Anda di halaman 1dari 4

Penulis : TITIN ASNITA POHAN, S.

Pd

Judul : Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar (Luring) pada Mapel IPS

A. Latar Belakang
Merdeka belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya
Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Menurut Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah proses
memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan
baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam
pengembangan budi pekerti (olah cipta, olah karya, olah karsa, dan olah raga) yang terpadu
menjadi satu kesatuan dalam dunia pendidikan, memiliki hasil positif yang sesuai dengan
pemikiran beliau yaitu :
1. Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu
 Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan siswa)
 Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang
mendukung)
 Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi
2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau among Methode
artinya guru itu menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang
3. Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan
masyarakat.
4. Asas asas dalam pendidikan ada 5 yaitu :
 Asas Kemerdekaan
 Asas Kodrat Alam
 Asas Kebudayaan
 Asas Kebangsaan
 Asas Kemanusiaan
Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki
Hadar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang
beradab maka pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk meraihnya. Pendidikan juga
bisa menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan
atau diwariskan. Maksud pendidikan adalah menuntun kodrat yang ada pada anak untuk
mencapai kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia ataupun
anggota masyarakat. Sedangkan sebagai pendidik yang menjadi pemimpin pembelajaran kita
hanya berusaha menuntun murid sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya dengan
menggunakan pembelajaran yang berpihak pada murid, menjadikan murid merdeka dalam
belajar . Kita sebagai pendidik bisa dengan seikhlas-ikhlasnya memberikan cinta kasih yang
tak terbatas. Berdasarkan pemikiran tersebut maka saya akan mengimplementasikan budaya
positif disekolah tempat saya mengajar di SMP Negeri 2 Longkib Kota Subulussalam Provinsi
Aceh.

B. DESKRIPSI AKSI NYATA ( Rencana Aksi Dan Penerapan )


Aksi nyata ini saya terapkan di kelas yang saya ajar yaitu kelas IX . Adapun kegiatan aksi
nyata ini saya fokusnya pada kesepakatan kelas (luring) pada saat proses pembelajaran
khususnya mata pelajaran IPS pada Materi Ekonomi Kreatif. Kesepakatan kelas ini disusun
bersama guru dan murid. Dimana kesepakatan dibuat dengan membagi menjadi 4(empat)
kelompok terdiri dari 2 kelompok perempuan dan 2 kelompok laki-laki, dimana masing-masing
kelompok perempuan membuat hasil olahan makanan yang nantinya akan mereka titipkan
dikantin sekolah dengan memanfaatkan bahan baku dasar olahan ubi kayu yang mudah didapat
disekitar lingkungan tinggal peserta didik. Sedangkan kelompok laki-laki kesepakatan yang
dibuat dengan memanfaatkan lahan kosong halaman sekolah dengan menanam tanaman pisang
dan ubi kayu yang mudah perawatan dan hasilnya dapat dimanfaatkan menjadi olahan makanan
yang enak nantinya. Kelas ini dibuat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan murid berfikir
kreatif dengan memanfaatkan potensi yang tersedia dilingkungan tempat tinggal. Murid
diarahkan untuk memunculkan ide, gagasan dan masukan positif dalam kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan lahir dan bathin sesuai dengan konsep Merdeka Belajar.
1. Kelompok perempuan menghasilkan ide kreatif olahan berbahan dasar ubi kayu

2. Kelompok laki-laki sedang melakukan proses pemanfaatan lahan kosong di halaman


sekolah dimana kegiatan ini saya melibatkan rekan sejawat mapel IPA yang memahami
bagaimana konsep cara bercocok tanam yang tepat mulai dari mengolah tanah sampai
proses penanaman tanaman.

C. Hasil Aksi Nyata


Dari kesepakatan kelas yang dibuat dihasilkan:
a. Murid lebih merasa senang karena bisa mengeksplor kemampuan dan ketrampilan mereka
dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dan mudah didapat dilingkungan
sekitar
b. Murid bersentuhan langsung dengan alam sehingga mereka mengetahui bagaimana cara
bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan kosong yang nantinya bisa menambah
penghasilan
c. Murid menunjukkan sikap positif lebih mencintai lingkungan dan mengetahui bahwa
tanaman tidak hanya sebagai sumber bahan pangan bagi kehidupan tapi juga menambah
keindahan dan kelestarian alam lebih terjaga

D. Hasil yang Diperoleh


Dalam pelaksanaan aksi nyata ini dapat dilihat murid telah menunjukkan budaya positif
sesuai dengan kesepakatan kelas yang telah disepakati bersama, kesepakatan awal ini
diperlukan untuk menggali potensi peserta didik menjadi pribadi yang mandiri. Setiap murid
yang melanggar kesepakatan kelas akan dicatat di buku catatan untuk refleksi dalam
implementasi dan penguatan budaya positif. Kendala yang dihadapi yaitu mudah terpengaruhi
oleh teman dan lingkungan sekitarnya sehingga budaya positif yang telah ditetapkan harus
dimulai dari awal lagi.

E. Rencana Perbaikan
Dalam proses pelaksanaan budaya positif kesepakatan kelas tentunya banyak kendala-
kendala yang dihadapi sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan. Koordinasi atau kolaborasi
guru beserta stakeholder sekolah sangat dibutuhkan untuk ketercapaian Merdeka Belajar agar
pembelajaran sepanjang hayat bisa dicapai demi mewujudkan generasi masa depan bangsa
menjadi pelajar yang berjiwa Pancasila dengan semangat gotong royong.

Anda mungkin juga menyukai