CGP Angkatan 9 Bangka Selatan Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali - aRISTOTELES, FILSUF Latar Belakang Pernahkah bapak/ibu guru mengalami kekecewaan, kegagalan, kemunduran yang berdampak pada tingkat stress bapak/ibu meningkat? Pernahkah bapak/ibu mengalami kecemasan, kesal, amarah saat menghadapi siswa? atau saat menghadapi tugas yang bertumpuk, tugas yang secara bersamaan harus segera diselesaikan? jika pernah, lalu bagaimana cara mengatasinya? Melalui pembelajaran sosial emosional kali ini diharapkan kita sebagai guru mampu mengatasi persoalan dengan baik. PEMAHAMAN TENTANG PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL (pse) Pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif dalam seluruh komunitas sekolah
Pembelajaran sosial emosional (PSE) berisi keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, mengajarkan mereka menjadi orang yang baik, memberikan keseimbangan pada individu, dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses
Pembelajaran sosial emosional (PSE) dapat diberikan dalam 3
ruang lingkup, yaitu rutin. terintegrasi dalam mata pelajaran, dan protokol. kaitan antara PSE dengan pembelajaran berdiferensiasi Dengan kemampuan mengelola emosi maka pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan dengan baik Bila seorang guru memahami PSE maka dalam melaksanakan penerapan berdiferensiasi guru dapat mengambil teknik pembelajaran yang tepat
Dalam proses pembelajaran sering terjadi permasalahan dalam
interaksi sosial murid maka dengan teknik PSE dapat membantu guru untuk memudahkan solusi dan pengambilan jeputusan yang bertanggungjawab 5 kompetensi SOSIAL DAN EMOSIONAL (pse) Kompetensi kesadaran diri (Self awareness)
Kompetensi kemampuan berelasi-resiliensi (relationship skill)
Kompetensi pembuatan keputusan bertanggungjawab
(responsible decision making) kaitan PSE DENGAN MODUL SEBELUMNYA Kaitan modul 2.2. dengan modul 1.1 Modul 2.2. yang mempelajari tentang pembelajaran sosial emosional sangat mendukung isi dari modul 1.1., yakni filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Salah satu pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah mewujudkan pembelajaran yang “berhamba kepada anak”. Pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Contoh pembelajaran yang berpihak kepada siswa adalah pelaksanaan pembelajaran sosial emosional. Jadi, guru tidak hanya fokus materi saja. Namun, juga juga harus peka terhadap kondisi sosial emosional siswa sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan rasa aman, nyaman, dan tentunya bahagia.
Kaitan modul 2.2. dengan modul 1.2
Modul 2.2. sangat terkait dengan isi modul 1.2. tentang nilai dan peran guru penggerak. Dengan memahami dan memiliki nilai dan peran guru penggerak, seorang guru akan lebih mudah dalam penerapan pembelajaran sosial dan emosional. Pengalaman menerapkan pembelajaran sosial dan emosional juga turut akan mengasah dan meningkatkan nilai dan peran guru penggerak. kaitan PSE DENGAN MODUL SEBELUMNYA Kaitan modul 2.2. dengan modul 1.3. Pembelajaran sosial dan emosional akan sangat mendukung visi guru penggerak yang merupakan materi di modul 1.3. Untuk mewujudkan visi guru penggerak, pembelajaran sosial emosional bisa menjadi salah satu caranya.
Kaitan modul 2.2. dengan modul 1.4.
Pembelajaran sosial dan emosional bisa dilakukan dengan beberapa cara oleh guru, di antaranya dengan pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran, dan menciptakan iklim kelas dan sekolah. Semua itu akan sangat mendukung budaya positif di sekolah yang sudah dipelajari di modul 1.4.
Kaitan modul 2.2. dengan modul 2.1.
Modul 2.2. akan sangat mendukung isi modul 2.1., yakni tentang pembelajaran berdiferensiasi. Dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan pembelajaran sosial dan emosional, guru akan memberikan pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa. PENERAPAN PSE DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS PSE dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain : identifikasi peraaan, identifikasi emosi, melukis dengan jari, bermain peran (role play), membuat jurnal diri, menulis ucapan terimakasih, dll
Teknik ini dapat dipadukan dalam RPP berdiferensiasi, sehingga
diharapkan guru mampu menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi di kelas sesuai dengan gaya belajar murid, yaitu visual, auditori, dan kinestetik, guna mewujudkan merdeka belajar. apa itu mindfulness? mindfulness mengajarkan saya untuk hadir sepenuhnya dan menyadari keadaan terkini saya serta memberikan respon yang paling tepat dalam keadaan apapun, saya telah belajar untuk mengurangi kebiasaan menuntun dan untuk lebih bersyukur akan segala sesuatu. Tuliskan kutipan atau ucapan motivasi Tuliskan penulis, sumber, atau pendapat Anda tentang pernyataan tersebut Terima Kasih