Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Pengecetan Negatif :

Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna
bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung
bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding
sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu
tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin.
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan
(tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada
pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-
bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga
penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Dengan demikian pewarnaan negatif
berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk
pengukuran-pengukuran bakteri. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Dari praktikum yang kami lakukan, bakteri yang digunakan dalam praktikum
pengecatan negatif yaitu Bacillus subtilis (telur busuk). Hasil pengecatannya menunjukan
bahwa morfologi bakteri tersebut berbentuk basil, batang memanjang dan kokus. Bacillus
subtilis yang ditemukan ada yang membentuk menyebar dan soliter. Hal tersebut sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa Bacillus subtilis (telur busuk) adalah bakteri gram
positif dengan ukuran 0,7 – 3,0 mikrometer dengan bentuk elipsodeal atau batang. Bacillus
subtilis dapat membentuk koloni yang bervariasi (Graumann 2012 : 85). Warna bakteri yang
terbentuk setelah pengecatan adalah putih sedangkan warna background adalah hitam. Hal
tersebut dipengaruhi oleh teknik pengecatan yang digunakan, pengecatan negatif. Prinsip
pengecatan negatif adalah adanya kesamaan jenis muatan antara pewarna (negatif) dengan
dinding sel bakteri (negatif) sehingga pewarna tidak akan mewarnai sel bakteri, melainkan
daerah sekitarnya. Adapun pewarna yang digunakan dalam pengecatan negatif yaitu nigrosin.
Nigrosin merupakan pewarna asam, memiliki kromagen negatif. Kromagen negatif tersebut
tidak bereaksi dengan dinding sel Bacillus subtilis, namun memberikan warna hitam atau
gelap di daerah sekitar Bacillus subtilis. Dengan menggunakan teknik pengecatan negatif,
maka dapat diketahui morfologi, susunan, serta ukuran sel bakteri (Vasanthakumari 2009 : 22
– 30).

Anda mungkin juga menyukai