Anda di halaman 1dari 3

Hukum Acara Peradilan Agama

Hukum Acara Peradilan Agama


Berdasarkan Pasal 54 UU No. 7 tahun 1989, hukum acara yang berlaku pada Pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Agama adalah hukum acara perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang terlah diatur secara khusus dalam undang-undang ini.
Adapun hal-hal yang diatur khusus itu antara lain: prosedur pemeriksaan li’an, adanya perbedaan
gugatan yang diajukan istri (cerai gugat) dan suami (cerai talak), adanya ikrar talak sebagai bagian
akhir penyelesaian perkara, dan beberapa hal lainnya, salah satunya mengenai istilah pemanggilan
(Istilah pemanggilan para pihak di lingungan Peradilan Agama dibagi menjadi tiga: panggilan biasa,
tabayun, dan ghaib.

Panggilan biasa: dilaksanakan ketika para pihak berada dalam satu wilayah yuridiksi pengadilan yang
sama.

Panggilan tabayun: apabila para pihak bertempat di luar wilayah yuridiksi suatu pengaila, maka
panggilan dilaksanakan dengan meminta bantuan PA/MS lainnya agar juru sita PA/MS tersebut dapat
memanggil pihak yang berperkara di pengadilan yang memohon bantuan.

Panggilan ghaib: apabila kediaman tergugat tidak diketahui dimana berada di seluruh wilayah
republik Indonesia. Terkhusus perkara perkawinan, tergugat/termohon yang tidak diketahui
keberadaannya panggilannya dilaksanakan dengan memanggil melalui surat kabar/emdia massa dan
panggilan di media massa tersebut dilaksanaan dua kali dengan tenggat waktu antara pengumuman
pertama dan kedua selama satu bulan.

Selanjutnya, berdasarkan Pasal 65 UU No. 7 tahun 1989, perceraian hanya dapat dilakukan di depan
sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
kedua belah pihak.
Adapun hukum acara khusus dalam hal ini adalah sebagai berikut:

Cerai talak (Pasal 66-72)

Cerai gugat (Pasal 73-86)

Cerai dengan alasan zina (Pasal 87-88)

Cerai Talak
Cerai talak dilakukan apabila yang mengajukan perceraian adalah suami dengan mengajukan
permohonan.

Suami merupakan pemohon, dan istri merupakan termohon.

Kompetensi relatif bagi perkara cerai talak adalah:

Permohonan talak diajukan ke Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempta kediaman
termohon. KECUALI, apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang
ditentukan bersama tanpa izin pemohon.

Jika termohon bertempat kediaman di luar negeri, permohonan yang diajukan kepada Pengadilan
yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon.

Hukum Acara Peradilan Agama 1


Jika pemohon dan termohon bertempat di kediaman di luar negeri, permohonan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan, atau PA
Jakarta Pusat.

Penetapan bagi perkara cerai talak:

Bentuk keputusan Pengadilannya adalah PENETAPAN (voluntair)

Jika kedua pihak tidak mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian, maka Pengadilan
menetapan bahwa permohonan tersebut dikabulkan.

Terhadap penetapan, termohon dapat mengajukan banding.

Setelah penetapan memperoleh kekuatan hukum (BHT/inkracht), Pengadilan menentukan hari sidang
penyaksian ikrar talak, dengan memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang
tersebut.

Suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus dalam suatu akta otentik mengucapkan ikrar talak yang
dihadiri oleh istri atau kuasanya. Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut, tetapi tidak
datang menghadap sendiri atau mengirim wakilnua. Maka, suami atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar
talak tanpa hadirnya istri atau walinya.
Namun, jika suami dalam tenggang waktu 6 bulan sejak ditetapkan hari sidang penyaksian ikrar talak,
tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan
secara sah dan patut, maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan perceraian tidak dapat diajukan
lagi berdasarkan alasan yang sama.

Setelah ikrar talak, hakim membuat penetapan yang isinya menyatakan bahwa perkawinan putus sejak
ikrar talak diucapkan dan penetapan tersebut tidak dapat dimintakan banding atau kasasi.

Cerai Gugat
Cerai gugat dilakukan apabila yang mengajukan perceraian adalah istri dengan mengajukan
GUGATAN.

Istri merupakan penggugat, sedangkan suami merupakan tergugat.

Kompetensi relatif dalam cerai gugat adalah:

Gugatan perceraian dilakukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman penggugat. KECUALI apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan
tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.

Jika penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian diajukan ke Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.

Jika penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau PA
Jakpus.

Adapun bentuk keputusan Pengadilan atas gugatan cerai/cerai gugat adalah PUTUSAN. Perceraian
dianggapp terjadi berserta segala akibat hukumnya terhitung sejak putusan Pengadilan memperoleh
kekutan hukum tetap.
Gugatan cerai gugur apabila suami atau istri meninggal dunia sebelum adanya putusan Pengadilan pada
Pasal 69 dan Pasal 69.

Hukum Acara Peradilan Agama 2


Mediasi
Mediasi dilakukan oleh mediator yang berupata untuk mendamaikan suami dan istri yang akan bercerai.
Mediasi dilakukan di luar sidang.

Gugatan dalam Perkara Perceraian


Pasal 66 ayat (5) dan Pasl 86 ayat (1)

Dimungkinkan dilakukan penggabungan permohonan atau ugatan cerai dengan gugatan lainnya
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut.

Gugatan tersebut dapat diajukan dalam konvensi maupun rekonvensi.

Hukum Acara Peradilan Agama 3

Anda mungkin juga menyukai