Anda di halaman 1dari 3

Nama : Keysha Loteus Mauk

NIM : 012222
Tugas : Meringkas buku tentang kritik Narasi dalam buku, Sitompul, A.A & Ulrich Beyer.

Hasil Ringkasan Kritik Narasif (PL&PB)

Kritik Narasi merupakan cabang dari kritik sastra yang disebut dan mirip dengan apa
yang telah dikerjakan pleh para pembaca sastra klasik berabad-abad lamanya. hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis kritik naratif yaitu dengan analisis cerita (plot), tema,
motif-motif, watak, (karakterisasi), gaya (style), gambaran pidato, simbolik, bayangan,
pengulangan, kecepatan waktu dalam naratif, sudut pandang,dll. Menurut Seymour chapman
dan Alan Culpepper, mereka memiliki cara bagaimana pengubah (author) dapat
mengomunikasikan pesan kepada pembacanya, yaitu dengan pengubahan yang terselubung,
pembaca tidak mungkin bisa melihat pengubahan apa yang ada didalam teks sebelum teks
tersebut mengukapkan dirinya sendiri. Namun, jika pembaca tidak hanya meneliti
pengubahannya saja, maka pembaca dapat melihat hubungan nilai-nilai dengan pandangan
teologis, sehingga penggubahan aslinya dapat menerangi teks tertentu. Sudut Pandang,
idiologi dan dunia naratif, sudut padang merupakan perspektif dimana sudut pandang ini
mengarahkan pembaca untuk memperoleh suatu makna cerita bentuk yang actual. suatu cerita
biasanya memiliki sudut pandang menunjuk sehingga, membuat pembaca memiliki
pemahaman sendiri tentang teks yang sedang dibaca dan mampu untuk membentuk,
mengembangkan alur cerita dan membimbing pembaca dalam beberapa pemahaman atau
makna. Beberapa sudut pandang juga menyangkut dimensi psikologi dimana narator
mempersiapkan informasi bagaimana pikiran dan perasaan orang yang ada dalam cerita.
dalam kaitannya ini dengan naratif adalah “omniscient” (Maha Tahu). selanjutnya sudut
pandang juga menyangkut evaluasi dan idiologi, sudut pandang ini merujuk pada seseuatu hal
yang benar atau salah yang berlaku dalam naratif, sudut pandang para narator Alkitab dimana
narator tidak pernah muncul dalam cerita, tetapi ia berada disegala tempat dan maha tahu
(omniscient), sudut pandang waktu yang dapat mempertimbangkan suatu aksi dari dalam
cerita atau dari waktu mendatan, sudut pandang penyusunan kata yang berkaitan dengan
dialog atau pidato dalam suatu naratif, khusus dari sudut pandang membentuk perspektif
dunia naratif dari suatu buku.

Naratif dan waktu cerita yang menyangkut pada tata peristiwa dalam cerita dan
langkah dimana mereka berkaitan yang satu dengan yang lain dibedakan dari kronologi
karena hal itu berkaitan dengan penyusunan kesusastraan lebih daripada urutan sejarah. hal
tersebut sangat jelas kita lihat pada Yohanes 2:13;6:4;11:55, tentang tiga kali peristiwa
paskah. lain halnya dengan ketiga Injil yang menjelaskan bahwa paskah hanya satukali
penyaliban, unsur kronologi sangat diperhatikan karena mengikat makna dan memberikan
secara detail bagaimana cerita pelayanan dan kehidupan Yesus. Alur (Plot) meliputi satuan
urutan tentang peristiwa-peristiwa yang mengikuti tatanan sebab akibat. Hal ini membentuk
klimaks dan melibatkan pembaca dalam dunia naratif suatu cerita dan unsur utama alur cerita
ialah ketegangan atau suasana pertentangan hal tersebut diberikan supaya menarik bagi para
pembaca. didalam Alkitab ditemukan pusat-pusat pemahaman tentang Allah melawan setan,
baik melawan jahat, dll. Alur dapat berfungsi pada tingkat makro (seluruh buku) atau mikro
(Sebagian buku). Karakterisasi menurut Culpepper yang mengutip pemahaman Aristoteles
tentang karakter dan manusia memiliki empat mutu atau kualitas, yakni moral yang baik,
sesuai, bentuk kehidupan, tetap. dalam Alkitab ditemukan gambaran seperti sifat badaniah
Simson, nafsu Daud. dari sifat atau watak ini menggambarkan kesan, menarik dan dapat
diterapkan bagi pembaca, yang masih berlaku pada masa zaman sekarang. Letak (setting)
menurut Chapman ada tiga Teknik naratif yangitu menyangkut tempat atau geografi pada saat
penelitan diperlukan tempat atau lokasi penelitian,bukan hanya waktu tetapi setting waktu
juga dibutuhkan untuk mengetahui rangkaian sejarah yang terjadi, kemasyarakatan atau
berkaitan dengan sejarah. dari latar(setting) sejarah menyajikan alat bantu yang berisi
penafsiran yaitu latar belakang teks, letak sejarah di belakang tulisan buu-buku Alkitab juga
membuat isi/arti cerita. Penjelasan yang implisit yang dimaksud ialah menyangkut tekik
retorik dimana pengubah mengatakan ceritanya atau gaya bahasanya biasanya menggunakan
ironi, komedi,simbolik,dll. Pengulangan (repetition) suatau metode yang di temukan
berulangkali, ada lima jenis pengulangan dalama naratif yaitu leitwort atau akar kata, motif
yaitu pengulangan dari cerita yang nyata dipakai secara simbolik, tema dimana ide tertentu
atau nilai menjadi focus, system, nilai-nilai berisi moral, hukum,psikologi,sejarah dan teologi.
Urutan kegiatan-kegiatan, dan jenis adegan. Pembaca terselubung (implied reader), pembaca
yang dimaksud disini yaitu yang tidak lansung yang terselubung, tersembunyi, yang ikut
dipertimbangkan, termasuk digolongkan. Menurut teori bahwa dianggap setiap buku
memiliki kelompok pembaca dalam ingatan atau khayalan, Pembaca sejati (real reader) tidak
tersedia lagi kepada pembaca yang nyata. melalui naratif ini pembaca terselubung sedang
ditanyai untuk mengakui Allah saja dan menolak tawaran sekularisme, menurut Osborne
pengkajian naratif memahami pendekatan atau metode untuk megitungkan beberapa unsur
seperti butuhnya pengkajian sejarah, arti dan maksud atau hubungan nast,keberadaan teks,
pencarian burbakala, dll. Untuk mengatasi kelemahan teori kritik naratif yang berkembang
selama ini Osborne mengusulkan perlunya analisi structural, analisi gaya Bahasa, analisis
redaksi,analisi eksegese, analisi teologi.

Anda mungkin juga menyukai