Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI
PT EASTERN PRO ENGINEERING
Awani Residence 1 Blok C 07 A/B, Jalan Awani Raya, Cimareme, Kecamatan.
Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40552

PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA


KALIBRASI HIDROMETER

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Cimahi

Disusun oleh:

NAMA : ZIERA LISTY JUNIZAR


NO. INDUK SISWA : 201115023
TINGKAT : IV (EMPAT)
PROGRAM KEAHLIAN : INSTRUMENTASI INDUSTRI
KOMPETENSI KEAHLIAN : INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


CIMAHI
2024
LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK INDUSTRI

PROSES KALIBRASI HYDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA


KALIBRASI HYDROMETER

Laporan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing, Manager Operasional


PT Eastern Pro Engineering,

FACHIRA AULIA BONITA, S.Si SARI DEWI SARTIKA, S.T


NIK. EPE-1.2022.02.2.076 NIK. EPE-1.2015.06.2.T010

Mengetahui,
Direktur PT Eastern Pro Engineering,

Ir. SUKISWANTO

i
PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH

PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA


KALIBRASI HIDROMETER

Laporan ini telah disetujui oleh :

Ketua Kompetensi Keahlian, Pembimbing,

GITA SAHARA SARA P, S.Pd. EVA RISNASARI, S.Pd.


NIP. 198410162022212019 NIP. 199105162022212012

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Cimahi

AGUS PRIYATMONO NUGROHO, S.Pd. M.Si


NIP. 1967083199003100

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Sholawat dan salam juga senantiasa dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW.,
kepada kerabatnya, para sahabatnya, dan kepada umatanya hingga akhir zaman.
Penyusunan karya tulis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi. Dengan adanya laporan
ini penulis berharap ibu dan bapak guru pembimbing baik di industri maupun
sekolah dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada pada laporan ini.
Penyusunan karya tulis ini berdasarkan hasil praktik yang diperoleh penulis
selama 3 bulan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT
EASTERN PRO ENGINEERING yang pelaksanaannya terhitung mulai tanggal 1
Agustus sampai dengan 31 Oktober 2023.
Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT EASTERN PRO
ENGINEERING Penulis mendapatkan banyak pengalaman dan wawasan baru,
karena penulis dilibatkan di lapangan seperti melakukan proses kalibrasi. Pada
kesempatan ini, penulis telah menyusun karya tulis sebagai hasil dari kegiatan
selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Adapun judul laporan yang
disusun yaitu
“PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA
KALIBRASI HIDROMETER”.
Tidak terlepas dari do’a, dorongan, bimbingan, serta informasi yang
didapatkan dari semua pihak yang telah ikut serta membantu menyelesaikan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Maka dari itu, ucapan terimakasih
disampaikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan tepat waktu.
2. Bapak Ir. Sukiswanto, selaku Direktur di PT Eastern pro Engineering.
3. Ibu Sari Dewi Sartika, S.T, selaku Manager Operasional di PT Eastern Pro
Engineering.

iii
4. Ibu Fachira Aulia Bonita,S.Si, selaku Pembimbing Lapangan di PT Eastern
Pro Engineering.
5. Bapak Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd, M.Si. selaku Kepala Sekolah di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi.
6. Ibu Gita Sahara Sara P, S.Pd, selaku Ketua Kompetensi Keahlian Instrumentasi
Dan Otomatisasi Proses, sekaligus Wali Kelas XIII IOP A di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi.
7. Ibu Eva Risnasari, S.Pd, selaku pembimbing Penulis di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Cimahi.
8. Seluruh karyawan di divisi Kalibrasi, Sertifikat, Handling, yang tidak bisa
penulis sebutkan namanya satu persatu.
9. Seluruh alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi yang bekerja di
PT Eastern Pro Engineering.
10. Keluarga dan seluruh orang terdekat yang selalu memberikan dukungan baik
berupa moril ataupun materi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
11. Akhwat IOP A selaku penyemangat penulis dalam penulisan laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
12. Rekan – rekan seperjuangan siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
1 Cimahi, khususnya keluarga besar Instrumentasi dan Otomatisasi Proses A
angkatan 47.
13. Dan yang terakhir, kepada diri saya sendiri. Ziera Listy Junizar. Terima kasih
sudah bertahan sejauh ini. Terima kasih tetap memilih berusaha dan merayakan
dirimu sampai di titik ini, walau sering kali merasa putus asa atas apa yang
diusahakan dan belum berhasil, namun terima kasih tetap menjadi manusia
yang selalu mau berusaha dan tidak lelah mencoba. Terima kasih karena
memutuskan tidak menyerah sesulit apapun proses penyusunan Laporan
Praktik Kerja Lapang ini dan telah menyelesaikan sebaik dan semaksimal
mungkin, ini merupakan pencapaian yang patut dirayakan unuk diri sendiri.
Telah disadari dalam pembuatan dan penyusunan karya tulis ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu diharapkannya kritik dan saran yang
membangun untuk pelajaran kedepannya.

iv
Karya tulis ini semoga bermanfaat serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan untuk berbagai pihak.

Cimahi, 31 Oktober 2023

Ziera Listy Junizar

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK INDUSTRI.................................................. i

PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................................. 2

1.4 Sistematika Pembahasan ........................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN .............................................................................. 4

2.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................................... 4

2.2 Visi dan Misi Perusahaan.......................................................................................... 5

2.2.1 Visi ..................................................................................................................... 5

2.2.2 Misi .................................................................................................................... 5

2.3 Logo Perusahaan ....................................................................................................... 6

2.4 Sertifikasi Perusahaan ............................................................................................... 6

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................................ 7

2.6 Tata Tertib, Peraturan, dan Larangan Perusahaan .................................................... 7

2.7 Hari dan Jam Kerja ................................................................................................... 8

2.8 Alamat Perusahaan.................................................................................................... 9

2.9 Customer Perusahaan ................................................................................................ 9

2.10 Orientasi Area Kerja ............................................................................................... 9

2.11 Jenis dan Deskripsi Pekerjaan ............................................................................... 10

2.12 Kegiatan yang Dilakukan Kalibrasi Alat Ukur ..................................................... 11

vi
2.12.1 Proses Pemberian Order Baru ........................................................................ 11

2.12.2 Proses Pemeriksaan Alat ................................................................................ 12

2.12.3 Proses Pengerjaan Alat................................................................................... 12

BAB III LANDASAN TEORI........................................................................................ 14

3.1 Instrumentasi ........................................................................................................... 14

3.2 Dasar Pengukuran ................................................................................................... 14

3.2.1 Definisi Pengukuran......................................................................................... 14

3.2.2 Manfaat Pengukuran ........................................................................................ 15

3.2.3 Standar Pengukuran ......................................................................................... 15

3.3 Alat Ukur ................................................................................................................ 16

3.3.1 Pengertian Alat Ukur ....................................................................................... 16

3.3.2 Karakteristik Kerja Alat Ukur .......................................................................... 16

3.3.3 Fungsi Alat Ukur.............................................................................................. 17

3.3.4 Pemilihan Alat Ukur ........................................................................................ 18

3.4 Instrumen Pengukuran ............................................................................................ 18

3.4.1 Definisi Instrumen............................................................................................ 18

3.4.2 Karakteristik instrumen pengukuran ................................................................ 18

3.4.3 Bagian-bagian instrumen pengukuran ............................................................. 19

3.4.4 Fungsi instrumen pengukuran .......................................................................... 20

3.4.5 Pemilihan instrumen pengukuran..................................................................... 20

3.5 Dasar Kalibrasi........................................................................................................ 20

3.5.1 Pengertian Kalibrasi ......................................................................................... 20

3.5.2 Tujuan Kalibrasi............................................................................................... 21

3.5.3 Manfaat Kalibrasi............................................................................................. 21

3.5.4 Prinsip Dasar Kalibrasi ................................................................................... 22

3.5.5 Hasil Kalibrasi ................................................................................................. 22

3.5.6 Standar Kalibrasi .............................................................................................. 23

3.5.7 Persyaratan Kalibrasi ....................................................................................... 24

vii
3.5.8 Persiapan kalibrasi ........................................................................................... 24

3.5.9 Pelaksanaan kalibrasi ....................................................................................... 25

3.5.10 Periode Kalibrasi ............................................................................................ 26

3.5.11 Istilah dalam Kalibrasi ................................................................................... 26

3.6 Ketidakpastian......................................................................................................... 28

3.6.1 Sumber – sumber ketidakpastian ..................................................................... 28

3.6.2 Klasifikasi Perhitungan .................................................................................... 30

3.7 Densitas ................................................................................................................... 31

3.7.1 Pengertian Densitas .......................................................................................... 31

3.7.2 Jenis – jenis Densitas ....................................................................................... 31

3.7.3 Pengukuran Densitas ........................................................................................ 32

3.8 Hidrometer .............................................................................................................. 33

3.8.1 Pengertian Hidrometer ..................................................................................... 33

3.8.2 Fungsi Hidrometer ........................................................................................... 34

3.8.3 Jenis – jenis Hidrometer ................................................................................... 34

3.9 Fluida ...................................................................................................................... 36

3.9.1 Pengertian Fluida ............................................................................................. 36

BAB IV PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA


KALIBRASI .................................................................................................................... 37

4.1 Precision Hydrometers Standard Ludwig Schneider .............................................. 37

4.2 Temperature Calibrator With Sensor Thermocouple Type T (Lutron TM917) ...... 40

4.3 Media Standar Larutan Kalibrasi Hydrometer ........................................................ 42

4.4 Gelas Ukur .............................................................................................................. 43

4.5 Prosedur Kalibrasi ................................................................................................... 45

4.5.1 Flowchart Prosedur Kalibrasi........................................................................... 45

4.5.2 Syarat Kalibrasi ................................................................................................ 48

4.5.3 Prosedur Kalibrasi (pengamatan) ..................................................................... 48

4.5.4 Prosedur Praktik ............................................................................................... 49

viii
4.6 Data hasil pengamatan hidrometer.......................................................................... 55

4.6.1 Perhitungan Ketidakpastian Kalibrasi .............................................................. 57

BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 62

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 62

5.2 Saran ....................................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 64

LAMPIRAN..................................................................................................................... 65

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hari dan Jam Kerja ............................................................................................ 8
Tabel 4. 1 Spesifikasi Precision Hydrometers Standard ................................................... 39
Tabel 4. 2 Spesifikasi Temperature Calibrator With Sensor............................................. 41
Tabel 4. 3 Media Standar Larutan Kalibrasi Hydrometer ................................................. 42
Tabel 4. 4 Spesifikasi Gelas Ukur ..................................................................................... 44
Tabel 4. 5 Media Standar Larutan Kalibrasi Hydrometer ................................................ 55
Tabel 4. 6 Uncertainty Calculation ................................................................................... 59

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Latar Belakang Perusahaan ............................................................................ 4
Gambar 2. 2 Logo Perusahaan ............................................................................................ 6
Gambar 2. 3 Sertifikasi Perusahaan .................................................................................... 6
Gambar 2. 4 Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................................... 7
Gambar 2. 5 Customer Perusahaan ..................................................................................... 9
Gambar 3. 1 Hidrometer ................................................................................................... 33
Gambar 3. 2 Laktometer ................................................................................................... 34
Gambar 3. 3 Saccharometers ............................................................................................ 35
Gambar 3. 4 Alchoholometers .......................................................................................... 35
Gambar 3. 5 Termohidrometer.......................................................................................... 36
Gambar 4. 1 Precision Hydrometers Standard ................................................................. 37
Gambar 4. 2 Bagian - bagian hidrometer .......................................................................... 38
Gambar 4. 3 Temperature Calibrator With Sensor Thermocouple Type T ...................... 40
Gambar 4. 4 Gelas Ukur ................................................................................................... 43
Gambar 4. 5 Working Instruction ..................................................................................... 50
Gambar 4. 6 Gelas ukur berisi cairan ................................................................................ 51
Gambar 4. 7 Tabel Homogenity Liquid............................................................................. 52
Gambar 4. 8 Proses mencuci hidrometer .......................................................................... 52
Gambar 4. 9 Memasukkan hydrometer pada cairan.......................................................... 53
Gambar 4. 10 Tabel Measuremet standar dan UUT ......................................................... 53
Gambar 4. 11 Pengukuran Suhu ....................................................................................... 54
Gambar 4. 12 Data Hasil Kalibrasi ................................................................................... 55
Gambar 4. 13 Sertifikat Kalibrasi ..................................................................................... 56
Gambar 4. 14 Standar Koreksi Hidrometer ...................................................................... 57

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pengukuran densitas (kepadatan) pada media tertentu menggunakan prinsip
kerja hukum Archimedes yang dimana alat ukur akan menunjukan sesuai dengan
massa pada sebuah zat cair, alat ukur yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
dalam zat cairkan mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat zat cair yang
dipindahkannya, dan dibandingkan dengan alat ukur yang sudah terkalibrasi.
Alat ukur densitas di dunia industri tentu saja sangat diperlukan untuk
pengujian suatu zat, untuk mengetahui zat tersebut sangat layak digunakan atau
tidak. Salah satu alat ukur pengukur kepadatan di industri adalah hidrometer, alat
ukur tersebut diharapkan berfungsi dengan baik dalam segi keakuratan saat
pengukuran.
Untuk memastikan kebenaran hasil pengukuran tersebut maka alat ukur
yang digunakan harus dikalibrasi, hal tersebut diperlukan untuk memastikan
kesalahan atau penyimpangan nilai yang dimiliki alat ukur tersebut. Setelah
dilakukan kalibrasi akan diketahui seberapa besar penyimpangan dari pembacaan
dari alat ukur tersebut.
Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa alat ukur bekerja sesuai
dengan standar yang ada. Sehingga kemampuan untuk melakukan kalibrasi
terhadap alat ukur yang sangat diperlukan dalam dunia keteknikan. Oleh karena itu,
dalam karya tulis ini penulis dikenalkan dan diberikan pemahaman mengenai
kalibrasi hidrometer.
Maka dari itu dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan pembuatan
laporan ini akan membahas mengenai “PROSES KALIBRASI HIDROMETER
DAN PERHITUNGAN DATA KALIBRASI HIDROMETER”

1
2

1.2 Tujuan
Karya tulis ini memiliki beberapa Tujuan sebagai berikut :
1. Dapat memahami pengertian dan tujuan kalibrasi.
2. Dapat memahami dan mengetahui cara kalibrasi hydrometer menggunakan
hidrometer yang standar dengan menggunakan media larutan dengan densita
yang berbeda – beda.
3. Dapat memperhitungkan hasil kalibrasi hidrometer.
4. Dapat menjelaskan hasil dari penggunaan hydrometer yang telah dikalibrasi
di dunia industri.

1.3 Pembatasan Masalah


Mengingat kemampuan dan keterbatasan, penulis membatasi masalah yang
dianggap paling penting dan sesuai dengan apa yang penulis dapatkan saat
pelaksanaam Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Eastern Pro Engineering. Maka
menyajikan judul “PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN
PERHITUNGAN DATA KALIBRASI HIDROMETER” dengan pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Cara kalibrasi pengukuran hidrometer di PT Eastern Pro Engineering.
2. Peralatan yang digunakan dalam proses kalibrasi hidrometer.
3. Menjabarkan spesifikasi alat – alat yang digunakan dalam proses kalibrasi
pengukuran hidrometer.
4. Menjelaskan Alat standar hidrometer yang digunakan dalam proses kalibrasi
hidrometer.
5. Penulis hanya memahami dan belajar tentang cara mengkalibrasi dan
menganalisis hasil pembacaan alat ukur saja dan mempelajari tentang cara
menghitung nilai ketidakpastiannya dengan tidak rinci karena hal tersebut
kewenangan dari pihak perusahaan.
3

1.4 Sistematika Pembahasan


Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman dalam membaca
laporan ini, maka penulis membagi menjadi beberapa bab gambaran singkat berupa
sistematika penulisan laporan, antara lain sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi sub-bab mengenai : latar belakang masalah, tujuan pembahasan dari
pemilihan judul, pembatasan masalah, dan sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PERUSAHAAN


Berisi tentang tinjauan perusahaan meliputi : sejarah singkat PT Eastern Pro
Engineering, visi misi perusahan, lokasi perusahaan, keselamatan kerja dan
ketenagakerjaan di PT Eastern Pro Engineering.

BAB III : LANDASAN TEORI


Berisi tentang landasan teori yang menjadi dasar ilmu pada pembahasan
utama (BAB IV).

BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan utama dari karya tulis, tentang :
“PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA
KALIBRASI HIDROMETER”

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini membahas kesimpulan dari topik utama yang terdapat di Bab 4, serta
penyampaian saran saran kepada pihak sekolah dan pihak perusahaan tempat
penulis melaksanakan PKL.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Perusahaan didirikan dengan Akta Pendirian No. 1 dari Notaris Emy
Maryam, SH pada tanggal 01 April tahun 2008 dan telah disahkan oleh Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-0037782.AH.01.09 tahun
2008 pada tanggal 16 Mei 2008 dengan Akta Perubahan No. 02 dari Notaris Emy
Maryam, SH pada tanggal 06 Februari 2013. Yang disahkan oleh Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-11197 tanggal 27 Maret tahun
2013.

Gambar 2. 1 Latar Belakang Perusahaan


(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Sebagai laboratorium kalibrasi, PT Eastern Pro Engineering telah memiliki


sistem manajemen mutu yang merajuk pada SNI ISO/IEC 17025:2008 sebagai
salah satu persyaratan dari laboratorium kalibrasi. Guna memberikan kepuasan
kepada pelanggan, perusahaan telah menetapkan misi pelayanan yang lebih
profesional. Komitmen perusahaan dalam memberikan Jasa Kalibrasi kepada para
pelanggan, yaitu dengan telah diakreditasinya Laboratorium Kalibrasi oleh Komite

4
5

Akreditasi Nasional ( KAN ) – Badan Standarisasi Nasional ( BSN ), pada bulan


Oktober tahun 2009.
Selain itu, PT Eastern Pro Engineering memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pengembangan kalibrasi dan penerapan hasil-hasil penelitian di bidang
instrumentasi.
2. Pelayanan kalibrasi untuk masyarakat industri dalam rangka peningkatan mutu
produk.
3. Pelaksaan peningkatan sumber daya manusia industri di bidang kalibrasi.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Fungsi visi dan misi dalam suatu perusahaan sangatlah penting, adapun
salah satunya ialah agar mempunyai target atau tujuan pencapaian yang jelas.
Berikut visi dan misi PT Eastren Pro Engineering:
2.2.1 Visi
Visi dari PT Eastern Pro Engineering adalah sebagai berikut:
Visi PT Eastern Pro Engineering adalah “To be an excellent partner of
industries and part of the quality improvement program with information
technology, which prioritizes the environment, health and safety.”

2.2.2 Misi
Misi dari PT Eastern Pro Engineering adalah sebagai berikut:
“To carry out integrated business core in quality improvement and HSE, we
provide calibration, repair, maintenance, testing, and inspection with giving
support for Information Technology, quality consultant and employees training,
and supplies for material and best measuring test equipment for industries, so
quality product will spread out and our first priority is customers satisfaction.”
6

2.3 Logo Perusahaan


Logo PT Eastren Pro Engineering Gambar 2.2

Gambar 2. 2 Logo Perusahaan


(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

2.4 Sertifikasi Perusahaan


Sebagai laboratorium kalibrasi, PT Eastern Pro Engineering telah memiliki
sistem manajemen mutu yang merajuk pada SNI ISO/IEC 17025:2008 sebagai
salah satu persyaratan dari laboratorium kalibrasi. Guna memberikan kepuasan
kepada pelanggan, perusahaan telah menetapkan misi pelayanan yang lebih
profesional. Komitmen perusahaan dalam memberikan Jasa Kalibrasi kepada para
pelanggan, yaitu dengan telah diakreditasinya Laboratorium Kalibrasi oleh Komite
Akreditasi Nasional ( KAN ) – Badan Standarisasi Nasional ( BSN ), pada
bulan Oktober tahun 2009.
Selain itu, PT Eastern Pro Engineering memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pengembangan kalibrasi dan penerapan hasil-hasil penelitian di bidang
instrumentasi.
2. Pelayanan kalibrasi untuk masyarakat industri dalam rangka peningkatan
mutu produk.
3. Pelaksaan peningkatan sumber daya manusia industri di bidang kalibrasi.

Gambar 2. 3 Sertifikasi Perusahaan


(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)
7

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2. 4 Struktur Organisasi Perusahaan


(Sumber: Dokumen Perusahaan)

2.6 Tata Tertib, Peraturan, dan Larangan Perusahaan


Berikut adalah tata tertib, peraturan, serta larangan yang diharapkana dapat
meningkatkan produksi kerja, yang mengacu pada standar mutu, kualitas, dan
kuantitas yang semakin meningkat:
1. Teknisi Piket tidak akan diberangkatkan onsite selama jadwal piket
berlangsung (1 minggu), terkecuali dalam keadaan darurat/urgent.
2. Teknisi Piket wajib masuk kantor selama piket, kecuali dalam kondisi tidak
memungkinkan, sakit (wajib ada surat keterangan dari dokter/klinik/rs),
izin/tidak masuk (From/surat izin tertulis 2 hari sebelumnya).
3. Teknisi piket wajib menyelesaikan pekerjaan inlabnya terlebih dahulu sebelum
mengerjakan tugas lainnya.
4. Jika pekerjaan inlab tidak selesai dalam jangka 1 minggu, maka teknisi piket
wajib menyelesaikan pekerjaannya di minggu berikutnya. Tidak
diberangkatkan onsite selama pekerjaan inlabnya selesai.
8

5. Kepala Laboratorium harus memastikan pekerjaan inlab di laboratoriumnya


berjalan lancar dan memastikan kalibrator dalam keadaan baik dan bisa
digunakan.
6. Jika teknisi inlab tidak bisa mengerjakan inlab dikenakan kompensasinya
belum cukup atau mengalami kesulitan, maka kepala laboratorium harus
membimbingnya dan memastikan pekerjaan dilakukan sesuai SOP yang di
tetapkan.
7. Teknisi dan Kepala Laboratorium yang tidak ada jadwal piket dan onsite wajib
masuk seperti biasa untuk melakukan tugas atau pekerjaan di laboratorium
masing - masing. Cek kalibrator, suhu ruangan, kerapihan, dan kebersihan
laboratorium, cek antara, UBLK, kalibrasi ekternal/internal, dan jaminan mutu
lainnya, memastikan kalibrator brfungsi dengan baik.
8. Setiap karyawan wajib memeriksa semua alat kerja masing-masing sebelum
mulai bekerja dan atau meninggalkan pekerjaan sehingga benar-benar tidak
akan menimbulkan kerusakan/bahaya yang akan mengganggu pekerjaan.

2.7 Hari dan Jam Kerja


Berikut hari dan jam kerja PT Eastern Pro Engineering dapat dilihat pada
table berikut :

Tabel 2. 1 Hari dan Jam Kerja

HARI JAM MASUK JAM PULANG

SENIN – JUMAT 08.00 16.00

SABTU – MINGGU Libur Libur


9

2.8 Alamat Perusahaan


PT Eastren Pro Eastern Pro Engineering Terletak di Awani Residance 1
Blok C 07 A/B Jalan Awani Raya, Cimareme, Kec. Ngamprah, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia 40552.

2.9 Customer Perusahaan


Berikut adalah beberapa customer PT Eastern Pro Engineering yang terdiri
dari industri Civil, Pertambangan minyak & Gas, Elektro, Medis, Mesin Industri,
Transportasi Industri dll. Dan bisa di liat di gambar di bawah ini.

Gambar 2. 5 Customer Perusahaan

2.10 Orientasi Area Kerja


Pelaksanaan Program Magang Industri yang dilaksanakan penulis di PT
Eastern Pro Engineering dimulai pada tanggal 01 Agustus 2023 –. Siswa/i PKL di
PT Eastern Pro Engineering pada pelaksanaanya akan diberikan tugas atau Project
yang bertujuan untuk membantu pekerjaan Departemen Engineering sekaligus
memberikan pembelajaran kepada siswa/i PKL.
10

Setiap pekerjaan yang dilakukan mahasiswa/i akan dibimbing oleh masing


masing pembimbingnya sesuai dengan pembagian pekerjaanya, hal ini dilakukan
agar dapat meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh Siswa/i. Selama
pelaksanaan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) penulis diberikan beberapa
pekerjaan pokok seperti membantu proses kalibrasi berbagai alat ukur bersama
teknisi sesuai dengan Work Intruction (WI) yang berlaku.

2.11 Jenis dan Deskripsi Pekerjaan


Selain diberikan tugas pokok, siswa/i PKL juga dilibatkan untuk membantu
mengerjakan pekerjaan dari Departemen Administrasi ataupun dari Departemen
lain yang sedang berlangsung, hal ini dilakukan agar siswa/i dapat menambah
pengetahuan siswa/i.
Selama pelaksanaan kegiatan Program Praktik Kerja Lapangan, pekerjaan
yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Kalibrasi di lab Temperature
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti mini data
logger dan thermohygrometer.
2. Kalibrasi di lab Dimensi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti thickness
gauge dan vernier caliper.
3. Kalibrasi di lab Pressure
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti
manometer gaya dan pressure.
4. Kalibrasi di lab Massa
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti
timbangan industri dan beban akron.
5. Kalibrasi di lab Listrik
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti
multimeter dan clamp meter.
6. Kalibrasi di lab Instrument
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti lux meter
dan pH meter.
11

7. Kalibrasi di lab Flow meter


Suatu kegitan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti ultrasonik
flow meter.
8. Kalibrasi di lab Volumetrik
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperi labu ukur,
pipet ukur dan gelas ukur.
9. Kalibrasi di lab gaya dan torque
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur seperti proving
ring dan torque.
10. Handling
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendata dan memeriksa spesifikasi pada
alat masuk untuk di kalibrasi.
11. Sertifikat
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencetak sertifikat hasil data kalibrasi
alat.

2.12 Kegiatan yang Dilakukan Kalibrasi Alat Ukur


Kegiatan yang dilakukan pada saat melaksanakan program magang industri
yaitu meliputi kegiatan Kalibrasi alat ukur industri.
Uraian prosedur pada sistem informasi pelayanan order jasa di PT. Eastern
Pro Engineering, diantaranya adalah :
2.12.1 Proses Pemberian Order Baru
Pada proses ini customer service harus terlebih dahulu menanya-kan kepada
konsumen untuk nama dan alamat pemilik alat yang akan dikalibrasi tersebut.
Selanjutnya customer service melakukan pemberian order sesuai urutan order yang
telah di tentukan, setelah nama, alamat dan order sudah diperoleh oleh customer
service proses selanjutnya customer service harus menginput data nama,
perusahaan dan nomer order alat kalibrasi di web sistem informasi pelayanan order
jasa kalibrasi.
12

2.12.2 Proses Pemeriksaan Alat


Pada proses ini koordinator teknisi menerima alat yang sudah di beri order,
lalu memeriksa alat dan kelengkapan yang akan dikalibrasi, setelah pemeriksaan
alat tersebut diberikan ke teknisi yang akan mengerjakan alat.
2.12.3 Proses Pengerjaan Alat
Proses ini dilakukan oleh teknisi untuk melakukan kalibrasi alat di
laboratorium yang sesuai dengan bidangnya. Setelah alat selesai dikalibrasi
selanjutnya akan dikerjakan pada Tim Pengiriman serta data yang diperoleh
diberikan kepada Tim Serifikat.
13
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Instrumentasi
Pada tahun 1962 Frankly W. Kick dan Nicholas R. Rimboi menyatakan
definisi instrumentasi, yang berbunyi “ Instrumetation is a technology of using
instrument device to measure and control physical and chemical of properties
material. “ Yang artinya Instrumentasi adalah suatu teknologi yang menggunakan
alat instrument untuk mengukur dan mengendalikan sifat – sifat fisis dan kimia
dari suatu bahan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dimpulkan bahwa instrumentasi
adalah ilmu pengetahuan dalam penerapan alat ukur dan sistem pengendalian yang
digunakan untuk indikasi, mengukur, dan merekam suatu besaran proses agar
tetap berada pada nilai besaran yang diinginkan.
Di bidang industri lain, alat instrumentasi ini biasanya lebih dimanfaatkan
untuk suatu manfaat yang lebih besar yaitu penggunaanya untuk industri. Dalam
Instrumentasi dikenal besaran proses, yaitu :
1. Pressure (Tekanan)
2. Temperature (Suhu)
3. Flow (Laju aliran fluida)
4. Level (Tinggi permukaan cairan)
5. Density (Massa jenis)

3.2 Dasar Pengukuran


3.2.1 Definisi Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengetahui atau
menentukan harga dari suatu keadaan benda dalam hal sifat fisis atau kimianya.
Tetapi secara prinsip maka pengukuran pada hakekatnya adalah merupakan
kegiatan membandingkan antara besarnya harga besaran yang akan diukur dengan
suatu standar yang telah diketahui karakteristiknya. Yang perlu diperhatikan
dalam melakukan aktivitas ini adalah:

14
15

1. Standar yang dipakai harus mempunyai ketelitian yang sesuai dengan


kebutuhan dan standar tersebut dapat diterima secara umum.
2. Tata cara pengukuran dan alat-alat yang digunakan harus memenuhi
persyaratan.
Dengan demikian bahwa penentuan alat ukur yang akan digunakan serta tata
cara menggunakan alat ukur perlu dilaksanakan dengan teliti dan akurat karena
hasil pengukuran menentukan kualitas pengaturan suatu proses. Dalam dunia
instrumentasi pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting karena dalam
sistem pengendalian proses, besaran yang akan dikendalikan perlu diketahui nilai
atau variabelnya. Akurasi dari suatu sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan
pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Sementara itu, kepresisian
dari suatu sistem pengukuran adalah sejauh mana pengulangan pengukuran dalam
kondisi yang tidak berubah mampu mendapatkan hasil yang sama, sebuah sistem
pengukuran dapat dikatakan akurat dan presisi, akurat tetapi tidak presisi, presisi
tetapi tidak akurat, dan tidak presisi dan tidak akurat.

3.2.2 Manfaat Pengukuran


Pengukuran yang dilakukan dengan benar akan memberikan manfaat
antara lain sebagai berikut :
1. Membuat gambaran melalui karakteristik dari suatu objek yang diteliti.
2. Dalam industri dapat digunakan sebagai alat pengujian.
3. Dapat digunakan sebagai dasar melakukan prediksi terhadap sesuatu yang
akan terjadi.
4. Sebagai pengendalian serta jaminan mutu (proses kalibrasi).

3.2.3 Standar Pengukuran


Standar pengukuran merupakan pernyataan fisis dari sebuah satuan
pengukuran.Sebuah satuan dinyatakan dengan menggunakan suatu bahan standar
sebagai acuan (Referensi). Berikut beberapa standar pengukuran:
1. Standar Internasional, disebut juga standar konvensional yang menyatakan
satuan-satuan pengukuran tertentu sampai ketelitian terdekat diijinkan oleh
16

produksi dan teknologi pengukuran.Standar Internasional adalah sistem


satuan atau besaran yang paling umum digunakan.
2. Standar Primer, yaitu turunan pertama dari standar internasional yang
merupakan standar tertinggi di suatu nergara (Standar Nasional).Salah satu
fungsinya memeriksa dan mengkalibrasi standar-standar skunder.
3. Standar Skunder, merupakan turunan dari standar primer yang disimpan
atau diperlihara diberbagai industri alat ukur atau digunakan untuk kalibrasi
alat standar dibawahnya.
4. Standar Kerja, adalah standar pengujian yang dilakukan untuk menguji alat
ukur atau alat uji. Dengan kata lain standar kerja merupakan standar yang
di uji dengan standar lain dan digunakan secara kontinu untuk menguji dan
mengecek alat ukur atau material yang diukur.

3.3 Alat Ukur


3.3.1 Pengertian Alat Ukur
Alat ukur adalah sebuah benda atau alat bisa buatan atau alami yang
digunakan untuk mengambil data kuantitatif dari berbagai benda seperti panjang,
suhu, waktu, massa, berat, dan sebagainya. Data kuantitatif ini kemudian jadi hal
yang sangat penting untuk dilibatkan dalam perhitungan dengan berbagai tujuan.

3.3.2 Karakteristik Kerja Alat Ukur


Karakteristik alat ukur dapat dibedakan menjadi beberapa karakter seperti
dibawah ini:
1. Karakteristik Statis
Ditetapkan suatu kriteria daya guna alat ukur yang menggambarkan mengenai
kualitas pengukuran tanpa memperhatikan gambaran dinamis yang
melibatkan persamaan deferensial.
2. Kalibrasi
Pada penggunaan yang berkesinambungan, mungkin terjadi bahwa setelah
beberapa waktu alat ukur mengalami kesalahan penyetelan. Jadi bagi semua
jenis alat ukur kalibrasi dan jangka waktunya perlu diperhitungkan. Penting
pula bagi pemakai bagaimana kalibrasi itu dilakukan.
17

3. Ketelitian
Ketelitian merupakan kecocokan antara pembacaan – pembacaan alat ukur itu
sendiri. Jika nilai yang sama dari perubah yang terukur, diukur beberapa kali
dan memberikan hasil yang kurang lebih sama. Maka alat ukur tersebut dapat
dikatakan alat ukur dengan reproduksibilitas dan ketelitian yang tinggi.
4. Ketepatan
Ketepatan di definisikan sebagai tingkat perbedaan yang sekecil - kecilnya
antara nilai pengamatan dengan nilai yang sebenarnya. Untuk memperoleh
ketepatan yang diharapkan, kalibrasi alat ukur perlu dilakukan secara berkala
dengan menggunakan standar konstan yang telah diketahui.

3.3.3 Fungsi Alat Ukur


Alat ukur merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran dan
mempunyai satuan yang baku. Satuan yang baku adalah pembanding yang bersifat
tetap, tidak berubah-ubah, dan dapat digunakan secara umum di mana saja.
Alat ukur yang digunakan harus benar-benar mampu mengukur objek yang
hendak diteliti. Berikut beberapa fungsi dari alat ukur:

1. Memberikan Data yang Akurat


Alat ukur memberikan data yang dapat diandalkan dan akurat. Hal ini sangat
penting dalam berbagai kebutuhan, seperti penelitian ilmiah, produksi industri,
dan pengukuran presisi.
2. Mengontrol Kualitas Produk
Dalam industri, alat ukur digunakan untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Oleh karena itu, alat ukur
dapat mengontrol kualitas suatu produk.
3. Memastikan Keamanan dan Keselamatan
Alat ukur digunakan dalam beberapa bidang, seperti industri kimia atau
pengelolaan energi. Pada bidang tetentu, alat ukur digunakan untuk memantau
parameter yang dapat mempengaruhi keamanan dan keselamatan.
18

3.3.4 Pemilihan Alat Ukur


Pemilihan alat ukur merupakan langkah pertama sebelum melaksanakan
pengukuran besaran proses, baik yang berbentuk fisik maupun kimia. Besaran
besaran proses tersebut adalah temperatur, tekanan, aliran, massa, keasaman (pH)
dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat ukur antara
lain:
1. Jenis besaran proses yang diukur.
2. Range atau daerah ukur dari besaran proses.
3. Fungsi tambahan dari alat ukur
4. Kepekaan dari alat ukur.
5. Kecepatan tanggap.
6. Ketelitian dan ketepatan dari pengukuran.
7. Kemungkinan bahaya dari proses.
8. Keandalan dari alat ukur.
9. Masalah intalasi, dan perangkaian

3.4 Instrumen Pengukuran


3.4.1 Definisi Instrumen
Instrumen pengukuran adalah piranti lunak, standar pengukuran, bahan
acuan atau peralatan bantu atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang diperlukan
untuk merealisasikan proses pengukuran.

3.4.2 Karakteristik instrumen pengukuran


Karakteristik atau sifat dasar dari instrumen pengukuran juga perlu
diperhatikan karena karakteristik memegang peranan penting dalam keberhasilan
suatu pengukuran, diantaranya yaitu:
1. Ketelitian (accuracy) yaitu derajat dekat tidaknya hasil yang ditunjukkan
terhadap harga yang sebenarnya.
2. Ketepatan (precision) yaitu derajat dekat tidaknya hasil-hasil pengukuran satu
terhadap pengukuran yang lain, bila hasil pengukuran selalu memberikan harga
yang hampir sama (berdekatan) maka dapat dikatakan bahwa ketepatan alat
ukur tersebut tinggi.
19

3. Kepekaan (sensitivity) yaitu nilai perubahan dari sebuah hasil pembacaan


instrumen apabila diberikan variasi sejumlah input yang berbeda. Sensitivitas
dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara output dengan input yang
diberikan.
4. Linieritas yaitu menyatakan kesebandingan antara perubahan input atau
besaran yang diukur dengan perubahan alat ukur. Suatu alat ukur dinyatakan
linier bila antara masukan dan keluaran menunjukkan hubungan yang linier
(garis lurus).
5. Pengulangan (repeatability) yaitu menyatakan kemampuan suatu alat ukur
untuk menghasilkan pengukuran yang sama pada keadaan masukan yang sama
bila masukan diubah pada arah yang sama.
6. Histerisis yaitu menyatakan kemampuan suatu alat ukur untuk menghasilkan
pengukuran yang sama bila input diubah pada arah yang berlawanan.
7. Range yaitu suatu ukuran untuk menyatakan daerah kerja alat ukur atau daerah
alat ukur yang dapat dilakukan oleh alat ukur.

3.4.3 Bagian-bagian instrumen pengukuran


Instrumen pengukuran mempunyai bentuk serta ukuran yang berbeda,
adapun bagian-bagian dari alat ukur secara umum yaitu diantaranya:
1. Elemen primer (perasa) yaitu bagian alat ukur yang mengubah energi medium
yang diukur untuk menghasilkan keadaan yang menunjukkan harga yang
diukur.
2. Elemen sekunder (penghubung) yaitu bagian yang mengubah keadaan yang
dihasilkan oleh elemen perasa ke keadaan yang berguna bagi alat ukur ditempat
yang terpisah.
3. Elemen manipulasi (pengukur) yaitu bagian yang mengubah keadaan yang
dihasilkan oleh elemen penghubung sehingga memungkinkan hasilnya dapat
diamati.
4. Elemen penunjuk yaitu bagian alat ukur untuk keperluan pemancar, pencatat
atau perekam.
20

3.4.4 Fungsi instrumen pengukuran


Instrumen pengukuran berfungsi menunjukkan, memberi sinyal dan
mencatat harga yang diukur. Dalam fungsi sehari-hari, instrumen pengukuran dapat
digolongkan atas:
1. Pemancar, memberikan informasi dari besaran yang diukur sampai suatu titik
atau tempat yang dikehendaki
2. Pemberi tanda atau sinyal, hanya memberikan tanda atau sinyal bahwa suatu
keadaan telah mencapai titik yang dikehendaki.
3. Pencatat, hanya memberikan catatan atas hasil dari suatu pengukuran.
4. Penunjuk, terdiri atas skala yang telah dikalibrasi dengan jarum penunjuk.

3.4.5 Pemilihan instrumen pengukuran


Pemilihan instrumen pengukuran (alat ukur) merupakan langkah pertama
sebelum melakukan proses pengukuran, dimaksudkan untuk menghasilkan
keluaran yang sama dengan keadaan yang sesungguhnya. Hal-hal yang
diperhatikan dalam melakukan pemilihan instrumen pengukuran antara lain sebagai
berikut:
1. Jenis besaran proses yang harus diukur.
2. Daerah kerja dari besaran proses.
3. Ketelitian dan ketepatan dari pengukuran.
4. Kepekaan dari alat ukur.
5. Kecepatan tanggap.
6. Keandalan dan pemeliharaan alat ukur.

3.5 Dasar Kalibrasi


3.5.1 Pengertian Kalibrasi
Kalibrasi adalah suatu kegiatan membandingkan suatu alat ukur yang belum
standar dengan alat ukur yang sudah standar yang telah tersertifikasi ke standar
Nasional atau Internasional. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil
pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya.
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of Internasional
Metrology (VIM), kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk
21

hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem
pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-niai yang sudah
diketahui berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata
lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penujukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional
untuk satuan ukuran atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk
menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis
ketidakpastian.

3.5.2 Tujuan Kalibrasi


Berikut adalah beberapa tujuan dalam kalibrasi, yaitu:
a. Memastikan suatu alat berfungsi dengan baik
b. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer
nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus.
c. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur.
d. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun
Internasional.

3.5.3 Manfaat Kalibrasi


Berikut adalah beberapa manfaat kalibrasi, yaitu:
a. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesifikasinya
b. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada
peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
c. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga
yang ditunjukkan oleh alat ukur.
22

3.5.4 Prinsip Dasar Kalibrasi


Kalibrasi adalah suatu kegiatan membandingkan nilai penunjukkan suatu
alat ukur atau nilai bahan ukur terhadap suatu standar ukur yang menjadi acuan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai ukur yang sesuai dengan nilai besaran
yang sebenarnya. Untuk itu harus dilakukan kalibrasi terhadap standar yang lebih
tinggi. Demikian seterusnya, setiap standar dikalibrasi terhadap standar yang lebih
tinggi, kecuali standar tertinggi. Standar yang tertinggi ini disebut standar primer
dan dianggap mempunyai nilai sejati.
Dengan adanya proses kalibrasi secara berantai dari alat ukur hingga standar
yang lebih tinggi, maka hasil alat ukur yang dilakukan dengan alat ukur disebut
tertelusur secara metrologies. Ketertelusuran pengukuran adalah kemampuan dari
hasil ukur secara individu untuk dihubungkan ke standar nasional atau internasional
untuk satuan ukuran dan sistem pengukuran yang disahkan secara nasional maupun
internasional melalui suatu perbandingan tak terputus. Berikut adalah beberapa
prinsip dasar dalam kalibrasi, yaitu:
a. Obyek Ukur (Unit Under Test) yang akan dikalibrasi
b. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metode) standar Mengacu ke
standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh
laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi)
c. Operator / Teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat)
d. Lingkungan yang dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol
Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran).

3.5.5 Hasil Kalibrasi


Berikut adalah hasil Kalibrasi, yaitu:
a. Nilai Koreksi/Penyimpangan, yaitu perbedaan nilai UUT dan standar.
b. Nilai Ketidakpastian Pengukuran (Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi
dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur &
analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber
23

ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta


besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran).

3.5.6 Standar Kalibrasi


Standar kalibrasi atau biasa disebut juga kalibrator merupakan alat ukur
pengkalibrasi alat ukur lainnya atau alat uji yang memiliki kemampuan tertelusur,
yaitu kemampuan untuk menghubungkan dengan standar nasional/internasional
untuk satuan ukuran atau sistem pengukuran yang dihasilkan secara
nasional/internasional.
Alat standar merupakan tingkat (klasifikasi) alat ukur berdasarkan tingkat
ketelitan. Secara garis besar hierarki standar berbentuk :
a. Standar Internasional Standar yang ditetapkan oleh persetujuan internasional
sebagai dasar untuk menetapkan suatu harga atau besaran bagi semua standar
Internasional dari besaran yang ada.
b. Standar Nasional Merupakan standar nasional, baik besaran pokok maupun
besaran turunan, dan bahan ukur yang memiliki kualitas metrologi tinggi.
Standar yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah sebagai dasar untuk
menetapkan harga atau besaran dalam suatu Negara, untuk semua standar lain
dari besaran yang ada
c. Standar Primer Standar yang mempunyai kualitas paling tinggi pada suatu
besaran tertentu.
d. Standar Sekunder Standar yang harganya tertentu dibandingkan dengan standar
primer. Dikalibrasi oleh alat ukur standar primer dan dipakai untuk
mengkalibrasi alat ukur tersier.
e. Standar Kerja Alat ukur pada kelompok ini terdiri dari peralatan yang
digunakan untuk membandingkan ketelitian dalam standar sekunder dengan
peralatan dalam standar tersier Standar yang dikalibrasi oleh standar referensi
dan digunakan terus menerus untuk mengkalibrasi dan mengecek alat ukur atau
material yang diukur.
24

3.5.7 Persyaratan Kalibrasi


Berikut adalah beberapa persyaratan Kalibrasi, yaitu :
a. Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional /Internasional.
b. Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional.
c. Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari
laboratorium yang terakreditasi.
d. Ruangan/tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan
udara, aliran udara, dan kedap getaran.
e. Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak.

3.5.8 Persiapan kalibrasi


Berikut adalah beberapa persiapan kalibrasi, yaitu:
a. Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi
Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang
sama sesuai metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan
perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan.
b. Pelaksana kalibrasi
Pelaksana kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang kalibrasi yang
akan dilaksanakan, misalnya telah pernah mengikuti pelatihan kalibrasi,
bersertifikat dan tidak buta warna.
c. Kondisi lingkungan kalibrasi
Kondisi lingkungan kalibrasi perlu dikondisikan sesuai dengan metode
kalibrasi yang diikuti. Kalibrasi dapat dilakukan pada lingkungan yang tidak
terkondisi, namun jika kondisi lingkungan mempengaruhi hasil pengukuran
maka perlu diperhitungkan pada Analisa ketidakpastian kalibrasi.
d. Metode kalibrasi
Metode kalibrasi dapat mengacu kepada metode standar internasional maupun
metode standar lainnya semisal text book, jurnal, buletin, dan manual peralatan,
namun perlu diperhatikan bahwa acuan tersebut harus merupakan publikasi
yang diakui masyarakat luas. Selain itu dari beberapa pilihan metode kalibrasi
dapat dipilih metode yang mudah dilaksanakan, karena sulitnya mengikuti
metode kalibrasi dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan data kalibrasi.
25

3.5.9 Pelaksanaan kalibrasi


Berikut merupakan bagian – bagian dari pelaksanaan kalibrasi yaitu:
a. Pengamatan awal
Jika alat yang dikalibrasi berupa instrumen, pastikan bahwa alat tersebut dapat
beroperasi normal. Jika alat berupa objek ukur pastikan bahwa alat mempunyai
bentuk sempurna. Pada prinsipnya pelaksanaan kalibrasi tidak bertujuan untuk
memperbaiki alat, karenanya alat yang tidak normal seharusnya tidak boleh
dikalibrasi. Alat demikian harus diperbaiki dulu oleh petugas yang khusus
menangani perbaikan alat hingga alat tersebut diyakini beroperasi normal.
b. Penyetelan
Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk menghindari
kesalahan titik nol. Penyetelan dapat berupa menyetel kedataran dan
pembersihan alat dari kotoran.
c. Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam
dokumen acuan kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu yang
biasa digunakan oleh pengguna alat Jika dokumen acuan kalibrasi tidak
menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan dalam Selang 10% dari
kapasitas ukur alat. Titik ukur harus dibuat mudah dibaca oleh pengguna alat.
Pada waktu pengambilan data, tidak boleh melakukan kegiatan lainnya yang
mungkin menyebabkan pembacaan atau pencatatan menjadi salah.
d. Pencatatan
Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan kepada apa
yang dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin menggunakan
format yang telah dirancang dengan teliti sesuai dengan ketentuan metode
kalibrasi. Data kalibrasi dicatat pada suatu lembar kerja kalibrasi yang
didalamnya memuat informasi mengenai identitas alat, tanggal kalibrasi,
identitas alat standar, lokasi kalibrasi, kondisi ruangan, data kalibrasi dan
pelaksana kalibrasi.
26

3.5.10 Periode Kalibrasi


Kalibrasi harus dilakukan secara periodik. Oleh karena itu, interval kalibrasi
harus ditetapkan pada suatu instrumen ukur. Secara umum selang/ interval kalibrasi
dapat ditentukan berdasarkan jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, stabilitas,
kondisi pemakaiaan, batas kesalahan yang ada hubungannya dengan akurasi alat.
Interval kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, satu tahun
sekali, dst.
b. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam
pakai, dst.
c. Kombinasi cara pertama dan kedua, misalnya 6 bulan atau 1000 jam pakai
tergantung mana yang lebih dulu tercapai.

3.5.11 Istilah dalam Kalibrasi


Berikut adalah beberapa istilah-istilah dalam kalibrasi, yaitu:
1. Konvensional, istilah yang digunakan untuk menyatakan segala sesuatu berdasar
pada kesepakatan.
2. Ketertelusuran, adalah sifat dari hasil pengukuran, dimana hasilnya dapat
dikaitkan dengan peralatan referensi melalui rantai kalibrasi tak terputus yang
terdokumentasi hingga ke satuan Internasional.
3. Resolusi, yaitu besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan
arti dari dua tanda harga atau skala yang paling berdekatan dari besaran yang
ditunjukkan atau dapat diartikan skala pengukuran terkecil dari suatu alat ukur.
4. Rentang Ukur (Range), yaitu besar daerah ukur antara batas ukur bawah dengan
batas ukur atas..
5. Deviasi, yaitu nilai statistik yang digunakan untuk menentukan kedekatan
sampel statistik dengan rata-rata sebuah data.
6. Koreksi, yaitu perbedaan antara standar dengan instrumen yang diuji. Mencari
koreksi dapat dilakukan dengan cara mengurangi hasil penunjukkan standar atau
instrumen yang sesungguhnya dengan hasil penunjukkan instrumen yang diuji
(UUT).
27

7. Faktor Koreksi, yaitu suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil
dari alat ukur untuk mengkompensasi penambahan kesalahan pada alat ukur.
Faktor koreksi ini bisa bersumber dari alat kalibrator yang digunakan ataupun
dari instrumen yang dikalibrasi itu sendiri. Faktor koreksi yang bersumber dari
alat kalibrator didapatkan dari sertifikat kalibrator tersebut.
8. Interpolasi, yaitu metode menghasilkan titik data baru dalam suatu jangkauan
yang diketahui. Terdapat dua jenis metode interpolasi yaitu standar interpolasi
dan alternatif interpolasi.
9. Besaran Ukur, yaitu besaran tertentu yang nilainya akan diukur.
10. Hasil Tak Terkoreksi, yaitu hasil yang ditunjukkan alat yang diuji sebelum
ditambahkan faktor koreksi.
11. Hasil Terkoreksi, yaitu hasil yang ditunjukkan alat yang diuji sesudah
ditambahkan faktor koreksi.
12. Akurasi, yaitu kedekatan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya.
13. Toleransi, yaitu batas penyimpangan yang diizinkan.
14. Ketidakpastian pengukuran adalah suatu rentang nilai dimana nilai besar
dipercaya berada pada rentang tersebut.
15. Tersertifikasi, yaitu prosedur dimana pihak ketiga memberikan jaminan tertulis
bahwa suatu produk, proses atau jasa telah memenuhi standar tertentu
berdasarkan audit dengan prosedur yang telah disepakati.
16. Presisi, menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih pengulangan
pengukuran. Semakin dekat nilai-nilai hasil pengulangan pengukuran maka
semakin presisi pengukuran tersebut. Ketepatan pembacaan skala pada alat
sangat mempengaruhi hasil pengukuran, karena pada alat-alata tertentu belum
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
17. Repeatabilitas (repeatability), kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil
yang sama dari proses pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik.
18. Kesalahan (error) ,beda aljabar antara nilai ukuran yang terbaca dengan nilai
"sebenarnya" dari objek yang diukur. Perubahan pada reaksi alat ukur dibagi
oleh hubungan perubahan aksinya.
28

3.6 Ketidakpastian
3.6.1 Definisi
“Parameter, associated with the result of the measurement, that
characterizes the dispersion of value that could reasonably be
attributed the measurand” (ISO – JCGM 100-2008).
“Suatu parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang
menyatakan sebaran nilai yang dianggap mewakili besaran yang
diukur”

Ketidakpastian berarti keraguan, dalam arti luas ketidakpastian adalah


keraguan tentang keabsahan hasil pengukuran. Ketidakpastian juga dapat
didefinisikan sebagai parameter yang menyatakan suatu rentang dimana nilai benar
dari besaran ukur tersebut diyakini berada didalamnya dengan tingkat kepercayaan
tertentu. Ketidakpastian pengukuran memberikan gambaran tentang mutu
pengukuran dan mencerminkan keraguan yang kita miliki terhadap hasil dari suatu
pengukuran. Hasil pengukuran setelah dikoreksi terhadap kesalahan sistematik
masih berupa taksiran nilai besaran ukur karena masih terdapat ketidakpastian yang
berasal dari pengaruh acak dan koreksi kesalahan sistematik yang tidak sempurna.
Kesalahan pengukuran terdiri dari dua komponen, yaitu komponen acak dan
komponen sistematik. Kesalahan acak disebabkan oleh besaran berpengaruh yang
tidak dapat diramalkan, stokastik terhadap waktu dan bervariasi terhadap ruang.
Kesalahan sistematik disebabkan oleh besaran berpengaruh yang dapat diamati
terhadap hasil pengukuran.

3.6.1 Sumber – sumber ketidakpastian


Berikut merupakan sumber – sumber pada ketidakpastian
1. Kalibrator
Instrumen kalibrasi (kalibrator) adalah alat yang menentukan akurasinya.
Instrumen ini dinilai lebih akurat daripada perangkat yang akan dikalibrasi dan
biasanya dapat dilacak ke standar nasional / internasional yang diselenggarakan
oleh badan metrologi nasional.
29

2. Personal
Manusia secara langsung terlibat dalam pengukuran dan cukup banyak unsur
subjektif dalam diri manusia, maka kesalahan yang diakibatkan oleh manusia
sangat mungkin terjadi dalam pengukuran.
3. Lingkungan
Biasanya suatu pengukuran dilakukan di lingkungan yang tidak dapat dikontrol.
Efek suhu, tekanan atmosfer, angin, getaran, gangguan elektromagnetik,
gravitasi bumi pada alat ukur akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil
pengukuran.
4. Metode Perhitungan
Kesalahan hitung meliputi cukup banyak hal, misalnya tentang jumlah angka
penting yang berbeda-beda dari beberapa hasil pengukuran, kesalahan
pembulatan hasil pengukuran dan penggunaan faktor konversi satuan.
5. Unit Under Test (UUT)
Suatu unit yang akan diuji (dikalibrasi)
6. Ketidakpastian Baku Gabungan
Jika klasifikasi komponen ketidakpastian telah teridentifikasi, maka
ketidakpastian baku gabungan dari suatu pengujian parameter kualitas
lingkungan yang dinotasikan dengan uc(y), diperoleh dari menggabungkan
ketidakpastian baku dari setiap taksiran masukan berdasarkan pendekatan deret
Taylor orde satu dari model pengujian. Metode penggabungan ketidakpastian
baku ini sering disebut dengan hukum propagasi ketidakpastian.
7. Derajat Kebebasan Efektif
Perhitungan derajat kebebasan efektif terkait dengan komponen ketidakpastian
adalah untuk memperoleh pemilihan nilai faktor pengali yang tepat untuk
distribusi normal dengan menggunakan tabel-t (student’s-t table) dan juga
memberikan indikasi kehandalan penaksiran ketidakpastian.
Derajat kebebasan efektif yang tinggi mewakili jumlah pengujian yang besar,
sebaran yang sempit, dan keyakinan yang tinggi terhadap nilai tersebut,
sebaliknya, derajat kebebasan efektif yang rendah terkait dengan sebaran yang
lebar atau keyakinan yang lebih rendah terhadap nilai tersebut. Setiap komponen
30

ketidakpastian mempunyai derajat kebebasan yang tepat (ν) yang diberikan


untuknya.
8. Ketidakpastian Bentangan
Ukuran ketidakpastian perlu untuk memenuhi kemungkinan yang memadai yang
diistilahkan dengan ketidakpastian bentangan, yang dinyatakan dengan simbol
U, dan diperoleh dari mengalikan uc(y) dengan faktor cakupan yang dinyatakan
dengan simbol k. Kesepakatan internasional yang biasa diterapkan adalah
memberikan tingkat kepercayaan sekitar 95% (95,45%). Untuk tingkat
kepercayaan tertentu, nilai faktor cakupan bervariasi terhadap derajat kebebasan
efektif. Dalam banyak kasus, nilai k = 2 dapat digunakan bila derajat kebebasan
cukup besar, yaitu v ≥ 30. Jika derajat kebebasan efektif relatif kecil, nilai k dapat
diperoleh dari distribusi-t table
9. Pelaporan Ketidakpstian
Hasil perhitungan ketidakpastian gabungan dievaluasi serta dilaporkan dalam
bentuk ketidakpastian bentangan dengan mengalihkan ketidakpastian gabungan
uc(y) dengan faktor cakupan yang dinyatakan dengan simbol k yang pada
umumnya dinyatakan 2 untuk tingkat kepercayaan 95%. Ketidakpastian
bentangan adalah ketidakpastian yang didapat dengan cara mengkalikan nilai
ketidakpastian baku gabungan terhadap faktor cakupan. Sedangkan faktor
cakupan adalah sebuah angka yang apabila dikalikan dengan ketidakpastian
baku gabungan menghasilkan sebuah kisaran (ketidakpastian bentangan) hasil
pengujian yang diharapkan mencakup tingkat kepercayaan dari nilai-nilai
distribusi yang dapat berhubungan dengan sesuatu yang diuji

3.6.2 Klasifikasi Perhitungan


Ketidakpastian pengukuran terdiri dari beberapa komponen yang dapat
diklasifikasikan menurut metode yang digunakan untuk menetralisir nilai
numeriknya, yaitu :
1. Tipe A : yang dievaluasi dengan metode statistik dari serangkaian hasil
pengamatan.
2. Tipe B : yang diestimasi berdasarkan asumsi teoritis, pengalaman subjektif atau
informasi lain
31

3.7 Densitas
3.7.1 Pengertian Densitas
Kepadatan (densitas) merupakan nilai yang menunjukkan besarnya
perbandingan antara massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu
benda bersifat tetap artinya jika ukuran benda diubah maka massa jenisnya tetap,
hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda dan kenaikan volume benda diikuti
secara linier dengan kenaikan volume benda atau massa benda.
Densitas adalah suatu besaran yang didapatkan dari perbandingan mssa
dibagi dengan satuan volume. Densitas juga dikenal sebagai massa jenis dan
umumnya dinyatakan dalam satuan 𝑘𝑔⁄𝑚 , 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚 , ataupun 𝑙𝑏⁄𝑓𝑡 .

3.7.2 Jenis – jenis Densitas


Densitas merujuk pada massa per unit volume suatu benda atau zat. Berikut
adalah beberapa jenis densitas yang umum ditemui :
1. Densitas Massa: Densitas massa mengukur massa suatu benda per unit volume.
Ini dihitung dengan rumus D = 𝑚⁄𝑉 , di mana D adalah densitas, m adalah massa
benda, dan V adalah volume benda. Dalam sistem internasional, satuan densitas
massa adalah kilogram per meter kubik (𝑘𝑔⁄𝑚 )
2. Densitas Energi: Densitas energi mengukur sejauh mana energi tersimpan dalam
suatu sistem per unit volume. Dalam fisika, densitas energi dapat merujuk pada
berbagai jenis energi, seperti energi kinetik, energi potensial, atau energi listrik,
tergantung pada konteksnya.
3. Densitas Optik: Densitas optik, atau densitas optis, mengacu pada seberapa tebal
atau padatnya suatu material terhadap cahaya. Ini sering digunakan dalam
konteks optik dan fotografi. Dalam radiologi, densitas optik digunakan dalam
pemindaian sinar-X untuk mengukur kepadatan jaringan dalam tubuh manusia.
4. Densitas Hidrostatik: Densitas hidrostatik adalah densitas fluida, seperti air atau
minyak, yang dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik. Dalam cairan yang dalam
atau di bawah tekanan tinggi, densitas cairan dapat bervariasi dengan kedalaman
atau tekanan yang diterapkan.
32

5. Densitas Relatif: Densitas relatif, juga dikenal sebagai kerapatan relatif,


mengacu pada perbandingan densitas suatu benda atau zat terhadap densitas air.
Air biasanya dianggap memiliki densitas 1 𝑔/𝑐𝑚³, sehingga densitas relatif
benda adalah perbandingan densitasnya terhadap densitas air.

3.7.3 Pengukuran Densitas


Densitas diukur dengan berbagai cara tergantung pada sifat benda yang
diukur. Berikut adalah beberapa metode umum yang digunakan untuk mengukur
densitas :
1. Metode Pengukuran Langsung:
Pengukuran Berat dan Volume: Ini adalah metode yang paling umum. Dalam
metode ini, Anda menimbang benda tersebut (menggunakan timbangan) untuk
mendapatkan massa dan mengukur volumenya. Kemudian, densitas dihitung
sebagai massa (m) dibagi oleh volume (V), yaitu Densitas = 𝑚/𝑉.
2. Metode Pengukuran Tidak Langsung:
a. Metode Arus Eddy (Eddy Current Method): Digunakan untuk mengukur
densitas objek yang terbuat dari material konduktif seperti logam.
Prinsipnya berdasarkan perubahan induktansi dalam sebuah koil
elektromagnetik yang dipengaruhi oleh objek tersebut.
b. Metode Hidrostatik: Digunakan untuk mengukur densitas benda padat
dengan menggunakan prinsip hukum Archimedes. Benda tersebut
tenggelam dalam fluida (misalnya air), dan perbedaan antara berat objek di
udara dan berat objek dalam fluida digunakan untuk menghitung
densitasnya.
c. Metode Penyinaran (Radiographic Method): Digunakan dalam radiologi
untuk mengukur densitas objek, seperti dalam pemindaian sinar-X. Densitas
obyek ditentukan berdasarkan sejauh mana radiasi menembus obyek
tersebut.
3. Instrumen Khusus:
a. Densimeter atau Piknometer: Ini adalah alat khusus yang digunakan untuk
mengukur densitas secara langsung. Densimeter bekerja dengan mengukur
volume benda yang dicelupkan ke dalam zat cair (biasanya air atau larutan
tertentu) dan membandingkannya dengan volume air yang sama.
33

b. Instrumen Karat: Digunakan dalam industri minyak dan gas untuk


mengukur densitas minyak bumi dan bahan bakar. Instrumen ini
menggunakan prinsip yang disebut "metode gaya jatuh."

3.8 Hidrometer
3.8.1 Pengertian Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur densitas atau berat
jenis cairan. Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur densitas cairan seperti
air, alkohol, minyak, dan larutan lainnya. Hidrometer bekerja berdasarkan prinsip
Archimedes, di mana apungannya dalam cairan tergantung pada densitas cairan
tersebut.

Gambar 3. 1 Hidrometer
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Hidrometer terdiri dari sebuah tabung kaca atau plastik panjang dengan
skala yang mengukur tingkat apungannya dalam cairan. Bagian bawah Hidrometer
biasanya berat dan terbuat dari material yang lebih berat daripada cairan yang
diukur, sehingga hidrometer selalu tenggelam dalam cairan tersebut. Namun,
tingkat sejauh mana Hidrometer tenggelam dalam cairan akan berbeda sesuai
dengan densitas cairan.
34

3.8.2 Fungsi Hidrometer


Berikut merupakan beberapa fungsi dari Hidrometer diantaranya adalah:
1. Mengukur kepadatan cairan
Hidrometer digunakan untuk menentukan kepadatan relatif suatu cairan, ini
bermanfaat dalam berbagai aplikasi termasuk dalam industri kimia, petrokimia,
dan farmasi.
2. Pemantauan proses industri
Dalam industri, Hidrometer digunakan untuk megontrol proses dan
memastikan bahwa cairan yang digunakan dalam produksi memiliki kepadatan
yang sesuai.
3. Penentuan kualitas bahan bakar
Dalam industri petrokimia, Hidrometer digunakan untuk mengukur kepadatan
bahan bakar yang merupakan indikator kualitasnya.

3.8.3 Jenis – jenis Hidrometer


Ada berbagai macam Hidrometer dengan kegunaan yang berbeda – beda
untuk mengukur berat jenis. Berikut ini beberapa jenis Hidrometer yaitu:
1. Laktometer, adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai kualitas susu,
memiliki rentang ukur antara 1,025 hingga 1,035 𝑔/𝑚𝑙

Gambar 3. 2 Laktometer
(Sumber: Zeal Genuine Artikel)

2. Saccharometers, adalah alat ukur untuk mengukur jumlah gula dala suatu zat.
35

Gambar 3. 3 Saccharometers
(Sumber: Browin.com)

3. Alchoholometers, dikenal juga sebagai Proof dan Tralles meter yang


digunakan untuk menilai kekuatan alkohol sebelum dan sudah fermentasi.
Memiliki rentang ukur 0,98 dan 1,12°SG.

Gambar 3. 4 Alchoholometers
(Sumber: https://e-katalog.lkpp.go.id/katalog/)

4. Termohidrometer, terdiri dari hidrometer dan thermometer dan ideal untuk


menilai densitas produk minyak bumi, suatu proses dimana spesimen
dipanaskan sebelum di analisis.
36

Gambar 3. 5 Termohidrometer
(Sumber: Jualo.com)

5. Hidrometer untuk menganalisa tanah, hidrometer juga merupakan instrument


pouler untuk analisa tanah, digunakan ketika butir teralu kecil untuk analisis
saringan. Memiliki rentang ukur kisaran 0,995 hingga 1,038°SG

3.9 Fluida
3.9.1 Pengertian Fluida
Fluida merupakan zat yang dapat berubah bentuk secara terus – menerus
jika terkena tegangan geser meskipun tegangan geser itu kecil. Tegangan geser
adalah gaya geser dibagi dengan luas permukaan tempat adanya gaya geser
tersebut. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan. Fluida
mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul kecil dari pada benda
padat dan molekul – molekulnya lebih bebas bergerak, dengan demikian fluida
lebih mudah terdeformasi.
Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik
antara molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta
cenderung untuk mempertahankan volumenya.
2. Fluida gas, merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik
antara molekul sejenisnya relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat
melayang dengan bebas serta volumenya tidak menentu.
BAB IV
PROSES KALIBRASI HIDROMETER DAN PERHITUNGAN DATA
KALIBRASI

4.1 Precision Hydrometers Standard Ludwig Schneider

Gambar 4. 1 Precision Hydrometers Standard


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Precision Hydrometers Standard adalah salah satu alat untuk mengukur


berat jenis (kepadatan) dari cairan yaitu densitas cairan kepadatan pada suatu media
yang akan diuji. Terdapat skala di dalam batang kaca yang dimana skala itu yang
membaca hasil kepadatan pada suatu cairan. Alat ini sudah teruji dan menjadi salah
satu alat standar untuk melakukan kalibrasi pada hidrometer, sehingga memiliki
kemampuan keakuratan membaca suatu kepadatan senilai 99%. Alat ini diproduksi
oleh Ludwig Schneider yang merupakan produsen alat ukur dan alat uji ternama di
dunia. Bagian – bagian pada Hidrometer yaitu:

37
38

Gambar 4. 2 Bagian - bagian hidrometer


(Sumber: http://aldinosya.blogspot.com/2015/04/alat-ukur-kadar-solar.html?m=1)

1. Graduated Stem, merupakan batang bertigkat yang dimana berbentuk


tabung kecil yang terbuat dari kaca. Di dalam tabung ini terdapat density
scale atau skala kerapatan, biasanya skala ini memiliki angka terendah
diatas dan angka tertinggi di bawah. Selain density scale terdapat reading
scale atau skala bacaan yaitu skala yang menunjukan baacan yang biasa
dicatat saat mengukur kepadatan cairan, bacaan biasanya ditampilkan
dengan cara mengamati cairan tersebut menunjukan di angka yang ada pada
pembacaan skala.
2. Float (pelampung), ini adalah bagian yang terapung diatas cairan.
Pelampung biasanya memiliki berbentuk khusus yang memungkinkan bisa
menggerakan gaya mengapung dan naik turun. Semakin tinggi pelampung
berada di dalam tabung, semakin rendah juga kerapatan cairan tersebut.
3. Ballast (pemberat), agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair maka
bagian bawah tabung terdapat butiran timah sebagai beban. Bagian
pemberat berbentuk lebih besar.
39

Tabel 4. 1 Spesifikasi Precision Hydrometers Standard

Deskripsi Spesifikasi
Serial Number 3011041
Ref. Temperature 20 °C
Resolution 0.001 𝑔/𝑚𝑙
Measuring Range 0.700 ~ 0.780 𝑔⁄𝑚𝑙
Berat 0.5
40

4.2 Temperature Calibrator With Sensor Thermocouple Type T (Lutron


TM917)

Gambar 4. 3 Temperature Calibrator With Sensor Thermocouple Type T


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Temperature Calibrator With Sensor merupakan alat standar yang


digunakan sebagai media pembaca suhu dari sensor temperatur yang sudah standar.
Dengan menggunakan alat ini pengguna dapat melakukan pembacaan dan
pemantauan terhadap suhu dengan sangat baik. Alat ini sudah dilengkapi dengan
berbagai fitur canggih yang akan memudahkan pekerjaan pengguna dalam
melakukan pengukuran suhu. Layar LCD pada alat ini berfungsi untuk
menampilkan hasil pengukuran. Alat ini juga sudah dilengkapi dengan probe 5 tipe
untuk berbagai sensor seperti sensor PT – 100 Ω dan Thermocouple Type
K/J/T/E/R. Desain alat yang sederhana membuat alat ini sangat mudah untuk
digunakan.
41

Tabel 4. 2 Spesifikasi Temperature Calibrator With Sensor

Deskripsi Spesifikasi
Manufacture LUTRON
Type TM-917
Probe Type 1. Platinum PT 100 ohm (0.00385
alpha coefisient)
2. Thermocouple Type K
3. Thermocouple Type J
4. Thermocouple Type T
5. Thermocouple Type E
6. Thermocouple Type R
Measuring Range & Resolution 1. Platinum PT 100 ohm: -199.99
to 199.99°C, Resolution:
0.01°C; 200.0 to 850.0°C,
Resolution: 0.1°C
2. Type K-100.00 to 100.00°C,
Resolution: 0.01°C; 100.0 to
1370.0°C, Resolution: 0.1°C
3. Type J: -90.00 to 100.00°C,
Resolution: 0.01°C; 100.0 to
900.0°C, Resolution: 0.1°C
4. Type T: -100.00 to 100.00°C,
Resolution: 0.01°C; 100.0 to
400.0°C, Resolution: 0.1°C
5. Type E: -80.00 to 90.00°C,
Resolution: 0.01°C; 90.0 to
779.9°C, Resolution: 0.1°C
6. Type R: 0 to 600.0°C,
Resolution: 0.1°C; 600 to
1770°C, Resolution : 1°C
Weight 250g
42

4.3 Media Standar Larutan Kalibrasi Hydrometer


Tabel 4. 3 Media Standar Larutan Kalibrasi Hydrometer

Serial Rentang Ukur Titik Ukur Bahan Media


Number (𝒈/𝒎𝒍) (𝒈/𝒎𝒍) Hydrometer
0 0,600 – 0,660 - -
00 0,650 – 0.701 0,668 Hexane
00 0,650 – 0.701 0,689 Wash Bensin
1 0,700 – 0,760 0,735 Pertalite
1 0,700 – 0,760 0,737 Pertamax
1 0,700 – 0,760 0,740 Pertamax Turbo
2 0,760 – 0,820 0,781 Minyak Tanah
2 0,760 – 0,820 0,814 Alkohol
3 0,820 – 0,880 0,845 Solar
3 0,820 – 0,880 0,866 Solar
4 0,880 – 0.940 0,906 Minyak Goreng
4 0,880 – 0.940 0,911 Minyak Goreng
5 0,940 – 1,000 0,999 Aquades
6 1,000 – 1,060 1,028 NaCl (aq)
6 1,000 – 1,060 1,037 NaCl (aq)
7 1,060 – 1,120 1,066 NaCl (aq)
7 1,060 – 1,120 1,075 NaCl (aq)
8 1,120 – 1,180 1,131 NaCl (aq)
8 1,120 – 1,180 1,160 NaCl (aq)
9 1,180 – 1,240 1,191 NaCl (aq)
9 1,180 – 1,240 1,205 NaCl (aq)
10 1,240 – 1,300 1,264 Gliserin

Media kalibrasi hidrometer memiliki banyak macam zat cair, media ini
digunakan sesuai dengan range pada alat hidrometer. Media ini memiliki tititk ukur
43

yang berbeda – beda, titik ukur ini didapatkan saat diukur dengan menggunakan
hydrometer standar sehingga nilainya akan terlihat.
Di dalam proses kalibrasi, cairan akan disesuaikan dengan kapasitas pada unit
hidrometer, karena mempengaruhi nilai yang akan di dapat saat pengamatan.

4.4 Gelas Ukur

Gambar 4. 4 Gelas Ukur


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Fungsi Gelas ukur yaitu untuk mengukur volume cairan atau larutan yang
tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, selain itu gelas ukur juga berfungsi
untuk mempermudah analis untuk mengetahui volume cairan dan zat dengan
tepat sehingga pekerjaan analis menjadi cepat dan efisien. Gelas ukur biasanya
terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas seperti pyrex atau kaca borosilikat,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur cairan panas atau dingin. Cara
membaca skala pada gelas ukur yaitu:
1. Periksa satuan ukuran
Sebelum membaca skala, pastikan Anda memahami satuan ukuran yang
tertera pada gelas ukur. Misalnya, mL (mililiter) atau L (liter) untuk volume
cairan.
44

2. Perhatikan nol
Skala pada gelas ukur biasanya dimulai dari nol di bagian bawah. Pastikan
bahwa permukaan cairan pada gelas ukur sejajar dengan garis nol. Jika
tidak, tambahkan atau kurangi cairan hingga mencapai garis nol.
3. Baca skala dari bawah ke atas
Mulailah membaca skala dari garis nol dan lanjutkan ke atas. Perhatikan
garis ukuran yang paling dekat dengan permukaan cairan. Bacaan
ukurannya adalah angka pada garis tersebut.
4. Interpolasi
Jika permukaan cairan tidak sejajar dengan garis ukuran yang tepat, Anda
perlu menggunakan metode interpolasi untuk mendapatkan bacaan yang
lebih akurat. Interpolasi dilakukan dengan melihat posisi permukaan cairan
di antara dua garis ukuran yang terdekat dan memperkirakan bacaan yang
sesuai dengan persentase di antara keduanya.
5. Tingkat akurasi
Perhatikan tingkat akurasi atau tingkat pembagian pada skala gelas ukur. Ini
akan menentukan tingkat presisi yang dapat Anda baca. Misalnya, jika gelas
ukur memiliki tingkat pembagian setiap 10 mL, Anda dapat membaca
dengan presisi hingga 10 mL.

Tabel 4. 4 Spesifikasi Gelas Ukur

Deskripsi Spesifikasi
Manufacture HERMA
Capacity 250 ml
45

4.5 Prosedur Kalibrasi


4.5.1 Flowchart Prosedur Kalibrasi
46

Siapkan cairan sesuai dengan titik


ukur pada UUT dan siapkan
peralatan yang akan digunakan lalu
pastikan semua peralatan dapat
dipergunakan dengan baik.

Pengambilan Data

Data hasil
kalibrasi

Menghitung besar nilai Dikembalikan


toleransi pada setiap pada customer
pengulangan kalibrasi service

Menyatakan bahwa alat


YES
tersebut membawa nilai yang
jauh dengan selisih alat
standar
Penyerahan
data mentah Menanyakan bahwa alat
tersebut memiliki nilai
toleransi yang jauh

NO Dikembalikan pada
A
customer dengan
melampirkan surat
Jawaban
keterangan bahwa
customer
alat tersebut
YES membaca nilai yang
jauh saat kalibrasi.
END
47

Melakukan pengelolaan data


mentah kedalam excel
menggunakan rumus sesuai
dengan UUT.

Proses penyeliaan data mentah


untuk dilakukan pengecekan
maksimum error sesuai
dengan standar terhadap UUT

Sertifikat
kalibrasi

END
48

4.5.2 Syarat Kalibrasi


Berikut merupakan syarat saat pelaksanan kalibrasi, yaitu:
1. Standar acuan dapat ditelusuri sampai ke standar nasional atau internasional.
2. Metode kalibrasi yang digunakan telah diakui baik dalam skala nasional
maupun internasional.
3. Memiliki personil kalibrasi yang terlatih, dengan dibuktikannya sertifikasi dari
laboratorium yang sudah terakreditasi.
4. Didukung dengan alat kalibrasi yang sangat baik atau tidak mengalami
kerusakan.
5. Memiliki ruangan yang terkondisikan sebagai tempat berlangsungnya proses
kalibrasi.

4.5.3 Prosedur Kalibrasi (pengamatan)


Yang harus diperhatikan sebelum memulainya proses kalibrasi
hidrometer, uraikan terlebih dahulu indentitas atau spesifikasi alat yang akan diuji,
ini merupakan hal yang penting karena rentang ukur (range) akan mempengaruhi
densitas yang akan dipakai maka disesuaikan tituk ukur media kalibrasi dengan
UUT. Lalu pastikan bahwa alat dan ruangan laboratorium bersih dari debu atau
benda yang dapat menghalangi proses kalibrasi, pastikan juga media kalibrasi
diperiksa apakah media layak untuk digunakan dan media tertutup dengan
sempurna jangan sampai terkontaminasi oleh cairan apapun karena dapat
mengurangi keakuratan pembacaan pengukuran hidrometer. Pastikan alat yang
akan digunakan sudah dibersihkan menggunakan kain tidak berbulu dan
menggunakan alkohol.
Langkah selanjutnya pastikan suhu didalam laboratorium sudah sesuai
dengan suhu yang telah ditentukan, dan untuk cara mengetahui suhu sudah sesuai
apa belum bisa dilihat dengan cara melihat thermohygrometer yang terdapat pada
area laboratorium.
49

4.5.4 Prosedur Praktik


4.5.4.1 Persiapan
Sebelum melakukan kalibrasi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Siapkan worksheet kalibrasi Hidrometer
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti cairan media kalibrasi
Hidrometer “pertalite” dan “aquades”, Precision Hydrometers Standard
Ludwig Schneider, Temperature Calibrator With Sensor Thermocouple Type
T (Lutron TM-917)
3. Pastikan identitas UUT dan kalibrator telah sesuai dengan yang tercantum
pada alat dan worksheet.

4.5.4.2 Alat dan Bahan


Berikut merupkan alat dan bahan yang diperlukan saat proses kalibrasi,
yaitu:
a. Hidrometer (yang akan dikalibrasi)
b. Hydrometers Standard Ludwig Schneider
c. Temperature Calibrator With Sensor Thermocouple Type K (Lutron TM-
917)
d. Media kalibrasi hIdrometer (pertalite)
e. Cairan aquades, untuk mencuci alat setelah terkena oleh cairan lain.
f. Gelas ukur
g. Tisu tidak berbulu
h. Kaca pembesar
i. Sarung tangan
j. Jas lab
50

4.5.4.3 Langkah Kerja


a. Membaca Working Instruction Calibration Hydrometer (WI)

Gambar 4. 5 Working Instruction


(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

b. Persiapkan hydrometer yang akan dikalibrasi atau UUT (Unit Under


Test) dan hidrometer standar pastikan dapat dipergunakan dengan baik,
dan pelaksanaan kalibrasi berada dilingkungan sesuai dengan syarat yang
sudah ditentukan.
c. Tentukan media larutan yang akan digunakan sesuai dengn densitas yang
dibutuhkan (disesuaikan dengan rentang ukur UUT dan standar).
d. Sebelum melakukan kalibrasi perlu diperhatikan untuk hidrometer UUT
maupun standar harus dalam keadaan bersih dan kering, pembersihan
hidrometer memiliki metode khusus yaitu mencuci menggunakan sabun
dan air lalu dikeringkan dan dilap dengan kain yang dibasahi alkohol.
51

e. Siapkan gelas ukur yang berisi cairan densitas yang sudah ditetukan
sebelumnya.

Gambar 4. 6 Gelas ukur berisi cairan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

f. Ukur suhu cairan dengan menggunakan Temperature Calibrator With


Sensor Type K, sebagai suhu awal To pada lembar kerja.
g. Masukkan hidrometer standar yang sesuai dengan range UUT dan titik
ukur cairan densitas tersebut kedalam gelas ukur, kemudia lakukan
pengukuran homogenitas lalu tekan hidrometer standar kedalam cairan
selanjutnya biaran hingga stabil.
52

h. Catat pada lembar kerja kolom homogenitas cairan (homogenity liquid),


lakukan sebanyak 10 kali pengambilan data.

Gambar 4. 7 Tabel Homogenity Liquid


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

i. Keluarkan hidrometer standar lalu bersihkan menggunakan aquades.

Gambar 4. 8 Proses mencuci hidrometer


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
53

j. Masukkan UUT atau hidrometer yang akan dikalibrasi kedalam gelas


ukur berisi cairan yang telah diukur denga hidrometer standar, tekan
hidrometer kedalam cairan yang ada di gelas ukur lalu biarkan hingga
stabil.

Gambar 4. 9 Memasukkan hydrometer pada cairan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

k. Lalu lakukanlah 5 kali pengambilan data untuk standar dan UUT dan
catat hasil pengambilan data kedalam lembar kerja.

Gambar 4. 10 Tabel Measuremet standar dan UUT


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
54

l. Ukur suhu cairan menggunakan Temperature Calibrator With Sensor


Type K atau mengunakan Thermometer glass, sebagai suhu akhir Tl pada
lembar kerja .

Gambar 4. 11 Pengukuran Suhu


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

m. Lengkapi spesifikasi alat pada work sheet, lalu periksa kembali data yang
telah diambil.
55

4.6 Data hasil pengamatan hidrometer

Gambar 4. 12 Data Hasil Kalibrasi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Hidrometer yang penulis kalibrasi memiliki rentang ukur 0.700 ~ 0.750


g/ml, dimana hydrometer standard membaca nilai 0.747 g/ml. Media
kalibrasimenggunakan cairan Pertalite karena memiliki rentang ukur (0,700 – 0,760
g/ml ) dan titik ukur senilai 0.735 g/ml, yang dimana rentang ukur ini telah sesuai
sesuai dengan UUT dan Standar. Untuk menentukan titik ukur pada sebuah media
kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 4. 5 Media Standar Larutan Kalibrasi
Hydrometer. Dari tabel tersebut dapat disesuaikan dengan rentang ukur pada UUT.
Temperature Calibrator with Sensor Type K sebagai pembaca suhu pada cairan
sebelum dan sesudah dimasukan hidrometer. Dilihat pada data hasil kalibrasi bahwa
nilai hidrometer standar yaitu 0.747 g/ml memiliki selisih 0.003 dengan rentang
56

ukur cairan Pertalite, dan UUT membaca nilai 0.7480 g/ml, jadi dapat disimpulkan
bahwa alat tersebut layak untuk digunakan kembali.

Gambar 4. 13 Sertifikat Kalibrasi


(Sumber: Dokumen Perusahaan)
Dilihat dari sertifikat kalibrasi bahwa tercantum didapat nilai koreksi yaitu
(-0.002) dan nilai Uncertainty (± 0.003).
57

Gambar 4. 14 Standar Koreksi Hidrometer


(Sumber: Dokumen Perusahaan)

4.6.1 Perhitungan Ketidakpastian Kalibrasi


Tabel 4. 5 Perhitungan Ketidakpastian Kalibrasi

Komponen Ketidakpastian
vi ci
Ketidakpastian Baku
Kalibrator
𝑈
Hydrometer 𝑈(𝐼 )= 𝑣 = 60 𝑐 =1
𝑘
Standar
Drift Kalibrator 𝑣
. ×
Hydrometer 𝑈 (𝛿𝐼 ) = 100 𝑐 =1

= 0.5 ×
Standar 𝑅
𝑣
Readability . ×
𝑈 (𝛿𝐼 )= 100 𝑐 =1

Standar = 0.5 ×
𝑅
Repeatability
𝑈 (𝛿𝐼 )= 𝑣 =𝑛 −1 𝑐 =1

Standar

𝑈 (𝛿𝐼 )= 𝑣
Readability UUT . × 100 𝑐 =1
√ = 0.5 ×
𝑅
58

Repeatability
𝑈 (𝛿𝐼 )= 𝑣 =𝑛 −1 𝑐 =1

UUT
𝑣
Homogenitas
𝑈 (𝛿𝐼 ) = 100 𝑐 =1

Liquid = 0.5 ×
𝑅

Keidakpastian
𝑈 = (𝑐 𝑈 )
Gabungan

Derajat 𝑢 (𝑦)
𝑣 =
Kebebanan 𝑢 (𝑦)

Efektif 𝑣

𝑈 % =𝑈 ×𝑘
Ketidakpastian
Bentangan
(nilai k dilihat
U95%
ditabel)

Setelah di dapat nilai pada kalibrasi hidrometer, nilai tersebut di input


kedalam rumus yang terdapat pada Tabel 4. 6 Perhitungan Ketidakpastian
Kalibrasi. Dihitung secara kalkulasi digital pada excel lalu akan tercantum
(uncertainty calculation).
Keterangan:
U95 = Nilai kepercayaan pada personal yang melakukan proses kalibrasi
yaitu 95% nilai yang di dapat benar dan akurat, 5% nilai yang di
dapat memungkinkan tidak benar dan tidak akurat.
Ci = Koefisien Sensitifitas
Vi = Derajat Kebebasan
Stdeviasi = Simpangan Baku
Drift Kalibrator Hidrometer Standar = Pergeseran nilai koreksi dari
sertifikat standar tahun ke tahun, karena hidrometer stadar melakukan
proses kalibrasi di laboratorium yang tinggi dan memiliki nilai koreksi
kecil. Lalu didapat nilai ketidakpastian kalibrasi senilai ± 0.0013 g/ml.
59

Berikut merupakan salah satu perhitungan pada Tabel 4. 6 Perhitungan


Ketidakpastian Kalibrasi, yaitu:
Rumus Readability Standar
. ×
𝑈 (𝛿𝐼 )=

. × ,
=

= 0,000288675 (vi atau nilai derajat kebebasan)

Uncertainty Calculation pada sistem


0,700 ~ 0,750 g/ml
Tabel 4. 6 Uncertainty Calculation

Komponen Unit Distribusi u Divisor vi ui ci


Hidrometer
g/mL Normal 0,0013 2,00 60 0,0007 1
Standar
Drift
Hidrometer g/mL Rectangular 0,0001 1,73 12,5 0,0001 1
Standar
Readability
g/mL Rectangular 0,0005 1,73 12,5 0,0003 1
Standar
Repeatability
g/mL t – student 0,0000 2,24 4 0,0000 1
Standar
Readability
g/mL Rectangular 0,0005 1,73 12,5 0,0000 1
UUT
Repeatability
g/mL t – student 0,0000 2,24 4 0,0000 1
UUT
Homogenitas
g/mL Rectangular 0,0000 3,16 9 0,0000 1
Liquid
60

ui.ci (𝒖𝒊. 𝒄𝒊)𝟐 (𝒖𝒊. 𝒄𝒊)𝟒 / 𝒗𝒊


0,000650 0,0000004 2,975E-15
0,000075 0,0000000 2,539E-18
0,000289 0,0000001 5,556E-16
0,000000 0,0000000 0,000E+00
0,000289 0,0000000 5,556E-20
0,000000 0,0000000 0,000E+00
0,000000 0,0000000 0,000E+00
Sums 0,0000005 4E-15
Combine Standard
0,0007158
Uncertainy, UC
Effective Degrees or
7,43E+01
Freedom, Veff
Coverage Factor, k =
student’s 95% 1,99
confidence level
Expand Uncertainty,
0,0014 g/mL
Uexp
Uncertainty KAN 0,0028 g/mL
Uncertainty Sertifikat 0,0028 g/mL
61
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Hasil dari pembahasan karya tulis “Proses Kalibrasi Hidrometer Dan
Perhitungan Data Kalibrasi Hidrometer” dapat diperoleh banyak pengetahuan.
Maka dari itu ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan membandingkan suatu alat ukur yang
belum standar dengan alat ukur yang sudah standar yang telah tersertifikasi ke
standar Nasional atau Internasional.
2. Hidrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur densitas atau
berat jenis cairan. Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur densitas cairan
seperti air, alkohol, minyak, dan larutan lainnya.
3. Proses kalibrasi hidrometer ini dilaksanakan sesuai dengan perintah pada Work
Inruction yang dimiliki oleh PT Eastern Pro Engineering. Selama proses
kalibrasi penulis didampingi oleh teknisi yang ahli pada bidang tersebut.
4. Dilihat pada data hasil kalibrasi atau sertifikat kalibrasi bahwa nilai koreksi
antara standar dan UUT bernilai -0,002 g/mL lalu nilai uncertainty yang
diperoleh nilai ± 0,003 g/mL.
5. Penulis dapat memahami dan mempelajari proses perhitungan data hasil
kalibrasi sampai proses pembuatan sertifikat penulis pun mempelajari
bagimana pembuatan sertifikat kalibrasi tersebut.

5.2 Saran
Setelah diurakainnya materi dalam karya tulis “Proses Kalibrasi Hidrometer
Dan Perhitungan Data Kalibrasi Hidrometer”, beberapa hal dapat
dikembangkan. Oleh karenanya untuk pengembangan kedepannya
disarankan :
1. Pada media yang dipakai pada saat kalibrasi hidrometer terdapat
beberapa botol yang tidak tercantum stiker nilai titik ukurnya, sebaiknya
setiap bulannya diperiksa stiker pada botol cairan tersebut dikarenakan
banyak stiker yang luntur karena terkena cairan yang berceceran.

62
63

2. Meningkatkan kesadaran akan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arya Dewa. (2015). Densitas. Tidak diterbitkan. Bandung: Politeknik Sekolah


Tinggi Teknologi Tekstil Bandung

Alfandi Gulo, (2017). Karakteristik Instrumen Pengukuran. (2017). Diakses pada


13 Oktober 2023, dari:
https://instrumentasielektronik2017.blogspot.com/2017/04/tipedankarakter
istik-instrumen.html/

cak war | Anwar Hadi (n.d). Pelaporan Ketidakpastian Pengujian Parameter


Kualitas Lingkungan. Diakses pada 08 November 2023, dari:
https://www.infolabling.com/2014/04/pelaporan-ketidakpastian-
pengujian.html?m=1

Julian Santoso, (2014). Pengertian dan Tujuan Kalibrasi. Diakses pada 13 Oktober
2023, dari: https://www.gurupendidikan.co.id/24-pengertian-dan-tujuan-
kalibrasialatukur-secara-lengkap/

Tatan H, (n,d). Pengertian Hidrometer, Bagian, Jenis Kegunaannya. Diakses pada


29 Oktober 2023, dari: https://caramesin.com/hidrometer-adalah/

SMKN 1 Cimahi. 2023. Buku Panduan Penulisan Laporan Praktik Kerja


Lapangan (PKL)

64
LAMPIRAN

65
66

67

Anda mungkin juga menyukai