Anda di halaman 1dari 25

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TWITTER PADA AKUN

RADEN RAUF AM DAN JEROME POLIN SIJABAT

PROPOSAL

SRI AMALIA NUR MALA SARI

219 502 021

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAKIDENDE

KONAWE

2023/2024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................5

D. Manfaat Penelitian...................................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Teori........................................................................................................6

1. Pengertian Bahasa............................................................................................6

2. Ragam Bahasa..................................................................................................8

3. Fungsi Bahasa................................................................................................11

4. Pengertian Bahasa Gaul.................................................................................14

5. Media Sosial Twitter......................................................................................15

6. Kreativitas Linguistik.....................................................................................17

B. Pendekatan............................................................................................................18

C. Penelitian Relevan.................................................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................................................20

B. Data Dan Sumber Data..........................................................................................20

C. Teknik Pengumpulan Data....................................................................................20

D. Teknik Analisis Data.............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam bidang komunikasi

menjadikan bahasa yang ada dalam masyarakat ikut berkembang, baik bahasa lisan

maupun bahasa tulis. Salah satu dampak yang terlihat dalam bidang komunikasi

adalah timbulnya variasi dalam bahasa yang sering disebut sebagai bahasa gaul.

Sering kali kita melakukan komunikasi dengan banyak orang entah itu untuk

bercerita, menyampaikan informasi, ataupun mengobrol menyampaikan perasaan.

Secara sederhana komunikasi akan terjadi apabila terjadi kesamaan antara

penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi

bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya.

Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok,

organisasi atau masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan

lingkungan atau satu sama lain (Saifudin, 2019). Saat berkomunikasi pastinya kita

menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh lawan bicara kita, agar apa yang kita

bicarakan lawan bicara bisa melakukan umpan balik, supaya dalam percakapakan

tersebut tidak menjadi percakapan yang canggung bahkan sunyi. Namun pada jaman

sekarang dimana jaman sudah menjadi dunianya para remaja untuk berkreasi. Banyak

remaja jaman sekarang saat berkomunikasi menggunakan bahasa yang sedang

trending di sosial media.

Banyaknya bahasa yang mulai bertebaran bahkan sampai viral, membuat para

remaja saat ini mengikuti apa yang sedang terjadi di sosial media. Mereka mencoba

menggunakan hal-hal baru sesuai dengan yang sedang viral, supaya dunia mereka

penuh dengan kehidupan sosial media. Terlebih lagi dengan bahasa gaul yang saat ini

1
2

sedang marak di sosial media. Agar saat berkomunikasi berlangsung mereka bisa

mengucapkan bahasa yang simple dan mudah untuk diucapkan. Bahkan sangat

mempersingkat waktu jika melakukan komunikasi menggunakan bahasa gaul. Hal ini

juga pastinya terjadi dikalangan mahasiswa yang dimana para remaja yang ter up to

date akan selalu menggunakan bahasa gaul untuk mempermudah komunikasi mereka.

Bahasa gaul atau yang biasa disebut dengan bahasa prokem adalah bahasa di

luar bahasa resmi, yakni bahasa Indonesia. Bahasa gaul atau bahasa prokem biasanya

digunakan pada kalangan anak muda atau yang kini disebut dengan “generasi

milenial” khususnya merujuk kepada pelajar dan mahasiswa. Bahasa gaul memiliki

cirinya sendiri, sebagaimana yang diungkapkan oleh Yana, dkk. (2018:1), bahwa

bahasa gaul memiliki ciri khusus, singkat, dan juga kreatif. Sepanjang tahun ini,

terdapat kosa kata bahasa gaul atau bahasa prokem yang baru. Bahasa gaul diciptakan

sebagai jembatan komunikasi antar generasi milenial yang tidak ingin memberi jarak

atau batasan berbahasa saat berkumpul dengan kawan-kawannya.

Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau

modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa

gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti (Suminar, 2016).

Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan,

maupun pelesetan. Pemakaian bahasa gaul dapat terlihat di iklan televisi, lirik lagu

remaja, novel remaja, jejaring sosial dan lain-lain (Suminar, 2016). Inilah kenyataan

bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah keberadaan bahasa Indonesia tidak dapat

dihindari, hal ini karena pengaruh perkembangan teknologi serta pemakaiannya oleh

sebagian besar remaja sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia akan tergeser

keberadaannya.
3

Perkembangan kosakata bahasa Indonesia tersebut mengindikasikan

perkembangan daya ungkap bahasa Indonesia sejalan dengan perkembangan yang

terjadi dalam masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu. Selain itu kegemaran bangsa

kita membentuk bahasa-bahasa baru sudah sampai pada tingkat yang tidak dapat

dikendalikan. Sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah asalkan bahasa tersebut dapat

diterima di tengah masyarakat itu sendiri. Namun, seiring berkembangnya bahasa

dengan munculnya bahasa-bahasa baru yang terkadang sering memunculkan atau

membentuk makna baru lama kelamaan menimbulkan masalah terhadap eksistensi

bahasa Indonesia.

Faktor-faktor penyebab pemerolehan bahasa gaul antara lain seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, hal tersebut diungkapkan

oleh Sari (2015), salah satu faktor yang mendukung maraknya bahasa gaul adalah

melalui peran media elektronik dan cetak. Media elektornik banyak menggunakan

istilah gaul khususnya film remaja dan iklan, misalnya dari adegan percakapan di

televisi. Artinya bahasa gaul tidak hanya terjadi karena kontak langsung dengan

masyarakat itu sendiri. Begitu juga dengan media cetak, misalnya di dalam majalah,

surat kabar, atau koran. Selain itu, pembuatan karya sastra remaja seperti cerita

pendek (cerpen) atau novel yang umumnya menggunakan bahasa gaul. Salah satu

media yang kini paling digemari oleh generasi milenial, yakni media sosial. Mereka

dapat menyampaikan dan mendapatkan informasi maupun pengetahuan dengan waktu

yang relatif singkat.

Media sosial merupakan salah satu perkembangan dari adanya internet. Media

sosial kini menjadi sebuah jembatan komunikasi antar penggunanya. Seiring dengan

perkembangan internet, bukan hanya teks dan panggilan suara saja yang menjadi fitur

andalannya, kini media sosial telah merambah kepada pengiriman dokumen, gambar,
4

rekaman suara, hingga panggilan video. Untuk itu, dalam pembahasan ini akan

menjelaskan makna dari bahasa gaul atau prokem yang biasa digunakan oleh generasi

milenial dalam media sosial.

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan

menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog

interaktif. Banyaknya media sosial saat ini membuat semakin banyaknya bahasa gaul

yang berkembang salah satunya pada media sosial twitter. Twitter merupakan sebuah

situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jejaring

sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang

disebut kicauan (tweets). Salah satu layanan jejaring sosial ini memungkinkan

penggunnya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter

akan tetapi pada tanggal 7 November 2017 bertambah menjadi 280 karakter.

Pengguna twitter bebas mengirim beserta foto ataupun video dan pengguna lain juga

bebas untuk membalas kicauan (kicauan (tweets) tweets) yang dikirimkan.

Bahasa gaul dalam twitter bisa diambil dari berbagai bahasa misalnya bahasa

daerah, bahasa asing atau pelesetan dari bahasa Indonesia itu sendiri dengan bentuk

dan makna yang berbeda-beda menyesuaikan dengan konteks. Bahasa gaul dalam

fitur komentar atau kicauan (tweets) twitter akan menjadi viral terlebih atau trending

dalam pencarian twitter dibandingkan dengan media sosial lain. Oleh sebab itu,

peneliti lebih memilih media sosial twitter karena bahasa gaul dalam media sosial

twitter memiliki perbedaan dengan media sosial lain. Dalam penelitian ini mengkaji

mengenai bentuk-bentuk bahasa gaul. Hal tersebut harus mendapat perhatian dari

orang-orang yang bergelut di bidang lingusitik agar bisa dikaji lebih lanjut.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah penggunaan bahasa gaul dalam twitter pada akun raden rauf am

dan jerome polin sijabat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian ini yaitu Mendeskripsikan

penggunaan bahasa gaul dalam twitter pada akun raden rauf am dan jerome polin

sijabat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik teoretis maupun praktis.

1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan

melengkapi khasanah keilmuan kajian linguistik yang berkaitan dengan bahasa gaul

khususnya yang digunakan oleh remaja.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang variasi

bahasa gaul oleh remaja dalam Jejaring Sosial twitter.

b. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan perkembangan bahasa

gaul yang digunakan oleh remaja dan bahan inspirasi bagi pembaca untuk

melakukan penelitian sendiri bahasa gaul tersebut serta calon peneliti lain

untuk melakukan penelitian yang sama tetapi berbeda sasaran penelitian.


6

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh makhluk hidup yang

bernama manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan

tanda, misalnya dengan menggunakan kata dan gerakan. Dalam kehidupan

sehari-hari, baik kehidupan nyata ataupun maya, kita tentu melafalkan suatu

bahasa saat berbicara, baik itu bahasa Indonesia, bahasa daerah atau bahasa

asing.

Kata ”bahasa” itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata

bhāṣā. Definisi bahasa secara umum bisa juga diartikan sebagai sarana untuk

berinteraksi dan berkomunikasi suatu masyarakat, dalam artian sebuah sarana

atau media untuk menyampaikan pikiran, menuangkan gagasan,

mengimplementasikan konsep atau mengungkapkan suatu perasaan.

Sedangkan kajian ilmiah yang membahas tentang bahasa disebut sebagai ilmu

linguistik.

Secara sederhana, bahasa juga bisa diartikan sebagai media untuk

mengapresiasikan sesuatu yang terpendam di dalam hati seseorang. Namun,

jika kita pahami lebih jauh bahasa hanya merupakan sarana untuk berinteraksi

atau media untuk berkomunikasi, dalam artian media untuk menyampaikan

pikiran, menuangkan gagasan, mengimplementasikan konsep atau

mengungkapkan perasaan seseorang. Dalam studi kasus yang ranahnya

sosiolinguistik, bahasa didefinisikan sebagai suatu sistem lambang yang

berupa bunyi, juga mempunyai sifat arbitrer dan unik, selalu produktif,
7

dinamis, universal, beragam serta bersifat manusiawi. Dengan bahasa pula

manusia dimungkinkan dapat berkembang dan mengabstraksikan berbagai

gejala yang muncul di sekitarnya. Jelas bahwa bahasa sangat penting

peranannya dalam kehidupan sosial dan boleh dikatakan manusia berbahasa

setiap hari mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun

manusia berbahasa pula.

Bahasa tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan

masyarakat yang meliputi kegiatan bermasyarakat seperti perdagangan,

pemerintahan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan sebagainya. Bahasa

mampu menransfer keinginan, gagasan, kehendak, dan emosi dari seseorang

kepada orang lain (Chaer, 2003:38).

Bahasa pada dasarnya memang merupakan alat atau sarana untuk

komunikasi antar manusia, Sudaryanto (1990:21). Bahasa juga merupakan

salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Hal itu

disebabkan karena manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan

kemampuan untuk mengembangkan akal budinya. Dengan kemampuan itu

manusia mengembangkan suatu alat untuk berkomunikasi, guna

mengungkapkan pikirannya, perasaannya, ataupun keinginannya, yaitu bahasa.

Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi, Sugono

(2002:3) bahasa digunakan sebagai saraba ekpresidan komunikasi dalam

kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan,ilmu dan teknologi.

Bahasa juga memiliki banyak fungsi social dan kultural. Bahasa dapat berubah

dan bervariasi sepajang waktu dengan membandingkan bahasa modern untuk

menentukan sifat-sifat mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhur supaya
8

nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang

sama dikenal sebagai rumpun bahasa.

2. Ragam Bahasa

a. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaiannya,

topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium

pembicaraannya. Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu

memperhatikan aspek, situasi yang dihadapi, permasalahan yang hendak

disampaikan, latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan medium

atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa

tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium

bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaianyang berbeda-

beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan

bicara, orang yang dibicarakan danmenurut medium pembicaraan ( mustakim,

1994:18).

Variasi Bahasa muncul dikarenakan anggota masyarakat penutur

bahasa itu sangat beragam dan bahasa itu sendiri digunakan untuk kebutuhan

yang sangat beragam- ragam pula. Dalam suatu masyarakat tertentu terdapat

sejenis kesepakatan untuk menandai segala perbedaan yang terdapat pada dua

macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan status pemakaianya, yaitu:

1. Variasi bahasa tinggi, biasanya dipakai dalam kondisi formal, contohnya

pidato kenegaraan, dan buku pelajaran.

2. Variasi bahasa rendah, biasanya digunakan dirumah, di pasar, di warung,

serta tempat umum lainnya.


9

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam situasi

keadaan atau keperluan tertentu. Untuk situasi formal biasanya menggunakan

ragam baku atau ragam standar, sedangkan untuk situasi tidak formal biasanya

menggunakan ragam tidak baku. Adapun dari media yang digunakan dapat

diketahui perbedaannya menjadi ragam bahasa lisan maupun bahasa tulis.

Untuk keperluan pemakaian dibedakan menjadi ragam bahasa Ilmiah,

jurnalistik,hukum,meliter,dan bahasa sastra (Linguistik Umum, Abdul Chear,

1994).

Adanya ragam atau variasi mengaplikasikan bahwa dari berbagai

ragam atau variasi itu terdapat satu model yang menjadi acuannya. Dengan

demikian, model variasinya pastilah terdapat intisari atau cirri-ciri umum yang

sama. Jika variasi itu sudah menyimpang jauh dari inti yang menjadi

acuannya, melainkan merupakan model lain yang baru sama sekali

(Suharsono,1996).

Pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa dipengaruhi oleh fakor

kebutuhan penutur atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan

situasi. Tidak tepat kiranya apabila komunikasi dipasar menggunakan ragam

bahasa seperti yang digunakan dalam rapat dinas. Demikian pula misalnya,

komunikasi antara penumpang dan abang becak dengan komunikasi antar

meteri dalam kabinet terdapat berbagai variasi pemakaian bahasa sebagai alat

komunikasi.

b. Macam-macam ragam bahasa

Dendy Sugono (1999) ragam bahasa adalah sehubungan dengan

pemakaian bahasa indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu baku dan

bahasa tidak baku. Mengingat fungsi dan situasi yang berbeda-beda dalam
10

setiap komunikasi antar manusia, tersedia bermacam-macam ragam bahasa.

Pertama, dari segi pembicara/penulis, ragam bahasa dapat diperinci

berdasarkan (1) daerah, (2) pendidikan, dan (3) sikap.

1) Ragam daerah lebih dikenal dengan nama logat atau dialek.

2) Ragam bahasa ditinjau dari segi pendidikan pembicara/penulis dapat

dibedakan menjadi tingkat pendidikan formal dan nonformal

pembicara/penulis.

3) Ragam bahasa ditinjau dari segi sikap bergantung kepada sikapnya

terhadap lawan komunikasi. Ragam ini dipengaruhi oleh, antara lain, pokok

pembicaraan, tujuan dan arah pembicaraan, dan sebagainya.

Kedua, dari segi pemakaiannya ragam bahasa diperinci berdasarkan

(1) pokok persoalan, (2) sarana, (3) gangguan campuran.

1) Ragam bahasa ditinjau dari segi pokok persoalan berhubungan dengan

lingkungan yang dipilih dan dikuasai, bergantung pada luasnya pergaulan,

lingkungan, profesi, kegemaran, pengalaman, dan sebagainya.

2) Ragam bahasa ditinjau dari segi sarananya dibadakan menjadi ragam lisan

dan ragam tulisan. Unsur-unsur aksen, tinggi rendah dan panjang pendeknya

Suara, serta irama kalimat sulit dilambangkan dengan ejaan ke dalam tulisan.

3) Ragam bahasa dalam pemakaiannya sering terjadi gangguan pencampuran

unsur (kosakata) misal daerah maupun asing. Antara bahasa daerah dan

bahasa Indonesia terjadi kontak aktif yang mempengaruhi perkembangan

kosakata. Dilihat dari berbagai segi, terlihat bahwa ada berbagai ragam

bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya.Semua ragam bahasa itu termasuk

ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, tidak semua ragam bahasa termasuk

ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.


11

3. Fungsi Bahasa

Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi dalam

kehidupan masyarakat. Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari hari,

salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan

maupun tulisan. Bahasa sendiri memiliki beberapa fungsi yang sangat berguna

bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu :

a. Fungsi Personal

Fungsi personal Bahasa dapat dilihat dari sudut penuturnya.

Maksudnya yaitu penutur menyatakan sebuah sikap terhadap apa yang

dikatakan olehnya. Dalam mengungkapkan sebuah bahasa, tidak jarang

dikatakan olehnya. Dalam mengungkapkan sebuah bahasa, tidak jarang

seseorang juga akan memperhatikan apakah orang yang menyampikan

dalam kondisi senang, sedih atau marah. Fungsi personal meliputi

penerapan bahasa scbagai media untuk menggambarkan keadaan emosi

atau perasaan pembicara.

Contoh: "Wah, indah sekali pemandangan di gedung ini" dalam

contoh ini fungsi personal bahasa menunjukkan perasaan kagum dari

pembicara mengenai pemandangan yang ia lihat.

b. Fungsi Direktif

Fungsi direktif bahasa dapat dilihat dari segi atau dari sedut

pandang pendengarnya. Fungsi dircktif ini berguna untuk mengatur

tangkah laku pendengar. Dimana Bahasa digunakan oleh seseorang untuk

membuat orang lain yang mendengar melakukan sesuatu.

Fungsi direktif berorientasi pada penerima pesan. Dalam hal ini,

bahasa dapat digunakan untuk memengaruhi orang lain. Selain itu, bahasa
12

juga dapat digunakan untuk memberi keterangan, mengundang, juga dapat

digunakan untuk memberi keterangan, mengundang, memerintah,

memesan, mengingatkan, mengancam, dan lainnya.

Contoh: - Ayo, berangkat.

c. Fungsi Fatik

Fungsi fatik Bahasa berfungsi menjalin hubungan dan

memperlihatkan rasa solidaritas dan persahabatan antar sesama manusia.

Fungsi fatik yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara,

digunakan biasanya sudah berpola tetap. Ungkapan fatik biasanya disertai

dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak-

gerik tangan dan lain sebagainya.

Contontohnya : Dona duduk sendirian di taman kampus, liba-tiha

doni datang dan melihat dona sendirian.

d. Fungsi Referensial

Fungsi referensial bahasa dapat dilihat dari topik yang sedang

dibahas. Fungsi referensial memiliki paham sederhana bahwa bahasa

adalah alat yang dapat digunakan untuk menyatakan sebuah pikiran

kepada orang lain yang dapat dijadikan sebagai ide.

Fungsi referensial merupakan paham tradisional bahwa bahasa itu

adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana

pendapat penutur tentang dunia disekelilingnya.

Contoh :

1. Ibunya sudah menyiapkan makanan saat dia pulang.

2. Di hotel mereka menyajikan sarapan yang lezat di lantai paling

atas.
13

3. Dia telah banyak bepergian dalam setahun terakhir dan telah

mengunjungi tiga Negara.

e. Fungsi Metalinguistik

Fungsi metalinguistik bahasa dapat dilihat dari kode yang biasa

digunakan.Bahasa sebagai metalinguistik adalah sebuah bahasa istilah

yang digunakan untuk membicarakan bahasa tersebut.

Fungsi metalinguistik mengacu pada fungsi ketika penutur dengan

sengaja menyelipkan unsur bahasa berbeda ke dalam bahasa pertama,

meskipun sudah ada istilah dalam bahasa pertama untuk merujuk suatu

objek tertentu.

Contoh :

1. Dalam bahasa tertulis, nama yang tepat, apakah orang atau

benda, selalu ditulis dengan huruf kapital di awal, terlepas dari

posisi yang mereka tempati dalam kalimat.

2. Dalam Bahasa tertulis huruf kapital selalu digunakan untuk

memulai kata yang mengikuti titik.

f. Fungsi Imajinatif

Fungsi imajinatif bahasa dapat dilihat dari segi amanat yang

terkandung. Bahasa merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pikiran,

gagasan dan perasaan baik yang berupa kenyataan atau imajinasi

(khayalan). Fungsi imajinatif (the imaginative function) melayani

penciptaan sistem-sistem atau gagasan yang bersifat imajinatif.

Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membacakan lelucon, atau menulis

novel, merupakan praktik penggunaan fungsi imajinatif bahasa, kita bebas

bertualang dan mengembara ke sebrang dunia nyata untuk menjelajahi


14

puncak keluhuran serta keindahan bahasa itu sendiri, dan melalui bahasa

itu kita dapat menciptakan mimpimimpi yang mustahil jika memang yang

kita inginkan seperti itu.

Contoh : “Semalam aku bermimpi bertemu naga” merupakan

contoh penggunaan fungsi imajinatif bahasa dimana pembicara

mengungkapkan peristiwa fiktif.

4. Pengertian Bahasa Gaul

Pergaulan dikalangan remaja mengenal apa yang dinamakan dengan

budaya kerabat sebaya. Kelompok remaja yang usianya sama itu umumnya

memiliki nilai serta karakteristik budaya yang juga berbeda atau bahkan dapat

bertentangan dengan budaya para masyarakat dewasa. Mereka merasakan

bahwasanya semua orang dewasa terlalu banyak mengatur dan juga

mengawasi serta mengontrol hidup mereka, sementara mereka merasa bukan

anak kecil lagi. Maka, upaya yang dilakukan oleh kaum remaja untuk

memisahkan diri dari budaya sekelompok orang dewasa, mereka membuat

budaya yang baru, budaya yang khas dikalangan remaja (Alatas, 2006: 59).

Budaya khas remaja ini kemudian menciptakan lahirnya sebuah bahasa yang

biasa dipakai oleh kalangan remaja untuk berkomunikasi serta berinteraksi

dengan kaum sesama remaja. Bahasa tersebut kemudian dinamakan bahasa

gaul, sesuai dengan definisi awalnya yakni bahasa yang dipakai untuk

menjalin pertemanan dan persahabatan di tengah masyarakat (KBBI,

2007 :296).

Bahasa gaul merupakan bahasa yang berasal dari bahasa prokem serta

telah mengalami banyak sekali perkembangan dan perubahan. Istilah ini mulai

lahir pada sekitar akhir tahun 1980-an. Kata ‘prokem’ itu sendiri berasal dari
15

istilah kaum pencoleng yang biasanya untuk menyebut kata preman. Menurut

Sumarsono dan Paina, 2004: 154, mengungkapkan bahwa istilah prokem

tersebut kemudian dipakaiuntuk menyebut sebuah bahasa yang digunakan

kaum pencoleng atau kalangan para preman untuk berkomunikasi serta

berinteraksi dengan sesama kaumnya sebagai bahasa rahasia.

Pengguna bahasa gaul umumnya adalah sekelompok kaum remaja dan

kaum artis dan selebritis. Biasanya bahasa gaul ini dipakai para kalangan

remaja pada kondisi santai tidak resmi atau. Bahasa gaul seringkali digunakan

pada tayangan-tayangan di televisi, majalah-majalah tabloid remaja serta

sosial media.

5. Media Sosial Twitter

Media sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan

sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media

sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi

(sharing), dan membangun jaringan (networking). Istilah media sosial tersusun

dari dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat

komunikasI. Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial

bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada

masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan

semua perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam makna bahwa

keduanya merupakan produk dari proses sosial. Dari pengertian masing-

masing kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah alat

komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses sosial. Andreas

Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi


16

dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran

user-generatedcontent" (Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein [2010]

"Usersoftheworld, unite! The challenge sandop portunities of Social Media".

Business Horizons 53(1): 59-68).

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web

page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi

informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook,

Instagram, WhatsApp, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan

media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet.

Media social mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan

memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta

membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi

internet dan mobilephone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh

dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa

dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah

mobilephone.

Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan

terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-

negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga

mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam

menyebarkan berita-berita. Pesatnya perkembangan media sosial kini

dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk

memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal

yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media.

Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media


17

dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya

besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai

pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,

memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content

lainnya.

New media merupakan media yang menawarkan digitisation,

convergence,interactiviy, dan development of network terkait pembuatan

pesan dan penyampaian pesannya. Kemampuanya menawarkan interaktifitas

ini memungkinkan pengguna dari new media memiliki pilihan informasi apa

yang dikonsumsi, sekaligus mengendalikan keluaran informasi yang

dihasilkan serta melakukan pilihan-pilihan yang diinginkannya.

Kemampuan menawarkan suatu interactivity inilah yang merupakan konsep

sentral dari pemahaman tentang new media. (Flew, 2002: 11-22)

Twitter merupakan sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan

oleh Twitter Inc., yang menawarkan jejaring sosial yang memungkinkan

penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan

(tweets). Salah satu layanan jejaring sosial ini memungkinkan penggunnya

untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter akan

tetapi pada tanggal 7 November 2017 bertambah menjadi 280 karakter.

Pengguna twitter bebas mengirim kicauan (tweets) beserta foto ataupun video

dan pengguna lain juga bebas untuk membalas kicauan (tweets) yang

dikirimkan.

6. Kreativitas Linguistik

Perbincangan mengenai sebuah bahasa tidak akan pernah ada

habisnya. Berbagai macam bentuk hipotesis telah banyak dibuktikan sehingga


18

muncul berbagai kajian yang membahas tentang bahasa. Namun, pertanyaan-

pertanyaan hipotesis selanjutnya tiba-tiba lahir untuk menjadi bahan kajian

para pemerhati serta peneliti bahasa. sehubungan dengan topik ini, ada

sejumlah pertanyaan yang layak diapresiasi serta mendapat perhatian, di

antaranya (1) adakah hubungan keterkaitan antara suatu bahasa dengan sebuah

proses kreativitas, (2) apakah sebuah kreativitas dapat lahir tanpa adanya suatu

bahasa, serta (3) apakah kegiatan berbahasa juga merupakan kegiatan dari

sebuah kreativitas.

B. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan secara metodologis yang terbagi

menjadi dua yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan deskriptif. Pendekatan

kualitatif menggunakan argumentasi kalimat-kalimat (Sarwono 2010: 32).

Pada penelitian kualitatif dikenal istilah subjek penelitian. Subjek penelitian,

informan maupun partisipan dalam metode penelitian kualitatif adalah peneliti

sendiri yang menjadi instrument utama dalam penelitian kualitatif (Afifudin,

2009:130).

Pendekatan kualitatif merupakan kualitas bentuk-bentuk variable yang

berwujud tuturan sehingga data-data yang dihasilkan adalah data tertulis atau

lisan tentang sifat-sifat individu, keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang

diamati Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena data penelitian

berupa bentuk-bentuk verbal bahasa, yaitu berupa twit atau kicauan dari para

pemilik akun twitter saat berinteraksi dalam situs media sosial twitter dengan

menggunakan bahasa gaul.


19

C. Penelitian Relevan

Penelitian ini berjudul penggunaan bahasa gaul dalam twitter pada akun

raden rauf am dan jerome polin sijabat,berbagai hasil penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Goziyah pada tahun 2019 dalam skripsi Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Indonesia, dengan judul

penelitian “Bahasa Gaul (Prokem) Generasi Milenial dalam Media Sosial.”. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Goziyah bahwa terdapat: bahasa gaul dalam media

sosial. Persamaan dalam penelitian ini terhadap penulis sama-sama menganalisis

bahasa gaul dalam media sosial dari segi objek kajian media sosial yang berbeda.

Perbedaan menganalis penulis menganalisis penggunaan bahasa gaul dalam

twitter.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dinda Fibria pada tahun 2022 dalam jurnal

JOURNAL COMMUNICATION SPECIALIST, Fakultas Ilmu Komunikasi,

Universitas Dr. Soetomo , Surabaya, dengan judul penelitian “PENGGUNAAN

BAHASA GAUL DI SOSIAL MEDIA”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dinda Fibria bahwa terdapat: bahasa gaul dalam media sosial. Persamaan dalam

penelitian ini terhadap penulis sama-sama menganalisis bahasa gaul dalam media

sosial dari segi objek kajian media sosial yang berbeda. Perbedaan menganalis

penulis menganalisis penggunaan bahasa gaul dalam twitter.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya bukan berupa angka

tetapi berupa kata. Mahsun (2005:233) berpendapat bahwa analisis kualitatif

fokusnya pada penunjukkan makna, deskripsi, dan penempatan data pada konteks

masing-masing. Subjek penelitian ini adalah adalah kicauan atau twit dari beberapa

Tweets atau warga Twitter, diantaranya dari akun @radenrauf dan @jeromepolin.

B. Data Dan Sumber Data

1. Data

Penulis mengolah data dalam bentuk narasi atau deskripsi yang

terstruktur berdasarkan kenyataan yang ada dan menghubungkannya dengan

bidang ilmu yang terkait (Mardawani, 2020). Data-data yang menjadi bahan

kajian dalam penelitian ini berupa data tertulis, yakni kata-kata dan kalimat-

kalimat yang merupakan kicauan atau twit dari warga Twitter pada portal

https://twitter.com.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian berupa kalimat-kalimat yang merupakan

kicauan atau twit dari warga Twitter pada portal https://twitter.com.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui tiga tahap yakni teknik

baca dan catat. Teknik baca catat serta screenshots pada penelitian ini adalah

membaca kicauan atau twit dari akun @radenrauf dan @jeromepolin, dan

20
21

mencatat bahasa gaul yang terdapat dalam twitter . Langkah-langkah dalam

menganalisis data dan kesalahan yaitu ;

(1) mengumpulkan data

(2) mengidentifikasi bahasa gaul

(3) mengklasifikasikan jenis bahasa gaul

(4) menganalisis pergeseran makna, dan

(5) menyimpulkan data.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis isi. Teknik ini berusaha mengungkap bahasa gaul dalam kata, frasa, atau

kalimat pada kicauan atau twit warga Twitter. Analisis isi sendiri adalah usaha

peneliti merumuskan isi teks secara objektif dan sistematis. Ada tiga tahapan

analisis yang digunakan. Pertama adalah deskripsi, yakni menguraikan isi dan

analisis secara deskriptif atas teks. Kedua interpretasi, yakni menafsirkan teks

berdasarkan analisis data. Ketiga adalah eksplanasi yang bertujuan mencari

penjelasan atas hasil penafsiran.


DAFTAR PUSTAKA

Aldila, N. (2022). Elon Musk resmi jadi pemilik baru Twitter, inc., ini fakta di

balik akuisisinya. Bisnis.Com.Chaer, A. (2012). Linguistik Umum

(Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Beta Puspa Sari. (2015). DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI

KALANGAN REMAJA TERHADAP BAHASA INDONESIA. 171–

176. Di, S., Ix, K., Smp, U., & Denpasar, P. (2017). Jurnal Ilmiah

Pendidikan dan Pembelajaran PPs Universitas Pendidikan Ganesha

ISSN 1858 – 4543. 1(1), 38– 47.

Eka Putriana. (2017). Penggunaan bahasa gaul dalam meningkatkan keakraban

pada pergaulan di kalangan Maha- siswa Sosiologi angkatan 2013

FISIP Universitas Tadulako. Eka Putriana 1 1. 4(1), 67–80.

Fahmi Nur Fawaid, Ho Ngoc Hieu, Rahmawati Wulandari, D. I. M. (2021).

PENGGUNAAN BAHASA GAUL PADA REMAJA MILENIAL DI

MEDIA SOSIAL.

http://p4tkbahasa.kemdikbud.go.id/2019/10/21/padanan-kosakatadari bahasa

asing-ke-bahasa-indonesia/ diakses pada tanggal 09 januari 2023

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=pengertian+bahasa

diakses pada tanggal 09 januari 2023

Muliawati, H. (2017). Variasi Bahasa Gaul pada Mahasiswa Unswagati Prodi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2016. Deiksis : Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2), 42.

doi:10.33603/deiksis.v4i2.61

22
23

wandy, E. (2017). Bahasa Gaul Remaja Dalam Media Sosial Facebook.

Bastra. Theodora, R. (2016). Studi Tentang Ragam Bahasa Gaul Di

Media Elektronika Radio Pada Penyiar Memora-Fm Manado. Diurna

Anda mungkin juga menyukai