TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melihat video pembelajaran, siswa mampu menyebutkan berbagai bentuk pola lantai tari kreasi
daerah berpasangan dengan benar.
2. Melalui kegiatan praktik, siswa mampu memeragakan gerak tari daerah berpasangan dengan benar.
3. Setelah berdiskusi dengan teman sejawat, siswa mampu menjelaskan upaya menjaga kesehatan reproduksi
pada masa pubertas dengan baik.
4. Melalui penugasan, siswa mampu membuat rencana karya berisi cara menjaga kesehatan reproduksi pada
masa pubertas dengan baik.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menyebutkan berbagai bentuk pola lantai tari kreasi daerah berpasangan dengan benar.
2. Siswa mampu memeragakan gerak tari daerah berpasangan dengan benar.
3. Siswa mampu menjelaskan upaya menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas dengan baik.
4. Siswa mampu membuat rencana karya berisi cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas
dengan baik.
ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan 10 menit
Pendahuluan (Persiapan/orientasi)
1. Guru mengucapkan salam
2. Peserta didik berdoa dengan dipimpin ketua kelas
3. Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik
Apersepsi
5. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya
(Pemimpin idola)
6. Guru mengajukan pertanyaan pendahuluan:
a. “Anak anak kalian suka menari atau tidak?”
b. “Tarian apakah yang kalian sukai ?”
Motivasi
7. Peserta didik diberi motivasi dan semangat untuk mengikuti
pembelajaran
8. Peserta didik mendapat informasi dari guru mengenai tujuan,
manfaat pembelajaran yang akan dilakukan, metode dan
indikator penilaian
B. Kegiatan Inti
Tahap 1 1. Peserta didik membentuk kelompok dengan membilang 20 menit
Pemberian Rangsangan angka 1 dan 2 secara bergantian dengan tertib.
(Stimulation)
2. Peserta didik berkumpul dengan peserta didik lain yang
membilang dengan angka yang sama tanpa membandingkan
perbedaan SARA
3. Masing masing kelompok menyaksikan video tentang tari
berpasangan
4. Masing –masing peserta didik dalam kelompoknya
mencermati Gerakan penari dan pola lantai penari dalam
video tersebut
5. Masing masing kelompok menuliskan jenis pola lantai yang
digunakan oleh penari sesuai video tersebut
6. Masing masing anggota kelompok menuliskan jawabannya
dalam kertas yang disediakan
7. Anggota kelompok maju ke depan dan menempelkan kertas
jawabannya dalam papan yang telah disediakan
8. Peserta didik kembali ke kelompoknya
Tahap 6
22. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya tentang
Menarik Kesimpulan/
cara menjaga kebersihan Kesehatan reproduksi dan karya
Generalisasi (Generalization)
yang dapat dibuat yang berisi tentang cara menjaga
kesehatan reproduksi pada masa pubertas di depan kelas
23. Kelompok lain menangggapi hasil presentasi kelompok
yang maju ke depan
24. Peserta didik melakukan tanya jawab cara menjaga
kebersihan Kesehatan reproduksi dan karya yang dapat
dibuat yang berisi tentang cara menjaga kesehatan
reproduksi pada masa pubertas dengan arahan guru.
25. Peserta didik menyimpulkan cara menjaga kebersihan
Kesehatan reproduksi dan karya yang dapat dibuat yang
berisi tentang cara menjaga kesehatan reproduksi pada
masa pubertas dengan arahan guru.
C. Kegiatan Penutup 5 menit
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Alat
1. Laptop
2. LCD
Sumber Belajar
1. Buku Guru Tematik Revisi 2018 Kurikulum 2013
2. Buku Tematik Revisi 2018 Kurikulum 2013
3. Jaringan Internet
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Teknik Penilaian
1) Sikap
Penilaian sikap dalam pembelajaran ini menggunakan teknik observasi yang dicatat di dalam jurnal harian
untuk sikap: mandiri, tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama.
2) Keterampilan
3) Pengetahuan
Tema : 7. Kepemimpinan
Sub Tema : 2. Pemimpin Idolaku
Pembelajaran : 2 (Dua)
A. SBdP
Tari Daerah Berpasangan
Terdapat berbagai jenis tari di Indonesia. Ada tari daerah dan ada pula tari krteasi modern. Berdasarkan
banyaknya penari yang menarikan, ada tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok. Berikut beberapa
contoh dari daerah berpasangan :
1. Tari Piring
Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Pada zaman dahulu
Tari Piring dipentaskan pada saat panen sebagai ungkapan rasa gembira dan syukur. Saat ini Tari Piring
dipentaskan dalam acara penting seperti pernikahan. Tari piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan
putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok pementasan.
2. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan tarian terkenal di daerah Melayu, seperti daerah Sumatra Utara (
Melayu Deli ), Sumatra Barat ( ranah Minang ), dan Pekanbaru ( Riau ). Tari Serampang Dua Belas terdiri
atas 12 pola gerak, pola edar, dan tata urutan.
3. Tari Payung
Tari Payung merupakan tari pergaulan yang dibawakan secara berpasangan. Tari ini dibawakan oleh
sepasang muda mudi dan menggunakan properti payung.
4. Tari Legong
Tari legong dimainkan oleh dua orang penari perempuan.Penari legong selalu membawa kipas sebagai alat
bantu.
5. Tari Janger
Tari Janger merupakan tari tradisional asal Bali dan dipentaskan oleh 10 orang yang terdiri atas pasangan
muda mudi.Lima penari pria disebut Kecak dan lima penari wanita disebut Janger.
6. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu merupakan salah satu tari tradisional Jawa Barat. Tari Ketuk Tilu menjadi cikal bakal lahirnya
tari Jaipong Karawang.
7. Tari Bambangan Cakil
Bambangan-Cakil merupakan tarian klasik yang terdapat di Jawa Tengah.Tari bambangan – cakil
menceritakan adegan perang seorang ksatria melawan raksasa. Makna tarian ini adalah bahwa segala
bentuk kejahatan dan keangkara murkaan pasti akan kalah dengan kebaikan.
8. Tari Zapin
Tari Zapin adalah tari tradisional dari Riau.
9. Tari Gandrung
Tari Gandrung adalah tari tradisionalkhas daerah Banyuwangi, Jawa Timur.Penari perempuan sebagai
penari gandrung dan penari laki – laki dikenal sebagai “ paja”.
10. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak adalah tari klasik yang lahir dari keraton Yogyakarta. Tari ini diciptakan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1941.
B. IPA
Menjaga Kesehatan Repropduksi pada Masa Pubertas
Seseorang akan banyak berkeringat saat memasuki masa pubertas. Terlebih lagi, saat orang tersebut
sedang beraktivitas. Hal ini dikarenakan telah aktifnya kelenjar keringat dan minyak akibat pengaruh
hormon. Oleh karena itu, kebersihan badan perlu diperhatikan dengan baik. Kurangnya menjaga
kebersihan dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan, terutama masalah kulit. Selain itu kurangnya
menjaga kebersihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang –orang sekitar. Misalnya, badan
yang tidak bersih dan bau badan. Hal ini tentu sangat mengganggu diri sendiri dan orang lain.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)
Jawaban
Rencana Karya
Jenis Karya :
………………………………………………………………………………………………………………
Bahan dan Alat :
………………………………………………………………….…………….................……………………………
………………………………………...………………………………………..........................
Tema : 7. Kepemimpinan
Sub Tema : 2. Pemimpin Idolaku
Pembelajaran :2
A. SBdP
KD 3.3 memahami penampilan tari kreasi daerah
Pilih salah satu jawaban yang kalian anggap betul dengan menyilang huruf a, b, c, atau d!
Pilih salah satu jawaban yang kalian anggap betul dengan menyilang huruf a, b, c, atau d!
1. Salah satu tindakan yang tidak tepat untuk menyikapi gejala pubertas adalah ….
a. Menjaga kebersihan organ reproduksi
b. Mendekatkan diri pada Tuhan
c. Jarang berolahraga
d. Mengkonsumsi makanan bergizi
2. Mandi dua kali sehari bertujuan untuk ….
a. Menghilangkan kuman pada tubuh
b. Mempercepat pertumbuhan tubuh
c. Menyehatkan badan
d. Menghilangkan letih
3. Akibat jika kebersihan organ reproduksi tidak diperhatikan adalah ….
a. Timbulnya infeksi kuman
b. Tubuh menjadi cepat lelah
c. Keluar banyak keringat
d. Perubahan fisik terhenti
4. Bahan alami untuk mencegah bau badan adalah ….
a. Tawas
b. Kulit jeruk
c. Mengkudu
d. Arang
5. Kurangnya menjaga kebersihan dapat menimbulkan masalah kesehatan terutama masalah pada ….
a. Kulit
b. Mata
c. Hidung
d. Lidah
PEDOMAN PENILAIAN
Tema : 7. Kepemimpinan
Sub Tema : 2. Pemimpin Idolaku
Pembelajaran :2
A. SBdP
KD 3.3 memahami penampilan tari kreasi daerah
Pedoman penilaian soal evaluasi harian:
No Indikator setiap soal Skor Nilai akhir
1 Soal dijawab benar 1 Skor maksimal 5 soal = 5
2 Soal dijawab salah 0
NA = skor yang diperoleh x 20
KD 4.2 Menyajikan karya tentang cara menyikapi ciri-ciri pubertas yang dialami
Pedoman penilaian: