Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn. M & Ny. R DENGAN PRIORITAS DIAGNOSA


MEDIS ASMA BRONKIAL
GANDUSARI-TRENGGALEK

Dosen Pembimbing :
Dr. Ns. Moch. Maftuchul Huda, SKp., M.Kep., Sp.Kom.

Oleh:

NADYA CAMELIA PRADASARI


NIM.202006025

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2020
LEMBARPENGESAHAN

Penugasan Keperawatan Keluarga Dengan Judul "Laporan Pendahuluan Asuhan


Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. M & Ny. R Dengan Prioritas Diagnosa
Medis Asma Bronkial Gandusari - Trenggalek " Yang Dilakukan Oleh :
Nama : Nadya Camelia Pradasari

NIM : 201601081

Prodi : Profesi Ners

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners Departemen
Keperawatan Keluarga, yang dilaksanakan pada tanggal 14 September 2020 - 26
September 2020, yang telah disetujui dan disupervisi pada :
Hari : Jumat

Tanggal : 18 September 2020

Kediri, 17 September 2020

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Mahasiswa

(Dr. Moch. Maftuchul Huda, SKp., M.Kep., Sp.Kom) (Nadya Camelia Pradasari)
DAFfARISI
Halaman Judul. i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iii
BABLAPORANPENDAHULUAN
1.1 Konsep penyakit asma bronkial 1
1.2 Konsep keluarga 10
1.3 Konsep Askep Keluarga Teori 22
1.4 Media penyuluhan kesehatan (leaflet, brosur) .43
1.5 Lembar observasi program pengobatan asma .47
BAB ASKEP KELUARGA PADA Tn.M dan Ny.R
2.1 Pengkajian 53
2.2 Analisa data dan scoring 67
2.3 Diagnosa keperawatan 73
2.4 Intervensi keperawatan 74
2.5 Implementasi keperawatan 78
2.6 Evaluasi keperawatan 93
2.7 Logbook harian 101
LAPORANPENDAHULUAN

1.1 KONSEP PENYAKIT ASMA BRONKIAL

1.1.1 Definisi Asma Bronkial

Asma adalah suatau keadan dimana saluran nafas mengalami


penyempitan karena hivesensivitas terhadap rangsangan tertenu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang dan di
antara episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan
ventilasi yang lebih normal. Penderita Asma Bronkial,
hipersensensitif dan hiperaktif terhadap rangasangan dari luar, seperti
debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab alergi.
Gejala kemunculan sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa
dtang secara tiba-tiba jika tidak dapat mendapatkan pertolongan
secepatnya, resiko kematian bisa datang. Gangguan asma bronkial
juga bias muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan
penyempitan saluran pemapasan bagian bawah. Penyempitan ini
akibat berkerutnya otot polos saluran pernapasan, pembengkakan
selaput lender, dan pembentukan timbunan lendir yang berlebihan
(Smeltzer, Susan C., 2014).

1.1.2 Klasifik:asi Asma Bronkial

Menurut (Setiati Siti., 2014) Tipe asma berdasarkan penyebab


terbagimenjadi alerg, idiopatik, dan nonalergik atau campura (mixed)
antara lain :
1. Asma alergik I Ekstrinsik
Merupakan suatu bentuk: asma dengan alergan seperti bulu
binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain.
Alergi terbanyak adalah airboner dan musiman (seasonal). Klien
dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi
pada keluarga dan riwayat pengobatan eksrim atau rhinitis

I
alergik. Paparan terhadap alergik akan mencetus serangan asma.
Bentuk asma ini biasanya di mulai sejak kanak - kanak.
2. Idiopatik atau nonarelgik asma/instrinsik
Tidak berhubungan secara langsung dengan allergen spesifik.
Faktor-faktor seperti common cold, infeksi saluran nafas atas,
aktivitas, emosi/stres, dan populasi lingkungan akan mencetuskan
serangan. Beberapa agen farmakologi seperti antagonis b-
adrenergik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat
menjadi faktor penyebab. Serangan dari asma idiopatik atau non-
arelgik menjadi lebih berat dan sering kaliberjalannya waktu
dapat berkembang menjadi btis dan emfisma. Pada beberapa
kasus dapat dapat berkembang menjadi asma campuran. Bentuk
asma in biasanya dimulai ketika dewasa (> 35 tahun).
3. Asma campuran (Mixed Asma)
Merupakan bentuk asma yang paling sering. Asma campuran
dikarateristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergik dan
idiopatik atau nonalergik.

1.1.3 Etiologi Asma Bronkial

Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum


diketahui dengan pasti penyebababnya, akan tetapi hanya menunjukan
dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respon saluran nafas yang
berlebihan ditandai dengan dengan adanya kalor (panas karena
vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit
karena rangsagan sensori), dan function laesa fungsi yang terganggu
(Nurarif Amin Huda,dkk., 2015). Sebagai pernicu timbulnya serangan
dapat berupa infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan mendadak
suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk, tunggau, sisa serangga
mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih
telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat), obat
(aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-
bahak), dan emosi (Kozier,dkk., 2011).

2
1.1.4 Patofisiologi Asma Bronkial

Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE yang dikendalikan


oleh lirnfosit T dan B serta diaktifkan oleh interaksi antara antigen
dengan molekul IgE dengan sel mast. Sebagian besar allergen yang
mencetus asma bersifat airborne dan agar dapat menginduksi keadaan
sensitivitas, allergen tersebut harus tersedia dalam jurnlah banyak
untuk periode waktu terentu.Akan tetapi, sekali sensitivitasi telah
terjadi, klien akan memperlihatkan respon yang sangan baik, sehingga
sejurnlah kecil allergen yang mengganggu sudah dapat menghasilkan
eksaserbasi penyakit yangjelas (Nurarif Amin Huda,dkk., 2015).

Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi episode


akutasma adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis,
betaadrenergik, dan bahan sulfat. Sindrom pernafasan sensitif-aspirin
khususnya terjadi pada orang dewasa, walaupun keadaan ini juga
dapat dilihat pada masa kanak-kanak. Masalah ini biasanya berawal
dari rhinitisvasomotor perennial yang diikuti oleh rhinosinusitis
hiperplastik dengan polip nasal. Baru kemudian muncul asma
progresif. Klien yang sensitive terhadap aspirin dapat didesentisasi
dengan pemberian obat setiap hari. Setelah menjalani terapi ini,
toleransi silangjuga akan terbentuk terhadap. agen anti-inflamasi non-
steroid. Mekanisme yang menyebabkan bronkospasme karena
penggunaan aspirin dan obat lain tidak diketahui, tetapi mungkin
berkaitan dengan pemebentukan leukotrien yang diinduksi
secara khusus oleh aspirin (Clark Margaret Varnell., 2013).

Antagons �-adenergil< biasanya menyebabkan obtruksi jalan napas


pada klien asma, halnya dengan klien lain. Dapat menyebabkan
peningkatan reaktivitas jalan nafas dan hal tersebut harus dihindari.
Obat sulfat, seperti kalium metabisulfit, kalium dan natrium bisulfit,
natrium sulfit dan sulfat klorida, yang secara luas dignakan dalam
industri makanan dan farmasi sebagai agen sanitasi serta pengawet

3
dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas akut pada klien yang
sensitive. Pajanan biasanya terjadi setelah menelan makanan atau
cairan yang mengandung senyawa ini, seperti salad, buah segar,
kentang, karang, dan anggur (Achjar Komang Ayu Henny., 2010).

Pencetus-pencetus serangan diatas ditambah dengan pencetus lainnya


dari internal klien akan mengakibatkan timbulnya reaksi antigen dan
antibody. Reaksi antigen antibody ini akan mengeluarkan substansi
pereda alergi yang sebetulnya merupakan mekanisme tubuh dalam
menghadapi serangan. Zat yang dikeluarkan dapat berupa histamine,
bradikinin, dan anafilaktoksin. Hasil ini dari reaksi tersebut adalah
timbulnya tiga gejala, yaitu berkontraksinya otot polos, peningkatan
permeabilitas kapiler, dan peningkatan sekret mukus (Nurarif Amin
Huda,dkk., 2015).

4
WOC ASMA BRONKIAL (Nurarif Amin Huda,dkk., 2015)

.-------------------------: .--- --or -- -- -- --- ---- -- - '


' Fll.lor eutnns,L:;
I Fa.Lt 1ntnru. 1lt..•
: Alergen: debu, �pora. bulu binaung : ,I I
lriun, bah3n l nuia. polu.1 ud3nl 1 • Sttt� �mos1

. ---------- -------------·
:
O b at o bat an I
: lnfeu, .saluran rupa,, atas
I------------------- I
Al..u�11a,, berlebth.an :

Rea.bi ontigen-antibod)

Produu1 ,uh<�,, ,a_�uf


(h"1.urun. bra.blurun. anafila1.10<on)

·---�
Scl.ro1 muJ..us
1
+
+
ProJ:uhi
spututn
J
.,---... lntokran akllflta.�

Ellntlnasl urine •
K�lapan l ntul..

·----
l\lenlo�tlo.an !"IJC : Tttapl IAllllaa
r.oc: FWlr. : l'fl>aeodallan

.soc Fllmina 1'ulrlsl.


Pengrodallaa Otoe
D)'P''°"· d Krtldaksdmbanf!an
Ri<llo.n l rine
tach.ipooe KW"$lllf! Dari
.

NIC: Edul..asl .SIC : �lanajrnwo Kebutuh.ao


+
Pertukaran
a-tuatan Ellmlnasl Urine Tubuh

Gas. 1'0C : Status Clzl :


Pola:',;a�. C�Wlll !"IJC: Asupan l.\lakanan
Kttlda.kdeluilA .SOC : Status dao Calran
!'.OC: Slal:u>< Pernapasao :
D
ptrn•rpa5an : Kepatenao Jalan 1'1C : Tera pl 1' ntrlsl
:\'OC : Status Prr1uJ.aran Gu ;:'l.apas
Roplrasl:
'\ c;ollblsl
-.,c: �JC : Prni:Mqipan
l"nn.nt•uan Jal.an apa�
Pc,roapasan
:0-IC : Baotuan
"nilila_«I

Defisit Perilaku Penampil Kesiapan Kesiapan


Ketidakpatuhan Kesiapan Kesiapan
oeneetahua kesehatan an Peningkata
Peningkatan Peningkatan peningkata
cenderung peran n
Koping Proses n konsep
tidak Manajemen
Keluarga Keluarga diri
efektif Kesehatan
beresiko
5
1.1.5 Manifestasi klinis Asma Bronkial

Tanda dan gejala yang dialarni oleh penderita asma bronchial adalah
(Slamet Hariadi,dkk., 2010):
1. Batuk, terutama dimalam hari.
2. Pernapasan yang dangkal dan cepat.
3. Mengi yang dapat terdengar pada auskultasi paru. Biasanya
mengi terdengar hanya saat ekspirasi, kecuali kondisi pasien
parah. Peningkatan usaha bernapas, ditandai dengan retraksi
dada, disertai perburukan kondisi, napas cuping hidung.
4. Kecemasan, yang berhubungan dengan ketidakmampuan
mendapat udara yang cukup.

1.1.6 Pemeriksaan Diagnosis

Menurut Somantri Irman. (2012) pemeriksaan penunjang asma


meliputi:
a. Spirometri
Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan
diagnosis asma adalah melihat respons pengobatan dengan
bronkodilator. Pemeriksaan sprirometri dilakukan sebelum dan
sesudah pemberian bronkodilator hirup (inhaler atau nebulazer)
golongan adrenergik beta. Peningkatan VEPI sebanyak 2:12% atau

(2:200 mL) menunjukan diagnosis asma. Tetapi respons yang


kurang dari 12% atau 200 mL, tidak berarti bukan asma. Hal-hal
tersebut dapat dijumpai pada pasien yang sudah normal atau
mendekati normal. Dernikian pula respons terhadap bronkodilator
tidak dijumpai pada obstruksi saluran napas yang berat, oleh
karena obat tunggal bronkodilator tidak cukup kuat memberikan
efek yang diharapkan. Untuk melihat reversibilitas pada hal yang

6
disebutkan di atas mungkin diperlukan kombinasi obat
golongan adrenergik beta, teofilin dan bahkan kortikosteroid
untuk jangka waktu pengobatan 2-3 rninggu. Reversibilitas
dapat terjadi tanpa pengobatan yang dapat dilihat dari hasil
pemeriksaan spirometri yang dilakukan pada saat yang
berbeda-beda misalnya beberapa hari atau beberapa bulan
kemudian.

Pemeriksaan spirometri selain penting untuk menegakkan


diagnosis, juga penting untuk menilai beratnya obstruksi dan
efek pengobatan. Kegunaan spirometri pada asma dapat
disamakan dengan tensimeter pada penatalaksanaan
hipertensi atau glukometer pada diabetes militus. Banyak
pesen asma tanpa keluhan, tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukan obstruksi. Hal ini mengakibatkan pasien mudah
mendapatkan serangan asma dan bahkan bila berlangsung lama
atau kronik dapat berlanjut menjadi penyakit paru obstruksi
kronik.
b. Uji Provokasi
Bronkus Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk
menunjukan adanya hiperaktivitas bronkus dilakukan uji
provokasi bronkus. Ada beberapa cara untuk melakukan uji
provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamin,
metakolin, kegiatanjasmani, udara dingin, larutan garam
hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata. Penurunan
VEPl sebesar 20% atau lebih dianggap bermakna. Uji
dengan kegiatan jasmani, dilakukan dengan menyeluruh
pasien berlari cepat selama 6 menit sehingga mencapai
denyut jantung 80-90% dari maksimum. Dianggap bermakna
bila menunjukan penurunan APE (Arus Puncak Ekspirasi)
paling sedikit 10%. Akan halnya uji provokasi dengan alergen,
hanya dilakukan pada pasien yang alergi terhadap alergen yang
diuji.
7
c. Pemeriksaan Sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan
neutrofil sangat dominan pada bronkhitis kronik. Selain untuk

8
melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden, dan Spiral
Crushmann; pemeriksaan ini juga penting untuk melihat
adanya miselium Aspergillus fumigatus.

d. Pemeriksaan Eosinofil
Total Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada
pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan
asma dari bronkitis kronik. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai
sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis
kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.

e. Uji Kulit
Tujuan uji kulit adalah untuk menunjukan adanya antibodi IgE
spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anarnnesis,
karena uji alergen yang positif tidak selalu merupakan
penyebab asma, dernikian pula sebaliknya.

f. Pemeriksaan kadar lgE Total dan lgE Spesifik Dalam Sputum


Kegunaan pemeriksaan IgE total hanya untuk menyokong
adanya atopi. Pemeriksaan IgE spesifik lebih bermakna
dilakukan bila uji kulit tidak dapat dilakukan atau hasilnya
kurang dapat dipercaya.
g. Foto Rontgen
Dada Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan
penyebab lain obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan
terhadap proses patologis diparu atau komplikasi asma
seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atelektasis, dan
lain-lain.

a. Analisa Gas
Darah Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada asma yang berat.
Pada fase awal serangan, terjadi hipoksernia dan hipokapnia
(PaC02 < 35 mmHg) kemudian pada stadium yang lebih berat
PaC02 justru mendekati normal sampai normo-kapnia.
Selanjutnya pada asma yang sangat berat terjadinya hiperkapnia
(PaC02 2'.: 45 rnrnHg), hipoksemia, dan asidosis respiratorik.

9
1.1.7 Penatalaksanaan Asma Bronkial

Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma bronkial adalah sebagai


berikut, (Somantri Irman., 2012):
a) Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang hams
diperhatikan:
I. Saatnya serangan
2. Obat-obatan yang telah diberikan (macam dan dosis)
b) Pemberian obat bronkodilator
c) Penilaian terhadap perbaikan serangan.
d) Pertimbangan terhadap pemberian kartikosteroid.
e) Penatalaksanaan setelah serangan mereda
1) Cari faktor penyebab
2) Modifikasi pengobatan penunjang selanjutya

1.1.8 Prognosis Asma Bronkial

Prognosis asma umurnnya baik apabila terkontrol. Apabila asma tidak


terkontrol, maka dapat timbul komplikasi seperti PPOK dan menjadi
status asmatikus (Susanto Tantut., 2012).

1.1.9 Komplikasi Asma Bronkial

Komplikasi yang dapat terJadi pada Asma Bronkial apabila tidak


segera ditangani, adalah : (Smeltzer. Susan C., 2014).
1) Gagal napas.
2) Bronkhitis.
3) Fraktur iga (patah tulang rusuk).
4) Pneumotoraks (penimbunan udara pada rongga dada disekeling
paru yang menyebabkan paru-paru kolaps).
5) Pneumodiastinum penimbunan dan emfisema subkitus.
6) Aspergilosis bronkopulmoner alergik.
7) Atelektasis.

1
0
1.2 KONSEP KELUARGA

1.2.1 Pengertian

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-rnasing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua
atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi
satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan


sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari tiap anggota.Keluarga merupakan aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling
berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan
masyarakat (Harmoko.
2012).

1.2.2 Tipe Dan Bentuk Keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) dan Agrina & Zulfitri (2012)
yaitu sebagai berikut :
A. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.

10
B. Extended Family
Keluarga inti ditarnbahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
C. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
0. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. lstri di rumah/ kedua-duanya bekerja
di rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/
perkawinan/meniti karier.
E. Dyadic Nuclear
Suarni istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja di rumah.
F. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
G. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
H. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
I. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
J. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalarn satu rumah.
K. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-
panti.

11
L. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogarni dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
M. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan
yang Jain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
N. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di
adopsi.
0. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

1.2.3 Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut buku Andarmoyo, Sulistyo (2011) dan Harmoko, (2012) tugas


perkembangan keluarga diantaranya :
1) Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning
family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-rnasing individu, yaitu
suarni dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan ke]uarga rnasing-masing, secara psiko]ogi ke]uarga
tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang membentuk
keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru
karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari, Masing-rnasing pasangan menghadapi perpisahan
dengan ke]uarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-rnasing.
Masing-rnasing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan,
tidur, bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu

12
diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai
anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain
:
a. Membina hubungan intim dan kepuasan
bersama. b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan
kelompok sosial.
d. Merencanakan anak (KB).
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan
diri untuk menjadi orang tua.
2) Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama
(child
bearing
family)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan


sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu
disiapkan oleh pasangan suarni istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi
perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju
pada bayi. Suarni merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Membagi peran dan tanggung jawab.
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan
suasana rumah yang menyenangan.
d. Mempersiapkan biaya atau dana child
bearing. e. Memfasilitasi role learninganggota
keluarga.

13
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai
balita.
g. Mangadakan kebiasaan keagamaan secara
rutin.

14
3) Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with
preschool)

Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah
dalam meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada
tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa,
sehingga kebutuhan anak, suami/istri, dan pekerjaan (punya
waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek
keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan
keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan
keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng
dengan cara menguatkan kerja sama antara suami istri. Orang tua
mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual
anak, khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak
pada fase ini tercapai. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini antara lain sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap
paling repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang
anak.

15
4) Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with

children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini
keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga
keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-rnasing
anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu,
keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan
anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik
aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak,
pendidikan dan semangat belajar.
b. Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan.
c. Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
d. Menyediakan aktifitas untuk anak.
e. Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan
mengikutsertakan anak.

5) Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with


teenagers)

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas
anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai
berikut:

16
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dan
meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
6) Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau
pelepasan
(launching center
families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.


Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga empersiapkan
anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak
meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan
merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa
kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi.
Guna mengatasi keadaan mt orang tua perlu melakukan
aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan
tetap memelihara hubungan dengan anak. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.

17
d. Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anak.

18
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh
bagi anak-anaknya.
7) Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah


dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan
berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai
aktifitas. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara
lain adalah:
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
arti mengolah minat sosial dan waktu santai
c. Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan
generasi tua
d. Keakraban dengan pasangan
e. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
f. Persiapan masa tua atau pensiun dengan
meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap kedelapan keluarga usia
lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah


satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal.
Proses usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang
tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan
kehilangan yang harus dialarni keluarga. Stresor tersebut
adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai
hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan
menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya

19
lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal
bersama anaknnya. Tugas perkembangan tahap ini adalah:

20
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review
f. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian.

1.2.4 Pola Dan Proses Komunikasi Keluarga

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan


secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
dan valid. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi
apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu
hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi
keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
rniskomunikasi, dan kurang atau tidak valid (Harmoko., 2012).
1) Karakteristik pemberi pesan :
a) Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu menerima dan meminta timbal balik.
2) Karakteristik pendengar
a) Siap mendengarkan
b) Memberikan umpan balik
c) Melakukan validasi

21
1.2.5 Struktur Peran Keluarga

Menurut Friedman (2010) dan Hernilawati (2013) peran keluarga dapat


diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
A. Peran Formal Keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam
struktur peran keluarga (ayah-suami.dll). Yang terkait dengan
masing -masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau
sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga
membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara yang
serupa dengan cara masyarakat membagi perannya berdasarkan
pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya
sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan keterampilan atau
kemampuan khusus peran yang lain kurang kompleks dan
dapat.diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah
kekuasaannya paling sedikit.
B. Peran Informal Keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada
permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
anggota keluarga dan/atau memelihara keseimbangan keluarga.
Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.

1.2.6 Fungsi Keluarga

Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi


5 yaitu:
1. Fungsi Afektif
Mernfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Mernfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan
status pada anggota keluarga.

22
3. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat,.
4. Fungsiekonorni
Menyediakan sumber ekonorni yang cukup dan alokasi efektifnya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-rnakanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan (Marilyn M. Friedman, 2010).

1.2.7 Stres Dan Koping Keluarga

Kemampuan koping diperlukan oleh setiap manusia untuk mampu


bertahan hidup dalam lingkungan yang selalu berubah dengan cepat.
Koping adalah proses pemecahan masalah dimana seseorang
mempergunakannya untuk mengelola kondisi stres. Derajat stres
ditentukan oleh perbandingan antara apa yang terjadi (sumber stresor)
orang akan secara sadar atau tidak sadar untuk mengatasi situasi
tersebut (Achjar Komang Ayu Henny., 2010).
Konsep koping sangat penting dalam keperawatan karena semua pasien
rnengalarni stres sehingga sangat memerlukan kemampuan koping
untuk dapat mengatasinya. Kemampuan koping dan adaptasi terhadap
stres merupakan faktor penentu yang penting dalam kesejahteraan
manusia (Andarmoyo, Sulistyo., 2011).
Sumber koping terdiri atas dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal
(Stuart dan Sudden, 1995) dalam Harmoko., (2012) antara lain:
a. Faktor internal yang meliputi: kesehatan dan energi, system
kepercayaan seseorang termasuk kepercayaan eksistensial (iman,
kepercayaan, agama ), kornitmen atau tujuan hidup (property
motivasional ), perasaan seseorang seperti harga diri, kontrol, dan
kemahiran, ketrampilan pemecahan masalah, ketrampilan sosisal
(kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain).
b. Faktor eksternal terdiri atas : dukungan sosial dan sumber material.
Menurut Cobb, dukungan sosial sebagai rasa merniliki informasi

20
terhadap seseorang atau lebih dengan tiga kategori yaitu
dukungan emosional, di mana seseorang merasa di cintai
dukungan harga diri, berupa pengakuan dari seseorang akan
kemampuan yang di rniliki ; perasaan merniliki dan dimiliki dalam
sebuah kelompok.

Faktor yang mempengaruhi koping normal dan adaptasi diantaranya:


peran dan hubungannya, tidur dan istirahat, rasa aman dan kenyamanan
dan pengalaman masa lalu secara sederhana perilaku koping atau upaya
koping merupakan strategi yang positif, aktif dan khusus untuk masalah
yang disesuaikan untuk pemecahan masalah (Friedman, 2010).
Taylor (1997), dalam Friedman., (2010) mengemukakan 8 strategi
koping yang berbeda antara lain:
a. Konsentrasi
b. Mencari dukungan sosial
c. Melaksanakan pemecahan masalah dipastikan dengan problem
fokus koping
d. Kontrol diri
e. Membuat jarak
f. Penilaian kembali secara positif
g. Menerima tanggung jawab
h. Lari I pengindraan.

Menurut Keliat (1999) dalam Ali, Zaidin., (2010) mekanisme koping


diantaranya :
I. Fokus pada masalah
Koping yang di gunakan untuk mengurangi stresor individu atau
mengatasi dengan mempelajari cara-cara baru dan ketrampilan-
ketrampilan baru individu akan menggunakan strategi ini bila
dirinya dapat mengubah situasinya.
2. Fokus pada kognitif
Fokus kognitif yang dilakukan, rnisalnya: substitusi penghargaan,
dan devaluasi tujuan.

21
3. Fokus pada emosi
Koping ini digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap
stres. Pengaturan melalui perilaku individu, bagaimana
menghilangkan fakta-fakta yang tidak menyenangkan dengan
strategi kognitif. Metode ini di pakai jika individu merasa tidak
mampu mengubah kondisi yang membuat stres.

1.3 KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Berdasarkan buku Harmoko., (2012) :

1.3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dimana seorang


perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya.
Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan keluarga. Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan
antara lain dengan : wawancara, pengamatan (pengamatan dilakukan yang
berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan), dan studi dokumentasi
(kartu keluarga dan catatan kesehatan lainnya rnisalnya informasi-informasi
yang menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya) serta
pemeriksaan fisik. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut
teori/model Family Centre Nursing Friedman, (2010) meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu:
1. Data Umum
a. ldentitas kepala keluarga
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Umur (KK)
3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK)
4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK)
5) Alamat dan Nomor Telepon
b. Komposisi anggota keluarga terdiri dari : nama, umur, sex, hubungan
dengan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan keterangan.

22
c. Genogram: Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus
tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar.
Lala-Wa: c:::::::J
0

Tmggal Serum.ah: ----


- Pa.nen yang dudenhfilcaSJ·

Kawin: D
Cer.u:

Ana.k Adopsi:

Aborsi Keguguran:

d. Tipe Keluarga
e. Suku Bangsa:
1) Asal Suku Bangsa Keluarga
2) Bahasa yang Dipakai Keluarga
3) Kebiasaan Keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan
f. Agama:
1) Agama yang dianut keluarga
2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g. Status sosial ekonomi keluarga:
1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
3) Tabungan khusus kesehatan
4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabotan,
transportasi)

23
h. Ak:tifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti:
1) Riwayat terbentuknya keluarga inti
2) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular
atau penyakit menular di keluarga)
d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)
1) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga
2) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah:
l) Ukuran rumah (luas rumah)
2) Kondisi dalam dan luar rumah
3) Kebersihan rumah
4) Ventilasi rumah
5) Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
6) Air bersih
7) Pengelolaan sampah
8) Kepemilikan rumah
9) Kamar mandi/wc
10) Denah rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
1) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja
2) Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
3) Budaya setempat yang memengaruhi kesehatan
c. Mobilitas geografis keluarga
1) Apakah keluarga sering pindah rumah
2) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga (apakah
menyebabkan stress).

24
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
1) Perkumpulan/organisasi sosial yang diikuti oleh anggota keluarga
2) Digambarkan dalam ecomap
e. Sistem pendukung keluarga
Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga:
1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
2) Cara keluarga memecahkan masalah
b. Struktur kekuatan keluarga
1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalarni masalah
2) Power yang digunakan keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
1) Peran seluruh anggota keluarga
d. Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
2) Perasaan saling memiliki
3) Dukungan terhadap anggota keluarga
4) Saling menghargai, kehangatan
b. Fungsi sosialisasi
1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan
hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi)
2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan penjajagan tahap II
(berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana keluarga
mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan)

25
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dang stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi yang disfungsional:
Adakah cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptif
7. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut
THT, leher, thorax, abdomen, ekstrernitas atas dan bawah, sistem
genitalia.
d. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

1.3.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang


masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan kewenangan perawat.
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:
1. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah pengkajian, selanjutnya data dianalisis
untuk dapat dilakukan perumusan diagnosis keperawatan. Cara analisa
data yaitu:
a. Validasi data
b. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan
spiritual
c. Membandingkan dengan standart

26
d. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang
ditemukan
2. Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran

individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan


keluaga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.
a. Masalah (problem)
Daftar Diagnosa Keperawatan Keluarga berdasarkan NANDA
1995, yang dikutip oleh Harmoko, (2012) adalah sebagai berikut:

1) Masalah keperawatan aktual


Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan
gejala yang jelas mendukung bahwa masalah benar-benar
terjadi:
a) Ketidakpatuhan

b) Defisit pengetahuan
c) Gangguan citra tubuh
2) Masalah keperawatan resiko tinggi
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan
mengarahkan pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak
segera ditangani:

a) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh b) Resiko tinggi infeksi
3) Masalah keperawatan potensial atau sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal
a) Potensial peningkatan manajemen kesehatan
b) Potensial peningkatan proses
keluarga c) Potensial peningkatan koping
keluarga
b. Etiologi
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon
fisiologi yang dipengaruhi oleh unsur psikologis, spiritual, dan faktor-

27
faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik
sebagai penyebab maupun faktor resiko. Etiologi ini mengacu kepada
5 tugas keluarga, yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga

28
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Memberikan keperawatan anggota nya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya karena cacat atau usianya terlalu muda
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan
c. Tanda (sign)
Tanda dan gejala merupakan sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan
penyebab.
2. Prioritas masalah
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala
Baylo dan Maglaya), sebagai berikut:
a. Sifat masalah
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, bila
menunjukan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat
b. Kemungkinan masalah dapat diubah Pembenaran mengacu pada:
masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat, dan sumber
daya lingkungan
c. Potensial masalah untuk dicegah Pembenaran mengacu pada: berat
ringannya masalah, jangka waktu terjadinya masalah, tindakan yang
akan dilakukan, kelompok tinggi yang bisa dicegah.
d. Menonjol masalah
1) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
2) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
3) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

29
Diagnosa Keperawatan Keluarga yang kemungkinan muncul pada kasus
asma bronkial diantaranya:
1. Ketidakpatuhan
2. Defisit pengetahuan
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
4. Penampilan peran tidak efektif
5. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
6. Kesiapan peningkatan koping keluarga
7. Kesiapan peningkatan pemeliharaan kesehatan
8. Kesiapan peningkatan proses keluarga.

1.3.3 Intervensi

lntervensi atau Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam


proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan
(jangka panjang/pendek), penetapan standart dan kriteria serta menentukan
perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.
1. Penetapkan Tujuan Penetapkan tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai
untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan keluarga. Bila dilihat dari
sudutjangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga dapat dibagi mejadi:
a. Tujuan jangka panjang
Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada
kemampuan mandiri. Dan lebih baik ada batas waktu untuk
mengarahkan eveluasi pencapaian pada waktu yang ditentukan
sebelumnya.
b. Tujuan jangka pendek
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang
dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan
2. Penetapan Kriteria dan Standart Penetapan kriteria dan standart merupakan
standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang
dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam
membuat pertimbangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
standart, yaitu:

30
a. Berfokus pada
keluarga b. Singkat dan
jelas
c. Dapat diobservasi dan
diukur d. Realistik
e. Ditentukan oleh perawat dan keluarga
3. Pembuatan Rencana Keperawatan
Fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi
kegiatan yang bertujuan:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
keluarga yang tepat
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada

30
contoh intervensi keperawatan :
NO DIAGNOSA SLKI SIKI PARAF
KEPERAWATAN
1 Ketidakpatuhan Setelah dilakukan 1. Dukungan kepatuhan program
berhubungan intervensi keperawatan pengobatan.
dengan program ... X24 jam, maka 2. Dukungan tanggung jawab pada
terapi kompleks tingkat kepatuhan diri sendiri.
dan I lama serta meningkat dengan Tindakan:
tidak sesuai anjuran kriteria hasil : 1) Observasi
1. Verbalisasi kemauan a. Identifikasi kepatuhan dalam
mematuhi program menjalani program
perawatan atau pengobatan dan mengikuti
pengobatan anJuran.
meningkat. b. ldentifikasi persepsi tentang
2. Verbalisasi masalah kesehatan.
mengikutianjuran c. Monitor pelaksanaan
meningkat. tanggung jawab akan
3. Perilaku mengikuti program pngobatan dan
program perawatan I anjuran.
pengobata 2) Terapeutik
n a. Buat komitmen menjalani
membaik. pengobatan dengan baik
4. Perilaku dan tepat.
menjalankan b. Tingkatkan rasa tanggung
anjuran membaik. jawab atas perilaku
5. Tanda dan gejala sendiri. c. Berikan penguatan
atau kekambuhan dan
penyakit umpan balik
membaik. positifjika
6. Kebersihan melaksanakan
d. Buat jadwal pendampingan
lingkungan tanggung jawab atau
keluarga untuk
membaik. mengubah perilaku
menemani klien selama
yang baik.
menjalani pengobatan
ketika muncul masalah
kesehatan.
e. Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan.
f. Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
3) Edukasi
klien.
a. lnforrnasikan program
pengobatan yang
harus dijalani dan
mengikuti anjuran.

31
b. Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan dan mengikuti
anjuran.
c. Anjurkan keluarga untuk
mendarnpingi dan merawat
klien selama menjalani
pengobatan dan mematuhi
anjuran.
d. Diskusikan konsekuensi tidak
melaksanakan tanggung
jawab.
e. Anjurkan klien dan keluarga
melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan
terdekat, jika perlu.

2 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Edukasi kesehatan.


berhubungan intervensi keperawatan 2. Edukasi proses penyakit.
dengan kurang . . . X24 jam, maka 3. Edukasi program pengobatan.
terpapar informasi tingkat pengetahuan Tindakan:
(fungsi perawatan meningkat dengan 1) Observasi
keluarga) kriteria hasil : a. Identifikasi kesiapan dan
1. Perilaku sesuai kemampuan menerima
anjuran meningkat. informasi.
2. Kemampuan dalam b. Identifikasi faktor-faktor
menjelaskan yang dapat meningkatkan
pengetahuan tentang dan menurunkan motivasi.
cara mencegah dan c. Identifikasi pengetahuan
mengatasi gejala akan pengobatan yang
hipotensi meningkat. direkomendasikan.
3. Perilaku sesuai 2) Terapeutik
dengan pengetahuan a. Sediakan materi dan media
meningkat. pendidikan kesehatan.
4. Pertanyaan tentang b. Jadwalkan pendidikan
masalah yang kesehatan sesuai kesepakatan
dihadapimenurun. waktu.
5. Persepsi yang keliru c. Berikan kesempatan untuk
terhadap masalah bertanya.
menurun. d. Berikan dukungan untuk
6. Perilaku manajemen menjalani program
hipotensi membaik. pengobatan dengan baik dan
benar.
e. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada
klien selama pengobatan.

32
3) Edukasi
a. Jelaskan penyebab dan
faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
b. Jelaskan proses
munculnya penyakit.
c. Jelaskan tanda dan
gejala yang ditimbulkan
dari penyakit.
d. Jelaskan
kemungkinan
terjadinya komplikasi.
e.
Edukasipentingny
a pemeriksaan
teratur.
f. Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala yang
dirasakan melalui
farmakologi atau
nonfarmakologi.
g. Dokumentasikan perawatan
I pencegahan yang
dilakukan selama ini.
h. Anjurkan memeriksakan ke
pelayanan kesehatan
3 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan 1. Promosi perilaku upaya
terdekat jika tanda dan
cenderung berisiko intervensi keperawatan kesehatan.
berhubungan ... X24 jam, maka gejala memberat atau tidak
Tindakan:
biasa.
dengan self efficacy perilaku kesehatan 1) Observasi
yang rendah membaik dengan a. Identifikasi perilaku upaya
kriteria hasil : kesehatan yang dapat
1. Penerimaan ditingkatkan.
terhadap perubahan 2) Terapeutik
status kesehatan a. Berikan lingkungan yang
meningkat. mendukung kesehatan.
2. Kemampuan b. Orientasi pelayanan
melakukan tindakan kesehatan yang dapat
pencegahan masalah dimanfaatkan.
kesehatan 3) Edukasi
meningkat. a. Anjurkan menggunakan air
3. Kemampuan bersih.
peningkatan b. Anjurkan mencuci tangan
kesehatan dengan air bersih dan sabun.
meningkat. c. Anjurkan menggunakan
4. Pencapaian jamban sehat.
pengendalian d. Anjurkan memberantas jentik
dirumah seminzzu seklai.

33
kesehatan e. Anjurkan makan sayur dan
meningkat. buah setiap hari.
f. Anjurkan melakukan
kativitas fisik setiap
hari.
g. Anjurkan tidak merokok
di dalam rumah.

4. Penampilan peran Setelah dilakukan 1. Promosi keutuhan keluarga


tidak efektif intervensi keperawatan 2. Promosi proses efektif keluarga
... .X24 jam, proses Tindakan:
keluarga membaik 1) Observasi
dengan kriteria hasil : a. Identifikasi pemahaman
1. Adaptasi keluarga keluarga terhadap masalah.
terhadap situasi b. Identifikasi adanya konflik
meningkat. prioritas antar anggota
2. Kemampuan keluarga.
keluarga dalam c. Identifikasi mekanisme
berkomunikasi koping keluarga.
terbuka meningkat. d. Monitor hubungan antara
3. Kemampuan anggota keluarga.
keluarga dalam 2) Terapeutik
memenuhi a. Hargai privasi keluarga
kebutuhan fisik dan b. Fasilitasi kunjungan
psikologis anggota keluarga c. Fasilitasi keluarga
keluarga melakukan pengambilan
meningkat. keputusan dan
4. Kemampuan pemecahan masalah.
keluarga mencari d. Fasilitasi keluarga
bantuan secara melakukan pengambilan
tepat meningkat. keputusan dan pemecahan
5. Sikap respect antar masalah.
meningkat.
anggota keluarga 3) e.
Edukasi
Fasilitasi komunikasi
6. Kemampuan a. Informasikan kondisi pasien
terbuka antar setiap anggota
keluarga pulih secara berkala
keluarga.
dari kondisi sulit kepada keluarga.
meningkat. b. Anjurkan anggota
7. Adaptasi keluarga keluarga mempertahankan
terhadap perubahan keharmonisan keluarga.
kesehatan anggota
keluarganya
meningkat.

34
5. Kesiapan Setelah dilakukan 1. Penentuan tujuan bersama.
peningkatan intervensi keperawatan 2. Edukasi program pengobatan.
manajemen ... X24 jam, manajemen Tindakan:
kesehatan kesehatan meningkat 1) Observasi
dengan kriteria hasil : a. Identifikasi tujuan-tujuan
1. Melakukan tindakan yang akan dicapai.
untuk mengurangi b. Identifikasi kemampuan
risiko meningkat. keluarga dalam menerima
2. Menerapkan informasi.
program perawatan 2) Terapeutik
meningkat. a. Tetapkan skala pencapaian
3. Aktivitas hidup tujuan.
sehari-hari efektif b. Diskusikan sumber daya
memenuhi tujuan yang ada untuk memenuhi
kesehatan dalam tujuan.
kategori meningkat. c. Fasilitasi mengenali tanda
4. Verbalisasi kesulitan dan gejala masalah kesehatan
dalam menjalani keluarga.
program pengobatan d. Libatkan keluarga dalam
menurun. memberikan dukungan pada
anggota keluarganya yang
sakit I menjalani pengobatan.
3) Edukasi
a. Anjurkan mematuhi anjuran
dan menjalankan program
pengobatan sesuai resep
dokter.
b. Ajarkan mengidentifikasi dan
menghindari pemicu masalah
kesehatan.
c. Jelaskan manfaat
pengobatan.
d. Ajarkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri dengan tepat.

6. Kesiapan Setelah dilakukan 1. Promosi kepercayaan diri


peningkatan konsep intervensi keperawatan Tindakan:
diri ... .X24 jam, konsep diri 1) Observasi
membaik dengan a. Identifikasi ungkapan verbal
kriteria hasil : dan nonverbal.
1. Verbalisasi b. Identifikasi masalah potensial
kepuasan terhadap yang dialami.
citra tubuh 2) Terapeutik
meningkat. a. Siapkan lingkungan
2. Verbalisasi percaya terapeutik dan rileks.
diri meningkat.

35
3. Verbalisasi b. Gunakan teknik
penerimaan terhadap mendengarkan aktif
kelebihan diri mengenai harapan klien.
meningkat. c. Diskusikan rencana mencapai
4. Verbalisasi tujuan yang diharapkan.
penerimaan terhadap d. Diskusikan rencana
keterbatasan diri perubahan diri.
meningkat. e. Motivasi berpikir positif dan
5. Tindakan sesuai komitmen dalam mencapai
perasaan membaik. tujuan.
f. Dikusikan solusi dalam
menghadapi masalah.
g. Motivasi tetap tenang saat
menghadapi masalah dengan
kemampuan yang dimiliki.
h. Libatkan anggota keluarga
dalam pencapaian tujuan.
3) Edukasi
Anjurkan mengevaluasi cara
pemecahan masalah yang
dilakukan.

7. Kesiapan koping Setelah dilakukan 1. Dukungan koping keluarga


keluarga intervensi keperawatan 2. Pelibatan keluarga
....X24 jam, status Tindakan:
koping keluarga 1) Observasi
membaik dengan a. Identifikasi respons
kriteria basil : emosional terhadap kondisi
1. Kepuasan terhadap saat ini.
perilaku bantuan b. Identifikasi beban prognosis
anggota keluarga secara psikologis.
lain meningkat. c. Identifikasi pemahaman
2. Keterpaparan tentang keputusan perawatan
informasi meningkat setelah pulang.
3. Perasaan diabaikan d. Identifikasi kesesuaian antara
kekhawatiran harapan pasien, keluarga dan
tentang anggta tenaga kesehatan.
keluarga menurun. 2) Terapeutik
4. Perilaku a. Dengarkan masalah,
mengabaikan perasaan, dan pertanyaan
anggota keluarga keluarga.
menurun. b. Terima nilai-nilai keluarga
5. Kemampuan dengan cara yang tidak
memenuhi menghakimi.
kebutuhan anggota c. Diskusikan rencana media
keluarga membaik. dan perawatan.

36
6. Komitmen pada d. Fasilitasi pengungkapan
perawatan I perasaan antara pasien dan
pengobatan keluarga atau antar anggota
membaik. keluarga.
7. Perasaan tertekan e. Fasilitasi dalam pengambilan
menurun. keputusan dalam
8. Perilaku bertujuan merencanakan perawatan
membaik. jangka panjang, jika perlu.
9. Perilaku sehat f. Fasilitasi pemenuhan
membaik. kebutuhan dasar.
3) Edukasi
a. lnformasikan kemajuan
pasien secara berkala.
b. lnformasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia.
4) Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga,
jika perlu.

8. Kesiapan Setelah dilakukan 1. Promosi keutuhan keluarga


peningkatan proses intervensi keperawatan 2. Promosi proses efektif keluarga
keluarga ... .X24 jam, proses Tindakan:
keluarga mernbaik 1) Observasi
dengan kriteria hasil : a. Identifikasi pemahaman
1. Adaptasi keluarga keluarga terhadap masalah.
terhadap situasi b. Identifikasi adanya konflik
meningkat. prioritas antar anggota
2. Kemampuan keluarga.
keluarga c. ldentifikasi mekanisme
berkomunikasi koping keluarga.
secara terbuka d. Monitor hubungan antara
diantara anggota anggota keluarga.
keluarga meningkat. 2) Terapeutik
3. Kemampuan a. Hargai privasi keluarga
keluarga memenuhi b. Fasilitasi kunjungan keluarga
kebutuhan fisik c. Fasilitasi keluarga melakukan
anggota keluarga pengambilan keputusan dan
meningkat. pemecahan masalah.
4. Kemampuan d. Fasilitasi keluarga melakukan
keluarga memenuhi pengambilan keputusan dan
kebutuhan pemecahan masalah.
emosional anggota e. Fasilitasi komunikasi terbuka
keluarga meningkat. antar setiap anggota keluarga.
5. Aktivitas 3) Edukasi
mendukung

37
keselamatan anggota a. Informasikan kondisi pasien
keluarga meningkat. secara berkala kepada
6. Ketepatan peran keluarga.
keluarga pada tahap b. Anjurkan anggota keluarga
perkembangan mempertahankan
meningkat. keharmonisan keluarga.
7. Minat keluarga 4) Kolaborasi
melakukan aktivitas Rujuk untuk terapi keluarga,
yang positif jika perlu.
meningkat.
8. Hubungan dengan
masyarakat
meningkat.
9. Adaptasi keluarga
terhadap perubahan
meningkat.

1.3.4 Implementasi
Implementasi atau tindakan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ada tiga
tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu:
1. Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Kontrak dengan keluarga (kapan dilaksanakan, berapa lama waktunya,
materi yang akan didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota
keluarga yang perlu mendapatkan informasi)
b. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
c. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
d. Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik
2. Intervensi Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara professional diantaranya :

a. Idependent
Idependent merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat
sesuai dengan kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan perintah
dari tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independent keperawatan
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1) Tindakan diagnostik

38
a) Wawancara dengan klien
b) Observasi dan pemeriksaan fisik
2) Tindakan terapeutik Tindakan untuk mencegah, mengurangi dan
mengatasi masalah klien
3) Tindakan edukatif Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui
promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien
4) Tindakan merujuk Tindakan kerja sama dengan tim lainnya
b. Interdependent
Interdependent merupakan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja
sama dengan tim lainnya
c. Dependent
Dependent merupakan pelaksanaan rencana tindakan medis
3. Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan

1.3.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang


kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tirn lainnya. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan dua
tahapan, yaitu:
1. Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format pencatatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin
semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali agar
didapat data-data masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

39
Adapun metode evaluasi yang dipakai antara lain observasi langsung,
wawancara, memeriksa laporan dan latihan simulasi.faktor untuk mengukur
tujuan keluarga dengan beberapa komponen, yaitu:
a. Kognitif (pengetahuan)
1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya
2) Mengontrol gejala-gejala
3) Pengobatan
4) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
5) Resiko komplikasi
6) Gejala yang harus dilaporkan
7) Pencegahan
b. Afektif (status emosional)
Dengan cara observasi langsung, yaitu dengan cara observasi ekspresi
wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada waktu
melakukan wawancara
c. Psikomotor
Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang
diharapkan.

Penentuan keputusan pada tahap evaluasi ada tiga, yaitu:


a. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga
rencana mungkin dihentikan.
b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga
perlu penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan
berhasil
c. Keluarga tidak dapat mencapai basil yang telah ditentukan, sehingga perlu
mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat, membuat outcome
yang baru (mungkin outcome pertama tidak realistis atau mungkin
keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat),
intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk
mencapai tujuan sebelumnya.

40
DAFTARPUSTAK
A

Achjar Komang Ayu Henny. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan


Keperawatan
Keluarga. Edisi 1. Jakarta : CV Sagung Seto.
Agrina & Zulfitri (2012). Efektifitas Asuhan Keperawatan Keluarga Terhadap
Tingkat Kemandirian Keluarga Mengatasi Masalah di Keluarga. Dosen
Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Riau.
Ali, Zaidin.(2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Andarmoyo, Sulistyo. (2011), Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses
Dan
Praktik Keperawatan . Yogyakarta : Graha Ilmu.
Clark Margaret Varnell. (2013). Asthma: A Clinician's Guide. Editor Edisi
Bahasa
Indonesia, Rifky, Rudi Setia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Friedman, Marlilyn M. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Edisi
ke
3. Jakarta: EGC.
Harmoko.(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. (S, Riyadi, Ed). Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Hernilawati (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka.
Kozier,Dkk. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, &
Praktik. Edisi 7. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nurarif Amin Huda,Dkk. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda Nie-Noc. Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction Jogja
Setiati Siti, (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Jakarta:
Interna
Publishing.
Slamet Hariadi,Dkk. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan 1. Surabaya:
Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair-RSUD Dr. Soetomo.
Smeltzer. Susan C. (2014). Keperawatan Medical Bedah ( Handbook For Brunner

41
& Suddarth 's Textbook Of Medical- Surgical Nursing). Edisi 12. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Somantri Irman. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

42
Susanto Tantut. (2012). Keperawatan Keluarga Aplikasi Teori Pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 1. Jakarta : CV. Trans Inf.

43
MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PENGIMPLEMNETASIAAN
MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA Tn.M
PROGRAM PENGOBATAN DAN ANJURAN PADA SESAK I ASMA
TUJUAN : MENCEGAH TIMBULNYA KEKAMBUHAN ASMA /SESAK

PENGGUNAANTERAPIUAP/NEBUL:
PASTIKAN MENGGUNAKAN OBAT
VENTOLIN 1 BIJI DALAM lX TERAPI UAP

BATASI MINUM AIR DINGIN (JIKA PUNYA


ALERGI DINGIN)

PERBANYAK MINUM AIR HANGAT PAGI


DAN MALAM HARi UNTUK MELEGAKAN
PERNAPASAN

SAAT KELUAR RUMAH PASTIKAN


MEMAKAI MASKER UNTUK MENCEGAH
DEBU TERHIRUP

HINDARI KAWASAN ASAP ROKOK I


MENJAUHI ORANG YANG SEDANO
MEROKOK

JIKA KELUAR RUMAH DI MALAM HARi


KARENA BEKERJA ATAU KEPERLUAN
PASTIKAN MEMAKAI JAKET I PAKAIAN
YANGTEBAL

MENJAGA KEBERSIHAN KAMAR TIDUR


TERBEBAS DARI DEBU, LEMBAB DAN
RAJIN MENCUCI SPREI SERTA ALAS
BANTAL GULINO

43
LEMBAR OBSERVASI
PENDAMPING

No. PENGOBATAN
KAPANSERANGA ASMA
PENGOBATAN I
YANG NAMA
N
SESAK (Tgl/hari)
SESAK
DILAKUKAN PENDMAPING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

44
45
-;IGERMAS

Se at aha 1a
dcngan Aslt13
Faktor pcnectus adalah faktor !f1•9 dapat 11111ieu tt11bul.,a Astla
!119 tidak stlalu sa11a ultuk sttiap iltdividu ptndtrita Asu.
eotrtoh taktOor �
fl"'cctuS � J .;l

lutu b1nataitg
IC19!ol> an,.,
IDIC9g
hdlllCI �.., i.r.g)

Obat-obatan
tertentu

.
lco<rt" llpril. UCJIMoCik
,,..... "'JWI.,....
..i

I; -

.
.
EIIIOSf bcrld,1han (Jtdll\.
t� twW.ak�ar.a.i. at»
lllr.l hi
� .....-...,..
IIU'I.U,rua. �
GlljM-IIUMM

46
PERTOLONGANPERTAMASAATSERANGANASM
A PADA KELUARGA
POSISIKAN SETENGAH DUDUK
UNTUK MEMPERTAHANKAN
PERNAPASAN YANG CUKUP

LONGGARKAN PAKAIAN

GUNAKANPENGOBATAN
YANG DILAKUKAN DIRUMAH
MISAL TERAPI UAP (1
VENTOLIN UNTUK lX UAP)

ASMA SERING DISERTAI


BATUK I PILEK, BERIKAN
MINUM AIR HANGAT UNTUK
MENGENCERKAN DAHAK DAN
MELEGAKANPERNAPASAN

ISTIRAHATYANG CUKUP,
HINDARI PENCETUS ASMA

47
RENCANA TINDAK LANJUT MINGGU KE-2
(EDUKASI PHBS RUMAH TANGGA)

48
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
A. DATA UMUM KELUARGA
a. Namn kepala kcluarga: \1\. M
b. Umur ; 49 \QM\
c. Agama : \�-&�
d. Pcndidikan : �MA
c. Pckcrjnan : 11\\ • M>
f. Suku I Bangsa : Jl'<'\.IQ / \�h
g. Alamat : \(e�\@�
h. Komposisi keluarga

��""'
No Nama Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.
Umur Sex
\. t\�. � {> �-�· ,a'f{, c,.�� \�

l. I)
�,°"'" l t)T -\\· \qt"iq �M� �\,

s. �" .'i)
'�""" l � I.,.;•\).• .;lCX)i

....
�"'\> �ffO\t\h

1. Tipc keluarga

J. Genogram·
T •

k. Sifat Keluarga

2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari

a) Kebiasaan tidur I istirahat


�'f\ � �t t�\ (:\\'\\�) '\I\.� � �.� \dUt t�,
�i-."9 �� �t �,wa\\'\\) �,Q�.
tQO'a� ��\ ��tro � �'Qt\\")& � �"'
o,'ffi\-a� mf\ � ra\9�\a
�m g- � tfa�. �o� ""·� tt�\,\'1\ Wl.,i &\-\-a"' •
($\\ "A� �a� j&l' b-\, ee �'o �" \&\\ wt�\Et.: � .

49
8.
RIWAYATDANTAHAPPERKEMBANGANKELUARGA

50
C. LINGKUNGAN

.,.-�- •... .. ' \ "

51
g. Denah rumah

j. Fuilitas hiburan (TV, radio, dll.)


�\\\\>.� "" tt�\ �\\� 'ffl>l� � � �m .

52
D. SOSJAL

53
F. FUNGSI KELUARGA

54
55
II. RJ\\.\\'\TKESEIUfA\ MU \RC.\

a
i,� \ \�\,
Riwaya: h·whalan masmg-ma,mg anggot« l.l'luarg.1
a) ,\vah

cit� .l vo \E\\\.\n \Q\" E\\',\,� e./::a gmen� dlY\ ,oo�


�IN "U) \e�t r�''°' C!\'c\�\

b). lbu
�,"t\)�B\ �'\tl�flij �e.'f:- \Vl�':'1,t\ 8.\ -aro'f. �"1Vd •

56
c, Imunisasi
��'='? \00\\�� � � !1,?Na\' �f •
°'' V°'&�at'Gt\ �� .

d. Tumbuh kembang

a). Pcmeriksaan tumbuh kembang anak

57
I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
a. Pemeniksaan Ii1s1"k Bapale'\\\'. �

I). Keadaan umum : e,,a�" �Th�a� �,, Atll.. �� .

2). Kesadaran
3). Tanda-tanda vital :

a) TD : \'?.0/&) �ffl\lc}

b) N : 99X1'm:
c) RR : ,�/TI\t\\:,
d) s : %,8"c
4). Kepala
a) Rambut

b) Mata

c) Hidung

d) Telinga

e) Mulut

S). Dada I Thorax

- I

- p

• p

• A

58
6). Perut I Abdomen :

(l). I

©. p

©- p

®- A

8). Ekstremitas

b. Pcmeriksaan fisik lbu


�.�'R

I). Kcadaan umum : \...e,'6\\, �\l , ��

: ""k)-�
2). Kcsadaran
3). Tanda-tanda vital :

a) TD

b) N : 8&'tfm:,

c) RR : \VV!lttt
d) s : a, c
0

4). Kcpala

a) Rambut

59
b) Mata

c) Hidung

d) Telinga

e) Mulut

S). Dada I Thorax

. I

• p

• p

. A

6). Perut I Abdomen :


(i). I . J�\�\ .. \'M\'81 g " \�I\©
�w. tf6� \ya�
� ': b$t)\:.
Ar/!.er"S>
" - p : ��'11\/�e>
� Cc)

©. p
: "�"'�"'
�- A ',

60
,�m ��.
7). Gcnctaha I Anus : '(!� '*O&t9
�6'°' \'&ll�a � •, \\��
8). Ekstrcmitas :
,�r
��\lt t)

d�\�t.G>
�s, G>
�tn��.
c. Pemeriksaan fisik Anak . X>... (I)
1). Kcadaan umum : � �'oj\ � l� � \a\)

2). Kcsadaran
3). Tanda-tanda vital :

a) TD : \\��

b) N : 8','(/ttn,
c) RR :d()11\(\'(\, lt\:\�-�ifmrtt)

d) s : ire.
4}. Kcpala

a) Rambut

b) Mata

c) Hidung : ���{�, ��\\te>,. t\mt� Q, VMa Q,.


(\)� �''""" �� �.. �\\ ©
d) Tclinga : �\�l\ -tt\� �,. tttm� G),. ���� e>

c) Mulul

61
S). Dada I Thorax
. I

• p

• p

• A

6). Perut I Abdomen :

. I

• p

• p

. A

62
d. Pcmcriksaan fisik Anak •. ?... (2)
1). Kcadaan umum : 'aa\'-, � � �� � l°"'�) fflM18 'fl�MI:
2). Kcsadaran : �Cl��� W- � �,f', b
3). Tanda-tanda vital :

a) TD : \tty'° �\'c)
b) N . 8 ox. f nt\t
c) RR : \b,C/tftt
d) s : %,r't
4). Kcpala

a) Rambut
: ��� �-00.\ �� .( �\ Wtt'a'tatg, '«.�\\'ftt\ t\\� I
\IU\\� 0,\ �\\\: '(.Q_�\'c.\ G:> \11.\m�'o •
I

b) Mata : ����% vtra" �'�a\'-)\\\ 'tQ�"oo ��


%\B O).\;�,. ,

c) Hidung
: �� G),.


N,�\'C\ � o_o�m�t' E:),,.
, a, T\\��� e ' .
-oo��� �a� � dA" mem�.
Q ,. S\t\��\t\t E),. (Mtt8
�'(-\\t\t ��" � �

: ��,"�" �\� c.n�� , �ta G>, roam ��'*'


d) Tclinga \Q\_\� G),. �00} t;)

: �'Wm o.'O\� \0.'1'1'o8> I �"m�"Wd\\ g-Q\ dGl\ \ffi\t �,


e) Mulut
� �\�\ ��g

5). Dada I Thorax

- (

- p

- p

63
• A : � ! \JQ(\Cl.\\t(
��"'-1'9 : �, t,- .\��, .

6). Perut I Abdomen


:

. I

- p

• p

. A

...

64
65
66
67
I Silllmumb
• Aktual: 3
• Rcs11to: 2
• Potensial: I

2. Kemungkman masalah
dapal diubah
• Mudah '.?
• Sebagian: I
• l1dak dapar: ll

' Kcmungkinan 111a'31,1h


d.1pat d1Ccgah
I 111gg1 3
• Cukup: 2
• Rendah. I

-I Menoujolnya masalah
• Segcra: :!
I ufak scgcra I
l 1dak drrasakan U

Masalah Z: ���--����-- ...


Pl Rill I t.:NG.\:S:

I Silat masalah
\ktual 3
• J<,· iko 2
• l',11cns1.,I· I

�\�'ZU)'
\(Q.\� \I ) \ti
::? Kcmungk111,111 m.rs.rlah 'ftna .. I
dapat diubah � t*:1)5;
• Mudah: 2 2 1Qi \911 �

���-
Sebagian: I
• Tidak dapat. O
i����

��.
dlpll diccph
Tmgi:3 I
'?,/?,'I-' "' ' tr«,\'*'�
• Cukup· 2
• Readlb I

68
MISalah3: .�����.��--�······· ..····· .. ········· .. ··· ·
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
I.Sifat masalah
• Aktual: 3
• Resiko: 2
• Potensral · I

2 Kemungkinan masalah
dapai diubah
• \1udah· 2
• Sebagian: I
• Tidak dapai: 0

J Kcmungkinan masalah
dapat dicegah
• lmgg1.J
• Cukup: 2
• Rcndah I

4 \knon1,1h1) a masalah
• Segera. 2 'J/,,.:f I " I
• Tidak scgera: I
I idak dirasakan: 0

�fa alah 4: .\\J\f.\IT-Yi\\l�l.. �\� �\ -���� . ···················


.
Kl<l 11 1(1,\ BOBO I Pl RI 111 l :>;(11\:-,;

I S1fa1 masalah
• Aktual: 3
• Resiko: 2
• Potensial: I

2 Kcmungkman masalah
dlpal diubah
• Muclah: 2 2
• Sebqian: I
• Tldalt clapat: O

69
• POlensial: I
2.Kemungkinan masalah
dapat diubah '''J ,c J "' '
• Mudah: ::!
• Sebagian: I
• Tidak dapat O

lN\\"18\ ��
3 Kcmungk111,111 masalah
dapat diccgah 'J/,'{. \ .. 7/3
aOO{)\t\n v�,�
�� \>('\IN'l't<\ ..,
• I inggi: J
• (. ukup: ::!
• Rcndah: I

-I :\km>1JJOfa1),l masalah
• Segcra: :! '/'J1 \ � 'IL �am{1r\a�l\uil:e,"x \(�\l.)r-
¥'\ I\-0
t
'ct\1f � 'ci

I idak sc:gna: I �iltlulnm-ot'4. ,P��


I idak drmsakz n: 0
j 'J-yfo..

71
��-�r ��,� ..... .
·=��� �·�l....,..-,
3 �-\""' �"1"9 '<"""'90 1).6 "'""""� �""'!l" �
�-·-·-- .�f\} �c't)Q\6� -{� ����

4 y�,1·� ?""" 'l'IY»' ""'�� 1,.0


�. '(�Ii:\�� �'9''c\� '('(\�t"«:\��
l""I""' """' ..�··
¥:Q�'S'(\

b· Q�(\�00 ,�l\\��g:<atl � V'Q�E.\

72
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien: Keluarga Tn. M dan Ny. S

NO DIAGNOSA SLKI SIKI PARAF


KEPERAWATAN
1 Muncul Diagnosa : Setelah dilakukan 1. Dukungan kepatuhan program Nadya
Selasa, Tgl 13 intervensi keperawatan pengobatan.
September 2020 3X24 jam, maka tingkat 2. Dukungan tanggung jawab pada diri
kepatuhan meningkat sendiri.
Ketidakpatuhan dengan kriteria hasil : Tindakan:
berhubungan 1. Verbalisasi kemauan 1) Observasi
dengan program mematuhi program a. Identifikasi kepatuhan dalam
terapi kompleks perawatan atau menjalani program pengobatan
dan I lama serta pengobatan dan mengikuti anjuran.
tidak sesuai anjuran meningkat. b. ldentifikasi persepsi tentang
2. Verbalisasi masalah kesehatan.
mengikuti anjuran c. Monitor pelaksanaan tanggung
meningkat. jawab akan program pngobatan
3. Perilaku mengikuti dan anjuran.
program perawatan I 2) Terapeutik
pengobatan a. Buat komitmen menjalani
membaik. pengobatan dengan baik dan
4. Perilaku tepat.
menjalankan anjuran b. Tingkatkan rasa tanggung jawab
membaik. atas perilaku sendiri.
5. Tanda dan gejala c. Berikan penguatan dan umpan
atau kekambuhan balik positifjika melaksanakan
penyakit membaik. tanggung jawab atau mengubah
6. Kebersihan perilaku yang baik.
lingkungan d. Buat jadwal pendampingan
membaik. keluarga untuk menemani klien
selama menjalani pengobatan
ketika muncul masalah
kesehatan.
e. Diskusikan hal-hal yang dapat
mendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan.
f. Libatkan keluarga untuk
mendukung program pengobatan
yang dijalani klien.
3) Edukasi
a. lnformasikan program
pengobatan yang harus dijalani
dan mengikuti anjuran.
b. Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan dan
mengikuti anjuran.
c. Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat klien
selama menjalani pengobatan dan
mematuhi anjuran.

73
d. Diskusikan konsekuensi tidak
melaksanakan tanggung jawab.
e. Anjurkan klien dan keluarga
melak:ukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat,
jika perlu.

2 Muncul Diagnosa : Setelah dilak:ukan 1. Edukasi kesehatan. Nadya


Selasa, Tgl 13 intervensi keperawatan 2. Edukasi proses penyakit.
September 2020 2X24 jam, maka tingkat 3. Edukasi program pengobatan.
pengetahuan meningkat Tindakan:
Defisit pengetahuan
dengan kriteria hasil : 1) Observasi
berhubungan dengan
kurang terpapar
1. Perilaku sesuai a. Identifikasi kesiapan dan
informasi anjuran meningkat. kemampuan menerima informasi.
(manajemen 2. Kemampuan dalam b. Identifikasi faktor-faktor yang
perawatan asma). menjelaskan dapat meningkatkan dan
pengetahuan tentang menurunkan motivasi.
cara mencegah dan c. Identifikasi pengetahuan akan
mengatasi gejala pengobatan yang
hipotensi meningkat. direkomendasikan.
3. Perilaku sesuai 2) Terapeutik
dengan pengetahuan a. Sediak:an materi dan media
meningkat. pendidikan kesehatan.
4. Pertanyaan tentang b. Jadwalkan pendidikan kesehatan
masalah yang sesuai kesepakatan waktu.
dihadapi menurun. c. Berikan kesempatan untuk
5. Persepsi yang keliru bertanya.
terhadap masalah d. Berikan dukungan untuk
menurun. menjalani program pengobatan
6. Perilaku manajemen dengan baik dan benar.
hipotensi membaik. e. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada klien
selama pengobatan.
3) Edukasi
a. Jelaskan penyebab dan faktor
risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
b. Jelaskan proses munculnya
penyakit.
c. Edukasi pertolongan pertama
pada serangan asma yang benar.
d. Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang dirasakan
melalui farmakologi atau
nonfarmakologi.
e. Dokumentasikan perawatan I
pencegahan yang dilakukan
selama ini.
f. Anjurkan memeriksakan ke
pelayanan kesehatan terdekat jika
tanda dan gejala memberat atau
tidak biasa.

74
3 Muncul Diagnosa : Setelah dilakukan 1. Dukungan koping keluarga Nadya
Selasa, Tgl 13 intervensi Tindakan:
September 2020 keperawatan 1) Observasi
2X24 jam, maka a. Identifikasi respons
Ketidakmampuan
status koping emosional terhadap kondisi
koping keluarga
berhubungan membaik dengan saat ini.
dengan resistensi kriteria hasil : b. Identifikasi beban
keluarga terhadap 1. Perilaku koping prognosis secara
perawatan I adaptif meningkat. psikologis.
pengobatan yang 2. Verbalisasi c. Identifikasi pemahaman
kompleks. kemampuan tentang keputusan perawatan
mengatasi setelah pulang.
masalah d. Identifikasi kesesuaian antara
meningkat. harapan pasien, keluarga
3. Verbalisasi dan tenaga kesehatan.
pengakuan 2) Terapeutik
masalah a. Dengarkan masalah,
meningkat. perasaan, dan pertanyaan
4. Verbalisasi keluarga.
kelemahan b. Terima nilai-nilai
diri keluarga dengan cara
meningkat. yang tidak menghakimi.
5. Orientasi c. Diskusikan rencana media dan
realitas perawatan.
meningkat. d. Fasilitasi pengungkapan
6. Minat perasaan antara pasien dan
pengikuti keluarga atau antar anggota
perawatan I keluarga.
pengobatan e. Fasilitasi dalam pengambilan
meningkat. keputusan dalam
7. Kemampuan merencanakan perawatan
membina jangka panjang, jika perlu.
hubungan f. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
meningkat. dasar.
3) Edukasi
4 a. Informasikan kemajuan
Nadya
pasien secara berkala.
Muncul diagnosa : b. Informasikan fasilitas perawatan
Senin, 14 kesehatan yang tersedia.
september
2020.
1. Dukungan penampilan peran
Penampilan peran Tindakan:
tidak efektif 1) Observasi
berhubungan a. Identifikasi berbagai peran
dengan harapan Setelah dilakukan dalam keluarga.
tidak realistik. intervensi b. Identifikasi adanya peran yang
keperawatan selam tidak terpenuhi.
2x24 jam, penampilan 2) Terapeutik
peran mernbaik, a. Fasilitasi adaptasi peran
dengan kriteria hasil : keluarga terhadap
1. Verbalisasi harapan permasalahan kesehatan dalam
terpenuhi keluarga.
rneningkat b. Fasilitasi diskusi harapan
. dengan
2. Verbalisasi keluarga dalam peran
kepuasaan 75 perawatan.
peran 3) Edukasi
meningkat. a. Diskusikan perilaku
3. Adaptasi peran yang dibutuhkan untuk
meningkat. pengembangan peran.
menjalankan peran b. Diskusikan perubahan peran
membaik. yang diperlukan akibat penyakit
6. Verbalisasi dalam keluarganya.
perasaan cemas c. Diskusikan perubahan peran
membaik. untuk mengelola ketergantungan
7. Perilaku cemas anak pada orang tuanya dalam
membaik. masalah kesehatan.

5 Muncul Diagnosa : Setelah dilakukan 1. Penentuan tujuan bersama. Nadya


Selasa, Tgl 15 intervensi keperawatan 2. Edukasi program pengobatan.
September 2020 2X24 jam, manajemen Tindakan:
kesehatan meningkat 1) Observasi
Kesiapan dengan kriteria hasil : a. Identifikasi tujuan-tujuan yang
peningkatan 1. Melakukan tindakan akan dicapai.
manajemen kesehatan
untuk mengurangi b. Identifikasi kemampuan keluarga
risiko meningkat. dalam menerima inforrnasi.
2. Menerapkan 2) Terapeutik
program perawatan a. Tetapkan skala pencapaian
meningkat. tujuan.
3. Aktivitas hidup b. Diskusikan sumber daya yang
sehari-hari efektif ada untuk memenuhi tujuan.
memenuhi tujuan c. Fasilitasi mengenali tanda dan
kesehatan dalam gejala masalah kesehatan
kategori meningkat. keluarga.
4. Verbalisasi kesulitan d. Libatkan keluarga dalam
dalam menjalani memberikan dukungan pada
program pengobatan anggota keluarganya yang sakit I
menurun. menjalani pengobatan.

3) Edukasi
a. Anjurkan mematuhi anjuran dan
menjalankan program
pengobatan sesuai resep dokter.
b. Ajarkan mengidentifikasi dan
rnenghindari pemicu masalah
kesehatan.
c. Jelaskan manfaat pengobatan.
d. Ajarkan kemampuan melakukan
pengobatan mandiri dengan tepat.

6 Muncul Diagnosa : Setelah dilakukan 3. Promosi keutuhan keluarga


Rabu, Tgl 18 intervensi keperawatan 4. Promosi proses efektif keluarga
September 2020 2X24 jam, proses Tindakan:
keluarga membaik 4) Observasi
Kesiapan dengan kriteria basil : e. Identifikasi pemahaman keluarga
Peningkatan proses
8. Adaptasi keluarga terhadap masalah.
keluarga f. Identifikasi adanya konflik
terhadap situasi
meningkat. prioritas antar anggota keluarga.
9. Kemampuan g. Identifikasi mekanisme koping
keluarga dalam keluarga.
berkomunikasi h. Monitor hubungan antara anggota
terbuka meningkat. keluarga.

76
I 0. Kemampuan 5) Terapeutik
keluarga dalam f. Hargai privasi keluarga
memenuhi g. Fasilitasi kunjungan keluarga
kebutuhan fisik dan h. Fasilitasi keluarga melakukan
psikologis anggota pengambilan keputusan dan
keluarga meningkat. pemecahan masalah.
11. Kemampuan 1. Fasilitasi keluarga melakukan
keluarga mencari pengambilan keputusan dan
bantuan secara tepat pemecahan masalah.
meningkat. J. Fasilitasi komunikasi terbuka
12.Sikap respect antar antar setiap anggota keluarga,
anggota keluarga 6) Edukasi
meningkat. c. Informasikan kondisi pasien
13. Kemampuan secara berkala kepada keluarga.
keluarga pulih dari d. Anjurkan anggota keluarga
kondisi sulit mempertahankan keharmonisan
meningkat. keluarga.
14.Adaptasi keluarga
terhadap perubahan
kesehatan anggota
keluarganya
meningkat.

77
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn. M dan Ny. R
DX MEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE : 1 (senin, 14 september 2020)

No. Diagnosa Pukul lmplementasi Keperawatan TTD


1. Ketidakpatuhan 09.30-09.45 a. Mengidentifikasi kepatuhan dalam menjalani program pengobatan
dan
berhubungan mengikuti anjuran (keluarga mengatakan bahwa An. D anak
dengan program pertamanya kurang mematuhi anjuran dari dokter dalam pencegahan
terapi kompleks asma dan dari hasil observasi ternyata keluarga ini dalam penggunaan
dan I lama serta dosis obat nebulizer tidak sesuai resep dokter, kontrol atau
pemeriksaan
tidak sesuai
An. D pada saat gejala memberat saja atau obat habis).
anJuran b. Mengidentifikasi persepsi tentang masalah kesehatan (sesak
09.45-10.00 yang dialarni terjadi ketika kondisi lelah dan cuaca dingin, gejala
yang dirasakan dadanya engap dibuat bemapas sulit I berat).

c. Membuat komitmen menjalani pengobatan dengan baik dan tepat


(keluarga berkomitmen mau mengubah perawatan pada An. D sesuai
10.00-10.15 anjuran dan program pengobatan).
d. Meningkatkan rasa tanggung jawab atas perilaku sendiri (keluarga
mengerti akan konsekuensi jika tidak rnengikuti anjuran).

78
e. Membuat jadwal pendampingan keluarga untuk menemani klien
selama menjalani pengobatan ketika muncul masalah kesehatan
(]embar observasi mengenai riwayat kekambuhan berulang,
pengobatan yang dilakukan).
10.15-10.45 f. Mendiskusikan hal-hal yang dapat rnendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan (dukungan orang tua).
g. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang
dijalani klien.
h. Menginformasikan program pengobatan yang harus dijalani dan
mengikuti anjuran [Media brosur : 1. pengobatan : ketika muncul
serangan asma dapat menggunakan nebulizer 1 respules ventolin untuk
Ix nebul dilakukan 2x/ hari atau bisa meminimalkan gejala dengan
obat oral yang didapatkan dari dokter (salbutamol dll), jika muncul
tanda status asmatikus seperti: batuk, sesak berat yang tidak membaik
dengan pengobatan asma pada umumnya, penurunan kesadaran,
gelisah cemas, bicara perkata, pucat sampai kebiruan segera bawa
kepelayanan kesehatan terdekat karena mengancam nyawa. 2. Anjuran:
edukasi membatasi minum air dingin dan mengganti dengan minum air
hangat setiap pagi dan malam hari untuk melegakan pernapasan,
edukasi beradaptasi dimusim dingin : memakai pakaian yang tebal
hangat dan tertutup, jika keluar rumah memakai jaket I pakaian tebal,

79
mandi air hangat ketika pulang sift sore, tidur tanpa menggunakan
kipas angin, berselimut tebal dan menciptakan lingkungan yang
tidak lembab, jaga kebersihan ternpat tidur dengan mengganti sprei
dan alas bantal guling lx/minggu, hindari kontak dengan
lingkungan berpolusi dan berasap rokokjagajarak ±1,5 meter,
pakai masker ketika keluar rumah, pastikan spot di rumah yang
sering dipakai klien terhindar dari debu, lantai di bersihkan setiap
hari, perabotan tidak berdebu]
1. Menginformasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan dan mengikuti anjuran
J. Mendiskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggung jawab
(meminimalkan
(pemicu asma dapat membuat asma kambuh berulang).
kekambuhan asma berulang).
k. Menganjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu.
1. Melakukan kontrak waktu kunjungan esok hari sesuai dengan waktu
klien.

2. Defisit 10.45-10.55 a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi (minat


pengetahuan keluarga yang baik, tidak ada gangguan pendengaran & penglihatan,
berhubungan konsentrasi baik).
dengan kurang

80
terpapar informasi b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
(manajemen asma) menurunkan motivasi (dukungan dari penyuluh dan anggota
fungsi perawatan keluarganya).
keluarga 10.55-11.30 c. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
(leaflet/brosur tentang manajemen program pengobatan asma,
pertolongan pertama serangan asma yang benar dan penyebab atau
faktor pemicu asma).
d. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
e. Menjelaskan penyebab dan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f. Menjelaskan proses munculnya penyakit.
g. Menjelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan dari penyakit.
h. Menjelaskan faktor pemicu asma selain karena riwayat alergi
(stress, beban pekerjaan yang berlebihan, polusi lingkungan
ditempat kerja dll).
1. Melakukan kontrak waktu untuk edukasi topik lainnya besok hari.
3. Ketidakmampuan 18.30-19.00 a. Mengidentifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
(keluarga
koping keluarga terlalu khawatir dengan An. D (1) karena asmanya sering kambuh dan
b.d resistensi keluarga merasa kurang memnuhi kebutuhan perawatan anaknya).
keluarga terhadap
perawatan I

81
pengobatan yang b. Mengidentifikasi beban prognosis secara psikologis (bisa
ditingkatkan
kompleks. dengan adanya pemberian intervensi dan sating mendukung
antar anggota keluarga).
c. Mengidentifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan (harapan keluarga tidak sesuai dengan
realitas). d. Mendengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan
keluarga.
19.00-19.30 e. Menerima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.
f. Mendiskusikan rencana media dan perawatan (perawatan asma

yang tepat sesuai anjuran).


g. Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau
antar anggota keluarga (keluarga ingin memenuhi kebutuhan

h. perawatan yanguntuk
Kontrak waktu optimal bagi
topik An. D danberikutnya.
pembahasan An. D ingin mematuhi
anjuran yang telah
diarahkan oleh orangtuanya).

82
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn. M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE : 2 (selasa,15 september 2020)

No. Diagnosa Pukul lmplementasi Keperawatan TTD


1. Ketidakpatuhan 09.00-09.15 a. Mengidentifik:asi kepatuhan dalam menjalani program pengobatan
berhubungan dan mengikuti anjuran (An. D tidak: menyalak:an kipas angin saat
tidur
dengan program siang I malam, tidak: minum minuman dingin, mulai membiasak:an
terapi kompleks minum air hangat ketik:a pagi hari, keluar rumah memak:ai masker).
dan I lama b. Membuat jadwal pendampingan keluarga untuk menemani
serta tidak: klien selama menjalani pengobatan ketika muncul masalah
sesuai anJuran kesehatan (lembar observasi mengenai riwayat kekambuhan
berulang, pengobatan yang dilak:ukan diisi ketika klien
mengalarni serangan asma).
c. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan
yang dijalani klien dan anjuran yang dilaksanak:an k:lien.
d. Memberikan penguatan dan umpan balik positifjika
melaksanakan tanggung jawab atau mengubah perilak:u yang
baik (memberikan acungan jempol dan kata-kata yang
mendukung ketika An. D mau
mengubah perilak:unya sesuai anjuran).

83
09.15-09.30 e. Menginformasikan kembali program pengobatan yang harus
dijalani dan mengikuti anjuran agar klien mengingat dan mereview
edukasi hari kemarin [Media brosur : 1. pengobatan : ketika
muncul serangan asma dapat menggunakan nebulizer l respules
ventolin untuk 1 x nebul dilakukan 2x/ hari atau bisa
meminimalkan gejala dengan obat oral yang didapatkan dari
dokter (salbutamol dll), jika muncul tanda status asmatikus seperti:
batuk, sesak berat yang tidak membaik dengan pengobatan asma
pada umumnya, penurunan kesadaran, gelisah cemas, bicara
perkata, pucat sampai kebiruan segera bawa kepelayanan
kesehatan terdekat karena mengancam nyawa. 2.
Anjuran: edukasi membatasi minum air dingin dan mengganti
dengan minum air hangat setiap pagi dan malam hari untuk
melegakan pernapasan, edukasi beradaptasi dimusim dingin :
memakai pakaian yang tebal hangat dan tertutup, jika keluar rumah
memakai jaket I pakaian tebal, mandi air hangat ketika pulang sift
sore, tidur tanpa menggunakan kipas angin, berselimut tebal dan
menciptakan lingkungan yang tidak lembab, jaga kebersihan
tempat tidur dengan mengganti sprei dan alas bantal guling
lx/minggu, hindari kontak dengan lingkungan berpolusi dan
berasap rokok jaga jarak ±1,5

84
meter, pakai masker ketika keluar rumah, pastikan spot di rumah
yang
sering dipakai klien terhindar dari debu, lantai di bersihkan
setiap hari, perabotan tidak berdebu]
f. Menginformasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan dan mengikuti
anjuran (meminimalkan kekambuhan asma berulang).
g. Mendiskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggung jawab

(pemicu asma dapat membuat asma kambuh berulang).


h. Menganjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu.
1. Melakukan kontrak waktu kunjungan esok hari sesuai dengan waktu
klien untuk mereview intervensi 2 hari dan memantau
perkembangan perilaku klien untuk mencegah serangan asma
berulang.
2. Defisit 10.10-10.20 a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
(Ny.
pengetahuan R dan An. D antusias untuk mendapatkan materi berikutnya).
berhubungan b. Mengidentifikasi pengetahuan akan pengobatan yang
dengan kurang direkomendasikan (saat serangan asma terjadi maka yang dilakukan
terpapar informasi keluarga I An. D yaitu memnggunakan nebul untuk
meringankan sesaknya namun dalam dosis belum tepat selama
ini).

85
10.20-11.00 c. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan (leaflet/brosur
tentang perawatan pertolongan pada serangan asma dan program
pengobatan).
d. Memberikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan
baik dan benar.
e. Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada klien selama
pengobatan (ortu dan klien).
f. Mereview materi hari kemarin.
g. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
h. Mengajarkan dan mengedukasi pertolongan pertama saat serangan
asma yang dapat dilakukan keluarga dalam memberikan perawatan
pada anaknya.

1. Mendokumentasikan perawatan I pencegahan yang dilakukan selama


ini (observasi setiap kunjungan rumah).

J. Merencanakan rencana tindak lanjut bersama keluarga.

3. Ketidakmampuan 16.30-16.40 a. Mengidentifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini

koping keluarga (keluarga lebih tenang, tidak sebegitu khawatir jika dilihat dari
pengkajian awal, kini keluarga mulai membenahi koping masing-
masing anggota keluarga).

86
b. Mendengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
(masih perlu dukungan lebih lanjut untuk menstabilkan kondisi
kecemasan, kekhawatiran dan gejaJa psikosomatis lainnya).
c. Memfasilitasi dalam pengambilan keputusan dalam merencanakan
16.40-17.30 perawatan jangka panjang mengenai cara mengontrol asma agar
tidak sering kambuh.
d. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar (edukasi dan
support system yang kuat).
e. Merencanakan rencana tindak lanjut kedepannya bersama keluarga.

87
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn. M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE : 3 (Rabu,16 september 2020)

No. Diagnosa Pukul lmplementasi Keperawatan TTD


1. Ketidakpatuhan 15.00-15.30 a. Mengidentifikasi kepatuhan dalam menjalani program pengobatan
berhubungan dan mengikuti anjuran (An. D mau menerapkan anjuran pencegahan
dengan program pernicu asma dan paham tentang dosis yang semestinya dipakai saat
terapi kompleks nebulizer lx nebul 1 respules ventolin).
dan I lama b. Membuat jadwal pendampingan keluarga untuk menemani
serta tidak klien selama menjalani pengobatan ketika muncul masalah
sesuai anjuran kesehatan (lembar observasi mengenai riwayat kekambuhan
berulang, pengobatan yang dilakukan diisi ketika klien
mengalarni serangan asma).
c. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang
dijalani klien dan anjuran yang dilaksanakan klien.
d. Memberikan penguatan dan umpan balik positifjika melaksanakan
tanggung jawab atau mengubah perilaku yang baik (memberikan
acungan jempol dan kata-kata yang mendukung ketika An. D mau
mengubah perilakunya sesuai anjuran).

88
e. Menganjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat, dan membawa anaknya ketika
muncul tanda

gejala status asmatikus.


2. Penampilan peran 16.30-16.40 a. Mengidentifikasi berbagai peran dalam keluarga (suami
menyediakan
tidak efektif dalam hal finansial untuk berobat anaknya, istri
memberikan perawatan kepada anaknya).
b. Mengidentifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi (Namun
dalam pemberian perawatan ini dilakukan kedua pasangan namun
dirasa harapannya untuk meningkatkan kesehatan anaknya tidak
terpenuhi dan merasa tidak puas dalam memberikan perawatan
kepada anak D yang sering kambuh asmanya).
16.40-17.25 c.
Mernfasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran
perawatan (keluarga ingin mengubah peran yang selama ini dijalani
namun basil akhir atau output belum maksimal dalam pemberian
perawatan kepada anaknya yang sakit).
d.
Mendiskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran
(perilaku yang lebih tenang dan berpikir secara logis serta tidak
memutuskan suatu masalah secara terburu-buru yang mana harus
berdasarkan mufakat antara suami dan istri serta anak yang sakit).

89
3. Kesiapan 19.15-19.30 a. Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai (keluarga ingin
peningkatan memperbaiki cara merawat anggota keluarganya, meminimalkan
manajemen kekambuhan masalah kesehatan dikeluarganya, kesadaran PHBS
kesehatan meningkat, menjadi pendamping minum obat, dan mematuhi anjuran
perawatan yang ada).
b. Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam menerima informasi
(antusias, konsentrasi penuh, dan menerima masukan dengan legowo).
c. Menetapkan skala pencapaian tujuan (semampu keluarga tersebut).
19.30-20.10 d. Mendiskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuan
(memiliki kartu BPJS).
e. Memfasilitasi mengenali tanda dan gejala masalah kesehatan keluarga
(mengobservasi dari keluhan yang dialami selama ini oleh anggota
keluarganya).
f. Melakukan kontrak waktu untuk esok hari.

90
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn. M dan Ny. R
DX MEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE : 4 (Kamis,17 september 2020)

No. Diagnosa Pukul lmplementasi Keperawatan TTD


1. Penampilan peran 08.30-08.45 a. Memfasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap permasalahan
tidak efektif kesehatan dalam keluarga (kini keluarga tahu apa yang
melatarbelakang terjadinya kekambuhan asma berulang yang
dirasakan An. D akhir-akhir ini, sehingga kini keluarga mulai
mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada yang semakin
memperbaiki
08.45-09.00 cara perawatan asma untuk anaknya).
b. Mendiskusikan perubahan peran untuk mengelola ketergantungan
anak pada orang tuanya dalam masalah kesehatan (lstri akan lebih
merniliki waktu bersama dengan anaknya sehingga peran perawatan
yang menonjol lebih dilakukan oleh istri, karena istri tidak bekerja
dan hanya merawat anak-anak dirumah. Kini peran pendamping
minum obat di pegang oleh istri namun suami juga tetap melibatkan
diri dalam proses perawatan anaknya namun tidak seintens istrinya).

91
2. Kesiapan 09.30-09.40 a. Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai (sama dengan
peningkatan observasi kemarin tujuannya untuk meningkatkan status
manajemen kesehatan keluarga).
kesehatan b. Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam menerima informasi
(antusias, konsentrasi penuh, dan menerima masukan dengan
legowo). c. Menetapkan skala pencapaian tujuan (semampu keluarga
tersebut jika
09.40-10.00 bisa ya optimal).
d. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada anggota
keluarganya yang sakit I menjalani pengobatan (jika ada anggota
yang sakit).
e. Menganjurkan mematuhi anjuran dan menjalankan program
pengobatan sesuai resep dokter (masalah hipertensi yang dialarni
Tn.M, hipotensi yang dialami Ny.R dan asma yang dialarni anak
pertama).
f. Mengajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu masalah
kesehatan.
g. Menjelaskan manfaat pengobatan (meminimalkan kekambuhan
berulang pada masalah kesehatan rnasing-masing anggota keluarga).
h. Mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri dengan tepat
(nebulizer 2x/hari jika kondisi sesak membaik lanjutkan minum obat
92
oral, obat hipertensi diminum setiap hari karena anjuran dokter
dan mengubah pola hidup yang sehat untuk mencegah
hipotensi).

93
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn. M dan Ny. R
DX MEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE: 5 (Jumat, 18 september 2020)

No. Diagnosa Pukul lmplementasi Keperawatan TTD


1. Kesiapan 16.30-16.15 a. Mengidentifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah (keluarga
peningkatan proses setelah diberikan intervensi sebelumnya untuk mengatasi masalah
keluarga keperawatan dihari sebelumnya, kini keluarga telah memaharni
mengenai perkembangan penyakit anaknya dan kesalahan dalarn
perawatan selama ini yang diberikan. Sehingga kini keluarga
ingin meningkatkan fungsi perawatan keluarga dan
meningkatkan derajat kesehatan keluarga).
b. Mengidentifikasi adanya konflik prioritas antar anggota keluarga
(sebelumnya memang ada yaitu perilaku anak yang masih sering
melanggar anjuran pencegahan pemicu asma).
c. Mengidentifikasi mekanisme koping keluarga (kini di dalam keluarga
telah mampu beradaptasi dan paham akan peran masing-masing
dalam keluarga serta koping yang mulai membaik ditiap kunjungan
rumah, apapun permasalahan didalam keluarga tersbut dicari
jalan solusi terbaik dengan diskusi antar anggota keluarga untuk

94
menentukan titik terang. Selain itu keluarga lebih meningkatkan
perasaan positif bahwa keluarga itu mampu dalam merawat
16.15 - 17.00 anaknya).
d. Memonitor hubungan antara anggota keluarga (adanya
kepedulian antar anggota keluarga saat mengalami sakit atau
membahas mengenai permasalahan kesehatan yang dialami
keluarga tersebut).
e. Menghargai privasi keluarga
f. Memfasilitasi kunjungan keluarga.
g. Memfasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah.
h. Memfasilitasi komunikasi terbuka antar setiap anggota keluarga.
l. Menganjurkan anggota keluarga mempertahankan
keharmonisan keluarga.

95
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn. M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARIPERAWATAN KE: 1 (senin, 14 september 2020)

No. Diagnosa Pukul Evaluasi Keperawatan TTD


1. Ketidakpatuhan 11.00 - Selesai S : keluarga mengatakan bahwa mau mengubah atau memperbaiki
berhubungan ketidakpatuhan dalam penggunaan dosis ventolin selama ini
yang
dengan program kurang tepat dan An. D mau memperbaiki perilaku yang salah
dan
terapi kompleks mau mengubah pengobatan yang dilakukan selama ini sesuai
dan I lama serta dengan anjuran I resep dokter.

tidak sesuai
anjuran 0:
1. Keluarga dan An. D tampak antusias dalam
mengubah perilakunya menjadi lebih baik, namun
perlu dukungan keluarga dan edukasi lebih lanjut.
2. Keluarga dan An. D mengerti akan konsekuensi jika

tidak mengikuti anjuran.


3. Keluarga mendukung minat dari anaknya untuk
mengubah perilaku yang buruk sehingga diharapkan
kekambuhan asma dapat diminimalkan.
4. Keterlibatan keluarga dalam program pengobatan yang

tepat dan anjuran untuk mengatasi masalah kesehatan


anaknya.
96
5. Keluarga dan An. D tampak berkonsentrasi ketika
mendapatkan arahan dari materi yang disampaikan penyuluh.

A : Ketidakpatuhan teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan :
1. ldentifikasi kepatuhan dalam menjalani program pengobatan
dan mengikuti anjuran.
2. Observasi jadwal pendampingan keluarga untuk menemani
klien selama menjalani pengobatan ketika muncul masalah
kesehatan.
3. Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan
yang dijalani klien dan anjuran yang dilaksanakan klien.
4. Berikan penguatan dan umpan balik positif jika melaksanakan
tanggung jawab atau mengubah perilaku yang baik.
5. lnformasikan kembali program pengobatan yang harus
dijalani dan mengikuti anjuran agar klien mengingat dan
mereview edukasi hari kemarin.
6. Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan dan mengikuti anjuran.
7. Diskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggungjawab.

97
8. Anjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi
ke pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu.

2. Defisit pengetahuan 11.40- Selesai S : keluarga mengatakan setelah dilakukan pendidikan kesehatan ini
berhubungan dengan keluarga paham akan penyebab selain karena alergi yang dapat
kurang terpapar memicu serangan asma I sesak napas.
informasi
(manajemen
0:
perawatan asma)
1. Minat keluarga baik, tidak ada gangguan pendengaran &
penglihatan, konsentrasi baik.
2. Dukungan dari penyuluh dan anggota keluarganya baik.
3. Pertanyaan tentang proses penyakit, faktor pemicu
yang dihadapi menurun.
4. Pemahaman meningkat tentang penyakit asma.

A : Defisit pengetahuan teratasi sebagian

P: lntervensi dilanjutkan
1. ldentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2. Monitor tekanan darah setiap kunjungan.

98
3. ldentifikasi pengetahuan akan pengobatan yang
direkomendasikan.
4. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan mengenai
cara meredakan atau mengatasi gejala.
5. Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan
dengan baik dan benar.
6. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada klien
selama pengobatan.
7. Review materi hari pertama intervensi.
8. Edukasi pentingnya pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
9. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejaJa yang dirasakan
melalui farmakologi atau nonfarmakologi.
10. Dokumentasikan perawatan I pencegahan yang dilakukan
selama ini

3. Ketidakmampuan 19.40-Selesai S : keluarga terlalu khawatir dengan An. D (1) karena asmanya
koping keluarga sering kambuh dan keluarga merasa kurang memnuhi kebutuhan
perawatan anaknya, kini setelah mendapatkan pengarahan dari
penyuluh, sedikit lebih tenang dan kekhawatiran berkurang.

99
0:
1. Respon nonverbal pada perubahan tubuh mulai membaik.
2. Minat pengikuti perawatan I pengobatan meningkat.
3. Orientasi realitas akan koping dalam mengatasi permasalahan
kesehatan anaknya meningkat.

A : ketidakmampuan koping keluarga teratasi sebagian

P : lntervensi dilanjutkan :
1. Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau antar anggota keluarga.
2. Fasilitasi dalam pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang, jika perlu.
3. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar.

100
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn, M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARl PERAWATAN KE : 2 (selasa,15 september 2020)

No. Dlaznosa Pukul Evaluasi Keperawatan TTD


1. Ketidakpatuhan 10.40 - Selesai S : An. D mengatakan tidak menyalakan k:ipas angin saat tidur siang I
berhubungan malam, tidak minum minuman dingin, mulai membiasakan minum
air
dengan program hangat ketika pagi hari, keluar rumah memakai masker.
terapi kompleks
dan I lama serta 0:
tidak 1. Keluarga dan An. D tampak antusias dalam mengubah
sesuai perilakunya menjadi lebih baik, namun perlu dukungan keluarga
anJuran yang intens.
2. Keluarga mendukung minat dari anaknya untuk mengubah
perilaku yang buruk sehingga diharapkan kekambuhan asma
dapat diminimalkan.
3. Keterlibatan keluarga dalam program pengobatan yang tepat dan
anjuran untuk mengatasi masalah kesehatan anaknya meningkat.
4. Keluarga dan penyuluh memberikan acungan jempol dan kata-kata
yang mendukung ketika An. D mau mengubah perilakunya sesuai
anjuran.

101
5. Keluarga dan An. D tarnpak antusias selarna diberikan
edukasi ulang.
6. Paham akan manfaat pengobatan yang tepat dan teratur.
7. Tahu akan konsekuensi ketika tidak mematuhi anjuran
dan pengobatan yang sesuai.

A : Ketidakpatuhan teratasi
sebagian

P: lntervensi dilanjutkan
:
1. Identifikasi kepatuhan dalam menjalani program pengobatan
dan mengikuti anjuran.
2. Observasi jadwal pendarnpingan keluarga untuk menemani
klien selama menjalani pengobatan ketika muncul masalah
kesehatan.
3. Observasi perubahan perilaku ke arah positif dari klien.
4. Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang
dijalani klien dan anjuran yang dilaksanakan klien.
5. Berikan penguatan dan umpan balik positifjika melaksanakan
tanggung jawab atau mengubah perilaku yang baik.

102
6. Anjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, dan membawa anaknya ketika muncul tanda
gejala status asmatikus.

103
2. Defisit 11.10- Selesai S : keluarga mengatakan kini tahu cara pertolongan perawatan ketika
pengetahuan serangan asma kambuh dengan benar. Keluarga paham akan program
berhubungan pengobatan yang telah dianjurkan.
dengan kurang
terpapar informasi 0:
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat.
2. Kemampuan dalam menjelaskan pengetahuan tentang cara
mencegah dan mengatasi gejala hipotensi meningkat.
3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat.
4. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun.
5. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun.
6. Perilaku manajemen asma membaik.

A : Defisit pengetahuan teratasi.

P : Rencana tindak lanjut :


1. Tetap mengobservasi perkembangan kondisi An. D ketika
melakukan kunjungan rumah atau via whatsapp.
2. Memberikan informasi mengenai terapi alternatif lainnya untuk
mengontrol asma.
3. Memantau perilaku yang mampu meningkatkan kesehatan An. D

103
3. Ketidakmampuan 19.40-Selesai S : keluarga mengatakan keluarga lebih tenang, tidak sebegitu khawatir
koping keluarga jika dilihat dari pengkajian awal, kini keluarga mulai
membenahi koping masing-rnasing anggota keluarga dan mulai
memperbaiki perawatan selama ini yang kurang tepat agar lebih
sesuai dengan anjuran yang telah direkomendasikan tenaga
kesehatan.
0:
1. Perilaku koping adaptif meningkat.
2. Orientasi realitas akan adaptasi mengenai masalah dalam
perawatan keluarga meningkat.
3. Minat pengikuti perawatan I pengobatan meningkat.
4. Kemampuan membina hubungan meningkat.

A : ketidakrnampuan koping keluarga teratasi

P : Rencana tindak lanjut :


1. Monitor perkembangan koping dan kondisi harapan diri

pasca intervensi.

2. Observasi mengenai stres dan koping keluarga kedepannya.


3. Menganjurkan sating menguatkan antar anggota keluarga
demi menjalankan pengobatan yang optimal.

104
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn, M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARl PERAWATAN KE : 3 (rabu,16 september 2020)

No. Diagnosa Pukul Evaluasi TTD


1. Ketidakpatuhan 15.40 - Selesai Keperawatan
S : An. D mau menerapkan anjuran pencegahan pemicu asma dan
paham
berhubungan tentang dosis yang semestinya dipakai saat nebulizer lx nebul 1
dengan program respules ventolin.
terapi kompleks
dan I lama serta 0:
tidak 1. Perilaku mengikuti program perawatan I pengobatan membaik.
sesuai 2. Perilaku menjalankan anjuran membaik.

anJuran 3. Tanda dan gejala atau kekambuhan penyakit membaik.


4. Kebersihan lingkungan membaik.

A : Ketidakpatuhan teratasi.

P : Rencana tindak lanjut :


1. Memantau kepatuhan dalam menjalani program pengobatan dan
mengikuti anjuran.

105
2. Observasi lanjutan jadwaJ pendampingan keluarga untuk
menemani kJien selama menjaJani pengobatan ketika
muncul masaJah kesehatan.
3. Observasi lanjutan perubahan perilaku ke arah positif dari kJien.
4. Menganjurkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani kJien dan anjuran yang
dilaksanakan klien.
5. Menganjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi
ke pelayanan kesehatan terdekat, dan membawa anaknya
ketika muncul tanda gejala status asmatikus.
2. Penampilan peran 17.25-selesai S: keluarga mengatakan bahwa peran suami menyediakan dalam hal
tidak efektif finansial untuk berobat anaknya, istri memberikan perawatan
kepada anaknya. Namun daJam pemberian perawatan ini
dilakukan kedua pasangan namun dirasa harapannya untuk
meningkatkan kesehatan anaknya tidak terpenuhi dan merasa tidak
puas dalam memberikan perawatan kepada anak D yang sering
kambuh asmanya mulai berkurang.

0:
1. Klien tampak antusias dalam menentukan tujuan yang diharapkan.
2. Perilaku cemas membaik.

106
3. Tampak perasaan bingung menjalankan peran membaik.

A : penampilan peran tidak efektif teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan :
1. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap permasalahan kesehatan
dalam keluarga.
2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit dalam
keluarganya.
3. Diskusikan perubahan peran untuk mengelola ketergantungan anak
pada orang tuanya dalam masalah kesehatan.
3. Kesiapan 20.10- Selesai
peningkatan
S : Keluarga ingin memperbaiki cara merawat anggota keluarganya,
manajernen
meminimalkan kekambuhan masalah kesehatan dikeluarganya,
kesehatan
kesadaran PHBS meningkat, menjadi pendamping minum obat, dan
mematuhi anjuran perawatan yang ada.

0:
1. Tampak antusias dalam intervensi.
2. Berkonsentrasi penuh.
3. Mau menerima masukan dengan legowo.

107
4. Penetapan skala pencapaian tujuan semampu keluarga.
5. Ak:tif dalam program JKN.
6. Tahu gejala yang dirasakan anggota keluarganya.

A : Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan :
1. ldentifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai.
2. ldentifikasi kemampuan keluarga dalam menerima informasi.
3. Tetapkan skala pencapaian tujuan.
4. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada anggota
keluarganya yang sakit I menjalani pengobatan.
5. Anjurkan mematuhi anjuran dan menjalankan program pengobatan
sesuai resep dokter.
6. Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu masalah
kesehatan.
7. Jelaskan manfaat pengobatan.
8. Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri dengan tepat.

108
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn, M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE : 4 (kamis,17 september 2020)

No. Diaznosa Pukul Evaluasi Keperawatan TTD


1. Penampilan peran 09.10- Selesai S : Keluarga menyatakan kini tahu apa yang melatarbelakang terjadinya
tidak efektif kekambuhan asma berulang yang dirasakan An. D akhir-akhir ini,
sehingga kini keluarga mulai mampu beradaptasi dengan keadaan
yang ada yang semakin memperbaiki cara perawatan asma untuk
anaknya. Istri akan lebih memiliki waktu bersama dengan anaknya
sehingga peran perawatan yang menonjol lebih dilakukan oleh istri,
karena istri tidak bekerja dan hanya merawat anak-anak dirumah.
Kini peran pendamping minum obat di pegang oleh istri namun
suami juga tetap melibatkan diri dalam proses perawatan anaknya
namun tidak seintens istrinya.

0:
1. Terlihat harapan terpenuhi meningkat.
2. Terlihat kepuasaan peran meningkat.
3. Adaptasi peran meningkat.
4. Strategi koping yang efektif meningkat.

109
5. Perasaan bingung menjalankan peran membaik.
6. Perilaku cemas membaik.

A : Penampilan peran tidak efektif teratasi

P: Rencana tindak lanjut


1. Observasi setiap kunjungan rumah mengenai peran yang
dijalankan pasca pemberian intervensi.
2. Monitor perubahan peran yang sekiranya ada.
3. Berikan dukungan kepada keluarga agar peran dalam perawatan
kepada anggota keluarga yang sakit dapat dioptimalkan.

2. Kesiapan 10.00- selesai S : keluarga menyatakan mampu melakukan tindakan untuk mengurangi
peningkatan risiko atau pencetus kekambuhan asma pada anaknya dengan
manajernen pengarahan dan bimbingan yang lebih intens serta menerapkan
kesehatan program perawatan yang sesuai dengan anjuran yang telah
diprogramkan, sehingga harapannya derajat kesehatan keluarganya
meningkat.
0:
1. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko meningkat.
2. Menerapkan program perawatan meningkat.

110
3. Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan dalam
kategori meningkat.
4. Kesulitan dalam menjalani program pengobatan menurun.

A : Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan teratasi.

P: Rencana tindak lanjut:


1. Observasi tindakan dalam mematuhi anjuran dan menjalankan
program pengobatan sesuai resep dokter.
2. Observasi keterlibatan keluarga dalam meningkatkan kesehatan
setiap anggota keluarganya.
3. Fasilitasi informasi kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Memantau perkembangan kemampuan melakukan pengobatan
mandiri dengan tepat.

111
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : Keluarga Tn, M dan Ny. R
DXMEDIS : asma bronkial HARi PERAWATAN KE : 5 (jumat,18 september 2020)

No. Diaznosa Pukul Evaluasi TTD


1. kesiapan 17.00- Selesai Keperawatan
S : keluarga mengatakan kini keluarga telah memahami mengenai
peningkatan proses perkembangan penyakit anaknya dan kesalahan dalam perawatan
keluarga selama ini yang diberikan. Sehingga kini keluarga ingin meningkatkan
fungsi perawatan keluarga dan meningkatkan derajat kesehatan
keluarga.

0:
15.Adaptasi keluarga terhadap situasi mulai meningkat.
16. Kemampuan keluarga dalam berkomunikasi terbuka meningkat.
17. Kemampuan keluarga dalam mernenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
anggota keluarga mulai direncanakan antar anggota keluarga.

A : kesiapan peningkatan proses keluarga teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan
1. Monitor hubungan antara anggota keluarga.

112
2. Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
3. Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan
pemecahan masa]ah.
4. Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap anggota keluarga.
5. lnformasikan kondisi pasien secara berkala kepada keluarga.
6. Anjurkan anggota keluarga mempertahankan keharmonisan
keluarga.

113
LOGBOOK KEGIATAN
MINGGUAN
PRAKTEK PENDIDIKAN PROFESI NERS DEPARTEMEN KELUARGA DAN
KOMUNITAS

NAMA Presepti: Nadya Camelia Pradasari NIM :


202006025
Tempat Praktek : Ds. Tugu Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari Trenggalek
TTD
Minggu ke- Kegiatan
Mahasiswa
...! tanggal
Minggu ke-I

Minggu, 1. Membuat konsep laporan pendahuluan, konsep keluarga dan askep


13-09-2020 teori.
2. Melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn. M :
1) Anamnesa Tn. M
2) Anamnesa Ny. R
3) Anamnesa An. D (1)
4) Anamnesa An. D (2)
3. Penentuan analisa data dan diagnosa keperawatan dari masalah
kesehatan pada keluarga Tn. M dan Ny. R.
4. Penentuan intervensi dan membuat media untuk pendidikan kesehatan
5. Kontrak waktu untuk melakukan implementasi

Senin, 1. Implementasi Dx Kep 1 : Ketidakpatuhan (An.DI l) sesuai dengan


14-09-2020 OTEK.
2. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai ketidakpatuhan An. D
dalam program pengobatan yang ditetapkan oleh dokter serta tidak
mematuhi anjuran dalam pencegahan asma.
3. Memberikan lembar observasi atau jadwal pendampingan keluarga
untuk menemani klien selama menjalani pengobatan (diisi jika klien
serangan asma).
4. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan dan
anjuran yang dijalani anaknya.
5. Diskusi konsekuensi jika tidak mematuhi program pengobatan dan
anjuran pencegahan asma.
6. Kontrak waktu untuk hari berikutnya.
7. Implemnetasi Dx Kep 2: defisit pengetahuan (Ny. R) sesuai OTEK.
8. Memberikan pendidikan kesehatan menggunakan leaflet tentang
proses penyakit asma, pernicu asma.
9. Kontrak waktu untuk hari berikutnya.
10. Implementasi Dx Kep 3 : ketidakmampuan koping keluarga sesuai
OTEK.
114
11. Mengidentifikasi harapan keluarga.
12. Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau antar anggota keluarga.
13. Kontrak waktu untuk hari berikutnya.

Selasa, 1. Melakukan observasi perubahan perilaku An. D (1)


15-09-2020 2. Memberikan penguatan dan feedback positif atas perubahan perilaku.
3. Melakukan edukasi kembali mengenai pengobatan
4. Menganjurkan klien dan keluarga konsultasi ke pelayanan kesehatan
dfJ
terdekat jika diperlukan.
5. Kontrak waktu untuk hari berikutnya.
6. Mereview edukasi yang telah diberikan hari sebelurnnya kepada Ny.R.
7. Edukasi cara pertolongan pada serangan asma (leaflet).
8. Observasi perawatan setiap kunjungan rumah dihari selanjutnya
(Rencana Tindak Lanjut I RTL).
9. Fasilitasi dalam pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang keluarga.
10. lnformasikan kemajuan pasien secara berkala.
11. lnformasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia.
12. Observasi perawatan setiap kunjungan rumah dihari selanjutnya
(Rencana Tindak Lanjut I RTL). Koping keluarga

dfJ
Rabu, 1. Observasi kepatuhan An. D (1) dalam program pengobatan dan
16-09-2020 anjuran dalam pencegahan asma.
2. Melakukan kunjungan rumah selanjutnya sesuai RTL.
3. Implementasi Dx kep 4 : penampilan peran tidak efektif sesuai dengan
OTEK.
4. ldentifikasi berbagai peran dalam keluarga dan peran yang tidak
terpenuhi.
5. Implementasi Dx Kep 5: kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
sesuai dengan OTEK.
6. Diskusi tujuan keluarga, skala pencapaian tujuan, sumber daya yang
ada, gejala masalah kesehatan yang pemah dialami dalam keluarga Tn.
MdanNy. R.
7. Kontrak waktu hari selanjutnya.

Kamis, 1. Diskusi mengenai pengobatan untuk anggota keluarganya.

df�
17-09-2020 2. Mengajarkan menghindari pemicu masalah kesehatan.
3. Menjelaskan manfaat pengobatan.
4. Mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan secara mandiri.

115
5. Memberikan dukungan kepada An. D.
6. Memotivasi berpikir positif dan komitmen dalam mencapai tujuan.
7. Diskusi solusi dalam menghadapi masalah.
8. Mengevaluasi cara pemecahan masalah yang dilakukan.
9. Observasi setiap kunjungan hari selanjutnya sesuai RTL.
10. Diskusi perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit dalarn
keluarganya.
11. Diskusi perubahan peran untuk mengelola ketergantungan anak pada
orang tuanya dalam masalah kesehatan.
12. Melakukan pengkajian kesiapan proses keluarga Tn. M

Jumat, 18 1. lmplementasi Dx Kep 6 : kesiapan peningkatan proses keluarga

september
2020
sesuai dengan OTEK.
2. Diskusi mengenai harapan dan tujuan dari perawatan kesehatan.
3.
efJ
Mendukung peningkatan fungsi perawatan keluarga yang optimal.

Mengetahui
Preseptor Akademik

(Farida Hayati, S.Kp.,M.Kep)

116

Anda mungkin juga menyukai