PENDAHULUAN
Suatu lembaga, institusi maupun perusahaan tentu tidak terlepas dari peran sumber
daya manusia yang merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan
diri pada unsur sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi
mempunyai peranan yang sangat penting, karena segala upaya yang dilakukan dalam meraih
tujuan organisasi harus dengan efektifitas penggunaan sumber daya yang efisien. Seiring
dengan meningkatnya ukuran dan aktivitas organisasi juga akan semakin meningkatkan
kegiatan pihak manajemen. Organisasi yang besar dan kompleks, menuntut organisasi
mengevaluasi kinerjanya agar dapat dicapai sehingga dapat meningkatkan hasil yang
maksimal sesuai dengan tujuan umum organisasi. Tugas manajemen sumber daya manusia
adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjaannya di dalam organisasi. Manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di
dalam suatu organisasi, tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu
telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya pengelolaan yang tepat dalam
organisasi.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai salah satu Unit Eselon I di lingkungan
pertanggungjawaban atas amanat dan mandat yang melekat pada DJBC sebagai bagian dari
instansi pemerintah. Laporan Kinerja DJBC merupakan alat kendali sekaligus penilai kinerja
secara kuantitatif dan sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi DJBC
masyaraka.
Seluruh capaian kinerja DJBC tersebut merupakan suatu hasil yang tidak terlepas
dari kerja keras seluruh jajaran DJBC dengan dukungan Ibu Menteri Keuangan. DJBC
senantiasa selalu berupaya melakukan inovasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman,
dan melakukan improvisasi serta perbaikan terus menerus agar setiap celah kelemahan yang
Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC) Pasar Baru memiliki
beberapa pegawai yang ditempatkan dibagian atau divisi sesuai dengan kebutuhan instansi.
Dengan demikian peranan sumber daya manusia sangat penting dalam suatu perusahaan, baik
perusahaan swasta maupun instansi pemerintah, mengingat sumber daya manusia merupakan
salah satu faktor yang ikut terlibat secara langsung dalam menjalankan kegiatan perusahaan
dan berperan penting dalam meningkatkan kinerja instansi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Salah satu peran penting yang harus ditekankan oleh suatu perusahaan agar dapat
mencapai tujuannya adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi para
karyawannya secara fisik maupun lingkungan kerja non fisik Seperti persepsi dan para
karyawan mengenai lingkungan kerja yang mereka dapatkan sehingga karyawan dapat
memberikan penilaian yang berbeda atas segala aspek dari lingkungan kerja. Apabila persepsi
yang ditunjukkan karyawan itu baik maka akan mempengaruhi kinerja karyawan itu baik pula
karena dapat membuat para karyawan merasa lebih nyaman dan menyenangkan dengan
keadaan lingkungan kerja yang baik, sedangkan apabila persepsi yang ditunjukkan karyawan
buruk maka kinerja dari karyawan tersebut juga akan berkurang. Hal ini selaras dengan
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang
bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun
sebagai kelompok”. Produktivitas akan tinggi dan otomatis prestasi kerja pegawai juga tinggi
lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan
Lingkungan kerja mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan kerja
disuatu organisasi karena dengan memiliki lingkungan kerja yang baik maka akan mengarah
kepada beberapa aspek diantaranya manajemen, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.
Lingkungan fisik yang memuaskan, seperti tempat ibadah, ruangan yang cukup nyaman
untuk bekerja, keamanan, dan jam kerja yang sesuai. Selain itu rancangan ruang kerja yang
memperhatikan jumlah ruang kerja, tata letak, dan tingkat kekuasaan pribadi yang diberikan,
Lingkungan kerja yang baik akan memiliki dapak yang baik pula pada peningkatan
kinerja, namun sebaliknya lingkungan kerja yang kurang baik akan memiliki dampak kurang
baik pula pada peningkatan kinerja. Kondisi yang terjadi di Pada Kantor Pengawasan Dan
Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat
menunjukkan beberapa aspek yang kurang mendukung seperti yang penulis lakukan dengan
kegiatan prasurvey sebanyak 30 pegawai dimana penilaian pegawai dirangkum dalam tabel
berikut ini:
Tabel 1.1
Data Lingkungan Kerja Pegawai Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai
Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat Berdasar Pada Hasil
Prasurvey 30 Pegawai
Aspek Jumlah Setuju Kurang Setuju
Prasurvey Orang % Orang %
1. Setiap ruang kerja pegawai 30 22 73,3% 8 26,7%
pencahayaan sudah cukup terang
2. Suasana ruang kerja dirasakan 30 21 70,0% 9 30,0%
cukup nyaman dalam bekerja
3. Instansi sudah memfasilitasi 30 24 80,0% 6 20,0%
peralatan keamanan dalam bekerja
4. Instansi memiliki tenaga keamanan 30 25 83,3% 5 16,7%
yang cukup
5. Instansi sudah mendesain ruang 30 24 80,0% 6 20,0%
kerja agar pegawai tidak terganggu
dengan kebisingan
6. Saya merasa suasananya yang ada 30 22 73,3% 8 26,7%
di tempat kerja nyaman karena jauh
dari suara bising
7. Instansi memberikan fasilitas yang 30 21 70,0% 9 30,0%
memadahi kepada pegawai guna
memperlancar pekerjaannya
8. Instansi sudah melakukan dekorasi 30 22 73,3% 8 26,7%
di setiap ruang kerja secara rapi
Rata-rata 23 75,4% 7 24,6%
Sumber: Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC), 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, tanggapan pegawai berdasar hasil prasurvey
terkait kondisi lingkungan kerja menunjukkan hampir semua aspek memberikan penilaian
kurang setuju atau masih harus dilakukan perbaikan. Aspek-aspek tersebut diantaranya
pencahayaan kenyamanan ruang kerja pegawai, fasilitas peralatan keamanan dalam bekerja,
tercukupinya personil tenaga keamanan, desain ruang kerja agar pegawai tidak terganggu
dengan kebisingan, perlatan kerja, dekorasi atau pengaturan warna dalam ruang kerja, rata-
rata yang menjawab sudah baik sebanyak 23 pegawai atau 75,4% sedangkan yang pegawai
yang memberikan tanggapan masih kurang baik rata-rata sebanyak 7 pegawai atau 24,6%.
Sangat jelas bahwa terkait lingkungan kerja masih harus diperbaiki agar tercipta
terbentuknya hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan. Pimpinan, manajer dan
karyawan perlu memahami bahwa mereka memiliki peran dalam menciptakan situasi yang
penuh dengan pengelolaan emosi secara efektif dalam rangka meningkatkan kinerja.
Disamping faktor lingkungan kerja, adanya penurunan kinerja juga dapat pula
dipengaruhi oleh motivasi pegawai. Motivasi akan muncul apabila manusia sudah merasa
dipenuhi segala kebutuhannya, oleh karena itu apabila kebutuhannya tidak terpenuhi maka
akan menimbulkan permasalahan yang berujung pada beberapa kasus yang seringkali terjadi
diperusahaan misalnya pemogokan buruh, tuntutan kenaikan upah dan lain sebagainya, hal
ini merupakan pertanda bahwa ada ketidakpuasan yang dirasakan oleh pegawai terhadap
perusahaan. Peranan motivasi adalah untuk mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut,
oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha peningkatan semangat kerja seseorang akan
selalu terkait dengan usaha memotivasinya sehingga untuk mengadakan motivasi yang baik
Hal ini selaras dengan pendapat Maslow dalam Sutrisno (2019:55) yang
menyatakan bahwa “motivasi merupakan daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
individu untuk berperilaku dalam menemukan tujuan tertentu. Oleh karena itu, motivasi
sangat penting karena menyangkut kebutuhan individu yang harus sesuai dengan tujuan
organisasi. Kebutuhan primer tidak luput dari kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan hidup
dengan demikian faktor uang gaji juga sering masih menjadi kendala di perusahaan. Aspek
pemenuhan akan peningkatan karir juga perlu diperhatikan mengingat karyawan harus
menjadi individu yang lebih baik dari komunitasnya. Dengan jabatan yang diincar maka
mereka akan senantiasa meningkatkan kemampuan dan skill yang sudah dimiliki untuk
mendukung karir.
Setiap institusi ingin para pegawainya memiliki motivasi yang baik dalam
Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC) Pasar Baru masih ada yang
belum mencapai target yang diharapkan perusahaan seperti yang ditampilkan pada tabel
berikut ini
Tabel 1.2
Data Motivasi Pegawai Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC)
Pasar Baru Jakarta Pusat Periode 2018-2022
Aspek Yang Dinilai Pencapaian Tahun
2018 2019 2020 2021 2022
1. Kemampuan mengimplementasikan 85,2% 84,2% 80,3% 80,6% 80,3%
tujuan institusi
2. Kemampuan menjaga kebersamaan 80,5% 81,5% 81,3% 80,3% 81,6%
dalam pekerjaan
3. Kemampuan bekerja secara tim atau 77,8% 80,3% 75,3% 81,3% 70,2%
kelompok
4. Kemampuan menjalankan pekerjaan 84,3% 85,2% 83,2% 81,2% 80,4%
dengan sungguh-sungguh
5. Kemampuan pengembangan potensi 81,2% 85,1% 82,2% 71,7% 73,5%
dalam dirinya
Rata-rata 81,8% 83,3% 80,5% 79,0% 77,2%
Sumber: Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC), 2023
pengembangan potensi diri tahun 2018 hanya mencapai rata-rata 81,8%, sedangkan tahun
2019 mengalami sedikit kenaikan menjadi 83,3%, namun pada tahun 2020 mengalami
penurunan menjadi hanya 80,5%, pada tahun 2021 kembali mengalami penurunan menjadi
hanya 79,0% dan pada tahun 2022 kembali lagi mengalami penurunan menjadi hanya 77,2%.
pegawainya, kinerja pegawai yang baik sangat penting mengingat sumber daya manusia
mewujudkannya seperti mengharuskan pegawainya memiliki kinerja yang baik dan sanggup
bekerja dibawah tekanan. Hal ini selaras dengan pendapat Mangkunegara (2019:75) yang
menyatakan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang
Setiap organisasi pasti sering melakukan banyak cara untuk meningkatkan performa
kinerja pegawainya, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tersebut, karena
sebuah orhganisasi dapat menjadi berkembang dan maju tentunya tidak hanya dikarenakan
faktor permodalan dan strategi bisnis yang kuat saja, melainkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang hebat. Dalam hal ini SDM memiliki artian para karyawan atau pekerja.
Berikut ini tabel tentang target kinerja dan realisasi kinerja di Pada Kantor
Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru
Tabel 1.3
Data Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC)
Pasar Baru Jakarta Pusat Tahun 2018-2022
Tahun Capaian Kinerja (Dalam Target Capaian Rata-rata
Persen Per Triwulan) (%) (%)
TW1 TW2 TW3
2018 80,2% 85,4% 82,3% 100% 82,6%
2019 84,1% 87,1% 80,1% % 83,8%
2020 81,5% 84,3% 80,5% % 82,1%
2021 80,3% 81,2% 81,4% % 81,0%
2022 81,2% 80,7% 80,3% % 80,7%
Keterangan: TW = Triwulan
Sumber: Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC), 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, capaian kinerja dari tahun 2018 sampai 2022
dengan kecenderungan menurun. Tahun 2018 pencapain kinerja rata-rata hanya dicapai
sebesar 81,2%. Pada tahun 2019 mengalami penurunan rata-rata hanya dicapai sebesar
80,7%. Kemudian pada tahun 2020 sedikit mengalami peningkatan menjadi rata-rata dicapai
sebesar 82,1%. Namun pada tahun 2021 kembali menurun dengan rata-rata hanya dicapai
sebesar 81,0% dan pada tahun 2022 kembali mengalami penurunan yang rata-rata hanya
perhatian dan diperbaiki agar kinerja dapat meningkat. Hal ini selaras dengan pendapat
Mangkunegara (2019:75) pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Evaluasi kerja merupakan upaya untuk mengetahui kondisi
pencapaian kerja pegawai sehingga dapat diketahui apakah ada kemajuan dan kendala
sehingga dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan di masa yang akan datang, disisi lain
evaluasi kinerja pegawai juga merupakan aktivitas analisis sistimatik, pemberian solusi atas
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul: "Pengaruh Lingkungan Kerja Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan
Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat".
Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar
3. Apakah lingkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dibuat di atas, maka tujuan dari penelitian
Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai
kerja dan kinerja pegawai atas teori-teori nyata dalam pelaksanaannya. Selain itu, hasil
a. Manfaat Teoritis
masalah khususnya mengenai lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat secara praktis yaitu dapat memberikan masukan dan referensi
yang positif kepada pimpinan pada Perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam
kasus pada instansi dalam pengambilan keputusan yang erat kaitannya dengan
lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.
BAB IV
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya
Pabean
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (disingkat DJBC atau bea cukai) adalah nama dari
sebuah instansi pemerintah yang melayani masyarakat di bidang kepabeanan dan cukai. Pada
masa penjajahan Belanda, bea dan cukai sering disebut dengan istilah douane. Seiring dengan
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C
Kantor Pos Pasar Baru terus berupaya melakukan terobosan maupun inovasi dalam tugas dan
fungsi khususnya dalam hal pelayanan kepada pengguna jasa dan juga pengawasan terhadap
masuknya barang-barang larangan pembatasan melalui kiriman pos. KPPBC TMP C Kantor
Pos Pasar Baru adalah satu – satunya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
dibawah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang khusus menangani pelayanan dan
semakin meningkatnya jumlah pengirimaan barang kiriman pos dari dan ke luar negeri.
Seiring dengan bertambahnya volume pengiriman barang kiriman pos dari dan ke luar negeri
tersebut, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Trade Facilitator, Industrial
bea masuk dan pajak dalam rangka impor DJBC juga memunyai peranan penting dalam
Lapangan Banteng Utara No.1, Jakarta Pusat, KPPBC Tipe Madya Pabean C Kantor Pos
Pasar Baru, mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan yang prima dan pengawasan
yang efektif kepada pengguna jasa layanan kiriman pos internasional dengan melaksanakan
cara kerja yang cepat, efisiensi, transparan dan responsive terhadap kebutuhan pengguna jasa
Dalam mengoptimalkan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, KPPBC Tipe
Madya Pabean C Kantor Pos Pasar Baru mengemban amanah untuk menjadi kantor
pelayanan yang bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai dan Sumber Daya Manusia yang berintegritas tinggi, Professional,
Dengan demikian KPPBC Tipe Madya Pabean C Kantor Pos Pasar Baru terus
berusaha, berdoa dan bertekad melanjutkan reformasi birokrasi, mengemban dan menjunjung
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya
Pabean
1. Visi:
Mendukung visi DJBC menjadi institusi kepabeanan dan cukai yang terkemuka di dunia
2. Misi:
a. Kami memberikan pelayanan terbaik melalui jasa kiriman pos internasional sesuai
4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe
Madya Pabean
1. Struktur Organisasi
Dengan adanya pembagian struktur maka pekerjaan menjadi dapat dikontrol dengan
baik. Berikut ini struktur yang ada di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan
Kepala Kantor
Sumber: Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean, 2023
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe
Madya Pabean
timbul akibat pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;
10) Pengendalian, pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi dan senjata api
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
urusan rumah tangga, dan perlengkapan dan dan pelaksanaan urusan tata usaha,
d. Seksi Perbendaharaan
Memiliki tugas dan tangung jawab utama melakukan urusan tata persuratan,
analisis beban kerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak
Barang Kena Cukai, penelitian dan penetapan klasifikasi barang, tarif bea
masuk, tarif bea keluar, nilai pabean dan fasilitas impor, penelitian kebenaran
penghitungan bea masuk, bea keluar, cukai, pajak dalam rangka impor dan
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 58 59.8 59.8 59.8
Perempuan 39 40.2 40.2 100.0
Total 97 100.0 100.0
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 58 orang atau 59,8%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 25 Tahun 2 2.1 2.1 2.1
25 - 35 Tahun 19 19.6 19.6 21.6
36 - 45 Tahun 42 43.3 43.3 64.9
46 - 50 Tahun 20 20.6 20.6 85.6
> 50 Tahun 14 14.4 14.4 100.0
Total 97 100.0 100.0
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, responden yang berusia kurang dari 25
tahun sebanyak 2 orang atau 2,1%, yang berusia antara 25-35 tahun sebanyak 19 orang
atau 19,76%, yang berusia antara 36-45 tahun sebanyak 42 orang atau 43,3%, yang
berusia antara 46-50 tahun sebanyak 20 orang atau 20,6% dan yang berusia lebih dari 50
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMA Sederajat 2 2.1 2.1 2.1
Diploma 8 8.2 8.2 10.3
Sarjana (S1) 83 85.6 85.6 95.9
Magister (S2) 4 4.1 4.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
Sumber: Data diolah, 2023
sederajat sebanyak 2 orang atau 2,1%, Diploma sebanyak 8 orang atau 8,2%, yang
berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 83 orang atau 85,6% dan responden yang
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 2 Tahun 2 2.1 2.1 2.1
3 - 4 Tahun 18 18.6 18.6 20.6
5 - 6 Tahun 43 44.3 44.3 64.9
> 6 Tahun 34 35.1 35.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, responden yang bekerja kurang dari 2 tahun
sebanyak 2 orang atau 2,1%, yang bekerja antara 3-4 tahun sebanyak 18 orang atau
18,6%, yang bekerja antara 5-6 tahun sebanyak 43 orang atau 44,3% dan yang telah
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja (X1), motivasi
kerja (X2) dan kinerja pegawai (Y). Dalam menganalisis, penulis menggunakan analisa
subyek penelitian sehubungan dengan variabel yang diteliti. Sebelum dilakukan analisis,
memberikan skor total dengan jumlah item dari variabel yang dibobot, melalui pertanyaaan
pernyataan mengandung 5 alternatif jawaban dengan menentukan rentang skala dari setiap
variabel dapat ditetapkan interval untuk memberikan interpretasi berdasar baik dan tidak
Tabel 4.5
Tabel Interval Tanggapan Responden
Rentang Skala Keterangan / Kriteria Disingkat
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Baik STS /STB
1,80 – 2,59 Tidak Setuju / Tidak Baik TS / TB
2,60 – 3,39 Kurang Setuju / Kurang Baik KS / KB
3,40 – 4,19 Setuju / Baik S/B
4,19 – 5,00 Sangat Setuju / Sangat Baik SS / SB
Sumber: Sugiyono (2018:95)
Berdasar pada kriteria di atas, maka dapat dilakukan penilain atau jawaban responden
Kriteria obyek yang diteliti berdasarkan pada tanggapan responden pada butir
pertanyaan variabel lingkungan kerja (X1) memperoleh jawaban yang beragam, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Jawaban Responden Variabel Lingkungan Kerja (X1)
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
1. Penerangan
1 Saya merasa pencahayaan
di ruangan masih kurang 9 30 44 12 2 323 97 3.33 KB
terang
2 Institusi sudah
memberikan pencahayaan 15 40 39 2 1 357 97 3.68 B
yang cukup
Jumlah 24 70 83 14 3 680 194 Rata2
Persentase 42.8
12.4% 36.1% 7.2% 1.5% 100% Rata2 3.51 B
%
2. Suhu udara di ruangan
3 Institusi sudah
memberikan fasilitas Ac 20 39 38 0 0 370 97 3.81 B
di ruangan kerja
4 Suasana ruang kerja
dirasakan cukup nyaman 25 41 29 2 0 380 97 3.92 B
dalam bekerja
Jumlah 45 80 67 2 0 750 194 Rata2
Persentase 34.5
23.2% 41.2% 1.0% 0.0% 100% Rata2 3.87 B
%
3. Keamanan dalam bekerja
5 Institusi sudah
memfasilitasi peralatan 18 50 29 0 0 377 97 3.89 B
keamanan dalam bekerja
6 Institusi memiliki tenaga
16 53 27 1 0 375 97 3.87 B
keamanan yang cukup
Jumlah 34 103 56 1 0 752 194 Rata2
Persentase 28.9
17.5% 53.1% 0.5% 0.0% 100% Rata2 3.88 B
%
4. Privasi ruang kerja
7 Institusi sudah mendesain
ruang kerja agar
24 47 26 0 0 386 97 3.98 B
karyawan tidak terganggu
dengan kebisingan
8 Saya merasa suasananya
yang ada di tempat kerja
17 57 23 0 0 382 97 3.94 B
nyaman karena jauh dari
suara bising
Jumlah 41 104 49 0 0 768 194 Rata2
Persentase 25.3
21.1% 53.6% 0.0% 0.0% 100% Rata2 3.96 B
%
5. Fasilitas kerja
9 Saya mendapatkan
fasilitas dari institusi yang 16 49 30 2 0 370 97 3.81 B
memadai
10 Fasilitas yang diberikan
dapat menunjang 11 36 48 1 1 346 97 3.57 B
pekerjaan saya
Jumlah 27 85 78 3 1 716 194 Rata2
Persentase 40.2
13.9% 43.8% 1.5% 0.5% 100% Rata2 3.69 B
%
6. Penggunaan warna/dekorasi ruangan
11 Institusi sudah melakukan 14 41 40 2 0 358 97 3.69 B
dekorasi di setiap ruang
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
kerja
12 Suasana dilingkungan
kerja cukup 14 24 48 7 4 328 97 3.38 KB
menyenangkan
Jumlah 28 65 88 9 4 686 194 Rata2
Persentase 45.4
14.4% 33.5% 4.6% 2.1% 100% Rata2 3.69 B
%
TOTAL 199 507 421 29 8 4352 1164 Rata2
Persentase 17.1% 43.6% 36.2% 2.5% 0.7% 100% Rata2 3.76 B
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, tanggapan responden atas pernyataan variabel
lingkungan kerja diperoleh rata-rata skor sebesar 3,76 dimana skor tersebut termasuk pada
rentang skala 3,40-4,19 dengan kriteria setuju, artinya mayoritas responden memberikan
jawaban setuju.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 17,1%, responden yang
menjawab setuju (S) sebanyak 43,6%, namun responden yang menjawab kurang setuju
(KS) sebanyak 36,2%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 2,5%, dan
Kriteria obyek yang diteliti berdasarkan pada tanggapan responden pada butir
pertanyaan variabel motivasi kerja (X2) memperoleh jawaban yang beragam, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja (X2)
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
1. Kebutuhan fisiologis
1 Institusi gaji dari institusi
sudah sesuai dengan 11 42 39 4 1 349 97 3.60 B
keinginan pegawai
2 Gaji yang diberikan
institusi sudah sesuai 8 25 56 8 0 324 97 3.34 KB
dengan harapan pegawai
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
Jumlah 19 67 95 12 1 673 194 Rata2
Persentase 49.0
9.8% 34.5% 6.2% 0.5% 100% Rata2 3.47 B
%
2. Kebutuhan rasa aman
3 Guna menjamin
ketenangan dalam
bekerja, institusi
13 26 46 10 2 329 97 3.39 KB
memberikan asuransi
yang layak kepada
seluruh pegawai
4 Institusi menyediakan
peralatan kerja yang sesuai
dalam menjamin 24 43 27 2 1 378 97 3.90 B
keamanan kerja
pegawainya
Jumlah 37 69 73 12 3 707 194 Rata2
Persentase 37.6
19.1% 35.6% 6.2% 1.5% 100% Rata2 3.64 B
%
3. Kebutuhan sosial
5 Pimpinan selalu
melibatkan pegawai
dalam setiap pengambilan
18 42 37 0 0 369 97 3.80 B
keputusan yang
menyangkut kepentingan
pegawai
6 Atasan selalu mendorong
pegawai untuk mampu
14 54 29 0 0 373 97 3.85 B
bekerjasama dengan unit
kerja lain
Jumlah 32 96 66 0 0 742 194 Rata2
Persentase 34.0
16.5% 49.5% 0.0% 0.0% 100% Rata2 3.82 B
%
4. Kebutuhan penghargaan
7 Pimpinan memberikan
penghargaan pada
pegawai dalam 23 40 34 0 0 377 97 3.89 B
menjalankan
pekerjaannya
8 Institusi memberikan
reward pada pegawai
18 48 31 0 0 375 97 3.87 B
yang memiliki prestasi
kerja
Jumlah 41 88 65 0 0 752 194 Rata2
Persentase 33.5
21.1% 45.4% 0.0% 0.0% 100% Rata2 3.88 B
%
5. Kebutuhan aktualisasi diri
9 Institusi menempatkan
pegawai pada unit kerja
21 45 30 0 1 376 97 3.88 B
tertentu sesuai dengan
kemampuannya
10 Institusi memberikan
kesempatan pada pegawai
27 39 30 0 1 382 97 3.94 B
untuk mengembangkan
potensi dirinya
Jumlah 48 84 60 0 2 758 194 Rata2
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
Persentase 30.9
24.7% 43.3% 0.0% 1.0% 100% Rata2 3.91 B
%
TOTAL 177 404 359 24 6 3632 970 Rata2
Persentase 18.2% 41.6% 37.0% 2.5% 0.6% 100% Rata2 3.74 B
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, tanggapan responden atas pernyataan variabel
motivasi kerja diperoleh rata-rata skor sebesar 3,74 dimana skor tersebut termasuk pada
rentang skala 3,40-4,19 dengan kriteria setuju, artinya mayoritas responden memberikan
jawaban setuju.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18,2%, responden yang
menjawab setuju (S) sebanyak 41,6%, namun responden yang menjawab kurang setuju
(KS) sebanyak 37,0%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 2,5%, dan
Kriteria obyek yang diteliti berdasarkan pada tanggapan responden pada butir
pertanyaan variabel kinerja pegawai (Y) memperoleh jawaban yang beragam, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Jawaban Responden Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
1. Kualitas kerja
1 Pegawai mampu
mengerjakan pekerjaan
10 29 43 13 2 323 97 3.33 KB
sesuai dengan standar
yang dibuat institusi
2 Pegawai mampu
menyelesaikan pekerjaan
18 47 32 0 0 374 97 3.86 B
sesuai urutan yang sudah
ditentukan
Jumlah 28 76 75 13 2 697 194 Rata2
Kriteria Jawaban Mean
No Pernyataan SS S KS TS STS Total Jumlah Skor Ket
5 4 3 2 1
Persentase 38.7
14.4% 39.2% 6.7% 1.0% 100% Rata2 3.59 B
%
2. Kuantitas kerja
3 Pegawai mampu
mencapai target pekerjaan 15 47 33 2 0 366 97 3.77 B
yang diberikan institusi
4 Hasil kinerja pegawai
melebihi hasil yang telah 26 52 18 1 0 394 97 4.06 B
ditetapkan oleh institusi
Jumlah 41 99 51 3 0 760 194 Rata2
Persentase 26.3
21.1% 51.0% 1.5% 0.0% 100% Rata2 3.92 B
%
3. Pengetahuan kerja
5 Pegawai memiliki
pengetahuan terkait
15 54 28 0 0 375 97 3.87 B
pekerjaan yang menjadi
tnaggung jawabnya
6 Pegawai memiliki
kemampuan yang baik
13 56 28 0 0 373 97 3.85 B
dalam setiap tahapan
pekerjaannya
Jumlah 28 110 56 0 0 748 194 Rata2
Persentase 28.9
14.4% 56.7% 0.0% 0.0% 100% Rata2 3.86 B
%
4. Pelaksanaan tugas/pekerjaan
7 Pegawai mampu
melaksanakan tugas 23 49 25 0 0 386 97 3.98 B
sesuai dengan jobdes nya
8 Pegawai mampu
melaksanakan tugas dan
kewajibannya sesuai 20 50 27 0 0 381 97 3.93 B
dengan waktu yang
ditentukan
Jumlah 43 99 52 0 0 767 194 Rata2
Persentase 26.8
22.2% 51.0% 0.0% 0.0% 100% Rata2 3.95 B
%
5. Tanggung jawab pekerjaan
9 Pegawai bertanggung
jawab penuh atas
24 43 29 0 1 380 97 3.92 B
pekerjaan yang diberikan
kepada pegawai
10 Pegawai sudah terbiasa
dengan tidak menunda- 20 44 32 0 1 373 97 3.85 B
nunda pekerjaannya
Jumlah 44 87 61 0 2 753 194 Rata2
Persentase 31.4
22.7% 44.8% 0.0% 1.0% 100% Rata2 3.88 B
%
TOTAL 184 471 295 16 4 3725 970 Rata2
Persentase 19.0% 48.6% 30.4% 1.6% 0.4% 100% Rata2 3.84 B
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, tanggapan responden atas pernyataan variabel
kinerja pegawai diperoleh rata-rata skor sebesar 3,84 dimana skor tersebut termasuk pada
rentang skala 3,40-4,19 dengan kriteria setuju, artinya mayoritas responden memberikan
jawaban setuju.
Responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 19,0%, responden yang
menjawab setuju (S) sebanyak 48,6%, namun responden yang menjawab kurang setuju
(KS) sebanyak 30,4%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 1,6%, dan
Pengujian instrumen data diperlukan untuk mengetahui bahwa variabel yang diteliti
memiliki fungsi sebagai alat pembuktian meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
pertanyaan pada kuesioner valid atau tidak. Untuk mengolah uji validitas, peneliti
b. Jika nilai r hitung < r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X1)
No Kuesioner r hitung r tabel Keterangan
1 Saya merasa pencahayaan di ruangan
0.326 0.200 Valid
masih kurang terang
2 Institusi sudah memberikan pencahayaan
0.573 0.200 Valid
yang cukup
3 Institusi sudah memberikan fasilitas Ac di
0.614 0.200 Valid
ruangan kerja
4 Suasana ruang kerja dirasakan cukup
0.521 0.200 Valid
nyaman dalam bekerja
5 Institusi sudah memfasilitasi peralatan
0.636 0.200 Valid
keamanan dalam bekerja
No Kuesioner r hitung r tabel Keterangan
6 Institusi memiliki tenaga keamanan yang
0.518 0.200 Valid
cukup
7 Institusi sudah mendesain ruang kerja agar
karyawan tidak terganggu dengan 0.651 0.200 Valid
kebisingan
8 Saya merasa suasananya yang ada di
tempat kerja nyaman karena jauh dari 0.659 0.200 Valid
suara bising
9 Saya mendapatkan fasilitas dari institusi
0.634 0.200 Valid
yang memadai
10 Fasilitas yang diberikan dapat menunjang
0.421 0.200 Valid
pekerjaan saya
11 Institusi sudah melakukan dekorasi di
0.433 0.200 Valid
setiap ruang kerja
12 Suasana dilingkungan kerja cukup
0.480 0.200 Valid
menyenangkan
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, variabel lingkungan kerja (X1) diperoleh nilai
r hitung > r tabel (0.200), dengan demikian maka semua item kuesioner dinyatakan valid.
Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X2)
No Kuesioner r hitung r tabel Keterangan
1 Institusi gaji dari institusi sudah sesuai
0.378 0.200 Valid
dengan keinginan pegawai
2 Gaji yang diberikan institusi sudah sesuai
0.434 0.200 Valid
dengan harapan pegawai
3 Guna menjamin ketenangan dalam
bekerja, institusi memberikan asuransi 0.392 0.200 Valid
yang layak kepada seluruh pegawai
4 Institusi menyediakan peralatan kerja yang
sesuai dalam menjamin keamanan kerja 0.514 0.200 Valid
pegawainya
5 Pimpinan selalu melibatkan pegawai
dalam setiap pengambilan keputusan yang 0.670 0.200 Valid
menyangkut kepentingan pegawai
6 Atasan selalu mendorong pegawai untuk
0.585 0.200 Valid
mampu bekerjasama dengan unit kerja lain
7 Pimpinan memberikan penghargaan pada
0.759 0.200 Valid
pegawai dalam menjalankan pekerjaannya
8 Institusi memberikan reward pada
0.672 0.200 Valid
pegawai yang memiliki prestasi kerja
No Kuesioner r hitung r tabel Keterangan
9 Institusi menempatkan pegawai pada unit
kerja tertentu sesuai dengan 0.534 0.200 Valid
kemampuannya
10 Institusi memberikan kesempatan pada
pegawai untuk mengembangkan potensi 0.643 0.200 Valid
dirinya
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, variabel motivasi kerja (X2) diperoleh nilai r
hitung > r tabel (0.200), dengan demikian maka semua item kuesioner dinyatakan valid.
Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
No Kuesioner r hitung r tabel Keterangan
1 Pegawai mampu mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan standar yang dibuat 0.328 0.200 Valid
institusi
2 Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan
0.650 0.200 Valid
sesuai urutan yang sudah ditentukan
3 Pegawai mampu mencapai target
0.346 0.200 Valid
pekerjaan yang diberikan institusi
4 Hasil kinerja pegawai melebihi hasil yang
0.486 0.200 Valid
telah ditetapkan oleh institusi
5 Pegawai memiliki pengetahuan terkait
pekerjaan yang menjadi tnaggung 0.695 0.200 Valid
jawabnya
6 Pegawai memiliki kemampuan yang baik
0.482 0.200 Valid
dalam setiap tahapan pekerjaannya
7 Pegawai mampu melaksanakan tugas
0.737 0.200 Valid
sesuai dengan jobdes nya
8 Pegawai mampu melaksanakan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan waktu yang 0.554 0.200 Valid
ditentukan
9 Pegawai bertanggung jawab penuh atas
0.640 0.200 Valid
pekerjaan yang diberikan kepada pegawai
10 Pegawai sudah terbiasa dengan tidak
0.490 0.200 Valid
menunda-nunda pekerjaannya
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan data pada tabel di atas, variabel kinerja pegawai (Y) diperoleh nilai
r hitung > r tabel (0.200), dengan demikian maka semua item kuesioner dinyatakan valid.
Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen.
handal atau tidak. Menurut Ghozali (2017:47) “uji Reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu”. Adapun kriteria atau ketentuan dalam
memutuskan pernyataan tersebut reliabel atau tidak, berikut ini untuk ketentuannya:
b. Jika nilai cronbatch alpha < 0,600, maka instrumen tidak reliabel.
software Statistical Package for Social Science (SPSS) for window Versi 26, yang
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbatch Standar Cronbatch Keterangan
Variabel Alpha Alpha
Lingkungan Kerja (X1) 0.766 0.600 Reliabel
Motivasi Kerja (X2) 0.745 0.600 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0.718 0.600 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2023
lingkungan kerja (X1), motivasi kerja (X2) dan kinerja pegawai (Y) dinyatakan reliabel,
hal itu dibuktikan dengan masing-masing variabel memiliki nilai cronbatch alpha lebih
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan data, atau keberartian
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga hasil analisis dapat
diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan terhindar dari kelemahan-kelemahan yang
terjadi karena masih adanya gejala-gejala asumsi klasik atau layak atau tidak data yang
program SPSS Versi 26. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah terdiri
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
dengan membandingkan antara nilai signifikansi dengan 0,050 dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kinerja Pegawai (Y) .083 97 .095 .987 97 .428
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi 0,095
> 0,050. Dengan demikian maka asumsi distribusi persamaan pada uji ini adalah normal.
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan grafik probability
plot dimana residual variabel dapat dideteksi dengan melihat penyebaran titik-titik
residual mengikuti arah garis diagonal, dan hal itu sesuai dengan hasil diagram
penyebaran yang diolah dengan SPSS Versi 26 seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.2
Grafik P-P Plot Hasil Uji Normalitas
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot
menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik yang menyebar disekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Oleh karena ini dapat
2. Uji Multikolinearitas
Uji mutlikolinearitas dilakukan untuk meyakini bahwa antar variabel bebas tidak
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance Value dan Variance
multikoliniearitas
b. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance value < 1 maka tidak terjadi gejala
multikoliniearitas.
Tabel 4.14
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 6.759 2.635 2.566 .012
Lingkungan Kerja (X1) .399 .060 .497 6.651 .000 .748 1.336
Motivasi (X2) .367 .068 .401 5.374 .000 .748 1.336
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
tolerance variabel lingkungan kerja sebesar 0,748 dan motivasi kerja sebesar 0,748 nilai
tersebut kurang dari 1, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel lingkungan
kerja sebesar 1,336 dan variabel motivasi kerja sebesar 1,336 nilai tersebut kurang dari
10. Dengan demikian model regresi ini dinyatakan tidak ada gangguan multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
dengan kriteria atau pedoman dalam interpretasi. Adapun kriteria pedoman Uji Darbin-
Watson (DW Test) yang menjadi acuannya adalah sebagai berikut ini:
Tabel 4.15
Pedoman Interpretasi Uji Durbin-Watson
Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada gangguan autokorelasi
1,100 – 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada gangguan autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada gangguan autokorelasi
Sumber: Sugiyono (2018:184)
Tabel 4.16
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .780 .608 .599 2.47793 2.145
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Lingkungan Kerja (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, model regresi ini tidak ada
autokorelasi, hal ini dibuktikan dengan nilai Durbin-Watson sebesar 2,145 yang berada
4. Uji Heteroskedastisitas
model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual. Salah satu cara untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser dimana hasil uji ini dapat
dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual
pengamatan ke pengamatan lain. Adapun ketentuan terjadi dan tidak terjadi gangguan
a. Jika variabel independen (X) memiliki nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi
gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika variabel independent (X) memiliki nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.570 1.747 -.326 .745
Lingkungan Kerja (X1) .023 .040 .068 .575 .567
Motivasi Kerja (X2) .036 .045 .094 .799 .426
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, glejser test model pada variabel
lingkungan kerja (X1) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,567 dan motivasi kerja (X2)
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,426 dimana keduanya nilai signifikansi (Sig.) >
0,05. Dengan demikian regression model pada data ini tidak ada gangguan
heteroskesdastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai sebagai data penelitian.
Pengujian juga dapat dilakukan dengan melihat grafik scatter plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika titik-titik membentuk pola tertentu seperti gelombang besar melebar dan
b. Jika titik-titik menyebar tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi
gangguan heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Grafik Scatter Plot Hasil Uji Heteroskedastisitas
mempunyai pola penyebaran yang jelas atau tidak membentuk pola tertentu. Dengan
menganalisis signifikansi dari perngaruh tersebut. Pada analisis ini dilakukan terhadap
Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X 1
dan X2 terhadap variabel Y. Dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja (X1) dan motivasi
kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) baik secara parsial maupun secara simultan. Berikut
ini hasil pengolahan regresi dengan SPSS Versi 26, sebagai berikut
Tabel 4.18
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Lingkungan Kerja (X1) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.241 2.664 4.971 .000
Lingkungan Kerja (X1) .561 .059 .698 9.501 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi
Y = 13,241 + 0,561X1. Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 13,241 diartikan bahwa jika variabel lingkungan kerja (X1) tidak
ada maka telah terdapat nilai kinerja pegawai (Y) sebesar 13,241 point.
b. Nilai koefisien regresi lingkungan kerja (X1) sebesar 0,561 diartikan apabila konstanta
tetap dan tidak ada perubahan pada variabel motivasi kerja (X2), maka setiap perubahan 1
unit pada variabel lingkungan kerja (X1) akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
Tabel 4.19
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 16.133 2.685 6.008 .000
Motivasi Kerja (X2) .595 .071 .650 8.347 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan
regresi Y = 16,133 + 0,595X2. Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 16,133 diartikan bahwa jika variabel motivasi kerja (X2)
tidak ada, maka telah terdapat nilai kinerja pegawai (Y) sebesar 16,133 point.
b. Nilai koefisien regresi motivasi kerja (X2) sebesar 0,595 diartikan apabila
konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada variabel lingkungan kerja (X1), maka
setiap perubahan 1 unit pada variabel motivasi kerja (X2) akan mengakibatkan
Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Lingkungan Kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X2)
Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.759 2.635 2.566 .012
Lingkungan kerja (X1) .399 .060 .497 6.651 .000
Motivasi Kerja (X2) .367 .068 .401 5.374 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan
regresi Y = 6,759 + 0,399X1 + 0,367X2. Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 6,759 diartikan bahwa jika variabel lingkungan kerja (X 1) dan
motivasi kerja (X2) tidak dipertimbangkan maka kinerja pegawai (Y) hanya akan bernilai
b. Nilai lingkungan kerja (X1) sebesar 0,399 diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada
perubahan pada variabel motivasi kerja (X2), maka setiap perubahan 1 unit pada variabel
lingkungan kerja (X1) akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kinerja pegawai
c. Nilai motivasi kerja (X2) sebesar 0,367 diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada
perubahan pada variabel lingkungan kerja (X 1), maka setiap perubahan 1 unit pada
variabel motivasi kerja (X2) akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kinerja
Tabel 4.21
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 s/d 0,199 Sangat Rendah
0,200 s/d 0,399 Rendah
0,400 s/d 0,599 Sedang
0,600 s/d 0,799 Kuat
0,800 s/d 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2019:184)
Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial Lingkungan Kerja (X1) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Correlationsb
Lingkungan Kerja (X1) Kinerja Pegawai (Y)
Lingkungan Kerja (X1) Pearson Correlation 1 .698**
Sig. (2-tailed) .000
Kinerja Pegawai (Y) Pearson Correlation .698** 1
Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Listwise N=97
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,698 dimana nilai tersebut berada pada interval 0,600 s/d 0,799 artinya kedua
Tabel 4.23
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Correlationsb
Motivasi (X2) Kinerja Pegawai (Y)
Motivasi (X2) Pearson Correlation 1 .650**
Sig. (2-tailed) .000
Kinerja Pegawai (Y) Pearson Correlation .650** 1
Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Listwise N=97
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,650 dimana nilai tersebut berada pada interval 0,600 s/d 0,799 artinya
Tabel 4.24
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Simultan Lingkungan Kerja (X1) dan Motivasi
Kerja (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .780 .608 .599 2.47793
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Lingkungan Kerja (X1)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,780 dimana nilai tersebut berada pada interval 0,600 s/d 0,799 artinya variabel
lingkungan kerja dan motivasi kerja mempunyai tingkat hubungan yang kuat terhadap
kinerja pegawai.
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun
simultan), dalam penelitian ini adalah variabel lingkungan kerja (X1) dan motivasi kerja (X2)
terhadap kinerja pegawai (Y). Berikut ini hasil perhitungan koefisien determinasi yang diolah
Tabel 4.25
Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Parsial Lingkungan Kerja (X1) Terhadap
Kinerja Pegawai (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .698 .487 .482 2.81814
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X1)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi
sebesar 0,487 maka dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh
terhadap variabel kinerja pegawai sebesar 48,7% sedangkan sisanya sebesar (100-48,7%) =
Tabel 4.26
Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Parsial Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .650 .423 .417 2.98909
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,423 maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja
berpengaruh terhadap variabel kinerja pegawai sebesar 42,3% sedangkan sisanya sebesar
Tabel 4.27
Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Simultan Lingkungan Kerja (X1) dan Motivasi
Kerja (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .780 .608 .599 2.47793
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Lingkungan Kerja (X1)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,608 maka dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja dan
motivasi kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja pegawai sebesar 60,8% sedangkan
sisanya sebesar (100-60,8%) = 39,2% dipengaruhi faktor lain yang tidak dilakukan
penelitian.
4. Pengujian Hipotesis.
a. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t).
Pengujian hipotesis variabel lingkungan kerja (X1) dan motivasi kerja (X2)
terhadap kinerja pegawai (Y) dilakukan dengan uji t (uji secara parsial). Dalam
antara nilai t hitung dengan t tabel yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
Adapun untuk menentukan besarnya nilai t tabel dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
α = tarif nyata 5%
Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau signifikansi < 0,05.
kinerja pegawai
kinerja pegawai
Adapun hasil pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 26, dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.28
Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Variabel Lingkungan Kerja (X1) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.241 2.664 4.971 .000
Lingkungan Kerja (X1) .561 .059 .698 9.501 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai t hitung > t tabel
atau (9,501 > 1,985) Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai signifikansi < 0,050 atau
(0,000 < 0,050). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini
kinerja pegawai
pegawai
Adapun hasil pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 26, dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.29
Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Variabel Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 16.133 2.685 6.008 .000
Motivasi Kerja (X2) .595 .071 .650 8.347 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai t hitung > t tabel
atau (8,347 > 1,985). Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai signifikansi < 0,050
atau (0,000 < 0,050). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H2 diterima, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai
Untuk pengujian pengaruh variabel lingkungan kerja dan motivasi kerja secara
simultan terhadap kinerja pegawai dilakukan dengan uji statistik F (uji simultan)
(0,05) yaitu membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan
sebagai berikut:
Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau signifikansi < 0,050.
Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30
Hasil Uji Hipotesis (Uji F) Secara Simultan Lingkungan Kerja (X1) dan
Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 894.146 2 447.073 72.811 .000b
Residual 577.174 94 6.140
Total 1471.320 96
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Lingkungan Kerja (X1)
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai F hitung >F
tabel atau (72,811 > 2,700), hal ini juga diperkuat dengan signifikansi < 0,050 atau
(0,000 < 0,050). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H3 diterima, hal ini
Total mean skor variabel lingkungan kerja adalah sebesar 3,76 yang termasuk
kategori baik. Berdasarkan rata-rata jawaban responden, mayoritas merespon positif atas
jawaban sangat baik (SB), sebanyak 43,6% memberikan jawaban baik (B), namun masih
ada responden sebanyak 36,2% yang memberikan jawaban kurang baik (KB), sebanyak
2,5% memberikan jawaban tidak baik (TB), dan sebanyak 0,7% memberikan jawaban
Total mean skor variabel motivasi kerja adalah sebesar 3,74 yang termasuk
kategori baik. Berdasarkan rata-rata jawaban responden, mayoritas merespon positif atas
jawaban sangat baik (SB), sebanyak 41,6% memberikan jawaban baik (B), namun masih
ada responden sebanyak 37,0% yang memberikan jawaban kurang baik (KB), sebanyak
2,5% memberikan jawaban tidak baik (TB), dan sebanyak 0,6% memberikan jawaban
Total mean skor variabel kinerja pegawai adalah sebesar 3,84 yang termasuk
kategori baik. Berdasarkan rata-rata jawaban responden, mayoritas merespon positif atas
jawaban sangat baik (SB), sebanyak 48,6% memberikan jawaban baik (B), namun masih
ada responden sebanyak 30,4% yang memberikan jawaban kurang baik (KB), sebanyak
1,6% memberikan jawaban tidak baik (TB), dan sebanyak 0,4% memberikan jawaban
mempunyai tingkat hubungan yang kuat. Nilai determinasi atau kontribusi pengaruhnya
sebesar 0,487 atau sebesar 48,7% sedangkan sisanya sebesar 51,3% dipengaruhi oleh
faktor lain. Uji hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel atau (9,501 > 1,985). Dengan
Hasil penelitian yang penulis lakukan ini, mendukung hasil penelitian yang telah
Karyawan Pada PT. Pos Indonesia Depok. Dimana dalam penelitiannya menghasilkan
dengan kontribusi pengaruh sebesar 97,2% dan uji hipotesis diperoleh t hitung > t tabel
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iherwin
Tri Munardi. Tjipto Djuhartono. Nur Sodik (2021) Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
karyawan dengan kontribusi pengaruh sebesar 75,5% dan uji hipotesis diperoleh t hitung
0,595X2, nilai koefisien korelasi sebesar 0,650 artinya kedua variabel mempunyai tingkat
hubungan yang kuat. Nilai determinasi atau kontribusi pengaruhnya sebesar 0,423 atau
sebesar 42,3% sedangkan sisanya sebesar 57,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji
hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel atau (8,347 > 1,985). Dengan demikian H0
ditolak dan H2 diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja
Hasil penelitian yang penulis lakukan ini, mendukung hasil penelitian yang telah
Karyawan Pada Hana Bank Kantor Pusat Jakarta. Dimana dalam penelitiannya
karyawan dengan persamaan regresi Y = 8,7335 + 0,866X, nilai korelasi sebesar 0,783
dan determinasi sebesar 61,3%. Uji hipotesis diperoleh t hitung > t tabel (12,193 >
1,986).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
0,249X, dan determinasi sebesar 60,8%. Uji hipotesis diperoleh t hitung > t tabel (9,070
> 1,674).
3. Pengaruh Lingkungan Kerja (X1) Dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
motivasi kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dengan diperoleh
persamaan regresi Y = 6,759 + 0,399X1 + 0,367X2. Nlai koefisien korelasi atau tingkat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat diperoleh sebesar 0,780 artinya
memiliki hubungan yang kuat. Nilai koefisien determinasi atau kontribusi pengaruhnya
secara simutan sebesar 60,8% sedangkan sisanya sebesar 39,2% dipengaruhi oleh faktor
lain. Uji hipotesis diperoleh nilai F hitung > Ftabel atau (72,811 > 2,700). Dengan demikian
H0 ditolak dan H3 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
Hasil penelitian yang penulis lakukan ini, mendukung hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Nurmin Arianto, Hadi Kurniawan (2020) Pengaruh Motivasi Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Pertanian Kabupaten Supiori,
persamaan regresi Y = 7,157 + 0,551X1 + 0,275X2, Determinasi sebesar 68,1% dan uji
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yan
Kristian, Agus Suhartono (2020) Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Bangkit Maju Bersama. Dimana dalam penelitiannya
signifikan terhadap kinerja karyawan dengan determinasi sebesar 71,0% dan uji hipotesis
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dan dari hasil analisis serta
pembahasan mengenai pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja
regresi Y = 13,241 + 0,561X1, nilai korelasi sebesar 0,698 artinya kedua variabel
memiliki tingkat hubungan yang kuat. Nilai koefisien determinasi sebesar 48,7% dan uji
hipotesis diperoleh t hitung > t tabel atau (9,501 > 1,985). Dengan demikian H0 ditolak
dan H1 diterima artinya terdapat pengaruh signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai.
regresi Y = 16,133 + 0,595X2 nilai korelasi sebesar 0,650 artinya kedua variabel
memiliki tingkat hubungan yang kuat. Nilai koefisien determinasi sebesar 42,3% dan uji
hipotesis diperoleh t hitung > t tabel atau (8,347 > 1,985). Dengan demikian H0 ditolak
dan H2 diterima artinya terdapat pengaruh signifikan motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai.
3. Lingkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
korelasi sebesar 0,780 artinya variabel bebas dengan variabel terikat memiliki tingkat
hubungan yang kuat. Nilai koefisien determinasi sebesar 60,8% sedangkan sisanya
sebesar 39,2% dipengaruhi faktor lain. Uji hipotesis diperoleh nilai F hitung >F tabel atau
(72,811 > 2,700). Dengan demikian H0 ditolak dan H3 diterima. Artinya terdapat
pengaruh signifikan secara simultan lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai.
Penelitian yang dilakukan saai ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan,
Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat
dalam penelitian ini hanya terdiri dari variabel bebas yaitu lingkungan kerja dan motivasi
kerja, sementara tentu masih banyak faktor lainnya yang turut serta memberikan
kontribusi.
Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat.
3. Sampel yang digunakan hanya sebanyak 97 responden saja dan terkadang jawaban yang
diberikan oleh responden bisa saja masih kurang menunjukkan keadaan yang
sesungguhnya. Untuk itu penelitian selanjutnya alangkah lebih komprehensif lagi jika
ditambahkan metode lain lagi seperti wawancara sehingga lebih akurat maupun
5.3 Saran
Berdasarkan pada hasil kesimpulan di atas sebagai hasil penelitian, maka penulis
1. Lingkungan kerja pernyataan yang paling lemah adalah nomor 1 yaitu “Saya merasa
pencahayaan di ruangan sudah cukup terang”, dimana hanya mencapai score sebesar
3,33. Untuk lebih baik lagi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe
Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat harus menambah atau melengkapi
sudut-sudut ruangan di kantor dengan cukup penerangan sehingga pegawai tidak
2. Motivasi kerja pernyataan yang paling lemah adalah nomor 2 yaitu “Gaji yang diberikan
institusi sudah sesuai dengan harapan pegawai”, dimana hanya mencapai score sebesar
3,34. Untuk lebih baik lagi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe
Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat harus mempertimbangkan kenaikan
3. Kinerja pegawai pernyataan yang paling lemah adalah nomor 1 yaitu “Pegawai mampu
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan standar yang dibuat institusi”, dimana hanya
mencapai score sebesar 3,33. Untuk lebih baik lagi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan
Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat harus sering