Silabus Lingkar Karya
Silabus Lingkar Karya
EM UB 2017
PEMBINAAN
PUSAT JAMINAN MUTU ORGANISASI
EKSEKUTIF MAHASISWA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Pertemuan Jumlah
Materi Hari & Tanggal Tempat
ke- yang hadir
1 Perkenalan awal
2 Urgensi Menuntut Ilmu
3 Urgensi Berorganisasi
4 Komitmen
5 Profesionalitas
6 Kepemimpinan
7 Komunikasi Yang Baik
Peran dan Tanggung
8
Jawab Seorang Manusia
9 Hakikat Manusia
10 Adab Berpakaian
11 Problem Solving
Berfikir Kreatif, Inovatif,
12
dan Kritis
13 Team Work
14 Menghargai Orang Lain
15 Motivasi
16 Manajemen Waktu
17 Prioritas
18 Loyalitas
Berbakti Kepada Kedua
19
Orangtua
20 Problematika Moral
1. Perkenalan Awal
Tujuan
Staf memahami arti dan pentingnya lingkar karya
Rincian Bahasan
Lingkar Karya merupakan suatu wadah yang difasilitasi oleh Badan Pengurus Harian
Eksekutif Mahasiswa Brawijaya 2017 untuk melakukan belajar bersama mengenai
kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk cipataan Allah, masyarakat, mahasiswa, serta
pemimpin maupun anggota. Jadi di sini BPH akan memberikan materi jika staf merasa ada
yang kurang dengan yang disampaikan BPH, staf bisa menambahkan. Kegiatan di lingkar
karya ini bukan hanya berbentuk ceramah saja tetapi bisa juga dengan diskusi/sharing
bersama, dan bisa juga ditambahkan dengan agenda softskill seperti futsal bersama,
berenang bersama, menjahit, dan memasak.
Urgensi dari lingkar karya ini bukan hanya sekedar mendengarkan BPH menyampaikan
materi atau berdiskusi bersama, tetapi sebagai tambahan ilmu yang tidak semua didapat di
bangku perkuliahan. Sebenarnya selama kita sebagai mahasiswa jangan kita mengejar ilmu
di bangku perkuliahan saja, tetapi ilmu-ilmu yang langka seperti dilingkar karya ini juga
perlu kita peroleh sebagai bekal kita kelak dikehidupan mendatang. Jadi diharapkan para
staf memahami urgensi lingkar karya ini. Allah pun senang ketika ummat-Nya menuntut
ilmu, karena dengan ilmu kita bisa dihargai, selain itu ilmu yang bermanfaat merupakan
salah satu amalan pemberat kita kelak di akhirat. Semoga kita dapat selalu hadir dalam
majlis ilmu ini.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan
pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang
membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare
School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-
pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Masuk ITB dan Kuliah di Jerman
Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB
(Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan
beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman,
karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi
Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi
pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).
Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus
sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya
sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia
yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau
atau swasta dari pada teman-temannya yang lain.
Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian
dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan
kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak
menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa
mengikuti ujian.
Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan
predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau
mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman.
Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk
mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000
wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi
membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische
Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada
tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin
keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang
jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar
untuk kuliahnya.
Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk
mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie
mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna)
dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen
Aachean.
Mahasiswa tanpa organisasi tak ubahnya seorang pelajar tanpa pengalaman lapangan.
Mereka tak lain kecuali siswa lanjutan yang hanya belajar materi akademik. Mereka
hanya mementingkan bagaimana menjadi orang pintar tanpa merenungkan bagaimana
mentransformasikannya dalam kelangsungan hidup masyarakat. Tidak bisa dipungkiri
bahwa teori tidak selalu sama dengan realitas. Bagaimanapun piawainya seorang
mahasiswa berteori, genius sekalipun dalam mengerjakan soal, belum tentu dia bisa
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Pada titik inilah, organisasi
tidak bisa dihindari oleh mereka yang mengaku betul-betul mahasiswa. Kalau hanya
ingin mencari ilmu pengetahuan, seseorang tidak perlu repot-repot menjadi mahasiswa.
Dia bisa belajar autodidak dengan membaca koran dan buku ilmiah serta internet atau
menyimak diskusi yang dipublikasikan oleh media televisi, misalnya. Namun, dia tidak
boleh terlalu banyak bermimpi untuk bisa menjadi leader (pemimpin) dalam sebuah
komunitas karena kepemimpinan adalah bagian penting dalam pengalaman organisasi.
1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan di sepakati.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.
2. Pengertian Pengorganisasian
Proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
3. Pengertian Struktur Organisasi
Susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain
daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
4. Urgensi Berorganisasi
a. Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat
dalam hubungan formal.
b. Organisasi adalah alat perjuangan untuk sebuah asa menuju cita
c. Dapat meningkatkan kemampuan berkreatifitas, dan berkreasi
d. Sebagai sarana mengasah kepemimpinan
“Tidak semata-mata berkumpul satu kaum di rumah Allah yang dibacakan di dalamnya
kitabullah dan difahami maknanya, kecuali malaikat turun, akan diberikan rahmat, diberikan
ketenangan batin dan nama-nama orang itu disebut-sebut oleh penduduk langit.” – Anonim
4. Komitmen
Tujuan
1. Staf memahami arti komitmen
2. Cara membentuk komitmen
3. Hikmah berkomitmen
Rincian Pembahasan
1. Arti Penting Komitmen
Armstrong (1991) menyatakan bahwa pengertian komitmen mempunyai ada 3 (tiga)
area perasaan atau perilaku terkait dengan organisasi yang sedang diikuti :
1. Kepercayaan, pada area ini seseorang melakukan penerimaan bahwa organisasi
adalah tempat atau tujuan-tujuan organisasi didalamnya merupakan sebuah nilai
yang diyakini kebenarannya.
2. Keinginan untuk di dalam organisasi sebagai kontrak hidupnya. Pada konteks ini
orang akan memberikan waktu, kesempatan dan kegiatan pribadinya untuk
berorganisasi tanpa mengharapkan imbalan personal.
3. Keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi.
Jadi pengertian komitmen lebih dari sekedar menjadi anggota saja, tetapi lebih dari itu
orang akan bersedia untuk mengusahakan pada derajat upaya yang tinggi bagi
kepentingan organisasi, demi memperlancar mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan definisi-definisi di atas terlihat adanya suatu kesamaan, yaitu bahwa
komitmen pada organisasi ditandai dengan bentuk loyalitas dan identifikasi diri
terhadap organisasi. Komitmen pada organisasi tidak hanya menyangkut pada kesetiaan
anggota pada organisasi yang bersifat positif tetapi juga melibatkan hubungan yang
aktif dengan organisasi, di mana anggota bersedia atas kemauan sendiri untuk
memberikan segala sesuatu yang ada pada dirinya guna membantu merealisasikan
tujuan dan kelangsungan organisasi.
Berdasarkan pada definisi di atas dapat dilihat bahwa komitmen organisasi itu
dijelaskan melalui pada tataran afektif yaitu kepercayaan dan penerimaan orang atas
nilai dan tujuan organisasi, sehingga membuat orang itu untuk betah dan tetap ingin
bertahan di organisasi. Pada sisi lain ternyata komitmen organisasi juga dapat
dijelaskan pada tataran kontinuasi.
2. Cara Membentuk Komitmen
1. Menciptakan rasa kepemilikan terhadap organisasi, untuk menciptakan kondisi ini
orang harus mengidentifikasi dirinya dalam organisasi, untuk mempercayai bahwa
ada guna dan manfaatnya bekerja di organisasi, untuk merasakan kenyamanan
didalamnya, untuk mendukung nilai-nilai, visi, dan misi organisasi dalam mencapai
tujuannya. Salah satu faktor penting dalam menciptakan rasa kepemilikan ini adalah
meningkatkan perasaan seluruh anggota menanamkan bahwa organisasi ini adalah
benar-benar merupakan “milik” mereka. Bila mereka anggota organisasi merasa
terlibat dan semua idenya dipertimbangkan maka muncul perasaan kalau mereka
ikut berkontribusi terhadap pencapaian hasil. Apalagi ditambah dengan
kepercayaan kalau hasil yang diperoleh organisasi akan kembali pada kesejahteraan
mereka pula.
2. Menciptakan semangat dalam berorganisasi, cara ini dapat dilakukan dengan lebih
mengkonsentrasikan pada pengelolaan faktor-faktor motivasi instrinsik dan
menggunakan berbagai cara perancangan organisasi. Menciptakan semangat kerja
anggota bisa dengan cara membuat kualitas kepemimpinan yaitu menumbuhkan
kemauan manajer dan supervisor untuk memperhatikan sepenuhnya motivasi dan
komitmen bawahan melalui pemberian delegasi tanggung jawab dan
pendayagunaan ketrampilan anggota.
3. Keyakinan dalam manajemen, cara ini mampu dilakukan manakala organisasi
benar-benar telah menunjukkan dan mempertahankan kesuksesan. Manajemen
yang sukses menunjukkan kepada bawahan bahwa manajemen tahu benar kemana
organisasi ini akan dibawa, tahu dengan benar bagaimana cara membawa organisasi
mencapai keberhasilannya, bahkan sampai pada kemampuan menterjemahkan
rencana ke dalam realitas.
4. Hikmah berkomitmen
Visi besar seorang pemimpin
Komitmen dilakukan dengan cara lembut dan tidak memaksa
Ajakan berkomitmen ditujukan untuk mengabdi kepada suatu organisasi
“Tanda-tanda hati yang nampak adalah bergaul dengan orang lain dalam rangka
menerapkan kebenaran baik dalam kondisi senang atau benci” – Anonim
5. Profesionalitas
Tujuan
1. Staf memahami arti profesionalitas
2. Staf memahami cara menjadi profesionalitas
Rincian Bahasan
1. Arti Profesionalitas
Profesionalitas secara garis besar merupakan kata sifat yang berarti karakter kerja
seseorang dalam menekuni profesinya atau juga kemampuan untuk bertindak secara
profesional. Profesionalitas juga menyangkut perihal profesi atau keprofesian yang
menyangkut kualitas sikap sang pemangku jabatan terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
2. Cara menjadi orang yang profesionalitas
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut profesional apabila ia tahu betul apa yang harus dikerjakan.
Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang
dicapai. Seorang profesional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis,
tapi juga harus mampu mempraktekannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-
ukuran yang jelas, apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai
apakah seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu
: bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan
mencapai hasil kerjannya. Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan
dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukan jadi trouble
maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya.
2. Mampu bekerja keras
Seorang profesional akan secara sadar sanggup untuk bekerjaa keras dalam
menyyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Ia tetaplah manusia biasa yang
mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena ituia harus mampu menjalin
kerja sama dengan berbagai pihak tanpa pandang bulu. Ia akan membuka dirinya lebar-
lebar untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Ia tidak akan merasa
canggung atau turun harga diri bila harus bekerja sama dengan orang-orang yang
mungkin secara status lebih rendah darinya. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu
mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, dimana pun,
dan kapan pun.
3. Loyalitas
Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan
pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa
cinta. Seorang profesional memiliki suatu prinsip hidup, bahwa apa yang dikerjakannya
bukan suatu beban, tetapi merupakan panggilan hidup untuk berkarya dan memberikan
manfaat bagi orang lain. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh.
Loyalitas ini akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan selalu
mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya, tanpa menunggu perintah. Dengan
adanya loyalitas, ia akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha
antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.
4. Integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi
seorang yang profesional. Dengan integritas ini seorang profesional akan mempunyai
kesadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani dan suara hati harus
tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Maka, tidaklah berlebihan
apabila dikatakan bahwa seorang profesional tak cukup hanya cerdas dan pintar secara
intelektual, tapi juga sisi mental dan emosional. Alangkah lucunya bila seorang
mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataannya ia seorang koruptor atau
manipulator atau terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap
saat bisa terjadi??
5. Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan masa depan.
Visi ini bisa dianggap sebagai peta jalan menuju masa depan yang dengannya ia akan
memilki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, prilaku dan
tindakannya terfokus pada tujuan yang akan dicapai. Dengan mempunyai visi yang
jelas, maka ia memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya
sudah dipikirkan masak-masak, sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang
akan diterimanya. Visi yang jelas juga memacunya untuk menghasilkan prestasi yang
maksimal, sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia
capai. Jika gagal. ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa
mengambilalih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.
6. Kebanggaan
Seorang prosional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun profesi
atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang setinggi-
tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga tersebut, ia akan
mempunyai rasa cinta terhadap profesinya. ia akan mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap apa yang dilakukakannya, sehingga mengerakan dirinya untuk mencari hal-
hal yang lebih baik dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang
ia lakukan.
7. Komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalitasnya. Artinya, ia tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang
akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Ia tidak akan mengorbankan idealismenya
sebagai seorang yang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan
jabatan. Bahkan bisa bagi dirinya, lebih baik mengorbankan harta, pangkat dan
jabatan asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang. Untuk membentuk
komitmen yang tinggi dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai
profesionalisme. Tanpaadanya konsistensi atau keajekan, seseorang sulit menjadikan
dirinya sebagai profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan
yang terjadi.
8. Motivasi
Dalam situasi dan kondisi apapun, sorang profesional tetap harus bersemangat dalam
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, seburuk apapun kondisi dan
situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan
hasil yang maksimal tanpa kenal menyerah. Ia akan menjadi motivator bagi dirinya
sendiri, sehingga dapat membangkitka kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi
dan kondisi yang dihadapi. Disamping itu ia juga harus mampu menyemangati
lingkungannya. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus memberikan
motivasi untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
“Professional is not a label you give yourself – It’s a description you hope others will
apply to you”
6. Kepemimpinan
Tujuan
1. Staf memahami apa arti kepemimpinan
2. Staf memahami hak dan kewajiban seorang pemimpin
3. Staf memahami hak dan kewajiban seorang anggota
Rincian Bahasan
Tanggung jawab pemimpin
Beratnya tanggung jawab pemimpin dikarenakan :
1. besarnya tujuan dan cita-cita yang akan dicapai
2. semakin banyaknya jumlah anggota
3. pemimpin bertanggungjawab meberi arahan kepada anggota untuk menjalankan langkah-
langkah gerakan dan mencapai hasil dalam organisasi
4. produktivitas yang dihasilakan atas usaha bersama besar pula
5. semakin kompleksnya persoalan dalam organisai dan saling berkait serta perlu ditangani
dengan cepat.
6. seluruh anggota yang berjuang menaruh harapan dan meletakkan cita-cita kepadanya
7. hebatnya tantangan yang dihadapi dalam organisai
8. perbedaan karakter yang sedang dilaluinya.
Hal-hal yang membantu terlaksananya tugas pimpinan
1. ikhlas karena Allah semata serta selalu berkata benar dan jujur kepadaNya
2. peka terhadap pengawasan dan penjagaan Allah yang terus menerus terhadap seluruh
waktu dan amal usahanya.
3. memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya.
4. memiliki rasa tanggung jawab besar yang dapat mendorongnya untuk selalu menjaga diri
dalam memgang amanah
5. memberikan perhatian yang cukup kepada masalah pendidikan (tarbiyah),menyiapkan
kader dan calon pengganti,
6. terjalinnnya rasa kasih saying dn ukhuwwah yang tulus di kalangan anggota jamaah,
khususnya antara anggota dan pimpinan
7. benar-benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana,
persiapan-persiapan yang sesuai dengan kemampuan.
8. para pemimpin pada tingkat cabang atau derah dan setiap anggota jamaah harus merasakan
bagaimana beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan pusat dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya
9. sungguh-sungguh menyalakan cita-cita, mengukuhkan tekad dan membangkitkan harapan
di kalangan anggota jamaah
Sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin :
1. senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas karena Allah semata
2. berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpengalaman luas, berpandangan jauh dan tajam,
berwawasan luas, mampu menganalisis berbagai persoalan sari segala sisi dan dan tepat
dan cepat menrapkan hasil analisanya dengan baik.
3. berperangai penyantun, kasih saying, lemah lembut, dan ramah. (QS Ali-Imran:159)
4. bersahabat
5. berani dan sportif, tidak pengecut dan membabi buta.
6. benar dalam berkata, sikap, dan perbuatan
7. merendahkan diri dan tidak membanggakan diri kepada manusia (QS. Assyu’ara:215)
8. memaafkan, menahan amarah dan berlaku ihsan (QS Ali Imran:134)
9. menepati janji dan sumpah setia (QS Al-Ahzab :23-24)s
10. Sabar (QS Al-Baqarah : 153)
11. kesucian jiwa dan tidak mudah tunduk kepada hawa nafsu dan kecenderungan yang
mengotori jiwa (QS Al-Hasyr : 9)
12. adil dan jujur
13. tidak mengungkit-ungkit dan menyombongkan diri
14. memelihara hal-hal yang dimuliakan Allah (QS. Al Hajj : 30)
15. berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba
16. tekad bulat, berserah diri dan yakin (QS At-Thalaq :3)
17. sederhana dalam segala hal
18. bertahan dalam kebenaran dengan teguh dan pantang mundur
19. menjauhi sifat pesimistis dan over estimasi
Keanggotaan dan tuntunannya
Persyaratan pokok seorang anggota :
1. Memahami benar arti komitmennya kepada organisasi
2. Mengenal karakter tahapan komunikasi dalam organisai yang sedang dijalaninya dengan
segala tuntunannya
3. Yakin akan kewajiban bergerak membangkitkan semangat di dalam jiwa manusia
4. Mengetahui bahwa kewajiban ini tidak mungkin terlaksana dan tercapai hanya dengan
usaha perseorangan atau sendiri-sendiri
5. Team work merupakan persoalan yang wajib ditunaikan
6. Menyadari perlunya memilih organisasi yang akan dimasukinya
7. Sebelum memilih suatu organisasi, harus meneliti sifat-sifat asasi organisasi tersebut
8. Memilih organisasi dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan
9. Setiap anggota harus menyadari akan kebaikan yang tak ternilai
Beberapa Keharusan dan Prilaku Anggota yang Harus Ditegakkan :
1. Seorang anggota harus berusaha menjadi seorang angotan yang teguh dan yakin terhadap
team work dengan segala tuntutannya
2. Anggota harus mengetahui secara mendalam segala ketentuan organisasi
3. anggota jama’ah harus melengkapi diri dengan berbagai bidang kemampuan
4. berniat ikhlas karena Allah semata dan terhindar dari penyakit-penyakit bathin
5. anggota harus menjadi pelindung terpercaya terhadap tujuan anggota
6. Anggota harus membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan
7. Seorang anggota harus benar-benar memberikan kepercayaan penuh pada pimpinan
Aturan dan Adab Pergaulan Pimpinan dan Anggota
1. Saling menghormati, menghargai, dan menasihati
2. Adab pergaulan dan perbincangan. Orang yang pertama mengajak bicara harus menghadap
kepada yang diajak bicara, mengucapkan kata-katanya dengan jelas dan wajar. Orang yang
mendengar harus juga menghadap orang yang mengajak bicara, diam mendengarkan
pembicaraan dan memperhatikan dan tidak memotong pembicaraan sebelum selesai
3. Saling mempercayai dan berbaik sangka
4. Saling menasihati
5. Saling mencintai dan bersaudara
6. mempererat hubungan antara pemimpin dan anggota
7. pergantian kepemimpinan dilaksanakan dengan lapang dada
8. Tunduk di bawah hukum Allah dan Rasul-Nya
Sistem dan Peraturan
1. Mekanisme kerja dan peraturan harus berada dalam kerangka dasar-dasar organisasi
2. Seluruh sistem dan peraturan harus dipandang sebagai sarana dan alat untuk menyusun dan
mengatur kerja dan gerakan
3. Anggota harus bergerak sesuai hasil syura, ketentuan dan polesi pimpinan
4. Terbentuk bidang gerakan yang dierlukan di setiap kegiatan
5. Peraturan bertujuan untuk mengelakkan kekacauan aktivitas yang dapat mengganggu atau
bahkan menghancurkan program
6. Peraturan harus mencakup cara perbaikan bagi setiap kelalaian dan kesalahan
7. Menyusun peraturan dan sistem perlu diperhitungkan keluwesannya, sehingga dapat
memudahkan jama’ah bergerak meraih keberhasilannya
“Kepemimpinan bukan tentang bagaimana mengatur orang lain mengikuti kita, namun
bagaimana kita mengatur diri ini agar diikuti orang lain”
7. Komunikasi yang Baik
Tujuan
Staf memahami cara berkomunikasi yang baik
Rincian Pembahasan
Tata cara berkomunikasi
1. Memahami Dasar-dasar Kemampuan Komunikasi
-Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi. Komunikasi adalah proses
mengirimkan sinyal/pesan antara pengirim dan penerima melalui berbagai macam
metode (tulisan, isyarat nonverbal, dan lisan). Komunikasi juga merupakan mekanisme
yang kita gunakan untuk membangun dan memodifikasi hubungan.
-Berlatihlah. Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dimulai dengan
interaksi yang sederhana. Kemampuan komunikasi bisa dilatih setiap hari baik baik
untuk interaksi sosial hingga profesional. Kemampuan baru membutuhkan waktu untuk
ditingkatkan. Namun, setiap kali Anda menggunakan kemampuan komunikasi, maka
Anda akan membuka diri terhadap berbagai kesempatan dan hubungan di masa depan.
-Milikilah keberanian untuk mengatakan apa yang dipikirkan. Milikilah rasa
percaya diri bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam
percakapan. Luangkan waktu setiap hari untuk mengenali pendapat dan perasaan Anda
sehingga Anda dapat menyampaikan pada orang lain. Orang yang ragu untuk berbicara
karena merasa pendapatnya tidak berharga tidak perlu takut. Apa yang penting atau
berharga untuk seseorang mungkin tidak berlaku bagi orang lain dan mungkin lebih
berharga bagi orang yang satunya lagi.
2. Libatkan Lawan Bicara
-Lakukan kontak mata. Apapun posisi Anda, entah itu sebagai pembicara atau
pendengar, memandang mata orang lain yang Anda ajak bicara akan membuat interaksi
menjadi lebih berhasil. Kontak mata menunjukkan ketertarikan dan membuat lawan
bicara menjadi tertarik juga untuk berinteraksi dengan Anda.
Salah satu teknik untuk membantu hal ini adalah memandang salah satu mata
pendengar lalu berpindah ke mata lain. Memandang berpindah-pindah dari satu mata
ke mata lain akan membuat Anda terlihat berbinar-binar. Cara lain adalah dengan
membayangkan huruf “T” pada wajah si pendengar, dengan garis horisontal sepanjang
alis dan garis vertikal sampai tengah hidung. Pusatkan mata untuk terus memandang
zona “T” tersebut.
-Gunakan gestur. Gestur ini meliputi tangan dan wajah Anda. Buatlah agar seluruh
tubuh Anda bicara.Gunakan gestur yang lebih kecil untuk perorangan dan kelompok
kecil. Gestur yang lebih besar digunakan saat menghadapi kelompok lawan bicara yang
lebih besar.
-Jangan mengirimkan pesan yang campur aduk. Selaraskan antara kata-kata, gestur,
ekspresi wajah, dan nada suara. Menghukum seseorang sambil tersenyum akan
mengirimkan pesan yang campur aduk dan tindakan ini tidak efektif. Jika Anda
mengirimkan pesan yang negatif, selaraskan kata-kata, ekspresi wajah, dan nada suara
dengan pesan tersebut.
-Hati-hati dengan apa yang dikatakan oleh tubuh. Bahasa tubuh dapat lebih
berbicara banyak daripada kata-kata yang keluar dari mulut. Sikap yang terbuka dengan
posisi lengan yang santai mengisyaratkan bahwa Anda mudah didekati dan terbuka
untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan orang lain.
Sebaliknya, lengan yang terlipat dan bahu yang membungkuk menunjukkan
ketidaktertarikan pada percakapan atau tidak bersedia untuk berkomunikasi.
Komunikasi seringkali bisa dihentikan dengan bahasa tubuh sebelum dimulai yang
menandakan Anda tidak ingin berbicara.
Postur yang tepat dan sikap yang mudah didekati dapat membuat percakapan yang kaku
sekalipun mengalir dengan lancar.
-Tunjukkan sikap dan kepercayaan yang konstruktif. Sikap yang Anda tunjukkan
saat berkomunikasi akan memberikan pengaruh yang besar pada cara Anda mengatur
diri dan berinteraksi dengan orang lain. Bersikaplah jujur, sabar, optimis, tulus,
menghargai, dan menerima orang lain. Bersikaplah sensitif terhadap perasaan orang
lain dan percaya pada kemampuan orang lain.
-Kembangkan kemampuan mendengar yang efektif. Seseorang tak hanya dituntut
untuk mampu berbicara secara efektif, namun juga harus mendengarkan orang lain dan
terlibat dalam pembicaraan yang sedang dibicarakan oleh orang lain. Hindari sikap
hanya mendengarkan akhir kalimatnya saja sehingga Anda ikut berbicara pada saat
yang bersamaan dengan orang lain yang sedang berbicara.
Tips
Pastikan Anda menggunakan tata bahasa yang tepat.
Milikilah rasa percaya diri saat berbicara, tak perlu risau dengan pendapat orang lain.
Gunakan volume suara yang sesuai dengan situasi percakapan.
Jangan memotong pembicaraan orang lain atau ikut berbicara saat orang lain bicara.
Tindakan itu akan merusak suasana percakapan. Pemilihan waktu adalah sesuatu yang
penting.
Pembicara yang baik adalah pendengar yang baik.
Reaksi dari lawan bicara dapat memastikan Anda mengerti apa yang sedang
dibicarakan.
Cobalah untuk berbicara dengan fasih dan pastikan orang lain bisa mendengar Anda
ketika berbicara.
Jangan terlalu memuji diri sendiri di depan lawan bicara.
“Hubungan dengan manusia dan Allah harus seimbang ibarat pemasukan dan pengeluaran
uang”
8. Peran dan Tanggung Jawab Seorang Manusia
Tujuan
Staf dapat memahami peran dan tanggung jawab seorang manusia
Rincian Pembahasan
Dalam kehidupannya manusia mempunyai tugas dan tanggung jawabnya dalam kehidupan
sehari – hari misalnya bekerja, beribadah, berkeluarga dan sebagainya. Tanggung jawab
erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap
seseorang, kewajiban merupakan hak. maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajibannya.
Tugas
Manusia mempunyai tugasnya yaitu Beribadah, seperti Sholat, puasa, haji, dan
sebagainya. Sedangkan ibadah adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan
dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia
untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan
Hadist. Dan tentunya dari makna ibadah dalam arti luas ini akan terpancarkan pribadi
seorang muslim sejati dimana seorang muslim yang mengerjakan kelima rukun Islam maka
akan bisa memberikan warna yang baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan
banyak memberikan manfaat selama bermuamalah itu.
Disamping itu, segala aktifitas yang kita lakukan baik itu aktifitas ibadah maupun
aktifitas keseharian kita dimanapun berada di rumah, di kampus di jalan dan dimanapun
haruslah hanya dengan niat yang baik dan lillahi ta’ala, tanpa ada motivasi lain selain
ALLAH, sebagai misal beribadah dan bersedekah hanya ingin dipuji oleh orang dengan
sebutan “alim dan dermawan”; ingin mendapatkan pujian dari orang lain; ingin
mendapatkan kemudahan dan fasilitas dari atasan selama bekerja dan studi dengan
menghalalkan segala cara dan lain sebagainya. Sekali lagi jika segala aktifitas bedasarkan
niatnya karena Allah, dan dilakukan dengan peraturan yang Allah turunkan maka hal ini
disebut sebagai ibadah yang sesungguhnya. Di dalam Adz Dzariyat 56: “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Kita beribadah kepada Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita, Allah sama
sekali tidak membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun semua orang di dunia ini
menyembah-Nya, melakukan sujud pada-Nya, taat pada-Nya, tidaklah hal tersebut semakin
menyebabkan meningkatnya kekuasaan Allah. Demikian juga sebaliknya jika semua orang
menentang Allah, maka hal ini tak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan Allah. Jadi
sebenarnya yang membutuhkan Allah ini adalah kita, yang tergantung kepada Allah ini
adalah kita, yang seharusnya mengemis minta belas kasihan Allah ini adalah kita. Yang
seharusnya menjadi hamba yang baik ini adalah kita. Allah memerintahkan supaya kita
beribadah ini sebenarnya adalah untuk kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasih
kepada-Nya, atas nikmat yang diberikan-Nya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa,
Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” [2 : 21]
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Tanggungjawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
Berdasarkan penjalasan di atas, maka dapat kita jelaskan macam-macam dari bentuk
tanggungjawab sebagai berikut :
Macam-macam Tanggungjawab :
1. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
“If it is to be, it is up to me” maksud dari pepatah lama tersebut adalah hanya diri kita yang
sepenuhnya bertanggungjawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri. Ada
beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggungjwab kehidupan ini dengan baik.
Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri
sendiri. Selain itu, memahami tujuan hidup supaya langkah untuk dikerjakan lebih terfokus.
Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang
terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar
depan. Keadaan dalam merespon keadaan menentukan tingkat keberhasilan. Suatu keadaan
yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda
pula. Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika
Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara
kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk
sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka
ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat. Sedangkan saudara kembarnya
sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan
kendali dan selalu berusaha menghancurkan dirinya sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam
di penjara seumur hidup karena melakukan tindakan kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada
orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupkan penyebab dari nasib
buruknya itu. Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggungjawab hidup yang
besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri
masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia
kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih
kehidupannya yang lebih baik. Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang
ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggungjawab
kehidupam ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti,
sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang
pasti. Sehingga, ia merasa tidak perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini.
Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Dilain pihak, sang adik
tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat
rasa tanggungjawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib
yang sangat besar pula.
Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang
bertanggungjawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan
orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun esuksesan kita. Peran dari orang
lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.
2. Tanggungjawab terhadap Keluarga
Secara tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan
tanggungjawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota keluarga
saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan susah, saling
mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah kehidupan itu
berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi tanggungjawab, orang tua adalah orang
yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan
oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara
tidak langsung ayah dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang
tua itu sendiri.
3. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari
perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari
tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-
aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang
menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam
negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah
sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang
bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak
milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran)
berdasarkan KUHP.
4. Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau lebih
khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan investasi
jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sumber Daya Manusia Indonesia
masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya
karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas
terpenting. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai
investasi jangka panjang.
– Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar
pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima
fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga
tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk
perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam
ekonomi yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa
pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter
ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi
kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa
pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan.
Manfaat
moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah
menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan
pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal
utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak
orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun
bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan
teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam
menggerakkan pembangunan nasional.
– Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari
pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total
biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan
yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
– Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-
ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi
kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap
perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.
Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak
pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Perkembangan
ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa
tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya
itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Dari paparan di atas tampak bahwa
pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi
dan integrasi bangsa.
5. Tanggungjawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya
disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah
Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-
Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk
suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut
meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia
terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia
tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek
pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan
kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan
ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja
keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga.
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung
pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-
mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian
karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata
pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara
ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak
menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam
pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Tujuan
1. Staf memahami apa itu manusia
2. Staf memahami hakikat manusia
Rincian Bahasan
1. Pengertian manusia
e. Manusia itu makhluk (yang diciptakan), bukan KHALIK (pencipta)
f. Kalau sedar bahawa kita ini makhluk, maka kita akan tunduk kepada Pencipta kita
g. Sifat makhluk :
Fitrah (30 : 30)
Lemah (4:28, 30:54)
Bodoh (33:72, 17:85) Meskipun Allah menciptakan manusia itu lemah dan bodoh, tapi tetap
memberikan amanah
Fakir (35:15)
2. Hakikat manusia
Dimuliakan
-Ditiupkan RUH (32:9)
o Malaikat hanya ruh sahaja
o Binatang dan tumbuhan tidak diberi ruh
-Diberikan KEISTIMEWAAN (17:70)
o Diberi kendaraan darat dan laut
o Diberi rizki (makanan yang beraneka)
o Diberi kelebihan
-Alam semesta ditundukkan bagi manusia (16:14)
o Doa naik kendaraan (43:13-14)
Diberi tanggung jawab
-Manusia adalah makhluk yang dimuliakan pun diberi beban atau tanggung jawab
-Ada dua beban besar yang diberikan kepada manusia
IBADAH (51:56)
PEMIMPIN (2:30)
Diberi kebebasan memilih
-Manusia adalah makhluk yang dimuliakan, diberi beban, dan diberi kebebasan memilih
(18:29, 76:3)
-Ada dua pilihan
Beriman kepada Allah atau
Kafir
“Ajining sliro soko busono (Kepribadian manusia bisa dilihat dari cara berpakaiannya)” –
Pepatah Jawa
11. Problem Solving
Tujuan
Staf mampu memahami cara-cara menyelesaikan masalah
Rincian Bahasan
Strategi dalam menyelesaikan masalah :
1. Fokuskan kepada Penyelesaian
Fokus pada penyelesaian – bukan masalah.
Saintis telah membuktikan bahawa otak tidak dapat untuk mencari penyelesaian jika kita
memberi tumpuan kepada masalah, kerana ia akan mengaktifkan emosi negatif, yang akan
menghalang potensi otak untuk menyelesaikan masalah.
Bukan bermakna kita harus mengabaikan masalah, tetapi hanya perlu tahu masalah itu dan
kemudian memberi tumpuan kepada cara-cara untuk menyelesaikannya.
Sentiasa tanya diri – Apa yang dapat menjadi penyelesaian?
2. Jangan melihat masalah sebagai sesuatu yang negatif
Masalah yang dihadapi adalah sebenarnya satu peluang.
Ya, satu peluang untuk meningkatkan keupayaan diri menghadapi rintangan serta sebagai
satu indicator untuk dimana kita memfokuskan perhatian kita.
Oleh itu hadapilah masalah ini secara tenang dan tanpa ragu kepada Allah. Di saat kita
mencari solusi dalam menyelesaikan masalah, di saat itulah sebuah proses pendewasaan
hidup akan bermula.
3. Sentiasa berfikiran terbuka
Sangat penting!
Sangat penting untuk sentiasa berfikiran terbuka kerana ia akan membuatkan kita sentiasa
kreatif untuk mencari penyelesaian masalah.
Jangan terasa “janggal” apabila mengeluarkan idea-idea penyelesaian yang nampak bodoh,
kerana selalunya idea-idea bodoh inilah yang akan mencetuskan penyelesaian hebat kepada
masalah yang dihadapi.
4. Permudahkan masalah!
Ringkaskan masalah tersebut dengan membuat kesimpulan.
Buang semua perincian masalah itu dan menjadikannya lebih besar, lebih luas.
Selalunya kita hidup dengan sentiasa merumitkan segala benda dalam kehidupan dan
akhirnya inilah menjadi masalah kepada kita.
Coba meringkaskan setiap perkara dengan satu penyelesaian yang mudah
Strategi ini selalunya menjadi!
5. Ubah Cara pemikiran
‘You cannot dig a hole in a different place by digging it deeper.”
Tukar cara pendekatan kita melihat sesuatu masalah tersebut.
Lihatlah setiap perkara dalam sudut yang baru. Walaupun merasakan ia janggal,
pendekatan baru biasanya akan merangsang penyelesaian fresh dan baik.
“Tidak akan ada motivator sebaik diri Anda sendiri. Tidak ada seorang pun yang mampu
mengendalikan diri kita sendiri kecuali diri kita sendiri. Motivasi terbaik akan selalu berasal
dari dalam diri Anda sendiri karena hanya Anda yang tahu apa kemampuan dan kelemahan
Anda. Oleh karena itu, mari belajar untuk menjadi motivator bagi diri sendiri.”
16. Manajemen Waktu
Tujuan
Staf mampu memahami kiat-kiat membagi waktu
Rincian Bahasan
4. Tentukan Skala Prioritas
Bagi aktivitas Anda ke dalam 4 bagian. Aktivitas (A) untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya
penting dan mendesak. Kerja atau kuliah, misalnya. Kegiatan ini adalah prioritas utama yang
tidak boleh ditunda-tunda. Aktivitas (B) untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya penting tapi
tidak mendesak. Contohnya menulis. Anda dapat menulis jika Anda sudah selesai kuliah atau
kerja. Aktivitas (C) untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak penting tapi mendesak.
Menonton bola adalah kegiatan yang sebenarnya tidak terlalu penting tapi mendesak,
mengingat jadwalnya yang hanya seminggu sekali. Aktivitas (D) untuk kegiatan-kegiatan yang
tidak penting dan juga tidak mendesak. Bermain game adalah salah satu contoh kegiatan yang
tidak penting dan tidak mendesak. Lakukanlah kegiatan Anda sesuai dengan skala prioritas.
Tingkat kepentingan dan kemendesakan setiap kegiatan tentu berbeda antara pribadi satu
dengan pribadi lainnya. Jadi, tentukanlah sendiri dengan bijak.
5. Menguasai daftar hal-hal yang harus anda lakukan (to-do lists)
To-do lists yang baik dan efisien haruslah mencakup tugas-tugas dan kegiatan anda saat ini
serta tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat. Untuk setiap item dalam daftar,
anda harus menentukan kapan dan berapa banyak waktu yang anda butuhkan untuk
menyelesaikannya. Tugas yang berulang dapat direncanakan untuk hari-hari tertentu di mana
anda memiliki waktu yang tepat untuk menyelesaikannya.
Anda tidak boleh meremehkan pentingnya perencanaan tugas-tugas anda. Sebuah rencana yang
baik dan akurat dapat memberikan anda kontrol yang besar dari waktu anda. Anda harus
menyadari apa yang terpenting bagi anda dan menempatkannya pada urutan atas di daftar anda.
6. Buat rencana SMART (Specific-Measureable-Achievable-Reasonable-
Timeline)
Rencanakan tugas yang paling sulit di awal setiap minggu sehingga anda akan lebih santai
menjelang akhir minggu dan sebelum akhir pekan. Tugas yang sulit lebih baik dijadwalkan di
awal minggu (Senin atau Selasa), sementara tugas-tugas yang lebih mekanis atau rutin di
sekitar pertengahan minggu, dan mendekati akhir minggu (Kamis dan Jumat) waktu anda bisa
sedikit lebih bebas dan santai karena di kedua hari ini telah menumpuk kelelahan dan stres
sebagai akibat dari pekerjaan di hari-hari sebelumnya.
7. Belajarlah untuk mengatur prioritas anda
Anda harus belajar bagaimana secara efisien mengatur prioritas-prioritas anda. Tugas yang
paling penting harus berada di peringkat lebih tinggi dalam daftar. Cobalah untuk menerapkan
prinsip Pareto di mana 80 % dari prestasi anda dihasilkan dengan melakukan 20 % usaha anda.
Dengan kata lain, cobalah untuk bekerja cerdas dan sederhana. Jangan mengabaikan tugas-
tugas penting anda untuk mencapai hasil yang tidak signifikan.
8. Kunci manajemen waktu yang sukses adalah delegasi
Kunci sukses manajemen waktu adalah delegasi. Jangan mencoba untuk menyelesaikan semua
tugas sendirian. Kenali mana tugas yang dapat diselesaikan oleh orang lain dan delegasikan
pekerjaan tersebut kepada mereka. Ini adalah satu-satunya cara dimana anda dapat memiliki
waktu yang diperlukan untuk menangani tugas-tugas yang benar-benar penting bagi anda. Pada
saat yang sama, apa yang anda pilih untuk dikerjakan, lakukanlah dengan benar pertama
kalinya demi menghemat waktu karena mengerjakan pekerjaan berulang. Pengalaman
menunjukkan bahwa waktu yang anda perlukan untuk mengulang pekerjaan anda akan lebih
banyak dihabiskan dibanding waktu yang anda perlukan untuk mengerjakan pekerjaan secara
benar dari awal. Delegasi adalah seni yang dapat memberikan banyak manfaat bagi orang-
orang yang harus melakukan banyak kegiatan.
9. Jangan takut untuk mengatakan ‘TIDAK’
Anda harus belajar untuk sekali-sekali mengatakan TIDAK dan menolak tugas-tugas yang
tidak dapat anda lakukan. Jika anda kehabisan waktu dan merasa stres, maka lebih baik untuk
menolak undangan pergi makan siang atau makan malam keluarga. Anda harus menyadari
bahwa anda tidak dalam kewajiban untuk mempersingkat segalanya dalam sekejap. Anda harus
belajar untuk memilih tugas yang anda benar-benar ingin lakukan atau yang perlu diselesaikan.
10. Membagi tugas yang panjang dalam kegiatan yang lebih kecil
Teknik lain yang akan membantu anda dalam manajemen waktu adalah dengan memecah
tugas-tugas panjang yang biasanya anda tidak ingin melakukannya atau terlalu sulit menjadi
beberapa kegiatan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ini akan mengelola baik stres
maupun waktu anda. Anda misalnya, dapat meluangkan waktu 10 menit setiap hari untuk
bekerja pada tugas yang tidak menyenangkan atau panjang. Dengan menggunakan pendekatan
ini, secara bertahap anda akan memiliki beberapa kemajuan, anda akan merasa lebih baik dan
pada akhirnya anda akan dapat menyelesaikan aktifitas dengan cepat daripada terus menerus
menunda hal tersebut.
11. Perfeksionisme membutuhkan waktu
Anda harus mencoba menghindari kesempurnaan. Berkutat tanpa akhir dalam mencari
kesempurnaan untuk hal-hal sepele adalah buang-buang waktu dan tidak akan memberikan
anda cukup waktu untuk menangani tugas-tugas yang lebih berguna dan mungkin lebih
menyenangkan.
12. Kenali waktu dimana anda lebih produktif
Adalah normal bahwa kinerja Anda tidak sama sepanjang waktu. Ada saat-saat dimana anda
lebih produktif sementara di saat lain produktivitas anda menurun karena berbagai alasan. Fase
ini dapat terjadi pada hari yang sama. Dengan asumsi bahwa anda bekerja 8 jam sehari, ini
memberi anda sekitar 1.800 jam kerja per tahun. Temukan periode waktu dimana anda lebih
produktif dan di saat tersebut cobalah untuk menangani tugas yang paling sulit.
13. Cobalah untuk tidak menunda hal-hal untuk nanti
Anda perlu belajar untuk mengatasi setiap tugas dan masalah ketika perlu ditangani. Cobalah
untuk tidak menunda kegiatan untuk lain waktu, karena di bawah tekanan waktu anda lebih
mungkin untuk melakukan kekeliruan dan mengambil keputusan yang salah.
14. Hindari hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian anda
Selama jam kerja, cobalah untuk menemukan saat-saat di mana tidak ada yang bisa
mengganggu anda melakukan aktivitas. Jika anda memiliki kebijakan pintu terbuka, anda
mungkin harus menutupnya sesekali. Jika seseorang datang ke kantor anda ketika anda
memiliki tugas yang harus diselesaikan, tolaklah secara lembut permintaannya dan jadwalkan
waktu lain untuk bertemu dengan mereka.
15. Jangan lupa diri anda sendiri
Ketika anda membuat rencana, jangan lupa menyertakan kegiatan yang berkaitan dengan
kesenangan dan waktu istirahat untuk anda sendiri. Selama waktu ini, pastikan bahwa anda
benar-benar berhenti dari pekerjaan anda, santailah dan isi ulang baterai anda. Jika diperlukan
cobalah untuk tidur selama setengah jam dan selama waktu itu lakukan sesuatu yang anda sukai
dan membuat anda tenang. Setengah jam memang tidak membuat perbedaan dalam tidur anda,
tetapi dapat memberikan kepuasan dan mempersiapkan anda lebih baik di hari berikutnya. Beri
penghargaan untuk diri anda sendiri ketika anda berhasil menyelesaikan pekerjaan yang
melelahkan.
16. Menganalisa dimana anda menghabiskan waktu anda
Untuk dapat mengoptimalkan waktu anda lebih baik, anda harus terlebih dahulu memahami di
mana anda menghabiskan waktu anda. Untuk melakukan itu, anda dapat menggunakan log
(catatan rekaman) untuk merekam aktivitas anda. Anda harus melakukan itu selama 2-3
minggu. Dalam log, anda harus mencatat semua yang anda lakukan per jam ketika anda terjaga,
berapa banyak waktu yang anda alokasikan untuk setiap tugas, aktivitas, pertemuan dan berapa
banyak waktu yang anda alokasikan untuk istirahat dan tidur. Setelah anda memiliki informasi
ini di log, anda dapat mulai menganalisa di mana anda menghabiskan waktu anda dan buatlah
perubahan yang diperlukan untuk mengoptimalkan waktu anda. Anda harus fokus pada
kegiatan yang paling penting untuk diselesaikan. Hindari kegiatan atau tugas yang tidak
memberikan nilai tambah. Sebagai contoh, setelah dilihat pada log anda, anda melakukan
pengecekan email sebanyak 10 kali dalam sehari; anda harus meminimalkan menjadi hanya
beberapa kali per hari.
17. Selalu rencanakan waktu untuk kegiatan tak terduga
Masukkan dalam rencana anda waktu ekstra untuk tugas-tugas dan kegiatan tak terduga. Revisi
rencana anda secara teratur dan alokasikan waktu untuk kegiatan tak terduga. Hal-hal yang
beresiko akan memakan waktu anda misalnya masalah dengan PC anda, dan miliki solusi
alternatif yang untuk mengatasinya.
17. Prioritas
Tujuan
Staf mampu memahami kiat-kiat menentukan skala prioritas
Rincian Bahasan
Setelah kebutuhan yang paling mendesak terpenuhi, maka kita baru boleh memikirkan
bagaimana pemenuhan kebutuhan lainnya. Lagi-lagi manusia perlu menyusun skala prioritas,
kebutuhan mana yang perlu didahulukan dan mana yang bisa ditunda. Ada beberapa hal yang
perlu dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan skala prioritas, yaitu
antara lain sebagai berikut :
Tingkat Urgensi
Hal yang pertama yaitu tingkat urgensinya, yaitu bagaimana didalam menentukan pilihan,
mana yang harus didahulukan harus perlu dipertimbangkan seberapa jauh tingkat kepentingan
hal tersebut.
Sebagai contoh : Ada seorang anak yang akan menghadapai ujian, pada malam sebelum hari
ujian ia akan belajar, namun tiba-tiba lampu kamar mati dan dia juga belum membeli pensil,
manakah yang lebih penting dari lampu belajar atau membeli pensil? Dalam kasus ini hal yang
diutamakan adalah membeli lampu kamar sebagai sarana penerangan belajar, sedangkan alat
tulis bisa meminjam kakak atau adik terlebih dahulu.
Kemampuan Diri
Hal terakhir yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan skala prioritas adalah
berawal dari sifat manusia yang mempunyai banyak keinginan dan selalu merasa tidak puas,
namun ada hambatan karena keterbatasan kemampuan, baik dari segi ekonomi maupun yang
lain. Maka perlu dipertimbangkan pula berdasarkan kemampuan yang dimiliki, baik dari segi
materi maupun non materi agar pilihan yang diambil bisa tepat sesuai kemampuan.
Sebagai contoh : Di era jaman sekarang ini, persaingan hidup dikota besar sangatlah ketat dan
memaksa manusia untuk saling berlomba agar tidak tertinggal dengan yang lain. Dalam kondisi
kesemrawutan ini, kadang muncul persaingan yang tidak sehat, berusaha memaksakan diri agar
bisa sama dengan orang lain tanpa mempertimbangkan kemampuan diri, akibatnya belum tentu
akan bertahan lama, bisa saja malah semakin menderita dikarenakan keterbatasan yang
dimiliki.
18. Loyalitas
Tujuan
Staf mampu memahami alasan loyalitas terhadap suatu organisasi serta mampu
mengplikasikan loyalitas tersebut
Rincian Bahasan
Organisasi merupakan wadah/sarana bagi suatu kelompok individu yang minimal
punya suatu kesamaan visi dan misi. Satu hal penting yang sangat diperlukan oleh sebuah
organisasi untuk mempertahankan keberadaannya adalah loyalitas dan kebersamaan dari
anggotanya. Loyalitas erat kaitannya dengan kesetiaan. Seorang anggota yang memiliki
loyalitas terhadap organisasinya memiliki kesadaran pribadi untuk memanfaatkan semua
potensi yang ada dalam dirinya demi kemajuan organisasi.
Loyalitas anggota memegang peranan krusial dalam jalannya organisasi. Tata aturan
yang sempurna, program kerja yang brilian, tanpa disertai dengan loyalitas para eksekutornya
adalah hal yang sia-sia. Secara lebih riil, anggota tersebut akan menaati segala bentuk tata tertib
yang berlaku, mendukung program kerja dengan mengikutsertakan diri sebagai partisipan aktif.
Bahkan menjadi pengurus/kreator ide-ide penting untuk membangun organisasi dari dalam.
Loyalitas yang dimilki oleh setiap organisator juga berpengaruh padakelanjutan suatu
organisasi dalam melaju pada rel visi dan misi. Jika suatu organisasi sudah melenceng dari
jalur visi dan misi yang ada, besar kemungkina bahwa rasa loyalitas yang dimilki oleh para
anggotanya telah kropos dan lapuk. Karena jika memang loyalitas benar-benar ada pada setiap
anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan membawa organisasi tersebut
ke arah yang menyimpang dari rel visi dan misi.
Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam
suatu organisasi. Dalam kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi
organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi
kelangsungan organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang
mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk
kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap
berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka
inginkan.
Komitmen organisasi tidak kalah pentingnay. Komitmen dapat diartikan sebuah ikatan
emosional yang meliputi keterlibatan dalam suatu organisasi dan mempunyai keinginan untuk
menggunakan upaya yang tinggi demi mencapai tujuan organisasi. Komitmen organisasi dapat
tumbuh manakala harapan kerja terpenuhi oleh organisasi, dengan adanya harapan kerja yang
terpenuhi maka akan timbul kepuasan kerja, sehingga komitmen dapat berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja anggota. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar
loyalitas atau ketaatan keanggotaan biasa dan pasif, karena meliputi sikap menyukai organisasi
dan kesediaan untuk mengusahakan pada tingkat daya upaya yang tinggi bagi kepentingan
organisasi demi pencapaian tujuan.
Implemetasi yang terwujud dalam bentuk loyalitas anggota terhadap organisasi, dapat
dilakukan dengan memasukkan kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan organisasi.
Dengan demikian akan menimbulkan suasana saling mendukung diantara para anggota dengan
organisasi. Sehingga akan membuat anggota dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi
tercapainya tujuan organisasi, karena anggota memahami tujuan organisasi yang dipercayai
telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.
Nilai subtansi dari sebuah organisasi adalah bukan pada masa kejayaan yang pernah
diraihnya. Namun lebih dari itu, organisasi akan lebih mempunyai ‘harga’ jika organisasi
tersebut bisa mengantarkan para anggotanya ke arah visi dan misinya dan berhasil
menanamkan rasa loyalitas tinggi pada jiwa setiap anggotanya. Sehingga dari itu semua,
organisasi tadi benar-benar mampu mempertahankan eksistensinya meskipun banyak rintangan
yang dihadapi.
Nasib organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh tingkat loyalitas
anggotanya. Apabila anggota merasa “malas” maka untukmerealisasikan program kerja
organisasi akan terasa sangat sulit. Tidak lain alasan dari itu semua adalah karena kurangnya
rasa memiliki oleh setiap anggotanya. Ya, dari sini penulis kembali menyatakan bahwa
loyalitas amat sangat berarti bagi eksistensi sebuah organisasi. Loyalitas ibarat ruh bagi
organisasi. Dan tentunya, tanpa ruh, sebuah organisasi tak akan mampu bernafas lebih lama,
yang akhirnya berakibat dan berujung pada ‘matinya’ organisasi tersebut. Cara menanamkan
loyalitas pada diri sendiri :
1. Komitmen
2. Rasa memiliki,mencintai
3. Mempunyai tujuan
4. Nyaman
5. Aman
6. Rela berkorban
7. Taat
8. Kebersamaan
Adapun proses pembentukan loyalitas menurut Oliver (1997:392) melalui empat
tahapan yaitu :
1. Cognitive Loyalty ( Kesediaan berdasarkan kesadaran ).
Pada tahapan pertama loyalitas ini, informasi yang tersedia mengenai suatu yang diinginkan
menjadi faktor utama. Tahapan ini didasarkan pada kesadaran dan harapan seseorang
2. Affective Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan pengaruh )
Tahapan loyalitas selanjutnya didasarkan pada pengaruh. Pada tahap ini dapat dilihat bahwa
pengaruh memiliki kedudukan yang kuat, baik dalam perilaku maupun sebagai komponen yang
mempengaruhi kepuasan. Kondisi ini sangat sulit dihilangkan karena loyalitas sudah tertanam
dalam pikiran seseorang bukan hanya kesadaran maupun harapan.
3. Conative Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan komitmen )
Tahapan loyalitas ini mengandung komitmen perilaku yang tinggi untuk melakukan seluruh
permintaan yang ada. Perbedaan dengan tahapan sebelumnya adalah Affective Loyalty hanya
terbatas pada motivasi, sedangkan Behavioral Commitment memberikan hasrat untuk
melakukan suatu tindakan, hasrat untuk melakukan tindakan berulang atau bersikap loyal
merupakan tindakan yang dapat diantisipasi namun tidak dapat disadari.
4. Action Loyalty ( Kesetiaan dalam bentuk tindakan )
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam loyalitas. Tahap ini diawali dengan suatu keinginan
yang disertai motivasi, selanjutnya diikuti oleh kesiapan untuk bertindak dan berkeinginan
untuk mengatasi seluruh hambatan untuk melakukan tindakan
19. Berabakti Kepada Kepada Kedua Orang Tua
Tujuan
1. Staf memahami pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai bagian dari ibadah
2. Staf mengetahui contoh-contoh praktis berbakti kepada orang tua dalam kehidupan
sehari-hari
Rincian Bahasan
1. Pengertian Berbakti Kepada Orang Tua
Berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) memberi kebaikan atau
berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya kecuali yang maksiat dan
mendoakannya apabila keduanya telah wafat. Ibu dan bapak sebagai orang tua
sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya. Jelasnya
berbakti kepada orang tua adalah kewajiban setiap anak dalam ketaatannya kepada
perintah Allah
2. Bentuk-bentuk Berbakti kepada Orang Tua
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan :
Saat orang tua masih hidup :
i. Mentaati selama bukan maksiat
j. Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut
k. Memohonkan ampunan baginya kepada Allah
l. Membantu dengan harta
m. Meminta restunya terlebih dahulu atas perbuatan yang akan dilakukan.
Saat orang tua telah wafat :
Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti : memandikannya,
mengkafaninya, mensholatkannya, menguburkannya, dsb
Senantiasa berdoa untuk meohonkan ampun atas segala dosanya
Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup
Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti : wasiat,
hutang piutang, dll
“Ridho orang tua adalah ridho Allah, selagi orang tua masih ada yuk senantiasa meminta
restu mereka”
20. Problematika Moral
Tujuan
Staf memahami apa saja problematika moral
Rincian Bahasan
Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia kontemporer (saat ini)
dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi manusia saat ini penuh
dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual
dan problematika moral.
Kelemahan dalam kapasitas intelektual
Kelemahan manusia yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:
Lemah dalam pendidikan
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh
manusia masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan
mustahil melahirkan moral yang baik untuk manusia zaman sekarang.
Lemah dalam ilmu pengetahuan
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi manusia
terasa tertinggal bila dibandingkan manusia yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan tiap
individu berbeda ada yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.
Lemah dalam perencanaan-perencanaan
Manusia sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan
misteri. Hal tersebut disebabkan manusia tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik
dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.
Lemah dalam pengorganisasian
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera keburukan, mereka
membangun pengorganisasian yang solid sementara manusianya sendiri lemah dalam
pengorganisasian sehingga keburkan akan diatas angin sedangkan manusia akan menjadi pihak
yang kalah. Sesuai perkataan Ali bin Abi Tholib “Kebenaran tanpa sistem yang baik akan
dikalahkan oleh kebururkan yang terorganisasi dengan baik”.
Lemah dalam keamanan
Masa kini manusia lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil
sehingga neger-negera yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negera-negera lain.
Begitu pula dengan Iman, manusia tidak lagi menjaganya tidak ada kepercayaan pada aqidah
dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.
Lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri
Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT
berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk
syukur itu akan muncul kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang manusia lemah sekali
dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.
Kelemahan dalam problematika moral
Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada manusia sekarang yaitu:
Hilangnya keberanian
Manusia sekarang tidak seperti dahulu yang berprinsip tiada yang ditakuti selain Allah
sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni para pahlawan yang
terkenal pemberani. Sekarang ini manusia mengalami penyakit pengecut. Rasa takut dan berani
itu berbanding terbalik sehingga jika seorang manusia takut kepada Allah maka ia akan berani
kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani
menentang aturan-aturan Allah SWT.
Hilangnya sikap teguh pendirian
Manusia mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan
perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :
1. termakan oleh rayuan-rayuan
2. terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin
tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan.
Hilangnya kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang
manusia.
Kesabaran meliputi:
1. sabar dalam ketaatan
2. ketaatan ketika tertimpa musibah
3. sabar ketika menghadapi maksiat
Hilangnya makna ikhlas
Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa
padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang
yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi
karena shalat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.
Hilangnya komitmen
Dewasa ini manusia kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak
sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga
mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.
“Kekuasaan dan materi tetap bisa membuat orang korupsi sebab yang membatasi seseorang
untuk berbuat jahat adalah moral dari pribadi masing-masing”