Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nafis Khalisa

NIM : 2312101010057

RESUME JURNAL

1. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan
oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruangan-ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel merupakan
kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup.

2. Fungsi Sel
a. Untuk pertumbuhan dan menggantikan sel-sel yang dirusak
b. Membawa nutrient dan oksigen untuk dimanfaatkan oleh sel
c. Tempat terjadinya reaksi kimia dan nutrient dan oksigen untuk menghasilkan
energi untuk sel.
d. Mengeluarkan karbondioksida dan air sebagai hasil reaksi kimia
e. Sintesis protein dan komponen komponen yang dibutuhkan untuk struktur
pertumbuhan dan fungsi sel lainnya

3. Struktur Sel
a. Retikulum Endoplasma
b. Mitokondria
c. Lisosom
d. Inti

4. Stimulus Terhadap Adaptasi dan Cedera Sel


Berbagai macam cidera dapat mengenai tubuh seorang manusia seperti luka
dan terbakar. Cidera tersebut pada dasarnya secara mikro mengenai sel karena kita
ketahui bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh manusia.
Banyak penyebab yang dapat menciderai sel bukan hanya luka tetapi kekurangan
oksigen dan suplai makanan ke dalam sel pun dapat menciderainya.
5. Adaptasi Selular
a. Hipertropi (Menambah Ukuran Sel)
Didefinisikan sebagai pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran selnya
yang tidak disertai peningkatan fungsi organ atau jaringan tersebut. Hipertrofi
dapat bersifat fisiologik dan patologik.
b. Metaplasia (Merubah Sel)
Adaptasi metaplasia adalah perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur
jenis lain. Sebagai contoh sel epitel torak pada saluran pernafasan seorang
perokok yang dapat bersekresi diganti dengan oleh sel epitel gepeng berlapis yang
tidak dapat bersekresi. kondisi ini sangat merugikan karena lendir yang
merupakan alat proteksi saluran pernafasan terhadap bakteri debu dan benda asing
tidak terbentuk sehingga saluran pernafasan mudah mengalami infeksi.
c. Atrofi (Mengurangi Ukuran Sel)
Atropi adalah proses adapatasi sel di mana organ atau jaringan yang terbentuk
tumbuh mencapai batas normal tetapi kemudian mengalami penyusutan. Atropi
dapat bersifat fisiologik misalnya pada proses daging (penuaan) di mana seluruh
bagian tubuh tampak mengecil secara bertahap. Lebih jelas jika dilihat pada
pasien usia lanjut yang mengalami atrofi kelenjar endokrin sehingga produk
hormonnya menurun.
d. Hyperplasia (Menambah Jumlah Sel)
Hiperplasia terjadi karrena kenaikan absolute pada sebuah jaringan atau organ
sehingga menyebabkan pembesaran jaringan atau organ tersebut dan fungsi organ
atau jaringan tersebut juga meningkat. Hal ini hanya dapat terjadi pada sel labil
seperti sel epidermis atau sel darah. Tidak terjadi pada sel permanent seperti sel
otot rangka, saraf dan jantung. Contoh hiperplasi fisiologik adalah pembesaran sel
uterus pada saat seorang wanita hamil sehingga janin dapat tumbuh membesar
didalamnya. Sedangkan hiperplasi patologik biasanya terjadi karena rangsangan
hormonal berlebih misalnya hyperplasia endometrium akibat pengeluaran hormon
estrogen yang tidak terkendali dan merupakan prekursor terjadinya proliferasi
keganasan.

Anda mungkin juga menyukai