Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIK

PROFIL FARMAKOKINETIKA SUSPENSI ORAL PAPAVERIN HCL PADA TIKUS

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7 Konversi A18C

Ariani Winarti D1A220008


Dwi Ayu P.R D1A220009
Dandi Satia D1A220103

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul Profil Farmakokinetika Suspensi Oral Papaverin HCL pada Tikus ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Praktikum Farmakokinetik. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang identifikasi Studi Profil Farmakokinetika Suspensi Oral Papaverin HCL pada Tikus bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Apt. Ginayanti Hadisoebroto, M.Si. selaku Dosen
Praktikum Farmakokinetik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan Praktikum
Profil Farmakokinetika Suspensi Oral Papaverin HCL pada Tikus ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 20 Desember 2023


Penulis
1. Tujuan
A. Mempelajari cara menentukan profil farmakokinetika suspensi oral papaverin HCl pada
tikus
B. Mempelajari pengaruh dosis pemberian terhadap profil farmakokinetika suspensi oral
papaverin HCl pada tikus

2. Prinsip

Penentuan parameter farmokinetik oral meliputi tetapan eliminasi (k), waktu paruh (t½),
volume distribusi (Vd), tetapan laju absorpsi (Ka), Cpmax, Tmax , onset, durasi dan area di bawah
kurva (AUC) dengan menggunakan obat papaverin HCl secara oral pada hewan coba tikus (Rattus
norvegicus).

3. Alat dan bahan


3.1 Alat
1. Timbangan analitik
2. Sonde dan spuit injeksi
3. Tabung dan alat sentrifugasi
4. Alat-alat gelas
5. Spektrofotometri UV-Vis
3.2 Bahan
1. Papaverin HCl serbuk
2. PGA
3. Aquadest
4. HCl 0,1 N dan etanol
5. Metanol dan asam asetat 1%
6. Tikus galur wistar putih

4. Prosedur
4.1 Pembuatan Suspensi Papaverin HCL
1. Dibuat 50mL sediaan suspensi papaverin HCl 1mg/mL dengan pensuspensi PGA2%.
Penimbangan
Aquadest : 49,9 mL
Papaverin HCl : 50 mg
PGA : 1 mg
2
𝑃𝐺𝐴 = 100 x 50 mg = 1 mg

2. Siapkan mortir dan stamper timbang bahan


3. PGA dikembangkan sedikit-demi sedikit air.
4. Dimasukkan papverin HCl, gerus add homogen.
5. Dimasukkan kembali sisa aquadest, gerus add homogen

4.2 Pembuatan kurva baku papaverin HCl


1. Larutan stok papaverin HCl dibuat dengan cara melarutkan 10 mg papaverin HCl
dengan HCl 0,1 N ad 100 mL.
2. Kemudian dibuat pengenceran bertingkat, sehingga diperoleh seri kadar.
Stok papaverin HCl : 100 ppm

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑝𝑎𝑣𝑒𝑟𝑖𝑛 𝐻𝐶𝐼


Ppm : x 1000
𝑚𝑙

50 𝑚𝑔
Ppm : 100 𝑚𝑙 x 1000 =100 ppm

4.3 Pemberian obat pada tikus


1. Tikus galur wistar putih jantan dipilih sebagai subjek percobaan.
2. Lima jam sebelum diberi perlakuan, tikus dipuasakan dari makanan dan hanya diberi
minum untuk meminimalisir pengaruh makanan terhadap proses farmakokinetika yang
akan diamati.

200
Dosis tikus dewasa = = 3,57 mg
56

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠


Bobot tikus = x dosis
200 𝑔𝑟𝑎𝑚
249
= x 3,57 mg
200 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 4,44 mg
1 3,57 𝑚𝑔
Dosis Papaverin = 𝑥
1 𝑥

= 3,57 mg/ml

4.4 Pengambilan sampel darah dan pengolahan sampel


1. Sampel darah diambil dari bagian ekor tikus dengan cara memotong ekor tikus pada 1
cm dari ujung ekor tikus.
2. Darah diambil ± 0,25 mL pada setiap titik sampling, yaitu menit ke-15, 30, 45, 60, 90
dan 120.
3. Tiap sampel dimasukkan dalam eppendorf, kemudian disentrifugasi pada kecepatan
4000 rpm selama 15 menit.
4. 0,2 mL supernatan diambil, lalu ditambah 0,2 mL campuran metanol:asam asetat 1%
(4:1), disentrifugasi kembali pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit. 25 µL
supernatan dipipet, dicampur dengan 2 mL etanol.
5. Kadar papaverin HCl ditetapkan dengan menggunakan instrument spektrofotometri
UV-Vis.
6. Profil farmakokinetika papaverin HCl di dalam darah terhadap waktu digambarkan,
kemudian hitung parameter farmakokinetik beserta AUC-nya, hitung juga F absolut
(efisiensi absorpsi).
5. Hasil
5.1 Pemberian obat pada tikus

Dosis papaverin oral pada manusia 100 mg/ml


Faktor konversi tikus (200 gram) 56
Bobot tikus A : 249 gram
Dosis pemberian untuk tikus A : 4,44 mg
Volume suspensi untuk tikus A : 3,57 mL

5.2 Pembuatan kurva baku papaverin HCl


Kadar (ppm) Stok (µL) + HCl 0,1 N ad Absorbansi
1 ppm 100 µL 10 mL 0,140
2 ppm 200 µL 10 mL 0,286
3 ppm 300 µL 10 mL 0,426
4 ppm 400 µL 10 mL 0,531
5 ppm 500 µL 10 mL 0,675

λmax = 251 nm Papaverin HCL : 240 - 260 nm


a = 0.0171 𝑅 2 = 0.9973
b = 0.1315x

Kurva Baku Papaverin HCL


0,8
0,7
0,6
0,5
Absorbansi

0,4 y = 0,1315x + 0,0171


R² = 0,9973
0,3
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6
Kadar (PPM)
5.3 Pengolahan Sampel

Sediaan T (menit) Absorbansi Pengenceran Ct (µg/L) Ln Ct


Oral 15 (0,25 jam) 0,043 2 ml 29,85 3,396
Oral 30 (0,5 jam 0,323 2 ml 238 5,472
Oral 45 (0,75 jam ) 0,169 2 ml 123 4,812
Oral 60 (1 jam ) 0,517 2 ml 383 5,948
Oral 90 (1,5 jam ) 0,423 2 ml 313 5,746
Oral 120 ( 2 jam) 0,403 2 ml 298 5,697

Kurva Sampel Papaverin


7

4
InCp

y = 0,9807x + 4,1978
3 R² = 0,4462 InCp

2 Linear (InCp)

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Waktu

5.4 Nilai K (tetapan laju eliminasi)


T (menit ) Absorbansi Cp (µg/L) Ln Ct
30 (0,5 jam) 0,323 383 5,472
90 (1,5 jam ) 0,423 313 5,746
120 (2 jam) 0,403 298 5,697

Kurva Eliminasi
6

5,95
y = -0,1723x + 6,0267
5,9 R² = 0,9782

5,85
InCp

5,8 InCp

5,75 Linear (InCp)

5,7

5,65
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Waktu
5.5 Perhitungan Data
1. Pembuatan Suspensi Papaverin HCI
Perhitungan Penimbangan :
Aquadest : 50 ml
: 0,05 L – 0,001
: 49,9 ml

(1 mg)
Papaverin : 𝑥 50 ml
1 𝑚𝑙
: 50 mg
2
PGA : 100 𝑥 50 mg
: 1 mg

2. Perhitungan Parameter Farmakokinetik

No Parameter Hasil Perhitungan


1. Nilai Ka InCp = 0,1723x + 6,0267
R² = 0,9782
K = 0,1723
InCp0 = 6,0267
Cp0 = 𝑒 𝐼𝑛𝐶𝑝0
Cp0 = 414,345
Cp = 𝑒 −𝐾.𝑡 - 𝑒 −𝐾𝑎.𝑡
298 = 414,345 (𝑒 −0,1723 .2 - 𝑒 −𝐾𝑎.𝑡
0,7192 = 0,7085 - 𝑒 −𝐾𝑎.2
e – Ka.2 = In 0,0107
e- Ka.2 = 𝑒 −4,5375
4,5375
2 . Ka =
2
Ka = 2,268

2. Nilai Vd ( Volume Volume Distribusi (Vd)


distribusi ) 𝐷0
Vd =
𝐶𝑝0
3,57
Vd =
414,345
Vd = 0,00861 = 8,61 ml
3. Nilai AUC ( Luas bawah 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑇𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚
Kurva) (a + b)
= 2 𝑥t

(3,396 + 5,472 )
Daerah 1 = 𝑥 15
2
= 66,51
(5,472 + 4,812)
Daerah 2 = 𝑥 15
2
= 77,13

( 4,812 + 5,948 )
Daerah 3 = 𝑥 15
2
= 80,7

( 5,948 + 5,746)
Daerah 4 = 𝑥 30
2
= 175

( 5,746 + 5,697)
Daerah 5 = 𝑥 30
2
= 171

66,51+77,13+80,7+175+171
AUC Total =
5

= 114,068

4. Nilai T1/2 0,693


𝑘
0,693
0.1723

= 4 menit

5. Nilai Tmax 𝐿𝑛 𝑘𝑎 − 𝐿𝑛 𝑘
ka − k
𝐼𝑛 2,268−𝐼𝑛 0,1723 0,94
= = 0,323 jam
2,268−0,1723 2,097

6. Nilai Cp max Cmax = 414,345 (𝑒 −0,1723 . 0,323 - 𝑒 −2,268 .0,323


= 414, 345 – 1,023
= 608,655 µg/L
6. Pembahasan

Pada praktikum farmakokinetik kali ini pada tanggal (Minggu, 19 November 2023)
kami melakukan percobaan pada modul 1 mengenai profil farmakokinetik suspensi oral
papaverin HCl pada tikus. Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
prinsip-prinsip serta metode yang digunakan untuk menentukan profil pemberian suspensi
oral pada tikus. Pada percobaan ini kita membuat sediaan suspensi papaverin HCl terlebih
dahulu, dengan dibuat dalam bentuk sediaan suspensi papaverin HCl dengan kelarutan
kurang lebih 40 bagian air ( FI ed.IV Hal. 647). Hal ini sesuai dengan definisi dari suspensi
oral, yaitu sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai,ditujukan untuk penggunaan oral.suspensi papaverin
HCl dibuat 1mg/ml dengan pensuspensi PGA 2%, tujuan penggunaan PGA 2% adalah
PGA ini mempunyai sifat larut hampir sempurna dalam air,memberikan cairan seperti
mucilago tidak berwarna atau kekuningan,kental dan lengket. Kemudian pembuatan kurva
baku pada papaverin HCl, dengan cara larutan stok papaverin HCl dibuat dengan cara
melarutkan 10 mg papaverin HCl dengan HCl 0,1 N ad 100 ml. kemudian, dibuat seri kadar
ppm yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm tetapi karena λ (lamda) maksimal 250 nm. Untuk mencari
nilai a dan b di ambil dari kadar ppm dan absorbansi nya dengan nilai,a = 0.0171, b =
0.1315x, dan r = 0.9973. Persamaan regresi linier : y = 0,1315x + 0,0171. Pada pemberian
obat pada tikus,menggunakan tikus galur wistar putih jantan sebagai objek percobaan.
Lima jam sebelum perlakuan tikus dipuasa kan dari makanan dan hanya diberi minum
untuk meminimalisir pengaruh makanan terhadap proses farmakokinetik yang akan diamati
7. Kesimpulan
1. Data profil farmakokinetika suspensi oral papaverin HCl pada tikus yang didapat
adalah
No Parameter Hasil
Nilai Vd ( Volume distribusi ) 8,61 ml
Nilai AUC ( Luas bawah Kurva) 114,068
Nilai T1/2 4 menit
Nilai Tmax 0,323 jam
Nilai Cp max 608,655 µg/L

2. Proses farmakokinetiknya meliputi absorpsi, distribusi, metabolism dan eksresi.


3. PGA bertujuan untuk menjaga stabilitas sediaan suspense agar partikel obat tidak cepat
mengendap.
Lampiran

Penimbangan Tikus Tikus dimasukan pada alat

Ekor tikus diberikan injeksi Darah tikus ditampung


Darah di inkubasi
DAFTAR PUSTAKA

Aiache, J.M.1993. biofarmasi Edisi Kedua. Penerbit Universitas Airlangga ; Surabaya


Alexander DJ & Senne DA.2008. Disease of poultry. Blackwell Pub;ishing : United Kingdom
Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia(1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Sartono (1996). Obat obat Bebas dan Bebas Terbatas. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai