Anda di halaman 1dari 5

LEADERLESS GROUP

DISCUSSION

UNTUK SKEMA ASESMEN


ESELON III

INSTRUKSI LGD
PETUNJUK UNTUK ASESI
1. Pada tugas ini, saudara merupakan kelompok yang diberi tugas oleh
pimpinan untuk mampu mengambil kesimpulan dari beberapa pertanyaan
yang mengacu pada materi/rilis berita yang tersaji.
2. Saudara diberi kesempatan selama 10 (sepuluh) menit untuk membaca
materi yang telah disajikan.
3. Setelah membaca materi yang ada diskusikan dalam kelompok saudara
terkait beberapa pertanyaan yang akan disajikan dibawah materi:
4. Semua anggota memiliki posisi yang sama dan bebas dalam menyampaikan
pandangannya.
5. Hasil akhir diskusi merupakan kesepakatan bersama dan tidak diperbolehkan
adanya voting, serta harus dituangkan dalam kesimpulan tertulis pada kertas
yang telah disediakan. Kesimpulan tersebut harus ditanda tangani oleh
semua anggota kelompok.
6. Waktu keseluruhan diskusi kelompok ini adalah 45 menit.
7. Para asesor tidak terlibat dalam proses diskusi dan menyerahkan
sepenuhnya jalannya diskusi kepada para peserta.

MENTALITAS MELAYANI
Pelayanan publik sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat ataupun daerah dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang–undangan. Seiring dengan penerapan sistem desentralisasi.

Dalam konteks Undang – undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
disebutkan bahwa standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.

Dalam praktek pelayanan publik Pegawai Negeri Sipil belum mampu untuk memberikan
jasanya secara maksimal. Berbagai kendala yang berasal dari individu pegawai sendiri
sontak membuat proses pelayanan publik menjadi lamban. Sedangkan menurut
Parasuraman ada 10 dimensi kualitas yang menentukan kualitas pelayanan :
Realibility, Responsiveness, Competence, Acces, Courtesy, Communication, Credibilty,
Security, Understanding, Tangible.

Seiring dengan hal itu tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin
berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran bahwa warga negara memiliki hak
untuk dapat diberikan pelayanan. Untuk merealisasikan hak – hak masyrakat, maka
dituntut efektivitas kerja yang baik dari instansi pemerintah.

Menurut Effendy efektivitas adalah sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya


mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu
yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2003:14). Sementara
pada waktu yang sama, masyarakat semakin menuntut efektifitas kerja pegawai negeri
sipil, sebagian Pegawai Negeri Sipil diperbantukan di daerah otonom yang bekerja di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang di dalamnya memiliki kecamatan hingga
kelurahan. Aparatur kelurahan merupakan wakil rakyat terdekat dalam rangka
merealisasikan kebijakan – kebijakan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.

Membangun organisasi dan individu yang efektif memerlukan kriteria kefektifan (Gibson
1987:33). Kriteria keefektivan secara khas dinyatakan dalam ukuran waktu jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kriteria jangka pendek adalah untuk
menunjukkan hasil tindakan yang mencakup waktu satu tahun atau kurang. Kriteria
jangka menengah diterapkan jika anda menilai keefektivan seseorang, kelompok, atau
organisasi dalam jangka waktu yang lebih lama, umpamanya lima tahun. Kriteria jangka
panjang dipakai untuk menilai waktu yang akan datang yang tidak terbatas.

Pada teori Gibson (1987:25) mengenai kefektifan, dikatakan bahwa kefektifan adalah
penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, Kelompok dan organisasi.
Pegawai Negeri Sipil sebagai seorang individu merupakan pelaku dalam efektifitas
Individu. Dalam Prespektif kefektifan, dibagi dalam tiga tingkatan dan bagian yang
paling mendasar adalah keefektifan Individu. Kefektivan suatu Kelompok akan
ditentukan oleh keefektifan individu dan kefektifan organisasi tergantung pada
keefektifan kelompok. Dengan kata lain, organisasi akan efektif, jika individu (Pegawai
Negeri Sipil) juga efektif.

Mencermati penjelasan dari Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Mirawati Sordjono setahun silam,
dikatakan bahwa, "Pelayanan publik harus melayani dengan hati, sepenuh hati, dan
hati-hati. Tidak sesuka hati". Wujud nyata dilapangan kualitas birokrasi yang ada tidak
sama dan selalu berubah kualitas birokrasi yang dilaksanakan sesuai bentuk kebijakan
pejabatnya. Kualitas pelayanan pejabat A bagus, namun ketika digantikan oleh pejabat
B kualitas menurun, begitu seterusnya yang terjadi di lapangan. Spesifiknya, biaya
birokrasi di kota A gratis sedangkan di kota B sangat mahal tanpa ada penyertaan bukti
administrasi.

Hasil yang diharapkan dari, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi (PANRB) menyebutkan "untuk membentuk Mindset dan cultural Set
Aparatur, Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi." Integritas dan Kinerja
Yang Tinggi memerlukan perubahan tidak hanya pada sisi aparatur yang ada tetapi
sejak dalam seleksi PNS memilih yang mempunyai dasar moral yang baik. Harapan
Pelayanan publik Go Internasional harus mewujud nyatakan integritas dan kinerja yang
tinggi. Saya bangga menjadi orang Indonesia tidak sedikit yang pinter dan paling pinter
membenarkan diri sendiri. Walaupun sudah nyata salah bisa jadi benar. Pinter banget
kan? Semoga harapan terwujud bukan hanya impian untuk mendapatkan, "Pelayanan
publik harus melayani dengan hati, sepenuh hati, dan hati-hati. Tidak sesuka hati".
Tidak hanya terdengar pinter diplomasi dan teori.

Presiden Jokowi dalam akun facebook pribadinya mengatakan, mentalitas para PNS
harus digeser. "Dari Mentalitas kaum Ndoro menjadi Menjadi Mentalitas Melayani," kata
Presiden Jokowi. Lanjut Presiden Jokowi, PNS saat ini masih belum lepas dengan
sejarah kekuasaan kolonial yang memang dibentuk untuk mengatur rakyat. Menurut
Presiden Jokowi, mentalitas itu masih ada sekarang ini. "Kemarin saya hadir dalam
peringatan 43 tahun Korps Pegawai Negeri (Korpri). Saya masih ingat di tahun 1980-an
betapa bangganya orang bila memakai baju Korpri, dan saat ini saya melihat
kebanggaan itu masih ada. Kebanggaan itu adalah kebanggaan yang positif.

Tapi disisi lain mentalitas dari Pegawai Negeri yang harus digeser dari "Mentalitas
kaum Ndoro menjadi Menjadi Mentalitas Melayani". Ketika kita merdeka mentalitas itu
tak serta merta hilang, kultur feodal tetap menjadi nyawa dari birokrasi kita, rakyat
dipandang sebagai objek dari penguasa, bukan sebagai "mereka yang seharusnya
dilayani". Mentalitas feodal itulah yang harus diubah, budaya birokrasi kita harus
dibentuk menjadi budaya birokrasi egaliter, pejabat-pejabat birokrasi harus tenggelam
dalam irama kehidupan rakyat bukannya malah membangun kesenjangan. Ketika
pejabat tenggelam dalam kehidupan rakyat, karakter yang dibangun pertama kali
adalah"hidup sederhana."
Jangan kemudian pejabat menjadi contoh bagaimana kehidupan serba glamour,
pejabat seperti raja-raja kecil, memamerkan kemewahan ditengah rakyat yang
seharusnya dilayani. Eksistensi pegawai negeri haruslah diukur dari prestasi kerjanya
dalam melayani rakyat, bukan dari seberapa banyak tamu diundang dalam pesta
pernikahan anaknya. Ukuran kebanggaan pegawai negeri adalah bagaimana melihat
rakyat hidup lebih baik, bukan membanggakan "gendut-nya rekening" dari sabetan
pendapatan ilegal proyek-proyek.

Hidup yang sederhana dengan rejeki yang halal, mengabdi sepenuhnya pada bangsa
dan negara, melayani rakyat dengan kesungguhan hati, itulah kebanggaan sejati
Pegawai Negeri, itulah sesungguh-sungguhnya kehormatan kemanusiaan dari Pegawai
Negeri Republik Indonesia".

Sumber: Berita Nasional, Sindonews.

PERTANYAAN LGD :

Bacalah tulisan diatas dengan seksama, kemudian diskusikan dengan kelompok hal-hal
yang terkait dengan:

1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan diatas? Jika Ya, apa alasannya dan
jika Tidak, apa yang melatar belakangi pandangan Anda.
2. Bagimana membentuk insan yang memiliki mental melayani?
3. Langkah-langkah apa yang harus diambil oleh Kemendagri, khususnya
dalam melakukan pembenahan dari sisi pelayanan untuk mewujudkan
organisasi yang kredibel, dipercaya?

SELAMAT BERTUGAS

Anda mungkin juga menyukai