Anda di halaman 1dari 2

Mendiskripsikan contoh-contoh perilaku masyarakat yang berhubungan dengan penolakan

IPTEK dalam keperawatan transcultural

Teknologi Dalam Keperawatan Transkultural merupakan hasil dari kebudayaan masyarakat yang
muncul dari cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakatnya. Dalam era kini teknologi
banyak di pakai di berbagai pekerjaan termasuk dalam dunia kesehatan. Teknologi kesehatan
merupakan alat/cara yang di pakai tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan,
secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaannya diperlukan untuk menunjang
diagnostikdigunakan dalam tindakan yang berhubungan dengan pelayanan keshatan. Maka
teknologi kadang diharuskan dalam tindakan medis maupun keperawatan. Walaupun tidak
semua masyarakat bisa menerima penggunaan teknologi kesehatan. Perbedaan persepsi antara
tenaga kesehatan dan klien sering membuat tindakan yang terkait dengan teknologi kesehatan
terhambat. Leninger dan McFarland (Pratiwi 2011) menjelaskan tentang dilema
memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kesehatan. Ada beberapa hal
yan mendasari munculnya penolakan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan baru yaitu:

1) Adanya model “berlawanan”


 Ada kecenderungan bahwa pengobatan ilmiah bertolak belakang dengan
pengobatan tradisional.
 Dalam perspektif medicine suatu tindakan dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa
pasien sebaliknya menurut keyakinan individu keluarga dan masyarakat tindakan
tersebut membahayakan.
2) Dikotomi kognitif
 Adanya kepercayaan masyarakat bahwa ada penyakit penyakit yang bisa
disembuhkan oleh dokter dan ada yang tidak hal ini mengakibatkan sikap dan
perilaku yang mendukung atau merugikan kesehatannya.
 Dikotomi kognitif ini menimbulkan berbagai perbedaan perilaku kesehatan
masyarakat
3) Penolakan masuk rumah sakit
1. Masyarakat menganggap RS sebagai tempat untuk mati ada tindakan yang
menakutkan sehingga masyarakat tidak memilih RS sebagai tempat penyembuhan
penyakit nya
2. Adanya pertentangan antara perawatan medis dengan peralatan tradisional hal ini
membuat masyarakat takut tidak bisa terpenuhi kegiatan tradisional
3. Biaya rumah sakit yang mahal
4) Presepsi berbeda tentang tingkah laku peranan
Petugas pemberi pelayanan kesehatan dokter atau perawat atau tenaga medis lainnya
misalnya dokter dianggap sebagai seseorang yang otoriter yang memiliki hak untuk
mengajari pasien tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga keputusan
ada di tangan dokter di lain pihak keluarga dianggap orang yang berhak membuat
keputusan akibatnya ada pertentangan.
5) Pengobatan, pencegahan, dan konsep memelihara
Dalam masyarakat tradisional sering mengidentifikasi imunisasi sebagai medis gaya barat
sehingga menimbulkan penolakan di masyarakat tradisional padahal menurut teori
imunisasi penting sebagai tindakan preventif sehingga konsep imunisasi saat ini belum
bisa diterima di berbagai kalangan dengan berbagai alasan bahkan ada agama atau
kepercayaan oleh imunisasi sebab bertentangan dengan keyakinan. Penolakan tersebut
bisa disebabkan oleh :
 Asumsi kepercayaan yang keliru
 Pengobatan klinis versus pencegahan
 Prioritas pribadi dari para petugas kesehatan
 Asumsi keliru mengenai pengambilan keputusan
 Kekurangan dalam pelayanan kesehatan
 Konflik peranan professional

Sumber:

Murtoyo, Eddy. MODUL PRATIKUM ANTROPOLOGI KESEHATAN. Yogyakarta: Akademi


Keperawatan YKY Yogyakarta, 2019.

Anda mungkin juga menyukai