u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
P U T U S A N
si
Nomor 79/Pid.B/2017/PN Gin
ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
do
gu pada pengadilan tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
In
Nama Lengkap : I KETUT ADI LUSMENA ;
A
Tempat lahir : Gianyar ;
Umur/tanggal lahir : 46 tahun/1 Juli 1970 ;
ah
lik
Jenis Kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
am
ub
Tempat Tinggal : Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ;
Agama : Hindu ;
ep
k
Pekerjaan : Pemahat ;
ah
si
NYOMAN WICAKSANA WIRAJATI, S.H., LL.M, A.A. NGURAH OKA
YUDHISTIRA DARMADI, S.H., M.H, PUTU ADE HARRIESTHA MARTANA,
ne
ng
S.H., M.H, MADE SUGI HARTONO, S.H., M.H, KADEK AGUS SUDIARAWAN,
S.H., M.H, IGB ANANDA PRATAMA, S.H, Para Advokat dan Penasihat Hukum
do
yang berkantor di Jl. W.R. Supratman 311, Tohpati, Denpasar Timur,
gu
Telah membaca :
1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Gianyar tanggal 23 Mei 2017 Nomor
ah
lik
ub
seluruh lampirannya ;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa ;
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Menyatakan Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA telah terbukti secara sah
R
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pengancaman dan
si
Penganiayaan” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 335
ne
ng
ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 351 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam surat
dakwaan Kesatu alternatif Kedua dan Kedua ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA dengan
do
gu pidana penjara selama 1 (satu) tahun dengan masa percobaan selama 2
(dua) tahun ;
In
A
3. Menetapkan barang bukti berupa :
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata
ah
lik
pedang 46 cm dan gagang 18 cm;
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata
pedang 32 cm dan gagang 20 cm;
am
ub
o 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender.
Dirampas untuk dimusnahkan
ep
4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar Biaya Perkara sebesar Rp.
k
si
dibacakan di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Menyatakan bahwa Terdakwa I Ketut Adi Lusmena tidak terbukti secara sah
ne
ng
do
gu
lik
ub
KESATU
es
Pertama :
M
ng
September 2016 sekira pukul 08.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam bulan September tahun 2016, bertempat di Halaman Rumah saksi
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
korban I Made Mustiana, SH di Banjar Dinas Medahan Desa Kemenuh
si
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang
ne
ng
berwenang memeriksa dan mengadili, “Yang tanpa hak memasukkan ke
Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperolehnya, menyerahkan atau
mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan
do
gu padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu
In
A
senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk ” yaitu berupa 1(satu)
bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata pedang 46 cm dan
ah
lik
panjang gagang 18 cm dan 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm
dengan panjang mata pedang 32 cm dan panjang gagang 20 cm, perbuatan
tersebut Terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut :
am
ub
Bahwa pada hari dan tanggal tersebut diatas, berawal Terdakwa
berteriak- teriak mencaci maki saksi korban I Made Mustiana, SH dengan
ep
mengatakan” mangku bangsat pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang,
k
serakah, semua rumah kamu ambil) setelah itu saksi korban I Made Mustiana,
R
si
SH keluar dari bale daja, lalu Terdakwa yang saat itu membawa dua bilang
pedang yang sudah terhunus menghapiri saksi korban I Made Mustiana, SH
ne
ng
hingga berjarak lebih kurang 2 (dua) meter kemudian saksi korban I Made
Mustiana, SH bertanya kepada Terdakwa “ ade ape ne TUT, adi ngabe pedang,
do
gu
lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ (ada apa ni Tut, ngapain bawa pedang,
mari kita bicara baik-baik dulu, apa apa ni), kemudian Terdakwa mengatakan “
bedikan iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“ (jangan kamu banyak
In
A
omong, saya bunuh kamu) sambari pelaku menendang satu buah paso pot
bonsai yang berada di depan bale daje sebelah kanan, kemudian Terdakwa
ah
lik
mendekati saksi korban I Made Mustiana, SH hingga berjarak lebih kurang satu
meter lalu Terdakwa mengarahkan kedua bilah pedang yang dibawa tersebut
m
ub
kearah perut saksi korban I Made Mustiana, SH namun meleset setelah itu
Terdakwa memainkan pedangnya di depan saksi korban I Made Mustiana, SH
ka
penusuk atau senjata penikam berupa 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64
R
ng
dan panjang gagang 20 cm tersebut tanpa dilengkapi dengan surat ijin yang sah
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
si
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 ;
ATAU
ne
ng
Kedua
Bahwa Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA pada hari Minggu tanggal 4
September 2016 sekira pukul 08.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu
do
gu waktu dalam bulan September tahun 2016, bertempat di Halaman Rumah saksi
korban I Made Mustiana, SH di Banjar Dinas Medahan Desa Kemenuh
In
A
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang
ah
lik
orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu,
dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik
am
ub
terhadap orang itu sendiri maupun orang lain” terhadap saksi I MADE
MUSTIANA, SH., perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara sebagai
ep
berikut :
k
si
mengatakan” mangku bangsat pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang,
onyangan juang ci bale e” (mangku bangsat keluar kamu, kamu manusia
ne
ng
serakah, semua rumah kamu ambil) setelah itu saksi korban I Made Mustiana,
SH keluar dari bale daja, lalu Terdakwa yang saat itu membawa dua bilang
do
gu
lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ (ada apa ni Tut, ngapain bawa pedang,
mari kita bicara baik-baik dulu, apa apa ni), kemudian Terdakwa mengatakan “
ah
lik
ub
bonsai yang berada di depan bale daje sebelah kanan, kemudian Terdakwa
mendekati saksi korban I Made Mustiana, SH hingga berjarak lebih kurang satu
ka
meter lalu Terdakwa mengarahkan kedua bilah pedang yang dibawa tersebut
ep
kearah perut saksi korban I Made Mustiana, SH namun meleset setelah itu
ah
ng
DAN
KEDUA
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa Terdakwa I KETUT ADI LUSMENA pada hari Minggu tanggal 4
si
September 2016 sekira pukul 10.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam bulan September tahun 2016, bertempat di Halaman Rumah saksi
ne
ng
korban I Made Mustiana, SH di Banjar Dinas Medahan Desa Kemenuh
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang
do
gu berwenang memeriksa dan mengadili, telah melakukan “penganiayaan”
terhadap saksi I MADE MUSTIANA, SH., perbuatan tersebut Terdakwa lakukan
In
A
dengan cara sebagai berikut :
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, berawal
ah
lik
dari adanya perselisihan antara Terdakwa dengan saksi korban I Made
Mustiana, SH dimana saksi korban I Made Mustiana, SH sedang duduk
bersandar di tiang jineng di bale lumbung, tiba-tiba Terdakwa datang dengan
am
ub
menggunakan sepeda motor jupiter MX dan dari sepeda motornya Terdakwa
mengatakan “cicing ci, bangsat ci, ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci
ep
ngisidang motore nu masi nengeng motor ci ne dini“ (anjing kamu, bangsat
k
kamu, binatang kamu, apa mau kamu, saya suruh kamu pindahkan motor,
ah
masih saja motor kamu disini) setelah itu Terdakwa turun dari sepeda motor lalu
R
si
mendekati saksi korban I Made Mustiana, SH dan saat itu Terdakwa langsung
menampar kepala bagian samping kiri saksi korban I Made Mustiana, SH
ne
ng
do
gu
Gede Ngurah Watu Candra dan langsung menarik tangan saksi korban I Made
Mustiana, SH dan disuruh menjauh dari Terdakwa lalu saksi Ni Nyoman
In
Sukendri teriak-teriak minta tolong, kemudian saat itu Terdakwa mengambil satu
A
ikat janur yang ada di bale lumbung dan kemudian mendekati saksi korban I
Made Mustiana, SH, lalu memukul kearah kepala saksi korban I Made Mustiana,
ah
lik
ub
saksi I Gede Ngurah Watu Candra kemudian Terdakwa memukul saksi korban I
Made Mustiana, SH secara berulang-ulang sehingga pukulan tangan kanan
ka
Terdakwa yang berisi cincin mengenai satu kali pada bagian pipi sebelah kiri
ep
saksi korban I Made Mustiana, SH yang menyebabkan pipi sebelah kiri saksi
ah
korban I Made Mustiana, SH mengalami luka lebam dan keluar sedikit darah,
R
ng
Mustiana, SH mengalami luka luka lebam dan keluar sedikit darah pada bagian
pipi sebelah kiri, sebagaimana dijelaskan dalam Visum Et Repertum Nomor :
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
445/ 70/16/VS RS tanggal 20 September 2016 yang dibuat dan ditanda tangani
si
oleh dr. Bagus Surianta dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 04
September 2016 pukul 16.30 Wita dengan kesimpulan sebagai berikut :
ne
ng
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tersebut diatas, luka-luka tersebut diatas
disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
do
gu Pasal 351 ayat (1) KUHP ;
Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut Terdakwa
In
A
menyatakan telah mengerti isi dan maksudnya serta tidak akan mengajukan
keberatan ;
ah
lik
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut :
1. I MADE MUSTIANA, dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
am
ub
sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00
ep
Wita dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi di
k
si
mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas lampu
hias dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita pada
ne
ng
do
gu
dari Bale Daja lalu saksi melihat Terdakwa membawa 2 (dua) bilah
pedang dan menghampiri saksi dengan jarak lebih kurang 2 meter
kemudian saksi bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang, lan ngorte
In
A
baik-baik malu, ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan iban ci
ne mepete, matiang cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi hingga
ah
lik
ub
sehingga tidak mengenai dada saksi dan saat itu saksi masih tetap diam
R
dan tidak melawan lalu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
es
ng
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita ketika saksi sedang duduk bersandar di
on
tiang jineng Utara Kerumpu bersama anak saksi yang berumur 3 tahun
sambil minum teh dan buat pipid lalu Terdakwa datang dengan
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
menggunakan sepeda motor dan mencaci maki saksi lagi dengan
R
mengatakan “cicing ci, bangsat ci, ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci
si
ngisidang motore nu masi nengeng motor ci ne dini“, setelah itu saksi
ne
ng
memanggil istri ketiga saksi yang bernama Ni Gusti Ayu Diasti untuk
menyuruh menjauhkan anak saksi yang sangat ketakutan lalu Terdakwa
turun dari sepeda motor mendekati saksi hingga berhadap-hadapan
do
gu kemudian Terdakwa menampar kepala saksi dengan menggunakan
tangan kanan namun meleset, setelah itu datang anak saksi yang
In
A
bernama I Gede Ngurah Watu Candra langsung menarik tangan saksi
dan disuruh menjauh dari Terdakwa hingga saat itu juga saksi langsung
ah
lik
mundur kebelakang, kemudian istri kedua saksi bernama Ni Nyoman
Sukendri teriak-teriak minta tolong dengan mengatakan “ bapak di pukul”,
kemudian saat itu Terdakwa mengambil janur yang ada di bale lumbung
am
ub
lalu memukul kearah kepala saksi namun pukulan tersebut meleset,
setelah itu Terdakwa memukul saksi berulang-ulang namun pukulannya
ep
hanya mengenai satu kali saja pada bagian pipi sebelah kiri dengan
k
luka lebam dan keluar darah sedikit, setelah itu orang-orang yang ada
R
si
disana melerai saksi dimana Ngurah Dimade Akhas Bani memegang
badan Terdakwa dari belakang dan saat itu Terdakwa mau mengambil
ne
ng
do
gu
pipi sebelah kiri dan sedikit berdarah dan saksi tidak dapat melakukan
kegiatan sehari – hari dengan sempurna ;
ah
lik
ub
sebagai berikut :
es
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 04 September 2016 sekira pukul 08.00
M
ng
wita dan pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi MADE
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
bilah pedang diacung-acungkan ke arah perut pak MADE MUSTIANA
si
namun saksi tidak begitu jelas mendengar apa kata-kata yang diucapkan
oleh terdakwa kepada pak MADE MUSTIANA, selanjutnya Terdakwa
ne
ng
kembali menuju rumahnya, saksi melihat kejadian tersebut dari jarak
kurang lebih 10 meter ;
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita saat saksi membuat Penjor di sebelah
do
gu Selatan halaman rumah saksi mendengar teriakan minta tolong,
kemudian saksi menuju bangunan krumpu dan melihat Terdakwa
In
A
memukul saksi MADE MUSTIANA dengan menggunakan tangan kanan
mengepal sebanyak 1 (satu) kali ke arah pipi sebelah kiri sambil mencaci
ah
lik
maki saksi MADE MUSTIANA, setelah terjadi pemukulan tersebut
kemudian saksi kembali membuat penjor dan saksi tidak tahu apa yang
terjadi selanjutnya ;
am
ub
- Bahwa saksi melihat saksi Made Mustiana mengalami luka pada pipi kiri
dan mengeluarkan darah sedikit ;
ep
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
k
si
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan
saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;
ne
ng
do
gu
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016 sekira pukul 07.30
wita saksi dibangunkan oleh ibu saksi Ni Nyoman Trisni Eka Setyawati
dengan mengatakan “pak tut ngamuk pot tunjung ajak lampu belahange “
In
A
lik
menanyakan kepada bibi saksi dimana ayah saksi diberitahukan oleh ibu
saksi bahwa ayah saksi mungkin masih tidur atau mandi, kemudian saksi
m
ub
berjalan kearah rumah Terdakwa yang terletak di paling barat rumah saksi
pada saat itu saksi melihat Terdakwa sedang mengasah pedang dengan
ka
ng
sambil berkata ”jangan kamu ngomong, kamu tidak punya hak ngomong
on
sama saya karena kamu bukan pewaris, biar saya sekarang mencari ayah
kamu“, kemudian Terdakwa berjalan untuk mencari ayah saksi dan saksi
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ikut dari arah belakang, setelah sampai di halaman rumah saksi, lalu
si
Terdakwa berteriak-teriak menyuruh bapak saksi keluar dengan
mengatakan “mangku cicing pesuang iban ci ne“, setelah itu ayah saksi
ne
ng
keluar dari kamar bale daja dan menemui Terdakwa, lalu Terdakwa dan
ayah saksi dalam posisi berhadap-hadapan di halaman rumah dimana
ayah saksi pada saat itu didampingi ibu saksi bernama Ni Nyoman Trisni
do
gu Ekasetyawati kemudian Terdakwa mengayunkan dua bilah pedang
sebanyak satu kali yang dipegang Terdakwa dengan kedua tangannya,
In
A
diayunkan kedepan tubuh ayah saksi namun tidak sampai mengenai
tubuh ayah saksi, setelah itu Terdakwa memukulkan pedang tersebut
ah
lik
cang ci“, kemudian saat itu ayah saksi mengatakan “ada apa ini ada
masalah apa ayo bicara baik-baik” namun Terdakwa tetap mengeluarkan
am
ub
kata-kata makian sehinga ayah saksi kembali masuk kebale Daja,
kemudian Terdakwa kembali kerumahnya dengan tetap memegang kedua
ep
belah pedang dengan kedua tangannya ;
k
- Bahwa pada saat saksi bersama saudara saksi membuat penjor, sekira
ah
pukul 10.00 wita, saksi dicari oleh istri saksi dan menggatakan bahwa
R
si
ayah saksi dipukul oleh Terdakwa, lalu saksi bersama adik saksi berlari
untuk pulang kerumah, pada saat tiba di rumah saksi melihat pelaku
ne
ng
do
gu
tangan kanan dalam keadaan mengepal dimana tangan Terdakwa saat itu
sedang memakai cincin yang mengenai pipi sebelah kiri ayah saksi,
In
melihat hal tersebut saksi bersama adik saksi memegang Terdakwa
A
dimana saksi memegang Terdakwa dari arah belakang dan adik saksi
memegang tangan pelaku, namun pelaku tetap berontak hendak
ah
lik
ub
ng
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016 sekitar jam 10.00 wita
yang bertempat di halaman rumah saksi di Banjar Dinas Medahan, Desa
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, istri kakak Akhas
si
Bani datang menemui saksi bersama saudara dan teman-teman saksi
yang sedang membuat penjor mengatakan bahwa bapak dipukul,
ne
ng
kemudian saksi langsung lari menuju bapak saksi dan melihat bapak
saksi sedang dipukul –pukul oleh Terdakwa namun mengenai pukulan
Terdakwa sekali pada bagian pipi kiri bapak saksi, lalu saksi langsung
do
gu memegang kedua tangan Terdakwa dari arah depan, kemudian kakak
saksi merangkul Terdakwa dari belakang, setelah selesai mengamuk
In
A
Terdakwa duduk di bale dangin ;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan
ah
lik
saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;
5. I GDE NGURAH WATU CANDRA KEPAKISAN, dibawah sumpah yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
am
ub
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 september 2016 sekitar pukul 08.00
wita saksi melihat Terdakwa datang menghampiri bapak saksi sambil
ep
membawa dua bilah pedang datang dari rumah Terdakwa dan Terdakwa
k
si
halaman rumah dimana ayah saksi pada saat itu didampingi ibu saksi Ni
Nyoman Trisni Ekasetyawati kemudian Terdakwa mengayunkan dua bilah
ne
ng
do
gu
lik
ub
- Bahwa sekira pukul 10.00 wita saksi mendengar sepeda motor Terdakwa
keluar dari rumahnya dan saat itu saksi berpikir jika sepada motor
ka
Terdakwa berhenti di utara kerumpu maka akan ada masalah lagi, dan
ep
saat itu benar saksi melihat bapak saksi ada di kerumpu sedang duduk
ah
dan ngulat pipid lalu bapak saksi ditampar oleh Terdakwa ke mukanya
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan kedua tangannya namun pukulan tangan kanan mengenai satu
si
kali pada pipi kiri bapak saksi hingga pipi kiri bapak saya mengalami lecet
dan keluar darah, setelah itu saksi kembali menarik bapak saksi agar
ne
ng
menjauh dari Terdakwa dan kemudian saat itu datang kakak saksi berdua
yang bernama Ngurah Dimade Akhas Bani dan Ngurah Digjaya Budi dan
yang lainnya juga dan saat itu kakak saksi Ngurah Dimade Akhas Bani
do
gu merangkul Terdakwa dari belakang, setelah itu Terdakwa mengambil
gelas yang ada di kerumpu namun saat itu kedua pergelangan tangan
In
A
Terdakwa dipegang oleh kakak saksi Ngurah Digjaya Budi, kemudian
saksi mengambil gelas yang dipegang Terdakwa, setelah itu antara bapak
ah
lik
saksi dan Terdakwa berbicara terus masalah warisan ;
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
persidangan, terhadap barang bukti tersebut, saksi menerangkan pernah
am
ub
melihat dan mengenali barang bukti tersebut ;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak benar, sedangkan
ep
saksi menyatakan tetap pada keterangannya ;
k
di atas, di persidangan Penuntut Umum juga telah mengajukan alat bukti surat,
R
si
berupa :
➢ Visum et Repertum No. 445/70/16/VS.RS tertanggal 20 September 2016
ne
ng
yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Bagus Surianta, selaku dokter
pemeriksa pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani ;
do
gu
lik
sebesar kurang dari 1 meter sehingga Terdakwa tidak bisa lewat lalu
Terdakwa melihat saksi I Made Mustiana (kakak Terdakwa) di bale krumpu
m
ub
dan saat itu juga Terdakwa mendekati kakak Terdakwa dan berkata “ coba ci
adi cang neh, keneang ci jalane, mekejang empet ci, kenkenang cang
ka
mejalan pesu“, saat itu kakak Terdakwa diam saja dan tidak menyahut,
ep
orange pemangku tapi otak ci care ubuan“, setelah itu saksi I Made Mustiana
R
ng
jari Terdakwa kepada saksi I Made Mustiana, lalu datang istri kedua saksi I
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
jagore, bapak jagore“, kemudian datanglah anak-anak saksi I Made Mustiana
si
yang bernama Akhas Bani, Komang Budi Digjaya, Ngurah Gede dan pada
saat itu tiba-tiba Akhas Bani memukul Terdakwa dengan menggunakan
ne
ng
batako dan mengenai kepala bagian belakang Terdakwa sampai
mengeluarkan darah, setelah memukul dengan batako kemudian Akhas Bani
merangkul leher Terdakwa dengan menggunakan tangan kanan lalu saat itu
do
gu juga Komang Budi Digjaya memukul kepala kanan Terdakwa dengan
menggunakan batu sebanyak tiga kali hingga kepala bagian kanan Terdakwa
In
A
mengalami benjol lalu Gede Ngurah juga memukul kepala bagian depan dan
dada Terdakwa secara berulang-ulang, setelah itu Terdakwa dilepas oleh
ah
lik
Akhas Bani kemudian Terdakwa duduk di bale dangin setelah itu Terdakwa
bersama anak Terdakwa pergi ke rumah bapak Terdakwa ;
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
am
ub
persidangan, terdakwa menerangkan pernah melihat dan mengenali barang
bukti tersebut ;
ep
Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi-saksi yang
k
si
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa pada tanggal 4 September 2016 saksi bangun jam 06.00 Wita
ne
ng
nonton TV dan masak, lalu jam 10.00 wita ayah saksi (Terdakwa) keluar
menggunakan sepeda motor berhenti di sebelah selatan bale dangin, lalu
do
gu
saksi keluar melihat Akhas Bani mengambil Batu Batako, habis kejadian
saksi melihat banyak serpihan batako di kepala ayah saksi (Terdakwa) ;
In
- Bahwa saksi mendengar suara teriakan Sukendri minta tolong dengan
A
lik
ub
- Bahwa pada tanggal 4 September 2016 saksi bangun jam 09.00 wita,
ah
setelah saksi mandi dan pakai pakaian, saksi mendengar ada suara
R
setelah sampai di halaman rumah, saksi melihat kakak sepupu saksi yang
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
lain yaitu NGURAH DIGJAYA BUDI sudah membawa batu kali warna
si
hitam sambil berlari menuju kearah timur juga kerumah iwak saksi,
melihat hal tersebut kemudian saksi juga ikut berlari menuju kearah timur
ne
ng
yaitu kerumah iwak saksi I MADE MUSTIANA, setelah sampai di sana
tepatnya di dekat rumah lumbung sebelah utara saksi melihat kakak
sepupu saksi yang bernama I KADEK AKHAS BANI memukul bagian
do
gu belakang kepala bapak saksi dengan menggunakan potongan batako
sebanyak satu kali, setelah itu dia kembali mencekek leher bapak saksi
In
A
dari belakang dengan menggunakan tangan kanan, selanjutnya KOMANG
DIGJAYA BUDI datang mendekati bapak saksi dari samping kanan dan
ah
lik
kemudian memukul muka bapak saksi bagian mulut dengan
menggunakan batu kali sebanyak satu kali, kemudian memukul lagi
dengan batu tersebut kebagian kepala sebelah kanan bapak saksi
am
ub
sebanyak tiga kali dimana saat itu bapak saksi masih dalam posisi di
cekek dari belakang oleh I KADEK AKHAS BANI dan saat itu juga saksi
ep
melihat GEDE NGURAH memukul bapak saksi dengan menggunakan
k
kedua tangannya dan mengenai muka dan dada bapak saksi kurang lebih
ah
si
- Bahwa telah diperlihatkan barang bukti oleh Ketua Majelis di depan
persidangan, saksi menerangkan pernah melihat dan mengenali barang
ne
ng
bukti tersebut ;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat benar ;
do
gu
Menimbang, bahwa selain itu oleh Penuntut Umum juga telah diajukan
barang bukti berupa :
In
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata pedang
A
46 cm dan gagang 18 cm ;
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata pedang
ah
lik
32 cm dan gagang 20 cm ;
o 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender ;
m
ub
Barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum serta dibenarkan
terdakwa dan saksi-saksi, oleh karenanya dapat dipergunakan untuk
ka
Terdakwa dan bukti surat serta barang bukti yang satu dengan lainnya saling
R
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00 Wita
M
ng
dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi I MADE
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pedang mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas
si
lampu hias dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita
pada saat saksi sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat
ne
ng
pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi
I MADE MUSTIANA, S.H keluar dari Bale Daja, saksi I MADE MUSTIANA,
S.H melihat Terdakwa membawa 2 (dua) bilah pedang dan menghampiri
do
gu saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan jarak lebih kurang 2 meter, kemudian
saksi I MADE MUSTIANA, S.H bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang,
In
A
lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan
iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi I
ah
lik
MADE MUSTIANA, S.H hingga jarak lebih kurang 1 meter kemudian
Terdakwa menusukkan kedua bilang pedang kearah perut saksi I MADE
MUSTIANA, S.H, namun tusukan Terdakwa menyilang sehingga meleset,
am
ub
setelah itu Terdakwa membenturkan kedua pedangnya di depan saksi I
MADE MUSTIANA, S.H sehingga berbunyi, setelah itu Terdakwa membacok
ep
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan pedang yang digenggam dengan
k
tangan kanan dari atas kebawah yang ditujukan pada dada saksi I MADE
ah
si
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan saat itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H
masih tetap diam dan tidak melawan, untuk menghindari hal-hal yang tidak
ne
ng
diinginkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H kembali masuk kamar bale daja ;
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita ketika saksi I MADE MUSTIANA, S.H sedang
do
gu
duduk bersandar di tiang jineng Utara Kerumpu bersama anak saksi I MADE
MUSTIANA, S.H yang berumur 3 tahun sambil minum teh dan buat pipid lalu
In
Terdakwa datang dengan menggunakan sepeda motor dan mencaci maki
A
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan mengatakan “cicing ci, bangsat ci,
ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci ngisidang motore nu masi nengeng
ah
lik
motor ci ne dini“, setelah itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H memanggil istri
ketiga saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang bernama Ni Gusti Ayu Diasti
m
ub
tangan kanan namun meleset, setelah itu datang anak saksi I MADE
R
menarik tangan saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan disuruh menjauh dari
M
ng
Terdakwa hingga saat itu juga saksi I MADE MUSTIANA, S.H langsung
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kemudian saat itu Terdakwa mengambil janur yang ada di bale lumbung lalu
si
memukul kearah kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H namun pukulan
tersebut meleset, setelah itu Terdakwa memukul saksi I MADE MUSTIANA,
ne
ng
S.H berulang-ulang namun pukulannya hanya mengenai satu kali saja pada
bagian pipi sebelah kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H, karena tangan kanan
Terdakwa berisi cincin mengakibatkan pipi kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H
do
gu luka lebam dan keluar darah sedikit, setelah itu orang-orang yang ada disana
melerai, dimana Ngurah Dimade Akhas Bani memegang badan Terdakwa
In
A
dari belakang dan saat itu Terdakwa mau mengambil gelas besar kemudian
Ngurah Digjaya Budi memegang kedua tangan Terdakwa dari depan dan
ah
lik
gelas tersebut dipindahkan oleh I Gede Ngurah Watu Candra dan selanjutnya
Terdakwa duduk di bale dangin sambil ngoceh masalah warisan ;
- Bahwa akibat dipukul oleh Terdakwa, saksi I MADE MUSTIANA, S.H
am
ub
mengalami luka lebam pada pipi sebelah kiri dan sedikit berdarah dan saksi I
MADE MUSTIANA, S.H tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari dengan
ep
sempurna ;
k
si
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan dapat dijadikan dasar
pertimbangan, dianggap telah termuat dan turut dipertimbangkan dalam putusan
ne
ng
ini ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
do
gu
lik
ub
ATAU
R
DAN
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan KESATU Penuntut Umum
si
disusun secara alternatif, maka Majelis Hakim bebas memilih dakwaan untuk
dipertimbangkan dan sesuai dengan keterangan saksi-saksi dihubungkan
ne
ng
dengan keterangan terdakwa, maka Majelis Hakim memilih dakwaan alternatif
PERTAMA untuk dipertimbangkan, yaitu Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang
Darurat Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1951, yang unsur-unsurnya adalah
do
gu sebagai berikut :
1. Unsur Barangsiapa ;
In
A
2. Unsur Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba
memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
ah
lik
membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam
miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam,
am
ub
atau senjata penusuk ;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan
ep
mempertimbangkannya sebagai berikut :
k
si
adalah adanya subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat
diminta pertanggung jawaban dalam segala tindakannya. Prof. Subekti, SH
ne
ng
mendefinisikan bahwa subyek hukum adalah pembawa hak atau subyek dalam
hukum, sedangkan Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH mendefinisikan bahwa
do
gu
subyek hukum adalah sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari
hukum. Dalam ilmu hukum, subyek hukum ini dapat berupa “individu” (naturelijk
In
persoon) atau badan hukum (Rechtspersoon). Dalam hal ini orang sebagai
A
pelaku tindak pidana, dan atas tindak pidana yang dilakukannya orang tersebut
secara jasmani maupun rohaninya mampu untuk bertanggung jawab atas
ah
lik
perbuatannya ;
Menimbang, bahwa “Barangsiapa” menurut Buku Pedoman
m
ub
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi tahun 2008, hal 208
dari Mahkamah Agung RI dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1398
ka
siapa saja yang harus dijadikan terdakwa/dader atau setiap orang sebagai
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
adalah orang yang sehat jasmani dan rohaninya sehingga dapat
si
mempertanggung jawabkan perbuatannya (tidak termasuk dalam Pasal 44 dan
45 KUHP), maka menurut Majelis Hakim telah terbukti bahwa Terdakwa I
ne
ng
KETUT ADI LUSMENA adalah orang yang dimaksud dalam tindak pidana yang
didakwakan tersebut, oleh karena itu maka unsur Barangsiapa ini telah
terpenuhi ;
do
gu Ad.2. Unsur Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima,
mencoba memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,
In
A
menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai
dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan,
ah
lik
mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata
pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk ;
Menimbang, bahwa unsur ke 2 ini bersifat alternatif artinya apabila salah
am
ub
satu bagian dari unsur tersebut telah terpenuhi, maka unsur tersebut telah
terpenuhi secara sah ;
ep
Menimbang, bahwa selain disebut tanpa hak (zonder eigen recht), para
k
ahli hukum dan dalam Undang-Undang juga sering menggunakan istilah lain.
ah
si
bevoegdheid atau on rechtmatigedaad), Hoge Raad menggunakan istilah tanpa
hak (zonder eigen recht), melampaui wewenang (met overschrijding van zijn
ne
ng
do
gu
lain-lain. Menurut Jan Remmelink, konsep tanpa hak (zonder eigen recht) tidak
jauh dari pengertian melawan hukum (wederrechtelijk). Seseorang yang
In
bertindak di luar kewenangan sudah tentu bertindak bertentangan dengan
A
lik
ub
menurut ajaran wederrechtelitjk dalam arti materiil, apakah suatu perbuatan itu
R
harus ditinjau sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis melainkan juga
M
ng
harus ditinjau menurut asas-asas hukum umum dari hukum tidak tertulis” ;
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
wederrechtelitjk materiil bukan pada Undang-Undang, namun pada asas-asas
si
umum yang terdapat dalam lapangan hukum atau apa yang dinamakan
algemene beginsel”. Van Bemmelen menguraikan tentang “melawan hukum”
ne
ng
antara lain : “1) bertentangan dengan ketelitian yang pantas dalam pergaulan
masyarakat mengenai orang lain atau barang ; 2) bertentangan dengan
kewajiban yang ditentukan oleh Undang-Undang ; 3) tanpa hak atau wewenang
do
gu sendiri ; 4) bertentangan dengan hak orang lain ; 5) bertentangan dengan
hukum objektif” ;
In
A
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “senjata pemukul, senjata
penikam atau senjata penusuk” dalam Pasal ini adalah tidak termasuk barang-
ah
lik
barang yang nyata-nyata dimasukkan untuk dipergunakan guna pertanian, atau
untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau untuk kepentingan melakukan
dengan sah pekerjaan atau yang nyata-nyata mempunyai tujuan sebagai
am
ub
barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam
ep
persidangan, pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00
k
Wita dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi I MADE
ah
si
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Terdakwa dengan membawa dua bilah pedang
mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas lampu hias
ne
ng
dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita pada saat saksi
sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat pesuang iban ci ne, ci
do
gu
jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi I MADE MUSTIANA, S.H
keluar dari Bale Daja, saksi I MADE MUSTIANA, S.H melihat Terdakwa
In
membawa 2 (dua) bilah pedang dan menghampiri saksi I MADE MUSTIANA,
A
S.H dengan jarak lebih kurang 2 meter, kemudian saksi I MADE MUSTIANA,
S.H bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang, lan ngorte baik-baik malu,
ah
lik
ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan iban ci ne mepete, matiang
cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi I MADE MUSTIANA, S.H hingga
m
ub
itu Terdakwa membacok saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan pedang yang
R
digenggam dengan tangan kanan dari atas kebawah yang ditujukan pada dada
es
ng
mengenai dada saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan saat itu saksi I MADE
on
MUSTIANA, S.H masih tetap diam dan tidak melawan, untuk menghindari hal-
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hal yang tidak diinginkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H kembali masuk kamar
si
bale daja ;
Menimbang, bahwa senjata penikam/penusuk berupa 1 (satu) bilah
ne
ng
pedang dengan panjang 64 cm, panjang mata pedang 46 cm, panjang gagang
18 cm dan 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm, panjang mata pedang
32 cm dan gagang 20 cm tersebut bukanlah barang yang nyata-nyata
do
gu dipergunakan guna pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau untuk kepentingan
melakukan dengan sah pekerjaan atau yang nyata-nyata mempunyai tujuan
In
A
sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib, terdakwa
mempergunakan senjata penikam/penusuk untuk menghancurkan paso pot
ah
lik
tanaman, menebas lampu hias dan menusuk pintu gudang, yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan terdakwa atau untuk kepentingan melakukan
dengan sah pekerjaan terdakwa ;
am
ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur
“Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba
ep
memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
k
si
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau
senjata penusuk” telah terpenuhi dalam perbuatan terdakwa ;
ne
ng
do
gu
terdakwa didakwa melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP yang unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut :
In
1. Unsur Barangsiapa ;
A
2. Unsur Penganiayaan ;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan
ah
lik
ub
ini, maka dengan demikian unsur “Barangsiapa” dalam dakwaan KEDUA ini
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa Undang-Undang sendiri tidak memberi ketentuan
R
apakah yang diartikan dengan “penganiayaan” (mishandeling) itu. Menurut
si
Yurisprudensi, maka yang diartikan dengan “penganiayaan” yaitu sengaja
ne
ng
menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka
(letsel) ;
Menimbang, bahwa menurut Satochit Kartanegara yang dimaksud
do
gu dengan penganiayaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk menimbulkan luka atau rasa sakit pada orang lain, dimana yang dimaksud
In
A
dengan luka (letsel) adalah adanya perubahan bentuk dalam bagian tubuh
manusia yang berlainan dengan bentuknya semula, sedangkan yang dimaksud
ah
lik
dengan rasa sakit (pijn) adalah perasaan tidak nyaman, walaupun tidak terjadi
perubahan bentuk dari tubuh (Satochit Kartanegara, Hukum Pidana Bagian
Dua, Balai Lektur Mahasiswa, tanpa tahun, hal 509-510) ;
am
ub
Menimbang, bahwa perbuatan materiil yang diuraikan pada unsur ke
dua harus dilakukan dengan sengaja dan tidak dengan maksud yang patut atau
ep
melewati batas yang diijinkan, karena unsur “sengaja” adalah merupakan unsur
k
si
rasa sakit (pijn), atau luka (letsel)”, untuk itu sebelum mempertimbangkan unsur
“sengaja”, maka unsur “menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa
ne
ng
do
gu
(penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka (letsel)” ini bersifat alternatif, sehingga
cukup bilamana salah satu alternatif dari perbuatan materiil dalam unsur
In
tersebut telah terbukti, maka unsur tersebut telah terpenuhi ;
A
lik
ub
jarak luka satu sentimeter di bawah mata kiri dan lima sentimeter dari garis
pertengahan depan, dengan kesimpulan : berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kehendak untuk menimbulkan sesuatu akibat dari perbuatan atau tindakan
si
tersebut ;
Menimbang, bahwa kesengajaan dalam praktek peradilan dan menurut
ne
ng
doktrin dikenal dan dibedakan beberapa gradasinya, sehingga dapat ditafsirkan
lebih luas lagi tidak hanya sebagai dikehendaki dan diinsyafi (willense en
wetens) tetapi juga hal-hal yang mengarah atau berdekatan dengan kehendak
do
gu atau keinsyafan itu, gradasi kesengajaan tersebut adalah : kesengajaan sebagai
dimaksud (dorgmerk), kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan
In
A
(opert bij bakerheids of hood bakelijkheids bewustrijn), dan kesengajaan dengan
menyadari kemungkinan (dolus eventualis) ;
ah
lik
Menimbang, bahwa sekarang Majelis Hakim akan meneliti, menelaah,
menganalisis dan mempertimbangkan unsur “DENGAN SENGAJA” melalui
dimensi-dimensi sebagai berikut :
am
ub
1. Bahwa pembentuk undang-undang sendiri dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) tidak ada memberi penjelasan tentang apa yang
ep
dimaksudkan “DENGAN SENGAJA” atau “OPZET” dimana aspek ini berbeda
k
si
Van HATTUM Pasal 11 Crimineel Wetboek secara tegas menyebut “OPZET”
merupakan : “Opzet is de wil om te doen of te laten die daden welke bij de
ne
ng
do
gu
lik
ub
OPZET itu adalah ”de (bewuste) richting van de wil op een bepaald misdrijf”
atau “opzet” itu adalah tujuan (yang disadari) dari kehendak untuk melakukan
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sebenarnya telah dipergunakan orang terlebih dahulu dalam Memorie van
si
Toelichting (MvT) dimana para penyusun Memorie van Toelichting itu
mengartikan “opzettelijk plegen van een misdrij” atau “kesengajaan
ne
ng
melakukan suatu kejahatan” sebagai “het teweegbregen van verboden
handeling willens en wetens” atau sebagai “melakukan tindakan yang
terlarang secara dikehendaki dan diketahui” ;
do
gu 3. Bahwa menurut doktrin pengertian “OPZET” ini telah dikembangkan dalam
beberapa teori, yaitu :
In
A
A. TEORI KEHENDAK (WILLS–THEORY) dari VON HIPPEL seorang guru
besar di Gottingen, Jerman mengatakan bahwa opzet itu sebagai “DE
ah
lik
WILL” atau kehendak, dengan alasan karena tingkah laku (HANDELING)
itu merupakan suatu pernyataan kehendak yang mana kehendak itu
dapat ditujukan kepada suatu perbuatan tertentu (FORMALEE OPZET)
am
ub
yang kesemuanya dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang –
undang ;
ep
B. TEORI BAYANGAN/PENGETAHUAN (VOORSTELLINGS THEORY) dari
k
si
PRAKIRAAN” dari PROF. Van BEMMELEN dan POMPE yang
mengatakan bahwa perbuatan itu memang dikehendaki pembuat, akan
ne
ng
tetapi akibat dari pada perbuatan tersebut paling jauh hanyalah dapat
diharapkan akan terjadi oleh pembuat, setidaknya masalah tersebut akan
do
gu
lik
ub
yang dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang dengan tidak perlu
ah
ng
“DOLUS MALUS” maka PENUNTUT UMUM dan HAKIM diberi beban berat
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
saja menghendaki perbuatan itu, akan tetapi juga harus dibuktikan bahwa
si
orang itu insyaf bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan yang
dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang. Aspek ini sukar
ne
ng
dibuktikan oleh HAKIM karena menyangkut pertumbuhan hati sanubari
seseorang ;
5. Bahwa ditinjau dari corak atau bentuknya menurut PROF Van HAMEL maka
do
gu dikenal 3 (tiga) bentuk dari “OPZET”, yaitu :
a. Kesengajaan sebagai maksud (OPZET ALS OOGMERK) menurut PROF.
In
A
SATOCHID KARTANEGARA, SH dalam: “HUKUM PIDANA KUMPULAN
KULIAH”, halaman 304 berorientasi adanya perbuatan yang dikehendaki
ah
lik
dan dimaksud oleh pembuat pada DELIK FORMIL sedangkan pada DELIK
MATERIIL berorientasi kepada akibat itu dikehendaki dan dimaksud oleh si
pembuat. Sedangkan menurut PROF. VOS mengartikan “KESENGAJAAN
am
ub
SEBAGAI MAKSUD” apabila sipembuat (dader) menghendaki akibat dari
perbuatannya. Andaikata si pembuat sudah mengetahui sebelumnya
ep
bahwa akibat dari perbuatannya tidak akan terjadi, maka sudah tentu tidak
k
si
ZEKERHEIDS-BEWUSTZIJN). Pada dasarnya, kesengajaan ini ada
menurut PROF. Dr. WIRJONO PROJODIKORO, SH dalam Buku: “ASAS -
ne
ng
do
gu
dasar dari delict, tetapi ia tahu benar, bahwa akibat itu pasti akan
mengikuti perbuatan itu. Kalau ini terjadi, maka TEORI KEHENDAK
In
(WILLS-THEORIE) mengganggap akibat tersebut juga dikehendaki oleh si
A
lik
ub
hanya bayangan atau gambaran dalam gagasan pelaku, bahwa akibat itu
pasti akan terjadi maka juga kini ada kesengajaan ;
ka
ng
sesuatu akibat tertentu. Dalam hal ini orang tersebut mempunyai opzet
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kemungkinan menimbulkan akibat lain yang juga dilarang dan diancam
si
dengan hukuman oleh undang-undang ;
Menimbang, bahwa sekarang Majelis Hakim akan meneliti, mengkaji,
ne
ng
mendeskripsikan dan mempertimbangkan unsur “DENGAN SENGAJA” melalui
fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 4 September 2016 sekira pukul 08.00 Wita
do
gu dan sekira pukul 10.00 Wita bertempat di halaman rumah saksi I MADE
MUSTIANA, S.H di Banjar Dinas Medahan, Desa Kemenuh, Kecamatan
In
A
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Terdakwa dengan membawa dua bilah
pedang mengamuk dengan menghancurkan paso pot tanaman, menebas
ah
lik
lampu hias dan menusuk pintu gudang, awalnya sekira pukul 08.00 Wita
pada saat saksi sedang mandi Terdakwa berteriak ”mangku bangsat
pesuang iban ci ne, ci jeleme kangkang, onyangan juang ci bale e” lalu saksi
am
ub
I MADE MUSTIANA, S.H keluar dari Bale Daja, saksi I MADE MUSTIANA,
S.H melihat Terdakwa membawa 2 (dua) bilah pedang dan menghampiri
ep
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan jarak lebih kurang 2 meter, kemudian
k
saksi I MADE MUSTIANA, S.H bertanya“ ade ape ne Tut, adi ngabe pedang,
ah
lan ngorte baik-baik malu, ade ape ne“ lalu dijawab oleh Terdakwa “ bedikan
R
si
iban ci ne mepete, matiang cang nas ci e“, lalu Terdakwa mendekati saksi I
MADE MUSTIANA, S.H hingga jarak lebih kurang 1 meter kemudian
ne
ng
do
gu
tangan kanan dari atas kebawah yang ditujukan pada dada saksi I MADE
MUSTIANA, S.H, namun gerakannya kaku sehingga tidak mengenai dada
ah
lik
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan saat itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H
masih tetap diam dan tidak melawan, untuk menghindari hal-hal yang tidak
m
ub
diinginkan saksi I MADE MUSTIANA, S.H kembali masuk kamar bale daja ;
- Bahwa sekira pukul 10.00 Wita ketika saksi I MADE MUSTIANA, S.H sedang
ka
duduk bersandar di tiang jineng Utara Kerumpu bersama anak saksi I MADE
ep
MUSTIANA, S.H yang berumur 3 tahun sambil minum teh dan buat pipid lalu
ah
saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan mengatakan “cicing ci, bangsat ci,
es
ubuan ci, kenken dot ci e, oren cang ci ngisidang motore nu masi nengeng
M
ng
motor ci ne dini“, setelah itu saksi I MADE MUSTIANA, S.H memanggil istri
on
ketiga saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang bernama Ni Gusti Ayu Diasti
untuk menyuruh menjauhkan anak saksi I MADE MUSTIANA, S.H yang
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sangat ketakutan, lalu Terdakwa turun dari sepeda motor mendekati saksi I
si
MADE MUSTIANA, S.H hingga berhadap-hadapan kemudian Terdakwa
menampar kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H dengan menggunakan
ne
ng
tangan kanan namun meleset, setelah itu datang anak saksi I MADE
MUSTIANA, S.H yang bernama I Gede Ngurah Watu Candra langsung
menarik tangan saksi I MADE MUSTIANA, S.H dan disuruh menjauh dari
do
gu Terdakwa hingga saat itu juga saksi I MADE MUSTIANA, S.H langsung
mundur kebelakang, kemudian istri kedua saksi bernama Ni Nyoman
In
A
Sukendri teriak-teriak minta tolong dengan mengatakan “bapak dipukul”,
kemudian saat itu Terdakwa mengambil janur yang ada di bale lumbung lalu
ah
lik
memukul kearah kepala saksi I MADE MUSTIANA, S.H namun pukulan
tersebut meleset, setelah itu Terdakwa memukul saksi I MADE MUSTIANA,
S.H berulang-ulang namun pukulannya hanya mengenai satu kali saja pada
am
ub
bagian pipi sebelah kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H, karena tangan kanan
Terdakwa berisi cincin mengakibatkan pipi kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H
ep
luka lebam dan keluar darah sedikit, setelah itu orang-orang yang ada disana
k
dari belakang dan saat itu Terdakwa mau mengambil gelas besar kemudian
R
si
Ngurah Digjaya Budi memegang kedua tangan Terdakwa dari depan dan
gelas tersebut dipindahkan oleh I Gede Ngurah Watu Candra dan selanjutnya
ne
ng
do
gu
mengalami luka lebam pada pipi sebelah kiri dan sedikit berdarah dan saksi I
MADE MUSTIANA, S.H tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari dengan
In
sempurna ;
A
lik
ulang namun pukulannya hanya mengenai satu kali saja pada bagian pipi
sebelah kiri saksi I MADE MUSTIANA, S.H, karena tangan kanan Terdakwa
m
ub
sentimeter kali dua sentimeter jarak luka satu sentimeter di bawah mata kiri dan
ep
ng
merasa kesulitan untuk melewati akses jalan dan oleh karena antara Terdakwa
dan saksi I MADE MUSTIANA, S.H telah ada konflik terkait harta warisan, maka
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
perbuatan terdakwa tersebut merupakan “WILLENS EN WETTENS” atau
R
merupakan perbuatan “menghendaki dan mengetahui” ;
si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur
ne
ng
“Penganiayaan” telah terpenuhi dalam perbuatan terdakwa ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
dan bertitik tolak dari asas “Negatif Wetlijke Theori” sebagaimana ketentuan
do
gu Pasal 183 KUHAP, ternyata perbuatan terdakwa telah memenuhi seluruh unsur-
unsur dari Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor
In
A
12 tahun 1951 dakwaan KESATU PERTAMA dan Pasal 351 Ayat (1) KUHP
dakwaan KEDUA Penuntut Umum, sehingga Majelis Hakim berkesimpulan
ah
lik
bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana yang didakwakan kepadanya, yaitu melanggar Pasal 2 Ayat (1) Undang-
Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1951 dan Pasal 351 Ayat
am
ub
(1) KUHP, yang kwalifikasinya “Tanpa hak menguasai, membawa,
mempergunakan sesuatu senjata penikam atau penusuk dan
ep
Penganiayaan” ;
k
dalam perkara ini, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
R
si
melepaskan Terdakwa dari pertanggung jawaban pidana (tidak termasuk dalam
Pasal 44 KUHP, Pasal 48 KUHP, Pasal 49 KUHP, Pasal 50 KUHP, Pasal 51
ne
ng
Ayat (1) KUHP), baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, oleh
karenanya Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perbuatan yang dilakukan
do
gu
lik
ub
pidana ;
Menimbang, bahwa dalam menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
ka
Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
ep
Untuk mencapai hal tersebut, menurut Prof. Barda Nawawi Arif, Hakim harus
es
ng
kepentingan individu ;
- Keseimbangan antara “social welfare” dengan “social defence” ;
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Keseimbangan antara pidana yang berorientasi pada pelaku “offender”
R
(individualisasi pidana) dan “victim” (korban) ;
si
- Mengutamakan keadilan dari kepastian hukum ;
ne
ng
Menimbang, bahwa konsep tujuan pemidanaan menurut Prof. Muladi,
yang disebut teori tujuan pemidanaan integratif berangkat dari asumsi dasar
bahwa tindak pidana merupakan gangguan terhadap keseimbangan,
do
gu keselarasan dan keserasian dalam kehidupan masyarakat yang menimbulkan
kerusakan individual dan masyarakat. Tujuan pemidanaan adalah untuk
In
A
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh tindak pidana, maka
diharapkan pemidanaan yang dijatuhkan hakim mengandung unsur-unsur yang
ah
lik
bersifat :
- Kemanusiaan dalam artian bahwa pemidanaan yang dijatuhkan hakim tetap
menjunjung tinggi harkat martabat para pelakunya ;
am
ub
- Edukatif dalam artian bahwa pemidanaan tersebut mampu membuat orang
sadar sepenuhnya atas perbuatan yang telah dilakukannya dan
ep
menyebabkan pelaku mempunyai sikap jiwa yang positif dan konstruktif bagi
k
- Keadilan dalam arti bahwa pemidanaan tersebut dirasakan adil baik oleh
R
si
terhukum maupun oleh korban ataupun oleh masyarakat ;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa,
ne
ng
berdasarkan ketentuan Pasal 197 Ayat (1) huruf f KUHAP, maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu hal-hal yang memberatkan dan yang
do
gu
meringankan ;
Hal yang memberatkan :
❖ Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat ;
In
A
lik
ub
keadaan obyektif dari tindak pidana yang dilakukan, sehingga pemidanaan tidak
ah
melihat aspek pembinaan bagi terdakwa sendiri untuk dapat sadar dan tidak
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
masyarakat sendiri dalam kerangka tujuan pemidanaan yang preventif,
si
edukuatif dan korektif, sehingga mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat ;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk memberikan takaran yang tepat
ne
ng
mengenai pidana yang akan dijatuhkan terhadap diri terdakwa, Majelis Hakim
berpendapat adalah perlu dipertimbangkan variabel-variabel yang melingkupi
penjatuhan pidana dengan menengok dimensi sosio-yuridis, agar sebuah
do
gu putusan pemidanaan tidak kering dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan. Variabel-variabel pertimbangan itu menurut Majelis Hakim antara lain
In
A
sebagai berikut :
- Bahwa merupakan otoritas Hakim untuk menjatuhkan pidana terhadap
ah
lik
terdakwa dalam interval waktu dari yang paling ringan hingga maksimal
ancaman dalam pasal dakwaan dengan tidak meninggalkan spirit dari
hukum itu sendiri ;
am
ub
- Bahwa merupakan prinsip dalam penjatuhan pidana harus sebanding
dengan bobot kesalahan terdakwa. Pemidanaan tidak boleh mencerminkan
ep
kesewenang-wenangan tanpa menengok fungsi dan arti dari pidana itu
k
si
- Bahwa hakikat pemidanaan itu harus merefleksikan tujuan pembinaan dan
pengajaran bagi diri terdakwa, yang pada gilirannya terdakwa bisa
ne
ng
merenungi apa yang telah diperbuatnya. Dari sana diharapkan pula akan
timbul perasaan jera pada diri terdakwa, yang pada gilirannya bisa
do
gu
terhadap terdakwa sebagaimana dalam amar putusan ini harus memenuhi rasa
keadilan dan sesuai dengan tujuan pemidanaan yang tidak hanya memberi efek
ah
lik
jera, namun juga memberikan prevensi umum dan prevensi khusus bagi
Terdakwa dan masyarakat serta sesuai dengan tujuan pemidanaan
m
ub
KUHP ;
M
ng
diakui keberadaan serta kepemilikannya, berdasarkan Pasal 194 Ayat (1) Jo.
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pasal 197 Ayat (1) huruf i KUHAP dan Pasal 39 Ayat (1) KUHP, maka perlu
si
ditetapkan agar barang bukti tersebut :
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata pedang
ne
ng
46 cm dan gagang 18 cm ;
o 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata pedang
32 cm dan gagang 20 cm ;
do
gu o 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender ;
Karena terbukti barang bukti yang diajukan kepersidangan telah dipergunakan
In
A
untuk melakukan tindak pidana (instrumenta delicti) dan dikhawatirkan akan
dipergunakan untuk mengulangi tindak pidana, maka Majelis Hakim
ah
lik
berpendapat perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut Dirampas untuk
dimusnahkan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi ;
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana dan terdakwa
am
ub
sebelumnya tidak mengajukan permohonan pembebasan dari pembayaran
biaya perkara, maka dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 197 Ayat (1)
ep
huruf i KUHAP Jo. Pasal 222 KUHAP, Terdakwa harus dibebankan untuk
k
si
Mengingat, Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 1951 dan Pasal 351 Ayat (1) KUHP, Undang-
ne
ng
do
gu
MENG ADILI:
ah
lik
ub
dan Penganiayaan” ;
ka
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
• 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 64 cm dengan panjang mata
si
pedang 46 cm dan gagang 18 cm ;
• 1 (satu) bilah pedang dengan panjang 52 cm dengan panjang mata
ne
ng
pedang 32 cm dan gagang 20 cm ;
• 1 (satu) buah cincin dengan gagang alpaca dan mata cincin lapender ;
do
Dirampas untuk dimusnahkan ;
gu 5. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam perkara ini
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ;
In
A
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Gianyar pada hari : Senin, tanggal 4 September 2017, oleh
ah
lik
DORI MELFIN, S.H., M.H, sebagai Hakim Ketua, WAWAN EDI PRASTIYO,
S.H., M.H, dan ASTRID ANUGRAH, S.H., M.Kn, masing-masing sebagai
Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri
am
ub
Gianyar Nomor 79/Pid.B/2016/PN Gin, tanggal 27 Juli 2017, putusan tersebut
diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 5
ep
k
September 2017, oleh Majelis Hakim tersebut, dan dibantu oleh A. A. GEDE
SUARDIKA PUTRA, S.H, Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,
ah
R
serta dihadiri oleh KOMANG ADI WIJAYA, S.H, Penuntut Umum pada
si
Kejaksaan Negeri Gianyar dan Terdakwa ;
ne
ng
do
gu
lik
Panitera Pengganti,
m
ub
ka
ep
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30