Sejarah Kejayaan Kerajaan Majapahit Sebagai Latar Belakang Kondisi Geopolitik Indonesia Hmi Cakaba
Sejarah Kejayaan Kerajaan Majapahit Sebagai Latar Belakang Kondisi Geopolitik Indonesia Hmi Cakaba
Oleh :
MUHAMMAD ZAKY GAVICKY
ASAL CABANG :
HMI CABANG MALANG
KOMISARIAT AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMASIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Politik merupakan suatu kajian yang selalu menarik jika dikaitkan
dengan berbagai macam bidang kajian lain, di masa sekarang ini tentu kita akan
sangat banyak menemukan kajian politik yang sudah pernah dikaitkan dengan
bidang kajian lain seperti politik Islam, ekonomi politik, politik pendidikan,
politik geografi dan lain sebagainya yang berkenaan dengan politik.
Dalam tulisan ini penulis ingin lebih fokus untuk mendalami politik
geografi yang mempelajari tentang fenomena politik dari aspek geografi atau
dalam teorinya disebut dengan geopolitik. Karl Haushofer (1869-1946)
mengungkapkan bahwa Geopolitik dapat diartikan sebagai Ilmu Bumi Politik
Terapan (Applied Political Geography). Geopolitik dalam konsepnya
mengandung dua pengertian, pertama geopolitik sebagai ilmu dan kedua
geopolitik sebagai ideologi (Hayati & Yani, 2007).
Geopolitik diartikan sebagai ilmu ketika difungsikan sebagai
kontributor wawasan objektif akan posisi kita sebagai suatu bangsa yang hidup
berdampingan dan saling berinteraksi dengan negara lain dalam pergaulan
dunia, sedangkan geopolitik sebagai ideologi ketika difungsikan sebagai
landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu negara atau lebih sederhana
wawasan tersebut dijadikan sebagai cara pandang kolektif untuk
melangsungkan, memelihara dan mempertahankan semangat kebangsaan. Dari
paparan di atas maka yang perlu dilakukan oleh setiap negara harus
memfokuskan kebijakan luar negerinya pada usaha mengamankan kondisi
nasional sekaligus juga menghindari ancaman dari luar dan perlu adanya usaha
pengembangan wilayah (Rudi, 2002).
Teori geopolitik dipopulerkan oleh Fredefich Ratzel (1864-1922)
selaras dengan penjelasan sebelumnya, Ia menyampaikan dalam teorinya
bahwa kekuatan suatu negara harus mewadahi pertumbuhannya. Makin luas
1
ruang dan potensi geografi yang ditempati oleh kelompok politik maka makin
besar kemungkinan kelompok politik itu tumbuh. Sehingga geopolitik
Indonesia diterjemahkan dengan istilah Wawasan Nusantara.
Berdasarkan teori di atas, Indonesia merupakan negara yang cukup
memadai dalam kategori memiliki potensi geografi ditinjau dari sejarah
kejayaan kerajaan-kerajaan yang pernah ada di negara Indonesia ini, melalui
kaca mata sejarah kerajaan kita dapat membuktikan potensi tersebut dengan
melihat aspek kejayaan masa mereka sebagai penentu kondisi geopolitik
Indonesia sekarang ini.
Melihat kembali Kerajaan Majapahit sebagai salah satu Kerajaan
terbesar di Nusantara yang memiliki kekuasaan luas bahkan sampai ke
Madagaskar. Masa kejayaan Kerajaan Majapahit dimasa kepemimpinan Raja
Hayam Wuruk, juga merupakan Raja terbaik Majapahit yang membentuk
Majapahit makmur dan mengalami masa yang sangat jaya (Bayu & Aji, 2013).
Namun tetap dalam sejarah Kerajaan di Jawa yang bermula dari Kerajaan
Mataram Kuno sampai Kerajaan Mataram Islam tidak dapat dilepaskan dari
politik. Berkaitan dengan politik yang cendrung digunakan raja-raja Kerajaan
untuk mendapatkan kekuasaan, yang mana politik digunakan untuk
mendapatkan atau merebut kekuasaan dari pihak lain (Achmad, 2016).
Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa masa kejayaan Kerajaan Majapahit pula
dikehendaki atas praktik politik saat itu.
Bertolak dari kerangka teori, persoalan, dan situasi yang dijelaskan di
atas menjadikan landasan penulis untuk menghadirkan ulasan-ulasan yang
diupayakan komprehensif membahas relasi antara kondisi geopolitik Indonesia
dengan sejarah Kejayaan Kerajaan Majapahit yang pernah terjadi.
2
B. Rumusan Masalah
Adapun fokus masalah dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana geopolitik Indonesia ?
2. Bagaimana sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit ?
3. Bagaimana sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit dan implikasinya
terhadap kondisi geopolitik Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini terbagi menjadi dua kebutuhan, yakni secara
praktis dan kebutuhan teoritis.
Adapun tujuan praktis dari penulisan ini sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan Intermediate Training HMI Cabang Kabupaten
Bandung.
2. Sebagai proyeksi gagasan yang perlu dibahas dalam setiap diskursus
kilmuan yang dilakukan di komisariat.
Sedangkan tujuan secara teoritis yaitu sebagai berikut :
1. Menambah wawasan keilmuan di bidang geopolitik bagi penulis,
kerabat dekat penulis dan teman sehimpun penulis di HMI dalam
menyumbangkan gagasan keilmuan baik di Eksternal HMI maupun di
Internal HMI khususnya di tingkat komisariat.
2. Memberi peringatan kepada kader HMI untuk ikut serta merespon
kondisi geopolitik di Indonesia atas dasar kepentingan umat dan
bangsa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan
akan menguasai kekayaan dunia.
f. Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC
Fuller : kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan
peperangan melawan musuh. Muncul konsep wawasan dirgantara atau
konsep kekuatan di udara.
g. Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman : dikenal dengan teori daerah
batas. Ia membagi dunia dalam empat wilayah : (a) pivot area, wilayah
jantung, (b) offshore continen land, wilayah pantai benua Eropa – Asia,
(c) oceanic belt, wilayah pulau di luar Eropa – Asia, Afrika Selatan, (d)
new world, wilayah Amerika. Spijkman memandang perlu kekuatan
kombinasi dari angkatan-angkatan perang untuk menguasai wilayah-
wilayah dimaksud. Pandangan ini menghasilkan Teori Garis Batas
(Rimland) yang dinamakan Wawasan Kombinasi (Griffiths, 2007).
5
1. Wawasan Nusantara adalah geopolitik Indonesia, yang diberi
pengertian sebagai cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap
menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek
kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
6
istiadat, agama, dan bahasa serta sistem masyarakat dan organisasi
kemasyarakatannya. Kepemilikan itu merupakan warisan yang
diterima secara emosional dan bersifat mengikat secara kuat ke
dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya. Faktor-faktor negatif
secara sosial-budaya dapat menimbulkan disintegrasi atau
perpecahan bangsa secara bersama-sama oleh seluruh rakyat
Indonesia, oleh karenanya harus diupayakan untuk dihilangkan.
4) Aspek Kesejarahan
Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat
panjang, sedangkan semangat kebangsaan untuk menjadi bangsa
merdeka ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi Utomo.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan yang
dilandasi semangat tersebut. Oleh karena itu semangat kebangsaan
yang telah dibangun susah payah oleh generasi terdahulu
seharusnya dapat tetap dipelihara dan dipertahankan oleh generasi
saat ini. Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan aspek
kesejarahan atas dasar pengalaman sejarah yang tidak menerima
terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara
Indonesia.
7
2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara berkedudukan
sebagai landasan konstitusional
3) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai
landasan visional
4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan
sebagai landasan konsepsional
5) RPJM sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijakan
dasar nasional berkedudukan sebagai landasan operasional.
8
6. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi
di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan – kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa atau daerah. Kepentingan – kepentingan tersebut tetap
dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.
Nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan demi tercapainya
tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya
rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia
sebagai hasil pemahaman dan penghayatan konsepsi visional Wawasan
Nusantara.
9
rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi
masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara.
2) Isi
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan
manusia Indonesia meliputi:
- Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD
1945 yang menyebutkan:
1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
3) Tata Laku
Tata laku Wawasan Nusantara dapat dirinci dalam dua unsur :
a. Tata laku Batiniah, yang tumbuh dan terbentuk karena
kondisi dalam proses pertumbuhan hidupnya, pengaruh
keyakinan pada suatu agama/kepercayaan termasuk
tuntututan bagi budi pekerti, serta pengaruh kondisi
kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya kebiasaan-
kebiasaan hidupnya.
b. Tata laku Lahiriah, yang dituangkan ke dalam suatu pola tata
laksana yang dapat dirinci menjadi: tata perencanaan, tata
pelaksanaan, dan tata pengawasan. Penerapan dari unsur
wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara dapat
dikembangkan sebagai berikut:
10
1. Isi NKRI berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945
2. Wadah berupa Nusantara, yang manakala diisi atau
diberi isi menampakkan wujud dan wajahnya
sebagai Wawasan Nusantara
3. Tata laku NKRI berupa UUD 1945 yang apabila
dilaksanakan dan diterapkan berdasarkan Wawasan
Nusantara akan menghasilkan Ketahanan Nasional
Indonesia
11
nusantara bersatu menentang penjajahan bangsa asing, terutama Tiongkok
(Masmada, 2003).
Kebesaran Majapahit sebagai negara pemersatu bangsa, nusantara raya,
dikenal hampir di seluruh mancanegara pada zamannya dari tahun 1293 sampai
1478. Kemajuan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik menarik
perhatian beberapa negara sahabat, pada zamannya maupun abad-abad
belakangan ini. Kebesaran Majapahit, berarti kebesaran Gajah Mada, Patih
yang telah mengabdi kepada tiga pimpinan pemerintahan selama lebih dari tiga
puluh tahun. Pada tahun 1343, Majapahit menyerang Bali. Pasukan Majapahit
dipimpin oleh bangsawan bernama Usana-Jawa, mengalahkan pasukan Dalem
Bedahulu, Raja Pejeng. Usana-Jawa ditemani enam komandan, salah satunya
Arya Damar. Majapahit menang, dan keluarga bangsawan Bali ditawan. Arya
Damar disebut juga Adityawarman. Nama Adityawarman pertama kali disebut
dalam patung yang berasal dari tahun 1343 terletak di Candi Jago, Jawa Timur,
sebagai perwujudan Bodhisatwa Manjusri. Menurut Pararaton, Adityawarman
adalah anak laki-laki dari seorang putri Melayu bernama Dara Jingga yang
menikah dengan pangeran Jawa bernama Adwayarman.
Tentara inti Jawa dalam upaya menaklukan wilayah lain disesuaikan
dengan medan yang dihadapi. Setiap pengiriman pasukan, baik dalam jumlah
besar maupun jumlah kecil, selalu diperhitungkan dengan matang. Dalam
banyak peperangan, tentara Jawa memperoleh kemenangan karena dibantu oleh
negara lain. Ketika Majapahit mengalahkan Singapura, bantuan Radjuna Tapa
begitu besar. Begitu pula ketika mengalahkan Negara Dipa, pangeran dan
rakyat Negara Dipa memberikan bantuan kepada tentara Jawa. Karena itu,
pengiriman pasukan tidak selalu dalam kekuatan maksimal. Dalam membantu
menaklukan Negara Dipa, tentara Jawa yang dikirim tidak lebih dari 1.000
orang (Nugroho, 2011). Pelaksanaan politik luar negeri dalam rangka
penyatuan Nusantara mencapai kemantapannya pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk. Daerah-daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan
Majapahit berhasil disatukan. Pemberitaan Prapanca dalam kitab
12
Negarakertagama menyebutkan bahwa wilayah kekuasaan Majapahit sangat
luas. Daerah tersebut meliputi hampir seluas wilayah Republik Indonesia
sekarang, yakni Sumatera di bagian Barat, sampai Maluku dan Irian di bagian
Timur. Hayam Wuruk sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah dalam
rangka konsilidasi. Wilayah yang luas, pembinaan perhadap setiap wilayah
harus dilakukan agar tetap memiliki kesetiaan terhadap pemerintahan pusat di
Majapahit. Adanya kunjungan tersebut, wilayah-wilayah di setiap daerah akan
merasa diperhatikan oleh Raja Hayam Wuruk (Pinuluh, 2010).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seluruh uraian singkat di atas disusun secara runtun mengenai
geopolitik Indonesia, sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit serta relasi yang
terjadi di antara keduanya. Geopolitik Indonesia secara garis besar berada pada
kondisi yang utuh karena secara filosofis maupun secara historis geopolitik
Indonesia benar-benar didasari atas unsur-unsur ide yang sangat serius dalam
pembutannya.
Majapahit sebagai salah satu Kerajaan yang masyhur di tanah Jawa
memiliki kontribusi besar terhadap kondisi geopolitik Indonesia saat ini, karena
pada hakikatnya ekspansi wilayah bahkan sampai pada falsafah negara di
Indonesia hasil dari kejayaan Kerajaan Majapahit saat itu. Terlepas dari itu pola
tingkah laku kerajaan Majapahit pula dulu membawa mereka kepada masa
kejayaannya yang sampai mampu menguasai dunia.
14
DAFTAR PUSTAKA