Anda di halaman 1dari 2

HUKUM SUAMI YANG MINUM AIR SUSU ISTRINYA



TAK ada yang tidak transparan dalam Islam, termasuk soal urusan ranjang. Sepanjang tidak
terkait dengan deskripsi praktik dan detil, maka semua terbuka, dan dibolehkan untuk
dibicarakan.

Satu hal yang mungkin tak akan bisa terhindarkan dalam hubungan suami istri adalah
percumbuan sebelum dan ketika melakukan hubungan yang dalam Islam ini sangat suci.
Bagaimana jika istri kemudian tengah berada dalam kondisi menyusui?

Dibolehkan bagi suami untuk menghisap puting istrinya. Bahkan hal ini dianjurkan, jika
dalam rangka memenuhi kebutuhan biologis sang istri. Sebagaimana pihak lelaki juga
menginginkan agar istrinya memenuhi kebutuhan biologis dirinya.

Adapun ketika kondisi istri tengah menyusui bayi, kemudian suami minum susu istri, para
ulama ada bebarapa pendapat di sebagian kalangan.

Madzhab Hanafi berselisih pendapat. Ada yang mengatakan boleh dan ada yang me-makruh-
kan.
Dalam Al-Fatawa al-Hindiyah (5/356) disebutkan, “Tentang hukum minum susu wanita,
untuk laki-laki yang sudah baligh tanpa ada kebutuhan mendesak, termasuk perkara yang
diperselisihkan ulama belakangan.”

Dalam Fathul Qadir (3/446) disebutkan pertanyaan dan jawaban, “Bolehkah menyusu setelah
dewasa? Ada yang mengatakan tidak boleh. Karena susu termasuk bagian dari tubuh
manusia, sehingga tidak boleh dimanfaatkan, kecuali jika terdapat kebutuhan yang
mendesak.”

Sikap yang lebih tepat adalah suami berusaha agar tidak minum susu istri dengan sengaja,
karena dua hal:

Keluar dari perselisihan ulama. Karena ada sebagian yang melarang, meskipun hanya
dihukumimakruh.
Perbuatan ini menyelisihi fitrah manusia.

Suami yang pernah minum susu istrinya, tidaklah menyebabkan dirinya menjadi anak
persusuan bagi istrinya.

Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin mengatakan: “Menyusui orang dewasa tidak
memberi dampak apapun, karena menyusui seseorang yang menyebabkan adanya hubungan
persusuan adalah menyusui sebanyak lima kali atau lebih dan dilakukan di masa anak itu
belum usia disapih. Adapun menyusui orang dewasa tidak memberikan dampak apapun. Oleh
karena itu, andaikan ada suami yang minum susu istrinya, maka si suami ini TIDAK
kemudian menjadi anak sepersusuannya,” (Fatawa Islamiyah, 3/338). Wallohu alam bi
shawwab.

Berdasarkan pendapat mayoritas ulama, susuan yang menjadikan si anak mahram dengan ibu
susunya hanya terjadi jika si anak tersebut masih berusia di bawah dua tahun. Sedangkan sebagian
ulama seperti Daud Azh-Zhahiri dan para pengikutnya menyatakan susuan itu tetap membuat haram
menikah sekalipun yang menyusu sudah dewasa.Pendapat jumhur (mayoritas) ulama lebih kuat
berdasarkan dalil antara lain, sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ”Sesungguhnya susuan
(yang membuat haram) itu hanya bila dalam keadaan lapar.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).Maksudnya, yang menyusu itu menjadikan air susu sebagai makanan pokoknya dan itu
hanya dilakukan oleh bayi yang masih menyusui, tidak mungkin orang dewasa menjadikan air susu
wanita sebagai makanan pokok.Hadits lain dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ”Susuan itu tidak mengharamkan kecuali kalau melewati usus
dan pada saat belum disapih.” (HR. At-Tirmidzi, no. 1152). Artinya, jika si bayi sudah disapih berarti
susuan berikutnya tidak menyebabkan dia haram menikahi penyusunya.Ibnu Abbas juga pernah
mengatakan, ”Tidak ada susuan (yang menjadikan haram menikah) kecuali di usia dua tahun.”
(Riwayat Abdurrazzaq dalam kitab Al-Mushannaf juz 7 hal. 465 dari Ibnu ’Uyainah, dari ’Amr bin
Dinar dari Ibnu Abbas).dari Ustadz Anshari Taslim, Lc.

Sumber; http://www.akhwatindonesia.com/2014/12/hukum-suami-yang-minum-air-susu-istrinya/

Anda mungkin juga menyukai