Anda di halaman 1dari 113

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MENGGUNAKAN LEAFLET

DAN POSTER TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA TERHADAP


PENGETAHUAN, Hb DAN KONSUMSI FE PADA SISWI DI SMA
SWASTA ISLAM SERAMBI MEKAH
ACEH BARAT

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika

Diajukan oleh:

Masriaton
NIM : P07131222102

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
BANDA ACEH
TAHUN 2023

i
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MENGGUNAKAN LEAFLET DAN POSTER
TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA TERHADAP PENGETAHUAN, Hb DAN
KONSUMSI FE PADA SISWI DI SMA SWASTA
ISLAM SERAMBI MEKAH ACEH BARAT

Masriaton1, Ichsan2

ABSTRAK

Latar Belakang : Prevalensi kejadian anemia di Indonesia sebanyak 49,1% remaja putri. Salah
satu faktor penyebab terjadinya anemia yaitu tingkat pengetahuan tentang gizi yang rendah, asupan
zat besi yang kurang yang diupayakan penanggulangannya dan pencegahan berupa edukasi gizi.
Tujuannya untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi menggunakan leaflet dengan poster
tentang pencegahan anemia terhadap pengetahuan, status anemia dan konsumsi Fe pada siswi di
SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
Metode : Penelitian quasi eksperiment dengan menggunakan desain one group pretest posttest.
Sampel diambil sebanyak 25 siswi secara non probability quota sampling. Lokasi penelitian
dilakukan di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat dengan waktu penelitian pada
Februari sampai dengan Maret tahun 2023. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi
dan analisis statistik uji Paired Sampel T-Test untuk analisis pengetahuan, uji Wilcoxon untuk
analisis Hb dan konsumsi Fe dengan CI 95%.
Hasil : Hasil penelitian ini adalah pengetahuan siswi tentang pencegahan anemia meningkat
sesudah edukasi menggunakan leaflet dan poster sebesar 1,9, berdasarkan hasil pemeriksaan kadar
Hb siswi sesudah edukasi meningkat sebesar 0,39 g/dl, serta konsumsi Fe pada siswi sesudah
edukasi meningkat sebesar 13% dengan nilai p=0,005.
Kesimpulan : Leaflet dan Poster dapat digunakan dalam edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe.
Saran : Diharapkan media leaflet dan poster dapat menjadi media dalam memberikan edukasi bagi
remaja putri dalam meningkatkan pengetahuan, kadar Hb dan tingkat konsumsi Fe sebagai upaya
pencegahan anemia.

Kata Kunci : Anemia, Edukasi, Leaflet, Poster

1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika, Jurusan Gizi, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Aceh
2
Dosen Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

ii
THE EFFECT OF LEAFLET AND POSTER EDUCATION ON ANEMIA PREVENTION ON
KNOWLEDGE, Hb AND FE CONSUMPTION AMONG FEMALE STUDENTS AT SMA
SWASTA ISLAM SERAMBI MEKAH
WEST ACEH

Masriaton3, Ichsan4

ABSTRACT

Background : The prevalence of anemia in Indonesia is 49,1% of adolescent girls. One of the
factors causing anemia is the low level of knowledge about nutrition, lack of iron intake and
various other causes that are sought to overcome by conducting promotional and preventive
activities in the form of nutrition education. The aim is to determine the effect of providing
education using leaflets and posters on the prevention of anemia on knowledge, hb and Fe
consumption in female students at SMA Swasta Islam Serambi Mekah West Aceh.
Methods : Quasi-experiment research using one group pretest post test design. Samples were
taken as many as 25 female students by non probability quota sampling. The research location was
at SMA Swasta Islam Serambi Mekah West Aceh with research time from February to March
2023. Data collection using questionnaires and statistical analysis of Paired Sample T-Test for
knowledge and Wilcoxon test for Hb analysis and Fe consumption with 95% CI.
Results : The results of this study are the knowledge of female students about anemia prevention
increased after education using leaflets and posters by 1,9, based on the results of the examination
of female student’s Hb levels after education increased by 0,39 g/dl, and Fe consumption in female
students after education increased by 13% with a p value of 0,005.
Conclusion : Leaflets and posters can be used in education to increase knowledge, Hb and Fe
consumption.
Suggestion : It is hoped that leaflet and poster media can be a medium providing education for
adolescent girls in increasing knowledge, Hb levels and Fe consumption levels as an effort to
prevent anemia.

Keywords : Anemia, Education, Leaflet, Poster

3
Student of Bachelor of Applied Nutrition and Dietetics Study Program, Department of Nutrition,
Health Polytechnic of the Ministry of Health of Aceh
4
Lecturer of Nutrition Department, Health Polytechnic of the Ministry of Health of Aceh

iii
LEMBARAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Edukasi Menggunakan Leaflet


dan Poster tentang Pencegahan Anemia Terhadap Pengetahuan, Hb dan
Konsumsi Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat”
telah disidangkan dan dipertahankan di hadapan dewan penguji.

Banda Aceh, Oktober 2023

Mengetahui
Pembimbing Skripsi,

Ir. Ichsan, M.Si


NIP. 196409241992031003

iv
v
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, lembaga atau institusi pendidikan lainnya dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Bilamana dikemudian hari terdapat unsur-unsur
yang mengarah ke research misconduct maka saya bersedia untuk diproses sesuai
hukum yang berlaku.

Aceh Besar, Juli 2023


Peneliti,

Masriaton

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Edukasi
Menggunakan Leaflet dan Poster tentang Pencegahan Anemia terhadap
Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat” dengan baik. Selanjutnya shalawat beserta salam
penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW penuntun ummat
manusia kejalan yang diridhai Allah SWT.
Penulisan skripsi ini penulis susun sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli
Gizi pada Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh. Proses penyelesaian penulisan ini
melibatkan banyak pihak dalam memberikan bimbingan, motivasi, pelayanan, dan
kesempatan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sudah semestinya penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada :
1. Bapak Dr. Aripin Ahmad, SST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh beserta jajarannya.
2. Ibu Rosi Novita, SP, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh beserta
jajarannya.
3. Bapak Ir.Ichsan, M.Si., selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini
yang telah banyak memberikan bimbingan dan kesempatan waktu yang
berharga bagi penulis.
4. Ibu Wiqayatun Khazanah, S.TP.,M.Si., selaku penguji I yang telah
memberikan kritikan dan masukan guna perbaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Rachmawati, S.TP, M.Kes., selaku penguji II yang juga telah
memberikan masukan guna perbaikan skripsi ini.
6. Para Dosen khususnya beserta Staf Program Studi Sarjana Terapan Gizi
dan Dietetika Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh.

vii
7. Teman seperjuangan dibawah almamater civitas akademika jurusan gizi
yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak yang sangat diharapkan guna perbaikan. Akhirnya, atas semua
bantuan yang diberikan baik moril maupun materil, langsung maupun tidak
langsung yang sifatnya membangun, penulis hanya mampu mengucapkan terima
kasih. Kepada Allah jualah kita memohon ampun dan perlindungan, Amin.

Aceh Besar, April 2023


Penulis,

Masriaton

viii
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


ABSTRAK ............................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv
PERNYATAAN ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
DAFTAR TABEL...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 5
F. Keaslian Penelitian ............................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 8


A. Remaja Putri .......................................................................... 8
B. Anemia .................................................................................. 8
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia .......... 21
D. Edukasi .................................................................................. 26
E. Kerangka Teori...................................................................... 32
F. Kerangka Konsep .................................................................. 33
G. Hipotesis Penelitian............................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 35


A. Desain Penelitian .................................................................. 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 36
D. Definisi Operasional Variabel ............................................... 37
E. Instrumen Penelitian.............................................................. 37
F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data............................ 38
G. Prosedur Penelitian................................................................ 38
H. Pengolahan Data.................................................................... 41
I. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .............. 43
J. Analisis Data ......................................................................... 45
K. Penyajian Data ...................................................................... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 46

ix
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 46
B. Analisis Univariat .................................................................. 46
C. Analisis Bivariat .................................................................... 50
D. Pembahasan ........................................................................... 52

BAB V PENUTUP .................................................................................. 58


A. Kesimpulan .......................................................................... 58
B. Saran .................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 60

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman
1. Kerangka Teori .................................................................................. 32
2. Kerangka Konsep .............................................................................. 33
3. Alur Penelitian .................................................................................. 40

xi
DAFTAR TABEL

Tabel halaman
1. Batasan Anemia Berdasarkan WHO .................................................. 10
2. Angka Kecukupan Zat Besi yang Dianjurkan (perhari) ..................... 20
3. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 37
4. Uji Validitas Item Kuesioner .............................................................. 43
5. Hasil Pengujian Reliabilitas Terhadap Variabel Pengetahuan
Remaja Putri ....................................................................................... 44
6. Distribusi Frekuensi Umur Responden .............................................. 46
7. Distribusi Pengetahuan Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 47
8. Rerata Pengetahuan Siswi Pre test dan Post test Pemberian Edukasi 47
9. Distribusi Status Anemia Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 48
10. Rerata Status Anemia Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 48
11. Distribusi Konsumsi Fe Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 49
12. Rerata Konsumsi Fe Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 49
13. Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Pengetahuan
Siswi ......................................................................................... 50
14. Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Status Anemia
Siswi ......................................................................................... 51
15. Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Konsumsi Fe
Siswi ......................................................................................... 52

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Reponden Penelitian
2. Surat Permohonan Ijin Penelitian
3. Kuesioner Penelitian
4. Leaflet Anemia pada Remaja Putri
5. Poster Anemia pada Remaja Putri
6. SAP Penyuluhan
7. Hasil Uji Validitas Kuesioner
8. Master Tabel Penelitian
9. Hasil Olah Data
10. Dokumentasi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah anemia gizi besi telah menjadi hal yang sangat besar cakupan
kejadiannya bahkan lebih dari 600 juta orang di seluruh dunia dan berbagai
Negara berkembang dimana prevalensinya mencapai 51%. Di Indonesia, anemia
merupakan salah satu dari empat masalah gizi yang utama yang terjadi pada
kelompok berisiko tinggi yaitu ibu hamil dan remaja. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya dampak yang disebabkan oleh anemia yang dapat
menurunkan konsentrasi belajar dan menyebabkan gangguan obstetri seperti pada
masa kehamilan, persalinan dan masa nifas serta menimbulkan berbagai
permasalahan pada janin maupun bayi baru lahir seperti prematur dan berat badan
lahir rendah (Ambarwati & Wilis, 2017).
Prevalensi kejadian anemia di Asia Tenggara didapatkan bahwa sebanyak
25-40% remaja putri mengalami anemia tingkat ringan dan berat. Di Indonesia,
sebanyak 26,2% penduduk terdiri dari usia remaja yaitu usia 10-19 tahun, yang
terdiri dari laki-laki 50,9% dan perempuan 49,1%. Prevalensi kejadian anemia di
Indonesia yang terjadi di antara anak usia 5-12 tahun sebanyak 26% dan wanita
usia 13-18 tahun sebanyak 23%. Berdasarkan hasil survey Riskesdas tahun 2018,
konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) >52 butir sebesar 1,4%. Rendahnya
capaian program TTD dan asupan zat besi disebabkan kurangnya pengetahuan
rematri tentang manfaat tablet tambah darah (TTD) dan pangan yang tinggi zat
besi (Fe) (Kemenkes, 2018).
Salah satu faktor penyebab terjadinya anemia pada remaja putri yaitu
tingkat pengetahuan remaja putri yang kurang tentang pencegahan anemia
sehingga menyebabkan remaja putri cenderung menerapkan gaya hidup yang
dapat memicu terjadinya anemia. Pengetahuan remaja putri akan mempengaruhi
pola konsumsi makanan yang berakibat pada status gizi. Pengetahuan merupakan
salah satu faktor yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik yang timbul dari
diri sendiri tanpa da dorongan dari pihak lainnya. Pengetahuan remaja tentang gizi

1
2

akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan zat gizi khususnya zat besi yang
akan berdampak pada terjadinya anemia. Pengetahuan gizi dan kesehatan yang
kurang pada remaja menyebabkan mereka melakukan kebiasaan makan yang
dapat merugikan kesehatan sendiri dan mempengaruhi kebiasaan makan remaja
dalam memilih makanan diluar atau hanya mengkonsumsi makanan
selingan/kudapan saja (Damanik, 2019).
Menurut Almatsier dkk (2011), menyatakan bahwa penyebab terjadinya
anemia pada remaja adalah tingginya tingkat konsumsi makanan sumber nabati
yang kandungan zat besinya sedikit dibandingkan dengan makanan sumber
hewani sehingga kebutuhan tubuh terhadap zat besi menjadi tidak terpenuhi
dengan baik, dan adanya pembatasan konsumsi makanan oleh remaja putri.
Beberapa dampak anemia pada remaja putri yang membutuhkan perhatian seperti
terjadinya penurunan derajat kesehatan remaja serta prestasi belajar yang rendah.
Dampak dari anemia yang terjadi pada remaja putri dapat dikarenakan kurang
terpaparnya informasi atau edukasi pada remaja putri mengenai upaya pencegahan
atau perbaikan yang harus dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan dalam
mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan informasi yang tepat tentang
konsep anemia, cara pencegahannya dan sumber makanan yang dapat dikonsumsi
untuk mencegahnya (Fathony dkk, 2022).
Upaya penanggulangan yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2011
dalam menanggulangi anemia yang terjadi pada remaja putri dan wanita usia
subur diutamakan pada kegiatan promosi dan pencegahan yaitu dengan
peningkatan konsumsi makanan tinggi zat besi (Fe), suplemen tablet tambah darah
(TTD), serta peningkatan fortifikasi bahan pangan dengan zat besi dan asam folat.
Kegiatan promosi yang dimaksudkan dapat berupa edukasi kesehatan seperti
penyuluhan dan lainnya dengan menggunakan berbagai media, baik media sosial,
televisi, media poster, leaflet, lembar balik dan sebagainya. Edukasi dengan
bantuan media sangat membantu dalam mengubah perilaku masyarakat terutama
remaja putri tentang pencegahan anemia. Hasil penelitian oleh Fathony dkk
(2022) menunjukkan bahwa pemberian edukasi pada remaja dapat meningkatkan
pengetahuan remaja tentang pencegahan anemia dan cara mengonsumsi tablet
3

tambah darah yang tepat dan benar. Selain itu, penelitian oleh Sefaya dkk (2017)
juga menunjukkan bahwa adanya perbedaan selisih rata-rata tingkat pengetahuan
gizi, tingkat kecukupan energy, protein, dan asam folat pada siswa kelas XI SMA
Teuku Umar Semarang.
Edukasi dengan menggunakan media leaflet serta poster efektif dalam
merubah perilaku remaja putri dalam meningkatkan derajat kesehatannya dan
mencegah berbagai penyakit. Keutamaan edukasi menggunakan media leaflet
dengan poster salah satunya dapat meningkatkan minat remaja putri dalam
memperhatikan serta memahami isi materi yang dijadikan sebagai topik edukasi
(Fathony, dkk, 2022). Adanya desain yang menarik pada leaflet beserta poster
menjadikan remaja putri lebih memperhatikan isi pada media yang diberikan.
Selain itu, leaflet yang mudah untuk dilipat dan dibawa akan membantu remaja
putri untuk menggunakan serta membacanya. Poster yang juga menjadi media
dalam edukasi penelitian ini dapat membantu siswi yaitu remaja putri dalam
mengingat dan membaca kembali media yang dilengkapi gambar dan kata-kata
yang ditempatkan pada dinding sekolahnya sehingga menarik perhatian siswi
(Otaverina, 2022). Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
didapat melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan hasil dari apa yang didapatkan
secara formal maupun informal.
Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Swasta Islam Serambi Mekah
diketahui bahwa dari 10 siswi yang terdapat di sekolah tersebut sebanyak 3 siswi
pernah dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala pusing, lemah, lesu dan
pingsan dikarenakan kekurangan kadar hb. Selain itu, dari 7 siswi tersebut
menyatakan bahwa mereka sering melewatkan sarapan pagi serta terbiasa
mengonsumsi mie instan dan makan makanan dengan sumber protein dan zat besi
yang rendah. Alasannya adalah untuk menjaga agar berat badan mereka tidak naik
dan menyebabkan penampilan siswi menjadi tidak menarik, sehingga alasan
tersebut menjadikan siswi mengalami gejala anemia. Tidak hanya itu, siswi
lainnya juga menyatakan bahwa informasi yang mereka peroleh tentang anemia
4

dan bahayanya hanya informasi singkat dari media sosial dan sering melewatkan
informasi tersebut serta kurangnya mengonsumsi tablet tambah darah karena
menganggap bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Edukasi Menggunakan Leaflet dan Poster tentang Pencegahan Anemia
terhadap Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Edukasi Menggunakan Leaflet
dan Poster tentang Pencegahan Anemia terhadap Pengetahuan, Hb dan Konsumsi
Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Edukasi
Menggunakan Leaflet dan Poster tentang Pencegahan Anemia terhadap
Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap pengetahuan pada Siswi
di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
b. Untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap Hb Siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
c. Untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap konsumsi Fe pada Siswi
di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan memperoleh pengalaman dalam proses
pembelajaran serta bekal pengetahuan dalam mengaplikasikan teori
yang diperoleh peneliti selama masa perkuliahan khususnya tentang
pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan poster tentang pencegahan
anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada Siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
2. Bagi Remaja Putri
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja putri atau
anak sekolah di Aceh Barat agar dapat mengimplementasikan informasi
yang diperoleh setelah mendapatkan edukasi tentang pencegahan anemia
sehingga dapat mencegah dan menghindari berbagai penyebab
terjadinya anemia pada remaja.
3. Bagi Akademik
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
referensi bacaan pada perpustakaan jurusan gizi Poltekkes Kemenkes
Aceh khususnya dibidang gizi masyarakat tentang pengaruh edukasi
menggunakan leaflet dan poster tentang pencegahan anemia terhadap
pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada Siswi.

E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat berbagai faktor yang dapat diteliti, namun
peneliti hanya menganalisis tentang pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada siswi. Hal ini dikarenakan
adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu penelitian. Selain itu, keterbatasan
penggunaan media pada sekolah SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat
dikarenakan sistem sekolah tersebut merupakan sekolah berasrama yang
membatasi penggunaan media sosial dan keterbatasan mendapatkan informasi
menggunakan teknologi terkini. Kemudian, kurangnya pemantauan orang tua
dalam konsumsi Fe remaja putri.
6

F. Keaslian Penelitian
Penelitian berkaitan dengan pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe
pada Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat, sampai saat ini
belum pernah ada yang melakukan. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti lain dan berkaitan dengan penelitian ini yaitu :
1. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan anemia dengan kejadian
anemia pada remaja putri kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Pakam
(Agustia Wardani Sirait, 2019). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
lokasi dan waktu penelitian yaitu di SMPN 3 Lubuk Pakam pada tahun
2019, serta jenis penelitian yaitu survey analitik, metode analisis data
serta variabel sikap dan tindakan. Sedangkan persamaannya yaitu sama-
sama menggunakan variabel pengetahuan tentang anemia pada remaja
putri di sekolah.
2. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian anemia pada siswa
siswi di SMA Muhammadiyah Lubuk Pakam (Mutemmainna, 2019).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu hanya meneliti variabel
independen pengetahuan dan sikap saja, lokasi dan waktu penelitian
berbeda yaitu SMA Muhammadiyah Lubuk Pakam pada Tahun 2019
serta menggunakan jenis penelitian observasional dan metode penelitian
yang berbeda. Persamaannya adalah menggunakan variabel independen
pengetahuan tentang anemia pada siswi.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada remaja di SMP
Muhammadiyah Serpong Tahun 2018 (Sarah Salsabila Khairani, 2019).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu variabel independen yang diteliti
adalah obesitas, asupan pangan zat besi, menstruasi, dan penyakit infeksi,
serta lokasi dan waktu penelitian yaitu SMP Muhammadiyah Serpong
tahun 2018 dan metode serta desain penelitian berbeda. Sedangkan
persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependen yang diteliti
yaitu kejadian anemia pada remaja serta variabel asupan pangan zat besi
yang diteliti.
7

4. Pengaruh edukasi pencegahan anemia dengan metode kombinasi


ceramah dan team game tournament pada remaja putri (Sulistiani, dkk,
2021). Perbedaan dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan,
variabel yang diteliti, lokasi dan waktu dilakukannya penelitian.
Persamaannya adalah mengukur tentang pengetahuan dan kadar hb pada
siswi SMA, topik edukasi dan sasaran penelitian yaitu siswi SMA.
5. Pengaruh pendidikan gizi metode peer educator terhadap perubahan
perilaku remaja putri pada pencegahan anemia defisiensi besi di Kota
Semarang (Khodijah, dkk, 2018). Perbedaan dengan penelitian ini adalah
variabel yang diteliti tentang pengetahuan, sikap dan praktik, lokasi dan
waktu penelitian, dan metode edukasi yang digunakan. Persamaannya
adalah meneliti tentang pengetahuan pada pencegahan anemia remaja
putri, metode analisis data serta sasaran penelitian yaitu siswi sekolah
menengah atas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja Putri
Remaja atau adolescent berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang
berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Masa remaja
merupakan periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanan dengan masa
dewasa yang mengikutsertakan berbagai perubahan biologis, kognitif dan sosio
emosional. Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat
penting yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal
masa dewasa. Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyebutkan
bahwa remaja adalah masa dimana anak berusia 12 sampai dengan 24 tahun.
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 usia
dikatakan remaja yaitu antara 10 sampai dengan 18 tahun (Rahayu dkk, 2019).
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, dimana pada masa ini
terjadi peningkatan beberapa asupan makro dan mikro nutrisi salah satunya yaitu
meningkatnya kebutuhan asupan besi dan kalsium. Peningkatan akan besi dan
kalsium merupakan hal yang sangat diperhatikan karena kedua mineral ini adalah
komponen dalam membentuk tulang dan otot serta pada remaja putri telah dimulai
siklus menstruasi. Kebutuhan zat besi bagi remaja putri berdasarkan AKG adalah
20-26 mg sesuai dengan kelompok umur (Arisman, 2009 dalam Sari, 2018).

B. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan kondisi dimana terjadinya penurunan kuantitas sel
darah merah yang terdapat dalam sirkulasi darah atau jumlah Hemoglobin (Hb)
berada dibawah batas normalnya. Hemoglobin merupakan suatu komponen
dalam sel darah merah/eritrosit yang berguna dalam mengikat oksigen dan
mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen yang didapat oleh
jaringan tubuh diperlukan dalam melakukan fungsinya, sehingga kekurangan
oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan kurangnya

8
9

konsentrasi dari gabungan protein dan zat besi dalam membentuk sel darah
merah/eritrosit (Mutemmainna, 2019).
Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
batas normalnya, dimana dengan berkurangnya kadar hemoglobin maka
kemampuan sel darah merah dalam membawa pasokan oksigen ke seluruh
tubuh menjadi berkurang pula. Akibatnya, tubuh akan kekurangan memperoleh
pasokan oksigen yang menjadikan tubuh lemas dan cepat merasakan lelah.
Anemia defisiensi besi dapat terjadi karena sejak bayi sudah anemia, infeksi
cacing tambang, kurangnya asupan zat besi. Seseorang dikatakan mengalami
anemia apabila kadar Hb di bawah 13 gr % bagi pria dewasa, dan bagi remaja
di bawah 12 gr % dan kurang dari 11 gr % bagi anak-anak usia 5 tahun sampai
dengan masa pubertas (Sirait, 2019).
Hemoglobin merupakan komponen penting dalam mempertahankan
keutuhan sistem sirkulasi tubuh. Hemoglobin berfungsi dalam mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubh, sedangkan mioglobin berfungsi
dalam mengangkut dan menyimpan oksigen untuk sel-sel otot. Fungsi utama
hemoglobin dalam mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh
adalah mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan
tubuh agar dapat digunakan sebagai bahan bakar serta membawa CO2 dari
jaringan tubuh hasil metabolism ke paru-paru agar dapat dibuang. Hemoglobin
juga berfungsi untuk mempertahankan bentuk normal sel darah merah (Nehe,
2018).
Anemia dikatakan pula sebagai kondisi dimana menurunnya kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah di bawah normal, sebagai
akibat dari defisiensi besi dari makanan esensial yang dapat mempengaruhi hal
tersebut terjadi. Anemia lebih dikenal dengan istilah kurang darah oleh
masyarakat. Penyakit anemia ini lebih rentan dialami oleh setiap individu di
siklus kehidupan baik itu balita, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui, dan
bahkan usia lanjut. Berdasarkan World Health Organization (WHO) dalam
Supariasa (2001) menyatakan bahwa batasan anemia yaitu :
10

Tabel 1. Batasan Anemia Berdasarkan WHO


Kelompok Batas Normal
Anak Balita 11 gr %
Anak Usia Sekolah 12 gr %
Wanita Dewasa 12 gr %
Laki-laki Dewasa 13 gr %
Ibu Hamil 11 gr %
Sumber : WHO dalam Nehe (2018)

2. Faktor Penyebab Anemia


Penyebab terjadinya anemia adalah dikarenakan adanya defisiensi zat
besi yang dipengaurhi secara langsung karena konsumsi makanan sehari-hari
yang kurang mengandung zat besi yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan
hemoglobin dalam darah. Anemia terjadi juga dikarenakan adanya peningkatan
kebutuhan zat besi dalam tubuh seseorang seperti pada wanita yang mengalami
menstruasi sedangkan zat besi yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit dan
tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya (Damanik, 2019).
Anemia yang dikarenakan kekurangan asupan zat gizi dapat ditandai
dengan adanya gangguan dalam proses sintesis hemoglobin. Zat gizi tersebut
yaitu protein, piridoksin (Vitamin B6) yang memiliki fungsi sebagai katalisator
dalam melakukan sintesis heme di dalam molekul hemoglobin, selain itu zat
besi (Fe) merupakan salah satu unsure gizi sebagai komponen dalam
pembentukan hemoglobin atau yang membentuk sel darah merah. Penyebab
lainnya terjadinya anemia yaitu pengetahuan yang kurang sehingga
mempengaruhi pola konsumsi makanan (Ely, 2017).

3. Gejala Anemia
Tanda-tanda anemia, meliputi: (Pratiwi, 2016)
a. Lesu, lemah, letih, lelah dan lalai (5L).
b. Sering mengeluh merasakan pusing dan mata berkurang-kunang
c. Kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
11

Gejala anemia dibagi menjadi tiga, yaitu : Pratiwi (2016)


1) Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang
muncul pada semua jenis anemia dengan kadar Hb yang rendah.
Gejala yang muncul ini dikarenakan anoksia organ target dan
mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan Hb. Gejala-gejala
tersebut diklasifikasikan berdasarkan organ yang terkena, yaitu :
a. Sistem kardiovaskuler : Gejala yang muncul yaitu lesu, cepat
lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat melakukan aktifitas,
angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Sistem Saraf: Gejalanya sakit kepala, pusing, telinga mendenging,
mata berkunang-kunang, otot melemah, iritabilitas, lesu, serta
perasaan dingin pada ekstremitas.
c. Sistem Urogenital: Gejalanya haid terganggu dan libido menurun.
d. Epitel : Gejalanya warna kulit dan mukosa menjadi pucat, kulit
kurang elastic serta rambut menjadi tipis dan halus.
2) Gejala Khas Anemia
Gejala yang khas ini dikelompokkan berdasarkan masing-
masing jenis anemis antara lain :
a. Anemia defisiensi besi : gejalanya disfagia, atrofi papil lidah,
stomatis angularis.
b. Anemia defisiensi asam folat: gejalanya lidah merah (buffy
tongue).
c. Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegali.
d. Anemia aplastik : terjadinya perdarahan kulit atau mukosa dan
tanda-tanda infeksi.
3) Gejala Akibat Penyakit Dasar
Gejala ini ditimbulkan karena adanya berbagai penyakit yang
mendasari anemia tersebut. Misalkan, anemia defisiensi besi yang
disebabkan karena infeksi cacing tambang berat maka akan
12

menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak tangan


berwarna kuning seperti jerami.
4. Jenis-Jenis Anemia
Terdapat dua tipe anemia yang dikenal luas selama ini, yaitu anemia
gizi dan anemia non gizi (Citrakesumasari, 2012).
a. Anemia Gizi
1. Anemia Gizi Besi
Terjadinya anemia gizi besi dikarenakan kurangnya pasokan zat
besi (Fe) yang merupakan inti molekul hemoglobin sebagai unsur
utama dalam pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Anemia gizi
besi yang terjadi dapat memberikan dampak terhadap terjadinya
pengecilan ukuran hemoglobin, kandungan hemoglobin rendah, serta
berkurangnya jumlah sel darah merah. Anemia gizi besi biasanya
ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di bawah nilai normal
(hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normalnya
(mikrositosis).
2. Anemia Gizi Vitamin E
Anemia defisiensi vitamin E menyebabkan terjadinya integritas
dinding sel darah merah menjadi lebih lemah dan tidak normal sehingga
sangat sensitif pada hemolisis (pecahnya sel darah merah). Hal ini
terjadi karena vitamin E merupakan faktor esensial bagi integritas sel
darah merah.
3. Anemia Gizi Asam Folat
Anemia gizi asam folat disebut juga sebagai anemia
megaloblastik atau makrositik yang menjelaskan bahwa keadaan sel
darah merah penderita anemia ini tidak normal dengan ciri-ciri
bentuknya yang lebih besar, jumlahnya sedikit dan belum matang.
Penyebab terjadinya adalah karena kekurangan asam folat dan vitamin
B12, dimana kedua zat tersebut merupakan hal yang penting dan
dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan nucleoprotein sebagai
proses pematangan sel darah merah dalam sumsum tulang.
13

4. Anemia Gizi Vitamin B12


Anemia gizi vitamin B12 disebut juga dengan pernicious, dimana
kondisi dan gejalanya mirip dengan anemia gizi asam folat. Namun
anemia gizi vitamin B12 ini disertai dengan terjadinya gangguan pada
sistem pencernaan dalam. Pada kondisi kronis bisa merusak sel otak
dan asam lemak menjadi tidak normal serta letaknya terdapat pada
dinding sel jaringan saraf berubah, sehingga dikhawatirkan penderita
anemia ini akan mengalami gangguan kejiwaan.
5. Anemia Gizi Vitamin B6
Anemia defisiensi vitamin B6 disebut juga dengan siderotic,
dimana konsisinya mirip dengan anemia gizi besi, namun apabila darah
diuji secara laboratories, maka serum besinya akan terlihat normal.
Kekurangan vitamin B6 dapat mengganggu proses sintesis atau
pembentukan hemoglobin.
b. Anemia Non Gizi
Anemia non gizi dapat terjadi disebabkan oleh adanya kelainan
genetic, seperti anemia sel sabit atau talasemia.
1. Anemia Sel Sabit
Penyakit anemia sel sabit (Sickle cell disease / ickle cell anemia)
merupakan suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan adanya sel
darah merah yang membentuk sel sabit, kaku dan anemia hemolitik
kronis. Pada penyakit anemia ini, sel darah merah mempunyai
hemoglobin yang bentuknya tidak normal, sehingga mengurangi jumlah
oksigen yang terdapat dalam sel dan mengakibatkan bentuk sel menjadi
seperti sabit. Sel tersebut akan menyumbat dan merusak pembuluh
darah kecil yang terdapat dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ
lainnya serta menyebabkan kekurangan pasokan oksigen menuju ke
organ tersebut. Sel ini akan rabut dan pecah pada saat melewati
pembuluh darah dan menyebabkan anemia berat, aliran darah
tersumbat, organ rusak bahkan terjadinya kematian.
14

2. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan
pansitopenia pada darah tepid an menurunnya selularitas sumsum
tulang belakang. Pada kondisi ini, jumlah sel darah yang diproduksi
tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia yaitu kondisi dimana
terjadinya kekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit.
Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan
bahan kimia. Namun, kebanyakan pasien ditemukan bahwa
penyebabnya adalah idiopatik, yang berarti bahwa tidak diketahui
penyebab pastinya. Anemia aplastik juga berkaitan dengan virus dan
berbagai penyakit lain (Citrakesumasari, 2012).

5. Dampak Anemia
Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri
dan wanita usia subur (WUS), diantaranya yaitu:
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia lebih mudah
dan rentan terkena penyakit infeksi.
b. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan dalam berpikir dikarenakan
kurangnya oksigen yang sampai ke sel otot dan sel otak.
c. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja
seseorang.
Tidak hanya itu, anemia pada remaja putri dan WUS juga berdampak
hingga menjadi ibu hamil yang anemia dan mengakibatkan :
a. Meningkatnya resiko pertumbuhan janin terhambat (PJT), bayi lahir
premature, BBLR, dan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak
diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.
b. Perdarahan sebelum dan saat akan melahirkan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayi.
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut
pada menderita anemia pada bayi dan usia dini.
15

d. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi


(Kemenkes RI, 2018).

6. Pencegahan Anemia
Remaja putri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko
melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan stunting. Anemia gizi besi
menjadi salah satu penyebab utama anemia, diantaranya karena asupan
makanan sumber zat besi yang kurang. Hasil penelitian di Tangerang tahun
2004 (Kurniawan YAI dan Muslimatun, 2005 dalam Buku Pedoman
Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS, 2016) menunjukkan
bahwa asupan total zat besi pada anak perempuan usia 10-12 tahun yang
menderita anemia hanya sebesar 5,4 mg/hari, lebih rendah daripada kebutuhan
perhari sebesar 20 mg/hari sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013.
Angka ini menunjukkan bahwa asupan total zat besi pada remaja tersebut
hanya sekitar 25% dari AKG (Bagindo, 2021).
Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah (dan
berpengaruh pada kapasitas daya angkut oksigen) tidak mencukupi kebutuhan
fisiologis tubuh (WHO, 2011). Asupan makan yang adekuat akan dapat
menyediakan energy, nutrisi, dan serat yang cukup untuk dapat memelihara
kesehatan tubuh. Zat besi adalah mineral yang merupakan bagian dari
hemoglobin dan myoglobin yang berperan sangat penting pada distribusi
oksigen dalam tubuh. Faktor gizi berperan penting dalam mengembangkan
sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik dengan harapan hidup
yang lebih panjang.
Upaya untuk mencegah anemia diperlukan adanya pemenuhan
kebutuhan gizi dalam tubuh yang seimbang. Gizi yang seimbang untuk
mencegah anemia dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging,
ikan, hati, ayam dan telur) dan dari bahan nabati (sayuran yang
berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan olahannya).
16

2) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung sumber


vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi,
misalnya daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, jeruk, tomat dan
nanas.
3) Minum 1 tablet penambah darah setiap hari khususnya saat mengalami
haid.
4) Apabila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera
konsultasikan ke dokter untuk mencari penyebabnya dan diberikan
pengobatan dan pengananan segera.
5) Menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, es teh, minuman yang
mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan yang akan
menghambat penyerapan asupan zat besi didalam tubuh (Almatsier,
2011).
Langkah atau upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi kejadian anemia adalah: (Nehe, 2018)
1. Mengonsumsi suplementasi tablet Fe. Pemberian suplemen besi
menguntungkan dikarenakan dapat memperbaiki status hemoglobin
dalam waktu yang singkat.
2. Fortifikasi makanan dengan zat besi. Meningkatkan konsumsi zat besi
dari makanan dengan mengonsumsi makanan sumber hewani dalam
jumlah yang cukup. Selain itu, mengonsumsi beraneka ragam makanan
yang mengandung zat gizi yang disertai vitamin dapat meningkatkan
penyerapan zat besi, seperti vitamin C. namun, mengurangi jumlah
konsumsi makanan yang dapat menghambat penyerapan zar besi seperti
fitat, fosfat dan tannin.
3. Mengubah kebiasaan pola makan dengan menambahkan konsumsi
pangan yang dapat dengan mudah melalui proses absorbs besi seperti
menambahkan vitamin C.
Terdapat beberapa jenis bahan makanan yang dapat dikonsumsi untuk
mencegah anemia, yaitu :
1. Protein
17

Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh khususnya dalam membangun sel dan jaringan tubuh, memelihara
dan mempertahankan daya tahan tubuh, membantu enzim, hormone dan
berbagai bahan biokimia lainnya. Kekurangan asupan protein dapat
mempengaruhi berbagai kondisi tubuh. Protein sangat berkaitan dengat
anemia karena hemoglobin yang diukur sebagai penentuan dalam
mengkategorikan status anemia seseorang merupakan pigmen darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan karbondioksida yaitu sumber
ikatan protein. Sumber protein hewani terdiri dari daging sapi, kambing,
ayam, hati dan ikan yang berperan dalam meningkatkan penyerapan zat
besi di dalam usus, sebaliknya protein nabati seperti kacang-kacangan
dapat menghambat penyerapan zat besi terutama apabila protein tersebut
digunakan sebagai pengganti daging.
2. Zat besi
Zat besi merupakan sumber mineral mikro yang terdapat di dalam
tubuh dalam jumlah banyak yang diperoleh dari hasil siklus ulang sel-sel
darah merah yang rusak dan dari makanan. Persediaan zat besi dalam
makanan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu makanan dengan persediaan
zat besi rendah yang terdiri dari bahan makanan yang tidak bervariasi yaitu
biji-bijian, akar-akaran dan umbi-umbian dengan hampir tidak pernah
mengonsumsi daging, ikan dan makanan yang mengandung vitamin C.
Makanan dengan kandungan zat besi sedang terdiri dari biji-bijian, akar-
akaran dan umbi-umbian termasuk makanan dari sumber hewani dan
dengan kandungan vitamin C. Makanan dengan persediaan zat besi tinggi
yaitu daging, unggas, ikan atau makanan yang kaya vitamin C.
3. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu kelompok vitamin larut air yang hanya
terdapat pada pangan nabati, sayur dan buah terutama asam, seperti jeruk,
nenas, rambutan, papaya, gandaria dan tomat serta pada sayuran daun-
daunan dan jenis kol. Vitamin C dapat menghambat proses pembentukan
hemosiderin yang sulit untuk di molisasi dalam membebaskan besi jika
18

dibutuhkan. Absorbsi besi dalam bentuk non heme akan meningkat


sebanyak empat kali lipat apabila terdapat vitamin C yang berperan dalam
memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin dalam hati.
4. Vitamin B12
Sumber vitamin B12 yang larut dalam air adalah makanan dari
sumber protein hewani yang didapatkan dari hasil sintesis bakteri di dalam
usus seperti hati, ginjal, susu, telur, ikan, keju dan daging. Vitamin B12
yang berasal dari sayuran yang mengalami pembusukan atau sintesis
bakteri pada manusia tidak diabsorbsi karena sintesis terjadi di dalam
kolon.
7. Asupan Fe Remaja Putri
Asupan makanan merupakan banyaknya jumlah dan jenis bahan
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang setiap harinya yang tidak terlepas
dari zat gizi, dikarenakan dalam makanan mengandung beberapa zat gizi
tertentu yang sangat diperlukan oleh tubuh. Pemilihan dalam mengonsumsi
makanan yang tepat, cukup dan seimbang akan dapat membantu dalam
mempertahankan kesehatan tubuh seorang individu tertentu (Kusfriyadi, 2014).
Dalam menunjang tingkat kesehatan yang baik diperlukan adanya
asupan zat gizi yang cukup dan optimal serta seimbang dari makanan dan
minuman yang bervariasi. Masa remaja merupakan masa dimana sangat
membutuhkan lebih banyak asupan zat gizi. Secara fisik, terjadi pertumbuhan
yang sangat cepat dengan ditandai oleh adanya peningkatan berat badan dan
tinggi badan sehingga kebutuhan zat gizi sangat diperlukan, serta fungsi organ
dan perkembangan organ reproduksi mulai meningkat, adanya perubahan gaya
hidup dan kebiasaan makan yang juga mempengaruhi jumlah konsumsi
makanan dan zat gizi (Satriani, 2018).
Zat besi merupakan salah satu penunjang penting dalam pembentukan
sel darah merah. Terjadinya velositas pertumbuhan pada remaha menyebabkan
remaja tersebut membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam membantu
proses pertumbuhannya. Jumlah zat besi yang dikeluarkan dari tubuh pada
remaja putri lebih banyak dibandingkan pada laki-laki dikarenakan adanya
19

siklus menstruasi pada setiap bulannya. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi


tahun 2013 menyatakan bahwa angka kecukupan zat gizi besi bagi laki-laki
usia 13-15 tahun adalah sebesar 19 mg, sedangkan bagi remaja putris usia 13-
15 tahun angka kecukupan zat besi yang ditentukan adalah 26 mg (Khairani,
2019).
Anemia terjadi pada remaja putri dapat dikarenakan oleh kurangnya
konsumsi makanan sumber zat besi. Besi yang terdapat pada makanan yang
dikonsumsi merupakan zat besi dalam bentuk ikatan ferri (umumnya berupa
pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya berupa pangan hewani). Zat
besi yang berbentuk ferri ini direduksi oleh getah lambung (HCL) menjadi
bentuk ferro yang merupakan bentuk yang lebih mudah diserap oleh sel
mukosa usus. Adanya vitamin C juga dapat membantu proses reduksi tersebut.
Pada sel mukosa, ferro dioksidasi menjadi ferri yang bergabung dengan
apoferitin membentuk protein yang mengandung zat besi yaitu feritin. Agar
masuk ke plasma darah, maka besi dilepaskan dari feritin dalam bentuk ferro,
sedangkan apoferitin yang telah terbentuk kembali bergabung dengan ferri
hasil oksidasi pada sel mukosa. Setelah masuk ke plasma darah, maka besi
ferro segera dioksidasi menjadi ferri agar digabungkan dengan protein spesifik
yang mengikat besi yaitu transferin. Plasma darah selain menerima besi yang
berasal dari penyerapan makanan, juga menerima dari simpanan, pemecahan
hemoglobin dan sel-sel yang telah mati. Sebaliknya plasma darah harus
mengirim besi ke sumsum tulang agar membentuk hemoglobin, juga ke sel
endothelial agar dapat disimpan, dan ke semua sel untuk fungsi enzim yang
mengandung besi. Jumlah zat besi yang setiap hari diganti sebanyak 30-40 mg
dan hanya sekitar 1 mg yang berasal dari makanan (Citrakesumasari, 2012).
Masa remaja merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan.
Namun, jika makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup zat besi,
maka kebutuhan tubuh terhadap zat besi tidak dapat terpenuhi dengan baik
yang dikarenakan kualitas dan kuantitas zat besi pada makanan yang
dikonsumsi rendah. Kurangnya konsumsi sayur dan buah serta lauk pauk akan
meningkatkan risiko terjadinya anemia gizi besi. Remaja putri yang belum
20

matang sepenuhnya baik secara fisik, kognitif, dan masih dalam masa
pencarian identitas diri, akan sangat cepat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungannya. Keinginan mempunya tubuh yang langsing, membuat remaja
putri terkadang membatasi makan. Aktifitas remaja yang berat dan padat
menjadikan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan di luar
rumah atau hanya makan makanan ringan, yang sangat sedikit mengandung zat
besi (Rahayu dkk, 2019).
Berdasarkan ketersediaan zat besi pada bahan makanan, zat besi yang
berasal dari bahan makanan hewani (heme) dan nabati (non-heme). Zat besi
heme memiliki tingkat absorbsi lebih tinggi yaitu 20-30%, yang lebih mudah
penyerapannya dan tidak bergantung pada zat makanan lain. Sedangkan besi
non-heme merupakan sumber utama zat besi yang terdapat dalam jenis sayuran
hijau, kacang-kacangan dan sebagian dalam sumber makanan hewani.
Penyerapan sumber besi non-heme dipengaruhi oleh adanya faktor MPF (Meat,
Poultry and Fish) yaitu apabila makanan sumber hewani dikonsumsi secara
bersamaan dengan sumber nabati, maka penyerapan Fe dari makanan
meningkat dari 2,3% menjadi 8% (Pratiwi, 2016).
Standar kebutuhan zat gizi diperlukan sebagai dasar yang dibutuhkan
oleh individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai kesehatan yang
optimal. Kebutuhan zat besi dalam sehari dihitung berdasarkan jumlah zat besi
dari makanan yang diperlukan dalam mengatasi kehilangan basal, kehilangan
karena menstruasi dan kebutuhan bagi pertumbuhan (Satriani, 2018).
21

Tabel 2. Angka Kecukupan Zat Besi yang Dianjurkan (Perhari)


Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan Konsumsi Zat
(kg) (cm) Besi (mg)
0-6 bulan 5,5 60 3
7-12 bulan 8,5 71 5
1-3 tahun 12 90 8
4-6 tahun 18 110 9
7-9 tahun 24 120 10
Pria
10-12 tahun 30 135 14
13-15 tahun 45 150 17
16-19 tahun 56 160 13
20-45 tahun 62 165 13
46-59 tahun 62 165 13
>60 tahun 62 165 14
Wanita
10-12 tahun 35 140 19
13-15 tahun 46 153 25
16-19 tahun 50 154 26
20-45 tahun 54 156 14
46-59 taun 54 156 14
>60 tahun 54 154 +20
Hamil/Menyusui
0-6 bulan +2
7-12 bulan +2
Sumber : AKG (2013)

a. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)


Tablet tambah darah adalah suplemen yang mengandung zat besi,
dimana setiap tabletnya mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi
elemental dan 0,25 mg asam folat. Zat besi merupakan mineral yang
diperlukan oleh tubuh dalam membentuk sel darah merah (Hemoglobin).
Pola konsumsi merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Pola
konsumsi ini berisi tentang gambaran mengenai jenis, jumlah dan
frekuensi yang dikonsumsi dalam sehari-hari. Adanya pemberian tablet
tambah darah kepada remaja putri sangat berguna pada kondisi haid,
dikarenakan pada saat itu terjadi kehilangan zat besi akibat adanya
perdarahan yang terjadi. Karena siklus haid yang terjadi rata-rata
22

mengeluarkan darah 60 ml per bulan sama dengan 30 mg besi, sehingga


perempuan membutuhkan tablet tambah darah satu milligram per hari agar
menjaga keseimbangan. Suplemen zat besi berupa TTD ini sebaiknya
dikonsumsi pada malam hari karena efek dari suplemen tersebut
menimbulkan rasa mual (Sari, 2018).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Remaja Putri


Kejadian anemia pada remaja putri dapat disebabkan oleh berbagai faktor
dimana salah satunya dikarenakan perilaku dan asupan makan remaja putri.
Berdasarkan Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu faktor predisposisi (faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku yang terdiri dari pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya), faktor pendukung
(faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku yang terdiri dari sarana dan
prasarana misalkan uang saku dan aktivitas), dan faktor pendorong (faktor yang
memperkuat atau mendorong seseorang dalam berperilaku terdiri dari dukungan
sekitar seperti teman sebaya dan media informasi/iklan).
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan tindakan manusia melalui pengetahuan, sehingga
dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur dan hubungan dengan
proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah menerima
ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam
menentukan kualitas manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan
implikasinya. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan
membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang
berkualitas.
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil akhir dari tahu dan terjadi apabila
individu melakukan pengamatan dan penginderaan terhadap suatu objek
23

tertentu. Penginderaan yang dimaksud dapat terjadi dengan adanya


pancaindera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia
sebagian besar dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan
atau kognitif adalah domain penting dalam membentuk sebuah perilaku
atau tindakan seseorang. Dari pengamalan dan penelitian menyebutkan
bahwa perilaku dengan didasari oleh adanya pengetahuan lebih
bertahan lama dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari
dengan pengetahuan.
Menurut Irawati (1992) dalam Pratiwi (2016) menyatakan
bahwa pengetahuan gizi adalah kemampuan seseorang dalam
mengingat kembali kandungan gizi makanan, sumber serta fungsi zat
gizi didalam tubuh. Pengetahuan gizi ini meliputi proses kognitif yang
diperlukan dalam menggabungkan informasi yang didapatkan dengan
perilaku makan agar susunan pengetahuan tentang gizi lebih baik dan
kesehatan dapat dikembangkan. Tingkat pengetahuan gizi seseorang
dalam pemilihan makanan akan berdampak pada keadaan gizi individu
tersebut.
Menurut Purbadewi (2013) dalam Mutemmainna (2019)
menyebutkan bahwa pengetahuan yang kurang mengenai anemia
berkaitan dengan perilaku kesehatan pada remaja, yang berakibat pada
kurang optimalnya perilaku kesehatan remaja dalam mencegah
terjadinya anemia. Remaja yang kurang pengetahuan tentang anemia
dapat berakibat pada kurangnya konsumsi makanan yang merupakan
sumber zat besi yang sangat baik dalam mencegah terjadinya anemia
pada remaja. Pengetahuan gizi remaja merupakan kemampuan dalam
menerapkan informasi mengenai kebutuhan pangan dan nilai pangan
dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya pengetahuan akan berdampak
pada tidak optimalnya makanan bergizi yang dikonsumsi (Nehe, 2018).
Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala kualitatif sebagai berikut :
24

a) Baik, jika subjek menjawab dengan benar 76% - 100% pertanyaan


b) Cukup, jika subjek menjawab dengan benar 56% - 75% pertanyaan
c) Kurang, jika subjek menjawab dengan benar <56% pertanyaan.
3. Informasi dan Media. Kedua hal ini merupakan faktor penting bagi
remaja putri. Media social yang dapat member informasi tentang
beberapa makanan, biasanya makanan yang diproses atau diproduksi
oleh pabrik tertentu dan mungkin kurang baik nilai gizinya karena
banyak mengandung bahan kimia berbahaya dan kandungan gizi yang
berlebihan. Semakin sering remaja terpapar media social atau media
periklanan, semakin mereka mengenal produk yang baik dan tidak baik
bagi kesehatannya. Ikan di media masa dapat mempengaruhi pilihan
makanan pada remaja dan dapat mendorong konsumsi makanan yang
tidak sehat. Iklan di media masa juga mendorong remaja untuk
menekan orang tua mereka untuk membeli makanan yang tidak sehat.
4. Sosial Budaya. Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Kebudayaan
memiliki kekuatan yang sangat berpengaruh dalam pemilihan bahan
makanan yang digunakan untuk dapat dikonsumsi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pengaruh social budaya adalah sikap terhadap
makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak dan produksi makanan.
Dalam hal sikao terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan,
takhayul, dan tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi
makanan masih rendah (Supariasa, 2012).
5. Sikap. Sikap merupakan suatu yang masih bersifat abstrak yang dapat
didasarkan pada keyakinan yang ada pada setiap individu yang
berhubungan erat dengan kognitif dan sering kali dipengaruhi oleh
perasaan sehingga dapat membawa atau menentukan perilaku tertentu.
Makanan dan minuman dapat memelihara serta meningkatkan
kesehatan seseorang. Namun, sebaliknya makanan dan minuman juga
dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang. Hal tersebut
25

sangat berkaitan dengan sikap dan perilaku seseorang dalam


menentukan dan memilih makanan yang akan dikonsumsinya.
6. Ekonomi. Dalam kelompok budaya atau agama manapun, akses
terhadap makanan (kemampuan dalam memperoleh makanan) dalam
hal uang atau barang penukar merupakan faktor kritis dalam
menentukan pilihan makanna. Semakin tinggi status ekonominya, maka
akan semakin banyak jumlah dan jenis makanan yang dapat diperoleh.
Sebaliknya, orang yang mengalami kemiskinan atau berpenghasilan
lebih rendah akan sangat terbatas dalam memilih dan menentukan
makanannya. Hal ini merupakan akibat dari tidak tersedianya makanan
di daerah mereka dan kurangnya uang untuk membeli atau keduanya.
7. Lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan tindakan orang atau kelompok.
8. Pekerjaan. Bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi seseorang akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga, jika orang tersebut tidak dapat menggunakan
waktunya dengan efisien.
9. Uang Saku. Pemberian uang saku terhadap remaja putri juga bisa
menjadi penyebab dalam membeli makanan cepat saji, karena semakin
besar uang saku yang mereka peroleh maka semakin besar
kemungkinan mereka untuk membeli atau mengonsumsi makanan cepat
saji karena harga makanan cepat saji di pasaran cenderung tinggi.
Besarnya uang saku yang diberikan kepada siswa dan kurangnya
control dari orang tua mengakibatkan siswa sering mengonsumsi
makanan cepat saji yang dapat berdampak pada tidak baiknya bagi
kesehatan.
10. Usia. Umur merupakan salah satu variabel yang selalu diperhatikan
didalam penelitianpenelitian yang merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang
dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur
26

seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu yang dimiliki karena


pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
pengalaman yang diperoleh dari orang lain.
11. Aktivitas. Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan perempuan sangat
berbeda, untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi
daripada perempuan.
12. Teman sebaya. Teman sebaya sangat berpengaruh besar bagi remaja
putri dalam memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman
sebaya dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya terkucilkan dari
lingkungannya dan akan merusak kepercayaan dirinya.

D. Edukasi
1. Pengertian
Edukasi gizi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam
menambah pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup
sehat dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan faktor lain yang
mempengaruhi makanan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan gizi
seseorang. Tujuan dari pemberian edukasi gizi adalah mendorong terjadinya
perubahan perilaku yang positif berkaitan dengan makanan dan gizi.
Edukasi gizi adalah pendekatan edukatif untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap remaja terhadap gizi. Semakin tinggi pengetahuan gizi akan
berpengaruh pada sikap dan perilaku konsumsi makanan. Edukasi dapat
dilakukan melalui beberapa media dan metode. Edukasi yang dilaksanakan
dengan adanya bantuan media akan memudahkan dan memperjelas audiens
dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan. Selain itu, media
juga dapat membantu educator dalam menyampaikan materi (Safitri &
Deny, 2016).
2. Metode Edukasi
Salah satu faktor yang berpengaruh pada keberhasilan suatu
pendidikan kesehatan adalah pemilihan metode yang tepat. Pemilihan
metode dapat diidentifikasikan melalui besarnya kelompok peserta.
27

Membagi metode pendidikan menjadi tiga yaitu metode pendidikan


individu, kelompok dan massa. Pemilihan metode tergantung pada tujuan,
kemampuan pelatih/pengajar, besar kelompok sasaran, kapan/waktu
pengajaran berlangsung dan fasilitas yang tersedia (Adventus dkk, 2019).
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyampaikan edukasi
yaitu:
a. Metode Ceramah. Ceramah merupakan pidato yang disampaikan
oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung atau
pendengar. Metode ini digunakan apabila berada dalam kondisi
seperti penyampaian informasi terbatas, orang yang mendengarkan
sudah termotivasi, pembicara menggunakan gambar dalam kata-kata,
kelompok terlalu besar untuk memakai metode lain, ingin
menambahkan atau menekankan apa yang sudah dipelajari dan
mengulangi, memperkenalkan atau mengantarkan apa yang sudah
dicapai. Yang dimaksud dengan kelompok besar apabila sasaran
dalam pendidikan atau edukasi berjumlah lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan
seminar. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. Metode ceramah yaitu cara penyampaian informasi
secara lisan yang dilakukan oleh sumber belajar kepada warga
belajar. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan dalam
kesempatan penyampaian informasi dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Hal ini diakibatkan adanya kemampuan setiap orang
untuk berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada orang lain.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah
adalah persiapan, waktu dan tempat, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan.
b. Metode Interview (Wawancara). Cara ini merupakan bagian dari
bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan
dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan.
28

Juga untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
c. Seminar. Metode ini hanya cocok untuk sasaran dengan kelompok
besar yang memiliki pendidikan menengah keatas. Seminar adalah
suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat. Pendidikan
kesehatan menggunakan metode seminar akan berlangsung secara
satu arah.
d. Metode Diskusi. Metode ini biasanya cocok dilakukan pada sasaran
peserta kurang dari 15 orang. Metode diskusi dilakukan untuk
membahas topik tertentu dengan memanfaatkan berbagai pendapat
para audiens untuk menyampaikan argumen tersendiri. Metode
diskusi merupakan salah satu metode yang dilakukan pada kelompok
kecil edukasi kesehatan.
3. Media Edukasi
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien sehingga
mendorong terjadinya proses belajar atau memahami pada penerima pesan.
Edukasi membutuhkan media agar dapat membantu dalam kegiatan agar
terjadi kesinambungan antara informasi yang diberikan kepada penerima
informasi. Media dalam edukasi dapat berupa media cetak (seperti booklet,
leaflet, flyer, flip chart, rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
poster dan foto), media elektronik (seperti sound system, radio, video, dan
slide) serta media papan (Billboard).
a) Booklet. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun
gambar. Booklet digunakan sebagai media untuk promosi kesehatan
sehingga tenaga kesehatan tidak perlu repot lagi melakukan
penjelasan secara berturut atau berulang-ulang tentang kesehatan
dikarenakan pesan kesehatan tersebut sudah ada pada booklet.
29

Apabila ada masyarakat yang menanyakan tentang kesehatan, maka


tenaga kesehatan bisa memberikan booklet sehingga masyarakat bisa
membaca pesan kesehatan yang ada didalam booklet. Secara umum
manfaat booklet adalah untuk promosi dan booklet memiliki manfaat
yang banyak terutama bagi tenaga kesehatan dan masyarakat.
Manfaat booklet bagi tenaga kesehatan yaitu harga terjangkau,
informasi lengkap, desain menarik dan mudah dipahami masyarakat,
membentuk keyakinan, promosi masyarakat ke masyarakat lainnya.
b) Leaflet. Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan
melalui lembar yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk
kalimat maupun gambar atau kombinasi. Pada umumnya
penyampaian pendidikan kesehatan yang menggunakan metode
ceramah akan dibarengi dengan pemberian leaflet, dimana leaflet
tersebut berisi pesan-pesan yang diberikan saat pendidikan kesehatan
menggunakan ceramah. Leaflet digunakan untuk memberikan
keterangan singkat tentang suatu masalah. Ukurannya biasanya
20x30 cm yang berisi tulisan 200-400 kata dan disajikan secara
berlipat. Isi harus dapat dibaca sekali pandang, diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan dilakukan. Kelebihan leaflet adalah
sederhana dan sangat murah, klien dapat menyesuaikan dan belajar
mandiri, mudah dibuat, dan sangat efektif untuk memperkenalkan
ide-ide baru kepada banyak orang. Kelemahan leaflet terkadang
sangat mahal untuk leaflet professional, materi yang dirancang untuk
sasaran pada umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang, serta
terdapat materi komersial berisi iklan, tidak tahan lama dan mudah
hilang dan tidak bisa digunakan pada individu yang kurang lancar
membaca atau buta huruf (Adventus dkk, 2019).
c) Poster. Poster adalah media cetak yang berisi pesan atau informasi
kesehatan yang biasanya ditempat pada tembok-tembok, ditempat
umum atau kendaraan umum. Poster merupakan lembaran kertas
yang besar, sering berukuran 60 cm lebar dan 90 cm tinggi dengan
30

kata-kata dan gambar atau symbol untuk penyampaian suatu pesan.


Poster dapat digunakan secara efektif untuk tiga tujuan, yaitu untuk
memberi informasi dan nasihat, memberikan arah dan petunjuk, serta
mengumumkan peritiwa dan program yang penting. Kelebihan
poster adalah tahan lama, mencakup orang banyak, biaya tidak
tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat
mengungkit rasa keindahan, mempermudah pemahaman, dan
meningkatkan semangat belajar. Kelemahannya adalah media ini
tidak dapat menstimulir efek suara dan efek geran serta mudah
terlipat, audiens terbatas, mudah rusak, membutuhkan ahli grafis dan
peralatan cetak yang baik dan biaya mahal.
d) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
Pada umumnya flyer digunakan dalam suatu acara untuk
menyampaikan pesan kepada pengunjung agar pengunjung tidak
bertanya banyak hal kepada si pembuat acara.
e) Flip chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku
dimana setiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan
lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut.
f) Slide. Slide memiliki keunggulan sebagai media promosi pendidikan
kesehatan yaitu memberikan realita meskipun terbatas, memberikan
informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan keterampilan,
dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku, cocok untuk
sasaran dalam jumlah besar sekalipun, relative murah dan mudah
dibuat, dibeli murah, set slide dapat diedit sesuai sasarannya, dapat
untuk belajar mandiri, memungkinkan penyesuaian, peralatan ringan
dan mudah dipindahkan, peralatan mudah digunakan. Kelemahannya
adalah listrik dan peralatan mahal, alat bisa rusak (tetapi
kemungkinan relative kecil) dan membutuhkan ruang sedikit gelap
(kecuali bisa tersedia layar khusus).
31

g) Rubric atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang


membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
h) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Foto akan
menyampaikan pesan-pesan yang tergambar dalam visualisasi
gambar. Tidak semua orang bisa memahami pesan-pesan yang
terkandung dalam foto tersebut bahkan bisa saja pesan yang
disampaikan di dalam foto dipahami berbeda oleh audiens sehingga
menimbulkan persepsi yang berbeda antara audiens dan penyampai
pesan dalam foto (Adventus dkk, 2019).
32

E. Kerangka Teori
Kejadian anemia pada remaja putri dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik faktor predisposisi (faktor yang mempermudah), faktor pendukung, dan
faktor pendorong (Notoatmodjo, 2012). Selain itu, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia remaja putri seperti uang saku, teman sebaya dan
media sosial (Nehe, 2018).

Faktor predisposisi :
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sosial budaya dan
agama
4. Sikap
5. Ekonomi
6. Lingkungan

Faktor Pendukung :
1. Uang saku Kejadian
Anemia pada
2. Aktivitas
Remaja Putri
3. Pekerjaan

Faktor pendorong:
1. Usia
2. Teman sebaya
3. Media informasi/iklan

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber : Teori Green dalam Notoatmodjo (2012) dan Nehe (2018)
33

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Edukasi
menggunakan
leaflet dengan Status Anemia
poster tentang
pencegahan anemia
Konsumsi Fe

Gambar 2. Kerangka Konsep


Berdasarkan skema kerangka konsep diatas menggambarkan bahwa,
pemberian edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang pencegahan
anemia pada siswi untuk melihat dan menganalisis perubahan pengetahuan, status
anemia dan konsumsi Fe sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Setelah
diperoleh informasi pengetahuan, status anemia dan konsumsi Fe sebelum dan
sesudah diberikan edukasi, maka akan dilanjutkan untuk dilakukan analisa terkait
pengaruh edukasi menggunakan media leaflet dengan poster tentang pencegahan
anemia terhadap pengetahuan, status anemia dan konsumsi Fe pada siswi.

G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan pernyataan spekulatif tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih yang digunakan dalam studi penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2016) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan
kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
34

1. Ha : Ada pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang


pencegahan anemia terhadap pengetahuan pada siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
2. Ha : Ada pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang
pencegahan anemia terhadap Hb siswi di SMA Swasta Islam Serambi
Mekah Aceh Barat.
3. Ha : Ada pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang
pencegahan anemia terhadap konsumsi Fe pada siswi di SMA Swasta
Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan
menggunakan desain one group pretest posttest yaitu peneliti melakukan pretest
(sebelum) dan posttest (sesudah) perlakuan pada kelompok sampel. Penelitian ini
merupakan penelitian yang diberikan edukasi pada siswi.

O1 X1 O2

Keterangann :
O1 = Pengukuran pengetahuan, status anemia dan konsumsi Fe
sebelum diberikan intervensi edukasi pada siswi (O1)
X1 = Perlakuan intervensi atau edukasi gizi menggunakan leaflet
dengan poster (X1)
O2 = Pengukuran pengetahuan, status anemia wdan konsumsi Fe
sesudah diberikan intervensi edukasi pada siswi (O2)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Islam Serambi Mekah pada
bulan Februari sampai Maret 2023 selama satu bulan penelitian. Alasan
pengambilan lokasi penelitian ini adalah sekolah tersebut merupakan salah satu
sekolah menengah yang memiliki sistem asrama/pondok, sehingga kemungkinan
siswi terpapar oleh media minim, mengelola makanan sendiri dan kurangnya
pemantauan lanjutan mengenai status kesehatan terutama anemia pada siswi di
sekolah tersebut.

35
36

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi pada SMA Swasta
Islam Serambi Mekah Kabupaten Aceh Barat yang berjumlah sebanyak
280 siswi dari 8 (delapan) kelas berbeda.
2. Sampel
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah remaja
putri. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
Random Sampling secara proportional sampling yaitu teknik penentuan
sampel yang dilakukan secara acak dengan proporsi per kelas (Sugiyono,
2016). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini di hitung dengan
rumus sampel sebagai berikut: (Saryono, 2013)

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 siswi yang


ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Bersedia menjadi responden
2. Merupakan siswi kelas XII
3. Tidak sedang menstruasi ketika pengumpulan data berlangsung.
37

D. Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel
Skala
Variabel Definisi Operasional Cara dan Alat Ukur
Ukur

Edukasi tentang Pendekatan edukatif untuk Ceramah dengan -


pencegahan meningkatkan pengetahuan Melakukan konseling
anemia dan sikap serta perilaku menggunakan bantuan
remaja terhadap pencegahan media leaflet dengan
poster
anemia.
Pengetahuan Segala sesuatu yang Wawancara dengan Rasio
diketahui oleh siswi yang menggunakan
berhubungan dengan anemia Kuesioner pre test dan
yang meliputi pengertian, post test
gejala dan tanda, akibat
serta pencegahan anemia
(Notoatmodjo, 2010)

Status Anemia Suatu keadaan dimana kadar Pemeriksaan langsung Rasio


Hb < 12 mg/dl berdasarkan dengan Metode
pemeriksaan darah pada saat Finger Prick
penelitian dilakukan menggunakan alat
Hemoglobinometer
merk easytouch
(Cut off Point :< 12
mg/dl)
Konsumsi Banyaknya jumlah dan jenis Wawancara dengan Rasio
Tablet Fe suplemen atau tablet zat besi menggunakan kuesioner
yang dikonsumsi siswi dalam sebelum dan sesudah
selama beberapa bulan terakhir edukasi

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed concern,
lembar identitas diri, dan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, status anemia
serta konsumsi tablet Fe yang diberikan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi
gizi berupa penyuluhan gizi. Selain itu, instrumen yang digunakan juga berupa
leaflet dan poster yang digunakan secara bersamaan dalam melakukan penyuluhan
38

gizi tentang pencegahan anemia pada remaja putri di SMA Swasta Islam Serambi
Mekah Aceh Barat.

F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
a. Data identitas responden yang terdiri dari nama, umur, pendidikan
terakhir, sedang/tidak menstruasi, dan alamat yang dikumpulkan
dengan metode wawancara langsung dengan menggunakan alat
bantu kuesioner. Data dikumpulkan dalam waktu 1 (satu) hari
dengan tenaga bantu enumerator.
b. Data pengetahuan siswi sebelum dan sesudah dilakukan edukasi
tentang pencegahan anemia dikumpulkan dengan metode wawancara
langsung menggunakan alat bantu berupa kuesioner sebanyak 15
butir pertanyaan yang dikumpulkan dalam waktu 1 (satu) hari untuk
pre test dan 1 (satu) hari untuk post test lanjutan.
c. Data Hb sebelum dan sesudah dilakukan edukasi dikumpulkan
melalui pemeriksaan langsung dengan Metode Finger Prick
menggunakan alat Hemoglobinometer merk easytouch.
d. Data konsumsi tablet Fe sebelum dan sesudah dilakukan edukasi di
kumpulkan dengan metode wawancara langsung dengan
menggunakan alat bantu berupa kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan peneliti dan
diperoleh dari pihak terkait tentang gambaran umum lokasi penelitian
dan data siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.

G. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Penelitian ini diawali dengan studi literatur dengan mempelajari
beberapa hasil penelitian. Selanjutnya melakukan usulan penelitian
disertai dengan studi pendahuluan di SMA Swasta Islam Serambi
39

Mekah. Mengembangkan instrumen penelitian dan mengurus izin


penelitian dari Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes
Kemenkes Aceh kepada Kepala Sekolah SMA Swasta Islam Serambi
Mekah.
2. Pelaksanaan Penelitian
1) Pada hari pertama, terlebih dahulu dilakukan musyawarah dan
diskusi dengan pihak sekolah untuk dilakukan penelitian dengan
melaksanakan penyuluhan gizi tentang pencegahan anemia pada
remaja putri yang dilakukan di Ruang Kelas XII pada bulan Februari
2023.
2) Responden atau siswi diberi arahan tentang kegiatan, dilanjutkan
dengan melakukan data diri secara bersamaan siswi diarahkan untuk
dilakukan pengecekan kadar Hb menggunakan alat
Hemoglobinometer.
3) Sebelum penyuluhan dilakukan, siswi diberi arahan tentang kegiatan
dan dilanjutkan dengan mengisi data diri dan kuesioner pre-test
tentang pencegahan anemia pada remaja putri dan data konsumsi
tablet Fe melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner selama
±25 menit dalam hal ini peneliti dibantu oleh tenaga enumerator.
Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penyuluhan selama ±30
menit yang meliputi pengetahuan umum tentang anemia, gejala
anemia, bahaya anemia, pencegahan anemia, dan asupan makan
untuk mencegah anemia pada remaja putri, menggunakan metode
ceramah dengan media leaflet sebagai alat bantu dalam
menyampaikan informasi agar materi yang diberikan lebih
dimengerti oleh responden.
4) Setelah selesai melaksanakan penyuluhan, peneliti menempelkan
poster pada dinding sekolah agar dapat dengan mudah dibaca
kembali oleh siswa-siswi lainnya di sekolah tersebut.
5) Setelah 3 (tiga) hari, peneliti kembali melakukan penyuluhan kedua
kepada siswi tentang pencegahan anemia menggunakan LCD.
40

Kemudian setelah 3 (tiga) hari selanjutnya, kembali melaksanakan


penyuluhan ketiga pada siswi.
6) Setelah itu, diberikan waktu selama 7 (tujuh) hari sebelum mendata
kembali data pengetahuan, Hb dan konsumsi tablet Fe pada
responden agar mengetahui apakah materi penyuluhan yang
diberikan dapat memberikan perubahan pada siswi.

Arahan Kegiatan, dilanjutkan dengan cek Hb pada siswi sebelum edukasi


(bulan Februari 2023)

Pre test pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri dan
konsumsi tablet Fe
(bulan Februari 2023, selama ±25 menit)

Penyuluhan pertama tentang pencegahan anemia pada remaja putri


(bulan Februari 2023, selama ±30 menit)

Membagikan leaflet dan menempelkan poster tentang pencegahan anemia


pada remaja putri
(Bulan Februari 2023)

Penyuluhan kedua tentang Pencegahan anemia pada remaja putri


(Bulan Februari 2023, selama ±30 menit, setelah 7 hari penyuluhan ke-1)

Penyuluhan ketiga (7 hari setelah penyuluhan ke-2)


(bulan Februari 2023, selama ±30 menit)

Post test pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri,


pengecekan kadar Hb dan konsumsi tablet Fe
(bulan Februari 2023, selama ±25 menit, setelah penyuluhan ke-3)

Retensi pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri


(Bulan Februari 2023, selama ±25 menit)

Gambar 3. Alur Penelitian


41

H. Pengolahan Data
1. Tahap Pengolahan Data
Semua data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner,
maka dilakukan pengolahan data secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu data yang telah dikumpulkan diperiksa
kebenarannya.
b. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya
dengan memberikan kode tertentu.
c. Transfering, yaitu data yang telah diberi kode disusun secara
berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk
dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti.
d. Tabulating, data yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
2. Pengolahan Data
1. Data identitas responden yang sudah dikumpulkan diolah secara
manual menggunakan computer dengan tahapan memeriksa
kelengkapan data, memberikan kode sesuai dengan karakteristik
data identitas, mengentri data ke dalam program komputer dan data
mentabulasikan data sesuai kategorinya seperti umur.
2. Pengetahuan siswi. Data pengetahuan siswi yang telah dikumpulkan
menggunakan kuesioner berisi 15 butir pertanyaan yang diberi skor
untuk jawaban benar skor = 1, jawaban salah skor = 0. Kemudian
hasil skor total pengetahuan sebelum di bandingkan perbedaannya
dengan hasil pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan dan
dilakukan analisisnya secara komputerisasi.
3. Kadar Hb. Data Hb pada siswi yang telah dikumpulkan melalui
pemeriksaan langsung dengan Metode Finger Prick menggunakan
alat Hemoglobinometer merk easytouch dengan standar Hb normal
≥12 gr/dl, kemudian dibandingkan hasilnya dengan pengukuran
42

kadar Hb setelah dilakukan penyuluhan dan dilanjutkan dengan


analisis secara komputerisasi.
4. Konsumsi Tablet Fe. Data konsumsi tablet Fe pada siswi yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diberi skor,
untuk jawaban Selalu diberi nilai = 2, Kadang-Kadang =1 dan Tidak
Pernah = 0 (nol). Kemudian dianalisis antara konsumsi tablet Fe
siswi sebelum dan sesudah intervensi secara komputerisasi.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan dalam mengukur sah atau valid suatu
kuesioner. Sebuah instrumen atau kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada instrumen atau kuesioner mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018).
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r tabel. Di dalam menentukan layak dan tidaknya suatu
item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien
korelasi pada taraf signifikansi 0,05 yang artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap total skor. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau variabel tersebut
dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka
butir atau pertanyaan atau variabel tersebut dinyatakan tidak valid.
Berikut ini hasil uji validitas pengetahuan remaja putri tentang
pencegahan anemia yang dilakukan pada tanggal 09 Desember 2022 yang
dilakukan pada sebanyak 15 siswi atau remaja putri kelas XII. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan antara nilai r hitung dan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dalam
penelitian ini, yaitu (n) = 15. Maka besarnya df dapat dihitung dengan 15-2
= 13. Dengan df = 13 dan alpha = 0,05 diperoleh r tabel = 0,553 (dengan
melihat r tabel pada df = 13 dengan uji dua sisi). Dasar pengambilan
43

keputusan adalah valid jika r hitung> r tabel dan tidak valid jika r hitung < r
tabel, maka butir dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan valid.
Tabel 3.2 Uji Validitas Item Kuesioner
Indikator r Hitung ≈ r Tabel Kesimpulan
X1 0,809 > 0,553 Valid
X2 0,606 > 0,553 Valid
X3 0,809 > 0,553 Valid
X4 0,756 > 0,553 Valid
X5 0,608 > 0,553 Valid
X6 0,588 > 0,553 Valid
X7 0,756 > 0,553 Valid
X8 0,722 > 0,553 Valid
X9 0,713 > 0,553 Valid
X10 0,570 > 0,553 Valid
X11 0,643 > 0,553 Valid
X12 0,756 > 0,553 Valid
X13 0,809 > 0,553 Valid
X14 0,643 > 0,553 Valid
X15 0,722 > 0,553 Valid
Sumber : Data Primer, 2022.

Dari hasil pengujian validitas pada tabel di atas, kuesioner yang


berisi 15 item pertanyaan yang telah diisi oleh sebanyak 15 responden pada
lokasi MAN 1 Aceh Barat pada siswi kelas XII. Salah satu cara agar bisa
mengetahui kuesioner mana yang valid dan tidak valid, kita harus mencari
tahu terlebih dahulu nilai r tabelnya. Dari perhitungan uji validitas pada
tabel diatas, dapat diketahui bahwa r hitung > r tabel pada 15 item kuesioner
pengetahuan remaja putri yang dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Penelitian ini harus dilakukannya uji reliabilitas untuk mengukur
konsisten atau tidak kuesioner dalam penelitian yang digunakan untuk
mengukur pengaruh tidaknya variabel X dengan variabel Y. Sebelum
dilakukannya pengujian reliabilitas harus ada dasar pengambilan keputusan
yaitu alpha sebesar 0,60. Variabel yang dianggap reliabel jika nilai variabel
tersebut lebih besar dari >0,60 jika lebih kecil maka variabel yang diteliti
tidak bisa dikatakan reliabel karena< 0,60. Hasil pengujian reliabilitas pada
variabel penelitian ini sebagai berikut:
44

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Terhadap Variabel Pengetahuan


Remaja Putri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.916 15
Sumber : Data Primer, 2022

Hasil dari uji reliabilitas pada variabel pengetahuan ibu dapat dilihat
bahwa cronbach’s alpha pada variabel ini lebih tinggi daripada nilai dasar
yatu 0,916> 0,60, hasil tersebut membuktikan bahwa semua pertanyaan
dalam kuesioner variabel pengetahuan remaja putri dinyatakan reliabel.

J. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran/deskripsi
dari tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan
kerangka konsep dengan menghitung nilai distribusi frekuensi dalam
bentuk nilai persentase, mean, median, standar deviasi dan lain
sebagainya.
2. Analisa Data Bivariat
Data yang telah dientri terlebih dahulu diuji normalitasnya
menggunakan Kolmogorov Smirnov agar memperoleh hasil data yang
berdistribusi normal dengan sig >0,05. Uji statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik parametrik dengan
uji paired t-test apabila sebaran data normal atau menggunakan statistik
nonparametrik dengan uji Wilcoxon apabila sebaran data tidak normal,
untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak dengan kesimpulan
jika nilai p <0,05 maka Ha1 dan Ha2 diterima yang artinya adanya
pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang
pencegahan anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada
siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
45

K. Penyajian Data
Untuk mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan dan
mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini, maka hasil penelitian
tentang pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang pencegahan
anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi tablet Fe pada siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, tekstular dan tabel silang.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Serambi Mekkah merupakan salah
satu sekolah tingkat menengah atas yang terdapat di Jalan Meulaboh-Tutut, desa
Blang Beurandang kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Sekolah
ini merupakan sekolah swasta yang bersistem pondok pesantren yang dikelola
oleh yayasan bersama dengan dinas pendidikan kabupaten Aceh Barat. SMA
Swasta Islam Serambi Mekkah ini berdiri pada tahun 2008 dengan luas bangunan
1.024 m2 dengan jarak ke pusat kota sejauh 10 Km. SMA Swasta Islam Serambi
Mekkah memiliki 14 ruang kelas dengan jumlah siswa/siswi sebanyak 524 orang
yang terbagi dalam 6 kelas siswa dan 8 kelas siswi dengan jumlah tenaga pengajar
sebanyak 7 orang PNS dan 25 tenaga honorer. SMA Swasta Islam Serambi
Mekkah memiliki sistem mondok/pondok pesantren yang sistem pengelolaan
makan dikelola sendiri oleh masing-masing siswanya.

B. Hasil Analisis Univariat


1. Umur Responden
Distribusi frekuensi umur responden di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah, dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah
Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
16 tahun 3 12
17 tahun 14 56
18 tahun 8 32
Total 25 100

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar


responden berusia antara 17 tahun sebanyak 14 orang (56%) dan usia
antara 18 tahun sebanyak 8 orang (32%).

46
47

2. Rerata Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi


tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri

Berikut dapat dilihat rerata pengetahuan sebelum dan sesudah


edukasi tentang pencegahan anemia pada remaja putri.
Tabel 4.2 Rerata Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah
Pemberian Edukasi tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
Pengetahuan
Mean SD Min-Max 95% CI F
Siswi
Sebelum 9.4 1.9 6 – 13 8.6 – 10.2 25

Sesudah 11.3 1.7 9 – 15 10.7 – 12 25

Pada Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa rerata skor pre test
pengetahuan siswi adalah 9,4 sedangkan rerata skor post test
pengetahuan siswi sesudah diberikan intervensi adalah 11,3 dengan
selisih rata-rata sebesar 1,9.
3. Rerata Hb Siswi Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi tentang
Pencegahan Anemia pada Remaja Putri

Berikut dapat dilihat rerata Hb siswi sebelum dan sesudah


diberikan edukasi tentang pencegahan anemia pada remaja putri.
Tabel 4.3 Rerata Kadar Hb Siswi Pre test dan Post Test Pemberian
Edukasi tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
Kadar Hb Mean SD Min-Max 95% CI F

Sebelum 11.7 0.75 10.2-13.0 11.39-12.00 25


Sesudah 12.09 1.85 8.0-15.2 11.33-12.86 25

Pada Tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata kadar Hb


siswi sebelum edukasi adalah 11.7 g/dl, sedangkan rata-rata kadar hb
siswi sesudah diberikan intervensi adalah 12,09 g/dl dengan selisih rata-
rata kadar Hb sebelum dan sesudah intervensi sebesar 0,39 g/dl.
48

4. Rerata Konsumsi Fe Siswi Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi


tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri

Berikut dapat dilihat rerata konsumsi Fe pre test dan post test
edukasi pencegahan anemia pada remaja putri.
Tabel 4.4 Rerata Konsumsi Fe Siswi Sebelum dan Sesudah
Pemberian Edukasi tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
Konsumsi Fe Mean SD Min-Max 95% CI F

Sebelum 42.2 17.62 20 – 70 34.93 – 49.47 25

Sesudah 55.2 16.36 10 - 75 48.45 – 61.95 25

Pada Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi


Fe sebelum edukasi adalah 42.2%, sedangkan rata-rata konsumsi Fe
sesudah diberikan intervensi adalah 55,2% dengan selisih rata-rata
sebelum dan sesudah edukasi gizi menggunakan leaflet dan poster
sebesar 13%.

C. Analisis Bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat, hasil penelitian dilakukan dengan
bivariat menggunakan uji alternatif yaitu Paired t-test (T-test Dependent) jika data
berdistribusi normal dan uji wilcoxon dikarenakan data tidak berdistribusi normal.
Dengan tidak kepercayaan 95% untuk melihat pengaruh bermakna atau tidak
antara variabel independen dan variabel dependen pada batas kemaknaan α= 0,05,
artinya jika p value < 0,05 maka ada pengaruh signifikan, sedangkan jika p value
> 0,05 maka tidak ada pengaruh signifikan secara statistik, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi
Hasil uji normalitas data menggunakan Saphiro Wilks menunjukkan
data berdistribusi normal dengan p value 0.294 (pre-test pengetahuan) dan
0,129 (post-test pengetahuan). Data berdistribusi normal dikarenakan nilai
signifikansinya >0,05. Oleh karena itu, maka dilakukan analisis
menggunakan uji Paired T-Test.
49

Tabel 4.5 Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap


Pengetahuan Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Meulaboh Pre
Test dan Post Test Penyuluhan
Pengetahuan Rata-rata SD P Value
Sebelum 9.4 1.9 0.000
Sesudah 11.3 1.7
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Paired


Sampel T-Test didapatkan bahwa pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
edukasi tentang pencegahan anemia dengan media leaflet dengan poster, yaitu
diketahui peningkatan skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi gizi
dengan perbedaan rata-rata skor 1,9. Dilakukan uji statistik menggunakan T-
dependent diperoleh nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa adanya
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan
media leaflet dengan poster tentang pencegahan anemia pada remaja putri.
2. Pengaruh Penyuluhan terhadap Hb Siswi
Hasil uji normalitas data menggunakan Saphiro Wilks menunjukkan
data tidak berdistribusi normal dengan p value 0.016 (Hb sebelum) dan 0,368
(Hb sesudah). Data tidak berdistribusi normal dikarenakan nilai
signifikansinya masih di bawah 0,05 pada data Hb sebelum. Oleh karena itu,
maka dilakukan analisis menggunakan uji Wilcoxon.
Tabel 4.10 Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Hb Siswi di
SMA Swasta Islam Serambi Mekah Meulaboh Pre Test dan Post Test
Penyuluhan
Hb Rata-rata SD P Value
Sebelum 11,7 0,75
0,041
Sesudah 12,09 1,85
Sumber : Data Primer, 2023
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh perbedaan rata-rata Hb
siswi sebelum dan sesudah edukasi gizi sebesar 0,39 g/dl, dengan
menggunakan uji Wilcoxon Match Pair didapatkan nilai p value sebesar 0,041
(<0,05), sehingga H0 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
signifikan edukasi pencegahan anemia terhadap Hb siswi di SMA Swasta
Islam Serambi Mekah Meulaboh.
50

3. Pengaruh Penyuluhan terhadap Konsumsi Fe


Hasil uji normalitas data menggunakan Saphiro Wilks menunjukkan
data tidak berdistribusi normal dengan p value 0.001 (pre-test konsumsi Fe)
dan 0,019 (post-test konsumsi Fe). Data tidak berdistribusi normal
dikarenakan nilai signifikansinya masih di bawah 0,05 pada data pre-test dan
post test konsumsi Fe. Oleh karena itu, maka dilakukan analisis menggunakan
uji Wilcoxon.
Tabel 4.11 Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Konsumsi
Fe Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Meulaboh Pre Test dan
Post Test Penyuluhan
Konsumsi Fe Rata-rata SD P Value
Sebelum 42,2 17,62
0,005
Sesudah 55,2 16,36

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh perbedaan rata-rata


konsumsi Fe sebelum dan sesudah edukasi gizi sebesar 13%, dilanjutkan
dengan uji Wilcoxon Match Pair sebelum dan sesudah edukasi gizi
menggunakan media leaflet dan poster didapatkan nilai p value sebesar 0,005
(<0,05), sehingga H0 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
signifikan edukasi pencegahan anemia terhadap konsumsi Fe siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Meulaboh.

D. Pembahasan
1. Pengaruh Edukasi Menggunakan Media Leaflet dan Poster
terhadap Pengetahuan Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan siswi yang diberikan


intervensi edukasi berupa penyuluhan dengan media leaflet dengan poster
sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan terjadi peningkatan skor
pengetahuan dan standar deviasi sebelum dan sesudah intervensi. Dengan
rata-rata skor pengetahuan sebelum intervensi sebesar 9,4 dan rata-rata skor
pengetahuan sesudah intervensi sebesar 11,3. Maka dari hasil tersebut
menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
51

edukasi atau penyuluhan dengan menggunakan media leaflet dengan poster


terhadap pengetahuan siswi tentang pencegahan anemia pada remaja putri.
Hasil Paired t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pengetahuan awal dan akhir pada siswi tentang pencegahan anemia
(p =0,000 < 0,05). Hal ini terjadi karena sebelumnya responden tidak banyak
mengetahui tentang anemia dan pencegahannya, setelah diberikan edukasi
berupa penyuluhan sebanyak 3 (tiga) kali dengan jarak 3 hari setiap
penyuluhan sehingga terdapat peningkatan nilai dan responden menjadi lebih
mengetahui tentang anemia dan pencegahannya. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sefaya, dkk (2017) pada siswa kelas XI SMA
yang diberikan pendidikan gizi yang mengalami peningkatan pengetahuan
dengan p = 0,000.
Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dengan
cara memberikan pendidikan melalui penyuluhan dengan menggunakan
media leaflet dan poster. Peningkatan skor pengetahuan siswi tentang anemia
dan pencegahannya disebabkan karena siswi mendapatkan edukasi gizi
sehingga siswi memperoleh gambaran mengenai anemia yang tadinya tidak
mengetahui menjadi lebih mengetahui. Selain itu, media yang digunakan
berupa leaflet sehingga lebih mudah untuk dibawa dan dibaca kembali oleh
siswi dan adanya poster membantu siswi untuk membaca kembali pesan
penting tentang anemia pada waktu senggangnya yang telah ditempelkan
pada dinding madding sekolah. Penggunaan bahasa dalam memberikan
edukasi gizi mudah dipahami dengan pesan yang disampaikan secara singkat
dan jelas sehingga siswi lebih memahami mengenai anemia.
Adanya pengaruh edukasi terhadap pengetahuan siswi tentang
pencegahan anemia sejalan dengan penelitian Asrori, dkk (2020) yang
menyatakan adanya pengaruh pemberian edukasi dengan logbook (Go Mia)
terhadap pengetahuan remaja putri. Media yang digunakan berupa leaflet dan
poster dapat memberikan pengaruh untuk meningkatkan pengetahuan subjek
dikarenakan berisi informasi seputar anemia sehingga dapat meningkatkan
motivasi internal.
52

Pada penelitian ini dperoleh hasil perbedaan pengetahuan sebelum dan


sesudah diberikan edukasi masih belum maksimal dikarenakan beberapa
faktor yaitu faktor pengalaman yang mempengaruhi pengalaman seseorang
dan tergantung pada ingatan ketika responden mengisi kuesioner. Hal ini
sejalan dengan Hastuty, dkk (2021) bahwa tingkat pengetahuan berorientasi
pada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang paling
sederhana yaitu mengingat sampai dengan kemampuan memecahkan suatu
masalah yang diperoleh melalui informasi dan ilmu pengetahuan.

2. Pengaruh Edukasi Menggunakan Media Leaflet dan Poster


terhadap Hb Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah

Dari hasil analisis diperoleh bahwa adanya pengaruh edukasi


menggunakan media leaflet dengan poster terhadap Hb siswi dengan nilai p =
0,041 < 0,05. Status anemia pada penelitian ini diperoleh melalui
pemeriksaan kadar Hb sehingga didapatkan bahwa sebanyak 14 siswi
dikategorikan anemia dengan kadar hb dibawah 12 g/dl sebelum diberikan
edukasi tentang pencegahan anemia. Kemudian setelah diberikan edukasi
pada siswi, diperoleh bahwa sebanyak 11 siswi dikategorikan mengalami
anemia.
Banyaknya siswi yang terindikasi anemia di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah sesuai dengan data Riskesdas tahun 2018 yang menyebutkan
bahwa sebesar 32% atau 3-4 dari 10 remaja menderita anemia yang
disebabskan oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal serta kurangnya
aktivitas fisik. Anemia dapat terjadi pada remaja dikarenakan pasa masa
remaja membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, remaja putri sangat rentan
mengalami anemia dikarenakan setiap bulannya mengalami masa haid
(menstruasi) dan juga cenderung memperhatikan bentuk badannya sehingga
akan membatasi asupan makan (Vaira, dkk, 2022).
Pemeriksaan kadar hb yang dilakukan pada penelitian ini dapat
menjaring siswi yang mengalami anemia dengan kadar hb rendah <12 g/dl.
53

Dengan adanya pemeriksaan ini siswi dapat mengetahui kadar hb mereka dan
pemberian edukasi tentang pencegahan anemia menggunakan media leaflet
serta poster dapat membantu siswi dalam menangani dan mengatasi kondisi
kekurangan kadar hb. Pemberian edukasi ini dapat meningkatkan
pengetahuan siswi tentang anemia dan pencegahannya sehingga siswi lebih
peduli terhadap kesehatan dirinya.
Pemberian edukasi dengan bantuan media leaflet serta poster dapat
memudahkan dalam penyampaian informasi bagi responden. Hal ini
dikarenakan informasi yang tertera pada leaflet dapat membantu siswi dalam
mengingat pesan penting untuk meningkatkan kadar hb bagi dirinya. Selain
itu, dengan bantuan media poster yang ditempelkan pada dinding sekolah
dapat menunjang siswi dalam mengingat dan membaca ulang saat siswi
sedang berada di lingkungan sekolahnya. Kurangnya media informasi yang
terdapat di sekolah ini, menjadikan media leaflet dengan poster lebih efektif
dalam meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku siswi serta
meningkatkan kadar hemoglobin pada siswi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indriani, dkk (2019) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian
edukasi dan kapsul serbuk daun kelor dalam meningkatkan kada rhemoglobin
pada remaja putri dengan kenaikan hb sebesar 0,72 ± 0,97 g/dl. Selain itu,
Marfuah & Dewi (2016) menyatakan bahwa adanya perbedaan signifikan
kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian edukasi yang mengalami
kenaikan kadar hemoglobin sebesar 1,30 g/dl.
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada keadaan gizinya. Hemoglobin merupakan suatu protein kompleks yang
tersusun dari protein lobin dan suatu senyawa yang bukan protein yang
disebut hem. Kandungan hemoglobin yang rendah mengindikasikan bahwa
tubuh mengalami anemia. Dalam sel darah merah, hemoglobin berfungsi
untuk mengikat oksigen, dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan
dibawa oleh darah dan dengan banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah
54

maka pasokan oksigen ke berbagai organ tubuh akan terpenuhi dengan baik
(Marfuah & Dewi, 2016).

3. Pengaruh Edukasi Menggunakan Media Laflet dan Poster terhadap


Konsumsi Fe Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa siswi yang diberi edukasi


gizi tentang pencegahan anemia dengan media leaflet dengan poster tidak
berpengaruh terhadap konsumsi Fe siswi dengan nilai p = 0,005. Hasil
penelitian ini didapatkan jumlah sisi yang mengonsumsi tablet Fe sebanyak
16 orang (64%) kurang dan setelah diberikan edukasi didapatkan sebanyak 10
siswi (40%) konsumsi tablet Fe kurang dan 15 siswi (60%) mengonsumsi
tablet Fe baik.
Berdasarkan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa adanya peningkatan
konsumsi Fe yang bermakna setelah diberikan edukasi dengan media leaflet
dengan poster pada siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah. Hal ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, menurut Supariasa (2010) dinyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi asupan diantaranya besar keluarga, pendapatan,
pengetahuan, prioritas pemberian makanan serta pola asuh. Selain itu terdapat
faktor lainnya seperti pengaruh teman sebaya, lingkungan dan peran orang
tua. Meskipun terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan edukasi
menggunakan media leaflet dengan poster, akan tetapi peran keluarga serta
lingkungan sangat besar sekali berkontribusi terhadap pola konsumsi remaja
putri (Supariasa, 2010 dalam Asrori, dkk, 2020).
Sejalan dengan hasil penelitian Marfuah & Dewi (2016) yang
menunjukkan bahwa pemberian edukasi gizi efektif meningkatkan rata-rata
asupan zat besi pada remaja putri. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan Pakhri, dkk (2018) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh
yang signifikan sebelum dan sesudah edukasi gizi terhadap asupan zat besi
pada remaja. Sama halnya dengan penelitian Sefaya, dkk (2017) yang
menunjukkan bahwa pendidikan gizi tidak berpengaruh pada konsumsi zat
besi.
55

Berdasarkan penelitian ini diketahui alasan siswi kurang


mengonsumsi zat besi dikarenakan pemilihan makanan yang dikonsumsi
kurang serta siswi jarang bahkan sebagian besar tidak sarapan. Hal ini
disebabkan siswi tidak memiliki waktu untuk membuat sarapan sendiri serta
sebagian besar hanya mengonsumsi mie instan. Ketidakberagaman makanan
yang dikonsumsi dapat menyebabkan ketidakcukupan asupan zat gizi
termasuk Fe yang akhirnya akan memicu kurangnya produksi sel darah merah
yang menyebabkan terjadinya anemia pada remaja putri (Pakhri, dkk, 2018).
Asupan Fe pada responden yang kurang dalam penelitian ini dapat
disebabkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan zat besi diantaranya
kurangnya tingkat penyerapan zat besi, asupan yang kurang beraneka ragam
dan sering melewatkan sarapan pagi serta kurang mengonsumsi tablet tambah
darah. Selain itu, konsumsi bahan makanan hewani yang memiliki kandungan
zat besi tinggi sangat dibutuhkan oleh tubuh dibandingkan dengan bahan
makanan nabati. Kebiasaan remaja putri yang cenderung tidak sehat seperti
kebiasaan ngemil makanan rendah gizi dan makanan siap saji serta tidak
makan pagi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan anemia (Akib &
Sri, 2017).
Mengonsumsi sumber zat besi serta mengurangi konsumsi inhibitor
zat besi seperti fosfat, kalsium, tannin dan fitat, dapat meningkatkan absorbsi
zat besi dalam tubuh. Beberapa zat gizi yang dapat membantu proses
penyerapan zat besi yaitu vitamin C, vitamin A dan vitamin B2. Selain itu,
protein hewani yang berasal dari daging, ungas dan ikan juga merupakan
beberapa bahan makanan yang dapat berperan dalam pembentukan sel darah
merah. Apabila dalam kondisi tertentu, zat besi dari makanan tidak dapat
mencukupi kebutuhan terhadap zat besi maka diperlukan adanya
suplementasi zat besi yang dapat diberikan rutin selama jangka waktu tertentu
yang bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat.
Pemberian tablet tambah darah merupakan suplementasi zat besi yang dapat
diberikan dengan dosis yang tepat untuk mencegah anemia dan meningkatkan
cadangan zat besi di dalam tubuh (Meikawati, dkk, 2022).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasannya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji paired t-test menunjukkan ada pengaruh pemberian edukasi
menggunakan media leaflet dan poster terhadap pengetahuan siswi
dengan selisih rata-rata skor sebesar 1,9 (p =0,000).
2. Hasil uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh edukasi menggunakan
media leaflet dengan poster terhadap hb siswi dengan selisih rata-rata
kadar Hb sebelum dan sesudah edukasi sebesar 0,39 g/dl (p=0,041).
3. Hasil uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh edukasi menggunakan
media leaflet dengan poster terhadap konsumsi Fe dengan selisih rata-
rata konsumsi Fe sebelum dan sesudah edukasi sebesar 13% (p =
0,005).
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat
diberikan yaitu :
1. Bagi Peneliti
Disarankan agar memberikan edukasi gizi dan kesehatan lebih intensif
dengan menggunakan berbagai media edukasi pada remaja putri agar dapat
meningkatkan derajat kesehatan yang dimulai dari dini yaitu pada masa
remaja.
2. Bagi Remaja Putri
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia bagi remaja
serta disarankan untuk lebih banyak menggali informasi mengenai anemia
baik dari artikel, buku, perpustakaan, internet, maupun media yang
lainnya.

56
57

3. Bagi Akademik
Diharapkan pada pihak akademik agar lebih meningkatkan edukasi gizi
secara rutin dengan menggunakan alat media seperti booklet tentang
anemia yang dapat digunakan sesuai petunjuk ahli gizi untuk penanganan
peningkatan pola makan sebagai upaya pencegahan dan penanganan
anemia dan peningkatan prestasi belajar.\
DAFTAR PUSTAKA

Adventus, Jaya, I.M.M., & Mahendra, D. 2019. Buku Ajar Promosi Kesehatan.
Universitas Kristen Indonesia.
Akib, A., & Sri, S. 2017. Kebiasaan Makan Remaja Putri yang Berhubungan
dengan Anemia : Kajian Positive Deviance. Amerta Nutr (2017) 105-116.
DOI : 10.2473/amnt.v1i2.2017.105-116
Almatsier. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Ambarwati, D., & Wilis. 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Anemia Mahasiswa D III Kebidanan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Jurnal SMART Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Karya Husada Semarang Vol. 4 No. 2
(http://www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb)
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Asrori, A., Abdul, dkk. 2020. Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Logbook Terhadap
Pengetahuan Dan Asupan Remaja Putri Anemia. Jurnal Gizi Prima (Frime
Nutrition Journal) Vol.5, Edisi.2, September 2020, pp. 96-102.
Bagindo, Alfridsyah. 2021. Proses Asuhan Gizi Perseorangan, Kelompok,
Masyarakat (Seri Gizi Masyarakat). Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan
Politeknik Kesehatan Aceh.
Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahannya. Yogyakarta :
Kalika.
Cornelia, Edith, Irfanny, etc. 2013. Konseling Gizi. Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI) Jakarta: Penebar Plus.
Damanik, A.N. 2019. Pengaruh Penyuluhan Tentang Anemia Dengan Media
Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswi SMA Swasta Trisakti
Lubuk Pakam. Skripsi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi.
Damayanti, Didit. 2014. Protein. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. EGC, Jakarta.
Ely. E. G. 2017. Determinan Risiko Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Kebumen. Public Health
Perspective Journal, Vo. 2, No. 1: 26-33.

58
59

Fathony, Z., Rizki A., & Pratiwi. 2022. Edukasi Pencegahan Anemia Pada
Remaja Disertai Cara Benar Konsumsi Tablet Tambah Darah (Ttd). Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kebidanan Volume 4 No 2, 2022, 49-53.
Febria, M.A., & Ratih K. 2022. Penggunaan Media Kreatif Sebagai Sarana
Edukasi Anemia Remaja Putri Selama Pembelajaran Jarak Jauh: Literature
Review. MPPKI (Agustus, 2022) Vol. 5. No. 8.
Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang : Badan Peneliti Universitas Diponegoro.
Handayani & Haribowo, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Hastuty, Y.D., Dodoh & Yusrawati. 2021. Edukasi dan Deteksi Dini Anemia
Remaja Putri di Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. GEMAKES : Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.1 No.2 tahun 2021.
Indriani, L., Cantika, dkk. 2019. Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi dan Kapsul
Serbuk Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Terhadap Kenaikan Kadar
Hamoglobin Remaja Putri di Universitas Pakuan. Artikel Penelitian, Media
Pharmaceutica Indonesiana, Vol.2 No.4.
Iswara, Tyas. 2018. Hubungan Pelaksanaan Skrining Gizi Dan Asupan Zat Gizi
Makro (Energi Dan Protein) Dengan Kejadian Malnutrisi Pada Pasien
Tuberkulosis Paru (Tb Paru) Di Rumah Sakit Budhi Asih. Skripsi.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi S-1 Ilmu Gizi.
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
2014.
Kemenkes RI. 2018. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Balitbangkes RI, Jakarta.
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kemenkes
RI.
Khairani, S.S. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada
Remaja di SMP Muhammadiyah Serpong Tahun 2018. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Syaif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Kesehatan Program
Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Masyarakat.
Kusfriyadi, M.K., Hadi, H., & Fuad, A. 2014. Pendidikan Gizi dan Pesan Gizi
Melalui Short Message Service Terhadap Pengetahuan, Perilaku dan
60

Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.
9, No.2.
Marfuah, D., & Dewi P. 2017. Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Perbaikan
Asupan Protein Dan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri. Seminar
Nasional Gizi 2017 Program Studi Ilmu Gizi UMS “Strategi Optimasi
Tumbuh Kembang Anak” ISSN: 2579-9622.
Meikawati, W., Siti, dkk. 2022. Edukasi Manfaat Konsumsi Tablet Tambah
Darah untuk Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Pondok Pesantren
KH Sahlan Rosjidi UNIMUS. Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat
Indonesia, Vol. 1, No.3.
Murfat, Z. 2022. Hubungan Asupan Zat Gizi Makronutrien terhadap Status Gizi
Pasien TB Paru. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Vol.2 No.6 (Juni, 2022): E-ISSN: 2808-9146.
Mutemmainna. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kejadian
Anemia pada Siswa Siswi di SMA Muhammadiyah Lubuk Pakam. Skripsi.
Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi.
Nehe, K. 2018. Hubungan Pengetahuan, Asupan Protein dan Fe dengan Kadar
Hemoglobin pada Wanita Usia Subur di Paluh Kemiri Lubuk Pakam.
Skripsi. Poltekkes Kemenkes Medan.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurjannah, A. 2017. Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar
Hemoglobin pada Remaja Putri Anemia di SMA Muhammadiyah Pontren
Imam Syuhodo. Skripsi. STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta.
Otaverina, A.S. 2022. Pengaruh Media Poster terhadap Peningkatan
Pengetahuan Anemia Remaja Putri di SMAN 1 Kartasura
Pakhri, A., Sukmawati & Nurhasanah. 2018. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
Pengetahuan Gizi dan Asupan Energi, Protein dan Besi pada Remaja.
Jurnal Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, Vol 13, No. 1.
Pratiwi, Eka. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Siswi MTS
Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
dan Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari. 2017. Gizi Dalam Daur
Kehidupan : BPPSDM Tahun 2017. Jakarta: KEMENKES RI.
61

Purbadewi. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah
Semarang April 2013, Vol. 2, No.1.
Rahayu, A., Fahrini., Andini & Lia. 2019. Buku Referensi Metode Orkes-ku
(Raport Kesehatanku) dalam Mengidentifikasi Potensi Kejadian Anemia
Gizi pada Remaja Putri. Yogyakarta : CV Mine.
Safitri & Deny. 2016. Pengaruh Edukasi Gizi dengan Ceramah dan Booklet
terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Gizi Remaja Overweight.
Journal of Nutrition College, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 (Jilid 2) : 374-380.
Sari, Melina P. 2018. Pola Konsumsi dan Kebiasaan Konsumsi TTD dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Negeri 1 Manggis, Kabupaten
Karangasem. Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Gizi.
Satriani. 2018. Analisis Determinan Anemia pada Remaja Putri (15-18 Tahun) di
Kecamatan Tamalate Kabupaten Jeneponto. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Program Studi Ilmu Kebidanan Universitas Hasanuddin (online)
Sefaya, K.T., S.A.Nugraheni., & Dina. 2017. Pengaruh Pendidikan Gizi
Terhadap Pengetahuan Gizi Dan Tingkat Kecukupan Gizi Terkait
Pencegahan Anemia Remaja (Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar
Semarang). JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume
5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm.
Sirait, A.W. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Anemia dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Negeri 3 Lubuk
Pakam. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Supariasa. 2010. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC
Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi (Ed. Revisi). Jakarta: EGC.
Syatriani, S dan Aryani, A. 2010. Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia pada
Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional, Vol. 4, No.6, Juni 2010.
Vaira, R., KArinda & M. 2022. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dan Pemberian
Edukasi tentang Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Indonesia Berdaya, Vol.
3 No.4.
WHO. 2011. The Global Prevalence of Anemia in 2011. Geneva: WHO.
62

Yunita, F.A., Sri., Hardiningsih, et al. 2020. Hubungan Pengetahuan Remaja


Putri Tentang Konsumsi Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Di Smp 18
Surakarta. PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya,
Vol.8(1) 2020.
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa bersedia menjadi

responden pada penelitian ini dan apabila terdapat kekurangan data di kemudian

hari, maka saya bersedia untuk dihubungi kembali.

Meulaboh, Januari 2023

Responden

Nama :

Tanda Tangan :

Peneliti

Nama : Masriaton

Tanda Tangan :
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH EDUKASI GIZI MENGGUNAKAN LEAFLET DENGAN POSTER
TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA TERHADAP PENGETAHUAN, Hb DAN
KONSUMSI FE PADA SISWI DI SMA SWASTA ISLAM SERAMBI MEKAH
ACEH BARAT

A. IDENTITAS RESPONDEN

NAMA :

TEMPAT, TANGGAL LAHIR :

UMUR : Tahun

ALAMAT :

HAID : 1) Ya
2) Tidak
Kelas :

B. STATUS ANEMIA
KADAR HB : gr/dl

Keterangan : 1) Anemia
2) Normal
C. PENGETAHUAN SISWI (Sumber : Nehe, 2018)
1. Apa itu anemia?
a. Kurangnya kadar Hb dalam darah
b. Tekanan darah yang rendah dalam tubuh
c. Darah kotor yang terdapat di dalam tubuh
d. Penyakit kelainan darah

2. Siapakah berikut di bawah ini yang merupakan paling berisiko menderita


anemia?
a. Remaja putra
b. Remaja putri
c. Anak-anak
d. Wanita usia lanjut

3. Apa saja gejala atau tanda-tanda seseorang mengalami anemia?


a. Diare, kejang
b. Pegal, kram
c. Lemah, letih, lesu
d. Sering berkeringat, haus

4. Bahaya apabila mengalami anemia adalah….


a. Kurus
b. Kurang konsentrasi
c. Haid tidak lancar
d. Susah tidur

5. Cara untuk mengetahui bahwa seseorang mengalami anemia?


a. Memeriksakan darah
b. Mengecek apakah terdapat bintik merah di kulit
c. Memeriksa tekanan darah
d. Menghitung detak jantung

6. Berapakah kadar Hb jika seorang remaja putri dikatakan anemia?


a. < 11 gr/dl
b. < 12 gr/dl
c. < 13 gr/dl
d. < 14 gr/dl

7. Makanan yang harus dikonsumsi untuk meningkatkan kadar hb, adalah….


a. Tahu, kacang-kacangan
b. Ayam, daging, hati, telur
c. Jagung, ubi
d. Ubi jalar, kentang

8. Makanan yang harus dihindari untuk mencegah anemia….


a. Jeruk
b. Kopi
c. Kelapa
d. Madu

9. Salah satu kebiasaan untuk mencegah anemia yaitu….


a. Mengonsumsi sayur dibarengi dengan minum kopi
b. Sarapan pagi secara rutin
c. Sering minum teh di pagi hari setelah makan
d. Mengurangi konsumsi tablet tambah darah

10. Mengonsumsi sayur dibarengi dengan minum teh dapat….


a. Menghambat penyerapan zat besi
b. Membantu penyerapan zat besi
c. Zat besi dapat diproses dengan baik
d. Zat besi dapat bekerja dengan tepat

11. Sarapan pagi kemudian minum jus jeruk dapat….


a. Menghambat penyerapan zat besi
b. Membantu penyerapan zat besi
c. Zat besi tidak diproses dengan baik
d. Zat besi tidak bekerja maksimal

12. Untuk mencegah anemia maka dapat diminum….


a. Gula/permen
b. Cokelat
c. Tablet tambah darah
d. Tablet kalsium

13. Penyebab terjadinya anemia yaitu….


a. Kurangnya mengonsumsi makanan manis
b. Kurangnya mengonsumsi makanan mengandung zat besi
c. Terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak
d. Kurangnya konsumsi makanan berserat tinggi
14. Buah yang paling baik dalam membantu penyerapan zat besi yaitu….
a. Papaya
b. Kelapa
c. Jeruk
d. Durian

15. Cara mengobati anemia dengan melakukan kebiasaan seperti…


a. Tidur yang cukup
b. Mengonsumsi makanan berserat
c. Mengonsumsi tablet tambah darah
d. Makan yang teratur
D. KONSUMSI TABLET FE (Sumber: Modifikasi Riskesdas, 2018)
1. Berapakah jumlah tablet tambah darah yang diberikan oleh petugas
puskesmas/UKS?
a. 4 tablet/bulan
b. 10 butir/bulan
c. 1 butir/hari

2. Apakah tablet tambah darah tersebut anda minum?


a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apabila Ya, kapan biasanya anda meminum tablet tambah darah?
a. Setiap hari
b. Setiap hari selama haid/menstruasi
c. Seminggu sekali selama haid/menstruasi
4. Berapakah sisa tablet tambah darah yang belum anda minum?
a. Tidak ada
b. Sisa > 3 butir, sebutkan…… butir
c. Tidak diminum
5. Apakah anda minum tablet tambah darah atas kesadaran sendiri?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah anda minum tablet tambah darah bersamaan dengan minum teh?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda tetap minum tablet tambah darah ketika sakit?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah anda tetap minum tablet tambah darah meskipun ada efek samping
seperti mual?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah anda menghindari minum kopi sebelum/sesudah minum tablet
tambah darah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah anda minum tablet tambah darah 1 kali sehari saat haid secara
teratur?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN

Pengetahuan
1. A
2. B
3. C
4. B
5. A
6. B
7. B
8. B
9. B
10. A
11. B
12. C
13. B
14. C
15. C

Konsumsi Fe
No. Jawaban
1. 2 1 0
2. 2 1 0
3. 2 1 0
4. 2 1 0
5. 2 1 0
6. 0 1 2
7. 2 1 0
8. 2 1 0
9. 2 1 0
10. 2 1 0
Lampiran 4 LEAFLET
Lampiran 5
POSTER
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Pokok Bahasan : Anemia pada Remaja Putri


Sasaran : Remaja Putri SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh
Barat
Hari/Tanggal : Februari 2023
Waktu : 10.00 – 10.30 (30 Menit)
Tempat : Ruang Kelas SMA Swasta Islam Serambi Mekah

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah menerima edukasi kesehatan, remaja putri di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat dapat memahami, mengetahui dan
menerapkan informasi tentang pencegahan anemia pada remaja putri
pada kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima edukasi gizi selama 30 menit, remaja putri di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat mampu:
a. Dapat menjelaskan pengertian anemia menurut bahasanya sendiri
b. Dapat menyebutkan minimal 2 faktor yang dapat menyebabkan
anemia
c. Dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia
d. Dapat menyebutkan minimal 2 dampak anemia bagi remaja \
e. Dapat menyebutkan minimal 3 faktor yang mempengaruhi kadar hb
remaja putri
f. Dapat menyebutkan minimal 2 cara mencegah anemia
g. Dapat menyebutkan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif
B. Materi (Terlampir)
1. Menjelaskan pengertian anemia
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan anemia
3. Menjelaakan tanda dan gejala anemia
4. Menjelaskan dampak anemia bagi remaja
5. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri
6. Menjelaskan cara mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya Jawab

D. Media
1. Leaflet
2. Poster

E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit 1. Membuka/memulai Menjawab Leaflet
kegiatan dengan salam, dan poster
mengucapkan salam mendengarkan
2. Memperkenalakan diri dan
3. Menjelaskan maksud dan memperhatikan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Kontrak waktu
2. Penyajian 10 menit 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan Leaflet
anemia dan dan poster
2. Menjelaskan faktorfaktor memperhatikan
yang menyebabkan anemia
3. Menjelaakan tanda dan
gejala anemia
4. Menjelaskan dampak
anemia bagi remaja
5. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kadar hb
remaja putri
6. Menjelaskan cara
mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu
diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet
tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh
anemia terhadap
kemampuan kognitif
3. Evaluasi 7 menit 1. Tanya Jawab Bertanya dan leaflet
2. Menanyakan Kembali menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit 1. Kesan pesan Mengulang Leaflet
2. Salam Penutup pokok-pokok
materi dan
menjawab
salam penutup

F. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
SAP telah disusun
2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai tepat pada waktunya
b. Peserta antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan
c. Jumlah peserta yang hadir memenuhi target
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian anemia
b. Peserta mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
anemia
c. Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala anemia
d. Peserta mampu menjelaskan dampak anemia bagi remaja
e. Peserta mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb
remaja putri
f. Peserta mampu menjelaskan cara mencegah anemia
g. Peserta mampu menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah
h. Peserta mampu menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan
kognitif.

G. Lampiran
1. Materi penyuluhan
2. Leaflet
3. Poster
MATERI

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi
dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang
ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar
besi serum dan saturasi (jenuh) transferin menurun, mampu ikat besi total
(TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain
sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel
darah merah dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan
pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah
melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah
merah yang berlebihan.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit,
atau jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal. Menurut
Ahmad Syafiq Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb
rendah karena kondisi patologis. Menurut Anie Kurniawan, dkk Anemia
adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal.
B. Faktor yang Menyebabkan Anemia
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,
2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan
remaja kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan
yang sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang
banyak, tentu akan meningkatkan kebutuhan besi,
3. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi
di negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang
dan latar be lakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan
mereka sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak
mengandung zat besi.
4. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan
zat besi tidak terpenuhi,
5. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi
asupan makanan, dan
6. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,
khusunya melalui feses (tinja)
Menurut Handayani dan Haribowo (2018), pada dasarnya gejala
anemia timbul karena dua hal berikut ini:
a. Anoreksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang
dapat dibawa oleh darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.
C. Tanda dan Gejala Anemia
Ada beberapa gejala umumnya antara lain ; 5 L (lemah, letih,lesu, lelah,
lalai), warna kulit yang pucat, mata berkunang - kunang, peka terhadap
cahaya, pusing, nafas pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun,
sakit kepala (biasanya bagian frontal). Defisiensi zat besi mengganggu
proliferasi dan pertumbuhan sel, yang utama adalah sel dari sum-sum
tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan
gejala anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:
a. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap
karena papil lidah menghilang.
b. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
c. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.
d. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam
menelan, pada defisiensi zat besi jangka panjang.
e. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari
lapisan kuku.
f. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat
dari lapisan kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical
danmenjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
g. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.
h. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
D. Dampak Anemia bagi Remaja
a. Dapat menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik dan kebugaran.
d. Mengakibatkan muka pucat
e. Rentan terkena infeksi karena kekebalan tubuh yang kurang
f. Menurunkan fungsi dan daya tahan turun
E. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb pada Remaja Putri
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja
yaitu :
a. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
b. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
c. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.
d. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur
menjadi kurang teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang
tidur.
e. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan
F. Pencegahan Anemia
1. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging,
ikan, hati, ayam dan telur) dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna
hijau tua, kacang-kacangan dan olahannya).
2. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung sumber vitamin
C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya
daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, jeruk, tomat dan nanas.
3. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari khususnya saat mengalami
haid.
4. Apabila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan
ke dokter untuk mencari penyebabnya dan diberikan pengobatan dan
pengananan segera.
5. Menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, es teh, minuman yang
mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan yang akan
menghambat penyerapan asupan zat besi didalam tubuh (Almatsier, 2011).
G. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengonsumsi TTD
a. Minumlah tamblet tambah darah (Fe) denagn air putih, jangan minum
TTD dengan teh, susu, ataupun kopi karean dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya berkurang
b. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan draah tinggi ataupun
kebanyakan darah
c. Jangan merasa takut jika terjadi gejala-gejala ringan seperti perut terasa
tidak enak, mual-mual, susah air besar, tinja berwarna hitam . Hal ini
seperti itu tidak berbahaya
d. Agar tidak terjadi gejala sampingan, minumlah tablet tambah darah
setelah makan malam (menjelang tidur)
e. Akan lebih baik jika setelah minum tablet tambah darah disertai dengan
makan buah yang mengandung vitamin C
f. Simpan tablet tambah darah di tempat yang kering dan terhindar dari
sinarmatahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan setelah
dibuka sebaiknya bungkusnya ditutup kembali dengan rapat
g. Tablet tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak
diminum
H. Pengaruh Anemia terhadap Kemampuan Kognitif
Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai
kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan
seseorang memperoleh pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap
suatu rangsang dari luar, memecahkan masalah, mengingat atau memanggil
kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami
lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi kognitif antara
lain:
a. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di
sekolah dan berbagai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial,
teknis, perdagangan, pengaturan rumah tangga.
b. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal
matematika, bahasa asing.
c. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari,
disimpan dalam ingatan secara sistematis atau tidak.
d. Kemampuan berbahasa.
e. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan
sosial.
f. Gaya belajar.
g. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.
h. Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi
meningkatkan makna kehidupan manusia. Bukti penelitian
menyokong bahwa besi memegang peranan penting dalam
perkembangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi selama
proses perkembangan susunan saraf terutama pada masa bayi akan
mengakibatkan gangguan kognitif yaitu kontrol motorik, memori, dan
perhatian, rendahnya prestasi sekolah, meningkatnya problem tingkah
laku dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2018). Peran Gizi Dalam Status Kehidupan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Bakta, I.M. (2017). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
Almatsier, S. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Briawan, D. (2017). Anemia Pada Remaja Putri. Jakarta: ECG
Fatmah. (2018). Gizi Untuk Anemia Pada Remaja. Bandung: Lubuk Agung
Lampiran 7
HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER
Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 Total
Pearson Correlation 1 .378 1.000** .535* .443 .535* .535* .443 .378 .443 .681** .535* 1.000** .681** .443 .809**
x1 Sig. (2-tailed) .165 .000 .040 .098 .040 .040 .098 .165 .098 .005 .040 .000 .005 .098 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .378 1 .378 .354 .213 .354 .354 .533* .400 .213 .555* .354 .378 .139 .533* .606*
x2 Sig. (2-tailed) .165 .165 .196 .446 .196 .196 .041 .140 .446 .032 .196 .165 .622 .041 .017
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation 1.000** .378 1 .535* .443 .535* .535* .443 .378 .443 .681** .535* 1.000** .681** .443 .809**
x3 Sig. (2-tailed) .000 .165 .040 .098 .040 .040 .098 .165 .098 .005 .040 .000 .005 .098 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* 1 .452 .167 .583* .452 .707** .452 .294 1.000** .535* .294 .452 .756**
x4 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .091 .553 .022 .091 .003 .091 .287 .000 .040 .287 .091 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .443 .213 .443 .452 1 .452 .452 .659** .213 -.023 .207 .452 .443 .207 .659** .608*
x5 Sig. (2-tailed) .098 .446 .098 .091 .091 .091 .008 .446 .936 .459 .091 .098 .459 .008 .016
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* .167 .452 1 .167 .452 .000 .075 .784** .167 .535* .294 .829** .588*
x6 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .553 .091 .553 .091 1.000 .789 .001 .553 .040 .287 .000 .021
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* .583* .452 .167 1 .452 .707** .452 .294 .583* .535* .784** .452 .756**
x7 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .022 .091 .553 .091 .003 .091 .287 .022 .040 .001 .091 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .443 .533* .443 .452 .659** .452 .452 1 .533* .318 .207 .452 .443 .207 .659** .722**
x8 Sig. (2-tailed) .098 .041 .098 .091 .008 .091 .091 .041 .248 .459 .091 .098 .459 .008 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .378 .400 .378 .707** .213 .000 .707** .533* 1 .853** .139 .707** .378 .555* .213 .713**
x9 Sig. (2-tailed) .165 .140 .165 .003 .446 1.000 .003 .041 .000 .622 .003 .165 .032 .446 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .443 .213 .443 .452 -.023 .075 .452 .318 .853** 1 .207 .452 .443 .650** -.023 .570*
x10 Sig. (2-tailed) .098 .446 .098 .091 .936 .789 .091 .248 .000 .459 .091 .098 .009 .936 .026
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .681** .555* .681** .294 .207 .784** .294 .207 .139 .207 1 .294 .681** .423 .650** .643**
x11 Sig. (2-tailed) .005 .032 .005 .287 .459 .001 .287 .459 .622 .459 .287 .005 .116 .009 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* 1.000** .452 .167 .583* .452 .707** .452 .294 1 .535* .294 .452 .756**
x12 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .000 .091 .553 .022 .091 .003 .091 .287 .040 .287 .091 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation 1.000** .378 1.000** .535* .443 .535* .535* .443 .378 .443 .681** .535* 1 .681** .443 .809**
x13 Sig. (2-tailed) .000 .165 .000 .040 .098 .040 .040 .098 .165 .098 .005 .040 .005 .098 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .681** .139 .681** .294 .207 .294 .784** .207 .555* .650** .423 .294 .681** 1 .207 .643**
x14 Sig. (2-tailed) .005 .622 .005 .287 .459 .287 .001 .459 .032 .009 .116 .287 .005 .459 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*
Pearson Correlation .443 .533 .443 .452 .659** .829** .452 .659** .213 -.023 .650** .452 .443 .207 1 .722**
x15 Sig. (2-tailed) .098 .041 .098 .091 .008 .000 .091 .008 .446 .936 .009 .091 .098 .459 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .809** .606* .809** .756** .608* .588* .756** .722** .713** .570* .643** .756** .809** .643** .722** 1
total Sig. (2-tailed) .000 .017 .000 .001 .016 .021 .001 .002 .003 .026 .010 .001 .000 .010 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 15 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.916 15

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
x1 11.0667 15.210 .785 .908
x2 11.3333 14.667 .522 .915
x3 11.0667 15.210 .785 .908
x4 11.2000 14.457 .708 .907
x5 11.2667 14.781 .530 .914
x6 11.2000 15.029 .516 .914
x7 11.2000 14.457 .708 .907
x8 11.2667 14.352 .662 .909
x9 11.3333 14.238 .647 .910
x10 11.2667 14.924 .487 .915
x11 11.1333 15.124 .588 .911
x12 11.2000 14.457 .708 .907
x13 11.0667 15.210 .785 .908
x14 11.1333 15.124 .588 .911
x15 11.2667 14.352 .662 .909
Lampiran 8
MASTER TABEL PENELITIAN
IDENTITAS SISWA STATUS ANEMIA PENGETAHUAN KONSUMSI FE
POS
NO
HB KATEGOR PRE POST PRE KATEGOR T KATEGOR
NAMA UMUR HAID KATEGORI POST % KATEGORI % KATEGORI % %
PRE I TEST TEST TEST I TES I
T
MERI
1 ANGGRAINI 17 2 10.3 ANEMIA 9.1 Anemia 9 60 KURANG 13 86,7 BAIK 12 60 Baik 15 75 Baik
Tidak Tidak
2 SITI MARIAH 16 2 12 Anemia 12.4 Anemia 11 73,3 KURANG 12 80 BAIK 13 65 Baik 15 75 Baik
Tidak
3 NUR FAIDA 17 2 11.5 ANEMIA 12.6 Anemia 7 46,7 KURANG 10 66,7 KURANG 10 50 Kurang 2 10 Kurang
4 MURFIDA 18 1 11.8 ANEMIA 8.5 Anemia 7 46,7 KURANG 12 80 BAIK 7 35 Kurang 12 60 Baik
5 NAFI HISMA 17 2 10.2 ANEMIA 10.5 Anemia 9 60,0 KURANG 10 66,7 KURANG 8 40 Kurang 9 45 Kurang
AISYAH Tidak
6 RAHMATILAH 18 2 11.8 ANEMIA 13.8 Anemia 13 86,7 BAIK 14 93,3 BAIK 7 35 Kurang 13 65 Baik
7 MARLINA 17 2 10.9 ANEMIA 10.1 Anemia 10 66,7 KURANG 11 73,3 KURANG 6 30 Kurang 12 60 Baik
CUT Tidak
8 RISMANIAR 17 2 11.8 ANEMIA 12.4 Anemia 10 66,7 KURANG 10 66,7 KURANG 5 25 Kurang 7 35 Kurang
9 YULANTI 17 2 11.5 ANEMIA 11.9 Anemia 12 80,0 BAIK 10 66,7 KURANG 13 65 Baik 9 45 Kurang
Tidak Tidak
10 CUT RISKA 17 2 12 Anemia 13.8 Anemia 12 80,0 BAIK 13 86,7 BAIK 14 70 Baik 15 75 Baik
11 MELATI 17 2 10.4 ANEMIA 10.5 Anemia 11 73,3 KURANG 11 73,3 KURANG 5 25 Kurang 12 60 Baik
12 ZAHWA 18 1 11 ANEMIA 11.9 Anemia 8 53,3 KURANG 10 66,7 KURANG 6 30 Kurang 8 40 Kurang
Tidak Tidak
13 RISKA 18 1 12 Anemia 12 Anemia 10 66,7 KURANG 13 86,7 BAIK 7 35 Kurang 13 65 Baik
14 ROSA MELIA 18 1 11.8 ANEMIA 11.9 Anemia 9 60,0 KURANG 9 60 KURANG 5 25 Kurang 12 60 Baik
Tidak Tidak
15 ZULMA 17 1 13 Anemia 14.9 Anemia 8 53,3 KURANG 11 73,3 KURANG 8 40 Kurang 14 70 Baik
Tidak Tidak
16 INDA SARI 18 2 12 Anemia 13.4 Anemia 8 53,3 KURANG 12 80 BAIK 6 30 Kurang 8 40 Kurang
ATON Tidak
17 MAYANA 16 1 11.7 ANEMIA 13.9 Anemia 8 53,3 KURANG 9 60 KURANG 14 70 Baik 14 70 Baik
AYU
18 MURDASARI 17 1 11 ANEMIA 11.4 Anemia 6 40,0 KURANG 9 60 KURANG 5 25 Kurang 12 60 Baik
EKA Tidak Tidak
19 SAFLIANA 17 1 12 Anemia 13 Anemia 6 40,0 KURANG 9 60 KURANG 5 25 Kurang 9 45 Kurang
Tidak Tidak
20 MELISA 17 2 12 Anemia 13.8 Anemia 9 60,0 KURANG 11 73,3 KURANG 5 25 Kurang 7 35 Kurang
Tidak
21 ALVIA RESDA 17 2 12 Anemia 8 Anemia 12 80,0 BAIK 15 100 BAIK 13 65 Baik 13 65 Baik
Tidak Tidak
22 NOVI SAFARI 18 2 13 Anemia 15.2 Anemia 11 73,3 KURANG 12 80 BAIK 13 65 Baik 14 70 Baik
MIRATIL Tidak Tidak
23 HAYAH 17 2 12 Anemia 12.7 Anemia 9 60,0 KURANG 13 86,7 BAIK 7 35 Baik 14 70 Baik
YUNI Tidak Tidak
24 HIDAYATI 16 1 13 Anemia 13 Anemia 12 80,0 BAIK 13 86,7 BAIK 4 20 Kurang 8 40 Kurang
PUTRI
25 YUNITA 18 2 11.8 ANEMIA 11.7 Anemia 8 53,3 KURANG 12 80 BAIK 13 65 Baik 9 45 Kurang
Lampiran 9

HASIL OLAH DATA SPSS

Frequency Table

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

16 3 12.0 12.0 12.0

17 14 56.0 56.0 68.0


Valid
18 8 32.0 32.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

HAID

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

YA 9 36.0 36.0 36.0

Valid TIDAK 16 64.0 64.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Explore

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 9.400 .3958

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.583


Mean Upper Bound 10.217

5% Trimmed Mean 9.400

Median 9.000

PENGETAHUAN_PRE Variance 3.917


TEST Std. Deviation 1.9791

Minimum 6.0

Maximum 13.0

Range 7.0

Interquartile Range 3.0

Skewness .056 .464


Kurtosis -.890 .902
Mean 11.360 .3361

95% Confidence Interval for Lower Bound 10.666


Mean Upper Bound 12.054

5% Trimmed Mean 11.300

Median 11.000

Variance 2.823
PENGETAHUAN_PO
Std. Deviation 1.6803
STTEST
Minimum 9.0

Maximum 15.0

Range 6.0

Interquartile Range 3.0

Skewness .235 .464

Kurtosis -.713 .902

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
PENGETAHUAN_PRETEST .140 25 .200 .953 25 .292
PENGETAHUAN_POSTTEST .151 25 .146 .939 25 .138

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

PENGETAHUAN_PRETEST 9.400 25 1.9791 .3958


Pair 1
PENGETAHUAN_POSTTEST 11.360 25 1.6803 .3361

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

PENGETAHUAN_PRETEST &
Pair 1 25 .594 .002
PENGETAHUAN_POSTTEST
Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

Mean Std. Std. 95% Confidence (2-

Deviation Error Interval of the tailed)

Mean Difference

Lower Upper

PENGETAHUA
N_PRETEST -
Pair 1 -1.9600 1.6703 .3341 -2.6495 -1.2705 -5.867 24 .000
PENGETAHUA
N_POSTTEST

Explore

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 11.700 .1497

95% Confidence Interval for Lower Bound 11.391


Mean Upper Bound 12.009

5% Trimmed Mean 11.710

Median 11.800

Variance .560

HB_PRETEST Std. Deviation .7483


Minimum 10.2

Maximum 13.0

Range 2.8

Interquartile Range .8

Skewness -.294 .464

Kurtosis .218 .902


Mean 12.096 .3700

95% Confidence Interval for Lower Bound 11.332


Mean Upper Bound 12.860

HB_POSTTEST 5% Trimmed Mean 12.149

Median 12.400

Variance 3.422

Std. Deviation 1.8499


Minimum 8.0

Maximum 15.2

Range 7.2

Interquartile Range 2.7

Skewness -.586 .464

Kurtosis .028 .902

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HB_PRETEST .224 25 .002 .897 25 .016


*
HB_POSTTEST .138 25 .200 .958 25 .368

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Negative Ranks 5 14.20 71.00
b
HB_POSTTEST - Positive Ranks 18 11.39 205.00
c
HB_PRETEST Ties 2

Total 25

a. HB_POSTTEST < HB_PRETEST


b. HB_POSTTEST > HB_PRETEST
c. HB_POSTTEST = HB_PRETEST

a
Test Statistics

HB_POSTTEST -
HB_PRETEST
b
Z -2.039
Asymp. Sig. (2-tailed) .041

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.
Explore

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 42.20 3.525

95% Confidence Interval for Lower Bound 34.93


Mean Upper Bound 49.47

5% Trimmed Mean 41.83

Median 35.00

Variance 310.583

KONSUMSI_FE_PRE Std. Deviation 17.623

Minimum 20

Maximum 70

Range 50

Interquartile Range 40

Skewness .496 .464

Kurtosis -1.476 .902


Mean 55.20 3.272

95% Confidence Interval for Lower Bound 48.45


Mean Upper Bound 61.95

5% Trimmed Mean 56.33

Median 60.00

Variance 267.667
KONSUMSI_FE_POS
Std. Deviation 16.361
T
Minimum 10

Maximum 75

Range 65

Interquartile Range 28

Skewness -.869 .464

Kurtosis .615 .902


Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KONSUMSI_FE_PRE .219 25 .003 .839 25 .001


KONSUMSI_FE_POST .215 25 .004 .901 25 .019

a. Lilliefors Significance Correction

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Negative Ranks 3 15.33 46.00
b
KONSUMSI_FE_POST - Positive Ranks 20 11.50 230.00
c
KONSUMSI_FE_PRE Ties 2

Total 25

a. KONSUMSI_FE_POST < KONSUMSI_FE_PRE


b. KONSUMSI_FE_POST > KONSUMSI_FE_PRE
c. KONSUMSI_FE_POST = KONSUMSI_FE_PRE

a
Test Statistics

KONSUMSI_FE_
POST -
KONSUMSI_FE_
PRE
b
Z -2.807
Asymp. Sig. (2-tailed) .005

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.
Lampiran 10
DOKUMENTASI PENELITIAN

Cek Kadar Hb Pertama (Pre test)

Pembagian Kuesioner (Pre Test) dan Penjelasan Pengisian Kuesioner


Edukasi Pertama (Setelah Pembagian Kuesioner dan Pengecekan Kadar Hb)

Edukasi Kedua
Edukasi Ketiga, Dilanjutkan dengan Pembagian Kuesioner Post test

Cek Kadar Hb Ketiga setelah Pemberian Edukasi dan Mengisi Data Hb pada
Kuesioner
BIODATA PENULIS

Nama : : Masriaton
Tempat, Tanggal Lahir : Marek, 01 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : P07131222102
Tahun Masuk : 2022
Tahun Selesai : 2023
Program Studi : Diploma IV Gizi
Jurusan : Gizi
Institusi Pendidikan : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh
Alamat Pendidikan : Jln. Soekarno-Hatta, Lampeunerut, Aceh Besar
Telp/Fax: (0651) 46121/46126
Website : https://gizipoltekkesaceh.ac.id
Email : jurusan.gizi@poltekkesaceh.ac.id
No. Hp Penulis : 082366078720
Alamat Penulis : Dusun Nek Dewi Desa Marek Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Edukasi Menggunakan Leaflet dan
Poster Tentang Pencegahan Anemia Terhadap
Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat
Email : masria.aton@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai