Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
A. Takhrij hadis tentang menggerak-
gerakan telunjuk saat sholat
1. Dalam hadits disebutkan, Rasulullah Saw
melakukan hal itu.
Dalam hadits disebutkan, Rasulullah Saw
melakukan hal itu.

‫ثَّم قعَد وافترَش رجَلُه اليسرى ووضَع كِّفِه الُيسرى على فخِذِه‬
‫وُركبِتِه الُيسرى وجعَل حَّد مرفِقِه األيمِن على فخِذِه الُيمنى ثَّم‬
‫قبَض اثنتيِن من أصابِع ِه وحَّلَق حلقًة ثَّم رفَع إصبَع ُه فرأيته‬
‫يحركها يدعو بها‬

“Kemudian beliau duduk dan membentangkan


kaki kirinya. Beliau meletakkan tangan kiri di
atas paha dan lutut kirinya. Dan memposisikan
siku kanannya di atas paha kanannya.
Kemudian beliau menggenggam dua jarinya
(kelingking dan jari manis), dan membentuk
lingkaran dengan dua jarinya (jempol dan jari
tengah) dan berisyarat dengan jari telunjuknya
dan aku melihat beliau menggerak-gerakkan
telunjuknya ketika berdoa.” (HR.

An-Nasai).

Sebagian ulama mengatakan bahwa jari


telunjuk digerak-gerakkan ketika tasyahud.
Namun tambahan di akhir hadis, yaitu ‫فرأيته‬
‫…“( يحركها يدعو بها‬dan aku melihat beliau
menggerak-gerakkan telunjuknya ketika
berdoa”) diperselisihkan oleh para ulama,
apakah sahih atau tidak.

Pasalnya, tambahan tentang menggerak-


gerakkan jari telunjuk ini hanya terdapat dalam
riwayat dari perawi bernama Zaidah bin
Qudamah dari Ashim bin Kulaib.

Padahal, ada kurang lebih 12 perawi lain yang


tsiqah yang meriwayatkan dari Ashim bin
Kulaib tanpa tambahan tersebut. Yang rajih,
wallahu a’lam, tambahan tersebut adalah
tambahan yang syadz sehingga statusnya dha’if
(lemah).

Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i mengatakan


tentang hadis Wail bin Hujr ini:

‫ ولكن فيه لفظة شاذة وهي ذكر تحريك‬، ‫ظاهره أنه حسن‬
‫اإلصبع‬

“Zahirnya hadis ini hasan, namun terdapat


lafadz yang syadz yaitu penyebutan
menggerak-gerakkan telunjuk.” (Al Ahadis Al
Mu’allah, 389)

Syaikh Syu’aib Al Arnauth juga mengatakan:

‫ “فرأيته يحركها يدعو بها” لفظة شاذة‬:‫إسناده صحيح وقوله‬

“Sanad hadis ini sahih namun tambahan [dan


aku melihat beliau menggerak-gerakkan
telunjuknya ketika berdoa] ini lafadz yang
syadz.” (Takhrij Sunan Abi Daud, 2/233)
Karena terjadi khilafiyah, maka menggerak-
gerakkan jari telunjuk ketika tasyahud boleh
dilakukan, boleh juga tidak.

2. Dari Wail bin Hujr : Sungguh Aku Melihat


Nabi Muhammad SAW Sholat, kemudian
dia duduk dan menghamparkan kaki yang
kiri (Tahiyat Awal) dan meletakan telapak
tangan diatas paha dan lutut kirinya.
Kemudian jadikan batas siku kanan diatas
paha melihat lalu melipat dua piksel dan
membuat lingkaran, kemudian dia
mengangkat jari telunjuknya, Maka Aku
Melihat Nabi Menggerak-gerakan jari
telunjuknya sambil bedoa dia (HR Nasai,
Baihaqi) Keterangan ini juga terdapat di
dalam kitab Nailul Penulis, Fathur Rabbani
dan Subulussalam.
a) Menurut Imam Nawawi Hadits Baihaqi ini
merupakan hadits dnegan sanad shahih
b) Menurut Ibnu Qayim hadits keterangan dari
Wail bin Hujr yang menerangkan Nabi
Menggerak-gerakan telunjuknya saat Sholat
ialah Shahih.
c) Menurut Syekh Nashiruddin Al Albani
bahwa menggerak-gerakan telunjuk waktu
duduk Tahiyat ialah shahih dari Nabi SAW.

Anda mungkin juga menyukai