ABSTRAK
Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia karena memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, teh
konvensional yang beredar di pasaran sering mengandung gula,
pewarna, dan pengawet buatan yang dapat merusak kualitas teh dan
menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk membuat teh herbal alami yang terbuat
dari daun pepaya, bunga telang, dan daun stevia yang memiliki
Keywords: kandungan antioksidan dan antidiabetes.. Teh herbal ini diberi nama
Petvia, yang merupakan singkatan dari Pepaya, Telang, dan Stevia.
Daun Pepaya Penelitian ini meliputi tahap formulasi, identifikasi, dan uji
Bunga Telang bioaktivitas. Petvia dapat diminum oleh penderita diabetes dan orang
Daun Stevia yang ingin mencegah diabetes dan obesitas. Metode yang digunakan
Teh Herbal adalah dengan mengeringkan bahan-bahan di oven dan mengolahnya
menjadi bubuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teh herbal
Petvia memiliki kandungan antioksidan, vitamin C, dan kadar
glukosa yang rendah sehingga teh herbal Petvia dapat menjadi
alternatif minuman sehat yang dapat mengurangi prevalensi diabetes
dan obesitas di Indonesia.
Corresponding Author:
Karin Angelica,
SMA Katolik Santu Petrus,
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
Email: karin.2023065@smapetrus.net
1. PENDAHULUAN
Diabetes dan obesitas adalah dua masalah kesehatan utama yang mempengaruhi jutaan orang di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Diabetes adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak
dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik, sehingga menyebabkan kadar gula darah
tinggi. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian nomor empat di dunia. Sembilan puluh persen
kasus Diabetes melitus dunia didominasi oleh Diabetes melitus tipe 2. International Diabetes Federation
memperkirakan insiden dan angka kematian diabetes akan terus meningkat hingga tahun 2045. Diabetes
menyebabkan komplikasi makrovaskular yang berkontribusi terhadap kematian kardiovaskular, dan juga
mikrovaskular yang merupakan faktor risiko penyebab kebutaan, amputasi ekstremitas bawah, gagal
ginjal, dan kematian, sedangkan di bawahnya ada obesitas. Obesitas adalah kondisi yang terjadi ketika
tubuh menumpuk lemak berlebih, Obesitas diketahui sebagai faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit
tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung koroner, atau
beberapa jenis kanker. Selain itu, obesitas juga menyebabkan berbagai masalah psikologis atau berbagai
cacat fisik. Menurut WHO (World Health Organization), kelebihan berat badan dan obesitas
menyumbang 44% dari kasus diabetes, 23% dari pasien penyakit jantung koroner, dan sekitar 7-41% dari
kanker tertentu. Dari semua penyakit ini, diabetes tipe 2 paling banyak dikaitkan dengan obesitas, dan
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018) prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 6,2%, sedangkan prevalensi obesitas
mencapai 21,8%. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun
2013, yang masing-masing sebesar 2,4% dan 14,8%. Selain itu, angka kelebihan berat badan dan obesitas
di Indonesia meningkat di semua kelompok usia dan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa diabetes
dan obesitas merupakan masalah kesehatan publik yang serius dan membutuhkan penanganan yang tepat.
Salah satu pengobatan umum untuk diabetes dan obesitas adalah penggunaan obat-obatan sintetis,
seperti suntikan insulin, obat hipoglikemik oral, dan obat anti-obesitas. Namun, obat-obatan ini dapat
memiliki efek samping, seperti kenaikan berat badan, hipoglikemia, kerusakan hati, dan ketergantungan.
Oleh karena itu, diperlukan pengobatan alternatif dan alami yang aman, efektif, dan terjangkau untuk
mengatasi diabetes dan obesitas.
Jadi, solusi yang kami usulkan adalah dengan meminum teh herbal. Teh merupakan salah satu
minuman yang familiar di kehidupan sehari-hari karena berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Teh adalah
minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun,
atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh berasal dari
China sekitar tahun 2700 sebelum Masehi, kemudian menyebar ke India, Jepang, Eropa, Rusia, dan
Indonesia. Terdapat tiga macam teh, yaitu teh hitam, teh oolong, dan teh hijau, yang berbeda dalam cara
pengolahannya. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang memberikan kontribusi
devisa yang cukup besar bagi negara. Indonesia mengekspor beberapa produk minuman teh dalam
berbagai jenis, seperti teh celup, teh seduh, teh siap minum (teh gelas, teh dalam kemasan botol, maupun
teh celup)
Dalam pembuatan teh, telah banyak sekali bahan-bahan yang digunakan untuk membuat teh,
seperti dengan bunga telang atau daun teh. Tetapi, dalam penelitian ini kami akan memanfaatkan daun
pepaya, bunga telang, dan stevia. Daun pepaya mengandung enzim papain yang dapat membantu
meningkatkan pencernaan dan mengurangi peradangan, dan kandungan lain nya seperti alkaloid
karpainin, karpain, pseudokarpain, vitamin C dan E, kolin, dan karposid. Sedangkan bunga telang
mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel dan radikal
bebas, selain itu bunga telang juga diketahui memiliki banyak manfaat seperti manfaat telang untuk
mengobati insomnia, epilepsi, disentri, keputihan, gonorrhea, rematik, bronkitis, asma, maag, tuberkulosis
paru, demam, dan beberapa manfaat lain. Kami menggunakan stevia sebagai pemanis alami yang rendah
kalori dan dapat membantu mengurangi risiko obesitas dan diabetes. Stevia juga dapat ditanam di
Indonesia dengan mudah, karena cocok dengan iklim tropis dan tidak membutuhkan perawatan khusus,
stevia menawarkan banyak keuntungan bagi kesehatan yang telah dibuktikan oleh lebih dari 500
penelitian, diantaranya: Tidak mempengaruhi kadar gula darah, aman bagi penderita diabetes, mencegah
kerusakan gigi dengan menghambat pertumbuhan bakteri di mulut, membantu memperbaiki pencernaan
dan meredakan sakit perut. Baik untuk mengatur berat badan, untuk membatasi makanan manis berkalori
tinggi. Dengan ini, pemanfaatan teh lokal dengan daun pepaya, bunga telang, dan stevia sebagai pemanis
dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, sekaligus mengembangkan
potensi tanaman lokal Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi teh herbal Petivia, mengidentifikasi senyawa
metabolit sekunder polifenol di dalamnya, dan melakukan uji bioaktivitas berupa tingkat toksisitas
formula tersebut.
Kami juga berharap bahwa teh herbal akan aman, ditoleransi dengan baik, dan terjangkau bagi
semua orang. Kami berharap bahwa penelitian kami akan berkontribusi pada pengembangan pengobatan
baru dan alami untuk diabetes dan obesitas, serta mempromosikan penggunaan pengobatan herbal di
Indonesia dan di luar negeri.
2. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain post-test only control group.
Variabel bebas yang dilakukan adalah rasio daun pepaya, bunga telang, dan daun stevia. Beberapa rasio
telah dicoba dan melalui serangkaian uji coba terkait warna, aroma, dan rasa, maka ditetapkan dua rasio
uji yaitu 1:1:1 dan 5:1:3. Variabel kontrol dilakukan terhadap bahan baku, air seduhan, dan perlakukan
pengujian. Variabel terikat untuk identifikasinya menggunakan uji kadar glukosa, kestabilan busa saponin,
tingkat keasaman, kadar total polifenol dan kadar vitamin C, sementara bioaktivitasnya menggunakan uji
toksisitas LC50.
B. Sumber Data
Hasil penelitian ini diperoleh melalui pengamatan langsung (primer) yang dilakukan dimulai dari
tanggal 17 November hingga 24 November. Data dapat diartikan sebagai fakta atau
keterangan-keterangan yang akan diolah dalam kegiatan penelitian. Menurut sumber datanya, data
penelitian dapat digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer atau data tangan
pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data
sekunder atau data tangan ke dua, yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Jadi, yang dipakai dalam penelitian ini adalah sumber data primer
karena data yang diperoleh adalah data yang secara langsung diperoleh dari subjek penelitian ini.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian selama 1 minggu ini dilakukan di Laboratorium SMA Katolik Santu Petrus, Jalan Karel
Satsuit Tubun No.3, Akcaya, Kec. Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
(-0.0378881370652331, 109.33199030186957).
Bahan:
1. Daun Pepaya (dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk)
2. Bunga telang (dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk)
3. Daun Stevia (dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk)
4. Cairan H₂SO₄ (Asam Sulfat)
5. Cairan KMnO4 (Kalium Permanganat)
6. Cairan Kanji (dari tepung tapioka dan dipanaskan)
7. Cairan Iodine (Yodium)
8. Aquades (air tidak mengandung logam atau anion, serta memiliki pH 7 atau netral)
E. Langkah Pembuatan
Cara preparasi bahan
- Daun Pepaya:
1. Hilangkan getah dari daun pepaya:
1. Cuci bersih daun pepaya
2. Rendam daun pepaya menggunakan air yang telah dicampur dengan garam
selama 5 menit
3. Buang air
4. Cuci bersih kembali daun pepaya
2. Gunting daun pepaya.
3. Keringkan daun di oven selama 8 menit 20 detik di suhu 160 derajat celcius
4. Setelah kering, simpan daun di wadah.
- Bunga Telang:
1. Cuci bunga telang
2. Keringkan dibawah sinar matahari selama 2 hari
3. Simpan bunga telang yang sudah kering di dalam wadah
- Daun Stevia:
1. Cuci bersih daun stevia
2. Jemur daun stevia selama 8 menit di oven dengan suhu 160 derajat celcius
3. Simpan di wadah
- Air Kanji
1. Siapkan tepung kanji/tapioka, lampu spiritus, korek api, air
2. Ambil 1 spatula kanji dan masukkan kedalam gelas beker
3. Masukkan 20 ml air
4. Panaskan larutan hingga larutan berubah dari putih menjadi agak bening keruh
Cara pembuatan teh rasio 5:1:3
1. Siapkan daun pepaya, bunga telang dan daun stevia dalam bentuk bubuk
2. Tuang 5 mg bubuk daun pepaya dan 1 mg bubuk stevia serta 3 mg bubuk bunga telang
kedalam gelas beker
3. Tuangkan air panas
4. Aduk teh hingga merata
Cara pembuatan teh rasio 1:1:1
1. Siapkan daun pepaya, bunga telang dan daun stevia dalam bentuk bubuk
2. Tuang 1 mg bubuk daun pepaya dan 1 mg bubuk bunga telang serta 1 mg bubuk daun
stevia kedalam gelas beker
3. Tuangkan air panas
4. Aduk teh hingga merata
Cara pengujian:
Tes kadar gula adalah tes yang mengukur konsentrasi glukosa pada suatu
produk. Dapat dilihat teh yang memiliki rasio 1:1:1 memiliki konsentrasi 238
mg/dl, sedangkan teh yang memiliki rasio 5:1:3 memiliki konsentrasi
dibawah 60 mg/dl. Kadar gula darah sekitar 238 mg/dL termasuk dalam
kategori diabetes. Kadar gula darah normal untuk orang tanpa diabetes adalah
kurang dari 140 mg/dL atau kurang dari 100 mg/dL saat puasa. Orang
diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 50 gram. Ini berarti
teh dengan rasio 5:1:3 cocok bagi orang diabetes.
3.2. Tes Saponin Pada Teh
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air, fungsi utama
vitamin C adalah sebagai koenzim atau kofaktor(molekul pembantu yang
membantu dalam transformasi biokimia). Vitamin C juga disebut asam askorbat
karena senyawa ini kuat dalam reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan
dalam reaksi - reaksi hidroksilasi (reaksi pembukaan cincin oksiran pada senyawa
epoksida (sangat reaktif, lebih dibandingkan eter lainnya.)). Vitamin C bagi tubuh
adalah sebagai antioksidan yang bekerja menghalangi beberapa kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi pada tubuh yang
menyebabkan terjadi radikal bebas yang sangat aktif dan dapat merusak struktur
fungsi sel namun reaktivitas radikal bebas dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang melengkapi
sistem kekebalan tubuh (Winarsi, 2007). Dapat dilihat warna teh awal dengan rasio 1:1:1 adalah biru dan
setelah diberi 2 tetes air kanji warna teh berubah menjadi sedikit lebih muda, namun setelah diberi 3 tetes
iodine warna teh berubah menjadi hijau kehitaman. Sedangkan pada teh dengan rasio 5:1:3 memiliki
warna awal biru dan setelah diberi 2 tetes air kanji warna teh menjadi biru muda, namun setelah diberi 4
tetes iodine warna teh berubah menjadi hijau kehitaman. Dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada
rasio 5:1:3 lebih banyak dibandingkan rasio 1:1:1.
Waktu 5000 ppm 500 ppm 50 ppm 15000 ppm 1500 ppm 150 ppm
0 jam 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan seluruh data pengujian yang dilakukan terkait formula Petvia ini, rasio 5:1:3
menampilkan karakterisasi yang lebih baik dan aman untuk dikonsumsi. Bubuk daun pepaya yang lebih
mendominasi memiliki peran yang penting dalam mendukung kualitas dari Petvia. Kandungan metabolit
sekunder di dalamnya mampu berperan dalam pengendalian hama [26] tetapi juga berperan untuk
menyembuhkan infeksi bakteri [27]. Di sisi lain, kandungan metabolit dalam daun stevia juga mendukung
aktivitas daun pepaya [28]. Dengan kadar daun stevia yang lebih kecil dibandingkan pada rasio 1:1:1
mampu memberikan kontribusi yang baik dalam mendukung aktivitas antioksidan dan kapasitas buffer
[29]. Proporsi bunga telang yang lebih kecil memperbesar nilai LC 50 dibandingkan bila ekstrak bunga
telang itu sendiri [30].
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil identifikasi dan uji bioaktivitas yang dilakukan formulasi terbaik adalah dengan
rasio bubuk daun pepaya, bunga telang, dan daun stevia 5:1:3. Dapat disimpulkan bahwa, teh dari daun
pepaya, bunga telang, dan daun stevia memiliki potensi sebagai alternatif minuman sehat yang dapat
mengurangi prevalensi diabetes dan obesitas di Indonesia. karena memiliki kandungan vitamin C,
antioksidan, dan kadar glukosa yang rendah sehingga dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan
berat badan. Dimana teh dengan rasio 5:1:3 tersebut kadar glukosanya aman untuk orang diabetes,
kestabilan tingkat saponin yang lebih baik sari teh rasio 1:1:1, memiliki kapasitas buffer yang baik,
berpotensi lebih besar dalam menyembuhkan penyakit kanker dan diabetes, serta tes toksisitasnya lebih
tidak toksik dibanding rasio 1:1:1.
REFERENSI
[1] Berin, Anastasia, “Pengaruh Metode dan Suhu Pengeringan Terhadap Kandungan Glycoside
(Stevioside and Rebaudioside A) Pada Stevia (Stevia rebaudiana),” Ulasan Sistematik. Sarjana
thesis, Universitas Brawijaya, 2021.
[2] Garnita D, “Faktor Resiko Diabetes Melitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007)”. Skripsi Fak
Kesehatan Masy Program Studi Kesehatan Masy Universitas Indonesia, 2012.
BIOGRAFI PENULIS
Nico Anthony
SMA Katolik Santu Petrus
Kimia
-
Kimia