompok menguasai

Diberi pembelajaran materi Pembelajaran sesuai Peserta didik yang sudah menguasai
prasyarat atau penguatan rencana dapat diberi tugas:
materi topik yang akan
diajarkan. ● Menjadi tutor sebaya, atau

● Mengerjakan tugas pengayaan

2. Memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menganalisis proses pengesetan alat
bantu perakitan dan pengelasan AC berdasarkan persyaratan yang telah dipelajari.

3. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan eksplorasi untuk


mengumpulkan informasi tentang bahan, alat, dan teknik yang relevan dengan
pengesetan alat bantu perakitan dan pengelasan AC.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan saat peserta didik melakukan pengesetan alat
bantu perakitan dan pengelasan AC.

5. Mendorong peserta didik untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan melakukan eksperimen
dengan AC mereka.

6. Meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan pelaksanaan pengesetan alat bantu


perakitan dan pengelasan AC yang mereka lakukan kepada kelas atau panel penilai.

7. Memfasilitasi sesi tanya jawab dan diskusi tentang proses pengesetan alat bantu
perakitan dan pengelasan AC.

Kegiatan Penutup :
1. Guru menggunakan rubrik penilaian untuk menilai desain, kreativitas, fungsionalitas,
dan pemahaman siswa tentang proses pengesetan alat bantu perakitan dan pengelasan
AC.

2. Melibatkan siswa dalam refleksi individu atau kelompok tentang proses pembelajaran
mereka, kesulitan yang dihadapi, dan pengetahuan baru yang diperoleh.

3. Mengakhiri kegiatan dengan melaksanakan clean up di sekotar area kerja dan


memberikan umpan balik positif kepada siswa.

4. Guru memberikan penjelasan tentang agenda di pertemuan berikutnya.

5. Guru bersama peserta didik menutup kegiatan dengan doa dan salam penutup.

Refleksi : Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan pembelajaran pada materi ini
tentang kendala yang dihadapi.
Lampiran Asesmen Formatif:
No Indikator Ketercapaian
.
1 Pemahaman Konsep Pengesetan Alat Bantu Perakitan dan Pengelasan
AC.

● Menjelaskan pengertian dan tujuan pengesetan alat bantu


perakitan dan pengelasan AC.

● Mengidentifikasi komponen-komponen utama dalam alat bantu


perakitan dan AC.

● Menjelaskan fungsi dan manfaat penggunaan alat bantu perakitan


dan AC dalam proses produksi.
2 Kemampuan Praktis dalam Pengesetan Alat Bantu Perakitan dan
Pengelasan AC.

● Melakukan pengukuran dan verifikasi dimensi AC yang telah


dibuat.

● Mengaplikasikan langkah-langkah utama dalam alur proses


pengerjaan AC.

● Memasang dan mengamankan AC dengan benar sebelum


digunakan dalam proses produksi.
3 Keterampilan Problem Solving dalam Pengesetan Alat Bantu Perakitan
dan Pengelasan AC.

● Mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksesuaian antara AC


dengan spesifikasi yang ditentukan.

● Merancang perbaikan atau modifikasi pada AC untuk


meningkatkan efisiensi atau kualitas produksi.

● Merawat dan memelihara AC agar tetap berfungsi optimal.

Keterangan Kriteria Ketercapaian :


Persentase Ketercapaian
0 – 70 % Tidak (tindakan perlu
pendampingan/penugasan)
71 – 100 % Ya (dapat melanjutkan materi)

Pertemuan ke - 3
Kegiatan Awal :
1. Guru memberikan salam dan peserta didik menjawab, berdoa dan mengkondisikan
peserta
didik diri siap belajar, dan absensi. (Religius)
2. Guru memberikan apersepsi dan memberikan asesmen awal.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran, teknis kegiatan praktek, lingkup materi dan teknik
penilain yang akan digunakan.
4. Guru memberikan pertanyaan pemantik:

a. Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menjaga dan


melindungi AC dari kerusakan selama penggunaan?
b. Bagaimana langkah-langkah yang efektif untuk merawat dan memelihara AC guna
mencegah terjadinya kerusakan dan memastikan kinerja optimal AC?
Pengelompokan peserta didik

Belum siap Siap Menguasai

Peserta didik belum Peserta didik sudah Peserta didik sudah


menguasai prasyarat yang menguasai prasyarat yang menguasai topik
diperlukan untuk diperlukan untuk
mempelajari topik mempelajari topik

Kegiatan Inti :
1. Mengorganisir peserta didik dalam kelompok untuk menjalankan proyek pembelajaran.

Proyek Pembelajaran

Kelompok belum siap Kelompok siap Kelompok menguasai

Diberi pembelajaran materi Pembelajaran sesuai Peserta didik yang sudah menguasai
prasyarat atau penguatan rencana dapat diberi tugas:
materi topik yang akan
diajarkan. ● Menjadi tutor sebaya, atau

● Mengerjakan tugas pengayaan

2. Memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menganalisis proses


perlindungan/perawatan AC dari kerusakan berdasarkan persyaratan yang telah
dipelajari.

3. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan eksplorasi untuk


mengumpulkan informasi tentang bahan, alat, dan teknik yang relevan dengan
perlindungan/perawatan AC dari kerusakan.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan saat peserta didik melakukan


perlindungan/perawatan AC dari kerusakan..

5. Mendorong peserta didik untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan melakukan eksperimen
dengan AC mereka.

6. Meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan pelaksanaan


perlindungan/perawatan AC dari kerusakan yang mereka lakukan kepada kelas atau
panel penilai.

7. Memfasilitasi sesi tanya jawab dan diskusi tentang proses perlindungan/perawatan AC


dari kerusakan.

Kegiatan Penutup :
1. Guru menggunakan rubrik penilaian untuk menilai desain, kreativitas, fungsionalitas,
dan pemahaman siswa tentang proses perlindungan/perawatan AC dari kerusakan.

2. Melibatkan siswa dalam refleksi individu atau kelompok tentang proses pembelajaran
mereka, kesulitan yang dihadapi, dan pengetahuan baru yang diperoleh.

3. Mengakhiri kegiatan dengan melaksanakan clean up di sekotar area kerja dan


memberikan umpan balik positif kepada siswa.

4. Guru memberikan penjelasan tentang agenda di pertemuan berikutnya.

5. Guru bersama peserta didik menutup kegiatan dengan doa dan salam penutup.

Refleksi : Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan pembelajaran pada materi ini
tentang kendala yang dihadapi.

Lampiran Asesmen Formatif:


No Indikator Ketercapaian
.
1 Pengetahuan tentang perlindungan AC

● Menjelaskan tujuan perlindungan AC dari kerusakan.

● Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan


kerusakan pada AC.

● Mendeskripsikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk


mencegah kerusakan pada AC.
2 Keterampilan dalam perawatan AC.

● Menunjukkan kemampuan membersihkan AC secara tepat.

● Mempraktikkan teknik perawatan yang benar untuk menjaga


keawetan dan kinerja AC.
3 Pemecahan masalah dalam perawatan AC.

● Mengidentifikasi masalah umum yang mungkin terjadi pada


AC.

● Menganalisis penyebab kerusakan AC dan menemukan


solusinya.

● Merencanakan langkah-langkah pemeliharaan dan perbaikan


yang diperlukan untuk mengatasi masalah pada AC.

Keterangan Kriteria Ketercapaian :


Persentase Ketercapaian
0 – 70 % Tidak (tindakan perlu
pendampingan/penugasan)
71 – 100 % Ya (dapat melanjutkan materi)

Assemen V Diagnostik
Menggunakan pertanyaan pemantik
V Formatif, memantau perkembangan peserta didik
dalam melaksanakan tugas sesuai pada Jobsheet terlampir
V Sumatif, penilaian produk, kesesuaian benda kerja dengan
gambar kerja, kesesuaian waktu pengerjaan Terlampir di
lembar penilaian
Pengayaan :
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai diatas rata-rata untuk
mendapatkan tambahan materi dan pengetahuan.
Remedial :
Remidial diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai dibawah rata-rata untuk
mendapatkan ulang penjelasan terkait materi yang dibahas.
a. Memberikan pembelajaran ulang dengan strategi dan metode pembelajatan yang
berbeda, disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik
b. Membimbing secara individu/perorangan
c. Memberikan tugas-tugas atau latihan-latihan secara khusus sesuai dengan kemampuan
peserta didik
d. Dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya, peserta didik dibantu oleh teman
sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar
Daftar Refleksi:
- Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran ?
- Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
- Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
- Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan Ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
- Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini?
- Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
- Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?
Pertemuan ke-4
Kegiatan Awal :
1. Guru memberikan salam dan peserta didik menjawab, berdoa dan mengkondisikan peserta
didik diri siap belajar, dan absensi. (Religius)
2. Guru memberikan apersepsi dan memberikan asesmen awal.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran, teknis kegiatan praktek, lingkup materi dan teknik
penilain yang akan digunakan.
4. Guru memberikan pertanyaan pemantik:
a. Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menjaga dan melindungi AC
dari kerusakan selama penggunaan?
b. Bagaimana langkah-langkah yang efektif untuk merawat dan memelihara AC guna
mencegah terjadinya kerusakan dan memastikan kinerja optimal AC?
Pengelompokan peserta didik

Belum siap Siap Menguasai

Peserta didik belum Peserta didik sudah Peserta didik sudah


menguasai prasyarat yang menguasai prasyarat yang menguasai topik
diperlukan untuk diperlukan untuk
mempelajari topik mempelajari topik

Kegiatan Inti

Proyek Pembelajaran

Kelompok belum siap Kelompok siap Kelompok menguasai

Diberi pembelajaran materi Pembelajaran sesuai Peserta didik yang sudah menguasai
prasyarat atau penguatan rencana dapat diberi tugas:
materi topik yang akan
diajarkan. ● Menjadi tutor sebaya, atau

● Mengerjakan tugas pengayaan

1. Mengorganisir peserta didik dalam kelompok untuk menjalankan proyek pembelajaran.


2. Memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menganalisis proses
perlindungan/perawatan AC dari kerusakan berdasarkan persyaratan yang telah dipelajari.
3. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan eksplorasi untuk
mengumpulkan informasi tentang bahan, alat, dan teknik yang relevan dengan
perlindungan/perawatan AC dari kerusakan.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan saat peserta didik melakukan
perlindungan/perawatan AC dari kerusakan..
5. Mendorong peserta didik untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan melakukan eksperimen
dengan AC mereka.
6. Meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan pelaksanaan perlindungan/perawatan
AC dari kerusakan yang mereka lakukan kepada kelas atau panel penilai.
7. Memfasilitasi sesi tanya jawab dan diskusi tentang proses perlindungan/perawatan AC dari
kerusakan.

Kegiatan Penutup
1. Guru menggunakan rubrik penilaian untuk menilai desain, kreativitas, fungsionalitas,
dan pemahaman siswa tentang proses perlindungan/perawatan AC dari kerusakan.

2. Melibatkan siswa dalam refleksi individu atau kelompok tentang proses pembelajaran
mereka, kesulitan yang dihadapi, dan pengetahuan baru yang diperoleh.

3. Mengakhiri kegiatan dengan melaksanakan clean up di sekotar area kerja dan


memberikan umpan balik positif kepada siswa.

4. Guru memberikan penjelasan tentang agenda di pertemuan berikutnya.

a. Guru bersama peserta didik menutup kegiatan dengan doa dan salam penutup.
Refleksi : Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan pembelajaran pada materi ini
tentang kendala yang dihadapi.

Lampiran Asesmen Formatif:


No Indikator Ketercapaian
.
1 Pengetahuan tentang perlindungan AC

● Menjelaskan tujuan perlindungan AC dari kerusakan.

● Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan


kerusakan pada AC.

● Mendeskripsikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk


mencegah kerusakan pada AC.
2 Keterampilan dalam perawatan AC.

● Menunjukkan kemampuan membersihkan AC secara tepat.

● Mempraktikkan teknik perawatan yang benar untuk menjaga


keawetan dan kinerja AC.
3 Pemecahan masalah dalam perawatan AC.

● Mengidentifikasi masalah umum yang mungkin terjadi pada


AC.

● Menganalisis penyebab kerusakan AC dan menemukan


solusinya.

● Merencanakan langkah-langkah pemeliharaan dan perbaikan


yang diperlukan untuk mengatasi masalah pada AC.

Keterangan Kriteria Ketercapaian :


Persentase Ketercapaian
0 – 70 % Tidak (tindakan perlu
pendampingan/penugasan)
71 – 100 % Ya (dapat melanjutkan materi)
Assemen
Diagnostik
Menggunakan pertanyaan pemantik
Formatif memantau perkembangan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sesuai pada Jobsheet terlampir
Sumatif penilaian produk, kesesuaian benda kerja dengan gambar kerja, kesesuaian waktu
pengerjaan terlampir di lembar penilaian

Pengayaan :
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai diatas rata-rata untuk
mendapatkan tambahan materi dan pengetahuan.
Remedial :
Remidial diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai dibawah rata-rata untuk
mendapatkan ulang penjelasan terkait materi yang dibahas.
a. Memberikan pembelajaran ulang dengan strategi dan metode pembelajaran yang
berbeda, disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik
b. Membimbing secara individu/perorangan
c. Memberikan tugas-tugas atau latihan-latihan secara khusus sesuai dengan kemampuan
peserta didik
Dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya, peserta didik dibantu oleh teman sekelas
yang telah mencapai ketuntasan belajar
Daftar Refleksi:
- Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran ?
- Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
- Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
- Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan Ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
- Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini?
- Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
- Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?
LAMPIRAN

I. ASESMEN PENGETAHUAN
A. SOAL PENILAIAN
1. Jelaskan secara detail alur proses pengerjaan AC dari awal hingga selesai.
2. Apa yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan dan perawatan AC?
3. Jelaskan secara detail langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengesetan alat bantu
perakitan dan pengelasan AC!
4. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi kerusakan pada AC!

B. KUNCI JAWABAN
C. RUBRIK PENILAIAN
No Skor setiap soal Nilai
Nama Siswa
. 1 2 3 4 5 (∑)

Indikator Penilaian Pengetahuan


1. Alur proses pengerjaan AC
a. Jika menjawab dengan benar dan lengkap skor 25
b. Jika menjawab dengan benar dan kurang lengkap skor 15
c. Jika menjawab hampir benar skor 10
d. Jika salah menjawab skor 5
e. Jika tidak dijawab skor 0
2. Pemeliharaan dan perawatan AC
a. Jika menjawab dengan benar dan lengkap skor 25
b. Jika menjawab dengan benar dan kurang lengkap skor 15
c. Jika menjawab hampir benar skor 10
d. Jika salah menjawab skor 5
e. Jika tidak dijawab skor 0
3. Proses pengesetan alat bantu perakitan AC
a. Jika menjawab dengan benar dan lengkap skor 25
b. Jika menjawab dengan benar dan kurang lengkap skor 15
c. Jika menjawab hampir benar skor 10
d. Jika salah menjawab skor 5
e. Jika tidak dijawab skor 0
4. Kerusakan pada AC
a. Jika menjawab dengan benar dan lengkap skor 25
b. Jika menjawab dengan benar dan kurang lengkap skor 15
c. Jika menjawab hampir benar skor 10
d. Jika salah menjawab skor 5
e. Jika tidak dijawab skor 0

Pengolahan Nilai
skor diperoleh
Nilai akhir ¿ ×100
skor tertinggi

II. ASESMEN KETERAMPILAN


A. JOBSHEET
B. RUBRIK PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETRAMPILAN
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Kegiatan Pembelajaran :

No Penilaian Nilai
Aspek yang dinilai
. 1 2 3 4 Akhir

Petunjuk Penskoran
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai kemampuan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut:
4 = dilaksanakan dengan cara yang benar dan hasil sangat baik.
3 = dilaksanakan dengan cara yang benar dan hasil cukup baik.
2 = dilaksanakan dengan cara yang benar namun hasil kurang baik.
1 = tidak dilaksanakan.

Pengolahan Nilai
skor diperoleh
Nilai akhir ¿ ×100
skor tertinggi
JOBSHEET
PEMASANGAN UNIT AC SPLIT
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 KOTA BATAM
2023

Standar Memelihara kompresor peralatan refrigerasi


Kompetensi
Kompetensi Melacak gangguan pada kompresor peralatan refrigerasi
Dasar
Indikator 1. Siswa mengetahui standar pemasangan unit AC
2. Siswa dapat melaksanakan proses pemasangan unit AC
Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Teori Singkat :
AC atau Air Conditioning termasuk sistem refrigerasi yang berfungsi untuk menjaga temperatur dan
kelembapan udara sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pada job sheet ini, kita akan melaksanakan proses:
1. Instalasi unit indoor.
2. Instalasi out door.
3. Instalasi pemipaan.

Alat dan Bahan :


1. Satu unit AC Split
2. Pipa tembaga 1/4 “ dan 3/8 “ sesuai kebutuhan
3. Flare nut male+female ukuran 1/4 “ dan 3/8 “
4. Sekrup ukuran  4.1  32 mm dan  4.4  20 mm
5. Bor
6. Tangga
7. Insulasi pipa dan elektrik

Keselamatan Kerja :
1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
2. Pakaian yang diizinkan untuk praktek adalah pakaian kerja.
3. Selalu konsultasikan kepada instruktur untuk hal yang kurang dimengerti

Langkah Kerja :
a. Memasang indoor AC
1. Siapkan semua peralatan yang akan dibutuhkan dalam praktik.
2. Lepas mounting/holder dari unit, kemudian ukur dan tandai pada tembok dimana unit akan dipasang.
3. Hal ini untuk memudahkan teknisi untuk mengebor dinding secara tepat pada saat pemasangan hanger.

Gambar di bawah adalah contoh hanger dari AC Daikin!

4. Pasang plug pada lubang dinding kemudian hanger dipasang dan dibaut.

Baut

Plug

5. Siapkan indoor unit, ukur lubang baut untuk holder dan lubang pemipaan. Kondisikan pipa
dengan menggabungkan pipa refrigeran, drainase, dan kabel kelistrikan dalam satu saluran yang
diinsulasi. Pastikan saluran drainase sudah diinsulasi tersendiri agar tidak terjadi short pada kabel
kelistrikan.

6. Bor dinding sesuai dengan perhitungan sebelumnya dengan sudut 45-60°. Gambar di tengah merupakan
contoh hasil dari pemasangan hanger dan lubang untuk pemipaan. Pasang unit indoor dan masukan
pipa ke dalam lubang pada dinding.

7. Siapkan peralatan untuk indoor unit. Pasang angle iron dengan terlebih dahulu mengukur dudukan outdoor
unit pada dinding. Pasang plug dan baut penguat untuk dudukan angle iron.
8. Siapkan pipa yang telah diinsulasi untuk menyambung unit indoor dan outdoor. Pasang protection pipe
pada lubang dinding dan koneksikan sambungan flaring pada pipa liquid line dan suction.

9. Pasang baut chasing indoor pada iron angle dan kencangkan. Sekarang kita koneksikan sambungan
flaring liquid line dan suction pada service valve suvtion dan liquid line pada indoor unit.

10. Buka penutup service valve suction dan liquid line. Jika condensing unit telah terisi refrigeran
maka buka sisi liquid line dan buang sedikit refrigeran melalui service valve di suction. Lalu buka
sisi service valve pada suction(membuka dan menutup service valve menggunakan kunci L). Jika
belum terisi refrigeran, buka semua valve dan setelah itu vakum unit. Pengisian refrigeran
dilakukan setelah kelistrikan selesai dilaksanakan.

11. Koneksikan kabel kelistrikan, masing-masing kabel indoor dan outdoor yang berwarna sama
pada terminal. Tutup celah yang ada pada sambungan indoor dan outdoor dengan semen
untuk menghindari tetesan air. Cek kebocoran dengan air sabun pada tiap-tiap sambungan pipa.

12. Nyalakan unit kemudian cek ampere, tekanan, temperatur out dan in condenser serta temperatur out
dan in evaporator.
Contoh lay out pemasangan indoor dan outdoor!

Gambar dibawah menunjukan instalasi pipa drainase yang buruk.

Gambar dibawah menunjukan instalasi holder untuk remote!


Tabel hasil Praktikum :

Data Unit Hasil Pengukuran

Arus Start Kompresor


Arus Running Kompresor
Temperatur udara condenser in
Temperatur udara condenser out
Temperatur liquid line
Temperatur evaporator in
Temperatur evaporator out
Tekanan suction

Kesimpulan

Pertanyaan
1. Mengapa sudut pengeboran lubang dinding untuk pipa harus miring dan tidak boleh datar!
2. Bagaimanakah gambar instalasi pipa drainase yang baik?

Jawaban
F.43RAC01.012.1

Mengevakuasi Sistem Refrigerasi Dan Tata Udara

A. Pengertian Evakuasi dalam sistem refrigerasi

Bila sistem pemipaan refrigerasi sudah selesai dirakit maka mutlak perlu mengevakuasi
keseluruhuan sistem pemipaannya dari udara dan uap air serta gas lain yang sempat masuk ke
dalam sistem pemipaan refrigerasi. Untuk keperluan itu digunakan alat bantu yang disebut
vacuum pump. Vacuum Pump digunakan untuk mengevakuasi atau mengeluarkan udara dan uap
air yang terjebak di dalam sistem pemipaannya.
Dampak adanya udara dan uap air di dalam sistem:
 Uap air dapat mengakibatkan terjadinya pemblokiran di saluran pipa kapiler atau dryer bila
membeku menjadi es.
 Udara yang terjebak di saluran bertekanan tinggi di kondenser dapat menyebabkan kenaikan
tekanan kondensing yang membahayakan kompresor.
 (Uap air dapat bereaksi dengan refrigerant bila memdapat pemanasan. Hasilnya adalah
senyawa asam hidrofluorik dan hidroklorik yang mengakibatkan kontaminasi pada sistemnya.
 Uap air dapat bereaksi dengan lubricant sehingga megubah karakteristik lubricant karena
oksidasi dan acidic.
 Uap air menyebabkan terjadinya oksidasi.
 Uap air dapat mempertebal lapisan pipa bagian dalam, sehingga menyebabkan efek
penyempitan pipa.
 Uap air akan menyebabkan hidrolisis bila bereaksi dengan bahan isolasi sistetis.

Namun mengevakuasi sistem refrigerasi dan tata udara juga membuang kontaminan padat yang
ada di dalam sistem refrigerasi dan tata udara. Untuk membuang kontaminan padat maka
dilakukanlah proses flushing menggunakan gas nitrogen bertekanan.
Potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat proses evakuasi adalah
 Saat menggunakan pompa vakum, pompa vakum bisa terbakar akibat konsleting, tersengat
aliran listrik dan kaki tertimpa pompa vakum.
 Saat proses flushing, bisa terkena tekanan tinggi yang keluar dari tabung gas
nitogen,kontaminan padat mengenai wajah dan kaki tertimpa tabung nitrogen

B. Peralatan untuk evakuasi sistem

1. Vacuum Pump
Pompa Vakum ( Vacuum Pump ) – Pompa vakum adalah sebuah alat untuk mengeluarkan
molekul-molekul gas dari dalam sebuah ruangan tertutup untuk mencapai tekanan vakum. Pompa
vakum menjadi salah satu komponen penting di beberapa industri besar seperti pabrik lampu,
vacuum coating pada kaca, pabrik komponen-komponen elektronik, pemurnian oli, bahkan hingga
alat-alat kesehatan seperti radiotherapy, radiosurgery, dan radiopharmacy.

Fungsi Vacum Pump


Fungsi umum pada vacuum pump adalah membuat vacuum pada condenser pada saat turbin
generator beroperasi , dimana uap bekas yang telah digunakan untuk memutar turbin sisi LP
terakir akan melewati sisi last blade , untuk mempercepat terjadinya kondensasi menjadi air lagi
dengan jalan didalam condenser harus dibuat vacuum , yaitu uap akan turun dan menyentuh
dinding tube condenser sisi luar dan tube condenser sisi dalan dialiri oleh media pendingin
( digunakan air laut ) yang dipompa oleh CWP.
Sehinnga dengan terjadinya heat transfer maka uap basah yang masih bertemperatur dan
menyentuh dinding tube condenser akan terkondensasi menjadi air kembali dan didalam proses ini
sering disebut air kondensat dan akan tertampung didalam hot wall.

Sebelum digunakan, hal yang harus diperhatikan adalah:


 Oli vacuum pump masih ada atau sudah habis
 Vacuum pump bekerja atau tidak
 Vacuum pump bisa menarik uap air atau tidak
 Terjadi kebocoran arus atau tidak pada vacuum pump

2.Micon gauge atau Vacuum Gauge


Digunakan untuk mengukur tekanan saluran udara masuk (intake manifold). Vacuum gauge
menunjukan perbedaan antara tekanan atmosfir luar dan nilai kevakuman yang terjadi pada intake
manifold. Nilai kevakuman akan meningkat saat katup throttle valve dalam kondisi tertutup, begitu
juga sebaliknya. Nilai kevakuman akan semakin turun saat pembukaan katup throttle valve
semakin besar.

Kontruksi vacuum gauge dapat dilihat pada gambar. Kontruksi vacuum gauge secara umum
terdiri dari:
1) Skala pengukuran merupakan bagian yang berisi skala-skala hasil pengukuran. Satuan yang
digunakan yaitu cmHg atau inHg. Didalam skala pengukuran terdapat jarum penunjuk skala
yang menunjukan hasil pengukuran.
2) Selang udara (24") merupakan bagian yang berfungsi untuk mengalirkan udara dalam vacuum
gauge.
3) Adaptor universal merupakan bagian yang dipasangkan pada bagian yang diukur.
4) Adaptor T menghubungkan adaptor universal dengan adaptor pada selang.
5) Adaptor pada selang
6) Penghubung selang dengan meter ukur.

C. Cara Flushing sistem pendingin


Ada beberapa step yang harus dilakukan saat melakukan flushing, yaitu sebagai berikut :
1. Memasang Regulator Nitrogen sesuai prosedur.
Langkah-langkahnya adalah :
a) Identifikasi regulatornya. Check label inlet dan outlet dari gauge nya. Pastikan high
pressure gauge cocok untuk tekanan sumber dari tabung nitrogen.
b) Periksa regulator apakah terjadi kerusakan atau kontaminasi dari benda lain atau
tidak. Kalau iya gantilah dengan yang lain.
c) Periksa katup pada tabung nitrogen apakah terjadi kerusakan dan kontaminasi benda
lain atau tidak. Jika iya, bersihkan sebelum regulator dipasang.
d) Pasang regulator. Kencangkan regulator ke tabung nitrogen dan kencangkan nut inlet
secara hati-hati.
e) Tutup regulator. Untuk menutup regulator, putar adjusting knob sampai full posisi
berlawanan jarum jam. Regulator harus ditutup sebelum membuka tabung nitrogen.
Jangan pernah mengubah tekanan pada regulator sebelum melakukan langkah
tersebut.
2. Menyambung Gas Nitrogen dengan sistem sesuai prosedur
Langkah-langkahnya adalah :
a) Pastikan regulator dalam kondisi tertutup
b) Sambungkan regulator dengan selang
c) Pasang selang tabung nitrogen dengan manifold
d) Pastikan selang tepasang kencang dari regulator nitrogen ke manifold
e) Pasang manifold dalam kondisi katup tertutup ke sistem pemipaan
3. Penyaluran gas nitrogen
Langkah-langkahnya adalah :
a) Pastikan regulator dan manifold dalam kondisi tertutup
b) Buat jalur pembuangan dari sistem untuk mengluarkan kontaminan padat. Sediakan
wadah untuk menampung kontaminan padat.
c) Buka regulator dahulu atur perkiraan tekanan yang dapat mendorong kontaminan
padat, kira-kita 150 psi.
d) Buka katup manifold. Maka nitrogen akan mendorong kontaminan padat keluar.

4. Pastikan seluruh kontaminan padat terbuang


Langkah-langkahnya adalah :
a) Liat kondisi dalam pipa apakah masih tersisa kontaminan padat
b) Lakukan buka tutup manifold untuk memperbesar tekanan masuk ke pipa sehingga
kontaminan padat yang tersisa bisa terbuang.
c) Setelah dirasa sudah semua kontaminan padat keluar, lalu tutup katup manifold.
d) Tutup katup pada tabung.
e) Lalu buka katup manifold untuk membuang sisa nitrogen pada selang.
f) Tutup katup pada regulator dan manifold.
g) Lepaskan manifold dari sistem
h) Lepaskan selang dari regulator ke manifold

D. Cara memvakum sistem pendingin


Ada beberapa step yang harus dilakukan saat melakukan vakum, yaitu sebagai berikut :
1. Memasang vacuum pump dan manifold pada sistem

 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum tidak mengisi refrigerant (refrigran di
dalam unit outdoor (pump down) atau sering disebut vakum pipa menuju
evaporator. Biasanya dilakukan saat pemasangan unit ac baru.
 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum akan mengisi refrigerant. Biasanya
dilakukan saat setelah perbaikan unit ac atau kulkas.

 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum akan mengisi refrigeran. Pemasangan
seperti ini dilakukan untuk menvakum unit kulkas. Namun manifold harus
memiliki 4 jalur.

2. Bila memakai Micron gauge atau vaccum gauge makan dipasang.


Pemasangan seperti ini jika kita mamkai micron gauge. Posisi micron gauge berada di antara
manifold dan vacuum pump namun harus juga dipasang katup selang agar pada saat selesai
vakum, udara tidak terbuang melalui vacuum pump. Dan apabila mau melakukan pengisian,
maka refrigerant tidak melewati micron gauge.

3. Proses memvakum
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Pastikan katup manifold gauge dalam keadaan menutup
b) Lakukan pemasangan Manifold Gauge ke sistem pendingin dan ke pompa vakum. Dan
membuka katup service pada sistem pendingin (jika pada AC, jika mau memvakum keseluruhan
dari unit AC). Pasang sesuai gambar pemasangan manifold.
 Selang merah ke nipel tekanan tinggi
 Selang biru ke nipel tekanan rendah
 Selang hijau ke pompa vakum
c) Buka salah semua katup manifold dan operasikan pompa vakum
d) Perhatikan skala pada Vacuum gauge, hingga menunjukkan angka 760 mmHg atau 30
inHg. Pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air, dengan angka penunjuk
berada pada angka 760 mmHg atau 30 inHg atau dibawah 1 atm
e) Biarkan Vacuum pump tetap beroperasi kurang lebih selama 15 menit, agar membantu proses
penguapan air di dalam sistem secara sempurna. Namun waktu lamanya tidak selalu 15 menit,
itu tergantung dari panjang sistem pendingin dan kapasitas pompa vakum.
f) Setelah itu, tutup semua katup manifold katup manifold
g) Matikan pompa vakum.

4. Cek Kebocoran Setelah Pemvakuman


a) Setelah pemvakuman, amati skala pressure gauge pada sistem kurang lebih 15 menit
b) Bila terjadi kenaikan tekanan pada pressure gauge maka dalam sistem pendingin masih
terjadi kebocoran, karena udara dari luar sistem dengan tekanan lebih tinggi masuk ke
dalam sistem
c) Perhatikan skala pada manifold atau vacuum gauge apakah angka tetap menunjukkan
angka 760 mmHg atau 30 inHg.
7
F.43RAC01.012.1

Mengevakuasi sistem refrigerasi dan tata udara


E. Pengertian Evakuasi dalam sistem refrigerasi
Bila sistem pemipaan refrigerasi sudah selesai dirakit maka mutlak perlu mengevakuasi keseluruhuan
sistem pemipaannya dari udara dan uap air serta gas lain yang sempat masuk ke dalam sistem pemipaan
refrigerasi. Untuk keperluan itu digunakan alat bantu yang disebut vacuum pump. Vacuum Pump
digunakan untuk mengevakuasi atau mengeluarkan udara dan uap air yang terjebak di dalam sistem
pemipaannya.

Dampak adanya udara dan uap air di dalam sistem:


 Uap air dapat mengakibatkan terjadinya pemblokiran di saluran pipa kapiler atau dryer bila
membeku menjadi es.
 Udara yang terjebak di saluran bertekanan tinggi di kondenser dapat menyebabkan kenaikan
tekanan kondensing yang membahayakan kompresor.
 (Uap air dapat bereaksi dengan refrigerant bila memdapat pemanasan. Hasilnya adalah senyawa
asam hidrofluorik dan hidroklorik yang mengakibatkan kontaminasi pada sistemnya.
 Uap air dapat bereaksi dengan lubricant sehingga megubah karakteristik lubricant karena oksidasi
dan acidic.
 Uap air menyebabkan terjadinya oksidasi.
 Uap air dapat mempertebal lapisan pipa bagian dalam, sehingga menyebabkan efek penyempitan
pipa.
 Uap air akan menyebabkan hidrolisis bila bereaksi dengan bahan isolasi sistetis.

Namun mengevakuasi sistem refrigerasi dan tata udara juga membuang kontaminan padat yang ada di
dalam sistem refrigerasi dan tata udara. Untuk membuang kontaminan padat maka dilakukanlah proses
flushing menggunakan gas nitrogen bertekanan.
Potensi bahaya yang dapat terjadi pada say proses evakuasi adalah
 Saat menggunakan pompa vakum, pompa vakum bisa terbakar akibat konsleting, tersengt aliran
listrik dan kaki tertimpa pompa vakum.
 Saat proses flushing, bisa terkena tekanan tinggi yang keluar dari tabung gas nitogen,kontaminan
padat mengenai wajah dan kaki tertimpa tabung nitrogen

F. Peralatan untuk evakuasi sistem

3. Vacuum Pump
Pompa Vakum ( Vacuum Pump ) – Pompa vakum adalah sebuah alat untuk mengeluarkan
molekul-molekul gas dari dalam sebuah ruangan tertutup untuk mencapai tekanan vakum.
Pompa vakum menjadi salah satu komponen penting di beberapa industri besar seperti pabrik
lampu, vacuum coating pada kaca, pabrik komponen-komponen elektronik, pemurnian oli,
bahkan hingga alat-alat kesehatan seperti radiotherapy, radiosurgery, dan radiopharmacy.

Fungsi Vacum Pump


Fungsi umum pada vacuum pump adalah membuat vacuum pada condenser pada saat turbin – generator
beroperasi , dimana uap bekas yang telah digunakan untuk memutar turbin sisi LP terakir akan melewati
sisi last blade , untuk mempercepat terjadinya kondensasi menjadi air lagi dengan jalan didalam
condenser harus dibuat vacuum , yaitu uap akan turun dan menyentuh dinding tube condenser sisi luar
dan tube condenser sisi dalan dialiri oleh media pendingin ( digunakan air laut ) yang dipompa oleh CWP.

Sehinnga dengan terjadinya heat transfer maka uap basah yang masih bertemperatur dan menyentuh
dinding tube condenser akan terkondensasi menjadi air kembali dan didalam proses ini sering disebut air
kondensat dan akan tertampung didalam hot wall.
Sebelum digunakan, hal yang harus diperhatikan adalah:
 Oli vacuum pump masih ada atau sudah habis
 Vacuum pump bekerja atau tidak
 Vacuum pump bisa menarik uap air atau tidak
 Terjadi kebocoran arus atau tidak pada vacuum pump

4. Micon gauge atau Vacuum Gauge


Digunakan untuk mengukur tekanan saluran udara masuk (intake manifold). Vacuum gauge
menunjukan perbedaan antara tekanan atmosfir luar dan nilai kevakuman yang terjadi pada intake
manifold. Nilai kevakuman akan meningkat saat katup throttle valve dalam kondisi tertutup, begitu
juga sebaliknya. Nilai kevakuman akan semakin turun saat pembukaan katup throttle valve semakin
besar.

Kontruksi vacuum gauge dapat dilihat pada gambar. Kontruksi vacuum gauge secara umum terdiri
dari:
7) Skala pengukuran merupakan bagian yang berisi skala-skala hasil pengukuran. Satuan yang
digunakan yaitu cmHg atau inHg. Didalam skala pengukuran terdapat jarum penunjuk skala yang
menunjukan hasil pengukuran.
8) Selang udara (24") merupakan bagian yang berfungsi untuk mengalirkan udara dalam vacuum
gauge.
9) Adaptor universal merupakan bagian yang dipasangkan pada bagian yang diukur.
10) Adaptor T menghubungkan adaptor universal dengan adaptor pada selang.
11) Adaptor pada selang
12) Penghubung selang dengan meter ukur.

G. Cara Flushing sistem pendingin


Ada beberapa step yang harus dilakukan saat melakukan flushing, yaitu sebagai berikut :
5. Memasang Regulator Nitrogen sesuai prosedur.
Langkah-langkahnya adalah :
f) Identifikasi regulatornya. Check label inlet dan outlet dari gauge nya. Pastikan high pressure
gauge cocok untuk tekanan sumber dari tabung nitrogen.
g) Periksa regulator apakah terjadi kerusakan atau kontaminasi dari benda lain atau tidak. Kalau iya
gantilah dengan yang lain.
h) Periksa katup pada tabung nitrogen apakah terjadi kerusakan dan kontaminasi benda lain atau
tidak. Jika iya, bersihkan sebelum regulator dipasang.
i) Pasang regulator. Kencangkan regulator ke tabung nitrogen dan kencangkan nut inlet secara hati-
hati.
j) Tutup regulator. Untuk menutup regulator, putar adjusting knob sampai full posisi berlawanan
jarum jam. Regulator harus ditutup sebelum membuka tabung nitrogen. Jangan pernah mengubah
tekanan pada regulator sebelum melakukan langkah tersebut.

6. Menyambung Gas Nitrogen dengan sistem sesuai prosedur


Langkah-langkahnya adalah :
f) Pastikan regulator dalam kondisi tertutup
g) Sambungkan regulator dengan selang
h) Pasang selang tabung nitrogen dengan manifold
i) Pastikan selang tepasang kencang dari regulator nitrogen ke manifold
j) Pasang manifold dalam kondisi katup tertutup ke sistem pemipaan
7. Penyaluran gas nitrogen
Langkah-langkahnya adalah :
e) Pastikan regulator dan manifold dalam kondisi tertutup
f) Buat jalur pembuangan dari sistem untuk mengluarkan kontaminan padat. Sediakan wadah untuk
menampung kontaminan padat.
g) Buka regulator dahulu atur perkiraan tekanan yang dapat mendorong kontaminan padat, kira-kita
150 psi.
h) Buka katup manifold. Maka nitrogen akan mendorong kontaminan padat keluar.

8. Pastikan seluruh kontaminan padat terbuang


Langkah-langkahnya adalah :
i) Liat kondisi dalam pipa apakah masih tersisa kontaminan padat
j) Lakukan buka tutup manifold untuk memperbesar tekanan masuk ke pipa sehingga kontaminan
padat yang tersisa bisa terbuang.
k) Setelah dirasa sudah semua kontaminan padat keluar, lalu tutup katup manifold.
l) Tutup katup pada tabung.
m) Lalu buka katup manifold untuk membuang sisa nitrogen pada selang.
n) Tutup katup pada regulator dan manifold.
o) Lepaskan manifold dari sistem
p) Lepaskan selang dari regulator ke manifold

H. Cara memvakum sistem pendingin


Ada beberapa step yang harus dilakukan saat melakukan vakum, yaitu sebagai berikut :
5. Memasang vacuum pump dan manifold pada sistem

 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum tidak mengisi refrigerant (refrigran di dalam unit
outdoor (pump down) atau sering disebut vakum pipa menuju evaporator. Biasanya dilakukan
saat pemasangan unit ac baru.
 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum akan mengisi refrigerant. Biasanya dilakukan saat
setelah perbaikan unit ac atau kulkas.

 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum akan mengisi refrigeran. Pemasangan seperti ini
dilakukan untuk menvakum unit kulkas. Namun manifold harus memiliki 4 jalur.

6. Bila memakai Micron gauge atau vaccum gauge makan dipasang.


Pemasangan seperti ini jika kita mamkai micron gauge. Posisi micron gauge berada di antara manifold
dan vacuum pump namun harus juga dipasang katup selang agar pada saat selesai vakum, udara tidak
terbuang melalui vacuum pump. Dan apabila mau melakukan pengisian, maka refrigerant tidak melewati
micron gauge.

7. Proses memvakum
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
h) Pastikan katup manifold gauge dalam keadaan menutup
i) Lakukan pemasangan Manifold Gauge ke sistem pendingin dan ke pompa vakum. Dan membuka
katup service pada sistem pendingin (jika pada AC, jika mau memvakum keseluruhan dari unit
AC). Pasang sesuai gambar pemasangan manifold.
 Selang merah ke nipel tekanan tinggi
 Selang biru ke nipel tekanan rendah
 Selang hijau ke pompa vakum
j) Buka salah semua katup manifold dan operasikan pompa vakum
k) Perhatikan skala pada Vacuum gauge, hingga menunjukkan angka 760 mmHg atau 30 inHg.
Pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air, dengan angka penunjuk berada pada angka
760 mmHg atau 30 inHg atau dibawah 1 atm
l) Biarkan Vacuum pump tetap beroperasi kurang lebih selama 15 menit, agar membantu proses
penguapan air di dalam sistem secara sempurna. Namun waktu lamanya tidak selalu 15 menit, itu
tergantung dari panjang sistem pendingin dan kapasitas pompa vakum.
m) Setelah itu, tutup semua katup manifold katup manifold
n) Matikan pompa vakum.

8. Cek Kebocoran Setelah Pemvakuman


d) Setelah pemvakuman, amati skala pressure gauge pada sistem kurang lebih 15 menit
e) Bila terjadi kenaikan tekanan pada pressure gauge maka dalam sistem pendingin masih terjadi
kebocoran, karena udara dari luar sistem dengan tekanan lebih tinggi masuk ke dalam sistem
f) Perhatikan skala pada manifold atau vacuum gauge apakah angka tetap menunjukkan angka 76670
mmHg atau 30 inHg.
11

F.43RAC01.007.1

Merangkai Sistem Pemipaan Sederhana


I. Macam-macam Pipa
Telah diketahui bahwa pipa tembaga sudah banyak digunakan dalam pengerjaan pemipaan
yang berhubungan dengan sistem pemanasan, pendinginan dan sistem lainnya. Semua produksi
pipa tembaga di Amerika yang digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan, harus sesuai
standar dan spesifikasi dari American Society for Testing and Materials (ASTM). Dan semua pipa
tembaga ber- standar ASTM harus berkomposisi minimal 99,9 % tembaga murni.
Pipa yang banyak digunakan dalam peralatan refrijerasi dan tata udara adala pipa tembaga.
Pipa lain yang sering digunakan adalah pipa alumunium, pipa baja, pipa baja tahan karat, dan
pipa plastik. Pemilihan ukuran pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
 Drop tekanan harus sekecil mungkin.
 Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanan atau kecepatan sirkulasi
refrigerannya sesuai.
Kalau pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan :
 Kerugian gesekan.
 Bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang tidak sesuai.
Sedangkan jika pipa yang digunakan ukurannya terlalu besar akan
mengakibatkan :
• Kegagalan pengembalian minyak/oli kompresor.
• Pengeringan minyak/oli kompresor yang akhirnya kompresor menjadi macet.

1. Pipa Tembaga
Pipa tembaga adalah pipa yang paling sering digunakan untuk keperluan kelistrikan
pendingin yang menggunakan bahan refrigeran jenis R.11, R.12, R.22, dan R.502. Pipa
tembaga yang dipergunakan pada kelistrikan pendingin adalah pipa tembaga khusus yang
disebut ACR TUBING (Air Conditioning and Refrigeration Tubing) yang telah dirancang dan
memenuhi persyaratan/karakteristik khusus untuk kelistrikan pendingin. Bagian dalam pipa
untuk keperluan kelistrikan pendingin harus dijaga agar tetap kering dan biasanya dibersihkan
dengan menggunakan nitrogen. Ujung-ujung pipa jangan dibiarkan terbuka dan harus ditutup
agar tidak terkontaminasi udara luar (uap air) atau kotoran lainnya dengan cara digepengkan
ataupun ditutup dengan penutup khusus.
Pipa tembaga pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
a) Pipa tembaga lunak (Soft)
Pipa tembaga lunak biasanya digunakan pada kelistrikan-kelistrikan pendingin jenis
domestic dan komersial. Pipa tembaga ini memiliki sifat kekerasan tertentu yang disebut
“Annealed Copper Tubing”, yaitu, pipa dipanaskan kemudian dibirkan mendingin sendiri.
Hal ini membuat pipa tembaga menjadi lunak dan mudah dibentuk. Pipa tembaga lunak
mempunyai sifat khusus. Jika pipa dibengkokan berulang kali maka pipa tersebut akan
menjadi keras dan kaku, sehingga mudah rusak, retak atau patah.
Sifat ini dapat diperbaiki dengan cara memanaskan pipa tersebut sampai warnanya
berubah menjadi merah atau ungu dan didinginkan secara perlahan-lahan di udara,
selanjutnya pipa dapat dengan mudah dibentuk seperti semula. Pekerjaan ini dinamakan
Proses “ANNEALING”.
Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu (1) pengelasan
(brasing), (2) tanpa pengelasan, tetapi menggunakan flare fitting yang disebut sebagi flare
nut, yaitu baut khusus untuk keperluan penyambungan secara cepat (flaring).
Gambar Pipa Tembaga Lunak
Pipa tembaga lunak ini biasanya diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk rol dengan
panjang yang bervariasi mulai dari 25 feet, 50 feet dan 100 feet dengan diameter luar
(OD) dalam satuan inchi. Ukuran yang tersedia di pasaran adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8, 7/16,
½, 9/16, 5/8 dan ¾ inchi. Ketebalan pipa tergantung padadiameter luar pipa. Misalnya,
pipa ¼ memiliki ketebalan 0,03 inchi. Pipa ¾ inchi, 0,35 inchi.
b) Pipa tembaga keras (Hard)
Pipa tembaga keras biasanya digunakan pada kelistrikan pendingin untuk keperluan
komersial, dimana sifat pipa tembaga ini kaku dan keras, jadi pada saat pemasangan pipa
tersebut harus dipasang klem atau penyangga sebagai tumpuan dan pengikatnya, apalagi
jika ukuran diameter pipa yang digunakan ukurannya besar. Pipa tembaga keras tidak
dapat dibengkokkan, jadi harus menggunakan elbow bila diperlukan bengkokan.
Penyambungan pipa hanya hanya dilakukan dengan sistem pengelasan dengan las perak
(silver brazing) atau menggunakan flare fitting. Penyolderan hanya dilakukan untuk
saluran tekanan rendah. Pipa tembaga keras ini diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk
batangan, dimana setiap batangnya mempunyai panjang kurang lebih 7 meter.

Gambar Pipa Tembaga keras


Temper, dideskripsikan sebagai tingkat kekuatan dan kekerasan dari pipa. Drawn temper
tube biasa dikatakan sebagai hard tube/pipa keras sedangkan annealed temper tube lebih
sering dikatan soft tube/pipa lunak.
Berdasarkan pada Tabel 1, terdapat enam tipe standar pipa tembaga dan spesifikasi
penggunaannya. Pada tabel juga, menunjukkan standar ASTM untuk produksi pipa
tembaga dengan beragam ukuran dan tempers. Terdapat tipe K, L, M, DWV dan Medical
Gas tube yang sesuai dengan standar ASTM. Tiap tipe pipa merepresentasikan tingkat
ketebalan pipa. Pipa tipe K akan lebih tebal daripada pipa tipe L, dan pipa tipe L akan
lebih tebal daripada pipa tipe M untuk semua ukuran diameter pipa. Sedangkan ukuran
diameter dalam, dipengaruhi oleh ukuran pipa serta ketebalan pipa tersebut.
Tabel 1. Types, Standards, Applications, Tempers, Lengths

The Copper Tube Handbook, 2006 : 20

Tabel 2. Dimensions and Physical Characteristics of Copper Tube: TYPE K

The Copper Tube Handbook, 2006 : 21


Tabel 3. Dimensions and Physical Characteristics of Copper Tube: TYPE L

The Copper Tube Handbook, 2006 : 21


Tabel 4. Dimensions and Physical Characteristics of Copper Tube: TYPE M

The Copper Tube Handbook, 2006 : 22

Tabel 5. Dimensions and Physical Characteristics of Copper Tube: ACR (Air-


Conditioning and Refrigeration Field Service) (A= Annealed Temper, D=Drawn Temper)
The Copper Tube Handbook, 2006 : 23
Berikut ini tujuh keuntungan dari penggunaan pipa tembaga, :
 Ekonomis. Pipa tembaga mudah untuk diperlakukan, dibentuk, dan disambung
sehingga akan mengurangi biaya instalasi, material dan waktu.
 Ringan. Untuk diameter dalam yang sama, pipa tembaga lebih ringan dibandingkan
pipa ferros karena itu mudah untuk dipindahkan dan menghemat tempat.
 Mudah dibentuk. Pipa tembaga mudah diarahkan dan dibentuk, sehingga bisa
mengurangi sambungan pipa dan elbow. Dengan proses bending, pipa bisa kita arahkan
mengikuti kontur dan sudut sesuai keinginan kita.
 Mudah disambung. Penyambungan pipa bisa menggunakan adapter, soldering, brazing
ataupun welding.
 Aman. Pipa tembaga tidak terbakar atau pemicu terbakar, dan tidak bereaksi menjadi
gas beracun kecuali untuk campuran organik yang mudah menguap, seperti amoniak
(NH3), tidak diperbolehkan memakai pipa tembaga.
 Resistansi korosi. Pipa tembaga memiliki angka resistansi korosi yang cukup tinggi.

2. Pipa Alluminium
Pipa Alluminium banyak dipergunakan sebagai bahan evaporator. Daya hantar panas
pipa alluminium ini tidak begitu baik jika dibandingkan dengan daya hantar panas pipa
tembaga, dan harganyapun relatif lebih mahal. Penyambungan atau pengelasan pipa
alluminium tidak semudah penyambungan pipa tembaga, dimana harus menggunakan las
khusus yang disebut las MIG, atau bisa juga dengan menggunakan kawat las Platinum 52
dengan campuran boraks atau fluks 52 dengan nyala api yang teratur, dimana apinya tidak
boleh bersentuhan secara langsung dengan fluks 52 yang telah dioleskan, disinipun
diperlukan keterampilan las secara khusus.
Kasus kerusakan atau kebocoran evaporator pada kelistrikan pendingin seringkali
terjadi. Untuk mengatasinya jika kebocorannya tidak terlampau besar kebocorannya bisa di
tutup dengan menggunakan lem APOXY atau HARDEX. Karena tekanan pada bagian
evaporator adalah rendah, jadi dengan system pengeleman saja sudah cukup tanpa perlu
pengelasan. Gambar berikut menunjukan bentuk evaporator yang ada di pasaran dengan
kapasitas bermacam-macam.
Gambar evaporator plate dan pipa aluminium
3. Pipa Baja
Pipa baja juga banyak sekali dipergunakan pada kelistrikan pendingin untuk
keperluan domestic, seperti halnya pada kondensor lemari es. Ada beberapa pipa baja
dengan ketebalan dinding tertentu yang biasa digunakan pada kelistrikan pendingin, adapun
ukuran diameter pipa baja tersebut sama dengan ukuran diameter pipa tembaga, sedangkan
cara penyambungan dari pipa baja adalah dengan sistem brasing dan ada pula yang
menggunakan ulir.

Gambar instalasi pipa baja


Pipa tembaga atau kuningan tidak dapat digunakan pada sistem pendingin yang
menggunakan bahan refrigeran amoniak (R.717), dimana sifat pipa tembaga ini mudah
bereaksi jika terkena amoniak, jadi untuk kelistrikan pendingin yang menggunakan bahan
refrigerannya amoniak harus menggunakan pipa baja. Adapun ukuran-ukuran pipa baja
yang ada di pasaran adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Tabel 5. Diameter pipa baja


4. Pipa Baja Stainless
Pipa Baja stainless pada umumnya mempunyai fungsi yang sama dengan pipa
refrigeran lainnya, dimana pipa baja stainless ini sangat kuat terhadap korosi dan sangat
mudah dalam melakukan penyambungannya, dimana bisa menggunakan brasing maupun
menggunakan ulir. Pipa baja stainless No.304 sering sekali digunakan pada kelistrikan
pendingin untuk Food Processing, Manufacture Ice Cream, Milk Cool Storage dan yang
lainnya, karena pipa baja stainless ini mempunyai kadar karbon (C), Nickel (Ni), dan
Chronium (Cr) yang sangat rendah sekali.

Gambar pipa stainles dan instalasi pemipaannya


5. Pipa Fleksibel
Getaran-getaran yang diakibatkan oleh bekerjanya kompresor dapat
mengakibatkan kerusakan pada sambungan pipa, khususnya sambungan pipa ke
kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada bagian tersebut perlu dipasang pipa
fleksibel yang dapat meredam getaran. Bahan konstruksi dari pipa fleksibel terbuat dari
selang perunggu fleksibel yang dilapisi dengan anyaman pita rambut perunggu dan
disambungkan dengan pipa tembaga sebagai ujung-ujungnya. Pipa fleksibel ini dapat
digunakan pada kelistrikan pendingin yang menggunakan bahan refrigerant R12, R13,
R22, R24, R114, R502 atau yang sejenisnya kecuali untuk NH3 (Amoniak). Pipa
fleksibel ini di desain untuk nominal tekanan 25 atg, dan temperature pada kisaran -700C
sampai dengan + 2000C. Ukuran pipa fleksibel yang ada dipasaran bermacam-macam

seperti yang tertera pada tabel 6.


Gambar Pipa fleksibel

6. Pipa kapiler (Capilary tube)


Juga disebut : Impedance tube, Restrictor tube atau choke tube. Pipa kapiler dibuat
dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil. Panjang dan lubang pipa
kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator.

Pipa kapiler memiliki fungsi sebagai berikut :


 Menurunkan tekanan refrigerant cair yang mengalir didalamnya
 Mengatur jumlah refrigerant cair yang mengalir melaluinya

Pipa kapiler terdiri dari berbagai macam ukuran. Yang diukur bagian diameter
dalam (inside diameter/ID) dari pipa, lain halnya dengan pipa tembaga yang diukur
adalah diameter luar (Outside diameter/OD) Pipa kapiler tidak boleh dibengkok
terlalu tajam, karena dapat menyebabkan tersumbatnya lubang pipa. Pipa kapiler
menghubungkan saringan (filter dryer) dan evaporator, merupakan batas antara sisi
tekanan tinggi dan tekanan rendah dari system.
Pada bagian tengahnya sepanjang mungkin dilekatkan dengan saluran hisap dan
disolder. Bagian yang disolder ini dinamakan Penukar Kalor (heat Exchanger).

J. Sambungan Pipa (Flare Adapter)

Flare adapter digunakan untuk menyambungkan pipa hasil flaring. Ciri khas flare
adapter adalah pipa yang dihubungkan mudah untuk dilepaskan kembali sambungannya,
karena tidak memakai proses brazing ataupun soldering.
Flared

Male nut

Gambar Pipa hasil flare


Name Figure Object

Adapter
(male)

Adapter
(female)

Union

Tee

Long Nut Shout Nut Cap Nut

Forged Brass Nut Reducing Nut Swivel Double Nut Kit

Union Reducing Union Flare to Solder Union


K. Pekerjaan Pemipaan

Pada dasarnya terdapat 4 pekerjaan dasar pemipaan. Berikut ini merupakan


deskripsi dari pekerjaan dasar pemipaan dengan pipa tembaga.

1. Cutting
Mengukur pipa dengan akurat berguna untuk mengurangi kesalahan
terlalu pendek atau terlalu panjang terhadap pipa yang akan kita potong. Hal
ini akan mempengaruhi proses selanjutnya, seperti nilai ekonomis ataupun
pada proses joining yang bisa berakibat hasil penyambungan pipa kurang
begitu baik.
Pemotongan pipa bisa dilakukan melalui berbagai alat, seperti
menggunakan disk-type tube cutter atau gergaji besi. Untuk pipa dengan
diameter besar dan tebal, gunakan gergaji untuk memotongnya. Harus
berhati-hati dalam memotong pipa supaya pipa tidak berubah bentuk/rusak.

Gambar Tube Cutter beserta bagian-bagiannya


Gambar Alat-alat potong pipa tembaga

Berikut ini beberapa prosedur pengukuran dan pemotongan pipa


a) Luruskanlah pipa yang masih dalam bentuk rol/gulungan pada bidang
datar, jangan menarik pipa dari bagian sisi koil untuk mencegah pipa
bengkok.
b) Ukurlah panjang pipa yang akan dipotong dan beri tanda yang jelas.

Gambar Proses pengukuran pipa


c) Letakan pipa yang akan dipotong tersebut pada rol beralur yang ada pada
tubing cutter seperti pada gambar 2.3, putarlah knob pengatur tekanan
pisau sehingga pisau pemotong menyentuh pipa dan tepat pada tanda
ukuran yang telah dibuat.

Gambar Proses peletakkan pipa pada tubing cutter


d) Putarlah pemotong pipa ini secara mengelilingi pipa sampai putaran
terasa ringan, setelah itu putarlah knob pengatur tekanan pisau ¼ atau ½
putaran seperti diperlihatkan pada gambar di bawah, setelah itu
putarkanlah pemotong pipa sampai pipa terpotong.

Gambar Proses pemotongan pipa

2. Reaming

Gambar reamer dan deburring tools


Reaming adalah proses perluasan pada pipa untuk menghilangkan
ketajaman sisi-sisi pipa setelah dipotong dan membuang serpihan tembaga
yang masih menempel pada bagian dalam pipa untuk menghindari terbawa
masuk ke dalam sistem. Proses reaming tidak boleh terlalu kasar karena bisa
membuat bentuk dan diameter dalam pipa berubah. Proses reaming bisa
menggunakan (a) reamer, (b) cutting pocket ataupun (c) deburring tools.

a b c

Gambar Proses reaming dengan berbagai peralatan


Bersihkan pipa dari kotoran yang menempel pada pipa dengan peralatan
tambahan seperti (a) sand cloth, (b) abrasive pad dan (c) fitting brush.
a b c
Gambar Proses cleaning dengan menggunakan peralatan tambahan

3. Bending
Bending adalah proses pembengkokkan pipa dengan sudut tertentu.
Alat pembengkok pipa diantaranya adalah bending tools, lever-type hand
bender atau pegas pembengkok. Proses bending tidak akan merusak bagian
dalam dan luar pipa jika dilakukan dengan benar. Berdasarkan hasil
pengujian, tingkat kekuatan pipa yang sudah di bending jauh lebih besar
dibandingkan sebelumnya.

Gambar Pegas pembengkok dan Leaver Type Bender


Pada pegas pembengkok, pembengkok pipa tersebut ada 2 macam yaitu
lilitan pegas di luar (outside spring) dan lilitan pegas di dalam (inside
spring). Yang pertama pipa dimasukan ke dalam pegas dan untuk yang
kedua pegas dimasukan ke dalam pipa. Inside spring hanya dapat dipakai
untuk membengkokan ujung pipa, sedangkan outside spring dapat dipakai
untuk membengkokan semua bagian dari pipa.
Gambar dibawah ini menunjukkan langkah-langkah dalam
pembengkokkan pipa menggunakan lever- type hand bender. Ilustrasi ini
hanya salah satu dari banyak alat yang telah diproduksi proses bending.
Gambar Proses bending

Langkah-langkahnya:
a) Regangkan lever-type hand bender sampai 180°, kemudian masukkan
pipa ke bagian tengah bender.
b) Tempatkan holder clip pada pipa, kemudian putar salah satu handle
bender ke kanan sampai sejajar dengan pipa. Ini adalah posisi pipa yang
akan kita bengkokan berada pada sudut kelengkungan pipa masih 0°.
c) Putar handle bender kedua untuk membengkokan sesuai sudut yang kita
inginkan dengan perlahan, dimana pada roda bender sudah tersedia
indikator sudut kelengkungan.
d) Putar 22ke arah kanan handle bender kedua setelah kita mendapatkan
bentuk dan sudut kebengkokan pipa yang kita inginkan kemudian
lepaskan holder clip pada pipa.

4. Flaring
Gambar Flaring tools
Salah satu cara untuk menyambung pipa tembaga pada suatu sistem
pemipaan adalah penyambungan dengan menggunakan flare dan jenis yang
paling umum yang dipakai adalah flare 45°. Flaring dan swaging adalah
proses pengembangan pipa yang akan disambung atau diinstalasi. Supaya
hasil flare pipa tepat maka diperlukan peralatan yang baik. Gambar
2.5menunjukkan gambaran hasil flaring.

Gambar hasil proses flaring

Gambar Flaring Tools


Flare-block adalah salah satu alat untuk flaring yang mempunyai
diameter lubang yang berlainan agar mampu mengakomodasi bermacam
ukuran pipa. Setelah pipa dijepit dalam posisi yang benar barulah ulir
pengatur flare dipasang. Batang ulir pengatur diputar perlahan sehingga
cone bertemu dengan ujung pipa, setelah itu barulah proses flare dilakukan
sampai ujung pipa membentuk flare. Dalam praktik yang baik, gunakan
sedikit oli pada konis agar flare menjadi halus dan mudah dilepas.
Yakinkan bahwa sambungan telah berada pada posisi tepat sebelum flaring
dilakukan untuk menghindari pipa terlalu panjang/pendek.
Gambar Proses flaring menggunakan flare-block.

a b c

Gambar (a) Ujung pipa yang di-flare 45° (b) Proses pemasangan flare joint
(c) Sambungan flare lengkap
Standar ukuran flare pipa dan tenaga yang dibutuhkan pada saat proses flare
pipa dapat dilihat dari tabel dibawah. (Mitsubishi Electric : Split type Ac
model MXZ-3A30NA Installation Manual)

Langkah-langkah membuat Flaring, yaitu:


a) Langkah awal yang harus di lakukan sebelum mengembangkan ujung
pipa yaitu dengan memotong pipa dengan tubing cutter. Masukan pipa
di antara Rollel dan Cutting whell. Tightening knob berfungsi untuk
menyesuaikan dengan diameter pipa yang akan di potong.
b) Bersihkan ujung pipa yang sudah di potong dengan menggunakan
reamer.
c) Kembangkan ujung pipa dengan flaring tool untuk dapat di sambung
dengan sambungan berulir ( flaring fitting ).
d) Kendurkan mur yang berbentuk kupu-kupu serta membuka blok
penjepit agar pipa yang akan di flaring dapat masuk,dan selanjutnya
jepit pipa yang akan di flaring pada blok penjepit dengan ukuran
ketinggian 3 mm di atas permukaan blok penjepit dan kencangkan mur
kupu-kupu.
e) Letakan mata flaring tepat di tengah diameter pipa, dan putar tangkai
penekan searah jarum jam secara lahan perlahan sampai pipa melebar
dan kemiringan pipa sampai menyentuh blog penjepit.
f) Putar tangkai penekan berlawanan arah jarum jam.
g) Kendurkan mur kupu-kupu.

12
F.43RAC01.024.1

Memperbaiki Unit dan Sistem Refrigerasi dan Tata Udara


L. Komisioning sistem pendingin
Komisioning sistem pendingin adalah suatu pengujian kinerja sistem pendingin apakah
bekerja sesuai stkitar atau tidak. Ada beberapa hal yang harus diukur supaya kita dapat
menyimpulkan apakah sistem bekerja normal atau tidak, yaitu:

1. Arus Kerja
Arus kerja harus diukur menggunakan tang ampere. Selanjutnya hasil pengukuran
arus listriknya dibandingkan dengan arus listik stkitar yang bisa kita dapatkan pada
nameplate dari unit sistem pendingin tersebut.

Pengukuran nameplate

2. Tekanan Suction (pipa hisap)


Tekanan suction harus diukur menggunakan manifold. Selanjutnya hasil pengukuran
tekanannya dibandingkan dengan tekanan stkitar kerja refrigeran sesuai dengan jenis
refrigerannya.
 Untuk refrigeran R410A & R32 tekanan stkitarnya 120-155 psi.
 Untuk refrigeran R22 tekanan stkitarnya 60-80 psi.
 Untuk refrigeran R134A tekanan stkitarnya 3-10 psi.

3. Temperature
Temperature harus diukur menggunakan Thermometer.
Ada beberapa yang harus diukur yaitu:
 Ambient temperature (temperatur lingkungan), adalah temperature lingkungan
sekitar atau lingkungan luar.
 Temperatur outlet kondensor, adalah temperature udara yang keluar dari
kondensor
Selanjutnya ambient temperature dan temperatur outlet kondensor dibandingkan.
Temperatur outlet kondensor harus lebih besar daripada ambient temperature
karena agar panas dari kondensor bisa terbuang ke lingkungan.

 Air Temperature inlet Evaporator (return), adalah temperatur udara di


keluaran evaporator
 Air Temperature onlet Evaporator (supply), adalah temperatur udara di
masukan evaporator
Selanjutnya Air Temperature inlet Evaporator dan Air Temperature onlet
Evaporator dibandingkan. Temperatur perbandingannya stkitarnya yaitu 10-15K
(pengukuran ini hanya di AC)
 Temperatur Saturasi, adalah temperature kritis dimana refrigeran berubah
wujud dari wujud cair ke gas. Hal tersebut tergantung dari tekanan yang ada
pada pipa suction. Pengukuran ini didapat dari pembacaan pada manifold.
 Temperatur suction, adalah temperatur pada pipa suction (pipa hisap)
Selanjutnya Temperatur Saturasi dan Temperatur suction dibandingkan.
Perbandingan temperature tersebut di sebut dengan nilai superheat. Nilai
superheat stkitarnya yaitu 8-15K (pengukuran ini hanya di AC). Dibawah nilai
tersebut maka wujud refrigeran masih berbentuk cairan. Refrigeran dengan wujud
cairan tidak boleh masuk ke kompresor, karena akan merusak kompresor. Diatas
nilai tersebut maka wujud refrigeran akan berbentuk gas kering. Refrigeran
dengan wujud gas kering menyebabkan kompresor terlalu panas.

M. Kerusakan pada Unit Sistem Refrigerasi dan Tata Udara


Kerusakan pada Unit Sistem Refrigerasi bisa kita deteksi setelah kita telah mengetahui
kerja sistem dan kerja komponennya, baik mekanik maupun elektriknya.

1. Kerusakan pada Unit Sistem Refrigerasi (Kulkas)

Kulkas 2pintu

Dalam lemari es atau kulkas bisa terjadi kerusakan yaitu sebagai berikut:

 Kompresor tidak mau start.


Jika kompresor tidak mau start kita bisa lakukan pengecekan sebagai berikut:
 Periksa kabel instalasi dalam kulkas.
 Tegangan yang mungkin terlalu rendah. Untuk pemeriksaan pada kompresor kita bisa
mengukur terminal kompresor dengan melepaskan steker dari kontaknya dan ukur
tegangan di stop kontaknya dengan volt meter, pengukuran tegangan yang diperoleh
tidak boleh lebih dari 10persen dari tegangan normal atas tegangan normal yang
diminta. Apabila semua instalasi bagus dan ternyata tegangannya turun maka coba kita
naikan dengan trafo sampai tepat pada tegangan normal.
 Cek overload apakah dalam kondisi baik atau tidak.
 Cek PTC relay apakah dalam kondisi baik atau tidak.
 Cek thermostat apakah dalam kondisi baik atai tidak.
 Ukur antara ketiga terminal dengan body kompresor jika ada hubungan atau nilai
tahanan nol ohm maka lilitan sudah short.
 Cek defrost timer apakah dalam kondisi baik atai tidak. (hanya pada kulkas 2 pintu)

 Kompresor bekerja tetapi evaporator tidak menjadi dingin.


Hal ini bisa disebabkan oleh:
 Didalam pipa kapiler ada es yang membeku atau benda lain yang membuat buntu, jika
kapiler buntu sama sekali maka dipermukaan evaporator akan menjadi panas tetapi jika
masih ada refrigeran yang sampai ke evaporator maka sebagian evaporator dekat pipa
kapiler terasa agak dingin, maka dalam keadaan ini kompresor bekerja ekstra keras dan
konsumsi listrik menjadi besar, kalau pipa kapiler buntu sebagian maka temperatur
kontrol lama bekerjanya sebab suhu dalam lemari es lama menjadi dingin.
 Kurang isi refrigeran atau refrigeran bocor.jika lemari es kekurangan refrigeran maka
kompresor tetap bisa bekerja tetapi proses pendinginan akan semakin lama, dan
kompresor akan bekerja lebih lama, hanya sebagian saja pada bagian evaporator
menjadi dingin, dan lama kelamaan refrigeran akan habis karena ada kebocoran pada
instalasi pemipaanya. Tkita-tkita kurang isi refrigeran adalah:
- Evaporator tidak dingin dan bersuara.
- Kompresor terus menerus bekerja.
- Pemakaian listrik menjadi boros.
Perbedaan antara gejala kurang isi refrigeran dan buntu
- Kurang isi : kondensor panas, ampere rendah, suara evaporator seperti ada udara
mengalir, tekanan gas rendah.
- Buntu : kondensor dingin, ampere tinggi, suara di evaporator lemah sekali.

 Terjadi bunga es yang terlalu banyak pada evaporator


Hal ini bisa disebabkan oleh:
 Karet pada pintu kulkas 1 pintu rusak, sehingga udara masuk dan menybabkan bunga es
begitu banyak pasa kulkas
 Kabel pada rangkaian defrost atau rangkaian fan ada yang terputus pada kulkas 2 pintu
 Fan rusak
 Komponen defrost pada kulkas 2 pintu ada yang rusak. Komponennya yaitu:
- Defrost Timer
- Defrost Thermo
- Heater

 Lampu kulkas tidak menyala


Hal ini bisa disebabkan oleh:
 Door switch rusak
 Lampu rusak
 Kabel rangkaian ke lampu putus

2. Kerusakan pada Unit Tata Udara (AC Split)


Dalam AC Split bisa terjadi kerusakan yaitu sebagai berikut:
 AC Mati Total
Hal ini bisa disebabkan oleh:
 Terjadinya Konsleting Listrik, seperti yang kita ketahui bersama, AC tidak akan nyala
ketika tidak mendapatkan aliran tenaga listrik. Dan pada arus listrik biasanya terdapat
dua kabel ,jika kedua kabel tersebut saling berhubungan tentu akan menyebabkan
konsleting. Disebabkan bisa saja di gigit tikus, atau dari usia kabel tersebut sudah terlalu
lama.
 Tekena Tegangan Listrik Tinggi Maupun Tegangan Rendah. Voltase listirk pada
umumnya adalah 220 Volt, jika tegangan listrik di rumah kita lebih dari 220 atau kurang,
tentu ini akan sangat tidak baik untuk kelangsungan alat elektronik.
 Terkena Petir Setelah Hujan Deras. AC tiba-tiba mati kerusakan yang sering terjadi
setelah hujan deras di sertai petir. Kemudian petir tersebut menyambar di rumah kita,
hasilnya semua peralatan elektronik kita tidak bisa di pakai.
 Cek Arus Listrik Pada Stop Kontak. Silahkan kita cek apakah ada arus listrik pada stop
kontak untuk AC tersebut dengan tespen. Jika tidak terdapat aliran listriknya,
kemungkinan ada kabel yang putus silahkan kita cek lebih jauh mengenai jalur instalasi
tersebut.
 Cek Relay, yang berada di steker kaki tiga jika AC kita menggunakan colokan tersebut
dan pastikan relay tidak putus. Di dalam relay biasanya ada satu biji tembaga sebesar
rambut.
 PCB Modul Error. Apabila jika kita cek listrik normal dan relay baik, kemungkinan
rusaknya terjadi pada PCB modul.

 AC Tidak Dingin
Hal ini bisa disebabkan oleh:
 Setingan Remot AC Yang Tidak Sesuai. Kekeliruan dalam menetapkan suhu AC bisa
menganggu kenyamanan, misalnya suhu ruangan 23 derajat Celcius tetapi kamu
memasang suhu AC 26 derajat Celcius.
 Outdoor AC Tidak Hidup. Outdoor AC yang tidak hidup akan membuat AC yang tidak
dingin, kompresor AC tidak akan bekerja mensirkulasikan refrigeran pada jalur pipa AC.
Penyebabnya yaitu:
 Overload rusak
 Kapasitor rusak
 -Kompresor rusak
 koneksi kabel bermasalah. Bisa salah memasang atau kabel putus.
 relay rusak
 thermis rusak.
 Refrigeran AC Kurang/ Habis. Penyebab AC tidak dingin yang lainnya adalah kekurangan
refrigeran atau dingin. Jika refrigeran kurang dari tekanan standart yang disarankan pada
AC bisa membuat pipa dan evaporator AC menghasilkan gumpalan es, bahkan kalau
refrigeran AC kosong otomatis AC tidak akan dingin. Refrigeran yang kurang atau habis
disebabkan karena ada kebocoran pada jalur pipa sirkulasinya, untuk itu sebelum
dilakukan penambahan dan pengisian refrigeran. Penyebab bocor yaitu :
 Pipa Instalasi Berkarat ( Keropos ). Penyebab AC bocor refrigeran yang pertama
yaitu disebabkan oleh pipa instalasi yang sudah keropos akibat termakan usia alias
sudah terlalu lama dipakai.
 Sambungan Pipa Kurang Rapat. seperti yang kita ketahui, pada pipa instalasi AC itu
juga terdapat sambungan-sambungan seperti nepel untuk menghubungkan unit
indoor atau outdoor dengan pipa tembaga.
 Evaporator Indoor dan Kondensor Outdoor Keropos. Penyebab AC bocor adalah
refrigeran yang terakhir yaitu diakibatkan oleh evaporator atau kondensor yang
keropos. Kebocoran seperti ini kerap terjadi pada unit indoor atau outdoor AC.
 Pemasangan AC yang Tidak Sempurna. Instalasi atau pemasangan AC ternyata juga
berpengaruh pada kinerja dari AC. Untuk masalah AC bocor sendiri ternyata hal ini
dipengaruhi oleh pemasangan AC.
 Pintu Dan Jendela Yang Terbuka. Saat pintu dan jendela yang sedikit terbuka akan
berpengaruh pada suhu ruangan sehingga terasa tidak sedingin biasanya.
 Kondisi Ruangan. Ruangan yang terpapar langsung dengan matahari akan mengakibatkan
kinerja ac berkurang, begitu juga kalau dinding ruangan yang terkena sinar matahari
langsung.
 Kabel Koneksi Dari Indoor Ke Outdoor Terputus. Agar kompresor AC bekerja diperlukan
arus listrik, jika kabel penghubung dari unit dalam sama unit luar terputus maka akan
menyebabkan AC tidak akan dingin.

N. Melakukan perbaikan pada Unit Sistem Refrigerasi


1. Melakukan Recovery
Proses recovery merupakan suatu proses dimana refrigeran dikeluarkan dari sistem
pendingin, sehingga refrigeran tersebut tidak terlepas ke atmosfir atau proses mendapatkan
kembali refrigeran dari sistim.
Langkah-langkah nya yaitu:
Refrigeran dalam bentuk cair dari sistem dimasukkan dalam tangki penyimpan tanpa perlu
menghidupkan kelistrikan recovery.
a) Hubungkan flexibel hose seperti dalam gambar.
b) Pasang power plug pada Pompa Vakum ke jala2 listrik yang sesuai.
c) Pastikan V5 dan valve pada sistem yg akan di-recovery dalam keadaan tertutup rapat.
d) Buka V1, V2, dan V3 dan buka sedikit bagian selang pada V5, beri jeda sampai kira-kira
udara terlah terbuang lalu kencangkan selang kembali.
e) Buka V8 dan buka sedikit bagian selang pada V6, beri jeda sampai kira-kira udara terlah
terbuang lalu kencangkan selang kembali.

Langkah a-d berfungsi untuk membuang udara yang terperangkap dalam flexible hose
sehingga menjamin kebersihan proses recovery. Proses tersebut biasa disebut juga dengan
proses flushing. Bisa juga selang di vakum dengan pompa vakum.
f) Hidupkan kelistrikan recovery.
g) Buka V6, V5 dan atur sehingga menunjuk posisi “LIQUID”
Pada saat V5 diposisikan ke “LIQUID” refrigeran cair dari sistem akan mengalir ke
tabung recovery.
h) Setelah tekanan inlet pada recovery menunjukkan nilai dibawah nol (vakum) segera
tutup V5.
i) Matikan kelistrikan recovery.
j) Tutup V5, V6 dan V8
Proses recovery selesai.

2. Memperbaiki atau mengganti komponen rusak


 Menganti komponen kompresor
Adapun langkah-langkah penggantian kompresor adalah sebagai berikut :
a) Langkah pertama dalam proses mengganti kompresor AC adalah brazing. Sebelum Anda
melakukan proses brazing bukalah semua tutup body atau cover supaya hawa panas dari
proses brazing tidak berdampak mengenai kompresor. Melepas semua komponen kelistikan
yang ada.
b) Langkah kedua yakni membuka sambungan pipa dengan proses pelepasan body atau casing.
Lepaskan kedua sambungan pipa yang menghubungkan antara kompresor dengan kondensor
dan pipa menuju service valve dengan menggunakan alat brazing yang telah diatur apinya.
Lepaskan mur-mur yang terdapat di kaki kompresor dengan kunci ring pas berukuran 12
hingga 13.
c) Langkah ketiga yaitu mengganti kompresor sesuai tipe. Setelah mur dilepas, angkatlah
kompresor dengan hati-hati dan seksama. Kemudian diganti dengan kompresor baru. Yang
perlu Anda perhatikan adalah tidak semua kompresor dapat dipasang dengan mudah sebab
tipe kompresor berbeda. Pastikan Anda sudah melihat label yang tertera pada body
kompresor. Letakkan kompresor di tempat dudukan semula. Sambung kembali pipanya
dengan menggunakan alat brazing. Lalu kencangkan bautnya. Kemudian komponen
kelistrikan dipasang.
Pada saat brazing untuk memasang kompresor, jangan lupa juga menggunakan kain majun
yang dibasahi dan proses brazing pula harus cepat untuk mencegah kompresor terkena panas
berlebih dari proses brazing yang bisa menyebabkan kerusakan.

 Menganti komponen kondensor


Adapun langkah-langkah penggantian kondensor adalah sebagai berikut :
a) Langkah pertama dalam proses mengganti kondensor AC adalah brazing. Sebelum Anda
melakukan proses brazing bukalah semua tutup body atau cover supaya hawa panas dari
proses brazing tidak berdampak mengenai komponen lain.
b) Langkah kedua yakni membuka sambungan pipa dengan proses pelepasan body atau casing.
Lepaskan kedua sambungan pipa yang menghubungkan antara kondensor dengan kompresor
dan pipa menuju pipa kapiler dengan menggunakan alat brazing yang telah diatur apinya.
c) Langkah ketiga yaitu mengganti kondensor sesuai tipe. Angkatlah kondensor dengan hati-hati
dan seksama. Kemudian diganti dengan kondensor baru. Yang perlu Anda perhatikan adalah
posisi sambungan kondesor ada di sebelah kiri atau kanan dan besar kapasitas dari ac split,
semakin besar kapasitas semakin besar kondensor. Pada kulkas, Pasang kondesor di sisi luar
belakang kulkas.

 Menganti komponen pipa kapiler


Adapun langkah-langkah penggantian kondensor adalah sebagai berikut :
 Pada Kulkas
a) Buka cover kulkas bawah dan bagian dalam pada bagian freezer kulkas
b) Lepaskan dengan alat brazing pipa-pipa yang terhubung ke evaporator kulkas
c) Bersihkan evaporator kulkas dengan cara di flushing
d) Bersihkan jalur pipa-pipa lainnya
e) Buat lubang pada belakang body kulkas *pojok atas kiri* dengan alat bor
f) Siapkan pipa kapiler yang baru, panjang sesuaikan dengan jenis kulkas dengan
panjang 3 meter. Untuk kulkas 1 pintu diameter pipa kapilernya yaitu 0,26cm, untuk
kulkas 2 pintu diameter pipakapilernya yaitu 0,28cm dan untuk freezer es diameter
pipa kapilrnya yaitu 0,30cm.
g) Masukan ujung pipa kapiler *atas* ke lubang tsb
h) Sambung dengan brazing pipa kapiler yang baru pada evaporator kulkas
i) Tarik ujung pipa kapiler *bawah* nya dan sambung ke filter/strainer kulkas dengan
cara di brazing. Lebih dianjurkan filter diganti juga agar kinerja kulkas semakin
baik.

 Pada AC Split
a) Buka cover outdoor AC Split
b) Lepaskan dengan alat brazing pipa-pipa kapiler yang terhubung ke pipa service valve
dan pipa dari kondensor
c) Siapkan pipa kapiler yang baru, panjang sesuaikan dengan jenis kulkas dengan
panjang 3 meter. Untuk AC 1pk diameter pipa kapilernya yaitu 0,5cm, untuk AC 2pk
diameter pipakapilernya yaitu 0,7cm.
d) Buat melingkar pipa kapilernya.
e) Sambung dengan brazing pipa kapiler yang baru pada pipa service valve.
f) Sambung dengan brazing pipa kapiler ujung satunya dengan pipa dari kondensor.

 Menganti komponen evaporator


Adapun langkah-langkah penggantian kondensor adalah sebagai berikut :
 Pada Kulkas
a) Buka cover kulkas bagian freezer kulkas
b) Lepaskan dengan alat brazing pipa-pipa yang terhubung ke evaporator kulkas, baik
dari pipa kapiler maupun pipa yang akan menuju kompresor
c) Sambung dengan brazing evaporator yang baru.
d) Setelah sudah terpasang dan sambungan pipa sudah dingin, pasang kembali
evaporator pada kulkas.
e) Pasang cover kulkas kembali.

 Pada AC Split
a) Lepaskan sumber listrik a/c dari stop kontak. Kemudian buka penutup (grill a/c)
lalu lepaskan penutup control board.
b) Setelah itu lepaskan nut menggunakan kunci sesuai dengan ukurannya. Jika semua
kabel dan nut pipa dilepas, kita dapat dengan mudah menurunkan indoor dari
tembok.
c) Setelah itu lepas casing penutup dengan melepas sekrup-sekrup nya. Biasanya
hanya ada 2-3 sekrup saja untuk membukanya.
d) Jika casing sudah terbuka, Selanjutnya lepaskan evaporator dengan melepas
beberapa sekrup.
e) Setelah terlepas selanjutnya evaporator yang baru dipasang kepada unit indoor.
Dan pasang semua sekrupnya.
f) Pasang kembali casingnya dan sekrupnya.
g) Sambung lagi pipa dan kencangkan nut pada pipa.

3. Memperbaiki kebocoran
 Memperbaiki kebocoran pada pipa
Bila terjadi kebocoran pada pipa dapat kita lakukan brazing untuk menyambung pipa yang
bocor. Prosedur memperbaiki kebocoran pada pipa berikut yaitu :
a) Potong pipa yang bocor tersebut.
b) Ukur dan potong pipa dan swaging pipa sehingga pipa terhubung.
c) Atur api (campuran gas) dan cek ukuran tip yang memadai dengan pipa yang akan
disambung.
d) Panaskan pipa dalam (male) terlebih dahulu, sapukan api ke sekeliling pipa.

e) Pindahkan api ke sambungan pada dasar cekungan (cup). Panaskan merata, sapukan api
dari sambungan ke pipa hingga fluks pada fitting diam, tidak mendidih, jika sambungan
diberi fluks.

Terlalu panas akan menyebabkan keretakan

f) Ketika fluks tampil cair dan transparan, mulai sapukan api maju mundur sepanjang
sumbu sambungan untuk menjaga temperature logam yang disambung, terutama arahkan
ke dasar cekungan (cup) dari sambungan. Jika tidak menggunakan fluks, kita akan
mengetahui temperature solder keras dengan melihat warna merah gelap dari logam yang
sedang dipanaskan.
Api harus selalu bergerak untuk menghindari pipa atau sambungan meleleh

g) Tarik api sedikit saat bahan tambah disentuhkan ke soket sambungan. Saat temperature
tercapai, bahan tambah akan mengalir ke ruangan antara sambungan, terhisap oleh aksi
kapiler.

 Jauhkan api dari bahan tambah, karena bahan tambah akan mengalir ke area
yang lebih panas, pastikan temperature sambungan cukup tinggi untuk
mencairkan bahan tambah.
 Jangan cairkan bahan tambah dengan api.

h) Jaga temperature kedua pipa dengan menggerakkan api kebelakang dan kedepan dari satu
pipa ke pipa lain sehingga bahan tambah terhisap kedalam sambungan.

Panaskan terus hingga bahan tambah mengalir kedalam sambungan

Tambahkan bahan tambah yang cukup agar menghasilkan ikatan yang baik

Bahan tambah cair cenderung mengalir menuju area bersuhu lebih


tinggi. Panaskan disisi yang berlawanan dengan titik dimana bahan
tambah dimasukkan
 Setelah penyolderan selesai, dinginkan sambungan di udara.
 Jangan gerakkan sambungan hingga bahan tambah membeku ( kira – kira 10 – 15
detik )

 Memperbaiki kebocoran sambungan pada pipa


Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa dapat kita lakukan flaring untuk memperbaiki
sambungan pipa yang bocor. Langkah-langkah membuat Flaring, yaitu:
h) Langkah awal yang harus di lakukan sebelum mengembangkan ujung pipa yaitu
dengan memotong pipa dengan tubing cutter. Masukan pipa di antara Rollel dan
Cutting whell. Tightening knob berfungsi untuk menyesuaikan dengan diameter pipa
yang akan di potong.
i) Bersihkan ujung pipa yang sudah di potong dengan menggunakan reamer.
j) Kembangkan ujung pipa dengan flaring tool untuk dapat di sambung dengan
sambungan berulir ( flaring fitting ).
k) Kendurkan mur yang berbentuk kupu-kupu serta membuka blok penjepit agar pipa
yang akan di flaring dapat masuk,dan selanjutnya jepit pipa yang akan di flaring
pada blok penjepit dengan ukuran ketinggian 3 mm di atas permukaan blok penjepit
dan kencangkan mur kupu-kupu.
l) Letakan mata flaring tepat di tengah diameter pipa, dan putar tangkai penekan searah
jarum jam secara lahan perlahan sampai pipa melebar dan kemiringan pipa sampai
menyentuh blog penjepit.
m) Putar tangkai penekan berlawanan arah jarum jam.
n) Kendurkan mur kupu-kupu.

Gambar Proses flaring menggunakan flare-block.


Gambar (a) Ujung pipa yang di-flare 45° (b) Proses pemasangan flare joint
(c) Sambungan flare lengkap

4. Mengecek kebocoran sambungan pipa


Mengecek kebocoran sambungan pipa dengan menggunakan Nitrogen & air sabun biasa
digunakan pada saat setelah perbaikan unit dan pemasangan unit. Dengan memasukan gas
nitrogen pada sistem (memberi tekanan) dan memeriksa kebocoran dari luar pipa tembaga
menggunakan air sabun. Air sabun digunakan untuk mengetahui dimana lokasi kebocoran
terjadi.
Alat Kerja yang digunakan yaitu manifold gauge, tabung nitrogen dengan regulator. Bahan
yang digunakan yaitu gas nitrogen dan air sabun.

Langka-langkahnya:
a) Persiapkan manifold gauge harus dalam kondisi baik. Cek selang dan seal pada selang.
Persiapkan gas nitrogen dan air sabun.
b) Pastikan sistem dalam kondisi kosong dari refrigeran.
c) Tutup katup-katup pada manifold
d) Pasangkan selang warna biru pada manifold low pressure dan selang kuning atau bagian
tengah manifold ke tabung nitrogen.
e) Masukkan nitrogen ke dalam sistem dengan membuka katup manifold. Isi sampai
tekanan mencapai 150 psi (terlihat pada manifold gauge). Kemudian tutup manifold.
f) Tunggu 10 menit untuk melihat kondisi tekanan apakah berkurang atau tidak. Sambil
menunggu 10 menit, cek pipa tembaga menggunakan air sabun. Beri air sabun pada
sambungan2 pipa dan tempat yang dikira tempat kebocoran.
Bila tekanan turun dalam 10 menit sudah dipastikan terjadi kebocoran. Bila terjadi
kebocoran maka muncul gelembung besar pada lokasi yang bocor.
5. Melakukan pemvakuman
Ada beberapa step yang harus dilakukan saat melakukan pemvakuman unit ac split, yaitu
sebagai berikut :
Gambar Memasang Vacuum Pump Dan Manifold Pada Sistem

 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum tidak mengisi refrigerant (refrigran di dalam
unit outdoor (pump down) atau sering disebut vakum pipa menuju evaporator. Biasanya
dilakukan saat pemasangan unit ac baru.

 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum akan mengisi refrigerant. Biasanya dilakukan
saat setelah perbaikan unit ac atau kulkas.
 Pemasangan seperti ini jika setelah vakum akan mengisi refrigeran. Pemasangan seperti
ini dilakukan untuk menvakum unit kulkas. Namun manifold harus memiliki 4 jalur.

6. Pengisian refrigeran
Pengisian dengan fasa liquid dilakukan saat hendak mengisi refrigeran dengan kondisi unit
sistem pendingin kosong atau tanpa refrigeran dan juga saat hendak mengisi atau menambah
refrigeran R410A ke unit sistem pendingin. R410A cara mengisinya harus dalam keadaan
cair karena R410A adalah refrigeran campuran dengan komposis campuran refrigeran R125
50% dan R32 50% didalamnya. Hal tersebut juga berlaku untuk jenis refrigeran campuran
yang lain.

R410A

ANALYSER

Suction Discharge

Langkah-langkahnya :
a) Saat pengisian liquid unit dalam kondisi mati/Off
b) Siapkan charging scale / timbangan refrigeran dan harus dalam kondisi 0 gram
c) Pasang manifold pada sistem dan pada tabung refrigeran
d) Buka katup pada tabung refrigeran.
e) Balikkanlah tabung refrigeran menghadap kebawah agar isi refrigeran yang keluar dalam
bentuk cair.
f) Lakukan flushing (buang udara di selang)
g) Lakukan buka tutup katup manifold (katup tekanan tinggi untuk unit kulkas) sampai unit
sistem pendingin terisi sesuai dengan spesifikasi di nameplate. Saat pengisian periksalah
sight glass apakah refrigeran mengalir dengan fasa cairan atau tidak. Amati kedua
pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan
yang sama.
h) Selesai

O. Menyusun Laporan perbaikan

Gambar Lembar Bukti Perbaikan


Catatan pengetesan unit ac split dilakukan untuk dilaporkan kepada pelanggan untuk
informasi kondisi dari ac split tersebut diketahui oleh pelanggan. Catatan pengetesan unit
berisikan seperti pada gambar diatas, yaitu :
 Nama pelanggan atau pemilik unit ac split
 Keluhan pelanggan atau apa yang diinginkan pelanggan
 Tindakan yang dilakukan (perbaikan, pemasangan, dll)
 Data dari Nameplate :
- Merk ac split
- Kapasitas ac split (1/2pk, 1pk, dll)
- Jenis Refrigeran (R32, R22, dll)
- Arus nominal (arus kerja unit ac split tersebut)
- Tekanan Standar Refrigeran atau Tekanan kerja normal (Tergantung dari jenis
refrigerant)

Gambar Plat Nama Model Refrigeran R22

 Data pegukuran (nilai-nilai hasil pengukuran baik sebelum tindakan maupun sesudah) :
- Arus Aktual (arus kerja unit yang diukur)
- Temperatur Outlet evaporator (temperatur angin keluaran evaporator)
- Temperatur Inlet evaporator (temperatur angin masukan evaporator)
- Temperatur Ruangan (temperatur dalam ruangan)
- Temperatur Ambient Luar (temperatur lingkungan luar)
- Temperatur Oulet Kondensor (temperatur angin keluaran kondensor)
- Tekanan actual refrigeran (hasil pengukuran tekanan pada unit ac split)
Pencatatan kartu servis ini sangat penting dilakukan sebagai media informasi kepada
pelanggan untuk melakukan perawatan kembali agar ac split tidak lupa diservis dan berujung
rusak. Isi dari kartu sevis yaitu :
 Merk AC
 Tahun Pemakaian
 Tanggal pemeriksaan
 Keterangan perawatan/perbaikan (pencucian unit atau penggantian komponen unit bila
melakukan perbaikan.
 Kondisi ac split sebelum dan sesudah
 Tanggal pemeriksaan kembali
 Catatan
 Nama teknisi
Gambar kartu service

Format tidak selalu seperti Digambar namun berisikan informasi yang jelas perawatan /
perbaikan. Bila perlu tambahkan hasil pengukuran pada kartu servis.

Anda mungkin juga menyukai