Anda di halaman 1dari 45

PAPPER

LIVER ABSES

NINING RAHMAWANI 102118060


HERLIN PUTRI YENI 102118069
EMMA MALINI 102118074

PEMBIMBING:
DR. IRA RAHMADANI, Sp. PD

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
LIVER ABSES
DEFINISI LIVER ABSES

• Liver abses adalah Bentuk infeksi pada hepar


yang abses
Liver di sebabkan
adalaholeh bakteri
Bentuk , parasit,
infeksi padajamur
hepar
maupun
yang nekrosis oleh
di sebabkan steril bakteri
yang bersumber
, parasit, dari
jamur
gastrointestinal
maupun nekrosisyang ditandai
steril yang dengan adanya
bersumber dari
proses supurasiyang
gastrointestinal dengan pembentukan
ditandai denganpus di
adanya
dalam supurasi
proses parenkimdengan
hati. pembentukan pus di
dalam parenkim hati.
ETIOLOGI LIVER ABSES

Liver abses dapat disebabkan infeksi dapat berasal dari sistem porta
dan hematogen melalui arteri hepatika. Infeksi yang berasal dari
abdomen dapat mencapai hati melalui embolisasi melalui vena porta.
Infeksi intra-abdomen ini biasanya berasal dari appendisitis,
divertikulitis, inflammatory bowel disease dan pylephlebitis. Sementara
itu infeksi secara hematogen biasanya disebabkan oleh bakteremia dari
endokarditis, sepsis urinarius, dan intravenous drug abuse.
KLASIFIKASI LIVER ABSES

♥ Liver Abses amebik disebabkan oleh strain virulen


Entamoeba hystolitica yang tinggi. Sebagai host definitif,
individu-induvidu yang asimptomatis mengeluarkan tropozoit dan
kista bersama kotoran mereka. Infeksi biasanya terjadi setelah
meminum air atau memakan makanan yang terkontaminasi
kotoran yang mengandung tropozoit atau kista. Dinding kista
akan dicerna oleh usus halus, keluarlah tropozoit imatur. Tropozoit dewasa
tinggal di usus besar terutama sekum. Strain Entamoeba hystolitica tertentu
dapat menginvasi dinding kolon.
KLASIFIKASI LIVER ABSES

♥ Liver Abses Pyogenik disebabkan infeksi oleh


Enterobactericea, Microaerophilic streptococci, Anaerobic
streptococci , Salmonella typhi, Staphilococcus aereus, Candida albicans dan
fungal. Abses Pyogenik dapat disebabkan infeksi yang berasal dari sitem
porta dan hematogen melalui arteri hepatika, Infeksi yang berasal dari
abdomen dapat mencapai hati melalui embolisasi melalui vena porta.
EPIDEMILOGI LIVER ABSES

♥ Hampir 10% penduduk dunia terutama negara berkembang


terinfeksi E. Hystolitica tetapi hanya 1/10 yang memperlihatkan
gejala. Penelitian di indonesia menunjukan pria lebih sering
menderita amubiasia hati daripada wanita. Dengan rasio pria 3-
4-8 kali lebih sering.
♥ Infeksi E. Hystolitica memiliki prevelensi yang tinggi di
daerah subtropikal dan tropikal dengan kondisi yang padat
penduduk, sanitasi serta gizi yang buruk.
FAKTOR RESIKO LIVER ABSES

JENIS KELAMIN

USIA

TRAUMA TUSUK

IMUNOSUPRESI

PENGGUNAAN PPI

FAKTOR RESIK YANG MENYEBABKAN


PERKEMBANGAN LIVER ABSES
FAKTOR RESIKO LIVER ABSES

KEGANASAN
DIABETES MELITUS

SIROSIS HEPATIS

HIPOTENSI

DISTRES PERNAPASAN
ABSES HATI YANG RUPTUR

INFEKSI CAMPURAN

FAKTOR RESIK YANG MENYEBABKAN


PENINGKATAN MORTALITAS LIVER
ABSES
PATOFISIOLOGI LIVER ABSES
MANIFESTASI KLINIS LIVER ABSES

• Gejala awal nyeri • Mual dan muntah


abdomen perut kanan • batuk
atas • Anoreksia
• Demam • Urine berwarna Gelap
• mengigil • Diare / Konstipasi
• keringat malam • Hepatomegali
• Malaise
• Penurunan berat badan
PENEGEKAN DIAGNOSA LIVER ABSES

♥ Anamnesa Liver Abses :


* Demam/ mengigil
* Nyeri Abdomen dan ditekan kadang menjalar ke bahu dan lengan
kanan
* Anoreksia/ malaise
* Penurunan BB
* Keringat Malam
* Diare maupun riwayat disentri beberapa bulan sebelumnya

♥ Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :* Pada beberapa pasien ditemukan abses menembus kulit
* Anemis dan ikterus (Jarang ) 25% Kasus.
PENEGAKAN DIAGNOSA LIVER ABSES

Palpasi : * Ludwig sign (+)


* Nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen
* Nyeri tekan Epigastrium bila Abses di lobus kiri hati
* Nyeri tekan menjalar lumbal kanan abses di postoinferior lobus kanan
* Hepatomegali teraba sebesar 3 jari samapi 6 jari di bawah arcus costae,
permukaan hepar licin dan tidak jarang teraba fluktuasi.

Perkusi: * Peningkatan batas paru-hati relatif/ absolut tanpa peranjakan

Auskultasi : *Friction rub bila ruptur abses ke perikardium


*Bising usus menghilang kemungkinan perforasi ke peritoneum.
PENEGAKAN DIAGNOSIS LIVER ABSES

♥ Pemeriksaan Penunjang :
* Pemeriksaan Laboratorium - Peningkatan enzim
transminase dan serum bilirubin
- Peningkatan LED
- Peningkatan Alkali fosfate
- Penurunan kadar albumin

* Pemeriksaan Radiologis
- USG : Bentuk bulat atau Oval
Tidak ada gema dinding yang berarti
Ekogenitas lebih rendah dari parenkim hati normal
Bersentuhan dengan kapsul hati
peninggian sonic distal
PENEGAKAN DIAGNOSA LIVER ABSES

* Pemeriksaan Radiologis
- USG : Bentuk bulat atau Oval
Tidak ada gema dinding yang berarti
Ekogenitas lebih rendah dari parenkim
hati normal
Bersentuhan dengan kapsul hati
peninggian sonic distal
PENEGAKAN DIAGNOSA LIVER ABSES

CT-Scan MRI
- Hipoekoik -Hiperintens pada bagian abses
- Massa oval dengan batas
tegas
- Non Homogen
KRITERIA DIAGNOSA LIVER ABSES

Kriteria Sherlock Kriteria Ramachandran Kriteria Lamont & Pooler


1. Hepatomegali, Nyeri 1. Hepatomegali disertai 1. Hepatomegali disertai
Tekan (+)
2. Respon yang baik dengan nyeri dengan nyeri
terhadap Obat amebesid 2. Riwayat disentri 2. Kelainan hematologis
3. Leukositosis
4. Peninggian diafragma 3. Leukositosis 3. Kelainan radiologis
kanan 4. Kelainan radiologis 4. Pus amebic
5. Pada USG didapatkan
rongga di dalam hati 5. Respon terhadap obat 5. Tes serologis (+)
6. Tes hemaglutinasi (+) amebisid 6. Respon terhadap obat
 
amebisid (+)
Bila terdapat 3 atau lebih Bila terdapat 3 atau lebih
Bila terdapat 3 atau lebih
dari gejala di atas. dari gejala di atas. dari gejala di atas.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS LIVER ABSES

HEPATOMA

HEPATITIS

SIROSIS HEPATIS

KISTA HEPAR
PENATALAKSANAAN LIVER ABSES

Jenis Obat Dosis Dewasa Dosis Anak-anak Efek Samping


Metronidazole PO 750 mg 3x1 selama 5- PO 30-50 mg/kg/hari 3x1 Psikosis, kejang, neuropati
(agen amobisid) 10 hari selama 5-10 hari. perifer.
IV 500 mg 4x1 selama 5-10 IV 15 mg/kg diikuti dengan
hari 7,5 mg/kg 4x1 (dosis
maksimum 2250 mg/hari).
10 mg/kg
PO 750 mg 3x1 PO 30-50
Chloroquine (terapi PO 600 mg/hari selama
selama 5-10 hari 2 mg/kg/hari 3x1 Diare, kram abdomen
adjuvan) hari, 300  mg/hari selama selama 5-10 hari cardiotoxicity, kejang, dan
14 hari hipotensi
IV 500 mg 4x1  
Paromomycin PO 25-30selama
mg/kg/hari 3x1
5-10 hari PO1525mg/kg
IV mg/kg/hari
diikuti 3x1 Diare
(Agen luminal) selama 7 hari selama 7 hari (dosis
dengan 7,5 mg/kg
maksimum 2 gr/hari)
Iodoquinol PO 650 mg 3x1 selama 20 4x1 (dosis
hari PO 30-40 mg/kg/hari
maksimum 2250 3x1 Kontraindikasi pada pasien
(dosis maksimum 2 dengan insufisiensi hepatik
mg/hari)
gr/hari) atau hipersensitif terhadap
iodine
Diloxanide furoate (indikasi PO 500 mg 3x1 selama 10 PO 20 mg/kg/hari 3x1
mutlak pada pasien yang hari
tidak respon iodoquinol
dan paramomycin)
Jenis Obat Dosis Dewasa Dosis Anak-Anak Efek Samping
Meropenem (Merrem) IV 500-1000 mg 3 x 1 pada IV 10-40 mg/kg 3x1 Nyeri lokasi injeksi, gangguan
keadaan berat dosis dapat gastrointestinal, gangguan
ditingkatkan hingga 2000 mg liver, pusing, kejang
IV 500-1000 mg 3-4 x 1 Nyeri lokasi injeksi, gangguan
Iminipenem dan cilastatin na (dosis maksimum 4 gr/hari) IV 15-25 mg/kg 2-4 x 1 gastrointestinal, gangguan
(Primaxin) liver, gangguan renal,
gangguan hematologi
PO 250-500 mg/hari pada Gangguan hematologi,
Cefuroxime (Ceftin) keadaan berat dapat gangguan gastrointestinal,
ditingkatkan hingga 1000 mg IV/IM 50-100 mg/kg/hari reaksi lokal injeksi
2x1 3x1
PO 150-300 mg 4x1 pada PO 8-16 mg/kg/hari 3-4 x1 Gangguan gastrointestinal,
Klindamisin (Cleocin) infeksi serius PO 300-450 mg pada infeksi serius gangguan liver, gangguan
4x1 PO 16-20 mg/kg/hari 3-4 renal, gangguan hematologi
x1

1. Pemberian antibiotik dengan kombinasi


Aspirasi
2. Drainase kateter perkutan
3. Drainase pembedahan – laparoskopi
4. Hepatektomi
KOMPLIKASI LIVER ABSES

INFEKSI SEKUNDER PARASITEMIA, AMEBIASIS


SEREBRAL

RUPTUR AKUT DENGAN


ILEUS OBSTRUKTIF
PENJALARAN

KOMPLIKASI VASKULER KOMA HEPATIKUM


BAB III
LAPORAN KASUS
Anamnesis Pribadi
Nama : M. Amas Mada Rambe
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Status Kawin : Menikah
Agama/suku : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : SDA
Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama : Nyeri Perut Kanan Atas
Telaah Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas.
Nyeri tersebut sudah di rasakan sejak ±1 bulan ini. Nyeri bersifat terus menerus dan di rasakan
seperti di gigit-gigit, nyeri berkurang pada saat pasien istirahat.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam ±4 hari sebelum di rawat di ruangan al-
ikhsan, demam bersifat hilang timbul di perberat saat malam hari dan di peringan saat pagi hari,
demam yang di rasakan pasien di sertai dengan keringat malam pada malam hari.
Pasien mengeluhkan susah buang air besar sejak ±1 bulan ini , pasien mengatakan bahwa
dalam 1 minggu hanya buang air besar sebanyak 1 kali, dengan warna kuning kemerahan.
BAK : (+) frekuensi >10 kali/hari,volume sedikit-sedikit,
warna seperti teh pekat.
BAB : 1x/minggu berwarna kuning kemerahan
RPT : Tidak ada
RPO : Pasien tidak ingat nama obat.
RPK : Tidak ada
R. Alergi : Tidak Ada
R. Kebiasaan : Tidak Ada.

Anamnesa Umum
•Badan kurang enak : ya - Tidur : terganggu
•Merasa Lemas : ya - Berat badan: menurun
•Merasa kurang sehat : ya - Malas : ya
•Menggigil : tidak - Demam : ya
•Nafsu makan : menurun - Pening : tidak
Anamnesa organ
1. Cor
- Dyspneu d’effort : tidak - Cyanosis : tidak
- Dyspnea d’repos : tidak - Angina pectoris : tidak
- Oedema : tidak - Palpitasi cordis : tidak
- Nokturia : tidak - Asma Cardiale : tidak
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermitten : tidak - Gangguan tropis : tidak
- Sakit waktu istirahat : tidak - Kebas- kebas : tidak
- Rasa mati Ujung jari : tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk : tidak - Stidor : tidak
- Berdahak : tidak - sesak nafas : tidak
- Haemoptoe : tidak - Pernafasan cuping hidung : tidak
- Sakit dada waktu bernafas :tidak - Suara parau : tidak
4. Traktus digestivus
a. Lambung
- Sakit di epigastrium : ya - Sendawa :tidak
- Rasa panas di epigastrium : tidak - Anoreksia : tidak
- Muntah : tidak - Mual-mual : ya
- Hematemesis : tidak - Dysphagia : tidak
- Ructus : tidak - Feotor ex ore : tidak
- Pyrosis : tidak
b. Usus
- Sakit di abdomen: ya - Melena :tidak
- Borborygmi : tidak - Tenesmi : tidak
- Obstipasi : ya - Flatulensi : tidak
- Defekasi : ya,1 kali/minggu - Haemorrhoid : tidak
(kuning kemerahan)
- Diare : tidak
c. Hati dan Saluran empedu
- Sakit perut kanan
memancar ke : ya, epigastrium - Gatal dikulit : tidak
- Kolik : tidak - Asite : tidak
- Icterus : tidak - Oedema : tidak
- Berak dempul : tidak
5. Ginjal dan saluran kencing
- Muka sembab : tidak - Sakit pinggang : tidak
- Kolik : tidak - Oligouria : tidak
- Miksi : ya 10x/hari,
Warna teh pekat - Anuria : tidak
- Poliuria : tidak - Polakisuria : ya
6. Sendi
- Sakit : tidak - Sakit digerakan : tidak
- Sendi kaku : tidak - Bangkak : tidak
- Merah : tidak - Stand abnormal: tidak
 
7. Tulang
- Sakit : tidak - Fraktur spontan: tidak
- Bengkak : tidak - Deformitas : tidak
 
8. Otot
- Sakit : tidak - kejang-kejang : tidak
- Kebas-kebas : tidak - Atrofi : tidak
9. Darah
- Sakit dimulut dan lidah : tidak - Muka pucat : tidak
- Mata berkunang-kunang: tidak - Bengkak : tidak
- Pembengkakan kelenjar : tidak - Penyakit darah: tidak
- Merah dikulit : tidak - Perdarahan subkutan : tidak
 
10. Endokrin
a. Pankreas
- Polidipsi : tidak - Pruritus : tidak
- Polifagi : tidak - Pyorrhea : tidak
- Poliuri : tidak
b. Tiroid
- Nervositas : tidak - struma : tidak
- Exoftalmus : tidak - miksoderm : tidak
c. Hipofisis
- Akromegali : tidak - distrofi adipos kongenital : tidak
 
11. Fungsi genital
- Menarche :- - Ereksi : Tidak ditanyakan
- Siklus Haid :- - Libido sexual : Tidak ditanyakan
- Menopause :- - Coitus : Tidak ditanyakan
- G/P/AB :-
12. Susunan syaraf
- Hipoastesia :tidak - Sakit kepala : tidak
- Parastesia :tidak - Gerakan tics: tidak
- Spasme :tidak - Paralisis : tidak
 
13. Panca indra
- Penglihatan : normal - Pengecapan : normal
- Pendengaran : normal - Perasa : normal
- Penciuman : normal
 
14. Psikis
- Mudah tersinggung : tidak - Pelupa : tidak
- Takut : tidak - Lekas marah : tidak
- Gelisah : tidak
15. Keadaan sosial
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Hygiene : baik
Anamnesa Penyakit terdahulu
Tidak ada
Riwayat pemakaian Obat
Pasien lupa nama obat.
Anamnesa penyakit Veneris
- Bengkak kelenjar regional : tidak Pyuria : tidak
- Luka-luka di kemaluan : tidak Bisul- bisul : tidak
Anamnesa Intoksikasi
Tidakada
Anamnesa Makanan
- Nasi : ya, frekuensi 2 x/ Hari - Sayur sayuran : ya
- Ikan : ya - Daging : ya
 
Anamnesa Family
- Penyakit-penyakit family : tidak
- Penyakit seperti orang sakit : tidak ada
- Anak-anak: 12, Hidup: 12, Mati: 0
Keadaan Umum
•Sensorium : Compos Mentis
•Tekanan Darah : 130/80 mmHg
•Temperatur : 37,8 C
•Pernafasan : 24 x/ menit
•Nadi : 90 x/ menit, Ireguler,

Keadaan Penyakit
•Anemi : tidak - Eritema : tidak
•Ikterus : tidak - Turgor : baik
•Sianosis : tidak - Gerakan Aktif : ya
•Dispnoe : tidak - Sikap tidur paksa: tidak
•Edema : tidak

Keadaan Gizi
BB: 64kg TB: 166 cm
RBW = BB x 100% = 96,96 %
TB– 100
Kesan : Normoweight

IMT = BB/ (TB/100)2 = 23,2 kg/m2


Kesan : Normoweight
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut : normal
- Sakit kalau dipegang : tidak
- Perubahan local : tidak
a. Muka
- Sembab : tidak - Parese : tidak
- Pucat : ya - gangguan lokal : tidak
- Kuning : tidak
b. Mata
- Stand Mata : Normal - Ikterus : tidak
- Gerakan : kesegala arah - Anemia : ya
- Exoftalmos : tidak - Reaksi pupil : RC +/+ isokor
- Ptosis : tidak - Gangguan lokal : tidak
c. Telinga
- Sekret : tidak - Bentuk : Normal
- Radang : tidak - Atrofi : tidak
d. Hidung
- Sekret : tidak - Benjolan-benjolan : tidak
- Bentuk : Normal - Bibir : Tidak
- Sianosis : tidak - Kering : tidak
- Pucat : tidak - Radang : tidak
e. Gigi
- Karies : tidak - Jumlah : tidak dihitung
- Pertumbuhan : Normal - Pyorroe alveolaris : tidak
f. Lidah
- Kering : tidak - Beslag : tidak
- Pucat : tidak - Tremor : tidak
g. Tonsil
- Merah : tidak - Membran : tidak ada
- Bengkak : tidak - Angina lacunaris : tidak
- Beslag: tidak
2. Leher
Inspeksi :
-Struma : tidak - Torticolis :tidak
-Kelenjar bengkak : tidak - Venektasi : tidak
-Pulsasi Vena : tidak
Palpasi
-Posisi trachea : Medial - TVJ : R-2 cm H¬¬2O
-Sakit/nyeri tekan: tidak - Kosta servikalis : tidak

3.Thorax depan
Inspeksi
-Bentuk : Fusiformis - Venektasi : tidak
-Simetris/asimetris : simetris - Pembengkakan : tidak
-Bendungan Vena : tidak - Pulsasi verbal : tidak
-Ketinggalan bernafas : tidak - Mammae : Normal
Palpasi
-Nyeri tekan : tidak - Iktus : tidak teraba
-Fremitus suara : kanan=kiri a. Lokalisasi : -
-Fremissement : tidak b.Kuat angkat : -
c. Melebar :-
d.iktus negative : -
Perkusi
-Suara perkusi paru : Sonor dikedua lapang paru - Gerakan bebas : 2 cm
-Batas Jantung : - Batas paru hati :
-A. Atas : ICS II linea parasternal sinistra a. Relatif : ICS V midclavicularis dextra
-B. Kanan : ICS IV linea sternalis dextra b. Absolut : ICS VI midclavicularis dextra
-C. Kiri : ICS V 2 cm medial dari linea
Midclaviculasinistra sinistra
Auskultasi
-Paru –paru
oSuara pernafasan : Vesikuler
oSuara Tambahan : tidak ada
-Cor :
oHeart Rate : 86 x/i reguler intensitas sedang
oSuara katup : (M1 > M2), (A2>A1), (P2 > P1), (A2>P2)
oSuara tambahan : Tidak ada

4.Thorax belakang
Inspeksi
-Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : tidak
-Simetris/tidak : simetris Ketinggalan bernafas : tidak
-Benjolan : tidak Venektasi : tidak

Palpasi
-Nyeri tekan : tidak Penonjolan : tidak
-Fremitus suara : kanan = kiri
Kesan :-
Perkusi
-Suara perkusi paru: sonor di kedua lapang paru
-Gerakan bebas : 2 cm
-Batas bawah paru:
-A. Kanan : Proc. Spinosus Vertebra IX
-B. Kiri : Proc. Spinosus Vertebra X

Aukultasi
-Pernafasan : vesikuler paru kanan kiri
-Suara tambahan : tidak ada
5. Abdomen 6. Genitalia
Inspeksi - luka : tidak diperiksa
- Bengkak : ya - sikatrik : tidak diperiksa
- Venektasi : tidak - nanah : tidak diperiksa
- Gembung : tidak - hernia : tidak diperiksa
- Sirkulasi Collateral : tidak
- Pulsasi : tidak 7. Extremitas
a. Atas dextra sinistra
Palpasi - Bengkak : tidak tidak
- Defens muskular : tidak - Merah : tidak tidak
- Nyeri tekan : ya - Stand abnormal : tidak tidak
- Lien : tidak teraba - Gangguan fungsi : tidak tidak
- Ren : tidak teraba - Tes Rumpelit :- -
- Hepar : ya, teraba 4 cm di bawah arcus - Refleks :
costae O Bisep :+ + + +
Perkusi O Trisep :+ + + +
- Pekak hati : ya - Radio periost : + +
- Pekak beralih : tidak
b. Bawah dextra sinistra
Auskultasi - Bengkak : tidak tidak
- Peristaltik usus : 6 x/menit - Merah : tidak tidak
- Edema : tidak tidak
- Pucat : tidak tidak
- Gangguan fungsi : tidak tidak
- Luka/gangrene : tidak tidak
- Varises : tidak tidak
- Refleks
O KPR :+ + + +
O APR :+ + + +
O Struple : + +
Tanggal : 24-06-2018

Nama :M. Amas Mada


Rambe.

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Darah Rutin

Haemoglobin 12,7 g/dl 13-18

Hitung Eritrosit 4,2 106/ul 4.5-6.5

Hitung Leukosit 12,230 /ul 4000-11.000

Hematokrit 37,0 % 40-54

Hitung trombosit 212.000 /ul 150.000-450.000

Index Eritrosit

MCV 87,7 Fl 80-96

MCH 30,2 Pg 27-31

MCHC 34,4 % 30-34

Hitung Jenis Leukosit

Eosinofil 3 % 1-3

Basofil 0 % 0-1

N. Stab 0 % 2-6

N. Seg 81 % 53-75

Limfosit 9 % 20-45
RESUME
Anamnesis
- Keluhan utama : Nyeri Hypocondrium Dextra
- Telaah : Pasien datang ke Rumah sakit Haji Medan dengan keluhan :
- Nyeri hypocondrium dextra (+)
- Febris (+) ± 4 hari, bersifat hilang timbul dan suhu meningkat saat sore hari dan menurun saat
pagi hari dan di sertai keringat dingin saat malam hari.
- Penurunan nafsu makan (+)
- Keringat malam ( + )
- BAK : 10x/hari dengan volume sedikit-sedikit dan warna
- BAB : (+) 1x/1minggu dengan warna kuning kemerahan.
- RPT : Tidak ada
- RPK : Tidak ada
- RPO : Pasien lupa nama obat
- R.alergi : Tidak ada
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sensoriun: Compos Mentis Anemia : ya TB : 166 cm
Tekanan Darah: 130/80mmHg Ikterus : tidak BB : 64 kg
Nadi: 90x / menit Sianosis : tidak RBW= BB x 100%
Nafas: 24 x/ menit Dyspnea:tidak TB - 100
Suhu: 37,80 C Edema:tidak =96,96%
Eritema : tidak Kesan :Normoweight
Turgor : baik IMT = BB/ (TB/100)2 =
Gerakan aktif: ya 23,2kg/m2
Pemeriksaan Fisik Sikap tidur paksa: tidak Kesan : Normoweight

Kepala : Dalam batas normal  

Leher : Dalam Batas Normal


Thorax : Dalam batas normal
Abdomen: palpasi : nyeri tekan pada hypocondrium dextra (+)
Extremitas: Dalam Batas Normal
 
Pemeriksaan laboratorium
Darah :
- hb , eritrosit , ht , MCV , MCH , N,Steb , N,Seg , Limfosit , Monosit ,
bilirubin direct ,SGOT , Kreatinin , protein total,alkali phospat,bilirubin
total ,LED.
Diagnosa Banding Terapi

 Aktivitas  tirah baring


1. Liver Abses  Diet  Diet MB
2. Hepatoma  Medikamentosa
3. Hepatitis - IVFD Dektrosa 5% 20 gtt/menit
4. Sirosis Hepatis - Inj omeprazole 1 amp /12 jam
5. Kista hepar - Inj. Ketorolac 1 amp /12jam
 
- Domperidon 5 ml 3x1
Diagnosis Sementara
- Metronidazole drips 100 ml
Liver Abses
Pemeriksaan Anjuran/ Usul
- Darah lengkap rutin
- LFT
- USG Abdomen
- HbsAG
- Anti HCV
Teori Kasus
Anamnesa Anamnesa
- Nyeri perut kanan atas ,nyeri terasa seperti tertusuk- - Nyeri perut kanan atas menjalar
tusuk dan panas menjalar sampai ke perut kiri atas - Keringat malam
- Nyeri pleuropulmonal, nyeri menjalar ke punggung - demam
atau ke scapula kanan. - Nafsu makan menurun
- Demam - Buang air besar 1x/minggu
- Keringat malam - Buang air kecil 10x/hari dengan volume sedikit-
- Nafsu makan menurun sedikit berwarna gelap seperti teh pekat.
- Penurunan berat badan
- Buang air besar seperti warna kapur
- Buang air kecil berwarna gelap
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan umum
Sensoriun : Compos Mentis Sensoriun : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Hate rate : 60-110x/menit Hate rate : 90 x/ menit
Respirasi : 16-24x/menit Respirasi : 22 x/ menit
Temperature : 36,5-37,5 c Temperature : 37,80 C
- Keadaan penyakit - Keadaan penyakit
Anemia : ya Anemia : ya
Ikterus : ya Ikterus :ya
Sianosis : tidak Sianosis : tidak
Dyspnea : ya Dyspnea : ya
Edema : tidak Edema : tidak
Eritema : tidak Eritema : tidak
Turgor : baik Turgor : baik
Gerakan aktif: ya Gerakan aktif: ya
Sikap tidur paksa : tidak Sikap tidur paksa : tidak
- Keadaan gizi - Keadaan gizi
TB : cm TB : 166 cm
BB : kg BB : 64 kg
RBW= BB x 100% RBW= BB x 100%
TB - 100 TB - 100
=90-110% = 96,96 %
Kesan :normoweight Kesan : Normoweight
IMT = BB/ (TB/100)2 = 18,5-24,9 kg/ m2 IMT = BB/ (TB/100)2 = 23,2kg/m2
Kesan : normoweight Kesan : Normoweight

Kepala : Dalam Batas Normal Kepala : Dalam Batas Normal


Leher : Dalam Batas Normal Leher : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen: Dalam Batas Normal Abdomen:Nyeri tekan hypocondrium dektra
Ektremitas: Dalam Batas Normal Extremitas: Dalam Batas Normal
Diagnosa Banding Diagnosa Banding
Abses Hepar 1. Abses hepar
Hepatoma 2. Hepatoma
Kolelitiasis 3.Hepatitis
Karsinoma hati 4. Sirosis Hepatis
Kista hepar 5. Kista Hepar
Diagnosa Diagnosa
Liver Abses Liver Abses
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Terapi Nonmedikamentosa Terapi Nonmedikamentosa
Aktivitas : tirah baring Aktivitas : tirah baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa Terapi Medikamentosa
IVFD D 5% 20 gtt/menit IVFD D 5% 20 gtt/menit
Inj omeprazole 1 amp/12 jam Inj omeprazole 1 amp/12 jam
Domperidon 5ml 3x1 Domperidon 5ml 3x1
Inj. Ketorolac 1 amp/12jam Inj. Ketorolac 1 amp/12jam
Domperidon 5ml 3x1 Domperidon 5ml 3x1
Metronidazole drips 100ml Metronidazole drips 100ml
Komplikasi Komplikasi
Pleura efusi efusi pericardial
Efusi pericardial
ascites
rupture abses kedalam vena porta hepatica, saluran
empedu.
Pencegahan Pencegahan
menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan , menjaga kebersihan perorangan dan lingkungn ,
kebersihan perorangan antara lain : mencuci tangan kebersihan perorangan antara lain : mencuci tangan
dengan bersih sesudah buang air besar dan mencuci dengan bersih sesudah buang air besar dan mencuci
tangan sebelum makan ,kebersihan lingkungan tangan sebelum makan ,kebersihan lingkungan
berupa : masak air minum sampai mendidih ,mencuci berupa : masak air minum sampai mendidih ,mencuci
sayurabn dengan bersih dan memasaknya terlebih sayurabn dengan bersih dan memasaknya terlebih
dahulu tidak menggunakan tinja untuk pupuk,menutup dahulu tidak menggunakan tinja untuk pupuk,menutup
makanan yang di hidangkan untuk menghindari makanan yang di hidangkan untuk menghindari
kontaminasi dari lalat atau lipas kontaminasi dari lalat atau lipas
BAB IV KESIMPULAN
Liver Abses adalah bentuk infeksi pada hepar yang disebabkan oleh
bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dapat disebabkan
infeksi dapat berasal dari sistem porta dan hematogen melalui arteri
hepatica. Pengobatan liver abses piogenik biasanya meliputi aspirasi
cairan abses dengan menggunakan jarum khusus. Tindakan operasi
diperlukan bila abses terlalu besar atau telah timbul perforasi. Selain itu, 
juga akan diberikan antibiotik untuk sekitar 4 – 6 minggu. Terkadang,
antibiotik saja dapat menyembuhkan infeksi. Untuk liver abses amebik,
pengobatan pada umumnya dengan antibiotik seperti metronidazole atau
tinidazol. Selain itu, pengobatan dengan paromomycin atau diloxanide
juga dianjurkan untuk eradikasi amuba dalam usus, sehingga mencegah
penyakit datang kembali.

Anda mungkin juga menyukai