Anda di halaman 1dari 12

PARADIGMA, VOL XV NO.

2 SEPTEMBER 2013

PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA PERGURUAN TINGGI


DENGAN KONSEP KNOWLEDGE MANAGEMENT

Endang Retnoningsih
Manajemen Informatika
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Tangerang
(AMIK BSI Tangerang)
Jl. Komplek BSD Sektor XIV-C1Jl.Letnan Sutopo
Email: endang.ern@bsi.ac.id

ABSTRACT

The need for information in the higher age of globalization, we need a breakthrough that can
facilitate the acquisition of information. Along with this, various methods undertaken to develop
the knowledge and information for the community, one with Knowledge management models,
which include information technology in knowledge processing. In the world of education, the
library is the source of all mine of information, to the library in the need for an information system
that makes it easy for users (especially students and lecturers) to obtain reference knowledge as
possible, accurate, and fast. Knowledge management takes its role in the development of digital
library information system to create, capture, and reuse knowledge to achieve the goal. In this
case the university can develop a digital library system based Knowledge management in order to
support the development activities for the academic community to the world-class universities on
research oriented.

Keyword : Library Information Systems, Digital Libraries, Knowledge Management

1. PENDAHULUAN bermutu dan terjamin serta mampu mendukung


Perpustakaan adalah tempat paling sistem pendidikan keseluruhan.
penting dalam sebuah perguruan tinggi, bisa Dengan knowledge management dalam
dikatakan bahwa perpustakaan adalah tambang perpustakaan tentunya dapat membantu dalam
dari keseluruhan pengetahuan. Hampir semua mengumpulkan, mengidentifikasi pengetahuan
aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam yang potensial, dan mengelola keseluruhan
perguruan tinggi sangat bergantung pada pengetahuan yang berpotensi bagi kemajuan
perpustakaan. Fungsi perpustakaan terus kualitas sumber daya manusia dalam Perguruan
berkembang tidak hanya sebagai tempat Tinggi. Pemanfaatan knowledge management
peminjaman buku, namun juga sebagai tempat dalam sistem informasi perpustakaan akan
yang dapat digali informasinya dari berbagai menguntungkan untuk mengembangkan suatu
media, terutama media internet. Sumber- jaringan perpustakaan yang dapat menyediakan
sumber noncetak seperti jurnal elektronik, akses informasi dan pengetahuan 24 jam 7 hari
database yang dapat diakses melalui media seminggu, dapat diakses kapan saja, dan di
web. Kebutuhan terhadap informasi tersebut mana saja, atau dengan kata lain sistem
membutuhkan suatu dukungan teknologi informasi perpustakaan dapat menawarkan
informasi yang dapat membantu universitas layanan perpustakaan yang menembus ruang
menempatkan berbagai referensi pengetahuan dan waktu.
bagi mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan Knowledge management diterapkan
tambahan pengetahuan yang berkualitas. Di era pula pada bidang pendidikan (dalam cakupan
globalisasi ini, pemanfaatan teknologi perpustakaan) sebagai media penyebaran
informasi dalam bidang pendidikan sangat informasi secara tidak terbatas. Kebutuhan
penting, terutama untuk mengembangkan suatu informasi dan pengetahuan berkembang
sistem pendidikan yang bermutu, salah satunya sebagai akibat dari globalisasi yang mendorong
dengan model Knowledge management yang munculnya internet sebagai jendela informasi
memungkinkan pengolahan pengetahuan lebih dan pengetahuan yang menembus ruang dan
180
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

waktu. Teknologi informasi memainkan Dari ketiga fungsi ‘Tri Dharma’


peranan penting dalam knowledge management perguruan tinggi, fungsi penelitian adalah
sebagai proses yang bertujuan untuk fungsi yang belum terlaksana dengan baik.
menciptakan, menyimpan, memelihara dan Padahal penelitian merupakan suatu proses
mendiseminasikan pengetahuan agar perguruan yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
tinggi di Indonesia dapat berkembang menjadi pengetahuan. Kedepan, perguruan tinggi di
Perguruan Tinggi yang berorientasi pada riset Indonesia harus lebih mengarah pada
menuju Kualitas Perguruan Tinggi bertaraf penelitian. Gairah penelitian harus
internasional. ditumbuhkan untuk setiap civitas akademika,
mulai dari dosen hingga mahasiswa.
2. KAJIAN LITERATURE Jika dibandingkan dengan perguruan
2.1. Perguruan Tinggi Sebagai Fungsi tinggi diberbagai negara maju, intensitas
Pembangunan Bangsa penelitian perguruan tinggi di Indonesia sangat
Perguruan tinggi adalah salah satu jenjang tertinggal. Diberbagai universitas terkemuka
pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan didunia, tingkat penelitian sangat
Indonesia dimulai dari pendidikan dasar, mengagumkan. Hal ini nampak dari output
pendidikan menengah hingga pendidikan yang dihasilkannya, yaitu hasil penelitian,
tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia terbagi publikasi ilmiah diberbagai jurnal
menjadi beberapa bentuk, meliputi universitas, internasional. Oleh karena itu, model perguruan
institut, sekolah tinggi dan akademi. tinggi berkualitas yang harus dikembangkan di
Berdasarkan pemiliknya, dibedakan menjadi Indonesia adalah perguruan tinggi yang
milik pemerintah (negeri) dan milik swasta. berorientasi pada penelitian (research college).
Peran signifikan perguruan tinggi dalam Indonesia memang memiliki berbagai macam
pembangunan bangsa terdapat pada konsep perguruan tinggi yang tersebar di berbagai
“Tri Dharma Perguruan Tinggi”, meliputi penjuru Indonesia. Namun tidak semuanya
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada memiliki kelayakan untuk menjadi sebuah
masyarakat. Ketiga fungsi tersebut terintegrasi perguruan tinggi yang berorientasi penelitian
dalam mendukung proses pembangunan. (research college).

Sumber : Muttaqien (2006)


Gambar 1. Model pengembangan Perguruan Tinggi bertaraf Internasional

Pengembangan model perguruan tinggi yang sangat pesat. Faktor tersebut harus
beorientasi riset (research college) adalah salah disadari oleh pustakawan. Pustakawan dituntut
satu jalan untuk mencapai perguruan tinggi untuk dapat menciptakan sistem perpustakaan
bertaraf internasional. Perguruan tinggi yang memudahkan pengunjung. Menanggapi
berkualitas diberbagai negara maju memiliki hal tersebut, perpustakaan perguruan tinggi
penelitian berkualitas dan berkuantitas tinggi. mau tidak mau harus berubah, kalau tidak akan
Kedepan, Indonesia harus mengembangkan ditinggalkan oleh penggunanya. Perpustakaan
beberapa research college sebagai percontohan perguruan tinggi harus memainkan peranan
(pilot project) untuk mengejar aktif dan penting dalam siklus pengetahuan
ketertinggalannya dengan perguruan tinggi di civitas akademika, yaitu:
negara maju. 1. Sebagai sumber manajemen pengetahuan.
Manajemen pengetahuan meliputi
2.2. Peranan Perpustakaan Perguruan keseluruhan siklus pengetahuan, yaitu
Tinggi Dalam Siklus Pengetahuan mulai dari penciptaan, perekaman dan
Sebagian besar perpustakaan hanya organisasi, penyebaran, akses dan
berisi tumpukan buku-buku tua, lusuh dan pengunaan, dan dilanjutkan dengan
berdebu. Dengan sistem pelayanan penciptaan kembali pengetahuan, dan
perpustakaan yang dianggap kurang cepat dan seterusnya. Selama ini perpustakaan lebih
kurang kooperatif dan faktor eksternal banyak berfokus pada penyediaan akses
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan penyebaran informasi. Perpustakaan
181
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

hanya memperhatikan pengetahuan yang kemampuan organisasi untuk belajar dari


sudah terekam di luar pikiran penciptanya lingkungannya dan menggabungkan
(explicit). Padahal banyak pengetahuan pengetahuan ke dalam proses bisnis.
yang masih dalam kepala orang dan Knowledge management adalah serangkaian
belum pernah direkam (tacit ) dalam proses yang dikembangkan dalam suatu
sumber-sumber informasi yang umumnya organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan,
dikelola oleh perpustakaan. memelihara dan mendiseminasikan
2. Memanfaat ICT dalam konteks pengetahuan organisasi tersebut.
manajemen pengetahuan. Amrit Tiwana (2003) mendefinisikan
Dalam melakukan kegiatannya, civitas Knowledge management secara luas dalam arti
akademika perguruan tinggi beroperasi di “ ...management of organizational knowledge
dalam lingkungan ICT. Kemajuan ICT for creating business value and generating a
dan ledakan informasi membuat pengguna competitive advantage.” Knowledge
kewalahan menghadapinya. Untuk management memberikan kemampuan untuk
mengatasi ini, pengguna perlu mencipta, mengkomunikasikan dan
diperlengkapi dengan keterampilan menerapkan pengetahuan yang diperlukan dan
informasi (Information Literacy) dalam berguna bagi pencapaian semua jenis tujuan
konteks siklus pengetahuan. Information bisnis. Menurut Amrit Tiwana “Knowledge
Literacy juga merupakan prasyarat untuk management is the ability to create and retain
penciptaan pengetahuan baru. Information greater value from core business
literacy adalah serangkaian kemampuan competencies." Knowledge management
untuk menyadari kebutuhan informasi dan menyelesaikan masalah bisnis partikular
kapan informasi dibutuhkan, mencakup penciptaan dan penyebaran barang
mengidentifikasi dan menemukan lokasi atau jasa inovatif, mengelola dan memperbaiki
informasi yang dibutuhkan, hubungan dengan para pelanggan, mitra dan
memanfaatkannya secara etis, dan pemasok; juga mengadministrasi serta
mengkomunikasikannya secara efektif. meningkatkan praktek dan proses kerja.
Dalam buku yang ditulis oleh Von
2.3. Knowledge Management Krough, Ichiyo, serta Nonaka (2000)
Menurut Gilbert Probst (2001) dalam disampaikan ringkasan gagasan yang
bukunya Managing Knowledge Building Block mendasari pengertian knowledge adalah
for Success mengemukakan bahwa knowledge sebagai berikut:
adalah keseluruhan bagian dari pengetahuan 1. Knowledge merupakan kepercayaan
yang ada dan keterampilan individu yang yang dapat dipertanggungjawabkan
digunakan untuk memecahkan masalah. (justified true believe);
Knowledge tersebut terbagi dalam teori dan 2. Pengetahuan merupakan sesuatu yang
praktek yang pada umumnya berupa aturan dan eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit );
petunjuk untuk mengambil keputusan. 3. Penciptaan inovasi secara efektif
Knowledge bergantung pada data dan informasi bergantung pada konteks yang
yang dimiliki oleh suatu personal yang memungkinkan terjadinya penciptaan
merefleksikan tentang suatu pendapat. tersebut;
Menurut Laudon (2002) Knowledge 4. Penciptaan inovasi.
management berfungsi meningkatkan

182
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

Sumber : Saputri (2009)


Gambar 2. Komponen Knowledge

Menurut Dilip Bhatt dalam Saputri (2009) Pengetahuan yang telah dikodifikasi
bahwa knowledge management memiliki atau dieksplisitkan. Jadi biasanya telah
komponen yang saling terkait satu sama lain, direpresentasikan dalam suatu bentuk
adapun komponennya : yang tertulis dan terstruktur
1. People pengetahuan jenis ini jelas lebih mudah
2. Technology direkam, dikelola dan dimanfaatkan
3. Process serta ditransfer ke pihak lain.
Yang mana ketiganya dapat menghasilkan 3. Shared Knowledge
suatu pembelajaran bagi organisasi. Dari Explicit knowledge yang digunakan
gambar dapat diketahui bahwa komponen bersama-sama pada suatu komunitas.
sumber daya manusia menjadi faktor penting Dalam suatu komunitas, agar terjadi
penerapan knowledge management untuk akselerasi dalam wilayah pembahasan
menghasilkan budaya belajar dalam suatu pengetahuan itu sendiri, maka biasanya
organisasi. tacit knowledge akan ditransformasikan
Di sisi lain, Tobing (2007) memiliki pandangan menjadi explicit knowledge. Hal ini
lain tentang pengetahuan, mengelompokkan dapat dilakukan dengan membuat
knowledge (pengetahuan) menjadi 3 jenis yaitu tulisan, laporan dan lain sebagainya.
: Pada tahapan berikutnya agar dapat
1. Tacit knowledge dimanfaatkan oleh komunitas, ataupun
Pada dasarnya suatu informasi akan agar dapat dilakukannya peer-review
menjadi tacit knowledge ketika untuk perbaikan, pengetahuan itu
diproses oleh pikiran seseorang. sendiri akan dicoba ditransformasikan
Knowledge jenis ini biasanya belum sebagai suatu bentuk shared knowledge
dikodifikasikan atau disusun dalam yang dapat digunakan bersama-sama
bentuk tertulis. Dalam knowledge ini oleh anggota komunitas.
termasuk intuisi, cognitive knowledge. Hal ini misal dilakukan melalui media
Tacit knowledge seperti intuisi, dan publikasi. Proses penciptaan pengetahuan
pandangan biasanya sangat sulit untuk adalah proses spiral yang merupakan interaksi
dikodifikasikan. Biasanya pengetahuan antara pengetahuan tacit dan explicit. Interaksi
ini terkumpul melalui pengalaman dari pengetahuan ini menghasilkan
sehari-hari pada pelaksanaan suatu pengetahuan baru. Proses transfer pengetahuan
pekerjaan. Pengetahuan jenis ini akan berlangsung berulang-ulang membentuk suatu
menjadi explicit knowledge ketika siklus. Hal inilah yang menyebabkan
dikomunikasikan kepada pihak lain pengetahuan terus berkembang dari waktu ke
dengan format yang tepat (tertulis, waktu. Jadi menurut konsep SECI, siklus
grafik dan lain sebagainya). transfer pengetahuan akan terus berputar dan
2. Explicit Knowledge berkembang. Ada empat langkah penciptaan
pengetahuan :

183
Sumber : Feher (2009)
Gambar 3. SECI Model

1. Socialization berikut: Pertama, penangkapan dan


Sosialisasi meliputi kegiatan berbagi integrasi pengetahuan eksplisit baru –
pengetahuan tacit antar individu. Istilah termasuk pengumpulan data eksternal
sosialisasi digunakan, karena dari dalam atau luar institusi kemudian
pengetahuan tacit disebarkan melalui mengkombinasikan data – data tersebut.
kegiatan bersama – seperti tinggal Kedua, penyebarluasan pengetahuan
bersama, meluangkan waktu bersama – eksplisit tersebut melalui presentasi atau
bukan melalui tulisan atau instruksi pertemuan langsung. Ketiga,
verbal. pengolahan pengetahuan explicit
2. Externalization sehingga lebih mudah dimanfaatkan
Eksternalisasi membutuhkan penyajian kembali – misal menjadi dokumen
pengetahuan tacit ke dalam bentuk rencana, laporan, data pasar, dan
yang lebih umum sehingga dapat sebagainya.
dipahami oleh orang lain. Pada tahap 4. Internalization
eksternalisasi ini, individu memiliki Internalisasi pengetahuan baru
komitmen terhadap sebuah kelompok merupakan konversi dari pengetahuan
dan menjadi satu dengan kelompok eksplisit ke dalam pengetahuan tacit
tersebut. Dalam prakteknya, organisasi. Individu harus
eksternalisasi didukung oleh dua faktor mengidentifikasi pengetahuan yang
kunci. Pertama, artikulasi pengetahuan relevan dengan kebutuhannya di dalam
tacit yaitu konversi dari tacit ke organizational knowledge tersebut.
explicit – seperti dalam dialog. Kedua, Dalam prakteknya, internalisasi dapat
menerjemahkan pengetahuan tacit dari dilakukan dalam dua dimensi. Pertama,
para ahli ke dalam bentuk yang dapat penerapan pengetahuan explicit dalam
dipahami, misal dokumen, manual, dan tindakan dan praktek langsung. Contoh
sebagainya melalui program pelatihan. Kedua,
3. Combination penguasaan pengetahuan eksplisit
Kombinasi meliputi konversi melalui simulasi, eksperimen, atau
pengetahuan eksplisit ke dalam bentuk belajar sambil bekerja.
himpunan pengetahuan explicit yang Ada kendala-kendala yang dihadapi
lebih kompleks. Dalam prakteknya, fase sebelum akhirnya dapat memanfaatkan dan
kombinasi tergantung pada tiga proses menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru,

184
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

yaitu kendala dalam mengakses, dilakukan sehingga proses tersebut akan


mengorganisasikan, dan menangkap menjadi satu budaya dari perusahaan
pengetahuan. Selain kendala dari dimensi tersebut, dan akhirnya perusahaan akan
proses tersebut, juga ada kendala dari dimensi membentuk perusahaan yang berbasis
budaya. Sebelum terciptanya suasana yang kepada pengetahuan.
mendorong inovasi (innovate), diperlukan 2. Knowledge management membantu
suasana yang mendorong dilakukannya berbagi organisasi untuk mengelola kemampuan
(share) pengetahuan dan bekerja sama tiap individu untuk sharing knowledge.
(collaborate). 3. Organisasi harus mampu mengintegrasi,
memanage knowledge dan informasi
2.4. Knowlegde Management Dalam terhadap lingkungan secara efektif.
Perspektif Institusi Pendidikan
Budaya pengetahuan dalam dunia 2.5. Perpustakaan Digital
pendidikan sekarang ini tidak hanya mencakup Pada saat sekarang ini, Perkembangan
pada pengetahuan buku secara fisik, banyak Teknologi Komunikasi dan Informasi sangatlah
jendela informasi yang dapat digali secara berpengaruh bagi dunia pendidikan. Teknologi
elektronik. Hal tersebut tidak lepas dari ini banyak di aplikasikan untuk menunjang
peranan Perguruan Tinggi sebagai institusi berbagai aktifitas-aktifitas di bidang
pencetak sumber daya manusia berkualitas dan pendidikan diantaranya bidang informasi
sebagai tempat yang mudah dimasuki teknologi perpustakaan, pada awalnya perpustakaan
terkini. Hal terpenting saat ini adalah masih menggunakan sistem konvensional atau
kemudahan memperoleh dan akses. Dalam manual katalog manual yang berbentuk buku
suatu Perguruan Tinggi, penyediaan akses dan kartu-kartu. Sistem konvensional ini sudah
informasi 24 jam memang pantas untuk dianggap kurang efisien lagi mengingat untuk
diterapkan. Untuk itu pengguna harus mampu saat ini perpustakan dituntut dapat melakukan
mencari informasi dari sumber yang dapat manajemen dan mampu memberikan informasi
dipercaya kemudian menyaring, mengolah, dan yang cepat dan akurat. Dari sisi pengguna
menggunakan informasi tesebut untuk layanan, kemajuan teknologi informasi perlu
memunculkan suatu ide pemikiran yang baru. dimanfaatkan untuk mendukung beberapa
Sejalan dengan hal itu fasilitas perpustakaan kegiatan sebagai berikut:
harus dimaksimalkan sebagai pintu 1. Pencarian pustaka lewat katalog dapat
pengaksesan pengetahuan baik yang tercetak dilakukan dengan bantuan suatu sistem
maupun non cetak. informasi perpustakaan
Konsep knowledge management adalah 2. Pembacaan dan pemanfaatan pustaka (di
mendorong bagi tiap individu dapat mengelola ruang perpustakaan) tidak hanya dilakukan
pengetahuan yang dimiliki maupun yang digali terhadap media cetak tetapi juga terhadap
dari sumber lain yang terkait dengan kebutuhan media elektronis (CD-ROM), disket,
individu terhadap pengetahuan. Perpustakaan hardisk) dengan bantuan sistem komputer
di Perguruan Tinggi pada umumnya kurang dan teknologi komunikasi data. Dengan
memperhatikan koleksi-koleksi yang dimiliki memanfaatkan akses jarak jauh (LAN,
baik cetak maupun non cetak. Kesuksesan WAN, Internet), pengguna layanan
pendidikan dalam suatu Perguruan Tinggi perpustakaan tidak harus berada
dapat diukur dari perpustakaan itu sendiri, dibangunan perpustakaan, tapi dapat berada
semakin banyak buku yang dimiliki dan dimanapun untuk membaca dan
lengkap, dan didukung dengan teknologi yang memanfaatkan layanan perpustakaan.
membantu dalam aktivitas di dalamnya, akan 3. Peminjaman pustaka di era informasi tidak
menjadi kunci sebuah Perguruan Tinggi dapat lagi dibatasi oleh koleksi perpustakaan
bersaing. setempat, tapi mendunia (karena pustaka
Sesungguhnya kemudahan di era berupa berkas elektronis). Situasi seperti ini
globalisasi ini akan memudahkan institusi disebut sebagai library without walls.
pendidikan memajukan budaya ilmiahnya Lahirnya perpustakaan digital telah
sekaligus penguasaan teknologi. Bersamaan menggeser secara tajam paradigma
dengan hal itu beberapa konsep knowledge perpustakaan dari berbagai aspek. Aspek
management dapat mendasari suatu Perguruan pengadaan koleksi dari koleksi tercetak, ke
Tinggi menerapkan suatu perpustakaan keloksi digital. Aspek pengelolaan dari
berbasis knowledge management, antara lain: management content melalui kegiatan
1. Knowledge management merupakan klasifikasi dan katalogisasi yang menghasilkan
proses yang terus-menerus harus sistem katalog, ke manajemen metadata online.
185
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

Aspek pelayanan, dari pelayanan sistem penggunanya dalam hal penyediaan akses ke
terbuka dan tertutup yang dibatasi ruang dan sumber-sumber informasi, tetapi lebih dari itu
waktu, ke sistem layanan terdistribusi dan perpustakaan harus mengadopsi pendekatan
tersebar melalui sistem jaringan komputer yang knowledge management, yaitu melihat aktivitas
tidak terikat ruang dan waktu. Aspek akses penggunanya sebagai suatu proses pengetahuan
informasi yang tadinya hanya dengan cara yang meliputi: penciptaan, penyebaran,
membaca, berkembang ke arah download, pemanfaatan, dan penciptaan kembali
upload, kolaborasi antara pengarang dan pengetahuan, baik berupa explicit knowledge
masyarakat pemakai dari jarak jauh secara (pengetahuan yang terekam dalam berbagai
interaktif. format) maupun tacit knowledge (pengetahuan
Dalam frame work perpustakaan digital, yang masih tersembunyi di pikiran
perpustakaan tidak hanya membantu pemiliknya).

Sumber : Saputri (2009)


Gambar 4. Proses Knowledge Management

3. METODE PENELITIAN Beberapa hasil riset menunjukkan,


Kajian ini menggunakan metode desk antara lain penelitian Ryske dan Sebastian
research dengan teknik penelusuran data dan (2000) yang berjudul: “From library to
informasi secara online, sumber sekunder, dan knowledge center: The Evolution of a
sumber publikasi ilmiah lainnya. Penulisan Technology Infocenter”; menunjukkan proses
jurnal ini menggunakan beberapa referensi evolusi dari perpustakaan ke knowledge center
sumber yang diperoleh dari internet, buku, (yang memberikan nilai tambah bagi pengguna
maupun jurnal untuk memperoleh data yang Internal dan profesional informasi di
akurat dan informasi yang memadai dalam Infocenter). Langkah yang diambil adalah
kajian penulisan ini. mendefinisikan ulang dengan jelas peran
Penerapan knowledge management ke Infocenter, dari penyedia informasi menuju
dalam perpustakaan atau pusat informasi, pada partner nilai tambah.
umumya bertujuan untuk meningkatkan fungsi Sedangkan penelitian Nelke (2000),
dan peran perpustakaan atau pusat informasi yang berjudul: “Knowledge management in
tersebut menuju “virtual researh center” Swedish Corporation: The Value of
(pusat penelitian virtual) guna meningkatkan Information and Information Services”,
nilai tambah perpustakaan, dari sekedar melaporkan bahwa kebanyakan manajer
penyedia dan pelayan informasi menjadi mitra perpustakaan berusaha untuk mengalihkan
dalam proses penciptaan ilmu pengetahuan. perpustakaan korporat menuju “knowledge
Yang dimaksud pusat penelitian virtual adalah management center” dengan penekanan pada
suatu kegiatan penelitian yang dijalankan dan penggunaan Intranet perusahaan untuk
dikoordinasikan melalui frame work teknologi disseminasi informasi kepada customer mereka
informasi (Internet), di mana perpustakaan di seluruh dunia.
(dalam hal ini digital library) berperan
memfasilitasi proses tersebut.

186
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

4. PEMBAHASAN konsep perpustakaan. Pustakawan juga harus


4.1. Konsep Membangun Perpustakaan berupaya mengidentifikasi pengetahuan
Berbasis Knowledge management implisit dan mengembangkan sistem yang
Konsep knowledge management dapat diperlukan untuk menanganinya. Walaupun hal
digunakan untuk meningkatkan kinerja yang disebutkan terakhir bukan pekerjaan yang
perpustakaan. Knowledge management dapat mudah, tetapi prakarsa ke arah itu harus
dijadikan sebagai pemicu agar pustakawan ditumbuhkan dan sedapat mungkin
lebih inovatif dan kreatif mengembangkan diimplementasikan.

Sumber : Muttaqien (2006)


Gambar 5. Proses penerapan Knowledge Management dalam perpustakaan

Penerapan konsep knowledge management melingkupi beberapa faktor dalam konsep


pada perpustakaan harus melalui beberapa knowledge management, meliputi struktur
tahapan. (structure), teknologi (technology), desain
1. Melakukan evaluasi terhadap sistem organisasi (organizational design), distribusi
perpustakaan yang telah ada. Proses ini (distribution/sharing), storing dan creation.
akan memberikan pemahaman kepada Langkah-langkah yang dilakukan untuk
kita tentang permasalahan mendasar mengimplementasikan knowledge management
yang terjadi pada perpustakaan. di perpustakaan yaitu dengan merujuk ruang
Memang secara umum permasalahan lingkup konsep knowledge management ke
tiap perpustakaan di perguruan tinggi dalam sistem perpustakaan.
hampir sama. Namun dalam beberapa Adapun ruang lingkup dari knowledge
perpustakaan, tidak tertutup management (Muttaqien:2006), adalah sebagai
kemungkinan ada faktor lain yang berikut:
mempengaruhinya. Hal inilah yang 1. Creation
harus dianalisis secara sistemik. Perpustakaan adalah media untuk
2. Identifikasi kebutuhan. Dalam hal ini, melakukan transfer pengetahuan.
sebagian besar penunjung perpustakaan Perpustakaan tidak menciptakan
di perguruan tinggi adalah mahasiswa pengetahuan. Namun perpustakaan juga
dan dosen. Berarti tujuan perpustakaan memiliki andil dalam proses pemicu
adalah menyediakan pengetahuan yang berkembangnya pengetahuan. Dengan
dibutuhkan oleh mereka. Fungsi adanya perpustakaan, pengetahuan dari
perpustakaan adalah sebagai penyalur pengguna perpustakaan akan bertambah.
pengetahuan. Hal ini akan mendukung proses
3. Penerapan konsep knowledge pengembangan pengetahuan.
management sangat diperlukan. Konsep perpustakaan harus mampu menjadi
ini digunakan untuk memperbaiki pemicu (trigger) perkembangan
sistem yang sudah ada. Konsep pengetahuan, khususnya diperguruan
knowledge management memungkinkan tinggi. Dalam hal ini, pengguna utama
perbaikan sistem perpustakaan sebagai perpustakaan adalah mahasiswa dan
media transfer pengetahuan. dosen. Perpustakaan yang berkualitas
akan mendukung ke arah
Sedangkan penggunaan teknologi berkembangnya penelitian dan
informasi adalah sebagai alat (tool). Konsep pengetahuan.
sistem informasi memiliki korelasi dengan 2. Utilization
konsep knowledge management. Konsep sistem Konsep utilization berhubungan dengan
informasi adalah salah satu pendukung bagi utilisasi dari sistem itu sendiri. Dalam
konsep knowledge management. Jika merujuk hal ini, utilisasi sistem perpustakaan
pada ruang lingkup knowledge management, adalah bagaimana tingkat utilitas atau
penggunaan konsep sistem informasi dapat pemakaian dari perpustakaan. Dalam
187
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

perguruan tinggi, perpustakaan adalah sistem perpustakaan. Perkembangan


bagian penting. Atau dengan kata lain, teknologi informasi yang pesat dapat
perpustakaan adalah sebuah sub-sistem ditambahkan kedalam sistem
dari sistem perguruan tinggi. Pengguna perpustakaan. Perkembangan teknologi
perpustakaan adalah dosen dan informasi akan memberikan kemudahan
mahasiswa. Jadi seberapa tinggi tingkat kepada pengguna perpustakaan dan
utilitasnya, tergantung seberapa sering sistem pelayanannya.
pengguna tersebut memanfaatkan 8. Measurement
fasilitas perpustakaan. Perancangan Secara umum, konsep ini mengarah
sistem perpustakaan harus kepada pengukuran secara kuantitatif.
memperhatikan utilitas dari Dalam konsep knowledge management,
perpustakaan tersebut. konsep ini penting. Untuk mengukur
3. Stroring keberhasilan suatu tujuan tentu saja
Konsep storing adalah salah satu proses dibutuhkan berbagai parameter yang
transfer pengetahuan. Korelasi dengan jelas. Korelasi dengan sistem
sistem perpustakaan yang akan perpustakaan adalah dalam sistem
dibangun adalah bagaimana perpustakaan diperlukan sebuah sistem
perpustakaan dapat mengadopsi konsep pengukuran keberhasilan tujuan.
storing dalam perancangan sistemnya. 9. Organizational Design
Dengan adanya konsep storing, Konsep ini mengarah kepada struktur
pengguna mendapatkan pengetahuan organisasi perpustakaan. Struktur
sehingga tingkat pemahamannya akan organisasi perpustakaan harus
berkembang. berorientasi pada kebutuhan. Artinya
4. Acquisition jangan sampai struktur dibuat terlalu
Acquisition berarti kemahiran. Dalam birokratis dan terlalu banyak jabatan
hal ini, transfer pengetahuan yang yang kurang perlu. Desain organisasi
diberikan oleh perpustakaan harus juga harus disesuaikan dengan sumber
mampu memberikan nilai tambah bagi daya manusia, baik secara kuantitas dan
pengunjungnya. Kemahiran dalam hal kualitas. Perpustakaan di perguruan
ini adalah tingkat pemahaman tentang tinggi mestinya memiliki karyawan
suatu bidang ilmu yang makin dengan skill yang dapat bersaing.
bertambah, bertambahnya ketrampilan Perpustakaan tidak hanya sebagai saran
terutama dalam hal membaca dan peminjaman buku. Namun lebih dari itu,
menulis. perpustakaan adalah salah satu media
5. Distribution (Sharing) untuk memacu perkembangan penelitian
Konsep ini menjelaskan tentang bahwa dan pengetahuan.
harus ada proses distribusi pengetahuan. 10. Leadership
Jika dihubungkan dengan sistem Budaya adakah ruang lingkup yang luas.
perpustakaan, perpustakaan harus Dalam hal ini perpustakaan harus
mampu berfungsi sebagai transfer mampu menumbuhkan nilai budaya
pengetahuan. Artinya, bagaimana membaca. Budaya membaca memang
mentransfer pengetahuan yang ada kurang tumbuh di negara Indonesia. Hal
dalam buku-buku ke dalam pemikiran ini berlanjut pula ke perguruan tinggi.
penggunanya. Mahasiswa di Indonesia kurang terbiasa
6. Structure dengan budaya membaca. Jadi, ini
Konsep struktur mengarah tentang adalah salah satu tugas berat
bagaimana struktur transfer perpustakaan.
pengetahuan. Atau dengan kata lain, Beberapa contoh perusahan besar dalam
bagaimana struktur media yang menerapakan knowledge management
digunakan untuk melakukan transfer dengan pembuatan portal bagi
pengetahuan. Dihubungkan denga perusahan sebagai sarana untuk sharing
sistem perpustakaan, perpustakaan harus pengetahun antar staf. Realisasi
mampu mendesain struktur yang benar- knowledge management di perpustakaan
benar mendukung tujuan utama, yaitu perguruan tinggi adalah menjembantani
transfer pengetahuan. sharing pengetahuan antara
7. Technology perpustakaan dengan segenap civitas
Teknologi adalah suatu alat (tool) yang akademika di perguruan tinggi yakni
digunakan dalam mengembangkan mahasiswa, dosen dan staf non
188
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

akademik. Untuk itu bentuk realisasi menjadi salah satu media yang tepat untuk
knowledge management di perpustakaan melakukan transfer knowledge.
dengan membangun beberapa sarana Beberapa keuntungan yang didapatkan dari
sharing knowledge, antara lain: portal adalah :
1) Membuat portal web perpustakaan 1. Kecepatan pencarian sumber. Dalam hal
2) Membangun jaringan internet ini, konsep portal yang paling penting
3) Menyediakan fasilitas internet di adalah untuk melakukan pencarian
perpustakaan (searching). Portal perpustakaan harus
4) Melakukan proses digitalisasi mengintegrasikan konsep searching.
koleksi perpustakaan Pada perpustakaan manual, proses
pencarian dapat dilakukan melalui
4.2. Realisasi Konsep Perpustakaan katalog. Namun dengan perkembangan
Berbasis Knowledge Management teknologi, hal tersebut sudah tidak
Knowledge management dapat sesuai dengan keinginan pengguna.
diimplementasikan kedalam sistem 2. Membangun citra perpustakaan kepada
perpustakaan. Salah satu contoh yang dapat publik. Dengan citra yang baik,
dikembangkan adalah konsep ‘portal’. Portal ketertarikan pengunjung akan
adalah bentuk web-site yang merupakan salah meningkat.
satu alat untuk melakukan transfer 3. Biaya yang makin murah. Pada
pengetahuan. Pengembangan konsep portal awalnya, diperlukan investasi untuk
merupakan bentuk konkret dari knowledge membangun portal. Namun untuk
management. Dalam berbagai perusahaan besar jangka panjang, hal ini sangat
didunia, knowledge management telah banyak menguntungkan bagi perpustakaan dan
digunakan dalam mendesain portal. pengguna. Penggunaan teknologi
Konsep portal adalah salah satu realisasi dari informasi telah memberikan kemudahan
konsep knowledge management. Portal yang dan penghematan kepada penggunanya.
bagus adalah portal yang dapat mentransfer Bagi pengunjung, mereka merasa
pengetahuan kepada penggunanya. Dalam hal dimudahkan dengan adanya teknologi
ini, pengguna perpustakaan adalah mahasiswa tersebut.
dan dosen. Jadi portal harus didesain 4. Kemudahan membangun jaringan.
sedemikian rupa sehingga proses transfer Jaringan yang luas sangat penting bagi
pengetahuan dapat berjalan dengan sempurna. perkembangan perpustakaan. Para
Artinya beberapa unsur knowledge pengguna jasa perpustakaan akan lebih
management harus terintegrasi dalam portal mudah mendapatkan informasi dari
tersebut. Bagi perpustakaan, portal akan berbagai perpustakaan yang terhubung
dalam jaringan tersebut.

189
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

Sumber : Muttaqien (2006)


Gambar 6. Alur Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia

Untuk merealisasikan knowledge manegement 3. Developing a knowledge culture


di perpustakaan digital, secara garis besar (mendorong motivasi nilai dan budaya,
menurut Brooking dalam Muralidhar (2000) rewarding, sharing atau bertukar
ada empat langkah, yaitu: pengetahuan, berbagi pemikiran dan
1. Identify knowledge (mengidentifikasi pandangan, percaya satu sama lain).
pengetahuan, termasuk level dan 4. Building a knowledge infrastructure
fungsinya yang sebenarnya). (memungkinkan akses global melalui
2. Audit knowledge (mengidentifikasi infrastruktur komunikasi akses ke
pengetahuan optimal yang diperlukan sumber-sumber informasi dan
untuk melakukan pekerjaan yang pengetahuan, baik dari dalam maupun
optimal). dari luar organisasi, menggunakan
3. Document knowledge metode dan alat-alat modern).
(mendokumentasikan aset pengetahuan
menggunakan sistem dan alat-alat Untuk mengembangkan perpustakaan
berbasis pengetahuan). berbasis knowledge management, perguruan
4. Disseminate knowledge (menyebarkan tinggi di Indonesia harus berorientasi pada
pengetahuan). penelitian. Dalam hal ini, visi besarnya adalah
menuju perguruan tinggi berorientasi penelitian
Sedangkan menurut Bynton dalam Muralidhar (research college). Berbagi pengalaman
(2000) strategi merealisasikan knowledge dengan berbagai perguruan tinggi berkualitas
manegement di perpustakaan digital mencakup: tingkat dunia, rata-rata mereka memiliki
1. Making knowledge visible (mudah penelitian yang lebih unggul, baik dari segi
digunakan, menentukan siapa kualitas maupun kuantitasnya.
mengetahui apa, klasifikasi keahlian).
2. Building knowledge intensity 5. Kesimpulan
(penciptaan pengetahuan dan khazanah Knowledge management menjajikan
lokal, training, mengembangkan suatu perubahan yang berfokus pada
kecakapan, manajemen proses pengembangan dan penggunaan teknologi
pengetahuan dan jaringan). informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
190
PARADIGMA, VOL XV NO. 2 SEPTEMBER 2013

efektifitas. Knowledge management for the Information Professional , ed. T.


menawarkan suatu peluang perpustakaan untuk Kanti Srikantaiah and Michael E. D.
menjadikan relevan terhadap tuntutan jaman. Koenig, 365-388. Medford, NJ:
Pengembangan perpustakaan digital berbasis Information Today Inc.
knowledge management, adalah salah satu Saputri, Devy Listisari. Knowledge
proyek percontohan bagi perguruan tinggi. Management Bagi Sistem Informasi
Dengan mengembangkan perpustakaan Perpustakaan Gajah Mada
berbasis Knowledge mangement proses transfer http://d3vai.blog.binusian.org/2009/06/
pengetahuan akan terjadi. Tidak hanya dalam 19/jurnal-pertama-untuk-uts/jurnal-
perguruan tinggi tersebut. Pustakawan harus final/ diakses pada tanggal 22 Juli
segera mengambil prakarsa untuk 2013.
mengeksplorasi potensi informasi dan Tiwana, Amrit (2003) . The Knowledge
pengetahuan yang terdapat di lingkungannya management Toolkit: Orchestrating It,
masing-masing dan mengembangkan sistem Strategy, And Knowledge Platforms.
untuk penanganannya, termasuk penyiapan New Jersey: Prentice Hall PTR.
sumber daya manusia, organisasi, infrastruktur Tobing, Paul L. (2007). Knowledge
teknologi informasi. Management Konsep, Arsitektur, dan
Implementasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Von Krogh, G., Ichijo, K. and Nonaka, I.
Feher,Peter (2009). Proceeding of the 7th (2000), Enabling Knowledge Creation:
European Conference on Knowledge How to Unlock the Mystery of Tacit
Management. Cornivus University of Knowledge and Release the Power of
Budapest Hungary. Innovation. Oxford University Press,
New York.
Laudon, Kenneth C. and Jane P. Laudon
(2002). Management Information
System: Managing the Digital Firm, 7th.
New Jersey : Prentice-Hall.
Muralidhar, Sumitra (2000). “Knowledge
management: a research scientist’s
perspective”, Dalam Knowledge
management for the information
professional. (Asis Monograph Series).
ed. by T. Kanti Srikantaiah dan Michael
E.D. Koenig. Medford: Information
Today.
Muttaqien, Arip (2006). Membangun
Perpustakaan Berbasis Konsep
Knowledge management: Transformasi
Menuju Research College dan
Perguruan Tinggi Berkualitas.
Nelke, Margareta (2000). “Knowledge
management in Swedish Corporations:
The Value of Information and
Information Services”, dalam
Knowledge management for the
Information Professional. (Asis
Monograph Series). ed. by T. Kanti
Srikantaiah dan Michael E.D. Koenig.
Medford: Information Today.
Probst, Gilbert., Raub, Steffen, & Romhardt,
Kai (2001) . Managing Knowledge
Building Blocks for Success. New York
: John Wiley & Sons.
Ryske, Ellen and Theresa Sebastian. 2000.
From Library to Knowledge Center:
The Evolution of a Technology
InfoCenter. In Knowledge Management
191

Anda mungkin juga menyukai