Anda di halaman 1dari 10

Chusida, A. dkk.

Analisis Pewarisan bentuk Wajah…

ANALISIS PEWARISAN BENTUK WAJAH PADA POPULASI


AUSTRONESIA MENGGUNAKAN METODE
GEOMETRIC MORPHOMETRIC

An’nisaa Chusida1*, Mieke Sylvia Margaretha Amiatun Ruth1, Toetik Koesbardiati2


1
Bagian Odontologi Forensik, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga,
Surabaya, Indonesia.
2
Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga,
Surabaya, Indonesia
*
Email korespondensi: an-nisaa-c@fkg.unair.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Metode yang biasa dipergunakan untuk menganalisis ukuran dan bentuk wajah
adalah metode antropometri konvensional melalui ukuran, sudut dan indeks. Metode geometric
morphometric merupakan metode analisis ukuran dan bentuk yang dianggap mampu mengatasi
keterbatasan penggunaan metode konvensional karena ditekankan pada analisis koordinat landmark.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pewarisan bentuk wajah pada populasi
Austronesia menggunakan metode geometric morphometric.

Metode Penelitian: Penelitian dilakukan pada 14 keluarga yang terdiri dari 77 subyek dengan rincian
32 orang merupakan generasi pertama (G1), 28 orang merupakan generasi kedua (G2) dan 17 orang
merupakan generasi ketiga (G3). Subyek penelitian terdiri dari 28 laki-laki dan 49 perempuan dengan
rentang usia 17 – 86 tahun. Dilakukan pengambilan foto frontal, yang diolah melalui program tpsUtil,
kemudian dipergunakan 25 titik landmark yang diletakkan melalui program tpsDig dan dianalisis
menggunakan program morphologika2 v2.5. Dilakukan uji regresi variabel generasi terhadap nilai
Principal Component pada masing-masing keluarga

Hasil: Uji regresi menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.05) pada nilai PC1, PC2, PC5, PC7
dan PC8. R square menunjukkan bahwa PC1 dipengaruhi sebesar 7.49%, PC2 sebesar 34.71%, PC5
sebesar 9.86%, PC7 sebesar 7.22%, dan PC8 sebesar 10.58%.

Diskusi: Terdapat perbedaan yang bermakna dari hasil uji regresi dengan nilai R square terbesar 34.7%
pada PC2 yang berdasarkan hasil visualisasi ke arah positif merujuk pada wajah bawah yang
menyempit, bentuk mata yang melebar, lebar hidung yang menyempit dan bentuk mulut yang membulat
dan memendek

Simpulan: Perbedaan yang bermakna dari hasil uji regresi dengan nilai R square terbesar 34.7% pada
PC2, menunjukkan bahwa komponen wajah diwariskan.

Kata kunci: Bentuk wajah, pewarisan, populasi Austronesia, geometric morphometric

401
Prosiding KONGRES XV & HUT KE – 52 PAAI 2023 - 4th LUMMENS:
“The Role of Gut-Brain Axis in Indonesian Human Development”

Pendahuluan korelasi Jarabak ratio yang signifikan dari


ibu ke anak, nasospinal – gnathion dan
Antropometri craniofacial sebagai
nasospinale – gonion angle dari ayah ke
bagian penting dari ilmu antropologi dan
anak, serta articular dan ANB angles dari
kedokteran digunakan sebagai penentu
ayah ke anak perempuan.
karakter morfologi kepala dan wajah.
Bentuk wajah meliputi outline wajah
Bentuk wajah dipengaruhi oleh berbagai
atau raut wajah, dan komponen pembentuk
faktor seperti faktor genetik, jenis kelamin,
wajah seperti bentuk mata, bentuk hidung,
ras dan etnis, serta perbedaan lingkungan
bentuk bibir atau bentuk mulut dan bentuk
seperti iklim, sosio-ekonomi dan nutrisi. 1
telinga. Lahoti et al 5 meneliti heritabilitas
Penilaian wajah dengan menggunakan
pola jaringan lunak wajah menggunakan
metode metrik maupun morfologi saat ini
foto dari arah frontal dan lateral pada 140
dilakukan di berbagai bidang seperti bedah
orang dari 35 keluarga yang terdiri dari
plastik dan ortodontik, selain itu
bapak, ibu, anak laki-laki dan perempuan.
dipergunakan pula untuk mendiagnosis
Penelitian dilakukan dengan cara
kelainan kongenital. Penelitian yang
melakukan tracing pada foto untuk
melakukan analisis wajah untuk tujuan
kemudian diuji korelasi parameter linear
forensik sangat sedikit, meskipun ada
dan proporsional dari orangtua ke anak.
beberapa yang memberikan pernyataan
Hasilnya menunjukkan bahwa heritabilitas
mengenai kelebihan dan kelemahan
anak laki-laki terhadap ibu lebih besar
penilaian morfologi dan metrik wajah
dibanding terhadap ayah sedangkan anak
untuk tujuan forensik. Klasifikasi wajah
perempuan menunjukkan heritabilitas yang
dapat membantu identifikasi yang berkaitan
sama terhadap kedua orangtuanya. Peneliti
dengan profil biologis, rekonstruksi wajah
tersebut kemudian menyimpulkan bahwa
serta mendapatkan informasi komparatif
bentuk jaringan lunak anak dapat diprediksi
dari foto. Untuk mendapatkan dasar ilmiah
dari data orangtua.
yang kuat suatu langkah diagnostik maka
Karakter variasi bentuk craniofacial
diperlukan sarana dan statistik untuk
manusia saat ini dapat diamati dengan
penilaian metrik dan frekuensi spesifik
metode geometric morphometric. Pola
suatu populasi berkaitan dengan gambaran
variasi bentuk wajah dapat digambarkan
morfologi wajah agar dapat
dan diukur dengan menggunakan aspek
mengidentifikasi karakteristik dan
2
numerik maupun visual, karena metode
gambaran wajah yang kurang umum.
geometric morphometric memungkinkan
Penelitian yang dilakukan Jin Kim et al
3
hasil analisis statistik suatu bentuk
pada 38 keluarga Korea dengan
divisualisasikan sebagai peralihan bentuk.
menggunakan foto digital dua dimensi
Metode ini memberikan interpretasi
menunjukkan korelasi keluarga yang
analisis statistik geometris yang jelas
signifikan pada 13 ukuran antropometri
sehingga dapat mengatasi permasalahan
wajah. Sedangkan penelitian Mehta 4 yang
yang dihadapi jika menggunakan analisis
bertujuan untuk mengetahui pola pewarisan
antropometri konvensional. 6 Bentuk obyek
craniofacial complex pada populasi
biologis pada morfometrik multivariat
Gorkhas penduduk asli Nepal di lereng
konvensional biasanya merupakan
Himalaya dengan menggunakan
serangkaian pengukuran jarak dan sudut.
cephalometry menunjukkan koefisien
Sedangkan metode geometric

402
morphometric menghubungkan Kepulauan Indonesia yang terletak di
serangkaian pengukuran dengan bentuk antara benua Asia dan Australia terbentuk
suatu obyek. Bentuk obyek dicatat sebagai lebih dari tujuh belas ribu pulau dengan
koordinat gambaran yang sudah penduduk yang sangat beragam. Sekitar
6
didefinisikan yaitu landmark. Serangkaian tiga ratus kelompok etnis yang berbeda
koordinat landmark yang terskala dianggap terisolasi secara biologis satu sama lain
mendekati bentuknya meskipun merupakan karena endogami etnis. Terdapat dua
gambaran yang kompleks dari suatu objek. kelompok populasi di Indonesia yaitu
Selanjutnya koordinat landmark yang Austromelanesoid dan Mongoloid.
sudah disesuaikan dengan metode Austromelanesoid yang menempati bagian
geometris dianalisis. Keuntungan utama timur wilayah Indonesia dan Mongoloid
metode geometric morphometric yang menempati wilayah barat dan utara,
dibandingkan pendekatan konvensional merupakan imigran dari benua Asia.
adalah bentuk dapat digambarkan secara Indonesia yang terletak di Asia Tenggara
geometris dan diinterpretasikan secara digolongkan dalam populasi Austronesia,
statistik. yaitu suatu populasi yang berdasar riwayat
Demayo et al 7 meneliti 60 pasang bahasa dan penyebaran geografisnya
kembar identik dengan metode geometric menggunakan rumpun bahasa Austronesia.
8
morphometric menggunakan superimposisi
dan analisis Procrustes untuk Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan variabel bentuk wajah dalam menganalisis pewarisan bentuk wajah pada
bentuk rotasi landmark. Subjek difoto populasi Austronesia menggunakan metode
dengan menggunakan kamera digital dari geometric morphometric.
arah anterior dan kemudian ditentukan total
39 titik landmark. Heritabilitas diukur Metode Penelitian
sebagai concordance bentuk wajah dari
masing-masing pasangan. Hasil penelitian Penelitian ini telah lolos uji laik etik di
menunjukkan bahwa bentuk wajah Health Research Ethical Clearance
pasangan kembar identik mempunyai Commission Fakultas Kedokteran Gigi
korelasi yang positif yang mengindikasikan Universitas Airlangga dengan bukti
bahwa titik landmark yang sama dapat sertifikat nomor
diamati pada setiap anggota pasangan. 280/HRECC.FODM/XI/2017, yang
Selain itu nilai probabilitas masing-masing dilakukan sebelum menyebarkan kuisioner
koefisien korelasi menunjukkan bahwa yang sudah disusun berdasarkan kriteria
terdapat hubungan linear yang signifikan yang sudah ditetapkan.
pada landmark pasangan kembar yang Penelitian ini dilakukan pada keluarga
mengindikasikan derajat heritabilitas yang yang terdiri dari tiga generasi dan
tinggi pada bentuk wajah. Sehingga dapat merupakan populasi Austronesia yang
disimpulkan bahwa metode geometric bertempat tinggal di Surabaya. Penelitian
morphometric dapat dipergunakan dalam ini merupakan jenis family study yang
penelitian pewarisan dan variabilitas dilakukan pada tiga generasi dalam satu
karakter atau sifat organisme. keluarga, dengan generasi pertama (G1)
adalah kakek dan/atau nenek yang berasal
Prosiding KONGRES XV & HUT KE – 52 PAAI 2023 - 4th LUMMENS:
“The Role of Gut-Brain Axis in Indonesian Human Development”

dari kedua pihak baik ayah maupun ibu dan Component (PC). Gambar 2 menunjukkan
generasi ketiga (G3) berusia minimal 17 perubahan head pitch, bentuk mata, bentuk
tahun. Penelitian ini terdiri dari 14 keluarga hidung dan bentuk bibir pada PC2.
dengan jumlah total 77 subyek yang terdiri
dari 32 subyek generasi 1 (G1), 28 subyek
generasi 2 (G2), 17 subyek generasi 3 (G3).
Pemotretan wajah dilakukan dari arah
anterior dengan posisi lateral wajah sejajar
bidang Frankfurt Horizontal, kemudian
foto disimpan dan diolah menggunakan
tpsUtil, selanjutnya diberi titik landmark
melalui tpsDig dan dianalisis menggunakan
morphologika2 v2.5. Penelitian ini
menggunakan 25 titik landmark untuk
merepresentasikan bentuk wajah yang
meliputi outline atau raut wajah, bentuk
mata, bentuk hidung dan bentuk bibir Gambar 2. (a) nilai negatif, (b) nilai positif
(Gambar 1). dari PC2

Hasil Principal Component Analysis


(PCA) menunjukkan terdapat 46 Principal
Component (PC) yang menggambarkan
variasi bentuk wajah dari 77 subyek. PC
dianggap cukup dalam mewakili variasi
data apabila nilainya lebih dari 100% / total
PC, sehingga PC dengan nilai < 2.17 tidak
disertakan dalam analisa selanjutnya. 9
Selanjutnya dilakukan uji regresi yang
terdapat pada morphologika2 v2.5 untuk
menganalisis pengaruh generasi (variabel
bebas) terhadap nilai PC (variable terikat),
nilai p diambil dari uji F dengan tujuan
Gambar 1. Dua puluh lima titik landmark menganalisis pengaruh variabel bebas
yang digunakan dalam terhadap variabel terikat. Sedangkan untuk
penelitian ini menganalisis seberapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
Hasil dipergunakan nilai R-squared.
Tabel 1 menunjukkan perbedaan yang
Setelah data dari tpsDig diinput ke
bermakna (p<0.05) pada nilai PC1, PC2,
dalam morphologika2 v2.5, kemudian
PC5, PC7 dan PC8. R square menunjukkan
dilakukan labelling, menghubungkan titik
bahwa PC1 dipengaruhi sebesar 7.49%,
landmark untuk membentuk wireframe dan
PC2 sebesar 34.71%, PC5 sebesar 9.86%,
selanjutnya dianalisis maka tampaklah
visualisasi bentuk dari setiap Principal

404
PC7 sebesar 7.22%, dan PC8 sebesar dipergunakan kriteria bahwa sampel
10.58%. berdasarkan genealogi tanpa perkawinan
campur sampai minimal dua generasi di
Tabel 1. Multivariate Regression atasnya.
Variabel R square p-value for Usia minimal subjek dalam penelitian
Terikat F-test ini adalah 17 tahun, karena percepatan
PC1 0.074986 1.60E-02* pertumbuhan pada umumnya berhenti pada
PC2 0.347141 1.73E-08*
usia tersebut. Percepatan pertumbuhan
PC3 1.39E-05 0.974336
yang merupakan salah satu bagian dari
PC4 0.000112 0.927349
tahap pertumbuhan perkembangan dimulai
PC5 0.098651 5.41E-03*
PC6 0.032864 0.114602 rata-rata pada usia 10 tahun pada anak
PC7 0.072252 1.81E-02* perempuan dan usia 12 tahun pada anak
PC8 0.105876 3.88E-03* laki-laki, dengan intensitas dan durasi
PC9 0.004471 0.563394 percepatan pertumbuhan rata-rata lebih
PC10 0.000444 0.855735 besar pada anak laki-laki daripada
Nilai p<0.05 menunjukkan perbedaan yang perempuan. Percepatan pertumbuhan
bermakna kerangka berakhir pada usia 18 - 19 tahun
pada anak perempuan dan usia 20 – 22
Pembahasan tahun pada anak laki-laki. Menurut Bishara
Berdasarkan kuisioner diketahui et al, 10 ukuran dan sebagian besar karakter
bahwa sampel penelitian ini berasal dari jaringan lunak pada usia 17 tahun sudah
beberapa suku dan etnik di Indonesia mencapai tahap dewasa. Pertumbuhan dan
diantaranya Jawa, Madura, dan Tionghoa. perkembangan jaringan lunak ini
Populasi Indonesia dikelompokkan sebagai dipengaruhi pula oleh status gizi dan
populasi Austronesia berdasarkan rumpun nutrisi.
bahasa dan penyebaran geografis. Asal usul Menurut Sharma et al, 11 peningkatan
linguistik memang tidak bisa secara tinggi wajah diduga dipengaruhi oleh
langsung dikaitkan dengan budaya dan asal erupsi gigi dan tampaknya masih terus
usul biologis, karena populasi yang berlanjut sampai usia sekitar 40 tahun.
menggunakan bahasa yang sama belum Pertumbuhan hidung ke arah inferior dan
tentu identik secara fisik. Tetapi budaya anterior terjadi sampai awal usia dewasa
dan karakter fisik tetap dipergunakan dan tampaknya lebih banyak ke arah
sebagai salah satu cara untuk menelusuri vertikal dibandingkan ke arah
identitas etnis meskipun dengan cara yang anteroposterior. Dimensi vertikal hidung
lebih fleksibel. Hal ini disebabkan kedua meningkat sampai usia 18 tahun dengan
hal tersebut sama – sama dapat dipengaruhi peningkatan tinggi hidung atas 3 kali lebih
oleh adanya perkawinan campur dengan besar dibanding tinggi hidung bawah.
kelompok dari latar belakang biologis dan Peningkatan ketebalan bibir atas dan bawah
budaya yang berbeda, sehingga dapat terjadi pada regio vermillion dan sebanding
mengubah pemakaian bahasa maupun dengan peningkatan panjang bibir.
karakter fisik generasi berikutnya. Oleh Peningkatan ketebalan ini terjadi pada usia
karena itu pada setiap penelitian 1 – 14 tahun dan sesudah itu pada
antropologi termasuk penelitian ini, selalu perempuan akan berhenti, sedangkan pada
Prosiding KONGRES XV & HUT KE – 52 PAAI 2023 - 4th LUMMENS:
“The Role of Gut-Brain Axis in Indonesian Human Development”

laki – laki masih berlanjut sampai usia 16 – merugikan baik di rumah maupun di tempat
18 tahun. kerja atau dapat pula disebabkan aktivitas
Beberapa metode yang biasanya atau gaya hidup ibu. 15 Selain itu faktor
dipergunakan untuk menganalisis karakter stochastic seperti trauma pada wajah,
wajah berdasarkan jaringan lunak wajah keadaan patologis dan prosedur bedah juga
antara lain adalah antropometri, merupakan faktor lingkungan yang dapat
photogrammetry dan cephalometry. berdampak signifikan terhadap
Photogrammetry merupakan salah satu pertumbuhan perkembangan wajah yang
teknik analisis wajah yang menggunakan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
foto baik 2D maupun 3D. Penelitian ini morfologi wajah.
menggunakan foto 2D karena penggunaan Morfometri konvensional adalah
foto sebagai salah satu media pengukuran metode yang paling banyak digunakan
wajah selain nyaman untuk subjek, lebih dalam penelitian antropologi biologi untuk
hemat biaya, juga memberikan rekam menganalisis variasi bentuk melalui
wajah permanen yang dapat diakses kapan pengukuran jarak, sudut dan rasio. Tetapi
saja. Selain itu foto juga cukup konsisten metode ini dianggap kurang mampu
jika dipergunakan dalam penelitian menggambarkan keseluruhan bentuk, dan
longitudinal sehingga dapat digunakan oleh setiap pengukuran sering dianggap berdiri
peneliti lain dengan teknik pengukuran sendiri tanpa ada kaitan satu sama lain. 16
yang berbeda. 12 Selanjutnya dikembangkan metode
Penelitian ini merupakan jenis family morfometri yang dianggap dapat
study yang dilakukan pada tiga generasi mempertahankan bentuk geometrik suatu
dalam satu keluarga, dengan generasi sampel yaitu metode geometric
pertama (G1) adalah kakek dan/atau nenek morphometric (GM). Prinsip utama metode
yang berasal dari kedua pihak baik ayah ini adalah penentuan titik landmark,
maupun ibu. Tujuannya adalah agar dapat superimposisi, dan shape space. Data
ditelusuri secara lebih lengkap geometric morphometric sebenarnya
heritabilitas/pewarisan komponen bentuk adalah konfigurasi koordinat landmark
wajah. Penelitian dengan jenis family study yang pada tahap awal analisis geometric
yang sudah pernah dilakukan sebelumnya morphometric dilakukan superimposisi.
adalah penelitian antar saudara kandung Proses ini mengeliminir perbedaan posisi
atau antara orang tua dengan anak kandung. dan rotasi data, dan melakukan skala pada
Menurut Mayhew13 family study yang semua data menjadi unit centroid size yaitu
melibatkan anggota keluarga di luar akar kuadrat dari jumlah jarak kuadrat
keluarga inti dapat meminimalkan faktor setiap landmark dalam suatu konfigurasi
lingkungan bersama. landmark ke centroid konfigurasi tersebut.
Morfologi wajah terdiri dari berbagai Setelah proses superimposisi, yang
macam karakter yang cukup kompleks tertinggal hanyalah informasi bentuk dari
yang dipengaruhi faktor genetik dan data, dan centroid size data dapat
lingkungan. Pertumbuhan dan dipergunakan untuk analisis lebih lanjut.
perkembangan wajah dimulai pada minggu Sampai saat ini metode superimposisi yang
ke 4 kehamilan, 14 sehingga janin yang paling umum digunakan adalah General
sedang berkembang kemungkinan dapat Procrustes Analysis (GPA) yang diwakili
dipengaruhi dampak lingkungan yang oleh satu titik dalam suatu ruang bentuk

406
yang disebut Kendall’s shape space. tampak membulat dan memendek, R square
Ukuran ruang bentuk ini ditentukan oleh menunjukkan nilai PC2 dipengaruhi
jumlah landmark dan dimensi, yang dalam sebesar 34.71%. Visualisasi PC5
penelitian ini digunakan landmark menunjukkan ke arah nilai positif bentuk
berjumlah 25 titik dan konfigurasinya 2D. wajah tampak semakin lebar, bentuk
Tangent space (garis singgung) dalam hidung mengecil sedangkan bentuk bibir
metode geometric morphometric berbentuk melebar dan memendek, R square
Euclidean space yang merupakan proyeksi menunjukkan bahwa nilai PC5 dipengaruhi
dari Kendall’s space ke bidang tangent. sebesar 9.87%. Visualisasi PC7
Tetapi Euclidian space berbentuk linier, menunjukkan semakin ke arah nilai positif
sedangkan Kendall’s shape space terjadi perubahan bentuk wajah yang
berbentuk kurva, sehingga dibutuhkan melebar, sedangkan bentuk hidung
penyesuaian agar dapat dilakukan analisis mengecil dan bentuk bibir memendek, R
statistik lebih lanjut. 16 square menunjukkan nilai PC7 dipengaruhi
Agar konfigurasi landmark dapat sebesar 7.22%. Visualisasi nilai PC8
divisualisasikan dan diinterpretasikan maka menunjukkan perubahan lebar wajah
digunakan metode ordination dan yang bawah yang menyempit, bentuk mata yang
paling umum digunakan adalah PCA, yaitu melebar dan bentuk bibir bawah yang
suatu metode yang menganalisis membulat dan memendek dan R square
penyebaran data pada sumbu PC. Sumbu menunjukkan nilai PC 8 dipengaruhi
PC merupakan kombinasi linier dari data sebesar 10.5%.
yang independen satu sama lain secara Penelitian yang menganalisis
statistik. Menurut Webster et al, 17 pada heritabilitas berdasarkan kontribusi genetik
dasarnya analisis ini mengambil pola utama pada umumnya adalah penelitian
variasi bentuk yang terjadi dan nilai PC1 longitudinal yang sudah memiliki data base
menunjukkan variasi terbesar. genotipe suatu populasi seperti yang
Uji regresi yang dilakukan pada 10 dilakukan Cole18 yang meneliti pewarisan
komponen PC yaitu PC 1 – 10, ukuran dan bentuk wajah menggunakan
menunjukkan perbedaan yang bermakna metode geometric morphometric. Nilai
pada PC1, PC2, PC5, PC7 dan PC8. Hal ini heritabilitas pada penelitian ini dianalisis
menunjukkan bahwa variabel generasi berdasarkan genotipe SNP menggunakan
berpengaruh terhadap bentuk wajah yang program Genome – Wide Complex Trait
diwakili oleh ke lima PC tersebut. Hasil Analysis (GCTA). Subyek penelitian
visualisasi wireframe PC1 menunjukkan berjumlah 3631 orang yang merupakan
semakin ke arah nilai positif wajah bawah populasi Bantu African berusia 3–21 tahun.
semakin melebar dan bentuk bibir tampak Penelitian tersebut menggunakan 29 titik
semakin tebal, berdasarkan nilai R square landmark pada foto 3D dan hasilnya
tampak bahwa nilai PC1 dipengaruhi menunjukkan bahwa nilai PC yang
sebesar 7.49%. Visualisasi PC2 merepresentasikan bentuk pangkal hidung
menunjukkan semakin ke arah nilai positif dan lebar mulut merupakan karakter wajah
bagian wajah bawah menyempit, lebar yang paling diwariskan. Sedangkan hasil
hidung menyempit, bentuk mata semakin penelitian ini, yang menunjukkan bahwa
lebar dan bentuk bibir yang semakin yang paling dipengaruhi oleh generasi
Prosiding KONGRES XV & HUT KE – 52 PAAI 2023 - 4th LUMMENS:
“The Role of Gut-Brain Axis in Indonesian Human Development”

sebesar 34.71% adalah PC2 yang merujuk bentuk bibir yang semakin tampak
bagian wajah bawah menyempit, lebar membulat dan memendek.
hidung menyempit, bentuk mata semakin
lebar dan bentuk bibir yang semakin Penutup
tampak membulat dan memendek.
Djordjevic19 yang menganalisis Berdasarkan hasil uji regresi
kontribusi genetik dan lingkungan terhadap menggunakan variabel generasi sebagai
variasi morfologi wajah menggunakan variabel bebas dan sepuluh nilai Principal
geometric morphometric dengan Component (PC) teratas sebagai variabel
pendekatan berbasis tiga dimensi (3D) terikat didapatkan perbedaan yang
dengan 37 titik landmark pada 1380 orang bermakna pada PC1, PC2, PC5, P7 dan
yang terdiri 263 pasangan kembar PC8, dengan nilai R square terbesar 34.7%
monozigotik (MZ), 341 pasangan kembar pada PC2 yang berdasarkan hasil
dizigotik (DZ) dan 172 unpaired twins (75 visualisasi ke arah positif merujuk pada
MZ and 97 DZ) dengan rentang usia 16.5 – wajah bawah yang menyempit, bentuk mata
87.3 tahun menunjukkan hasil bahwa nilai yang melebar, lebar hidung yang
heritabilitas dari lebar, tinggi dan menyempit dan bentuk mulut yang
prominensia hidung, prominensia bibir, membulat dan memendek. Penelitian ini
jarak inter-ocular dan ukuran wajah adalah merupakan jenis family study yang
yang tertinggi. Hasil penelitian tersebut dilakukan pada tiga generasi dengan
sesuai dengan hasil penelitian ini, yang generasi 1 adalah kakek dan/nenek dari
menunjukkan bahwa yang paling pihak ayah maupun ibu. Sedangkan jenis
dipengaruhi oleh generasi sebesar 34.71% penelitian family study mengenai analisis
adalah PC2 yang merujuk pada lebar wajah pewarisan yang pada umumnya dilakukan
bawah, lebar hidung, bentuk mata dan adalah antara saudara kandung atau antara
bentuk bibir. orang tua dengan anak saja. Selain itu
Demayo7 merupakan salah satu penelitian ini menggunakan foto 2D yang
peneliti yang menganalisis heritabilitas lebih mudah diaplikasikan jika tidak
wajah menggunakan metode geometric memungkinkan melakukan penelitian
morphometric berdasarkan foto frontal 2D. menggunakan metode 3D.
Subyek penelitian tersebut adalah 60 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pasangan kembar yang nilai dengan melibatkan jumlah keluarga yang
heritabilitasnya diukur menggunakan lebih besar dan anggota keluarga di luar
program PAST (version 1.92). Digunakan keluarga inti, sehingga bisa dibuat pedigree
39 titik landmark dan hasil penelitian untuk menganalisis lebih lanjut komponen
menunjukkkan bahwa semakin ke arah yang diwariskan. Karena heritabilitas
positif kepala lebih lebar, rahang lebih wajah juga dipengaruhi oleh faktor
sempit, dagu menyudut, bibir bawah lingkungan, maka perlu dilakukan
tampak lebih tebal dan mata lebih lebar. penelitian yang memperhitungkan
Hasil ini sesuai dengan penelitian ini yang pengaruh faktor tersebut untuk
merujuk pada perubahan bagian wajah memperkecil bias.
bawah yang menyempit, lebar hidung
menyempit, bentuk mata semakin lebar dan Daftar Pustaka

408
1. Jeremić D, Kocić S, Vulović M, 7. Demayo C, Torres M, Sinco A,
Sazdanović M, Sazdanović P, Jovanović Bonachita-Sanguila M. 2009.
B, Jovanović J, Milanović Z, Đonović N, Geometric morphometric analyses of
Simović A, Parezanović-Ilić K, facial shape in twins. The Internet
Maliković A, Toševski J, Živanović- Journal of Biological Anthropology.
Mačužić I. 2013. Anthropometric study 4(1).
of the facial index in the population of 8. Glinka J, Artaria MD, Koesbardiati T.
Central Serbia. Arch. Biol. Sci. Belgrade. 2010. The three human morphotypes in
65 (3): 1163 – 1168. Indonesia. Indonesian Journal of Social
2. Ritz-Timme S, Gabriel P, Tutkuviene J, Sciences. 2(2):70 – 76.
Poppa P, Obertova’ Z, Gibelli D, De 9. Kaiser, HF. 1960. The application of
Angelis D, Ratnayake M, Rizgeliene R, electronic computers to factor analysis.
Barkus A, Cattaneo C. 2011. Metric and Educational and Psychological
morphological assessment of facial Measurement. 20: 141 – 150.
features: A study on three European http://dx.doi.org/10.1177/0013164460
populations. Forensic Science 02000116
International. 207: 239.e1 – 239.e8. doi: 10. Bishara SE. 2001. Textbook of
10.1016/j.forsciint.2011.01.035. orthodontics. USA: WB Saunders Co.
3. Jin Kim H, Wha Im S, Jargal G, Lee S, p. 98 – 104.
Hyuk Yi J, Yeon Park J, Sung J, Il Cho 11. Sharma P, Arora A, Valiathan A. 2014.
S, Yeol Kim J, Il Kim J, Sun Seo J. Age changes of jaws and soft tissue
2013. Heritabilities of facial profile. The Scientific World Journal.
measurements and their latent factors in Hindawi Publishing Corporation.
Korean families. Genomics Inform. Article ID 301501.
11(2): 83 – 92. doi: http://dx.doi.org/10.1155/2014/301501
10.5808/gi.2013.11.2.83. .
4. Mehta OP, Gupta DS. 2008. A study of 12. Moshkelgosh V, Fathinejad S, Pakizeh
cephalometric appraisal of the Z, Shamsa M, Golkari A. 2015.
inheritance of craniofacial pattern in Photographic facial soft tissue analysis
Gorkhas. J Indian Soc Pedod Prevent by means of linear and angular
Dent. 121 – 124. measurements in an adolescent Persian
5. Lahoti SK, Karia AM, Lahoti KB. 2013. population. The Open Dentistry
Heritability of facial characteristics Journal. 9: 346 – 356. doi:
between parents and offsprings: A 10.2174/1874210601509010346.
photographic study. The Journal of 13. Mayhew AJ, Meyre D. 2017. Assessing
Indian Orthodontics Society. 47(4): 419 the heritability of complex traits in
– 425. doi: 10.5005/jp-journals-10021- humans: Methodological challenges
1199. and opportunities. Current Genomics.
6. Hennessy RJ, Stringer CB. 2002. 18: 332 – 340. doi:
Geometric morphometric study of the 10.2174/138920291866617030716145
regional variation of modern human 0.
craniofacial form. Am. J. Phys. 14. Moore KL, Persaud TVN. 2013. The
Anthrop. 117: 37 – 48. doi: developing human: Clinically oriented
10.1002/ajpa.10005 embryology. 9th ed. Philadelphia:
Saunders. 201 – 240.
Prosiding KONGRES XV & HUT KE – 52 PAAI 2023 - 4th LUMMENS:
“The Role of Gut-Brain Axis in Indonesian Human Development”

15. Richmond S, Howe LJ, Lewis S, 18. Cole JB, Manyama M, Larson JR,
Stergiakouli E, Zhurov A. 2018. Facial Liberton DK, Ferrara TM, Riccardi SL,
genetics: A brief overview. Frontiers Li M, Mio W, Klein OD, Santorico SA,
Genetics (9): Article 462. doi: Hallgrímsson Benedikt, Spritz R. 2017.
10.3389/fgene.2018.00462. Human facial shape and size heritability
16. Cooke SB, Terhune CE. 2015. Form, and genetic correlations. Genetics. 205:
function,and geometric morphometrics. 967 – 978.
The Anatomical Record. 298:5–28. 19. Djordjevic J, Zhurov AI, Richmond S.
17. Webster M, Sheets HD. 2010. A 2016. Genetic and environmental
practical introduction to landmark- contributions to facial morphological
based geometric morphometrics: In variation: A 3D population-based twin
quantitative methods in paleobiology. study. PLOS ONE. DOI:
Paleontological SocietyShort Course. 10.1371/journal.pone.0162250.
The Paleontological Society Papers.
Alroy J and Hunt G (eds.). 16: 163

410

Anda mungkin juga menyukai