Anda di halaman 1dari 10

DASAR-DASAR PROTEKSI TANAMAN (PTN200)

INVENTARISASI PENYAKIT SUATU KOMODITAS

Muh. Rafli
A24190049
Paralel 4

Hari, Tanggal : Selasa, 16 Maret 2021


Dosen : Dr. Ir. Kikin Hamzah Mutaqin, M.Si
Asisten : Sakinah Inayatur Rizqiyah

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman cabai (Capsicum annum L.) adalah salah satu komoditas sayuran
yang mempunyai keunggulan komparatif dan dan kompetitif yang banyak
diusahakan oleh petani dalam berbagai skala usahatani. Tanaman cabai merupakan
salah satu tanaman rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi karena cabai merah selain digunakan sebagai bumbu masak juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obaatan tradisional misalnya sebagai perangsang
untuk meringankan perut kembung, sebagai obat luar bagi penderita sakit punggung,
sakit kepala dan rematik (Djarwaningsih, 2005). Dalam budidaya tanaman cabai,
banyak kendala yang dihadapi, dan salah satu di antaranya adalah adanya serangan
penyakit yang merugikan.
Penyakit pada cabai erat kaitannya dengan patogen. Kata patogen
berarti sesuatu yang menyebabkan tanaman menderita. Oleh karena itu
patogen atau penyebab tersebut tidak selalu berupa makhluk hidup
(animate pathogen), tetapi juga sesuatu yang tidak hidup (inanimate
pathogen) seperti virus, hara, air atau penyebab lainnya (Duriat et.al, 2007).
Serangan penyakit pada tanaman cabai yang sering dijumpai ialah bercak daun yang
disebabkan oleh patogen Cercospora capsici dan layu bakteri ralstonia yang
disebabkan oleh patogen Ralstonia solanacearum.
Intensitas penyakit adalah daerah atau volume jaringan tanaman yang
terserang penyakit (Sinaga, 2009). Intensitas Penyakit (Disease Intensity) meliputi
insidensi penyakit dan severitas penyakit. Insidensi Penyakit (Disease incidence
atau Frequency) atau sering disebut kejadian penyakit dimana merupakan proporsi
individual inang atau organ yang terserang penyakit, tanpa memperdulikan
seberapa berat penyakitnya. Intensitas penyakit biasanya dinyatakan sebagai
persentase contoh tanaman yang terinfeksi (n) terhadap seluruh contoh
tanaman yang diamati (N).
𝑛
Insidensi Penyakit = 𝐍 × 𝟏𝟎𝟎%

Severitas penyakit adalah luasan area dari jaringan tanaman yang rusak
akibat serangan penyakit dan dinyatakan dalam persentase dari total luas jaringan
tanaman. Severitas penyakit tanaman mempunyai kisaran dari tidak ada penyakit
(0%) sampai seluruh bagian tanaman sakit (100%). Pengamatan keparahan
penyakit dapat ditentukan dengan dua cara in situ dan pengamatan organ secara
destruktif. Insitu merupakan pengamatan penyakit yang dapat diperkirakan secara
visual langsung dari unit contoh (misalkan daun). Skor pada setiap kategori
serangan (v), dan skor untuk serangan terberat (V). Keparahan atau berat gejala
dinyatakan sebagai persentase luas gejala terhadap total luas permukaan daun dan
dikategorikan dalam skala kerusakan dengan masing-masing nilai skor. Kategori
skoring tergantung dari jenis penyakit dan tanamannya.
 𝐧𝐢 × 𝐯𝐢
Severitas Penyakit = × 𝟏𝟎𝟎%
𝐍×𝐕

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati dan mengukur penyakit dengan
perhitungan intensitas penyakit yaitu insidensi dan severitas penyakit suatu
komoditas tanaman cabai.

BAHAN DAN METODE


Metode yang dilakukan saat pengamatan/pengambilan data dan pembuatan
laporan ini adalah metode survey pada lahan pertanaman cabai di sekitar rumah
suatu pedesaan. Pengambilan sampel tanaman sakit dilakukan secara Purposive
Sampling. Sampel diambil 10 contoh tanaman sakit secara menyeluruh di lahan
pengamatan selama empat minggu. Identifikasi penyakit tanaman cabai dilakukan
dengan pengamatan secara langsung dengan menggunakan informasi dari beberapa
jurnal dan buku mengenai jenis penyakit pada tanaman cabai. Selain itu, kamera
digunakan sebagai dokumentasi lampiran dalam laporan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1 Perhitungan Insidensi dan severitas penyakit Bercak Daun (Cercospora
capsici)
Parameter Perhitungan Hasil
𝑛
Insidensi penyakit = N × 100% = 90 %
9
= 10 × 100%
= 0.9 × 100%
Severitas penyakit  ni × vi = 38 %
= × 100%
N×V
23
= 60 × 100%
= 0.38 × 100%
Tabel 2 Perhitungan Insidensi dan severitas penyakit Layu Bakteri Ralstonia
(Ralstonia solanacearum)
Parameter Perhitungan Hasil
𝑛
Insidensi penyakit = N × 100% = 90 %
9
= 10 × 100%
= 0.9 × 100%
Severitas penyakit  ni × vi = 30 %
= × 100%
N×V
15
= 50 × 100%
= 0.3 × 100%
Pembahasan
Praktikan telah melakukan pengamatan di Desa Maccini Baji, Kecamatan
Batang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan umur tanaman kurang
lebih 2 bulan dan jumlah tanaman yang dijadikan sampel sebanyak 10
pohon/tanaman cabai. Luas lahan yang diamati sekitar 9 meter persegi di sekitar
rumah. Jenis pola tanam yang diamati praktikan ialah pola tanam monokultur
dimana satu komoditas yaitu tanaman cabai. Suhu kelembapan saat pengamatan
sekitar 24o C pada saat pengamatan di pagi hari dan kondisi umum lahan yang
diamati oleh praktikan ialah bidang datar/tidak ada kemiringan.
Pada pengamatan praktikan terhadap penyakit tanaman cabai yaitu penyakit
bercak daun yang disebabkan oleh patogen Cercospora capsici. Gejala akan
nampak pada daun, tangkai dan batang. Bercak daun Cercospora dapat
menimbulkan defoliasi. Bercak berbentuk oblong (bulat) sirkuler dimana bagian
tengahnya mengering berwarna abu-abu tua dan warna coklat dibagian
pinggirannya, dan daun menjadi tua (menguning) sebelum waktunya Sedangkan,
layu bakteri ralstonia yang disebabkan oleh patogen Ralstonia solanacearum.
Gejala serangannya pada tanaman tua, biasanya terjadi pada daun yang terletak
pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada
daun bagian atas tanaman.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dihitung oleh praktikan
menunjukkan bahwa pada penyakit bercak daun yang disebabkan oleh patogen
Cercospora capsici pada tanaman cabai ialah nilai insidensi nya 90% dimana
terdapat 9 sampel yang terkena penyakit diantara 10 sampel yang telah diamati.
Begitupun demikian pada penyakit layu bakteri ralstonia yang disebabkan oleh
patogen Ralstonia solanacearum juga 90%. Tetapi nilai severitas berbeda setiap
penyakit pada tanaman cabai tersebut. Pada bercak daun, nilai severitasnya sebesar
38% sedangkan pada layu bakteri ralstonia memiliki nilai severitas 30%.

KESIMPULAN
Tanaman cabai sudah terinfeksi patogen penyebab penyakit bercak daun
dengan karakteristik terbentuknya bercak yang coklat kekuningan dan coklat agak
kehitaman serta layu bakteri ralstonia dengan karakteristik daunnya yang layu. Nilai
severitas penyakit bercak daun pada tanaman cabai yaitu 38% sedangkan nilai
insidensi penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah yaitu 90%. Berbeda
dengan nilai severitas penyakit layu bakteri ralstonia pada tanaman cabai yaitu 30%
sedangkan nilai insidensi sama pada penyakit bercak daun 90%.

DAFTAR PUSTAKA
Djarwaningsih, T. 2005. Review: Capsicum spp. (Cabai): Asal, Persebaran dan
Nilai Ekonomi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bogor (ID)
Duriat AS, Gunaeni N dan Wulandari AW. 2007. Penyakit Penting Pada Tanaman
Cabai Dan Pengendaliannya. Penerbit Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Bandung (ID)
Sinaga MS. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta (ID)
Sudana M dan Rohani L. 1992. Isolasi dan Karakteristik Pseudomonas
Bakteriocinogenik yang menghambat pertumbuhan Pseudomonas
solanacearum. Hal. 82-96 dalam Prosiding Seminar Nasional Bioteknologi
III, 21 ± 23 Oktober 1992. PAU Bioteknologi UGM. Yogyakarta (ID)
LAMPIRAN
- Dokumentasi lahan/pertanaman dan gejala

- Dokumentasi gejala Bercak Daun (Cercospora capsici)

Daun no. 1 Daun no. 6

Daun no. 2 Daun no. 7


Daun no. 3 Daun no. 8

Daun no 4 Daun no 9

Daun no 5 Daun no 10
- Dokumentasi gejala Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum)

Gambar no 1 Gambar no 6

Gambar no. 2 Gambar no.7

Gambar no. 3 Gambar no. 8


Gambar no. 4 Gambar no. 9

Gambar no. 5 Gambar no. 10

Tabulasil Penghitungan
Insidensi dan Severitas Penyakit Bercak Daun (Cercospora capsici)
Taksiran visual persentase gejala Skor
Daun no.
(%) (vi)
1 9 2
2 16 3
3 34 4
4 17 3
5 5 1
6 13 3
7 0 0
8 21 3
9 15 3
10 4 1
 ni x vi = (1 × 0) + (2 × 1) + (1 × 2) + (5 × 3) + (1 × 4) + (0 × = 23
5) + (0 × 6)
NxV = 10 × 6 = 60
Severitas =  ni × vi × 100% = 23 × 100% = 0.38 × 100% = 38 %
N×V 60
Penyakit
Insidensi = 𝑛 × 100% = 9 × 100% = 0.9 × 100% = 90 %
N 10
Penyakit

0 = luas gejala 0% (tidak ada gejala) 4 = luas gejala 26 – 40 %


1 = luas gejala 1 – 5 % 5 = luas gejala 41 – 65 %
2 = luas gejala 6 – 10 % 6 = luas gejala 66 – 100
3 = luas gejala 11 – 25 %
Tabulasil Penghitungan
Insidensi dan Severitas Penyakit Layu Bakteri Ralstonia
(Ralstonia solanacearum)
Taksiran visual persentase gejala Skor
Gambar no.
(%) (vi)
1 42 2
2 9 1
3 12 2
4 5 1
5 51 3
6 33 2
7 26 2
8 19 2
9 0 0
10 7 1
 ni x vi = (1 × 0) + (4 × 1) + (4 × 2) + (1 × 3) + (0 × 4) + = 17
(0 × 5)
NxV = 10 × 5 = 50
Severitas =  ni × vi × 100% = 15 × 100% = 0.3 × 100% = 30 %
Penyakit N×V 50
𝑛
Insidensi = × 100% = 9 = 90 %
× 100% = 0.9 × 100%
N 10
Penyakit
1. Tingkat Kelayuan: <11 % (Sangat Tahan)
2. Tingkat Kelayuan : >11-45% (Tahan)
3. Tingkat Kelayuan : >45-60% (Sedang)
4. Tingkat Kelayuan : >60-85% (Rentan)
5. Tingkat Kelayuan : >85-100% (Sangat Rentan), (Sudana, 1992).

Anda mungkin juga menyukai