Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH FIQIH

POSISI BERSEDEKAP MENURUT PARA MAZHAB

Disusun oleh:

Kelompok 4

Aura Fitri Khariri

Calya Arsanti

Puspita Juwita Kasih

Saskia Putri

SMAIT SMART SYAHIDA


A. Pengertian

Salah satu bentuk sunah hay’ah (sunah yang berhubungan dengan prilaku dalam salat) adalah
sunah bersedekap setelah takbir ketika berdiri dalam salat. Bersedekap adalah meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri, kemudian kedua tangan tersebut dilekatkan di dada. Dalilnya adalah
hadis berikut:

‫روى وائل بن حجر قال قلت ألنظرن إلى صالة رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كيف يصلي فنظرت إليه وضع ي""ده اليم""نى على‬
‫ظهر كفه اليسرى والرسغ والساعد‬

Wail bin Hujr meriyawatkan, ia berkata: Aku benar-benar memperhatikan salat Rasulullah SAW
tentang bagaimana beliau salat. Aku melihat beliau meletakkan tangan kanannya di atas
punggung tangan (bagian luar tangan) kirinya, pergelangan tangan, dan lengan bagian bagian
bawah.

‫روى وائل بن حجر رأيت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يصلي فوضع يديه علي صدره احداهما علي االخرى‬

Wail bin Hujr meriwayatkan: Aku melihat Rasulullah SAW salat, beliau meletakkan kedua
tangannya di atas dadanya, sementara salah satu tangan berada di atas tangan yang lain

B. Pendapat Para Mazhab

Para ulama berbeda pendapat mengenai letak sedekap, berikut penjelasannya

Menurut Mazhab Syafi'i.

Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa disunnahkan bersedekap dan posisi kedua tangan diletakkan
di atas pusar di bawah dada. Bukan tepat di atas dada. Imam al-Muzani as-Syafi’i (w. 264 H)
menyebutkan:

‫ويرفع يديه إذا كبر حذو منكبيه" ويأخذ كوعه األيسر بكفه اليمنى ويجعلها تحت صدره‬

“Dan mengangkat kedua tangan ketika takbir sampai sebatas pundak, lalu bersedekap dengan
telapak tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri. Lalu meletakkannya dibawah dada.
(Ismail bin Yahya al-Muzani w. 264 H, Mukhtashar al-Muzani, h. 107) “.
Sebagaimana Imam an-Nawawi (w. 676 H) menyebutkan bahwa meletakkan tangan diantara
dada dan pusar adalah pendapat yang shahih dan mansush dalam Madzhab Syafi’i. (Yahya bin
Syaraf an-Nawawi w. 676 H, al-Majmu’, h. 3/ 310).

Dalam masalah ini, Mazhab Syafi'i menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu
Khuzaimah dengan sanad yang shahih:

‫ رواه أبو بكر‬.‫ صليت مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فوضع يده اليمنى على يده اليسرى على صدره‬:‫عن وائل بن حجر قال‬
‫بن خزيمة في صحيحه‬.

Dari sahabat Wail bin Hujr radhiyallahu 'anhu berkata: Saya salat bersama Nabi SAW dan beliau
meletakkan kedua tangannya di atas dadanya (dekat dada). (HR. Ibnu Khuzaimah). Dalam
riwayat Imam al-Bazzar disebutkan 'inda sodrihi'. Dalam hadis di atas lafaz 'ala sodrihi
maknanya bukan tepat di atas dada persis.

Kemudian Mazhab Syafi'I juga menggunakan dalil dari Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah:

‫ ذكر هذا الح""ديث اإلم""ام ابن قيم الجوزي""ة‬.‫روي عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه نهى عن التكفير وهو وضع اليد على الصدر‬
‫في بدائع الفوائد‬.

Telah ada riwayat dari Nabi yang menyebutkan bahwa beliau melarang takfir. Yaitu melarang
meletakkan kedua tangan persis di atas dada. (Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah meriwayatkan
hadis ini dalam kitab Bada'i al-Fawaid)

Menurut Mazhab Hanafi

Madzhab Hanafi berpendapat bahwa disunnahkan bersedekap dan posisi kedua tangan diletakkan
di bawah pusar. Dalam masalah ini, Madzhab Hanafi menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud:

ِ ‫ ِمنَ ال ُّسنَّ ِة َوضْ ُع اليَ ِمي ِْن عَل َى ال ِّش َم‬:‫عن علي بن أبي طالب رضي هللا عنه قال‬،».
‫ال تَحْ تَ ال ُّس َّر ِة‬

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu,"Termasuk sunnah adalah meletakkan kedua tangan di
bawah pusar". (HR. Ahmad dan Abu Daud) Kemudian dalil lain menyatakan, Imam al-Kasani
al-Hanafi (w. 587 H) menyebutkan:

‫وأما محل الوضع فما تحت السرة في حق الرجل والصدر في حق المرأة‬


Adapun tempat bersedekap, adalah dibawah pusar untuk laki-laki dan di dada untuk perempuan
(Alauddin Abu Bakar al-Kasani al-Hanafi w. 587 H, Bada’i as-Shana’i, h. 1/ 201). Kemudian
dalil lain menyatakan

‫ ف""إن ك"ان رجال فيس""ن في حق""ه أن يض""ع ب"اطن كف""ه اليم""نى على ظ"اهر ك""ف‬. ‫ كيفيته تختلف ب"اختالف المص"لي‬: ‫الحنفية قالوا‬
‫ وإن ك"انت ام"رأة فيس"ن له"ا أن تض"ع ي"ديها على ص"درها من غ"ير‬. ‫اليسرى محلقا بالخنصر واإلبهام على الرس"غ تحت س"رته‬
‫تحليق‬

Artinya: Para ulama madzhab Hanafi berkata: Teknisnya bersedekap berbeda, tergantung siapa
yang shalat. Bagi laki-laki, sunnahnya adalah meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
dengan menggabungkan/melingkarkan/mempertemukan kelingking dan ibu jari pada
pergelangan tangan tepat di bawah pusar. Sedangkan bagi perempuan, sunnahnya adalah
meletakkan kedua tangannya di atas dadanya tanpa menggabungkannya.

Menurut Mahzab Hambali

Mazhab Hambali berpendapat bahwa disunnahkan bersedekap dan posisi kedua tangan
diletakkan di bawah pusar. Pendapat Mazhab Hambali ini sama seperti pendapat Madzhab
Hanafi. Dalam masalah ini, mereka menganjurkan meletakkan tangan kanan di atas punggung
tangan kiri. Mazhab Hambali menggunakan dalil yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam
Abu Dawud:

ِ ‫ ِمنَ ال ُّسنَّ ِة َوضْ ُع اليَ ِمي ِْن عَل َى ال ِّش َم‬:‫عن علي بن أبي طالب رضي هللا عنه قال‬،».
‫ال تَحْ تَ ال ُّس َّر ِة‬

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, "Termasuk sunnah adalah meletakkan kedua tangan
di bawah pusar". (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Dalam Mazhab Hambali terdapat tiga riwayat berkenaan dengan masalah bersedekap, dan ini
adalah salah satu riwayat dari Imam Ahmad, Ibn Qudamah mengatakan: “Telah terjadi
perbedaan riwayat dalam masalah bersedekap, dan telah diriwayatkan dari Imam Ahmad
bahwasanya seorang yang shalat meletakkan kedua tangannya dibawah pusar.” (Lihat: Al-
Mughni 1/341). Imam Abu Daud as-Sajistani (w. 275 H) meriwayatkan perkataan Imam Ahmad
bin Hanbal dalam kitabnya al-Masa’il:

‫ وإن كان تحت السرة فال بأس‬،‫ فوق السرة قليال‬:‫ فقال‬،‫ سئل عن وضعه‬،‫وسمعته‬
Suatu ketika saya mendengar (Imam Ahmad bin Hanbal) ditanya dimanakah tangan diletakkan
saat shalat? Beliau menjawab: Diatas pusar sedikit. Kalaupun dibawahnya maka tidak apa-apa
(Abu Daud Sulaiman as-Sajistani w. 275 H), Masa’il al-Imam Ahmad, h. 48)

Jadi dari madzhab Ahmad (Hambali) terdapat dua aliran sebagaimana kedua pandapat tersebut
(ada yang dibawah dada dan ada yang dibawah pusar). Sedangkan yang benar adalah kedua-
duanya" (Fiqhus Sunnah, 1/101).

Menurut Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa disunnahkan meluruskan kedua tangan (irsal). Maksudnya
tidak perlu bersedekap. Dalam masalah ini, Mazhab Maliki menggunakan dalil yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam hadis ini Nabi SAW tidak menyuruh

untuk bersedekap:

‫ ثم اق"رأ‬،‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه في قصة المسئ صالته "إن النبي صلى هللا عليه وسلم ق""ال «إذا قمت إلى الص""الة فك""بر‬
‫ ثم ارف""ع ح""تى‬،‫ ثم اس""جد ح""تى تطمئن س""اجدا‬،‫ ثم ارفع ح""تى تع""دل قائم""ا‬،‫ ثم اركع حتى تطمئن راكعا‬،‫ما تيسر معك من القرآن‬
‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫ وافعل ذلك في صالتك كلها‬،‫تطمئن جالسا‬.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata mengenai kisah salat yang buruk, "Nabi SAW
bersabda: Jika kamu hendak salat maka bertakbirlah, kemudian bacalah yang mudah dari Al-
Qur'an, kemudian rukuklah, dst. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kemudian dalil lain yang menyatakan bahwa sunnahnya malah tidak bersedekap adalah sebuah
hadits yaitu:

‫ واعت"دل قائم"ا ح"تى يق"ر ك"ل عظم‬،‫ ثم كبر‬،‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا قام إلى الصالة رفع يديه حتى يحاذي منكبيه‬
‫في موضعه معتدال‬

Rasulullah dahulu ketika shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai sebatas kedua bahu
beliau. Lalu beliau takbur dan berdiri tegak sampai setiap tulang kembali ke tempat asalnya. (Ibn
Huzaimah w. 311, Shahih Ibn Huzaimah, h. 1/ 359)

Tempat asal tulang tangan tidaklah diatas dada atau dibawah pusar. Maka setelah orang itu
takbir, tangan kembali ke posisi semula, artinya tidak bersedekap. Inilah penafsiran dari
sebagaian ulama madzhab Maliki. Meski masih diperdebatkan kesahihan penisbatannya kepada
Imam Malik bin Anas (w. 179 H). Tapi pendapat ini dibantah dengan hadits-hadits yang shahih
yang menyatakan bahwa Nabi bersedekap ketika shalat.

C. Kesimpulan

Masih banyak lagi hadis-hadis yang menyatakan kesunnahan bersedekap, tetapi kita cukupkan
saja. Kesimpulannya, hukum bersedekap adalah sunah. Pendapat ini juga merupakan pendapat
para Sahabat Rasulullah SAW yang mulia seperti Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah, Ummul
Mukminin Aisyah, dan lain-lain. Juga pendapat para tabi’in seperti Sa’id bin Jubair, al-Nakha’I,
Abu Muljiz, dan lain-lain. Juga pendapat mayoritas ulama seperti Sufyan al-Tsauri, Abu
Hanifah, Ishaq bin Rahuyah, Abu Tsaur, dan lain-lain.

Tidak ada satu pun hadits sahih yang menerangkan letak kedua tangan ketika bersedekap. Hadits
yang datang tentang meletakkan kedua tangan di dada dan di bawah pusar ketika bersedekap,
semuanya lemah.

Ibnul Mundzir berkata :

‫ َوِإ ْن‬،‫الس" َّر ِة‬ َ ‫ فَِإ ْن َشا َء َو‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ُّ َ‫ض" َعهُ َما تَحْ ت‬ ُ ‫ض ُع َعلَ ْي ِه ْاليَ َد خَ بَ ٌر يَ ْثب‬
َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،‫ُت‬ َ َ‫ْس فِي ْال َم َكا ِن الَّ ِذي ي‬
َ ‫ لَي‬:ٌ‫َوقَا َل قَاِئل‬
‫َشا َء فَوْ قَهَا‬

“Ada yang mengatakan : “Tidak ada riwayat yang sahih dari Nabi -shallallahu álaihi wa sallam-
tentang di mana seorang meletakkan tangannya (ketika berdiri dalam shalat). Maka boleh
baginya untuk memposisikannya di bawah atau di atas pusar.”

Karenanya para ulama memandang bahwa hukum bersedekap pada kedua posisi ini (di atas atau
di bawah pusar) adalah boleh dan sah. Hanya saja mereka berselisih perihal menentukan yang
lebih afdal . Maka dengan demikian seseorang bebas meletakkan kedua tangannya pada posisi
apa pun (di atas atau di bawah pusar) yang mudah baginya dan dapat membantunya untuk lebih
khusyuk

Anda mungkin juga menyukai