Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN.

2614-7939)
Vol. 2 No. 4, November 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
ALIH PENGETAHUAN TENTANG OBAT DAN OBAT TRADISIONAL DALAM UPAYA
SWAMEDIKASI DI DESA BATU LAYAR LOMBOK BARAT

Siti Rahmatul Aini*, Candra Eka Puspitasari, G.A.P. Sri Erwinayanti


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
*Email: sitira@unram.ac.id

Abstrak - Pengobatan sendiri atau swamedikasi sering dilakukan oleh masyarakat baik menggunakan obat
sintetik maupun obat tradisional dengan tujuan untuk peningkatan kesehatan, pengobatan sakit ringan, dan
pengobatan rutin penyakit kronis setelah perawatan dengan dokter. Namun, dalam melakukan pengobatan
sendiri diperlukan pengetahuan dasar bagi masyarakat agar terhindar dari bahaya pengobatan sendiri. Oleh
sebab itu, pengabdian ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dasar masyarakat Desa Batu Layar
tentang penggunaan obat sintetik dan obat tradisional dalam upaya swamedikasi. Pendekatan yang digunakan
adalah penyuluhan terkait swamedikasi obat dan obat tradisional serta demonstrasi cara meramu tanaman
obat tradisional untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan. Program pengabdian masyarakat ini telah
meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu warga masyarakat Desa Batu Layar, Lombok Barat, Nusa
Tenggara Barat

Kata kunci: obat, obat tradisional, pengobatan sendiri, pengetahuan masyarakat

LATAR BELAKANG swamedikasi adalah aman jika digunakan


Pengobatan sendiri merupakan bagian sesuai petunjuk, efektif untuk keluhan ringan,
dari kebijakan World Health Organization biaya obat lebih murah, hemat waktu,
(WHO) dan pemerintah dalam upaya merasakan kepuasan tersendiri karena
pemerataan pelayanan kesehatan. Salah satu berperan dalam keputusan terapi, menghindari
kebijakan WHO tentang pelayanan kesehatan rasa malu jika harus menampakkan bagian
primer adalah upaya mencapai kesehatan bagi tubuh tertentu di hadapan tenaga kesehatan,
semua penduduk. Pengobatan sendiri dalam dan mengurangi beban pelayanan kesehatan
pengertian umum adalah upaya yang pada kondisi terbatasnya sumber daya.
dilakukan untuk mengobati diri sendiri Sedangkan kekurangan dari swamedikasi
menggunakan obat, obat tradisional atau cara adalah adanya bahaya jika obat tidak
lain tanpa nasihat tenaga kesehatan (Anderson, digunakan sesuai aturan, hal ini tentunya akan
1979). menyebabkan pemborosan biaya dan waktu
Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk untuk mengatasi bahaya yang ditimbulkan
meningkatan kesehatan, mengobati sakit tadi. Selain itu, ada kemungkinan timbulnya
ringan, dan mengobati penyakit kronis secara reaksi yang tidak diinginkan, seperti efek
rutin setelah perawatan dokter (Mc Ewen, samping, resistensi dan sensitivitas. Unsur
1979). Pengobatan sendiri (swamedikasi) subjektivitas juga menjadi dominan karena
secara garis besar berperan dalam tiga hal kecendrungan pemilihan obat berdasarkan
yaitu: (1) penanganan keluhan ringan secara pengamalan, iklan, dan lingkungan sosial
cepat dan efektif, (2) pengurangan beban (Holt, 1986).
pelayanan kesehatan pada kondisi terbatasnya Berkaitan dengan pengobatan sendiri,
sumber daya, serta (3) peningkatan telah dikeluarkan berbagai peraturan
aksesibilitas masyarakat yang jauh dari perundangan. Pengobatan sendiri hanya boleh
pelayanan kesehatan (Anonim, 1988). menggunakan obat yang termasuk golongan
Menurut Holt, swamedikasi memiliki obat bebas dan obat bebas terbatas (Anonim,
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari 1983). Semua obat yang termasuk golongan

407
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 4, November 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
obat bebas dan obat bebas terbatas wajib menghindari efek samping yang dapat
mencantumkan keterangan pada setiap ditimbulkan akibat penggunaan obat
kemasannya tentang kandungan zat berkhasiat, tradisional.
kegunaan, aturan pakai,dan pernyataan lain Berdasarkan latar belakang di atas, maka
yang diperlukan (Anonim, 1993). Semua perlu dilakukan penyuluhan kepada
kemasan obat bebas terbatas wajib masyarakat di Desa Batu Layar untuk
mencantumkan tanda peringatan “Apabila meningkatkan pemahaman masyarakat
Sakit Berlanjut Segera Hubungi Dokter” terhadap penggunaan obat dan obat tradisional
(Anonim, 1994).
Selain menggunakan obat-obat sintetik, METODE PELAKSANAAN
upaya swamedikasi juga dilakukan dengan Pendekatan yang digunakan adalah
menggunakan obat tradisional. Indonesia penyuluhan terkait swamedikasi obat dan obat
dikenal sebagai salah satu negara dengan tradisional, diskusi aktif, dan demonstrasi cara
pengguna obat tradisional yang tinggi. Salah meramu tanaman obat tradisional untuk
satu penyebab tingginya penggunaan obat mengatasi gangguan kesehatan ringan serta
tradisional di Indonesia adalah adanya pembagian leaflet resep tanaman obat
anggapan bahwa obat tradisional aman untuk tradisional.
dikonsumsi karena berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Hal yang luput dari perhatian HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagian besar masyarakat adalah informasi Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
terkait dengan toksisitas, interaksi obat ini diawali dengan studi pendahuluan dalam
maupun efek samping dari obat tradisional bentuk observasi lapangan terkait swamedikasi
(Chiba et al., 2014). yang digunakan masyarakat sasaran.
Dalam upaya swamedikasi, penggunaan Masyarakat Desa Batu Layar, dalam kondisi
obat tradisional belum terdokumentasi dengan tertentu melakukan pengobatan sendiri
baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh (swamedikasi) untuk mengatasi gangguan
kurangnya komunikasi masyarakat dengan kesehatannya. Adapun obat-obat yang
tenaga kesehatan. Menurut Schanbel et.al, digunakan, bisa berupa obat sintetik maupun
tanaman obat yang tumbuh di halaman rumah
penggunaan obat tradisional akan menambah
mereka.
jumlah obat yang harus dikonsumsi oleh
Setelah mendapatkan informasi tentang
masyarakat dan dapat meningkatkan kejadian kebutuhan dari Desa Batu layar, tim
polifarmasi (Schanbel et.al, 2014) melakukan penyuluhan pada tanggal 5
Pengobatan sendiri dapat September 2019. Materi yang disampaikan
membahayakan kesehatan apabila tidak sesuai adalah swamedikasi dan pemanfaatan tanaman
dengan aturan, salah menggunakan obat akibat obat keluarga (TOGA) untuk swamedikasi.
informasi yang kurang lengkap dari iklan obat Materi swamedikasi berisi tentang gangguan-
dan salah dalam memilih obat. Adanya potensi gangguan kesehatan ringan yang umum
interaksi obat tradisional dengan obat dan dialami oleh masyarakat, tindakan yang
pengaruhnya terhadap kondisi pada pasien dilakukan masyarakat saat mengalami
tertentu mengakibatkan perlunya pemberian gangguan kesehatan (ke fasilitas pelayanan
informasi penggunaan obat tradisional yang kesehatan, pengobatan alternatif atau
benar kepada pasien atau masyarakat. Selain mengobati sendiri), definisi swamedikasi,
itu, edukasi bagi masyarakat diperlukan untuk kapan boleh melakukan swamedikasi, hal apa

408
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 4, November 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
saja perlu diperhatikan saat memilih untuk masyarakat menjadi tahu bahwa saat hendak
swamedikasi, dan informasi yang perlu melakukan swamedikasi, mereka bisa bertanya
ditanyakan kepada apoteker saat melakukan kepada apoteker tentang obat yang akan
swamedikasi. digunakannya (nama dan kandungan, khasiat,
dosis, cara menggunakan dan efek samping).
Terkait dengan pemanfaatan tanaman obat,
cara memastikan kebenaran bahan tanaman
obat dan komposisi ramuan obat tradisional
menjadi hal yang menarik perhatian
masyarakat. Sebagai bentuk apresiasi terhadap
antusiasme peserta, diberikan tanda mata
dalam bentuk obat-obat bebas dan bebas
terbatas yang digunakan untuk swamedikasi.
Gambar 1. Penyuluhan swamedikasi
Materi sosialisasi pemanfaatan tanaman
obat keluarga (TOGA) berisi tentang
gambaran umum pemanfaatan TOGA
(definisi, perkembangan dan manfaat),
kebenaran penggunaan bahan (cara
membedakan tanaman-tanaman yang mirip
secara visual agar terhindar dari kesalahan
memilih tanaman), cara dan waktu panen
(setiap bagian tanaman memiliki cara dan
Gambar 3. Pemberian tanda mata bagi peserta
waktu panen yang berbeda, ini penting untuk aktif
mendapatkan zat aktif yang diinginkan), Setelah penyuluhan dan diskusi, kegiatan
tanaman dan ramuan untuk pengobatan serta dilanjutkan dengan demonstrasi cara meracik
pengolahan TOGA. atau meramu obat tradisional, dengan
memanfaatkan tanaman obat yang dimiliki
oleh masyarakat Desa Batu Layar. Pada
pengabdian ini diajarkan cara meramu
tanaman obat tradisional untuk mengatasi
keluhan maag dan batuk. Antusiasme peserta
dapat dilihat pada gambar 4

Gambar 2. Penyuluhan pemanfaatan tanaman obat


keluarga
Antusiasme masyarakat terlihat pada sesi
diskusi. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan, terlihat besarnya keingintahuan
masyarakat tentang batasan swamedikasi baik
dengan menggunakan obat sintetik maupun Gambar 4. Demonstrasi cara meracik tanaman
tanaman obat tradisional. Selain itu, obat

409
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 4, November 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
Pada sesi ini, disampaikan pula kepada Anonim, Departemen Kesehatan,1993,
seluruh peserta bahwa Prodi Farmasi FK Peraturan Menteri KesehatanNomor
Unram membuka pintu komunikasi dan 917/ Menkes/Per/X/1993 tentang Wajib
Daftar Obat Jadi. Pasal 1 Ayat 1-3.
konsultasi terkait obat dan pengobatan,
swamedikasi, pemanfaatan tanaman obat dan Chiba, T., Sato, Y., Nakanishi, T., Yokotani,
pembuatan ramuan obat tradisional. K., Suzuki, S., Umegaki, K. 2014.
Inappropriate Usage of Dietary
Supplements In patients by
KESIMPULAN DAN SARAN Miscommunication with Physicians in
Program pengabdian masyarakat telah Japan. Nutrients. 6(12): 5392–5404.
meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu
Holt, Gary A. & Edwin L. Hall. 1986, “The
warga masyarakat Desa Batu Layar, Lombok Pros and Cons of Self-medication”,
Barat, Nusa Tenggara Barat. Pengabdian Journal of Pharmacy Technology,
kepada masyarakat perlu ditindaklanjuti dalam September/October: 213-218.
bentuk kegiatan sejenis yang Mc Ewen, J., 1979, “Self-medication in The
berkesinambungan. Context of Self-care: A review”, Dalam:
Anderson, J.A.D (ed), Self Medication,
UCAPAN TERIMAKASIH The Proceedings of Workshop on Self-
Kegiatan pengabdian Masyarakat ini Care, London: MTP Press Limited
terselenggara oleh bantuan DIPA BLU Lancaster, 95-111.
Universitas Mataram Tahun Anggaran 2019, Schnabel, K., Binting, S., Witt, C.M., Teut, M.
dengan surat perjanjian no. 2014. Use of Complementary and
2219/UN18/LPPM/2019 tanggal, 2 Mei 2019. Alternative Medicine by Older Adults -
A Cross-Sectional Survey. BMC
Terima kasih kepada Ketua Program Studi Geriatics. 14(1): 38.
Farmasi dan Lembaga Penelitian dan
Pengabadian Masyarakat Universitas Mataram World Health Organization. 1988. Guidelines
for Developing National Drug Policies,
serta Kementerian Riset, Teknologi dan Geneva: 31-33.
Pendidikan Tinggi RI untuk semua dukungan.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J.A.D. 1979. “Historical
Background to Self-care, Dalam
Anderson J.A.D. (ed). Self-Medication.
The Proceedings of Workshop on Self
Care, London: MTP Press Limited
Lancaster, 10-18.
Anonim. 1992. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, Bab I Pasal 1
Anonim. Departemen Kesehatan. 1983. Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2380/A/SK/VI/83
tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan
Obat Bebas Terbatas, Pasal 1 ayat 2 &
5, Pasal 3.

410

Anda mungkin juga menyukai