Skripsi Anemia Remaja Putri
Skripsi Anemia Remaja Putri
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Diajukan oleh:
Masriaton
NIM : P07131222102
i
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MENGGUNAKAN LEAFLET DAN POSTER
TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA TERHADAP PENGETAHUAN, Hb DAN
KONSUMSI FE PADA SISWI DI SMA SWASTA
ISLAM SERAMBI MEKAH ACEH BARAT
Masriaton1, Ichsan2
ABSTRAK
Latar Belakang : Prevalensi kejadian anemia di Indonesia sebanyak 49,1% remaja putri. Salah
satu faktor penyebab terjadinya anemia yaitu tingkat pengetahuan tentang gizi yang rendah, asupan
zat besi yang kurang yang diupayakan penanggulangannya dan pencegahan berupa edukasi gizi.
Tujuannya untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi menggunakan leaflet dengan poster
tentang pencegahan anemia terhadap pengetahuan, status anemia dan konsumsi Fe pada siswi di
SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
Metode : Penelitian quasi eksperiment dengan menggunakan desain one group pretest posttest.
Sampel diambil sebanyak 25 siswi secara non probability quota sampling. Lokasi penelitian
dilakukan di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat dengan waktu penelitian pada
Februari sampai dengan Maret tahun 2023. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi
dan analisis statistik uji Paired Sampel T-Test untuk analisis pengetahuan, uji Wilcoxon untuk
analisis Hb dan konsumsi Fe dengan CI 95%.
Hasil : Hasil penelitian ini adalah pengetahuan siswi tentang pencegahan anemia meningkat
sesudah edukasi menggunakan leaflet dan poster sebesar 1,9, berdasarkan hasil pemeriksaan kadar
Hb siswi sesudah edukasi meningkat sebesar 0,39 g/dl, serta konsumsi Fe pada siswi sesudah
edukasi meningkat sebesar 13% dengan nilai p=0,005.
Kesimpulan : Leaflet dan Poster dapat digunakan dalam edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe.
Saran : Diharapkan media leaflet dan poster dapat menjadi media dalam memberikan edukasi bagi
remaja putri dalam meningkatkan pengetahuan, kadar Hb dan tingkat konsumsi Fe sebagai upaya
pencegahan anemia.
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika, Jurusan Gizi, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Aceh
2
Dosen Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
ii
THE EFFECT OF LEAFLET AND POSTER EDUCATION ON ANEMIA PREVENTION ON
KNOWLEDGE, Hb AND FE CONSUMPTION AMONG FEMALE STUDENTS AT SMA
SWASTA ISLAM SERAMBI MEKAH
WEST ACEH
Masriaton3, Ichsan4
ABSTRACT
Background : The prevalence of anemia in Indonesia is 49,1% of adolescent girls. One of the
factors causing anemia is the low level of knowledge about nutrition, lack of iron intake and
various other causes that are sought to overcome by conducting promotional and preventive
activities in the form of nutrition education. The aim is to determine the effect of providing
education using leaflets and posters on the prevention of anemia on knowledge, hb and Fe
consumption in female students at SMA Swasta Islam Serambi Mekah West Aceh.
Methods : Quasi-experiment research using one group pretest post test design. Samples were
taken as many as 25 female students by non probability quota sampling. The research location was
at SMA Swasta Islam Serambi Mekah West Aceh with research time from February to March
2023. Data collection using questionnaires and statistical analysis of Paired Sample T-Test for
knowledge and Wilcoxon test for Hb analysis and Fe consumption with 95% CI.
Results : The results of this study are the knowledge of female students about anemia prevention
increased after education using leaflets and posters by 1,9, based on the results of the examination
of female student’s Hb levels after education increased by 0,39 g/dl, and Fe consumption in female
students after education increased by 13% with a p value of 0,005.
Conclusion : Leaflets and posters can be used in education to increase knowledge, Hb and Fe
consumption.
Suggestion : It is hoped that leaflet and poster media can be a medium providing education for
adolescent girls in increasing knowledge, Hb levels and Fe consumption levels as an effort to
prevent anemia.
3
Student of Bachelor of Applied Nutrition and Dietetics Study Program, Department of Nutrition,
Health Polytechnic of the Ministry of Health of Aceh
4
Lecturer of Nutrition Department, Health Polytechnic of the Ministry of Health of Aceh
iii
LEMBARAN PERSETUJUAN
Mengetahui
Pembimbing Skripsi,
iv
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, lembaga atau institusi pendidikan lainnya dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Bilamana dikemudian hari terdapat unsur-unsur
yang mengarah ke research misconduct maka saya bersedia untuk diproses sesuai
hukum yang berlaku.
Masriaton
vi
KATA PENGANTAR
vii
7. Teman seperjuangan dibawah almamater civitas akademika jurusan gizi
yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak yang sangat diharapkan guna perbaikan. Akhirnya, atas semua
bantuan yang diberikan baik moril maupun materil, langsung maupun tidak
langsung yang sifatnya membangun, penulis hanya mampu mengucapkan terima
kasih. Kepada Allah jualah kita memohon ampun dan perlindungan, Amin.
Masriaton
viii
DAFTAR ISI
halaman
ix
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 46
B. Analisis Univariat .................................................................. 46
C. Analisis Bivariat .................................................................... 50
D. Pembahasan ........................................................................... 52
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka Teori .................................................................................. 32
2. Kerangka Konsep .............................................................................. 33
3. Alur Penelitian .................................................................................. 40
xi
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Batasan Anemia Berdasarkan WHO .................................................. 10
2. Angka Kecukupan Zat Besi yang Dianjurkan (perhari) ..................... 20
3. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 37
4. Uji Validitas Item Kuesioner .............................................................. 43
5. Hasil Pengujian Reliabilitas Terhadap Variabel Pengetahuan
Remaja Putri ....................................................................................... 44
6. Distribusi Frekuensi Umur Responden .............................................. 46
7. Distribusi Pengetahuan Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 47
8. Rerata Pengetahuan Siswi Pre test dan Post test Pemberian Edukasi 47
9. Distribusi Status Anemia Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 48
10. Rerata Status Anemia Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 48
11. Distribusi Konsumsi Fe Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 49
12. Rerata Konsumsi Fe Siswi Pre test dan Post test Pemberian
Edukasi ......................................................................................... 49
13. Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Pengetahuan
Siswi ......................................................................................... 50
14. Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Status Anemia
Siswi ......................................................................................... 51
15. Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Terhadap Konsumsi Fe
Siswi ......................................................................................... 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Reponden Penelitian
2. Surat Permohonan Ijin Penelitian
3. Kuesioner Penelitian
4. Leaflet Anemia pada Remaja Putri
5. Poster Anemia pada Remaja Putri
6. SAP Penyuluhan
7. Hasil Uji Validitas Kuesioner
8. Master Tabel Penelitian
9. Hasil Olah Data
10. Dokumentasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah anemia gizi besi telah menjadi hal yang sangat besar cakupan
kejadiannya bahkan lebih dari 600 juta orang di seluruh dunia dan berbagai
Negara berkembang dimana prevalensinya mencapai 51%. Di Indonesia, anemia
merupakan salah satu dari empat masalah gizi yang utama yang terjadi pada
kelompok berisiko tinggi yaitu ibu hamil dan remaja. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya dampak yang disebabkan oleh anemia yang dapat
menurunkan konsentrasi belajar dan menyebabkan gangguan obstetri seperti pada
masa kehamilan, persalinan dan masa nifas serta menimbulkan berbagai
permasalahan pada janin maupun bayi baru lahir seperti prematur dan berat badan
lahir rendah (Ambarwati & Wilis, 2017).
Prevalensi kejadian anemia di Asia Tenggara didapatkan bahwa sebanyak
25-40% remaja putri mengalami anemia tingkat ringan dan berat. Di Indonesia,
sebanyak 26,2% penduduk terdiri dari usia remaja yaitu usia 10-19 tahun, yang
terdiri dari laki-laki 50,9% dan perempuan 49,1%. Prevalensi kejadian anemia di
Indonesia yang terjadi di antara anak usia 5-12 tahun sebanyak 26% dan wanita
usia 13-18 tahun sebanyak 23%. Berdasarkan hasil survey Riskesdas tahun 2018,
konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) >52 butir sebesar 1,4%. Rendahnya
capaian program TTD dan asupan zat besi disebabkan kurangnya pengetahuan
rematri tentang manfaat tablet tambah darah (TTD) dan pangan yang tinggi zat
besi (Fe) (Kemenkes, 2018).
Salah satu faktor penyebab terjadinya anemia pada remaja putri yaitu
tingkat pengetahuan remaja putri yang kurang tentang pencegahan anemia
sehingga menyebabkan remaja putri cenderung menerapkan gaya hidup yang
dapat memicu terjadinya anemia. Pengetahuan remaja putri akan mempengaruhi
pola konsumsi makanan yang berakibat pada status gizi. Pengetahuan merupakan
salah satu faktor yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik yang timbul dari
diri sendiri tanpa da dorongan dari pihak lainnya. Pengetahuan remaja tentang gizi
1
2
akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan zat gizi khususnya zat besi yang
akan berdampak pada terjadinya anemia. Pengetahuan gizi dan kesehatan yang
kurang pada remaja menyebabkan mereka melakukan kebiasaan makan yang
dapat merugikan kesehatan sendiri dan mempengaruhi kebiasaan makan remaja
dalam memilih makanan diluar atau hanya mengkonsumsi makanan
selingan/kudapan saja (Damanik, 2019).
Menurut Almatsier dkk (2011), menyatakan bahwa penyebab terjadinya
anemia pada remaja adalah tingginya tingkat konsumsi makanan sumber nabati
yang kandungan zat besinya sedikit dibandingkan dengan makanan sumber
hewani sehingga kebutuhan tubuh terhadap zat besi menjadi tidak terpenuhi
dengan baik, dan adanya pembatasan konsumsi makanan oleh remaja putri.
Beberapa dampak anemia pada remaja putri yang membutuhkan perhatian seperti
terjadinya penurunan derajat kesehatan remaja serta prestasi belajar yang rendah.
Dampak dari anemia yang terjadi pada remaja putri dapat dikarenakan kurang
terpaparnya informasi atau edukasi pada remaja putri mengenai upaya pencegahan
atau perbaikan yang harus dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan dalam
mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan informasi yang tepat tentang
konsep anemia, cara pencegahannya dan sumber makanan yang dapat dikonsumsi
untuk mencegahnya (Fathony dkk, 2022).
Upaya penanggulangan yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2011
dalam menanggulangi anemia yang terjadi pada remaja putri dan wanita usia
subur diutamakan pada kegiatan promosi dan pencegahan yaitu dengan
peningkatan konsumsi makanan tinggi zat besi (Fe), suplemen tablet tambah darah
(TTD), serta peningkatan fortifikasi bahan pangan dengan zat besi dan asam folat.
Kegiatan promosi yang dimaksudkan dapat berupa edukasi kesehatan seperti
penyuluhan dan lainnya dengan menggunakan berbagai media, baik media sosial,
televisi, media poster, leaflet, lembar balik dan sebagainya. Edukasi dengan
bantuan media sangat membantu dalam mengubah perilaku masyarakat terutama
remaja putri tentang pencegahan anemia. Hasil penelitian oleh Fathony dkk
(2022) menunjukkan bahwa pemberian edukasi pada remaja dapat meningkatkan
pengetahuan remaja tentang pencegahan anemia dan cara mengonsumsi tablet
3
tambah darah yang tepat dan benar. Selain itu, penelitian oleh Sefaya dkk (2017)
juga menunjukkan bahwa adanya perbedaan selisih rata-rata tingkat pengetahuan
gizi, tingkat kecukupan energy, protein, dan asam folat pada siswa kelas XI SMA
Teuku Umar Semarang.
Edukasi dengan menggunakan media leaflet serta poster efektif dalam
merubah perilaku remaja putri dalam meningkatkan derajat kesehatannya dan
mencegah berbagai penyakit. Keutamaan edukasi menggunakan media leaflet
dengan poster salah satunya dapat meningkatkan minat remaja putri dalam
memperhatikan serta memahami isi materi yang dijadikan sebagai topik edukasi
(Fathony, dkk, 2022). Adanya desain yang menarik pada leaflet beserta poster
menjadikan remaja putri lebih memperhatikan isi pada media yang diberikan.
Selain itu, leaflet yang mudah untuk dilipat dan dibawa akan membantu remaja
putri untuk menggunakan serta membacanya. Poster yang juga menjadi media
dalam edukasi penelitian ini dapat membantu siswi yaitu remaja putri dalam
mengingat dan membaca kembali media yang dilengkapi gambar dan kata-kata
yang ditempatkan pada dinding sekolahnya sehingga menarik perhatian siswi
(Otaverina, 2022). Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
didapat melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan hasil dari apa yang didapatkan
secara formal maupun informal.
Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Swasta Islam Serambi Mekah
diketahui bahwa dari 10 siswi yang terdapat di sekolah tersebut sebanyak 3 siswi
pernah dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala pusing, lemah, lesu dan
pingsan dikarenakan kekurangan kadar hb. Selain itu, dari 7 siswi tersebut
menyatakan bahwa mereka sering melewatkan sarapan pagi serta terbiasa
mengonsumsi mie instan dan makan makanan dengan sumber protein dan zat besi
yang rendah. Alasannya adalah untuk menjaga agar berat badan mereka tidak naik
dan menyebabkan penampilan siswi menjadi tidak menarik, sehingga alasan
tersebut menjadikan siswi mengalami gejala anemia. Tidak hanya itu, siswi
lainnya juga menyatakan bahwa informasi yang mereka peroleh tentang anemia
4
dan bahayanya hanya informasi singkat dari media sosial dan sering melewatkan
informasi tersebut serta kurangnya mengonsumsi tablet tambah darah karena
menganggap bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Edukasi Menggunakan Leaflet dan Poster tentang Pencegahan Anemia
terhadap Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Edukasi Menggunakan Leaflet
dan Poster tentang Pencegahan Anemia terhadap Pengetahuan, Hb dan Konsumsi
Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Edukasi
Menggunakan Leaflet dan Poster tentang Pencegahan Anemia terhadap
Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap pengetahuan pada Siswi
di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
b. Untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap Hb Siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
c. Untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap konsumsi Fe pada Siswi
di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan memperoleh pengalaman dalam proses
pembelajaran serta bekal pengetahuan dalam mengaplikasikan teori
yang diperoleh peneliti selama masa perkuliahan khususnya tentang
pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan poster tentang pencegahan
anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada Siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
2. Bagi Remaja Putri
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja putri atau
anak sekolah di Aceh Barat agar dapat mengimplementasikan informasi
yang diperoleh setelah mendapatkan edukasi tentang pencegahan anemia
sehingga dapat mencegah dan menghindari berbagai penyebab
terjadinya anemia pada remaja.
3. Bagi Akademik
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
referensi bacaan pada perpustakaan jurusan gizi Poltekkes Kemenkes
Aceh khususnya dibidang gizi masyarakat tentang pengaruh edukasi
menggunakan leaflet dan poster tentang pencegahan anemia terhadap
pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada Siswi.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat berbagai faktor yang dapat diteliti, namun
peneliti hanya menganalisis tentang pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada siswi. Hal ini dikarenakan
adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu penelitian. Selain itu, keterbatasan
penggunaan media pada sekolah SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat
dikarenakan sistem sekolah tersebut merupakan sekolah berasrama yang
membatasi penggunaan media sosial dan keterbatasan mendapatkan informasi
menggunakan teknologi terkini. Kemudian, kurangnya pemantauan orang tua
dalam konsumsi Fe remaja putri.
6
F. Keaslian Penelitian
Penelitian berkaitan dengan pengaruh edukasi menggunakan leaflet dan
poster tentang pencegahan anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe
pada Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat, sampai saat ini
belum pernah ada yang melakukan. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti lain dan berkaitan dengan penelitian ini yaitu :
1. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan anemia dengan kejadian
anemia pada remaja putri kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Pakam
(Agustia Wardani Sirait, 2019). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
lokasi dan waktu penelitian yaitu di SMPN 3 Lubuk Pakam pada tahun
2019, serta jenis penelitian yaitu survey analitik, metode analisis data
serta variabel sikap dan tindakan. Sedangkan persamaannya yaitu sama-
sama menggunakan variabel pengetahuan tentang anemia pada remaja
putri di sekolah.
2. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian anemia pada siswa
siswi di SMA Muhammadiyah Lubuk Pakam (Mutemmainna, 2019).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu hanya meneliti variabel
independen pengetahuan dan sikap saja, lokasi dan waktu penelitian
berbeda yaitu SMA Muhammadiyah Lubuk Pakam pada Tahun 2019
serta menggunakan jenis penelitian observasional dan metode penelitian
yang berbeda. Persamaannya adalah menggunakan variabel independen
pengetahuan tentang anemia pada siswi.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada remaja di SMP
Muhammadiyah Serpong Tahun 2018 (Sarah Salsabila Khairani, 2019).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu variabel independen yang diteliti
adalah obesitas, asupan pangan zat besi, menstruasi, dan penyakit infeksi,
serta lokasi dan waktu penelitian yaitu SMP Muhammadiyah Serpong
tahun 2018 dan metode serta desain penelitian berbeda. Sedangkan
persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependen yang diteliti
yaitu kejadian anemia pada remaja serta variabel asupan pangan zat besi
yang diteliti.
7
A. Remaja Putri
Remaja atau adolescent berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang
berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Masa remaja
merupakan periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanan dengan masa
dewasa yang mengikutsertakan berbagai perubahan biologis, kognitif dan sosio
emosional. Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat
penting yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal
masa dewasa. Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyebutkan
bahwa remaja adalah masa dimana anak berusia 12 sampai dengan 24 tahun.
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 usia
dikatakan remaja yaitu antara 10 sampai dengan 18 tahun (Rahayu dkk, 2019).
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, dimana pada masa ini
terjadi peningkatan beberapa asupan makro dan mikro nutrisi salah satunya yaitu
meningkatnya kebutuhan asupan besi dan kalsium. Peningkatan akan besi dan
kalsium merupakan hal yang sangat diperhatikan karena kedua mineral ini adalah
komponen dalam membentuk tulang dan otot serta pada remaja putri telah dimulai
siklus menstruasi. Kebutuhan zat besi bagi remaja putri berdasarkan AKG adalah
20-26 mg sesuai dengan kelompok umur (Arisman, 2009 dalam Sari, 2018).
B. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan kondisi dimana terjadinya penurunan kuantitas sel
darah merah yang terdapat dalam sirkulasi darah atau jumlah Hemoglobin (Hb)
berada dibawah batas normalnya. Hemoglobin merupakan suatu komponen
dalam sel darah merah/eritrosit yang berguna dalam mengikat oksigen dan
mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen yang didapat oleh
jaringan tubuh diperlukan dalam melakukan fungsinya, sehingga kekurangan
oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan kurangnya
8
9
konsentrasi dari gabungan protein dan zat besi dalam membentuk sel darah
merah/eritrosit (Mutemmainna, 2019).
Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
batas normalnya, dimana dengan berkurangnya kadar hemoglobin maka
kemampuan sel darah merah dalam membawa pasokan oksigen ke seluruh
tubuh menjadi berkurang pula. Akibatnya, tubuh akan kekurangan memperoleh
pasokan oksigen yang menjadikan tubuh lemas dan cepat merasakan lelah.
Anemia defisiensi besi dapat terjadi karena sejak bayi sudah anemia, infeksi
cacing tambang, kurangnya asupan zat besi. Seseorang dikatakan mengalami
anemia apabila kadar Hb di bawah 13 gr % bagi pria dewasa, dan bagi remaja
di bawah 12 gr % dan kurang dari 11 gr % bagi anak-anak usia 5 tahun sampai
dengan masa pubertas (Sirait, 2019).
Hemoglobin merupakan komponen penting dalam mempertahankan
keutuhan sistem sirkulasi tubuh. Hemoglobin berfungsi dalam mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubh, sedangkan mioglobin berfungsi
dalam mengangkut dan menyimpan oksigen untuk sel-sel otot. Fungsi utama
hemoglobin dalam mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh
adalah mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan
tubuh agar dapat digunakan sebagai bahan bakar serta membawa CO2 dari
jaringan tubuh hasil metabolism ke paru-paru agar dapat dibuang. Hemoglobin
juga berfungsi untuk mempertahankan bentuk normal sel darah merah (Nehe,
2018).
Anemia dikatakan pula sebagai kondisi dimana menurunnya kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah di bawah normal, sebagai
akibat dari defisiensi besi dari makanan esensial yang dapat mempengaruhi hal
tersebut terjadi. Anemia lebih dikenal dengan istilah kurang darah oleh
masyarakat. Penyakit anemia ini lebih rentan dialami oleh setiap individu di
siklus kehidupan baik itu balita, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui, dan
bahkan usia lanjut. Berdasarkan World Health Organization (WHO) dalam
Supariasa (2001) menyatakan bahwa batasan anemia yaitu :
10
3. Gejala Anemia
Tanda-tanda anemia, meliputi: (Pratiwi, 2016)
a. Lesu, lemah, letih, lelah dan lalai (5L).
b. Sering mengeluh merasakan pusing dan mata berkurang-kunang
c. Kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
11
2. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan
pansitopenia pada darah tepid an menurunnya selularitas sumsum
tulang belakang. Pada kondisi ini, jumlah sel darah yang diproduksi
tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia yaitu kondisi dimana
terjadinya kekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit.
Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan
bahan kimia. Namun, kebanyakan pasien ditemukan bahwa
penyebabnya adalah idiopatik, yang berarti bahwa tidak diketahui
penyebab pastinya. Anemia aplastik juga berkaitan dengan virus dan
berbagai penyakit lain (Citrakesumasari, 2012).
5. Dampak Anemia
Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri
dan wanita usia subur (WUS), diantaranya yaitu:
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia lebih mudah
dan rentan terkena penyakit infeksi.
b. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan dalam berpikir dikarenakan
kurangnya oksigen yang sampai ke sel otot dan sel otak.
c. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja
seseorang.
Tidak hanya itu, anemia pada remaja putri dan WUS juga berdampak
hingga menjadi ibu hamil yang anemia dan mengakibatkan :
a. Meningkatnya resiko pertumbuhan janin terhambat (PJT), bayi lahir
premature, BBLR, dan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak
diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.
b. Perdarahan sebelum dan saat akan melahirkan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayi.
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut
pada menderita anemia pada bayi dan usia dini.
15
6. Pencegahan Anemia
Remaja putri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko
melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan stunting. Anemia gizi besi
menjadi salah satu penyebab utama anemia, diantaranya karena asupan
makanan sumber zat besi yang kurang. Hasil penelitian di Tangerang tahun
2004 (Kurniawan YAI dan Muslimatun, 2005 dalam Buku Pedoman
Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS, 2016) menunjukkan
bahwa asupan total zat besi pada anak perempuan usia 10-12 tahun yang
menderita anemia hanya sebesar 5,4 mg/hari, lebih rendah daripada kebutuhan
perhari sebesar 20 mg/hari sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013.
Angka ini menunjukkan bahwa asupan total zat besi pada remaja tersebut
hanya sekitar 25% dari AKG (Bagindo, 2021).
Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah (dan
berpengaruh pada kapasitas daya angkut oksigen) tidak mencukupi kebutuhan
fisiologis tubuh (WHO, 2011). Asupan makan yang adekuat akan dapat
menyediakan energy, nutrisi, dan serat yang cukup untuk dapat memelihara
kesehatan tubuh. Zat besi adalah mineral yang merupakan bagian dari
hemoglobin dan myoglobin yang berperan sangat penting pada distribusi
oksigen dalam tubuh. Faktor gizi berperan penting dalam mengembangkan
sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik dengan harapan hidup
yang lebih panjang.
Upaya untuk mencegah anemia diperlukan adanya pemenuhan
kebutuhan gizi dalam tubuh yang seimbang. Gizi yang seimbang untuk
mencegah anemia dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging,
ikan, hati, ayam dan telur) dan dari bahan nabati (sayuran yang
berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan olahannya).
16
Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh khususnya dalam membangun sel dan jaringan tubuh, memelihara
dan mempertahankan daya tahan tubuh, membantu enzim, hormone dan
berbagai bahan biokimia lainnya. Kekurangan asupan protein dapat
mempengaruhi berbagai kondisi tubuh. Protein sangat berkaitan dengat
anemia karena hemoglobin yang diukur sebagai penentuan dalam
mengkategorikan status anemia seseorang merupakan pigmen darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan karbondioksida yaitu sumber
ikatan protein. Sumber protein hewani terdiri dari daging sapi, kambing,
ayam, hati dan ikan yang berperan dalam meningkatkan penyerapan zat
besi di dalam usus, sebaliknya protein nabati seperti kacang-kacangan
dapat menghambat penyerapan zat besi terutama apabila protein tersebut
digunakan sebagai pengganti daging.
2. Zat besi
Zat besi merupakan sumber mineral mikro yang terdapat di dalam
tubuh dalam jumlah banyak yang diperoleh dari hasil siklus ulang sel-sel
darah merah yang rusak dan dari makanan. Persediaan zat besi dalam
makanan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu makanan dengan persediaan
zat besi rendah yang terdiri dari bahan makanan yang tidak bervariasi yaitu
biji-bijian, akar-akaran dan umbi-umbian dengan hampir tidak pernah
mengonsumsi daging, ikan dan makanan yang mengandung vitamin C.
Makanan dengan kandungan zat besi sedang terdiri dari biji-bijian, akar-
akaran dan umbi-umbian termasuk makanan dari sumber hewani dan
dengan kandungan vitamin C. Makanan dengan persediaan zat besi tinggi
yaitu daging, unggas, ikan atau makanan yang kaya vitamin C.
3. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu kelompok vitamin larut air yang hanya
terdapat pada pangan nabati, sayur dan buah terutama asam, seperti jeruk,
nenas, rambutan, papaya, gandaria dan tomat serta pada sayuran daun-
daunan dan jenis kol. Vitamin C dapat menghambat proses pembentukan
hemosiderin yang sulit untuk di molisasi dalam membebaskan besi jika
18
matang sepenuhnya baik secara fisik, kognitif, dan masih dalam masa
pencarian identitas diri, akan sangat cepat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungannya. Keinginan mempunya tubuh yang langsing, membuat remaja
putri terkadang membatasi makan. Aktifitas remaja yang berat dan padat
menjadikan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan di luar
rumah atau hanya makan makanan ringan, yang sangat sedikit mengandung zat
besi (Rahayu dkk, 2019).
Berdasarkan ketersediaan zat besi pada bahan makanan, zat besi yang
berasal dari bahan makanan hewani (heme) dan nabati (non-heme). Zat besi
heme memiliki tingkat absorbsi lebih tinggi yaitu 20-30%, yang lebih mudah
penyerapannya dan tidak bergantung pada zat makanan lain. Sedangkan besi
non-heme merupakan sumber utama zat besi yang terdapat dalam jenis sayuran
hijau, kacang-kacangan dan sebagian dalam sumber makanan hewani.
Penyerapan sumber besi non-heme dipengaruhi oleh adanya faktor MPF (Meat,
Poultry and Fish) yaitu apabila makanan sumber hewani dikonsumsi secara
bersamaan dengan sumber nabati, maka penyerapan Fe dari makanan
meningkat dari 2,3% menjadi 8% (Pratiwi, 2016).
Standar kebutuhan zat gizi diperlukan sebagai dasar yang dibutuhkan
oleh individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai kesehatan yang
optimal. Kebutuhan zat besi dalam sehari dihitung berdasarkan jumlah zat besi
dari makanan yang diperlukan dalam mengatasi kehilangan basal, kehilangan
karena menstruasi dan kebutuhan bagi pertumbuhan (Satriani, 2018).
21
D. Edukasi
1. Pengertian
Edukasi gizi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam
menambah pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup
sehat dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan faktor lain yang
mempengaruhi makanan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan gizi
seseorang. Tujuan dari pemberian edukasi gizi adalah mendorong terjadinya
perubahan perilaku yang positif berkaitan dengan makanan dan gizi.
Edukasi gizi adalah pendekatan edukatif untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap remaja terhadap gizi. Semakin tinggi pengetahuan gizi akan
berpengaruh pada sikap dan perilaku konsumsi makanan. Edukasi dapat
dilakukan melalui beberapa media dan metode. Edukasi yang dilaksanakan
dengan adanya bantuan media akan memudahkan dan memperjelas audiens
dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan. Selain itu, media
juga dapat membantu educator dalam menyampaikan materi (Safitri &
Deny, 2016).
2. Metode Edukasi
Salah satu faktor yang berpengaruh pada keberhasilan suatu
pendidikan kesehatan adalah pemilihan metode yang tepat. Pemilihan
metode dapat diidentifikasikan melalui besarnya kelompok peserta.
27
Juga untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
c. Seminar. Metode ini hanya cocok untuk sasaran dengan kelompok
besar yang memiliki pendidikan menengah keatas. Seminar adalah
suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat. Pendidikan
kesehatan menggunakan metode seminar akan berlangsung secara
satu arah.
d. Metode Diskusi. Metode ini biasanya cocok dilakukan pada sasaran
peserta kurang dari 15 orang. Metode diskusi dilakukan untuk
membahas topik tertentu dengan memanfaatkan berbagai pendapat
para audiens untuk menyampaikan argumen tersendiri. Metode
diskusi merupakan salah satu metode yang dilakukan pada kelompok
kecil edukasi kesehatan.
3. Media Edukasi
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien sehingga
mendorong terjadinya proses belajar atau memahami pada penerima pesan.
Edukasi membutuhkan media agar dapat membantu dalam kegiatan agar
terjadi kesinambungan antara informasi yang diberikan kepada penerima
informasi. Media dalam edukasi dapat berupa media cetak (seperti booklet,
leaflet, flyer, flip chart, rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
poster dan foto), media elektronik (seperti sound system, radio, video, dan
slide) serta media papan (Billboard).
a) Booklet. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun
gambar. Booklet digunakan sebagai media untuk promosi kesehatan
sehingga tenaga kesehatan tidak perlu repot lagi melakukan
penjelasan secara berturut atau berulang-ulang tentang kesehatan
dikarenakan pesan kesehatan tersebut sudah ada pada booklet.
29
E. Kerangka Teori
Kejadian anemia pada remaja putri dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik faktor predisposisi (faktor yang mempermudah), faktor pendukung, dan
faktor pendorong (Notoatmodjo, 2012). Selain itu, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia remaja putri seperti uang saku, teman sebaya dan
media sosial (Nehe, 2018).
Faktor predisposisi :
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sosial budaya dan
agama
4. Sikap
5. Ekonomi
6. Lingkungan
Faktor Pendukung :
1. Uang saku Kejadian
Anemia pada
2. Aktivitas
Remaja Putri
3. Pekerjaan
Faktor pendorong:
1. Usia
2. Teman sebaya
3. Media informasi/iklan
F. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Edukasi
menggunakan
leaflet dengan Status Anemia
poster tentang
pencegahan anemia
Konsumsi Fe
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan pernyataan spekulatif tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih yang digunakan dalam studi penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2016) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan
kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
34
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan
menggunakan desain one group pretest posttest yaitu peneliti melakukan pretest
(sebelum) dan posttest (sesudah) perlakuan pada kelompok sampel. Penelitian ini
merupakan penelitian yang diberikan edukasi pada siswi.
O1 X1 O2
Keterangann :
O1 = Pengukuran pengetahuan, status anemia dan konsumsi Fe
sebelum diberikan intervensi edukasi pada siswi (O1)
X1 = Perlakuan intervensi atau edukasi gizi menggunakan leaflet
dengan poster (X1)
O2 = Pengukuran pengetahuan, status anemia wdan konsumsi Fe
sesudah diberikan intervensi edukasi pada siswi (O2)
35
36
D. Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel
Skala
Variabel Definisi Operasional Cara dan Alat Ukur
Ukur
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed concern,
lembar identitas diri, dan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, status anemia
serta konsumsi tablet Fe yang diberikan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi
gizi berupa penyuluhan gizi. Selain itu, instrumen yang digunakan juga berupa
leaflet dan poster yang digunakan secara bersamaan dalam melakukan penyuluhan
38
gizi tentang pencegahan anemia pada remaja putri di SMA Swasta Islam Serambi
Mekah Aceh Barat.
G. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Penelitian ini diawali dengan studi literatur dengan mempelajari
beberapa hasil penelitian. Selanjutnya melakukan usulan penelitian
disertai dengan studi pendahuluan di SMA Swasta Islam Serambi
39
Pre test pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri dan
konsumsi tablet Fe
(bulan Februari 2023, selama ±25 menit)
H. Pengolahan Data
1. Tahap Pengolahan Data
Semua data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner,
maka dilakukan pengolahan data secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu data yang telah dikumpulkan diperiksa
kebenarannya.
b. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya
dengan memberikan kode tertentu.
c. Transfering, yaitu data yang telah diberi kode disusun secara
berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk
dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti.
d. Tabulating, data yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
2. Pengolahan Data
1. Data identitas responden yang sudah dikumpulkan diolah secara
manual menggunakan computer dengan tahapan memeriksa
kelengkapan data, memberikan kode sesuai dengan karakteristik
data identitas, mengentri data ke dalam program komputer dan data
mentabulasikan data sesuai kategorinya seperti umur.
2. Pengetahuan siswi. Data pengetahuan siswi yang telah dikumpulkan
menggunakan kuesioner berisi 15 butir pertanyaan yang diberi skor
untuk jawaban benar skor = 1, jawaban salah skor = 0. Kemudian
hasil skor total pengetahuan sebelum di bandingkan perbedaannya
dengan hasil pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan dan
dilakukan analisisnya secara komputerisasi.
3. Kadar Hb. Data Hb pada siswi yang telah dikumpulkan melalui
pemeriksaan langsung dengan Metode Finger Prick menggunakan
alat Hemoglobinometer merk easytouch dengan standar Hb normal
≥12 gr/dl, kemudian dibandingkan hasilnya dengan pengukuran
42
keputusan adalah valid jika r hitung> r tabel dan tidak valid jika r hitung < r
tabel, maka butir dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan valid.
Tabel 3.2 Uji Validitas Item Kuesioner
Indikator r Hitung ≈ r Tabel Kesimpulan
X1 0,809 > 0,553 Valid
X2 0,606 > 0,553 Valid
X3 0,809 > 0,553 Valid
X4 0,756 > 0,553 Valid
X5 0,608 > 0,553 Valid
X6 0,588 > 0,553 Valid
X7 0,756 > 0,553 Valid
X8 0,722 > 0,553 Valid
X9 0,713 > 0,553 Valid
X10 0,570 > 0,553 Valid
X11 0,643 > 0,553 Valid
X12 0,756 > 0,553 Valid
X13 0,809 > 0,553 Valid
X14 0,643 > 0,553 Valid
X15 0,722 > 0,553 Valid
Sumber : Data Primer, 2022.
Hasil dari uji reliabilitas pada variabel pengetahuan ibu dapat dilihat
bahwa cronbach’s alpha pada variabel ini lebih tinggi daripada nilai dasar
yatu 0,916> 0,60, hasil tersebut membuktikan bahwa semua pertanyaan
dalam kuesioner variabel pengetahuan remaja putri dinyatakan reliabel.
J. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran/deskripsi
dari tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan
kerangka konsep dengan menghitung nilai distribusi frekuensi dalam
bentuk nilai persentase, mean, median, standar deviasi dan lain
sebagainya.
2. Analisa Data Bivariat
Data yang telah dientri terlebih dahulu diuji normalitasnya
menggunakan Kolmogorov Smirnov agar memperoleh hasil data yang
berdistribusi normal dengan sig >0,05. Uji statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik parametrik dengan
uji paired t-test apabila sebaran data normal atau menggunakan statistik
nonparametrik dengan uji Wilcoxon apabila sebaran data tidak normal,
untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak dengan kesimpulan
jika nilai p <0,05 maka Ha1 dan Ha2 diterima yang artinya adanya
pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang
pencegahan anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi Fe pada
siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat.
45
K. Penyajian Data
Untuk mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan dan
mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini, maka hasil penelitian
tentang pengaruh edukasi menggunakan leaflet dengan poster tentang pencegahan
anemia terhadap pengetahuan, Hb dan konsumsi tablet Fe pada siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, tekstular dan tabel silang.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah
Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
16 tahun 3 12
17 tahun 14 56
18 tahun 8 32
Total 25 100
46
47
Pada Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa rerata skor pre test
pengetahuan siswi adalah 9,4 sedangkan rerata skor post test
pengetahuan siswi sesudah diberikan intervensi adalah 11,3 dengan
selisih rata-rata sebesar 1,9.
3. Rerata Hb Siswi Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi tentang
Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
Berikut dapat dilihat rerata konsumsi Fe pre test dan post test
edukasi pencegahan anemia pada remaja putri.
Tabel 4.4 Rerata Konsumsi Fe Siswi Sebelum dan Sesudah
Pemberian Edukasi tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
Konsumsi Fe Mean SD Min-Max 95% CI F
C. Analisis Bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat, hasil penelitian dilakukan dengan
bivariat menggunakan uji alternatif yaitu Paired t-test (T-test Dependent) jika data
berdistribusi normal dan uji wilcoxon dikarenakan data tidak berdistribusi normal.
Dengan tidak kepercayaan 95% untuk melihat pengaruh bermakna atau tidak
antara variabel independen dan variabel dependen pada batas kemaknaan α= 0,05,
artinya jika p value < 0,05 maka ada pengaruh signifikan, sedangkan jika p value
> 0,05 maka tidak ada pengaruh signifikan secara statistik, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi
Hasil uji normalitas data menggunakan Saphiro Wilks menunjukkan
data berdistribusi normal dengan p value 0.294 (pre-test pengetahuan) dan
0,129 (post-test pengetahuan). Data berdistribusi normal dikarenakan nilai
signifikansinya >0,05. Oleh karena itu, maka dilakukan analisis
menggunakan uji Paired T-Test.
49
D. Pembahasan
1. Pengaruh Edukasi Menggunakan Media Leaflet dan Poster
terhadap Pengetahuan Siswi di SMA Swasta Islam Serambi Mekah
Dengan adanya pemeriksaan ini siswi dapat mengetahui kadar hb mereka dan
pemberian edukasi tentang pencegahan anemia menggunakan media leaflet
serta poster dapat membantu siswi dalam menangani dan mengatasi kondisi
kekurangan kadar hb. Pemberian edukasi ini dapat meningkatkan
pengetahuan siswi tentang anemia dan pencegahannya sehingga siswi lebih
peduli terhadap kesehatan dirinya.
Pemberian edukasi dengan bantuan media leaflet serta poster dapat
memudahkan dalam penyampaian informasi bagi responden. Hal ini
dikarenakan informasi yang tertera pada leaflet dapat membantu siswi dalam
mengingat pesan penting untuk meningkatkan kadar hb bagi dirinya. Selain
itu, dengan bantuan media poster yang ditempelkan pada dinding sekolah
dapat menunjang siswi dalam mengingat dan membaca ulang saat siswi
sedang berada di lingkungan sekolahnya. Kurangnya media informasi yang
terdapat di sekolah ini, menjadikan media leaflet dengan poster lebih efektif
dalam meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku siswi serta
meningkatkan kadar hemoglobin pada siswi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indriani, dkk (2019) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian
edukasi dan kapsul serbuk daun kelor dalam meningkatkan kada rhemoglobin
pada remaja putri dengan kenaikan hb sebesar 0,72 ± 0,97 g/dl. Selain itu,
Marfuah & Dewi (2016) menyatakan bahwa adanya perbedaan signifikan
kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian edukasi yang mengalami
kenaikan kadar hemoglobin sebesar 1,30 g/dl.
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada keadaan gizinya. Hemoglobin merupakan suatu protein kompleks yang
tersusun dari protein lobin dan suatu senyawa yang bukan protein yang
disebut hem. Kandungan hemoglobin yang rendah mengindikasikan bahwa
tubuh mengalami anemia. Dalam sel darah merah, hemoglobin berfungsi
untuk mengikat oksigen, dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan
dibawa oleh darah dan dengan banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah
54
maka pasokan oksigen ke berbagai organ tubuh akan terpenuhi dengan baik
(Marfuah & Dewi, 2016).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasannya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji paired t-test menunjukkan ada pengaruh pemberian edukasi
menggunakan media leaflet dan poster terhadap pengetahuan siswi
dengan selisih rata-rata skor sebesar 1,9 (p =0,000).
2. Hasil uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh edukasi menggunakan
media leaflet dengan poster terhadap hb siswi dengan selisih rata-rata
kadar Hb sebelum dan sesudah edukasi sebesar 0,39 g/dl (p=0,041).
3. Hasil uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh edukasi menggunakan
media leaflet dengan poster terhadap konsumsi Fe dengan selisih rata-
rata konsumsi Fe sebelum dan sesudah edukasi sebesar 13% (p =
0,005).
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat
diberikan yaitu :
1. Bagi Peneliti
Disarankan agar memberikan edukasi gizi dan kesehatan lebih intensif
dengan menggunakan berbagai media edukasi pada remaja putri agar dapat
meningkatkan derajat kesehatan yang dimulai dari dini yaitu pada masa
remaja.
2. Bagi Remaja Putri
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia bagi remaja
serta disarankan untuk lebih banyak menggali informasi mengenai anemia
baik dari artikel, buku, perpustakaan, internet, maupun media yang
lainnya.
56
57
3. Bagi Akademik
Diharapkan pada pihak akademik agar lebih meningkatkan edukasi gizi
secara rutin dengan menggunakan alat media seperti booklet tentang
anemia yang dapat digunakan sesuai petunjuk ahli gizi untuk penanganan
peningkatan pola makan sebagai upaya pencegahan dan penanganan
anemia dan peningkatan prestasi belajar.\
DAFTAR PUSTAKA
Adventus, Jaya, I.M.M., & Mahendra, D. 2019. Buku Ajar Promosi Kesehatan.
Universitas Kristen Indonesia.
Akib, A., & Sri, S. 2017. Kebiasaan Makan Remaja Putri yang Berhubungan
dengan Anemia : Kajian Positive Deviance. Amerta Nutr (2017) 105-116.
DOI : 10.2473/amnt.v1i2.2017.105-116
Almatsier. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Ambarwati, D., & Wilis. 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Anemia Mahasiswa D III Kebidanan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Jurnal SMART Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Karya Husada Semarang Vol. 4 No. 2
(http://www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb)
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Asrori, A., Abdul, dkk. 2020. Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Logbook Terhadap
Pengetahuan Dan Asupan Remaja Putri Anemia. Jurnal Gizi Prima (Frime
Nutrition Journal) Vol.5, Edisi.2, September 2020, pp. 96-102.
Bagindo, Alfridsyah. 2021. Proses Asuhan Gizi Perseorangan, Kelompok,
Masyarakat (Seri Gizi Masyarakat). Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan
Politeknik Kesehatan Aceh.
Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahannya. Yogyakarta :
Kalika.
Cornelia, Edith, Irfanny, etc. 2013. Konseling Gizi. Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI) Jakarta: Penebar Plus.
Damanik, A.N. 2019. Pengaruh Penyuluhan Tentang Anemia Dengan Media
Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswi SMA Swasta Trisakti
Lubuk Pakam. Skripsi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi.
Damayanti, Didit. 2014. Protein. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. EGC, Jakarta.
Ely. E. G. 2017. Determinan Risiko Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Kebumen. Public Health
Perspective Journal, Vo. 2, No. 1: 26-33.
58
59
Fathony, Z., Rizki A., & Pratiwi. 2022. Edukasi Pencegahan Anemia Pada
Remaja Disertai Cara Benar Konsumsi Tablet Tambah Darah (Ttd). Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kebidanan Volume 4 No 2, 2022, 49-53.
Febria, M.A., & Ratih K. 2022. Penggunaan Media Kreatif Sebagai Sarana
Edukasi Anemia Remaja Putri Selama Pembelajaran Jarak Jauh: Literature
Review. MPPKI (Agustus, 2022) Vol. 5. No. 8.
Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang : Badan Peneliti Universitas Diponegoro.
Handayani & Haribowo, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Hastuty, Y.D., Dodoh & Yusrawati. 2021. Edukasi dan Deteksi Dini Anemia
Remaja Putri di Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. GEMAKES : Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.1 No.2 tahun 2021.
Indriani, L., Cantika, dkk. 2019. Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi dan Kapsul
Serbuk Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Terhadap Kenaikan Kadar
Hamoglobin Remaja Putri di Universitas Pakuan. Artikel Penelitian, Media
Pharmaceutica Indonesiana, Vol.2 No.4.
Iswara, Tyas. 2018. Hubungan Pelaksanaan Skrining Gizi Dan Asupan Zat Gizi
Makro (Energi Dan Protein) Dengan Kejadian Malnutrisi Pada Pasien
Tuberkulosis Paru (Tb Paru) Di Rumah Sakit Budhi Asih. Skripsi.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi S-1 Ilmu Gizi.
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
2014.
Kemenkes RI. 2018. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Balitbangkes RI, Jakarta.
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kemenkes
RI.
Khairani, S.S. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada
Remaja di SMP Muhammadiyah Serpong Tahun 2018. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Syaif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Kesehatan Program
Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Masyarakat.
Kusfriyadi, M.K., Hadi, H., & Fuad, A. 2014. Pendidikan Gizi dan Pesan Gizi
Melalui Short Message Service Terhadap Pengetahuan, Perilaku dan
60
Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.
9, No.2.
Marfuah, D., & Dewi P. 2017. Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Perbaikan
Asupan Protein Dan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri. Seminar
Nasional Gizi 2017 Program Studi Ilmu Gizi UMS “Strategi Optimasi
Tumbuh Kembang Anak” ISSN: 2579-9622.
Meikawati, W., Siti, dkk. 2022. Edukasi Manfaat Konsumsi Tablet Tambah
Darah untuk Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Pondok Pesantren
KH Sahlan Rosjidi UNIMUS. Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat
Indonesia, Vol. 1, No.3.
Murfat, Z. 2022. Hubungan Asupan Zat Gizi Makronutrien terhadap Status Gizi
Pasien TB Paru. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Vol.2 No.6 (Juni, 2022): E-ISSN: 2808-9146.
Mutemmainna. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kejadian
Anemia pada Siswa Siswi di SMA Muhammadiyah Lubuk Pakam. Skripsi.
Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi.
Nehe, K. 2018. Hubungan Pengetahuan, Asupan Protein dan Fe dengan Kadar
Hemoglobin pada Wanita Usia Subur di Paluh Kemiri Lubuk Pakam.
Skripsi. Poltekkes Kemenkes Medan.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurjannah, A. 2017. Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar
Hemoglobin pada Remaja Putri Anemia di SMA Muhammadiyah Pontren
Imam Syuhodo. Skripsi. STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta.
Otaverina, A.S. 2022. Pengaruh Media Poster terhadap Peningkatan
Pengetahuan Anemia Remaja Putri di SMAN 1 Kartasura
Pakhri, A., Sukmawati & Nurhasanah. 2018. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
Pengetahuan Gizi dan Asupan Energi, Protein dan Besi pada Remaja.
Jurnal Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, Vol 13, No. 1.
Pratiwi, Eka. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Siswi MTS
Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
dan Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari. 2017. Gizi Dalam Daur
Kehidupan : BPPSDM Tahun 2017. Jakarta: KEMENKES RI.
61
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa bersedia menjadi
responden pada penelitian ini dan apabila terdapat kekurangan data di kemudian
Responden
Nama :
Tanda Tangan :
Peneliti
Nama : Masriaton
Tanda Tangan :
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH EDUKASI GIZI MENGGUNAKAN LEAFLET DENGAN POSTER
TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA TERHADAP PENGETAHUAN, Hb DAN
KONSUMSI FE PADA SISWI DI SMA SWASTA ISLAM SERAMBI MEKAH
ACEH BARAT
A. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
UMUR : Tahun
ALAMAT :
HAID : 1) Ya
2) Tidak
Kelas :
B. STATUS ANEMIA
KADAR HB : gr/dl
Keterangan : 1) Anemia
2) Normal
C. PENGETAHUAN SISWI (Sumber : Nehe, 2018)
1. Apa itu anemia?
a. Kurangnya kadar Hb dalam darah
b. Tekanan darah yang rendah dalam tubuh
c. Darah kotor yang terdapat di dalam tubuh
d. Penyakit kelainan darah
Pengetahuan
1. A
2. B
3. C
4. B
5. A
6. B
7. B
8. B
9. B
10. A
11. B
12. C
13. B
14. C
15. C
Konsumsi Fe
No. Jawaban
1. 2 1 0
2. 2 1 0
3. 2 1 0
4. 2 1 0
5. 2 1 0
6. 0 1 2
7. 2 1 0
8. 2 1 0
9. 2 1 0
10. 2 1 0
Lampiran 4 LEAFLET
Lampiran 5
POSTER
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah menerima edukasi kesehatan, remaja putri di SMA Swasta Islam
Serambi Mekah Aceh Barat dapat memahami, mengetahui dan
menerapkan informasi tentang pencegahan anemia pada remaja putri
pada kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima edukasi gizi selama 30 menit, remaja putri di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat mampu:
a. Dapat menjelaskan pengertian anemia menurut bahasanya sendiri
b. Dapat menyebutkan minimal 2 faktor yang dapat menyebabkan
anemia
c. Dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia
d. Dapat menyebutkan minimal 2 dampak anemia bagi remaja \
e. Dapat menyebutkan minimal 3 faktor yang mempengaruhi kadar hb
remaja putri
f. Dapat menyebutkan minimal 2 cara mencegah anemia
g. Dapat menyebutkan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif
B. Materi (Terlampir)
1. Menjelaskan pengertian anemia
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan anemia
3. Menjelaakan tanda dan gejala anemia
4. Menjelaskan dampak anemia bagi remaja
5. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri
6. Menjelaskan cara mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Poster
E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit 1. Membuka/memulai Menjawab Leaflet
kegiatan dengan salam, dan poster
mengucapkan salam mendengarkan
2. Memperkenalakan diri dan
3. Menjelaskan maksud dan memperhatikan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Kontrak waktu
2. Penyajian 10 menit 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan Leaflet
anemia dan dan poster
2. Menjelaskan faktorfaktor memperhatikan
yang menyebabkan anemia
3. Menjelaakan tanda dan
gejala anemia
4. Menjelaskan dampak
anemia bagi remaja
5. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kadar hb
remaja putri
6. Menjelaskan cara
mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu
diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet
tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh
anemia terhadap
kemampuan kognitif
3. Evaluasi 7 menit 1. Tanya Jawab Bertanya dan leaflet
2. Menanyakan Kembali menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit 1. Kesan pesan Mengulang Leaflet
2. Salam Penutup pokok-pokok
materi dan
menjawab
salam penutup
F. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
SAP telah disusun
2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai tepat pada waktunya
b. Peserta antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan
c. Jumlah peserta yang hadir memenuhi target
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian anemia
b. Peserta mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
anemia
c. Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala anemia
d. Peserta mampu menjelaskan dampak anemia bagi remaja
e. Peserta mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb
remaja putri
f. Peserta mampu menjelaskan cara mencegah anemia
g. Peserta mampu menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah
h. Peserta mampu menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan
kognitif.
G. Lampiran
1. Materi penyuluhan
2. Leaflet
3. Poster
MATERI
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi
dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang
ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar
besi serum dan saturasi (jenuh) transferin menurun, mampu ikat besi total
(TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain
sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel
darah merah dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan
pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah
melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah
merah yang berlebihan.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit,
atau jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal. Menurut
Ahmad Syafiq Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb
rendah karena kondisi patologis. Menurut Anie Kurniawan, dkk Anemia
adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal.
B. Faktor yang Menyebabkan Anemia
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,
2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan
remaja kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan
yang sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang
banyak, tentu akan meningkatkan kebutuhan besi,
3. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi
di negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang
dan latar be lakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan
mereka sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak
mengandung zat besi.
4. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan
zat besi tidak terpenuhi,
5. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi
asupan makanan, dan
6. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,
khusunya melalui feses (tinja)
Menurut Handayani dan Haribowo (2018), pada dasarnya gejala
anemia timbul karena dua hal berikut ini:
a. Anoreksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang
dapat dibawa oleh darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.
C. Tanda dan Gejala Anemia
Ada beberapa gejala umumnya antara lain ; 5 L (lemah, letih,lesu, lelah,
lalai), warna kulit yang pucat, mata berkunang - kunang, peka terhadap
cahaya, pusing, nafas pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun,
sakit kepala (biasanya bagian frontal). Defisiensi zat besi mengganggu
proliferasi dan pertumbuhan sel, yang utama adalah sel dari sum-sum
tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan
gejala anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:
a. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap
karena papil lidah menghilang.
b. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
c. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.
d. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam
menelan, pada defisiensi zat besi jangka panjang.
e. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari
lapisan kuku.
f. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat
dari lapisan kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical
danmenjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
g. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.
h. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
D. Dampak Anemia bagi Remaja
a. Dapat menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik dan kebugaran.
d. Mengakibatkan muka pucat
e. Rentan terkena infeksi karena kekebalan tubuh yang kurang
f. Menurunkan fungsi dan daya tahan turun
E. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb pada Remaja Putri
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja
yaitu :
a. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
b. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
c. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.
d. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur
menjadi kurang teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang
tidur.
e. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan
F. Pencegahan Anemia
1. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging,
ikan, hati, ayam dan telur) dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna
hijau tua, kacang-kacangan dan olahannya).
2. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung sumber vitamin
C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya
daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, jeruk, tomat dan nanas.
3. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari khususnya saat mengalami
haid.
4. Apabila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan
ke dokter untuk mencari penyebabnya dan diberikan pengobatan dan
pengananan segera.
5. Menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, es teh, minuman yang
mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan yang akan
menghambat penyerapan asupan zat besi didalam tubuh (Almatsier, 2011).
G. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengonsumsi TTD
a. Minumlah tamblet tambah darah (Fe) denagn air putih, jangan minum
TTD dengan teh, susu, ataupun kopi karean dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya berkurang
b. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan draah tinggi ataupun
kebanyakan darah
c. Jangan merasa takut jika terjadi gejala-gejala ringan seperti perut terasa
tidak enak, mual-mual, susah air besar, tinja berwarna hitam . Hal ini
seperti itu tidak berbahaya
d. Agar tidak terjadi gejala sampingan, minumlah tablet tambah darah
setelah makan malam (menjelang tidur)
e. Akan lebih baik jika setelah minum tablet tambah darah disertai dengan
makan buah yang mengandung vitamin C
f. Simpan tablet tambah darah di tempat yang kering dan terhindar dari
sinarmatahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan setelah
dibuka sebaiknya bungkusnya ditutup kembali dengan rapat
g. Tablet tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak
diminum
H. Pengaruh Anemia terhadap Kemampuan Kognitif
Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai
kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan
seseorang memperoleh pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap
suatu rangsang dari luar, memecahkan masalah, mengingat atau memanggil
kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami
lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi kognitif antara
lain:
a. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di
sekolah dan berbagai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial,
teknis, perdagangan, pengaturan rumah tangga.
b. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal
matematika, bahasa asing.
c. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari,
disimpan dalam ingatan secara sistematis atau tidak.
d. Kemampuan berbahasa.
e. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan
sosial.
f. Gaya belajar.
g. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.
h. Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi
meningkatkan makna kehidupan manusia. Bukti penelitian
menyokong bahwa besi memegang peranan penting dalam
perkembangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi selama
proses perkembangan susunan saraf terutama pada masa bayi akan
mengakibatkan gangguan kognitif yaitu kontrol motorik, memori, dan
perhatian, rendahnya prestasi sekolah, meningkatnya problem tingkah
laku dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2018). Peran Gizi Dalam Status Kehidupan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Bakta, I.M. (2017). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
Almatsier, S. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Briawan, D. (2017). Anemia Pada Remaja Putri. Jakarta: ECG
Fatmah. (2018). Gizi Untuk Anemia Pada Remaja. Bandung: Lubuk Agung
Lampiran 7
HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER
Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 Total
Pearson Correlation 1 .378 1.000** .535* .443 .535* .535* .443 .378 .443 .681** .535* 1.000** .681** .443 .809**
x1 Sig. (2-tailed) .165 .000 .040 .098 .040 .040 .098 .165 .098 .005 .040 .000 .005 .098 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .378 1 .378 .354 .213 .354 .354 .533* .400 .213 .555* .354 .378 .139 .533* .606*
x2 Sig. (2-tailed) .165 .165 .196 .446 .196 .196 .041 .140 .446 .032 .196 .165 .622 .041 .017
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation 1.000** .378 1 .535* .443 .535* .535* .443 .378 .443 .681** .535* 1.000** .681** .443 .809**
x3 Sig. (2-tailed) .000 .165 .040 .098 .040 .040 .098 .165 .098 .005 .040 .000 .005 .098 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* 1 .452 .167 .583* .452 .707** .452 .294 1.000** .535* .294 .452 .756**
x4 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .091 .553 .022 .091 .003 .091 .287 .000 .040 .287 .091 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .443 .213 .443 .452 1 .452 .452 .659** .213 -.023 .207 .452 .443 .207 .659** .608*
x5 Sig. (2-tailed) .098 .446 .098 .091 .091 .091 .008 .446 .936 .459 .091 .098 .459 .008 .016
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* .167 .452 1 .167 .452 .000 .075 .784** .167 .535* .294 .829** .588*
x6 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .553 .091 .553 .091 1.000 .789 .001 .553 .040 .287 .000 .021
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* .583* .452 .167 1 .452 .707** .452 .294 .583* .535* .784** .452 .756**
x7 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .022 .091 .553 .091 .003 .091 .287 .022 .040 .001 .091 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .443 .533* .443 .452 .659** .452 .452 1 .533* .318 .207 .452 .443 .207 .659** .722**
x8 Sig. (2-tailed) .098 .041 .098 .091 .008 .091 .091 .041 .248 .459 .091 .098 .459 .008 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .378 .400 .378 .707** .213 .000 .707** .533* 1 .853** .139 .707** .378 .555* .213 .713**
x9 Sig. (2-tailed) .165 .140 .165 .003 .446 1.000 .003 .041 .000 .622 .003 .165 .032 .446 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .443 .213 .443 .452 -.023 .075 .452 .318 .853** 1 .207 .452 .443 .650** -.023 .570*
x10 Sig. (2-tailed) .098 .446 .098 .091 .936 .789 .091 .248 .000 .459 .091 .098 .009 .936 .026
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .681** .555* .681** .294 .207 .784** .294 .207 .139 .207 1 .294 .681** .423 .650** .643**
x11 Sig. (2-tailed) .005 .032 .005 .287 .459 .001 .287 .459 .622 .459 .287 .005 .116 .009 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .535* .354 .535* 1.000** .452 .167 .583* .452 .707** .452 .294 1 .535* .294 .452 .756**
x12 Sig. (2-tailed) .040 .196 .040 .000 .091 .553 .022 .091 .003 .091 .287 .040 .287 .091 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation 1.000** .378 1.000** .535* .443 .535* .535* .443 .378 .443 .681** .535* 1 .681** .443 .809**
x13 Sig. (2-tailed) .000 .165 .000 .040 .098 .040 .040 .098 .165 .098 .005 .040 .005 .098 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .681** .139 .681** .294 .207 .294 .784** .207 .555* .650** .423 .294 .681** 1 .207 .643**
x14 Sig. (2-tailed) .005 .622 .005 .287 .459 .287 .001 .459 .032 .009 .116 .287 .005 .459 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*
Pearson Correlation .443 .533 .443 .452 .659** .829** .452 .659** .213 -.023 .650** .452 .443 .207 1 .722**
x15 Sig. (2-tailed) .098 .041 .098 .091 .008 .000 .091 .008 .446 .936 .009 .091 .098 .459 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .809** .606* .809** .756** .608* .588* .756** .722** .713** .570* .643** .756** .809** .643** .722** 1
total Sig. (2-tailed) .000 .017 .000 .001 .016 .021 .001 .002 .003 .026 .010 .001 .000 .010 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.916 15
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
x1 11.0667 15.210 .785 .908
x2 11.3333 14.667 .522 .915
x3 11.0667 15.210 .785 .908
x4 11.2000 14.457 .708 .907
x5 11.2667 14.781 .530 .914
x6 11.2000 15.029 .516 .914
x7 11.2000 14.457 .708 .907
x8 11.2667 14.352 .662 .909
x9 11.3333 14.238 .647 .910
x10 11.2667 14.924 .487 .915
x11 11.1333 15.124 .588 .911
x12 11.2000 14.457 .708 .907
x13 11.0667 15.210 .785 .908
x14 11.1333 15.124 .588 .911
x15 11.2667 14.352 .662 .909
Lampiran 8
MASTER TABEL PENELITIAN
IDENTITAS SISWA STATUS ANEMIA PENGETAHUAN KONSUMSI FE
POS
NO
HB KATEGOR PRE POST PRE KATEGOR T KATEGOR
NAMA UMUR HAID KATEGORI POST % KATEGORI % KATEGORI % %
PRE I TEST TEST TEST I TES I
T
MERI
1 ANGGRAINI 17 2 10.3 ANEMIA 9.1 Anemia 9 60 KURANG 13 86,7 BAIK 12 60 Baik 15 75 Baik
Tidak Tidak
2 SITI MARIAH 16 2 12 Anemia 12.4 Anemia 11 73,3 KURANG 12 80 BAIK 13 65 Baik 15 75 Baik
Tidak
3 NUR FAIDA 17 2 11.5 ANEMIA 12.6 Anemia 7 46,7 KURANG 10 66,7 KURANG 10 50 Kurang 2 10 Kurang
4 MURFIDA 18 1 11.8 ANEMIA 8.5 Anemia 7 46,7 KURANG 12 80 BAIK 7 35 Kurang 12 60 Baik
5 NAFI HISMA 17 2 10.2 ANEMIA 10.5 Anemia 9 60,0 KURANG 10 66,7 KURANG 8 40 Kurang 9 45 Kurang
AISYAH Tidak
6 RAHMATILAH 18 2 11.8 ANEMIA 13.8 Anemia 13 86,7 BAIK 14 93,3 BAIK 7 35 Kurang 13 65 Baik
7 MARLINA 17 2 10.9 ANEMIA 10.1 Anemia 10 66,7 KURANG 11 73,3 KURANG 6 30 Kurang 12 60 Baik
CUT Tidak
8 RISMANIAR 17 2 11.8 ANEMIA 12.4 Anemia 10 66,7 KURANG 10 66,7 KURANG 5 25 Kurang 7 35 Kurang
9 YULANTI 17 2 11.5 ANEMIA 11.9 Anemia 12 80,0 BAIK 10 66,7 KURANG 13 65 Baik 9 45 Kurang
Tidak Tidak
10 CUT RISKA 17 2 12 Anemia 13.8 Anemia 12 80,0 BAIK 13 86,7 BAIK 14 70 Baik 15 75 Baik
11 MELATI 17 2 10.4 ANEMIA 10.5 Anemia 11 73,3 KURANG 11 73,3 KURANG 5 25 Kurang 12 60 Baik
12 ZAHWA 18 1 11 ANEMIA 11.9 Anemia 8 53,3 KURANG 10 66,7 KURANG 6 30 Kurang 8 40 Kurang
Tidak Tidak
13 RISKA 18 1 12 Anemia 12 Anemia 10 66,7 KURANG 13 86,7 BAIK 7 35 Kurang 13 65 Baik
14 ROSA MELIA 18 1 11.8 ANEMIA 11.9 Anemia 9 60,0 KURANG 9 60 KURANG 5 25 Kurang 12 60 Baik
Tidak Tidak
15 ZULMA 17 1 13 Anemia 14.9 Anemia 8 53,3 KURANG 11 73,3 KURANG 8 40 Kurang 14 70 Baik
Tidak Tidak
16 INDA SARI 18 2 12 Anemia 13.4 Anemia 8 53,3 KURANG 12 80 BAIK 6 30 Kurang 8 40 Kurang
ATON Tidak
17 MAYANA 16 1 11.7 ANEMIA 13.9 Anemia 8 53,3 KURANG 9 60 KURANG 14 70 Baik 14 70 Baik
AYU
18 MURDASARI 17 1 11 ANEMIA 11.4 Anemia 6 40,0 KURANG 9 60 KURANG 5 25 Kurang 12 60 Baik
EKA Tidak Tidak
19 SAFLIANA 17 1 12 Anemia 13 Anemia 6 40,0 KURANG 9 60 KURANG 5 25 Kurang 9 45 Kurang
Tidak Tidak
20 MELISA 17 2 12 Anemia 13.8 Anemia 9 60,0 KURANG 11 73,3 KURANG 5 25 Kurang 7 35 Kurang
Tidak
21 ALVIA RESDA 17 2 12 Anemia 8 Anemia 12 80,0 BAIK 15 100 BAIK 13 65 Baik 13 65 Baik
Tidak Tidak
22 NOVI SAFARI 18 2 13 Anemia 15.2 Anemia 11 73,3 KURANG 12 80 BAIK 13 65 Baik 14 70 Baik
MIRATIL Tidak Tidak
23 HAYAH 17 2 12 Anemia 12.7 Anemia 9 60,0 KURANG 13 86,7 BAIK 7 35 Baik 14 70 Baik
YUNI Tidak Tidak
24 HIDAYATI 16 1 13 Anemia 13 Anemia 12 80,0 BAIK 13 86,7 BAIK 4 20 Kurang 8 40 Kurang
PUTRI
25 YUNITA 18 2 11.8 ANEMIA 11.7 Anemia 8 53,3 KURANG 12 80 BAIK 13 65 Baik 9 45 Kurang
Lampiran 9
Frequency Table
UMUR
HAID
Explore
Descriptives
Median 9.000
Minimum 6.0
Maximum 13.0
Range 7.0
Median 11.000
Variance 2.823
PENGETAHUAN_PO
Std. Deviation 1.6803
STTEST
Minimum 9.0
Maximum 15.0
Range 6.0
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
T-Test
N Correlation Sig.
PENGETAHUAN_PRETEST &
Pair 1 25 .594 .002
PENGETAHUAN_POSTTEST
Paired Samples Test
Mean Difference
Lower Upper
PENGETAHUA
N_PRETEST -
Pair 1 -1.9600 1.6703 .3341 -2.6495 -1.2705 -5.867 24 .000
PENGETAHUA
N_POSTTEST
Explore
Descriptives
Median 11.800
Variance .560
Maximum 13.0
Range 2.8
Interquartile Range .8
Median 12.400
Variance 3.422
Maximum 15.2
Range 7.2
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
NPar Tests
Ranks
Total 25
a
Test Statistics
HB_POSTTEST -
HB_PRETEST
b
Z -2.039
Asymp. Sig. (2-tailed) .041
Descriptives
Median 35.00
Variance 310.583
Minimum 20
Maximum 70
Range 50
Interquartile Range 40
Median 60.00
Variance 267.667
KONSUMSI_FE_POS
Std. Deviation 16.361
T
Minimum 10
Maximum 75
Range 65
Interquartile Range 28
NPar Tests
Ranks
Total 25
a
Test Statistics
KONSUMSI_FE_
POST -
KONSUMSI_FE_
PRE
b
Z -2.807
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Edukasi Kedua
Edukasi Ketiga, Dilanjutkan dengan Pembagian Kuesioner Post test
Cek Kadar Hb Ketiga setelah Pemberian Edukasi dan Mengisi Data Hb pada
Kuesioner
BIODATA PENULIS
Nama : : Masriaton
Tempat, Tanggal Lahir : Marek, 01 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : P07131222102
Tahun Masuk : 2022
Tahun Selesai : 2023
Program Studi : Diploma IV Gizi
Jurusan : Gizi
Institusi Pendidikan : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh
Alamat Pendidikan : Jln. Soekarno-Hatta, Lampeunerut, Aceh Besar
Telp/Fax: (0651) 46121/46126
Website : https://gizipoltekkesaceh.ac.id
Email : jurusan.gizi@poltekkesaceh.ac.id
No. Hp Penulis : 082366078720
Alamat Penulis : Dusun Nek Dewi Desa Marek Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Edukasi Menggunakan Leaflet dan
Poster Tentang Pencegahan Anemia Terhadap
Pengetahuan, Hb dan Konsumsi Fe pada Siswi di SMA
Swasta Islam Serambi Mekah Aceh Barat
Email : masria.aton@gmail.com