Anda di halaman 1dari 30

Kader Nama Usia Pendidikan Jabatan

1 Ny. F 57 S1 Ketua Kader Padukuhan Dukuh


2 Ny. N 43 SLTA Ketua Kader Padukuhan Nganggrung
3 Ny. W 51 SLTA Ketua Kader Padukuhan Tegalgentan
4 Ny. R 34 SLTA Ketua Kader Padukuhan Klawisan
5 Ny.N 53 SLTA Ketua Kader Padukuhan Watukarung
6 Ny. S 55 S1 Ketua Kader Padukuhan Krapyak
7 Ny. N 54 SLTP Ketua Kader Padukuhan Beteng
8 Ny. D 50 S1 Ketua Kader Padukuhan Gondang
9 Ny. G Ketua Kader Padukuhan Ngino
10 Ny. S Ketua Kader Padukuhan Barepan
11 Ny. D Ketua Kader Padukuhan Somorai

PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU

Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Jabatan :
Alamat :

Kader Sebagai Motivator

1. Bagaimana upaya kader dalam mendorong masyarakat khususnya ibu balita untuk datang ke

posyandu?

 Narasumber 1: salah satu cara kita sebagai kader untuk memberikan motivasi kepada ibu
balita yaitu dengan memberikan dorongan seperti contohnya menyampaikan informasi
terkait pentingnya memantau tumbuh kembang anak. Selain niku nggeh degan kita
menyebarkan informasi saat akan adanya posyandu mbak. Kalau pas ada pertemuan PKK
itu ya saya umumkan, bahkan saat kegiatan pertemuan RT/RW itu juga diumumkan dari RT
1-7. Ya harapannya supaya informasi bahwa besok akan ada posyandu itu bisa tersebar ke
ibu balita di RT masing-masing yang ada di Padukuhan ini.
 Narasumber 2: ya pertama kita memotivasi memberi edukasi kepada orang tua balita
untuk mengetahui perkembangan balita itu snagat penting, gizi dari anak anak itu juga
sangat perlu diperhatikan, kami dipandu dari posyandu itu sering melakukan sosialisasi dari
PKK, sering saya opyak-opyak, ayo ayo yang mempunyai balita monggo di timbangkan
untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan anak anak panjengan sedoyo. Nah, nanti
kan kita bisa tau terkait TB, BB itu bisa mengetahui sesuai tidak antara BB sama usianya.
Dipantau terus. Kalau ada BGM itu langsung kita laporkan
 Narasumber 3: upaya untuk datang ke posyandu itu biasanya saya share informasi di grub
WA, ada ibu pkk, grub posyandu dan grub rt/rw, supaya disampaikan ke ibu menyusui.
 Narasumber 4: kita umumkan mbak, lewat perkumpulan ibu PKK per RT, dan siaran
dimasjid-masjid juga mbak.
 Narasumber 5: kami siarkan lewat corong masjid dan kader biasa bikin status untuk
mengumumkan kalau ada posyandu, biasanya gitu.
 Narasumber 6: diberi pengarahan bahwa posyandu itu untuk mengetahui perkembangan
anak. Walaupun kita ga bisa maksa dari 100% paling yang datang hanya 75%.
 Narasumber 7: sudah ada grub tiap tanggal 20 di WA sudah rutin. Udah pada inget semua
kok pasti tanggal 20 pasti datang.
 Narasumber 8: upaya yang kita lakukan ya dengan cara diajak mbak, diingatkan melalui
grub WA, minta tolong juga kepada teman-teman ibu balita untuk di getok tularkan. Supaya
semua bisa datang ke posyandu mengetahui pertembuhan kembang anak.
 Narasumber 9: biasanya saya umumkan ke grub PKK mbak, trus diumumkan juga
dimasjid. Kalau pas ketemu di jalan atau dimana saja ya saya kasih tau, “jangan lupa besok
posyandu lo ya”. Yang penting kadere juweh aja mbak, ngajak ngajak supaya pada datang
posyandu
 Narasumber 10: cara kita biasanya bikin story di WA itu mbak. trus juga pas kumpulan
saya ingetin, diajak biar pada datang ke posyandu kadang juga saya WA-ni.
 Narasumber 11: kalau disini biasanya sudah pada tahu mbak, jadi mereka datang sendiri.
Tapi kalau ada yang tidak datang ya kita hubungi melalui WA, atau kadang dititipke salam
sama temene “si A dikon posyandu ya, ditunggu ngasi teko” gitu.

2. Metode apa yang digunakan oleh kader dalam memotivasi ibu-ibu balita terkait pentingnya gizi

seimbang untuk pencegahan stunting?

 Narasumber 1: saat kegiatan posyandu ada kader PMBA kalau ada ibu yang longgar,
bayinya tidak rewel sekalian konseling kita berikan penyuluhan terkait pemenuhan gizi
seimbang mbak
 Narasumber 2: ya kita berikan edukasi informasi seperti penyuluhan sepengetahuan kita
aja mbak, terkait gizi seimbang, pola asuh, PHBS dll.
 Narasumber 3: ada konsultasi sendiri kalau disini mbak, ada kader PMBA (kader yang
dibina dari puskesmas) yang bertugas memberi motivasi terkait gizi seimbang.
 Narasumber 4: ya selalu mba, kalua misalnya pas kader nimbang ya, lo kok ternyta
timbangnya berkurang dari biasanya. Pokoknya ya dikasih semnagat ibu-ibu itu untuk
menambah PMT nya atau makanannya di variasi. Klau ga suka yang ini ya diganti yang
lain.. jadi kader itu simbal menulis hasil timbangan ya juga memberi informasi tidak hanya
pas konsultasi. Tapi penyampaiannya juga diselelingi “gojek” mbak, soalnya sok kadang
ada juga yang tersinggung. Kadang syaa memberi contoh ya dengan perantara anak saya
sendiri yang masih balita ini, supaya tidak menyingung siapapun.
 Narasumber 5: iya kita kasih informasi singkat saja mbak, sambil ngukur sambil nimbang
dikasih tau, makane diperhatikan, apalagi untuk balita yang masih rentan gitu ya mbak, ya
kita kasih tau untuk pemberian makanan 4 sehat 5 sempurna, juga gimana mempertahankan
supaya BB balita ini stabil tidak turun.
 Narasumber 6: paling cuma ngasih tau aja sih mbak itu pun jarang karena kebanyakan dari
ibu ibu balita itu ya posyandu itu hanya datang menimbang kemudian langsung pulang.
Seperti terburu-buru gitu.
 Narasumber 7: penyampaian saja mbak. Kalau ada informasi dari puskesmas ya
disampaikan.
 Narasumber 8: Setelah ada timbangan sering ada penyampaian informasi biasanya terkait
PMT untuk menunjang gizi balita. Kita sering mengikuti rapat di puskesmas dan informasi
yang kita dapat kita sampaikan ke ibu ibu balita. Di PKK juga kita memberikan motivasi
dan edukasi, walaupun mereka tidak punya balita kita berharap mereka juga bisa
menyampaikan terkait bagaimana pemenuhan gizi seimbang untuk menunjang pencegahan
stunting
 Narasumber 9: kalau itu kadang saja mbak, kalau ada dari puskesmas atau anak anak
KKN biasanya baru dikasih penyuluhan terkait pencegahan stunting, pemenuhan gizi
seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat. Kalau dari kader biasanya ngasih informasi
sesuai kondisi balitanya aja mbak.
 Narasumber 10: kita motivasi dengan memberikan nasihat nasihat sepengetahuan kita aja
mbak. Informasi apa yang kita dapat dari puskesmas ya disampaikan sesuai kemampuan
kita aja.
 Narasumber 11: oh iya mbak, cara kita memotivasi ya kita berikan edukasi, terkait kondisi
lingkungan yang sehat, pemenuhan gizi seimbang untuk balita. Itu kan sangat penting untuk
pencegahan stunting ya mbak.

3. Apakah kader melakukan pendekatan khusus kepada ibu-ibu balita stunting?


 Narasumber 1: kalau ada balita yang dinyatakan stunting dimana 2 kali berturut-turut
timbangan BB nya menurun maka akan langsung dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan
pemeriksaan, selain dari puskesmas langsung, kita sebagai kader juga memantau
perkembangannya mbak.
 Narasumber 2: ya tentu mbak, memang untuk balita stunting itu akan diberikan
pemantauan khusus dari puskesmas. Tapi kita sebagai kader juga harus ikut memantau.
 Narasumber 3: iya jelas mbak, kita membantu memberi pengawasan, memantau juga
perkembangannya seperti apa, memang kalau ada indikasi stunting itu langsung dirujuk ke
puskesmas, tp kita juga memantau.
 Narasumber 4: biasanya dari puskesmas langsung mbak.
 Narasumber 5: untuk pedekatannya ya kita sebagai kader untuk umumnya kita sampaikan
ke orangtua yang mempunyai stunting, selain itu ya kita motivasi, dari puskesmas
memberikan informasi terkait pencegahan stunting ya kita sampaikan. Kita memberikan
motivasi jangan malu, jangan minder dengan keadaan anak seperti itu, harusnya kita
semnagat untuk melepaskan anak itu dari stunting, jangan malah takut ketimbangan.
 Narasumber 6: enggak mbak, itu langsung puskesmas.
 Narasumber 7: alhamdulillah di padukuhan Beteng ini ga ada kasus stunting mbak.
 Narasumber 8: pendekatan khusus kan biasanya langsng dari puskesmas ya, kalau untuk
kader sendiri dipantau aja sih mbak, perkembangannya bagaimana. Bahkan ada juga yang
sampai berbulan-bulan itu belom naik BBnya. Jadi ya kita pantau, sambil ngasih nasihat-
nasihat mbak.
 Narasumber 9: oh iya mbak, kan yang mengetahui apakah balita ini stunting atau tidak
yang pertama adalah kader posyandu ya mbak. karena kan kita yang memantau juga
tumbah kembang anaknya dengan dilihat dari BB anak tersebut. Kalau misalnya anak ini
kok sudah 2 pertemuan berturut-turut BBnya di bawah garis standar itu ya kita sampaikan
ke puskesmas, untuk didata dan diberikan penanganan. Tugas kita ya mendampingi,
memantau, memberikan semangat, motivasi, dikandani supaya tidak minder, tidak malu
sama tetangga dan teman-teman balita lainnya.
 Narasumber 10: kita ikut memantau saja mbak, biasanya kalau dikasih penyuluhan atau
informasi-informasi itu langsung dari puskesmas mbak. Biasanya ada pertemuan se-
kecamatan atau se-kalurahan untuk balita yang sudah terdata stunting, itu nanti diberi PMT
dan pendampingan.
 Narasumber 11: pendekatan yang dilakukan biasanya ya sebatas ngandani saja mbak.
Dikasih motivasi supaya tidak malu, supaya semangat untuk lolos stunting gitu mbak.
selebihnya itu udah sama puskesmas mbak
4. Bagaimana cara kader dalam mempertahankan keaktifan ibu-ibu balita agar tetap rutin datang

ke posyandu?

 Narasumber 1: sebelum dilaksanakannya posyandu selalu diberikan informasi khususnya


untuk ibu ibu balita untuk datang ke posyandu.
 Narasumber 2: kita hubungi mbak lewat WA, dibuat story WA itu sama kader.
 Narasumber 3: biasanya kita hanya mengingatkan aja mbak, kalau ada posyandu ya
monggo dirawuhi, gitu. Disini banyak yg kurang aktif mba, dari 60 balita yang datang itu
50an. Yang biasanya ga datang anak orang kaya.
 Narasumber 4: kalau saya setiap ada pertemuan PKK itu ya saya ingetin terus, untuk di
informasikan ke ibu balita untuk datang ke posyandu, biasanya gitu aja sih mbak, di
Klawisan ini ada kurang lebih 45 balita yang datang hanya 34-35 saja.
 Narasumber 5: kita cari terus mbak, misalnya ada ibu ibu yang kurang aktif datang ke
posyandu karena ada beberapa ibu balita yang bekerja,kita tanyakan terus lewat
tetangganya, nanti tetangganya itu menyampaikan dan seperti itu bisa hadir walaupun
biasanya yang nganter neneknya.
 Narasumber 6: salah satu caranya ya kita siarkan lewat pengeras suara di mushola
bahwasanya pada tanggal ada posyandu. Kalau kmren itu sempat banyak yang aktif mbak
karena untuk mencairkan bantuan PKH itu harus datang posyandu. Tapi setelah sekarang
sudah ga ada bantuan PKH itu kehadiran semakin menurun.
 Narasumber 7: ga ada upaya sih mbak karena banyak yang aktif.
 Narasumber 8: dioyak-oyak mbak pokoknya kalau tidak hadir ya izin, kalau tidak izin ya
kita hubungi lewat WA pokoknya ditunggu sampai hadir gitu.
 Narasumber 9: minta tolong digetuk tularkan sama temen-temen ibu balita lainnya mbak.
biasanya mereka itu akan berangkat kalau temene juga berangkat. Ya makanya yang aktif
ya kita minta tolong untuk mnegajak yang tidak aktif supaya datang ke posyandu gitu
mbak.
 Narasumber 10: disiarkan pakai corong masjid itu mbak, selain itu ya kita manfaatkan
grub WA. Disiarkan di grub WA juga.
 Narasumber 11: kader itu kan ada dari beberapa RT ya mbak, ya kader yang bertugas di
RT 2 misalnya, ya tak suruh ngajakin ibu-ibu balita di RT itu untuk datang posyandu mbak.
5. Apakah ibu mengajak masyarakat untuk hadir dalam penyuluhan pencegahan stunting?

 Narasumber 1: iya mbak, bahkan kita oyak-oyak supaya mereka datang dan harapannya
mereka memperhatikan informasi yang disampaikan untuk di praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
 Narasumber 2: sebelum covid tu sering ada penyuluhan dari puskesmas mbak, ya kita ajak
semua ibu balita untuk hadir. Penyuluhan gizi, PHBS, dll.
 Narasumber 3: kalau ada penyuluhan dari puskesmas ya kita upayakan untuk semua
ibubalita datang ke posyandu mbak, kita hubungi melalui grub pkk dan grub RT.
 Narasumber 4: iya mbak, terkait pentuluhan itu biasanya saya sendiri yang memberikan
materi tapi dalam pertemuan PKK, kalau diposyandu malah jarang mbak.
 Narasumber 5: iya kita biasanya mengajak semua ibu balita, dari manapun dan siapapun
yang memberikan penyuluhan terkait gizi seimbang kami memaksimalkan untuk ibu balita
itu hadir mbak, dengan di hubungi melalui WA atau kadang kita celuk-celuk.
 Narasumber 6: kalau penyuluhan sudah lama gak ada mbak paling kita hanya kasih tau
saja informasi secara umumnya. Seperti ya makananya di cukupi sesuai dengan 4 sehat 5
sempurna untuk pemenuhan gizinya. Karena kan kalau dari penyuluhan puskesmas itu
mungkin tenaganya juga kurang.
 Narasumber 7: biasanya pas ngumpul sambil penimbangan sementara diberhentikan dulu,
kemudian dikasih penyuluhan terkait gizi seimbang dari puskesmas.
 Narasumber 8: woo, la iyo mbak. kalau ada penyuluhan dari temen-temen KKN ya kita
usahkan untuk semua ibu balita di padukuhan sini untuk datang mbak, karena kan informasi
apalagi terkait pencegahan stunting itu sangat penting ya untuk saat ini, jadi kalau misalnya
ada penyuluhan ya dari puskesmas dari KKN kita usahakan semua bisa datang.
 Narasumber 9: kalau ada ya kita ajak mbak, tapi untuk akhir-akhir ini jarang e ada
penyuluhan paling ya 3 bulan sekali. Mungkin yak arena puskesmas yang memberikan
penyuluhan ini muter juga ya ke padukuhan lainnya .
 Narasumber 10: nggeh mbak, kita usahakan untuk ibu balita datang ke penyuluhan.
 Narasumber 11: ya diajak mbak, karena kan salah satu informasi yang kita dapatkan itu ya
dari penyuluhan-penyuluhan kaya gini ya. Jadi kalau ada kegiatan penyuluhan apalagi
terkait kesehatan gitu, kita berusaha untuk semuaa dihadirkan mbak.
6. Apakah ibu melakukan kunjungan rumah pada balita yag tidak hadir saat posyandu? Jika “iya”

tindakan apa yang ibu lakukan saat melakukan kunjungan?

 Narasumber 1: kalau untuk datang berkunjung kerumahnya itu tidak mbak, tapi kita
tanyakan ke ibunya langsung melalui telfon/WA, kenapa kok tidak berangkat, gitu mbak.
 Narasumber 2: tidak kita kunjungi, kita tanyakan lewat WA aja. Tapi kita suruh
timbangan dilain hari.
 Narasumber 3: tidak mbak, tapi hanya getuk tular kenapa kok temene ga dating gitu.
 Narasumber 4: awal-awal dulu iya, kita berkunjung kerumah ditimbang diukur dirumah,
tapi semakin kesini malah enggak mbak.
 Narasumber 5: tenggak sih mbak, kalau ga ada yang datang paling hanya di WA untuk
bulan depan harus datang, gitu aja.
 Narasumber 6: enggak mbak karena ya kesadaran aja ya mbak. Udah di fasilitasi
posyandu tapi kok ga datang berarti kan mungkin mereka merasa gak butuh.
 Narasumber 7: biasanya kalau ga datang, biasanya pada izin ada acara makanya ga datang
mbak.
 Narasumber 8: iya, bahkan kalau pas pemberian Vit A dia ga datang kita titipkan atau
kadang ya kita langsung berikan ke rumahnya.
 Narasumber 9: dulu iya mbak. sekarang sudah jarang karena kan kita juga perpadukuhan
ya mbak, jadi banyak dari beberapa RT, kalau banyak juga yang tidak datang ya tidak
memungkinkan kalau kita kunjungi satu satu.
 Narasumber 10: enggak e mbak. kita WA aja supaya untuk posyandu di bulan selanjute bisa
datang.
 Narasumber 11: kadang mbak, kalau deket se RT sama saya ya saya kunjungi kalau jauh
ya paling tak WA aja.
7. Apakah ibu menyempatkan waktu untuk berdiskusi dengan ibu-ibu yang rumahnya berdekatan?

Jika “iya” apakah ibu melakukan diskusi terkait gizi seimbang?

 Narasumber 1 : oh iya mba, dimana saja kalau ketemu ya tak kasih tau. Misalnya dia
bilang wah ini bu anak saya susah maem. Ya saya jawab, la yo itu di variasi maemnya,
kalau misalnya ga suka sayur ya di variasi misalnya sayur campur telor. Ya seperti itu mba.
Ya saya omongin mba, tapi juga saya puji mba, waduh iki kok bocahe dah “nyempluk” kok
resik, pokoknya ya juga dipuji, biar ibunya juga ga down dan tetep semangat memenuhi
gizi si anak. Kalau ada anak yang keliatan kok makin kurus ya saya kasih Taunya hati hati
mbak, contohnya, wah ini si kecil kayaknya terlalu aktif, kebanyakan gerak tu juga
mempengaruhi penurunan berat badan, itu ya bun kalau banyak gerak juga harus
diimbangin sama pemenuhan gizinya. Seperti itu.
 Narasumber 2: kadang kala sih mbak, tergantung situasi dan kondisi saja.
 Narasumber 3: kalau ketemu ya kadang saya kasih informasi sesuai dengan pengetahuan
saya saja mbak
 Narasumber 4: kalau ketemu enggak mbak, jarang mbak.
 Narasumber 5: ya sering juga, tapi ga mesti plek materi dari puskesmas kita sampaikan,
tapi kita juga lihat kondisi balitanya.
 Narasumber 6: enggak mbak, gak pernah karena saya sibuk kerja jarang ngobrol atau
ketemu dengan ibu ibu balita kecuali pas posyandu.
 Narasumber 7: kadang aja tapi sering tidak mbak.
 Narasumber 8: karena jarang ketemu ya mbak, jadi ya saya tu jarang menyampaikan
informasi-informasi gitu e mbak, soalnya saya kan juga kerja, di rumah tu sudah sore hari
ya, jadi ya jarang kumpul-kumpul e. kecuali kalau memang sedang ada kumpulan.
 Narasumber 9: kayaknya kurang etis ya mbak kalau menyampaikan informasi kaya gitu
diluar kegiatan posyandu. Jadi jarang mbak.
 Narasumber 10: iya kadang kalau ketemu ya saya kasih tau mbak, kalau maem e
ditelateni, diperhatikan juga, dijaga maeme harus yang sehat-sehat. Karena kan balita sehat
itu faktor utamanya dari asupan gizi yang dimakan juga to mbak.
 Narasumber 11: ya kadang aja mbak. kalau ngepas situasinya.
Kader Sebagai Administrator

1. Apakah kader mempersiapkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebelum penyelenggaraan

posyandu?

 Narasumber 1: iya, sore sebelum besok kegiatan pun sudah disiapkan. Mulai dari daftar
hadir, hasil penimbangan, catatan-catatan yang akan disampaikan sudah disiapkan oleh
kader.
 Narasumber 2: kalau saya hari ini ada posyandu, paginya baru saya siapkan semuanya
mbak.
 Narasumber 3: iya saya siapkan h-berapa jam gitu mbak biasanya. Kesannya mendadak
memang karea ya semua yang menghandle saya hehehe.
 Narasumber 4: kita posyandu jam 10, jam 8/9 saya persiapkan mbak.
 Narasumber 5: Sebelum pelaksanaan kegiatan saya siapkan semuanya dulu mbak.
Biasanya dadakan pada hari itu juga H- beberapa jam gitu saya yang menyiapkan karena
kebetulan kan memang posyandunya dirumah saya, jadi kader yang lain datang tu tinggal
jalan aja gitu. Mulai dari PMTnya, sapu-sapu, timbangannya, buku-bukunya saya yang
mempersiapkan mbak.
 Narasumber 6: iya, wong cuma dirumah saya juga to mbak. Jadi semuanya ya saya yang
menyiapkan.
 Narasumber 7: iya saya yang nyiapin mbak soalnya disini juga dirumah saya.
 Narasumber 8: enggeh mbak, dipersiapkan semuanya dulu sebelum posyandu dimulai,
kadang saya juga ya masak PMT, nyapu-nyapu sambil nunggu kader yang lain datang.
 Narasumber 9: Sebelum posyandu dimulai memang saya siapkan peralatan yang
digunakan mbak, mulai dari buku-bukunya, timbangan, alat ukur tinggi badan, semuanya.
Makanan juga itu disiapkan kadang ya saya nyiapke sendiri kadang juga ada kader yang
bantu masak kalau sekirane longgar.
 Narasumber 10: iya mbak, pokoknya posyandu dimulai itu semua sudah ready, udah
disiapkan dulu sebelum mulai.
 Narasumber 11: Oh enggeh mbak, semua disiapkan dulu semua halnya mbak biar pas
posyandu ga kelimpungan, biar lancar juga karena kan yang posyandu itu se-padukuhan ya
mbak, jadi kalau ga dipersiapkan dulu nanti malah keteteran. Kadang kan ada juga kader
yang tidak bisa datang.
2. Apakah ibu melakukan pendaftaran balita yang hadir ke posyandu? 5 MEJA POSYANDU

 Narasumber 1: ya ada mbak kader yang bertugas untuk pendaftaran balita sendiri, ya
kadang kita bergilir juga.
 Narasumber 2: bergilir mbak, ya kadang dipendaftaran kadang dipenimbangan
 Narasumber 3: kalau kita kerjasama mbak, bergantian.
 Narasumber 4: iya mbak kita bergilir fleksibel aja.
 Narasumber 5: untuk tugas daftar hadir, menimbang, mengukur tinggi badan kita ganti-
gantian mbak
 Narasumber 6: 5 meja posyandu belom terlaksana dengan baik mbak, biasanya ya ibu
datang kita daftar, kemudian bayi ditimbang trus diukur tinggi balitanya, trus dicatat. Kalau
disini fleksibel aja mbak, yang longgar yo kadang daftar sekalian nimbang gitu karena
keterbatasan SDM juga
 Narasumber 7: bareng bareng mbak yang longgar ya ngisi kadang nyatat daftar hadir
kadang nimbang, ngasih PMT.
 Narasumber 8: pendaftaran itu harus ya mbak, itu di langkah pertama jalannya posyandu.
 Narasumber 9: iya mbak, kan datang itu langsung ditulis didaftar hadir trus setelah itu
baru timbangan, nulis di KIA.
 Narasumber 10: Kadernya itu bergilir e mbak, ya ada yang di pendaftaran, di timbangan,
di pencatatan. Ya setiap pertemuan ganti gentian gitu.
 Narasumber 11: iya didaftar semua mbak, kan nanti ada pelaporan ke posyandu.
3. Apakah ibu melakukan penimbangan pada balita?

 Narasumber 1: iya pernah, untuk kader lain juga, kita ganti-gantian aja mbak.
 Narasumber 2: iya seringnya saya di penimbangan sekalian saya rekap datanya.
 Narasumber 3: Sedang kami upayakan mbak, untuk pelaksanaan 5 meja posyandu. Kalau
untuk meja 1,2,3 saya rasa seluruh posyandu juga sudah melaksanakannya ya mbak, tapi
kalau untuk konsultasi gizi dan pelayanan kesehatan memang kita belum konsisten saja
mbak. kemudia untuk pendaftaran, penimbangan, pengukuran juga ada kader yang
bertugas, tetapi karena setiap posyandu itu tidak semua kader datang jadi ya kadang ada
yang double-double tugasnya mbak
 Narasumber 4: biasanya bukan saya yang nimbang tapi kader selain saya itu biasanya
ganti-gantian aja mbak.
 Narasumber 5: untuk tugas daftar hadir, menimbang, mengukur tinggi badan kita ganti-
gantian mbak
 Narasumber 6: fleksibel aja mbak, yang longgar yo kadang daftar sekalian nimbang gitu
 Narasumber 7: bareng bareng mbak yang longgar ya ngisi kadang nyatat daftar hadir
kadang nimbang, ngasih PMT
 Narasumber 8: iya kita ada timbangan digital ada juga timbangan manual mbak. kalau pas
rame dan kadere masih berangkat semua itu 2 timbangan itu jalan biasanya mbak.
 Narasumber 9: iya mbak, ditimbang trus di tulis di KIA, juga dibuku rekapan kita untuk
dilaporkan ke puskesmas.
 Narasumber 10: Kadernya itu bergilir e mbak, ya ada yang di pendaftaran, di timbangan,
di pencatatan. Ya setiap pertemuan ganti gentian gitu.
 Narasumber 11: ya ditimbang mbak, fleksibel aja.
4. Bagaimana proses pendataan, pencatatan serta pelaporan hasil penimbangan balita di Kartu

Identitas Anak (KIA)?

 Narasumber 1: ya setelah dicek ditimbang diukur berat badan, tinggi badan dan lingkar
kepala hasilnya akan dicatat di KIA dan dari kader sendiri juga ada rekapannya mbak.
 Narasumber 2: di KIA itu nanti kita isi sesuai dengan kondisi anak. Kemudian kita juga
ada buku sendiri untuk data TB dan BB anak.
 Narasumber 3: hasil dari pemeriksaan perkembangan anak itu ditulis langsung di buku
KIA masing-masing mbak. Kita juga ada buku khusus untuk rekapannya.
 Narasumber 4: biasanya balita datang ngisi daftar hadir, kita timbang BB, ukur tinggi
setelah itu dilakukan pencatatan di buku rekapan kader kemudian di isi di KIA masing
masing.
 Narasumber 5: sebelum kita masukan ke KIA kita nulis ke buku rekapan untuk pelaporan
di puskesmas. Untuk laporan penimbangan.
 Narasumber 6: itu diisi sama kader sesuai dengan hasil timbangan anak.
 Narasumber 7: ya setelah di timbang dicatat ke buku rekapan dulu kemudian di catat juga
di KIA masing masing
 Narasumber 8: hasil timbangan dan pengukuran TB itu kita catat di KIA si balita dan buku
laporan kita. Kita juga punya rekapannya mbak, untuk kita laporkan juga ke puskesmas
kalau BBnya itu kurang atau di bawah garis itu ya kita kasih tau mbak.
 Narasumber 9: setelah ditimbang itu kan kita mengetahui BB si anak ya mbak, nah kita
ctat nanti di buku laporan. Trus kita juga catat di KIA nya. Supaya ibu balita ini juga tahu
terkait perkembangan anaknya.
 Narasumber 10: kadernya ngisi sesuai hasil timbangan anaknya itu mbak.
 Narasumber 11: iya dicatat aja mbak, anak ini BB nya berapa, ditulis di KIA sama buku
laporan kader, nah nanti dilaporkan ke puskemas mbak.
5. Apakah ibu memberikan vitamin A pada ibu-ibu yang memiliki balita?

 Narasumber 1: vitamin A itu diberikan setiap Februari dan Agustu.


 Narasumber 2: pemberian vitamin A di bulan Februari dan Agustus.
 Narasumber 3: ada mbak, setiap 6 bulan sekali pada bylan Februari dan Agustus.
 Narasumber 4: kalau untuk Vitamin A itu semua, mungkin juga seluruh posyandu di
Kalurahan Margoagung ini jadwal pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus.
 Narasumber 5: iya mbak, setiap Februari dan Agustus, mungkin itu diseluruh padukuhan
di Kalurahan Margoagung juga.
 Narasumber 6: setiap Februari sama Agustus itu mbak pemberian vitamin A.
 Narasumber 7: penyaluran Vit A, sambal kumpul pelaporan hasil di puskesmas kader
dikasih vit A untuk di bagikan ke balita setiap 6 bulan sekali, Februari dan Agustus.
 Narasumber 8: Vit A itu diberikan tiap 6 bulan sekali mbak.
 Narasumber 9: iya dikasih mbak setiap bulan februari dan agustus. Itu dari puskesmas
kemudian kita berikan pas posyandu.
 Narasumber 10: rutin tiap 6 bulan sekali ya mbak, itu dari puskesmas.
 Narasumber 11: oh iya mbak, vit A kita dapat dari puskesmas kemudia kita berikan pas
posyandu biasanya di bulan Februari sama Agustus. 6 bulan sekali ya
6. Bagaiamana prosedur pelaksanaan ibu sebagai kader dalam program Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) pada balita?

 Narasumber 1:Kalau disini (padukuhan dukuh) PMT nya saya gilir mba, misal bulan ini
untuk RT 1, bulan besok untuk RT 2 dst. Dana sendiri dari padukuhan sini hanya 50 ribu, tp
nanti dapat juga dari RT. Bukan bentuk sembako tapi bentuk makanan nasi, sayur, buah,
tempe, tahu ya seperti itu mbak.
 Narasumber 2: biasanya saya pesenkan misalnya bubur kacang ijo dll.
 Narasumber 3: setiap posyandu kita kasih PMT mbak, saya sendiri yang buat.
 Narasumber 4: pemberian PMT itu ya kita sesuaikan mbak sesuai dengan budget yang
ada, yang penting makanan yang mengandung gizi, PMT itu harus ada karbohidrat,
sayuran, pokoknya menu sehat
 Narasumber 5: kami selalu berikan PMT tapi ya sesuai dengan kemampuan kami, kadang
kala kalau waktunya cukup saya masak sop/soto/air kacang ijo, telor, nasi kuning.
 Narasumber 6: ada yang menyiapkan saya.
 Narasumber 7: kadang kue, sop, jenang yang mempersiapkan saya mbak. Kader datang
hanya nimbang dan ngukur.
 Narasumber 8: iya dikasih kalau PMT dari dusun mbak. Saya yang masak atau kadang
saya pesankan.
 Narasumber 9: setelah pengecekan BB dan TB itu pulangnya di kasih PMT mbak. kadang
sop, buah juga pisang, papaya dll mbak.
 Narasumber 10: itu saya yang menyiapkan mbak. kadang masak dibantu dengan kader
yang sedang tidak sibuk. Kadang ya saya pesankan kalau waktu saya sedang padat.
 Narasumber 11: PMT di posyandu itu berupa makanan sehat ya mbak, tapi bukan
sembako. Ya kadang saya masakan bubur kacang ijo, kadang juga ada sayur mayur, sop,
buah juga ada mbak dll mbak.
7. Apakah setelah pelaksanaan kegiatan, kader melakukan evaluasi dan merencanakan kegiatan

posyandu dipertemuan selanjutnya?

 Narasumber 1: iya mba, kita melakukan evaluasi karena juga setiap sebulan sekali kita
juga wajib lapor hasil posyandu ke puskesmas. Kalau untuk membahas pertemuan
selanjutnya kadang kita di grub WA saja, dikasih tau siapa saja jadwal kader yang bertugas
di pertemuan selanjutnya.
 Narasumber 2: evaluasi kita lakukan untuk mengetahui hasil dari kegiatan hari ini, untuk
laporan juga ke puskesmas. Kalau untuk merencanakan kegiatan berikutnya biasanya saya
semua sih mbak yang ngurus, yang jadwal kader.
 Narasumber 3: biasanya evaluasinya ya kita cuma ngobrol-ngobrol saja mbak, kalau untuk
pertemuan selanjutnya saya informasikan mendadak saja karena persiapan yang tidak
terlalu rumit.
 Narasumber 4: kita adakan evaluasi untuk persiapan posyandu di bulan depan. Tp kalau
untuk persiapan posyandu kita dadakan mbak, ngalir aja.
 Narasumber 5: evaluasi kita membahas hasil aja mungkin ya mbak. Kalau untuk
perencanaan dipertemuan selanjutnya itu jarang karena semua yang handle saya.
 Narasumber 6: sambil lalu bedangan aja mbak. Kalau secara khusus membahas hasil
engga. Perencanaan posyandu bulan depan ga pernah direncanakan mbak. Biasane dadakan
aja, paling hanya makanan aja saya nyiapin.
 Narasumber 7: ya biasanya iya. Untuk persiapan laporan ke puskesmas dan merancang
pertemuan selanjutnya.
 Narasumber 8: paling kalau untuk evaluasi kita membahas hasilnya saat posyandu itu saja
sih mbak. kalau untuk merencanakan pertemuan selanjutnya itu biasanya nanti saya yang
kasih informasi lanjutan gitu di grub WA, soalnya kadang tanggalnya itu maju mundur
sesuai dengan kegiatan saya juga.
 Narasumber 9: iya mbak kita bahas bareng-bareng setelah kegiatan posyandu itu, sebagai
laporan ke puskesmas juga toh. Trus juga sudah pada tau mbak untuk kegiatan selanjutnya,
jadi fleksibel mawon.
 Narasumber 10: karena kita juga harus laporan ke puskesmas ya mbak setiap selesai
posyandu itu, jadi biasanya kita kumpul dulu bentar membahas hasil untuk kita laporkan ke
puskesmas mbak. persiapan untuk pertemuan selanjutnya itu paling kita bahas menu PMT
aja mbak.
 Narasumber 11: kalau ada yang perlu dibahas ya kita kumpul mbak, kita evaluasi kegiatan
posyandunya misalnya Ibu A itu kok sudah 2 kali ga berangkat, ya kita usahakan untuk
dihubungi atau kadang ada kader yang tak suruh datangin ke rumahnya, ngandani gitu
mbak.
8. Apakah setelah kegiatan posyandu selesai kader melakukan pertemuan untuk membicarakan

hasil kegiatan?

 Narasumber 1: iya mbak, biasanya langsung dihari itu membahas hasil misalnya siapa saja
yang BB nya turun dari pemeriksaan di bulan kemarin. Nanti kita akan melakukan
pemantauan, gitu mbak.
 Narasumber 2: iya kita selalu membicarakan hasilnya, dirembuk kemudian di catat untuk
di laporkan ke puskesmas.
 Narasumber 3: yo kadang sambal santai-santai kita omongin si A kok gini gini, kok BB
nya semakin kurus. Kita rembuk juga bareng-bareng mbak.
 Narasumber 4: kalau biasnaya iya kita kumpul dulu, kalau ada info-info saya sampaikan
habis posyandu dulu.
 Narasumber 5: biasanya sinambi minum-minum istirahat biasanya juga membahas hasil
mbak, misalnya ini kok anak BB nya turun, alasannya apa, oh ternyta karena sedang batuk
pilek. Kita obrolin juga mbak.
 Narasumber 6: sambil lalu bedangan aja mbak. Kalau secara khusus membahas hasil
engga.
 Narasumber 7: ya biasanya iya. Untuk persiapan laporan ke puskesmas.
 Narasumber 8: iya dibahas hasilnya saat posyandu itu mbak. kalau ada anak yang kira-kira
kok BBnya 2 kali berturut-turut ga naik, ya kita data untuk dikasih tau ke puskesmas mbak.
 Narasumber 9: iya mbak kita bahas bareng-bareng setelah kegiatan posyandu itu, sebagai
laporan ke puskesmas juga toh.
 Narasumber 10: “Sambil bedangan gitu ya mbak kita rembukan sebentar membahas hasil
setelah posyandu itu karena kita kan juga harus laporan ke puskesmas mbak Persiapan
untuk pertemuan selanjutnya itu paling kita bahas menu PMT aja mbak.”
 Narasumber 11: iya mbak kita bahas hasilnya gimana, apakah ada balita yang
timbangannya masih dibawah garis standar, kalau ada ya kita titeni dulu, kita lihat di
pertemuan selanjutnya.
9. Bagaimana upaya kader agar seluruh balita memiliki KIA?

 Narasumber 1: kalau disini (padukuhan dukuh) sudah memiliki semua, begitu ibu itu
hamis kemudian anak lahir dan ikut posyandu didata dari puskesmas disitu sudah punya
KIA mbak.
 Narasumber 2: semua balita wajib punya KIA. KIA itu sendiri sudah didapatkan ketika
ibu itu hamil, diberikan saat pemeriksaan kehamilan sampai bayi itu lahir mbak.
 Narasumber 3: untuk KIA di Tegalgentan ini mungkinn yang tidak punya hanya 2 orang
saja mbak, ada yang hilang ada yang disobek anaknya. Saya cari ganti adanya yang biasa
aja, yang dilipat-lipat itu mbak.
 Narasumber 4: kalau KIA itu diberikan puskesmas mbak, kalau ada yang hilang ya kita
tetap catat saja di buku rekapan, dan ibu balitanya kita kasih tau.
 Narasumber 5: KIA itu untuk ibu balita wajib punya ya mbak, dari puskesmas biasanya.
 Narasumber 6: kan udah dapat sewaktu pemeriksaan kehamilan mbak. Di bidan atau di
puskesmas.
 Narasumber 7: ada yang tidak punya mbak, tapi kader punya rekapannya untuk dialporkan
ke puskesmas. Ada pertemuan rutin kader tiap pertemuan melaporkan hasil timbangan.
 Narasumber 8: KIA itu didapatkan saat ibu mulai pemeriksaan kehamilan ya mbak,
biasanya itu dari bu bidan dilanjut sampai anak itu berusia 6 tahun. Jadi 1 buku itu
digunakan sampai bertahun-tahun, untuk memantau tumbuh kembang balita.
 Narasumber 9: kalau ada ibu balita yang KIA nya hilang biasanya kita usahakan semampu
kita aja mbak, kita cari di google kemudian kita printkan. Tapi bisanya hanya berbentuk
selembaran yang dilipat lipat itu mbak, bukan yang berbrntuk buku.
 Narasumber 10: harusnya KIA itu sudah diperoleh ibu balita dari masa kehamilan mbak,
dikasih bidan itu biasanya.
 Narasumber 11: alhamdulillah disini belom ada yang sampai hilang atau sobek atau
gimana gitu mbak KIA nya, KIA kan didapat dari bidan ya, kalaupun misalnya ada yang
kelupaan tidak membawa KIA pas posyandu itu kita kan juga nulis hasilnya, ada
rekapannya gitu.
Kader Sebagai Educator

1. Apakah kader memberikan penjelasan kepada ibu mengenai data KIA atau keadaan anak

berdasarkan data kenaikan atau penurunan berat badan yang digambarkan dalam grafik KIA?

 Narasumber 1: nggeh, misal kok ini grafiknya gak naik ya berarti perkembangan anak ini
menurun.
 Narasumber 2: Harus kita kasih tau mbak, kasih penjelasan supaya ibu itu peka ya
terhadap perkembangan anak, ya setiap pertemuan saya jelaskan, sesuai dengan kondisi
anaknya saja. Misalnya kok BB nya berada di garis kuning, berarti anak ini BB nya
menurun gitu.
 Narasumber 3: ya ada itu kader sendiri yang kasih tau, memberikan penjelasan sesuai
dengan kondisi anak juga mbak.
 Narasumber 4: itu kan setiap bulan diisi ya, kalau tiap posyandu BB naik, itu kan digaris
ya, ya itu kita kasih tahu. Kalau naik itu kan ada standartnya juga ya. Setiap bulan
dikatakan naik 2 ons. Kita kasih tahu.
 Narasumber 5: ya kalau itu jelas ya mbak. Supaya ibu balita juga mengetahui
pertumbuhan anaknya kita kasih penjelasnnya juga.
 Narasumber 6: engeh mbak.
 Narasumber 7: iya mbak.kita kasih tau
 Narasumber 8: iya mbak, pas penimbangan itu ya kita kasih tau, kita kasih penjelasan
supaya ya ibu balita itu tau gimana perkembangan anaknya.
 Narasumber 9: sambil jalan aja mbak kita kasih tau, misalnya ini harusnya naik BBnya,
kok hari ini turun. Kita tetap kasih tau
 Narasumber 10: Ibu balita itu memang harus kita kasih tau terkait grafik yang ada di KIA
itu, biar tau to, anaknya ini BBnya sudah sesuai atau belom. Pemantauan perkembangan
anak kan ya lewat buku KIA itu mbak. kalau sudah ada pencatatan kan kita bisa tau kalau
misalnya ada kasus stunting misalnya anak ini kok beberapa pertemuan hasil
penimbangannya mengalami penurunan. Dari situ kita bisa tau.
 Narasumber 11: ya kita kasih tau mbak.
2. Apakah kader memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada KIA atau hasil

pengamatan mengenai masalah yang dialami anak?

 Narasumber 1: nggeh mbak, ya kita tetep kasih tau kalau grafiknya naik, anak ini berarti
sehat kalau grafiknya turun mungkin anaknya terlalu aktif kemudian kecapekan dan
berdampak pada BB yang menurun. Kita tetap beri wejangan untuk memperhatikan
pemenuhan gizi anaknya, gitu mba.
 Narasumber 2: iya sesuai dengan permasalah anak.
 Narasumber 3: iya jelas kalau ini mbak, kita sesuaikan dengan kondisi anak.
 Narasumber 4: setiap yang pegang KIA itu kita usahakan bisa skrining gitu sesuai dengan
kondisi anak.
 Narasumber 5: biasanya kita kasih tau mbak. Misalnya dibawah garis hijau ya kita kasih
tau kalau anaknya ini memang harus di pacu untuk pemenuhan gizinya.
 Narasumber 6: kalau ibu balita itu kesusu kami ga kasih penyuluhan atau kasih informasi
mbak. Dan kebanyakan itu pada kesusu datang Cuma nimbang, ngukur dicatat trus pulang.
 Narasumber 7: iya sekilas aja mbak. Paling kalau BB nya turun kita tanya kenapa, apa
kurang sehat atau gimana. Tetap kita tanyakan.
 Narasumber 8: sesuai dengan kondisi anak mbak kita kasih informasi ya, kalau kok ini
turun BBnya hayo diperhatikan makannya, kalau anaknya aktif pemberian makananya juga
harus semakin diperhatikan supaya tidak turun BBnya dan bisa stabil.
 Narasumber 9: bukan penyuluhan mungkin ya mbak, kita kasih informasi saja sesuai
dengan hasil pemantauannya, hasil timbangannya. Selalu diingatkan terkait pemenuhan gizi
yang baik, yang seimbang yang sehat untuk pertumbuhan anak.
 Narasumber 10: kadang ya dikasih tau mbak, kadang ya cuma nimbang aja, trus dikasih
tau hasilnya kalau untuk kasih penyuluhan itu jarang e mbak, soale kadang ada yang keburu
buru ada acara ini itu, jadi belum sempat ngasih tau.
 Narasumber 11: ya kadang dikasih tau, kalau ibunya sadar biasanya malah tanya sendiri
mbak.
3. Apakah kader menyampaikan informasi terkait anjuran keluarga yang mempunyai bayi 0-6

bulan untuk memberikan ASI ekstlusif saja?

 Narasumber 1: iya mbak, ya saya kasih tau kalau ASI ekslusif itu lebih penting untuk
pemenuhan gizi bayi daripada diberikan susu formula. Tapi disini juga masih ada mbak
yang memberikan susu formula, biasnya karna ibunya kerja, yam au gak mau harus susu
formula.
 Narasumber 2: ya saya sampaikan sesuai dengan pengetahuan saya saja mbak, karna
kebetulan saya juga punya balita. Ya saya kasih tau pentingnya ASI eksklusif dibanding
dengan susu formula.
 Narasumber 3: Kalau ada balita yang dibawah 6 bulan itu ditanya, kita edukasi untuk
mempertahankan pemberian asi eksklusifnya.
 Narasumber 4: biasanya saya sampaikan tapi lewat kumpulan PKK mbak, kalau di
posyandu jarang mbak
 Narasumber 5: iya mbak selama dia berangkat posyandu kita selalu kasih tau kalau bayi
dibawah 6 bulan harus diberi ASI ekslusif.
 Narasumber 6: wah enggak mbak. Kalau saya ya tilik bayi itu sebelum 35 hari artinya
belom ada 1 bulan saya tanya “gimana asinya” trus dijawab “macet e buk gak deres
makanya saya kasih susu formula aja”. Kalau kita kasih tau mereka ngeyel mbak, soalnya
kalau kader yang ngasih tau malah pada nyepelein. Berbeda dengan kalau bidan yang
ngasih tau. Mereka langsung pada percaya karena ya kalau di desa mereka memandang
seorang kader itu hanya orang yang ga punya kerjaan makane cari kesibukan jadi kader
yang istilahe aja kadang ga dibayar. Jadi kan ibaratnya orang yang tanpa bekal kok
membekali itu akan mental.
 Narasumber 7: pasti sudah dapat juga dari bidan puskesmasnya jadi ya kadang saja kita
ingetin.
 Narasumber 8: iya kita sampaikan mbak.
 Narasumber 9: harusnya tidak perlu disampaikan sudah pada tau ya mbak, untuk
pemberian ASI ekslusif itu untuk sampai balita umur 6 bulan. Tapi ya kita tetap kasih tau
terlebih untuk ibu yang memiliki anak pertama dan belum tau informasi seperti itu.
 Narasumber 10: iya mbak kita kasih tau mbak, penting ya ASI ekslusif ini, apalagi
memang anak dibawah 6 bulan ini mendapatkan amunisi hanya dari ASI, eman-eman
kasian kalau harus dikasih susu formula. Jelas kandungannya sangat berbeda ya.
 Narasumber 11: kita kasih tau, kita edukasi terkait pentingnya pemberian ASI ekslusif
untuk balita mbak.
4. Apakah kader melakukan pembinaan dan penyuluhan terkait intervensi gizi sensitif dan

spesifik? Jika “iya” bagaimana pelaksanaannya?

 Narasumber 1: pernah mbak, dari kader yang sudah ikut pelatihan dari puskesmas saya
minta tolong untuk disampaikan khususnya terkait pencegahan stunting melalui intervensi
gizi spesifik dan sensitif. Ya pelaksanaannya pas posyandu itu, kadang pas kumpulan ibu-
ibu PKK itu, supaya ya ibu-ibu PKK bisa menyampaikan lagi ke warganya di RT-RT
setempat.
 Narasumber 2: iya sering saya ingatkan tentang kebersihan lingkungan, air bersih,
makanan sehat dan bergizi.
 Narasumber 3: belom pernah kalau di sini mbak. Kita hanya memberikan informasi sesuai
dengan kondisi anak. Hanya memberi saran-saran saja.
 Narasumber 4: apa itu mbak, kalau disini belom mbak.
 Narasumber 5: ya kita sampaikan juga, untuk PHBS itu kita gembor-gemborkan mbak.
Apalagi kita punya balita itu sangat penting untuk pencegahann stunting karena memang
kondisi balita itu rentan ya mbak
 Narasumber 6: enggak mbak gak pernah.
 Narasumber 7: kalau penyuluhan engga mbak, biasanya nyampaiin sekilas aja. Yang
biasanya kasih penyuluhan itu dari puskesmas ya mbak, dikumpulkan ke kalurahan atau
kadang ada surat panggilan untuk datang ke puskesmas ada penyuluhan seperti itu, terkait
stunting.
 Narasumber 8: itu program puskesmas mbak.
 Narasumber 9: Jarang kasih penyuluhan kita mbak, paling diingetin aja. Soalnya susah
kalau mengumpulkan ibu balita pas posyandu, kadang anaknya rewel, trus ada yang kesusu
ada acara ini/itu. Biasanya ada penyuluhan kalau ada kunjungan dari posyandu mbak.
 Narasumber 10: sekilas kita sampaikan mbak, seperti makanan sehat dan bergizi,
kemudian lingkungan bersih, sumber air yang terjaga dll, kita sampaikan tapi yang tidak
secara mendalam gitu mbak, karena biasanya itu di sampaikan dari puskesmas mbak.
 Narasumber 11: ada mbak ada, tapi belom yang semuanya paling perilaku hidup bersih
dan sehat itu mbak.
5. Bagaimana tindakan ibu kader terkait anjuran keluarga untuk mengkonsumsi aneka ragam

makanan sehat yang bergizi?

 Narasumber 1: kita sampaikan saja mbak, langsung saat pemeriksaan balita pas posyandu
itu, misalnya sambail nimbang kita kasih tau pemenuhan gizi melalui makanan 4 sehat 5
sempurna. Trus juga dikasih tau makanan-makanan yang perlu dihindari ibu balita misalnya
junk food, dll seperti itu mba.
 Narasumber 2: saya sampaikan sembari nimbang gitu biasnya mbak
 Narasumber 3: kita sampaikan pas posyandu itu mbak.
 Narasumber 4: biasanya saya sampaikan tapi lewat kumpulan PKK mbak, kalau di
posyandu jarang mbak.
 Narasumber 5: fleksibel aja mbak kasih tau pas posyandu itu
 Narasumber 6: jarang mbak
 Narasumber 7: sambil penimbangan aja sih mbak.
 Narasumber 8: tindakannya ya sebatas kasih tau sesuai pengetahuan kita ya mbak,
biasanya ya sambil nimbang gitu.
 Narasumber 9: dikasih tau mbak. kalau ada kesempatan saya selalu gembor-gemborkan
terkait hal makanan sehat dan bergizi untuk pemenuhan gizi anak. Kadang saya sampaikan
di posyandu sambil timbangan atau kadang di kumpulan PKK, pasti saya singgung hal ini.
 Narasumber 10: fleksibel aja mbak, pas posyandu itu ya kita kasih tau smabil jalan.
 Narasumber 11: kadang kalau ada anak-anak KKN itu mbak, dikasih informasi tentang
makanan sehat yang bergizi. Kalau dari kader sendiri jarang mbak.
6. Apakah kader mengantarkan kasus rujukan apabila ditemukan balita yang berat badannya di

Bawah Garis Merah (BGM) pada KIA, 2 kali berturut-turut badan tidak naik, kelihatan sakit

(lesu), kurus, busung lapar, diare, dll serta menindaklanjuti masalah pasca rujukan/perawatan?

 Narasumber 1: iya biasanya 2 kali berturut-turut atau 2 pertemuan posyandu kok BBnya
tidak naik ya kita langsung rujuk ke puskesmas, biasanya sama bu bety itu mbak. Walaupun
belom sampai ke garis merah (BGM), saya tetap kaporkan mbak, kemudian akan
mendapatkan PMT dari puskesmas yang berbentuk sembako.
 Narasumber 2: kalau saya 2 kali berturut-turut ga naik, belom tentu saya rujuk mbak,
karena kemungkinan dia pas sedang sakit atau apa, jadi belum tentu saya rujuk ke
puskesmas, konseling dulu dengan kita.
 Narasumber 3: dikasih tau dulu mbak,, kita suruh periksa dulu ke puskesmas, BB turun itu
karena sedang tidak fit atau bagaimana. Kita rujuk dengan cara halus mbak, supaya tidak
takut untuk periksa.
 Narasumber 4: kadang malah dari puskesmasnya dulu mbak yang nanyain “kok ini sudah
2 kali berturur-turut ga naik kok tidak ada tindaklanjut?” gitu mbak, ya kita lihat lagi ya
mbak kondisi anak itu, kok aktif keliatan sehat tapi kok bisa BBnya turun. Ya mungkin pas
mau timbangan itu memang sedikit rewel atau ngepasi sedang pilek, makanya masih kita
pantau.
 Narasumber 5: ya kita kasih rujukan mbak, kalau rujukan berupa surat rujuk gitu engga ya
mbak, ya saya kasih tahu supaya diperiksakan ke puskesmas, konsultasi dengan bidan di
puskesmas, gitu mbak.
 Narasumber 6: kalau saya 2x tidak naik ya tolong ke puskesmas gitu, tp ibu ibu ini kadang
menyepelkan gak datang sekedar ngecek kondisi anak saja. Karena menurut mereka kalau
tidak ada gejala sakit tapi BB nya turun berarti masih sehat. Gitu.
 Narasumber 7: anjuran dari puskesmas memang seperti itu, tetapi balik lagi kalau di
Dukuh Beteng ini memang tidak ada yang sampai BGM.
 Narasumber 8: kalau saya belom tentu tak rujuk mbak ke puskesmas kalau ada balita yang
2 kali timbangan tidak naik, karena bisa saja anak itu memang nafsu makannya sedang
tidak baik, ya yang penting kasih tau terus terusan untuk pemenuhan gizi yang seimbang itu
diperhatikan sebaik-baiknya.
 Narasumber 9: dari puskesmas itu anjurane 2 kali dirujuk, tapi kalau di Klawisan sini
kader sudah kasih tau untuk dirujuk ke puskesmas tapi pada ga berangkat mbak, mungkin
karena takut, ya kita kader yang penting udah kasih tahu.
 Narasumber 10: selama ini belom 2 kali. Biasanya 1 kali ga naik bulan berikutnya naik.
Kalau ya 2 kali ya kita sarankan untuk dibawa ke puskesmas. Karena memang anjuran dari
puskesmas juga seperti itu mbak.
 Narasumber 11: iya mbak, karena kan juga puskesmas dapat laporan data timbangan juga
ya dari kami setelah kegiatan posyandu itu, jadi ya kadang ditanya. Disuruh datang ke
puskemas untuk diperikasakan.
No Nama Usia Status
1 Ibu A. 29 Ibu balita usia 3 tahun
2 Ibu S. 35 Ibu balita usia 4 tahun
3 Ibu F. 32 Ibu balita usia 2 tahun
4 Ibu Y. 37 Ibu balita usia 4 tahun
5 Ibu N. 31 Ibu balita usia 5 tahun

PEDOMAN WAWANCARA IBU BALITA

Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Jabatan :
Alamat :

1. Apakah ibu rutin datang ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita?

 Narasumber 1: Rutin mbak datang keposyandu, setiap satu bulan sekali, tetapi tanggalnya
engga menentu mbak sesuai dengan jadwal bu dukuh tapi yang jelas perbulan itu pasti
posyandu. Di jam per RT mbak, supaya efektif mungkin ya.
 Narasumber 2: iya rutin, kalau disini kadang di tanggal 22 kadang 24, sesuai dengan
dawuh bu dukuh.
 Narasumber 3: iya rutin sekali mbak, karena dekat posyandunya
 Narasumber 4: kalau ga pas kerja saya datang mbak. kalau pas kerja ya kalau ada yang
nganter mbah uti atau mbah kakunge gak sibuk ya dianter mbahe, kalau ga ada ya saya izin.
 Narasumber 5: iya alhamdulillah rutin mbak.

2. Bagaimana cara kader memotivasi ibu balita supaya datang ke posyandu bu?

 Narasumber 1: Saya rasa kader selalu memberikan dorongan ya mbak terlebih untuk
datang ke posyandu ya dengan diingatkan terus mbak, di grub, “jangan lupa ya posyandu ya
ibu-ibu, bapak-bapak”, jauh jauh hari biasanya udah diingatkan di grub, nanti besoknya lagi
kadang kalau kita ga berangkat itu di WA “ayo sudah ditunggu”.
 Narasumber 2: Saya rutin datang ke posyandu mbak, karena memang bu dukuh ya selaku
ketua kadernya itu langsung kasih dawuh ke ibu-ibu yang punya balita, dikasih tau terus,
didorong supaya ya datang ke posyandu memantau tumbuh kembang balita. Karena juga
kemaarin itu Margoagung kan lokus stunting ya mbak, jadi kadernya ya memang bisa saya
bilang cerewet gitu tapi ya itu demi kebaikan kita semua. Nah selain itu juga motivasinya
dari aku sendiri sih mbak. Itu kan muncul dari kesadaran ibu sendiri to, untuk memantau
tumbuh kembang anaknya, dari berat, badan tingginya. Tapi kader juga kasih motivasi
mbak, ya di oyak oyak buat ke posyandu juga. Dihubungi lewat WA biasanya, kalau masih
ada yang jarang datang kita yang disuruh untuk ngajak temene supaya posyandu gitu
 Narasumber 3: kader nya selalu mengigatkan di share digrub “bu, mengingatka besuk
tanggal ini ada posyandu, monggo di getok tularkan, untuk bersama-sama datang ke
posyandu.
 Narasumber 4: saya tu penyimak digrub ya mbak, jadi di grub WA posyandu itu ibu
dukuh selalu kasih motivasi supaya anak-anaknya di posyandukan, dimohon untuk
berangkat ke posyandu gitu mbak.
 Narasumber 5: ya mbak, motivasi dari kader itu ya berupa wejangan ya mbak selain itu ya
selalu mengingatkan kalau aka nada posyandu mbak, kadang di sampaikan melalui corong
masjid itu, kadang di WA sendiri juga mbak. Trus juga kan anak saya beberapa bulan ini
BBnya dibawah standart ya mbak. jadi dapat pembinaan dari puskesmas. Nah dari saya
yang selalu datang keposyandu jadi saya bisa tahu mbak, kalau anak saya ini BBnya
kurang. Jadi kemarin itu dapat pemantauan langsung dari puskesmas. Kader yang
memperantarainya, kader juga selalu menasehati untuk pemenuhan gizi yang seimbang,
pemeliharaan lingkungan yang bersih dan sehat, dll

3. Bagaimana manfaat posyandu terhadap tumbuh kembang balita?

 Narasumber 1: bisa mengontrol pertumbuhan anak, nanti misalnya sesuai engga berat
badan anak, sesuai engga tinggi badan anak,
 Narasumber 2: ya itu tadi mbak bisa mengetahui perkembangan anak, dikasih obat cacing
dikasih vitamin A juga.
 Narasumber 3: untuk mengetahui tumbuh kembang anak mbak
 Narasumber 4: ya jadi tau tumbuh kembang, berate turun apa naik
 Narasumber 5: manfaatnya alhamdulillah ya mbak, ibu balita itu bisa tau, bisa ikut
memantau pertumbuhan anak juga. Jadi kita tahu kalau anak kebutuhan gizi anak juga,
dapat obat cacing juga, vitamin A juga.

4. Apa saja pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu? Apakah kader sudah melaksanakan

metode 5 meja posyandu bu?

 Narasumber 1: kalau disini pelayanan yang diberikan ya nimbang, ngukur tinggi badan
sama itu aja sih mbak, pemberian vitamin A sama obat cacing. Kalau 5 meja itu setau saya
pas datang didaftar, trus ditimbang, dicatat dikasih vitamin kalau pas jatahnya. Pemberian
PMT trus udah mbak. Kalau penyuluhan gizi dan pelayanan kesehatan belom ada.
 Narasumber 2: 5 meja itu apa saja ya mbak, setau saya ya cuma pendaftaran, penimbangan
pengukuran, trus dicatet aja sih mbak. Kalau untuk kasih informasi gitu sambil nimbang aja
sih mbak biasanya.
 Narasumber 3: satu meja aja mbak, tapi panjang, ada yang daftar trus di timbang, trus
ngukur tinggi anak sama dicatet mbak.
 Narasumber 4: biasanya kalau di posyandu, datang itu langsung didaftar kalau ga antri.
Kalau antri ya nunggu gentian, trus abis tu nimbang, ngukur berat badan, bar niku udah ki
mbak. kadang ada penyuluhan kalau dari puskesmas mbak.
 Narasumber 5: kayaknya 5meja itu belom berjalan baik mbak, sepertinya lo ya. Hehehe
soalnya itu kalau datang ya didaftar, ditimbang, diukur, terus dicatat kadang kasih wejangan
bentar, dikasih PMT trus pulang ki mbak. untuk konsultasi kesehatan sama pelayanan
kesehatan sepertinya belom ada mbak.

5. Menurut ibu bagaimana keterampilan kader posyandu dalam melaksanakan tugasnya?

 Narasumber 1: udah bagus ya mbak. Cuman kurang kasih info info terkait kesehatan anak
saja sih. Ya dikasih sesuai dengan kondisi anak aja gitu. Trus sama kurang peka terhadap
ibu hamil saja mbak.
 Narasumber 2: keterampilannya cukup baik mbak.
 Narasumber 3: keterampilannya udah bagus mabk, karena selalu di ingatkan, terus juga
ramah kalau ngasih tau itu sambil guyon, jadi kita juga nerimanya enak gitu mbak.
 Narasumber 4: menurut saya sudah baik mbak. sudah dikasih makanan tambah juga, gratis
tidak dipungut biaya.
 Narasumber 5: sudah baik mbak.

6. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan atau sosialisasi terkait intervensi gizi spesifik dan

sensitif?

 Narasumber 1: anak saya kan kurang ya mbak BB nya, sering diberikan penyuluhan
terkait stunting tetapi bukan dari kader, malah dari puskesmas langsung, saya diundang.
Kalau kader kasih informasi juga sih tapi cuma sekilas aja gitu mbak.
 Narasumber 2: dulu aku malah dipuskesmas malahan mbak, undangan gitu. Kalau
posyandu itu ya hanya menimbang mengukur aja sih mbak, kalau untuk penyuluhan itu
belom pernah menjumpai saya kecuali kalau memang ada kunjungan dari puskesmas.
 Narasumber 3: ya kalau ada dari pihak puskesmas biasanya mbak.
 Narasumber 4: pernah, tapi saya yang ke puskesmas. Bukan dari kader. Tapi bu dukuh
yang menyulurkan informasi gitu mbak.
 Narasumber 5: pernah mbak, tapi dari puskesmas je. Kalau dari kader itu paling terkait
PHBS.

7. Apakah kader juga memantau perkembangan jika ada balita yang statusnya berada di bawah

garis merah (BGM) atau stunting? ADMINISTRATOR

 Narasumber 1: enggak, itu semua langsung dipantau dari puskesmas, trus kita (anak
stunting) dimasukin grub dikasih list buat ngisi perkembangan anak per bulannya mbak.
Jadi pemantauannya lewat grub WA. Kalau kader seringnya kasih tau aja mbak kaya “yo
ditelateni maem sehate” kaya gitu.
 Narasumber 2: kalau ada balita stunting itu nanti dapat undangan ke balai desa nanti dapet
wejangan, penyluhan dari puskesmas kadernya ya mengupayakan untuk datang, mengajak .
 Narasumber 3: iya mbak di tanya gimana perkembangannya sekarang gitu.
 Narasumber 4: yang merujuk pertama itu pasti kader mbak. memberi laporan ke
puskesmas. Setelah itu ditangani oleh puskesmas. Kader ya memantau saja. Gimana udah
naik belom BBnya, mungkin gitu ya.
 Narasumber 5: iya dipantau mbak, dikasih informasi juga harus ini harus itu yang sehat
sehat.
8. Apakah ibu pernah mendapatkan PMT, tablet tambah darah, garam beriodium, obat cacing dari

kader saat datang ke posyandu?

 Narasumber 1: PMT khusus stunting ada mbak, dari puskesmas dikasih perbulan selama
anak saya BBnya masih dibawah garis standar. Bentuknya berupa sembako yang bergizi,
seperti protein dikasih telur, kadang bubur kacang ijo juga pernah. Kalau tablet tambah
darah sama garam beriodium itu engga mbak, obat cacing sama vitamin A itu diberikan
setiap 6 bulan sekali.
 Narasumber 2: PMT setiap posyandu selalu ada mbak, tamblet tambah darah sama garam
itu enggak. Obat cacing ada
 Narasumber 3: dapat mbak, dapat PMT kalau posyandu itu, obat cacing juga sama vitamin
A tapi Cuma setiap februari sama agustus. Selain itu tidak dapat mbak
 Narasumber 4: PMT selalu dapat mbak dari posyandu, bermacam macam varian. Perbulan
pasti beda-beda. Kadang jeruk, bubuk kacang ijo. Kalau PMT stunting itu dapat sembako
mbak, tapi kita ambil dari puskesmas kadang ke kelurahan juga. Untuk tablet tambah darah
gak pernah, anak saya tu dapetnya vitamin A sama obat cacing aja setiap 6 bulan sekali.
 Narasumber 5: PMT ada ya mbak setiap posyandu itu, tablet tambah darah itu, ga dapet e.
obat cacing vit A itu dapat mbak tapi tidak setiap posyandu hanya beberapa bulan sekali.
Memang anjurannya kan seperti itu.

9. Apakah ibu mendapatkan informasi terkait Promosi Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Promosi

Asi Eksklusif serta promosi dan pemantauan bulanan tumbuh kembang anak? EDUCATOR

 Narasumber 1: Selama ini belum pernah mbak. Tapi pas saya hamil dulu langsung dari
bidan mbak. Engga dari kadernya. Kalau pemantauan tumbuh kembang anak itu ya dari
kegiatan posyandu ini. Kalau untuk ibu hamil kader tu hanya mendata saja mungkin ya
mbak, untuk ikut senam hamil di kalurahan.
 Narasumber 2: itu dari bu bidan mbak kalau saya dulu
 Narasumber 3: ada mbak, biasanya sambil nimbang gitu
 Narasumber 4: belom pernah mbak kalau yang itu
 Narasumber 5: kadang dapat mbak, biasanya dari bidang, dari anak-anak KKN itu pernah
ada itu menyampaikan tentang ASI ekslusif.
10. Apakah kader memberikan informasi melahirkan di fasilitas kesehatan dengan alat dan bahan

yang steril? Bagaimana kader melaksanakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)?

EDUCATOR

 Narasumber 1: kalau melahirkan di fasilitas kesehatan itu mungkin itu dari kesadaran diri
ibu aja ya mbak. Tapi kebanyakan disini udah ga ada dukun. Pelaksanaan MTBS itu belom
ada kalau disini mbak.
 Narasumber 2: engga dikasih tau mbak. Tapi kemauan saya sendiri aja mbak. Ingin
memberikan yang terbaik untuk anak, ya salah satunya melahirkan dengan nyaman dengan
alat yang steril di bidan. Untuk MTBS aku belom pernah mengalami e mbak.
 Narasumber 3: melahirkan kebnayakan sekarang di bidan sama rumah sakit biasanya
mbak. Udah steril.
 Narasumber 4: itu harusnya sudah muncul dari keiinginan kita sendiri ya mbak. walaupun
kader ga ngasih tau tapi kan kalau selain di rumah sakit, atau di bu bidan itu alatnya
mungkin ga steril ya. Kalau MTBS paling dikasih tau
 Narasumber 5: tidak ada informasi dari kadermbak, tapi kan dari kesadaran diri kita
maunya juga lahir dengan kondisi bayi yang sehat tanpa ada permasalahan ya mbak, ya
salah satunya kita cari tempat untuk melahirkan yang memang fasilitasnya sudah
berstandart.
11. Apakah kader memberikan informasi terkait Perlindungan dari malaria, Pencegahan diare (cuci

tangan pakai sabun) dan Taburia? EDUCATOR

 Narasumber 1: kadang saja mbak,


 Narasumber 2: engga ada mbak
 Narasumber 3: ya jarang sih mbak, dikasih tau sambil jalan aja gitu istilahe bukan yang
dikunpulkan fokus membahas terkait PHBS gitu.
 Narasumber 4: belom pernah dengar saya mbak
 Narasumber 5: kalau informasi kaya gitu, biasanya ada penyuluhan dari puskesmas e mbak.

12. Apakah kader melakukan promosi dan pemantauan bulanan tumbuh-kembang anak?

ADMINISTARTOR

 Narasumber 1: iya, di posyandu


 Narasumber 2: iya mbak kan diposyandu itu mbak.
 Narasumber 3: iya kalau diposyandu itu kan untuk memantau tumbuh kembang anak ya
mbak, nanti kalau dalam pemeriksaannya hasilnya dibawah standart ya kader biasanya
melaporkan ke puskesmas mbak, di data gitu. Nanti dapet undanga untuk penyuluhan dan
pendampingan dari puskesmas.
 Narasumber 4: kalau promosi itu ya dengan cara diingatkan itu to mbak. kalau ada
posyandu ya diikuti.
 Narasumber 5: iya mbak, pas posyandu itu kan pemantauan tumbang kembang mbak.

13. Apakah kader menyediakan bimbingan konseling gizi pada ibu hamil dan ibu yang mempunyai

balita? ADMINISTATOR

 Narasumber 1: konseling gizi juga belom pernah mbak. Belum ada mungkin yaa
 Narasumber 2: sesuai dengan kondisi anak saja mbak, untuk bimbingan konselingnya.
Kalau tidak ada keluhan, tidak ada masalah kita cepet posyandunya. kalau pas hamil itu
belom pernah mbak, paling cuma dikasih tau kalau ada senam ibu hamil, trus disuruh ikut
gitu aja.
 Narasumber 3: nah itu kalau ada dari pihak puskesmas ya kita langsung tanya ke
puskesmasnya mbak, cukup sering kalau disini mbak, kadang 2 bulan sekali
 Narasumber 4: Kayaknya belum mba, kalau konseling gizi, kalau menyampaikan
informasi terkai pemenuhan gizi seimbang itu pernah mbak.
 Narasumber 5: pas balita aja mungkin ya mbak, kalau pas hamil itu belom pernah mbak,
paling cuma dikasih tau kalau ada senam ibu hamil, trus disuruh ikut gitu aja.

14. Apakah kader memantau terkait akses air minum, sanitasi yang layah, dan PHBS bu?

 Narasumber 1: enggak itu mbak, jadi kader tu istilahnya memantau tumbuh kembang anak
saja mbak, misalnya BB dan TB nya sudah sesuai ya ga ada masalah. Tapi kalau ada BB
yang kurang nanti dilaporkan ke puskesmas, gitu ya mbak, setau saya. Kalau untuk
pemantauan lingkungan, sumber air sepertinya belum pernah ki mbak.”
 Narasumber 2: belum ada mbak
 Narasumber 3: iya mbak, malah kemarin itu disuruh bersih-bersih karena ada DB
 Narasumber 4: kalau untuk memantau ke rumah rumah gitu belom pernah mbak
 Narasumber 5: kadang ya mbak, kalau memang lagi ada program atau kegiatan untuk
pemantauan kebersihan lingkungan itu, biasanya ya kader memantau mbak.

15. Apakah kader melakukan Penyampaian Jaminan Persalinan (Jampersal)?

 Narasumber 1: ini juga engga mbak


 Narasumber 2: enggak mbak
 Narasumber 3: engga itu mbak
 Narasumber 4: engga ada mbak
 Narasumber 5: tidak mbak

16. Apakah kader menyediakan konseling pengasuhan anak (parenting) untuk orang tua?

 Narasumber 1: ada kayaknya mbak dikalurhan itu, puspaga masuknya kalau ga salah ya,
tapi kalau untuk diposyandu belum pernah menjumpai mbak
 Narasumber 2: belom pernah menjumpai selama ikut jadi ibu balita mbak.
 Narasumber 3: engga mbak. Belom dapat saya
 Narasumber 4: pernah ada sepertinya mbak di kalurahan tapi mbak.
 Narasumber 5: engga ada sih mbak penyuluhan parenting

17. Apakah kader menyediakan akses pendidikan dasar untuk semua dan menyediakan konseling

kesehatan dan reproduksi bagi remaja?

 Narasumber 1: tidak mbak, kayaknya belom pernah denger juga.


 Narasumber 2: engga ada e mbak
 Narasumber 3: belom pernah menjumpai mbak.
 Narasumber 4: engga mbak
Narasumber 5: belom ada mbak sepertinya
a. Kader Sebagai Motivator

Pada bagian ini, yang dimaksud peran kader sebagai motivator adalah suatu

tindakan kader posyandu dalam memberikan bimbingan, dorongan serta arahan kepada

masyarakat untuk memperhatikan pentingnya kesehatan khususnya bagi ibu dan balita.

Salah satu hal penting untuk mengetahui peran kader posyandu dalam upaya

pencegahan stunting adalah dengan cara mengetahui bagaimana tindakan kader dalam

memotivasi dan mendorong ibu balita untuk hadir dan aktif datang ke posyandu. Dimana

posyandu sendiri memiliki peran yang penting dalam deteksi dini tumbuh kembang pada

anak. Posyandu merupakan wahana pertama untuk meningkatkan pencegahan stunting serta

menjadi pilar utama dan garis pertahanan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Oleh karena itu, peran kader sebagai motivator dapat dijadikan suatu langkah

awal, untuk mengetahui peranan kader posyandu dalam meningkatkan kesehatan

masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa kader posyandu yang ada di

Kalurahan Margoagung, menyatakan bahwa kader selalu memberikan dorongan serta

motivasi kepada ibu balita untuk datang ke posyandu memantau tumbuh kembang

balitanya. Seperti yang telah disampaikan oleh Ny. F selaku ketua kader di Padukuhuan

Dukuh pada wawancara tanggal 24 Januari 2023 pukul 10.00, bahwasanya:

“salah satu cara kita sebagai kader untuk memberikan motivasi kepada ibu balita
yaitu dengan memberikan dorongan seperti contohnya menyampaikan informasi terkait
pentingnya memantau tumbuh kembang anak. Selain niku nggeh degan kita menyebarkan
informasi saat akan adanya posyandu mbak. Kalau pas ada pertemuan PKK itu ya saya
umumkan, bahkan saat kegiatan pertemuan RT/RW itu juga diumumkan dari RT 1-7. Ya
harapannya supaya informasi bahwa besok akan ada posyandu itu bisa tersebar ke ibu
balita di RT masing-masing yang ada di Padukuhan ini. Juga sama kita sampaikan melalui
corong, pengeras suara di masjid-masjid itu. Ya di gethuk tular mawon mbak.”

Hal senada juga disampaikan oleh Ny. N selaku kader di Padukuhan Nganggrung

saat wawancara pada tanggal 24 Januari 2023 pukul 10.40 yang mengatakan:

“ya pertama kita memotivasi memberi edukasi kepada orang tua balita bahwa
untuk mengetahui perkembangan balita itu sangat penting, gizi dari anak anak itu juga
sangat perlu diperhatikan, kami dipandu dari posyandu itu sering melakukan sosialisasi
saat kumpul PKK, sering saya opyak-opyak, ayo ayo yang mempunyai balita monggo di
timbangkan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan anak anak panjengan sedoyo.
Nah, nanti kan kita bisa tau terkait BB, TB itu bisa mengetahui sesuai tidak antara BB sama
usianya.”
Selain memberikan motivasi kepada ibu balita untuk datang ke posyandu. Kader

juga memberikan motivasi kepada ibu balita terkait pemenuhan gizi seimbang untuk

pencegahan stunting. Seperti yang telah disampaikan oleh Ny. D selaku ketua kader di

Padukuhan Gondang saat wawancara pada tanggal 12 Februari 2023 pukul 09.45.

“Setelah ada timbangan sering ada penyampaian informasi biasanya terkait PMT
untuk menunjang gizi balita. Kita sering mengikuti rapat di puskesmas dan informasi yang
kita dapat kita sampaikan ke ibu ibu balita. Di PKK juga kita memberikan motivasi dan
edukasi, walaupun mereka tidak punya balita kita berharap mereka juga bisa
menyampaikan terkait bagaimana pemenuhan gizi seimbang untuk menunjang pencegahan
stunting.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ny. R selaku ketua kader di Padukuhuan

Klawisan saat wawancara pada tanggal 24 Januari 2023 pukul 14.02 mengatakan bahwa:

“Ya selalu mba, kalau misalnya pas kader nimbang ya, lo kok ternyata timbangnya
berkurang dari biasanya. Pokoknya ya dikasih tau ibu-ibu itu untuk menambah PMT nya
atau makanannya di variasi. Klau gak suka yang ini ya diganti yang lain. Jadi kader itu
sambill menulis hasil timbangan ya juga memberi informasi atau wejangan gitu ya mbak.
Tapi penyampaiannya juga diselelingi “gojek” mbak, soalnya sok kadang ada juga yang
tersinggung. Kadang saya memberi contoh ya dengan perantara anak saya sendiri yang
masih balita ini, supaya tidak menyingung siapapun”

Kader di Kalurahan Margoagung juga melakukan pendekatan khusus kepada ibu

balita stunting. Seperti yang disampaikan oleh Ny. N selaku ketua kader di Padukuhan

Watukarung saat wawancara pada 7 Februari 2023 pukul 08.00, yaitu:

“untuk pedekatannya ya kita sebagai kader untuk umumnya kita sampaikan ke


orangtua yang mempunyai stunting, selain itu ya kita motivasi, informasi yang kita
dapatkan dari puskesmas terkait pencegahan stunting ya kita sampaikan. Kita memberikan
motivasi jangan malu, jangan minder dengan keadaan anak seperti itu, harusnya kita
semangat untuk melepaskan anak itu dari stunting, jangan malah takut untuk datang ke
timbangan.”

Pendapat yang sama disampaikan oleh Ny. G selaku ketua kader di Padukuhan

Ngino saat wawancara pada 12 Februari 2023 pukul 13.35, menyampaikan bahwa:

“Oh iya mbak, kan yang mengetahui apakah balita ini stunting atau tidak yang
pertama adalah kader posyandu ya mbak. karena kan kita yang memantau juga tumbah
kembang anaknya dengan dilihat dari BB anak tersebut. Kalau misalnya anak ini kok
sudah 2 pertemuan berturut-turut BB nya di bawah garis standar itu ya kita sampaikan ke
puskesmas, untuk didata dan diberikan penanganan. Tugas kita ya mendampingi,
memantau, memberikan semangat, motivasi, dikandani supaya tidak minder, tidak malu
sama tetangga dan teman-teman balita lainnya.”

Untuk mengetahui apakah kader telah melakukan perannya sebagai motivator

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Ibu

balita yang menjadi sasaran dalam kegiatan poyandu. Seperti yang disampaikann oleh ibu S

selaku ibu balita usia 4 tahun saat wawancara pada 16 Maret 2023 pukul 08.35.
“Saya rutin datang ke posyandu mbak, karena memang bu dukuh ya selaku ketua
kadernya itu langsung kasih dawuh ke ibu-ibu yang punya balita, dikasih tau terus,
didorong supaya ya datang ke posyandu memantau tumbuh kembang balita. Karena juga
kemaarin itu Margoagung kan lokus stunting ya mbak, jadi kadernya ya memang bisa saya
bilang cerewet gitu tapi ya itu demi kebaikan kita semua. Nah selain itu juga motivasinya
dari aku sendiri sih mbak. Itu kan muncul dari kesadaran ibu sendiri to, untuk memantau
tumbuh kembang anaknya, dari berat, badan tingginya. Tapi kader juga kasih motivasi
mbak, ya di oyak oyak buat ke posyandu juga. Dihubungi lewat WA biasanya, kalau masih
ada yang jarang datang kita yang disuruh untuk ngajak temene supaya posyandu gitu.”

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu A selaku ibu balita usia 3 tahun saat

wawancara pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 07.50.

“Saya rasa kader selalu memberikan dorongan ya mbak terlebih untuk datang ke
posyandu ya dengan diingatkan terus mbak, di grub, “jangan lupa ya posyandu ya ibu-ibu,
bapak-bapak”, jauh jauh hari biasanya udah diingatkan di grub, nanti besoknya lagi
kadang kalau kita ga berangkat itu di WA “ayo sudah ditunggu”.”

Ibu Y selaku ibu balita usia 4 tahun yang memiliki anak dengan BB dibawah

standart menyampaikan hal yang sama saat wawancara pada tanggal 16 Maret 2023 pukul

09. 24.

“Ya mbak, motivasi dari kader itu ya berupa wejangan ya mbak biasanya. Selain
itu ya selalu mengingatkan kalau akan ada posyandu mbak, kadang di sampaikan melalui
corong masjid itu, kadang di WA sendiri juga mbak. Trus juga kan anak saya beberapa
bulan ini BBnya dibawah standart ya mbak. jadi dapat pembinaan dari puskesmas. Nah
dari saya yang selalu datang keposyandu jadi saya bisa tahu mbak, kalau anak saya ini
BBnya kurang. Jadi kemarin itu dapat pemantauan langsung dari puskesmas. Kader yang
memperantarainya, kader juga selalu menasehati untuk pemenuhan gizi yang seimbang,
pemeliharaan lingkungan yang bersih dan sehat, dll.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lapangan, dapat disimpulkan

bahwa peran kader posyandu sebagai motivator dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di

Kalurahan Margoagung mayoritas sudah baik. Terlihat bahwa kader memberi motivasi

kepada masyarakat khususnya ibu balita dengan cara selalu mengingatkan ibu balita untuk

datang ke posyandu memantau pertumbuhan balitanya masing-masing. Selain itu, kader

juga memantau serta memberi motivasi kepada ibu balita yang memiliki anak dengan BB di

bawah garis standart melalui pemberian informasi terkait pentingnya pemenuhan gizi

seimbang untuk pencegahan stunting serta melakukan pendekatan khusus kepada ibu balita

yang memiliki anak dengan BB di bawah garis standart. Hasil wawancara terkait kader

sebagai motivator yang diperoleh dari kader sebagai narasumber diperkuat dengan pendapat

yang disampaiakan oleh ibu balita, bahwasanya selain motivasi itu hadir dari kesadaran ibu

balita untuk memantau perkembangan anaknya, kader telah melakukan tahapan penyadaran

kepada masyarakat, meberikan motivasi kepada ibu balita mengenai pemenuhan gizi
seimbang, serta melakukan pendekatan khusus yang berupa pemantauan kepada balita yang

memiliki berat badan di bawah garis standart.

b. Kader Sebagai Administrator

Peran kader sebagai administrator merupakan peranan yang sangat dibutuhkan

sebagai salah satu sistem penyelenggara pelayanan kesehatan di posyandu. Kader

merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat sebagai fasilitator untuk

mengorganisir terlaksananya kegiatan posyandu. Tugasnya yaitu untuk mengurusi hal-hal

administrasi atau pelaksanaan kegiatan posyandu. Menurut Ny. G selaku ketua kader di

Padukuhan Ngino saat diwawancarai pada tanggal 12 Februari 2023 pukul 13.35,

mengatakan bahwa:

“Sebelum posyandu dimulai memang saya siapkan peralatan yang digunakan


mbak, mulai dari buku-bukunya, timbangan, alat ukur tinggi badan, semuanya. Makanan
juga itu disiapkan kadang ya saya nyiapke sendiri kadang juga ada kader yang bantu
masak kalau sekirane longgar.”

Hal yang sama disampaikan oleh Ny. N selaku ketua kader di Padukuhan

Watukarung saat wawancara pada 7 Februari 2023 pukul 08.00, yaitu:

“Sebelum pelaksanaan kegiatan saya siapkan semuanya dulu mbak. Biasanya


dadakan pada hari itu juga H- beberapa jam gitu saya yang menyiapkan karena kebetulan
kan memang posyandunya dirumah saya, jadi kader yang lain datang tu tinggal jalan aja
gitu. Mulai dari mempersiapkan tempat, PMT nya, timbangannya, alat ukur tinggi badan
buku-bukunya saya yang mempersiapkan mbak.”

Disamping itu, salah satu kegiatan yang utama dan menjadi prioritas dalam

pelaksanaan posyandu yaitu kegiatan pelayanan gizi. Kegiatan tersebut dilakukan oleh

kader melalui 5 meja pelayanan posyandu. Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di

Kalurahan Margoagung, menurut tegal, mengatakan bahwa:

“5 meja posyandu belom terlaksana dengan baik mbak, biasanya ya ibu datang
kita daftar, kemudian bayi ditimbang trus diukur tinggi balitanya, trus dicatat. Kalau
disini fleksibel aja mbak, yang longgar yo kadang daftar sekalian nimbang gitu karena
keterbatasan SDM juga.”

Sedangkan Ny. F selaku ketua kader di Padukuhuan Tegalgentan pada wawancara

tanggal 25 Januari 2023 pukul 12.30, menyampaikan bahwa:

“Sedang kami upayakan mbak, untuk pelaksanaan 5 meja posyandu. Kalau untuk
meja 1,2,3 saya rasa seluruh posyandu juga sudah melaksanakannya ya mbak, tapi kalau
untuk konsultasi gizi dan pelayanan kesehatan memang kita belum konsisten saja mbak.
kemudian untuk pendaftaran, penimbangan, pengukuran juga ada kader yang bertugas,
tetapi karena setiap posyandu itu tidak semua kader datang jadi ya kadang ada yang
double-double tugasnya mbak.”
Untuk mengetahui perkembangan balita setiap bulannya ibu balita wajib memiliki

buku KIA, dimana buku tersebut digunakan untuk catatan kesehatan dan perkembangan

anak secara lengkap, sehingga dapat menjadi bukti pelayanan kesehatan yang telah

dilakukan. Ny. D selaku ketua kader di Padukuhan Gondang ketika ditanya bagaimana

kader melaksanakan proses pencatatan serta pendataan hasil pemantauan balita,

mengatakan:

“KIA itu didapatkan saat ibu mulai pemeriksaan kehamilan ya mbak, biasanya itu
dari bu bidan dilanjut sampai anak itu berusia 6 tahun. Jadi 1 buku itu digunakan sampai
bertahun-tahun, untuk memantau tumbuh kembang balita. Hasil timbangan itu kita catat di
KIA si balita dan buku laporan kita. Kita juga punya rekapannya mbak, untuk kita
laporkan juga ke puskesmas. Kalau BBnya itu kurang atau di bawah garis itu ya kita kasih
tau mbak.”

Kegiatan akhir di posyandu terkait peran kader sebagai administrator adalah

melakukan evaluasi untuk membicarakan hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan

posyandu di pertemuan selanjutnya. Sesuai dengan yang disampaikan Ny. S selaku kader di

Padukuhan Barepan saat diwawancarai pada tanggal 8 Februari pukul 16.00,

menyampaikan bahwa:

“Sambil bedangan gitu ya mbak kita rembukan sebentar membahas hasil setelah
posyandu itu karena kita kan juga harus laporan ke puskesmas mbak Persiapan untuk
pertemuan selanjutnya itu paling kita bahas menu PMT aja mbak.”

Ny. F selaku ketua kader di Padukuhuan Dukuh pada wawancara tanggal 24 Januari

2023 pukul 10.00, menyampaikan:

“Iya mba, kita melakukan evaluasi karena juga setiap sebulan sekali kita juga
wajib lapor hasil posyandu ke puskesmas. Kalau untuk membahas pertemuan selanjutnya
kadang kita di grub WA saja, dikasih tau siapa saja jadwal kader yang bertugas di
pertemuan selanjutnya.”

Peran kader sebagai administrator sangat dibutuhkan dalam program percepatan

penurunan stunting. Dalam hal ini, kader sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat

dengan masyarakat bertugas melaksanaan kegiatan program penurunan stunting melalui

intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive. Dimana intervensi gizi spesifik yang

dilakukan oleh kader di Kalurahan Margoagung seperti pemberian PMT, obat cacing, dan

vitamin A saat posyandu. Ny. D selaku ketua kader di Padukuhan Somorai saat

diwawancarai pada tanggal 12 Februari 2023 pukul 07.30, mengatakan bahwa:

“Oh iya mbak, vitamin A dan obat cacing itu kita dapat dari puskesmas kemudian
kita berikan pas posyandu biasanya di bulan Februari sama Agustus. 6 bulan sekali ya.
PMT di posyandu itu berupa makanan sehat ya mbak, tapi bukan sembako. Ya kadang saya
masakan bubur kacang ijo, kadang juga ada sayur mayur, sop, buah juga ada mbak dll
mbak. Kalau PMT khusus untuk balita stunting itu dari puskesmas mbak, diambil di
puskesmas kadang juga di kalurahan, berupa sembako.”

Hal yang sama disampaikan oleh Ny. R selaku ketua kader di Padukuhan Klawisan

saat diwawancarai pada tanggal 24 Januari 2023 pukul 14.02 yang mengatakan bahwa:

“Pemberian PMT itu ya kita sesuaikan mbak sesuai dengan budget yang ada, yang
penting makanan yang mengandung gizi, PMT itu harus ada karbohidrat, sayuran,
pokoknya menu sehat. Berbeda dengan PMT stunting mbak, PMT stunting itu dari
puskesmas. Kalau untuk Vitamin A dan obat cacing, mungkin juga seluruh posyandu di
Kalurahan Margoagung ini jadwal pemberian vitamin A dan obat cacing itu sama ya pada
bulan Februari dan Agustus. Kalau imunisasi dilakukan oleh puskesmas mbak.”

Sedangkan peran kader dalam pencegahan stunting melalui intervensi gizi sensitif,

menurut Ny. S selaku ketua kader di Padukuhan Barepan saat diwawancarai pada tanggal 8

Februari 2024 pukul 14.00, menyampaikan bahwa:

“Kemarin kita lakukan mbak untuk pemantauan kebersihan lingkungan karena


kemarin kan ada DB jadi kita upayakan untuk semua masyarakat menjaga kebersihan
lingkungannya. Terlepas dari itu kita jarang sih mbak memantau akses air minum, atau
sanitasi lingkungan.”

Hal senada disampaikan oleh Ny. S selaku ketua kader di Padukuhan Krapyak saat

diwawancarai pada 8 Februari 2023 pukul 08.00, beliau menyampaikan bahwa:

“Akses air di Kalurahan Margoagung, setau saya mayoritas dari sumur dan per
KK itu paling tidak ada 1 sumur, dan masih banyak sumur yang posisinya itu dekat dengan
kandang mbak. Dan air yang dikonsumsi sehari-hari itu ya dari situ. Kalau dari saya
memang belum pernah memantau terkait akses air minum. Tetapi saya selalu ngandani
sama tetangga saya yang punya balita itu, sekirane buat dikonsumsi tak suruh ambil di
punya saya mbak, kalau punya saya kan sudah disaring ya mbak, dan tidak dekat dengan
kendang jadi airnya juga tidak tercemar insyaallah.”

Untuk mengetahui apakah kader telah melakukan perannya sebagai administrator

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa

Ibu balita yang menjadi sasaran dalam kegiatan poyandu. Seperti yang disampaikann oleh

Ibu S selaku ibu balita usia 4 tahun saat diwawancarai pada tanggal 16 Maret 2023 pukul

08.30 terkait pelaksanaan 5 meja posyandu, menyampaikan pendapat bahwa:

“5 meja itu apa saja ya mbak, setau saya ya cuma pendaftaran, penimbangan
pengukuran, trus dicatet aja sih mbak. Kalau untuk kasih informasi gitu sambil nimbang
aja sih mbak biasanya”

Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Y selaku ibu balita usia 4 tahun saat

diwawancarai pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 09. 24:

“Biasanya kalau di posyandu, datang itu langsung didaftar kalau ga antri. Kalau
antri ya nunggu gentian, trus abis tu nimbang, ngukur berat badan, bar niku udah ki
mbak. kadang ada penyuluhan kalau dari puskesmas mbak.”
Ibu F selaku ibu balita usia 2 tahun saat diwawancarai pada tanggal 16 Maret 2023

pukul 09.00, menyampaikan bahwa:

“Satu meja aja mbak, tapi panjang, ada yang daftar trus di timbang, trus ngukur
tinggi anak sama dicatet mbak.”

Disamping itu, Ibu Y selaku ibu balita usia 4 tahun saat diwawancarai pada tanggal

16 Maret 2023 pukul 09. 24 terkait apakah kader melakukan promosi dan pemantauan

bulanan tumbuh-kembang anak, beliau menyampaikan bahwa:

“Iya kalau diposyandu itu kan untuk memantau tumbuh kembang anak ya mbak,
nanti kalau dalam pemeriksaannya hasilnya dibawah standart ya kader biasanya
melaporkan ke puskesmas mbak, di data gitu. Nanti dapet undanga untuk penyuluhan dan
pendampingan dari puskesmas.”

Terkait pelayanan pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik yang

didapatkan oleh ibu balita seperti yang disampaikan oleh Ibu A selaku ibu balita usia 3

tahun saat diwawancarai pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 07.30:

“PMT khusus stunting ada mbak, dari puskesmas dikasih perbulan selama anak
saya BBnya masih dibawah garis standar. Bentuknya berupa sembako yang bergizi, seperti
protein dikasih telur, kadang bubur kacang ijo juga pernah. Kalau tablet tambah darah
sama garam beriodium itu engga mbak, obat cacing sama vitamin A itu diberikan setiap 6
bulan sekali. Kalau informasi terkait Promosi Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Promosi Asi
Eksklusif belom pernah dapat mbak. Tapi pas saya hamil dulu langsung dari bidan mbak.
Engga dari kadernya. Kalau pemantauan tumbuh kembang anak itu ya dari kegiatan
posyandu ini. Kalau untuk ibu hamil kader tu hanya mendata saja mungkin ya mbak, untuk
ikut senam hamil di kalurahan.”

Ibu Y selaku ibu balita usia 4 tahun saat diwawancarai pada tanggal 16 Maret 2023

pukul 09. 24, mengantakan:

“PMT selalu dapat mbak dari posyandu, bermacam macam varian. Perbulan pasti
beda-beda. Kadang jeruk, bubuk kacang ijo. Kalau PMT stunting itu dapat sembako mbak,
tapi kita ambil dari puskesmas kadang ke kelurahan juga. Untuk tablet tambah darah gak
pernah, anak saya tu dapetnya vitamin A sama obat cacing aja setiap 6 bulan sekali. Kalau
informasi terkait Promosi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dapat mbak, biasanya dari bidan,
dari anak-anak KKN itu pernah ada itu menyampaikan tentang ASI ekslusif.”

Terkait pelayanan pencegahan stunting melalui intervensi gizi sensitif yang

didapatkan oleh ibu balita seperti yang disampaikan oleh Ibu F selaku ibu balita usia 2

tahun saat diwawancarai pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 09.00, menyampaikan bahwa:

“Jarang sih mbak, dikasih tau sambil jalan aja gitu istilahe bukan yang
dikunpulkan fokus membahas terkait PHBS gitu. Pemantauan lingkungan bersih juga
jarang dilakukan sepertinya ya mbak, cuma kemarin itu disuruh bersih-bersih karena ada
DB. Kalau untuk bimbingan konseling gizi dari pihak puskesmas ya kita langsung tanya ke
puskesmasnya mbak, cukup sering kalau disini mbak, kadang 2 bulan sekali ada
kunjungan dari”

Ibu N selaku ibu balita usia 5 tahun saat diwawancarai pada tanggal 18 Maret 2023

pukul 11.20, mengantakan:


“Kalau informasi terkait Perlindungan dari malaria, Pencegahan diare (cuci
tangan pakai sabun) dan Taburia, biasanya ada penyuluhan dari puskesmas e mbak atau
anak anak KKN itu. Sedangkan terkait kebersihan lingkungan itu ya kalau memang lagi
ada program atau kegiatan untuk pemantauan kebersihan lingkungan, biasanya ya kader
memantau mbak. Kalau konseling gizi belum ada mbak, kalau menyampaikan informasi
terkait pemenuhan gizi seimbang itu pernah mbak.”

Sedangkan Ibu S selaku ibu balita usia 4 tahun saat diwawancarai pada tanggal 16

Maret 2023 pukul 08.30 terkait apakah kader juga memantau perkembangan jika ada balita

yang statusnya berada di bawah garis merah (BGM) atau stunting, beliau menyampaikan

bahwa:

“Kalau ada balita stunting itu nanti dapat undangan ke balai desa nanti dapet
wejangan, penyluhan dari puskesmas kadernya ya mengupayakan untuk datang, mengajak
lah ya mbak.”
Sama halnya dengan Ibu A selaku ibu balita usia 3 tahun saat wawancara pada

tanggal 16 Maret 2023 pukul 07.50, menyampaikan:

“Dipantaunya langsung dari puskesmas, trus kita (anak stunting) dimasukin grub
dikasih list buat ngisi perkembangan anak per bulannya mbak. Jadi pemantauannya lewat
grub WA. Kalau kader seringnya kasih wejangan-wejangan gitu mbak kaya “yo ditelateni
maem sehate” kaya gitu.”
Terkait penyediaan bimbingan konseling gizi pada ibu hamil dan ibu balita, Ibu N

selaku ibu balita usia 5 tahun saat diwawancarai pada tanggal 18 Maret 2023 pukul 11.20,

mengantakan:

“Sesuai dengan kondisi anak saja mbak, untuk bimbingan konselingnya. Kalau
tidak ada keluhan, tidak ada masalah kita cepet posyandunya. kalau pas hamil itu belom
pernah mbak, paling cuma dikasih tau kalau ada senam ibu hamil, trus disuruh ikut gitu
aja.”
Selain itu, Ibu A selaku ibu balita usia 3 tahun saat wawancara pada tanggal 16

Maret 2023 pukul 07.50 terkait penyediaan konseling pengasuhan anak (parenting) bagi

orang tua, beliau menyampaikan bahwa:

“Ada kayaknya mbak dikalurahan itu, puspaga masuknya kalau ga salah ya, tapi
kalau untuk diposyandu belum pernah menjumpai mbak.”
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lapangan, dapat disimpulkan

bahwa peran kader posyandu sebagai administrator dalam pelaksanaan kegiatan posyandu

di Kalurahan Margoagung sudah cukup baik tetapi belum maksimal. Terlihat dari beberapa

tugas kader yang belum dilaksankan dengan baik, seperti penyediaan pelayanan 5 meja

posyandu yang mayoritas belum dilakukan di posyandu per padukuhan. Selain itu

pelayanan terkait program pencegahan stunting baik melalui intervensi gizi spesifik dan

intervensi gizi sensitif yang belum dilaksankan secara maksimal.

c. Kader Sebagai Educator


Peran kader sebagai educator yaitu memberikan atau menyampaikan sebuah

pengetahuan terkait stunting dengan menggunakan berbagai metode seperti penyuluhan

dan pembinaan. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu balita agar

lebih memperhatikan terhadap pemenuhan gizi seimbang pada tumbuh kembang balita

serta agar terjadi perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik dalam menjaga dan

merawat kesehatan pada anak usia dini.

Salah satu upaya mendasar yang perlu dilakukan oleh kader sebagai educator

pelaksana posyandu yaitu memberi penjelasan kepada ibu balita terkait data kenaikan atau

penurunan berat badan yang digambarkan dalam grafik di buku KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak). Seperti yang disampaikan oleh Ny. S selaku ketua kader di Padukuhan Barepan saat

diwawancarai pada tanggal 8 Februari 2024 pukul 14.00, menyampaikan bahwa:

“Ibu balita itu memang harus kita kasih tau terkait grafik yang ada di KIA itu, biar
tau to, anaknya ini BBnya sudah sesuai atau belom. Pemantauan perkembangan anak kan
ya lewat buku KIA itu mbak. kalau sudah ada pencatatan kan kita bisa tau kalau misalnya
ada kasus stunting misalnya anak ini kok beberapa pertemuan hasil penimbangannya
mengalami penurunan. Dari situ kita bisa tau.”

Hal senada juga disampaikan oleh Ny. N selaku kader di Padukuhan Nganggrung

saat wawancara pada tanggal 24 Januari 2023 pukul 10.40 yang mengatakan :

“Harus kita kasih tau mbak, kasih penjelasan supaya ibu itu peka ya terhadap
perkembangan anak, ya setiap pertemuan saya jelaskan, sesuai dengan kondisi anaknya
saja. Misalnya kok BB nya berada di garis kuning, berarti anak ini BB nya menurun gitu.”

Dalam program pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi

gizi sensitif, kader sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat bertugas

untuk menyampaikan sebuah pengetahuan dan informasi terkait pentingnya pemenuhan

gizi seimbang melalui berbagai metode seperti penyuluhan, pembinaan dll. Hasil yang

didapatkan peneliti di lapangan terkait tugas kader tersebut sebagimana yang disampaiakan

oleh Ny. N selaku ketua kader di Padukuhan Beteng saat diwawancarai pada tanggal 8

Februari 2023 pukul 10.00, menyampaikan bahwa:

“Kalau penyuluhan enggak mbak, biasanya nyampain sekilas aja. Yang biasanya
kasih penyuluhan itu dari puskesmas ya mbak, dikumpulkan ke kalurahan atau kadang ada
surat panggilan untuk datang ke puskesmas ada penyuluhan seperti itu, terkait stunting.”

Pendapat yang sama disampaikan oleh Ny. G selaku ketua kader di Padukuhan

Ngino saat wawancara pada 12 Februari 2023 pukul 13.35, menyampaikan bahwa:

“Jarang kasih penyuluhan kita mbak, paling diingetin aja. Soalnya susah kalau
mengumpulkan ibu balita pas posyandu, kadang anaknya rewel, trus ada yang kesusu
ada acara ini/itu. Biasanya ada penyuluhan kalau ada kunjungan dari posyandu mbak.”
Ny. D selaku ketua kader di Padukuhan Somorai saat diwawancarai pada tanggal 12

Februari 2023 pukul 07.30, terkait bagaimana tindakan kader terhadap anjuran keluarga

untuk mengkonsumsi aneka ragam makanan yang sehat dan bergizi, beliau menyampaikan

pendapat bahwa:

“Kadang kalau ada anak-anak KKN itu mbak, dikasih informasi tentang makanan
sehat yang bergizi. Kalau dari kader sendiri jarang mbak, ya dikasih tau sambil jalan
aja.”

Ny. D selaku ketua kader di Padukuhan Gondang saat wawancara pada tanggal 12

Februari 2023 pukul 09.45 menyampaikan bahwa:

“Tindakannya ya sebatas kasih tau sesuai pengetahuan kita ya mbak, biasanya ya


sambil nimbang gitu.”
Sedangkan saat diwawancarai terkait apakah kader mengantarkan kasus rujukan

apabila ditemukan balita yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM) pada KIA, 2

kali berturut-turut badan tidak naik, kelihatan sakit (lesu), kurus, busung lapar, diare, dll,

Ny. N selaku ketua kader di Padukuhan Watukarung saat wawancara pada 7 Februari 2023

pukul 08.00, menyampaikan pendapat yaitu.

“Ya kita kasih rujukan mbak, kalau rujukan berupa surat rujuk gitu engga ya
mbak, ya saya kasih tahu supaya diperiksakan ke puskesmas, konsultasi dengan bidan di
puskesmas, gitu mbak.”

Hal yang sama disampaikan oleh Ny. R selaku ketua kader di Padukuhan Klawisan

saat diwawancarai pada tanggal 24 Januari 2023 pukul 14.02 yang mengatakan bahwa:

“Kadang malah dari puskesmasnya dulu mbak yang nanyain “kok ini sudah 2 kali
berturur-turut ga naik kok tidak ada tindaklanjut?” gitu mbak, ya kita lihat lagi ya mbak
kondisi anak itu, kok aktif keliatan sehat tapi kok bisa BBnya turun. Ya mungkin pas mau
timbangan itu memang sedikit rewel atau ngepasi sedang pilek, makanya masih kita
pantau.”

Untuk mengetahui sejauh mana peran kader sebagai educator, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa Ibu balita yang menjadi sasaran dalam kegiatan poyandu.

Seperti yang disampaikann oleh Ibu F selaku ibu balita usia 2 tahun saat diwawancarai

pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 09.00 terkait peran kader sebagai educator,

menyampaikan bahwa:

“Iya mbak, awal posyandu dulu itu saya dikasih tau cara membaca grafik di buku
KIA itu, trus kalau sekarang setiap selesai posyandu ya kader itu ngasih tahu secara
singkat hasil penimbangan sesuai kondisi anakku mbak”

Saat ditanya, apakah kader memberikan penyuluhan atau sosialisasi terkait

intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif dalam upaya pencegahan stunting, Ibu A
selaku ibu balita usia 3 tahun saat wawancara pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 07.50

menyampaikan pendapat:

“Anak saya kan kurang ya mbak BB nya, sering diberikan penyuluhan terkait
stunting tetapi bukan dari kader, malah dari puskesmas langsung, saya diundang. Kalau
kader kasih informasi juga sih tapi cuma sekilas aja gitu mbak.”

Hal yang sama disampaikan oleh ibu S selaku ibu balita usia 4 tahun saat

wawancara pada 16 Maret 2023 pukul 08.35, yaitu :

“Dulu aku malah dipuskesmas malahan mbak, undangan gitu. Kalau posyandu itu
ya hanya menimbang mengukur aja sih mbak, kalau untuk penyuluhan itu belom pernah
menjumpai saya kecuali kalau memang ada kunjungan dari puskesmas.”

Saat ditanya terkait apakah ibu balita mendapatkan informasi terkait Promosi

Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Promosi Asi Eksklusif serta promosi dan pemantauan

bulanan tumbuh kembang anak, Ibu Y selaku ibu balita usia 4 tahun saat wawancara pada

tanggal 16 Maret 2023 pukul 09. 24., berpendapat bahwa:

“Selama ini belum pernah mbak. Tapi pas saya hamil dulu langsung dari bidan
mbak. Engga dari kadernya. Kalau pemantauan tumbuh kembang anak itu ya dari kegiatan
posyandu ini. Kalau untuk ibu hamil kader tu hanya mendata saja mungkin ya mbak, untuk
ikut senam hamil di kalurahan.”

Sedangkan Ibu F selaku ibu balita usia 2 tahun saat diwawancarai pada tanggal 16

Maret 2023 pukul 09.00, menyampaikan bahwa:

“Kadang dapat mbak, biasanya dari bidan, dari anak-anak KKN itu pernah ada itu
menyampaikan tentang ASI ekslusif.”

Disisi lain, saat ditanya apakah kader memberikan informasi terkait Perlindungan

dari malaria, Pencegahan diare (cuci tangan pakai sabun) dan Taburia, Ibu N selaku ibu

balita usia 5 tahun saat diwawancarai pada tanggal 18 Maret 2023 pukul 11.20,

mengantakan:

“Ya jarang sih mbak, dikasih tau sambil jalan aja gitu istilahe bukan yang
dikunpulkan fokus membahas terkait PHBS gitu.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lapangan, dapat disimpulkan

bahwa peran kader posyandu sebagai educator dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di

Kalurahan Margoagung belum maksimal. Terlihat dari beberapa tugas kader yang belum

dilaksankan dengan baik, seperti penyampaian informasi khususnya terkait pencegahan

stunting yang belum disampaikan secara mendetail dan masih bergantung pada tenaga

kesehatan dan mahasiswa KKN. Hal tersebut diperkuat dari pendapat beberapa ibu balita
yang menjadi sasaran posyandu, dimana ibu balita belum mendapatkan pengetahuan terkait

stunting secara mendalam dari kader posyandu.

Anda mungkin juga menyukai