Anda di halaman 1dari 12

Materi PPA (6)

PEMANGGILAN
1.Orang yang berperkara berada dalam satu wilayah yurisdiksi,
2. Orang yang dipanggil berada di luar wilayah yurisdiksi.
3. Orang yang dipanggil tidak diketahui alamatnya
4. Orang yang dipanggil sudah meninggal dunia.
5. Pihak yang dipanggil ada di luar negeri

Pada materi kuliah yang lalu telah dibahas tentang praktik penyitaan
yang dilakukan oleh Panitera atau Juu sita. Disamping Juru sita mempunyai
tugas melakukan penyitaan, Juru sita mempunnyai tugas pula malakukan
pemanggilan. Tentang pemanggilan sudah pernah disinggung sekilas pada
saat disampaikan materi ke 3, tentang distribusi perkara. Oleh karena itu
pada materi kali ini difokuskan tentang pemanggilan yang dilakukan oleh juru
sita kepada pihak-pihak yang beperkara atau penca keadilan di Pengdilan
Agama.

Terhadap pemanggilan dapat digolongkan ke dalam 5 (lima) kategori:


sebagai berikut:

1.Orang yang berperkara berada dalam satu wilayah yurisdiksi,


2. Orang yang dipanggil berada di luar wilayah yurisdiksi.
3. Orang yang dipanggil tidak diketahui alamatnya
4. Orang yang dipanggil sudah meninggal dunia.
5. Pihak yang dipanggil ada di luar negeri
Oleh karena itu dalam kesempatan ini akan dijelaskan beberapa cara
pemanggilan sebagai berikut :

1. PANGGILAN YANG PIHAK-PIHAKNYA BERADA DALAM SATU


WILAYAH YURISDIKSI

Jika kedua pihak-pihak berada di dalam satu wilayah yang sama, maka
Jurusita yang memanggil adalah jurusita Pengadillan yang mewilyahi

1
tempat tinggal mereka, misalnya Penggugat tinggal di Jember, dan
Tergugat tinggal di Jember, maka yang memanggil kedua pihak adalah
Jurusita Pengadilan Agama Jember.

PENGGUGAT
DI JEMBER

Jurusita PA Jember
TERGUGAT DI
JEMBER

Dalam melaksanakan panggilan Jurusita harus berusaha bertemu langsung


dengan sendiri dengan pihak-pihak yang dipanggil tersebut di alamat masing-
masing sesusi dengan alamat yang tertera dalam surat gugatan. Bertemunya
Jurusita dengan pihak-pihak tersebut dituliskan dalam relaas panggillan
dengan redaksi “ DI SANA.SAYA BERTEMU DAN BICARA DENGAN
PENGGUGAT/TERGUGAT”

Bagaimana kalau jurusita tidak bertemu dengan pihak-pihak yang


dipanggilnya ?

Apabila Jurusita tidak bertemu dengan pihak-pihak yang dipanggil, maka


pemanggilan dilakukan oleh jurusita dengan cara datang ke Kepala Desa atau
Lurah, dengan meninggalkan satu lembar relaas untuk diteruskan kepada
pihak yang dipanggil tersebut. Dan satu lembar di bawa lagi oleh jurusita
untuk diserahkan kepada Majelis. Dalam relaas tersebut dituluskan redaksi
kalimat “ DI SANA SAYA TIDAK BERTEMU DENGAN
PENGGUGAT/TERGUGAT, DAN KARENANYA PANGGILAN TERSEBUT
SAYA SAMPAIKAN KE KEPALA DESA/LURAH UNTUK DITERUSKAN
KEPADA PENGGUGAT/TERGUGAT”

2. PANGGILAN BAGI PIHAKNYA YANG BERADA DI LUAR WILAYAH


YURISDIKSI

2
 Pada prinsipnya sama dengan pemanggilan yang pihaknya berada
dalam yurisdiksi;
 Pemanggilan kepada pihak yang berada di luar wilayah yurisdiksi
dilakukan :
- dengan meminta bantuan pengadilan agama/ mahkamah
syar’iyah di mana para pihak berada,
- dan pengadilan agama atau mahkamah syar’iyah yang
dimintai bantuan tersebut harus segera mengirim relaas
kepada pengadilan agama/ mahkamah syar’iyah yang
meninta bantuan;
Panggilan melalui bantuan seperti ini dalam praktik disebut panggilan
delegasi atau Tabayyun

JURUSITA PA
JEMBER
MEMANGGIL
PENGGUGAT/
ISTERI DI JEMBER PENGGUGAT
MENGAJUKAN DI
JEMBER
JURUSITA PA
BANUWANGI
MEMANGGIL
TERGUGAT SUAMI
TERGUGAT
DI BANYUWANGI

Pengadilan
Agama
Jember

3
CATATAN:

1 Relaas panggilan untuk penggugat dan Tergugat masing-masing


terdiri 2 lembar, 1 (satu) lembar untuk Penggugat, dan 1 (satu)
lembar untuk Tergugat, dan yang 2 lembar dari relaas Penggugat dan
Tergugat dimasukkan dalam berkas;

2.Jika melalui panggilan bantuan, maka Relaas Panggilan bantuan


dikirimkan kembali ke Pengadilan yang meminta bantuan tersebut’

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan sebagai berikut

PANGGILAN UNTUK PENGGUGAT

1 utk
Relaas Penggugat
panggilan
penggugat 2
lembar
1 utk
berkas

PANGGILAN UNTUK TERGUGAT

RELAAS
1 UTK
PENGGILAN
TERGUGAT
TERGUGAT 2
LEMBAR

1 UTK
BERKAS

3 PANGGILAN YANG PIHAKNYA TIDAK DIKETAHUI ALAMATNYA

4
Terhadap orang yang tidak diketahui alamatnya atau sering
disebut ghaib, maka cara pemanggilannya sebagai berikut:

Non perkawinan Pasal


390 HIR

Panggilan
ghoib PERCERAIAN PASAL 27 pp
No.9 Tahun 1975

A.Perkara non perkawinan :


 Jika tempat kediaman pihak yang dipanggil tidak diketahui atau tidak
mempunyai tempat kediaman yang jelas di Indonesia, maka /
dilaksanakan melalui bupati/walikota setempat dengan cara
menempelkan surat panggilan pada papan pengumuman pengadilan
agama /mahkmah syar’iyah ( 390 HIR);

B.Perkara perkawinan :
 Pemanggilan dalam perkara perkawinan, yang tergugatnya tidak
diketahui tempat tinggalnya (ghoib) dilaksanakan :
a. Menempelkan surat gugatan pada papan pengumuman di Pengdilan
yang bersangkutan;
b. Mngumumkan melalui satu atau beberapa surat kabar atau media
massa lainnya yang ditetapkan oleh ketua pengadilan agama/
mahkmah syar’iyah,
c. Pengumuman melalui surat kabar atau media massa sebagaimana
tersebut di atas harus dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan tenggat
waktu bulan antara pengumunan pertama dan kedua

5
d. Tenggng waktu antara panggilan terakhir dengan penetapan
persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 bulan; ( Pasal 27 PP
No.9 Tahun 1975)
e. Bila tergugat tidak memenuhi panggilan, gugatan dapat dikabulkan
kecuali gugatan tanpa hak atau tanpa dasar hukum;

4 PANGGILAN YANG PIHAKNYA MENINGGAL DUNIA


 Dalam hal yang dipanggil meninggal dunia, maka panggilan
disampaikan kepada ahli warisnya. Jika ahli warisnya tidak
diketahui tempat tinggalnya, maka panggilan dilaksanakan
melalui kepala desa/lurah (390 HIR).

5. PANGGILAN YANG PIHAKNYA DI LUAR NEGERI.


 Pemanngilan terhadap tergugat/termohon yang berada di luar
negeri harus dikirim melalui kementrian luar negeri cq dirjen
protokol dan konseler dengan tembusan disampaikan kepada
kedutaan besar Indonesia di negara yang bersangkutan,

 Permohonan pemanggilan sebagaiamana tersebut di atas tidak


perlu dilampiri surat panggilan, permohonan tersebut dibuat
tersendiri yang sekaligus berfungsi sebagai surat panggilan
( relaas). Meskipun surat panggilan itu tidak kembali atau tidak
dikembalikasn oleh direkturat jendral protokol dan konseler,
panggilan tersebut sudah dianggap resmi dan patut ( Surat
Ketua Mahkamah Agung kepada Ketua Pengadilan Agama
Batam Nomor .055/75/91/IUMTU/Pdt/1991 tanggal 11 Mei
1991),

6
 Tenggat waktu antara pemanggilan dengan persidangan
sebagaimana tersebut angka 11 dan 12 sekurang-kurangnya 6
bulan sejak surat permohonan
pemanggilan dikirimkan.

PENGADILAN AGAMA DI PANGGILAN BERUPA


INDONESIA SURAT DIKIRIM MELALUI
KEMENTRIAN LN
CQ.DIRJEN PROTOKOL DAN
KONSELER, TEMBUSAN KE
DUBES RI DI NEGARA YBS.
TERGUGAT DI LUAR
NEGERI

Contoh
RELAS PANGGILAN KEPADA PENGGUGAT
Nomor……………………/Jr

Pada hari ini ……………. Tanggal ………………. saya…….. juru sita/juru


sita pengganti Pengadilan Agama Jember., atas perintah Ketua Majelis
Hakim Pengadilan Agama tersebut, dalam perkara perdata Nomor………
Pdt.G/20…./PA….
TELAH MEMANGGIL
………………………….., umur,……. Tahun, agama ………..,
pendidikan ………………….., pekerjaan ………………….., bertempat
tinggal di ……………………………., sebagai Penggugat.,
Agar datang menghadap persidangan Pengadilan Agama
…………..Jalan …………………, pada hari …………..tanggal …………..,

7
jam ……………., sehubungan dengan akan dilaksanakan sidang perkara
perdata tersebut, dalam perkara antara :
…………………………………, sebagai Penggugat
melawan
…………………………………., sebagai Tergugat
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman Penggugat, dan di
sana saya bertemu dan berbicara dengan
………………………………………………………………………….
Selanjutnya saya telah menyerahkan kepadanaya sehelai salinan
surat gugatan yang diajukan oleh penggugat,/ Tergugat dan diberitahukan
kepadanya bahwa dirinya dapat menjawab secara lisan atau tertulis , jika
jawaban tersebut tertulis harus ditandatangani sendiri atau oleh
kuasanya, dan jawaban itu diajukan pada waktu sidang tersebut serta
dapat membawa saksi-saksi untuk didengar keterangannya dan
membawa surat-surat yang akan diajukan sebagai bukti dalam perkaranya
yang waktunya akan diberuutahukan kemudian.
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan ini.
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditandatangani oleh saya
serta ………….
Penggugat Juru sita/Juru sita pengganti

………………………… …………………………………

Contoh di wilyah PA lain


RELAS PANGGILAN KEPADA TERGUGAT
Nomor……………………/Bwi

8
Pada hari ini ……………. Tanggal ………………. saya……..juru sita/juru
sita pengganti Pengadilan Agama Banyuwangi…………….., atas perintah
Ketua Majelis Hakim Pengadilan Agama tersebut, dalam perkara perdata
Nomor………Pdt.G/20…./PA….
TELAH MEMANGGIL
………………………….., umur,……. Tahun, agama ………..,
pendidikan ………………….., pekerjaan ………………….., bertempat
tinggal di ……………………………., sebagai Tergugat.,
Agar datang menghadap persidangan Pengadilan Agama
…………..Jalan …………………, pada hari …………..tanggal …………..,
jam ……………., sehubungan dengan akan dilaksanakan sidang perkara
perdata tersebut, dalam perkara antara :
…………………………………, sebagai Penggugat
…………………………………., sebagai Tergugat
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman Tergugat, dan di
sana saya bertemu dan berbicara dengan
………………………………………………………………………….
Selanjutnya saya telah menyerahkan kepadanya sehelai salinan surat
gugatan yang diajukan oleh penggugat,/ Tergugat dan diberitahukan
kepadanya bahwa dirinya dapat menjawab secara lisan atau tertulis , jika
jawaban tersebut tertulis harus ditandatangani sendiri atau oleh
kuasanya, dan jawaban itu diajukan pada waktu sidang tersebut serta
dapat membawa saksi-saksi untuk didengar keterangannya dan
membawa surat-surat yang akan diajukan sebagai bukti dalam perkaranya
yang waktunya akan diberuutahukan kemudian.
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan ini.
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditandatangani oleh saya
serta ………….
Tergugat Juru sita/Juru sita pengganti

9
………………………… …………………………………

Contoh Ahli waris Tergugat


RELAS PANGGILAN KEPADA PENGGUGAT
Nomor……………………/Jr

Pada hari ini ……………. Tanggal ………………. saya…….. juru sita/juru


sita pengganti Pengadilan Agama Jember., atas perintah Ketua Majelis
Hakim Pengadilan Agama tersebut, dalam perkara perdata Nomor………
Pdt.G/20…./PA….

TELAH MEMANGGIL
………………………….., umur,……. Tahun, agama ………..,
pendidikan ………………….., pekerjaan ………………….., bertempat
tinggal di ……………………………., sebagai Penggugat.,
Agar datang menghadap persidangan Pengadilan Agama
…………..Jalan …………………, pada hari …………..tanggal …………..,
jam ……………., sehubungan dengan akan dilaksanakan sidang perkara
perdata tersebut, dalam perkara antara :
…………………………………, sebagai Penggugat
melawan
…………………………………., sebagai Tergugat
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman Penggugat, dan di
sana saya bertemu dan berbicara dengan
………………………………………………………………………….
Selanjutnya saya telah menyerahkan kepadanya (AHLI WARIS)
sehelai salinan surat gugatan yang diajukan oleh penggugat,/ Tergugat
dan diberitahukan kepadanya bahwa dirinya dapat menjawab secara lisan

10
atau tertulis , jika jawaban tersebut tertulis harus ditandatangani sendiri
atau oleh kuasanya, dan jawaban itu diajukan pada waktu sidang tersebut
serta dapat membawa saksi-saksi untuk didengar keterangannya dan
membawa surat-surat yang akan diajukan sebagai bukti dalam perkaranya
yang waktunya akan diberuutahukan kemudian.
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan ini.
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditandatangani oleh saya
serta ………….
Penggugat Juru sita/Juru sita pengganti

………………………… …………………………………

11
12

Anda mungkin juga menyukai