PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan ibadah, sering kali didapati banyak perbedaan, baik dari
segi tata caranya maupun penentuan rukun dan syaratnya. Contohnya saja seperti
pelaksanaan shalat shubuh, ada golongan yang mewajibkan qunut, ada pula yang tidak
membolehkannya. Atau tentang batas mengusap tangan dalam tayamum juga tentang
batasan mengusap kepala ketika berwudhu dan masih banyak lagi perbedaan yang
sering kita lihat, sehingga tidak jarang menyebabkan perpecahan di kalangan umat
Islam.
Umat Muslim sepakat bahwa Ketika shalat haruslah membaca basmalah. Ini
didasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari ‘Ubādah bin shāmit r.a. yang
artinya:Rasulullah bersabda bahwa tidak sah sholat bagi orang yang tidak membaca
ʹUmmul Qur’an (Muttafaqun ‘Alaihi). Namun umat muslim berbeda dalam prakteknya
ketika shalat. Ketika kita melaksanakan shalat berjamaah misalnya, terkadang kita
mendengar ada imam yang membaca dan mengeraskan bacaan basmalah di awal surat
al- Fatihah dan surat Qur’an sesudahnya, namun terkadang kita tidak mendengarnya
pada imam yang lain.
Apabila dalam hal pokok ajaran islam para ulama tidak terjadi ikhtilaf, maka
dalam hal furu’iyyah sering ditemui ikhtilaf, baik tentang kaifi yah (tata cara), maupun
rukun dan syarat. Seperti pelaksanaan shalat subuh, ada ulama yang menghukumkan
sunnat membacanya, tetapi ada ulama yang tidak menghukumkan sunnat. Atau tentang
niat dalam wudhu, ada yang menghukumkan sebagai rukun, ada yang menghukumkan
sebagai syarat sah, tetapi ada pula yang hanya menghukumkan sunnat muakkadah. Dan
masih banyak lagi ikhtilaf yang sering ditemui dalam hukum islam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendapat mengenai Membaca Basmalah dalam Sholat ?
2. Apa Penyebab perbedaan Pendapat Membaca Basmalaah dalam Sholat ?
3. Bagaimana Ikhtilaf Ulama Membaca Basmalah Dalam Surah al-Fatihah Ketika
Shalat ?
4. Bagaimana Analisis Terhadap Ikhtilaf Ulama Kedudukan Basmalah Dalam Surah al-
Fatihah Dan Membaca Ketika Shalat?
BAB 2
PEMBAHASAN
عثْ َمانَ فَلَ ْم أ َ ْس َم ْع ُ صلَّى هللاُ عليه وسلّم و أَبِى بَ ْك ٍر َو
ُ ع َم َر َو ّ ِصلَّيْتُ َم َع النَّب
َ ِي َ : ع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل
َ
الر ِحي ِْم
َّ الرحْ َم ِن ُ
َّ ِأ َ َحدًا ِم ْن ُه ْم َي ْق َرأ ِبس ِْم هللا
Berkata Anas bin Malik ia berkata: “ Aku shalat bersama nabi SAW, Abu Bakar, Umar
dan Usman r.a. Namun tidak seorangpun dari mereka yang aku dengar membaca
bismillāhirrahmānirrahīm.” (HR. Ahmad dan Muslim)
Dan dalam riwayatnya yang lain:
ض ِ س ْو َر ِة َو َكب ََّر ِفى ال ّخ ْف ِ الر ِحي ِْم قَ ْب َل أ ُ ِ ّم القُ ْر
ُّ ان َو قَ ْب َل ال َّ الرحْ َم ِن َ صلَّيْتُ خ َْل
َّ ِف أ َ ِبى ُه َري َْرة َ فَقَ َرأ َ ِبس ِْم هللا َ
ُ ص َالةِ َر
.....ِس ْو ِل هللا ُ َ َ
َ ِ أنَا أ ْشبَ ُهك ْم ب: الرفعِ َو قَا َ َل ْ ّ َو
“ Aku shalat di belakang Abu Hurairah r.a. kemudian ia membaca
bismillāhirrahmānirrahīm, sebelum induk Qur’an ( surat Fatihah) dan sebelum surah
Quran (yang lain). Ia juga mengucapkan takbir ketika turun dan ketika tegak. Dan ia
berkata: Aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah di
antara kamu.( H.R.An-Nasa’i)
Hadist ini dinyatakan tsiqoh, karena Nu’aim Al-Mujmir itu adalah Abu Abdullah
pelayan Umar bin Khattab. Dia pernah mendengar hadist dari Abu Hurairah dan yang
lainnya. Disebutkan dalam kitab Subulus Salam jilid I bahwa ketika itu dia
diperintahkan untuk membersihkan dan mewangikan setiap Jum’at sewaktu mulai
tengah hari (Muhammad, 2000 : 528), dan kemudian dia mendengar hadist ini dari Abu
Hurairah.
Hadist Ummu Salamah:
س ْب ُع
َّ ب َو الِ ان َو ا ُ ُّم ال ِكتَاِ الر ِحي ِْم فَ ِانَّ َها ا ُ ُّم القُ ْر َّ ِاِذَا قَ َرأْت ُ ْم ال َح ْمد ُ ِلِلِ فَا ْق َرأ ُ ْوا ِبس ِْم هللا
َّ الر ْح َم ِن
الر ِحي ِْم ا ِْحدَهَا
َّ من ِ الر ْح َّ ِال َمثَا ِنى َو ِبس ِْم هللا
“Apabila kalian membaca alhamdulillah ( Al-Fatihah), maka bacalah
bismillāhirrahmānirrahīm,, karena sesungguhnya alhamdulillah ( Al-Fatihah) itu
ummul qur’an, ummul kitab dan sab’ul matsani dan bismillāhirrahmānirrahīm, itu
adalah salah satu dari ayat-ayatnya” ( H.R. Daruquthni juz 1 hal.312).
(KementrianAgama, 2010)
Hadist tersebut tidak menunjukkan bacaan basmalah dengan keras atau pelan,
tetapi hanya menunjukkan perintah secara umum untuk membaca basmalah itu, dan ini
adalah dalil yang membuktikan kewajiban membaca basmalah dan menunjukkan
bahwa basmalah itu adalah salah satu dari ayat al-Fatihah.
Selain itu juga ada hadist yang diriwayatkan bukhari yang berbunyi
Daftar Pustaka