Kesetaraan Gender Perspektif Muhammadiyah Dan NU
Kesetaraan Gender Perspektif Muhammadiyah Dan NU
Oleh :
MUHAMMAD ZAKY GAVICKY
ASAL CABANG :
HMI CABANG MALANG
KOMISARIAT AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMASIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Kondisi Geopolitik Indonesia.........................................................................4
B. Sejarah Kejayaan Kerajaan Majapahit..........................................................11
C. Sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit dan implikasinya terhadap kondisi
Geopolitik Indonesia................................................................................................13
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gender merupakan suatu kajian yang selalu menarik jika dikaitkan
dengan berbagai macam bidang kajian yang lain. Di masa sekarang ini
tentu kita akan sangat banyak menemukan kajian gender yang sudah
pernah dikaitkan dengan bidang kajian lain seperti gender dalam Islam,
gender dalam hukum atau undang-undang, gender dalam Hak Asasi
Manusia, gender dalam pendidikan, gender dalam politik dan lain
sebagainya yang berkenaan dengan pandangan terhadap konsep gender.
Dalam tulisan ini penulis ingin lebih fokus untuk mendalami
gender dalam politik, dimana terjadi dalam masa-masa Majapahit. Gender
dipopulerkan oleh kelompok feminis barat yang bertujuan untuk
memberdayakan kaum perempuan. Hal ini tidak terlepas dari faktor
politik, yang utamanya adalah dalam kekuasaan
Melihat kembali Kerajaan Majapahit sebagai salah satu Kerajaan
terbesar di Nusantara yang memiliki kekuasaan luas bahkan sampai ke
Madagaskar. Masa kejayaan Kerajaan Majapahit dimasa kepemimpinan
Raja Hayam Wuruk, juga merupakan Raja terbaik Majapahit yang
membentuk Majapahit makmur dan mengalami masa yang sangat jaya
(Bayu & Aji, 2013).
Namun tetap dalam sejarah Kerajaan di Jawa yang bermula dari
Kerajaan Mataram Kuno sampai Kerajaan Mataram Islam tidak dapat
dilepaskan dari politik. Berkaitan dengan politik yang cendrung digunakan
raja-raja Kerajaan untuk mendapatkan kekuasaan, yang mana politik
digunakan untuk mendapatkan atau merebut kekuasaan dari pihak lain
(Achmad, 2016). Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa masa kejayaan
Kerajaan Majapahit pula dikehendaki atas praktik politik saat itu.
Bertolak dari kerangka teori, persoalan, dan situasi yang dijelaskan
di atas menjadikan landasan penulis untuk menghadirkan ulasan-ulasan
1
yang diupayakan komprehensif membahas relasi antara kondisi gender
Indonesia dengan sejarah Kejayaan Kerajaan Majapahit yang pernah
terjadi.
2
B. Rumusan Masalah
Adapun fokus masalah dalam penulisan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana geopolitik Indonesia ?
2. Bagaimana sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit ?
3. Bagaimana sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit dan implikasinya
terhadap kondisi geopolitik Indonesia ?
A. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini terbagi menjadi dua kebutuhan, yakni secara
praktis dan kebutuhan teoritis.
Adapun tujuan praktis dari penulisan ini sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan Intermediate Training HMI Cabang
Pekalongan.
2. Sebagai proyeksi gagasan yang perlu dibahas dalam setiap
diskursus kilmuan yang dilakukan di komisariat.
Sedangkan tujuan secara teoritis yaitu sebagai berikut :
1. Menambah wawasan keilmuan di bidang gender dalam perspektif
Islam bagi penulis, kerabat dekat penulis dan teman sehimpun
penulis di HMI dalam menyumbangkan gagasan keilmuan baik di
Eksternal HMI maupun di Internal HMI khususnya di tingkat
komisariat.
2. Memberi peringatan kepada kader HMI untuk ikut serta merespon
isu-isu gender di Indonesia atas dasar kepentingan umat dan
bangsa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
e. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan : perlu memanfaatkan dan
mempertahankan sumberdaya laut, juga akses laut. Dikenal konsep
bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan
akan menguasai kekayaan dunia.
f. Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan
JFC Fuller : kekuatan dirgantara lebih berperan dalam
memenangkan peperangan melawan musuh. Muncul konsep
wawasan dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
g. Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman : dikenal dengan teori
daerah batas. Ia membagi dunia dalam empat wilayah : (a) pivot
area, wilayah jantung, (b) offshore continen land, wilayah pantai
benua Eropa – Asia, (c) oceanic belt, wilayah pulau di luar Eropa –
Asia, Afrika Selatan, (d) new world, wilayah Amerika. Spijkman
memandang perlu kekuatan kombinasi dari angkatan-angkatan
perang untuk menguasai wilayah-wilayah dimaksud. Pandangan ini
menghasilkan Teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan
Wawasan Kombinasi (Griffiths, 2007).
5
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional dan diberi nama
Wawasan Nusantara.
6
masing-masing memiliki budaya, adat istiadat/ tradisi, dan pola
kehidupan yang beraneka ragam.
3) Aspek Sosial Budaya
Wawasan Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisi
objektif bangsa Indonesia yang beraneka ragam budaya, adat
istiadat, agama, dan bahasa serta sistem masyarakat dan
organisasi kemasyarakatannya. Kepemilikan itu merupakan
warisan yang diterima secara emosional dan bersifat mengikat
secara kuat ke dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya.
Faktor-faktor negatif secara sosial-budaya dapat menimbulkan
disintegrasi atau perpecahan bangsa secara bersama-sama oleh
seluruh rakyat Indonesia, oleh karenanya harus diupayakan
untuk dihilangkan.
4) Aspek Kesejarahan
Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat
panjang, sedangkan semangat kebangsaan untuk menjadi
bangsa merdeka ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi
Utomo. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari
perjuangan yang dilandasi semangat tersebut. Oleh karena itu
semangat kebangsaan yang telah dibangun susah payah oleh
generasi terdahulu seharusnya dapat tetap dipelihara dan
dipertahankan oleh generasi saat ini. Wawasan Nusantara
dikembangkan berdasarkan aspek kesejarahan atas dasar
pengalaman sejarah yang tidak menerima terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.
7
b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat
dari tingkat kedudukannya sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa
berkedudukan sebagai landasan ideal
2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara berkedudukan
sebagai landasan konstitusional
3) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan
sebagai landasan visional
4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan
sebagai landasan konsepsional
5) RPJM sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai
kebijakan dasar nasional berkedudukan sebagai landasan
operasional.
8
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
9
Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial.
Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945.
Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat) bukan
Negara kekuasaan (Machtsstaat ).
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran
politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh
seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur
negara.
2) Isi
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan
manusia Indonesia meliputi:
- Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan
UUD 1945 yang menyebutkan:
1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang
bebas.
3. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
3) Tata Laku
Tata laku Wawasan Nusantara dapat dirinci dalam dua unsur :
a. Tata laku Batiniah, yang tumbuh dan terbentuk karena
kondisi dalam proses pertumbuhan hidupnya, pengaruh
keyakinan pada suatu agama/kepercayaan termasuk
tuntututan bagi budi pekerti, serta pengaruh kondisi
10
kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya
kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
b. Tata laku Lahiriah, yang dituangkan ke dalam suatu
pola tata laksana yang dapat dirinci menjadi: tata
perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata pengawasan.
Penerapan dari unsur wadah, isi, dan tata laku Wawasan
Nusantara dapat dikembangkan sebagai berikut:
11
masa-masa sebelumnya maupun sebagai refleksi pondasi masa kini yang
merupakan masa depan Majapahit.
Zaman keemasan Majapahit melekat erat dengan masa
pemerintahan Hayam Wuruk, raja keempat Majapahit. Bersama orang
yang mengasuhnya sejak kecil, Gajah Mada, Hayam Wuruk membangun
Majapahit ke puncak kejayaan berdasarkan falsafah kenegaraan Bhinneka
Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa. Hayam Wuruk lahir tahun 1334,
beberapa bulan sebelum Gajah Mada dikukuhkan sebagai Mahapatih
Amangkubumi. Pada saat Gajah Mada mengucapkan sumpah sakral
Amukti Palapa bayi Hayam Wuruk baru saja menikmati udara Majapahit.
Di tangannyalah kemudian seluruh perairan nusantara bersatu menentang
penjajahan bangsa asing, terutama Tiongkok (Masmada, 2003).
Kebesaran Majapahit sebagai negara pemersatu bangsa, nusantara
raya, dikenal hampir di seluruh mancanegara pada zamannya dari tahun
1293 sampai 1478. Kemajuan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik menarik perhatian beberapa negara sahabat, pada zamannya
maupun abad-abad belakangan ini. Kebesaran Majapahit, berarti kebesaran
Gajah Mada, Patih yang telah mengabdi kepada tiga pimpinan
pemerintahan selama lebih dari tiga puluh tahun. Pada tahun 1343,
Majapahit menyerang Bali. Pasukan Majapahit dipimpin oleh bangsawan
bernama Usana-Jawa, mengalahkan pasukan Dalem Bedahulu, Raja
Pejeng. Usana-Jawa ditemani enam komandan, salah satunya Arya Damar.
Majapahit menang, dan keluarga bangsawan Bali ditawan. Arya Damar
disebut juga Adityawarman. Nama Adityawarman pertama kali disebut
dalam patung yang berasal dari tahun 1343 terletak di Candi Jago, Jawa
Timur, sebagai perwujudan Bodhisatwa Manjusri. Menurut Pararaton,
Adityawarman adalah anak laki-laki dari seorang putri Melayu bernama
Dara Jingga yang menikah dengan pangeran Jawa bernama Adwayarman.
Tentara inti Jawa dalam upaya menaklukan wilayah lain
disesuaikan dengan medan yang dihadapi. Setiap pengiriman pasukan,
baik dalam jumlah besar maupun jumlah kecil, selalu diperhitungkan
12
dengan matang. Dalam banyak peperangan, tentara Jawa memperoleh
kemenangan karena dibantu oleh negara lain. Ketika Majapahit
mengalahkan Singapura, bantuan Radjuna Tapa begitu besar. Begitu pula
ketika mengalahkan Negara Dipa, pangeran dan rakyat Negara Dipa
memberikan bantuan kepada tentara Jawa. Karena itu, pengiriman pasukan
tidak selalu dalam kekuatan maksimal. Dalam membantu menaklukan
Negara Dipa, tentara Jawa yang dikirim tidak lebih dari 1.000 orang
(Nugroho, 2011). Pelaksanaan politik luar negeri dalam rangka penyatuan
Nusantara mencapai kemantapannya pada masa pemerintahan Hayam
Wuruk. Daerah-daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan
Majapahit berhasil disatukan. Pemberitaan Prapanca dalam kitab
Negarakertagama menyebutkan bahwa wilayah kekuasaan Majapahit
sangat luas. Daerah tersebut meliputi hampir seluas wilayah Republik
Indonesia sekarang, yakni Sumatera di bagian Barat, sampai Maluku dan
Irian di bagian Timur. Hayam Wuruk sering melakukan perjalanan ke
daerah-daerah dalam rangka konsilidasi. Wilayah yang luas, pembinaan
perhadap setiap wilayah harus dilakukan agar tetap memiliki kesetiaan
terhadap pemerintahan pusat di Majapahit. Adanya kunjungan tersebut,
wilayah-wilayah di setiap daerah akan merasa diperhatikan oleh Raja
Hayam Wuruk (Pinuluh, 2010).
13
yakni berbeda-beda tetapi tetap satu, di dalam kebenaran tidak ada
kerancuan. Artinya kebenaran adalah universal dan tunggal satu,
kebenaran tidak akan berubah ketika dilihat melalui kacamata apapun.
Nilai yang lahir dari falasafah negara saat itu kemudian di adopsi oleh
geopolotik Indonesia saat ini, sehingga tata laku pada geopolitik Indonesia
saat ini adalah mengambil dari apa yang pernah ada di masa-masa
kejayaan Kerajaan Majapahit serta sempat membawanya kepada puncak
kejayaannya pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk. Dapat pula
diartikan bahwa secara historis majapahit berperan besar dalam geopolitik
Indonesia hari saat ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seluruh uraian singkat di atas disusun secara runtun mengenai
geopolitik Indonesia, sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit serta relasi
yang terjadi di antara keduanya. Geopolitik Indonesia secara garis besar
berada pada kondisi yang utuh karena secara filosofis maupun secara
historis geopolitik Indonesia benar-benar didasari atas unsur-unsur ide
yang sangat serius dalam pembutannya.
Majapahit sebagai salah satu Kerajaan yang masyhur di tanah Jawa
memiliki kontribusi besar terhadap kondisi geopolitik Indonesia saat ini,
karena pada hakikatnya ekspansi wilayah bahkan sampai pada falsafah
negara di Indonesia hasil dari kejayaan Kerajaan Majapahit saat itu.
Terlepas dari itu pola tingkah laku kerajaan Majapahit pula dulu membawa
mereka kepada masa kejayaannya yang sampai mampu menguasai dunia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bayu, K., & Aji. (2013). Majapahit Menguak Majapahit Berdasarkan Fakta Sejarah.
Yogyakarta: Araska.
Griffiths, M. (2007). International Relations Theory for the Twenty First Century An
introduction. New York: Routledge.
Hakim, C. (2011). Pertahan Indonesia. Indonesia: Red & White Publishing Indonesia.
Hayati, S., & Yani, A. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Masmada, R. (2003). Gajah Mada sang Pemersatu Bangsa. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Rudi, T. M. (2002). Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang
Dingin. Bandung: PT. Rafika Aditama.
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS
Nama : Muhammad Zaky Gavicky
Tempat, Tanggal Lahir : Manokwari, 13 Februari 2001
Alamat asal : Manokwari – Papua Barat
Alamat di Malang : Jl. Tirto Taruno Gg.5 No. 8 Kel. Landungsari – Kec.
Dau – Kab. Malang
No. Telp : 082247811375
Email : zakygavicky13@gmail.com
RIWAYAR ORGANISASI
1. HMI AI UMM Jabatan Wasekum PPPA Periode 2019-2020
2. LDMI HMI AI UMM Jabatan Direktur Umum Periode 2019-2020
3. HMI AI UMM Jabatan Sekretaris Umum Periode 2020-2021
4. HMI AI UMM Jabatan Ketua Bidang PTKP Periode 2021-2022
17
Malang, 06 Maret 2022
18