0)
2. Pengertian ABSES HATI adalah rongga patologi yang timbul
(Defenisi)
dalam jaringan hati akibat infeksi bakteri, parasit,
jamur, yang bersumber dari saluran cerna, yang
ditandai adanya proses supurasi dengan pembentukan
pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel
inflamasi atau sel darah di dalam parenkim hati.
Abses hati dibagi atas:
Abses hati piogenik: abses yang timbul akibat
infeksi bakteri.seperti enterobacteriaceae,
microaerophilic streptococci, anaerobic
streptococci, Klebsiella pneumonia,
bacteroides, fusobacterium, Staphylococcus
aureus, Salmonella typhi.
Abses hati amebik: abses yang disebabkan infeksi
Entamoeba histolytica.
3. Anamnesa Abses hati piogenik:
Demam
Nyeri spontan perut kanan atas
Nyeri pada bahu kanan
Batuk
Atelektasis
Mual muntah
Penurunan berat badan
Penurunan nafsu makan
Malaise
Ikterus
BAB seperti dempul
BAK berwarna gelap
1
Berlangsung beberapa minggu
Diare berdarah
Nyeri perut terlokalisir pada kuadran kanan
atas
Demam
Malaise
Mialgia
Artralgia
Keluhan paru-paru
Ikterik (jarang)
4. Pemeriksaan Fisik Abses hati piogenik:
Peningkatan suhu tubuh
Berjalan membungkuk ke depan dengan kedua
tangan diletakkan di atasnya
Ikterus
Hepatomegali dengan nyeri tekan
Nyeri tekan perut kanan atas
Asites
Hipertensi portal
2
DPL : leukositosis, pergeseran ke kiri, anemia,
peningkatan LED
Alkali fosfatase, enzim transaminase dan serum
bilirubin: meningkat
Albumin serum: dapat menurun
Waktu protrombin dapat memanjang
Tes serologis
Kultur darah
Foto toraks : diafragma kanan meninggi, efusi
pleura, atelektasis bilier, empiema, atau abses
paru, posisi PA sudut kardiofrenikuss tertutup,
posisi lateral sudut anterior tertutup, air fluid
level
Foto polos abdomen
CT scan abdomen : lesi hipodens, lokasi abses.
USG
3
kuman :
Kombinasi antibiotik sebaiknya dari
golongan beta laktamase generasi I atau III
denga atau tanpa aminoglikosida.
Kombinasi lain : gol ampisilin,
aminoglikosida (jika dicurigai adanya
sumber infeksi dari system bilier) atau
sefalosporin generasi III ( jika dicurigai
adanya sumber infeksi dari kolon) dan
klindamisin atau metronidazol ( untuk
bakteri anaerob)
Jika dalam waktu 4-72 jam belum ada
perbaikan maka antibiotik diganti sesuai
dengan hasil kultur. Pengobatan secara
parenteral selama minimal 14 hari lalu dapat
diubah menjadi oral sampai 6 minggu
kemudian. Jika hasil kultur didapatkan
streptokokus maka antibiotik oral dosis
tinggi diberikan sampai 6 bulan
- Drainase terbuka cairan abses terutama kasus
yang gagal dengan terapi konservatif atau bila
ukuran > 5cm. Jika abses kecil dapat
diberlakukan aspirasi berulang. Pada abses
multipel aspirasi dilakukan pada ukuran
terbesar, abses kecil akan hilang dengan
pemberian antibiotik
- Surgical drainage dilakukan jika drainase
perkutaneus tidak komplit dilakukan, ikterus
persisten gangguan ginjal, multiloculated
abcess, atau adanya ruptur abses
4
- Metronidazol
Harus diberikan sebelum aspirasi
Metronidazol 3x 750 mg setiap hari/ oral atau
secara intravena selama 7-10 hari
- Aspirasi cairan abses
Indikasi:
Tidak ada respon terhadap pemberian
antibiotik selama 5-7 hari
Jika abses di lobus kiri berdekatan dengan
pericardium
Dilakukan jika diagnosis belum dapat
ditentukan
9. Prognosa Baik jika diterapi dengan antibiotika yang sesuai dan
dilakukan drainase
Buruk jika:
- Terjadi keterlambatan diagnosis dan
penanganan
- Abses multipel, mengenai traktus bilier, terjadi
ruptur peritoneum
- Hasil kultur memperlihatkan adanya bakteri
yang multipel
- Tidak dilakukan drainase
- Adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleura,
atau adanya penyakit lain seperti keganasan
bilier, disfungsi multiorgan, sepsis
10 Edukasi Edukasi mengenai diagnosis, rencana terapi, dan
.
prognosis
11 Kepustakaan 1. Buku teks Ilmu bedah Schwartz Principles of
.
Surgery
2. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science
and Clinical Evidence, ed. Jeffrey A. Norton,
Springer Verlag 2000, pg. 623 - 626
5
3. Hamilton Bailey’s Emergency Surgery 8th ed,
Brian W. Ellis, KM Varghese Co., Mumbay
2000, pg. 765.
4. Atlas of surgical technique Zollinger 8th ed,
Mc Graw Hill Inc. 2003
5. Buku ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W,
Sjamsuhidayat. 2nd ed. EGC. 2005, hal. 625
6. Maingot’s Abdominal Operations 11th ed, ed.
Michael J. Zinner, Mc Graw Hill 2007, pg. 484
-485