Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah kesempatan bagi peserta
didik untuk menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di
kelas ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Pada jenjang pendidikan kejuruan,
Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat penting karena dengan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) peserta didik dilatih untuk menerapkan ilmu yang sudah
didapat ketika berhadapan dengan berbagai persoalan yang ada di lapangan.
Selain itu, melalui Praktek Kerja lapangan ini, diharapkan untuk
mengembangkan keterampilan atau keahliannya (skill) yang sudah ada.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Bengkel Teknik Pemesinan SMK Katolik
St. Yosef Nenuk, mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik di
dunia kerja untuk dapat bekerja pada bidang keahlian tertentu, melihat peluang-
peluang kerja yang ada di bengkel dan dapat mengembangkan diri di
lingkungan masyarakat. Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) juga, peserta
didik dilatih untuk mengembangkan cara berpikir, menambahkan ide-ide yang
berguna dan dapat menambah wawasan peserta didik terhadap apa yang
dikerjakan.
Sehubungan dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis sendiri
ditempatkan di Bengkel Teknik pemesinan SMK Katolik St Yosef
Nenuk .Praktek Kerja Lapangan Penulis dilatih dengan berbagai keterampilan
dan salah satunya adalah pembuatan kursi bar, pembuatan kursi bar ini
membutuhkan keahlian karena berkaitan dengan proses pengelasan.
Berhadapan dengan proses pengelasan penulis sendiri merasa ditantang untuk
semakin mengasah keahliannya. Untuk itu, dalam penulisan laporan ini penulis
memilih judul, "Pengelasan Kursi Bar
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka rumusan masalah yang


dapat diajukan pada laporan ini adalah:

1
“ Bagaimana proses pengelasan kursi bar”
1.3 Batasan masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis membatasi masalah sebagai
berikut:
1.Pengertian pengelasan Listrik
2.Bagaimana cara kerja las listrik
3.Bagian-bagian mesin Las Listrik yang digunakan
4.Pengertian Kursi Bar

1.4 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki beberapa tujuan,
sebagai berikut:
1. Mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (pengelasan kursi bar)
antara SMK dan dunia kerja.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja yang berkualitas.
4. Memberi penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.
5. Mempersiapkan para siswa untuk belajar bekerja sama, mandiri dan
mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minatnya masing-
masing.
6. Meningkatkan status dan kepribadian sehingga siswa mampu
berinteraksi, berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab.
7. Memberi kesempatan bagi siswa yang berpotensi untuk menjadi tenaga
kerja yang terampil dan produktif berdasarkan pengakuan standar
profesi.

2
1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini:
1. Secara teoritis meningkatkan kemampuan dalam berpikir dan menambah
wawasan terkait penerapan teori yang sebelumnya diperoleh di bangku
sekolah ke dunia kerja.
2. Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada siswa sehingga
dapat memperluas hasil penelitiannya.

3. Memberikan siswa kesempatan untuk memecahkan berbagai masalah


manajemen di lingkungan kerja dengan mengandalkan kemampuannya.

4. Menjadi bekal keahlian yang profesional untuk siswa saat hendak terjun ke
dunia kerja.

5. Menambahkan networking siswa yang mana akan sangat bermanfaat saat


mereka bekerja ataupun bagi siswa yang ingin memulai usaha sendiri

3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pengelasan Listrik
Las Busur Listrik adalah salah satu jenis proses las busur metal yang
menggunakan busur listrik sebagai sumber panas. Panas yang timbul pada
busur listrik yang terjadi antara elektroda dan benda kerja, mencairkan
kawat las (elektroda) dan benda kerja, kemudian membentuk paduan logam,
setelah membeku disebut pengelasan..
Busur listrik arus searah menghasilkan suhu pada kutub positif (DC+)

antara 400o – 600oC lebih tinggi dari dari pada kutub negatif (DC-). Hal itu
yang menjadi alasan, mengapa kutub positif dipasang pada benda kerja.
Dengan arus bolak-balik (AC), temperatur busur listrik pada benda kerja
juga lebih tinggi dari pada ujung elektroda.
2.2.Fungsi Las
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu
proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Elektroda mencairkan logam dasar dan membentuk terak las
pada waktu yang bersamaan; ujung elektroda mencair dan bercampur
dengan bahan yang di las.
2.3. Peralatan Las Busur Listrik
2.3.1 Mesin Las
Mesin las merupakan alat pengelasan listrik yang paling utama. Mesin
las adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi panas. Energi panas ini di manfaatkan untuk melelehkan elektroda
dan logam induk atau loagm dasar. Kemudian akan memadat menjadi satu
dan jadilah sambungan pengelasan. Mesin las listrik dalam proses las
SMAW,GTAW dan SAW memiliki peralatan pendukung yang relatif sama.
Peralatan yang dapat dilihat dari kemampuan komponennya dapat
digunakan untuk ampere tinggi khususnya untuk proses las GMAW dan
SMAW.

4
Gambar 2.3.1. Mesin Las /Inverter

2.3.2 Kabel Massa


Kabel masa yang berfungsi untuk menghubungkan atau
mengalirkan arus listrik dari mesin las ke benda kerja dan logam
induk

Gambar 2.3.2. Kabel Massa


2.3.3 Kabel Elektroda
Elektroda berfungsi menghantarkan listrik dari mesin las ke holder
atau ke elektroda yang akan membuat nyala busur listrik jika di
sentuh ke benda kerja. Kabel elektroda atau kabel masa harus
mempunyai sifat yang feliksibel dan di dalamnya terdapat beberapa
bagian seperti lead, lapisan karet dan kawat tembaga.

Gambar 2.3.3. Kabel Elektroda

2.3.4 Pemegang Kawat Las atau Holder

5
Holder welder untuk mengelas sebuah produk. Holder harus
terbuat dari bahan yang mempunyai ketahanan panas yang tinggi,
karenaposisinyaterdekatdengankawatlas yang mencair. Selain itu di
dalam holder ini terdapat pegas yang berfungsi untuk mengunci atau
menjepit elektroda agar tidak lepas atau bergerak saat digunakan
mengelas.

Gambar 3.3.4. Pemegang kawat las atau holder

2.3.5 Klem Massa


Digunakan sebagai alat penghubung kabel massa kelogam induk.
Klem massa biasanya terbuat dari tembaga atau logam lain yang
mempunyai sifat konduktor yang baik. Pada klem massa juga
terdapat pegas yang berfungsi untuk menjepit benda kerja dengan
baik agar tidak mudah terlepas.

Gambar 2.3.5. Klem Massa

2.3.6 Elektroda
Elektroda adalah suatu material yang digunakan dalam pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan
busur nyala.

6
Gambar 2.3.6. Elektroda

2.3.7. Palu Las


Palu las ini biasannya digunakan untuk membersihkan hasil
pengelasan dari kerak las (Slag).Biasanya digunakan flux dan spatter
(percikanlas).Cara membersihkan adalah dengan cara memukulnnya
atau mengoreskan pada bagian yang terdapat slag dan spatter.

Gambar 2.3.7. Palu las


2.3.8. Sikat Baja
Sikat baja adalah sikat khusus yang digunakan untuk
membersihkan permukaan benda yang akan dilas dari zat pengotor
seperti karat, oli, dan pengotor lainnya, karena terkadang kotoran
tersebut mengganggu aliran listrik yang mengalir pada saat proses
pengelasan.

Gambar 2.3.8. Sikat Baja

7
2.3.9. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan
untuk memotong/ mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu

Gambar 2.3.9. Mesin Gerinda


2.3.10. Batu Gerinda Potong
Batu gerinda potong digunakan untuk memotong benda logam dan
non logam

Gambar 2.3.10. Batu gerinda potong

2.3.11. Batu Gerinda Poles Atau Gosok


Batu gerinda gosok digunakan untuk menghaluskan benda logam
dan non logam

Gambar 2.3.11. Batu gerinda gosok atau poles

8
2.4. Keselamatan Kerja(K3)
1) Helm atau Kedok Las
Untuk melindungi mata dan seluruh muka terhadap kebakaran kulit
akibat dari sinar (cahaya), panas dan percikan las. Dengan kaca penyaring
dalam helm/kedok las tidak hanya intensitas radiasi dapat dikurangi akan
tetapi juga dapat melihat benda kerja dengan jelas. Kaca penyaring sebagai
pelindung mata harus mampu menurunkan kekuatan pancaran cahaya/sinar
yang ditimbulkan dari busur las. Untuk keperluan ini penggunaan kaca
penyaring pada pengelasan harus disesuaikan dengan besar arus yang
digunakan. Ukuran kaca penyaring dinyatakan dalam angka.

Gambar Helm atau Kedok Las

2) Jaket/Apron
Jaket/apron digunakan untuk melindungi badan dari pancaran sinar, panas
dan percikan api. Agar dapat memenuhi fungsinya jaket/apron hendaknya
dibuat dari kulit atau asbes.

Gambar Jaket/ Apron


3) Sarung Tangan

9
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari pancaran sinar,
panas dan percikan api/terak las. Sarung tangan yang baik harus mampu
menahan panas, tidak kaku. Sarung tangan hendaknya dibuat dari bahan
kulit atau dapat juga dari asbes.

Gambar Sarung Tangan

4) Sepatu Las
Sepatu las terutama digunakan untuk melindungi kaki dari percikan
api/terak/sentuhan benda panas, kejatuhan benda dan tersengat listrik.

Gambar Sepatu Las

10
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
3.1. Lokasi, Waktu, dan Tempat Praktek
Lokasi dan tempat pelaksananaan praktek:
3.1.1 Lokasi
Berlokasi di Bengkel Teknik Pemesinan(TP) SMK Katolik St Yosef Nenuk,
Jln Nela Raya Kecamatan Tasifeto Barat,Kabupaten Belu, NTT.
3.1.2.Waktu
Pelaksanaan mulai tanggal 3 November sampai tanggal 20 Desember 2023
3.1.3. Jam Kerja
Jam kerja sesuai dengan jam sekolah yaitu : 07.15 -13.45

3.2. Gambaran Umum Perusahaan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nenuk atau lebih dikenal dengan


sebutan STM St.Yosef Nenuk, sudah dikenal luas. Lembaga pendidikan ini tidak
hanya dikenal di NTT, tetapi juga di seluruh tanah air, termasuk di luar negeri
(RDTL).

Keberadaan lembaga pendidikan ini di bawah naungan Serikat Sabda Allah


(SVD),dan letak sekolah ini sangat strategis dalam kawasan Biara SVD Nenuk.

Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Ketrampilan (praktek siswa)


khususnya pada Jurusan Teknik Mesin yang mana pada saat itu fasilitas STM
Nenuk masih terbatas, maka sekitar tahun 1970-an sampai dengan 1980, tempat
praktek / bengkel praktek Jurusan Teknik Mesin ( pada saat itu masih memakai
jurusan Mesin Umum/MU ) menggunakan bengkel Misi Nenuk.

Seiring berjalannya waktu maka pada awal tahun 1981 dipinjamkanlah salah
satu gedung misi untuk dijadikan bengkel praktek jurusan Teknik Mesin dengan
nama jurusan Mesin Produksi (MP).

11
Dalam perjalanan bengkel jurusan Mesin Produksi dibagi menjadi 2 rumpun
yaitu jurusan Teknik Mesin Produksi untuk kelas XI dan kelas XII sedangkan
kelas X dinamakan jurusan Teknik Pekerjaan Logam ( TPL).

Pada Tahun 1987/1988 gedung sekolah STM Santo Yosef Nenuk


dipindahkan ke lokasi baru jalan raya Nela di Km.9, namun bengkel praktek
Teknik Mesin Produksi masih tetap di gedung lama sampai dengan tahun 2011.

Pada tahun 2012 bengkel praktek Teknik Mesin Produksi di pindahkan di


lokasi baru Km.9 sampai sekarang dengan nama Bengkel Teknik Pemesinan (TP)

12
3.3. Struktur Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PRODUKSI
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
SMK KATOLIK ST. YOSEF NENUK

PEMBINA KEPALAH SEKOLAH

P. Yokobus Soro Loe, SVD,S.Fil,M.sc

PENANGGUNG JAWAB

Hilarius Moruk, S.Pd

KEPALA UNIT PRODUKSI

Danilo A. Asa, A.Ma.Tek

SEKERTARIS BENDAHARA

Danilo A. Asa, A.Ma. Tek Hilariu Moruk S.pd

FABRIGASI
LAS/WELDING PEMESINAN
Danilo A. Asa,A.Ma.Tek
Hilarius Moruk, S.Pd Hendrikus Eres, S.Pd

PELAKSANAAN PRODUKSI

Guru dan Siswa

13
3.4. Hasil Praktek Kerja Lapanagan
3.4.1 Kursi Bar

Gambar 3.3. Kursi Bar

Kursi Bar adalah Inovasi tempat duduk modern yang bisa


digunakan untuk berbagai aktivitas seperti makan dan bekerja. Jenis
kursi ini sedikit berbeda dengan jenis kursi pada umumnya.Kursi bar
yang diproduksi oleh program studi Teknik Pemesinan adalah jenis
Kursi Bar kaki 3 dengan sandaran.

3.4.2 Alat dan bahan


1.Alat yang digunakan :
1) Mesin las
2) Mesin Gerinda tangan
3) Mesin bor tangan
4) Water pass
5) Meter roll 5 meter
6) Mistar Siku
2. Bahan yang di gunakan untuk membuat kursi bar :
1) Besi beton 12 mm untuk lingkaran alas tempat duduk
dan kaki
2) Plat Strip lebar 50 mm x tebal 4 mm untuk sandaran
belakang

14
3) Selang Plastik bening untuk sepatu agar keramik lantai
tidak pecah/lecet.
4) Papan jadi yang sudah dibentuk bulat tebal 2 cm
dengan lingkaran 32 cm untuk tempat duduk
5) Painting/cat
6) Thiner A biasa
7) Sekrup
8) Kawat las

3.5 Tahapan Pekerjaan


1. Potong bahan untuk kaki kursi yaitu besi beton 12 mm dengan
ukuran panjang untuk 1 kaki kursi panjangnya 150 cm,
disiapkan 3 potong untuk kaki 1 kursi.
2. Besi beton 12 mm yang sudah dipotong untuk kaki tersebut,
diukur untuk tentukan titik tengah yaitu 150:2 =75 cm,
ditandai dengan isi gergaji tangan, kemudian dilipat
menggunakan alat tekuk yang dirancang oleh guru produk
kreatif, sesuai ukuran yang diminta. pasang selang pada ujung
kaki.
3. Potong besi beton 12 mm dengan panjang 94,2 cm untuk
bentuk lingkaran pangkuan tempat duduk. Diameter lingkaran
30 cm.
4. Potong besi beton 12 mm dengan panjang 30 cm sebanyak 2
potong sandaran tempat duduk.
5. Potong besi strep lebar 5 cm dengan panjang 19 cm sebanyak
2 potong untuk sandaran kursi,kemudian dilengkung sesuai
kebutuhan.
6. Potong besi beton 12 cm dengan panjang 31 cm sebanyak 3
potong untuk skur antara kaki kursi.
7. Siapkan 3 potong besi strep 2x2 cm untuk telinga alas duduk,
di bor pada bagian tengahnya menggunakan mata bor 5 mm.

15
8. Setelah semua bahan disiapkan,dibawa ke mal kursi bar yang
sudah di siapkan,pasang 3 kaki pada tempatnya,kemudian
pasang lingkaran pada ujung kaki kursi,kemudian dilas
kancing.
9. Kemudian pasang besi skur dan las titik sesuai gambar.
10. Las sandaran kursi, kemudian las pasang besi strep pada
sandaran dan las titik.Pasang 3 telinga dan las titik
11. Angkat kursi dari mall kemudian las kuat,setelah itu gerinda
rata bagian las sampai rapi.
12. Cat warna hitam menggunakan kompresor, campur cat
dengan thiner dan masukan pada botol cat, kemudian mulailah
dengan cat sampai rata.
13. Setelah cat kering ambil papan alas yang disiapkan oleh
jurusan bangunan dan pasang pada lingkaran kursi yang telah
disiapkan.

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Setelah Praktek kerja lapangan (PKL) Penulis dapat menarik beberapa
simpulan antara lain sebagai berikut :
1 Praktek Kerja Lapangan bertujuan melatih penulis untuk mempertajam
keahlian atau keterampilan di bidang teknik permesinan.
2 Produk-produk yang dapat dikerjakan pada bengkel teknik pemesinan
SMK.St. Yosef Nenuk, antara lain: tenda jadi,kursi kelas,kursi kafe dan
meja lipat.
3 Mesin las adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi panas. Energi panas ini di mamfaatkan untuk
melelehkan elektroda dan logam induk atau loagm dasar
4 Pembelajara dipraktek kerja lapangan (PKL) adalah suatu strategi yang
memberi pelung pada siswa untuk mengalami proses belajar melalui
praktek kerja lapanagan (PKL) mulai bekerja langsung pada
sesungguhnya

4.2. Saran
4.2.1. Saran Untuk Sekolah
1. Perbanyak pemantauan kepada siswa saat berada di tempat pelaksaan
praktek kerja lapangan (PKL)
2. Menambah waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
4.2.2. Saran Untuk Bengkel Teknik Pemesinan SMK Katolik St. Yosef
Nenuk
1. Meningkatkan keselamatan kerja yang ada di bengkel

2. Melakukan tindakan siswa saat melakukan praktek kerja lapangan

3. Tetap adakan PRAKERIN di bengkel teknik Pemesinan untuk


tahun-tahun selanjutnya.

17
4.2.3. Saran Untuk Adik Kelas
Saran untuk adik kelas yang akan melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL) usahakan tetap menjaga nama baik sekolah. jika
nama baik sekolah jelek maka susah untuk bekerja sama.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bintor Gatot, “Dasar-Dasar Pengerjaan Las”, Yogyakarta. Kanisus, 1999

Ginting Dines, Kenjon W., “Dasar-Dasar Pengelasan”, Erlangga, 1984

Widharto Sri, “Petunjuk Kerja Las”, Edisi Revisi Cetakan ke5, Jakarta, PT
Pradnya Paramita.

Alip Mochamad, “Teori dan Praktek Las”, Jakarta. Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan, 1989.

19
LAMPIRAN-LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai