Anda di halaman 1dari 30

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

si
Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Gianyar yang mengadili perkara-perkara pidana

do
gu pada pengadilan tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

In
Nama Lengkap : I KETUT ADI LUSMENA ;
A
Tempat lahir : Gianyar ;
Umur/tanggal lahir : 46 tahun/1 Juli 1970 ;
ah

lik
Jenis Kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
am

ub
Tempat Tinggal : Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ;
Agama : Hindu ;
ep
k

Pekerjaan : Pemahat ;
ah

Terdakwa di persidangan telah didampingi Penasihat Hukum, yaitu :


R

si
NYOMAN WICAKSANA WIRAJATI, S.H., LL.M, A.A. NGURAH OKA
YUDHISTIRA DARMADI, S.H., M.H, PUTU ADE HARRIESTHA MARTANA,

ne
ng

S.H., M.H, MADE SUGI HARTONO, S.H., M.H, KADEK AGUS SUDIARAWAN,
S.H., M.H, IGB ANANDA PRATAMA, S.H, Para Advokat dan Penasihat Hukum

do
yang berkantor di Jl. W.R. Supratman 311, Tohpati, Denpasar Timur,
gu

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 29 Mei 2017 ;


PENGADILAN NEGERI tersebut ;
In
A

Telah membaca :
1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Gianyar tanggal 23 Mei 2017 Nomor
ah

lik

79/Pid.B/2017/PN Gin Jo. tanggal 27 Juli 2017 Nomor 79/Pid.B/2017/PN


Gin, tentang penunjukan Majelis Hakim yang mengadili perkara ini ;
2. Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gianyar tanggal tanggal 23 Mei
m

ub

2017 Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin, tentang penetapan hari sidang ;


ka

3. Berkas perkara atas nama terdakwa I KETUT ADI LUSMENA beserta


ep

seluruh lampirannya ;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa ;
ah

Telah memeriksa barang bukti yang diajukan di persidangan ;


es

Telah mendengar tuntutan pidana dari Penuntut Umum yang pada


M

ng

pokoknya menuntut agar Majelis Hakim yang mengadili perkara ini


memutuskan:
on
gu

Halaman 1 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Menyatakan Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA telah terbukti secara sah

R
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pengancaman dan

si
Penganiayaan” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 335

ne
ng
ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 351 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam surat
dakwaan Kesatu alternatif Kedua dan Kedua ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA dengan

do
gu pidana penjara selama 1 (satu) tahun dengan masa percobaan selama 2
(dua) tahun ;

In
A
3. Menetapkan barang bukti berupa :
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata
ah

lik
pedang 46 cm dan gagang 18 cm;
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata
pedang 32 cm dan gagang 20 cm;
am

ub
o 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender.
Dirampas untuk dimusnahkan
ep
4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar Biaya Perkara sebesar Rp.
k

5.000,- (lima ribu rupiah) ;


ah

Telah mendengar pembelaan penasihat hukum Terdakwa yang


R

si
dibacakan di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Menyatakan bahwa Terdakwa I Ketut Adi Lusmena tidak terbukti secara sah

ne
ng

dan meyakinkan menurut hukum, melakukan tindak pidana yang didakwakan


kepadanya dalam seluruh dakwaan ;

do
gu

2. Membebaskan Terdakwa I Ketut Adi Lusmena dari semua tuntutan hukum


(onstlag van alle rechtsvervolging)
In
3. Menyatakan barang bukti yang disita dalam perkara ini dikembalikan kepada
A

Terdakwa I Ketut Adi Lusmena ;


4. Mengembalikan nama baik, harkat dan martabat Terdakwa I Ketut Adi
ah

lik

Lusmena kedalam kedudukan semula ;


5. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
m

ub

Telah mendengar Replik Penuntut Umum serta duplik penasihat hukum


Terdakwa, yang pokoknya masing-masing tetap pada pendiriannya semula ;
ka

Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum


ep

tanggal 22 Mei 2017, Nomor Register Perkara : PDM-33/GIANY/05/2017,


ah

Terdakwa telah didakwa sebagai berikut :


R

KESATU
es

Pertama :
M

ng

Bahwa Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA pada hari Minggu tanggal 4


on

September 2016 sekira pukul 08.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam bulan September tahun 2016, bertempat di Halaman Rumah saksi
gu

Halaman 2 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
korban I Made Mustiana, SH di Banjar Dinas Medahan Desa Kemenuh

si
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang

ne
ng
berwenang memeriksa dan mengadili, “Yang tanpa hak memasukkan ke
Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperolehnya, menyerahkan atau
mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan

do
gu padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu

In
A
senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk ” yaitu berupa 1(satu)
bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata pedang 46 cm dan
ah

lik
panjang gagang 18 cm dan 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm
dengan panjang mata pedang 32 cm dan panjang gagang 20 cm, perbuatan
tersebut Terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut :
am

ub
Bahwa pada hari dan tanggal tersebut diatas, berawal Terdakwa
berteriak- teriak mencaci maki saksi korban I Made Mustiana, SH dengan
ep
mengatakan” mangku bangsat pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang,
k

onyangan juang ci bale e” (mangku bangsat keluar kamu, kamu manusia


ah

serakah, semua rumah kamu ambil) setelah itu saksi korban I Made Mustiana,
R

si
SH keluar dari bale daja, lalu Terdakwa yang saat itu membawa dua bilang
pedang yang sudah terhunus menghapiri saksi korban I Made Mustiana, SH

ne
ng

hingga berjarak lebih kurang 2 (dua) meter kemudian saksi korban I Made
Mustiana, SH bertanya kepada Terdakwa “ ade ape ne TUT, adi ngabe pedang,

do
gu

lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ (ada apa ni Tut, ngapain bawa pedang,
mari kita bicara baik-baik dulu, apa apa ni), kemudian Terdakwa mengatakan “
bedikan iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“ (jangan kamu banyak
In
A

omong, saya bunuh kamu) sambari pelaku menendang satu buah paso pot
bonsai yang berada di depan bale daje sebelah kanan, kemudian Terdakwa
ah

lik

mendekati saksi korban I Made Mustiana, SH hingga berjarak lebih kurang satu
meter lalu Terdakwa mengarahkan kedua bilah pedang yang dibawa tersebut
m

ub

kearah perut saksi korban I Made Mustiana, SH namun meleset setelah itu
Terdakwa memainkan pedangnya di depan saksi korban I Made Mustiana, SH
ka

hingga kedua pedang saling beradu dan berbunyi ;


ep

Bahwa terdakwa membawa atau menguasai atau memiliki senjata


ah

penusuk atau senjata penikam berupa 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64
R

cm dengan panjang mata pedang 46 cm dan panjang gagang 18 cm dan 1


es

(satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata pedang 32 cm


M

ng

dan panjang gagang 20 cm tersebut tanpa dilengkapi dengan surat ijin yang sah
on

dari pihak yang berwenang ;


gu

Halaman 3 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

si
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 ;
ATAU

ne
ng
Kedua
Bahwa Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA pada hari Minggu tanggal 4
September 2016 sekira pukul 08.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu

do
gu waktu dalam bulan September tahun 2016, bertempat di Halaman Rumah saksi
korban I Made Mustiana, SH di Banjar Dinas Medahan Desa Kemenuh

In
A
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang
ah

berwenang memeriksa dan mengadili, telah “secara melawan hukum memaksa

lik
orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu,
dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik
am

ub
terhadap orang itu sendiri maupun orang lain” terhadap saksi I MADE
MUSTIANA, SH., perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara sebagai
ep
berikut :
k

Bahwa pada hari dan tanggal tersebut diatas, berawal Terdakwa


ah

berteriak- teriak mencaci maki saksi korban I Made Mustiana, SH dengan


R

si
mengatakan” mangku bangsat pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang,
onyangan juang ci bale e” (mangku bangsat keluar kamu, kamu manusia

ne
ng

serakah, semua rumah kamu ambil) setelah itu saksi korban I Made Mustiana,
SH keluar dari bale daja, lalu Terdakwa yang saat itu membawa dua bilang

do
gu

pedang yang sudah terhunus menghapiri saksi korban I Made Mustiana, SH


hingga berjarak lebih kurang 2 (dua) meter kemudian saksi korban I Made
Mustiana, SH bertanya kepada Terdakwa “ ade ape ne TUT, adi ngabe pedang,
In
A

lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ (ada apa ni Tut, ngapain bawa pedang,
mari kita bicara baik-baik dulu, apa apa ni), kemudian Terdakwa mengatakan “
ah

lik

bedikan iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“ (jangan kamu banyak


omong, saya bunuh kamu) sambari pelaku menendang satu buah paso pot
m

ub

bonsai yang berada di depan bale daje sebelah kanan, kemudian Terdakwa
mendekati saksi korban I Made Mustiana, SH hingga berjarak lebih kurang satu
ka

meter lalu Terdakwa mengarahkan kedua bilah pedang yang dibawa tersebut
ep

kearah perut saksi korban I Made Mustiana, SH namun meleset setelah itu
ah

Terdakwa memainkan pedangnya di depan saksi korban I Made Mustiana, SH


R

hingga kedua pedang saling beradu dan berbunyi ;


es

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


M

ng

Pasal 335 ayat (1)ke-1 KUHP ;


on

DAN
KEDUA
gu

Halaman 4 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA pada hari Minggu tanggal 4

si
September 2016 sekira pukul 10.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam bulan September tahun 2016, bertempat di Halaman Rumah saksi

ne
ng
korban I Made Mustiana, SH di Banjar Dinas Medahan Desa Kemenuh
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang

do
gu berwenang memeriksa dan mengadili, telah melakukan “penganiayaan”
terhadap saksi I MADE MUSTIANA, SH., perbuatan tersebut Terdakwa lakukan

In
A
dengan cara sebagai berikut :
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, berawal
ah

lik
dari adanya perselisihan antara Terdakwa dengan saksi korban I Made
Mustiana, SH dimana saksi korban I Made Mustiana, SH sedang duduk
bersandar di tiang jineng di bale lumbung, tiba-tiba Terdakwa datang dengan
am

ub
menggunakan sepeda motor jupiter MX dan dari sepeda motornya Terdakwa
mengatakan “cicing ci, bangsat ci, ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci
ep
ngisidang motore nu masi nengeng motor ci ne dini“ (anjing kamu, bangsat
k

kamu, binatang kamu, apa mau kamu, saya suruh kamu pindahkan motor,
ah

masih saja motor kamu disini) setelah itu Terdakwa turun dari sepeda motor lalu
R

si
mendekati saksi korban I Made Mustiana, SH dan saat itu Terdakwa langsung
menampar kepala bagian samping kiri saksi korban I Made Mustiana, SH

ne
ng

dengan menggunakan tangan kanan namun tamparan tersebut meleset dan


tidak mengenai kepala saksi korban I Made Mustiana, SH lalu datang saksi

do
gu

Gede Ngurah Watu Candra dan langsung menarik tangan saksi korban I Made
Mustiana, SH dan disuruh menjauh dari Terdakwa lalu saksi Ni Nyoman
In
Sukendri teriak-teriak minta tolong, kemudian saat itu Terdakwa mengambil satu
A

ikat janur yang ada di bale lumbung dan kemudian mendekati saksi korban I
Made Mustiana, SH, lalu memukul kearah kepala saksi korban I Made Mustiana,
ah

lik

SH dengan menggunakan seikat janur tersebut namun pukulan tersebut


meleset, setelah itu seikat janur yang dipegang Terdakwa diambil paksa oleh
m

ub

saksi I Gede Ngurah Watu Candra kemudian Terdakwa memukul saksi korban I
Made Mustiana, SH secara berulang-ulang sehingga pukulan tangan kanan
ka

Terdakwa yang berisi cincin mengenai satu kali pada bagian pipi sebelah kiri
ep

saksi korban I Made Mustiana, SH yang menyebabkan pipi sebelah kiri saksi
ah

korban I Made Mustiana, SH mengalami luka lebam dan keluar sedikit darah,
R

sehingga saksi korban I Made Mustiana, SH tidak dapat melaksanakan


es

pekerjaan sehari-hari dengan sempurna seperti sebelum kejadian tersebut ;


M

ng

Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut saksi korban I Made


on

Mustiana, SH mengalami luka luka lebam dan keluar sedikit darah pada bagian
pipi sebelah kiri, sebagaimana dijelaskan dalam Visum Et Repertum Nomor :
gu

Halaman 5 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
445/ 70/16/VS RS tanggal 20 September 2016 yang dibuat dan ditanda tangani

si
oleh dr. Bagus Surianta dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 04
September 2016 pukul 16.30 Wita dengan kesimpulan sebagai berikut :

ne
ng
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tersebut diatas, luka-luka tersebut diatas
disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

do
gu Pasal 351 ayat (1) KUHP ;
Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut Terdakwa

In
A
menyatakan telah mengerti isi dan maksudnya serta tidak akan mengajukan
keberatan ;
ah

lik
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut :
1. I MADE MUSTIANA, dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
am

ub
sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00
ep
Wita dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi di
k

Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati,


ah

Kabupaten Gianyar, Terdakwa dengan membawa dua bilah pedang


R

si
mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas lampu
hias dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita pada

ne
ng

saat saksi sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat pesuang


iban ci ne, ci jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi keluar

do
gu

dari Bale Daja lalu saksi melihat Terdakwa membawa 2 (dua) bilah
pedang dan menghampiri saksi dengan jarak lebih kurang 2 meter
kemudian saksi bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang, lan ngorte
In
A

baik-baik malu, ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan iban ci
ne mepete, matiang cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi hingga
ah

lik

jarak lebih kurang 1 meter kemudian Terdakwa menusukkan kedua bilang


pedang kearah perut saksi, namun tusukan Terdakwa menyilang
m

ub

sehingga meleset, setelah itu Terdakwa membenturkan kedua pedangnya


di depan saksi sehingga berbunyi, setelah itu Terdakwa membacok saksi
ka

dengan pedang yang digenggam dengan tangan kanan dari atas


ep

kebawah yang ditujukan pada dada saksi namun gerakannya kaku


ah

sehingga tidak mengenai dada saksi dan saat itu saksi masih tetap diam
R

dan tidak melawan lalu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
es

saksi kembali masuk kamar bale daja ;


M

ng

- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita ketika saksi sedang duduk bersandar di
on

tiang jineng Utara Kerumpu bersama anak saksi yang berumur 3 tahun
sambil minum teh dan buat pipid lalu Terdakwa datang dengan
gu

Halaman 6 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menggunakan sepeda motor dan mencaci maki saksi lagi dengan

R
mengatakan “cicing ci, bangsat ci, ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci

si
ngisidang motore nu masi nengeng motor ci ne dini“, setelah itu saksi

ne
ng
memanggil istri ketiga saksi yang bernama Ni Gusti Ayu Diasti untuk
menyuruh menjauhkan anak saksi yang sangat ketakutan lalu Terdakwa
turun dari sepeda motor mendekati saksi hingga berhadap-hadapan

do
gu kemudian Terdakwa menampar kepala saksi dengan menggunakan
tangan kanan namun meleset, setelah itu datang anak saksi yang

In
A
bernama I Gede Ngurah Watu Candra langsung menarik tangan saksi
dan disuruh menjauh dari Terdakwa hingga saat itu juga saksi langsung
ah

lik
mundur kebelakang, kemudian istri kedua saksi bernama Ni Nyoman
Sukendri teriak-teriak minta tolong dengan mengatakan “ bapak di pukul”,
kemudian saat itu Terdakwa mengambil janur yang ada di bale lumbung
am

ub
lalu memukul kearah kepala saksi namun pukulan tersebut meleset,
setelah itu Terdakwa memukul saksi berulang-ulang namun pukulannya
ep
hanya mengenai satu kali saja pada bagian pipi sebelah kiri dengan
k

menggunakan tangan kanan berisi cincin mengakibatkan pipi kiri saksi


ah

luka lebam dan keluar darah sedikit, setelah itu orang-orang yang ada
R

si
disana melerai saksi dimana Ngurah Dimade Akhas Bani memegang
badan Terdakwa dari belakang dan saat itu Terdakwa mau mengambil

ne
ng

gelas besar kemudian Ngurah Digjaya Budi memegang kedua tangan


Terdakwa dari depan dan gelas tersebut dipindahkan oleh I Gede Ngurah

do
gu

Watu Candra dan selanjutnya Terdakwa duduk dibale dangin sambil


ngoceh masalah warisan ;
In
- Bahwa akibat dipukul oleh Terdakwa, saksi mengalami luka lebam pada
A

pipi sebelah kiri dan sedikit berdarah dan saksi tidak dapat melakukan
kegiatan sehari – hari dengan sempurna ;
ah

lik

- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan


persidangan, terhadap barang bukti tersebut, saksi menerangkan pernah
m

ub

melihat dan mengenali barang bukti tersebut ;


Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan berkeberatan, Terdakwa
ka

menyatakan tidak menusuk dan tidak ada membawa pedang, sedangkan


ep

saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;


ah

2. NYOMAN PAWANA, dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan


R

sebagai berikut :
es

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 04 September 2016 sekira pukul 08.00
M

ng

wita dan pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi MADE
on

MUSTIANA di Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh, Kecamatan


Sukawati, Kabupaten Gianyar, saksi melihat Terdakwa membawa 2 (dua)
gu

Halaman 7 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bilah pedang diacung-acungkan ke arah perut pak MADE MUSTIANA

si
namun saksi tidak begitu jelas mendengar apa kata-kata yang diucapkan
oleh terdakwa kepada pak MADE MUSTIANA, selanjutnya Terdakwa

ne
ng
kembali menuju rumahnya, saksi melihat kejadian tersebut dari jarak
kurang lebih 10 meter ;
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita saat saksi membuat Penjor di sebelah

do
gu Selatan halaman rumah saksi mendengar teriakan minta tolong,
kemudian saksi menuju bangunan krumpu dan melihat Terdakwa

In
A
memukul saksi MADE MUSTIANA dengan menggunakan tangan kanan
mengepal sebanyak 1 (satu) kali ke arah pipi sebelah kiri sambil mencaci
ah

lik
maki saksi MADE MUSTIANA, setelah terjadi pemukulan tersebut
kemudian saksi kembali membuat penjor dan saksi tidak tahu apa yang
terjadi selanjutnya ;
am

ub
- Bahwa saksi melihat saksi Made Mustiana mengalami luka pada pipi kiri
dan mengeluarkan darah sedikit ;
ep
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
k

persidangan, terhadap barang bukti tersebut, saksi menerangkan pernah


ah

melihat dan mengenali barang bukti tersebut ;


R

si
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan
saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;

ne
ng

3. NGURAH DIMADE AKHAS BANI, dibawah sumpah yang pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut :

do
gu

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016 sekira pukul 07.30
wita saksi dibangunkan oleh ibu saksi Ni Nyoman Trisni Eka Setyawati
dengan mengatakan “pak tut ngamuk pot tunjung ajak lampu belahange “
In
A

kemudian saksi bangun untuk mengeceknya dan setelah mengecek dan


memang benar pot dan tunjung dan lampu pecah, kemudian saksi
ah

lik

menanyakan kepada bibi saksi dimana ayah saksi diberitahukan oleh ibu
saksi bahwa ayah saksi mungkin masih tidur atau mandi, kemudian saksi
m

ub

berjalan kearah rumah Terdakwa yang terletak di paling barat rumah saksi
pada saat itu saksi melihat Terdakwa sedang mengasah pedang dengan
ka

gerinda dimana anak Terdakwa bernama Gowinda berdiri di sebelah


ep

Terdakwa yang sedang menggerinda, lalu saksi menanyakan kepada


ah

Terdakwa kenapa memecahkan pot tunjung dan lampu, lalu terdakwa


R

dengan memegang dua bilah pedang dengan kedua tangannya dan


es

menghampiri saksi lalu menunjuk dengan pedang tersebut kearah saksi


M

ng

sambil berkata ”jangan kamu ngomong, kamu tidak punya hak ngomong
on

sama saya karena kamu bukan pewaris, biar saya sekarang mencari ayah
kamu“, kemudian Terdakwa berjalan untuk mencari ayah saksi dan saksi
gu

Halaman 8 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ikut dari arah belakang, setelah sampai di halaman rumah saksi, lalu

si
Terdakwa berteriak-teriak menyuruh bapak saksi keluar dengan
mengatakan “mangku cicing pesuang iban ci ne“, setelah itu ayah saksi

ne
ng
keluar dari kamar bale daja dan menemui Terdakwa, lalu Terdakwa dan
ayah saksi dalam posisi berhadap-hadapan di halaman rumah dimana
ayah saksi pada saat itu didampingi ibu saksi bernama Ni Nyoman Trisni

do
gu Ekasetyawati kemudian Terdakwa mengayunkan dua bilah pedang
sebanyak satu kali yang dipegang Terdakwa dengan kedua tangannya,

In
A
diayunkan kedepan tubuh ayah saksi namun tidak sampai mengenai
tubuh ayah saksi, setelah itu Terdakwa memukulkan pedang tersebut
ah

sampai berbunyi lalu Terdakwa mengatakan “mangku cicing ci, matiang

lik
cang ci“, kemudian saat itu ayah saksi mengatakan “ada apa ini ada
masalah apa ayo bicara baik-baik” namun Terdakwa tetap mengeluarkan
am

ub
kata-kata makian sehinga ayah saksi kembali masuk kebale Daja,
kemudian Terdakwa kembali kerumahnya dengan tetap memegang kedua
ep
belah pedang dengan kedua tangannya ;
k

- Bahwa pada saat saksi bersama saudara saksi membuat penjor, sekira
ah

pukul 10.00 wita, saksi dicari oleh istri saksi dan menggatakan bahwa
R

si
ayah saksi dipukul oleh Terdakwa, lalu saksi bersama adik saksi berlari
untuk pulang kerumah, pada saat tiba di rumah saksi melihat pelaku

ne
ng

sedang mencaci maki ayah saksi sambil megacung-ngacungkan tangan,


dan tiba-tiba Terdakwa memukul ayah saksi dengan menggunakan

do
gu

tangan kanan dalam keadaan mengepal dimana tangan Terdakwa saat itu
sedang memakai cincin yang mengenai pipi sebelah kiri ayah saksi,
In
melihat hal tersebut saksi bersama adik saksi memegang Terdakwa
A

dimana saksi memegang Terdakwa dari arah belakang dan adik saksi
memegang tangan pelaku, namun pelaku tetap berontak hendak
ah

lik

memukul ayah saksi, kemudian Terdakwa duduk di bale dangin, namun


sesaat kemudian Terdakwa berdiri dan berboncengan keluar rumah
m

ub

bersama anaknya mengendarai sepeda motor ;


- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
ka

persidangan, terhadap barang bukti tersebut, saksi menerangkan pernah


ep

melihat dan mengenali barang bukti tersebut ;


ah

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan


R

saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;


es

4. NGURAH DIGJAYA BUDHI CANDRA KANTA KEPAKISAN, dibawah


M

ng

sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :


on

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016 sekitar jam 10.00 wita
yang bertempat di halaman rumah saksi di Banjar Dinas Medahan, Desa
gu

Halaman 9 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, istri kakak Akhas

si
Bani datang menemui saksi bersama saudara dan teman-teman saksi
yang sedang membuat penjor mengatakan bahwa bapak dipukul,

ne
ng
kemudian saksi langsung lari menuju bapak saksi dan melihat bapak
saksi sedang dipukul –pukul oleh Terdakwa namun mengenai pukulan
Terdakwa sekali pada bagian pipi kiri bapak saksi, lalu saksi langsung

do
gu memegang kedua tangan Terdakwa dari arah depan, kemudian kakak
saksi merangkul Terdakwa dari belakang, setelah selesai mengamuk

In
A
Terdakwa duduk di bale dangin ;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan
ah

lik
saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;
5. I GDE NGURAH WATU CANDRA KEPAKISAN, dibawah sumpah yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
am

ub
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016 sekitar pukul 08.00
wita saksi melihat Terdakwa datang menghampiri bapak saksi sambil
ep
membawa dua bilah pedang datang dari rumah Terdakwa dan Terdakwa
k

mengatakan “bedikan ci mepete, matiang cang ndas ci” kepada ayah


ah

saksi, lalu Terdakwa dan ayah saksi dalam posisi berhadap-hadapan di


R

si
halaman rumah dimana ayah saksi pada saat itu didampingi ibu saksi Ni
Nyoman Trisni Ekasetyawati kemudian Terdakwa mengayunkan dua bilah

ne
ng

pedang sebanyak satu kali yang dipegang Terdakwa dengan kedua


tangannya, diayunkan kedepan tubuh ayah saksi namun tidak sampai

do
gu

mengenai tubuh ayah saksi, setelah itu Terdakwa memukulkan pedang


tersebut sampai berbunyi, lalu Terdakwa mengatakan “mangku cicing ci,
matiang cang ci“, saat itu ayah saksi mengatakan “ada apa ini ada
In
A

masalah apa ayo bicara baik-baik”, namun Terdakwa tetap mengeluarkan


kata-kata makian sehinga ayah saksi kembali masuk kebale Daja,
ah

lik

kemudian Terdakwa kembali kerumahnya dengan tetap memegang kedua


belah pedang dengan kedua tangannya ;
m

ub

- Bahwa sekira pukul 10.00 wita saksi mendengar sepeda motor Terdakwa
keluar dari rumahnya dan saat itu saksi berpikir jika sepada motor
ka

Terdakwa berhenti di utara kerumpu maka akan ada masalah lagi, dan
ep

saat itu benar saksi melihat bapak saksi ada di kerumpu sedang duduk
ah

dan ngulat pipid lalu bapak saksi ditampar oleh Terdakwa ke mukanya
R

dengan menggunakan tangan kanan namun tidak sampai mengenai muka


es

bapak saksi, kemudian Terdakwa mengambil janur dan kemudian


M

ng

memukul bapak saksi dengan janur tersebut namun tidak sampai


on

mengenai bapak saksi juga, setelah itu Terdakwa kembali mendekati


bapak saksi dan kemudian memukul bapak saksi secara berulang-ualng
gu

Halaman 10 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan kedua tangannya namun pukulan tangan kanan mengenai satu

si
kali pada pipi kiri bapak saksi hingga pipi kiri bapak saya mengalami lecet
dan keluar darah, setelah itu saksi kembali menarik bapak saksi agar

ne
ng
menjauh dari Terdakwa dan kemudian saat itu datang kakak saksi berdua
yang bernama Ngurah Dimade Akhas Bani dan Ngurah Digjaya Budi dan
yang lainnya juga dan saat itu kakak saksi Ngurah Dimade Akhas Bani

do
gu merangkul Terdakwa dari belakang, setelah itu Terdakwa mengambil
gelas yang ada di kerumpu namun saat itu kedua pergelangan tangan

In
A
Terdakwa dipegang oleh kakak saksi Ngurah Digjaya Budi, kemudian
saksi mengambil gelas yang dipegang Terdakwa, setelah itu antara bapak
ah

lik
saksi dan Terdakwa berbicara terus masalah warisan ;
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
persidangan, terhadap barang bukti tersebut, saksi menerangkan pernah
am

ub
melihat dan mengenali barang bukti tersebut ;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan
ep
saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;
k

Menimbang, bahwa selain alat bukti Saksi-saksi sebagaimana tersebut


ah

di atas, di persidangan Penuntut Umum juga telah mengajukan alat bukti surat,
R

si
berupa :
➢ Visum et Repertum No. 445/70/16/VS.RS tertanggal 20 September 2016

ne
ng

yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Bagus Surianta, selaku dokter
pemeriksa pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani ;

do
gu

Menimbang, bahwa selanjutnya telah pula didengar keterangan


Terdakwa yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
In
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016, sekira pukul 10.00 wita
A

Terdakwa keluar rumah menggunakan sepeda motor namun Terdakwa tidak


bisa keluar karena jalan dipakai untuk parkir sepeda motor, hanya lowong
ah

lik

sebesar kurang dari 1 meter sehingga Terdakwa tidak bisa lewat lalu
Terdakwa melihat saksi I Made Mustiana (kakak Terdakwa) di bale krumpu
m

ub

dan saat itu juga Terdakwa mendekati kakak Terdakwa dan berkata “ coba ci
adi cang neh, keneang ci jalane, mekejang empet ci, kenkenang cang
ka

mejalan pesu“, saat itu kakak Terdakwa diam saja dan tidak menyahut,
ep

kemudian Terdakwa berkata lagi dengan mengatakan “ ci jeleme buduh ne, ci


ah

orange pemangku tapi otak ci care ubuan“, setelah itu saksi I Made Mustiana
R

mengatakan “bih wanen ci ngelawan cang“, lalu Terdakwa emosi dan


es

mengajak saksi I Made Mustiana bertarung sambil Terdakwa menunjukkan


M

ng

jari Terdakwa kepada saksi I Made Mustiana, lalu datang istri kedua saksi I
on

Made Mustiana yang bernama Sukendri dan kemudian berlari sambil


berteriak minta tolong pada anak-anaknya dengan mengatakan “bapak
gu

Halaman 11 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jagore, bapak jagore“, kemudian datanglah anak-anak saksi I Made Mustiana

si
yang bernama Akhas Bani, Komang Budi Digjaya, Ngurah Gede dan pada
saat itu tiba-tiba Akhas Bani memukul Terdakwa dengan menggunakan

ne
ng
batako dan mengenai kepala bagian belakang Terdakwa sampai
mengeluarkan darah, setelah memukul dengan batako kemudian Akhas Bani
merangkul leher Terdakwa dengan menggunakan tangan kanan lalu saat itu

do
gu juga Komang Budi Digjaya memukul kepala kanan Terdakwa dengan
menggunakan batu sebanyak tiga kali hingga kepala bagian kanan Terdakwa

In
A
mengalami benjol lalu Gede Ngurah juga memukul kepala bagian depan dan
dada Terdakwa secara berulang-ulang, setelah itu Terdakwa dilepas oleh
ah

lik
Akhas Bani kemudian Terdakwa duduk di bale dangin setelah itu Terdakwa
bersama anak Terdakwa pergi ke rumah bapak Terdakwa ;
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
am

ub
persidangan, terdakwa menerangkan pernah melihat dan mengenali barang
bukti tersebut ;
ep
Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi-saksi yang
k

meringankan (a de charge) sebagai berikut :


ah

1. I GEDE GOWINDHA MAHARAJ, dibawah sumpah yang pada pokoknya


R

si
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa pada tanggal 4 September 2016 saksi bangun jam 06.00 Wita

ne
ng

nonton TV dan masak, lalu jam 10.00 wita ayah saksi (Terdakwa) keluar
menggunakan sepeda motor berhenti di sebelah selatan bale dangin, lalu

do
gu

saksi keluar melihat Akhas Bani mengambil Batu Batako, habis kejadian
saksi melihat banyak serpihan batako di kepala ayah saksi (Terdakwa) ;
In
- Bahwa saksi mendengar suara teriakan Sukendri minta tolong dengan
A

mengatakan “bapak dipukul” dari jarak kurang lebih 50 meter ;


- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
ah

lik

persidangan, saksi menerangkan pernah melihat dan mengenali barang


bukti tersebut ;
m

ub

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat benar ;


2. I KADEK GOPALA YOGISWARA, dibawah sumpah yang pada pokoknya
ka

menerangkan sebagai berikut :


ep

- Bahwa pada tanggal 4 September 2016 saksi bangun jam 09.00 wita,
ah

setelah saksi mandi dan pakai pakaian, saksi mendengar ada suara
R

teriakan Nyoman Sukendri, kemudian saksi menuju kearah teriakan,


es

setelah sampai di halaman rumah, saksi melihat kakak sepupu saksi yang
M

ng

bernama I KADEK AKHAS BANI membawa potongan batako sambil


on

berlari kearah timur menuju kerumah iwak saksi yaitu I MADE


MUSTIANA, di samping itu saksi juga melihat kakak sepupu saksi yang
gu

Halaman 12 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lain yaitu NGURAH DIGJAYA BUDI sudah membawa batu kali warna

si
hitam sambil berlari menuju kearah timur juga kerumah iwak saksi,
melihat hal tersebut kemudian saksi juga ikut berlari menuju kearah timur

ne
ng
yaitu kerumah iwak saksi I MADE MUSTIANA, setelah sampai di sana
tepatnya di dekat rumah lumbung sebelah utara saksi melihat kakak
sepupu saksi yang bernama I KADEK AKHAS BANI memukul bagian

do
gu belakang kepala bapak saksi dengan menggunakan potongan batako
sebanyak satu kali, setelah itu dia kembali mencekek leher bapak saksi

In
A
dari belakang dengan menggunakan tangan kanan, selanjutnya KOMANG
DIGJAYA BUDI datang mendekati bapak saksi dari samping kanan dan
ah

lik
kemudian memukul muka bapak saksi bagian mulut dengan
menggunakan batu kali sebanyak satu kali, kemudian memukul lagi
dengan batu tersebut kebagian kepala sebelah kanan bapak saksi
am

ub
sebanyak tiga kali dimana saat itu bapak saksi masih dalam posisi di
cekek dari belakang oleh I KADEK AKHAS BANI dan saat itu juga saksi
ep
melihat GEDE NGURAH memukul bapak saksi dengan menggunakan
k

kedua tangannya dan mengenai muka dan dada bapak saksi kurang lebih
ah

sebanyak tiga kali ;


R

si
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
persidangan, saksi menerangkan pernah melihat dan mengenali barang

ne
ng

bukti tersebut ;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat benar ;

do
gu

Menimbang, bahwa selain itu oleh Penuntut Umum juga telah diajukan
barang bukti berupa :
In
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata pedang
A

46 cm dan gagang 18 cm ;
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata pedang
ah

lik

32 cm dan gagang 20 cm ;
o 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender ;
m

ub

Barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum serta dibenarkan
terdakwa dan saksi-saksi, oleh karenanya dapat dipergunakan untuk
ka

memperkuat pembuktian dalam perkara ini ;


ep

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan


ah

Terdakwa dan bukti surat serta barang bukti yang satu dengan lainnya saling
R

bersesuaian, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :


es

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00 Wita
M

ng

dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi I MADE
on

MUSTIANA, S.H di Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh, Kecamatan


Sukawati, Kabupaten Gianyar, Terdakwa dengan membawa dua bilah
gu

Halaman 13 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pedang mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas

si
lampu hias dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita
pada saat saksi sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat

ne
ng
pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi
I MADE MUSTIANA, S.H keluar dari Bale Daja, saksi I MADE MUSTIANA,
S.H melihat Terdakwa membawa 2 (dua) bilah pedang dan menghampiri

do
gu saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan jarak lebih kurang 2 meter, kemudian
saksi I MADE MUSTIANA, S.H bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang,

In
A
lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan
iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi I
ah

lik
MADE MUSTIANA, S.H hingga jarak lebih kurang 1 meter kemudian
Terdakwa menusukkan kedua bilang pedang kearah perut saksi I MADE
MUSTIANA, S.H, namun tusukan Terdakwa menyilang sehingga meleset,
am

ub
setelah itu Terdakwa membenturkan kedua pedangnya di depan saksi I
MADE MUSTIANA, S.H sehingga berbunyi, setelah itu Terdakwa membacok
ep
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan pedang yang digenggam dengan
k

tangan kanan dari atas kebawah yang ditujukan pada dada saksi I MADE
ah

MUSTIANA, S.H, namun gerakannya kaku sehingga tidak mengenai dada


R

si
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan saat itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H
masih tetap diam dan tidak melawan, untuk menghindari hal-hal yang tidak

ne
ng

diinginkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H kembali masuk kamar bale daja ;
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita ketika saksi I MADE MUSTIANA, S.H sedang

do
gu

duduk bersandar di tiang jineng Utara Kerumpu bersama anak saksi I MADE
MUSTIANA, S.H yang berumur 3 tahun sambil minum teh dan buat pipid lalu
In
Terdakwa datang dengan menggunakan sepeda motor dan mencaci maki
A

saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan mengatakan “cicing ci, bangsat ci,
ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci ngisidang motore nu masi nengeng
ah

lik

motor ci ne dini“, setelah itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H memanggil istri
ketiga saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang bernama Ni Gusti Ayu Diasti
m

ub

untuk menyuruh menjauhkan anak saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang


sangat ketakutan, lalu Terdakwa turun dari sepeda motor mendekati saksi I
ka

MADE MUSTIANA, S.H hingga berhadap-hadapan kemudian Terdakwa


ep

menampar kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan menggunakan


ah

tangan kanan namun meleset, setelah itu datang anak saksi I MADE
R

MUSTIANA, S.H yang bernama I Gede Ngurah Watu Candra langsung


es

menarik tangan saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan disuruh menjauh dari
M

ng

Terdakwa hingga saat itu juga saksi I MADE MUSTIANA, S.H langsung
on

mundur kebelakang, kemudian istri kedua saksi bernama Ni Nyoman


Sukendri teriak-teriak minta tolong dengan mengatakan “bapak dipukul”,
gu

Halaman 14 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemudian saat itu Terdakwa mengambil janur yang ada di bale lumbung lalu

si
memukul kearah kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H namun pukulan
tersebut meleset, setelah itu Terdakwa memukul saksi I MADE MUSTIANA,

ne
ng
S.H berulang-ulang namun pukulannya hanya mengenai satu kali saja pada
bagian pipi sebelah kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H, karena tangan kanan
Terdakwa berisi cincin mengakibatkan pipi kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H

do
gu luka lebam dan keluar darah sedikit, setelah itu orang-orang yang ada disana
melerai, dimana Ngurah Dimade Akhas Bani memegang badan Terdakwa

In
A
dari belakang dan saat itu Terdakwa mau mengambil gelas besar kemudian
Ngurah Digjaya Budi memegang kedua tangan Terdakwa dari depan dan
ah

lik
gelas tersebut dipindahkan oleh I Gede Ngurah Watu Candra dan selanjutnya
Terdakwa duduk di bale dangin sambil ngoceh masalah warisan ;
- Bahwa akibat dipukul oleh Terdakwa, saksi I MADE MUSTIANA, S.H
am

ub
mengalami luka lebam pada pipi sebelah kiri dan sedikit berdarah dan saksi I
MADE MUSTIANA, S.H tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari dengan
ep
sempurna ;
k

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka


ah

segala sesuatu yang termuat dalam berita acara persidangan tersebut


R

si
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan dapat dijadikan dasar
pertimbangan, dianggap telah termuat dan turut dipertimbangkan dalam putusan

ne
ng

ini ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

do
gu

mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas,


Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan
In
kepadanya ;
A

Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan


suatu tindak pidana, maka perbuatan orang tersebut haruslah memenuhi
ah

lik

seluruh unsur-unsur dari tindak pidana yang didakwakan kepadanya ;


Menimbang, bahwa terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum
m

ub

dengan dakwaan yang berbentuk kombinasi/gabungan, yaitu :


KESATU
ka

PERTAMA : melanggar Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat RI


ep

Nomor 12 tahun 1951 ;


ah

ATAU
R

KEDUA : melanggar Pasal 335 Ayat (1) ke-1 KUHP ;


es

DAN
M

ng

KEDUA : melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP ;


on

sehingga akan dipertimbangkan terlebih dahulu dakwaan KESATU Penuntut


Umum tersebut ;
gu

Halaman 15 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan KESATU Penuntut Umum

si
disusun secara alternatif, maka Majelis Hakim bebas memilih dakwaan untuk
dipertimbangkan dan sesuai dengan keterangan saksi-saksi dihubungkan

ne
ng
dengan keterangan terdakwa, maka Majelis Hakim memilih dakwaan alternatif
PERTAMA untuk dipertimbangkan, yaitu Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang
Darurat Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1951, yang unsur-unsurnya adalah

do
gu sebagai berikut :
1. Unsur Barangsiapa ;

In
A
2. Unsur Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba
memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
ah

lik
membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam
miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam,
am

ub
atau senjata penusuk ;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan
ep
mempertimbangkannya sebagai berikut :
k

Ad.1. Unsur Barangsiapa :


ah

Menimbang, bahwa yang dimaksudkan dengan Unsur barangsiapa


R

si
adalah adanya subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat
diminta pertanggung jawaban dalam segala tindakannya. Prof. Subekti, SH

ne
ng

mendefinisikan bahwa subyek hukum adalah pembawa hak atau subyek dalam
hukum, sedangkan Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH mendefinisikan bahwa

do
gu

subyek hukum adalah sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari
hukum. Dalam ilmu hukum, subyek hukum ini dapat berupa “individu” (naturelijk
In
persoon) atau badan hukum (Rechtspersoon). Dalam hal ini orang sebagai
A

pelaku tindak pidana, dan atas tindak pidana yang dilakukannya orang tersebut
secara jasmani maupun rohaninya mampu untuk bertanggung jawab atas
ah

lik

perbuatannya ;
Menimbang, bahwa “Barangsiapa” menurut Buku Pedoman
m

ub

Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi tahun 2008, hal 208
dari Mahkamah Agung RI dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1398
ka

K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995 terminologi “Barangsiapa” atau “Hij” sebagai


ep

siapa saja yang harus dijadikan terdakwa/dader atau setiap orang sebagai
ah

subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta


R

pertanggung jawaban (Toerekeningsvaanbaarheid) dalam segala tindakannya,


es

kecuali secara tegas Undang-Undang menentukan lain ;


M

ng

Menimbang, bahwa di persidangan identitas lengkap Terdakwa telah


on

diperiksa dan ternyata Terdakwa telah membenarkan identitasnya sesuai


dengan surat dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara dan terdakwa
gu

Halaman 16 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah orang yang sehat jasmani dan rohaninya sehingga dapat

si
mempertanggung jawabkan perbuatannya (tidak termasuk dalam Pasal 44 dan
45 KUHP), maka menurut Majelis Hakim telah terbukti bahwa Terdakwa I

ne
ng
KETUT ADI LUSMENA adalah orang yang dimaksud dalam tindak pidana yang
didakwakan tersebut, oleh karena itu maka unsur Barangsiapa ini telah
terpenuhi ;

do
gu Ad.2. Unsur Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima,
mencoba memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,

In
A
menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai
dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan,
ah

lik
mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata
pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk ;
Menimbang, bahwa unsur ke 2 ini bersifat alternatif artinya apabila salah
am

ub
satu bagian dari unsur tersebut telah terpenuhi, maka unsur tersebut telah
terpenuhi secara sah ;
ep
Menimbang, bahwa selain disebut tanpa hak (zonder eigen recht), para
k

ahli hukum dan dalam Undang-Undang juga sering menggunakan istilah lain.
ah

Hazewinkel dan Suringa menggunakan istilah tanpa kewenangan (zonder


R

si
bevoegdheid atau on rechtmatigedaad), Hoge Raad menggunakan istilah tanpa
hak (zonder eigen recht), melampaui wewenang (met overschrijding van zijn

ne
ng

bevoegdheid), tanpa mengindahkan cara yang ditentukan dalam aturan umum


(zonder inachtneming van de bij algemene verordening bepaal de vormen) dan

do
gu

lain-lain. Menurut Jan Remmelink, konsep tanpa hak (zonder eigen recht) tidak
jauh dari pengertian melawan hukum (wederrechtelijk). Seseorang yang
In
bertindak di luar kewenangan sudah tentu bertindak bertentangan dengan
A

hukum, weder=tegen (Jan Remmelink, Hukum Pidana, Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta, 2003, hal. 187 ;
ah

lik

Menimbang, bahwa dalam ajaran ilmu hukum (doktrin), wederrechtelitjk


dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu melawan hukum dalam arti formil dan
m

ub

melawan hukum dalam arti materiil. Lamintang menjelaskan : “Menurut ajaran


wederrechtelitjk dalam arti formil, suatu perbuatan hanya dipandang sebagai
ka

bersifat wederrechtelitjk apabila perbuatan tersebut memenuhi semua unsur


ep

yang terdapat dalam rumusan suatu delik menurut undang-undang. Adapun


ah

menurut ajaran wederrechtelitjk dalam arti materiil, apakah suatu perbuatan itu
R

dapat dipandang sebagai wederrechtelitjk atau tidak, masalahnya bukan saja


es

harus ditinjau sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis melainkan juga
M

ng

harus ditinjau menurut asas-asas hukum umum dari hukum tidak tertulis” ;
on

Menimbang, bahwa Prof. Satochid Kartanegara menegaskan :


“Wederrechtelitjk formil bersandar pada Undang-Undang, sedangkan
gu

Halaman 17 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
wederrechtelitjk materiil bukan pada Undang-Undang, namun pada asas-asas

si
umum yang terdapat dalam lapangan hukum atau apa yang dinamakan
algemene beginsel”. Van Bemmelen menguraikan tentang “melawan hukum”

ne
ng
antara lain : “1) bertentangan dengan ketelitian yang pantas dalam pergaulan
masyarakat mengenai orang lain atau barang ; 2) bertentangan dengan
kewajiban yang ditentukan oleh Undang-Undang ; 3) tanpa hak atau wewenang

do
gu sendiri ; 4) bertentangan dengan hak orang lain ; 5) bertentangan dengan
hukum objektif” ;

In
A
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “senjata pemukul, senjata
penikam atau senjata penusuk” dalam Pasal ini adalah tidak termasuk barang-
ah

lik
barang yang nyata-nyata dimasukkan untuk dipergunakan guna pertanian, atau
untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau untuk kepentingan melakukan
dengan sah pekerjaan atau yang nyata-nyata mempunyai tujuan sebagai
am

ub
barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam
ep
persidangan, pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00
k

Wita dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi I MADE
ah

MUSTIANA, S.H di Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh, Kecamatan


R

si
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Terdakwa dengan membawa dua bilah pedang
mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas lampu hias

ne
ng

dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita pada saat saksi
sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat pesuang iban ci ne, ci

do
gu

jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi I MADE MUSTIANA, S.H
keluar dari Bale Daja, saksi I MADE MUSTIANA, S.H melihat Terdakwa
In
membawa 2 (dua) bilah pedang dan menghampiri saksi I MADE MUSTIANA,
A

S.H dengan jarak lebih kurang 2 meter, kemudian saksi I MADE MUSTIANA,
S.H bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang, lan ngorte baik-baik malu,
ah

lik

ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan iban ci ne mepete, matiang
cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi I MADE MUSTIANA, S.H hingga
m

ub

jarak lebih kurang 1 meter kemudian Terdakwa menusukkan kedua bilang


pedang kearah perut saksi I MADE MUSTIANA, S.H, namun tusukan Terdakwa
ka

menyilang sehingga meleset, setelah itu Terdakwa membenturkan kedua


ep

pedangnya di depan saksi I MADE MUSTIANA, S.H sehingga berbunyi, setelah


ah

itu Terdakwa membacok saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan pedang yang
R

digenggam dengan tangan kanan dari atas kebawah yang ditujukan pada dada
es

saksi I MADE MUSTIANA, S.H, namun gerakannya kaku sehingga tidak


M

ng

mengenai dada saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan saat itu saksi I MADE
on

MUSTIANA, S.H masih tetap diam dan tidak melawan, untuk menghindari hal-
gu

Halaman 18 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hal yang tidak diinginkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H kembali masuk kamar

si
bale daja ;
Menimbang, bahwa senjata penikam/penusuk berupa 1 (satu) bilah

ne
ng
pedang dengan panjang 64 cm, panjang mata pedang 46 cm, panjang gagang
18 cm dan 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm, panjang mata pedang
32 cm dan gagang 20 cm tersebut bukanlah barang yang nyata-nyata

do
gu dipergunakan guna pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau untuk kepentingan
melakukan dengan sah pekerjaan atau yang nyata-nyata mempunyai tujuan

In
A
sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib, terdakwa
mempergunakan senjata penikam/penusuk untuk menghancurkan paso pot
ah

lik
tanaman, menebas lampu hias dan menusuk pintu gudang, yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan terdakwa atau untuk kepentingan melakukan
dengan sah pekerjaan terdakwa ;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur
“Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba
ep
memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
k

membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya,


ah

menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau


R

si
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau
senjata penusuk” telah terpenuhi dalam perbuatan terdakwa ;

ne
ng

Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan


tentang dakwaan KEDUA Penuntut Umum, dimana dalam dakwaan KEDUA

do
gu

terdakwa didakwa melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP yang unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut :
In
1. Unsur Barangsiapa ;
A

2. Unsur Penganiayaan ;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan
ah

lik

mempertimbangkannya sebagai berikut :


Ad.1. Unsur Barangsiapa ;
m

ub

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “Barangsiapa” dalam


dakwaan KEDUA ini adalah sama dengan unsur “Barangsiapa” yang dimaksud
ka

dalam dakwaan KESATU PERTAMA di atas, dan karenanya untuk menyingkat


ep

uraian dalam putusan ini, maka pertimbangan unsur “Barangsiapa” dalam


ah

dakwaan KESATU PERTAMA yang telah dipertimbangkan di atas, diambil alih


R

sepenuhnya dan dijadikan pula sebagai pertimbangan dalam dakwaan KEDUA


es

ini, maka dengan demikian unsur “Barangsiapa” dalam dakwaan KEDUA ini
M

ng

juga dinyatakan telah pula terpenuhi ;


on

Ad.2. Unsur Penganiayaan ;


gu

Halaman 19 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Undang-Undang sendiri tidak memberi ketentuan

R
apakah yang diartikan dengan “penganiayaan” (mishandeling) itu. Menurut

si
Yurisprudensi, maka yang diartikan dengan “penganiayaan” yaitu sengaja

ne
ng
menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka
(letsel) ;
Menimbang, bahwa menurut Satochit Kartanegara yang dimaksud

do
gu dengan penganiayaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk menimbulkan luka atau rasa sakit pada orang lain, dimana yang dimaksud

In
A
dengan luka (letsel) adalah adanya perubahan bentuk dalam bagian tubuh
manusia yang berlainan dengan bentuknya semula, sedangkan yang dimaksud
ah

lik
dengan rasa sakit (pijn) adalah perasaan tidak nyaman, walaupun tidak terjadi
perubahan bentuk dari tubuh (Satochit Kartanegara, Hukum Pidana Bagian
Dua, Balai Lektur Mahasiswa, tanpa tahun, hal 509-510) ;
am

ub
Menimbang, bahwa perbuatan materiil yang diuraikan pada unsur ke
dua harus dilakukan dengan sengaja dan tidak dengan maksud yang patut atau
ep
melewati batas yang diijinkan, karena unsur “sengaja” adalah merupakan unsur
k

yang pembuktiannya digantungkan pada perbuatan materiil yang didakwakan


ah

pada terdakwa dalam unsur “menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan),


R

si
rasa sakit (pijn), atau luka (letsel)”, untuk itu sebelum mempertimbangkan unsur
“sengaja”, maka unsur “menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa

ne
ng

sakit (pijn), atau luka (letsel)” harus dipertimbangkan terlebih dahulu ;


Menimbang, bahwa tentang unsur “menyebabkan perasaan tidak enak

do
gu

(penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka (letsel)” ini bersifat alternatif, sehingga
cukup bilamana salah satu alternatif dari perbuatan materiil dalam unsur
In
tersebut telah terbukti, maka unsur tersebut telah terpenuhi ;
A

Menimbang, bahwa dari fakta hukum yang terungkap di persidangan


yang dikuatkan dengan adanya Visum et Repertum, telah terbukti benar, saksi I
ah

lik

MADE MUSTIANA, S.H mengalami luka-luka terbuka di pipi kiri disertai


pembengkakan, tepi tidak teratur ukuran luka dua sentimeter kali dua sentimeter
m

ub

jarak luka satu sentimeter di bawah mata kiri dan lima sentimeter dari garis
pertengahan depan, dengan kesimpulan : berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
ka

tersebut di atas, luka-luka tersebut di atas disebabkan oleh kekerasan benda


ep

tumpul, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Majelis Hakim


ah

berpendapat unsur “menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit


R

(pijn) dan luka (letsel)” telah terpenuhi ;


es

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah


M

ng

perbuatan terdakwa tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan “sengaja”, yang


on

dimaksud dengan “sengaja” menurut Memorie van Toelichting (MvT) adalah


gu

Halaman 20 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kehendak untuk menimbulkan sesuatu akibat dari perbuatan atau tindakan

si
tersebut ;
Menimbang, bahwa kesengajaan dalam praktek peradilan dan menurut

ne
ng
doktrin dikenal dan dibedakan beberapa gradasinya, sehingga dapat ditafsirkan
lebih luas lagi tidak hanya sebagai dikehendaki dan diinsyafi (willense en
wetens) tetapi juga hal-hal yang mengarah atau berdekatan dengan kehendak

do
gu atau keinsyafan itu, gradasi kesengajaan tersebut adalah : kesengajaan sebagai
dimaksud (dorgmerk), kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan

In
A
(opert bij bakerheids of hood bakelijkheids bewustrijn), dan kesengajaan dengan
menyadari kemungkinan (dolus eventualis) ;
ah

lik
Menimbang, bahwa sekarang Majelis Hakim akan meneliti, menelaah,
menganalisis dan mempertimbangkan unsur “DENGAN SENGAJA” melalui
dimensi-dimensi sebagai berikut :
am

ub
1. Bahwa pembentuk undang-undang sendiri dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) tidak ada memberi penjelasan tentang apa yang
ep
dimaksudkan “DENGAN SENGAJA” atau “OPZET” dimana aspek ini berbeda
k

misalnya dengan undang-undang pidana yang pernah berlaku di Negara


ah

BELANDA, yaitu Crimineel Wetboek tahun 1809, dimana menurut PROF.


R

si
Van HATTUM Pasal 11 Crimineel Wetboek secara tegas menyebut “OPZET”
merupakan : “Opzet is de wil om te doen of te laten die daden welke bij de

ne
ng

wet geboden of verboden zijn” atau “Opzet” adalah kehendak untuk


melakukan atau tidak melakukan tindakan-tindakan seperti yang dilarang

do
gu

atau diharuskan dalam undang-undang” ;


2. Bahwa menurut MEMORIE VAN TOELICHTING (MvT) yang dimaksudkan
“DENGAN SENGAJA” atau “OPZET” itu adalah “WILLEN EN WETENS”
In
A

dalam artian pembuat harus menghendaki (WILLEN) melakukan perbuatan


tersebut dan juga harus mengerti (WETEN) akan akibat dari pada perbuatan
ah

lik

itu. Kemudian menurut MEMORIE VAN ANTWOOD (MvA) Menteri


Kehakiman Belanda MODDERMAN dengan komisi pelapor mengatakan
m

ub

OPZET itu adalah ”de (bewuste) richting van de wil op een bepaald misdrijf”
atau “opzet” itu adalah tujuan (yang disadari) dari kehendak untuk melakukan
ka

suatu kejahatan tertentu”. Selanjutnya menurut Profesor van BEMMELEN


ep

berasumsi bahwa pendapat dari Menteri Kehakiman di atas pada akhirnya


ah

juga berkisar pada pengertian “WILLENS EN WETTENS” atau pada


R

pengertian “menghendaki dan mengetahui”, yang dalam penggunaannya


es

sehari-hari sering dikacaukan dengan pengertian “OPZETTELIJK”.


M

ng

Selanjutnya, menurut Drs. P.A.F.LAMINTANG, S.H. dalam buku: “DASAR


on

DASAR HUKUM PIDANA INDONESIA”, Penerbit: PT. Citra Aditya Bakti,


halaman 281 menyatakan bahwa, “Perkataan “willens en wetens” tersebut
gu

Halaman 21 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebenarnya telah dipergunakan orang terlebih dahulu dalam Memorie van

si
Toelichting (MvT) dimana para penyusun Memorie van Toelichting itu
mengartikan “opzettelijk plegen van een misdrij” atau “kesengajaan

ne
ng
melakukan suatu kejahatan” sebagai “het teweegbregen van verboden
handeling willens en wetens” atau sebagai “melakukan tindakan yang
terlarang secara dikehendaki dan diketahui” ;

do
gu 3. Bahwa menurut doktrin pengertian “OPZET” ini telah dikembangkan dalam
beberapa teori, yaitu :

In
A
A. TEORI KEHENDAK (WILLS–THEORY) dari VON HIPPEL seorang guru
besar di Gottingen, Jerman mengatakan bahwa opzet itu sebagai “DE
ah

lik
WILL” atau kehendak, dengan alasan karena tingkah laku (HANDELING)
itu merupakan suatu pernyataan kehendak yang mana kehendak itu
dapat ditujukan kepada suatu perbuatan tertentu (FORMALEE OPZET)
am

ub
yang kesemuanya dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang –
undang ;
ep
B. TEORI BAYANGAN/PENGETAHUAN (VOORSTELLINGS THEORY) dari
k

FRANK seorang guru besar di Tubingen, Jerman atau


ah

“WAARSCHIJNLJKHEIDS THEORY” atau “TEORI PRADUGA/TEORI


R

si
PRAKIRAAN” dari PROF. Van BEMMELEN dan POMPE yang
mengatakan bahwa perbuatan itu memang dikehendaki pembuat, akan

ne
ng

tetapi akibat dari pada perbuatan tersebut paling jauh hanyalah dapat
diharapkan akan terjadi oleh pembuat, setidaknya masalah tersebut akan

do
gu

dapat dibayangkan akan terjadi oleh pembuat ;


4. Bahwa “OPZET” apabila ditinjau dari segi sifatnya dikenal adanya “DOLUS
In
MALUS” yaitu seorang melakukan suatu perbuatan yang dilarang dan
A

diancam hukuman oleh undang-undang. Oleh karena itu agar dapat


dipersalahkan dan dihukum maka orang tersebut harus menghendaki dan
ah

lik

menginsyafi bahwa perbuatan itu dilarang dan diancam hukuman oleh


undang-undang. Akan tetapi, sifat “OPZET” berdasarkan faham lama
m

ub

sekarang telah lama ditinggalkan dimana “OPZET” merupakan suatu


pengertian yang tidak mempunyai warna (KLAURLOSS), artinya “OPZET”
ka

hanya dapat terjadi apabila seseorang menghendaki melakukan perbuatan


ep

yang dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang dengan tidak perlu
ah

menginsyafi, bahwa perbuatan itu adalah perbuatan terlarang. Menurut


R

PROF. SATOCHID KERTANEGARA, S.H. dalam bukunya: “HUKUM PIDANA


es

KUMPULAN KULIAH”, halaman 303 disebutkan bahwa “Jika dianut ajaran


M

ng

“DOLUS MALUS” maka PENUNTUT UMUM dan HAKIM diberi beban berat
on

karena HAKIM harus membuktikan seorang yang melakukan sesuatu


perbuatan yang dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang tidak
gu

Halaman 22 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saja menghendaki perbuatan itu, akan tetapi juga harus dibuktikan bahwa

si
orang itu insyaf bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan yang
dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang. Aspek ini sukar

ne
ng
dibuktikan oleh HAKIM karena menyangkut pertumbuhan hati sanubari
seseorang ;
5. Bahwa ditinjau dari corak atau bentuknya menurut PROF Van HAMEL maka

do
gu dikenal 3 (tiga) bentuk dari “OPZET”, yaitu :
a. Kesengajaan sebagai maksud (OPZET ALS OOGMERK) menurut PROF.

In
A
SATOCHID KARTANEGARA, SH dalam: “HUKUM PIDANA KUMPULAN
KULIAH”, halaman 304 berorientasi adanya perbuatan yang dikehendaki
ah

lik
dan dimaksud oleh pembuat pada DELIK FORMIL sedangkan pada DELIK
MATERIIL berorientasi kepada akibat itu dikehendaki dan dimaksud oleh si
pembuat. Sedangkan menurut PROF. VOS mengartikan “KESENGAJAAN
am

ub
SEBAGAI MAKSUD” apabila sipembuat (dader) menghendaki akibat dari
perbuatannya. Andaikata si pembuat sudah mengetahui sebelumnya
ep
bahwa akibat dari perbuatannya tidak akan terjadi, maka sudah tentu tidak
k

akan melakukan perbuatannya tersebut ;


ah

b. Kesengajaan sebagai kepastian atau keharusan (OPZET BIJ


R

si
ZEKERHEIDS-BEWUSTZIJN). Pada dasarnya, kesengajaan ini ada
menurut PROF. Dr. WIRJONO PROJODIKORO, SH dalam Buku: “ASAS -

ne
ng

ASAS HUKUM PIDANA DI INDONESIA”, halaman 57 apabila si pelaku


dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi

do
gu

dasar dari delict, tetapi ia tahu benar, bahwa akibat itu pasti akan
mengikuti perbuatan itu. Kalau ini terjadi, maka TEORI KEHENDAK
In
(WILLS-THEORIE) mengganggap akibat tersebut juga dikehendaki oleh si
A

pelaku, maka kini juga ada kesengajaan. Menurut TEORI BAYANGAN


(VOORSTELLING–THEORIE) keadaan ini adalah sama dengan
ah

lik

kesengajaan berupa tujuan (oogmerk), oleh karena dalam dua-duanya


tentang akibat tidak dapat dikatakan ada kehendak si pelaku, melainkan
m

ub

hanya bayangan atau gambaran dalam gagasan pelaku, bahwa akibat itu
pasti akan terjadi maka juga kini ada kesengajaan ;
ka

c. Kesengajaan sebagai kesadaran akan kemungkinan (OPZET BIJ


ep

MOGELIJKHEIDS-BEWUSTZIJ atau VOORWAARDELIJK OPZET atau


ah

DOLUS EVENTUALIS) dan menurut PROF. Van HAMEL dinamakan


R

EVENTUALIR DOLUS. Pada dasarnya bentuk kesengajaan ini timbul


es

apabila seseorang melakukan sesuatu perbuatan dan menimbulkan


M

ng

sesuatu akibat tertentu. Dalam hal ini orang tersebut mempunyai opzet
on

sebagai tujuan, akan tetapi ia insyaf guna mencapai maksudnya itu


gu

Halaman 23 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemungkinan menimbulkan akibat lain yang juga dilarang dan diancam

si
dengan hukuman oleh undang-undang ;
Menimbang, bahwa sekarang Majelis Hakim akan meneliti, mengkaji,

ne
ng
mendeskripsikan dan mempertimbangkan unsur “DENGAN SENGAJA” melalui
fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00 Wita

do
gu dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi I MADE
MUSTIANA, S.H di Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh, Kecamatan

In
A
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Terdakwa dengan membawa dua bilah
pedang mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas
ah

lik
lampu hias dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita
pada saat saksi sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat
pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi
am

ub
I MADE MUSTIANA, S.H keluar dari Bale Daja, saksi I MADE MUSTIANA,
S.H melihat Terdakwa membawa 2 (dua) bilah pedang dan menghampiri
ep
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan jarak lebih kurang 2 meter, kemudian
k

saksi I MADE MUSTIANA, S.H bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang,
ah

lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan
R

si
iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi I
MADE MUSTIANA, S.H hingga jarak lebih kurang 1 meter kemudian

ne
ng

Terdakwa menusukkan kedua bilang pedang kearah perut saksi I MADE


MUSTIANA, S.H, namun tusukan Terdakwa menyilang sehingga meleset,

do
gu

setelah itu Terdakwa membenturkan kedua pedangnya di depan saksi I


MADE MUSTIANA, S.H sehingga berbunyi, setelah itu Terdakwa membacok
In
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan pedang yang digenggam dengan
A

tangan kanan dari atas kebawah yang ditujukan pada dada saksi I MADE
MUSTIANA, S.H, namun gerakannya kaku sehingga tidak mengenai dada
ah

lik

saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan saat itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H
masih tetap diam dan tidak melawan, untuk menghindari hal-hal yang tidak
m

ub

diinginkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H kembali masuk kamar bale daja ;
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita ketika saksi I MADE MUSTIANA, S.H sedang
ka

duduk bersandar di tiang jineng Utara Kerumpu bersama anak saksi I MADE
ep

MUSTIANA, S.H yang berumur 3 tahun sambil minum teh dan buat pipid lalu
ah

Terdakwa datang dengan menggunakan sepeda motor dan mencaci maki


R

saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan mengatakan “cicing ci, bangsat ci,
es

ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci ngisidang motore nu masi nengeng
M

ng

motor ci ne dini“, setelah itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H memanggil istri
on

ketiga saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang bernama Ni Gusti Ayu Diasti
untuk menyuruh menjauhkan anak saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang
gu

Halaman 24 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sangat ketakutan, lalu Terdakwa turun dari sepeda motor mendekati saksi I

si
MADE MUSTIANA, S.H hingga berhadap-hadapan kemudian Terdakwa
menampar kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan menggunakan

ne
ng
tangan kanan namun meleset, setelah itu datang anak saksi I MADE
MUSTIANA, S.H yang bernama I Gede Ngurah Watu Candra langsung
menarik tangan saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan disuruh menjauh dari

do
gu Terdakwa hingga saat itu juga saksi I MADE MUSTIANA, S.H langsung
mundur kebelakang, kemudian istri kedua saksi bernama Ni Nyoman

In
A
Sukendri teriak-teriak minta tolong dengan mengatakan “bapak dipukul”,
kemudian saat itu Terdakwa mengambil janur yang ada di bale lumbung lalu
ah

lik
memukul kearah kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H namun pukulan
tersebut meleset, setelah itu Terdakwa memukul saksi I MADE MUSTIANA,
S.H berulang-ulang namun pukulannya hanya mengenai satu kali saja pada
am

ub
bagian pipi sebelah kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H, karena tangan kanan
Terdakwa berisi cincin mengakibatkan pipi kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H
ep
luka lebam dan keluar darah sedikit, setelah itu orang-orang yang ada disana
k

melerai, dimana Ngurah Dimade Akhas Bani memegang badan Terdakwa


ah

dari belakang dan saat itu Terdakwa mau mengambil gelas besar kemudian
R

si
Ngurah Digjaya Budi memegang kedua tangan Terdakwa dari depan dan
gelas tersebut dipindahkan oleh I Gede Ngurah Watu Candra dan selanjutnya

ne
ng

Terdakwa duduk di bale dangin sambil ngoceh masalah warisan ;


- Bahwa akibat dipukul oleh Terdakwa, saksi I MADE MUSTIANA, S.H

do
gu

mengalami luka lebam pada pipi sebelah kiri dan sedikit berdarah dan saksi I
MADE MUSTIANA, S.H tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari dengan
In
sempurna ;
A

Menimbang, bahwa dari apa yang telah diuraikan sebagaimana tersebut


di atas, perbuatan Terdakwa memukul saksi I MADE MUSTIANA, S.H berulang-
ah

lik

ulang namun pukulannya hanya mengenai satu kali saja pada bagian pipi
sebelah kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H, karena tangan kanan Terdakwa
m

ub

berisi cincin mengakibatkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H mengalami luka-


luka terbuka di pipi kiri disertai pembengkakan, tepi tidak teratur ukuran luka dua
ka

sentimeter kali dua sentimeter jarak luka satu sentimeter di bawah mata kiri dan
ep

lima sentimeter dari garis pertengahan depan, luka-luka tersebut di atas


ah

disebabkan oleh kekerasan benda tumpul ;


R

Menimbang, bahwa Terdakwa melakukan perbuatannya oleh karena


es

terdakwa merasa tersinggung terhadap saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang


M

ng

telah memarkir sepeda motornya di jalan akses Terdakwa, hingga Terdakwa


on

merasa kesulitan untuk melewati akses jalan dan oleh karena antara Terdakwa
dan saksi I MADE MUSTIANA, S.H telah ada konflik terkait harta warisan, maka
gu

Halaman 25 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perbuatan terdakwa tersebut merupakan “WILLENS EN WETTENS” atau

R
merupakan perbuatan “menghendaki dan mengetahui” ;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur

ne
ng
“Penganiayaan” telah terpenuhi dalam perbuatan terdakwa ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
dan bertitik tolak dari asas “Negatif Wetlijke Theori” sebagaimana ketentuan

do
gu Pasal 183 KUHAP, ternyata perbuatan terdakwa telah memenuhi seluruh unsur-
unsur dari Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor

In
A
12 tahun 1951 dakwaan KESATU PERTAMA dan Pasal 351 Ayat (1) KUHP
dakwaan KEDUA Penuntut Umum, sehingga Majelis Hakim berkesimpulan
ah

lik
bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana yang didakwakan kepadanya, yaitu melanggar Pasal 2 Ayat (1) Undang-
Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1951 dan Pasal 351 Ayat
am

ub
(1) KUHP, yang kwalifikasinya “Tanpa hak menguasai, membawa,
mempergunakan sesuatu senjata penikam atau penusuk dan
ep
Penganiayaan” ;
k

Menimbang, bahwa dari kenyataan yang diperoleh selama persidangan


ah

dalam perkara ini, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
R

si
melepaskan Terdakwa dari pertanggung jawaban pidana (tidak termasuk dalam
Pasal 44 KUHP, Pasal 48 KUHP, Pasal 49 KUHP, Pasal 50 KUHP, Pasal 51

ne
ng

Ayat (1) KUHP), baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, oleh
karenanya Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perbuatan yang dilakukan

do
gu

Terdakwa harus dipertanggung jawabkan kepadanya ;


Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab
In
dan telah terpenuhi semua syarat pemidanaan (baik syarat objektif / actus reus /
A

perbuatan pidana, maupun syarat subjektif / mens rea / pertanggung jawaban


pidana), maka Terdakwa harus dinyatakan bersalah atas tindak pidana yang
ah

lik

didakwakan terhadap diri Terdakwa, oleh karena itu berdasarkan ketentuan


Pasal 183 KUHAP Jo. Pasal 193 Ayat (1) KUHAP Terdakwa harus di jatuhi
m

ub

pidana ;
Menimbang, bahwa dalam menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
ka

Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
ep

keadilan yang hidup dalam masyarakat, sebagaimana ketentuan Pasal 5 Ayat


ah

(1) Undang-Undang RI Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.


R

Untuk mencapai hal tersebut, menurut Prof. Barda Nawawi Arif, Hakim harus
es

memperhatikan ide dasar system pemidanaan yang antara lain :


M

ng

- Keseimbangan monodualistik antara kepentingan masyarakat (umum) dan


on

kepentingan individu ;
- Keseimbangan antara “social welfare” dengan “social defence” ;
gu

Halaman 26 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Keseimbangan antara pidana yang berorientasi pada pelaku “offender”

R
(individualisasi pidana) dan “victim” (korban) ;

si
- Mengutamakan keadilan dari kepastian hukum ;

ne
ng
Menimbang, bahwa konsep tujuan pemidanaan menurut Prof. Muladi,
yang disebut teori tujuan pemidanaan integratif berangkat dari asumsi dasar
bahwa tindak pidana merupakan gangguan terhadap keseimbangan,

do
gu keselarasan dan keserasian dalam kehidupan masyarakat yang menimbulkan
kerusakan individual dan masyarakat. Tujuan pemidanaan adalah untuk

In
A
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh tindak pidana, maka
diharapkan pemidanaan yang dijatuhkan hakim mengandung unsur-unsur yang
ah

lik
bersifat :
- Kemanusiaan dalam artian bahwa pemidanaan yang dijatuhkan hakim tetap
menjunjung tinggi harkat martabat para pelakunya ;
am

ub
- Edukatif dalam artian bahwa pemidanaan tersebut mampu membuat orang
sadar sepenuhnya atas perbuatan yang telah dilakukannya dan
ep
menyebabkan pelaku mempunyai sikap jiwa yang positif dan konstruktif bagi
k

usaha penanggulangan kejahatan ;


ah

- Keadilan dalam arti bahwa pemidanaan tersebut dirasakan adil baik oleh
R

si
terhukum maupun oleh korban ataupun oleh masyarakat ;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa,

ne
ng

berdasarkan ketentuan Pasal 197 Ayat (1) huruf f KUHAP, maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu hal-hal yang memberatkan dan yang

do
gu

meringankan ;
Hal yang memberatkan :
❖ Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat ;
In
A

Hal yang meringankan :


❖ Terdakwa dan Korban telah saling memaafkan dan berdamai secara tertulis ;
ah

lik

❖ Terdakwa dan Korban adalah saudara kandung ;


❖ Terdakwa belum pernah dihukum ;
m

ub

Menimbang, bahwa pemidanaan merupakan ultimum remedium atau


penyelesaian terakhir atas suatu masalah, maka dalam menentukan
ka

pemidanaan menurut Memorie van Toelichting (MvT) harus diperhatikan


ep

keadaan obyektif dari tindak pidana yang dilakukan, sehingga pemidanaan tidak
ah

hanya menimbulkan perasaan tidak nyaman terhadap pelaku


R

(rechtguterverletzung), tetapi juga merupakan treatment komprehensif yang


es

melihat aspek pembinaan bagi terdakwa sendiri untuk dapat sadar dan tidak
M

ng

akan mengulangi perbuatannya dan juga harus melihat implikasai sosial


on

kemasyarakatannya kedepan baik bagi terdakwa dan keluarga, serta


gu

Halaman 27 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masyarakat sendiri dalam kerangka tujuan pemidanaan yang preventif,

si
edukuatif dan korektif, sehingga mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat ;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk memberikan takaran yang tepat

ne
ng
mengenai pidana yang akan dijatuhkan terhadap diri terdakwa, Majelis Hakim
berpendapat adalah perlu dipertimbangkan variabel-variabel yang melingkupi
penjatuhan pidana dengan menengok dimensi sosio-yuridis, agar sebuah

do
gu putusan pemidanaan tidak kering dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan. Variabel-variabel pertimbangan itu menurut Majelis Hakim antara lain

In
A
sebagai berikut :
- Bahwa merupakan otoritas Hakim untuk menjatuhkan pidana terhadap
ah

lik
terdakwa dalam interval waktu dari yang paling ringan hingga maksimal
ancaman dalam pasal dakwaan dengan tidak meninggalkan spirit dari
hukum itu sendiri ;
am

ub
- Bahwa merupakan prinsip dalam penjatuhan pidana harus sebanding
dengan bobot kesalahan terdakwa. Pemidanaan tidak boleh mencerminkan
ep
kesewenang-wenangan tanpa menengok fungsi dan arti dari pidana itu
k

sendiri. Pidana yang dijatuhkan harus mempertimbangkan segi manfaat dan


ah

kerusakan terhadap diri (jiwa raga) terdakwa ;


R

si
- Bahwa hakikat pemidanaan itu harus merefleksikan tujuan pembinaan dan
pengajaran bagi diri terdakwa, yang pada gilirannya terdakwa bisa

ne
ng

merenungi apa yang telah diperbuatnya. Dari sana diharapkan pula akan
timbul perasaan jera pada diri terdakwa, yang pada gilirannya bisa

do
gu

mencegah orang lain pula agar tidak melakukan kesalahan serupa ;


Menimbang, bahwa berdasarkan segala sesuatu yang telah
In
dipertimbangkan di atas menurut Majelis Hakim lama pidana yang dijatuhkan
A

terhadap terdakwa sebagaimana dalam amar putusan ini harus memenuhi rasa
keadilan dan sesuai dengan tujuan pemidanaan yang tidak hanya memberi efek
ah

lik

jera, namun juga memberikan prevensi umum dan prevensi khusus bagi
Terdakwa dan masyarakat serta sesuai dengan tujuan pemidanaan
m

ub

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995


Tentang Pemasyarakatan ;
ka

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut


ep

di atas dan fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan, maka Majelis


ah

Hakim sependapat dengan Tuntutan Penuntut Umum agar kepada Terdakwa


R

diterapkan pidana percobaan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 14 huruf a


es

KUHP ;
M

ng

Menimbang, bahwa barang bukti yang diajukan di persidangan telah


on

diakui keberadaan serta kepemilikannya, berdasarkan Pasal 194 Ayat (1) Jo.
gu

Halaman 28 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 197 Ayat (1) huruf i KUHAP dan Pasal 39 Ayat (1) KUHP, maka perlu

si
ditetapkan agar barang bukti tersebut :
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata pedang

ne
ng
46 cm dan gagang 18 cm ;
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata pedang
32 cm dan gagang 20 cm ;

do
gu o 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender ;
Karena terbukti barang bukti yang diajukan kepersidangan telah dipergunakan

In
A
untuk melakukan tindak pidana (instrumenta delicti) dan dikhawatirkan akan
dipergunakan untuk mengulangi tindak pidana, maka Majelis Hakim
ah

lik
berpendapat perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut Dirampas untuk
dimusnahkan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi ;
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana dan terdakwa
am

ub
sebelumnya tidak mengajukan permohonan pembebasan dari pembayaran
biaya perkara, maka dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 197 Ayat (1)
ep
huruf i KUHAP Jo. Pasal 222 KUHAP, Terdakwa harus dibebankan untuk
k

membayar biaya perkara (gerechtskosten) yang besarnya akan ditentukan


ah

dalam amar putusan ini ;


R

si
Mengingat, Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 1951 dan Pasal 351 Ayat (1) KUHP, Undang-

ne
ng

Undang RI Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP, Undang-Undang RI Nomor 48


tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang RI Nomor 49

do
gu

tahun 2009 tentang Peradilan Umum serta peraturan-peraturan lain yang


berkaitan dengan perkara ini ;
In
A

MENG ADILI:
ah

lik

1. Menyatakan Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA terbukti secara sah dan


meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa hak menguasai,
membawa, mempergunakan sesuatu senjata penikam atau penusuk
m

ub

dan Penganiayaan” ;
ka

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut dengan pidana penjara


ep

selama 7 (tujuh) bulan ;


3. Memerintahkan pidana penjara tersebut tidak perlu dijalani, kecuali jika
ah

dikemudian hari ada putusan hakim yang menentukan lain disebabkan


es

karena terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan


M

selama 1 (satu) tahun berakhir ;


ng

4. Menetapkan agar barang bukti berupa :


on
gu

Halaman 29 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata

si
pedang 46 cm dan gagang 18 cm ;
• 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata

ne
ng
pedang 32 cm dan gagang 20 cm ;
• 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender ;

do
Dirampas untuk dimusnahkan ;
gu 5. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam perkara ini
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ;

In
A
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Gianyar pada hari : Senin, tanggal 4 September 2017, oleh
ah

lik
DORI MELFIN, S.H., M.H, sebagai Hakim Ketua, WAWAN EDI PRASTIYO,
S.H., M.H, dan ASTRID ANUGRAH, S.H., M.Kn, masing-masing sebagai
Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri
am

ub
Gianyar Nomor 79/Pid.B/2016/PN Gin, tanggal 27 Juli 2017, putusan tersebut
diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 5
ep
k

September 2017, oleh Majelis Hakim tersebut, dan dibantu oleh A. A. GEDE
SUARDIKA PUTRA, S.H, Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,
ah

R
serta dihadiri oleh KOMANG ADI WIJAYA, S.H, Penuntut Umum pada

si
Kejaksaan Negeri Gianyar dan Terdakwa ;

ne
ng

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,

do
gu

WAWAN EDI PRASTIYO, S.H., M.H DORI MELFIN, S.H., M.H


In
A

ASTRID ANUGRAH, S.H., M.Kn


ah

lik

Panitera Pengganti,
m

ub
ka

ep

A.A GEDE SUARDIKA PUTRA, S.H


ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 30 dari 30 Putusan Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Anda mungkin juga menyukai