PERKEMBANGANNYA (1958-2018)
Proposal ISkripsi
Oleh:
Herdi Aswira
NPM 1906101020046
ii
A. Latar Belakang
Aceh ialah provinsi paling barat dari Indonesia. Provinsi Aceh memiliki 23
kabupaten/kota mulai dari Sabang hingga Aceh tenggara. Dan juga Aceh ini sangat
dekenal dengan keberagaman suku budayanya dimana hal ini terdapat dalam
sebuah kata yaitu mate aneuk meupat jeurat, gadoh adat hoe tamita. Dari kata ini
terdapat makna sebuah Filosofi yang harus dapat di pahami maknanya. Pepatah
tersebut merupakan suatu ungkapan yang memiliki nilai ataupun makna yang
membuat kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya sebuah adat dan kebudayaan
merupakan bagian dari sisi budaya yang hidup dan berkembang di Aceh. Dalam
kehidupan sehari hari kebudayaan Aceh lebih dikenal dengan adat Aceh.
secara teori yang di anggap pokok pemahaman perilaku penduduk nya sendiri” (Ali,
2013:12)
Kata kebuadayaan berasal dari kata sang sekerta “buddhayah” yaitu bentuk
jamak dari “buddhi” yang berarti “budi” atau “akal” (Koentjaraningrat, 2013:146).
manusia dalam arti yang seluas luasnya. Kebudayaan dibagi menjadi dua yaitu
yang nampak di masyarakat seperti pekekas, senjata atau alat musik. Benda-benda
material, tidak dapat diraba secara fisik, termasuk didalamnya sistem pengetahuan
1
Pada masa perkembangannya kebudayaan Aceh sangat banyak mengalami
yaitu Aceh ini sering terjadi pergolakan yang diantara nya perang melawan
penjajahan hingga konflik Aceh pada masa DI/TII. Selain dari pada itu terdapat
kebudayaan aceh yang lambat laun akan memudarkan kebudayaan Aceh itu
kebudayaan Aceh agar tidak hilang di telan waktu, maka pemerintah Aceh membuat
(PKA).
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) adalah sebuah event yang sangat besar yang
merupakan sebuah event yang wajib dilaksanakan selama lima tahun sekali yang
bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan yang ada di setiap daerah yang ada
di Aceh, seperti tari Rateb Meuseukat, Tari Rapa’i Geleng, yang berasal dari
Kabupaten Aceh Barat Daya, Tari Saman dari Gayo lues, tidak hanya dibidang tari,
pada festival ini juga menampilkan bidang makanan kas seperti manisan pala dari
Aceh Selatan, Sie reuboeh yang berasal Dari Aceh besar dan masih banyak
bahwasanya Aceh sangat kaya akan kebudayaan dan tidak hanya kepada
masyarakat aceh akan tetapi juga kepada masyarakat Indonesia bahkan ke mata
2
akan tetapi PKA ini juga menjadi tempat mempromosikan kerajinan bagi pengusaha
kerejinan yang ada di Aceh seperti halnya rincong, kopiah mekop, perhiasan mas
PKA pertama kali di lakanakan pada tahun 1958. Yang pada awal nya gagasan
ini di keluarkan oleh tokoh Aceh yaitu Nyak Yusda yang terinspirasi dari festival
yang di buat oleh daerah lain. Setelah dilaksanakan nya PKA pertama pada tahun
1958, setelah itu untuk melaksanakan PKA yang kedua pada tahun 1972 butuh
juga dengan PKA yang ketiga yang dilaksanakan pada tahun 1988 juga
pekan kebudayaan tersebut, begitu juga dengan PKA yang ke empat yang
dilaksanakan pada tahun 2004 yang selang waktunya hingga 16 tahun baru bisa
dilaksanakan kembali kegiatan tersebut, begitu juga dengan PKA yang ke lima
(2009), ke enam (2013), dan ketujuh (2018) yang membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk melaksanakan festival tersebut. Dibalik itu semua menyimpan banyak
Maka dari pada itu penelitian ini menarik untuk diteliti dengan judul: “PEKAN
produk budaya Aceh. Penelitian ini sangat perlu diteliti dikarenakan belum ada
3
peneliti yang mengkaji tentang permasalahan ini sehingga dari pada itu bisa
menjadi pedoman dan jendela ilmu kedepan saya dan masyarakat lainnya.
B. Rumusan Masalah
Pada penulisan rumusan masalah ini perlu ada nya kejelasan dan ketegasan
pada saat penelitian ini dilaksanakan agar terarah pada permasalahan yang jelas.
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bahwasanya rumusan masalah
Aceh?
budaya Aceh?
C. Tujuan Penelitian
Dari pembahasan latar belakang dan juga rumusan masalah yang sudah di
jelaskan diatas maka dapat kita ketahui beberapa tujuan yang ingin dicapai dari
Aceh.
D. Manfaat Penelitian
4
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
2) Bagi Masyarakat
3) Bagi Mahasiswa
kebudayaan Aceh.
E. Kerangka Berfikir
5
Kebudayaan Aceh dalam mempromosikan kebudayaan dan perkembangan. Dalam
pengaruhnya terdapat beberapa aspek yang dikaji yaitu bagaimana peran Pekan
1. Wawancara
2. Dokumentasi
3. Sumber buku dan jurnal
Hasil penelitian
6
F. Anggapan Dasar
yang di yakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal hal yang
dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melakukan penelitian”. Adapun
yang menjadi anggapan dari penelitian ini iyalah: Ajang Promosi dan
dari Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) dalam pengembangan kebudayaan Aceh dan juga
Dalam melaksanakan sebuah penelitian ada sebuah hal yang perlu diperhatikan
seorang peneliti yang mana adanya pembatas terhadap hal yang ingin di teliti. Sebuah
penelitian tersebut terarah dan juga dapat memperlancar jalannya proses penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini
H. Definisi Oprasional
memahami proposal skripsi beserta isi atau pembahasannya perlu kiranya dijelaskan
7
1. Pekan Kebudayaan Aceh
Pekan Kebudayaan Aceh atau PKA adalah sebuah kegiatan acara festifal
yang memperlihat kan hasil-hasil kebudayaan yang secara keseluruhan, festifal ini
juga merupakan sebuah event yang sekarang wajib dilaksanakan lima tahun sekali
yang mempromosikan kebudayaan yang ada dari setiap kebudayaan yang ada di
Aceh meliputi, budaya, adat-istiadat, seni, dan benda hasil kebudayaan rakyat
2. Promosi
sebuah produk dari sebuah brand yang bertujuan untuk penjualan. Bisa dikatakan
tampa adanya promosi, suatu produk tidak bakalan pernah dikenal masyarakat.
3. Perkembangan
pertambahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang udah tersedia, maupun
I. Landasan Teori
sekarang wajib dilakukan selama lima tahun sekali. Festival ini di laksanakan untuk
8
pertama kalinya yaitu pada tahun 1958 hingga yang ketujuh yaitu pada tahun 2018,
yang mana gagsan ini pertama kalinya dikeluarkan oleh Nyak Yusda yang
mendapatkan ide dari melihat festival yang dilaksanakan oleh daerah-daerah lain
dari luar Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Aceh dan
2. Promosi
penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembali, yang tadinya tidak mengenal hingga
mempengaruhi atau membujuk, dan mengingat kan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia, membeli, dan loyal pada produk yang di tawarkan
suatu interalksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli yang berasal dari
informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkahlaku pembeli,
pembeli yang selalu mengingat produk tersebut agar bersedia menerima, membeli
9
3. Perkembangan
baik cara cepat meupun lambat yang disesuaikan menurut kondisi dan situasi yang
ada, seperti halnya sifat taupun tingkah laku manusia, dalam hal ini perkembangan
pengalaman dari berbagai factor sebelumnya. Yang mana faktor tersebut bisa
datang dari dalam maupun luar diri seseorang. Menurut Heryati (2017: 19)
bergerak dari suatu bentuk ke bentuk lain, biasanya masyarakat akan berkembang
struktu/tersusun dan terus menerus, baik dari perubahan tersbut baik pertambahan
jumlah atau ukuran dari hal-hal yang udah tersedia, maupun perubahan yang terjadi
etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan maka perkembangan tersebut tidak
lepas dari latar belakang keadaan maasyarakat Indonesia pada masa lalu.
ditemukan persamaan secara kusus tentang judul yang penulis angkat. Namun ada
10
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh T. Zulfajri yang berjudul tentang
“Pengembangan Festival Sebagai Daya Tarik Parawisata (Studi Kasus Pada Pekan
Kebudayaan Aceh). dalam penulisan ini terdapat hal yang untuk mengetahui tentang
Kebudayaan Aceh dan untuk mengembangkan Pekan Kebudayaan Aceh sebagai salah
bagaimana peran Pekan kebudayaan Aceh sebagai kegiatan parawisata dan juga
bagaiaman factor internal dan eskternak yang terdapat dalam pekan kebudayaan aceh.
Oleh karna itu terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu pada aspek yang
mengkaji tentang pekan kebudayaan Aceh sedangkan perbedaan nya disini penelitian
ini lebih mengkaji tentang factor internal dan eksternal yang ada dalam Pekan
kegiatan pariwisata.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Septian Fatianda yang berjuldul tentang
“Pekan Kebudayaan Aceh Dalam Perspektif Histori” dalam penelitian ini terdapat hal
PKA dari masa kemasa, menjelaskan hasil dan manfaat yang di dapat dalam setiap
bahwasanya bagaimana proses berjalannya PKA dari masa kemasa dan bagaimana
Oleh karena itu terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu pada aspek yang
11
ini mengkaji tentang bagaimana sejarang penyelenggaraan Pekan kebudayaan Aceh
dari masa kemasa dan juga bagaiaman mamfaat dan pandangan masayarakat terhadap
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Aulia Rahman dan Syarifah Fathia
Fairuz yang berjudul tentang “Peranan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke IV dan V
Dalam Membangkitkan Kebudayaan Aceh (Studi Kasus Tari Saman dan Seudati)
dalam penelitian ini terdapat hal yang diketahui yaitu bagaimana peran Pekan
Kebudayaan Aceh yang ke IV dan V dalam perkembangan seni tari saman dan seudati.
Tertuang bahwasanya keberadaan Pekan Kebudayaan Aceh yang ke empat dan kelima
Karena itu terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji
tentang PKA akan tetapi penelitian ini mengkaji lebih seknifikan dan juga
perbedaannya penelitian ini mengkaji tentang peran PKA yang ke empat dan kelima
K. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
bermaksud untuk memehami phenomena tentang apa yang di alami oleh subjek
holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu
alamiah
12
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Aceh dan waktu penelitian akan dilaksanakan sejak tanggal dikeleuarkannya izin
a. populasi
peristiwa yang menjadi sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian.
b. Sampel
ataupun yang merupakan populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang di
amati. Smpel adalah sebagian atau separuh populasi yang diteliti. Menurut
Suharsimi Arikunto, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya, jika apabila subjeknya terlalubesar maka dapat di ambil antar 10-15%
atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayan dan juga para pengrajin kerajinan kas
Aceh.
a. Wawancara
13
lisan dan untuk dijawab secara lisan dengan lansung berpapasan dan bertatap
muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Wawancara yang peneliti
lakukan ini adalah wawancara semi terstruktur atau sering disebut wawancara
mendalam.
pertanyaan dan dan susunan kata dalam pertanyaan dapat diubah pada saat
b. Dokumentasi
mendapatkan dokumen yang berkaitan denga apa yang akan di teliti oleh
penelitinantinya.
perlu untuk dianalisi terlebih dahulu secara terstruktur sebelum bisa dijadikan data
yang dapat diambil menjadi sebuah kesimpulan darinya. Penelitian sejarah itu
sendiri mempunyai beberapa tekni dalam menganalisis data, yaitu sebagai berikut:
Setelah semua data sudah didapatkan, setelah itu data tersebut akan di
verifikasi atau kritik sumber. Pada dasarnya kritik sumber dilakukan pada
14
2. Interpretasi atau Penafsiran
Tahap ini iyalah tahap terakhir setelah dilakukan nya verifikasi dan
15
DAFTAR PUSTAKA
Album Kenang – Kenangan Pekan Kebudayaan Aceh Ke-II (The 2.nd Aceh Cultural
Festifal) Tgl. 20 Agustus s/d 2 September 1972. (1972). Banda Aceh.
Ali, Faisal. (2013). Identitas Aceh Dalam Perpektif Syariat Dan Adat. Banda Aceh:
Badan Arsip Dan Perpustakaan Aceh.
Bunga Rampai Temu Budaya Nusantara PKA-3. (1988). Banda Aceh.
Fatianda, S., Manan, N. A., & Ahmad, M. Y. (2020). Pekan kebudayaan aceh dalam
perspektif historis. Indonesian Journal of Islamic History and Culture, 1(1),
63-79.
Fairuz, S. F., & Rahman, A. (2015). Peranan Pekan Kebudayaan Aceh (Pka) Ke Iv
Dan V Dalam Membangkitkan Kebudayaan Aceh:(Studi Kasus Tari Saman
Dan Seudati). SEUNEUBOK LADA, 2(1), 70-85.
Indonesian Journal of Islamic History and Culture Vol. 1, No. 1 (2020). 63-79 P-ISSN:
2722-8940; E-ISSN: 2722-8934.
Ismail, Badruzzaman. 2012. Sejarah Majelis Adat Aceh, Tahun 2003-2006. Banda
Aceh: Majelis Adat Aceh.
Koentjaraningrat, (2013). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Muchsin, A Misri dan Hermansyah, (2014). Aceh Satu Dalam Sejarah Dan Budaya.
Banda Aceh: Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Aceh.
Wahyuni, Sri, (2001). Ragam Budaya Aceh. Banda Aceh: CV IPA ABONG.
Zulfajri, T. (2019). Pengembangan Festival Sebagai Daya Tarik Pariwisata (Studi
Kasus Pada Pekan Kebudayaan Aceh) (Doctoral dissertation, ISI
Yogyakarta)
16
17