KAK RTD Bendungan Rukoh 2023 18M
KAK RTD Bendungan Rukoh 2023 18M
1. LATAR BELAKANG
Waduk atau bendungan merupakan bangunan air yang memiliki fungsi sebagai tempat
penyimpanan air pada musim penghujan yang akan mengalirkan air pada musim kering untuk
keperluan irigasi, air baku, hydropower, perikanan, konservasi, pariwisata, dan lain-lain.
Sumber - sumber air permukaan yang tersedia bagi daerah Pidie dan sekitarnya sebagian besar
adalah Kr. Baro dan Kr. Tiro, namun sungai ini juga merupakan sumber masalah yaitu sering
mengakibatkan banjir dibagian hilirnya sehingga untuk memantapkan program pembangunan
secara terpadu dan menjaga kelestarian sumber daya air serta lingkungannya, sangat diperlukan
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan akan air dan penanggulangan banjir, baik saat sekarang dan
juga diproyeksikan untuk masa mendatang dengan kemungkinan Pembangunan Bendungan Rukoh.
Dalam Studi Pra Kelayakan Waduk Rukoh awalnya hanya bendungan Rukoh yang dikembangkan,
setelah konsultan pada tahap Pra Desain melakukan kajian dan analisa teknis maka secara
ketersediaan debit bendungan Rukoh tidak mempunyai potensi. Sehingga perlu adanya suplesi dari
luar DPS Rukoh yaitu dari Kr. Tiro, alternatif yang paling menguntungkan dengan membuat
Interconnected atau Interbasin. Dengan adanya Bendungan Rukoh ini dapat dipergunakan
pemanfaatan air yang berlimpah pada musim penghujan dengan menampungnya dan dipergunakan
pada saat - saat kekurangan air. Dengan bertambahnya cadangan air maka kegiatan pengelolaan,
pemanfaatan, pengembangan air secara optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan kehidupan
dan perkembangan daerah, serta kelestarian alam dapat terkendali.
Dari analisa hidrologi dan kajian geologi, diperoleh gambaran daerah studi merupakan daerah yang
memiliki curah hujan yang relatif rendah (tipe C menurut Schmidt dan Ferguson) sedangkan luas
areal pertanian yang ada relatif luas.
Daerah Irigasi Baro Raya sub D.I. Krueng Baro mencapai jumlah 11.950 Ha dengan kebutuhan
debit irigasi di Intake 18.64 m3/dt yang diambil dari Kr. Baro dan Daerah Irigasi Tiro seluas 6.330 Ha
dengan kebutuhan debit irigasi di Intake 9.87 m3/dt diambil dari Kr. Tiro.
Sedangkan debit andalan 80% pada Kr. Baro hanya sebesar 3.46 m3/dt dan Kr. Tiro 2.66 m3/dt.
Dengan kondisi tersebut pada saat musim kering / kemarau, sawah pada Sub D.I. Kr. Baro yang
mampu disuplai seluas 6.147 Ha dan sisanya 5.803 Ha tidak terairi demikian juga D.I Kr. Tiro 2.643
Ha yang terairi, sisanya 3.687 Ha tidak terairi atau dapat dikatakan crop intensitas dari kedua D.I
tersebut hanya mencapai 140% bahkan kurang pada saat tahun - tahun kering.
Dengan potensi tampungan yang dimiliki waduk Rukoh dan di interconnencted dengan potensi debit
dari Kr. Tiro diperoleh waduk yang mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai
pensuplai air untuk 11.950 Ha areal irigasi teknis Kr. Baro dan 6.330 Ha areal irigasi teknis Kr. Tiro.
Selain itu digunakan untuk hortikultura, pemenuhan kebutuhan air baku bagi 22,848 jiwa diwilayah
Kecamatan Titeue, maintenace flow river daerah hilir serta pembangkit listrik 2 MW.
Pembangunan Bendungan Rukoh saat ini masih dalam masa penyelesaian pelaksanaan
pembangunan dan sebelum dilakukan tahapan pengisian awal serta sistem pengoperasaiannya
perlu terlebih dahulu dilakukan penyusunan Rencana Tindak Darurat (RTD) agar waduk ini dapat
berfungsi sesuai yang direncanakan dengan baik dan aman.
Sehubungan dengan uraian di atas maka Balai Wilayah Sungai Sumatera-I pada Tahun Anggaran
2023 melalui SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sumatera – I PPK Perencanaan Bendungan
akan melakukan Kegiatan Pekerjaan Rencana Tindak Darurat Bendungan Rukoh Kabupaten
Pidie dengan menggunakan sumber dana yang berasal dari DIPA APBN.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan program Rencana Tindak Darurat (RTD) sebagai
panduan peringatan bila terjadi hal-hal yang tidak terduga pada bendungan dan pengaruhnya
terhadap daerah sekitar areal waduk.
Tujuan kegiatan ini adalah terpenuhinya salah satu persyaratan untuk pengamanan bendungan
dalam pengoperasiannya dalam memenuhi kebutuhan air baku penduduk dan kebutuhan Areal
Irigasi di kawasan pelayanan Bendungan Rukoh Kabupaten Pidie sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat setempat.
3. SASARAN
Tersedianya Laporan Rencana Tanggap Darurat yang akan digunakan untuk panduan
penanggulangan hal-hal yang kemungkinan terjadi di sekitar areal bendungan dan terhindarnya
waduk dari peristiwa atau kejadian fatal yang dapat memberikan kerugian jiwa dan harta benda
(tangible dan intangible) yang berpotensi terjadi akibat keruntuhan bendungan serta memperoleh
pola operasi waduk yang efektif dan efisien sebagai dasar penyusunan dokumen pedoman operasi
dan pemeliharaan Bendungan Rukoh. Sehingga konstruksi ini dapat beroperasi sebagai salah satu
solusi dalam pemenuhan air baku dengan maksimal.
4. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Bendungan Rukoh secara administratif terletak di Desa Alue, Kecamatan Titeue, Kabupaten
Pidie. Pencapaian lokasi dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat dari Kota Banda Aceh
menuju Kabupaten Pidie sejauh ± 88 km, selanjutnya dari kota Pidie menuju lokasi bendungan
sejauh ± 24 km melalui jalan desa beraspal dengan kondisi cukup baik, kemudian dilanjutkan
dengan jalan tanah ± 2 km kearah site Bendungan Rukoh.
5. MANFAAT
Dengan potensi tampungan yang dimiliki waduk Rukoh mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan sebagai pensuplai air untuk 11.950 Ha areal irigasi teknis Kr. Baro. Selain itu
digunakan untuk hortikultura, pemenuhan kebutuhan air baku bagi 22,848 jiwa di wilayah Kecamatan
Titeue, mentenace flow river daerah hilir dengan pembangkit listrik sebesar 2 MW.
6. SUMBER DANA
Seluruh biaya untuk Pekerjaan Rencana Tindak Darurat Bendungan Rukoh Kabupaten Pidie berasal
dari Dana Pagu APBN Tahun Anggaran 2023, dengan biaya sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua
Milyar Rupiah) dan Nilai HPS dengan biaya sebesar Rp. 1.800.000.000,- (Satu Milyar Delapan Ratus
Juta Rupiah) termasuk PPN.
7. NAMA DAN ORGANISASI KEPALA SATUAN KERJA DAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Satuan Kerja : Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan BWS
Sumatera-I
PPK : Perencanaan Bendungan.
Organisasi : Balai Wilayah Sungai Sumatera-I
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 66 Telp (0651) 44718 Banda Aceh
8. DATA DASAR
Konsultan diminta mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer secara langsung oleh
konsultan dari lapangan. Sedangkan data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap studi ini
bersumber dari laporan studi dan desain terdahulu termasuk gambar rencana bendungan
termutakhir serta data lainnya. Dalam hal pengumpulan data dimaksud bahwa:
- Sesuai kewenangannya, pemberi pekerjaan akan membantu konsultan untuk memperoleh
data yang diperlukan seperti laporan terdahulu, data hidrologi, dan hasil penyelidikan geologi
teknik.
- Konsultan bertanggungjawab atas kualitas data yang digunakan.
Studi yang terkait dengan pekerjaan ini berdasarkan DD dan Sertifikasi Desain Bendungan Rukoh
Kabupaten Pidie. Apabila pihak Konsultan mendapatkan studi-studi terdahulu lainnya untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan ini, harus dikumpulkan atas biaya konsultan. Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu Pembangunan Bendungan BWS Sumatera-I akan membantu sebatas yang tersedia
di lingkungan satuan kerja dan jika diperlukan dari instansi terkait, maka Satuan kerja akan
membantu sebatas pada surat perjanjian pinjam.
a. SNI 03-3432-1994, Tata Cara Penetapan Banjir Rencana dan Kapasitas Pelimpah untuk
Bendungan;
b. SNI 19-6502.2, 2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25000;
c. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal dan SNI 19-6988, 2004 Tata Cara
Pengukuran Kontrol Vertikal;
d. SNI M-03-2002, Metode Analisis Stabilitas Lereng Static Bendungan Urugan;
e. PT-02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air 1986;
f. Pd T-14-2004-A, Pedoman Analisis Stabilitas Bendungan Tipe Urugan Akibat Gempa, Dept
Kimpraswil 10 Mei 2004;
g. Pedoman Pemeriksaan dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Keputusan Dirjen SDA No.
05/KPTS/2003 tanggal 14 Maret 2003;
h. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, Keputusan Dirjen SDA No.
199/KPTS/D/2003, Maret 2003;
i. Pedoman Analisis Dinamik Bendungan Urugan, Kep Dirjen SDA No. 27/KPTS/D/2008 tanggal 31
Januari 2008;
j. Pedoman Survey dan Monitoring Sedimentasi Waduk, Keputusan Direktur Jenderal Sumber
Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum no. 39/KPTS/D/2009 tanggal 26 Februari 2009;
k. Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana no. 4 tahun 2008;
l. Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Volume I sampai Volume V, Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat Jendral Pengairan, Direktorat Bina Teknik, Juli 1999.
13. KELUARAN
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah:
A. Hasil Analisis pengeluaran debit air dari waduk yang melebihi kapasitas/daya tampung alur
sungai di hilir bendungan dan Analisis keruntuhan bendungan ini dapat digunakan sebagai
sarana pendukung dalam menentukan Hazard Classification dan Penyusunan Rencana Tindak
Darurat (RTD);
B. Klasifikasi Tingkat Bahaya (Hazard Classification) Bendungan akan digunakan sebagai acuan
bagi Pemilik/Pengelola Bendungan dalam menetapkan standar keamanan bendungan, baik
untuk keperluan desain rehabilitasi maupun pengelolaan bendungan termasuk penyusunan
Panduan RTD;
C. Panduan RTD akan digunakan sebagai panduan bagi Pemilik/Pengelola Bendungan,
Pemerintah Daerah/Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dalam melakukan tindakan
disaat terjadi keadaan darurat bendungan;
D. Analisis kerugian ekonomi akibat banjir;
E. Hasil kajian optimasi pola operasi waduk beserta pedoman operasi dan pemeliharaan waduk.
14. PERALATAN MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka peralatan dan material yang disediakan dari Pejabat Pembuat
Komitmen secara rinci tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pekerjaan ini.
Sedangkan untuk personil, dari Pejabat Pembuat Komitmen akan menyiapkan Direksi yang akan
membantu di dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan. Fasilitas
dari Pejabat Pembuat Komitmen mencakup antara lain:
a. Surat Ijin Survey dan Investigasi bagi tim Konsultan di lokasi proyek;
b. Peminjaman data/laporan yang ada;
c. Pemberian informasi dan instruksi mengenai ketentuan/ketetapan pemerintah yang baru
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a. Peralatan;
Peralatan disediakan penyewaan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan harus
diperlihatkan dan dilakukan pemeriksaan oleh PPK Perencanaan Bendungan BWS Sumatera-1
cq. Direksi Lapangan/Direksi Teknis dan/atau Pengawas Lapangan;
peralatan, fasilitas laboratorium lapangan dan bahan yang sesuai untuk mencapai ketelitian
dan standar yang telah ditentukan dalam standar Perencanaan.
transportasi lokal : mobil, sepeda motor (sewa).
Penyewaan perlengkapan survey : theodolid, waterpass, GPS, rambu peil scale, kamera
foto, roll meter, dan perlengkapan lapangan.
Penyewaan perlengkapan komputerisasi : Laptop, Komputer PC, printer, dan bahan
komputer
Peralatan/perlengkapan kantor : penyewaan Furniture, Pemeliharaan Peralatan Kantor
sewa kantor dan sewa mess
Konsultan memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Konsultan
menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak
memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi.
b. Material
Material Kantor disediakan oleh Penyedia Jasa konsultansi yang akan digunakan, harus
diperlihatkan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh PPK Perencanaan
Bendungan BWS Sumatera - 1 cq. Direksi Teknis.
a. Semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanakan pekerjaan kontrak atas segala resiko
yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga
harus diasuransikan; pihak ketiga sebagai akibat kecelakan di tempat kerjanya.
b. Hal-hal lain yang ditentukan berkaitan dengan asuransi.
c. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran jasa konsultansi dan termasuk
dalam nilai kontrak.
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan waktu selama 210 (dua ratus empat puluh) hari
kalender atau 7 (tujuh) bulan dari tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
18. PERSONIL
1. Seluruh pekerjaan akan dilaksanakan dibawah tanggung jawab langsung Team Leader, yang
secara teknis bertanggung jawab atas hasil produksi akhir pekerjaan ini;
2. Seluruh personil harus berada di lokasi pekerjaan selama pekerjaan ini berlangsung dan siap
setiap saat bilamana diperlukan oleh Pemberi Pekerjaan untuk mengadakan diskusi ataupun
memberi penjelasan tentang pekerjaan;
3. Konsultan diperkenankan menambah tenaga lain (supporting staff) untuk menunjang kelancaran
penyelesaian pekerjaan dan Konsultan diperkenankan juga untuk mengadakan kerjasama
dengan Lembaga Sosial atau Universitas untuk hal – hal khusus;
4. Perincian kebutuhan personil tenaga ahli profesional dan tenaga pendukung untuk
melaksanakan studi ini adalah sebagai berikut:
Posisi Kualifikasi Jumlah
Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Bulan
Tenaga Ahli :
Tenaga Pendukung :
Chief Minimal Sarjana Memiliki keahlian berpengalaman 5 (lima)
Surveyor Muda Teknik dalam pekerjaan dalam kegiatan
(1 Orang) Geodesi (D3) pengukuran pengukuran pada
perencanaan
Bendungan atau
pekerjaan keairan
sejenis lainnya
sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun.
Operator GIS Minimal Sarjana Memiliki keahlian Berpengalaman 6 (enam)
(1 Orang) Muda Teknik dalam dalam kegiatan
Geodesi (D3) mengoperasikan pemograman atau
software GIS pekerjaan sejenis
lainnya sekurang-
kurangnya 3 (tiga)
tahun.
Operator Minimal Sarjana Memiliki keahlian Berpengalaman 5 (lima)
CAD Muda Teknik dalam dalam kegiatan
(1 Orang) Geodesi (D3) mengoperasikan pemograman atau
software CAD pekerjaan sejenis
lainnya sekurang-
kurangnya 3 (tiga)
tahun.
Surveyor Minimal Sekolah Memiliki keahlian berpengalaman 5 (lima)
Topografi Menengah Kejuruan dalam pekerjaan dalam kegiatan
(1 Orang) (SMK) Pengukuran pengukuran pengukuran pada
perencanaan
Bendungan atau
pekerjaan keairan
sejenis lainnya
sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun.
19. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL
B. Tugas Personil Tenaga Ahli
a. Ketua Tim Ketua Tim memiliki tugas dan tanggung jawab mengkoordinasikan dan
menentukan metode, menganalisis serta bertanggungjawab penuh terhadap output
pelaporan, sehingga sesuai dengan KAK dan jadwal pelaksanaan.
b. Ahli Hidrologi/Hidrolika memiliki tugas dan tanggung jawab menganalisis hidrolika
bendungan dan berbagai skenario terjadinya dam break (Dam Break Analysis) serta
membuat Laporan Bulanan, serta membantu Team Leader dalam membuat Laporan
Akhir.
c. Ahli Geodesi Ahli memiliki tugas dan tanggung jawab mengkoordinir, menganalisis
dan melaksanakan kegiatan pengukuran topografi (situasi, cross section dan long
section), serta pembuatan peta dan data GIS.
d. Ahli Sosial Ekonomi Ahli Sosial Ekonomi memiliki tugas dan tanggung jawab
melakukan kajian sosial ekonomi, menyiapkan paparan dan bahan presentasi lainnya
untuk kegiatan sosialisasi, serta melakukan sosialisasi mengenai RTD bendungan,
sehingga tidak terjadi miskonsepsi pada stakeholder dan masyarakat.
e. Ahli K3 memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pemantauan pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Kontruksi sesuai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
C. Tenaga Pendukung
a. Chief Surveyor memiliki tugas dan tanggung jawab membantu tenaga ahli dalam
mengawasi Surveyor Topografi, melaksanakan kegiatan pengukuran topografi
(situasi, cross section dan long section) dan menganalisis hasilnya.
b. Surveyor Topografi memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanakan pengukuran
dan menginterprestasikan hasil data ukur.
21. LAPORAN
Jenis laporan yang diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah sebagai
berikut:
a. Laporan Program Mutu
Program Mutu adalah dokumen penjaminan mutu terhadap pelaksanaan proses kegiatan dan
hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kontrak pekerjaan. Program mutu
disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dan di bahas pada Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Kick of Meeting).
Program mutu harus sudah disahkan oleh Penanggung Jawab Kegiatan sebelum Penyedia
Jasa Konsultansi Konstruksi memulai pekerjaannya. Program Mutu merupakan dokumen
yang dinamis, dapat direvisi apabila terjadi perubahan persyaratan dalam pelaksanaan
pekerjaan agar tetap memenuhi persyaratan hasil pekerjaan. Laporan program mutu
diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan, yang minimal isinya antara lain :
1. Informasi Pekerjaan;
2. Organisasi Kerja;
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
4. Metode Pelaksanaan;
5. Pengendalian Pekerjaan.
Dokumen rancangan konseptual program mutu diserahkan paling lambat 14 hari setelah
diterbitkannya Surat perintah Mulai Kerja dari Pengguna Jasa.
b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat rangkap 1 (satu) setiap bulannya sampai berakhirnya tanggal
kontrak, yang minimal masing - masing isinya antara lain:
1) Progres fisik dan keuangan pelaksanaan kegiatan Penyedia Jasa;
2) Produk yang telah dihasilkan selama 1 (satu) bulan berjalan;
3) Permasalahan yang dihadapi Penyedia Jasa beserta penyelesaiannya.
Diserahkan/ Dilaporkan kepada Pengguna Jasa selambatlambatnya pada minggu I (Pertama)
bulan berikutnya.
c. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah dimulainya pekerjaan
ini sebanyak 5 (lima) buah yang sebelumnya terkonsep dan melewati asistensi, berisikan :
a. Hasil pengumpulan seluruh data yang dapat dikumpulkan oleh Penyedia Jasa.
b. Temuan-temuan awal dari Penyedia Jasa yang menyangkut baik masalah teknis
maupun non teknis.
c. Rumusan-rumusan dasar yang akan dipergunakan untuk studi lebih lanjut.
d. Kendala-kendala yang ditemukan selama melaksanakan pekerjaan.
e. Rencana kegiatan secara keseluruhan.
d. Laporan Antara
Laporan ini berisikan tentang data-data yang telah diperoleh dibuat rangkap 5 (lima), hasil
investigasi lapangan dengan berbagai permasalahannya, analisis dan elaborasi data-data,
metodologi pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai metode, rencana kerja
berikutnya dan kerangka Laporan Akhir. Laporan Interim bahan diskusi harus diserahkan
kepada pemberi pekerjaan paling lambat pada pertengahan periode kerja.
e. Laporan Hasil Perhitungan Dam Break Analysis
Laporan hasil Perhitungan Dam Break Analysis dan Klasifikasi Hazard dibuat rangkap 5
(lima), disajikan selambat-lambatnya bersama dengan penyerahan laporan akhir, yang
berisikan análisis hidrologi, hidrolika dan hasil running Dam Break Analysis serta Klasifikasi
Tingkat Bahaya.
g. Laporan Utama
Laporan utama ini menjelaskan tentang penyempurnaan hasil pelaksanaan pekerjaan Studi
Klasifikasi Hazard dan Rencana Tindak Darurat untuk bendungan dan peta banjir yang
diploting dari banjir-banjir yang terjadi. Peta ini harus dapat dipakai sebagai sarana untuk
antisipasi/persiapan evakuasi /persiapan evakuasi kalau benar-benar terjadi keruntuhan
bendungan. Laporan utama memuat laporan klasifikasi Hazard Bendungan termasuk hasil
survey sosial ekonomi yang dibuat dalam bab tersendiri. Dan menyerahkan laporan hasil
perhitungan kondisi Waduk pada saat pengisian dalam kondisi stabil dan non stabil dan efek
terhadap areal sekitarnya dibuat rangkap 10 (sepuluh).
m. External Memory
Berisi seluruh laporan-laporan,analisis, perhitungan, program, gambar-gambar, peta dan
Data-data x,y,z BM/CP lengkap ganbar situasi BM/CP dan Foto Dokumentasi Album Foto
Dokumentasi Lapangan lengkap.
22. PERJANJIAN KERJA SAMA
Jika kerjasama dengan penyedia jasa Penyedia Jasa lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
jasa Penyedia Jasa ini maka wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.
NO PRODUK ALB K A1 A3 A4 LS