Masa awal kemerdekaan adalah masa yang sulit ibarat anak yang baru
lahir dari kandungan. Namun negara yang masih seumur jagung diterpa dengan
berbagai pemberontakan kelompok radikal, mulai dari Negara Islam Indonesia
(NII), Daulah Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia PRRI. Rentetan ujian berat yang mengawali
perjuangan mengisi setiap sendi kemerdekaan.
Melalui berbagai operasi, pemberontakan di atas berhasil ditumpas dan
negara mulai merasakan stabilitas. Namun, bangsa ini kembali disibukkan dengan
menjamurnya gerakan komunisme yang menyatu dalam Partai Komunisme
Indonesia (PKI). Sayangnya sekalipun komunisme menolak eksistensi tuhan dan
meresahkan masyarakat, Presiden Soekarno memberi paham ini tempat melalui
jargon Nasakom (Nasionalis, agama dan komunis). Setelah kejatuhan bung Karno,
Presiden Soeharto tidak memberi ruang sedikitpun bagi komunis di negeri ini.
12
F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, Cet. I, 1994), 101.
Namun, beliau menggunakan pancasila sebagai alat gebuk untuk menghantam
lawan politik yang bersebrangan dengannya. Di samping itu, beliau mereduksi
kekuatan politik umat Islam dengan membatasi hanya satu partai Islam dan
melarang penggunaan jilbab dengan dalih anti pancasila.
Di era reformasi, Pancasila tidak lagi menjadi tafsir tunggal bagi
pemerintah. Kebebasan berpendapat sangat dihargai di era ini. Namun, kebebasan
berpendapat justru dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menyalurkan suara-
suara pertentangan agama dan negara. Mereka melakukannya dengan terorganisir
layaknya agen inteligen dalam mempengaruhi pikiran masyarakat. Propaganda ini
didukung dengan kemajuan teknologi informasi, sehingga mereka dapat menyewa
jasa para buzzer dalam menyebar propagandanya.
Radikalisme yang sarat akan kekerasan menyebar melalui media digital
secara masif. Dengan jargon-jargon yang memukau, generasi muda sukses
direkrut secara gelap tanpa terdeteksi. Hasilnya aksi-aksi terorisme yang
mengtasnamakan agama marak terjadi seperti bom Bali, JW Marriot dan Bom
Thamrin yang menyayat hati dengan merenggut banyak jiwa13.
Sekulerisme juga mewarnai dinamika kehiduan bangsa. Bukan hanya
bersumber dari rakyat biasa, pemangku kekuasaan juga ikut menyuarakannya.
Seperti menyatakan agama musuh Pancasila, konstitusi di atas kitab suci dan
mengganti assalamu’alaikum dengan salam Pancasila14. Sungguh ironis ketika kita
membandingkan antara pahlawan yang meneriakkan takbir untuk melawan
penjajah dengan pejabat yang mempertentangkan Islam dan patriotisme.
Di sisi lain, penegakan hukum cenderung mendiskreditkan kaum
agamawan. Mulai dari penetapan Al Quran sebagai barang bukti terorisme oleh
jaksa pada kasus Aman Abdurrahman15. Penetapan tersangka terorisme hanya
berbukti buku pelajaran Bahasa Arab16. Namun pemberontakan yang dilakukan
oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang teroganisir menggunakan
13
14
https://www.kompas.tv/article/67262/klarifikasi-kepala-bpip-usai-sebut-agama-musuh-
pancasila?page=all
15
Eka Yunita Sari, Upaya Paksa terhadap Tersangka Terorisme dalam Perspektif
Perlindungan Hukum, Volume 3 No. 3, Mei 2020. 89.
16
https://news.detik.com/berita/d-3380635/barang-bukti-yang-disita-dari-kontrakan-
teroris-ada-timbangan-dan-paku
senjata dan seragam butuh waktu yang sangat lama untuk mendapat cap teroris
dari penegak hukum17.
Penegakan hukum yang cenderung diskriminatif ini, menurunkan
kepercayaan rakyat kepada pemerintah. Akibatnya posisi pemerintah akan
melemah di mata rakyat. Hal ini tentu berbahaya bagi stabilitas nasional yang
seharusnya dijaga demi mensejahterakan kehidupan bangsa.
Jika suara keadaan ini terus dibiarkan berkembang, maka patriotisme
bangsa Indonesia yang sejak awal berlandaskan agama berada dalam ancaman.
Bangsa ini akan dipenuhi kecurigaan dan tindakan terorisme akan berkembang.
Oleh karena itu, diperlukan kajian tentang tuntunan Al quran dalam menjawab
upaya mempertentangkan Islam dan patriotisme di Indonesia.
17
https://monitor.co.id/2018/12/05/warganet-kok-namanya-kkb-bukan-teroris/
18
https://www.teropongsenayan.com/99083-jenderal-nasution-mempertentangkan-
pancasila-dan-islam-adalah-proyek-pki
19
https://aceh.tribunnews.com/2018/07/20/singgung-piagam-madinah-dan-pancasila-
gatot-nurmantyo-ingatkan-pihak-yang-sudutkan-ulama
menyikapi hubungan agama dan negara di Indonesia. Untuk memudahkan
pemahaman pembaca, penulis menyajikannya dalam beberapa poin berikut ini:
َيُك وُن َبْع ِد ى َأِئَّم ٌة َال َيْهَتُد وَن ِبُهَد اَى َو َال َيْس َتُّنوَن ِبُس َّنِتى َو َس َيُقوُم
َق اَل ُقْلُت.ِفيِهْم ِر َج اٌل ُقُل وُبُهْم ُقُل وُب الَّش َياِط يِن ِفى ُج ْثَم اِن ِإْنٍس
َك ْيَف َأْص َنُع َي ا َر ُس وَل ِهَّللا ِإْن َأْد َر ْك ُت َذ ِل َك َق اَل َتْس َم ُع َو ُتِط يُع
. ِلَألِم يِر
21
20
‘Athâ‘ bin Khalîl, Taysîr al-Wushûl ilâ al-Ushûl,( Beirut: Dâr al-Ummah, cet. III,
2000). 43.
21
Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, ( Riyadh: Dar Ibnu Katsir, 2011). 897.
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat
petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku
(dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-
orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad
manusia. “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku
lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?Beliau bersabda,
”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu.”
Hadits di atas menunjukkan bahwa Islam adalah agama damai yang
meninginkan kemaslahatan bagi seluruh umatnya. Berdasarkan hadits ini para
ulama tetap menerima pemimpin yang tidak berhukum dengan hokum Allah
SWT. Hal ini ditegaskan oleh Imam Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa 60
tahun hidup bersama pemimpin zhalim lebih baik dibanding sehari tanpa
penguasa22. Pandangan tersebut dikarenakan besarnya mafsadat yang timbul
ketika sebuah masyarakat tidak memiliki penguasa yang sah.
2. Kewajiban Memenuhi Kesepakatan
Sebuah negara tidak lahir dengan sendirinya. Namun lahir melalui proses
panjang sampai para pendiri bangsa menyepakati gagasan tentang sebuah negara.
Begitu pula halnya dengan Negara Indonesia, negeri ini lahir dari perdebatan
panjang yang kemudian menghasilkan titik temu pada kesepakatan yang kita
kenal dengan pancasila.
Pancasila pada hakikatnya merupakan nilai-nilai yang memang telah
hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sehingga dapat
diterima oleh semua kalangan termasuk umat Islam khususnya yang diwakili para
ulama dalam merumuskan dasar negara. Kesepakatan yang telah dicatat dalam
sejarah ini, tentu mengharuskan umat Islam menepatinya. Hal ini telah dijelaskan
dalam QS Al Maidah [5] : 1 sebagai berikut:
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأْو ُفو۟ا ِبٱْلُع ُقوِد ۚ ُأِح َّلْت َلُك م َبِهيَم ُة ٱَأْلْنَٰع ِم ِإاَّل َم ا ُيْتَلٰى َع َلْيُك ْم َغْيَر
ُمِح ِّلى ٱلَّصْيِد َو َأنُتْم ُحُر ٌم ۗ ِإَّن ٱَهَّلل َيْح ُك ُم َم ا ُيِر يُد
22
Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa, (Madinah: Pustaka Raja Fahd, 2004). 28: 290-291.
Kata al-‘uqud dalam ayat ini bermakna jamak yang mufradnya adalah
al-‘aqdu yang secara bahasa bermakna ikatan. Namun secara istilah, al-aqdu
bermkna kesepakatan yang mengikat dua pihak atau lebih 23. Kesepakatan itu baik
berkaitan dengan aspek keluarga, masyarakat, politik dan ekonomi. Seperti akad
nikah, akad jual beli ataupun perjanjian dan kesepakatan kenegaraan.
Ayat di atas memerintahkan umat Islam untuk memenuhi kesepakatan
selama kesepakatan itu tidak bertentangan dengan syari’at 24. Sebagaimana nabi
Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa umat Islam wajib memenuhi
kesepakatan yang mereka buat, selama kesepaktan itu tidak bertentangan dengan
Al Quran dan As Sunnah25.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa kesepakatan yang
tidak bertentangan dengan syari’at akan dipenuhi oleh umat Islam. Terlebih lagi
kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia yaitu pancasila. Lima sila yang
kesemuanya bersumber kepada intisari Al Quran yang merupakan firman Allah
SWT. Di samping itu, pancasila lahir dari kebijaksanaan para ulama. Sehinga
tidak mungkin umat Islam akan mengkhianatinya.
23
Ibnu al Manzhur, Op.Cit. 3: 297.
24
Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, ( Riyadh: Dar At Thaibah, 1999). 3: 7.
25
Albani, Shahih Sunan Tirmizdzi, ( Riyadh: Pustaka Ma’arif, 2000). 2: 77.
Pertama, pemerintah harus menjalankan kekuasannya dengan adil dan
amanah ( An nisa [4]: 58). Dua hal ini adalah syarat terciptanya masyarakat yang
damai dan sejahtera. Keadilan akan melahirkan ketenangan dan kesejukan di
tengah masyarakat dan sikap amanah akan menciptakan masyarakat yang
sejahtera. Ketika kedamaian dan kesejahteraan terwujud maka pemerintah akan
memiliki wibawa di tengah masyarakat. Sebaliknya jika penegakan hukum
tampak diskriminatif, maka negara akan dianggap sebagai pihak yang zhalim
terhadap rakyatnya. Anggapan ini sangat memberi ruang bagi paham radikalisme
yang kemudian berbuah gerakan terorisme.
Kedua, sikap moderat dan toleran harus dipupuk di tengah masyarakat (Al
Baqarah [2]: 143). Sikap moderasi dalam beragama amat diperlukan dalam
membendung segala pemahaman ekstrim dan radikalisme yang dapat
menginspirasi tindakan terorisme. Adapun sikap toleransi sangat diperlukan dlam
membina kerukukan dan persatuan anrtar umat seagama maupun antar- agama.
Kedua sikap ini harus dirawat oleh semua pihak untuk menjaga keselarasan Islam
dan patriotisme.
Dua langkah ini adalah tawaran penulis dalam merawat keselarasan agama
dan negara di Indonesia. Penulis yakin masih banyak langkah lain yang
diperlukan, namun dua langkah ini adalah yang paling penting menurut penulis.
Dengan tercapainya kedua langkah ini maka upaya merawat agama dan negara
dapat dengan mudah diwujudkan.
E. Kesimpulan
Agama dan negara ibarat dua saudara yang berjalan beriringan. Agama
adalah pondasi negara, yang apabila runtuh maka negara akan mengalami
kehancuran. Sedangkan negara merupakan penjaga agama, yang apabila hilang
mengakibatkan sulitnya mempertahankan eksistensi agama. Keduanya tidak
bertentangan satu sama lain, akan tetapi saling membutuhkan dan saling mengisi.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
A.M. Romly, Agama Menentang Komunisme. (1997) Jakarta: Bina Rena
Pariwara.
Albani, Shahih Sunan Tirmizdzi. (2000). Riyadh: Pustaka Ma’arif.
Al Bukhari, Shahih Bukhari. (2002). Damaskus: Dar Ibnu Katsir.
Al Jurjani, At Ta’rifat. (1405 H). Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi.
Al-Zuhaily, Wahbah Tafsir al-Wasith. (2009). Beirut, Dar Al-Fikr.
Al Qurthubi, Jami’ Ahkam Al Quran. (2006). Beirut: Muassasah Ar Risalah.
At Thabari, Jami’ Al bayan fi Tafsir Al Quran. (2010). Kairo: Hijr.
Athâ‘ bin Khalîl, Taysîr al-Wushûl ilâ al-Ushûl (2000) Beirut: Dâr al-Ummah,
cet. III.
Echol, Jhon dan Hasan Syadzili. (2010). Kamus Bahasa Inggris , Jakarta:
Gramedia
F. Steingass, English-Arabic Dictionary. (1982). London: WH. Allen and CO.
F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja. (1994) Jakarta: Gunung Mulia, Cet. I.
Ibnu al Manzhur, Lisan al ‘Arobi. (tth). Beirut: Dar Shodir.
Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim. (1999). Riyadh: Dar At Thaibah.
Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa. (2004). Madinah: Pustaka Raja Fahd.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam (2004). Bandung : Pustaka Bani
Quraisy.
Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. (1999). Jakarta: Logos. Cet I.
Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim. (2011). Riyadh: Dar Ibnu Katsir.
Rifa‟i, M, K.H. Hasyim Asy‟ari; Biografi Singkat 1871- 1947. (2009).
Yogyakarta: Penerbit Garansi.
Tresna, Peradilan di Indonesia dari Abad ke Abad. (1978) Jakarta: Pradnya
Paramita.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam. (2003). Jakarta: PT Gravindo Persada.
Zamharir, Muhammad Hari, Agama dan Negara. (2004). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
B. JURNAL
Eldad Davidov, Nationalism and Constructive Patriotism: A Longitudinal Test of
Comparability in 22 Countries with the ISSP, International Journal of Public
Opinion Research, 23(1):88-103. Winterthurerstr. 190 CH-8057 Zurich.
Mohamad Latief, Islam dan Sekularisasi Politik di Indonesia, Jurnal Tsaqafah.
Vol. 13, No. 1, Mei 2017
Eka Yunita Sari, Upaya Paksa terhadap Tersangka Terorisme dalam Perspektif
Perlindungan Hukum, Volume 3 No. 3, Mei 2020.
C. INTERNET
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/05/30/sederet-pertanyaan-twk-
pegawai-kpk-pilih-alquran-atau-pancasila-hingga-lepas-kerudung-demi-
negara
https://news.detik.com/berita/d-4895595/kepala-bpip-sebut-agama-jadi-musuh-
terbesar-pancasila
https://news.detik.com/berita/d-3380635/barang-bukti-yang-disita-dari-kontrakan-
teroris-ada-timbangan-dan-paku
https://monitor.co.id/2018/12/05/warganet-kok-namanya-kkb-bukan-teroris/
https://www.teropongsenayan.com/99083-jenderal-nasution-mempertentangkan-
pancasila-dan-islam-adalah-proyek-pki
https://aceh.tribunnews.com/2018/07/20/singgung-piagam-madinah-dan-
pancasila-gatot-nurmantyo-ingatkan-pihak-yang-sudutkan-ulama