Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fionnula Aprilia S

NIM : 1920268

Kelas : 2E – PMIP

Tanggal : 27 Januari 2021

LAPORAN PRAKTIK

ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN I

I. JUDUL
Penetapan Kadar Protein Metode Kjeldahl (SNI 01-298 1-1992)
II. TUJUAN
Untuk menetapkan kadar protein dalam sampel susu bubuk dengan metode makro
Kjedahl
III. PRINSIP
Dekomposisi senyawa nitrogen organik melalui tahap dekstruksi membentuk
amonium sulfat, kemudian didestilasi membentuk gas amoniak yang bereaksi
dengan asam Klorida (HCL). Sisa HCl yang tidak bereaksi dititar 16 dengan
larutan NaOH menggunakan indikator mengsel. Untuk mengetahui HCl yang
bereaksi dengan contoh dilakukan penetapan blanko.
IV. CARA KERJA

dilakukan penetapan
Ditimbang 2 gram susu (+) 10 mL asam sulfat
dimasukkan ke dalam blanko dengan
dan 2,5 gram katalis pekat, lalu
labu kjedahl memasukkan katalis
selen dihomogenkan
selen

kedua tabung
Setelah selesai, destruksi dilakukan dimasukkan ke alat
dimasukkan H2SO4
ditunggu sampai dingin. dengan suhu (340- destruksi, ditutup lalu
pekat 10 mL
Lalu dilakukan destilasi. 400)°C ditunggu hingga warna
hijau bening.

(+) beberapa mL
diapkan alat penampung Larutan Penampung
aquadest, NaOH 30% (+) 2-3 tetes Indikator
yang berisi HCl 0,5 N dimasukkan sampai
30 mL melalui dinding Mengsel
20 mL tercelup.
labu Kjeldahl

Setelah tahap destilasi


disetting alat menjadi 5 Sampel dimasukkan ke
selesai, dibilas ujung
ditekan tombol Start. Menit dengan menekan alat destilasi, lalu
selang menggunakan
tombol Up and Down. ditutup.
aquadest

dilkukan Penitaran, blanko yang sudah


disiapkan buret yang
hingga warna berubah Dibaca dan dicatat didestilasi, dititrasi
berisi NaOH 0,5 N,
dari warna biru menjadi hasilnya. sampai warna hijau
kemudian ditera
hijau tosca. tosca.

dibaca dan Dicatat hasil


dari Blanko.

V. DATA PENGAMATAN
Asam oksalat yang ditimbang : 0,6210 gram
V NaOH : 10,50 mL
Bobot sampel : 2,0601 gram
V blanko : 21,50 mL
V sampel : 14,50 mL
BST N : 14
VI. PERHITUNGAN
mg asamoksalat
N NaOH=
mL NaOH × BE oksalat
621 mg
¿
mg
10 ,50 mL × 63
mgrek
¿ 0,9388 N

( mL blanko−mL contoh ) × N NaOH × fp × Bst N


Total Nitrogen= ×100 %
Bobot contoh ( mg )
( 21, 50 mL−14 , 50 mL ) × 0,9388 N × 14
¿ × 100 %
2060 ,1 mg
= 4,47 %

Kadar Protein ( % ) =% Nitrogen × Faktor


= 4,47 % × 6,38
= 28,52 %
VII. PEMBAHASAN

Fungsi utama protein dalam tubuh yaitu sebagai zat pembentuk jaringan
baru dan mempertahankan jaringan yang sudah ada agar tidak mudah rusak.
Protein dapat juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi
tubuh tidak dapat terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.

Protein berfungsi sebagai zat pengatur dan pembangun tubuh. Protein


sebagai polimer dari asam amino mengandung unsur C, H, O, dan N. Unsur N
tidak memiliki oleh komponen lemak dan karbohidrat. Sifat amfoter protein
yang dapat bereaksi dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan
asam basa dalam tubuh (ALMATSIER, 2009).
Tujuan praktik ini ialah menentukan kadar protein bahan pangan secara
kuantitatif dengan metode makro Kjeldahl. Metode makro mempunyai kadar
protein sampel yang rendah. Prinsip pada metode Kjeldhal ada 3 yaitu destruksi,
destilasi, dan titrasi. Sampel yang digunakan adalah susu bubuk. Proses destruksi
sampel dipanaskan denggan menggunakan asam sulfat dan campuran selen,
sehingga elemen C, H, dan O teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O sedangkan
N menjadi ammonium sulfat (ditandai warna hijau jernih). Proses destilasi
ammonium sulfat dipecah menjadi ammoniak dengan tambahan NaOH (warna
coklat). Pada proses titrasi sisa HCl yang tidak bereaksi dititar dengan NaOH,
untuk mengetahui HCl yang bereaksi dengan contoh dilakukan penetapan blanko.
Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna biru menjadi hijau. Fungsi blanko
untuk mengetahui HCl yang bereaksi dengan contoh.
Berdasarkan data praktik dan perhitungan, kadar protein dalam sampel adalah
sebesar 28,52 % dengan total nitrogennya sebesar 4,47%. Pada SNI 01-2970-2006
tentang susu bubuk, minimal kandungan kadar proteinnya sebesar 25%, dimana
berarti kadar protein dalam sampel susu bubuk tersebut sudah mencukupi.
VIII. KESIMPULAN
Pada praktik ini diperoleh kadar protein dalam sampel sebesar 28,52% dengan
total nitrogennya sebesar 4,47%. Kemudian jika dibandingkan dengan SNI yaitu
SNI 01-2970-2006 tentang susu bubuk, kadar protein dalam sampel tersebut sudah
mencukupi.
IX. DAFTAR PUSTAKA
ASSOCIATION OF OFFICIAL ANALYTICAL CHEMISTS (AOAC). 1996.
Official Methods of Analysis of the Assosiation of Analytical Chemists. 16th.
ed. Vol I and II AOAC. inc Arlington.Virginia.
STANDAR KOMPETENSI KIMIA ANALITIK. 2004. Unit.
KA.ANA.P.017.A
APRIANTONO, A. et. al. 1989. Analisis pangan (Petunjuk laboratorium). PAU
Pangan dan Gizi- IPB. Bogor.
X. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada tahap dekstruksi, destilasi dan titrasi!
Jawab:
a. Destruksi

R – C – COOH  CO2 + H2O + SO2 + NH3

NH2

b. Destilasi
NH4HSO4 + NaOH  Na2SO4 + NH2 + H2O
NH3 + HCl 0,1 N  NH4Cl
c. Titrasi
NH4Cl + NaOH  NaCl + H2O
2. Jelaskan perbedaan prinsip penetapan protein menggunakan metode makro
dengan metode mikro Kjedahl !
Jawab:
a. Makro
Protein rendah, menggunakan indikator mengsel, larutan
penampungnya adalah HCl dengan penitar NaOH
b. Mikro
Protein tinggi, menggunakan indikator conway, larutan penampungnya
adalah asam borat dengan penitar HCl
3. Jelaskan perbedaan indikator conway dengan mengsel !
Jawab:
Terdapat perbedaan pada titik akhir titrasi, dimana Indikator conway titik
akhir titrasinya tetap biru, sedangkan Indikator mengsel terjadi perubahan
warna dari biru menjadi hijau.

Anda mungkin juga menyukai