Anda di halaman 1dari 10

JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No.

2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

Gambaran Rumah Sakit Ramah Lingkungan


Brando Harison Sigalingging1,* Nadiroh2,* Sucahyanto3
1
Environmental Management Program, Postgraduate, Jakarta State University
2
Lessons in Environmental Management Program, Postgraduate, Jakarta State University
3
Lessons in Environmental Management Program, Postgraduate, Jakarta State University
* Corresponding author: Brando Harison Sigalingging: Email: brandoharisonsigalingging@gmail.com

Abstrak

Rumah sakit ramah lingkungan saat ini menjadi salah satu kebutuhan dalam manajemen
perubahan yang sedang dikembangkan di banyak rumah sakit. Rumah sakit ramah lingkungan atau
dikenal dengan istilah green hospital adalah rumah sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan
dioperasikan serta dipelihara dengan mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan
berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan rumah sakit yang antisipatif terhadap dampak pemanasan dan
perubahan iklim global. Rumah sakit di masa mendatang harus menjadi tempat yang sehat baik di dalam
maupun di lingkungan sekitarnya, mengurangi tingkat toksisitas pada bahan-bahan yang digunakan oleh
rumah sakit, rumah sakit harus sesedikit mungkin menggunakan sumber daya energi dan air, serta
mengurangi produksi limbah yang dihasilkan, mensejajarkan kesehatan lingkungan dalam
mempertimbangkan prioritas sistem kesehatan sesuai ketentuan bangunan hijau, dan mengutamakan
“konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan.

Keywords: Overview, Of Environmentally Friendly Hospitals, Green

Abstract

Environmentally friendly hospitals are currently one of the needs of change management which is being
developed in many hospitals. An environmentally friendly hospital or known as a green hospital is a
hospital that is designed, built / renovated and operated and maintained by considering the principles of
health and a sustainable environment. In order to create a hospital that is anticipatory to the effects of
global warming and climate change. The hospital in the future must be a healthy place both in and in the
surrounding environment, reduce the level of toxicity to the materials used by the hospital, the hospital
must use as little energy and water resources as possible, and reduce the production of waste generated,
aligning environmental health in considering health system priorities in accordance with green building
regulations, and prioritizing "sustainable concepts" in health services.

Keywords: Overview, Of Environmentally Friendly Hospitals, Green

61
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

PENDAHULUAN lingkungan dibutuhkan pemeliharaan yang


tepat di rumah sakit yang membuat pasien,
Undang-Undang Republik Indonesia
pengunjung dan karyawan menjadi nyaman.
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
Menciptakan rumah sakit yang ramah
menjamin bahwa setiap orang berhak atas
lingkungan adalah upaya yang cukup sulit dan
kesehatan dan setiap orang berhak
bersifat kompleks, sehingga banyak aspek
mendapatkan lingkungan yang sehat bagi
yang harus berpartisipasi dalam mentukan
pencapaian derajat kesehatan. Rumah sakit
keberhasilannya. Penerapan rumah sakit
merupkan institusi pelayanan kesehatan yang
ramah lingkungan di Indonesia saat ini telah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
berkembang menjadi pendekatan sisi baru
perorangan secara secara paripurna. Pelayanan
dalam pengelolaan rumah sakit. Rumah sakit
kesehatan paripurna adalah pelayanan
ramah lingkungan dalam perancangan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
pembangunan, pengoperasian dan
kuratif dan rehabilitatif. Oleh karena itu
pemeliharaannya akan senantiasa menerapkan
kesehatan rumah sakit bukan hanya melayani
prinsip keberlanjutan dan praktik-praktik
pasien dengan cara pengobatan (kuratif dan
ramah lingkungan.
rehabilitatif) tetapi juga harus melayani
Kinerja lingkungan Rumah Sakit akan
masyarakat dengan cara menjaga lingkungan
baik jika memiliki sumber daya manusia yang
tempat Rumah Sakit tersebut agar bersih dan
cukup, manajemen anggaran dan memiliki
bebas dari sumber penyakit.
fasilitas yang baik dan teknologi lingkungan
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 7
yang memadai. Peraturan lingkungan dipatuhi
Tahun 2019 tentang persyaratan kesehatan
untuk menerapkan standar kualitas. Anggaran
lingkungan Rumah Sakit, sebagai sarana
untuk pemeliharaan fasilitas pengelolaan
pelayanan kesehatan rumah sakit merupakan
limbah dan perekrutan sumber daya manusia
tempat berkumpulnya orang sakit maupun
perlu ditingkatkan. Upaya untuk
orang sehat, sehingga dapat menjadi tempat
meningkatkan motivasi lingkungan sumber
penularan penyakit serta memungkinkan
daya manusia juga perlu dilakukan untuk
terjadinya pencemaran lingkungan dan
mencapai target kinerja yang telah
gangguan kesehatan. Untuk menghindari
ditentukan[1]. Keberadaan rumah sakit dalam
risiko pencemaran lingkungan dan gangguan
satu kesatuan ekosistem di tengah isu dampak
kesehatan maka penyelenggara kesehatan
perubahan iklim dan pemanasan global serta
lingkungan rumah sakit harus sesuai dengan
degradasi lingkungan dipandang perlu
persyaratan kesehatan dan kebersihan.
bertanggung jawab atas keberlanjutan kualitas
Kebersihan Rumah Sakit adalah suatu keadaan
lingkungan dan pemanfaatan sumber daya
atau kondisi yang bebas dari bahaya dan risiko
alam.
minimal untuk terjadinya infeksi silang.
Beberapa elemen yang harus
Untuk menjadi rumah sakit yang ramah
diperhatikan pada rumah sakit yang ramah

62
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

lingkungan, yaitu energy efficiency, green limbah rumah sakit yang berbentuk padat
building design, alternative energy generation, sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang
transportation, food, waste, dan water. Di terdiri dari limbah medis padat dan non-medis
Indonesia, green hospital masih merupakan [4]. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup
sebuah konsep yang menekankan efisiensi dan Kehutanan sekitar 2.300 Rumah Sakit
penggunaan air dan energi listrik yang efektif yang ada di Indonesia, hanya 86 Rumah Sakit
dan efisien, serta pengelolaan limbah yang saja yang memiliki izin pengelolaan limbah.
berwawasan lingkungan[2]. Limbah yang dihasilkan dari upaya
Bangunan rumah sakit perlu didesain medis seperti puskesmas, poliklinik dan
dan dirancang dengan mengakomodasi bahkan rumah sakit yaitu jenis limbah yang
pemanfaatan potensi alam secara efisien. termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis
Kualitas gedung bisa dikategorikan Andal dari limbah yang sangat membahayakan
beberapa aspek, yaitu aspek struktur (kondisi lingkungan, di mana di sana banyak terdapat
bangunan baik bagian luar maupun bagian buangan virus, bakteri maupun zat-zat yang
dalam, dan kualitas bahan bangunannya), membahayakan lainnya sehingga harus
aspek aksesibilitas (penyediaan fasilitas untuk dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu
penyandang cacat), aspek utilitas (aspek yang di atas 800 0C (Jang, Gautam, , Blenkham,
meliputi fasilitas-fasilitas operasional 2006) [5].
keamanan gedung), dan aspek lingkungan Sektor kesehatan mengonsumsi energi
(meliputi fasilitas pembuangan limbah cair listrik dalam jumlah besar, sebagai contoh
maupun padat) yang memenuhi strandar yang rumah sakit di Brazil mengonsumsi energi
sudah ditentukan[3]. listrik 10% dari total konsumsi energi sektor
Selain itu, sumber daya rumah sakit komersial dalam negeri (Szklo, Soares and
berbasis alam dan lingkungan hidup seperti air Tolmasquim, 2004) [6]. Sedangkan di India,
bersih, energi, dan material lainnya yang sector kesehatan mengkonsumsi energi listrik
merupakan kebutuhan harian pengoperasian sebesar 7.6% dari total keseluruhan konsumsi
rumah sakit penggunaannya juga perlu energi listrik negara tersebut (Kapoor and
dilandasi oleh prinsip eco-efficiency, Kumar, 2011)[7]. Demikian pula di Indonesia,
sementara produk samping rumah sakit seperti konsumsi energi listrik rumah sakit masih
limbah cair, padat dan gas perlu diolah cukup tinggi yaitu sebesar 225 kWh/m2 , nilai
sehingga targetnya tidak saja untuk memenuhi tersebut lebih tinggi dari Jepang yaitu hanya
baku mutu limbah, juga untuk memenuhi sebesar 175 kWh/m2 (Fathana, 2016)[8].
kaidah reduce, reuse, recycle dan recovery. Selain mengonsumsi energi besar,
Limbah rumah sakit adalah semua rumah sakit juga menghasilkan limbah dalam
limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah jumlah besar. Hal tersebut dapat dilihat dari
sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. studi terhadap 100 rumah sakit di Pulau Jawa
Limbah padat rumah sakit adalah semua dan Bali menemukan bahwa setiap tempat

63
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

tidur per hari menghasilkan sampah sebesar cukup dalam menerapkan kriteria green
3,2 kg, sedangkan untuk limbah cair hospital di Indonesia. Kinerja terbaik terutama
ditemukan bahwa per tempat tidur per hari pada kriteria bangunan, dilanjutkan kriteria
menghasilkan 416,8 liter. Sehingga apabila Program Penilaian Peringkat Kinerja
dijumlahkan secara nasional, rumah sakit di Perusahaan (PROPER), dan terakhir kriteria
Indonesia menghasilkan produksi limbah pengelolaan sumberdaya (Chauliah Fatma
padat sebesar 376.089 ton per hari dan limbah Putri, Dwi Purnomo, Eny Astuti ) [12].
cair sebesar 48.985 ton per hari (Alamsyah, Lingkungan bangunan rumah sakit
2007) [9] Sedangkan di Amerika Serikat, harus mempunyai batas yang kelas, dilengkapi
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dengan kuat dan agar tidak memungkinkan
menghasilkan limbah sekitar 6 juta ton setiap orang atau binatang peliharaan keluar masuk
tahunnya (Wadhwa, 2013)[10]. dengan bebas. Luas lahan bangunan dan
Sementara fakta menunjukkan bahwa halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keberadaan rumah sakit suatu wilayah dengan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir
daya dukung lingkungan yang terbatas sering yang memadai dan dilengkapi dengan rambu
tidak menjadi perhatian manajemen rumah parkir. Lingkungan bangunan rumah sakit
sakit, padahal paradigma terkini mengajarkan harus bebas dari banjir. Jika berlokasi di
bahwa pengelola rumah sakit wajib daerah banjir harus menyediakan
menempatkan aspek keseimbangan ekologi, fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
sosial dan estetika menjadi dasar pada setiap Lingkungan rumah sakit harus merupakan
perumusan kebijakan melalui optimalisasi kawasan bebas rokok. Lingkungan bangunan
pengelolaan lingkungan hidup dan rumah sakit harus dilengkapi penerangan
pemberdayaan, sehingga keberadaan rumah dengan intensitas cahaya yang cukup.
sakit dengan kompleksitas kegiatannya tidak Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu,
menambah beban negatif berupa pencemaran tidak becek, atau tidak terdapat genangan air
lingkungan, bahkan memberikan manfaat dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka
positif bagi kelestarian lingkungan masyarakat atau tertutup, tersedia lubang penerima air
sekitar. masuk dan disesuaikan dengan luas halaman.
Pada prinsipnya, model rumah sakit di Saluran air limbah domestik dan limbah medis
masa mendatang perlu dikelola secara baik harus tertutup dan terpisah, masing-masing
dengan selalu mempertimbangkan aspek dihubungkan langsung dengan instalasi
kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial pengolahan limbah. Di tempat parkir,
sehingga prinsip pemenuhan konsep halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat
pembangunan berkelanjutan dalam bidang tertentu yang menghasilkan sampah harus
kesehatan akan terpenuhi, baik rumah sakit disediakan tempat sampah. Lingkungan,
pemerintah dan rumah sakit swasta. Rumah ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu
sakit umum pemerintah mencapai kinerja dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas

64
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang konstruksi rumah sakit.


memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga Tujuan dari penerapan prinsip ramah
tidak memungkinkan sebagai tempat lingkungan di rumah sakit dilakukan untuk
bersarang dan berkembang biaknya serangga, melindungi kesehatan para penghuni gedung
binatang pengerat, dan binatang pengganggu (pasien, karyawan, pengunjung), melindungi
lainnya. kesehatan masyarakat sekitar, melaksanakan
Efisiensi dalam penggunaan sumber tindakan pencegahan akibat meningkatnya
daya di rumah sakit pada dasarnya telah angka kesakitan dan kematian. Selain itu
membantu menurunkan dampak lingkungan rumah sakit juga harus mengefisiensikan
akibat kegiatan eksploitasi sumber daya alam penggunaan sumber daya rumah sakit
dan lingkungan. Rumah sakit yang mampu sehingga mengurangi berkonstribusi dalam
mengelola dampak lingkungan dan mengendalikan dan mencegah dampak negatif
mengontrol penggunaan sumber dayanya dari perubahan iklim dan pemanasan global.
dengan baik akan terhindar dari biaya tinggi Bangunan Komersial dan Rumah Sakit
dan pelanggaran terhadap peraturan kedepan tidak hanya memenuhi ketentuan
perundangan lingkungan hidup ()pedoman perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga
rumah sakit ramah lingkungan] harus mengedepankan bangunan yang ramah
Dalam rangka mewujudkan rumah sakit lingkungan (Green Building/Hospital)
yang antisipatif terhadap dampak pemanasan
dan perubahan iklim global, maka di masa METODOLOGI
mendatang rumah sakit perlu memenuhi Penelitian dilakukan dengan pendekatan
berbagai prinsip-prinsip mendesain bangunan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif
yang menjamin keamanan dan keselamatan merupakan metode penelitian pada status
pasien di semua area dengan bahan konstruksi kelompok manusia, suatu subjek, kondisi,
yang mampu mereduksi kebisingan, bersifat sistem pemikiran, maupun peristiwa yang
non toksik dengan sirkulasi udara dan terjadi pada masa sekarang dengan
penerangan yang baik, desain konstruksi menggunakan teknik pengumpulan data
bangunan rumah sakit harus memprioritaskan melalui kajian literatur yang bersumber dari
pada desain untuk kemudahan pengendalian buku, jurnal, serta dokumen lembaga yang
infeksi dan penyiapan kondisi darurat. terkait dengan topik penelitian yang sedang
Memaksimalkan kemudahan tenaga medis, dilaksanakan (Creswell, John W. 2009) [13].
staf, pasien dan keluarganya dalam alur desain
proses kegiatan rumah sakit. Desain bangunan
HASIL DAN PEMBAHASAN
rumah sakit harus fleksibel dan menyesuaikan
Berikut diuraikan beberapa penelitian yang
kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan
telah dilakukan terkait rumah sakit ramah
dan teknologi kedokteran serta menerapkan
lingkungan, diantaranya adalah sebagai
prinsip-prinsip green pada desain dan

65
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

berikut : Greenship. Potensi terbesar dari


1. Penelitian yang dilakukan Alhumoud, RSUP Persahabatan dalam
J.M, 2011 mengungkapkan bahwa di menerapkan Green Hospital terletak
Rumah Sakit Kuwait, sampah yang pada tersedianya Ruang Terbuka
dihasilkan per hari bervariasi antara Hijau yang mencapai 70% dari total
3,87 kg/tempat tidur/hari sampai 7,44 luas lahan yang dimiliki, sedangkan
kg/tempat tidur/hari. Sampah tersebut RSKD memiliki unggulan dalam
terdiri dari sampah non medis sebesar manajemen pengelolaan lingkungan
71,44 % dan limbah infeksius sebesar Rumah Sakit yang ditunjukkan
27,8 % dan 0,76% limbah benda dengan diraihnya sertifikasi ISO
tajam. [14] 14001:2004 tentang Manajemen
2. Berdasarkan penelitian yang Lingkungan. [17]
dilakukan Shabib MN 2005 , rumah 5. Penelitian Victor E. D Palapessy,
sakit pemerintah menghasilkan 25% Budi Hartono, Samingan Samingan
limbah infeksius, rumah sakit swasta memberikan hasil bahwa faktor
sebesar 16% dan rumah sakit pendorong terbesar pada kriteria
pendidikan sebesar 16%. [15] efisiensi penggunaan air dengan
3. Chandra,B. 2007 melakukan indicator adanya kebijakan hemat air
penelitian rumah sakit yang ada di sebesar 16,37% dan tersedianya
Bandung pada tahun 2007 fasilitas daur ulang air limbah sebesar
menunjukkan jumlah sampah rumah 13.84%. Pada kriteria efisiensi
sakit yang dihasilkan di Bandung penggunaan energi dengan indicator
sebesar 3.493 ton per tahun. memakai lampu LED, penggunaan
Komposisi sampah rumah sakit terdiri AC hemat energi, penggunaan lampu
atas 85% limbah domestic, 15% energi matahari dan adanya kebijakan
limbah medis, terdiri atas 11% limbah tentang efisiensi energi masing-
infeksius dan 4% limbah berbahaya, masing sebesar 10.68%.Sedangkan
dan limbah domestik yang sudah faktor penghambat terbesaryaitu pada
dimanfaatkan hanya sebesar 19%. kriteria efisiensi penggunaan air
[16] dengan indikator tidak tersedia
4. Penelitian yang dilakukan Eka Surya fasilitas daur ulang air limbah sebesar
Nugraha, Prof. dr. Hari Kusnanto, 12,85%, kriteria efisiensi penggunaan
DrPH. (2014) menunjukkan bahwa energi dengan indicator tidak
RSUP Persahabatan dapat memenuhi memakai lampu ruangan dengan LED,
11% kriteria dan RSKD mampu tidak menggunakan AC hemat energi,
memenuhi 22% kriteria dari total tidak menggunakan lampu energi
kriteria yang dipersyaratkan dalam matahari, masing-masing sebesar

66
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

10,86% kemudian indikator tidak ada memiliki skor buruk dan hanya 0,5%
kebijakan sebesar 9,96%. Pelaksanaan mendapat nilai bagus. Tidak ada
green hospital di RS Mekarsari hubungan antara kesadaran tentang
tergolong cukup baik. Mengingat Go-Green Hospital Initiative dan
bahwa RS Mekarsari ini adalah RS variabel awal. Temuan ini
pertama di Kota Bekasi yang menekankan kebutuhan yang luas
menerapkan pelaksanaan green untuk mengevaluasi kesadaran Go
hospital. [18] Green hospital Initiative di rumah
6. Hasil penelitian Fahriza Risnawati, P. sakit masing-masing.[20]
Purwanto, Onny Setiani menunjukkan
beberapa alternatif perbaikan yang Meninjau dari berbagai penelitian
dapat diusulkan adalah peningkatan selanjutnya yang telah dilakukan,
setting temperatur pada penggunaan sebagaimana dilakukan bahwa rumah sakit
AC, pembuatan lubang biopori memegang peran penting dalam menjaga
sebagai upaya pemanfaatan sampah kelestarian lingkungan, sangat disayangkan
organik menjadi pupuk kompos, dan apabila rumah sakit sebagai tempat
penggunaan kembali sisa air hasil berkumpulnya orang sakit maupun orang
Reverse Osmosis dari instalasi sehat, berubah menjadi tempat penularan
laboratorium. Peningkatan setting penyakit serta menjadi tempat pencemaran
temperatur pada penggunaan AC akan lingkungan dan yang mengganggu kesehatan
menghemat pemakaian energi dengan dan menimbulkan berbagai macam
nilai 46 juta rupiah per tahun dan permasalahan.
dapat segera diimplementasikan, Mengacu pada Permenkes No.7 Tahun
sedangkan penggunaan kembali sisa 2019 tentang persyaratan kesehatan
air hasil Reverse Osmosis dari lingkungan rumah sakit. Rumah sakit
instalasi laboratorium menjadi
ramah lingkungan sebagai bagian dari
program terakhir yang dapat
pembangunan berkelanjutan sejatinya
diterapkan karena teknisnya yang
adalah menjaga lingkungan hidup
dinilai. [19]
sehingga dapat memenuhi kebutuhan
7. Hasil penelitian Jisha Mol Joseph,
masyarakat baik pada generasi saat ini
Bonnie Bella Pyngrope, Raina Jose,
Darryl Aranha, Pramila D’Souza maupun hingga generasi yang akan
(2019) menghasilkan setelah menguji datang. Konsep rumah sakit ramah
pengetahuan peserta, ditemukan lingkungan yang telah berjalan akan lebih
bahwa sebagian besar mata pelajaran optimal apabila mendapat dukungan tidak
(54%) memperoleh skor rata-rata; hanya dari pemerintah daerah, lembaga
32% memiliki skor baik; 13%

67
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

penelitian, Lembaga Swadaya Masyarakat ramah lingkungan dibuat dengan tujuan


(LSM) yang bergerak pada bidang rumah sakit juga berperan secara positif untuk

lingkungan hidup, serta masyarakat membuat lingkungan yang berkelanjutan.


Dampak positif dari kegiatan konservasi
setempat. Persepsi, norma yang berlaku di
mangrove juga dapat memberikan pengaruh
masyarakat, serta kepercayaan memiliki
positif terhadap pariwisata berkelanjutan yang
peran yang sangat penting dalam
bertujuan melestarikan alam dan
pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Sumber daya manusia yang berpotensi,
sekitar.
dan akses yang mudah dicapai merupakan
hal yang sangat menunjang dalam KESIMPULAN
keberlangsungan rumah sakit yang ramah Rumah sakit ramah lingkungan saat ini
lingkungan dan berkelanjutan. menjadi salah satu kebutuhan dalam
Dalam pelaksanaannya, penerapan manajemen perubahan yang sedang
rumah sakit ramah lingkungan akan merubah dikembangkan di banyak rumah sakit. Rumah
desain, konstruksi bangunan, prosedur, desain sakit ramah lingkungan atau dikenal dengan
peralatan/teknologi, substitusi bahan yang istilah green hospital adalah rumah sakit yang
aman dan akan berimplikasi pada kebutuhan didesain, dibangun/direnovasi dan
kebijakan dan regulasi, kelembagaan, dioperasikan serta dipelihara dengan
pembiayaan, teknis operasional bahkan mempertimbangkan prinsip kesehatan dan
kebutuhan sosial. Penerapan rumah sakit yang lingkungan berkelanjutan. Dalam rangka
ramah lingkungan memperkecil dampak mewujudkan rumah sakit yang antisipatif
negatif lingkungan hidup pada masyarakat terhadap dampak pemanasan dan perubahan
rumah sakit yang dapat mempengaruhi iklim global, maka di masa mendatang rumah
kesehatan masyarakat rumah sakit serta sakit perlu memenuhi prinsip-prinsip. Rumah
mencegah dampak negatif akibat penanganan sakit perlu mendesain bangunan yang
limbah bahan beracun berbahaya dari rumah menjamin keamanan dan keselamatan pasien
sakit. di semua area dengan bahan konstruksi yang
Pengelolaan rumah sakit yang ramah mampu mereduksi kebisingan, bersifat non
lingkungan adalah menjaga mutu lingkungan toksik dengan sirkulasi udara dan penerangan
hidup di dalam dan sekitar rumah sakit akibat yang baik. Rumah sakit di masa mendatang
ancaman pencemaran limbah rumah sakit, harus menjadi tempat yang sehat baik di
Berdasarkan uraian yang telah dalam maupun di lingkungan sekitarnya,
disebutkan, rumah sakit ramah lingkungan mengurangi tingkat toksisitas pada bahan-
bertujuan untuk melestarikan lingkungan serta bahan yang digunakan oleh rumah sakit,
seluruh komponen yang terdapat dalam rumah sakit harus sesedikit mungkin
ekosistem lingkungan. Rumah sakit yang menggunakan sumber daya energi dan air,

68
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

serta mengurangi produksi limbah yang [6] Szklo, A., Soares, J. and Tolmasquim, M.
dihasilkan, mensejajarkan kesehatan (2004). Energy Consumption Indicators and
lingkungan dalam mempertimbangkan CHP Technical Potential in the Brazilian
prioritas sistem kesehatan sesuai ketentuan Hospital Sector, Energy Conversion and
bangunan hijau, dan mengutamakan “konsep Management, 45(13–14), pp. 2075–2091
berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan.
[7] Kapoor, R. and Kumar, S. 2011.Energy
Efficiency inHospitals: Best Practice Guide,
REFERENSI
in United States Agency for International

[1] Soegeng Basoeki, I Made Putrawan, Susi Development, p. 41

Setyawati (2018)Hospital Environmental


[8] Fathana, A. A. (2016). Ternyata, Gedung
Performance Comparison In Waste
di Jakarta Lebih Boros Listrik daripada
Management In Jakarta. Jurnal Green Growth
Jepang, Kompas.com. Available at:
dan Manajemen Lingkungan Vol.7 No.1 Juni
http://sains.kompas.com/read/2016/03/22/074
2018
62781/

[2] Fahriza Risnawati, P. Purwanto, Onny


[9] Alamsyah, B. (2007). Pengelolaan Limbah
Setiani (2015) Penerapan Green Hospital di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang
Sebagai Upaya Manajemen Lingkungan untukMemenuhi Baku Mutu Lingkungan.
Di Rumah Sakit Pertamina Cirebon. Universitas Diponegoro.
Jurnal EKOSAINS Vol. VII No. 1 Maret
[10] Wadhwa, S. (2013). Connection Between
2015
Pollution and Health Care. Available at:

[3] Isradias Mirajhusnita (2017) Analisa https://practicegreenhealth.org/about/press/blo

Kelayakan Rumah Sakit Ramah Lingkungan g/connection-between-pollutionand-health-

Berdasarkan Evaluasi Keandalannya. care (Accessed: 6 February 2018).

Engineering Ministry of Research,


[11] Chauliah Fatma Putri, Dwi Purnomo,
Technology and Higher Education of
Eny Astuti (2017) Kinerja Green Hospital
Republic Indonesia Vol 15, No 2
Pada Rumah Sakit Umum Pemerintah Di Kota

[4] Pemerintah Indonesia (2019) Kepmenkes Malang. Seminar Nasional Inovasi Dan

No. 7 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruari 2017

[5] Jang, Y.C. (2006). Medical waste [12] Pedoman Rumah Sakit Ramah

management in Korea. Journal of Lingkungan (Green Hospital) di Indonesia

Environmental Management, 80(2): 107-115 (2019). Direktorat Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan

69
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 9 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.092.03

Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik [19] Fahriza Risnawati, P. Purwanto,


Indonesia Tahun 2018 Onny Setiani (2015) Penerapan Green
Hospital Sebagai Upaya Manajemen
[13] Research Design – Qualitative,
Lingkungan Di Rumah Sakit Pertamina
Quantitative, and Mixed Methods
Cirebon. Jurnal EKOSAINS Vol. VII No. 1
Approaches – Third Edition. USA: Sage
Maret 2015
2009

[20] Jisha Mol Joseph, Bonnie Bella


[14] Alhumoud, JM; Alhumoud, HM (2007).
An analysis of trends related to hospital solid Pyngrope, Raina Jose, Darryl Aranha
waste management in Kuwait. Journals Of (2019) Pramila D’Souza Study on
Management Of Environmental Quality awareness of "Go Green Hospital
International. 18 (5): 502 - 513 Initiative" among healthcare personnel
with a view to prepare an informational
[15] Shabib MN, D (2005). Profil DNA
leaflet. Journal of Public Health Policy
Plasmid E. Coli yang Diisolasi dari
and Planning (2019) Volume 3, Issue 2
Limbah Cair Rumah Sakit. Majalah
Kedokteran Bandung; 2005.

[16] Chandra, B. Pengantar Kesehatan,


ECG, Jakarta; 2007

[17] Eka Surya Nugraha, Prof. dr. Hari


Kusnanto, DrPH. (2014). Green Hospital
Pendekatan Baru Dalam Pengelolaan
Rumah Sakit Studi Kasus Di Rumah Sakit
Umum Pusat Persahabatan Dan Rumah
Sakit Kanker Dharmais. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Tesis

[18] Victor E. D Palapessy, Budi Hartono,


Samingan Samingan (2018). Analisis
Faktor Pendorong Dan Faktor
Penghambat Penerapan Kebijakan Green
Hospital Di Rs Mekarsari Kota Bekasi
Tahun 2018

70

Anda mungkin juga menyukai