Ebook 2023 Profiling Metamfetamin-Bnn
Ebook 2023 Profiling Metamfetamin-Bnn
KARAKTERISASI
NARKOTIKA
(DRUGS
PROFILING)
20
23
KARAKTERISASI NARKOTIKA
(DRUGS PROFILING)
TAHUN 2023
Karakterisasi Narkotika
(Drugs Profiling) 2023
Copyright ©2023
Penanggung Jawab :
Ir. Wahyu Widodo
Anggota :
Christien Andriyani Lalangi, S.Si., M.Si., Apt.
Maimunah, S.Si., M.Si.
Carolina Tonggo M.T., S.Si., M.Si.
Dwi Handayani, S.Si., M.Si.
Tim Pelaksana :
Puteri Heryani, M.Farm., Apt.
Eri Arfiyani, S.Farm. M.Si.
Erlana Nindya Maulida, S.Farm., Apt.
Ratna Yuliani, S.Si.
Fitri Farhana, S.Si.
Astri Dwi Astuti, S.Farm.
Rita Setiawati, S.Farm.
Widianti Ningtias, A.Md.
Martin Luther Silubun, S.T
Misnartilova, A.Md., A.K.
Miranti, A.Md.
Diani Mardhatillah, S.Si
Dyna Nurintan, A.Md., A.K.
Salam hormat,
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
10 LATAR BELAKANG
11 ALUR PENGAJUAN SAMPEL KARAKTERISASI
NARKOTIKA
12 KONSEP KARAKTERISASI NARKOTIKA
14 TEKNIK ANALISIS DALAM KARAKTERISASI
NARKOTIKA (DRUGS PROFILING)
14 Uji Karakteristik Fisik :
a. Sampel Kristal Metamfetamina
b. Sampel Tablet Narkotika
KLASTERISASI
40 KLASTERISASI SAMPEL KARAKTERISASI
NARKOTIKA (DRUGS PROFILING) TAHUN 2023
1. Klasterisasi Secara Manual
2. Klasterisasi dengan Hierarchical Cluster Analysis
3. Klasterisasi dengan k-means clustering
DAFTAR PUSTAKA
Impurities : Senyawa kimia baik organik maupun anorganik, atau sisa pelarut
yang dihasilkan dalam proses pembuatan narkotika maupun bahan
tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan narkotika
Isotop : Unsur dengan nomor atom sama dan juga menduduki tempat yang
sama pada tabel periodik,namun nomor massanya berbeda.
Isotop : Inti atom stabil yang memiliki 1 (satu) proton dan 1 (satu) neutron
Hidrogen-2 (2H)
Isotop Karbon-13 : Inti atom stabil yang memiliki 6 (enam) proton dan 7 (tujuh) neutron
(13C)
Isotop : Inti atom stabil yang memiliki 7 (tujuh) proton dan 8 (delapan)
Nitrogen-15 (15N) neutron
Karakteristik fisik : Fitur sampel secara fisik diantaranya bentuk fisik termasuk
kemasan sampel, kelarutan, titik leleh dan penampakan di bawah
mikroskop.
Metamfetamina : Jenis narkotika yang menimbulkan efek stimulan pada sistem saraf
pusat, masuk kedalam golongan 1 pada UU no.35 tahun 2009
tentang Narkotika.
Narkotika : Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Prekursor : Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
narkotika dalam pembuatan Narkotika
Pre-prekursor : Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang digunakan dalam
pembuatan prekursor narkotika.
Specific route : Impurities yang menjadi marker / penciri dari rute sintesis tertentu
impurities
Uji trace efedrin : Identifikasi ada tidaknya jejak efedrin dalam proses pembuatan
narkotika.
0
TEKNIK ANALISIS DALAM KARAKTERISASI NARKOTIKA (DRUGS PROFILING)
PENDAHULUAN
Karakterisasi narkotika (drugs profiling) merupakan salah satu layanan yang diberikan
untuk aparat penegak hukum BNN maupun instansi kepolisian di seluruh wilayah
Indonesia. Berbeda dengan layanan projusticia yang bersifat kualitatif, karakterisasi
narkotika (drugs profiling) memberikan data hasil pengujian yang lebih komprehensif
terkait dengan profil sampel yang dianalisis diantaranya jenis prekursor yang digunakan
dalam pembuatan narkotika serta analisis sumber perolehan prekursor. Berikut alur
pengajuan sampel karakterisasi narkotika (drugs profiling) yang harus dipedomani.
PERSYARATAN
01 Pemohon (aparat penegak
hukum) mengajukan permohonan
pemeriksaan karakterisasi
DOKUMEN
narkotika (drugs profiling) dengan
melampirkan dokumen yang 1. Surat Permohonan pemeriksaan
dipersyaratkan Sampel untuk keperluan karakteristisasi
narkotika (drugs profiling) kepada Kepala
Pusat Laboratorium Narkotika BNN yang
ditandatangani pejabat berwenang dan
PERSYARATAN
04 Pengujian laboratorium, meliputi
uji fisika, kimia dan analisis
isotop stabil / geographical origin
SAMPEL
analysis untuk sampel kristal • Berat netto kristal metamfetamina
metamfetamina ±1 gram
• Berat netto tablet narkotika ±1
gram (minimal 5 butir).
Profil fisik :
Kemasan dan ciri fisik sampel
01
Mengidentifikasi
jenis prekusor dan
Rute Sintesis yang
digunakan
02
Menentukan
Sumber Perolehan
Narkotika/
Prekusor Narkotika
03
Menentukan
kemiripan sampel
satu dengan lainnya
(klasterisasi sampel)
Mengevaluasi tren
04
sampel berdasarkan
Kemasan, Data fisik,
Data Kimia dan Data
hasil investigasi
penyidik
05
Menganalisis
distribusi jaringan
(trafficking route)
•Uji Warna
•Uji Anion
UJI FISIK
TABLET NARKOTIKA
| Pengamatan Deskripsi
Tablet
| Uji Warna
| Uji Anion
Uji karakteristik kimia meliputi uji trace ephedrine, uji kiralitas, uji trace impurities dan
analisis kuantitatif untuk mengetahui kadar kemurnian sampel. Pada sampel tablet
narkotika, hanya dilakukan uji trace impurities dan analisis kuantitatif.
| Uji Kiralitas
Mengidentifikasi bentuk stereoisomer atau
jenis metamfetamina (dekstro-metamfetamina,
levo-metamfetamina atau metamfetamina
rasemat).
| Tujuan Analisis
Analisis isotop stabil bertujuan untuk mengidentifikasi
sumber bahan baku prekursor yang digunakan dalam sintesis
metamfetamina dengan cara mengukur δ15N, δ13C dan δ2H dari
sampel kristal metamfetamina.
| Manfaat
Data yang diperoleh dari analisis isotop stabil melengkapi data
profiling metamfetamina dari hasil uji karakteristik fisik dan
kimia, dimana tidak hanya dapat ditentukan jenis prekursor
dan dugaan rute sintesis namun juga dapat diketahui
sumber perolehan efedrin yang digunakan dalam sintesis
metamfetamina yaitu hasil ekstraksi dari tanaman Ephedra
(natural), hasil fermentasi gula dilanjutkan proses aminasi
(semi-sintesis), atau murni disintesis di laboratorium (sintesis).
| Instrumen Analisis
Elemental Analyzer-Isotope Ratio Mass Spectrometer
(EA-IRMS)
TKP : Aceh (2 kasus), Medan (1 kasus), Palembang (3 kasus), Kalimantan Timur (1 kasus), Banten (4
kasus), Depok (2 kasus), Bogor (1 kasus), Jakarta Timur (1 kasus), Nganjuk Jawa Timur (1 kasus).
Berdasarkan hasil uji kiralitas, Sampel PLP01EB (Kode 4, 30, 220) merupakan jenis kristal
dekstro-metamfetamina. Dekstro-metamfetamina merupakan jenis metamfetamina
dengan efek stimulan yang paling poten dibandingkan dengan levo-metamfetamina
maupun metamfetamina rasemat.
b. PLP01EEd
Sampel berupa 5 (lima) botol cairan yang disampling dari 5 (lima) jerigen plastik
warna biru berisikan cairan (gasoline) diduga mengandung narkotika jenis sabu
dikirimkan oleh Polda Jambi kepada Pusat Laboratorium Narkotika BNN untuk
keperluan drugs profiling. Barang bukti disita di TKP Wilayah Laut Pulau Tinjir Teluk
Banten Kab. Pandeglang, Banten.
(a) Sampel didalam (b) Sampel cairan @20 (c) Kristal warna putih
jerigen plastik ml yang dicuplik dari yang terbentuk dari
masing-masing botol pengeringan botol kode 4A
PREKURSOR Efedrin
KADAR/PURITY 96,02%
Barang bukti yang disita berupa : 3 (tiga) lemari berisi 100 (seratus) bungkus Teh
Cina warna hijau yang dilapisi plastik warna hitam berisikan metamfetamina dengan
berat bruto 108.045 gram (108,045 kg)
PREKURSOR Efedrin
KADAR/PURITY 95,97%
2. 2 (dua) bungkus
Teh Cina warna hijau
“ G U A N Y I N WA N G”
berisikan kristal warna
putih dengan berat bruto
2.124 gram
Kristal metamfetamina
yang dikemas dalam
bungkus kopi warna
hitam merk “Bluebeard”
pertama kali
diidentifikasi di Indonesia
tahun 2023.
Jenis impurities yang ditemukan pada kedua sampel mirip, namun intensitas impurities
yang diidentifikasi berbeda, sehingga kemungkinan kedua sampel tidak dibuat dalam
satu batch yang sama.
PREKURSOR Efedrin
KADAR/PURITY 95,47%
KADAR/PURITY 96,04%
KADAR/PURITY 94,63%
KADAR/PURITY 93,16%
RUTE SINTESIS
Barang bukti yang disita di TKP yaitu (Titik leleh = 174–176⁰C, kristal
2 (dua) bungkus platik Teh Cina merk berbentuk jarum panjang warna
ZH 555 dengan berat bruto ± 2.000 orange di bawah mikroskop)
gram (2 kg).
PREKURSOR
RUTE SINTESIS
RUTE SINTESIS
KADAR/PURITY 97,43%
PREKURSOR P2P
KADAR/PURITY 97,99%
Metamfetamina rasemat
(50% dekstro-metamfetamina,
50% levo-metamfetamina)
Phenyl-2-propanone (P2P)
Prekursor
dekstro-metamfetamina
atau levo-
metamfetamina
Efedrine/Pseudoefedrin
+ Methylamine
RACEMISATION
+ Radical Initiator
(e.g. AIBN)
Racemic
+ Thiol d,l-methamphetamine
(50:50 mixture of d and l)
RECYCLING
+ Tartaric
/-meth Acid
RESOLUTION
50% 50%
10
10
8
5
6
2
1
0
EFEDRIN P2P EFEDRIN & P2P
Hasil analisis terhadap 16 sampel yang diprofilkan menunjukkan bahwa kasus pada
tahun ini cukup unik karena terjadi peegeseran tren jenis prekursor yang digunakan
dalam sintesa metamfetamina yang beredar di Indonesia. Pada tahun sebelumnya,
jenis prekursor yang teridentifikasi didominasi oleh efedrin, namun pada tahun ini
terdapat 10 sampel disintesis dari 2 prekursor sekaligus yaitu Efedrin dan P2P, 5 sampel
disintesis dari prekursor efedrin dan hanya 1 sampel disintesis dari prekursor P2P. Kasus
prekursor campuran pernah diidentifikasi pada beberapa sampel yang diprofilkan tahun
sebelumnya. Belum diketahui secara pasti bagaimana proses sintesa metamfetamina
menggunakan campuran 2 prekursor tersebut, namun terdapat beberapa kemungkinan
yang mungkin dilakukan oleh produsen sebagai berikut :
a. Metamfetamina oil (dalam bentuk base) yang dihasilkan dari sintesa melalui
prekursor efedrin dan prekursor P2P dicampurkan menjadi satu kemudian
direkristalisasi. Hasil rekristalisasi dapat dilanjutkan dengan proses resolusi
metamfetamina untuk mengubah bentuk rasemat yang dihasilkan dari prekursor
P2P menjadi bentuk tunggal dextro-metamfetamina.
2. TABLET EKSTASI
MENGANDUNG MDMA
a. PLP01EA | PLP01EA
Tidak dilakukan uji pemerian terhadap sampel PLP01EA karena fisik sampel yang
diterima berupa pecahan tablet.
Profil tablet secara kimia digunakan untuk menentukan kandungan tablet dan bahan
tambahan (adulterants) yang terkandung dalam tablet ekstasi, serta memprediksi
jenis prekursor dan rute/metode sintesis yang digunakan dalam pembuatan tablet.
Dugaan rute sintesis pada sampel PLP01EA adalah Reduktif Aminasi dari
3,4-MDP2P karena ditemukan impurities yang merupakan hasil reduksi 3,4-MDP2P
yaitu 1-(3,4-Methylenedioxyphenyl)-2-propanol. Impurity 3,4-Methylenedioxy-
N-methylbenzylamine juga ditemukan pada kedua sampel, dimana impurities
tersebut dilaporkan sebagai produk samping dari reaksi reduktif aminasi piperonal
menggunakan methylamine. Teridentifikasinya kedua impurities tersebut secara
bersama-sama mengindikasikan bahwa MDMA kemungkinan disintesis melalui rute
reduktif aminasi 3,4-MDP2P dimana 3,4-MDP2P dihasilkan dari piperonal 8-12
Kadar MDMA dalam tablet ekstasi no. Lab PLP01EA sangat kecil, karena tablet
PLP01EA merupakan multicompound tablet dimana kandungan tablet sangat beragam
antara lain : Metamfetamina, MDMA, Benzocaine, MDEA, Ibuprofen, Acetaminophen,
Kafein, Ketamin, Diphenhydramine, dan Chlorphenamine.
b. PLP03EI
Sampel berupa 70 (tujuh puluh) bungkus plastik bening berisi tablet warna kuning
logo ROLEX dengan berat bruto seluruhnya ±129.920 (seratus dua puluh sembilan
ribu sembilan ratus dua puluh) gram dan jumlah tablet sebanyak ±323.822 (tiga ratus
dua puluh tiga ribu delapan ratus dua puluh dua) butir, dikirimkan oleh Direktorat
Narkotika Badan Narkotika Nasional kepada Pusat Laboratorium Narkotika BNN
untuk keperluan drugs profiling.
BENTUK Crown
UJI WARNA Hasil uji warna dengan pereaksi Marquis, Mandeline, Simon
menunjukkan bahwa sampel PLP03EI mengandung MDMA
Dugaan prekursor utama yang digunakan dalam sintesis MDMA pada tablet PLP03EIb
adalah Safrole.
Dugaan rute sintesis pada sampel PLP03EIb adalah reduktif aminasi dari 3,4-MDP2P
karena ditemukan impurities yang merupakan hasil reduksi 3,4-MDP2P yaitu
1-(3,4-Methylenedioxyphenyl)-2-propanol. Impurities 3,4-Methylenedioxy-N-
methylbenzylamine juga ditemukan pada sampel, dimana impurities tersebut dilaporkan
sebagai produk samping dari reaksi reduktif aminasi piperonal menggunakan
methylamine. Teridentifikasinya kedua impurities tersebut secara bersama-sama
mengindikasikan bahwa MDMA kemungkinan disintesis melalui rute reduktif aminasi
3,4-MDP2P dimana 3,4-MDP2P dihasilkan dari piperonal 8-12
KLASTERISASI
Identifikasi
kemiripan (similarity)
sampel profiling
didasarkan pada
karakteristik sampel
yang diperoleh dari
data profil fisik,
profil kimia dan hasil
analisis isotop stabil
Klasterisasi sampel
profiling merupakan
teknik untuk
mengelompokkan
data sampel
narkotika yang
diprofilkan menjadi
beberapa kelompok
tertentu
Aziridine, Oxazolidine,
1-(1,4-cyclohexadienyl)-2 Diphenethylamine,.alpha.
Aziridine, & Oxazolidine
methylaminopropane -methyl, DPIA
PLP01EB_220 3
PLP02EJ 13 KLASTER 1
EFEDRIN & P2P
PLP04EJa 15
PLP02EI 10
Emde & Leuckart
PLP03EI 11
PLP01EJ 12
PLP03EJ 14
Birch & Leuckart
PLP01EI 9
PLP01EHb 7
Birch
PLP02EH 8 KLASTER 2
EFEDRIN
PLP01EHa 6
Emde
PLP01EEd 4
PLP02EE 5 KLASTER 3
Leuckart P2P
PLP04EJb 16
1 10 sampel disintesis dari prekursor Efedrin & P2P, yang terdiri dari rute sintesis Nagai &
Leuckart (3 sampel), Emde & Leuckart (6 sampel), Birch & Leuckart (1 sampel). Profil PLP03EJ
sangat berbeda dengan sampel lainnya yang disintesis menggunakan rute Emde & Leuckart.
2 5 sampel disintesis dari prekursor Efedrin, dengan menggunakan rute Birch (3 sampel) dan
rute Emde (2 sampel). Profil PLP01EEd dan PLP02EE sangat berbeda meskipun disintesis
dengan rute yang sama
KLASTER SEMI-SINTESIS
KLASTER SINTESIS
KLASTER NATURAL
2. Pusat Penelitian, Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional. 2023. Indonesia
Drugs Report 2023.
4. Dujourdy, L., Dufey, V., Besacier, F., Miano, N., Marquis, R., Lock, E., Aalberg, L.,
Dieckmann, S., Zrcek, F. and Bozenko Jr, J.S. (2008). Drug intelligence based on organic
impurities in illicit MA samples. Forensic science international, 177(2-3), pp.153-161.
5. Kunalan, V., Kerr, W. J., & Nic Daéid, N. (2012). Investigation of the reaction impurities
associated with methylamphetamine synthesized using the Nagai method. Analytical
chemistry, 84(13), 5744-5752.
6. Kunalan, V., Nic Daéid, N., Kerr, W.J., Buchanan, H.A. and McPherson, A.R. (2009).
Characterization of route specific impurities found in methamphetamine synthesized by
the Leuckart and reductive amination methods. Analytical chemistry, 81(17), pp.7342-
7348.
7. Kunalan, V., Kerr, W. J., & NicDaéid, N. (2012). Clarification of route specific impurities
found in methylamphetamine synthesised using the Birch method. Forensic science
international, 223(1-3), 321-329
11. Cheng WC, Poon NL, Chan MF. (2003) Chemical profiling of 3,
4-methylenedioxymethamphetamine (MDMA) tablets seized in Hong Kong. Journal of
Forensic Sciences 48: 1249-1259.
12. Plummer CM, Breadon TW, Pearson JR, Jones OA. (2016) The synthesis and
characterisation of MDMA derived from a catalytic oxidation of material isolated from
black pepper reveals potential route specific impurities. Science & Justice 56: 223-230.