M.KM • Psikologi perempuan dan keluarga dalam persiapan kehamilan. a. Konsep dasar psikologi perempuan b. Adaptasi Kesehatan psikologis perempuan dalam persiapan kehamilan c. Riwayat KDRT pada perempuan dan kaitannya dengan kehamilan d. Dukungan kelurarga dalam mempersiapkan kehamilan sehat PENGANTAR • Selama berabad-abad peradaban manusia telah membuat gambaran tentang perempuan dengan cara pandang ambigu dan paradoks. • Perempuan dipuja sekaligus direndahkan. Ia dianggap sebagai tubuh yang indah bagai bunga ketika ia mekar, tetapi kemudian dicampakkan begitu saja begitu ia layu. Tubuh perempuan identik dengan daya pesona dan kesenangan, tetapi dalam waktu yang sama ia dieksploitasi demi hasrat diri dan keuntungan KONSEP DASAR PSIKOLOGI PEREMPUAN • Untuk memahami psikologi perempuan secara komprehensif, terlebih dahulu perlu memahami karakteristik fisiologis perempuan yang mengandung perbedaan dan persamaan dengan laki-laki. Perempuan yang mengalami perubahan siklus hormon ketika mengalami haidh, lazim dipersepsikan memiliki kepribadian yang tidak stabil yang berbeda dengan laki-laki. Citra perempuan yang emosional, tidak stabil, dan mood yang berubah dipersepsikan disebabkan oleh siklus hormonal perempuan pada masa haid. • Ketidak-stabilan hormonal yang mempengaruhi mood dan emosional perempuan menjadi sebuah stereotip yang dikembangkan di masyarakat hingga saat ini bahwa perempuan lemah dan tidak stabil, sehingga membatasi ruang gerak perempuan untuk terlibat dalam pelbagai bidang, seperti: politik, ekonomi, kemiliteran, maupun eksplorasi ruang angkasa • Di masa lalu, psikologi mempelajari perilaku tanpa memerhatikan faktor jenis kelamin khususnya perempuan. Dengan demikian psikologi perempuan juga didefinisikan sebagai suatu studi yang mencakup semua masalah psikologis yang berkaitan dengan perempuan serta pengalamannya. • Untuk memahami kontribusi yang telah dilakukan perempuan dalam bidang psikologi, seseorang harus mengerti bagaimana status perempuan dalam bidang psikologi yang mengalami perubahan. • Kaum feminis telah lama berpendapat bahwa ilmu sosial mengabaikan dan mendistorsi studi tentang perempuan secara sistematis yang berdampak bagi kaum laki-laki • Berakar dari pandangan bahwa karakteristik fisiologis antara laki-laki dan perempuan itu berbeda sehingga menimbulkan pandangan diskriminatof terhadap perempuan dalam segala sisi yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan aspek fisiologis dan psikologis perempuan. Oleh Karena itu, terjadilah kontroversi dalam memandang eksistensi perempuan. ADAPTASI KESEHATAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN DALAM PERSIAPAN KEHAMILAN • Sebagian besar komplikasi kehamilan ini dapat dicegah dengan melakukan persiapan pra konsepsi. Dalam Riskesdas tahun 2010 tidak seluruh pasangan siap memiliki menghadapi proses kehamilan atau memiliki anak, salah satu alasan dari pasangan adalah ketidak tepatan waktu dari terjadinya proses kehamilan tersebut. • Perubahan fisik dan psikologis saling terkait dan saling mempengaruhi. Munthe, Pasaribu & Widyastuti (2000) mengemukakan bahwa selama kehamilan terjadi penambahan hormon esterogen sebanyak sembilan kali lipat dan progesteron sebanyak dua puluh lima kali lipat yang dihasilkan sepanjang siklus menstruasi normal. • Adanya perubahan hormonal pada ibu hamil menyebabkan emosi selama kehamilan cenderung berubah-rubah, sehingga tanpa ada sebab, ibu hamil mudah tersinggung, merasa sedih, marah atau justru sebaliknya merasa sangat bahagia. Seorang calon ibu mungkin tidak menyadari proses ini terjadi dalam tubuhnya, karena tidak ada perubahan atau gangguan yang dirasakan ibu, akan tetapi periode ini adalah masa yang sangat penting dan kritis bagi perkembangan ibu dan janin (Aprilia, 2011). • Dalam masa kehamilan, seorang calon ibu tidak hanya akan mengalami hal-hal indah yang dibayangkan sebelumnya, tetapi juga dituntut berkemampuan untuk menghadapi kesulitan yang muncul. Untuk mengatasi kesulitan tersebut dibutuhkan penyesuaian sebelum arti sepenuhnya dari kebahagiaan yang diinginkan tersebut dapat dicapai. • Sejak awal kehamilan, sebelum merasakan perubahan fisik, ibu hamil sudah mengalami perubahan psikologis. Sebagai contoh, emosi ibu yang berubah-rubah, kadang-kadang merasa sedih, ragu-ragu, panik namun beberapa saat kemudian merasa sangat bahagia. Perubahan emosi tersebut, apabila tidak berlebihan, wajar dialami oleh ibu hamil (Budi, et al, 2000, Anggraeni, 2012). • Mungkin ibu akan lebih repot dalam menjaga bayinya, akan kurang tidur, kurang waktu merawat tubuhnya, tidak dapat bekerja seperti biasanya, kurang waktu untuk rekreasi dsb. Jika ibu tidak dengan senang hati melaksanakan kewajiban sebagai orangtua maka dapat timbul stress dan kemungkinan akan menderita post partum blues pada saat setelah persalinan. • Pasangan yang menanti anggota baru dalam keluarga yaitu datangnya seorang bayi adalah merupakan tanggung jawab besar. Bagi seorang ayah merupakan beban besar dari segi biaya termasuk biaya kehamilan, biaya persalinan, biaya peralatan yang diperlukan ibu dan bayinya, kebutuhan tambahan setelah anaknya lahir, semua ini harus disiapkan dengan perencanaan matang. • Disamping itu juga perlu persiapan psikologis untuk merawat bayinya dan anak yang sebelumnya (sibling). Kalau ayah belum siap maka dapat menimbulkan gangguan psikologis pada suami sehingga dapat mengurangi dukungan pada istri yang sedang hamil. RIWAYAT KDRT PADA PEREMPUAN DAN KAITANNYA DENGAN KEHAMILAN • Kekerasan terhadap perempuan (KTP) merupakan fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (WHO, 2005) • Perempuan dengan riwayat penganiayaan fisik dan seksual juga meningkat resikonya untuk mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual dan kesudahan kehamilan yang kurang baik • Sampai saat ini format pengkajian kesehatan ibu hamil tidak mencakup pengkajian tentang kekerasan. Hanya 6% dokter/petugas kesehatan menanyakan tentang kekerasan yang dialami pasiennya.6 Di Kabupaten OKU dilaporkan kasus kekerasan dalam rumah tangga tahun 2009-2010 sebanyak 34 orang sedangkan kejadian BBLR tahun 2010 adalah sebesar 7,1%.7,8 • Kekerasan terhadap perempuan sering tidak dianggap sebagai masalah besar atau masalah sosial karena hal itu merupakan urusan rumah tangga yang bersangkutan dan orang lain tidak perlu ikut campur tangan. Miler yang mengatakan bahwa kejahatan dari kekerasan rumah tangga sudah merupakan suatu yang rahasia, dianggap sesuatu yang sifatnya pribadi dan bukan merupakan masalah social ( Ridlwan, 2015). • Risiko bayi lahir mati akan lebih tinggi jika ibu hamil mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama kehamilan. Ini karena, janin juga merasakan tekanan fisik dan emosional akibat KDRT pada ibu hamil, sehingga berpengaruh kepada Kesehatan janin juga. • Tommy Manchester Research center di The University of Manchester, ibu mengalami stress psikologis dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) beresiko mengalami bayi lahir mati. Hasil penelitiannya mengatakan 1 dari setiap 250 kehamilan berakhir dengan lahir mati atau stillbirth, dimana rata-rata usia janin 24 minggu. • Dilansir dari artikel Aboutmanchester.co.uk menulis kisah Louise Joines (36), warga negara inggris yang melahirkan anak yang meninggal pada Desember 2017. Selama hamil ia merasa sehat secara fisik, tetapi stress secara pdikologis, karena louise bekerja sebagai kepala sekolah dan di rumah mengurus 2 anak lain tanpa dukungan dari siapa pun, termasuk suami. Saya sudah memberi tahu bidan tentang situasi saya, tetapi sayangnya ia tidak juga memberikan rujukan agar saya dan suami bisa menemui konsultan kehamilan. • “ Mungkin jika saya diberika dukungan yang tepat, dia (janin) akan hidup hari ini. Kami (Para ibu hamil) membutuhkan system yang lebih baik untuk melindungi diri kami, dan saya berharap peristiwa janin saya yang meninggal dapat mencegah keluarga lain mengalami hal yang sama (kehilangan bayi)”, tambahnya lagi. PATOFISIOLOGI STRESS MENYEBABKAN GANGGUAN JANIN • Stress yang dialami oleh ibu hamil mengakibatkab peningkatan hormone kortisol yang diproduksi oleh HPA (Hipotalamus-Hipofisis Adrenal). Hormon Kortisol ini masuk ke Rahim ibu dan menuju janin. Kondisi ini terjadi karena enzim (11BHSD2) yang dihasilkan oleh membrane plasenta tidak bekerja dengan sempurna untuk mencegah masuknya hormone kortiso ke janin. • Apabila HPA janin terpapar oleh kortisol lebih awal, maka akan berdampak besar pada perkembangan selanjutnya. Hal ini karena HPA berperan dalam berbagai fungsi fisiologis termasuk stress, kognisi dan memori, imunologi dan Kesehatan jantung (Kapoor & Matthews, 2008) • Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jika seorang ibu mengalami stress, cemas atau depresi saat hamil, anaknya beresiko tinggi untuk mengalami berbagai masalah seperti gangguan emosional, ADHD(Attention Deficite Hyperactive Disorder), gangguan perilaku dan gfangguan perkembangan kognitif. • Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkab bahwa salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah stress yang dialami oleh ibu selama kehamilan.