Anda di halaman 1dari 1

TOPIK 1

EKSPLORASI KONSEP
PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Perjalanan Pendidikan Nasional dari Prespektif Ki Hajar Dewantara

Nama : Indriati Rahmi


Rombel : PGSD - 012

Topik 1 : Eksplorasi Konsep

Pendidikan era Kolonial Hindia Belanda sangatlah terbatas. Pada era tersebut, hanya
anak-anak bangsawan yang dapat bersekolah untuk menjadi tenaga pemerintahan. Sedangkan
rakyat hanya menerima pendidikan sebatas membaca, menulis, dan berhitung guna membantu
Hindia Belanda dalam perdagangan. Berdasarkan pidato sambutan Ki Hadjar Dewantara Tahun
1956, sejak jaman dahulu Ki Hajar Dewantara juga mengkritisi konsep pendidikan yang tidak
cukup memberi semangat mencari pengetahuan sendiri karena tiap tahun, pelajar terus terancam
oleh sistem penilaian. Pelajar sukar belajar dengan tentram karena dikejar-kejar oleh ujian yang
sangat keras dan tuntutannya. Menurut Ki Hajar Dewantara, pelajar saat itu belajar tidak untuk
perkembangan hidup kejiwaannya, mereka belajar untuk dapat nilai-nilai yang tinggi dalam
rapor sekolah-nya atau untuk dapat ijazah. Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara mendirikan
perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 yang merupakan cikal bakal perubahan sistem
pendidikan di Indonesia. Perguruan Taman Siswa menekankan pendidikan yang mengacu pada
rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai tanah air dan berjuang untuk
memperoleh kemerdekaan.
Sejak saat itu, inovasi Pendidikan Nasional terus berkembang guna memberikan
kemerdekaan pendidikan bagi pelajar di Indonesia. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia
pun terus berkembang sesuai kebutuhan pelajar di jamannya masing-masing. Mengacu pada
perkembangan kurikulum dari tahun ke tahun, Adanya perubahan kurikulum pada dasarnya
merupakan upaya untuk memperbaiki kurikulum terdahulu. Dalam kurikulum yang baru
tentunya terdapat hal-hal yang baru pula, sedangkan pada kurikulum yang lama tentunya ada
alasan atau permasalahan yang menjadi latar belakang munculnya inovasi dalam pendidikan
yang di dalamnya ada kurikulum sebagai sistem penggeraknya.
Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Mendikbudristek pada tahun 2022 juga
mengadaptasi pendapat Ki Hajar Dewantara mengenai kemerdekaan belajar. Definisi manusia
yang merdeka menurutnya adalah selamat raga dan habagia. Ki Hajar Dewantara membuat tiga
semboyan bagi para pendidik dalam dunia pendidikan Indonesia yang digunakan hingga saat
ini. Semboyan tersebut adalah: Ing Ngarsa Sung Tulada yang berarti didepan menjadi contoh
atau panutan. Ing Madya Mangun Karsa yang berarti ditengah memberi atau membangun
semangat, niat maupun kemauan. Tut Wuri Handayani yang berarti dibelakang harus bisa
memberikan semangat maupun dorongan. Pancasila dan Filosofi Pendidikan Indonesia oleh Ki
Hajar Dewantara masih digunakan sebagai acuan dalam merumuskan kurikulum dan juga
sistem pendidikan di Indonesia hingga saat ini dengan harapkan kedepannya pendidikan di
Indonesia dapat memerdekakan manusia. Tahun sekarang kurikulum mardeka sebagai
kurikulum Nasional.

Anda mungkin juga menyukai