Anda di halaman 1dari 19

PEKAN KEBUDAYAAN ACEH: AJANG PROMOSI DAN

PERKEMBANGANNYA (1958-2018)

Proposal ISkripsi

Diajukan iuntuk imelengkapi itugas-tugasidan


memenuhi Syarat-syarat gunaimemperoleh gelar
iSarjana Pendidikan

Oleh:

Herdi Aswira
NPM 1906101020046

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSIATAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................................4
D. Mamfaat Penelitian ...........................................................................................................4
1.ManfaatTeoritis………………………………………….…………………… .................…4
2.ManfaatPraktis……………………………………………………………… ...................…5
E. Kerangka Berfikir ..............................................................................................................5
F. Anggapan Dasar .................................................................................................................7
G.Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………………… .................7
H.Definisi Oprasional…………………………………………………………………………………………………......7
1.Pekan Kebudayaan Aceh .......................................................................................8
2.Promosi….………………..…………………………………….....….... ........................8
3.Perkembangan….………………..……………….…………………................….........8
I. Landasan Teori….………………..…………………………………….....…...........8
1.Pekan Kebudayaan Aceh………………….………………………………....…..8
2.Promosi……………...……………………………………………………….......9
3.Perkembangan……………………………………………………………...........9
J. Penelitian Yang Relavan……….....……………………………………………....10
K. Metode Penelitian….………………..…………………………………….....….....11
1. JenisPenelitian….………………..…………………………………….....….11
2. Lokasi dan Waktu Penelitian………….……………………………………..12
3. Populasi dan Sampel…..…………………………………………………….12
4. Teknik Pengumpulan Data....,…………….………………………………....12
5. Teknik Aanalisis Data…………………………......……………………...…13
DAFTAR PUSTAKA……..……………………………………………………….16

ii
A. Latar Belakang

Aceh ialah provinsi paling barat dari Indonesia. Provinsi Aceh memiliki 23

kabupaten/kota mulai dari Sabang hingga Aceh tenggara. Dan juga Aceh ini sangat

dekenal dengan keberagaman suku budayanya dimana hal ini terdapat dalam

sebuah kata yaitu mate aneuk meupat jeurat, gadoh adat hoe tamita. Dari kata ini

terdapat makna sebuah Filosofi yang harus dapat di pahami maknanya. Pepatah

tersebut merupakan suatu ungkapan yang memiliki nilai ataupun makna yang

membuat kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya sebuah adat dan kebudayaan

dalam kehidupan sehari-hari (Ismail 2012). Adat istiadat masyarakat Aceh

merupakan bagian dari sisi budaya yang hidup dan berkembang di Aceh. Dalam

kehidupan sehari hari kebudayaan Aceh lebih dikenal dengan adat Aceh.

“pendefinisian kebudayaan ini tergantung terhadap aspek kehidupan masayarakat

secara teori yang di anggap pokok pemahaman perilaku penduduk nya sendiri” (Ali,

2013:12)

Kata kebuadayaan berasal dari kata sang sekerta “buddhayah” yaitu bentuk

jamak dari “buddhi” yang berarti “budi” atau “akal” (Koentjaraningrat, 2013:146).

Menurut Mangunsarkoro kebudayaan di definisikan segala sesuatu hasil kerja jiwa

manusia dalam arti yang seluas luasnya. Kebudayaan dibagi menjadi dua yaitu

Budaya tangible dan kebudayaan intangible, kebudayaan tangible adalah suatu

yang nampak di masyarakat seperti pekekas, senjata atau alat musik. Benda-benda

tersebut masih digunakan di kehidupan masyarakat namun banyak juga modifikasi

di dalamnya, Kebudayaan intangible adalah kebudayaan yang bukan berwujud

material, tidak dapat diraba secara fisik, termasuk didalamnya sistem pengetahuan

dan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem tersebut.

1
Pada masa perkembangannya kebudayaan Aceh sangat banyak mengalami

permsalahan yang mengakibatkan susahnya perkembangan pada kebudayaan Aceh,

hal pertama yang menyebabkan penghambatan perkembangan kebudayaan Aceh

yaitu Aceh ini sering terjadi pergolakan yang diantara nya perang melawan

penjajahan hingga konflik Aceh pada masa DI/TII. Selain dari pada itu terdapat

permasalahan yang sangat besar yang bisa berdampak kepada musnahnya

kebudayaan Aceh permasalahan itu iyalah masuknya budaya barat ke dalam

kebudayaan aceh yang lambat laun akan memudarkan kebudayaan Aceh itu

sendiri.Salah satu upaya untuk mempertahan kan ataupun untuk melestarikan

kebudayaan Aceh agar tidak hilang di telan waktu, maka pemerintah Aceh membuat

suatu festival kebudayaan yang dinamakan dengan Pekan Kebudayaan Aceh

(PKA).

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) adalah sebuah event yang sangat besar yang

di selenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Festival ini

merupakan sebuah event yang wajib dilaksanakan selama lima tahun sekali yang

bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan yang ada di setiap daerah yang ada

di Aceh, seperti tari Rateb Meuseukat, Tari Rapa’i Geleng, yang berasal dari

Kabupaten Aceh Barat Daya, Tari Saman dari Gayo lues, tidak hanya dibidang tari,

pada festival ini juga menampilkan bidang makanan kas seperti manisan pala dari

Aceh Selatan, Sie reuboeh yang berasal Dari Aceh besar dan masih banyak

kebudayaan yang di tampilkan dari kabupaten lain kepada masyarakat yang

bahwasanya Aceh sangat kaya akan kebudayaan dan tidak hanya kepada

masyarakat aceh akan tetapi juga kepada masyarakat Indonesia bahkan ke mata

dunia. Bukan hanya untuk melestarikan ataupun mempromosikan kebudayaan aja,

2
akan tetapi PKA ini juga menjadi tempat mempromosikan kerajinan bagi pengusaha

kerejinan yang ada di Aceh seperti halnya rincong, kopiah mekop, perhiasan mas

berbentuk pintu Aceh dan banyak lain nya.

PKA pertama kali di lakanakan pada tahun 1958. Yang pada awal nya gagasan

ini di keluarkan oleh tokoh Aceh yaitu Nyak Yusda yang terinspirasi dari festival

yang di buat oleh daerah lain. Setelah dilaksanakan nya PKA pertama pada tahun

1958, setelah itu untuk melaksanakan PKA yang kedua pada tahun 1972 butuh

waktu 14 tahun baru dilaksanakan kembali kegiatan kebudayaan tersebut, begitu

juga dengan PKA yang ketiga yang dilaksanakan pada tahun 1988 juga

membutuhkan waktu yang Panjang hingga baru dilaksanakan kembali kegiatan

pekan kebudayaan tersebut, begitu juga dengan PKA yang ke empat yang

dilaksanakan pada tahun 2004 yang selang waktunya hingga 16 tahun baru bisa

dilaksanakan kembali kegiatan tersebut, begitu juga dengan PKA yang ke lima

(2009), ke enam (2013), dan ketujuh (2018) yang membutuhkan waktu yang sangat

lama untuk melaksanakan festival tersebut. Dibalik itu semua menyimpan banyak

cerita ataupun sejarah dari setiap pelaksanaannya guna untuk mencapai

perkembangan kebudayaan Aceh yang semakin baik.

Maka dari pada itu penelitian ini menarik untuk diteliti dengan judul: “PEKAN

KEBUDAYAAN ACEH: AJANG PROMOSI DAN PERKEMBANGAN NYA

(1958-2018)”. Mengapa menarik untuk diteliti? dikarenakan kita dapat mengetahui

Bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam pengembangan kebudayaan

Aceh dan bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam mempromosikan

produk budaya Aceh. Penelitian ini sangat perlu diteliti dikarenakan belum ada

3
peneliti yang mengkaji tentang permasalahan ini sehingga dari pada itu bisa

menjadi pedoman dan jendela ilmu kedepan saya dan masyarakat lainnya.

B. Rumusan Masalah

Pada penulisan rumusan masalah ini perlu ada nya kejelasan dan ketegasan

pada saat penelitian ini dilaksanakan agar terarah pada permasalahan yang jelas.

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bahwasanya rumusan masalah

nya iyalah sebagai berikut:

a. Bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam pengembangan kebudayaan

Aceh?

b. Bagaimana peran Pekan Kebudayan Aceh dalam mempromosikan produk

budaya Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Dari pembahasan latar belakang dan juga rumusan masalah yang sudah di

jelaskan diatas maka dapat kita ketahui beberapa tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini, yaitu:

a. Mengetahui peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam pengembangan kebudayaan

Aceh.

b. Mengetahui bagaimana peran Pekan Kebudayan Aceh dalam mempromosikan

produk budaya Aceh

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka manfaat

yang didapat kan dari penelitian ini adalah:

4
1. Manfaat Teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan

terhadap khazanah ilmu pengetahuan kususnya sejarah. Serta dapat

memperbanyak wawasan histiografi mengenai “Pekan Kebudayaan Aceh:

Ajang Promosi dan Perkembangannya”.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat digunakan rujukan selanjutnya yang ingin

mengkaji tentang bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam

mempromosikan kebudayaan dan perkembangannya.

2) Bagi Masyarakat

Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada semua yang terkait dan

masyarakat tentang bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam

mempromosikan kebudayaan dan perkembangannya.

3) Bagi Mahasiswa

Bisa menambahkan keilmuan dan pengetahuan mahasiswa mengenai

festival Pekan Kebudyaan Aceh.

4) Bagi Dinas Parawisata dan Kebudyaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai pedoman

bagaimana pentingnya Pekan Kebudayaan Aceh bagi kelestarian

kebudayaan Aceh.

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir menjadi hal yang mendasar dimana dalam sebuah

penelitian ini yang akan menjelaskan mengenai bagaimana peran Pekan

5
Kebudayaan Aceh dalam mempromosikan kebudayaan dan perkembangan. Dalam

pengaruhnya terdapat beberapa aspek yang dikaji yaitu bagaimana peran Pekan

Kebudayaan Aceh dalam pengembangan kebudayaan Aceh dan bagaimana peran

Pekan Kebudayaan Aceh dalam mempromosikan produk budaya Aceh.

Dinas Parawisata dan Kebudayaan

Pengrajin Kerajinan kahs Aceh

1. Wawancara
2. Dokumentasi
3. Sumber buku dan jurnal

1. Kepala Dinas Pariwisata dan


Kebudayaan
2. Pengrajin kerajinan khas Aceh

1. Bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh


dalam pengembangan kebudayaan Aceh?
2. Bagaimna peran Pekan Kebudayan Aceh
dalam mempromosikan produk budaya
Aceh?

Hasil penelitian

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

6
F. Anggapan Dasar

Hidayanto, Dwi Nugroho (2021:9) mengatakan “Anggapan dasar adalah suatu

yang di yakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal hal yang

dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melakukan penelitian”. Adapun

yang menjadi anggapan dari penelitian ini iyalah: Ajang Promosi dan

Perkembangannya (1958-2018), penerapan ini untuk mengetahui bangaimana peran

dari Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) dalam pengembangan kebudayaan Aceh dan juga

bagaimana cara mempromosikan produk kerajinan khas Aceh.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melaksanakan sebuah penelitian ada sebuah hal yang perlu diperhatikan

seorang peneliti yang mana adanya pembatas terhadap hal yang ingin di teliti. Sebuah

penelitian dapat dilakukan dikarenakan adanya pelaksanaan dengan harapan agar

penelitian tersebut terarah dan juga dapat memperlancar jalannya proses penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini

adalah bagaimana peran Pekan Kebudayaan Aceh dalam pengembangan dan

mempromosikan kebudayaan Aceh.

H. Definisi Oprasional

Supaya tidak adanya kesalapahaman dan kekeliruan pada pembaca saat

memahami proposal skripsi beserta isi atau pembahasannya perlu kiranya dijelaskan

istilah yang terdapat pada tulisan ini, diantaranya adalah:

7
1. Pekan Kebudayaan Aceh

Pekan Kebudayaan Aceh atau PKA adalah sebuah kegiatan acara festifal

yang memperlihat kan hasil-hasil kebudayaan yang secara keseluruhan, festifal ini

juga merupakan sebuah event yang sekarang wajib dilaksanakan lima tahun sekali

yang mempromosikan kebudayaan yang ada dari setiap kebudayaan yang ada di

Aceh meliputi, budaya, adat-istiadat, seni, dan benda hasil kebudayaan rakyat

Aceh. PKA merupakan kegiatan perayaan kebudayaan terbesar yang

diselenggarakan di Aceh. PKA pertama kali diselenggarakan pada tahun 1958

hingga yang baru dilaksanakan PKA ke tujuh pada tahun 2018.

2. Promosi

Promosi adalah sebuah upaya untuk menginformasikan,

menyebarluaskan, mengajak dan menarik konsumen untuk menjadi pelanggan

sebuah produk dari sebuah brand yang bertujuan untuk penjualan. Bisa dikatakan

tampa adanya promosi, suatu produk tidak bakalan pernah dikenal masyarakat.

3. Perkembangan

Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang terjadi secara ber

struktu/tersusun dan terus menerus, baik dari perubahan tersbut maupun

pertambahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang udah tersedia, maupun

perubahan yang terjadi karena ada unsur-unsur yang baru.

I. Landasan Teori

1. Pekan Kebudayaan Aceh

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) merupakan sebuah kegiatan festival yang

sekarang wajib dilakukan selama lima tahun sekali. Festival ini di laksanakan untuk

8
pertama kalinya yaitu pada tahun 1958 hingga yang ketujuh yaitu pada tahun 2018,

yang mana gagsan ini pertama kalinya dikeluarkan oleh Nyak Yusda yang

mendapatkan ide dari melihat festival yang dilaksanakan oleh daerah-daerah lain

dari luar Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Aceh dan

berimplikasikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dan meningkat kan

industri parawisata aceh.

2. Promosi

Menurut Laksana (2019:129) “promosi adalah suatu komunikasi dari

penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk

merubah sikap dan tingkah laku pembali, yang tadinya tidak mengenal hingga

mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut”.

Menurut alam mejelaskan bahwa promosi adalah suatu bentuk pemasaran

yang merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi

mempengaruhi atau membujuk, dan mengingat kan pasar sasaran atas perusahaan

dan produknya agar bersedia, membeli, dan loyal pada produk yang di tawarkan

perusahan yang bersangkutan (Wulandari,2016).

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah

suatu interalksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli yang berasal dari

informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkahlaku pembeli,

yang tidak mengenal menjadi mengenal produk tersebut, sehingga menjadikan

pembeli yang selalu mengingat produk tersebut agar bersedia menerima, membeli

dan loyal pada produk yang di tawarkan penjual yang bersangkutan.

9
3. Perkembangan

Perkembangan adalah suatu aktifitas menusia yang mengalami perubahan

baik cara cepat meupun lambat yang disesuaikan menurut kondisi dan situasi yang

ada, seperti halnya sifat taupun tingkah laku manusia, dalam hal ini perkembangan

adalah suatu perubahan seorang individu maupun kelompok dalam

menyempurnakan tingkah laku dan sifat sifat sebelumnya yang menndapatkan

pengalaman dari berbagai factor sebelumnya. Yang mana faktor tersebut bisa

datang dari dalam maupun luar diri seseorang. Menurut Heryati (2017: 19)

menyatakan bahwa perkembangan dapat terjadi jika berturut-turut manusia

bergerak dari suatu bentuk ke bentuk lain, biasanya masyarakat akan berkembang

dari bentuk yang sederhana kebentuk yang lebih konfleks.

Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang terjadi secara ber

struktu/tersusun dan terus menerus, baik dari perubahan tersbut baik pertambahan

jumlah atau ukuran dari hal-hal yang udah tersedia, maupun perubahan yang terjadi

karena ada unsur-unsur yang baru. Perjalanan kebudayaan di Indonesia sangat

terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat baik di tinjau dari struktur

etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan maka perkembangan tersebut tidak

lepas dari latar belakang keadaan maasyarakat Indonesia pada masa lalu.

J. Penelitian Yang Relavan

Penelitian tentang Pekan Pebudayaan Aceh: Ajang Promosi dan

Perkembangannya (1958-2018). Penulis telah mencari beberapa literatur tetapi belum

ditemukan persamaan secara kusus tentang judul yang penulis angkat. Namun ada

beberapa literatur yang memiliki keterkatitan dengan judul tersebut.

10
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh T. Zulfajri yang berjudul tentang

“Pengembangan Festival Sebagai Daya Tarik Parawisata (Studi Kasus Pada Pekan

Kebudayaan Aceh). dalam penulisan ini terdapat hal yang untuk mengetahui tentang

mengidentifikasi factor-faktor internal dan eskternal yang terdapat dalam Pekan

Kebudayaan Aceh dan untuk mengembangkan Pekan Kebudayaan Aceh sebagai salah

satu kegiatan parawisata potensial Aceh. Tertuang bahwa disini menunjukkan

bagaimana peran Pekan kebudayaan Aceh sebagai kegiatan parawisata dan juga

bagaiaman factor internal dan eskternak yang terdapat dalam pekan kebudayaan aceh.

Oleh karna itu terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu pada aspek yang

mengkaji tentang pekan kebudayaan Aceh sedangkan perbedaan nya disini penelitian

ini lebih mengkaji tentang factor internal dan eksternal yang ada dalam Pekan

Kebudayaan Aceh dan untuk mengembangkan pekan kebudayaan Aceh sebagai

kegiatan pariwisata.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Septian Fatianda yang berjuldul tentang

“Pekan Kebudayaan Aceh Dalam Perspektif Histori” dalam penelitian ini terdapat hal

yang diketahui yaitu menjelaskan serta mendeskripsikan sejarang penyelenggaraan

PKA dari masa kemasa, menjelaskan hasil dan manfaat yang di dapat dalam setiap

pelaksanaan PKA dan mengetahui pandangan Masyarakat dan pihak penyelenggara

dalam melihat penyelenggaraan PKA. Tertuang bahwasanya menunjukkan

bahwasanya bagaimana proses berjalannya PKA dari masa kemasa dan bagaimana

dampak yang dihasilkan kepada Masyarakat.

Oleh karena itu terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu pada aspek yang

mengkaji tentang Pekan Kebudyaan Aceh sedangkan perbedaannya disini penelitian

11
ini mengkaji tentang bagaimana sejarang penyelenggaraan Pekan kebudayaan Aceh

dari masa kemasa dan juga bagaiaman mamfaat dan pandangan masayarakat terhadap

penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Aceh tersebut.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Aulia Rahman dan Syarifah Fathia

Fairuz yang berjudul tentang “Peranan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke IV dan V

Dalam Membangkitkan Kebudayaan Aceh (Studi Kasus Tari Saman dan Seudati)

dalam penelitian ini terdapat hal yang diketahui yaitu bagaimana peran Pekan

Kebudayaan Aceh yang ke IV dan V dalam perkembangan seni tari saman dan seudati.

Tertuang bahwasanya keberadaan Pekan Kebudayaan Aceh yang ke empat dan kelima

sangat berdampak pada pada perkembangan senitari seudati dan saman.

Karena itu terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji

tentang PKA akan tetapi penelitian ini mengkaji lebih seknifikan dan juga

perbedaannya penelitian ini mengkaji tentang peran PKA yang ke empat dan kelima

dalam asfek seni tari.

K. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pengertian penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian yang

bermaksud untuk memehami phenomena tentang apa yang di alami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, Tindakan dan lain-lain. Secara

holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memamfaatkan berbagai metode

alamiah

12
2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan pada Dinas Parawisata dan Kebudayaan

Aceh dan waktu penelitian akan dilaksanakan sejak tanggal dikeleuarkannya izin

untuk penelitian ini.

3. Populasi dan Sampel

a. populasi

Populasi merupakan keseluruhan yang merupakan subjek yang terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-

peristiwa yang menjadi sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam

suatu penelitian.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang di ambil secara representative

ataupun yang merupakan populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang di

amati. Smpel adalah sebagian atau separuh populasi yang diteliti. Menurut

Suharsimi Arikunto, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika apabila subjeknya terlalubesar maka dapat di ambil antar 10-15%

atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayan dan juga para pengrajin kerajinan kas

Aceh.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara

13
lisan dan untuk dijawab secara lisan dengan lansung berpapasan dan bertatap

muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Wawancara yang peneliti

lakukan ini adalah wawancara semi terstruktur atau sering disebut wawancara

mendalam.

Metode ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk-bentuk informasi dari

semua responden. Wawancara tak berstruktur bersifat luwes susunan

pertanyaan dan dan susunan kata dalam pertanyaan dapat diubah pada saat

wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yang di gunakan sangat membantu peneliti untuk

mendapatkan dokumen yang berkaitan denga apa yang akan di teliti oleh

penelitinantinya.

5. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpulkan dengan metode pengumpulan data

perlu untuk dianalisi terlebih dahulu secara terstruktur sebelum bisa dijadikan data

yang dapat diambil menjadi sebuah kesimpulan darinya. Penelitian sejarah itu

sendiri mempunyai beberapa tekni dalam menganalisis data, yaitu sebagai berikut:

1. Verifikasi atau Kritik Sumber

Setelah semua data sudah didapatkan, setelah itu data tersebut akan di

verifikasi atau kritik sumber. Pada dasarnya kritik sumber dilakukan pada

sumber-sumber pertama, kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu

pengujian tentang kebenaran atau ketepatan dari sumber.

14
2. Interpretasi atau Penafsiran

Setelah peneliti melakukan kritik sumber yang sudah dikumpulkan maka

langkah selanjutnya iyalah interpretasi. Interpretasi adalah penafsiran yang

dilakukan oleh peneliti terhadap sumber-sumber yang telah di verifikasi.

3. Historiografi atau Penulisan Sejarah

Tahap ini iyalah tahap terakhir setelah dilakukan nya verifikasi dan

interpretasi terhadap sumber. Tahap ini peneliti akan mengkontruksi sebuah

peristiwa berdasarkan sumber yang telah diberikan penafsiran yang kemudian

ditulis secara kronologis agar menjadi sebuah cerita yang utuh.

15
DAFTAR PUSTAKA

Album Kenang – Kenangan Pekan Kebudayaan Aceh Ke-II (The 2.nd Aceh Cultural
Festifal) Tgl. 20 Agustus s/d 2 September 1972. (1972). Banda Aceh.
Ali, Faisal. (2013). Identitas Aceh Dalam Perpektif Syariat Dan Adat. Banda Aceh:
Badan Arsip Dan Perpustakaan Aceh.
Bunga Rampai Temu Budaya Nusantara PKA-3. (1988). Banda Aceh.
Fatianda, S., Manan, N. A., & Ahmad, M. Y. (2020). Pekan kebudayaan aceh dalam
perspektif historis. Indonesian Journal of Islamic History and Culture, 1(1),
63-79.
Fairuz, S. F., & Rahman, A. (2015). Peranan Pekan Kebudayaan Aceh (Pka) Ke Iv
Dan V Dalam Membangkitkan Kebudayaan Aceh:(Studi Kasus Tari Saman
Dan Seudati). SEUNEUBOK LADA, 2(1), 70-85.
Indonesian Journal of Islamic History and Culture Vol. 1, No. 1 (2020). 63-79 P-ISSN:
2722-8940; E-ISSN: 2722-8934.
Ismail, Badruzzaman. 2012. Sejarah Majelis Adat Aceh, Tahun 2003-2006. Banda
Aceh: Majelis Adat Aceh.
Koentjaraningrat, (2013). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Muchsin, A Misri dan Hermansyah, (2014). Aceh Satu Dalam Sejarah Dan Budaya.
Banda Aceh: Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Aceh.
Wahyuni, Sri, (2001). Ragam Budaya Aceh. Banda Aceh: CV IPA ABONG.
Zulfajri, T. (2019). Pengembangan Festival Sebagai Daya Tarik Pariwisata (Studi
Kasus Pada Pekan Kebudayaan Aceh) (Doctoral dissertation, ISI
Yogyakarta)

16
17

Anda mungkin juga menyukai