Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

IMPLEMENTASI SIM DAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT


DI PERPUSTAKAAN

Dosen Pengampu: Gustina Erlianti, S. Hum., M.IP

Mata Kuliah:
Manajemen Pengetahuan

Disusun oleh :
1. Rifqoh Zahirani (20234015)
2. Tiara Putri (20234105)

PRODI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAR NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Manajemen Pengetahuan di Perpustakaan .................................. 3


2.2 Bentuk Penerapan Knowledge Management di Perpustakaan .......................... 5
2.3 Implementasi SIM di Perpustakaan .................................................................... 11
2.4 Pemilihan Software ............................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16


3.2 Saran ........................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Knowledge Management merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sosial manusia pada saat ini. Terutama dalam sebuah
organisasi, knowledge berperan penting dalam menigkatkan daya saing dan efisiensi
kinerja dalam organisasi tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
telekomunikasi, perubahan dalam penyebaran dan pemanfaatan knowledge sudah
sangat sering ditemui. Banyak organisasi yang mengimplementasikan knowledge
management sebagai sarana dalam menunjang proses-proses yang terkait dengan
pemberdayaan yang mereka miliki.
Dalam penerapan manajemen pengetahuan yang efektif akan melibatkan
banyak elemen seperti manusia, budaya, proses, kepemimpinan, dan teknologi yang
digunakan dalam mengembangkan knowledge. Dengan adanya penerapan
manajemen pengetahuan ini, maka pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki sebuah
organisasi untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi yang
didapatkan melalui kreasi pengetahuan sebagai salah satu proses dalam manajemen
pengetahuan. Dengan demikian organisasi akan dapat terus menerus memperbaiki
diri dan akan menghasilkan inovasi yang berkelanjutan dalam menghadapi
perubahan.
Di sebuah perpustakaan yang tentunya tidak bisa lepas dari persaingan
teknologi informasi yang semakin maju dan harus memiliki kekuatan yang bisa
menjadi nilai tambah agar organisasi tersebut tetap bertahan. Knowledge merupakan
hal yang sangat diperlukan di perpustakaan sebagai organisasi yang banyak
menghasilkan dan membagi pengetahuan kepada pemustaka. Dilihat dari proses
bisnis perpustakaan, mulai dari pengolahan buku hingga pengembangan
perpustakaan, semuanya merupakan proses dari manajemen pengetahuan. Sehingga
manajemen pengetahuan merupakan hal yang sudah biasa di perpustakaan. Untuk itu

1
diperlukan implementasi manajemen yang tepat mulai dari akuisis pengetahuan,
sharing pengetahuan sampai dampak yang diberikan oleh pengetahuan tersebut.

Berdasarkan latar belakang permasalahann diatas, maka makalah ini ditulis


untuk membahas topik tentang “Implementasi SIM dan Penerapan Manajemen
Pengetahuan di Perpustakaan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah “Bagaimanakah implementasi SIM dan penerapan manajemen pengetahuan di
perpustakaan”.

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan diatas, maka tujuan
dari makalah ini yaitu untuk mengetahui implementasi SIM dan penerapan
manajemen pengetahuan di sebuah perpustakaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Manajemen Pengetahuan di Perpustakaan

Manajemen pengetahuan merupakan suatu kegiatan dalam mengelola


pengetahuan mulai dari mencari pengetahuan, mengumpulkannya, memilih,
menganalisisnya, mengorganisasikan, sampai kepada meningkatkan dan menyajikan
pengetahuan sehingga terciptanya pengetahuan baru terhadap bidang kajian yang
spesifik. Pengelolaan manajemen pengetahuan membutuhkan orang yang berkompeten
sebagai sumber pengetahuan, tempat yang dijadikan untuk diskusi, serta isi tentang apa
yang didiskusikan.

Dalam implementasi manajemen pengetahuan, kendala utama yang dihadapi


yaitu masalah perilaku. Seperti ketidakmauan seseorang untuk berbagi pengetahuannya,
ketidakdisiplinan seseorang yang tidak mengingat dengan cara mencatat atau
menuliskan pengetahuan yang didapatkan. Karena jika kita hanya mengandalkan
ingatan, bisa saja kita lupa terhadap pengetahuan yang sebelumnya sudah kita dapatkan.

Untuk itu agar implementasi manajemen pengetahuan dapat berjalan dengan


baik, maka ada beberapa langkah-langkah yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
keberhasilan implementasi manajemen pengetahuan, yaitu:

1. Mengidentifikasi pengetahuan yang ada, sehingga kita dapat mengetahui jalan


pengetahuan dalam organisasi serta proses-proses yang berkaitan dengan
pengelolaan pengetahuan tersebut.
2. Mengidentifikasi infrastruktur yang ada, seperti ketersediaan perpustakaan
sebagai tempat pengumpulan pengetahuan, internet sebagai tambahan dalam
pengumpulan pengetahuan, media komunikasi internal, email sebagai media
bertukar informasi, serta forum diskusi untuk mendiskusikan pengetahuan
terhadap suatu kajian, dan lain sebagainya.

3
Setelah mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menunjang
keberhasilan pengimplementasian manajemen pengetahuan, maka kita perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Penerapan teknologi. Tahapan awal sebelum mengimplementasikan


manajemen pengetahuan yaitu dengan penggunaan teknologi yang tepat,
sederhana dan baru kemudia dikembangkan lebih lanjut.
2. Perubahan budaya. Dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan dapat berupa
anjuran-anjuran.
3. Pengembangan fasilitas untuk berbagi pengetahuan, seperti pembentukan
wadah khusus untuk melakukan diskusi dalam rangka berbagi pengetahuan
sehingga dapat menghasilkan penciptaan dan inovasi pengetahuan baru.
4. Sosialisasi manajemen pengethaun untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh
anggota diskusi.
5. Evaluasi keberhasilan implementasi manajemen pengetahuan oleh seluruh
anggota yang bersangkutan, dengan cara membandingkan kondisi sebelum dan
sesudah dilaksanakannya manajemen pengetahuan.

Aktivitas manajemen pengetahuan merupakan salah satu aktivitas yang identic


yang ada di perpustakaan. Bentuk kegiatannya yaitu pemilihan bahan Pustaka yang akan
dikoleksi dan survey kebutuhan pemustaka yang dilakukan untuk memahami infomasi
yang diharapkan oleh pemustaka. Dalam kegiatan ini, pustakawan akan mengumpulkan
informasi-informasi yang relevan dengan akhir kegiatan berupa akuisis bahan Pustaka.
Implememtasi KM lainnya seperti penyimpanan pengetahuan (retention knowledge),
pemindahan pengetahuan (transfer knowledge) sampai kepada penggunaan pengetahuan
(utilization knowledge).

1. Penciptaan. Contoh kegiatannya di perpustakaan yaitu memasukkan informasi yang


relevan dengan kebutuhan pemustaka. Pustakawan akan mencoba memahami

4
kebutuhan pemustaka agar koleksi (sumber informasi) sesuai dengan kebutuhan
informasi pemustaka.
2. Penyimpanan. Contohnya yaitu penyimpanan pengetahuan (bahan Pustaka/koleksi)
agar dapat diakses dengan mudah dan terjaga keawetannya. Setelah kegiatan
prosesing selesai, maka bahan Pustaka akan ditata di rak dan siap untuk digunakan.
Sementara manajemen pengetahuan penyimpanan pada satu system otomasi
terprogram.
3. Transfer. Proses pemindahan pengetahuan dari bahan Pustaka kepada pemustaka.
Pemindahan tersebut melalui proses sirkulasi berupa peminjaman dan pengembalian.
4. Utilization (penggunaan pengetahuan). Bahan Pustaka yang sudah dipinjam oleh
pemustaka diasumsikan pasti memberi manfaat kepada pemustaka yang meminjam
untuk kepentingannya.

2.2 Bentuk Penerapan Knowledge Management di Perpustakaan

Menurut Hendro Wicaksono dalam Almah (2013), satu di antara komponen


dalam penerapan knowledge management adalah ketersediaan alat (tool) untuk sarana
berbagi (sharing) pengetahuan. Dan dalam realisasi knowledge management di
perpustakaan dilakukan dengan membangun beberapa sarana atau sharing pengetahuan,
seperti membuat portal/web perpustakaan sebagai wadah sharing pengetahuan, membuat
jaringan intranet sebagai infrastruktur, menyediakan fasilitas internet di perpustakaan,
hingga melakukan proses digitalisasi koleksi perpustakaan.

Konsep portal sebagai salah satu bentuk realisasi dari konsep knowledge
management yang bagus adalah portal yang dapat mentransfer pengetahuan kepada
penggunanya. Sedangkan, di perguruan tinggi sendiri pengguna portal adalah mahasiswa
dan dosen yang mengharuskan portal untuk didesain sedemikian rupa sehingga proses
transfer pengetahuan dapat berjalan dengan sempurna.

5
Di satu sisi, bagi perpustakaan, membangun portal adalah salah satu solusi
mengatasi ketertinggalannya di mana portal akan menjadi salah satu media yang tepat
untuk melakukan transfer pengetahuan. Beberapa keuntungan konkret yang didapatkan
dari portal adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan pencarian sumber. Hal yang utama dalam hal ini ialah portal sebagai
pencarian (searching) di mana perpustakaan harus mengintegrasikan konsep
tersebut. Namun, pada perpustakaan manual, proses pencarian dilakukan
melalui katalog.
2. Membangun citra perpustakaan kepada publik. Ketertarikan pengunjung akan
meningkat dan terbangun melalui citra baik yang diberikan perpustakaan.
3. Biaya yang murah. Investasi awal untuk membangun portal di awal adalah hal
yang wajar, namun akan sangat menguntungkan perpustakaan dan pengguna
untuk jangka waktu panjang. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai kasus,
seperti penggunaan portal dalam berbagai perusahaan yang ternyata dapat
memberikan kemudahan dan penghematan luar biasa. Sama halnya dengan
penggunaan teknologi informasi yang memberikan kemudahan dan
penghematan kepada penggunanya.
4. Kemudahan membangun jaringan. Jaringan yang luas sangat penting bagi
perkembangan perpustakaan yang akan memberi keuntungan kepada dua pihak,
yaitu pengguna dan perpustakaan. Kemudahan untuk mendapatkan informasi
adalah keuntungan yang akan didapat oleh pengguna, sedangkan perpustakaan
nantinya akan mendapatkan keuntungan dengan adanya transfer informasi antar
perpustakaan. (Muttaqien, 2006).
Selanjutnya membuat jaringan intranet sebagai infrastruktur. Intranet merupakan
salah satu alat yang dapat digunakan untuk sharing pengetahuan di perpustakaan.
Konsep intranet muncul tidak lama setelah internet populer. Sederhananya, intranet
dapat didefinisikan sebagai implementasi teknologi internet pada jaringan komputer
adalah LAN (local area network) yang cakupannya lokal. Banyak media yang bisa

6
digunakan pada intranet dan paling populer adalah web. Adapun tujuan dibangun
intranet ini, antara lain:
1. Sarana penyedia sumber daya informasi (information resource) elektronik
dengan akses ke internet.
2. Mengoptimalkan penggunaan infrastruktur teknologi informasi yang telah
dikembangkan.
3. Menyediakan sumber daya informasi yang mudah diakses oleh sivitas
akademika di lingkungan perguruan tinggi.
4. Mengembangkan layanan perpustakaan dengan menyediakan lebih banyak
pilihan format dokumen ilmiah bagi pengguna perpustakaan.
5. Memenuhi tautan akan sumber belajar yang dapat mendukung pelaksanaan
metode problem based learning yang memungkinkan mahasiswa mengakses
sumber belajar tertetu tanpa harus datang ke perpustakaan.
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan intranet dalam rangka
menyediakan sarana bantu penelusuran meliputi:
1. Mendownload artikel jurnal dari database.
2. Menscan buku-buku teks.
3. Mengkonversi karya tulis ilmiah dalam format pdf.
4. Mengedit dan update artikel jurnal.
5. Mengedit dan update katalog karya tulis ilmiah.
6. Membuat data back-up dalam CD dan hardisk.
7. Merancang website terakses intranet.
8. Upload data ke website intranet.
Adapun resource yang dapat diperoleh dari intranet tersebut dapat berupa:
katalog online (OPAC), E-book, karya ilmiah elektronik, dan artikel elektronik.
Intranet dapat digunakan untuk sharing pengetahuan guna mendapatkan
kemudahan dalam memperoleh informasi sehingga dapat membawa berbagai manfaat,
yaitu:

7
1. Kecepatan pencarian informasi dapat terwujud.
2. Membangun citra perpustakaan kepada publik.
3. Biaya dapat murah.
4. Kemudahan membangun jaringan komunitas. (Almah, 2013)
Selanjutnya, kegiatan yang dapat dilakukan dalam penerapan manajemen
pengetahuan di perpustakaan, antara lain:
1. Mengelola Pengetahuan pada Koleksi Perpustakaan
Sebagaimana diketahui bahwa ada beberapa jenis pengetahuan. Ada
pengetahuan tacit/implisit dan ada pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit
merupakan pengetahuan yang masih berada dalam pikiran (mind) sesorang.
Sedangkan pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah tertuang
dalam suatu wadah baik dalam bentuk rekaman (record) maupun tulisan
(berupa buku).
Berkaitan dengan pengetahuan eksplisit ini, terdapat beberapa
pengetahuan yang telah tertuang dalam buku dan mempunyai nilai pengetahuan
dan informasi yang sangat tinggi. Biasanya buku-buku tersebut merupakan
buku-buku lama atau naskah-naskah lama yang mempunyai nilai historis yang
sangat tinggi. Namun di sisi lain bentuk fisik dari buku-buku lama atau naskah-
naskah lama tersebut telah usang dan memprihatinkan sehingga memerlukan
pengelolaan secara matang agar nilai yang terkandung tetap terjaga sepanjang
masa.
Kebijakan perpustakaan untuk mengelola pengetahuan dan
melestarikan bahan pustaka menurut Dureau dan Clements memiliki dua tujuan
penting, yaitu:
a. Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan
pada media lain.
b. Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka agar dapat digunakan
dalam bentuk seutuh mungkin.

8
c. Koleksi yang memiliki nilai tinggi karena kelangkaannya (kuno) dan
nilai kesejarahannya harus dirawat dan dilestarikan sebaik mungkin,
melihat kesulitan untuk mendapatkannya kembali. Tentunya dalam
prosesnya, akan menghasilkan suatu karya pengetahuan yang baru, yaitu
berupa inovasi manual ke bentuk digital.
2. Kegiatan Bedah Buku
Salah satu kegiatan ilmiah yang harus terus dikembangkan oleh
perpustakaan minimal satu kali dalam setahun adalah bedah buku. Kegiatan ini
dilakukan untuk buku baru yang masuk ke perpustakaan dan mempunyai nilai
akademis tinggi. Biasanya, dalam kegiatan bedah buku ini akan dilakukan
diskusi dengan penyusun/pengarang buku tersebut, atau sekurang-kurangnya
dengan orang ahli pakar terhadap buku yang sedang dikupas. Pengetahuan baru
hasil diskusi tersebut akan sangat bermanfaat bagi perpustakaan dan diharapkan
dapat menjadi referensi pengetahuan baru, akibat proses sharing pengetahuan
antara pakar dengan pustakawan yang terjadi.
3. Knowledge Sharing antar Pustakawan
Berbagi pengetahuan antar pustakawan sangat penting dilakukan,
karena dapat menambah wawasan pustakawan tentang kegiatan-kegiatan yang
ada di lingkup kerjanya. Kegiatan ini bisa dilakukan secara rutin tergantung
kebijakan perpustakaan ada. Sharing dilakukan dalam rangka keberlangsungan
suatu Lembaga, sebagai contoh, seorang pustakawan yang ahli dalam bidang
otomasi perlu berbagi pengetahuan dengan pustakawan bidang sirkulasi dan
pelayanan, karena apabila seandainya ada kendala menyangkut otomasi ini,
namun pustakawan yang paham otomasi sedang dinas luar, maka pustakawan
yang telah mendapat sharing pengetahuan tadi sekurang-kurangnya bisa
memahami kendala yang sedang dihadapi.
Berbagi pengetahuan ini membawa banyak nilai positif bagi
perpustakaan. Selain menambah pengetahuan, juga dapat digunakan sebagai
sarana komunikasi antar pustakawan. Keberlangsungan sebuah organisasi juga

9
bergantung dari komunikasi yang dilakukan, karena tanpa adanya komunikasi
antar pustakawan maka kegiatan suatu organisasi tidak akan berjalan dengan
baik disebabkan masing-masing pustakawan bersifat individualitas dan
mementingkan ego masing-masing (Rodin, 2013).
4. Peningkatan Kompetensi Pustakawan
Untuk menciptakan pengelolaan perpustakaan yang fungsional dan
ideal, diperlukan pustakawan yang telah memenuhi kualifikasi sesuai dengan
standar tenaga perpustakaan. Karena pada dasarnya, kondisi perpustakaan
sangat dipengaruhi oleh peran pustakawan yang berkewajiban terutama dalam
memberikan layanan yang optimal terhadap pemustaka dan berupaya
menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif. Untuk itu, pustakawan harus
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dan
untuk meningkatkan kompetensinya, pustakawan dapat mengikuti pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, seperti apabila
perpustakaan melakukan penerapan teknologi informasi atau otomasi, maka
pustakawan harus dapat menguasai atau memiliki keterampilan dan
pengetahuan dalam bidang teknologi tersebut. Namun, tentu saja tidak semua
pustakawan bisa secara lansung mengusasi bidang tersebut, karenanya
diperlukan pelatihan untuk para pustakawan agar menguasai teknologi-
teknologi yang semakin berkembang pada sekarang ini (Dewi & Suhardin,
2014).

Dalam penerapan manajemen pengetahuan di perpustakaan, ada beberapa


faktor kendala yang menjadi penghambat penerapan manajemen pengetahuan tersebut
antara lain:

a. Dana atau anggaran


Dana merupakan salah satu kunci penting dalam mengembangkan sebuah
perpustakaan. Dengan adanya dana, perpustakaan dapat melakukan pengadaan
barang-barang dengan sistem pembelian yang dapat membantu perkembangan

10
sebuah perpustakaan, seperti alat-alat elektronik, IT dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan dana pada perpustakaan, maka perpustakaan dapat
melakukan berbagai hal untuk mengatasi hal tersebut, seperti melakukan kerja
sama dengan perpustakaan atau lembaga lain, mengajukan proposal bantuan
kepada lembaga swasta, mencari sponsor dan lain sebagainya.
b. Budaya
Budaya di sini berkaitan dengan apresiasi masyarakat terhadap
perpustakaan. Minat baca masyarakat masih sangat rendah memerlukan peran
pustakawan untuk meningkatkan minat baca masyarakat tersebut.
c. Struktural
Faktor struktural yang menghambat eksistensi perpustakaan masih selalu
mengemuka karena struktural birokrasi pemerintah tidak menganggap penting
keberadaan suatu perpustakaan.
d. Sumber Daya Manusia
SDM ini sangat perlu ditingkatkan terus-menerus agar sesuai dan
mengikuti perkembangan zaman. Contohnya di era revolusi industri 4.0 di mana
semuanya berbasis teknologi, yang mengharuskan pustakawan untuk memiliki
keterampilan dan pengetahuan dalam bidang teknologi tersebut agar tidak
tertinggal oleh perkembangan zaman (Rodin, 2013).
2.3 Implementasi SIM di Perpustakaan
a. Sistem Informasi Manajemen pada Perpustakaan
Sistem informasi berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
yang sangat cepat dan terbukti berperan penting dalam kegiatan perkekonomian
dan lainnya. Dengan adanya sistem informasi akan mendukung kinerja dalam
meningkatkan efisiensi, efektivitas serta produktivitas organisasi perpustakaan
dan dunia usaha, serta mendorong mewujudkan masyarakat yang maju dan
sejahtera.
Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan dan dikembangkan bagi
keperluan perpustakaan merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk

11
menunjang pelayanan. Dengan adanya sistem informasi manajemen di
perpustakaan, diharapkan dapat menata kembali berbagai aspek data
perencanaan secara terintegrasi dan komprehensif, baik dalam strukturnya, jenis,
maupun format data perancanaan.
Sistem informasi manajemen yang digambarkan merupakan suatu sistem
yang diciptakan untuk tujuan melaksanakan pengolahan data yang dimanfaatkan
oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data yang dimaksud seperti penunjangan
pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi atau sebagai
landasan dalam pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut.
a. Sistem Informasi
Sistem informasi secara sederhana merupakan suatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan berbagai informasi penting seperti mengenai
orang, tempat dan segala sesuatu yang ada didalam atau sekitar lingkungan
organisasi.
b. Defenisi Manajemen
Adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memanfaatkan fungsi manajemen Seperti merencanakan (planning),
mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading) dan mengendalikan
(controlling) sedangkan menurut Mary Parker Follett adalah "Seni untuk
mencapai sasaran melalui orang lain".
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu:
aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output).
Ketiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan
organisasi dalam pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis
permasalahan, dan menciptakan produk maupun jasa baru.
Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pimpinan/manajer didalam organisasi yang bertujuan untuk mencapai
tujuan bersama. Kegiatan manajemen tercakup dalam tiga jenis kegiatan

12
yaitu: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), dan
controlling (pengendalian).
c. Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
Perpustakaan merupakan unit kerja sebagai tempat penyimpanan
koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan
oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Berikut fungsi dari
perpustakaan:
 Penyimpanan yaitu menyimpan koleksi.
 Informasi, yaitu menyediakan berbagai informasi untuk pemustaka.
 Fungsi Pendidikan yaitu menyediakan berbagai informasi
pengetahuan untuk pemustaka.
 Rekreasi yaitu masyarakat dapat menikamati rekreasi kultural
dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi
hiburan seperti puisi, novel, komik, dan sebagainya,
 Kultural yaitu sebagai tempat untuk mendidik dan mengembangan
apresiasi budaya masyarakat, seperti aktifitas pameran,
pertunjukan, bedah buku, seminar, mendongeng, dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi tersebut, maka perpustakaan memerlukan sistem
informasi yang terkomputerisasi sebagai penunjang dalam pelayanan
kepada pemustaka, karena dengan adanya sistem informasi dapat
menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan
(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu dalam kegiatan manajemen perpustakaan yang tentunya akan
memudahkan pemustaka serta pustakawan dalam mengakses informasi dan
memberikan pelayanan yang prima.
Menurut Harefa (2009) SIM Perpustakaan merupakan sebuah proses
pengolahan dengan bantuan teknologi informasi (TI). Sistem informasi
manajemen perpustakaan memanfaatkan TI untuk kegiatan-kegiatan

13
perpustakaan dan mengubah sistem perpustakaan manual menjadi sistem
terkomputerisasi”.
2.4 Penggunaan Software
a. Manfaat Software
 Kegunaan: fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan
menghasilkan informasi tepat pada waktunya dan relevan untuk proses
pengambilan keputusan.
 Ekonomis: biaya software sebanding dengan hasil.
 Kehandalan: dapat menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar
dan terus menerus.
 Kapasistas: dapat menyimpan data dengan jumlah besar dengan
kemampuan temu Kembali yang cepat.
 Sederhana: dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan
pengguna.
 Fleksibel: dapat diaplikasikan di beberapa jenis operasi dan institusi
serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
b. Fitur-fitur yang biasanya digunakan dalam menerapkan SIM pada perpustakaan
1) Modul data induk anggota: menambah, mengedit dan menghapus data
anggota serta cetak kartu dan bebas pinjam
2) Modul data induk buku: menambahkan, mengedit dan menghapus data
buku-buku perpustakaan
3) Modul data induk inventaris buku: memasukan data inventaris buku (fisik),
seperti nomor inventaris, tanggal inventaris dan asal buku
4) Modul transaksi: mencatat peminjaman, pengembalian maupun
perpanjangan peminjaman
5) Modul pencatatan buku hilang atau rusak serta sedang dalam perbaikan
6) Pendapatan buku yang hilang atau rusak dan biaya penggantiannya

14
7) Konfigurasi: jumlah maksimal peminjaman buku, lama peminjaman,
denda perhari, jumlah maksimal perpanjangan buku, dll.
8) Cetak laporan:
 Rekap pendaftaran anggota
 Rekap buku berdasarkan jurusan
 Rekap inventaris buku
 Rekap peminjaman perperiode
 Rekap buku terpinjam
 Rekap bebas pinjam
 Rekap buku kembali
 Histori peminjaman anggota
 Histori buku dipinjam
 Rekap buku hilang dan rusak
9) Statistik-statistik:
 Anggota/fakultas
 Bebas pinjam/fakultas/tahun
 Peminjaman/fakultas/harian/bulan/tahun
 Buku baru
 Buku dipinjam/fakultas/hari/bulan/tahun
 Buku dipinjam peranggota
 Buku dikembalikan
 Pengunjung/hari/bulan/tahun
 Dll

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Knowledge management di perpustakaan meliputi manajemen pengetahuan
tentang pengoperasian perpustakaan, pengetahuan tentang koleksi, fasilitas dan
teknologi, serta pengetahuan terkait pemustaka.
Perpustakaan merupakan tempat dimana manajemen pengetahuan
diaplikasikan untu meningkatkan dan mendukung kinerja organisasi dalam
memberikan pelayanan prima kepada pemustaka.
Bagaimanapun implementasi manajemen pengetahuan memerlukan proses
dan evaluasi, keberlangsungannya bergantung pada kebiasaan organisasi. Agar
penerapan manajemen pengetahuan ini berjalan dengan baik di perpustakaan, maka
dibutuhkan elemen-elemen yang tepat dalam pengelolaannya. Sehingga dalam
penerapannya akan terhindar dari kendala-kendala yang dapat menghambat
prosesnya.
3.2 Saran
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, besar harapan penulis dan
para pembaca mendapat tambahan pengetahuan implementasi SIM dan penerapan
manajemen pengetahuan di perpustakaan dan dapat memanfaatkannya dengan sebaik
mungkin sebagai sumber informasi. Demikianlah makalah yang dapat kami
paparkan, semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya pada
khususnya. Dan tentunya makalah ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami butuhkan, guna memperbaiki

makalah selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Sofi Aprida. (2021). Penerapan Manajamen Pengetahuan di Perpustakaan MTs


Alliful Ikhwan S.A.A. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara: Medan

Choiria, R. R. (2021). Implementasi sistem informasi manajemen kearsipan pada


pengelolaan arsip dinamis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten
Tulungagung (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).

Fahmi, Yusri. (2013). Implementasi Manajemen Pengetahuan Pada Perpustakaan STAIN


Padang Sidempuan. Pustakloka, Vol 5 no 1

Sembiring, E. R. (2019). Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Perpustakaan


Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia (WBI).

Sistem Informasi Manajemen Pada Perpustakaan. (n.d.). 123Dok.com. Retrieved June 12,
2022, from https://text-id.123dok.com/document/eqo5dw7y-sistem-informasi-
manajemen-pada-perpustakaan.html

17

Anda mungkin juga menyukai